PKNM Desa Banjarejo Pakis Kabupaten Malang

82
1 JUDUL Pembinaan Warga Masyarakat Desa Banjarejo Kec. Pakis Dalam Upaya Optimalisasi Pertumbuhan Dan Perkembangan Bayi Dan Balita BAB 1 PENDAHULUAN 1. ANALISIS SITUASI A. Geografi Desa Banjarejo mempunyai luas wilayah 371.429 Ha yang mempunyai jumlah lima RW dan 34 RT dengan pembagian: RW 1(7 RT), RW 2(8 RT), RW 3(7 RT), RW 4(6 RT), RW 5(7 RT). Untuk transportasi dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua dan roda empat dengan jarak antara Desa Banjarejo denganPuskesmas Pakis+ 15 Km, Kecamatan+ 15 Km, RSSA+ 16 Km, Kodya+ 10 Km. Adapun batas wilayah sebagai berikut:Utara: Desa Pucang Songo Kec. Pakis, Selatan: Desa Kabingan Kec. Tumpang, Barat: Desa Slamet Kec. TumpangTimur: Desa Kedungrejo Kec. Pakis B. Demografi Berdasarkan data dari kantor statistik keadaan Demografi Desa Banjarejo memiliki jumlah penduduk sebanyak 7.262 jiwa dengan 2.081 Kepala Keluarga.

description

PKNM Desa Banjarejo Kecamatan Pakis Kabupaten Malang

Transcript of PKNM Desa Banjarejo Pakis Kabupaten Malang

Page 1: PKNM Desa Banjarejo Pakis Kabupaten Malang

1

JUDUL

Pembinaan Warga Masyarakat Desa Banjarejo Kec. Pakis Dalam Upaya

Optimalisasi Pertumbuhan Dan Perkembangan Bayi Dan Balita

BAB 1

PENDAHULUAN

1. ANALISIS SITUASI

A. Geografi

Desa Banjarejo mempunyai luas wilayah 371.429 Ha yang mempunyai

jumlah lima RW dan 34 RT dengan pembagian: RW 1(7 RT), RW 2(8 RT), RW

3(7 RT), RW 4(6 RT), RW 5(7 RT).

Untuk transportasi dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua dan roda

empat dengan jarak antara Desa Banjarejo denganPuskesmas Pakis+ 15 Km,

Kecamatan+ 15 Km, RSSA+16 Km, Kodya+ 10 Km.

Adapun batas wilayah sebagai berikut:Utara: Desa Pucang Songo Kec.

Pakis, Selatan: Desa Kabingan Kec. Tumpang, Barat: Desa Slamet Kec.

TumpangTimur: Desa Kedungrejo Kec. Pakis

B. Demografi

Berdasarkan data dari kantor statistik keadaan Demografi Desa Banjarejo

memiliki jumlah penduduk sebanyak 7.262 jiwa dengan 2.081 Kepala Keluarga.

Sedangkan bayi usia 0-12 bulan sebanyak 123 jiwa, dan balita usia 1-4 tahun

sebanyak 503 jiwa.

C. Keadaan Khusus

a. Sarana Kesehatan Pemerintah

Puskesmas Pembantu 1

b. Sarana Kesehatan Swasta

Balai Pengobatan (BP) 0

Dokter Praktek Swasta 2

Bidan Praktek Swasta 2

Rumah Bersalin 2

Page 2: PKNM Desa Banjarejo Pakis Kabupaten Malang

2

c. Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UK3M)

Posyandu 7

Jumlah Kader 35

Jumlah Kader Aktif 35

Posyandu Lansia 1

d. Ketenagaan

Tenaga Di Puskesmas Pembantu

1 Orang Perawat

1 Orang Tenaga Administrasi Honorer

Tenaga Kehatan di Luar Pustu

6 Orang Perawat

3 Orang Bidan

2 Orang Dokter Umum

Dukun Bayi

2 Orang Terlatih

e. Jenis Pelayanan Kesehatan di Pustu

Pelayanan Pengobatan Umum

Pelayanan KIA

Pelayanan KB

f. Jumlah PAUD

Terdapat 1 PAUD “PAUD PELANGI HATI”

Tabel 1: Kondisi Umum Kesehatan pada Bayi/Balita

No. Masalah Deskripsi

1.

Pertumbuhan dan

perkembangan

Pemantauan pertumbuhan dilaksanakan setiap bulan di

Posyandu yang dilaksanakan di 7 pos. Tingkat

kehadiran ibu yang memiliki bayi dan balita /

Desember 2012 masih kurang yaitu sebesar 71,8 %

yaitu sebanyak 406 orang dari 565 bayi/balita yang

terdaftar. Jumlah bayi yang tidak naik / Desember 2012

Page 3: PKNM Desa Banjarejo Pakis Kabupaten Malang

3

sebanyak 46 anak atau 11,3 %.

Pemantauan perkembangan anak pada awalnya telah

dilaksanakan di posyandu. Namun, Berdasarkan

keterangan Bidan Desa pematauan tumbuh kembang

mulai terabaikan disebabkan menumpuknya tugas

kader disebabkan bertambahnya jumlah bayi/balita

yang harus dilayani di Posyandu dengan minimnya

jumlah tenaga kader serta sarana dan prasarana

pemantauan perkembangan.

2. Higiene dan sanitasi

Pada Umumnya masih banyak masyarakat di Desa

yang masih menggunakan sungai sebagai tempat MCK.

Selain itu masalah pembuangan sampah sembarangan

masih menjadi fokus utama penyelesaian masalah desa.

Penyuluhan tentang prilaku hidup bersih dan sehat

pernah disampaikan ke balita di PAUD. Berdasarkan

keterangan kepala PAUD, siswa telah mandiri

mempraktekkan cuci tangan disekolah. Sarana dan

prasarana disekolah pun telah ada antaralain sabun

cuci tangan, tempat air dan air bersih. Namun belum

dapat dipastikan cara mencuci tangan balita di PAUD

telah benar sesuai standart WHO karena saat survey

dilaksanakan sekolah masih libur.

3. Gizi

Jumlah BGM selama 2012 berjumlah 12 anak. peye

bab kejadian ini antara lain rendahnya intake makanan,

kondisi perekonomian rendah dan riwayat BBLR

(Berat Badan Lahir Rendah). Hal ini dapat disebabkan

oleh kondisi status gizi ibu saat hamil tidak baik,

Asupan makronutrient dan mikronutrient yang tidak

adequate.

4. ImunisasiData per desember 2012 menunjukkan 100% bayi

mendapat imunisasi dasar lengkap.

Page 4: PKNM Desa Banjarejo Pakis Kabupaten Malang

4

Analisis USG Tumbuh Kembang

URGENCY KETERANGAN

1 : 2 = 1

1 : 3 = 1

1 : 4 = 1

2 : 3 = 3

2 : 4 = 2

3 : 4 = 3

1 = 3

2 = 1

3 = 2

4 = 0

SERIOUSNESS KETERANGAN

1 : 2 = 1

1 : 3 = 3

1 : 4 = 1

2 : 3 = 2

2 : 4 = 2

3 : 4 = 3

1 = 3

2 = 1

3 = 2

4 = 0

GROWTH KETERANGAN

1 : 2 = 1

1 : 3 = 3

1 : 4 = 1

2 : 3 = 2

2 : 4 = 2

3 : 4 = 3

1 = 2

2 = 2

3 = 2

4 = 0

Keterangan:

1 = Pertumbuhan dan perkembangan

2 = Higiene dan sanitasi

3 = Gizi

4 = Imunisasi

Page 5: PKNM Desa Banjarejo Pakis Kabupaten Malang

5

Dari hasil analisis USG

No. MASALAH U S G TOTAL

1 Pertumbuhan dan

perkembangan

3 3 2 8

2 Higiene dan sanitasi 1 1 2 4

3 Gizi 2 2 2 6

4 Imunisasi 0 0 0 0

2. Perumusan Masalah

1. Bagaimana tingkat pengetahuan ibu mengenai Pertumbuhan dan

perkembangan Bayi / Balita di Desa Banjarejo?

2. Bagaimana praktek penyediaan makanan ibu bayi/balita dalam memenuhi

kebutuhan anak?

3. Bagaimanakah perilaku hidup bersih dan sehat Balita di PAUD “Pelangi

Hati” ?

4. Bagaimana status gizi aktual dan kondisi gigi di PAUD “Pelangi Hati” ?

5. Apakah program pembinan yang diusulkan kelompok 11 dapat

meningkatkan pengetahuan dan kemandirian ibu bayi/balita dalam

memantau pertumbuhan dan perkembangan balita, menyediakan makanan

sehat dan prilaku hidup sehat untuk balita?

3. Tujuan Kegiatan

1. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu mengenai Pertumbuhan dan

perkembangan Bayi / Balita di Desa Banjarejo

2. Mengetahui praktek penyediaan makanan ibu bayi/balita dalam memenuhi

kebutuhan anak

3. Mengetahui perilaku hidup bersih dan sehat Balita di PAUD “Pelangi

Hati”

4. Mengetahui status gizi aktual dan kondisi gigi di PAUD “Pelangi Hati”

5. Mengetahui program pembinan yang diusulkan kelompok 11 dapat

meningkatkan pengetahuan dan kemandirian ibu bayi/balita daln

Page 6: PKNM Desa Banjarejo Pakis Kabupaten Malang

6

memantau pertumbuhan dan perkembangan balita, menyediakan makanan

sehat dan prilaku hidup sehat untuk balita

4. Manfaat Kegiatan

1. Meningkatnya pengetahuan ibu mengenai pertumbuhan dan

perkembangan pada anak sehingga pemantauan pertumbuhan dan

perkembangan anak dapat optimal dan terekam secara mandiri oleh ibu

balita.

2. Meningkatkan pengetahuan dan kemandirian perilaku hidup bersih dan

sehat balita di PAUD Pelangi hati.

3. Memberikan informasi kepada praktisi kesehatan mengenai status gizi

aktual dan kondisi gigi.

4. Meningkatkan kreativitas ibu dalam penyediaan makanan sehat untuk

balita sesuai kebutuhan dengan memanfaatkan sumberdaya alam yang

tersedia.

Page 7: PKNM Desa Banjarejo Pakis Kabupaten Malang

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. TUMBUH KEMBANG

A. Definisi

Tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua peristiwa yang sifatnya

berbeda tetapisaling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan

perkembangan. Pertumbuhanberkaitan dengan masalah perubahan dalam besar,

jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel,organ, maupun individu. Perkembangan

lebih menitikberatkan pada aspek perubahan bentukatau fungsi pematangan organ

tubuh individu, termasuk perubahan aspek sosial atauemosional akibat pengaruh

lingkungan (Markum, 1996).Pertumbuhan memiliki ciri-ciri seperti : perubahan

ukuran, perubahan proporsi,hilangnya sifat lama, dan timbulnya sifat baru.

