Pkm-kc Uii Hidayu Inovasi Prototipe Dermalin

19
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM Inovasi Prototipe “Dermalin” Sebagai Alat Sensor Kandungan Formalin Pada Bahan Makanan Mentah Secara Efektif dan Efisien BIDANG KEGIATAN: PKM - KC Diusulkan oleh: Hidayu Permata Hardi NIM. 10711187 Angkatan 2010 Retno Harti NIM. 10612005 Angkatan 2010 Asyahidatul Muchlisah Fitriana NIM. 11711016 Angkatan 2011 UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA JOGJAKARTA 2012

description

Pkm-kc Uii Hidayu Inovasi Prototipe Derm

Transcript of Pkm-kc Uii Hidayu Inovasi Prototipe Dermalin

Page 1: Pkm-kc Uii Hidayu Inovasi Prototipe Dermalin

i

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM

Inovasi Prototipe “Dermalin” Sebagai Alat Sensor Kandungan Formalin Pada Bahan Makanan Mentah Secara Efektif dan Efisien

BIDANG KEGIATAN: PKM - KC

Diusulkan oleh: Hidayu Permata Hardi NIM. 10711187 Angkatan 2010 Retno Harti NIM. 10612005 Angkatan 2010 Asyahidatul Muchlisah Fitriana NIM. 11711016 Angkatan 2011

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA JOGJAKARTA

2012

Page 2: Pkm-kc Uii Hidayu Inovasi Prototipe Dermalin

ii

HALAMAN PENGESAHAN USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

1. Judul Kegiatan : Inovasi Prototipe “Dermalin” Sebagai Alat Sensor

Kandungan Formalin Pada Bahan Makanan Mentah Secara Efektif dan Efisien

2. Bidang Kegiatan : ( ) PKM-P ( ) PKM-M ( ) PKM-KC (Pilih salah satu) ( ) PKM-K ( ) PKM-T

3. Ketua Pelaksana Kegiatan a. Nama Lengkap : Hidayu Permata Hardi b. NIM : 10711187 c. Jurusan : Pendidikan Dokter d. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Islam Indonesia e. Alamat Rumah dan No. Tel./HP : Jalan Jembatan Merah No.103A, Jogjakarta Hp. 081392350000 f. Alamat e-mail : [email protected]

4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 2 ( dua ) orang

5. Dosen Pendamping a. Nama Lengkap dan Gelar : Riyanto, S.Pd., M.Si., Ph.D. b. NIDN : 0504057101 c. Alamat Rumah dan No. Tel/HP : Blok I/No.8 Perumahan Griya Unisia

Prumpung, Jogjakarta / Hp. 087839295822

6. Biaya Kegiatan Total : Rp 12.145.000,00 a. Dikti : Rp 12.145.000,00 b. Sumber lain (sebutkan……) : –

7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 5 bulan

Jogjakarta, 2 November 2012 Menyetujui, Wakil Dekan atau Ketua Jurusan/Departemen/Program Studi/ Ketua Pelaksana Kegiatan Pembimbing Unit Kegiatan Mahasiswa ( dr. Titik Kuntari, MPH ) ( Hidayu Permata Hardi ) NIP. 017110426 NIM. 10711187 Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan/ Dosen Pendamping Direktur Politeknik/ Ketua Sekolah Tinggi,

( Ir. Bachnas, M.Sc. ) ( Riyanto, S.Pd., M.Si., Ph.D.) NIP. 825110101 NIDN. 0504057101

Page 3: Pkm-kc Uii Hidayu Inovasi Prototipe Dermalin

iii

DAFTAR ISI

Halaman Kulit Muka........................................................................................

Halaman Pengesahan........................................................................................

Daftar Isi...........................................................................................................

Daftar Gambar dan Daftar Tabel......................................................................

