PKMP_Mohammad Sofa Khodi_Universitas Indonesia

download PKMP_Mohammad Sofa Khodi_Universitas Indonesia

of 24

Transcript of PKMP_Mohammad Sofa Khodi_Universitas Indonesia

  • 7/25/2019 PKMP_Mohammad Sofa Khodi_Universitas Indonesia

    1/24

    PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

    JUDUL PROGRAM

    REKAYASA KOMBINASI NANOFLUIDA TiO2DAN COCONUT OIL-BASED

    PRIMARY ALKYL SULPHATESEBAGAI BAHAN PEMBERSIH PAKAIAN

    YANG EFEKTIF DAN RAMAH LINGKUNGAN

    BIDANG KEGIATAN:

    PKM PENELITIAN

    Diusulkan oleh :

    Mohammad Sofa Khodi 1106068453 Teknik Kimia 2011

    Reza Syandika 1206240013 Teknik Kimia 2012

    Shofiyyah Taqiyyah 1206250090 Teknik Kimia 2012

    Yolla Miranda 1306414841 Teknik Kimia 2013

    UNIVERSITAS INDONESIA

    DEPOK

    2014

  • 7/25/2019 PKMP_Mohammad Sofa Khodi_Universitas Indonesia

    2/24

    ii

  • 7/25/2019 PKMP_Mohammad Sofa Khodi_Universitas Indonesia

    3/24

    iii

    DAFTAR ISI

    PENGESAHAN PROPOSAL PENELITIAN.................................................... ii

    DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

    RINGKASAN ........................................................................................................iv

    BAB 1. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

    1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1

    1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 2

    1.3 Tujuan ............................................................................................................. 2

    1.4 Luaran yang Diharapkan ................................................................................ 2

    1.5 Manfaat ........................................................................................................... 2

    BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 3

    2.1 Surfaktan ....................................................................................................... 3

    2.2 Teknologi Fotokatalis .................................................................................... 32.3 Penelitian terkait ............................................................................................ 4

    BAB 3. METODE PENELITIAN ......................................................................... 6

    3.1 Tahapan penelitian .......................................................................................... 8

    3.2 Teknik Pengambilan Data dan Analisis Data ................................................. 8

    3.3 Penyimpulan Hasil Penelitian ......................................................................... 8

    BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ..................................................... 8

    4.1 Biaya Penelitian .............................................................................................. 9

    4.2 Jadwal Kegiatan .............................................................................................. 9

    DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 9LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................. 11

    Lampiran 1. Biodata Ketua , Anggota Penelitian dan Dosen Pembimbing ....... 11

    Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan ....................................................... 17

    Lampiran 3. Struktur Organisasi Tim Penyusun dan Pembagian Tugas ............ 19

    Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti/Pelaksana .................................. 20

  • 7/25/2019 PKMP_Mohammad Sofa Khodi_Universitas Indonesia

    4/24

    iv

    RINGKASAN

    Pencemaran akibat limbah rumah tangga terus meningkat secara tajam.

    Hal ini menyebabkan terganggunya lingkungan, terutama lingkungan perarain.

    Hal ini dikarenakan peningkatan penggunaan detergen yang sejalan denganpertumbuhan penduduk. Air hasil cucian yang langsung dibuang ternyata

    memiliki sisa bahan aktif sintesis yang sangat berbahaya bagi lingkungan, yaitu

    Sodium Lauryl Sulfate (SLS), Sodium Laureth Sulfate (SLES) dan juga Linear

    Alkylbenzene Sufonate(LAS).

    Oleh karena itu, pada penelitian ini akan digunakan surfaktan alami yaitu,

    cocoPAS. CocoPAS merupakan bahan surfaktan alami yang didapat dari minyak

    kelapa. Sehingga, selain bisa digunakan sebagai bahan pencuci limbah cocoPAS

    juga bisa didegradasi dengan mudah oleh lingkungan.

    Selain permasalahan lingkungan dan kesehatan, detergen komersial jugamasih kurang efektif dalam hal membersihkan beberapa noda yang sangat

    membandel, terutama pada kain yang berwarna putih, seperti noda darah dan tinta.

    Ketika noda tersebut menempel di baju, maka hampir bisa dipastikan sulit untuk

    terangkat dan meninggalkan bekas pudar.

