PKN

19
Disusun Oleh : NIZAR DWI PRABAWA 111.140.025 KELAS C PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” TUGAS PANCASILA ETIKA DAN PARADIGMA YANG BERDASARKAN PANCASILA

description

ml

Transcript of PKN

TUGAS PANCASILAETIKA DAN PARADIGMA YANG BERDASARKAN PANCASILA

Disusun Oleh :NIZAR DWI PRABAWA111.140.025KELAS C

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGIFAKULTAS TEKNOLOGI MINERALUNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERANYOGYAKARTA2015BAB I. PENDAHULUAN Etika merupakan kebiasaan yang benar dalam pergaulan dan dapat dirumuskan sebagai suatu batasan yang menilai tentang salah atau benar serta baik atau buruk suatu tindakan.Kunci utama penerapan etika adalah memperlihatkan sikap sopan santun, rasa hormat terhadap keberadaan orang lain dan mematuhi peraturan serta tatakrama yang berlaku pada lingkungan tempat kita berada. Sebagai makhluk sosial, tidak dapat dipungkiri bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri, artinya manusia mutlak membutuhkan orang lain dalam menjalani hidupnya. Di sinilah, manusia tidak bisa dipisahkan dari kehidupan bertetangga dan bermasyarakat. Etika sangat diperlukan dalam kehidupan sehari hari.Etika merupakan pagaryang mengatur pergaulan manusia dalam suatu masyarakat. Seseorang yang beretika mampu mengontrol sikap dan tutur katanya terhadap orang lain. Tanpa etika, kita akan dicap sebagai orang yang tidak tahu bertatakrama. Secara filosofis hakikat kedudukan pancasila sebagaiparadigmapembangunan nasional mengandung suatu konsekuensi bahwa dalam segala aspek pembangunan nasional kita harus mendasarkan pada hakikat nilai-nilai sila-sila pancasila. Jadi, Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional, berartikan Pancasila merupakan suatu sumber hukum-hukum, metode, serta penerapan dalam pembangunan nasional dan jika ditemukan kelemahan-kelemahan pada teori yang telah ada tentang pembangunan nasional, maka ilmuan akan kembali pada pengertian sila-sila itu sendiri. Maka pembangunan nasional harus meliputi aspek jiwa (rokhani) yang mencakup akal, rasa, dan kehendak, aspek raga (jasmani), aspek individu, aspek sosial, aspek pribadi dan juga aspek kehidupan terhadap Tuhannya dengan cara berpedoman pada pancasila.

BAB II. ETIKA DAN TEKNOLOGIA. Pengertian Etika, Moral, dan Norma1. Pengertian EtikaEtika berasal dari kata ethos yaitu yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat. Etika mempunyai kesamaan arti dengan moral, namun dalam pemakaian sehari-hari sedikit ada perbedaan, moral atau moralitas dipakai untuk perbuatan yang sedang dinilai, sedangkan etika dipakai untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang ada.2. Pengertian MoralKata moral yang berasal dari kata latin mos, yang dalam bentuk jamaknya adalah mores yang berarti adat atau cara hidup.Moral adalah nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau dalam suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.3. Pengertian NormaMenurut Achmad Charris Zubair, Norma berarti ukuran, garis pengarah, atau aturan, kaidah bagi pertimbangan dan penilaian. Nilai yang menjadi milik bersama dalam satu masyarakat dan telah tertanam dengan emosi yang mendalam akan menjadi norma yang disepakati bersama.B. Macam-macam etika dan jenis/golongan etika1. Macam-macam Etikaa. Etika Deskriptif: Melukiskan tingkah laku moral dalam arti luas, baik dan buruk, tindakan yang diperbolehkan atau tidak.b. Etika Normatif: Merupakan bagian terpenting dari etika dan bidang tempat diskusi-diskusi yang paling menarik tentang masalah-masalah moral berlangsung.c. Etika Individu: Etika yang objeknya tingkahlaku manusia sebagai pribadi.d. Etika Sosial: Membicarakan tingkahlaku dan perbuatan manusia dalam hubungannya dengan manusia lain.e. Etika Terapan: Menyoroti suatu profesi atau suatu masalah, contoh etika kedokteran, etika politik.f. Metaektika: Mempelajari logika khusus dari ucapan-ucapan etis, jadi pada taraf bahasa etis atau pada bhasa yang digunkan di bidang mental.2. Jenis/golongan Etika Etika Umum: berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar manusia bertindak secara etis, manusia mengambil keputusan etis, teori-teori etika dan prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak. Etika Khusus: Penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang kehidupan yang khusus.