A. LATAR BELAKANG MASALAH...........................................................

B. PERUMUSAN MASALAH.......................................................................

C. TUJUAN.....................................................................................................

D. LUARAN YANG DIHARAPKAN............................................................

E. KEGUNAAN..............................................................................................

F. TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................

G. METODE PELAKSANAAN.....................................................................

H. JADWAL KEGIATAN..............................................................................

I. RANCANGAN BIAYA.............................................................................

J. DAFTAR PUSTAKA.................................................................................

K. LAMPIRAN...............................................................................................

1. DESAIN PROTOTIPE DERMALIN...................................................

2. BIODATA KETUA SERTA ANGGOTA KELOMPOK....................

3. BIODATA DOSEN PENDAMPING...................................................

i

ii

iii

iv

1

3

3

3

4

4

6

10

10

12

13

13

14

15

Page 4: Pkm-kc Uii Hidayu Inovasi Prototipe Dermalin

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Tahapan Rencana Penelitian Dan Indikator Kinerjanya 06

Gambar 2 Desain Uji Reagen Terhadap Formalin 07

Gambar 3 Desain Uji Reagen Terhadap Bahan Makanan Mentah Berformalin 08

Gambar 4 Pembuatan Inovasi Prototipe “Dermalin” 09

Gambar 5 “Dermalin” tampak atas 13

Gambar 6 “Dermalin” tampak samping 13

Gambar 7 “Dermalin” tampak depan 13

Gambar 8 “Dermalin” tampak belakang 13

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Jadwal Kegiatan 10

Tabel 2 Rancangan Biaya 10

Page 5: Pkm-kc Uii Hidayu Inovasi Prototipe Dermalin

1

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Peradaban manusia di muka bumi dari dulu hingga sekarang telah mengalami

perubahan dinamika yang spektakuler. Perubahan tersebut tentu akan berdampak

secara signifikan terhadap pola hidup masyarakat, khususnya dalam hal pemenuhan

kebutuhan dasar, yaitu pangan. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan

masyarakat dalam bidang pangan semakin meningkat. Apabila dilihat dari

tujuannya, perilaku konsumtif paling tinggi ternyata dalam hal konsumsi bahan

makanan mentah (26,6%), kemudian barulah disusul oleh konsumsi makanan jadi

(17,04%). Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan tingginya perilaku

konsumtif masyarakat tersebut. Salah satunya adalah kebiasaan pola konsumtif

masyarakat yang cukup tinggi pada saat hari besar agama tertentu (Marpaung,

2006).

Undang-undang nomor 7 tahun 1996, menyatakan bahwa kualitas pangan yang

dikonsumsi haruslah memenuhi beberapa kriteria, yakni aman, bergizi, bermutu,

dan dapat terjangkau oleh masyarakat. Definisi aman yang dimaksud dalam

peraturan tersebut mencakup bebas dari bahan pencemaran yang bersifat

mengganggu, merugikan, atau membahayakan kesehatan. Pemberian bahan

tambahan makanan yang sering digunakan berupa pewarna, penyedap, pemanis,

pengawet, dan sebagainya tentulah harus memenuhi kriteria tersebut (Chanahar dan

Suhanda, 2006).

Namun pada bulan Juni tahun 2006, masyarakat dikagetkan dengan temuan dari

BPOM tentang adanya kandungan formalin pada bahan makanan mentah, seperti

tahu, mi basah, bakso, ikan, dan daging segar (Spillane dan James, 2010). Hal ini

dikarenakan, bahan makanan tesebut adalah beberapa contoh bahan makanan yang

bersifat mudah rusak (perishable) jika berada dalam suhu ruang biasa (Sudibyo dan

Susanti, 2011). Masalah lingkungan, khususnya iklim tropis di Indonesia juga

menjadi salah satu faktor penyebab cepat membusuknya bahan makanan tersebut.

Masalah ini tentu mengakibatkan banyak produsen ataupun pedagang yang takut

mengalami kerugian jika bahan makanannya tidak habis terjual. Untuk

meminimalisir kejadian tersebut, maka penambahan bahan pengawet makanan akan

memperbaiki kualitas dari bahan makanan itu. Hal inilah yang menyebabkan pada

Page 6: Pkm-kc Uii Hidayu Inovasi Prototipe Dermalin

2

akhirnya, banyak bermunculan pemberitaan mengenai penambahan formalin pada

bahan makanan.

