PKMRS Hipotermia (Autosaved)

39
PENDAHULUAN Di awal 1900-an disadari bahwa lingkungan yang hangat sangat penting dalam perawatan bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah karena mereka tidak bisa mempertahankan panas tubuh mereka sendiri. Hipotermia (yaitu suhu tubuh di bawah normal) telah diakui sebagai penyebab signifikan penyakit neonatal dan kematian, dan telah dijelaskan dalam bayi berat badan lahir rendah (BBLR) serta bayi baru lahir normal, di setiap benua, dan bahkan di negara-negara tropis. (Newborn health division, 2010) Di negara maju, kesadaran akan pentingnya lingkungan yang hangat telah menunjukkan peningkatan terhadap perawatan bayi baru lahir, terutama bayi prematur dan bayi berat badan lahir rendah. Di negara- negara berkembang, pemahaman terhadap kebutuhan termal pada bayi yang baru lahir dan hipotermia neonatal sangat rendah dan sedikit. Walaupun data angka kejadian jarang terjadi, studi terbaru di beberapa negara berkembang telah menunjukkan bahwa hipotermia masih menjadi masalah umum dan memberikan kontribusi terhadap angka kematian perinatal yang tinggi. (Newborn health division, 2010) Situasi ini berlaku adalah karena lebih disebabkan kurangnya pengetahuan daripada dari kurangnya 1

description

anak hipotermia

Transcript of PKMRS Hipotermia (Autosaved)

Page 1: PKMRS Hipotermia (Autosaved)

PENDAHULUAN

Di awal 1900-an disadari bahwa lingkungan yang hangat sangat penting

dalam perawatan bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah karena mereka

tidak bisa mempertahankan panas tubuh mereka sendiri. Hipotermia (yaitu suhu

tubuh di bawah normal) telah diakui sebagai penyebab signifikan penyakit

neonatal dan kematian, dan telah dijelaskan dalam bayi berat badan lahir rendah

(BBLR) serta bayi baru lahir normal, di setiap benua, dan bahkan di negara-

negara tropis.(Newborn health division, 2010)

Di negara maju, kesadaran akan pentingnya lingkungan yang hangat telah

menunjukkan peningkatan terhadap perawatan bayi baru lahir, terutama bayi

prematur dan bayi berat badan lahir rendah. Di negara-negara berkembang,

pemahaman terhadap kebutuhan termal pada bayi yang baru lahir dan hipotermia

neonatal sangat rendah dan sedikit. Walaupun data angka kejadian jarang terjadi,

studi terbaru di beberapa negara berkembang telah menunjukkan bahwa

hipotermia masih menjadi masalah umum dan memberikan kontribusi terhadap

angka kematian perinatal yang tinggi. (Newborn health division, 2010)

Situasi ini berlaku adalah karena lebih disebabkan kurangnya pengetahuan

daripada dari kurangnya peralatan. Tenaga kesehatan dan ibu tidak menyadari

pentingnya penjagaan bayi yang baru lahir supaya dalam keadaan hangat dengan

metode sederhana seperti pengeringan dan menutupi mereka segera setelah lahir,

mendorong menyusui dini dan menjaga bayi yang baru lahir dalam kontak dekat

dengan ibu mereka. Di fasilitas kesehatan di mana manajer dan pekerja kesehatan

kebanyakaanya tidak menerima pelatihan perlindungan termal, dan prosedur, yang

benar untuk menjaga lingkungan termal cocok untuk bayi baru lahir kurang, dan

praktek-praktek berbahaya yang umum. dalam keadaan seperti itu, berisiko

terjadinya hipotermia atau hipertermia neonatal cukup besar.(Newborn health

division, 2010)

Perlindungan termal dari bayi baru lahir adalah serangkaian kebijakan

yang diambil saat lahir dan pada hari-hari pertama kehidupan untuk memastikan

1

Page 2: PKMRS Hipotermia (Autosaved)

bahwa bayi baru lahir tidak menjadi dingin atau terlalu panas dan

mempertahankan suhu tubuh normal 36-37,5˚C (97,7-99,5˚F). Bayi baru lahir

tidak dapat mengatur suhu seperti orang dewasa. Oleh karena itu, mendingin atau

memanaskan bayi adalah sangat penting. Semakin kecil bayi baru lahir, semakin

besar risiko terjadinya hipotermia. Kemampuan pengaturan suhu tubuh akan

meningkatkan secara bertahap sebagai peningkatan berat badan bayi. (Newborn

health division, 2010)

Pengaturan suhu tubuh pada dasarnya ditentukan oleh dua hal, yaitu

memproduksi panas dan hilangnya panas. Kedua hal tersebut yang mengatur

keseimbangan suhu tubuh sehingga tetap berada pada nilai yang normal. Produksi

panas ditentukan oleh : (Tony C, 2009)

1. Kadar basal metabolisme (basal rate of metabolism) yang terdapat

pada semua sel-sel tubuh.

2. Kadar extra metabolism (extra rate of metabolism) yang disebabkan

oleh aktivitas otot, termasuk kontraksi otot pada keadaan menggigil.

3. Metabolisme extra yang disebabkan oleh efek hormon tiroksin.

4. Metabolisme extra yang disebabkan oleh efek epinefrine, norepinefrin

dan stimulasi simpatetik pada sel.

5. Metabolisme extra yang disebabkan oleh peningkatan aktivitas kimia

pada sel, terutamanya pada saat peningkatan suhu tubuh.

6. Metabolisme ekstra yang berkaitan dengan proses digestif dan

absorpstif makan (thermogenic effect of food)

Panas pada tubuh kebanyakannya dihasilkan oleh organ dalaman

terutamnya pada hepar, otak, jantung, dan otot skeletal sewaktu olah raga. Panas

yang dihasilkan oleh tubuh dipindahkan dari organ dalaman ke tisu dan

permukaan kulit, kemudian menghilang ke udara dan persekitaran.(Rosemary,

2011)

2

Page 3: PKMRS Hipotermia (Autosaved)

DEFINISI

Hipotermia adalah satu keadaan apabila suhu tubuh bayi baru lahir

menurun dibawah 36.5˚C (97.7 ˚F). Hipotermia diklasifikasikan kepada tiga yaitu

hipotermia ringan (mild), hipotermia sedang (moderate) dan hipotermia berat

(severe). Pada suhu axilla normal adalah 36.5-37.5˚C. (Newborn health division,

2010)

Hipotermia ringan (cold stress) 36-36.5˚C ( 96.8-97.7˚F)

Hipotermia sedang 32-36˚C ( 89.6-96.8˚F)

Hipotermia berat < 32˚C (89.6˚F)