C.Hubungan Etika dengan TeknologiHakikat Teknologi: Teknologi bukanlah sekedar produk ilmu pengetahuan beserta temuan-temuannya yang berupa mesin, pesawat, reaktor, ataupun fasilitas fisik lainnya yang serba canggih, melainkan juga termasuk sistem organisasi, struktur sosial beserta kekuasaan yang terlintas padanya. Menurut Kunto Wibisono: Merupakan hasil penerapan secara sistematik ilmu pengetahuan, sebagai suatu himpunan rasionalistik empirik dari berbagai komponen pendukungnya, dengan maksud hendak mengusai atau mengendalikan gejala-gejala yang dihadapinya melalui proses produktif secara ekonomis. Karakter Teknologi: Ada beberapa karakter teknologi : 1. Teknologi pada hakikatnya adalah tangan untuk melaksanakan kekuasaan yang dimiliki ilmu, hal ini harus disadari oleh manusia. Teknologi dihasilkan dari penerapan ilmu yang sudah mengalami penelitian dan pengembangan lebih lanjut hingga manfaatnya menjadi jelas bagi kehidupan manusia/. 2. Teknologi bersifat dialektik, artinya teknologi dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi manusia, akan tetapi pemecahan masalah tersebut menimbulkan permasalahan yang baru , dan permasalah yang baru ini harus dipecahkan dengan teknologi yang baru pula. 3. Teknologi memerlukan energi yang sangat besar. Pada umumnya, di negara-negara industri maju, konsumsi energi perkapita sangat tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara yang laju konsumsinya rendah. Sehingga tampak adanya korelasi antara pendapatan nasional bruto (GNP) dengan konsumsi energi.

D. Prospektivitas Bahan Bakar Migas dan Landasan Etis Teknologi1. Pengertian Bahan Bakar MigasMinyak dan gas bumi adalah istilah dalam bahasa Indonesia yang telah digunakan sehari-hari. Pengertian minyak dan gas bumi sebagai bahan yang paling penting di dunia dewasa ini, adalah karena banyak dan gas bumi merupakan energi. 2. Keunggulan Minyak dan Gas Bumi sebagai Sumber Energi Secara Fisikaa.Sifat cair minyak bumib.Minyak dan gas bumi mempunyai kalori yang tinggic. Minyak dan gas bumi menghasilkan berbagai macam bahan bakard.Minyak bumi menghasilkan berbagai macam pelumase. Minyak bumi dapat bersifat sebagai bahan baku, yaitu bahan petrokimia3. Kebijakan Pemakaian Bahan Bakar MigasSuatu kebijakan mengeani energi yang menyangkut migas, haruslah berdasarkan tiga hal pokok, yaitu:1. Senyawa migas merupakan bahan yang dapat habis atau dapat dikatakan bahan pakai habis.2. Konsumsimigas terus-menerus meningkat..3. Kebijakan juga harus didasarkan atas sumber minyak yang tidak merata