Berbagai latar belakang dan alasan yang dialami para pedagang dianggap

sebagai pemicu kecurangan, antara lain adalah keadaan ekonomi pedagang yang

rendah dan tingkat pengetahuan pedagang yang masih rendah. Disisi lain, kualitas

bahan makanan yang dihasilkan oleh produsen yang melakukan kecurangan

seringkali memang tampak lebih baik daripada bahan makanan alami (Sari, 2008).

Hasil pengujian di laboratorium oleh BPOM menyatakan bahwa bahan makanan

yang memakai formalin sudah beredar luas di sejumlah pasar dan supermarket di

daerah Jakarta, Bogor, Banten, dan Bekasi. Pada Desember 2006, investigasi

BPOM di Jabotabek menyatakan bahwa beberapa sampel bahan makanan yang

diambil menunjukkan hasil positif terhadap formalin. Hasil positif yang diperoleh,

antara lain terdapat pada mi basah sebanyak 65%, tahu sebesar 46,3%, dan ikan

sebanyak 64,7% (Chanahar dan Suhanda, 2006).

BPOM pada akhirnya melarang penggunaan formalin pada bahan makanan

karena formalin adalah bahan karsinogenik yang bisa menyebabkan keracunan.

Pada skala normal, iritasi ringan pada mata diperkirakan terjadi terhadap paparan

tingkat 1 ppm dan iritasi nasal ringan bisa terjadi akibat paparan tingkat 2 ppm

formaldehid. Salah satu faktor penting yang memodulasi tingkat iritasi dan gejala

yang paling mungkin adalah persepsi intensitas bau (Arts et al., 2006).

Formaldehid yang terhirup akan mengakibatkan atom karbon bergabung menjadi

suatu makromolekul secara cepat di tubuh. Oksidasi untuk membuat bentuk

terkatalis dalam jaringan nasal bisa mendahului proses penggabungan tersebut dan

merupakan jalur utama detoksikasi (Heck dan Casanova, 2004). Selain itu, efek

jangka panjang penggunaan formalin akan menimbulkan dampak yang serius

terhadap konsumen, misalnya kerusakan hati, ginjal, saraf, pankreas, jantung, dan

kanker (Chanahar dan Suhanda, 2006).

Di sisi lain, selama berbelanja konsumen jarang memperhatikan bahan makanan

yang akan dibeli. Bahkan seringkali konsumen tidak bisa membedakan antara

bahan makanan yang mengandung formalin dengan yang tidak. Padahal efek yang

mungkin timbul bagi konsumen setelah mengonsumsi bahan makanan berformalin,

biasanya baru muncul beberapa tahun kemudian (Chanahar dan Suhanda, 2006).

Page 7: Pkm-kc Uii Hidayu Inovasi Prototipe Dermalin

3

Terbatasnya kemampuan konsumen untuk bisa mengidentifikasi kandungan zat

terlarang tersebut, tentu menimbulkan kekhawatiran pada konsumen selama

membeli bahan makanan mentah.

Berdasarkan latar belakang tersebut, kami tertarik untuk menciptakan inovasi

prototipe pendeteksi formalin. Inovasi kami adalah suatu alat yang disebut

“Dermalin” (singkatan dari detektor formalin) yang mampu mendeteksi kandungan

formalin pada bahan makanan mentah secara efektif, efisien, dan tentunya dengan

biaya yang murah, sehingga seluruh lapisan masyarakat dapat menggunakan alat

tersebut.

B. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang dan uraian tersebut diatas, maka dapat dirumuskan

suatu permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana cara merancang Dermalin ?

2. Bagaimana cara membuat Dermalin ?

3. Bagaimana cara menguji Dermalin ?

C. TUJUAN

Berdasarkan rincian masalah yang akan diteliti, maka penelitian ini dilakukan

dengan tujuan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui cara merancang Dermalin.

2. Untuk mengetahui cara membuat Dermalin.

3. Untuk mengetahui cara menguji Dermalin.

D. LUARAN YANG DIHARAPKAN

Luaran yang diharapkan dengan adanya Program Kreativitas Mahasiswa Karsa

Cipta (PKMKC) yang hendak dilaksanakan ini adalah :

1. Prototipe dermalin yang dapat digunakan untuk mendeteksi kandungan formalin

pada bahan makanan mentah secara efektif dan efisien.