    Dalam penelitian ini akan digunakan fotokatalis TiO2 sebagai peningkat

    kemampuan dari surfaktan. TiO2 (titania) merupakan material semikonduktor

    pada fotokatalisis yang mempunyai kemampuan untuk menghasilkan radikal yang

    dapat mendegradasi berbagai macam kotoran. Dengan menggabungkan

    kemampuan cocoPAS dan TiO2yang belum pernah dilakukan sebelumnya, maka

    diharapkan akan meningkatkan daya cuci dari detergen yang akan diciptakan.

    Disamping itu, selain surfaktan, dalam detergen komersial, masih banyak

    senyawa sintetis yang digunakan sebagai penambah nilai estetis seperti

    pengharum ataupun pewarna. Pada penelitian ini, pembuatan detergen dengan

    cocoPAS dan TiO2akan digunakan juga pengharum alami yaitu minyak cendana,

    Ylang-ylang oil.

    Untuk mendapatkan detergen yang diinginkan detergen dengan stabilitas

    yang baik dan juga dengan kemampuan membersihkan yang efektif, maka

    kombinasi cocoPAS dan TiO2 akan dikombinasikan dengan menggunakan

    teknologi nanofluida. cocoPAS dan TiO2 akan diturunkan pHnya dengan jeruknipis dana akan disonikasi untuk menghasilkan nanofluida cocoPAS dan TiO2.

    Untuk melihat kestabilan dari nanofluida cocoPAS dan TiO2akan digunakan Uv-

    vis Spectrofotometry sedangkan ukuran partikelnya akan dianalisis menggunakan

    PSA (Particle Size Analyzer). Pemberian aditif berupa minyak kenanga akan

    diberikan pada saat larutan telah stabil. Uji keefektifan detergen serta degradasi

    cocoPAS akan dilakukan dengan menggunakan absorbansi awal dan akhir setelah

    proses pencucian. Selain itu akan ada uji kestabilan dari minyak kenanga apakah

    masih menghasilkan bau harum dengan mengukur konsentrasi minyak kenanga

    dengan KG-SM, Kromatografi gas-spektrometer massa.

  • 7/25/2019 PKMP_Mohammad Sofa Khodi_Universitas Indonesia

    5/24

    1

    BAB 1. PENDAHULUAN

    1.1Latar Belakang

    Hampir di setiap rumah yang ada di dunia akan menghasilkan limbah

    rumah tangga berupa air detergent bekas cucian. Di Indonesia, pada tahun

    2002 saja sudah memproduksi 380 ton detergent per tahun dan akan

    meningkat secara eksponensial dengan bertambahnya jumlah penduduk. (Nida

    S, 2005). Ironisnya, karena minimnya pengetahuan akan lingkungan serta

    tidak adanya sistem pengolahan limbah, limbah detergent tersebut dibuang

    begitu saja ke lingkungan. Padahal di dalam air hasil cucian tersebut masih

    banyak mengandung surfaktan yang merupakan bahan aktif detergent dan

    apabila terlalu banyak bahan surfaktan yang terdapat di perairan, maka akan

    menimbulkan berbagai masalah seperti terhambatnya transfer oksigen dan

    terhambatnya aktivitas bakteri pengurai dalam mengurai. Bahkan lebih jauh

    lagi terakumulasinya surfaktan dalam sistem perairan dapat memicuterbentuknya senyawa intermediet dan senyawa klorobenzena yang bersifat

    toksik terhadap organisme akuatik dan pada keadaan yang ekstrim dapat

    menyebabkan kematian organisme akuatik serta bersifat karsinogenik apabila

    terkonsumsi ke jaringan tubuh.(Nida S, 2005)

    Surfaktan yang dipakai oleh detergent komersial diantaranya adalah

    Sodium Lauryl Sulfate (SLS), Sodium Laureth Sulfate (SLES) dan Linear

    Alkylbenzene Sulfonate (LAS) yang ketiga-tiganya beracun. Sayangnya

    sampai saat ini, belum ada detergent komersial yang menggunakan surfaktan

    yang berasal dari bahan alami.

    Coconut Oil-Based Primary Alkyl Sulphate atau cocoPAS merupakan

    surfaktan dengan bahan alam yang dibuat dari minyak kelapa. CocoPAS

    cocoPAS memiliki rantai lurus C8 dan C18 dimana komposisi berat rantai C12

    dan C14 sampai 66%. CocoPAS sendiri sangat jarang atau bahkan tidak

    pernah digunakan sebagai bahan surfaktan untuk pembersih pakaian.

