PKMGT FOR NEWBIE 2015.pdf

27

Transcript of PKMGT FOR NEWBIE 2015.pdf

  • Kriteria dan Pengusulan

    Kriteria, persyaratan pengusul, dan tata cara pengusulanPKM-GT dijelaskan sebagai

    berikut:

    a. Peserta PKM-GT adalah kelompok mahasiswa yang sedang aktif dan terdaftar

    mengikuti program pendidikan S-1 atau Diploma;

    b. Anggota kelompok pengusul berjumlah 35 orang;

    c. Nama-nama pengusul (ketua dan anggota) harus ditulis lengkap dan tidak boleh

    disingkat;

    d. Bidang kegiatan tidak harus sesuai dengan bidang ilmu ketua kegiatan;

    e. Mahasiswa pengusul dapat berasal dari berbagai program studi yang berbeda atau

    dari satu program studi yang sama, namun masih dalam satu Perguruan Tinggi

    yang sama;

    f. Keanggotaan setiap kelompok PKM-GT disarankan berasal dari minimal dua

    angkatan yang berbeda;

    g. Jumlah halaman yang diperkenankan untuk setiap proposal PKM-GT adalah

    maksimum 10 halaman (tidak termasuk Halaman Kulit Muka, Halaman

    Pengesahan, Daftar Isi, Daftar Gambar, Biodata pengusul dan dosen

    pembimbing). Keseluruhan proposal disimpan dalam satu file format PDF

    dengan ukuran file maksimum 5 MB dan diberi

    namaNamaKetuaKelompok_NamaPT_PKMGT.pdf, kemudian diunggah ke SIM-

    LITABMAS. Hardcopy dikumpulkan di Perguruan Tinggi masing-masing.

    Sistematika Proposal Kegiatan

    Proposal PKM-GT ditulis menggunakan huruf Times New Roman font ukuran 12 dengan

    jarak baris 1,15 spasi kecuali ringkasan satu spasi dan ukuran kertas A-4, margin kiri 4

    cm, margin kanan, atas, dan bawah masing-masing 3 cm, serta mengikuti sistematika

    sebagai berikut.

    a. HALAMAN SAMPUL (Lampiran 2.21).

    b. HALAMAN PENGESAHAN (Lampiran 2.22).

    c. DAFTAR ISI

    d. RINGKASAN

    Ringkasan (bukan abstrak) gagasan tertulis disusun maksimum 1 (satu) halaman

    yang mencerminkan isi keseluruhan gagasan, mulai dari latar belakang, tujuan,

    landasan teori yang mendukung, metoda penulisan, pembahasan, kesimpulan dan

    rekomendasi.

  • e. BAGIAN INTI

    1) PENDAHULUAN

    Bagian Pendahuluan berisi latar belakang yang mengungkap uraian tentang

    alas an mengangkat gagasan menjadi karya tulis (dilengkapi dengan data atau

    informasi yang mendukung), dan tujuan dan manfaat yang ingin dicapai.

    2) GAGASAN

    Bagian gagasan berisi uraikan tentang:

    Kondisi kekinian pencetus gagasan (diperoleh dari bahan bacaan, wawancara,

    observasi, imajinasi yang relevan);

    Solusi yang pernah ditawarkan atau diterapkan sebelumnya untuk

    memperbaiki keadaan pencetus gagasan;

    Seberapa jauh kondisi kekinian pencetus gagasan dapat diperbaiki melalui

    gagasan yang diajukan;

    Pihak-pihak yang dipertimbangkan dapat membantu mengimplementasikan

    gagasan dan uraian peran atau kontribusi masing-masingnya; dan

    Langkah-langkah strategis yang harus dilakukan untuk mengimplementasikan

    gagasan sehingga tujuan atau perbaikan yang diharapkan dapat tercapai.

    3) KESIMPULAN Kesimpulan merupakan bagian akhir tulisan yang membawa

    pembaca keluar dari pembahasan. Secara umum kesimpulan mengungkap

    gagasan yang diajukan, teknik implementasi yang akan dilakukan, dan

    prediksi hasil yang akan diperoleh (manfaat dan dampak gagasan).

    4) DAFTAR PUSTAKA

    Daftar Pustaka ditulis untuk memberi informasi sehingga pembaca dapat

    dengan mudah menemukan sumber yang disebutkan. Format perujukan

    pustaka mengikuti Harvard style. (Lampiran 2.24).

    f. LAMPIRAN-LAMPIRAN

    Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota (Lampiran 3.2)

    Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Penyusun dan Pembagian Tugas

    (Lampiran 3.4).

    Lampiran 3. Surat Pernyataan Ketua Tim (Lampiran 3.5)

  • PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

    JUDUL PROGRAM

    SURABAYA FRISHAPP

    KOTA TERAPUNG MASA DEPAN DENGAN PENDEKATAN KONSEP

    DESAIN FLOATING RING SHAPED PLATE SEBAGAI SOLUSI PEMEKARAN KOTA SURABAYA

    BIDANG KEGIATAN : PKM-GAGASAN TERTULIS

    Diusulkan oleh :

    Puput Wiyono (3109.100.055) Angkatan 2009

    Rigan Satria (3209.100.035) Angkatan 2009 Titis W.P. (3110.100.069) Angkatan 2010

    INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

    2013

    PKM GT

    MINIMAL 3 ORANG

    MAKSIMAL 5 ORANG

    Minimal 2 angkatan berbeda

    Bidang kegiatan tidak harus sesuai dengan program studi

  • PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

    JUDUL PROGRAM SURABAYA FRISHAPP

    KOTA TERAPUNG MASA DEPAN DENGAN PENDEKATAN KONSEP

    DESAIN FLOATING RING SHAPED PLATE SEBAGAI SOLUSI PEMEKARAN KOTA SURABAYA

    BIDANG KEGIATAN : PKM-GAGASAN TERTULIS

    Diusulkan oleh :

    Puput Wiyono (3109.100.055) Angkatan 2009 Rigan Satria (3209.100.035) Angkatan 2009

    Titis W.P (3110.100.069) Angkatan 2010

    INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

    2013

    i

  • PENGESAHAN PKM-GAGASAN TERTULIS

    1. Judul Kegiatan : 2. Bidang Kegiatan : PKM-GT 3. Ketua Pelaksana Kegiatan

    a. Nama Lengkap :

    b. NIM :

    c. Jurusan :

    d. Universitas/Institut/Politeknik :

    e. Alamat Rumah dan No Tel./HP :

    f. Alamat email :

    4. Anggota Pelaksana Kegiatan : .... orang 5. Dosen Pendamping

    a. Nama Lengkap dan Gelar :

    b. NIDN :

    c. Alamat Rumah dan No Tel./HP :

    Surabaya, (tanggal, bulan) 2015

    Menyetujui

    Ketua Jurusan Teknik Sipil Ketua Pelaksana Kegiatan

    (Nama Kajur) (Nama Ketua )

    NIP 196907311994032001 NRP

    Pembantu Rektor Bidang Akademik Dosen Pendamping

    Dan Kemahasiswaan

    (Prof. Dr. Ing. Herman Sasongko) (Nama Dosen Pendamping)

    NIP. 1961004198611001 NIDN.

    ii

    JUMLAH ANGGOTA

    (MINUS KETUA)

    FORMAT SUDAH SESUAI

    PENGESAHAN 2015

  • KATA PENGANTAR

    Penulis mengucapkan Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT.

    yang selalu melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini dengan lancar.