2. Publikasi ilmiah

3. Draft paten

Page 8: Pkm-kc Uii Hidayu Inovasi Prototipe Dermalin

4

E. KEGUNAAN

Kegunaan dari prototipe ini adalah untuk membantu masyarakat dalam memilih

bahan makanan mentah yang tidak mengandung formalin dengan alat yang efektif

dan efisien, dan tentunya dengan biaya yang murah, sehingga seluruh lapisan

masyarakat dapat menggunakan alat tersebut.

F. TINJAUAN PUSTAKA

1. Formalin Di Masyarakat

Formaldehid (HCHO) merupakan golongan aldehid yang paling sederhana.

Formaldehid gas dalam bentuk larutan, 37-40 % bisa berupa formalin atau

morbisid. Dari kedua zat tersebut, formalin adalah yang paling sering beredar di

kalangan masyarakat. Formalin mudah didapat dan manfaat yang diinginkan

bisa langsung terlihat dengan kadar pemakaian sedikit saja (Saparinto dan

Hidayati, 2006, Patnaik dan Pradyot, 2007).

Zat ini bersifat mutagen, tertogen, dan karsinogen bagi manusia. Mutasi

yang diinduksi oleh formalin ternyata berdampak pada limfoblast melalui cara

penghilangan sejumlah besar DNA. Sifat karsinogenik pada uji coba hewan

menunjukan bukti biologis yang mendukung kemungkinan terjadinya induksi

leukemia terhadap formaldehid, antara lain karena ditemukannya abnormalitas

sitogenik pada limfosit yang bersirkulasi. Selain itu, induksi kimia juga terjadi

pada tikus yang diberi air minum dengan konsentrasi formaldehid sebesar

1,5 g/L (tetapi tidak pada studi tikus yang diberi air minum dengan konsentrasi

formaldehid 1,9 g/L atau 5 g/L). Bukti lain yang mungkin mendukung, adalah

ditemukannya aberasi kromosom di sumsum tulang tikus yang dipajankan

formaldehid pada konsentrasi sangat rendah (0,4 sampai 1,2 ppm), serta adanya

peningkatan fraksi atau pecahan protein-terkait DNA (diasumsikan sebagai

DNA-protein cross linked) dalam limfosit yang bersirkulasi pada manusia yang

terpajan formaldehid (konsentrasi 1-3 ppm) (Heck dan Casanova, 2004).

Hipotesis yang ada menyatakan bahwa hubungan leukemia dengan pajanan

formaldehid bisa terjadi melalui efek formaldehid secara langsung di sumsum

tulang, yang diawali dengan rusaknya sel hematopoietik atau sel progenitor yang

Page 9: Pkm-kc Uii Hidayu Inovasi Prototipe Dermalin

5

baru matur. Kemungkinan sel progenitor tersebut akan bersirkulasi di darah dan

berperan sebagai sel leukemik (Zhang et al., 2009).

Sebagai senyawa oksigen reakstif (SOR) dan sumber radikal bebas eksogen,

kadar formalin perlu diperhitungkan dalam tubuh. Menurut IPCS (International

Programme on Chemical Safety), batas ambang formalin dalam tubuh adalah

1 mg per liter (dalam bentuk larutan) atau 1,5-14 mg/hari (Heryani et al., 2011).

WHO menyatakan bahwa jumlah formalin sebesar 6 gram akan membahayakan

tubuh (Santosa et al., 2011).

2. Peneliti Sebelumnya

Membahas tentang “dermalin” pada dasarnya adalah membahas tentang

suatu alat untuk mendeteksi kandungan formalin pada bahan makanan mentah.

Di luar negeri, detektor formalin memang sudah ada. Namun, alat tersebut

membutuhkan biaya yang cukup tinggi, sehingga tidak semua lapisan

masyarakat dapat menggunakannya. Satu alat pendeteksi formalin biasanya

dijual dengan harga mencapai satu juta rupiah. Angka yang cukup fantastis bagi

masyarakat menengah ke bawah (Putra, 2012).

Salah satu teknik yang telah ada sebelumnya, yaitu dengan menggunakan

chip mikrofluid PDMS (polydimethylsiloxane) yang dipanaskan. Kandungan

formaldehid pada delapan sampel makanan yang berbeda dapat dideteksi hanya

dalam waktu satu menit (Weng et al., 2009).

