PKM GT UNPAD Revi Sistem an Dini

23
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA SISTEM PERINGATAN DINI PENGENDALIAN HAMA TIKUS BERBASIS SMS PORTAL DI LAHAN PERTANIAN BIDANG KEGIATAN : PKM-GT Diusulkan oleh : Revi Chairunnisa 240110060052 (Angkatan 2006) Dewi Unaeni 240110060065 (Angkatan 2006) Fajarina Feriza 240110080010 (Angkatan 2008) UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG 2010

Transcript of PKM GT UNPAD Revi Sistem an Dini

Page 1: PKM GT UNPAD Revi Sistem an Dini

 

 

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

SISTEM PERINGATAN DINI PENGENDALIAN HAMA TIKUS

BERBASIS SMS PORTAL DI LAHAN PERTANIAN

BIDANG KEGIATAN :

PKM-GT

Diusulkan oleh :

Revi Chairunnisa 240110060052 (Angkatan 2006) Dewi Unaeni 240110060065 (Angkatan 2006) Fajarina Feriza 240110080010 (Angkatan 2008)

UNIVERSITAS PADJADJARAN

BANDUNG

2010

Page 2: PKM GT UNPAD Revi Sistem an Dini

2  

  

HALAMAN PENGESAHAN USUL PKM-GT

1. Judul Kegiatan : Sistem Peringatan Dini Pengendalian Hama Tikus Berbasis SMS Portal di Lahan Pertanian

2. Bidang Kegiatan : PKM-GT 3. Ketua Pelaksana Kegiatan

a. Nama Lengkap : Revi Chairunnisa b. NIM : 240110060052 c. Jurusan : Teknik dan Manajemen Industri Pertanian d. Universitas : Padjadjaran e. Alamat Rumah dan : Jl. Sentosa Asih 5 No.32, Bandung No.Telp/HP No HP 08561153588 f. Alamat email : [email protected]

4. Anggota Pelaksana Kegiatan : 2 orang 5. Dosen Pendamping

a. Nama Lengkap : Prof. Dr. Roni Kastaman, Ir., MT. b. NIP : 196301201987011001 c. Alamat Rumah dan : Jl. Waas A No.17 Komp.Bank Duta, No.Telp/HP Bandung No HP 08156225774

 

Bandung, 5 Maret 2010 Menyetujui,

Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan Ketua Pelaksana Kegiatan Fakultas Teknologi Industri Pertanian, (Bambang Nurhadi, STP.,M.Sc) (Revi Chairunnisa) NIP. 19760602 200003 1 003 NIM. 240110060052 Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan Dosen Pembimbing Universitas Padjadjaran,

(Trias Nugrahadi,dr.,Sp.KN) (Prof. Dr. Ir. Roni Kastaman, MT.) NIP. 1961070419911031002 NIP. 196301201987011001  

 

ii

Page 3: PKM GT UNPAD Revi Sistem an Dini

3  

  

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan suatu gagasan proposal Program Kreativitas Mahasiswa yang berjudul “Sistem Peringatan Dini Pengendalian Hama Tikus Berbasis SMS Portal di Lahan Pertanian”.

Bencana hama dan penyakit tanaman telah menimbulkan kerusakan yang besar pada pertanian dan perkebunan penduduk yang dapat mempengaruhi tingkat produksi. Salah satu hama yang mengakibatkan kerusakan besar adalah hama tikus. Selama ini penanganan terhadap hama tikus dilakukan dengan berbagai cara diantaranya melalui gerakan bersama yang dilakukan serentak pada awal tanam melibatkan seluruh petani seperti penggalian sarang, pemukulan, penjeratan, pengoboran malam, perburuan dengan anjing, dan sebagainya.

Gagasan mengenai sistem peringatan dini pengendalian hama tikus berbasis sms portal di lahan pertanian ini disusun dalam upaya mengantisipasi serangan hama tikus dan mempermudah petani dalam penanggulangan dan pengendalian populasi hama tikus di lahan pertanian dan pada akhirnya diharapkan dapat bermanfaat dalam membantu petani mencegah gagal panen atapun penurunan hasil panen. Gagasan ini merupakan karya kecil penyusun yang hanya dapat terwujud dengan dukungan, bimbingan, bantuan, dan doa dari berbagai pihak. Untuk itu ucapan terima kasih sebesar-besarnya penyusun sampaikan kepada seluruh pihak yang telah membantu, mendukung, membimbing, dan memotivasi penyusun dalam penyusunan gagasan tertulis ini. Akhirnya, penyusun berharap semoga gagasan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi pengembangan pertanian di Indonesia.