    Penulisan ini ditujukan untuk PKM-GT dengan judul SURABAYA

    FRISHAPP Kota Terapung Masa Depan Dengan Pendekatan Konsep Desain Floating Ring Shaped Plate sebagai Solusi Pemekaran Kota Surabaya.

    Penulis menyadari karya tulis ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan

    terima kasih kepada: 1. Pembantu Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Prof.Dr.Ing.

    Herman Sasongko atas bantuan moral dan materiil yang telah diberikan 2. Bapak Budi Suswanto ST, MT, Ph.D selaku pembimbing atas bimbingan dan

    motivasi yang telah diberikan 3. Dosen-dosen Teknik sipil dan Arsitektur ITS yang telah memberikan ilmunya

    kepada penulis 4. Berbagai pihak yang telah membantu proses terselesaikannya karya tulis ini.

    Penulis menyadari karya tulis ini tidak luput dari berbagai kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan perbaikan

    karya ilmiah ini.

    Surabaya, 4 Maret 2013

    Penulis

    iii HALAMAN DENGAN ANGKA

    LATIN, POSISI KANAN BAWAH

    TANGGAL PENGESAHAN

  • DAFTAR ISI Halaman Judul i

    Halaman Pengesahan ii

    Kata Pengantar iii

    Daftar Isi iv

    Daftar Tabel v

    Daftar Gambar v

    Ringkasan vi

    PENDAHULUAN 1

    Latar Belakang 1

    Tujuan 1

    Manfaat 1

    GAGASAN 2

    Kondisi Kekinian Pencetus gagasan 2

    Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Surabaya 2

    Angka Penambahan pemukiman 4

    Solusi yang Pernah Ditawarkan 4

    Gagasan Baru yang Ditawarkan 5

    Pihak yang Dapat Mengimplementasikan Gagasan 10

    KESIMPULAN 12

    Konsep Floating City 12

    Langkah Strategis Implementasi Gagasan 12

    Prediksi Keberhasilan Gagasan 12

    DAFTAR PUSTAKA 13

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP 13

    LAMPIRAN 15

    iv

    WAJIB ADA

  • DAFTAR TABEL

    Tabel 1 Parameter Kelemahan Solusi yang Ditawarkan 5 DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1 Laju Pertambahan Penduduk Surabaya tahun 2010-2011 2

    Gambar 2 Proyeksi kenaikan muka air laut terendah, menengah dan tertinggi

    pada kurun waktu 100 tahun 3

    Gambar 3 Pola Penyebaran Komponen Kota 6

    Gambar 4 Desain Potongan Surabaya Frishapp 7

    Gambar 5 Desain Perspektif Surabaya Frishapp 7

    Gambar 6 Sistem Fluktuatif Kota 8

    Gambar 7 Fase dalam Manajemen Transisi 13

    DAFTAR LAMPIRAN

    Gambar 1 Dari atas ke samping. a) rumah apung tampak atas, b) potongan, c) tampak

    depan, d) pusat kota 15

    Gambar 2 Detail Potongan Surabaya Frishapp 15 Gambar 3 Sistem Drainase 15

    v

    JIKA ADA

    JIKA ADA

  • RINGKASAN

    Perubahan iklim yang terjadi secara perlahan dalam jangka waktu yang

    cukup panjang antara 50-100 tahun diperkirakan akan berakibat pada peningkatan

    air laut setinggi 19-95 cm pada tahun 2100 mendatang. Peningkatan air laut

    setinggi 1 meter akan mengakibatkan hilangnya pulau atau daratan di dunia dan

    tidak menutup kemungkinan wilayah Indonesia. Indonesia yang merupakan

    negara kepulauan akan mendapakan dampaknya secara langsung, perubahan iklim

    tersebut dapat mengancam keberadaan pulau-pulau di Indonesia. Saat ini saja,

    berdasarkan data yang dihimpun Indonesia Maritime Magazine, jumlah pulau

    telah banyak berkurang dari 17.504 pulau menjadi 17.480 pulau. Ini artinya, sudah

    24 pulau hilang dari permukaan bumi dan jika tidak segera diantisipasi, tidak

    menutup kemungkinan, pada tahun 2030, Indonesia akan kembali kehilangan

    sekitar 2.000 pulau lagi. Hal ini berarti puluhan juta orang yang hidup di pesisir

    pantai Indonesia harus mengungsi ke daerah yang lebih tinggi. Sementara itu,

    rata-rata laju pertumbuhan penduduk di Indonesia mencapai 6 % pertahun, hal ini

    berakibat pada jumlah lahan yang juga semakin sempit untuk dijadikan wilayah

    pemukiman sehingga diperlukan suatu solusi yang bisa mengatasi berbagai

    permasalahan tersebut. Pemerintah Indonesia selama ini masih belum mengeluarkan kebijakan

    secara konkret untuk mengatasi permasalahan tersebut, kebijaksanaan yang

    diambil hanya berupa reklamasi pantai. Reklamasi pantai belum menjadi solusi

    yang tepat untuk menambah luas lahan pemukiman karena banyak mengakibatkan

    kerugian, salah satunya kerusakan ekosistem laut . Selain itu nelayan di sekitar

    pantai akan kehilangan sumber- sumber kehidupannya. Surabaya Frishapp merupakan konsep kota terapung yang menggunakan

    pendekatan konsep floating ring shaped plate . Konsep ini memiliki beberapa keuntungan seperti, menyelesaikan masalah banjir, memungkinkan untuk

    perencanaan kota fleksibel, memiliki daya tarik internasional, tidak memerlukan

    pasokan pasir untuk mempersiapkan lahan untuk bangunan waktu, sehingga

    menghemat dan uang, tidak menimbulkan biaya perbaikan sebagaimana

    pemukiman pada tanah. Floating city terdiri dari komponen komponen blok

    beberapa rumah apung yang disatukan dalam town ring. Sebuah menara

    menjulang dari permukaan air laut , menjadi center point dari desain rumah apung

    ini. Menara ini memiliki fungsi utama untuk mempertahankan posisi dan sebagai

    tempat gerak fluktuatif kota ketika pasang surut terjadi. Diharapkan dengan dirancangnya SURABAYA FRESHAPP ini, dapat

    digunakan sebagai alternatif solusi atas tingginya angka pengurangan lahan

    pemukiman di daratan serta menggantikan teknik reklamasi yang berkontribusi

    terhadap pengrusakan ekosistem bawah laut.