Selain itu, terdapat juga metode spektrofotometrik untuk mendeteksi

formaldehid menggunakan asam kromotrofik. Dimana pemakaian asam sulfat

yang berbahaya dan korosif digantikan dengan campuran H3PO4 dan H2O2.

Reaksi (antara formaldehid dan asam kromatrofik dalam medium asam phosphor

terkonsentrasi) bisa meningkat dengan iradiasi campuran tersebut dengan energi

mikrowave selama 35 detik (1100 W) (Gigante et al., 2004).

Di sisi lain, saat ini telah dibuat detektor terhadap gas formaldehid (HCHO).

Proses deteksi ini menggunakan reaksi Sawicki dengan Fluoral-P, sebuah reagen

yang ada pada nanoporous film yang menunjukkan reaksi selektif terhadap

formaldehid (Descamps et al., 2012).

Melihat mekanisme yang digunakan untuk membuat alat yang ada

sebelumnya cukup rumit, sehingga menghabiskan dana yang cukup mahal.

Page 10: Pkm-kc Uii Hidayu Inovasi Prototipe Dermalin

6

Maka penelitian ini dimaksudkan untuk menciptakan suatu inovasi alat

pendeteksi formalin dengan mekanisme kerja yang sederhana dan biaya yang

murah. Sehingga seluruh lapisan masyarakat, khususnya masyarakat Indonesia

dapat menggunakan “Dermalin” sebagai alat untuk memilih bahan makanan

mentah yang bebas dari formalin. Di samping itu, beberapa alat pendeteksi

formalin yang sudah ada sebelumnya masih diragukan sensitivitasnya dalam hal

mendeteksi formalin. Hal ini dikarenakan tidak adanya bukti uji sensitivitas alat

tersebut dengan cara yang telah terstandarisasi.

G. METODE PELAKSANAAN

Penelitian yang diajukan ini didesain untuk masa 5 bulan. Berdasarkan desain uji

laboratorium terhadap formalin yang akan dikembangkan, maka dapat dijabarkan

menjadi aktivitas penelitian dan indikator kinerjanya. Uraian secara rinci kegiatan

penelitian dideskripsikan sebagai berikut :

Gambar 1. Tahapan Rencana Penelitian Dan Indikator Kinerjanya

Perancangan dan pembuatan reagen untuk mendeteksi

formalin

Perancangan dan pembuatan inovasi prototipe pendeteksi

formalin

Pengujian “Dermalin” terhadap bahan makanan berformalin

Prototipe yang efektif, efisien, dan tidak mempengaruhi dari kerja reagen tersebut

“Dermalin” dengan kemampuan untuk menentukan bahan makanan yang

berformalin

KEGIATAN PENELITIAN

Reagen yang memiliki sensitivitas tinggi terhadap formalin dan sudah dibuktikan

dengan cara yang terstandarisasi

INDIKATOR KINERJA PENELITIAN

Luaran : inovasi prototipe dermalin, draft publikasi ilmiah, draft paten

Page 11: Pkm-kc Uii Hidayu Inovasi Prototipe Dermalin

7

Tahap penelitian dimulai dengan penyiapan seluruh komponen yang akan

digunakan untuk penelitian. Untuk mencapai tujuan, maka tahap-tahap penelitian

terbagi menjadi dua tahap, yaitu memilih reagen dan membuat inovasi alat.

Pada tahap pertama, yaitu memilih reagen dapat diuraikan berdasarkan gambar

sebagai berikut :

Gambar 2. Desain Uji Reagen Terhadap Formalin

Pemilihan reagen dilakukan dengan memperhatikan kemampuannya untuk

bereaksi dengan formalin (sensitivitas). Reagen-reagen tersebut akan di uji

laboratorium terlebih dahulu untuk menentukan reagen mana yang memiliki

sensitivitas tinggi terhadap formalin. Kemudian setelah itu, reagen-reagen tersebut

akan di uji laboratorium lagi, namun uji coba kali ini dilakukan terhadap bahan

makanan mentah yang mengandung formalin, seperti yang diringkas pada gambar

berikut :