Kehilangan suhu tubuh bisa disebabkan oleh beberapa faktor antaranya

adalah luas area permukaan tubuh yang berhubungan dengan berat, ukuran kepala

yang lebih besar dari tubuh, kadar lemak subkutan yang sedikit, dan bayi baru

lahir terutama bayi berat lahir rendah (BBLR). Kadar suhu tubuh bisa menurun

dibawah kadar suhu normal apabila kehilangan panas berlebihan dari kadar

keupayaan untuk memproduksi panas sehingga akhirnya bisa menyebabkan

hipotermia. (Newborn health division, 2010)

Gambar 1 : Suhu tubuh pada bayi baru lahir (˚C)

3

Page 4: PKMRS Hipotermia (Autosaved)

EPIDEMIOLOGI

Kadar insiden berlakunya kasus hipotermia pada bayi baru lahir berlaku

diseluruh dunia. Angka kasus hipotermia sering terjadi pada cuaca dingin. Tapi,

suhu persekitaraan yang rendah tidak sering menyebabkan hipotermia. Insiden

tertinggi kasus hipotermia telah dilaporkan pada tempat yang bersuhu sekitar 26-

30˚C (78.8-86˚F). (Newborn health division, 2010)

Bayi hipotermia yang berada di Neonatal intensive care unit (NICU), telah

menjadi masalah utama diseluruh dunia. Bayi hipotermia sering terjadi pada bayi

yang prematur dan berat bayi lahir rendah. Hasil penelitian oleh Silverman pada

tahun 1958 menunjukkan bahwa pengawalan suhu tubuh bayi dengan cara

pengawalan suhu persekitaran dapat mengurangi angka kematian pada bayi berat

lahir rendah dan bayi prematur. (YS Jia, 2010)

Di Euthiopia, telah dilakukan lapan tahun penelitian di sebuah rumah

sakit, 67% kasus berat bayi lahir rendah dan infan yang berisiko telah dimasukkan

di unit khusus disebabkan hypothermia. Di Nepal, terutamanya sewaktu musim

dingin, lebih dari 80% infan dilahirkan dalam keadaan hipothermia di rumah sakit

bersalin yang terdapat di Kathmandu dan 50% daripadanya tetap hipotermia

selama 24 jam. Hal ini terjadi pada bayi sehat dengan berat yang normal, berat

bayi lahir rendah, dan bayi yang sakit. Dengan meningkatan suhu ruangan, bisa

menurunkan insiden hipotermia.(Newborn health division, 2010)

ETIOLOGI

Hipotermia pada bayi baru lahir lebih sering disebabkan kurangnya

pengetahuan dari kurangnya alat perlengkapan. Perawatan yang salah dalam

penanganan bayi selepas lahir adalah faktor terpenting yang menyebabkan

terjadinya hipotermia. (Newborn health division, 2010)

Kamar bersalin di kebanyakan rumah sakit tidak cukup hangat dan bayi

yang baru lahir sering dibiarkan basah dan tidak ditutupi sampai keluarnya

plasenta. Bayi baru lahir sering ditimbang dalam keadaan telanjang dan kemudian

4

Page 5: PKMRS Hipotermia (Autosaved)

dibersihkan setelah dilahirkan. Pemberian asi juga sering terlambat beberapa jam

setelah dilahirkan dan bayi dipisahkan dari ibunya karena disimpan di nurseri.

Pemisahan ibu dan bayi yang baru dilahirkan membuatkan lebih sulit untuk

membuatkan bayi dalam keadaan hangat. Hal ini juga menyebabkan tingginya

risiko infeksi nosokomial sehingga memberi efek terhadap pemberian asi pada

bayi dan gangguan ikatan antara ibu dan bayi sehingga akhirnya menyebabkan

hipotermia. Hipotermia pada bayi baru lahir akan menyebabkan penurunan

keupayaan menetek. Ganguan pemberian asi akan menyebabkan penurunan

produksi panas sehingga terjadinya hipotermia.(LC Mullany, 2010)

PATOGENESIS TERJADINYA HIPOTERMIA

Suhu di dalam rahim ibu adalah 38˚C (100,4˚F). Saat lahir, bayi

meninggalkan kehangatan rahim, bayi baru lahir yang basah setelah lahir berada

dalam lingkungan yang jauh lebih dingin dan segera mulai kehilangan panas. Bayi

baru lahir khusus bayi premature lebih sering hipotermia. Hal ini disebabkan oleh

beberapa faktor. Antara faktor-faktornya adalah luas area permukaan tubuh

terhadap rasio masa tubuh, kulit bayi yang sangat tipis, kadar lemak yang sedikit

dan respon metabolik yang terbatas terhadap persekitaran yang dingin. Faktor-

faktor ini yang menyebabkan panas tubuh menghilang secara cepat sehingga

menyebabkan penurunan suhu tubuh. Oleh itu, bayi prematur sangat bergantung

terhadap sumber panas dari luar tubuh dan managemen pengawalan suhu tubuh

pada bayi prematur adalah sangat penting. Sewaktu resusitasi bayi saat persalinan,

panas tubuh lebih banyak menghilang dari produksi panas pada bayi berat lahir

rendah. (YS Jia, 2013)

Berat bayi lahir rendah dapat mengalami hipotermia melalui beberapa mekanisme,

yang berkaitan dengan kemampuan tubuh untuk menjaga keseimbangan antara

produksi panas dan kehilangan panas.

1. Penurunan produksi panas.

Hal ini dapat disebabkan kegagalan dalam system endokrin dan terjadi

penurunan basal metabolism tubuh, sehingga timbul proses penurunan

5

Page 6: PKMRS Hipotermia (Autosaved)

produksi panas, misalnya pada keadaan disfungsi kelenjar tiroid, adrenal

ataupun pituitaria.

2. Peningkatan panas yang hilang

Terjadi bila panas tubuh berpindah ke lingkungan sekitar, dan tubuh

kehilangan panas. Adapun mekanisme tubuh kehilangan panas dapat

terjadi secara konduksi, konveksi, radiasi, evaporasi dan kegagalan

termoregulasi. (Tony C, 2009)

Bayi yang baru lahir kehilangan panas dalam empat cara yang berbeda.