    vi

    WAJIB ADA

    RINGKASAN BUKAN ASBTRAK

    MAKSIMAL 1 HALAMAN

    Spasi = 1

    Margin 4333

    LATAR BELAKANG

    TUJUAN, LANDASAN TEORI DAN

    METODA PENULISAN

    PEMBAHASAN

    KESIMPULAN

    REKOMENDASI

  • 1

    PENDAHULUAN Latar Belakang

    Surabaya merupakan kota "terbesar" kedua di Indonesia setelah Jakarta,

    dengan jumlah penduduk metropolisnya yang mencapai 3 juta jiwa. Berdasarkan

    data yang dimiliki Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (dispenduk capil)

    dalam enam bulan pertama tahun 2011, penduduk Surabaya bertambah sebanyak

    36.577 orang. Sebagai catatan, pada 2010, penduduk Surabaya sebanyak

    2.929.528 orang. Posisi geografi sebagai permukiman pantai menjadikan

    Surabaya berpotensi sebagai tempat persinggahan dan permukiman bagi kaum

    pendatang (imigran). Proses imigrasi inilah yang menjadikan laju pertumbuhan

    penduduk kota Surabaya menjadi meningkat dari tahun ke tahun. Sebagian besar kota-kota di negara-negara berkembang, seperti Surabaya

    angka pertumbuhan penduduknya relatif konstan, yakni mendekati angka 6 % per

    tahun (Beek dan Juppenlatz dalam Brouwer, 1998). Jumlah penduduk kota

    Surabaya meningkat dengan laju pertumbuhan 5,5 % per tahun pada dekade 1980-

    1990 dan 6 % pada dekade 1990-2000 (Tjahyati dalam Budihardjo, 1997). Hal ini

    mengakibatkan tingkat kebutuhan lahan pemukiman bagi penduduk juga semakin

    meningkat. Daerah pemukiman padat, tanah-tanah dibutuhkan untuk perumahan,

    kebutuhan komersil dan untuk komersil dan untuk rekreasi, sehingga tidak ada

    lagi daerah yang kosong yang dapat digunakan untuk Sanitary Landfill. Sementara itu, perubahan iklim terjadi secara perlahan dalam jangka

    waktu yang cukup panjang, antara 50-100 tahun. Pengamatan pada beberapa

    lokasi stasiun penelitian menunjukan adanya peningkatan muka air laut di

    Surabaya sebesar 5,47 mm (Tim Peneliti ITB, 1990). Menurut Departemen

    Kelautan dan Perikanan (2009), daerah pesisir seperti Kota Surabaya dan pulau-

    pulau kecil akan tenggelam 100 tahun lagi dari sekarang dan rata-rata akan

    kehilangan lahan atau pulau sebesar 4,76 hektar per tahun.

    Tujuan Penulisan Karya tulis ini bertujuan sebagai berikut:

    1. Untuk mengetahui potensi perairan Indonesia sebagai sasaran perluasan pemukiman akibat perkembangan peradaban manusia

    2. Untuk mengetahui rekayasa-rekayasa sipil yang dapat diterapkan dalam upaya menyokong lahirnya Surabaya Frishapp berdasarkan konsep green

    building. 3. Menciptakan kota baru yang terintegrasi secara modern dan bersinergi

    dengan alam melalui konsep Surabaya Frishapp.

    Manfaat Penulisan Manfaat dari karya tulis ini adalah sebagai berikut:

    1. Sebagai alternatif solusi atas tingginya angka pengurangan lahan pemukiman di daratan

    2. Menggantikan teknik reklamasi yang berkontribusi terhadap pengrusakan ekosistem bawah laut.

    3. Menciptakan ikon baru dalam dunia arsitektur dan rekayasa sipil

    JANGAN ADA HEADER/FOOTER

    NOMER KANAN ATAS, DITULIS ANGKA ARAB

    BAB-SUB BAB 2.5 SPASI

    SUB BAB - ISI 2 SPASI

    INDENTASI PARAGRAF

    BARU1,25 CM

    SPASI = 1.15

    MARGIN 4333

    TIMES NEW ROMAN

    MAKSIMUM 10 HALAMAN LATAR BELAKANG

    LENGKAP DENGAN

    DATA PENDUKUNG

    TUJUAN YANG INGIN

    DICAPAI

    MANFAAT YANG INGIN

    DICAPAI

  • 2

    4. Menciptakan kawasan pariwisata baru sehingga mampu menaikkan perekonomian daerah yang bersangkutan.

    GAGASAN

    Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan

    Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Surabaya Laju pertumbuhan penduduk kota Surabaya semakin meningkat. Data

    semester pertama 2011 menunjukan dalam enam bulan pertama tahun 2011,

    penduduk Surabaya bertambah 36.577 jiwa. Artinya, per bulan pertambahan Kota

    Pahlawan mencapai 6.096 jiwa. Jika di rata-rata, per hari jumlahnya mencapai 203

    jiwa. Jumlah itu meningkat cukup drastis jika dibandingkan dengan periode yang

    sama pada semester pertama 2010. saat itu pertambahan pemduduk selama enam

    bulan mencapai 26.832 jiwa. Tingginya pertambahan penduduk selama semester

    pertama 2011 tidak lepas dari banyaknya penduduk luar Surabaya yang masuk ke

    kota Pahlawan. Angka pindah masuk di Surabaya hingga enam bulan ini

    mencapai 9.438 jiwa. Sedangkan pindah keluar tercatat 3.032 jiwa. Untuk jumlah kelahiran, yang terdata 34.113 jiwa. Sebaliknya, jumlah

    kematian berada di angka 3.032 jiwa. Berikut ini table laju pertambahan penduduk

    Surabaya berdasarkan data yang telah dihimpun oleh Badan Pusat Staistik

    Surabaya.

    Gambar 1. Laju Pertambahan Penduduk Surabaya tahun 2010-2011 Sumber : BPS Surabaya

    Perubahan iklim terjadi secara perlahan dalam jangka waktu yang cukup

    panjang, antara 50-100 tahun. Meskipun perlahan, dampaknya sebagaian besar permukaan bumi menjadi panas. Menurut IPCC (Intergovernmental Panel on

    Climate Change), dalam 100 tahun terakhir telah terjadi peningkatan air laut

    setinggi 10-25 cm. Sementara menurut laporan Greenpeace, diperkirakan pada

    tahun 2100 mendatang akan terjadi peningkatan air laut setinggi 19-95 cm.

    Peningkatan air laut setinggi 1 meter akan mengakibatkan hilangnya pulau atau

    JARAK ANTAR BAB 3 SPASI

    BAB GAGASAN MELIPUTI :

    - KONDISI KEKINIAN - SOLUSI YANG PERNAH DITAWARKAN - SEBERAPA BAIK DAMPAK GAGASAN - PIHAK-PIHAK YANG AKAN

    MENGIMPLEMENTASIKAN - LANGKAH-LANGKAH STRATEGIS

    IMPLEMENTASI GAGASAN

    PENOMERAN GAMBAR

    DIATAS, URUT

    BERDASARKAN

    KEMUNCULAN, DITULIS

    ANGKA ARAB (1,2,3, DST..)