Bandung, 5 Maret 2010

Penyusun 

 

 

 

 

 

iii

Page 4: PKM GT UNPAD Revi Sistem an Dini

4  

  

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii DAFTAR ISI .................................................................................................... iv DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... v RINGKASAN .................................................................................................. vi PENDAHULUAN Latar Belakang ................................................................................................. 1 Tujuan dan Manfaat Penulisan ......................................................................... 2 GAGASAN Kondisi Kekinian: Masih Tingginya Penyebaran Populasi Tikus dan Kerusakan dan Yang Diakibatkan Serangan Hama Tikus Di Lahan Pertanian 2 Perkembangbiakan dan Penyebaran Populasi Tikus Sawah yang Sulit Dikendalikan ……………………………………………………... .. 3 Status, Kerusakan Tanaman, dan Kerugian Ekonomi……………………. 3 Daya Rusak Tikus Sawah Terhadap Tanaman Padi…………………….... 3 Pengendalian Hama Tikus .......................................................................... 4 Sistem Peringatan Dini Sebagai Upaya Antisipasi Serangan Hama Tikus…. 6 Sistem Peringatan Dini Berbasis SMS Portal (SMS gateway)………….... 7 Pihak-pihak yang Berperan

Peran Pemerintah ………………………………………………………… 8 Peran Masyarakat ....................................................................................... 8 Peran Perguruan Tinggi, Institusi Atau Lembaga Penelitian ……………. 8 Peran Pihak Swasta ……………………………………………………… 9

Langkah-langkah Strategis dalam Penerapan Rekomendasi Tindakan Pengendalian ………………………………….. 9

Penyuluhan dan Sosialisasi Mengenai Sistem Informasi Peringatan Dini………………………………………………………………………. 9 KESIMPULAN ................................................................................................ 9 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 11 DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... 12         

 

iv

Page 5: PKM GT UNPAD Revi Sistem an Dini

5  

  

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Tikus sawah (Rattus argentiventer)……………………………... 2 Gambar 2. Kerangka Kerja Konseptual Sistem Peringatan Dini ..................... 6 Gambar 3. Contoh alur sms gateway ............................................................... 8 Gambar 4. Langkah-langkah pembuatan sistem peringatan dini……………. 10

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

v

 

Page 6: PKM GT UNPAD Revi Sistem an Dini

6  

  

RINGKASAN

Bidang pertanian saat ini masih merupakan aktivitas perekonomian terbesar di dunia yang diperkirakan mencakup 63% penduduk di negara berkembang (Frumkin, H., Melius J., 2000). Dalam bidang pertanian, masalah yang paling sering dialami oleh petani salah satunya adalah hama, salah satunya adalah hama tikus. Hama tikus akan merusak tanaman pertanian bila tidak dikendalikan populasinya karena tikus akan hidup di tempat-tempat yang ketersedian makanan untuknya mencukupi.

Keberadaan tikus dilahan pertanian akan merusak tanaman yang ada mulai dari awal penanaman sampai dengan panen. Hal ini akan mengakibatkan kerusakan pada tanaman pertanian dan kemungkinan terburuknya adalah petani mengalami gagal panen. Di Kabupaten Karawang penurunan drastis hasil panen karena hama tikus per hektarnya bisa mencapai 50% (Pikiran Rakyat, Kamis 11 Juni 2009).

Petani menggunakan berbagai cara untuk mengantisipasi serangan hama tikus antara lain dengan menangkap/membunuh tikus seperti penggalian sarang, pemukulan, penjeratan, pengoboran malam, perburuan dengan anjing, dan sebagainya. Cara lainnya yaitu tanaman perangkap yang diterapkan terutama di daerah endemik tikus dengan pola tanam serempak dan memanfaatan musuh alami. Ada juga cara termudah yaitu dengan tidak mengganggu atau membunuh musuh alami tikus sawah, khususnya pemangsa, seperti burung hantu, burung elang, kucing, anjing, ular tikus, dan lain-lain. Dari berbagai langkah yang dilakukan petani dalam mengantisipasi hama tikus, langkah yang paling umum dilakukan adalah memasang perangkap tikus. Namun, terkadang perangkap tidak selalu berisi hama tikus. Untuk itu dibutuhkan langkah antisipasi lain yang lebih baik agar kehadiran hama tikus dapat dikendalikan lebih awal.

