Pkm Pencacah Padi

12

Click here to load reader

Transcript of Pkm Pencacah Padi

Page 1: Pkm Pencacah Padi

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

MESIN PENCACAH JERAMI PADI

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENERAPAN TEKNOLOGI( PMKT )

Disusun oleh :

Asri Latifah Nurdini (209132004)Diana Nurul Arifin (209132008)

Dinny Indrian (209132009)

POLITEKNIK MANUFAKTUR NEGERI BANDUNGBANDUNG, JUNI 2011

1

Page 2: Pkm Pencacah Padi

USUL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

1. Judul Kegiatan : Mesin Pencacah Jerami Padi2. Bidang Kegiatan : PKM Penerapan Teknologi3. Bidang Ilmu : Teknologi dan Rekayasa4. Ketua Pelaksana Kegiatan

a. Nama Lengkap : Asri Latifah Nurdinib. NIM : 209 132 004c. Jurusan : Teknik Perancangan Manufakturd. Perguruan tinggi : POLITEKNIK MANUFAKTUR NEGERI

BANDUNGe. Alamat Rumah : Cijerahf. No Telp/HP : 085724466393g. Email :

5. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 2 orang6. Dosen Pendamping

a. Nama Lengkap : b. NIP : 7. Biaya Kegiatan Total : Rp 8.050.000,-a. Dikti : Rp 8.050.000,-b. Sumber lain : Rp 0,-

8. Jangka Waktu Pelaksanaan : 6 bulan

Bandung, 17 Juni 2011MenyetujuiKetua Jurusan Ketua Pelaksana

( ) (Asri Latifah Nurdini)NIP. NIM. 209 132 009

Pembantu Direktur ( III )Bidang KemahasiswaanPoliteknik Manufaktur Negeri Bandung Dosen Pendamping

(Dadan Heryada Wigenaputra, S.T., MT. ) ( . )NIP. 131 855 595 NIP.

2

Page 3: Pkm Pencacah Padi

A. Judul Program

Judul program yang kami ajukan adalah “Mesin Pencacah Jerami Padi”.

B. Latar Belakang Masalah

Pengembangan ternak ruminansia tidak bisa terlepas dari penyediaan hijauan pakanyang memadai baik dari segi kuantitas, kualitas maupun kontinyuitasnya, mengingat hijauan merupakan bahan pakan esensial untuk semua jenis ruminansia. Permasalahan strategis yang mengakibatkan terjadinya fluktuasi produksi pada ternak ruminansia penghasil susu dan daging disebabkan oleh ketersediaan pakan hijauan yang tidak kontinyu sepanjang tahun sebagai akibat berkurangnya lahan untuk penanaman rumput dan perbedaan musim. Padahal porsi hijauan pakan dalam ransum ruminansiamencapai 40 – 80% dari total bahan kering ransum atau sekitar 1,5 – 3,0% dari bobot hidup ternak (ABDULLAH et al., 2005). Pada musim kemarau persediaan hijauan pakan ternak sangat kritis sehingga untuk sekedar memenuhi kebutuhan ternak terpaksa memanfaatkan limbah pertanian yang ada di pedesaan berupa jerami padi, batang jagung, brangkasan kacang tanah, kedelai dan lain-lain. Kandungan nutrisi bahan pakan limbah pertanian tersebut kurang mendukung pertumbuhan ternak ruminansia (HARYANTO, 2004). Jerami padi merupakan salah satu hasil samping pertanian yang tersedia cukup melimpah dengan jumlah produksi pada tahun 2004 mencapai 47,8 juta ton dengan asumsi produksi 12 – 15 ton/ha. Dari jumlah produksi ini baru 34 – 39% digunakan untuk pakan ternak dan sisanya selalu dibakar setelah panen. Di lain pihak, sektor peternakan membutuhkan bahan pakan yang harus tersedia sepanjang tahun. Jerami padi mempunyai nilai nutrisi yang sangat rendah untuk dimanfaatkan sebagai hijauan pakan ternak, karena nilai kecernaan bahan kering jerami padi hanya mencapai 35 – 37% dengan kandungan protein kasar 3 – 4% sedangkan untuk hidup ternak ruminansia membutuhkan bahan hijauan pakan dengan nilai kecernaan minimal 50 – 55% dengan kandungan protein kasar sekitar 8% (DJAJANEGARA, 1983). Teknologi pengkayaan nutrisi hijauan pakan dari bahan baku jerami padi telah banyak dilakukan peternak seperti teknologi fermentasi dan amoniasi, bahkan pada penelitian penggunaan langsung silase jerami padi dengan perlakuan microba rumen kerbau pada ternak (sapi) memberikan hasil yang jauh lebih baik dari pada jerami padi tanpa perlakuan maupun rumput gajah (THALIB atal., 2000) Pemotongan jerami padi ditujukan untuk memperkecil ukuran sehingga dimungkinkan penambahan suplemen secara merata, mempercepat proses pembuatan pakan karena dapat mempermudah perkembangan sel mikroorganisme. Menurut DALZELL et al. (dalam YANTI MALA, 1994), jika ukuran partikel terlalu besar, luas permukaan yang diserang mikroorganisme menjadi berkurang sehingga reaksi dan proses perombakannya menjadi lamban atau terhenti sama sekali. Panjang pemotongan jerami yang baik untuk proses pengolahan selanjutnya adalah 2 – 5 cm (SUHARTATIK et al., 1999). Proses pencacahan jerami padi oleh peternak masih dilakukan secara tradisional dengan menggunakan pisau atau sabit dengan kapasitas 5 – 6 kg jerami basah/jam. Dengan cara ini tingkat kejerihan kerjanya sangat tinggi sehingga peternak lebih suka memberi makan ternaknya dalam bentuk jerami utuh walaupun efisiensi penggunaan pakannya lebih rendah karena tidak habis termakan atau tercecer. Struktur batang jerami yang berserat terutama jerami kering, bersifat elastis dan licin menyebabkan proses pemotongan dengan sistem pisau gunting tidak bisa digunakan seperti pisau potong yang terdapat pada alatmesin pencacah yang banyak berkembang dilapang. Pada proses pencacahan bila bahannya terlalu banyak