  • 3

    daratan di dunia sebagai contoh hilangnya daratan Mesir 1%, Belanda 6%,

    Bangladesh 17,5% dan 80% di kepulauan Marshall serta tenggelamnya pulau-

    pulau di, Fiji, Samoa, Vanutu, Jepang, Filipina, serta Indonesia. Hal ini berarti

    puluhan juta orang yang hidup di pesisir pantai harus mengungsi ke daerah yang

    lebih tinggi. Berikut ini adalah gambar proyeksi kenaikan muka air laut pada

    kurun waktu 100 tahun.

    Gambar 2. Proyeksi kenaikan muka air laut

    terendah, menengah dan tertinggi

    pada kurun waktu 100 tahun

    Sumber; IPCC, 1990

    Pengamatan pada beberapa lokasi stasiun penelitian di beberapa kawasan

    pantai di Indonesia menunjukan adanya peningkatan yang bervariasi antara satu

    tempat dengan tempat lainnya. Kenaikan muka air laut per tahun di Belawan

    adalah 7,83 mm; Jakarta adalah 4,38 mm; Semarang adalah 9,27 mm; Surabaya

    adalah 5,47 mm (Tim Peneliti ITB, 1990) dan di Panjang-Lampung adalah 4,15

    mm (Tim Peneliti P3O-LIPI, 1991). Berdasarkan data pada tahun 1976-1992 di

    pantai Cilacap menunjukan kenaikan rata-rata muka air laut per tahun adalah 1,3

    mm (Hadikusumah, 1993). Maka rata-rata kenaikan muka air laut per tahun pada

    pantai di 6 kota di pulau Jawa adalah lebih tinggi dari kondisi pantai secara global.

    Secara sepintas menggambarkan bahwa kawasan pantai di Jawa cenderung

    berkurang lebih cepat dibandingkan kawasan pantai dunia. Menurut Departemen Kelautan dan Perikanan (2009), daerah pesisir dan

    pulau kecil yang akan tenggelam 100 tahun lagi dari sekarang meliputi daerah

    seluas 475.905 hektar atau rata-rata kehilangan lahan atau pulau sebesar 4,76

    hektar per tahun. Perubahan iklim akan membawa bencana bagi 41 juta orang

    Indonesia yang tinggal di daerah pesisir dengan ketinggian di bawah 10 meter.

    Perubahan iklim yang hingga kini belum bisa teratasi dengan baik dinilai dapat

    mengancam keberadaan pulau-pulau di Indonesia. Saat ini saja, berdasarkan data

    yang dihimpun Indonesia Maritime Magazine, jumlah pulau telah banyak

    berkurang dari 17.504 pulau menjadi 17.480 pulau. Ini artinya, sudah 24 pulau

    hilang dari permukaan bumi dan jika tidak segera diantisipasi, tidak menutup

    kemungkinan, pada tahun 2030, Indonesia akan kembali kehilangan sekitar 2.000

    pulau lagi. Subandono Diposaptono seorang pakar kelautan dari KKP mengatakan

  • 4

    bahwa kenaikan paras muka laut sebagai dampak perubahan iklim hanya

    dipengaruhi dua proses, yaitu pencairan es di kutub dan proses pemuaian air laut akibat pemanasan global.

    Angka penambahan pemukiman Kota-kota besar di negara berkembang dalam perkembangannya cenderung

    mengalami permasalahan tingginya tingkat pertumbuhan penduduk terutama

    akibat arus urbanisasi sehingga menyebabkan pengelolaan ruang kota makin berat.

    Data PBB menunjukkan bahwa dalam kurun waktu 30 tahun (1995-2025)

    penduduk dunia yang bermukim di kawasan urban akan bertambah dua kali lipat

    dari 2,4 milyar ke 5 milyar (Hall, Pfeiffer, 2001). Fenomena sosial ini dapat

    dipastikan selalu membawa masalah dan konsekuensi besar pada mampu tidaknya

    sebuah kota mengakomodasi beban ini. Bentuk penggunaan lahan suatu wilayah terkait dengan pertumbuhan

    penduduk dan aktivitasnya. Semakin meningkatnya jumlah penduduk dan

    semakin intensifnya aktivitas penduduk di suatu tempat berdampak pada makin

    meningkatnya penggunaan lahan. Sebagian besar kota-kota di negara-negara

    berkembang angka pertumbuhan penduduknya relatif konstan, yakni mendekati

    angka 6 % per tahun (Beek dan Juppenlatz dalam Brouwer, 1998). Ini berarti

    jumlah penduduk kota menjadi dua kali lipat tiap 12 sampai 15 tahun. Bahkan

    menurut sumber dari PBB (United Nations) (1985) menyebutkan bahwa beberapa

    kota di dunia angka pertumbuhan penduduknya dari tahun 1950 hingga tahun

    2000 berkembang lebih dari 9 kali lipat. di Indonesia juga demikian, jumlah

    penduduk kota meningkat dengan laju pertumbuhan 5,5 % per tahun pada dekade

    1980-1990 dan 6 % pada dekade 1990-2000 (Tjahyati dalam Budihardjo, 1997).

    Solusi yang Pernah Ditawarkan Isu yang pertama mengenai kebutuhan luas lahan pemukiman seiring

    bertambanhya jumlah penduduk. Selama ini solusi yang telah ada untuk

    menambah luas lahan pemukiman salah satunya adalah dengan jalan reklamasi

    pantai. Reklamasi merupakan suatu pekerjaan atau usaha memanfaatkan kawasan

    atau lahan yang relatif tidak berguna atau masih kosong dan berair menjadi lahan

    berguna dengan cara dikeringkan. Misalnya di kawasan pantai, daerah rawa-rawa,

    di lepas pantai atau di laut, di tengah sungai yang lebar, ataupun di danau. Seperti yang diketahui, reklamasi pantai Pantura Jakarta banyak membawa

    dampak negatif terhadap lingkungan. Keanekaragaman hayati yang diperkirakan

    akan punah akibat proyek itu antara lain berupa hilangnya berbagai spesies bakau

    di Muara Angke, punahnya ribuan spesies ikan, kerang, kepiting, burung dan

    berbagai keanekaragaman hayati lainnya, mengubah bentang alam (geomorfologi)

    dan aliran air (hidrologi) di kawasan Jakarta Utara (http://onlyone-

    deny.blogspot.com/2011/01/isu-pengembangan-kawasan-kota-pesisir.html). Reklamasi pantai belum menjadi solusi yang tepat untuk menambah luas

    lahan pemukiman karena banyak mengakibatkan kerugian, salah satunya kerusakan ekosistem laut . Selain itu nelayan di sekitar pantai akan kehilangan

    sumber- sumber kehidupannya. Isu yang kedua mengenai angka kenaikan muka air laut. Solusi yang pernah

    ditawarkan dengan permasalahan ini adalah membuat kota apung buatan, kami

  • 5

    mengambil contoh Lilypad Surabaya Frishapp. Kota terapung ini dapat

    digerakkan menuju pesisir pantai atau digerakkan bebas mengikuti arus laut. Kota

    ini berkonsep hotel bahtera yang ditafsirkan mampu melindungi manusia dari

    perubahan iklim (http://novirita.blogspot.com/2011/07/lilypad-kota-terapung-

    masa-depan.html). Kota apung buatan dengan konsep tersebut menurut kami terbilang cukup

    membahayakan, karena pulau apung dengan konsep Lilypad Surabaya Frishapp

    ini akan terbawa arus laut dan tak tentu arahnya karena tidak berpijak di satu area

    secara permanen. Berikut ini adalah parameter kelemahan dari beberapa solusi

    yang pernah ditawarkan. Tabel 1. Parameter Kelemahan solusi yang pernah ditawarkan