Kehilangan panas terutama karena penguapan (evaporation) cairan ketuban dari

tubuh bayi tersebut. Tapi hilangnya panas tubuh juga terjadi dengan konduksi

(conduction) jika bayi ditempatkan telanjang di permukaan yang dingin (misalnya

meja, timbangan, atau kasur yang dingin); cara konveksi (convection) bisa

menyebabkan kehilangan panas jika bayi telanjang terkena udara dingin di

sekitarnya; dan cara radiasi (radiation) juga bisa menyebabkan hilangnya panas

dari bayi ke obyek dingin di sekitar (misalnya dinding dingin atau jendela)

walaupun bayi tidak benar-benar menyentuh mereka. Kehilangan panas

meningkat dengan pergerakan udara, dan bayi risiko mulai dingin bahkan pada

suhu kamar 30˚C (86˚F). (NNF Teaching Aids, 2010)

Gambar 2 : Empat cara bayi baru lahir kehilangan panas ke lingkungan sekitarnya.

6

Page 7: PKMRS Hipotermia (Autosaved)

Menit pertama setelah kelahiran, akan terjadi proses pendinginan pada

bayi. Sekitar 10-20 menit pertama, bayi baru lahir yang tidak dilindungi secara

termal mungkin kehilangan panas yang cukup untuk suhu tubuh turun 2-4˚C (3,6

– 7.2˚F), dengan penurunan lebih besar pada jam-jam berikut jika perawatan yang

tepat tidak diberikan. Jika kehilangan panas tidak dicegah dan dibiarkan berlanjut,

akan terjadi hipotermia pada bayi, yaitu suhu di bawah normal.(Newborn health

division, 2010)

Gambar 3 : Empat cara terjadinya hipotermia.

7

Page 8: PKMRS Hipotermia (Autosaved)

Cara penurunan suhu tubuh.

Gangguan salah satu atau lebih unsur-unsur termoregulasi akan mengakibatkan

suhu tubuh berubah, menjadi tidak normal. Apabila terjadi dingin, secara

fisiologis tubuh akan memberikan respon untuk menghasilkan panas berupa :

1. Shivering thermoregulation / ST

Merupakan mekanisme tubuh berupa menggigil atau gementar involunter

akibat dari kontraksi otot untuk menghilangkan panas. (Robin B, 2010)

2. Non-shivering thermoregulation / NST

Merupakan mekanisme yang dipengaruhi oleh stimulasi system saraf

simptomatis untuk menstimulasi proses metabolic dengan melakukan

oksidasi terhadap jaringan lemak coklat. Peningkatan metabolisme

jaringan brown fat meningkatkan produksi panas dari dalam tubuh. (Robin

B, 2010)

3. Vasokonstriksi perifer

Mekanisme ini juga distimulasi oleh system saraf simpatis, kemudian

sistem saraf perifer akan memicu otot sekitar arteriol kulit untuk

berkontraksi sehingga terjadi vasokonstriksi. Keadaan ini efektif untuk

mengurangi aliran darah ke jaringan kulit dan mencegah hilangnya panas

yang tidak berguna. (Kees H, 2009)

DIAGNOSIS

Tanda dan gejala

Ada banyak bukti bahwa hipotermia berbahaya. hipotermia yang

berlangsung lama akan mengganggu pertumbuhan dan dapat membuat bayi lebih

rentan terhadap infeksi. Selain itu, hipotermia juga berpotensi menyebabkan

kematian pada bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah. Bayi dengan berat

badan lahir rendah atau bayi yang sakit harus dirawat di unit neonatal. Kadar

8

Page 9: PKMRS Hipotermia (Autosaved)

kematian pada bayi yang prematur lebih rendah jika dirawat didalam lingkungan

yang hangat.(Newborn health division, 2010)

Tanda awal dari hipotermia adalah kaki yang dingin untuk disentuh. Jika

hipotermia ini dibiarkan berlanjutan, kulit di seluruh tubuh akan menjadi dingin,

bayi menjadi kurang aktif, tidak mau menyusu, dan tangisan bayi menjadi sangat

lemah.(YS Jia, 2013)

Pada bayi dengan hipotermia berat (severe hypothermia) wajah dan

ekstremitas menunjukkan warna merah cerah. Sclerema (pengerasan dari kulit

yang terkait dengan kemerahan dan edema) dapat terjadi di bagian belakang dan

seluruh anggota badan bayi. Bayi juga menjadi lesu dan dan kurang aktif,

pernafasan menjadi irreguler dan detak jantung menjadi lambat. Selain itu, dapat

juga terjadi penurunan kadar gula darah. asidosis metabolik, perdarahan internal

(terutama pada paru-paru) dan gangguan pernapasan. Hipotermia yang berat

adalah sangat berbahaya, jika tindakan tidak segera dilakukan akan menyebabkan

kematian pada bayi. Namun, semua tanda diatas tidak spesifik dan dapat

menunjukkan penyakit berat lainnya seperti infeksi bakteri pada bayi baru lahir.

(Denis Azzopardi,2014)

Pemeriksaan fisik

Diagnosis hipotermia ditegakkan dengan pengukuran suhu baik suhu

tubuh atau atau kulit bayi. Pengukuran suhu ini sangat bermanfaat sebagai salah

satu petunjuk penting untuk deteksi awal adanya suatu penyakit, dan pengukuran

dapat dilakukan melalui aksila, rektal atau kulit.(Robin B, 2010)

Melalui aksila merupakan prosedur pengukuran suhu bayi yang

dianjurkan, oleh karena mudah, sederhana dan aman. Tetapi pengukuran melalui

rektal sangat dianjurkan untuk melakukan pertama kali pada semua BBL, oleh

karena sekaligus sebagai tes skrining untuk kemungkinan adanya anus

imperforatus. Pengukuran suhu rektal tidak dilakukan sebagai prosedur

pemeriksaan yang rutin kecuali pada bayi-bayi sakit.(Robin B,2010)

9

Page 10: PKMRS Hipotermia (Autosaved)

PENATALAKSANAAN HIPOTERMIA

Bayi baru lahir yang hipotermia harus ditangani segera dengan cara

memanaskan tubuh bayi. Suhu ruangan yang dianjurkan untuk meningkatkan suhu

tubuh bayi adalah suhu sekitar 25˚C (77˚F). Pakaian yang dingin haruslah

disingkirkan dan diganti dengan baju dan topi yang menghangatkan. Jika alat

pemanas digunakan, bayi haruslah memakai pakaian dan pemeriksaan suhu harus

sering diukur sewaktu proses pemanasan dilaksanakan. Pemberian asi sangat

penting sebagai sumber kalori dan cairan tubuhnya. Pemberian asi harus tetap

diteruskan walaupun kondisi bayi terlalu lemah dengan menggunakan saluran

nasogastrik. Hipotermia juga adalah tanda dari infeksi. Oleh itu, setiap bayi yang

baru lahir dengan hipotermia harus diperiksa apakah ada sumber infeksi ataupun

tidak. (Newborn health division, 2010)