3

Page 4: Pkm Pencacah Padi

pisau potong tidak mampu untuk mencacah sebaliknya jika bahan yang dicacah sedikit, jerami tidak terpotong, hanya terjepit diantara 2 pisau. Rancang bangun alat-mesin pencacah dengan sistem pemotongan pisau putar vertikal dengan arah gerak batang jerami dapat memotong dengan sempurna. Panjang potongan dapat diatur sesuai dengan jarak pisau.

C. Rumusan Masalah

Harga bahan bakar minyak yang makin meningkat dan ketersediaannya yang

makin menipis merupakan masalah yang dihadapi oleh masyarakat global. Dipedesaan

tingginya harga BBM sudah mulai memberi dampak yang mengkhawatirkan. Kebanyakan

masyarakat kembali pada pemanfaatan kayu sebagai sumber bahan bakar. Jika hal ini

berlangsung lama, akan menimbulkan masalah baru yaitu pembabatan hutan sehingga

dikawatirkan dapat merusak lingkungan.

Untuk mengatasi hal-hal yang demikian perlu dicari sumber-sumber alternatif agar

kebutuhan bahan bakar dapat dipenuhi tanpa merusak lingkungan.

Dalam konteks itu pemanfaatan kotoran ternak sebagai sumber energi (bahan

bakar) merupakan salah satu alternatif untuk mengurangi penggunaan minyak tanah

dan kayu untuk keperluan rumah tangga. Dari kotoran ternak dapat dihasilkan bioenergi

berupa biogas. Dan untuk memprosesnya digunakan teknologi reaktor biogas.

D. Tujuan Program

Tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan PKMT ini adalah membuat suatu

teknologi tepat guna yang dapat diterapkan dalam kehidupan nyata.

Teknologi Reaktor biogas yang berbahan dasar kotoran ternak diharapkan

dapat diaplikasikan pada kehidupan masyarakat sehingga dapat mensubtistusi fungsi

Bahan Bakar Minyak sebagai sumber energi bagi masyarakat, khususnya minyak

tanah, LPG dan kayu.

Dalam skala kecil biogas dapat menggantikan fungsi minyak tanah dan kayu

sebagai sumber energi bahan bakar untuk keperluan rumah tangga.

Dalam skala besar, biogas dapat digunakan sebagai pembangkit energi listrik.

Di samping itu, dari proses produksi biogas akan dihasilkan sisa kotoran ternak yang

dapat langsung dipergunakan sebagai pupuk organik pada tanaman/budidaya

pertanian.

4

Page 5: Pkm Pencacah Padi

E. Luaran Yang Diharapkan

Luaran dari program PKM Kewirausahaan ( PKMK ) yang kami ajukan yaitu

berupa produk kreatif dan inovatif. Reaktor biogas ini diharapkan memberikan

kontribusi bagi masyarakat di antaranya:

