Pkn 2-Filsafat Pancasila

20
Pokok Bahasan 2 Pokok Bahasan 2 FILSAFAT PANCASILA FILSAFAT PANCASILA Filsafat Filsafat : mencintai hal-hal yang sifatnya : mencintai hal-hal yang sifatnya bijaksana bijaksana Filsafat Pancasila Filsafat Pancasila : mencintai Pancasila : mencintai Pancasila sebagai suatu hal yang sifatnya bijaksana sebagai suatu hal yang sifatnya bijaksana Pancasila = kebijaksanaan bangsa Indonesia Pancasila = kebijaksanaan bangsa Indonesia

description

tugas

Transcript of Pkn 2-Filsafat Pancasila

  • Pokok Bahasan 2

    FILSAFAT PANCASILAFilsafat : mencintai hal-hal yang sifatnya bijaksana

    Filsafat Pancasila: mencintai Pancasila sebagai suatu hal yang sifatnya bijaksana

    Pancasila = kebijaksanaan bangsa Indonesia

  • Obyek FilsafatObyek Materia : segala sesuatu yg konkrit (spt: manusia, hewan, alam, dsb.), dan yg abstrak (spt: nilai, ide, ideologi, moral, pandangan hidup, dll.)

    Obyek Forma : cara pandang peneliti terhadap obyek materia (spt: nilai = aksiologi, pengetahuan = epistemologi, keberadaan/hakikat = ontologi, dll.)

  • LINGKUP PENGERTIAN FILSAFATSuatu kebijaksanaan yang rasional dari segala sesuatuSuatu sikap dan pandangan hidupSuatu kelompok persoalanSuatu kelompok teori dan sistem pemikiranSuatu proses kritis dan sistematis dari segala pengetahuan manusiaSuatu usaha untuk memperoleh pandangan yang komprehensif

  • Ciri-ciri Berfikir Secara KefilsafatanKritis : selalu mempertanyakan segala sesuatu, tidak terpaku dan puas pada satu jawaban/pendapat belakaMendalam : berfikir pada hal yang substansial, tidak pada kulit luar saja tetapi pada isi dari sesuatuKonseptual : tidak sekedar persepsi, tetapi pengertianKoheren (runtut) : tertata secara berurutanRasional : setiap bagian tersusun secara logisMenyeluruh : kesimpulan bersifat umum, tidak individualUniversal : kebenarannya dapat diterima secara universalSpekulatif : pengajuan dugaan melampaui batas faktaSistematis : terdiri atas bagian-bagian yang berhubungan dan saling ketergantungan dalam kondisi yang harmonis; tdk saling bertentanganBebas : tidak terikat, ttp sampai pada suatu hakikat.

  • CABANG-CABANG FILSAFATMetafisika : berkaitan dgn persoalan tentang hakikat yg ada (aliran-aliran: monisme, dualisme, pluralisme, spiritualisme, materialisme, mekanisme, teleologisme, dan vitalisme)Epistemologi : berkaitan dengan persoalan hakikat pengetahuan (aliran-aliran: rasionalisme, empirisme, realisme, kritisisme, positivisme, skeptisisme)Metodologi : berkaitan dengan persoalan hakikat metode ilmiah, spt: observasi, hipotesis, hukum, teori, eksperimen, dll.Logika : berkaitan dengan persoalan penyimpulan (deduktif dan induktif)Etika : berkaitan dengan persoalan moralitas (aliran-aliran : idealisme, hedonisme, teleologisme, utilitarianisme,dll.)Estetika : berkaitan dengan persoalan keindahan.

  • Cabang-Cabang Filsafat BaruFilsafat HukumFilsafat BahasaFilsafat SosialFilsafat IlmuFilsafat PolitikFilsafat KebudayaanFilsafat LingkunganDll.

  • PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEM (FILSAFAT)Sistem : suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerjasama untuk satu tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh.Ciri-ciri suatu sistem:Suatu kesatuan bagian-bagianBagian-bagian tersebut memiliki fungsi masing-masingSaling berhubungan, saling ketergantunganKesemuanya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan bersamaTerjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks.

  • KESATUAN SILA-SILA PANCASILASusunan Pancasila bersifat hierarkis dan berbentuk piramidal

    Hubungan sila-sila Pancasila saling mengisi dan saling mengkualifikasi

  • Susunan Pancasila bersifat hierarkis dan berbentuk piramidalSila pertama: Sila I menjiwai dan meliputi sila II, sila III, sila IV, dan sila V.Sila kedua : Sila II diliputi dan dijiwai sila I, serta meliputi dan menjiwai sila III, sila IV, dan sila V.Sila Ketiga : Sila III diliputi dan dijiwai sila I dan sila II, serta meliputi dan menjiwai sila IV, dan sila V.Sila Keempat : Sila IV diliputi dan dijiwai sila I, sila II, dan sila III, serta meliputi sila V.Sila kelima : Sila V diliputi dan dijiwai sila I, sila II, sila III, dan sila IV.