Sedangkan perkembangan memiliki cirriseperti : melibatkan pertumbuhan,

mempunyai pola yang tetap, mempunyai tahapan yangberurutan, mempunyai

kecepatan yang berbeda, serta berkorelasi dengan pertumbuhan(Fadlyana, 2006).

Perkembangan anak adalah salah satu kebutuhan yang sangat penting

dalam mencapai kemampuan yang optimal, proses perkembangan tersebut

merupakan maturasi organ tubuh terutama sistem saraf pusat (SSP) (Soetjiningsih,

1995; Moersintowati, 2000). Tahapan yang terpenting pada perkembangan anak

adalah pada 3 tahun pertama, karena perkembangan berlangsung dengan pesat dan

menentukan masa depan anak kelak (Narendra M, 2002; Tanuwidjaja, 2002).

Berbagai masalah perkembangan anak seperti keterlambatan motorik, berbahasa,

perilaku, autisme, hiperaktif, dalam beberapa tahun terakhir ini semakin

meningkat, angka kejadian di Amerika serikat berkisar 12-16%,6 Thailand 24%,

dan Argentina 22% (Frankerburg and Doddss, 1992), di Indonesia antara 13%-

18%.

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang

Faktor genetik: berbagai faktor bawaan yang normal dan patologik, jenis

kelamin, suku bangsa

Faktor lingkungan:

Page 8: PKNM Desa Banjarejo Pakis Kabupaten Malang

8

- Faktor pranatal: gizi pada waktu hamil, mekanis, toksin, endokrin, radiasi,

infeksi, stress, imunitas, anoksia embrio

- Faktor postnatal: faktor lingkungan biologis (ras, jenis kelamin, umur, gizi,

kepekaan terhadap penyakit, perawatan kesehatan, penyakit kronis, dan

hormon. Faktor lingkungan fisik (cuaca, musim, sanitasi, keadaan rumah).

Lingkungan sosial (stimulasi, motivasi belajar, stress, kelompok sebaya,

ganjaran atau hukuman yang wajar, cinta dan kasih sayang). Lingkungan

keluarga dan adat istiadat (pekerjaan, pendidikan ayah dan ibu, stabilitas

rumah tangga, kepribadian ayah/ibu, agama, adat-istiadat, norma-norma)

(Arief, 209).

Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang, secara umum dibagi menjadi

3kebutuhan dasar yaitu (Kania, 2006):

1. Kebutuhan fisik-biomedis (”ASUH”), meliputi:pangan/gizi, perawatan

kesehatan dasar: imunisasi, pemberian ASI,penimbangan yang teratur,

pengobatan, pemukiman yang layak, kebersihan perseorangan, sanitasi

lingkungan, pakaian, rekreasi, kesegaran jasmani

2. Kebutuhan emosi/kasih sayang (”ASIH”), meliputi: Kasih sayang dari orang

tua akan menciptakan ikatan yang erat dan, kepercayaan dasar untuk

menjamin tumbuh kembang yang selaras baik, fisik, mental, atau psikososial.

3. Kebutuhan akan stimulasi mental (”ASAH”) meliputi: Stimulasi mental

mengembangkan perkembangan kecerdasan,kemandirian, kreativitas, agama,

kepribadian, moral-etika, produktivitas, dan sebagainya.

Anak yang mendapat ASUH, ASIH, dan ASAH yang memadai akan

mengalamitumbuh kembang yang optimal sesuai dengan potensi genetik yang

dimilikinya.

C. Pemantauan Perkembangan

Skrining perkembangan untuk deteksi dini pada setiap anak penting

dilakukan, terutama pada anaksampai usia 1 tahun agar bila ditemukan

kecurigaanpenyimpangan perkembangan dapat segera dilakukanintervensi dini

sebelum terjadi kelainan.Dari beberapa sumberkepustakaan didapatkan bahwa

intervensi pada anak dengan kecurigaan penyimpanganperkembangan sebaiknya

Page 9: PKNM Desa Banjarejo Pakis Kabupaten Malang

9

dilakukan sebelum usia 3 tahun (Darmosubroto S, 1996). Ada beberapa jenis

alat/cara untuk melakukan penilaian/skrining perkembangan pada seorang anak,

diantaranya yang sudah terbukti menunjukkan sensitivitas dan spesifisitas baik

adalah menggunakan Denver II dan KPSP, namun perbedaannya adalah DDST II

sampai saat ini hanya dapat digunakan pada profesi kesehatan. Tidak pada semua

anak dapat dilakukan skrining perkembangan karena yang biasa melakukan adalah

dokter anak, dan memerlukan biaya cukup mahal, sementara Departemen

Kesehatan RI mengharapkan pada tahun 2010, 80% anak balita sudah dilakukan

skrining perkembangan agar dapat dilakukan intervensi dini terhadap anak yang

dicurigai mengalami gangguan perkembangan (Needlman, 2004). Depkes RI

pada tahun 2005 mengeluarkan revisi buku deteksi dini tumbuh kembang yang

bertujuan identifikasi dini perkembangan anak di tingkat terbawah, yaitu tingkat

kecamatan, berupa kuesioner praskrining perkembangan (KPSP) (Needlman,

2004). KPSP ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan seorang anak apakah

sesuai dengan usianya ataukah ditemukan kecurigaan penyimpangan, KPSP dapat

dilakukan oleh tenaga kesehatan ataupun tenaga non kesehatan yang terlatih

khususnya adalah keluarga. Dalam penulisan artikel ini bertujuan untuk

menjelaskan optimalisasi penggunaan KPSP dalam keluarga sebagai salah satu

upaya pencegahan gangguan perkembangan anak (Direktorat Bina Kesehatan

Keluarga, 1998)

D. Paramater Pertumbuhan Dan Perkembangan

Untuk mengetahui pertumbuhan dapat dilakukan pengukuran berat badan,

tinggi badan, lingkar lengan atas, dan lingkar kepala. Sedangkan untuk

mengetahui Deteksi dini perkembangan anak dilakukan dengan cara

pemeriksaanperkembangan secara berkala, apakah sesuai dengan umur atau telah

terjadipenyimpangan dari perkembangan normal. Empat parameter yang dipakai

dalammenilai perkembangan anak adalah (Kania, 2006):

1. Gerakan motorik kasar (pergerakan dan sikap tubuh).

2. Gerakan motorik halus (menggambar, memegang suatu benda dll).

3. Bahasa (kemampuan merespon suara, mengikuti perintah, berbicaraspontan).

Page 10: PKNM Desa Banjarejo Pakis Kabupaten Malang

10

4. Kepribadian/tingkah laku (bersosialisasi dan berinteraksi

denganlingkungannya).

E. Stimulasi Dalam Tumbuh Kembang Anak

Kemampuan dan tumbuh kembang anak perlu dirangsang oleh orang tua

agaranak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan sesuai umurnya.

Stimulasiadalah perangsangan (penglihatan, bicara, pendengaran, perabaan) yang

datang darilingkungan anak. Anak yang mendapat stimulasi yang terarah akan

lebih cepatberkembang dibandingkan anak yang kurang bahkan tidak mendapat

stimulasi.Stimulasi juga dapat berfungsi sebagai penguat yang bermanfaat bagi

perkembangananak. Berbagai macam stimulasi seperti stimulasi visual

(penglihatan), verbal (bicara),auditif (pendengaran), taktil (sentuhan) dll dapat

mengoptimalkan perkembangananak.

Pemberian stimulasi akan lebih efektif apabila memperhatikan

kebutuhankebutuhananak sesuai dengan tahap-tahap perkembangannya.Pada saat

ini di Indonesia telah dikembangkan program untuk anak-anakprasekolah yang

bertujuan untuk menstimulasi perkembangan anak sedini mungkin,dengan

menggunakan APE (alat permainan edukatif). APE adalah alat permainan

yangdapat mengoptimalkan perkembangan anak disesuaikan dengan usianya dan

tingkatperkembangannya, serta berguna untuk pengembangan aspek fisik

(kegiatan-kegiatanyang menunjang atau merangsang pertumbuhan fisik anak),

aspek bahasa (denganmelatih berbicara, menggunakan kalimat yang benar), aspek

kecerdasan (denganpengenalan suara, ukuran, bentuk, warna dll.), dan aspek

sosial (khususnya dalamhubungannya dengan interaksi antara ibu dan anak,

keluarga, dan masyarakat).

Di bawah ini ada beberapa contoh alat permainan balita dan

perkembanganyang distimuli:

1. Pertumbuhan fisisk/motorik kasar:Sepeda roda tiga/dua, bola, mainan yang

ditarik atau didorong

2. Motorik halus:Gunting, pensil, bola, balok, lilin.

3. Kecerdasan/kognitif:Buku bergambar, buku cerita, puzzle, lego, boneka,

pensil warna, radio.

Page 11: PKNM Desa Banjarejo Pakis Kabupaten Malang

11

4. Bahasa:Buku bergambar, buku cerita, majalah, radio tape, TV

5. Menolong diri sendiri:Gelas/piring plastik, sendok, baju, sepatu, kaos kaki

6. Tingkah laku social:Alat permainan yang dapat dipakai bersama, misalnya

congklak, kotak pasir,bola, tali (Kania, 2006).

2. KESEHATAN GIGI BAYI DAN BALITA

Pertumbuhan fisik terutama batita bertumbuh dengan cepat. Seiring dengan

pertumbuhannya maka diperlukan pemeriksaan secara berkala yang rutin .Salah

satu pemeriksaan yang perlu diperhatikan pada bayi dan balita adalah

pemeriksaan gigi.Hal tersebut sesuai dengan standaryang telah dibuat oleh AAP

(American Academy of Pediatric). Selain itu AAP juga merekomendasikan agar

pemeriksaan rutin batita dilakukan pada usia 12, 15, 18, 24, dan 36 bulan dan

dapat ditambahkan lagi waktu pemeriksaannya menjadi lebh rutin (Ratih, 2008).

Perawatan gig bayi terutama saat pertama kali gigi bayi mulai tumbuh merupakan

hal yang penting karena dapat membantu dalam memperkenalkan si bayi dan

balita cara menjaga kesehatan gigi dan mulut serta membiasakan diri bayi dan

balita dengan perawatan kesehatan gigi dan mulut sehingga mereka tidak akan

terlalu menolak ketika orang tua mulai memperkenalkan sikat gigi. Oleh karena

itu maka perlunya dilaksanakan penyuluhan mengenai cara menjaga kesehatan

gigi sejak dini pada bayi dan balita sehingga dengan adanya penyuluhan para ibu

dapat mengetahui serta mengaplikasikan teknik-teknik merawat kesehatan gigi.