Gagasan yang mungkin untuk dilakukan dalam mengantisipasi kehadiran tikus adalah dengan mengetahui tanda-tanda kehadirannya, memprediksi populasinya, kemudian melakukan tindakan pengendalian untuk mencegahnya. Monitoring keberadaan dan aktivitas tikus sangat penting diketahui sejak dini agar usaha pengendalian dapat berhasil. Cara monitoring antara lain dengan melihat lubang aktif, jejak tikus, jalur jalan tikus, kotoran atau gejala kerusakan tanaman. Dan tidak kalah pentingnya adalah mewaspadai terhadap kemungkinan terjadinya migrasi (perpindahan tikus) secara tiba-tiba dari daerah lain dalam jumlah yang besar. Sistem peringatan dini pengendalian hama tikus berbasis sms portal adalah salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengantisipasi kehadiran hama tikus pada lahan pertanian, yaitu dengan mengaplikasikannya ke dalam sistem informasi.

Sistem informasi akan mempermudah pendeteksian kehadiran tikus dilapangan dan dengan cepat menginformasikan kepada pihak-pihak yang berhubungan dengan serangan hama tikus. Penerapan sistem peringatan dini pengendalian hama tikus ini membutuhkan sosialisasi kepada masyarakat khususnya petani. Sosialisasi dapat dilakukan pemerintah melalui Dinas Pertanian dengan cara mengadakan penyuluhan-penyuluhan untuk pengenalan dan aplikasi sistem tersebut.

vi

 

Page 7: PKM GT UNPAD Revi Sistem an Dini

7  

  

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Total serangan organisme pengganggu tanaman secara nasional pada periode Januari-Juni 2006 mencapai 135.988 hektar dengan puso 1.274 hektar. Luas serangan ini lebih besar dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Luas sawah yang terkena serangan 129.284 hektar pada Januari-Juni 2005. Beberapa jenis hama yang ditemukan antara lain penggerek batang padi (PBP), wereng batang coklat, tikus, dan tungro (Kompas, Selasa 27 Juni 2006).

Tikus merupakan binatang hama yang sulit dikendalikan dibandingkan dengan hama lainnya, ini berkaitan dengan daya adaptasi hama tikus terhadap lingkungannya sangat baik, yaitu dapat memanfaatkan sumber makanan dari berbagai jenis (omnivora). Di antara 8 jenis tikus, yang menjadi hama utama pada tanaman pangan adalah Ratus argentiventer. Tikus sawah menimbulkan kerusakan 50-100%. Tikus sawah merupakan hama utama padi yang dapat menimbulkan kerusakan besar pada semua stadium pertumbuhan padi dari semai hingga panen, bahkan juga di gudang penyimpanan. Perilaku tikus yang termasuk binatang pengerat merupakan faktor dari fungsi dua gigi seri sebelah atas yang akan terus tumbuh memanjang apabila tidak digunakan secara rutin. Hal inilah yang menyebabkan tikus selalu melakukan gigitan-gigitan disepanjang aktivitasnya.

Menurut Natawigena (2009), hama tikus sawah akan merusak tanaman padi mulai dari awal tanam padi hingga masa panen tiba sehingga menghambat pertumbuhan padi dan kemungkinan terburuk ialah gagal panen. Penanganan tikus dilakukan sejak dini, sebelum berkembangbiak karena pengendalian sebelum tanam efektivitasnya sangat tinggi.

Menurut balai penelitian agroklimat dan hidrologi (2006), untuk antisipasi serangan OPT (organisme pengganggu tanaman) di masa yang akan datang, sistem peringatan dini (early warning system) perlu dibangun. Sistem peringatan dini pada dasarnya adalah melakukan pengamatan yang dilakukan setiap waktu secara rutin untuk mengetahui apakah ada serangan hama penyakit atau tidak sehingga apabila ada gejala serangan hama penyakit dapat segera dilakukan tindakan pencegahan. Jika ada serangan hama dari sampel blok yang diambil maka segera dilakukan tindakan pengendalian agar serangan dapat dikendalikan dan tidak menyebar ke seluruh areal. Pengembangan jejaring informasi serangan OPT (Pest And Diseases Forecasting Network) perlu dilakukan dan harus menjadi kebijakan yang dikedepankan. Sistem peringatan dini pengendalian hama tikus berbasis SMS portal menjadi salah satu alternatif yang dapat diterapkan di Indonesia. Tujuan dan Manfaat yang Ingin Dicapai

Tujuan dan manfaat yang ingin dicapai dari gagasan ini adalah untuk merancang sistem informasi yang dapat mengetahui kehadiran hama tikus pada lahan pertanian dan membantu peringatan penanggulangan hama tikus berbasis

1

Page 8: PKM GT UNPAD Revi Sistem an Dini

 

sd

G

KKP

hd(t

pKppt

dd

byT

sistem infordapat lebih w

GAGASAN

Kondisi KKerusakan Pertanian

Rata

hama tikus disebabkan p(karena lemterlambat.