    Selain permasalahan lingkungan dan kesehatan, detergen komersial juga

    masih kurang efektif dalam hal membersihkan beberapa noda yang sangat

    membandel, terutama pada kain yang berwarna putih, seperti noda darah dan

    tinta. Ketika noda tersebut menempel di baju, maka hampir bisa dipastikan

    sulit untuk terangkat dan meninggalkan bekas pudar.

    Teknologi fotokalisis merupakan teknologi penggunaan fotokatalis

    semikonduktor yang bisa digunakan sebagai surfaktan non-ionic pada sabun.

    Dengan memanfaatkan kemampuan fotokatalis TiO2 sebagai anti-kotor dan

    sterilisasi, maka dapat diharapkan akan memaksimalkan kemampuan proses

    pembersihan kotoran. Selain itu, teknologi fotokatalis juga dapat mengurangi

    kesadahan air yang berguna untuk meningkatkan busa dan kontak antara

    kotoran dan surfaktan. Lebih jauh dari itu, ketika TiO2 dilepaskan ke

    lingkungan dan terkena sinar matahari, maka TiO2 akan aktif untuk

    mendegradasi limbah di lingkungan perairan.

  • 7/25/2019 PKMP_Mohammad Sofa Khodi_Universitas Indonesia

    6/24

    2

    Selain itu, pada penelitian ini akan dilakukan penambahan aditif berupa

    senyawa pengharum yang dapat meningkatkan nilai jual serta estetisdari

    detergen yang digunakan. Tidak seperti detegen komersial lainnya yang

    menggunakan pengharum dari bahan sintetis, pada penelitian ini akan

    digunakan pengharum dari bahan alami yaitu ekstrak daun cendana, Ylang-

    ylang oil.

    Dengan mengkombinasikan kinerja dari surfaktan cocoPAS dalam larutan

    nano fluida TiO2 serta penggunakan bahan alami lain dalam pembuatannya

    (Ghadimi, 2013) , maka diharapkan akan menghasilkan detergen yang sangat

    efektif dalam membersihkan kotoran serta tidak mencemari lingkungan dan

    bahkan membantu menghilangkan limbah-limbah lain di perairan (Sinha,

    2009)

    1.2

    Rumusan MasalahRumusan Masalah pada penelitian ini adalah :

    1. Seberapa besar rasio antara nanofluida TiO2dan cocoPAS untuk menjadi

    sistem yang stabil dalam cairan tanpa ada endapan dan rasio paling efektif

    dalam membersihkan kotoran yang menempel pada pakaian.?

    2.

    Seberapa efektif kemampuan dari kombasi TiO2dan cocoPAS untuk

    menghilangkan berbagai jenis kotoran dari pakaian?

    3.

    Seberapa besar tambahan aditif berupa ekstrak daun cendana agar sistem

    nano-fluida TiO2 dan cocoPAS tetap stabil?

    1.3Tujuan

    Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan detergen berbasis TiO2 dan

    cocoPAS mampu membersihkan berbagai jenis kotoran pada pakaian serta

    tidak mencemari perairan tempat terbuangnya air hasil cucian. Secara khusus,

    tujuan penelitian ini adalah:

    1. Mendapatkan kondisi optimal dari rasio antara nano fluida TiO2 dan

    cocoPAS terhadap kestabilan sistem.

    2. Mendapatkan tambahan ekstrak daun cendana yang optimum tanpa

    menggangu kestabilan sistem nano-fluida TiO2dan cocoPAS.

    1.4Luaran Yang Diharapkan

    Adapun luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

    1. Menghasilkan detergen komersial yang lebih efektif dan ramah lingkungan

    dibandingkan dengan detergen komersial.

    2. Memberikan kontribusi inovasi baru yang sangat mungjkin untuk

    dikembangkan lebih lanjut

    3. Sebagai tambahan gagasan dan penelitian yang akan dipublikasikan di

    jurnal nasional bahkan internasional

  • 7/25/2019 PKMP_Mohammad Sofa Khodi_Universitas Indonesia

    7/24

    3

    1.5Manfaat

    Manfaat dari penelitian ini diharapkan akan menggantikan bahan pembersih

    dengan surfaktan berbahaya dan beracun bagi lingkungan yang sekarang

    masih banyak digunakan. Selain itu, dengan adanya kinerja fotokatalis TiO2,

    diharapkan akan sekaligus membersihkan perairan tempat air hasil cucian

    dibuang.

    BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

    2.1Surfaktan

    Surfaktan merupakan suatu molkeul yang memiliki dua gugus hidrofilik

    dan hidrofobik sekaligus sehingga dapat mempersatukan campuran yang

    terdiri dari air dan minyak atau ktoran lain. Gugus hidrofilik akan lebih suka

    kepada air, sedangkan gugus hidrofobik akan lebih suka kepada minyak

    sehingga dapat menarik kotoran atau minyak yang ada pada pakaian agar

    tercampur dalam air. Karena sifat ini, maka surfaktan digunakan sebagai

    bahan aktif dari detergen atau pembersih pakaian.

    Detergen komersial yang beredar di masyarakat kebanyakan menggunakan

    surfaktan sintetik diantaranya Sodium Lauryl Sulfate (SLS), Sodium Laureth

    Sulfate (SLES) dan Linear Alkylbenzene Sulfonate (LAS). Namun, ketiga-

    tiganya beracun dan sulit terdegradasi. Ketoksikan dan sulit didegradasinya

    ketiga senyawa di atas disebabkan karena rantai senyawa tersebut bercabang.

    Sedangkan cocoPAS yang merupakan surfaktan alami yang memiliki rantai

    lurus dengan komposisi berat C12 dan C14 sampai 66% akan sangat mudahdidegradasi di alam (Richards, 2009).

    2.2Teknologi Fotokatalis

    Proses fotokatalitik dari TiO2 merupakan teknologi yang bersih dan efektif

    untuk degradasi berbagai jenis polutan maupun sifat anti-kotor yang

    dimilikinya. Proses fotokatalis dapat dilihat seperti gambar 2.1 dibawah ini :

    Gambar 2.1 Proses Fotokatalis (Alex OI, 2013)

  • 7/25/2019 PKMP_Mohammad Sofa Khodi_Universitas Indonesia

    8/24

    4

    Fotokatalis TiO2 yang aktif oleh cahaya akan menghasilkan hole (h+) pada

    pita valensi, gambar bagian bawah, dan akan menghasilkan elektron (e-) pada

    pita konduksi, gambar bagian bawah, diakibatkan adanya eksitasi elektorn dari

    pita valensi ke puta konduksi. Hole (h+) akan memutus ikatan pada H2O

    menjadi radikal OH. Radikal Oh inilah yang akan menguraikan limbah

    organik berbahaya menjadi tidak berbahaya. (Alex O, 2013)

    2.3Penelitian terkait

    Berbagai penelitian telah dilakukan untuk menggantikan surfaktan yang

    berbahan LAS, SLES, dan SLS yang mencemari lingkungan. Penelitian-

    penelitian tersebut adalah :

    1.

    BiosurfaktanBiosurfaktan merupakan surfaktan yang dihasilkan oleh mikroorganisme.

    Surfaktan yang dihasilkan adalah glikolipid, lipopolisakarida, lipopeptida

    dan fosfolipid. (Ramkrishna, 2010). Sama seperti surfaktan pada

    umumnya, surfakant ini memiliki kemampuan untuk mengikat minyak dan

    melarutkannya dalam air. Selain itu, kemampuan yang lain dari

    biosurfakant adalah mudah didegradasi di alam sehingga aman bagi

    lingkungan.

    Namun, beberapa penelitian lain menyebutkan bahwa dalam beberapa

    jenis bakteri yang dikembangbiakkan untuk menghasilkan biosurfaktan,terdapat bakteri yang menghasilkan biosurfakant yang toksik. (Veronica,

    2012)

    Selain itu, pengembangbiakan dari biosurfakant sangat sulit dan

    membutuhkan waktu yang lebih lama dikarenakan sampai saat ini,

    pengembangbiakan biosurfakant hanya pada scala lab. Untuk skala besar,

    tentu akan membutuhkan biaya yang sangat besar pula. Hal ini ini sangat

    tidak efisien mengingat pencemaran limbah semakin hari semakin

    bertambah secara eksponensial dan di sisi lain detergent akan digunakan

    oleh semua kalangan baik kalangan atas maupun kalangan bawah.