I. Kesehatan Gigi Bayi

A. Pentingnya gigi desidui

Merawat gigi pertama ( gigi desidui ) bayi sama pentingnya dengan merawat

gigi tetapnya. Gigi desidui berfungsi menyediakan tempat untuk tempat

tumbuhnya gigi tetap.Bila gigi bayi ada yang hilang, bisa menyebabkan

bergesernya lokasi tumbuh gigi tetap yang dapat mengakibatkan masalah

posisigigi pada anak tersebut di kemudian hari. Selain itu peran gigi deisidui bagi

bayi adalah agar bayi dapat belajar berbicara dengan benar dan jelas, menggigit

dan mengunyah serta a[abila bayi kehilangan gigi desidui terlalu dini akan

Page 12: PKNM Desa Banjarejo Pakis Kabupaten Malang

12

mengganggu rasa percaya dirinya ketika anak tersebut memasuki usia prasekolah

(Anonymous, 2012).

B. Pasta Gigi dan Fluoride

Pada dasarnya bayi belum memerlukan pasta gigi untuk membersihkan giginya

karena dengan menyikat gigi saja gigi bayi sudah menjadi bersih.Bila

menggunakan pasta gigi maka harus memilih pasta gigi khusus bayi, dengan

kandungan fluoride yang sangat sedikit khusus untuk bayi yang berusia dibawah 2

tahun.Fluoride membantu memperkuat lapisan enamel gigi. Namun apabila terlalu

banyak fluoride bisa menyebabkan Fluorosis, yaitu munculnya bintik-bintik putih

pada gigi tetap.Oleh karena itu dalam menyikat gigi bayi tidak boleh

menggunakan odol dewasa yang memiliki fluor tinggi karena bayi cenderung

menelan odol yang tersisa dan menyebabkan tingkatan fluor tinggi dan

menyebabkan fluorosis.

II. Kesehatan Gigi Balita

Teknik Perawatan kesehatan gigi balita

A. Usia 1-1,5 tahun

Usia ini adalah waktu yang ideal untuk memulai pelajaran menggosok gigi

karena gigi susu sudah mulai tumbuh.. Pada usia ini pelajaran pertama dapat

dimulai dengan mengajarkan gosok gigi dengan sikat gigi khusus untuk anak-

anak. Bulu sikat jangan terlalu keras/lembek/jarang.Ujung sikat gigi dan ujung

bulu sikat sedekat mungkin.Bisa juga menggunakan sikat gigi lembut yang dapat

disarungkan pada jari.Berikut inicaranya :

1. Sikat gigi tanpa menggunakan pasta gigi atau odol, untuk mencegah

kemungkinan tertelannya fluoride yang banyak.

2. Sikat gigi si kecil dengan gerakan memutar.

3. Bilas dengan memberikan air putih matang yang bersih sehingga tidak

berisiko menyebabkan diare jika tertelan.

4. Untuk membiasakan gosok gigi di usia ini, awalnya dengan membiasakan

si kecil melihat contoh menggosok gigi. Kemudian, biarkan dia memegang

sendiri sikat giginya dan bermain sambil meniru gerakan gosok gigi.

Page 13: PKNM Desa Banjarejo Pakis Kabupaten Malang

13

B. Usia 1,5-2 tahun

Pada usia ini, biasanya sudah mulai mampu memegang sikat gigi dan

berkumur. Jadi, kini sudah bisa diajari gosok gigi menggunakan pasta gigi khusus

untuk Balita, namun pastikan tidak terlalu banyak memakainya.

Sebelum memulai pelajaran menyikat gigi, siapkan alat-alatnya serta pasta

gigi pada sikat giginya sebesar biji jagung dan memepringatkan anak agar tidak

menelan pasta gigi.

C. Usia lebih dari 2 tahun

Mulai usia 2 tahun, anak dapat mulai mengajarkan si kecil menggosok gigi

dengan metode schrob. Yakni, suatu metode menggosok gigi yang mudah dan

sederhana untuk Balita.

Caranya :

1. Gosok gigi depan bagian atas dan bawah dengan arah ke samping kanan dan

kiri.

2. Kemudian, seluruh gigi bagian samping, dan seluruh gigi bagian belakang.

3. Kumurlah dengan air bersih beberapa kali.

Hal-Hal yang mendukung dalam menciptakan kesehatan gigi

Selain menyikat gigi ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk menjaga

kesehatan gigi Balita :

1. Kurangi konsumsi makanan manis dan mudah melekat pada gigi seperti permen

atau coklat.

2. Makan makanan kaya kalsium (ikan &susu), fluor (teh, daging sapi & sayuran

hijau), fosfor, serta vitamin A (wortel), C (buah-buahan), D (susu), dan E (tauge).

Mineral dan vitamin tersebut diperlukan untuk pertumbuhan gigi balita.

3. Menjaga oral hygiene.

4. Periksakan gigi enam bulan sekali.(Dinas Kesehatan Kota Surabaya)

Pertumbuhan Gigi Balita

Mengenali dan mengamati pertumbuhan gigi pada balita sangat penting

peranannya dalam pertumbuhan dan perkembangan gigi balita.Dalam hal ini,

nutrisi yang baik juga sangat diperlukan dalam upaya membuat tumbuh kembang

Page 14: PKNM Desa Banjarejo Pakis Kabupaten Malang

14

anak menjadi lebih optimal. Tumbuh kembang balita yang optimal akan memberi

dampak positif pada kepribadian anak setelah dewasa.Bertambahnya berat badan

bayi dan tinggi badan bayi menandakan kalau pertumbuhan balita Anda

baik.Perkembangan otak dan otot serta pertumbuhan gigi balita juga menandakan

kalau pertumbuhan bayi berlangsung normal dan baik.

Gigi yang tumbuh pada masa balita disebut juga gigi susu. Pertumbuhan gigi

balita diawali dengan munculnya ujung gigi di permukaan gusi. Selanjutnya gigi

akan tumbuh secara tegak sesuai struktur rongga mulut. Namun, gigi akan

berhenti tumbuh secara otomatis saat ia bersentuhan dengan gigi lain di

sebelahnya.Gigi balita mulai tumbuh pada usia balita sekitar 6 bulan. Akan tetapi

ada juga bayi yang sudah tumbuh gigi saat ia masih berada dalam rahim. Dokter

gigi mendiagnosa bahwa hal itu disebabkan karena ibu bayi mengkonsumsi

kalsium dalam jumlah besar saat hamil.Gigi balita yang pertama muncul adalah

gigi incicvus mandibula, disusul gigi incicivus maksila. Gigi selanjutnya yang

tumbuh adalah molar satu sulung, yaitu pada saat balita memasuki usia 15 sampai

20 bulan dan dibarengi dengan pertumbuhan gigi caninus.Gigi molardua

sulungakan tumbuh pada usia 2 tahun, dan seluruh gigi akan tumbuh secara

sempurna pada usia balita 3 tahun. Sementara, pertumbuhan gigi balita yang sehat

dan sempurna akan terwujud dengan asupan gizi yang baik pada balita, seperti

kalsium dan vitamin D.

Agar pertumbuhan dan perkembangan gigi balita berjalan baik, dianjurkan

agar orang tua memeriksakan gigi balita kepada dokter gigi setidaknya setiap

enam bulan sekali. Selain itu dianjurkan pula agar orang tua mendidik anak untuk

terus memeriksakan giginya secara rutin kepada dokter gigi setelah ia besar agar

memiliki gigi yang sehat dan sempurna. Di sini, peran orang tua sangat vital dan

penting dalam menjaga dan mempertahankan kesehatan gigi anak dan balita.

Pendidikan akan pentingnya menjaga kesehatan gigi perlu ditanamkan sedini

mungkin. Karena, dengan gigi yang sehat dan terawat akan menambah

kepercayaan diri, bahkan dapat meningkatkan kualitas penampilan.

Page 15: PKNM Desa Banjarejo Pakis Kabupaten Malang

15

Pola umum urutan pertumbuhan gigi anak

Usia

(bulan)Nama gigi

Usia

(bulan)Nama gigi

  Rahang Bawah   Rahang Atas

6 Gigi Incicivus 1 7,5 Gigi Incicivus 1

7 Gigi Incicivus 2 9 Gigi Incicivus 2

16 Gigi caninus 18 Gigi caninus

12 Gigi molar pertama 14 Gigi molar pertama

20 Gigi molar kedua 24 Gigi molarkedua

Tanda gigi susu yang akan erupsi

Kebanyakan gigi susu atau gigi yang pertama tumbuh mulai tampak pada usia

6 bulan. Gigi susu berfungsi penting dalam mempengaruhi kondisi serta

kelancaran pertumbuhan gigi tetap kelak. Berikut adalah tanda – tandanya :

Air liur lebih banyak dan sering menetes keluar.

Menggigit-gigit benda yang agak keras, karena gerahamnya terasa gatal.

Sering memasukkan jari-jari tangannya ke dalam mulut, seperti mau digigit-

gigit.

Bayi terlihat gelisah, tidak bisa diam, atau menjadi mudah marah (sensitif).

Gusi bayi terlihat membengkak dan berwana kemerahan, seperti

terkena sariawan(sore gums).

Nafsu makan turun dan sering susah tidur.

Ada yang pipinya terlihat agak membengkak.

Kadang-kadang, ada yang disertai demam (kalau teradapat gejala seperti

demam yang tidak turun-turun selama beberapa hari, atau diare, perlu diwaspadai

adanya serangan penyakit, misalnya infeksi sistem pencernaan).

3. GIZI BAYI DAN BALITA

A. Makanan Prelakteal

Makanan prelakteal adalah makanan yang diberikan sebelum bayi

diberikan ASI. Makanan prelakteal diberikan pada 1-3 hari setelah kelahiran.

Page 16: PKNM Desa Banjarejo Pakis Kabupaten Malang

16

Makanan prelakteal yang umumnya diberikan adalah madu, kelapa muda, pisang

dihaluskan, pepaya dihaluskan, air gula, susu sapi/susu bubuk.

Bahaya pemberian makanan prelakteal

- infeksi seperti diare, septikemia(Septikemia adalah suatu keadaan ketika

terdapat multiplikasi bakteri dalam darah. Istilah lain untuk septikemia adalah

biood poisoning atau keracunan darah atau bakterimia dengan sepsis.