Disapopulasi tikKecenderunpengendalianpengendaliantikus sawah.

Petandan penyebadini dan lang

Dalabatang menjyang menjaTikus sawah

rmasi. Sehinwaspada dan

N

Kekinian: Mdan Yan

-rata tingkatsawah me

pengendaliamahnya mo

mping itu pkus, yang mgan petanin tikus, organ yang tidak. ni mengalamarannya berlgkah cepat um 10 tahun jadi penyeba

adi hama uth itu menimb

Gamb(

ngga dengann mengantisi

Masih Tingng Diakibat

t kerusakan encapai 17%n tikus di tin

onitoring), s

pemahaman menjadi das masih kuanisasi pengk berkelanju

mi gagal panlangsung sanuntuk menan

terakhir, tikab kerusakatama pada tbulkan kerus

bar 1. Tikus s(sumber : Ba

n adanya peripasi dampak

gginya Pentkan Seran

pada tanama% per tahungkat petanisehingga p

petani mensar dalam purang pedu

gendalian yautan dapat m

nen akibat sengat cepat. Pnggulangi hakus sawah Ran terbesar ptanaman pansakan 50-100

sawah (Rattuadan Litbang

ringatan dink buruk yang

nyebaran Pngan Ham

an padi yangun. Permasa dilakukan senanganan

ngenai inforpengendalianuli dalam ang masih le

mengakibatka

erangan tikuPerlu dilakukama tikus agRatus argentpada padi. Dngan adalah0%.

us argentiveg Pertanian)

ni tersebut, pg akan terjad

Populasi Tma Tikus D

g diakibatkaalahan ini asetelah terjad

hama tiku

rmasi aspekn juga mas

menyediakemah, dan pan meningka

us, yang perkkan penanga

gar tidak semtiventer dan Di antara 8 jh Ratus arg

nter)

8

para petani di.

Tikus dan Di Lahan

an serangan antara lain di serangan s menjadi

k dinamika ih kurang. an sarana elaksanaan

atnya hama

kembangan anan secara

makin parah.penggerek

jenis tikus, gentiventer.

2

Page 9: PKM GT UNPAD Revi Sistem an Dini

9  

  

Perkembangbiakan dan Penyebaran Populasi Tikus Sawah yang Sulit Dikendalikan

Jumlah anak tikus per induk beragam antara 6-18 ekor, dengan rata-rata 10,8 ekor pada musim kemarau dan 10,7 ekor pada musim hujan, untuk peranakan pertama. Peranakan ke 2-6 adalah 6-8 ekor, dengan rata-rata 7 ekor. Peranakan ke 7 dan seterusnya, jumlah anak menurun mencapai 2-6 ekor, dengan rata-rata 4 ekor. Interval antar peranakan adalah 30-50 hari dalam kondisi normal. Pada satu musim tanam, tikus betina dapat melahirkan 2-3 kali, sehingga satu induk mampu menghasilkan sampai 100 ekor tikus, sehingga populasi akan bertambah cepat meningkatnya. Tikus betina terjadi cepat, yaitu pada umur 40 hari sudah siap kawin dan dapat bunting. Masa kehamilan mencapai 19-23 hari, dengan rata-rata 21 hari. Tikus jantan lebih lambat menjadi dewasa daripada betinanya, yaitu pada umur 60 hari. Lama hidup tikus sekitar 8 bulan.

Sarang tikus pada pertanaman padi masa vegetatif cenderung pendek dan dangkal, sedangkan pada masa generatif lebih dalam, bercabang, dan luas karena mereka sudah mulai bunting dan akan melahirkan anak. Selama awal musim perkembangbiakan, tikus hidup masih soliter, yaitu satu jantan dan satu betina, tetapi pada musim kopulasi banyak dijumpai beberapa pasangan dalam satu liang/sarang. Dengan menggunakan Radio Tracking System, pada fase vegetatif dan awal generatif tanaman, tikus bergerak mencapai 100-200 m dari sarang, sedangkan pada fase generatif tikus bergerak lebih pendek dan sempit, yaitu 50-125 m dari sarang. Status, Kerusakan Tanaman, Dan Kerugian Ekonomi