Mampu menyediakan energi untuk rumah tangga pengganti bahan bakar minyak

yamg lebih ekonomis dan ramah lingkungan,

Mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap bahan energi konvensional (minyak

tanah dan LPG),

Meningkatkan kesejahteraan masyarakat,

Melestarikan sumber daya alam

F. Gambaran Umum Produk

(a) Komponen unit pengumpanan(b) Komponen unit pencacah jerami(c) Komponen unit penyaluran hasil pencacahanKomponen unit penampung(d) Sistem penerusan daya(e) Kebutuhan dayaPembuatan komponen alat-mesin pencacah jerami padi dilakukan sesuai gambar kerja dengan menggunakan bahan standar yang banyak dijual di pasar. Perakitan komponen dilakukan agar menjadi alat-mesin yang kompak dan dapat digunakan sesuai dengan rancangan yang diinginkan. Pengujian yang dilakukan meliputi uji fungsional dan uji lapang. Uji fungsional dilaksanakan di laboratorium untuk mengetahui fungsi dan mekanisme kerja alat-mesin pencacah jerami. Uji lapang dilaksanakan pada skala yang lebih besar yang dilaksanakan di petani/peternak pengolah jerami padi menjadi pakan. Jika unjuk kerja alat-mesin belum optimal dilakukan modifikasi untuk penyempurnaan komponen maupun unit prototipe. Parameter yang digunakan untuk mengevaluasinya adalah kapasitas, keseragaman ukuran pemotongan dan mekanisme kerja mesin.

G. Metoda Pelaksanaan Program

a. Metoda / pendekatan:

Metoda yang kami gunakan adalah searching referensi mengenai alternatif pakan

untuk ternak ruminansia di masyarakat, analisa data, serta menganalisa

penggunaan jerami padi.

b. Pelaksanaan Program

1. Persiapan : Pelaksanaan program yang dilakukan adalah searching

referensi dan menganalisa data yang diperoleh kemudian

5

Page 6: Pkm Pencacah Padi

menentukan konsep atau rancangan serta konsultasi kepada

pembimbing teknis

2. Pembuatan 1 : Dimulai dari perancangan konstruksi suatu mesin pencacah

jerami padi.

3. Pembuatan 2 : Membeli bahan dan pembuatan mesin pencacah jerami padi.

4. Trial : Uji coba kuantitas dan kualitas hasil cacahan jerami padi.

5. Konklusi : Pengumpulan data yang diperoleh dari penggunaan mesin

pencacah jerami padi dari uji coba kuantitas dan kualitas.

H. Prinsip Kerja

Adapun prinsip kerja dari alat yang akan dibuat ini adalah :

Jerami dimasukan kedalam hopper

Jerami dicacah oleh unit pencacah

Hasil cacah jerami berupa potongan-potongan dan serabut jerami yang akan

ditampung pada unit penampung

I. Jadwal Kegiatan Program

J. Nama Dan Biodata Pelaksana Program

Ketua Pelaksana

Nama : Asri Latifah Nurdini

NIM : 209 132 004

Program Studi : Teknik Perancangan Manufaktur

Perguruan Tinggi : POLMAN Bandung

6

KegiatanBulan

1Bulan

2Bulan

3Bulan

4Bulan

5Bulan

6Koordinasi team        Pengumpulan data, penjelasan pekerjaan, perencanan kegiatan, konsultansi        Perancangan unit pencacah jerami        Perhitungan biaya dan pembuatan        Implementasi unit pencacah jerami dan uji cobaPengolahan data KesimpulanLaporan kegiatan        

Page 7: Pkm Pencacah Padi

Waktu untuk Kegiatan : 100 jam

Anggota Pelaksana

Nama : Diana Nurul Arifin

NIM : 209 132 008

Program Studi : Teknik Perancangan Manufaktur

Perguruan Tinggi : POLMAN Bandung

Waktu untuk Kegiatan : 100 jam

Nama : Dinny Indrian

NIM : 209 132 008

Program Studi : Teknik Perancangan Perkakas Presisi

Perguruan Tinggi : Polman Bandung

Waktu untuk Kegiatan : 100 jam

K. Nama Dan Biodata Dosen Pendamping

Nama Lengkap dan Gelar :

NIP :

Jabatan fungsional :

Perguruan tinggi : Politeknik Manufaktur Negeri Bandung

Bidang keahlian :

Waktu untuk Kegiatan :

L. Anggaran Biaya

Biaya Material

Motor 3 Fasa Rp. 1.500.000,-

Pelat Rangka Rp. 1.000.000,-

Unit Pencacah Rp. 1.500.000,-

Kabel Rp. 60.000,-

Cat Rp. 100.000,-

Roda Rp. 340.000,-

Biaya Pengerjaan

Operator + Tool Rp. 1.200.000,-

7

Page 8: Pkm Pencacah Padi

Biaya Jasa Perancangan Rp. 900.000,-

Trial Rp. 500.000,-

Biaya Transportasi

Ongkos Kirim Motor Rp. 250.000,-

Biaya Lain-lain

Konsumsi Rp. 500.000,-

Pembuatan Laporan Rp. 100.000,-

Pembelian Alat tulis kantor (ATK) Rp. 100.000,-

Jumlah Total Rp. 8.050.000,-

M. Lampiran

KONSEP MESIN PENCACAH JERAMI PADI

8

Page 9: Pkm Pencacah Padi

9