    Parameter Reklamasi Lilypad Surabaya The

    pantai Frishapp Swimming

    City

    Menambah Sebuah kota Sebuah kota

    Luas daratan Terapung sebagai terapung

    Fungsi wilayah Solusi lahan sebagai solusi

    pantai untuk Pemukiman lahan

    pemukiman pemukiman

    Mudah -Bentuk stabil Mudah

    diaplikasikan -Mandiri Dalam diaplikasikan

    Kelebihan saat ini sumber energi saat ini

    -Berbasis green

    design

    Sangat besar Tidak ada Tidak ada

    Dampak ekologis terhadap

    ekosistem

    pantai

    Rawan Terbawa arus

    terkena tidak tentu arah

    Ketahanan dari arus laut abrasi air laut Karena tidak

    berpijak pada satu

    Tempat

    Gagasan Baru yang Ditawarkan Konsep Surabaya Frishapp

    Proyek kota terapung ini merupakan suatu konsep yang menarik dan

    pertama di Indonesia. Beberapa konsep desain sejenis sebetulnya telah dihasilkan,

    seperti Urgenda Surabaya Frishapp, Ijmeer, maupun Zuidplaspolder. Menurut

    Rojman (2008), konsep desain ini dipilih karena memiliki beberapa keuntungan,

    di antaranya : Menyelesaikan masalah banjir; Memungkinkan untuk perencanaan kota fleksibel; Memiliki daya tarik intemasional Tidak memerlukan pasokan pasir untuk mempersiapkan lahan untuk

    bangunan waktu, sehingga menghemat dan uang; Tidak menimbulkan biaya perbaikan sebagaimana pemukiman pada tanah

    PENOMERAN TABEL

    DIATAS, URUT

    BERDASARKAN

    KEMUNCULAN, DITULIS

    ANGKA ARAB (1,2,3, DST..)

  • 6

    Pola penyebaran komponen kota :

    Pusat fasilitas kota

    Taman Kota

    Jalan

    Blok Perumahan

    (a) (b)

    Gambar 3. Pola penyebaran komponen kota (a) patung suroboyo (b) pola

    kota

    Pola penyebaran kota terinspirasi dari patung sura (hiu) dan boyo (buaya) yang memang menjadi ikon kota Surabaya (lihat gambar 6). Bentuk ini akan

    difungsikan sebagai komponen utama kota berupa jalan trem, jalur sepeda, dan taman kota. Strukturnya dibuat dengan reklamasi dan menjadi satu-satunya

    komponen kota yang tidak mengapung.

    Struktur Surabaya Frishapp

    Surabaya Frishapp terdiri dari komponen komponen blok beberapa

    rumah apung yang disatukan dalam town ring. Sebuah menara menjulang dari

    permukaan air laut , menjadi center point dari desain rumah apung ini. Menara ini

    memiliki fungsi utama untuk mempertahankan posisi dan sebagai tempat gerak

    fluktuatif kota ketika pasang surut terjadi. Sistem gerak fluktuatif diperlukan guna

    mendapatkan konsep apung secara utuh, yaitu posisi town ring akan tetap mengapung walaupun tinggi muka air laut berubah-ubah, mengantisipasi tinggi air

    pada level tertingginya. Secara global, struktur ini terbagi menjadi 4 bagian, yaitu bagian top rise

    (digunakan sebagai penangkap sinyal, penangkal petir), area fluktuatif town ring,

    bagian badan tumpu, dan pondasi. Struktur top rise terbuat dari rangka baja mutu

    tinggi dimana secara bersama, kerangka ini akan mampu memikul beban-beban kombinasi berfaktor layaknya bangunan pencakar langit di daratan (Gambar 3).

  • 7

    TOP RISE :

    Konstuksi baja mutu tinggi untuk mempertahankan posisi sebagai tempat gerak fluktuatif kota ketika pasang surut terjadi,

    AREA FLUKTUATIF : Terbuat dari baja berselubung beton utk menahan beban desakan town ring akibat terkena gelombang (seperti beban berthing pada dermaga)

    TOWN RING : berupa mangkok cincin yang berfungsi sebagai dinding-dinding kedap yang menahan air dari luar dan menerima gaya tekan air ke atas sehingga struktur ini dapat terapung.

    BADAN TUMPU: Struktur sama dengan area fluktuatif

    PONDASI: penumpu beban akhir

    Gambar 4. Desain Potongan Surabaya Surabaya Frishapp

    Gambar 5. Desain Perspektif Surabaya Surabaya Frishapp

    Struktur untuk area fluktuatif town ring terbuat dari baja dengan selubung

    beton pada keempat kaki utama terluarnya untuk menahan beban desakan town

    ring akibat terkena gelombang (seperti beban berthing pada dermaga). Pertemuan

    ini menggunakan sistem seperti yang pertemuan monorel dengan relnya, sehingga

    diharapkan dengan menggunkaan sistem ini, gerak fluktuatif menjadi lebih mulus

    dan dinamis (gambar 2).

  • 8

    Gambar 6. Sistem fluktuatif kota menggunakan sistem monorel

    Struktur badan penumpu terdiri dari beberapa tiang-tiang penyangga yang

    terbuat dari baja. Struktur ini lebih mirip konstruksi bangunan lepas pantai di

    mana selain harus mampu menopang beban-beban di atasnya, juga harus stabil

    terhadap lingkungan dan beban beban di perairan seperti beban angin, gelombang.

    pasang surut, arus, proses geologi aktif berupa gempa bumi, patahan,

    ketidakstabilan dasar laut, penggerusan, dan gas dangkal, tumbuhan laut, data

    lingkungan lainnya seperti, sedimentasi, kabut, udara dan suhu air laut. Seperti kebanyakan stuktur bangunan lepas pantai lainnya, struktur paling

    bawahnya menggunakan struktur pondasi tiang pancang. Gaya lekat antara tiang

    pancang dan dasar laut lah yang paling berpengaruh terhadap kekuatannya dalam

    menumpu beban. Kaki-kaki terluar tiang pancang perlu dimiringkan keluar untuk

    memperbesar ruang pada dasar tanah sehingga ketahanannya tergadap guling

    bertambah.