F. Analisis Sumber Alam dan Lingkungan Hidup serta Landasan Nilai-nilai Etis Pancasila Bagi Perkembangan Teknologi dan Teknologi Pemakaian Bahan Bakar Migas.Sumber alam ada yang tidak dapat dipulihkan dan ada yang dapat dipulihkan kembali. Sumber alam yang tidak dapat dipulihkan, seperti migas, batubara dan mineral, sedangkan yang dapat dipulihkan seperti hutan, laut, air, dan sumber biologi lain. Pengelolaan dan pengolhan sumber alam yang habis pakai harus diupayakan secara bijaksana, terutama agar dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat.Karakter menyatakan teknologi bersifat dialetik, dan teknologi memerlukan energi yang sangat besar. Dari karakter-karakter diatas, terlihat bahwa teknologi merpakan pedang bermata dua, yang dapat digunakan untuk kebaikan atau keburukan, sehingga penerapan teknnologi memerlukan landasan etis, baik etika individu, sosial maupun lingkungan.Landasan nilai-nilai etis Pancasila bagi teknologi pemakaian bahan bakar migas. Kecanggihan teknologi sepatutnya diikuti dengan kebijaksanaan dan kearifan manusia. Dalam memanfaatkan teknologi dalam memanfaatkan migas, tentu menimbulkan pencemaran lingkungan. Sehingga dibutuhkan etika lingkungan hidup agar tidak merusak lingkungan.Menurut Johan Galtung, ada 3 etika lingkungan:1. Etika Egosentris2. Etika Homosentris3. Etika EkosentrisEtika lingkungan perlu dikembangkan untuk mengendalikan diri manusia dan harus bertumpu pada sumber alam. Etika lingkungan yang mampu memberi penjelasan dan pertanggung jawaban rasional tentang nilai-nilai, asas-asas, dan norma-norma bagi sikap dan moral manusia, sulit didapatkan.Bahan bakar migas merupakan bahan bakar yang habis pakai, sehingga diperlukan beberapa kebijakan dalam pemakainnya agar tidak kehabisan, kebijakan itu adalah:a. Untuk migas yang dipakai dalam pemabakaran, diusahakan untuk dicarikan sumber migas yang baru.b. Pemakaian bahan bakar migas mulai dikurangi dan dikendalikan agar tidak menimbulkan konflik.Pengelolaan lingkungan hidup diselenggarakan dengan asas tanggung jawab dan asas berkelanjutan yang bertujuan untuk melaksanakan pembangunan dan membentuk manusia Indonesia seutuhnya, serta masyarakat indonesia seluruhnya, agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945 yang merupakan dasar negara.BAB III. PARADIGMA PEMBANGUNAN YANG BERDASARKAN PANCASILA 1. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan IPTEK Tujuan yang essensial dari IPTEK adalah demi kesejahtraan umat manusia, sehingga IPTEK tidak bebas nilai namun terikat nilai. Dalam masalah ini Pancasila telah memberi dasar nilai-nilai bagi pengembangan IPTEK demi kesejahtraan hidup umat manusia. Pengembangan IPTEK sebagai hasil budaya manusia harus didasarkan pada moral Ketuhanan dan kemanusiaan yang adil dan beradab. SilaKetuhanan yang Maha Esa, mengkomplementsikan ilmu pengetahuan, mencipta, perimbangan antar rasional dan irasional, antar akal, rasa, dan kehendak. Berdasarkan sila ini IPTEK tidak hanya memikirkan apa yang ditemukan, dibuktikan, dan diciptakan tetapi juga dipertimbangkan maksudnya dan akibatnya apakah merugikan manusia dengan sekitarnya. Sila ini menempatkan manusia di alam semasta bukan sebagai pusatnya melainkan sebagai bagian sistematik dari alam yang diolahnya (T.Jacob, 1986). Silakemanusiaan yang adil dan beradab, memeberikan daasar moralitas bahwa manusia dalam mengembangkan IPTEK haruslah bersifat beradab. Pengembangan IPTEK harus didasarkan pada hakikat tujuan demi kesejahtraan umat manusia. IPTEK bukan untuk kesombongan, kecongkaan, keserakahan manusia namun harus diabaikan demi peningkatan harkat dan martabat manusia. Silapersatuan Indonesia, mengkomplementasikanuniversaliadaninternasionalisme(kemanusian) dalam sila lain. Pengembangan IPTEK diarahkan demi kesejahtraan umat manusia termasuk di dalamnya kesejahtraan bangsa Indonesia. Pengembangan IPTEK hendaknya dapat mengembangkan rasa nasionalisme, kebesaran bangsa serta keluhuran bangsa sebagai bagian dari umat manusia di dunia. Silakerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, mendasari pengembangan IPTEK secara demokratis, artinya setiap ilmuan haruslah memiliki kebebasan untuk mengembangkan IPTEK. Selain itu dalam pengembangan IPTEK setiap ilmuan juga harus menghormati dan menghargai kebebasan orang lain dan harus memiliki sikap yang terbuka, artinya terbuka untuk dikritik, dikaji ulang maupun dibandingkan dengan penemuan teori lain. Silakeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, mengkomplementasikan pengembangan IPTEK haruslah menjaga keseimbangan keadilan dalam hubungan kehidupan kemanusiaan yaitu keseimbangan keadilan dalam hubungannya dengan dirinya sendiri, menusia dengan tuhannya, menusian dengan manusia lain, manusia dengan masyarakat bangsa dan negara serta manusia dengan alam lingkungan (T. Jacob,1986) 2. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan POLEKSOSBUD HANKAMPembangunan pada hakikatnya merupakan suatu realisasi praksis untuk mencapai tujuan bangsa. Adapun pengembangan rinci dalam berbagai macam bidang antara lain POLEKSOSBUD HANKAM.Pembangunan yang merupakan realisasi praksis dalam negara untuk mencapai tujuan seluruh warga harus mendasarkan pada hakikat menusia sebagai subjek pelaksana sekaligus tujuan pembangunan. Pembangunan hakikatnya membangun manusia lengkap, secara utuh meliputi seluruh unsur hakikat manusia monopruralis, atau dengan lain perkataan membangun mertabat manusia. 3.Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Bidang Politik Dalam sistem politik negara harus mendasarkan pada kekuasaan yang bersumber penjelmaan hakikat manusia sebagaiindividu-makhluk sosialyang menjelma sebagai rakyat. Oleh kerena itu kekuasaan negara harus berdasarkan kekuasaan rakyat bukannya kekuasaan perseorangan atau kelompok. Selain itu sistem politik negara Pancasila memberi dasar-dasar moralitas poitik negara. Telah diungkapkan oleh para pendiri negara Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), misalnya Drs. Moh. Hatta, menyatakan bahwa negara berdasarkan atas Ketuhanan yang Maha Esa, atas dasar Kemanusiaan yang adil dan beradab. Hal ini menurut Moh. Hatta agar memberikan dasar-dasar moral supaya negara tidak berdasarkan kekuasaan, oleh karena itu dalam politik negara termasuk para elit politik dan para penyelenggara negara untuk memegang budi pekerti kemanusiaan serta memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur.