    2.

    Surfaktan alami dari ekstrak daun Biduri (Calatropis gigantean)

    Penemuan baru-baru ini di Indonesia adalah produksi surfaktan dari getah

    pohon daun biduri atau Calatropis gigantea.Tumbuhan biduri merupakan

    tanaman yang banyak dimanfaatkan, baik dari bagian daun, batang

    ataupun akarnya. Kandungan kimia pada daun diantaranya adalah

    flavonoid, polifenol, tannin, kalsium oksalat dan enzim protease.

    Kandungan yang digunakan untuk surfaktan adalah saponin dan enzim

    protease. Saponin dan enzim protease dapat membersihkan noda karena

  • 7/25/2019 PKMP_Mohammad Sofa Khodi_Universitas Indonesia

    9/24

    5

    kemampuannya dalam memecah protein yang merupakan salah satu

    komponen utama kotoran pakaian. (Devy, 2014)

    Keunggulan dari penggunaan getah daun biduri ini adalah pohon biduri

    sangat melimpah di Indonesia dan tidak bersifat musiman sehingga mudah

    didapatkan. Selain itu, saponin dan enzim protease yang ada pada getah

    daun biduri akan mudah terdegradasi di alam.

    Akan tetapi, dalam getah biduri terdapat beberapa komponen seperti yang

    telah disebutkan. Apabila ingin mendapatkan senyawa saponin dan enzim

    protease, maka harus terdapat pemisahan yang cukup rumit. Selain itu,

    senyawa-senyawa selain saponin dan protease sebagian mempunyai sifat

    toksik pada sel dan jaringan yang akan berbahaya apabila tidak dipisahkan

    dengan benar. (Yeni, 2010). Selain itu, apabila enzim digunakan sebagai

    bahan aktif surfaktan, maka akan dikhawatirkan untuk terdegradasi ketika

    pre-treatment sebelum menjadi surfaktan atau pada saat pemisahan.Sebenarnya, pada tahun 1913, Otto Rohm pernah membuat detergent

    mengunakan enzim protease, namun dihentikan akibat terjadinya alergi

    terhadap yang digunakan.

    Dari beberapa penelitian di atas, terdapat beberapa kelemahan yang masih belum

    dipecahkan diantaranya adalah sulitnya produksi masal dari biosurfaktan dan

    mahalnya pengembangbiakan secara masal bakteri yang digunakan serta beberapa

    bio surfaktan yang ada bersifat toksis. Di lain pihak, terlepas dari melimpahnya

    pohon biduri di Indonesia, ekstrak daun biduri mengandung beberapa senyawa

    yang toksik dan enzim protease yang ada akan mudah terdeformasi apabila

    diperlakukan pada suhu di atas 40oC.

  • 7/25/2019 PKMP_Mohammad Sofa Khodi_Universitas Indonesia

    10/24

    6

    BAB 3. METODE PENELITIAN

    3.1Tahapan Penelitian

    Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian.

    Mulai

    Pembuatan larutan variasi

    komposisi cocoPAS

    Pengadukan dengan stirrer

    dan penambahan TiO2.

    Stabil / tidak

    ada enda an?

    Pengaturan komposisi

    jeruk nipis

    (pengaturan pH)

    Tidak

    Ya

    Pemberian pengharum ekstrak pohon

    cendana

    Analisis hasil

    Selesai

    Uji stabilitas dengan UV-

    vis

    Pengukuran partikel dengan

    PSA

    Sonikasi

    Tidak

    Uji kinerja detergen pada pengotor

    Uji stabilitas dengan UV-vis

    Pemberian larutan jeruk nipis

  • 7/25/2019 PKMP_Mohammad Sofa Khodi_Universitas Indonesia

    11/24

    7

    Prosedur penelitian dari diagram alir di atas adalah:

    1. Tahap Sintesis

    a. Pembuatan larutan cocoPAS dilakukan dengan mencampurkan

    cocoPAS dan aquades dengan memvariasikan konsentrasi cocoPAS.

    b.

    cocoPAS akan diukur absorbansinya untuk menguji terdispersinya

    cocoPAS dalam aquades dengan menggunakan bantuan methylene

    blue.

    c. Larutan cocoPAS selanjutnya akan tambahkan TiO2 sambil diaduk

    dengan stirrer.

    d. Sistem TiO2 dan cocoPAS akan diberikan larutan jeruk nipis untuk

    menurunkan pH agar tercipta sistem nano fluida.

    e. Sistem TiO2 dan cocoPAS akan dinokasi untuk memecah aggregat

    sehingga sistem nano fluida tercipta.