    Struktur dan sistem kota Struktur town ring ini berupa mangkok cincin yang berfungsi sebagai

    dinding-dinding kedap yang menahan air dari luar dan menerima gaya tekan air ke

    atas sehingga struktur ini dapat terapung. Elemen-elemen struktur lainnya seperti

    kerangka (web frame) membantu langsung fungsi-fungsi tersebut dan sebagian

    hanya berperan sebagai pendukung atau penunjang agar elemen-elemen pokok

    tersebut selalu tetap pada kedudukannya sehingga dapat berfungsi secara efektif.

    Material utama struktur ini sebagian berupa baja, dan untuk tempat-tempat

    tertentu menggunakan kaca, alumunium dan tembaga sebagai material pengisi. Karena struktur kota ini menyerupai kapal, maka dalam perencanaannya,

    harus juga dilihat sebagai struktur sebuah kapal. Oleh karena itu, struktur ini harus

    dapat menahan beban beban seperti : (1) beban len gkung (bending) akibat bentuk struktur , (2) effect of water pressure, (3) panting stresses yaitu tegangan

    akibat gerakan angguk (pitching), (4) pounding, (5) beban akibat massa

    setempat,dan (6) getaran akibat pengoperasian pompa dan mesin-mesin lain yang

    mungkin diperlukan. Pada town ring ini, terdapat jalan sebagai akses utama yang

    memungkinkan moda transportasi dari daerah luar untuk masuk dan pergi. Untuk

    mendukung program penyelamatan bumi, kendaraan pribadi dilarang beroperasi

    di dalam kota, sebagai gantinya, Terdapat trem modern sebagai sarana transportasi

    dalam kota untuk mobilisasi penghuni. Jalurnya mengikuti pola persebaran

    komponen kota (lihat gambar 3) di mana masing-masing blok memiliki titik titik

  • 9

    Suply Energy Kota terapung ini berusaha menggunakan sumber daya lokal sebanyak

    mungkin untuk pemenuhan listrik dan air bersih. Mengingat bahwa efisiensi

    energy terutama listrik yang dihasilkan masih tergolong kecil (sekitar 20-50%),

    maka kombinasi beberapa pembangkit listrik akan sangat membantu. Kombinasi

    yang dimaksud meliputi penggunakan solar cell dan PLTB (Pembangkit Listrik

    Tenaga Bayu). Sementara strukturnya dirancang menggunakan kaca peredam

    panas supaya terjadi efisiensi penggunaan cahaya matahari dan panas matahari.

    Namun selama pengerjaan proyek, suplay energy dari luar tetap diperlukan.

    Sistem Sanitasi Sistem drainase dan pengolahan air limbah menerapkan sistem air ballast

    pada kapal yaitu dengan cara dipompa ke luar. Sebuah pipa dipasang di dalam

    mangkuk cincin yang menghubungkan rumah satu dengan rumah lainnya. Pipa-

    pipa ini akan mengalir ke dasar mangkok. Sebelum dilepas ke laut, air limbah ini

    akan ditampung dulu untuk dimurnikan sehingga ketika dikeluarkan, air limbah

    ini tidak mengganggu lingkungan laut.

    Pengembangan dan Keberlanjutan

    Proyek kota apung memang akan sangat membutuhkan sumber daya yang

    besar, baik dari segi finansial maupun teknis pelaksanaannya. Namun optimisme

    muncul mengingat perkembangan teknologi dan daya cipta manusia yang semakin

    luar biasa dari waktu ke waktu. Beberapa mega proyek seperti proyek menara

    burj, pulau buatan di Dubai yang beberapa dekade lalu masih dianggap mustahil,

    ternyata mampu diciptakan manusia dengan sangat baik. Untuk saat ini saja perkembangan teknologi konstruksi sipil, permesinan,

    perkapalan maupun ilmu komputer sudah begitu pesatnya. Beberapa teknologi

    yang mendukung pengembangan kota yang lebih besar diantaranya: 1. Perkembangan beberapa program bantu analisa struktur berbasis finite element

    seperti ansys, adina, di mana selain memberikan kecepatan analisa, dan tingkat

    akurasi hasil yang tinggi, juga memungkinkan pengguna melakukan analisa

    terhadap struktur dalam berbagai bentuk, bahkan untuk bentuk-bentuk yang

    tidak beraturan sekalipun. 2. Munculnya kapal container tipe ulcc ( ultra large container crude) dengan

    kemampuan mengangkut muatan sebesar 550.000 dwt atau sekitar 1.5 juta ton ,

    maka komponen-komponen kota seperti perumahan, fasilitas transportasi yang

    memiliki masa yang besar bukan lagi menjadi suatu masalah. 3. Munculnya kapal-kapal giant cruise seperti queen marry, di mana sruktur di

    dalamnya lebih mirip sebuah kota sehingga dapat dijadikan acuan konsep kota

    terapung. 4. Perkembangan ilmu struktur seperti diketemukannya beton uhsc yang memilki

    kuat tekan mencapai, dapat digunakan sebagai struktur penopang pada struktur

    bangunan bawah, yang secara teori menerima aliran gaya tekan paling besar.

    Milestones (Tahanapan Rencana)

    Pada jangka pendek (2015-2020), studi mengenai sistem dan teknologi yang diterapkan di kota apung ini dilakukan guna mendapatkan teknologi yang

    tepat, murah, dan mudah diaplikasikan. Kota ini harus menggunakan teknologi-

  • 10

    teknologi hijau dan mandiri semaksimal mungkin dalam upaya mengurangi

    ketergantungan terhadap sumber energy tak terbaharui sekaligus untuk menekan pengrusakan bumi lebih lanjut.

    Selama 5 tahun berikutnya, (2020-2025), beberapa rumah apung dalam

    skala kecil (50 buah) perlu diwujudkan sebagai proyek percontohan. komunitas

    masyarakat diharapkan akan dapat menghuni rumah-rumah apung tersebut dengan

    sedikit adaptasi terhadap cara hidup baru ini. Pengelolaan dan pemeliharaan

    fasilitas menjadi sangat penting untuk memastikan keberlanjutannya di masa

    depan. Pada jangka panjang (2025-2030), jumlah rumah yang ada dapat

    ditingkatkan secara bertahap hingga mencapai 1000 buah. Fasilitas fasilitas umum seperti rumah sakit, hotel, fasilitas olahraga, dan boleh jadi sebuah pusat

    perbelanjaan dapat dibangun guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan

    menyempurnakannya sebagai sebuah kota. Menjelang akhir 2040, produksi perumahan secara masal dan

    pengembangan kota secara komersil dicapai. Pada tahap ini Pengingkatan kualitas

    bangunan menjadi berskala besar telah mampu dilaksanakan karena dalam rentang

    waktu 25 tahun terhitung dari 2015, teknologi konstruksi terus diperbaikii dan

    diperbaharui.