Mengurangi kehilangan panas tubuh bayi baru lahir sewaktu resusitasi dini

dan stabilisai di ruang bersalin adalah sangat penting. Neonatal Resusitation

Program (NRP) oleh America Academy of pedriatics dan America Heart

Assosiation, menyatakan perawatan termal secara rutin termasuk meletakkan bayi

hipotermia dibawah alat pemanas (radiant warmner), mengeringkan tubuh bayi

setelah dilahirkan, dan menghindari pakaian yang basah. (YS Jia, 2013)

Di rumah sakit dengan diagnosa hipotermia haruslah ditegakkan dengan

mengukur suhu tubuh aktual. Metode yang digunakan untuk memanaskan tubuh

bayi tergantung tahap keparahan hipotermia dan peralatan yang tersedia. Pada

hipotermia ringan (mild hipothermia dengan suhu tubuh 36.0-36.4˚C / 96.8-

97.5˚F), penanganan yang bisa dilakukan adalah kontak kulit ke kulit dengan suhu

ruangan sekitar 25˚C / 77 ˚F. Pada hipotermia sedang (moderate hipothermia

dengan suhu tubuh 32-35.9 ˚C / 89.6-96.6˚F), penaganan yang bisa dilakukan

adalah dengan memakaikan pakaian yang menghangatkan.(Newborn health

division, 2010)

Pakaian bayi dihangatkan di pemanas radiant

Letakkan bayi di inkubator pada suhu 35-36˚C (95-96˚F)

10

Page 11: PKMRS Hipotermia (Autosaved)

Menggunakan kasur yang bisa diisi air hangat didalamnya.

Suhu ruangan yang hangat dengan suhu 32-34˚C / 89.6-93.2˚F

(suhu dinaikkan jika bayi kecil atau sakit)

Jika tidak ada peralatan yang bisa digunakan untuk menghangatkan

bayi dan keadaan bayi dalam kondisi bagus, penanganan yang bisa

dilakukan adalah kontak kulit ke kulit dalam ruangan yang hangat

(suhu sekitar 25˚C / 77˚F).

Proses menghangatkan bayi mestilah diteruskan sehingga suhu tubuh bayi

mencapai suhu normal. Suhu tubuh bayi dan suhu peralatan yang digunakan untuk

menghangatkan bayi haruslah diperiksa setiap jam.(Reproductive Health and

Research, 2010)

Pada kasus hipotermia berat (severe hypothermia dengan suhu tubuh

dibawah 32˚C / 89.6˚F), beberapa penelitian menganjurkan proses menghangatkan

bayi haruslah dilakukan dengan segera dalam beberapa jam. Proses

menghangatkan bayi yang cepat bisa dicapai dengan menggunakan kasur yang

mempunyai thermostat yang bisa mengkontrol suhu (suhu yang diatur adalah 37-

38˚C / 98.6-100.4˚F) atau dengan menggunakan inkubator udara hangat (suhu

yang diatur 35-36˚C / 95-96.8˚F). Jika tidak ada peralatan yang bisa digunakan

untuk menghangatkan bayi, penanganan dengan kontak kulit ke kulit di dalam

ruangan yang hangat adalah dianjurkan. (Reproductive Health and Research,

2010)

Pemberian asi harus diteruskan sebagai sumber kalori dan cairan tubuh

kepada bayi. Hal ini karena, kadar gula darah sering menurun pada bayi yang

hipotermia. Oleh itu, pemeriksaan kadar gula darah adalah penting untuk bayi

yang hipotermia. Apabila suhu tubuh bayi sudah kembali ke suhu normal, proses

penghangatan bayi haruslah dikurangi utuk menghindari proses penghangatan

yang berlebihan.(Newborn health division, 2010)

11

Page 12: PKMRS Hipotermia (Autosaved)

KLASIFIKASI DAN MANAJEMEN HIPOTERMIA

Anamnesis Pemeriksaan Klasifikasi

Bayi terpapar suhu

lingkungan yang

rendah

Waktu timbulnya

kurang dari 2 hari

Suhu tubuh 32˚C-

36˚C

Gangguan nafas

Denyut jantung

kurang dari 100

kali/menit

Malas minum

Latergi

Hipotermia sedang

Bati terpapar suhu

lingkungan yang

rendah

Waktu timbulnya

kurang 2 hari

Suhu tubuh <32˚C

Tanda hipotermia

sedang

Kulit teraba keras

Napas pelan dan

dalam

Hipotermia berat

PROTEKSI TERMAL PADA BERAT BAYI LAHIR RENDAH ATAU

PADA BAYI YANG SAKIT

a. Ruangan melahirkan yang hangat

"Ruang hangat" (juga disebut ruang yang dipanaskan) merupakan salah

satu metode yang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan bayi baru lahir

yang hipotermia, bayi yang sakit dan bayi yang lahir prematur. Tetapi, ruangan

yang terlalu besar bisa mengurangi suhu ruangan dan menjadi tidak efektif.

(Newborn health division, 2010)

Bayi yang baru dilahirkan, kehilangan panas tubuh dengan cara

penguapan, konduksi, konveksi dan radiasi. Setelah bayi dilahirkan, terjadi

perubahan persekitaran dari suasana intrauterin yang hangat berubah kepada

12

Page 13: PKMRS Hipotermia (Autosaved)

suasana extrauterin yang dingin. Perubahan persekitaran yang dingin

menyebabkan bayi kehilangan panas tubuh dengan cepat. Oleh itu, menyediakan

ruangan persalinan yang hangat dapat membantu menurunkan kadar kehilangan

panas dari tubuh bayi yang baru dilahirkan terutama sewaktu resusitasi dini dan

stabilisasi. Hal ini bisa mengurangkan angka insiden hipotermia pada bayi baru

lahir dengan usia gastasi kurang dari 32 minggu. (YS Jia, 2013).

Ruangan yang hangat sangat efektif dalam menjaga suhu tubuh bayi berat

lahir rendah. Semakin rendah berat lahir bayi, semakin tinggi suhu ruangan yang

diperlukan. Misalnya, suhu ruangan yang tepat untuk bayi yang baru lahir dengan

berat 1-1.5kg saat lahir adalah 30-33˚C (86-9,41˚F), Untuk bayi dengan berat 1,5-

2kg suhu ruangan yang tepat adalah 28-30˚C (82,4-86˚F), dan untuk bayi dengan

berat 2.0-2.5kg suhu ruangan yang diperlukan adalah 26-28 ˚C (78,8-82.4˚F).

Kebutuhan suhu ruangan yang diperlukan oleh bayi akan berkurang secara

bertahap dari hari ke hari. Seorang bayi dengan asfiksia, gangguan pernapasan

atau sepsis, membutuhkan suhu kamar lebih tinggi daripada bayi yang normal.