Septikemia merupakan suatu kondisi infeksi serius yang mengancam jiwa dan

cepat memburuk. Sumber infeksinya berasal dari paru paru, saluran kencing,

dan tulang radang otak. Mayoritas dari kasus sepsis disebabkan oleh infeksi

infeksi bakteri, ada juga yang disebabkan oleh infeksi infeksi jamur) dan

meningitis radang selaput pelindung sistem saraf pusat. Meningitis adalah

penyakit serius karena letaknya dekat otak dan tulang belakang, sehingga dapat

menyebabkan kerusakan kendali gerak, pikiran, bahkan kematian)

- penyebab kematian

- gagal tumbuh, reaksi alergi, hambatan dalam proses menyusuibagi ibu

- mastitis dan bengkaknya payudara ibu karena kurangnya rangsangan isapan

bayi untuk mengeluarkan dan memproduksi ASI

B. Pemberian ASI Eksklusif

ASI eksklusif merupakan pemberian air susu ibu kepada bayi, dari pertama

lahir sampai 6 bulan tanpa disertai makanan maupun minuman tambahan. Tujuan

dari pemberian asi eksklusif adalah dapat melindungi bayi dari resiko penyakit

infeksi akut dan manfaat luar biasa lainnya adalah sangat baik untuk kesehatan

ibunya.Bagi ibu yang memberikan asi eksklusif pada bayinya sang ibu akan

mendapatkan banyak manfaat antara lain :

1. Dapat menunda proses kembalinya kesuburan sehingga dapat mengurangi

resiko hamil lebih dini  dari seorang ibu.

2. Mengurangi resiko pendarahan pasca melahirkan.

3. Mencegah resiko terkena kanker ovarium.

4. Mencegah tumbuhnya kanker payudara.

5. Mempermudah proses pengembalian postur tubuh yang normal seperti

semula.

Page 17: PKNM Desa Banjarejo Pakis Kabupaten Malang

17

Dalam kondisi tertentu jika sang ibu menderita suatu penyakit yang dapat

mengganggu kesehatan bayi / dapat berakibat buruk bagi kesehatan bayi, maka asi

eksklusif bias diganti dengan susu formula sesuai tingkatan usia bayi.

Menurut Peraturan Pemerintah PP no33/2012 tentang kondisi medis yang

menghambat pemberian asi eksklusif kepada bayi adalah :

1. Ibu yang terinfeksi HIV.

2. Ibu yang mengidap Sepsis ( infeksi demam tinggi sampai tak sadarkan diri )

3. Ibu yang terinfeksi Virus Herpes simplex tipe 1 di payudara.

4. Seorang ibu yang mengkonsumsi obat penenang, anti epilepsy, opioid, radio

aktif, iodine 131, yodofor topical dan sitotoksik kemoterapy.

Pentingnya Asi Eksklusif dan MP- ASI

Memberikan asi eksklusif sangat penting demi kecerdasan bayi. Memang

tidak mudah untuk memberikan asi eksklusif selama 6 bulan. Tanpa ibu

memberikan makanan tambahan apapun kecuali asi kepada bayi.Setelah bayi

lebih dari 6 bulan dan bayi sudah mulai diberi makanan tambahan selain asi,

sebaiknya bayi tetap masih diberi asi. Menurut WHO bayi sebaiknya disapih

setelah bayi berumur 2 tahun.Dalam proses pemberian asi eksklusif kepada bayi

secara otomatis ibu akan mentransfer imunitas ( kekebalan ) kepada sang bayi.

Sehingga bayi akan tetap sehat dan lebih kebal terhadap penyakit dibanding bayi

yang tidak minum asi eksklusif. Pentingnya pemberian MP-ASI pada usia 6

bulan:

Pemberian makan setelah bayi berumur 6 bulan memberikan perlindungan

besar dari berbagai penyakit. Hal ini disebabkan sistem imun bayi < 6 bl

belum sempurna. Pemberian MPASI dini sama saja dg membuka pintu

gerbang masuknay berbagai jenis kuman. Belum lagi jika tidak disajikan

higienis. Hasil riset terakhir dari peneliti di Indonesia menunjukkan bahwa

bayi yg mendapatkan MPASI sebelum ia berumur 6 bl, lebih banyak

terserang diare, sembelit, batuk-pilek, dan panas dibandingkan bayi yg hanya

Page 18: PKNM Desa Banjarejo Pakis Kabupaten Malang

18

mendapatkan ASI eksklusif. Belum lagi penelitian dari badan kesehatan dunia

lainnya.

Saat bayi berumur 6 bl keatas, sistem pencernaannya sudah lebih sempurna

dan siap menerima makanan pendampig-ASI. Beberapa enzim pemecah

protein spt asam lambung, pepsin, lipase, enzim amilase, dsb baru akan

diproduksi sempurna pada saat ia berumur 6 bulan.

Mengurangi resiko terkena alergi akibat pada makanan. Saat bayi berumur <

6 bl, sel2 di sekitar usus belum siap utk kandungan dari makanan. Sehingga

makanan yg masuk dapat menyebabkan reaksi imun dan terjadi alergi.

Menunda pemberian MPASI hingga 6 bl melindungi bayi dari kelebihan berat

badan di kemudian hari. Proses pemecahan sari2 makanan yg belum

sempurna.Pada beberapa kasus yg ekstrem ada juga yg perlu tindakan bedah

akibat pemberian MPASi terlalu dini. Dan banyak sekali alasan lainnya

mengapa MPASI baru boleh diperkenalkan pada anak setelah ia berumur 6 bl.

4. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Definisi

Upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi

bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur

komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkan

pengetahuan, sikap dan perilaku melalui pendekatan pimpinan (advocacy), bina

suasana (social support) dan pemberdayaan masyarakat (empowerment) sebagai

suatu upaya untuk membantu masyarakat mengenali dan mengetahui masalahnya

sendiri, dalam tatanan rumah tangga, agar dapat menerapkan cara-cara hidup sehat

dalam rangka menjaga, memelihara dan lingkungan (Sudayasa, 2009).

Indikator

1. Indikator PHBS Tatanan Rumah Tangga

Indikator PHBS adalah suatu alat ukur untuk menilai keadaan atau

permasalahan kesehatan di rumah tangga. Indikator mengacu pada Standar

Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan. Ada 10 indikator PHBS yang

Page 19: PKNM Desa Banjarejo Pakis Kabupaten Malang

19

terdiri dari 6 indikator perilaku dan 4 indikator lingkungan. Dengan rincian

sebagai berikut :

a. Ibu bersalin ditolong oleh tenaga kesehatan

b. Ibu hanya memberikan ASI kepada bayinya

c. Keluarga mempunyai Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPKM)

d. Anggota keluarga tidak merokok

e. Olah raga atau melakukan aktifitas fisik secara teratur

f. Makan dengan menu gizi seimbang (makan sayur dan buah setiap hari)

g. Tersedia air bersih

h. Tersedia Jamban

i. Kesesuaian luas lantai dengan jumlah penghuni

j. Lantai rumah bukan dari tanah

2. Indikator PHBS Tatanan Institusi Pendidikan

Indikator PHBS adalah suatu alat ukur untuk menilai keadaan atau

permasalahan kesehatan di institusi pendidikan. Sasaran PHBS tatanan

institusi pendidikan adalah sekolah dan siswa dengan indikator :

a. Tersedia jamban yang bersih dan sesuai dengan jumlah siswa

b. Tersedia air bersih atau air keran yang mengalir di setiap kelas

c. Tidak ada sampah yang berserakan dan lingkungan sekolah yang bersih

dan serasi

d. Ketersediaan UKS yang berfungsi dengan baik

e. Siswa pada umumnya (60 %) kukunya pendek dan bersih

f. Siswa tidak merokok

g. Siswa ada yang menjadi dokter kecil atau promosi kesehatan sekolah

(minimal 10 orang)(Dinkes Sulsel, 2006).

3. Cuci tangan

Cuci tangan merupakan tindakan yang paling efektif dalam mencegah

penyebaran kuman dan penyakit. Saat-saat yang dianjurkan untuk mencuci

tangan diantaranya:

Sebelum dan sesudah makan

Sebelum dan sesudah ke kamar mandi

Page 20: PKNM Desa Banjarejo Pakis Kabupaten Malang

20

Sebelum dan sesudah membuang ingus/ membersihkan hidung

Sesudah memegang uang dan hewan

Sesudah bermain

Pada saat tangan tampak kotor

Sebelum tidur

Langkah-langkah mencuci tangan:

1. Tuangkan larutan tersebut ke telapak tangan secukupnya

2. Gosokkan kedua telapak tangan

3. Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan

sebaliknya

4. Gosok kedua telapak tangan dan sela-sela jari

5. Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling mencuci

6. Gosok ibu jari kiri berputar dalam tangan kanan dan lakukan sebaliknya

Gosok pergelangan tangan kiri dengan menggunakan tangan kanan dan

laukan sebaliknya(Dinkes Sulsel, 2006).

5. CARA PEMBUATAN ORALIT

Oralit diminum dengan cara mencampurkan satu sachet oralit ke dalam

segelas (200 cc) air, lalu diteguk sekaligus. Apabila tidak terdapat kemasan

sachet, oralit dapat dibuat sendiri dengan cara 4 pucuk sendok gula dan 1 pucuk

sendok garam ke dalam air matang 250cc.Yang sering terjadi, penderita kemudian

muntah dan terasa mau buang air besar. Hal ini dikarenakan cara meminum oralit

yang tidak benar. Seharusnya, cara yang benar adalah larutan oralit diteguk sedikit

demi sedikit, 2 - 3x lalu berhenti 3 menit. Hal ini memberi kesempatan oralit

diserap oleh usus untuk menggantikan garam dan cairan yang hilang dalam feses.

Demikianlah prosedur ini diulang terus sampai satu gelas habis. Bila diare hebat

masih berlanjut, minum oralit harus diteruskan sampai beberapa bungkus atau

gelas (3 - 8) sehari. Dengan cara minum yang benar, oralit biasanya akan

menghentikan diare dengan cepat dan efisien.

Page 21: PKNM Desa Banjarejo Pakis Kabupaten Malang

21

BAB III

KERANGKA PEMECAHAN MASALAH

Page 22: PKNM Desa Banjarejo Pakis Kabupaten Malang

22

BAB IV

METODE KEGIATAN

1. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Kegiatan

a) Mama Hebat, Aku Sehat

Hari/tanggal : Senin, 7 Januari 2013

Waktu : 07.30-12.00 WIB

Tempat : Posyandu Rahayu I RW 01 Dusun Banjarsari Desa

Banjarejo Kecamatan Pakis Kabupaten Malang

b) Sehat Bersama PAUD

Hari/tanggal : Jum’at, 11 Januari 2013

Waktu : 07.30-09.30 WIB

Tempat : PAUD “Pelangi Hati” Desa Banjarejo Kecamatan Pakis

Kabupaten Malang

2. Sasaran Kegiatan

Sasaran dari kegiatan ini adalah ibu-ibu warga RW 01 Dusun Banjarsari

dan siswa PAUD “Pelangi Hati” beserta orang tua.