    Pihak yang Dapat Mengimplementasikan Konsep Surabaya Frishapp

    Agar konsep Surabaya Frishapp dapat terealisasikan, maka pihak-pihak

    yang dapat membantu agar dapat terimplementasikan antara lain: Arsitek

    Peran dari seorang arsitek dalam mewujudkan Surabaya Frishapp sangat

    penting. Peran pertama dari seorang arsitek adalah mentransformasikan material

    bangunan yang berupa baja menjadi struktur hunian apung dengan menggunakan

    konsep kapal yang fluktuatif dan menambah nilai estetik didalamnya. Begitu pula

    dengan tambahan sentuhan berupa Green Roof yang menambah nilai dari aspek

    Green Building serta tower yang berfungsi untuk elemen keseimbangan semakin

    menarik perhatian dan memiliki peranan penting dalam pengembangan konsep

    kota masa depan. Peran kedua dari seorang arsitek harus mampu membuat desain hunian yang

    safety dan comfortable, hal ini dikarenakan beberapa faktor dari lingkungan sekitar seperti ketahanan terhadap iklim dan cuaca. Lokasi yang digunakan untuk

    pembangunan hunian ini diterapkan khusus wilayah perairan Indonesia. Peran ketiga dari seorang arsitek adalah menganalisa aspek distribusi keruangan

    dalam konsep Surabaya Frishapp, sehingga tercipta bentuk hunian yang sustainable dan futuristik. Selain itu seorang arsitek juga perlu menganalisa aspek

    kelayakan huni dari konsep Surabaya Frishapp.Penganalisa Struktur Konsultan Perencana

    Konsultan perencana memiliki peranan dalam menganalisa kelayakan hunian

    ditinjau dari kekuatan struktur. Analisa yang dilakukan meliputi (1) analisa daya

    dukung tanah dan pondasi, (2) analisa kekuatan konstruksi baja sebagai struktur

    utama bangunan, (3) analisa gelombang dan arus perairan (4) analisa mekanika

    teknik, hidrolika, hidrologi, dan teknologi bahan konstruksi hunian

  • 11

    apung dan (5) proses pemilihan material yang sesuai, kuat dan murah sebagai elemen dalam pembuatan Surabaya Frishapp.

    Selain itu, konsultan perencana juga yang pada nantinya merancang sistem

    sanitasi dari hunian apung ini dan kelayakannya. Mereka juga berperan dalam menentukan aspek keruangan atau desain, sehingga dapat menentukan desain

    yang kompleks dan kuat yang mampu menahan beban kombinasi berfaktor. Kontraktor

    Kontraktor merupakan pihak yang berperan dalam mewujudkan kota ini

    secara nyata. Beberapa perusahaan rekaya sipil seperti offshore contractor, water

    engineering company atau kontraktor perumahan dapat ambil bagian dalam

    proyek ini. Penyesuaian metode dan model konstruksi terhadap kondisi lokasi

    pembangunan boleh jadi diperlukan untuk mencapai spesifikasi yang diinginkan. Pemerintah

    Secara fundamental, Pemerintah selain harus memenuhi kebutuhan warga

    negaranya., pemerintah juga harus memperhitungkan keseimbangan antara

    keselamatan, kondisi social dan lingkungan, serta stabilitas dan pertumbuhan

    ekonomi. Penelitian, lokakarya, uji penerapan dan simulaisi dapat dilaksanakan

    bersama pihak universitas dalam negeri dan mungkin melibatklan beberapa pakar

    luar negeri dengan difasulitasi oleh departemen-departemen terkait.Secara spesifik

    tugas beberapa departemen-departemen dapat dirinci sebagai berikut:

    1. Kementrian Perumahan Rakyat berwenang meningkatkan pemanfaatan sumber daya pembangunan perumahan dan permukiman serta mengembangkan dan memanfaatkan hasil-hasil penelitian dan

    pengembangan teknologi maupun sumber daya dan kearifan lokal. 2. Kementrian Pekerjaan Umum (Departemen PU) berwenang

    mengeluarkan kebijakan dalam pengadaan ruang public di indonesia. 3. Departemen Pengairan bertanggung jawab dalam pendanaan, pengelolaan

    air bersih, pengawasan teknis, dan pembuatan kebijakan. 4. Departemen keuangan bertanggung jawab dalam pengawasan keuangan

    pra, proses dan pasca pengerjaan proyek. Perusahaan Energy, Air, dan Transportasi Publik

    Pihak-pihak ini bertanggung jawab dalam penyediaan kebutuhan vital

    masyarakat seperti listrik, air bersih, bahan bakar, transportasi dalam kota maupun

    akses keluar masuk kota menuju daerah luar. Property Developer

    Untuk masa-masa mendatang, kota apung ini dapat mulai dikomersialkan

    melalui pengelolaan perusahaan swasta seperti property developer. Ketika konsep

    ini masuk ke dunia bisnis, Keragaman bentuk dan pengembangan lebih lanjut

    boleh jadi akan terjadi lebih cepat karena mereka dituntut untuk terus melakukan

    inovasi demi mencapai kepuasan konsumen. Masyarakat

    Masyarakat merupakan muara akhir dari pengadaan kota apung ini.

    Masyarakat secara mandiri diperbolehkan untuk membangun dan

    mengembangkan perumahan sesuai keinginan mereka dengan tetap mengacu pada

    batasan-batasan pengembangan kota yang dibuat oleh pemerintah.

  • 12

    KESIMPULAN

    Konsep Surabaya Frishapp Ruang lingkup proyek untuk takaran Indonesia termasuk besar, bahkan

    mungkin untuk cakupan yang lebih luas lagi. Peruntukannya sebagai solusi jangka

    menengah ataupun sedang mugkin akan lebih cocok melihat beberapa proyek

    pengembangan kota jangka pendek sudah mulai berjalan. Melihat bahwa konsep

    kota ini tergolong dasar, maka masih terbuka beberapa kemungkinan untuk

    memperluas konsep dan peningkatan elemen di dalamnya.

    Langkah-Langkah Strategis Implementasi Gagasan Langkah strategis perlu direncanakan dengan matang agar kota apung ini

    dapat terealisasi dengan baik, acceptable, dan berkelanjutan. Menurut Kemp dan Loorbach (2005) dalam Rutger (2008), ada 4 manejemen transisi yang diperlukan

    dalam fase ini (lihat gambar di bawah), antara lain : (1) Tahap 1 : Membangun ruang transisi dan pembangunan visi

    Pada tahap awal diperlukan sebuah pertemuan besar yang melibatkan

    orang-orang yang terdiri dari perwakilan pemerintahan, perusahan-

    perusahan, dan pihak institut/universitas untuk berkumpul, membahas

    konsep dan menyatukan pandangan dan tujuan proyek kota apung ini.

    Beberaoa (2) Tahap 2 : Mengembangkan kerja sama dan agenda transisi,

    Karena kompleksnya masalah yang akan dihadapi dalam meciptakan sebuah kota apung, maka diperlukan kerja sama yang baik antara pihak-

    pihak yang berkemampuan menyelesaikannya. Kerja sama yang dimaksud

    dapat berupa konsultasi, kerja sama pengerjaan poyek maupaun

    penyampaian informasi. (3) Tahap 3 : Menggerakkan pihak-pihak yang terlibat dan melaksanakan

    proyek transisi, (4) Tahap 4 : Evaluasi, monitoring dan pembelajaran.