Tikus sawah merupakan hama utama penyebab kerusakan terbesar tanaman padi, terutama di dataran rendah berpola tanam intensif. Tikus sawah juga mampu menimbulkan kerusakan pada sayuran, buah-buahan, dan tanaman perkebunan. Tikus sawah merusak semua stadia tumbuh padi, sejak pesemain hingga panen (pra panen), bahkan dalam gudang penyimpanan (pasca panen). Kerusakan tanaman padi yang parah terjadi apabila tikus menyerang stadia generatif padi (padi bunting hingga panen), karena tanaman sudah tidak mampu membentuk anakan baru. Ciri khas petak terserang tikus sawah adalah kerusakan tanaman dimulai dari tengah petak, kemudian meluas ke arah pinggir, sehingga pada keadaan serangan berat hanya menyisakan 1-2 baris padi di pinggir petakan lahan. Pada setiap tahunnya, kerusakan akibat serangan tikus sawah selalu menempati urutan pertama dibanding hama padi yang lain. Pada tahun 2000-2005, luas serangan mencapai 100.969,7 hektar per tahun dengan intensitas kerusakan 18,03%. Daya Rusak Tikus Sawah Terhadap Tanaman Padi

Daya rusak berkaitan dengan perilaku mengerat tikus sawah. Hal tersebut berdampak kerusakan tanaman padi 5 kali lipat dari kebutuhan makannya. Pada saat pesemaian, kerusakan terjadi karena benih dimakan atau dicabut. Seekor tikus sawah mampu merusak ± 283 bibit per malam (126- 522 bibit berumur 2 hari). Pada stadia anakan hingga anakan maksimal, tikus merusak dengan cara memakan

3

Page 10: PKM GT UNPAD Revi Sistem an Dini

10  

  

bagian titik tumbuh dan pangkal batang yang lunak, sedangkan bagian lain ditinggalkannya. Daya rusak pada periode tersebut ± 80 batang per malam (11-176 tunas). Ketika padi bunting, tikus merusak ± 103 batang per malam (24-246 tunas). Sedangkan pada waktu padi bermalai, daya rusak ± 12 malai per malam (1- 35 malai). Dari sejumlah malai yang dipotongnya, tikus hanya mengkonsumsi beberapa bulir gabah dan selebihnya dibiarkan berserakan. Pengendalian Hama Tikus

Pada umumnya, pengendalian tikus dilakukan setelah terjadi serangan

berat (kerusakan padi telah parah), dalam hal ini penanganan dapat dikatakan terlambat. Sering terjadi ledakan populasi tikus dan tidak diantisipasi sebelumnya sehingga menimbulkan kerugian besar karena monitoring lemah.

Tikus sawah sampai saat ini masih menjadi hama penting pada tanaman padi di Indonesia. Sebaran populasinya cukup luas dari dataran rendah sampai pegunungan, dari areal sawah sampai di gudang/perumahan. Kerusakan padi akibat serangan tikus yang mencapai ribuan hektar dilaporkan pertama kali pada tahun 1915 di Cirebon, Jawa Barat, selanjutnya tiap tahun terjadi peningkatan kerusakan tanaman padi dengan intensitas serangan sebesar 35%. Pengendalian yang sesuai untuk saat sekarang adalah pengendalian hama tikus terpadu, dengan komponen pengendalian kultur teknis, hayati, mekanis, dan kimiawi.

1. Kultur Teknik

Tanam serempak. Penanaman serempak tidak harus bersamaan waktunya, jarak antara tanam awal dan akhir maksimal 10 hari. Dengan demikian diharapkan pada hamparan awah yang luas kondisi pertumbuhan tanaman relatif seragam. Apabila varietas yang ditanam petani berbeda, maka varietas padi yang berumur panjang sebaiknya ditanam lebih dahulu, sehingga minimal dapat mencapai panen yang serempak. Apabila penanaman serempak, maka puncak populasi tikus yang padat menjadi singkat, yaitu ketika masa generatif dan pakan tersedia, pada saat itu tikus sudah menempati areal persawahan. Padat populasi mulai turun pada 6-7 minggu setelah panen, tikus mulai meninggalkan sawah dan kembali ke tempat persembunyiannya. Kondisi ini tidak menguntungkan bagi perkembangan tikus, dan sangat berlainan apabila penanaman padi tidak serempak yang memberi peluang tikus untuk lama tinggal di persawahan karena pakan tersedia.

Meminimalkan tempat persembunyian/tempat tinggal. Ukuran pematang sebaiknya mempunyai ketinggian sekitar 15 cm dan lebar 20 cm, pematang seperti ini tidak mendukung tikus dalam membuat sarang di sawah, sebab kurang lebar dan kurang tinggi bagi mereka, sehingga tidak nyaman. Mereka memerlukan paling tidak tinggi dan lebar pematang sekitar 30 cm. Lahan yang dibiarkan tidak diolah juga menjadi sarang yang nyaman bagi tikus untuk sembunyi. Oleh karena itu pengolahan tanah akan mempersempit peluang menjadi tempat persembunyian mereka.