(Newborn health division, 2010)

Berat badan bayi baru lahir Suhu ruangan yang dibutuhkan

1-1.5Kg 30-33˚C (86-9,41˚F)

1,5-2kg 28-30˚C (82,4-86˚F)

2.0-2.5Kg 26-28˚C (78,8-82.4˚F)

Lingkungan termal yang bersifat individual merupakan kelemahan bagi

metode ini. Masalah ini dapat diminimalkan dengan memiliki beberapa ruangan

yang hangat didalam satu kamar dan menjadikan beberapa partisi dari daerah yang

berbeda di kamar. Oleh itu, bayi yang baru lahir dari beberapa usia kehaminlan

dan post natal dapat menggunakan ruangan dengan suhu yang berbeda di dalam

satu kamar. Suhu tubuh harus tetap dipantau dan bayi haruslah tetap memakai

pakaian.(YS Jia, 2013)

b. Metode perawatan kangaroo (Kangaroo-mother care)

13

Page 14: PKMRS Hipotermia (Autosaved)

Metode perawatan kangaroo adalah metode non konvensional untuk

merawat bayi prematur atau bayi berat lahir rendah setelah stabilisasi awal. Ini

merupakan langkah primer dengan meletakkan bayi di dada atau perut ibu agar

ada kontak kulit ibu ke kulit bayi (Skin to skin contact) untuk menjaga suhu bayi

baru lahir dan pemberian ASI eksklusif. Metode perawatan kangaroo cocok untuk

bayi yang baru lahir tanpa masalah medis dan tanda klinis (pernafasan, suhu,

denyut nadi) stabil.(Dandekar, 2013)

Bayi harus dapat menyusui setidaknya sebagian. Ibu harus sehat dan

bersedia untuk bekerja sama. Metode perawatan kangaroo ini telah digunakan

dengan sukses di beberapa negara sebagai alternatif untuk perawatan inkubator

untuk bayi yang baru lahir stabil berat badan lahir rendah. (Reproductive Health

and Research, 2010)

Metode perawatan kangaroo juga dikenal sebagai Kangaroo Mother Care

(KMC). Metode ini merupakan langkah awal yang berterusan secara kontak

langsung kulit ke kulit antara ibu dan bayi berat lahir rendah. Pemberian asi secara

eksklusif juga dapat dilakukan sewaktu metode KMC ini. Metode perawatan

kangaroo dapat menurunkan insiden hipotermia. Metode perawatan kangaroo atau

KMC juga bisa meningkatkan pola pertumbuhan pada bayi berat lahir rendah dan

mengurangkan lama perawatan di rumah sakit. Metode ini juga sebagai langkah

protektif dari hipotermia, sepsis dan apnea. (Dandekar,2013)

Di rumah sakit tanpa peralatan untuk merawat bayi baru lahir dengan berat

lahir rendah selama periode stabilisasi awal, metode perawatan kangaroo sangat

efektif dan meningkatkan kemampuan bayi untuk bertahan hidup. Metode

perawatan kangaroo ini harus dimulai sedini mungkin setelah melahirkan.

(Edward, 2013)

Selain itu, metode perawatan kangaroo merupakan cara yang efisien untuk

menjaga kehangatan tubuh bayi yang baru lahir. Metode ini juga penting untuk

stimulasi proses menyusu dini pada bayi. Selain itu, metode ini bisa membantu

14

Page 15: PKMRS Hipotermia (Autosaved)

bayi yang baru lahir sebagai proses adaptasi kepada bayi untuk menyesuaikan diri

dengan suasana diluar rahim ibu. Metode ini juga terbukti bahwa bisa menjadikan

proses menyusu lebih teratur pada bayi dan mengurangi frekuensi apneu.(Nahed

Saied Mohammed,2013)

Gambar 4 : Kangaroo Mother care (KMC)

c. Alat pemanas (radiant heaters)

Alat pemanas adalah elemen pemanas yang memberikan kehangatan lokal,

juga dikenali sebagai radiant heaters. Keuntungan dari menggunakan bentuk

pemanasan ini adalah pengamatan bisa dilakukan secara langsung pada bayi. Alat

pemanas bisa menghasilkan area yang yang hangat di mana bayi berat lahir

rendah dan bayi yang sakit bisa dihangatkan sambil diberikan oksigen. Pemanas

radian 400 watt ditempatkan 50 cm di atas bayi. Metode ini efektif hanya jika

suhu tetap tinggi (di atas 25˚C / 77˚F). Cahaya lampu spot berbahaya karena

pemanas fokus pada bayi dan bisa menyebabkan kulit terbakar. (PATH,2009)

Alat pemanas seharusnya hanya digunakan untuk periode yang singkat,

misalnya di ruang bersalin, untuk resusitasi atau selama prosedur di unit

perawatan intensif. Metode pemanasan ini harus diganti dengan alternatif lain

sesegera mungkin. Peralatan yang digunakan harus memiliki kontrol suhu yang

baik secara otomatis atau manual atau keduanya. Pemeriksaan suhu axila bayi

15

Page 16: PKMRS Hipotermia (Autosaved)

haruslah diperiksa lebih sering sebagai langkah waspada supaya bayi tidak

kedinginan atau terlalu panas.(PATH,2009)

d. Kasur pemanas yang berisis air (Heated water-filled mattress)

Penggunaan alas atau kasur pemanas yang berisi air (Heated water-filled

mattress) adalah alat yang digunakan untuk menjaga bayi berat badan lahir rendah

atau bayi sakit supaya tetap hangat dan alat ini lebih ekonomis daripada inkubator.

Kasur ditempatkan di ranjang biasa dan diisi dengan lima liter air. Sebuah

pemanas listrik dan unit kontrol masuk ke dalam kompartemen di bagian bawah

kasur dan menjaga suhu air pada kasur sekitar 35-38˚C (95-100,4˚F). (Newborn

health division, 2010)

Bayi haruslah berpakaian dan ditutupi dengan selimut di ranjang. Aliran

listrik diperlukan untuk metode ini. Namun, jika aliran listrik tidak ada atau gagal

dihasilkan selama bebrapa jam, kasur dapat mempertahankan suhu konstan.

Metode ini juga tidak menjadikan penghalang antara ibu dan bayi selama di

inkubator. Masalah utama dengan metode ini adalah bahwa alat ini sering rusak

dan suku cadang tidak tersedia.(PATH,2009)

e. Penggunaan kantong polyethylene

Penggunaan kantong polyethylene pada bayi berat lahir rendah di ruang

persalinan merupakan metode yang biasa digunakan dinegara berkembang.