    2.

    Tahap Karakterisasia. Tahap karakterisasi dimulai dengan pengukuran absorbansi dari sistem

    nano fluida TiO2 dan cocoPAS dengan menggunakan Uv-vis

    spektrofotometri.

    b. Tahap karakterisasi selanjutnya adalah denga menggunakan Particle

    Size Analyzer (PAS) untuk mengetahui ukuran dari sistam TiO2dan

    cocoPAS.

    3.

    Tahap Pengujian Kinerja

    a. Tahap pengujian kerja dimulai dengan memberikan tambahan

    pengharum berupa Ylang-ylang oil atau minyak cendana sebagaipengharum dari detergen.

    b. Pengujian kerja dimulasi dengan menentukan jenis pengotor, misal

    methylene blue,darah dll dan membuat larutannya.

    c. Selanjutnya mengukur absorbansi dari larutan yang dibuat untuk

    menentukan konsentrasi awal.

    d. Selanjutnya akan dilakukan pencelupan dari kain untuk dikotori.

    Detergen yang telah dicelupi oleh kain akan diukur absorbansinya lagi

    sehingga konsentrasi pengotor dalam kain akan diketahui.

    e.

    Kemudian dilakukan pencucian dengan detergen yang telah dibuat.

    f.

    Air hasil cucian akan diukur absorbansinya kembali untuk mengukur

    komposisi dari methylene blue yang terangkat serta komposisi dari

    cocoPAS yang terdegradasi.

    g. Selain itu akan digunakan KG-SM untuk mengukur konsentrasi dari

    minyak kenanga apakah ikut terdegradasi atau tidak.

  • 7/25/2019 PKMP_Mohammad Sofa Khodi_Universitas Indonesia

    12/24

    8

    Indikator terukur dan luaran dari tahapan yang ada:

    Tabel 3.1Indikator Terukur pada tahapan

    Tahapan Indikator Luaran

    Sintesis Absorbansi menggunakan Uv-vis

    sesuai dengan absorbansi

    kurvakalibrasi.

    cocoPAS terdispersi

    merata.

    Nanofluida TiO2 dan

    cocoPAS stabil.

    Karakterisasi Ukuran partikel sekitar 10 -100

    nm

    Mendapatkan larutan

    dengan ukuran partikel

    sekitar 10 -100 nm

    Analisis Hasil

    1. Nilai absorbansi dari larutan

    hasil pengotor hampir samadengan konsentrasi awal pada

    kain.

    2. Nilai absorbansi cocoPAS

    menurun atau hampir habis

    3. Peak dan waktu retensi zat di

    minyak kenanga dengan KG-

    SM

    1. Kain menjadi bersih

    kembali.2. Air hasil cucian

    menjadi bersih.

    3. Konsentrasi dari

    minyak cendana masih

    di air bekas cucian.

    3.2Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data

    Tabel 3.2Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

    Pengumpulan

    Data

    Teknik Analisis Data Cara Penafsiran

    Sintesis Pengambilan nilai

    absorbansi cocoPAS dan

    TiO2menggunakan Uv-vis

    Spectrometry

    Menggunakan nilai

    gelombang yang

    terabsorbsi yang

    menunjukkan

    konsentrasi

    Konsentrasi cocoPAS akan

    stabil apabila

    konsentrasinya sama

    dengan konsentrasi awal.

    Karakterisasi Analisis besar partikel nano

    fluida TiO2oleh PSA.

    Menggunakan nilai dari

    panjang diameterpartikel yang telah

    diambil oleh PSA.

    Diameter TiO210-100 nm

    kemampuan detergen akanmaksimal.

    Analisis Hasil Pengambilan nilai

    absorbansi larutan yang

    telah dicelupkan ke pengotor

    menggunakan UV-vis.

    Analisis Peak dari minyak

    kenanga dengan KG-SM.

    Menggunakan nilai

    gelombang yang

    menunjukkan

    konsentrasi.

    Menggunakan lebar peak

    untuk menentukan

    konsentrasi minyak

    kenanga

    Konsentrasi pengotor pada

    air bekas cucian

    diharapkan sama dengan

    konsentrasi awal pengotor

    di kain.