Sanitasi, kebersihan sawah dan lingkungan sekitar sawah penting untuk diperhatikan, agar tikus tidak bersarang disana. Rumput, perdu, maupun belukar di sekitar sawah atau sungai dekat sawah perlu dibersihkan untuk mencegah digunakan sebagai tempat berlindung tikus sebelum melakukan invasi di sawah. Menjelang panen, populasi tikus meningkat dan mereka bersembunyi di sekitar

4

Page 11: PKM GT UNPAD Revi Sistem an Dini

11  

  

sawah, maka tanah yang tidak ditanami akan tidak disukai mereka apabila di genangi air.

2. Hayati

Pemanfaatan musuh alami tikus diharapkan dapat mengurangi populasi tikus. Ular sawah sebenarnya menjadi pemangsa tikus yang handal, hanya sekarang populasinya di alam turun drastis karena ditangkap dan mungkin lingkungan tidak cocok lagi. Burung hantu (Tito alba) kini mulai diberdayakan di beberapa daerah untuk ikut menanggulangi hama tikus. Musang sawah juga memangsa tikus, namun sekarang sangat sedikit populasinya dan sulit dijumpai di sawah. Pemburuan tikus dengan menggunakan anjing juga sudah banyak yang menerapkan sebagai pembasmian serangan hama tikus.

3. Mekanis

Pagar plastik dan perangkap sistem bubu. Pesemaian merupakan awal tersedianya pakan tikus di lahan sawah, sehingga menarik tikus untuk dating. Pemasangan pagar plastik yang dikombinasikan dengan perangkap tikus dari bubu dianggap merupakan tindakan dini menanggulangi tikus sebelum populasinya meningkat. Cara ini akan lebih efektif apabila petani membuat pesemaian secara berkelompok dalam beberapa tempat saja, sehingga jumlah perangkap dan plastik sedikit.

Pemasangan perangkap diletakkan pada sudut pagar plastik, pada sudut tersebut plastik dilubangi sebesar ukuran lubang pintu perangkap. Sekitar perangkap diberi rumput untuk mengelabuhi tikus, sehingga mereka tidak menyadari kalau sudah masuk perangkap. Pagar plastik menggunakan plastik dengan lebar 50-75 cm dan panjang secukupnya. Penggunaan pagar plastik tidak hanya untuk pesemaian, tetapi dapat juga untuk lahan sawah dengan tujuan melokalisir tempat masuknya tikus, yaitu mengarahkan ke lubang perangkap.

Gropyokan, cara ini banyak dilaksanakan di pedesaan, dengan memburu tikus di sawah. Seringkali dilibatkan anjing pelacak tikus dan jarring perangkap. Hasil gropyokan dapat dalam jumlah banyak tangkapan, apabila menyertakan banyak petani secara serempak di areal luas. Kegiatan ini memerlukan koordinasi antar petani pemilik lahan, karena tikus yang digropyok sering lari melintas batas lahan pemilik sawah.

4. Kimiawi

Umpan beracun. Cara pengendalian kimiawi dilakukan dengan menggunakan rodentisida, misalnya Ramortal, Dora, Klerat, Racumin, belerang, dan lainnya. Rodentisida yang dianjurkan sekarang adalah golongan anti koagulan yang bekerja lambat (tikus mati 2-14 hari setelah makan umpan beracun). Umumnya pelaksanaan pengendalian ini dengan memberikan umpan beracun kepada tikus. Namun sebelum dipasang umpan, perlu pemantauan tikus apakah populasinya tinggi atau belum. Tiap petakan sawah diberi sekitar 10 umpan, biasanya disediakan dulu umpan yang tidak beracun guna mengelabuhi tikus untuk tetap memakan umpan. Baru setelah beberapa lama, umpan beracun dipasang di sawah.

Fumigasi liang. Tindakan ini manjur dilakukan saat padi pada stadium awal keluar malai dan pemasakan, karena merupakan stadium perkembangan optimal tikus, yaitu induk dan anaknya berada dalam liang.