3. Deskripsi Kegiatan

Kegiatan penyuluhan dan pelatihan akan dilaksanakan dalam dua hari,

dengan deskripsi kegiatan sebagai berikut :

a. Hari I (Senin, 7 Januari 2013)

Mama Hebat, Aku Sehat merupakan kegiatan penyuluhan serta pelatihan

bagi ibu dari bayi dan balita yang berkunjung di posyandu, serta pembagian

PMT (Pemberian Makanan Tambahan) untuk bayi dan balita. Ibu dari bayi dan

balita yang berkunjung di posyandu tersebut akan diarahkan oleh mahasiswa

untuk mengikuti kegiatan “Mama Hebat, Aku Sehat” setelah ibu selesai

melakukan pemeriksaan terhadap bayi dan balitanya. Target partisipasi peserta

kegiatan ini sebesar 30% dari jumlah ibu yang berkunjung di posyandu.

Kegiatan ini terdiri dari penyuluhan mengenai “Tumbuh Kembang Optimal

Bayi dan Balita” dengan metode ceramah-tanya jawab. Kemudian dilanjutkan

dengan pelatihan “Pemantauan Tumbuh Kembang Bayi dan Balita” melalui

Page 23: PKNM Desa Banjarejo Pakis Kabupaten Malang

23

metode small group discussion dengan jumlah ± 5 peserta di setiap kelompok

yang akan didampingi oleh fasilitator, dimana setiap peserta akan diberikan

buku saku “Tumbuh Kembang Anak”. Dilanjutkan dengan acara demonstrasi

pembuatan PMT (Pemberian Makanan Tambahan) “Bola-Bola Pelangi”.

Setelah itu, peserta akan mendapatkan materi penyuluhan mengenai “Tata

Laksana Diare”. Sebagai evaluasi mahasiswa terhadap tingkat pengetahuan dan

antusiasme peserta, maka peserta akan diberikan quiz berupa tiga buah

pertanyaan seputar materi dan jawaban benar akan diberikan hadiah. Acara

diakhiri dengan pembagian PMT secara gratis pada setiap bayi dan balita yang

hadir di posyandu.

b. Hari II (Jum’at, 11 Januari 2013)

Sehat BersamaPAUD merupakan kegiatan penyuluhan yang

diperuntukkan untuk balita dan orang tua balita yang bersekolah di PAUD

“Pelangi Hati”. Kegiatan penyuluhan akan dibagi menjadi dua kelas yang

akan dilaksanakan secara bersama-sama, yaitu penyuluhan untuk orang tua

balita mengenai pertumbuhan dan perkembangan optimal balita dan

penyediaan makanan sehat untuk balita. Penyuluhan akan disampaikan

dengan metode ceramah disertai dengan penyampaian contoh-contoh

makanan sehat melalui metode example non example menggunakan gambar.

Sebelum dilaksanakan penyuluhan akan dilaksanakan pretest dan setelah

penyuluhan akan dilaksanakan post test yang bertujuan untuk mengukur

peningkatan pengetahuan mengenai materi yang disampaikan. Di kelas yang

lain dengan sasaran balita akan dilaksanakan kegiatan screening antropometri

dan cekgigi balita untuk mengetahui status gizi dan kondisi gigi aktual dari

balita yang ada di PAUD “Pelangi Hati”. Setelah kegiatan screening selesai

akan dilanjutkan dengan penyuluhan dan praktek langsung prilaku hidup

bersih dan sehat yaitu mencuci tangan dan meggosok gigi dan makan bersama

bekal makan yang sudah disiapkan dari rumah.

4. Metode Pelaksanaan.

No Kegiatan Sasaran Metode

1 Penyuluhan Tumbuh Kembang Ibu Bayi dan - Ceramah

Page 24: PKNM Desa Banjarejo Pakis Kabupaten Malang

24

Optimal Bayi dan Balita Balita di

Posyandu

Rahayu I dan

PAUD “Pelangi

Hati”

menggunakan

flipchart

- Tanya jawab

2 Penyuluhan Penyediaan

Makanan Sehat

Ibu Bayi dan

Balita di PAUD

“Pelangi Hati”

- Ceramah

- Tanya jawab

- Metode example

non example

menggunakan

gambar

3 Pengukuran Antropometri Balita PAUD

“Pelangi Hati”

- Pengukuran TB

dan BB

4 Pemeriksaan Gigi Balita PAUD

“Pelangi Hati”

- Pemeriksaan

kondisi kesehatan

gigi

5 Penyuluhan Cara Mencuci

Tangan yang Benar

Balita PAUD

“Pelangi Hati”

- Role play

- Praktik

6 Penyuluhan Cara Menggosok

Gigi yang Benar

Balita PAUD

“Pelangi Hati”

- Role play

- Praktik

7 Pelatihan Pemantauan Tumbuh

Kembang Bayi dan Balita

Ibu Bayi dan

Balita di

Posyandu

Rahayu I

- Demonstrasi

- Praktik

- Small group

discussion

8 Penyuluhan Tata Laksana

Diare dan Pembuatan Oralit

Ibu Bayi dan

Balita di

Posyandu

Rahayu I

- Ceramah

- Tanya Jawab

9 Demonstrasi Pembuatan PMT Ibu Bayi dan

Balita di

Posyandu

- Demonstrasi

Page 25: PKNM Desa Banjarejo Pakis Kabupaten Malang

25

Rahayu I

10 Pembagian PMT Bayi dan Balita

di Posyandu

Rahayu I

5. Pembagian Jobdesk Tiap Program Studi

Setiap kegiatan yang diselenggarakan berdasarkan pada skill masing-

masing program studi. Meskipun demikian, seluruh rangkaian kegiatan tetap

dilaksanakan dengan menerapkan prinsip Interprofesional Education (IPE).

Berikut ini pembagian jobdesk untuk setiap program studi :

No Program Studi Kegiatan Penanggung Jawab

1 Pendidikan

Dokter

- Pengukuran Antropometri

- Penyuluhan Cara Mencuci

Tangan yang Benar

- Stimulasi tumbuh

kembang dengan APE

1. Dedy Arifianto

2. Choirotussanijjah

3. Cholifah

Apriliana

4. Debby Sartika M

5. Vinoth Kumar

A/L Rahman

6. Priya Ashiwini

A/P Krishnan

2 Ilmu

Keperawatan

Penyuluhan Tumbuh

Kembang Optimal Bayi dan

Balita

Dina Nurpita

Suprawoto

3 Gizi Kesehatan - Penyuluhan Penyediaan

Makanan Sehat

- Demonstrasi Pembuatan

PMT

1. Amalia Rahma

2. Elvin Rahmawati

4 Kedokteran Gigi - Penyuluhan Cara

Menggosok Gigi yang

Benar

1. Anita Yunita

Harwanti

2. Devina Octarisa

Page 26: PKNM Desa Banjarejo Pakis Kabupaten Malang

26

- Pemeriksaan Gigi Purnomo

5 Kebidanan Pelatihan Pemantauan

Tumbuh Kembang Bayi dan

Balita

Ayu Selehati Agustina

6 Farmasi Penyuluhan Tata Laksana

Diare dan Pembuatan Oralit

Dian Novita

Wulandari

6. Kemitraan Kegiatan

Kegiatan ini dilakukan bermitra dengan perangkat Desa Banjarejo melalui

metode pendekatan personal dengan perangkat desa, bidan desa, kader

posyandu, serta kepala sekolah PAUD.

Page 27: PKNM Desa Banjarejo Pakis Kabupaten Malang

27

BAB V

RANCANGAN EVALUASI

Kegiatan Indikator Keberhasilan Cara Mengukur Indikator

Penyuluhan Tumbuh

Kembang Optimal Bayi

dan Balita

- Penyuluhan diikuti minimal

60% dari total kehadiran

posyandu & PAUD.

- Melalui daftar kehadiran.

- Melalui keaktifan bertanya

& menjawab dari peserta.

- Pretest dan postest

Penyuluhan Penyediaan

Makanan Sehat

- Penyuluhan diikuti oleh

minimal 60% dari total wali

murid.

- Peserta dapat memahami

materi

- Melalui absensi kehadiran.

- Melalui keaktifan bertanya

wali murid.

- Pretest dan postest

Pengukuran

Antropometri

- Siswa PAUD yang hadir

minimal 60%

- Melalui daftar kehadiran.

- Hasil nilai antropometri

Penyuluhan cara

menggosok gigi dan

Pemeriksaan Gigi

- Penyuluhan dan pelatihan

tensi diikuti oleh minimal

60% dari total PAUD.

- Melalui daftar kehadiran.

- 60% dari total peserta yang

hadir dapat melakukan

gosok gigi yang benar.

Penyuluhan Cara

Mencuci Tangan yang

Benar

- Siswa PAUD yang hadir

minimal 60%

- Siswa bersedia mengikuti

simulasi cuci tangan

- Melalui daftar kehadiran.

- Siswa dapat melakukan cuci

tangan yang baik dan benar

Pelatihan Pemantauan

Tumbang Bayi dan

Balita

- Kader dapat hadir minimal 3

orang

- Daftar kehadiran

Penyuluhan Pembuatan

Oralit

- Peserta memahami materi - Keaktifan bertanya dan

menjawab pertanyaan

Penyuluhan Pembuatan

dan pembagian PMT

- Peserta memahami materi

dan manfaat PMT

- Keaktifan bertanya dan

menjawab pertanyaan

Page 28: PKNM Desa Banjarejo Pakis Kabupaten Malang

28

BAB VI

JADWAL KEGIATAN

Tanggal Kegiatan Target Peserta Indikator

27Desember

2012

- Survey Lapangan Kepala Desa, Bidan

Desa Kader.

Mendapatkan data dari

Desa Banjarejo, dan Bidan

Desa dan Kader terkait

masalah kesehatan.