Beberapa penelitian telah dilakukan sebelum ini dan menunjukkan penggunaan

kantong polyethylene bisa menurunkan insiden hipotermia pada bayi baru lahir

16

Page 17: PKMRS Hipotermia (Autosaved)

dengan usia gestasi < 29 minggu. Penggunaan kantong polyethylene ini bisa

meningkatkan suhu suhu tubuh pada bayi hipotermia dan bisa menjadikan suhu

tubuh bayi kembali normal.(Alicia E, 2014)

f. Penggunaan lampu pijar pemanas (Light-bulb heated cots or beds)

Sebuah metode yang umum digunakan untuk perlindungan termal pada

bayi baru lahir adalah bohlam pemanas yang diletakkan di ranjang bayi (Light-

bulb heated cots).(PATH,2009) Ranjang bayi ini memiliki beberapa kompartemen

yang tertutup dan terpisah. Ranjang bayi ini juga dilengkapi dengan beberapa

bohlam pemanas yang terletak tepat di bawah kerangka dan di atasnya terletak

kasur. Kerangka ini memiliki lubang di dalamnya yang memungkinkan panas dari

lampu dapat dipindahkan ke kasur. Bohlam pemanas bisa dihidupkan dan

dimatikan secara individual untuk memudahkan untuk mengatur suhu. (Newborn

health division, 2010)

Meskipun ranjang bayi seperti ini mudah untuk dibikin dan sederhana,

namun ranjang bayi ini tidak dianggap aman karena panas tidak dapat dikontrol

secara akurat dan kebakaran bisa terjadi. Namun dalam banyak kasus ini mungkin

satu-satunya perangkat yang tersedia untuk menjaga bayi yang baru lahir supaya

tetap hangat. Profesional kesehatan harus menyadari penggunaan metode ini

bahaya dan harus mencoba untuk menggunakan metode pemanasan alternatif,

seperti ruang hangat dan kontak kulit ke kulit.( Newborn health division, 2010)

g. Inkubator penghangat (Air heated incubator)

Inkubator dengan udara panas (Air heated incubator) digunakan secara

secara luas untuk perawatan bayi berat lahir rendah dan bayi yang sakit.

Penggunaan alat ini bisa menghasilkan lingkungan yang bersih, hangat di mana

suhu dan kelembaban dapat dikontrol dan oksigen dapat diberikan bila perlu.

17

Page 18: PKMRS Hipotermia (Autosaved)

Inkubator ini memiliki banyak keuntungan tetapi mahal dan biaya penggunaannya

sangat tinggi. Selain itu, jika inkubator ini tidak digunakan dan cara penggunaan

dan pemeliharaan inkubator yang tidak benar, akan menyebabkan lebih bayak

bahaya daripada manfaat bagi bayi yang baru lahir. (PATH, 2009)

Mekanisme pemanasan yang canggih pada inkubator moderen

membutuhkan pasokan listrik yang dapat dipercayai. Selain itu, penggunaan

inkubator ini memerlukan ketersediaan suku cadang serta tenaga yang terampil

untuk mempertahankan, dan memperbaiki inkubator bila diperlukan. Staf

kesehatan yang terlatih untuk merawat bayi dalam inkubator sangat diperlukan.

Oleh itu, rumah sakit yang memiliki inkubator ini harus memiliki staf kesehatan

yang benar terlatih dan tenaga yang terampil. (Newborn health division, 2010)

Suhu inkubator harus diperiksa setiap jam berdasarkan berat badan bayi

dan umur. Suhu inkubator yang diperiksa setiap jam dicatat dengan menggunakan

carta “Basic Neonatal Care Nursing observation”. Suhu inkubator bisa dinaikkan

atau diturunkan berdasarkan suhu tubuh. Suhu inkubator tidak bisa dinaikkan

lebih tinggi 1˚C dari suhu tubuh. (Department of pedriatric, 2009)

Pengaturan suhu inkubator untuk bayi hipotermi (˚C)

(Department of pedriatrics,2009)

Berat badan bayi 0 5 10 15 20 25 30

18

Beberapa hari setelah melahirkan

Page 19: PKMRS Hipotermia (Autosaved)

<1000g–1500g 35.5 35.0 35.0 34.5 34.0 33.5 33.0

1500g – 2000g 35.0 34.0 33.5 33.5 33.0 32.5 32.5

2000g – 2500g 34.0 33.0 32.5 32.0 32.0 32.0 32.0

2500g – 3000g 33.5 32.5 32.0 31.0 31.0 31.0 31.0

> 3000g 33.0 32.0 32.0 30.0 30.0 30.0 30.0

Pengaturan suhu inkubator yang dianjurkan bayi hipotermia (˚C)

(Scopes,2003)

Age <1000gm 1000-

1500gm

1500-

2000gm

2000-

2500gm

2500gm + 36

weeks

0-6hr 36,7-26.2 36.2-35.4 35.7-34.2 34.8-33.6 34.8-32.7

6-12hr 36.7-35.0 36.2-35.4 35.7-34.1 34.8-32.0 34.8-32.0

12-36hr 36.6-35.9 36.0-35.2 35.6-34.1 34.7-32.5 34.7-31.6

24-36hr 36.5-35.9 35.9-35.1 35.5-34.0 34.7-32.3 34.4-31.2

36-48hr 36.4-35.8 35.9-35.1 35.4-33.9 34.7-32.3 34.2-31.0

48-72hr 36.4-35.8 35.9-35.0 35.2-33.6 34.6-34.4 34.1-30.6

72-96hr 36.3-35.7 35.8-34.7 35.1-33.5 34.2-31.7 33.6-30.2

4-5 days 36.3-35.6 35.7-34.4 35.0-33.3 34.1-31.6 33.4-29.9

5-6 days 36.2-35.5 35.6-34.3 34.9-33.2 33.9-31.6 33.1-29.8

6-8 days 36.0-35.2 35.2-34.0 35.8-33.0 33.8-31.6 33.5-29.3

8-10days 35.9-35.1 35.0-33.9 36.4-32.8 33.5-31.6 32.5-29.3

10-12days 35.8-24.9 35.0-33.0 34.4-32.7 33.4-31.6 32.0-29.3

12-14days 35.7-34.7 35.0-33.4 34.3-32.6 33.3-31.6 31.4-29.3

2-3weeks 35.6-34.1 35.0-33.0 34.-32.4 33.2-31.0 -

3-4weeks 35.2-33.6 34.6-32.3 34.1-32.0 33.0-30.4 -

4-5weeks 34.7-33.3 33.9-31.8 33.9-31.5 32.6-29.9 -

5-6weeks - 33.1-31,0 - 31.8-29.3 -

Inkubator harus bersih dan desinfektan secara teratur supaya aman

digunakan. Namun, prosedur ini sering diabaikan dan jarang dilakukan karena

kekurangan tenaga kesehatan, terlalu sedikit inkubator, tenaga kesehatan yang

tidak dilatih dengan baik dan benar dan kurangnya bahan desinfektan yang sesuai.