4.Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Ekonomi `Dalam dunia ilmu ekonomi boleh dikatakan jarang ditemukan pakar ekonomi yang mendasarkan pemikiran pengembangan ekonomi atas dasar moralitas kemanusiaan dan Ketuhanan.Perkembangan ilmu ekonomi pada akhir abad ke-18 menumbuhkan ekonomi kapitalis. Atas dasar kenyataan objektif inilah maka di eropa pada awal abad ke-19 muncullah pemikiran sebagai reaksi atas perkembangan ekonomi tersebut yaitu sosialis kominisme yang memperjuangkan nasib kaum proletar yang ditindas oleh kaum kapitalis. Oleh karena itu kiranya menjadi sangat penting bahkan mendesak untuk dikembangkkan sistem ekonomi yang mendasar pada moralitas humanistik, ekonomi yang berkemanusiaan.Atas dasar kenyataan tersebut maka Mubyarto kemudian mengembangkan ekonomi kerakyatan, yaitu ekonomi yang humanistik yang mendasarkan pada tujuan demi kesejahtraan rakyat secara luas. Pengembangan ekonomi tidak bisa dipisahkan dengan nilai-nilai moral kemanusiaan (Mubyarto, 1999). Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa tujuan ekonomi itu sendiri adalah untuk memenuhi kebutuhan manusia, agar manusia menjadi sejahtra.

5.Pancasila Sebagai Paradigma Pembangan HANKAM Demi tegaknya hak-hak warga negara maka diperlukan perturan perundang-undangan negara, baik dalam rangka mengatur ketertiban warga maupun dalam rangka melindungi hak-hak warganya. Keamanan merupakan syarat mutlak tercapainya kesejahtraan warga negara. Adapun demi tegaknya integritas seluruh masyarakat negara diperlukan suatu pertahanan negara.Oleh karena itu Pancasila sebagai dasar negara dan mendasarkan diri pada hakikat nilai kemanusiaan monoprulalis maka pertahanan dan keamanan negara harus dikembalikan pada tercapainya harkat dan martabat manusia sebagai pendukung pokok negara. Pertahanan dan keamanan bukanlah untuk kekuasaan sebab kalau demikian sudah dapat dipastikan akan melanggar hak asasi manusia.Demikian pun pertahanan dan keamanan negara bukanlah hanya untuk sekelompok warga ataupun kelompok politik tertentu, sehingga berakibat negara menjadi totaliter dan otoriter. Pertahanan dan keamanan negara harus mendasarkan pada tujuan demi tercapainya kesejahtraan hidup manusia sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa (Sila I dan II). Pertahanan dan keamanan negara haruslah mendasarkan pada tujuan demi kepentingan warga dalam seluruh warga sebagai warga negara (Sila III). Pertahanan dan keamanan harus mampu menjamin hak-hak dasar, persamaan derajat serta kebebasan kemanusiaan (Sila V).