2 Januari 2012 - Survey Lapangan Bidan Desa Menggali lebih dalam

mengenai permasalahan

kesehatan di desa

Banjarejo

3Januari 2012 - Survey Lapangan Ketua Kader

Posyandu, Kepala

Sekolah PAUD

Mendaapatkan data dari

kader dan Kepala Sekolah

PAUD, dan memastikan

tanggal intervensi

4Januari 2012 - Pembuatan Proposal - -

5 Januari 2012 - Pembuatan media

penyuluhan

- Persiapan pembuatan

undangan

- -

6 Januari - Pembagian undangan

pada peserta

posyandu Banjarsari

RW.1

- Pembagian undangan

kepada Orangtua

peserta PAUD

Ibu – Ibu di RW.1

(Posyandu

Banjarsari) Desa

Banjarejo dan

Orangtua peserta

PAUD

Undangan sampai ke target

sasaran

7 Januari 2012 - Penyuluhan tentang

Pertumbuhan dan

Perkembangan Bayi

dan Balita

Peserta Posyandu

Banjarsari RW.1

Peserta yang hadir pada

kegiatan lebih dari 60%

dari data jumlah peserta

posyadu

Page 29: PKNM Desa Banjarejo Pakis Kabupaten Malang

29

- Simulasi Pengukuran

dan Perkembangan

Bayi dan Balita

- Pelatihan Pembuatan

PMT

- Pencegahan dan

Penatalaksaan

Penyakit pada Bayi

dan Balita

11 Januari 2012 - Penyuluhan Balita

PAUD Pelangi Hati

cuci tangan,

pemilihan makanan

sehat, cara sikat gigi

yang baik, dan

praktiknya

- Penyuluhan ke Ibu-

Ibu Balita tentang

pertumbuhan dan

perkembangan

balita, dan

Penyuluhan

penyiapan makanan

sehat untuk balita

Balita dan ibu-ibu, di

PAUD Pelangi Hati

Desa Banjarejo

Peserta yang hadir pada

kegiatan lebih dari 60%

8-11 Januari

2012

- Pembuatan Laporan

Hasil Kegiatan

12 Januari 2012 - Presentasi Laporan

Kegiatan

Page 30: PKNM Desa Banjarejo Pakis Kabupaten Malang

30

No. KegiatanHari ke

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Survey lapangan

2Pendalaman

masalah

3Persiapan

program

4Pelaksanaan

program

5Presentasi

laporan

Page 31: PKNM Desa Banjarejo Pakis Kabupaten Malang

31

BAB VII

HASIL DAN PEMBAHASAN

Intervensi Hari I

Judul Kegiatan Mama Hebat, Aku Sehat

Waktu dan Tempat Hari/tanggal : Senin, 7 Januari 2013

Waktu : 07.30-12.00 WIB

Tempat : Posyandu Rahayu I RW 01 Dusun

Banjarsari Desa Banjarejo Kecamatan Pakis Kabupaten

Malang

Peserta Jumlah yang hadir

Peserta bayi balita : 58 anak

Peserta ibu : 54 orang

Kualifikasi

Sebagian besar peserta sangat antusias terhadap kegiatan

ini dibuktikan dengan 100% peserta yang diberikan

pertanyaan mampu menjawab dengan tepat dan sejumlah

20% dari seluruh peserta mengajukan pertanyaan pada

penyuluh.

Sasaran/ Target Ibu-ibu warga RW 01 Dusun Banjarsari

Tujuan Setelah diberikan penyuluhan dan praktik mengenai

stimulasi tumbuh kembang dan PMT diharapkan

pengetahuan dan motivasi ibu-ibu warga RW 01 Dusun

Banjarsari mengenai stimulasi tumbuh kembang bayi dan

balita dapat meningkat.

Jadual Rinci 05.30 – 06.00 Briefing dan persiapan

06.00 – 07.00 Perjalanan ke desa

07.00 – 08.00 Persiapan tempat posyandu dan penyuluhan

08.00 – 09.00 Pengondisian peserta

09.00 – 10.00 Pelaksanaan intervensi gelombang 1

09.00 – 09.05 Pembukaan oleh MC dan Pembagian Buku

Saku Tumbuh Kembang Bayi Balita

Page 32: PKNM Desa Banjarejo Pakis Kabupaten Malang

32

09.05 – 09.15 Penyuluhan Tumbuh Kembang Optimal

Bayi Balita

09.15 – 09.30 Praktik Stimulasi Tumbuh Kembang

09.30 – 09.40 Demo Pembuatan PMT : Baso Pelangi

09.40 – 09.50 Penyuluhan Tata Laksana Diare dan Oralit

09.50 – 09.55 Quiz

09.55 – 10.00 Penutupan dan Pembagian PMT

10.00 – 11.00 Pelaksanaan intervensi gelombang 2

11.00 – 12.00 Pelaksanaan intervensi gelombang 3

12.00 – 12.15 Penyerahan kenang-kenangan (1 set

pengukur DDTK) ke pihak posyandu

12.15 – 13.00 Perapian alat dan tempat

13.00 Persiapan pulang

Pencapaian Hasil - Kegiatan selesai tepat pada waktunya

- Keikutsertaan peserta telah melebihi target

- Pengetahuan peserta meningkat ditandai dengan

jawaban yang benar dan singkat ketika quiz

Pelaksanaan Situasi Pelaksanaan

Pelaksanaan penyuluhan, praktik, dan demonstrasi

berjalan lancar yang didukung dengan kehadiran peserta

penyuluhan 100% dan antusiasme peserta saat kegiatan

berlangsung. Kegiatan tidak berlangsung secara formal

melainkan dengan metode sharing yang lebih efektif.

Kelebihan

- Kehadiran peserta melebihi target

- Peserta sangat antusias mengikuti kegiatan

- Peserta sangat aktif bertanya

- Para kader dan bidan posyandu yang kooperatif

mendukung jalannya acara

- Kegiatan penyuluhan dikemas dengan metode yang

menarik sehingga peserta merasa nyaman

Page 33: PKNM Desa Banjarejo Pakis Kabupaten Malang

33

- Kerjasama tim yang efektif dan kompak, seluruh

anggota tim berpartisipasi aktif

Kekurangan

- Kegiatan demo pembuatan PMT tidak menggunakan

peralatan sebenarnya

- Waktu yang terbatas sehingga tidak semua ibu dapat

menerapkan stimulasi tumbuh kembang

Hambatan

- Tempat kegiatan yang sempit dan kurang strategis

hanya muat untuk maksimal 10 peserta

- Cuaca yang kurang mendukung (gerimis)

Peluang Pengembangan

- Sebagian besar peserta dapat berbahasa indonesia

sehingga komunikasi efektif terjadi antara penyuluh

dan peserta

- Kerja sama yang baik antara mahasiswa dan kader

sehingga para ibu yang berkunjung ke posyandu turut

partisipasi kegiatan penyuluhan

Analisis Tingkat

Keberhasilan

Program dan

Faktor Penyebab

Program kegiatan ini tergolong berhasil karena telah

memenuhi indikator yang telah ditetapkan yaitu :

- Evaluasi Proses

Jumlah peserta >60% dari jumlah total kunjungan

ibu ke posyandu yang dinilai melalui absensi

peserta

Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir

Peserta aktif bertanya

- Evaluasi Hasil

Ketika diberi pertanyaan (quiz) oleh penyuluh, peserta

mampu menjawab pertanyaan dengan benar dan

singkat.

Pelajaran yang - Penerapan Interprofesional education

Page 34: PKNM Desa Banjarejo Pakis Kabupaten Malang

34

dapat diambil - Penerapan komunikasi efektif dan komunikasi

interprofesional

- Penerapan kerjasama tim dan kemitraan dengan kader

dan bidan desa

- Manajemen konflik

Intervensi Hari Ke-2

Judul Kegiatan Sehat Bersama Balita

Waktu dan Tempat Hari/tanggal : Jum’at, 10 Januari 2013

Waktu : 08.00 – 09.30 WIB

Tempat : PAUD Pelangi Hati, Desa Banjarejo

Kecamatan Pakis Kabupaten Malang

Peserta Jumlah yang hadir

Peserta bayi balita : 23anak

Peserta ibu : 17 orang

Sasaran/ Target ibu balita dan balita yang bersekolah di PAUD pelangi

hati

Tujuan Dapat meningkatkan pengetahuan dan memberikan

stimulasi kebiasaan prilaku hidup sehat setelah diberi

penyuluhan dan praktik mengenai stimulasi tumbuh

kembang dan makanan sehat bagi ibu balita serta

penyuluhan dan praktek prilaku hidup bersih dan sehat .

Jadwal Rinci Kegiatan di kelas Anak

07.30-07.35 Pengkondisian Screening antropometri

07.35-07.55 Screening

07.55-08.10 Penyuluhan cuci tangan dan Sikat Gigi

08.10-08.15 Pengkondisian keluar kelas

08.15-08.35 Praktek langsung

08.35-08.40 Mobilisasi ke kelas

08.40-08.45 Persiapan makan, berdo’a bersama

08.45-09.05 Makan Bersama

Page 35: PKNM Desa Banjarejo Pakis Kabupaten Malang

35

09.05-09.15 Penutupan

Kegiatan di kelas Ibu

07.30-07.35 Pengkondisian ibu-ibu

07.35-07.40 Pembukaan MC (menyampaikan tujuan

07.40-07.50 Pre test

07.50-08.10 Penyuluhan pemantauan perkembangan dan

pertumbuhan balita

08.10-08.20 Penyuluhan Penyiapan makanan sehat untuk

balita

08.20-08.30 Post test

08.30-08.40 Penutup

Pencapaian Hasil - Kegiatan selesai lebih cepat

- Materi tersampaikan 100 %

- Pengetahuan peserta meningkat ditandai dengan

jawaban yang benar dan singkat ketika quiz untuk

balita

- Pengetahuan peserta ibu-ibu balita meningkat ditandai

dengan jawaban pre-test dan post-test sebesar 20 %.

Pelaksanaan Situasi Pelaksanaan

Pelaksanaan penyuluhan dan praktik pada anak-anak

balitaberjalan lancar yang didukung dengan ibu-ibu guru

PAUD dan ibu balita yang mengkondisikan keramain

anak-anak. Kondisi penyuluan di ibu-ibu balita sangat

antusias meskipun tidak semua mengikuti kegiatan karena

anak-anak rewel ketika penyuluhan di anak-anak.

Kelebihan

- Peserta sangat antusias mengikuti kegiatan

- Peserta sangat aktif bertanya

- Ibu guru kooperatif mendukung jalannya acara

- Kegiatan penyuluhan dikemas dengan metode yang

menarik sehingga peserta merasa nyaman

Page 36: PKNM Desa Banjarejo Pakis Kabupaten Malang

36

- Kerjasama tim yang efektif dan kompak, seluruh

anggota tim berpartisipasi aktif

Kekurangan

- Kegiatan demo pembuatan PMT tidak menggunakan

peralatan sebenarnya

- Waktu yang terbatas sehingga tidak semua ibu dapat

menerapkan stimulasi tumbuh kembang

Hambatan

- Tempat kegiatan yang sempit dan kurang strategis

hanya muat untuk maksimal 10 peserta

- Cuaca yang kurang mendukung (gerimis)

Peluang Pengembangan

- Sebagian besar peserta dapat berbahasa indonesia

sehingga komunikasi efektif terjadi antara penyuluh

dan peserta

- Kerja sama yang baik antara mahasiswa dan kader

sehingga para ibu yang berkunjung ke posyandu turut

partisipasi kegiatan penyuluhan

Analisis Tingkat

Keberhasilan

Program dan

Faktor Penyebab

Program kegiatan ini tergolong berhasil karena telah

memenuhi indikator yang telah ditetapkan yaitu :

- Evaluasi Proses

- Jumlah peserta balita dan ibu balita>60% dari

jumlah total jumlah balita yang bersekolah di

PAUD

- Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir

- Peserta aktif bertanya

- Peserta aktif menjawab pertanyaan

- Evaluasi Hasil

Meningkatnya pengetahuan ibu-ibu ditunjukkan

degan hasil post-test meningkat sebesar 20 %.