HASIL

FORMALIN

DIAMATI

DIAMATI

DIAMATI

DIAMATI

DIAMATI

FEHLING’S A DAN B

CHROMOTOPHIC ACID

PENTANE-2,4-DIONE C5H8O2

NASHMENITS

1,8-DIHIDROKSI NAFTALENA-

3,6-DISULFONA

Page 12: Pkm-kc Uii Hidayu Inovasi Prototipe Dermalin

8

Gambar 3. Desain Uji Reagen Terhadap Bahan Makanan Mentah Berformalin

Setelah dilakukan uji laboratorium ke dua, kemudian dilakukan pengamatan

untuk melihat apakah ada perbedaan antara reagen sensitivitas tinggi pada uji

laboratorium pertama (terhadap formalin) dengan reagen sensitivitas tinggi pada uji

laboratorium ke dua (terhadap bahan makanan mentah yang mengandung

formalin). Reagen yang memiliki sensitivitas paling baik terhadap bahan makanan

mentah yang mengandung formalin, akan digunakan sebagai reagen pada

“dermalin”. Selain itu, tentunya reagen tersebut haruslah efektif dan efisien

sehingga dapat digunakan sebagai reagen untuk “dermalin”.

EFEKTIF DAN

EFISIEN

SENSITIVITAS

DIAMATI

DIAMATI

DIAMATI

DIAMATI

DIAMATI

FEHLING’S A DAN B

CHROMOTOPHIC ACID

PENTANE-2,4-DIONE C5H8O2

NASHMENITS

1,8-DIHIDROKSI NAFTALENA-

3,6-DISULFONA

DAGING MENTAH, TAHU, MIE BASAH FORMALIN

PENCAMPURAN

Page 13: Pkm-kc Uii Hidayu Inovasi Prototipe Dermalin

9

Pada tahap ke dua, yaitu membuat inovasi alat dapat diuraikan berdasarkan

desain sebagai berikut :

Gambar 4. Pembuatan Inovasi Prototipe “Dermalin”

Di tahap ini, reagen untuk “dermalin” akan dipadatkan untuk mendapatkan

bentuk yang diinginkan. Untuk membuat reagen “dermalin” menjadi bentuk padat,

maka reagen tersebut harus dioven dengan suhu yang telah ditentukan. Kemudian,

reagen dermalin yang telah dipadatkan, direkatkan pada kertas dove. Kertas yang

digunakan sebagai tempat meletakkan reagen “dermalin”, haruslah memenuhi

kriteria, yaitu kertas tersebut tidak boleh mengganggu interaksi antara reagen

dengan formalin dan kertas tersebut harus bisa disimpan disegala tempat agar

penggunaan “dermalin” menjadi efektif dan efisien.

Setelah prototipe “dermalin” selesai, barulah “dermalin” di uji cobakan untuk

mengetahui kemampuannya dalam menentukan bahan makanan berformalin atau

tidak. Cara kerja “dermalin”, yaitu alat tersebut disentuhkan dengan bahan

makanan mentah (misalnya, daging mentah) kemudian ditunggu beberapa menit,

lalu akan muncul hasilnya. Apabila “dermalin” berubah warna, maka makanan

tersebut mengandung formalin. Namun apabila “dermalin” tidak berubah warna,

maka bahan makanan tersebut tidak mengandung formalin.

REAGEN “DERMALIN”

BENTUK PADAT

INOVASI PROTOTIPE “DERMALIN”

DIREKATKAN PADA KERTAS DOVE

Page 14: Pkm-kc Uii Hidayu Inovasi Prototipe Dermalin

10

H. JADWAL KEGIATAN

Tabel 1. Jadwal Kegiatan

No. Kegiatan

Bulan Ke

1

2 3 4 5

1.

Persiapan dan pengadaan bahan-bahan penelitian

2.

Perancangan dan pembuatan reagen “dermalin”

Uji laboratorium tahap pertama

Uji laboratorium tahap ke dua

3.

Analisa hasil dan pembahasan

4.

Perancangan dan pembuatan inovasi prototipe “dermalin”

5.

Uji coba prototipe dermalin dengan cara terstandarisasi

6.

Analisa hasil dan pembahasan

7.