5

Page 12: PKM GT UNPAD Revi Sistem an Dini

12  

  

Sistem Peringatan Dini Sebagai Upaya Antisipasi Serangan Hama Tikus

Pengertian umum, bahwa sistem peringatan dini merupakan sebuah perencanaan sistem atau prosedur untuk memperingatkan terhadap potensi atau menjelang terjadinya permasalahan. Pengertian khusus, bahwa sistem peringatan dini tergantung pada penerapan sistem tersebut, seperti untuk sistem yang diterapkan pada bidang militer merupakan sebuah jaringan alat sensor seperti satelit atau radar untuk melacak dan mengukur kekuatan serangan musuh pada saat sedang bertahan atau menyerang. (Awan Kuswara, 2009).

Sistem peringatan dini adalah sistem (rangkaian proses) pengumpulan dan analisis data serta desiminasi informasi tentang keadaan daruarat atau kedaruratan. Kedaruratan adalah kejadian tiba-tiba yang memerluakn tindakan segera karena dapat menyebabkan epidemi, bencana alam atau teknologi, kerusuhan atau karena ulah manusia lainnya (WHO) (Depkes RI, 2002).

1. Tujuan Peringatan Dini Sistem peringatan dini dimaksudkan untuk segala marabahaya

(allhazards) dalam rangka mengurangi / mencegah bencana (disaster). 2. Tahap Alur Informasi pada Sistem Peringatan Dini

a. Sumber Informasi b. Peringatan Dini c. Penyebarluasan d. Penerimaan dan pencatatan e. Peragaan f. Penilaian g. Pembuat Keputusan h. Kegiatan

(Sumber: Depkes RI, 2002)

Gambar 2. Kerangka Kerja Konseptual Sistem Peringatan Dini

Sistem Peringatan Dini merupakan mata rantai yang spesifik (hubungan yang kritis) antara tindakan - tindakan dalam kesiapsiagaan dengan kegiatan

6

Page 13: PKM GT UNPAD Revi Sistem an Dini

13  

  

tanggap darurat. Ada dua faktor yang berperan dalam kerangka sistem peringatan dini yaitu pihak pengambil keputusan dan masyarakat.

Di pihak masyarakat, ada tiga unsur yang menentukan bagaimana masyarakat bereaksi terhadap Sistem Peringatan Dini. Unsur-unsur tersebut terdiri dari Pengetahuan (Knowledge), Sikap (Attitude) dan Perilaku (Behaviour). Langkah awal dalam membentuk reaksi masyarakat terhadap Sistem Peringatan Dini adalah memberikan informasi tentang Sistem Peringatan Dini. Terhadap masyarakat yang telah memperoleh pengetahuan informasi ini diharapkan adanya perubahan sikap yang positif terhadap Sistem Peringatan Dini. Perubahan ini diharapkan mampu membuat masyarakat berperilaku positif terhadap Sistem Peringatan Dini. Seandainya tahap – tahap perubahan reaksi masyarakat terhadap Sistem Peringatan Dini sesuai dengan yang diharapkan, maka Sistem Peringatan Dini dapat sampai ke masyarakat secara akurat. Selain faktor masyarakat, faktor lain yang berperan dalam kerangka kerja Sistem Peringatan Dini adalah pihak Pengambil Keputusan.

Dengan demikian Sistem Peringatan Dini sebagai sub segmen awal dalam tahap kesiapsiagaan dapat berperan dengan baik sehingga pada akhirnya ketika suatu bencana terjadi, tingkat keparahannya dapat dikendalikan. Adanya kerangka kerja konseptual yang baik, maka Sistem Peringatan Dini sebagai mata rantai antara tindakan kesiapsiagaan dengan kegiatan tanggap darurat akan menghasilkan kegiatan respon yang mengarah kepada penanggulangan masalah kerusakan dan penurunan produksi pertanian akibat serangan hama tikus sehingga tingkat kerusakan dapat dikurangi. Sistem Peringatan Dini Berbasis SMS Portal (SMS gateway)

SMS merupakan sebuah singkatan dari short messaging system yang fungsinya sebagai sistem yang mengirimkan dan menerima pesan teks singkat melalui suatu jaringan atau server. Gateway atau gerbang atau portal merupakan suatu sistem yang berfungsi sebagai penghubung. SMS portal adalah sebuah perangkat lunak yang menggunakan bantuan komputer dan memanfaatkan teknologi seluler yang diintegrasikan guna mendistribusikan pesan-pesan yang di-generate lewat sistem informasi melalui media SMS yang ditangani oleh jaringan seluler.