.

Page 37: PKNM Desa Banjarejo Pakis Kabupaten Malang

37

Pelajaran yang

dapat diambil

- Penerapan Interprofesional education

- Penerapan komunikasi efektif dan komunikasi

interprofesional

- Penerapan kerjasama tim dan kemitraan dengan ibu

guru PAUD dan orang tua balita

- Manajemen konflik

- Perlu kesabaran dalam memberikan edukasi dan

praktek kepada anak balita.

BAB VIII

PENUTUP

KESIMPULAN

1. Program pembinaan PKNM ini dapat menambah dan meningkatkan

pengetahuan ibu mengenai tumbuh kembang bayi dan balita.

2. Kondisi gizi dan PHBS balita di PAUD Pelangi Hati cukup baik sehingga

perlu dipertahankan dan dibiasakan.

SARAN

Dibutuhkan monitoring dan follow up secara rutin dari posyandu untuk

memantau keberlanjutan dan outcome dari program

BAB IX

REKAPITULASI PENGGUNAAN DANA

Iuran Anggota @Rp 100.000,- Rp 1.100.000,-

Page 38: PKNM Desa Banjarejo Pakis Kabupaten Malang

38

A. PERALATAN KEGIATAN

Proposal Rp 10.000,-

Poster 20buah @Rp 2.500,- Rp 50.000,-

Kapas Rp 5.000,-

Tissu Rp 3.000,-

Alcohol Rp 15.000,-

Betadine Rp 3.000,-

B. BAHAN KEGIATAN

Sikat Gigi 25buah @Rp 2.500,- Rp 62.500,-

Pasta Gigi 2buah @Rp 5.000,- Rp 10.000,-

Sabun Cuci Tangan Rp 10.000,-

Buku Tulis 3pack @Rp 10.000,- Rp 30.000,-

Pensil 2dz @Rp 5.000,- Rp 10.000,-

Penghapus 1pack Rp 10.000,-

Rautan 1pack Rp 10.000,-

Sticker Rp 10.000,-

Plastik Pembungkus Rp 10.000,-

Buku Mewarnai 25buah @Rp 2.500,- Rp 62.500,-

Konsumsi Rp 100.000,-

Air Mineral 2dos @Rp 20.000,- Rp 40.000,-

PMT Rp 100.000,-

C. TRANSPORTASI

Bensin Rp 75.000,-

TOTAL Rp 626.000,-

DAFTAR PUSTAKA

Page 39: PKNM Desa Banjarejo Pakis Kabupaten Malang

39

Anonymous.2013. American Academy of Pediatric Dentistry.

(http://www.homemade-baby-food-recipes.com/brushing-babys-teeth.html ,

diakses 4 Januari 2013)

Arief Y.S. 2006. Pertumbuhan danPerkembangan anak. Disampaikan pada Kuliah

Keperawatan di Universitas Airlangga pada 15 September 2009.

Darmosubroto S. Instrumen pemantauan tumbuhkembang anak. Pendidikan

KedokteranBerkelanjutan Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: FKUI;1996. h. 125-

31.

Departemen Kesehatan RI. 2005. Pedoman pelaksanaan stimulasi, deteksi dan

intervensi dini tumbuh kembang di tingkat pelayanan kesehatan.

Dinas Kesehata Kota Surabaya,2013. Tips Merawat Gigi dan Mulut Balita,

(http://www.surabaya-ehealth.org/tips/tips-merawat-gigi-dan-mulut-balita,

dikases pada 4 Januari 2013)

Dinkes Sulsel. 2006. Pedoman Pengembangan Kabupaten/Kota Percontohan

Program Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

(PHBS).Dinkes-sulsel.go.id/pdf/ Perilaku _ hidup _ bersih _&_ sehat .pdf

Direktorat Bina Kesehatan Keluarga. Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan

Masyarkat, 1998, Pedoman deteksi dini tumbuh kembang balita. Jakarta:

Departemen Kesehatan RI.

Frankerburg WK, Doddss JB, 1992, The Denver II: a major revision and

restandardization of the Denver developmental screening test Denver II

technical manual. Pediatrics.

Kania N. 2006. Stimulasi tumbuh kembang anakUntukMencapai tumbuh

kembang yang optimal. Disampaikan pada seminar “stimulasi tumbuh

kembang anak” bandung, 11 maret 2006

Markum, A.H. (1996). Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Fakultas Kedokeran

UniversitasIndonesia

Moersintowati, 2000, Deteksi dini tumbuh kembang. Simposium penatalaksanaan

mutakhir bidang ilmu kesehatan anak untuk mencapai tumbuh kembang

optimal. Bandung: IDAI Jawa Barat.

Page 40: PKNM Desa Banjarejo Pakis Kabupaten Malang

40

Narendra M, 2002, Penilaian pertumbuhan dan perkembangan anak. Dalam:

Narendra M, Sularyo, Soetjiningsih, penyunting. Tumbuh kembang anak dan

remaja. Edisi ke-1. Jakarta: Sagung Seto

Needlman RD, 2004, Growth and development. Dalam: Behrman RE, Kliegman,

RM, Jenson HB, penyunting. Nelson textbook of pediatrics. Edisi ke-17.

Philadelphia: WB Saunders Company.

Ratih I .2008.Buku Pintar Perawatan Bayi dan Anak Usia Emas. Gala Ilmu

Semesta, Yogyakarta.

Sambas, W. (2005). What Children Want, Menuju Indonesia yang Layak bagi

Anak.Bandung : Batic Press

Soetjiningsih, 1995, Tumbuh kembang anak. Dalam: Ranuh IGN, penyunting.

Tumbuh kembang anak. Jakarta: EGC

Sudayasa, Putu. 2009.10 Indikator Phbs Tatanan Rumah Tangga.

http://www.puskel.com/10-indikator-phbs-tatanan-rumah-tangga/

Tanuwidjaja, 2002, Konsep tumbuh kembang anak. Dalam: Narendra M, Sularyo,

Soetjiningsih, penyunting. Tumbuh kembang anak dan remaja. Edisi ke-1.

Jakarta: Sagung Seto.

Page 41: PKNM Desa Banjarejo Pakis Kabupaten Malang

41

LAMPIRAN

Lampiran 1

Tahap-Tahap Pertumbuhan Dan Perkembangan (DepKes RI, 2005)

Dari lahir sampai 3 bulan

Belajar mengangkat kepala setinggi

45°

Belajar mengikuti obyek dengan

matanya

Melihat kemuka orang dengan

tersenyum

Bereaksi terhadap suara/bunyi

Suka tertawa keras

Mengenal ibunya dengan

penglihatan, penciuman,

pendengaran, dan kontak

Menahan barang yang dipegangnya

Mengoceh spontan atau bereaksi

dengan mengoceh

Dari 3 sampai 6 bulan

Mengangkat kepala 90 derajat dan

mengangkat dada dengan bertopang

tangan

Mulai belajar meraih benda-benda

yang ada dalam jangkauannya atau

diluar jangkauannya

Menaruh benda-benda di mulutnya

Berusaha memperluas lapangan

pandangan

Tertawa dan menjerit karena

gembira bila diajak bermain

Mulai berusaha mencari benda-

benda yang hilang

Mempertahankan posisi kepala tetap

tegak dan stabil

Menggenggam pensil

Dari 6 sampai 9 bulan

Dapat duduk tanpa dibantu

Dapat tengkurap dan berbalik

sendiri

Dapat merangkak meraih benda atau

mendekati seseorang

Memindahkan benda dari satu

Mengeluarkan kata-kata yang tanpa

arti

Mengenal muka anggota-anggota

keluarga dan takut kepada orang

asing/lain

Mulai berpartisipasi dalam

Page 42: PKNM Desa Banjarejo Pakis Kabupaten Malang

42

tangan ke tangan yang lain

Memegang benda yang kecil dengan

ibu jari dan jari telunjuk

Bergembira dengan melempar

benda-benda

Makan kue sendiri

permainan tepuk tangan dan

sembunyi-sembunyian

Belajar berdiri kedua kakinya

menyanggah sebagian berat badan

Memungut benda sebesar kacang

dengan cara meraup

Mencari mainan/benda yang

dijatuhkan

Dari 9 sampai 12 bulan

Dapat berdiri sendiri tanpa bantuan

Dapat berjalan dengan dituntun

Menirukan suara

Mengulang bunyi yang didengarnya

Belajar menyatakan satu atau dua

kata

Mengerti perintah sederhana atau

larangan

Berpartisipasi dalam mainan

Menggenggam erat pensil

Senang diajak bermain cilukba

Mengenal anggota keluarga, takut

pada orang yang belum dikenal

Memperlihatkan minat yang besar

dalam mengeksplorasi sekitarnya,

ingin menyentuh apa saja dan

memasukkan benda-benda ke

mulutnya

Dari 12 sampai 18 bulan

Berjalan dan mengeksplorasi rumah

serta sekeliling rumah

Menyusun 2 atau 3 kubus

Dapat mengatakan 5-10 kata

Memperlihatkan rasa cemburu dan

bersaing

Berdiri sendiri tanpa berpegangan

Membungkuk memungut mainan

kemudian berdiri kembali

Berjalan mundur 5 langkah

Memanggil ayah dengan kata “papa”

memanggil ibu dengan “mama”

Memasukan kubus di kotak

Dari 18 sampai 24 bulan

Naik turun tangga Mulai belajar mengontrol buang air

Page 43: PKNM Desa Banjarejo Pakis Kabupaten Malang

43

Menyusun 6 kubus

Menunjukkan mata dan hidungnya

Menyusun 2-6 kata

Belajar makan sendiri

Menggambar garis di kertas atau

pasir

besar dan buang air kecil/kencing

Menaruh minat kepada anak lain dan

bermain-main dengan mereka

Bertepuk tangan melambai-lambai

Menggelindingkan bola kearah

sasaran

Membantu atau menirukan

pekerjaan rumah tangga

Dari 2 sampai 3 tahun

Belajar meloncat, memanjat,

melompat dengan satu kaki

Membuat jembatan dengan 3 kotak

Mampu menyusun kalimat

Mempergunakan kata-kata saya,

bertanya, mengerti kata-kata yang

ditujukan kepadanya

Menggambar lingkaran

Bermain bersama dengan anak lain

dan menyadari adanya lungkungan

lain di luar keluarganya

Jalan naik tangga sendiri

Dapat bermain dan menendang bola

kecil

Mencoret-coret kertas

Bicara dengan baik, menggunakan 2

kata

Dapat menunjuk 1 atau lebih

anggota tubuhnya

Melihat gambar dan dapat menyebut

dengan benar 2 benda atau lebih

Membantu memungut mainanya

sendiri

Makan nasi sendiri tanpa banyak

tumpah

Melepas pakaian sendiri

Dari 3 sampai 4 tahun

Berjalan-jalan sendiri mengunjungi

tetangga

Berjalan pada jari kaki

Belajar berpakaian dan membuka

pakaian sendiri

Menggambar garis silang

Mengenal sisi atas, sisi bawah, sisi

muka, sisi belakang

Mendengarkan cerita-cerita

Bermain dengan anak lain

Menunjukkan rasa sayang kepada

saudara-saudaranya

Page 44: PKNM Desa Banjarejo Pakis Kabupaten Malang

44

Menggambar orang hanya kepala

dan badan

Mengenal 2-4 warna

Bicara dengan baik

Menyebut namanya, jenis kelamin,

dan umur, dan tempat tinggalnya.