  • 7/25/2019 PKMP_Mohammad Sofa Khodi_Universitas Indonesia

    13/24

    9

    3.3Penyimpulan Hasil Penelitian

    Dari karakterisasi larutan yang menggunakan UV-vis spectrometry dan TEM,

    apabila sudah stabil dan ukuran partikel larutnnya adalah nano (10 -100 nm),

    maka larutan tersebut akan mampu mengangkat kotoran yang menempel pada

    pakaian dengan baik. Selain itu, air hasil cucian yang dihasilkan akan bersih

    dan tidak mencemari lingkungan.

    BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

    3.1Anggaran Biaya

    Tabel 4.1. Ringkasan Anggaran Biaya

    No. Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)

    1 Peralatan penunjuan 2.980.000

    2 Bahan habis pakai 4.266.000

    3 Perjalanan 3.000.0004 Lain-lain 1.825.000

    Jumlah 12.071.000

    3.2Jadwal kegiatan

    Kegiatan

    Bulan ke-

    1 2 3 4 5

    1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

    StudiLiteratur

    Persiapan

    Alat

    Penyediaa

    n Bahan

    Baku

    Proses

    Pengujian

    Pengolahan Data dan

    Analisis

    Pembuata

    n Laporan

    Akhir

  • 7/25/2019 PKMP_Mohammad Sofa Khodi_Universitas Indonesia

    14/24

    10

    DAFTAR PUSTAKA

    Alex, O. 2013. Heterogeneous Photocatalys : Recent Advances and Application.Catalyst.3.189-218.

    Devy. 2014. Mahasiswa FTP Ciptakan Detergen dari Getah Biduri. Malang :

    Universitas Brawijaya.

    Ghadimi, A., & Metselaar, I. 2013. The Influence of Surfakant and Ultrasonic

    Processing on Improvement of Stability, Thermal Conductivity and

    Viscosity of Titania Nanofluid. Experimental Thermal and Fluid Science.,

    51, 1-9.

    Nida S. 2005.Pengolahan Limbah Detergen Sebagai Upaya Minimalisi Polutan

    di Badan Air Dalam Rangka Pembangunan Berkelanjutan. Serpong :

    BTL-BPP

    Ramkrishna. 2010. Biosurfactants. Advances in Experimental Medicine and

    Biology., 7, 359.

    Richards, C., Mohammadi, M., & Tiddy, G. (2009). Formulating Liquid

    Detergents with Naturally Derived Surfactants-Phase

    Behaviour,Crystallisation and Rheo-Stability of Primary Alkyl Sulphates

    Based on Coconut Oil. Colloids and Surfaces A: Physicochemical and

    Engineering Aspects., 338, 119-128

    Sinha. 2009. Effect of surfakant on TiO2/UV mediated heterogeneous

    photocatalytic degradation of DDT in contaminated water. CleanTechnology Journal., 191, 136-143

    Veronica LC. 2013. Technology of Biosurfakants for the Development of

    Environmental Remediation Process.Fermentation Technology.1, pp.3.

  • 7/25/2019 PKMP_Mohammad Sofa Khodi_Universitas Indonesia

    15/24

    11

  • 7/25/2019 PKMP_Mohammad Sofa Khodi_Universitas Indonesia

    16/24

    12

  • 7/25/2019 PKMP_Mohammad Sofa Khodi_Universitas Indonesia

    17/24

    13

  • 7/25/2019 PKMP_Mohammad Sofa Khodi_Universitas Indonesia

    18/24

    14

  • 7/25/2019 PKMP_Mohammad Sofa Khodi_Universitas Indonesia

    19/24

    15

  • 7/25/2019 PKMP_Mohammad Sofa Khodi_Universitas Indonesia

    20/24

    16

  • 7/25/2019 PKMP_Mohammad Sofa Khodi_Universitas Indonesia

    21/24

    17

    Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan

    1. Peralatan Penunjang

    Material Justifikasi

    Pemakaian

    Kuantitas Harga Satuan

    (Rp)

    Total

    (Rp)Gelas Ukur Pengukuran

    volume larutan

    2 buah 100.000 200.000

    Erlenmeyer

    100 ml tall

    Tempat larutan

    sonikator

    4 buah 120.000 320.000

    Reaktor

    Berpengaduk

    Pencampuran

    bahan pembersih

    1 buah 2.100.000 2.100.000

    Masker Perlindungan

    dari debu nano

    4 buah 12.500 50.000

    Pipet Pengambil

    sampel

    2 buah 5.000 10.000

    Sarung

    Tangan

    Perlingungan

    dari zat asam

    untuk

    menurunkan pH

    4 buah pasang 75.000 300.000

    Sabun Cuci,

    Sikat dan

    Spons.