Pembuatan laporan akhir dan draft publikasi

I. RANCANGAN BIAYA

Tabel 2. Rancangan Biaya

No. Uraian Jumlah

Harga Satuan (Rp)

Harga Total (Rp)

1.

Bea penggunaan laboratorium 6 hari 80.000 480.000

2.

Reagen fehling’s A 1 liter 170.000 170.000

3.

Reagen fehling’s B 1 liter 470.000 470.000

4.

Reagen pentane-2,4-dione C5H8O2

1 liter 3.400.000 3.400.000

5.

Reagen chromotropic acid 50 gram 3.000.000 3.000.000

6. Reagen 1,8-dihidroksinaftalena-3,6- disulfona 50 gram 2.000.000 2.000.000

7.

Ammonium acetate 1 kg 800.000 800.000

8.

Acetic acid 1 liter 400.000 400.000

Page 15: Pkm-kc Uii Hidayu Inovasi Prototipe Dermalin

11

9.

Asetilaseton 100 ml 470.000 470.000

10.

Akuades 1 liter 10.000 10.000

11.

Formalin 1 liter 450.000 450.000

12.

Daging mentah 1 kg 65.000 65.000

13.

Tahu mentah 5 bungkus 5.000 25.000

14.

Mie basah 5 bungkus 7.000 35.000

15.

Kertas dove 50 lembar 1.200 60.000

16.

Pembuatan proposal 1 paket 25.000 25.000

17.

Pembuatan laporan 1 paket 25.000 25.000

18.

Kertas 2 rim 35.000 70.000

19.

Tinta (hitam dan warna) 2 buah 50.000 100.000

20.

Internet 15 jam 5.000 75.000

21.

CD blank 3 buah 5.000 15.000

TOTAL

12.145.000

Terbilang : Dua Belas Juta Seratus Empat Puluh Lima Ribu Rupiah

Page 16: Pkm-kc Uii Hidayu Inovasi Prototipe Dermalin

12

J. DAFTAR PUSTAKA

Arts JHE, Rennen MAJ, Heer CD. 2006. Inhaled formaldehyde: Evaluation of sensory irritation in relation to carcinogenicity. Regulatory Toxicology And Pharmacology 44(2): 144-160.

Chanahar P, Suhanda I. 2006. Makan Sehat Hidup Sehat. Jakarta : Penerbit Buku Kompas.

Descamps MN, Bordy T, Hue J, Mariano S, Nonglaton G, Schultz E, Thi TTH, Despond SV. 2012. Real-time detection of formaldehyde by a sensor. Sensors and Actuators B: Chemical 170: 104-108.

Gigante AC, Gotardo MA, Tognolli JO, Pezza L, Pezza HR. 2004. Spectrophotometric determination of formaldehyde with chromotropic acid in phosphoric acid medium assisted by microwave oven. Microchemical Journal 77(1): 47-51.

Heck HA, Casanova M. 2004. The implausibility of leukemia induction by formaldehyde: A critical review of the biological evidence on distant-site toxicity. Regulatory Toxicology And Pharmacology 40(2): 92-106.

Heryani LGSS, Kardena IM, Laksmi DNDI. 2011. Paparan formalin menghambat proses spermatogenesis pada mencit. Jurnal Veteriner 12(3): 214-220.

Marpaung HM. 2006. Pola konsumsi masyarakat profil perilaku beli konsumen D.I. Yogyakarta. Fenomena 4(2): 199-216.

Patnaik, Pradyot. 2007. A Comprehensive Giude to the Hazardous Properties of Chemical Substances (3rd ed). USA : John Wiley & Sons Inc.

Putra YMP. 2012. Kini ada cara instan deteksi formalin. http://www. republika.co.id/berita/gaya-hidup/info-sehat/12/10/17/mbzs81-kini-ada-cara-instan-deteksi- (diakses pada tanggal 13 Oktober 2012 pukul 20.00 WIB)

Santosa TN, Saraswati TR, Tana S. 2011. Pengaruh pemberian diazepam, formalin, dan minuman beralkohol terhadap bobot intestinum, hepar, dan ren mencit Mus musculus L. Buletin Anatomi dan Fisiologi XIX 2: 42-54.