19

Page 20: PKMRS Hipotermia (Autosaved)

Ini meningkatkan risiko infeksi seperti halnya menempatkan lebih dari satu bayi

dalam inkubator pada satu saat karena kekurangan ruangan. (Newborn health

division, 2010)

Kerugian lain dari pengguaan inkubator adalah akan terjadi penghalang

dan tertunda ikatan antara ibu dan bayi. Selain itu, penggunaan inkubator juga

membuat proses menyusui sulit. Oleh itu, bayi harus lebih sering dibawa keluar

dari inkubator secara teratur untuk kontak kulit dan kulit antara ibu dan bayi dan

proses pemberian asi.( Newborn health division, 2010)

KOMPLIKASI

Beberapa komplikasi yang dapat timbul akibat hipotermia antaranya adalah

hipoglikemia karena kekurangan cadangan glikogen. Asidosis metabolik

disebabkan vasokonstriksi perifer dengan metabolisme anaerobik dan asidosis.

Hipoksia dengan kebutuhan oksigen yang meningkat, gangguan pembekuan, dan

perdarahan pulmonal dapat menyertai hipotermia berat. Syok dengan akibat

penurunan tekanan arteri sistemik,penurunan volume plasma, dan penurunan

cardiac output. (Denis Azzopardi, 2014)

Selain itu, hipotermia bisa menyebabkan sepsis pada bayi akibat gangguan

fungsi innate immuniti, termasuk gangguan pergerakkan dan fungsi neutrophil.

Hipotermia sewaktu sepsis sering dikaitkan dengan peningkatan mortiliti dan

morbiditi dengan meningkatnya kadar sirkulasi tumor nekrosis faktor α,

interleukin-6, dan merubah expresi sitokin gen. Oleh karena itu, bayi yang

hipotermia harus di monitor dengan melakukan septik work up sebagai

pemeriksaan menyeluruh. (Rosemary, 2011)

Komplikasi terbesar hipotermia sedang dan berat adalah coagulopati,

infeksi, dan disfungsi organ. Hipotermia sering dikaitkan dengan disfungsi

platelet dengan gambaran hasil laboratorium berpanjangan INR dan APTR. Hal

ini sering dicuriga pendarahan intrakranial atau politrauma. Selain itu, penurunan

20

Page 21: PKMRS Hipotermia (Autosaved)

suhu tubuh bisa menyebabkan peningkatan insiden bakteremia, pneumonia dan

sepsis. (HJCJ Bulstrode, 2011)

Beberapa penelitian tentang hipotermia telah dilakukan dan menyatakan

hipotermia sangat berbahaya kepada bayi prematur. HIpotermia juga bisa

menyebabkan peningkatan mortiliti dan morbiditi pada bayi prematur. Hal ini

karena, hipotermia sering menyebabkan penurunan tekanan sistemik arterial,

penurunan volume plasma, penurunan cardiac output, peningkatan priferal

resistan, dan metabolic asidosis. Penurunan suhu tubuh akan menyebabkan heart

rate juga akan meningkat pada mulanya dan kemudian lama kelamaan akan

menurun. Apabila suhu tubuh menurun dibawah 34˚C, cardiac output juga akan

menurun akibat dari bradikardia. (Robin B, 2010)

Komplikasi terburuk akibat dari hipotermia adalah disfungsi organ multiple.

Aritmia jantung sering terjadi pada suhu tubuh yang menurun. Hal ini bisa terjadi

akibat dari gangguan pacemaker jantung sehingga menyebabkan bradikardia.

Asistol atau fibrillasi ventricular terjadi pada suhu tubuh dibawah 25-28°C. Selain

itu, gangguan elektrolit sering terjadi pada bayi hipotermia. Oleh itu, regular

asesmen konsentrasi serum sodium, potassium, calcium, phosphate, dan

magnesium harus dilakukan. Disfungsi hepatic dan renal juga sering terjadi pada

kasus hipotermia. (HJCJ Bulstrode,2011)

KESIMPULAN

21

Page 22: PKMRS Hipotermia (Autosaved)

Hipotermia pada neonatus dapat mengancam kelangsungan hidup, terutama

pada bayi-bayi BBLR, maka sedini mungkin harus diperhatikan semua hal-hal

yang dapat menyebabkan hipotermia. Definisi hipotermia adalah satu keadaan

apabila suhu tubuh bayi baru lahir menurun dibawah 36.5˚C (97.7 ˚F). Hipotermia

diklasifikasikan kepada tiga yaitu hipotermia ringan 36-36.5˚C (96.8-97.7˚F),

hipotermia sedang 32-36˚C (89.6-96.8˚F) dan hipotermia berat < 32˚C (89.6˚F).

Etiologi hipotermia adalah disebabkan karena kurangnya pengetahuan

tentang cara perawatan bayi selepas lahir dengan baik dan benar. Selain itu,

hipotermia juga bisa disebakan oleh keterlambatan pemberian asi kepada bayi

selepas lahir. Tanda awal dari hipotermia adalah kaki yang dingin untuk disentuh.

Jika hipotermia ini dibiarkan berlanjutan, kulit di seluruh tubuh akan menjadi

dingin, bayi menjadi kurang aktif, tidak mau menyusu, dan tangisan bayi menjadi

sangat lemah. Pada bayi dengan hipotermia berat wajah dan ekstremitas

menunjukkan warna merah cerah. Bayi juga menjadi lesu dan dan kurang aktif,

pernafasan menjadi irreguler dan detak jantung menjadi lambat.

Bayi baru lahir yang hipotermia harus ditangani segera dengan cara

memanaskan tubuh bayi. Penatalaksanaan yang dianjurkan sebagai langkah

dihangatkan bayi hipotermi adalah menyediakan ruangan yang hangat,

penggunaan alat pemanas, penggunaan alas atau kasur pemanas yang berisi air,

penggunaan bohlam pemanas, inkubator penghangat, dan metode perawatan

kangaroo. Selain itu, pakaian yang dingin haruslah disingkirkan dan diganti

pakaian yang menghangatkan. Jika alat pemanas digunakan, bayi haruslah

memakai pakaian dan pemeriksaan suhu harus sering diukur sewaktu proses

pemanasan dilaksanakan. Pemberian asi sangat penting sebagai sumber kalori dan

cairan tubuhnya. Pemberian asi harus tetap diteruskan walaupun kondisi bayi

terlalu lemah dengan menggunakan saluran nasogastrik.