6,Pancasila Sebagai Paradigma Pengembangan Kehidupan Beragama Pancasila telah memberikan dasar-dasar nilai yang fundamental bagi umat bangsa Indonesia untuk hidup secara damai dalam kehidupan beragama di negeri Indonesia yang tercinta ini. Manusia adalah sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa, oleh karena itu manusia wajib untuk beribadah kepada Tuhan yang Maha Esa dalam wilayah negara di mana mereka hidup. Namun demikian Tuhan menghendaki untuk hidup saling menghormati, karena Tuhan menciptakan umat manusia dari laki-laki dan perempuan ini yang kemudian berbangsa-bangsa, bergolongan-golongan, berkelompok-kelompok baik sosial, politik, budaya, maupun etnis tidak lain untuk saling hidup damai yang berkemanusiaan.Dalam pengertian inilah maka negara menegaskan dalam pokok pemikiran ke IV bahwa Negara berdasarkan atas Ketuhanan yang Maha Esa, atas dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. Negara memberikan kebebasan kepada warganya untuk memeluk agama serta menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. Dengan lain perkataan menjamin atas demokrasi di bidang agama. Setiap agama memiliki dasar-dasar ajaran-ajaran sesuai dengan kayakinan masing-masing maka dalam pergaulan hidup negara kehidupan beragama berhubungan antar pemeluk agama didasarkan atas nilai-nilai kemanusiaan yang beradab hal ini berdasarkan pada nilai bahwa semua pemeluk agama adalah sebagai dari umat manusia di dunia.

BAB IV. PENUTUP 1. Kesimpulan Etika merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang adat istiadat serta kebiasaan-kebiasaan baik di dalam kehidupan manusia yang mencakup tata sikap, tata tutur dan tata pikir. Etika memiliki cakupan yang sangat luas dalam kehidupan manusia. Etika dalam masyarakat berkembang sesuai dengan adat istiadat , kebiasaan, nilai dan pola perilaku manusia terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya dalam kehidupan masyarakat. Pemahaman mengenai etika memberikan banyak manfaat bagi kehidupan masyarakat, contohnya saja timbulnya rasa saling menghargai satu sama lain, timbulnya rasa tolong-menolong serta rasa empati terhadap sesama sehingga tercipta kehidupan yang harmonis, rukun dan damai. Etika juga mengajarkan agar manusia dapat mawas diri artinya manusia memperhitungkan apa yang akan dilakukannya dan bagaimana pandangan orang lain terhadap perilakunya. Etika memiliki peranan penting dalam kehidupan masyarakat baik sebagai ilmu teori maupun sebagai praktek nyata dalam kehidupan bertetangga dan bermasyarakat. Pada hakikatnya Pancasila harus merupakan sumber nilai, kerangka pemikiran serta basis moralitas bagi pengembangan IPTEK. Pengambangan politik negara terutama dalam proses reformasi dewasa ini harus mendasarkan pada moralitas sebagaimana tertuang dalam sila-sila Pancasila sehingga, praktek-praktek politik yang menghalalkan segala cara dengan memfitnah, memprovokasi menghasut rakyat yang tidak berdosa untuk diadu domba harus segera diakhiri. Ekonomi harus mendasarkan pada kemanusiaan yaitu demi kesejahtraan kemanusiaan, ekonomi untuk kesejahtraan manusia sehingga kita harus menghindari diri dari pengembangan ekonomi yang hanya mendasarkan pada persaingan bebas, monopoli dan lainnya yang menimbulkan penderitaan pada manusia, menimbulkan penindasan atas manusia satu dengan lainnya. Suatu tugas yang maha berat bagi bengsa Indonesia pada pasca reformasi dewasa ini untuk mengembangkan aspek sosial budaya dengan berdasarkan nilai-nilai Pancasila, yang secara lebih terinci berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan, nilai Ketuhanan serta nilai keberadaban. Pertahanan dan keamanan haruslah diperuntukkan demi terwujudnya keadilan dalam hidup masyarakat (terwujudnya suatu keadilan sosial) agar benar-benar negara diletakkan pada fungsi yang sebenarnya sebagai suatu negara hukum dan bukannya suatu negara yang meradasarkan atas kekuasaan. Kehidupan beragama dalam negara Indonesia dewasa ini harus dikembangkan ke arah terciptanya kehidupan bersama yang penuh toleransi, saling memnghargai berdasarkan nilai kemanusiaan yang beradab.