Banyak bertanya

Bertanya bagaimana anak dilahirkan

Dapat melaksanakan tugas-tugas

sederhana

Mengenakan sepatu sendiri

Berdiri 1 kaki 2 detik

Melompat kedua kaki diangkat

Mengayuh sepeda roda tiga

Menyusun 8 kubus

Mencuci da mengeringkan tangan

sendiri

Dari 4 sampai 5 tahun

Melompat dan menari

Menggambar orang terdiri dari

kepala, lengan, badan

Menggambar segiempat dan

segitiga

Pandai bicara

Dapat menghitung jari-jarinya

Dapat menyebut hari-hari dalam

seminggu

Mendengar dan mengulang hal-hal

penting dan cerita

Minat kepada kata baru dan artinya

Memprotes bila dilarang apa yang

diingininya

Menggosok igi tanpa dibantu

Bereaksi tenang dan tidak rewel

ketika ditinggal ibu

Mengenal lebih dari 4 warna

Memperkirakan bentuk dan besarnya

benda, membedakan besar dan kecil

Menaruh minat kepada aktivitas

orang dewasa

Berdiri 1 kaki 6 detik

Menggambar tanda silang dan

lingkaran

Mengancing baju atau pakaian

boneka

Menyebut nama lengkap tanpa

dibantu

Senang bertanya tentang sesuatu

Menjawab pertanyaan dengan kata-

kata yang benar

Bicara mudah dimengerti

Menyebut angka, menghitung jari,

berpakaian sendiri tanpa dibantu

Umur 5-7 tahun

Berjalan lurus

Berdiri dengan 1 kaki selama 11

Menjawab pertanyaan tentang

benda, terbuat dari apa dan

Page 45: PKNM Desa Banjarejo Pakis Kabupaten Malang

45

detik

Menggambar orang dengan 6 bagian

Menangkap bola kecil dengan kedua

tangan

Menggambar segi empat

Mengerti arti lawan kata

Mengerti pembicaraan yang

menggunakan 7 kata atau lebih

kegunaanya

Mengenal angka, bisa menghitung

angka 5-10

Mengenal warna-warni

Mengungkapkan simpati

Mengikuti aturan permainan

Berpakaian sendiri tanpa dibantu

Page 46: PKNM Desa Banjarejo Pakis Kabupaten Malang

46

Lampiran 2

Tips Menyikat Gigi Bayi

1. Bila bayi tidak mau membuka mulutnya, beri contoh bayi dengan

memasukkan sikat gigi itu ke dalam mulut Ibu. Bayi senang menirukan

apa saja yang dilakukan oleh ibunya.

2. Buka mulut Ibu lebar-lebar, lakukan sambil bernyanyi. Bayi akan

mencoba menirukan nyanyian itu atau bisa juga ia malah tertawa tapi

setidaknya ia mau membuka mulutnya

3. Dudukkan bayi dalam posisi yang nyaman baik bagi bayi maupun bagi

Ibu. Seperti berdiri atau duduk di belakangnya sambil ia melihat apa yang

Ibu lakukan. Posisi seperti ini paling baik dilakukan, karena memudahkan

Ibu mencapai seluruh area di dalam mulutnya.

4. Sikatlah dengan lembut dan tidak perlu menyikat giginya dengan kuat

karena justru nanti malah membuatnya menolak untuk sikat gigi lagi.

Tips Tambahan Menjaga Kesehatan Gigi Bayi

1. Hindari pemberian jus buah pada bayi. Pilihan terbaik untuk bayi minum selain

ASI adalah air putih. Apabila ingin memberikan jus buah, pastikan bayi

meminumnya dari gelas bayi (sippy cup) dan bukan dengan botol/dot. Jika bayi

minum jus menggunakan botol, jus-nya akan terkumpul di giginya dan bisa

menimbulkan kerusakan gigi pada anak.

2. Jangan menidurkan bayi dengan meminumkan sebotol jus atau sebotol susu.

Bakteri yang ada di dalam mulut bayi dapat bereaksi dengan laktosa yang ada

di dalam susu dan membentuk asam yang dapat merusak lapisan enamel gigi.

3. Jangan mencelupkan empeng ke dalam cairan yang manis

4. Jangan menambahkan/memberikan gula pada makanan bayi karenabayi tidak

terlahir langsung memiliki rasa suka makanan manis melainkan karena

kebiasaan diberi makanan atau minuman yang manis.

Page 47: PKNM Desa Banjarejo Pakis Kabupaten Malang

47

5. Bersihkan gigi bayi secara menyeluruh pada saat ia tidur. Produksi air liur bayi

menurun di malam hari, sementara air liur berfungsi membersihkan gigi.

Dengan demikian bakteri “jahat” yang ada di mulut akan lebih mudah

menempel pada gigi bayi.

6. Jika ingin memberi obat minum untuk bayi maka dilakukan sebelum

menggosok gigi karena biasanya obat minum untuk bayi mengandung sukrosa

yang dapat merusak gigi jika tidak dibersihkan.(Anonymous, 2013)

 

Page 48: PKNM Desa Banjarejo Pakis Kabupaten Malang

48

Lampiran 3

Demontrasi Pembuatan PMT

Resep Baso pelangi

Bahan:

300 Gram daging ayam giling

50 g wortel

50 g bayam

1 sdt garam

1 siung bawang putih, goreng, haluskan.

1/4 sdt merica bubuk

1 sdt kecap asin

1 butir telur

50 gr tepung kanji

Cara Membuat :

- Blender ayam, bawang putih dan garam sampai lembut

- Simpan dalam baskom tambahkan tepung kanji dan telur aduk dengan rata

sambil dibanting-banting hingga kalis.

- Tambahkan minyak wijen, kecap asin dan merica kemudian banting-banting lagi

sampai kalis dan tercampur rata.

- Buat kepalan kira-kira segenggam tangan, lalu sendokan adonan yang keluar

dari ibu jari dan telunjuk, masukan ke dalam air mendidih hingga terapung.

- Angkat baso yang sudah terapung dan siap untuk disajikan langsung atau

dimasak sebagai bahan campuran yang lain. Bahan diatas bisa untuk 20 butir

bakso.

Page 49: PKNM Desa Banjarejo Pakis Kabupaten Malang

49

Lampiran 4

Hasil Pre-Test dan Post-Test Ibu Balita

PENYULUHAN PAUD

DESA BANJARREJO, KEC. PAKIS, KAB. MALANG

No Nama Ibu Hasil Pre-Test Hasil Post-Test

1 Masruro 5 8

2 Sriani 7 9

3 Kusmiati 6 8

4 Mariani 6 7

5 Fitri 8 10

6 Ratna 5 7

7 Sudarpi 4 7

8 Sugianti 7 9

9 Didin Nurul 7 8

10 Solikha 6 8

11 Citra Tri 5 7

12 Suarti Ningsih 5 9

13 Indra 6 8

14 Yuniasih 7 10

15 Ima Wahyuni 4 7

16 Riani 7 9

17 Sriani 6 7

Total 6,5 8,5

Peningkatan pengetahuan 20 %

Page 50: PKNM Desa Banjarejo Pakis Kabupaten Malang

50

Lampiran 5

Screening Antropometri dan Kondisi Gigi

No Nama Berat Tinggi Status gizi Kondisi Gigi

Keterangan Lain-Lain

1 Mochammad Fadhilah Akbar

- - - -

2 Debra Ferlita 16 101 Normal d=4 Sangat rendah3 Junian Pandu Adi Pratama 13,5 95 Stunting (HAZ : -2,84) -4 Inneke Alya Kamalin 14 96 Normal d=5 Sangat rendah5 Wisnu Ramadhan 10,3 89 Stunting (HAZ :-2,31)

Wasting (WHZ: -2,47)Underweight (WAZ : -2,89)

-

6 Faiha Zulfa Surahmad 13,5 95 Normal d=2 Sangat rendah7 M. Mandala Bima Sena 15 102 Normal D=12 Sangat rendah8 Khoirul Anwar 13 105 Wasting (WHZ : -3,04) D=9 Sangat rendah9 Andra Gendis Puspita 10 93 Wasting (WHZ : -3,68)

Underweight (WAZ : -2,81)D=3 Sangat rendah

10 M. Sahrul Gunawan - - - -11 Dio Putra Pratama 13 96 Stunting (HAZ : -2,29)

Underweight (WAZ : -2,06)-

12 Abinaya Aesar Maulana - - - -13 Lovel Shavergio Islamy

Pasya14 104 Normal D=3 Sangat rendah

14 Farelino Oktan Fitrianto - - - -15 Wafa Arvel Danendra 16 103 Normal D=8 Sangat rendah

Page 51: PKNM Desa Banjarejo Pakis Kabupaten Malang

51

Irawan16 M. Ridho Al Hafidz - - - -17 M. Abdan Fadlan 18 103 Normal D=3 Sangat rendah18 M. Abdin Fadlan 15 98 Normal D=3 Sangat rendah19 M. Ravel Efendy - - - -20 Restu Hermawanto 15 100 Normal -21 Agustina Permatasari 13 96,5 Stunting (HAZ : - 2,89)

Underweight (WAZ : - 2,44)

D=4 Sangat rendah

22 Tasya Adinca Azzahra 15 98 Normal D=2 Sangat rendah23 Dinar Putri Yulianti 20 102 Normal d-1 Sangat rendah24 M. Raffa Fathul Laquinta 11 91 Wasting (WHZ : -2.10

Underweight (WAZ : -2,24)D=6 Sangat rendah

25 M. Husein 24 100 Obesitas (WHZ : 5, 10)(WAZ : 2,67)

- Sangat rendah

26 Anis Khoirun Nisa 11 94,5 Underweight (WAZ : -2,93)Stunting (HAZ : -2,11)Wasting (WHZ : - 2,46)

D=10 Sangat rendah

Page 52: PKNM Desa Banjarejo Pakis Kabupaten Malang

52

Lampiran 6Dokumentasi Foto

Kegiatan di posyandu

Page 53: PKNM Desa Banjarejo Pakis Kabupaten Malang

53

Kegiatan di PAUD