Metode perawatan kangaroo adalah metode non konvensional untuk

merawat bayi prematur atau bayi berat lahir rendah setelah stabilisasi awal. Ini

22

Page 23: PKMRS Hipotermia (Autosaved)

merupakan langkah primer dengan meletakkan bayi di dada atau perut ibu agar

ada kontak kulit ibu ke kulit bayi (Skin to skin contact) untuk menjaga suhu bayi

baru lahir dan pemberian ASI eksklusif.

Metode perawatan kangaroo juga dikenal sebagai Kangaroo Mother Care

(KMC). Metode ini juga sebagai langkah protektif dari hipotermia, sepsis dan

apneu. Selain itu, metode perawatan kangaroo merupakan cara yang efisien untuk

menjaga kehangatan tubuh bayi yang baru lahir. Metode ini juga penting untuk

stimulasi proses menyusu dini pada bayi. Selain itu, metode ini bisa membantu

bayi yang baru lahir sebagai proses adaptasi kepada bayi untuk menyesuaikan diri

dengan suasana diluar rahim ibu. Metode ini juga terbukti bahwa bisa menjadikan

proses menyusu lebih teratur pada bayi dan mengurangi frekuensi apneu

DAFTAR PUSTAKA

23

Page 24: PKMRS Hipotermia (Autosaved)

Deprtment of Reproductive Health and Research; Kangaroo mother care A Practicle guide, World Health Organization ,WHO 2010;5-30

Department of Maternal and newborn health division of reproductive Health (Technical Support); Thermal Protection of the newborn A Practicle guide, World Health Organization, WHO 2010 ; 5-35

Robin B.Knobel, Diane Holditch Davis, Todd A. Schwartz ; Optimal body temperature in transitional ELBW infants using heart rate and temperature as indicators, J Obstet Gynecol Neonatal Nurs. 2010;39:(1)

Kees H.Polderman, MD; Mechanisms of action, physiological effects and complication of hypothermia. Crit Care Med. 2009;37:186-197

Ramesh K.Batra, Jonathan J Paddle ; Therapeutic hypothermia in drowing induced hypoxic brain injury. Cases Journal. 2009;2:9103

NNF Teaching Aids Newborn Care; Hypothermia in newborn, National Neonatal forum, 2010. p.1-9

Rosemary D. Higgin, Tonse Raju, A. David Edwards, Denis V. Azzopardi, Carl L. Bose, Reese H. Clark, Donna M. Ferriero, Ronnie Guillet, Alistair J. Gunn, Henrik Hagberg, Deborah Hirtz, Terrie E. Inder, Susan E. Jacobs, Dorothea Jenkins, Sandra Juul, Abbot R. Laptook, Jerold F. Lucey, Mervyn Maze, Charles Palmer, LuAnn Papile, Robert H. Pfister, Nicola J. Robertson, , Mary Rutherford, Seetha Shankaran, Faye S. Silverstein, Roger F. Soll, Marianne Thoresen, and William F. Walsh ; Hypothermia and Other Treatment Options for Neonatal Encephalopathy, The Journal of Pedriatric, (2011) 159, 851-858

YS Jia, ZL Lin, H Lv, YM Li, R Green, J Lin; Effect of delivery room temperature on the admission temperature of premature infants : A Randomized controlled trial, Journal of Perinatology (2013) 33, 264–267

Nahed Saied Mohammed El- Nagger, Hoda Abed El-Azim, Sahar Mahmoud Zaki Hassan : Effect of Kangaroo Mother Care on Premature Infants’ Physiological, Behavioral and Psychosocial Outcomes in Ain Shams Maternity and Gynecological Hospital, Cairo, Egypt, Life Science Journal 2013;10(1)

Scopes, Ahmed, Hey & Katz, Oliver; Neonatal Thermoregulation, British Columbia Reproductive Care Program, 2003

Department of Paediatrics; Neonatal Hypothermia and the common serious neonatal problem Neonatal Guidline, Pietermarizburg Metropolitan Hospital Complex (2010) p.1

24

Page 25: PKMRS Hipotermia (Autosaved)

Dandekar RH and Mohd. Shafee : Kangaroo Mother Care technology as a boon to tertiary care hospital in western Maharashtra, International Journal of Biomedical And Advance Research, IJBAR (2013) 04 (10)Denis Azzopardi, Nicola J. Robertson, Frances M. Cowan, Mary A. Rutherford Michael Rampling and A. David Edwards : Pilot Study of Treatment With Whole Body Hypothermia for Neonatal Encephalopathy, Official Journal of the American Academy of Pedriatrics, (2014) 106; 684

Seetha Shankaran, Athina pappas,Scott A. McDonald, Betty R Vohr, Susan R.Hintz, Kathryn E.Gustafson, Theresa M.Leach, Charles Green Rabecca, Carolyn, Richard, Jone Tyson ; Children Outcomes after hypothermia for neonatal Encephalopathy, N ENGL J MED 2012;366:22 (208-2092)

Denis Azzopardi, Nicola J. Robertson, Frances M. Cowan, Mary A. Rutherford, Michael Rampling and A. David Edwards; Pilot Study of Treatment With Whole Body Hypothermia for Neonatal Encephalopathy, Official Journal of American Academy of pedriatrics, (2014) 106; 684, 693

Edward I. Broughton, Ivonne Gomez, Nieves Sanchez and Concepción Vindell, The cost-savings of implementing kangaroo mother care in Nicaragua, Rev Panam Salud Publica 2013:34(3)

HJCJ Bulstrode, S E Harrisson, N Jacobs, CA Eynon; Induced hypothermia in trauma, The Intensive Care Society 2011;12(4)

PATH; Newborn thermal care devices, Establishing a value proposition for low-resource settings, Program for Appropriate Technology in Health PATH (2009) p. 1-26

Alicia E. Leadford, Jamie B. Warren, Albert Manasyan, Elwyn Chomba, Ariel A. Salas, Robert Schelonka, Waldemar A. Carlo; Plastic Bags for Prevention of Hypothermia in Preterm and Low Birth Weight Infants, Journal of American Academic Pedriatrics, 2014; (132)1-8

LC Mullany; Neonatal hypothermia in low-resource settings, Department of International Health, Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health, Semin Perinatol. 2010 December 1; 34(6): 426–433.

Tony C. Welch, CRNA, MSNA ; A Common sense approach to hypothermia, AANA Journal/ June 2009/ Vol.70.No.3

25

Page 26: PKMRS Hipotermia (Autosaved)

26