    Kesulitan dan pengalaman yang ada dalam menciptakan kota apung ini dapat dijadikan pembelajaran agar terjadi perbaikan dan pengembangan

    model.

    Gambar 7 . fase dalam manajemen transisi

    Sumber : Kemp dan Loorbach, (2005) dalam Rutger (2008)

    Prediksi keberhasilan Gagasan Surabaya Frishapp

    Rencana proyek perumahan Surabaya terutama mengubah air menjadi

    tanah (reklamasi) berdampak pada pengurangan kapasitas utama penyimpanan air

    serta pengurangan daerah alam basah. Konsep kota apung ini dibuat untuk

    BAB KESIMPULAN MELIPUTI :

    - GAGASAN YANG DIAJUKAN - TEKNIK IMPLEMENTASI YANG AKAN

    DILAKUKAN

    - PREDIKSI HASIL YANG AKAN DIPEROLEH

  • 13

    mengurangi kapasitas tersebut dan menciptakan perumahan dalam rangka

    mengantisipasi proyeksi perubahan iklim terutama akibat kenaikan muka air laut.

    Dengan menerapakan konsep pemekaran lahan berbasis non destructive model ini,

    usaha usaha perlindungan biota laut dan ekosistemnya akan dapat diwujudkan

    secara nyata dan maksimal. Digunakannya Surabaya sebagai kawasan penerapan sesuai dengan rtrw

    kota Surabaya, di mana Surabaya timur memang akan dijadikan kawasan wisata

    dan bisnis yang maju, Konsep ini sangat cocok dengan tujuan tersebut karena

    kesatuan dengan kondisi komponen kota dan perairan di sana, kerja sama yang

    baik antara para pemangku kepentingan dan subyek lapangan sangatlah

    dibutuhkan ntuk mencapai keberhasilan proyek.

    DAFTAR PUSTAKA

    Akkermans, Carien.2008.The Surabaya Frishapp.

    http://ocw.tudelft.nl/fileadmin/ocw/courses/TechnologyinSustainableInnovat ion/res00032/ !54686520466c6f6174696e672043697479.pdf [9 Februari

    2013] BPS. http://jatim.bps.go.id/ diakses 28 Februari 2012

    Graaf, Rutger De.2008. Surabaya Frishapp Ijmeer - Accelerator for Delta

    Technology. Ijmeer. DeltaSync04 Jan Rotman.2008. The Surabaya Frishapp Into an Ocean of Opportunities.

    http://www.urgenda.nl/documents/Prospectus%20Floating%20EcoCity%20

    ENG.pdf [9 Februari 2013] Kurdi, Siti Z. 2011. Identifiksasi Kerugian Kawasan Pantai Akibat Kenaikan

    Muka Air Laut. Puslitbang Permukiman Kusna, Indra D jaya. 2011. Teknik Konstruksi kapal baja. Direktorat pembinaan

    Sekolah menengah kejuruan Wlfel, Roland von et all. 2012. The Guideway System of the Monorail Kuala

    Lumpur Design & Erection . http://www.lap-consult.com/pdf-

    files/deutsch/sonderdrucke/sdr481.pdf [10 Februari 2013]

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

    Ketua kelompok

    Nama : Puput Wiyono

    NRP : 3109100055

    Jurusan / Fakultas : Teknik Sipil/Fakultas Teknik Sipil dan

    Perencanaan

    Tempat, tanggal lahir : Tulungagung/ 2 April 1990

    Institut : Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya

    HP : 085733141473

    Alamat : Kejawan Tambak Mutiara C3-103 Surabaya

    Email : [email protected]

    Karya ilmiah yang pernah dibuat :

    No. Judul Kategori Tahun

    1 Mishell (Meat in shell) Unik dan Program Kreativitas

    2011 Enaknya Bakso dalam Cangkang. Mahasiswa bidang

    DAFTAR PUSTAKA MENGGUNAKAN HARDVARD STYLE

    INI HANYA CONTOH TAHUN 2015 Lampiran

    PKMGT Terdiri atas 3, ingat! Baca Buku Panduan

    dan Template

    Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota (Lampiran 3.2)

    Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Penyusun dan

    Pembagian Tugas

    (Lampiran 3.4).

    Lampiran 3. Surat Pernyataan Ketua Tim (Lampiran 3.5)

  • 14

    No. Judul Kategori Tahun

    Masyarakat (PKM-M)

    Green Tower Penanaman Vertikal Program Kreativitas

    Sebagai Alternatif Menambah Ruang

    2 Mahasiswa Gagasan 2011 Terbuka Hijau di Kawasan Padat

    Tertulis (PKM-GT)

    Hunian.

    Ketua

    No. Judul Kategori Tahun Healthy and Fresh with JACKSEED

    Program Kreativitas

    MILK (Jackfruit Seed Milk): Peluang Mahasiswa bidang 2011 1.

    Minuman Berbahan

    Wirausaha Industri Kewirausahaan (PKM-K) Dasar Biji Nangka

    GHOSIM (Growing Hydroponic System) Program Kreativitas

    Sebagai Upaya menciptakan The Green Mahasiswa bidang 2011 2.

    di Kelurahan Keputih,

    Openspaces Masyarakat (PKM-M) Surabaya

    Anggota

    (Titis Wahyu P.)

    Anggota

    (Rigan Satria A.P)

    NRP. 3209100035 Anggota

    Nama : Titis Wahyu Pratiwi NRP : 3110100069

    Jurusan / Fakultas : Teknik Sipil / Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Tempat, tanggal lahir : Probolinggo, 1 mei 1992

    Institut : Institut Teknologi Sepuluh Nopember HP : 085785486996

    Alamat : Jalan Panjaitan 23 D, Probolinggo Email : [email protected]

    Karya ilmiah yang pernah dibuat :

    (Puput Wiyono) :

    Rigan Satria Asmara P NRP. 3109100055 : 3209100035

    : Arsitektur / Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan : Tulungagung, 10 Agustus 1991

    : Institut Teknologi Sepuluh Nopember : 08563601117

    : Keputih gang 3C no. 67, Surabaya : [email protected]

    Anggota

    Nama

    NRP

    Jurusan / Fakultas Tempat, tanggal lahir Institut

    HP Alamat Email

  • NRP. 3110100069

  • 15

    LAMPIRAN

    RUMAH RUMAH APUNG

    Gambar 1. Dari atas ke samping. a) rumah apung tampak atas, b) potongan, c)

    tampak depan, d) pusat kota (Sumber : Rigan dkk, 2013)

    Gambar 2. Detail Potongan Surabaya Frishapp (Sumber : Rigan dkk, 2013)

    Gambar 3. Sistem Drainase (Sumber : Rigan dkk, 2013)

    LAMPIRAN (JIKA DIPERLUKAN)