  • Hubungan sila-sila Pancasila saling mengisi dan saling mengkualifikasiSila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa adalah Ketuhanan yang berperikemanusiaan yang adil dan beradab, yang berpersatuan Indonesia, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaran/perwakilan, dan yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.Sila Kedua : Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab adalah kemanusiaan yang berketuhanan yang maha esa, yang berpersatuan Indonesia, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, dan yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.Sila Ketiga : ...Sila Keempat : ...Sila Kelima : ...

  • KESATUAN SILA-SILA PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEM FILSAFATDasar Ontologis Sila-sila Pancasila

    Dasar Epitemologis Sila-sila Pancasila

    Dasar Aksiologis Sila-sila Pancasila

  • Dasar Ontologis PancasilaOntologi : hakikatHakikat dasar Pancasila adalah manusia sebagai makhluk monopluralis (Makhluk individu, makhluk sosial, dan makhluk Tuhan).Dasar dari kelima sila Pancasila adalah manusia. Manusia yg berKetuhanan Yang Maha Esa, Manusia yg berKemanusiaan Yang Adil dan Beradab, dst...

  • Dasar Epistemologis PancasilaEpistemologi : pengetahuan manusia (sumber, kebenaran, dan watak pengetahuan)Sumber pengetahuan Pancasila adalah nilai-nilai yang ada pada bangsa Indonesia digali dan dirumuskan oleh para pendiri bangsa.Kebenaran Pancasila : rasio (akal), inderawi (empirik), intuisi (perasaan=emosional), konsensus (musyawarah/mufakat), wahyu (spiritual). Watak Pengetahuan Pancasila: Sintesis dari Akal, Rasa, Kehendak manusia. Akal adalah potensi kebenaran rasional manusia, rasa adalah potensi berkaitan dgn estetika (keindahan) manusia, dan kehendak adalah potensi yg berkaitan dgn moral dan etika. Kebenaran pengetahuan dlm Pancasila berkaitan dgn nilai.

  • Dasar Aksiologis PancasilaAksiologi: Filsafat Nilai.Nilai: sesuatu yg baik, berguna, berharga, dan bermanfaat bagi manusia.Sesuatu bernilai karena: berguna, keyakinan, memuaskan, menarik, menguntungkan, menyenangkan.Ciri-ciri nilai: realitas abstrak, normatif (mengandung harapan akan sesuatu yg diinginkan), dan motivator (pendorong manusia dlm bertindak.

  • Tingkatan-Tingkatan NilaiNotonegoroNilai materiilNilai VitalNilai Kerohanian (kebenaran, estetika, moral atau kebaikan, religius)

    SchellerNilai KenikmatanNilai KehidupanNilai KejiwaanNilai Kerohanian

  • Tingkatan-Tingkatan NilaiEveretEkonomisKejasmanianHiburanSosialWatakEstetisIntelektualKeagamaan

    Filsafat : logika (benar-salah), Etika (baik-buruk), estetika (indah-jelek)Filsafat Pancasila : Nilai Dasar, Nilai Instrumental, Nilai Praksis.

  • TINGKATAN NILAI DALAM FILSAFAT PANCASILANilai Dasar : mutlak, sesuatu yg benar, dan tidak perlu dipertanyakan lagi.Nilai Instrumental : pelaksanaan umum dari nilai dasar, berbentuk norma sosial dan hukum, terwujud dlm peraturan dan mekanisme lembaga2 negara.Nilai Praksis : implementasi yg dilakukan melalui nilai instrumental, dan didasari oleh nilai dasar.

  • Nilai dan NormaNorma : kaidah, aturan, atau hukum.Norma adalah manifestasi dari nilai.Jenis-jenis norma:Norma AgamaNorma Moral atau EtikNorma KesopananNorma Hukum.

  • Pancasila = Norma Moral (Etika)Jenis-jenis Etika:Etika Sosial dan BudayaEtika Pemerintahan dan PolitikEtika Ekonomi dan BisnisEtika Penegakan HukumEtika Keilmuan dan Disiplin Kehidupan

  • PENGAMALAN PANCASILAPengamalan secara obyektif, yakni dengan melaksanakan dan menaati peraturan perundang2an sebagai norma hukum negara yg berlandaskan Pancasila.

    Pengamalan secara subyektif, yakni dengan menjalankan nilai-nilai Pancasila yg berwujud norma etik secara pribadi atau kelompok dalam bersikap dan bertingkah laku pada kehidupan berbangsa dan bernegara.

    ******************