Saparinto C, Hidayati D. 2006. Bahan Tambahan Pangan. Yogyakarta : Kanisius.

Sari RW. 2008. Dangerous Junk Food. Yogyakarta : Panembahan.

Spillane, James J. 2010. Ekonomi Farmasi. Jakarta : Grasindo.

Sudibyo A, Susanti I. 2011. Studi pemanfaatan air bittern sebagai suplemen dan pengawetan produk pangan. Jurnal Hasil Penelitian Industri 24(2): 67-82.

Weng X, Chon CH, Jiang H, Li D. 2009. Rapid detection of formaldehyde concentration in food on a polydimethylsiloxane (PDMS) microfluidic chip. Food Chemistry 114(3): 1079-1082.

Zhang L, Steinmaus C, Eastmond DA, Xin XK, Smith MT. 2009. Formaldehyde exposure and leukemia: A new meta-analysis and potential mechanisms. Mutation Research/Reviews in Mutation Research 681(2-3): 150-168.

Page 17: Pkm-kc Uii Hidayu Inovasi Prototipe Dermalin

13

K. LAMPIRAN

1. DESAIN PROTOTIPE DERMALIN

Gambar 5. “Dermalin” tampak atas

Gambar 6. “Dermalin” tampak samping

Gambar 7. “Dermalin” tampak depan Gambar 8. “Dermalin” tampak belakang

Keterangan :

1 = Reagen pada “dermalin” (akan berubah warna jika terpapar formalin)

2 = Kertas dove (sebagai pengangan/tempat perlekatan reagen)

1

2

Page 18: Pkm-kc Uii Hidayu Inovasi Prototipe Dermalin

14

2. BIODATA KETUA SERTA ANGGOTA KELOMPOK

i. Ketua Pelaksana Kegiatan

a. Nama Lengkap : Hidayu Permata Hardi

b. Tempat, tanggal lahir : Solo, 23 Desember 1992

c. NIM : 10711187

d. Fakultas / Program Studi : Kedokteran / Pendidikan Dokter

e. Perguruan Tinggi : Universitas Islam Indonesia

f. Telepon : 081392350000

g. Alamat e-mail : [email protected]

Jogjakarta, 2 November 2012

Ketua Pelaksana

( Hidayu Permata Hardi )

NIM. 10711187

ii. Anggota Pelaksana II

a. Nama Lengkap : Retno Harti

b. Tempat, tanggal lahir : Purwodadi Dalam, 30 September 1992

c. NIM : 10612005

d. Fakultas / Program Studi : MIPA / Ilmu Kimia

e. Perguruan Tinggi : Universitas Islam Indonesia

f. Telepon : 085669753334

g. Alamat e-mail : [email protected]

Jogjakarta, 2 November 2012

Anggota Pelaksana II

(Retno Harti)

NIM. 10612005

Page 19: Pkm-kc Uii Hidayu Inovasi Prototipe Dermalin

15

iii. Anggota Pelaksana III

a. Nama Lengkap : Asyahidatul Muchlisah Fitriana

b. Tempat, tanggal lahir : Madiun, 6 Maret 1994

c. NIM : 11711016

d. Fakultas / Program Studi : Kedokteran / Pendidikan Dokter

e. Perguruan Tinggi : Universitas Islam Indonesia

f. Telepon : 085749844558

g. Alamat e-mail : [email protected]

Jogjakarta, 2 November 2012

Anggota Pelaksana III

(Asyahidatul Muchlisah Fitriana)

NIM. 11711016

3. BIODATA DOSEN PENDAMPING

Nama Lengkap dan Gelar : Riyanto, S.Pd., M.Si., Ph.D.

Tempat, tanggal Lahir : Ngawi, 04 Mei 1971

NIDN : 0504057101

Golongan Pangkat : Pembina/IVA

Jabatan Fungsional : Lektor Kepala

Jabatan Struktural : Ketua Prodi Ilmu Kimia FMIPA UII

Fakultas / Program Studi : Ilmu Kimia FMIPA UII

Perguruan Tinggi : Universitas Islam Indonesia

Jogjakarta, 2 November 2012

Dosen Pendamping

(Riyanto, S.Pd., M.Si., Ph.D.)

NIDN. 0504057101