    Pembersihan

    peralatan

    1 buah 50.000 50.000

    Sub Total (Rp) 2.980.000

    2. Bahan Habis Pakai

    Material JustifikasiPemakaian

    Kuantitas Harga Satuan Total

    Air demin Pelarut dari

    cocoPAS

    20 L 25.000 500.000

    cocoPAS Surfaktan 1 kg 300.000 300.000

    Ylang-ylang

    oil

    Pengharum 0.1 kg 600.000 60.000

    Jeruk Nipis Pengatur pH 1 kg 8.000 8.000

    Karakterisasi

    UV-vis

    spektroskopi

    Pengukuran

    absorbansi

    3 kali 250.000 750.000

    Karakterisasi

    TEM

    Pengukuran

    diameter

    partikel

    3 kali 300.000 900.000

    TiO2P25

    Degussa

    Bahan

    pendukung

    surfaktan

    utama

    0.5 kg 3.200.000 1.600.000

    HNO3 Penurunan

    pH larutan

    0.1 L 1.560.000 156.000

    Sub Total (Rp) 4.274.000

  • 7/25/2019 PKMP_Mohammad Sofa Khodi_Universitas Indonesia

    22/24

    18

    3. Perjalanan

    Tujuan Justifikasi

    Perjalanan

    Kuantitas Harga

    Satuan

    Total

    Perjalanan

    Karakterisasi

    TEM/Serpong

    Menyewa

    jasa 2 rute

    bolak balik

    10 kali 150.000 1.500.000

    Perjalanan

    Karakterisasi

    Uv-vis-

    Spektro/Jakarta

    Menyewa

    jasa 2 rute

    bolak balik

    6 kali 150.000 900.000

    Perjalanan

    membeli alat-

    bahan/Jakarta

    Menyewa

    jasa 2 rute

    bolak balik

    4 kali 100.000 400.000

    Biaya

    pengiriman

    bahan/Jakarta

    dan kota lain

    Jasa

    pengiriman

    6 kali 50.000 300.000

    Sub Total (Rp) 3.000.000

    4. Lain-lain

    Material Justifikasi Kuantitas Harga

    Satuan

    Total (Rp)

    Laporan Pembuatan

    laporan

    3 kali 50.000 150.000

    Publikasi Pengumuman

    artikel

    3 kali 125.000 375.000

    Seminar Pengumpulan

    referensi

    8 kali 100.000 1.200.000

    Administrasi ATK 1 set 100.000 100.000

    Sub Total (Rp) 1.825.000

  • 7/25/2019 PKMP_Mohammad Sofa Khodi_Universitas Indonesia

    23/24

    19

    Lampiran 3. Susuan Organisasi Tim Penyusun dan Pembagian Tugas

    No. Nama/NIM Program Studi Bidang Ilmu

    Alokasi

    Waktu

    (Jam /

    minggu)

    Uraian Tugas

    1 Mohammas Sofa Khodi

    /1106068453

    Teknik Kimia - 20 1.

    Melakukan koordinasi antar anggota

    2.

    Melakukan Preparasi nanofluida

    3.

    Melakukan Karakterisasi

    4.

    Melakukan Uji Kemampuan

    5.

    Pembuatan Laporan

    2 Reza Syandika /

    11206240013

    Teknik Kimia - 15 1. Melakukan Preparasi nanofluida

    2.

    Pembuatan Laporan

    3 Shofiyyah Taqiyyah /

    1206250090

    Teknik Kimia - 15 1.

    Melakukan Karakterisasi

    2.

    Pembuatan Laporan

    4 Yolla Miranda / 1306414841 Teknik Kimia - 15 1.

    Melakukan Uji Kemampuan

    2.

    Pembuatan Laporan

  • 7/25/2019 PKMP_Mohammad Sofa Khodi_Universitas Indonesia

    24/24