SMS Portal Application adalah aplikasi portal SMS yang memanfaatkan salah satu keunggulan fitur teknologi komunikasi nirkabel, yaitu teknologi komunikasi SMS. Menerapkan aplikasi berbasis SMS akan memberikan nilai tambah kepada proses bisnis dan kualitas pelayanan institusi/perusahaan anda dalam berkomunikasi baik kepada sesama karyawan, rekanan bisnis, maupun konsumen perusahaan. Apapun proses bisnis perusahaan anda, apapun proses pelayanan institusi anda, dan apapun infrastruktur sistem teknologi informasi yang telah anda terapkan, berikan nilai tambahnya dengan komunikasi mobile berbasis SMS secara cepat dan mudah menggunakan SMS Portal Application.

7

Page 14: PKM GT UNPAD Revi Sistem an Dini

 

P

S(y P

ppm P

smm

P

tiyap

Pihak-Pihak

PengSMS portal (stakeholderyang bersang

Peran Peme Peme

penentuan pemetaan damelakukan p

Peran Masy Masy

serangan hamemberantamerasakan m

Peran Pergu

Pergu

terdepan daini diharapkyang aplikaakademisi mprioritas atau

G

k yang Berp

gembangan sini dilakuk

rs), seperti pgkutan dalam

erintah

erintah bertingkat keraerah rawanpenyuluhan k

yarakat

yarakat, khuama tikus. as hama tikumanfaat dari

uruan Tingg

uruan tingglam mengem

kan dapat matif berkaita

memiliki kewu fokus riset

Gambar 3. C

peran

sistem perinkan dengan pemerintah, mm gagasan in

rperan dalarawanan sen serangan hkepada pihak

ususnya petMasyarakat

us karena pkegiatan pe

gi, Institusi a

gi, institusi mbangkan te

menumbuhkanan dengan wajiban menyt yang sesuai

ontoh alur sm

ngatan dini pmelibatkan

masyarakat, ni.

am mengamerangan tikuhama tikus. k-pihak yang

tani menjadt saling meada akhirnynanggulanga

tau Lembag

atau lembaeknologi-tekn semangat penanggulayusun suatu i dengan keb

ms gateway

pengendaliaberbagai pinstitusi pen

mbil kebijaus, teknik Oleh karenag berkaitan,

di pelaku dembantu danya seluruh man tikus.

a Penelitian

aga penelitiknologi lanjuuntuk mene

angan hamastrategi yan

butuhan pert

an hama tikupemangku kndidikan, pih

akan terkapenanggula

a itu, pemerseperti petan

dalam penann bekerjasa

masyarakat a

n

ian selaku utan. Peran emukan ide-a tikus maung tepat untutanian Indon

14

us berbasis kepentingan hak swasta

it dengan angan dan intah perlu ni.

nggulangan ama dalam akan dapat

penggerak akademisi

-ide kreatif upun. Dan uk arah dan nesia.

8

Page 15: PKM GT UNPAD Revi Sistem an Dini

15  

  

Peran Pihak Swasta

Pihak swasta selaku penyediaan layanan jaringan selular bekerja sama dengan pemerintah dalam proses berjalannya pemberitahuan tingkat serangan hama tikus yang sebelumnya bersumber dari sistem yang telah dibuat. Langkah-langkah Strategis dalam Penerapan Rekomendasi tindakan pengendalian

Pemilihan kombinasi teknologi pengendalian disesuaikan dengan kondisi agroekosistem budidaya padi di lokasi sasaran pengendalian dan stadia tumbuh tanaman padi. Kegiatan pengendalian tikus ditekankan pada awal musim tanam untuk menekan populasi awal tikus sejak awal pertanaman sebelum tikus memasuki masa reproduksi. Penyuluhan dan Sosialisasi Mengenai Sistem Informasi Peringatan Dini

Penyuluhan dan sosialisasi terhadap petani dan gapoktan (gabungan

kelompok tani) harus terus dilakukan untuk memberikan informasi bagaiman system informasi peringatan dini bekerja dan bagaimana langkah-langkah untuk mencegah dan membasmi hama tikus itu. Pemantauan terhadap dinamika serangan hama merupakan upaya yang perlu direalisasikan sebagai upaya antisipasi, untuk masa yang akan datang, sistem peringatan dini (early warning system) perlu dibangun, Sekolah lapang pengendalian hama terpadu (SLPHT) bagi petani dan kelompok tani merupakan kegiatan peningkatan kapasitas yang masih sangat relevan untuk dilakukan hingga saat ini. Selain itu, diperlukan kerja sama berbagai pihak yang berkepentingan dalam penerapan sistem informasi ini dalam menanggulangi permasalahan yang terjadi. KESIMPULAN Salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk mendeteksi kehadiran hama tikus di lahan pertanian ialah dengan menciptakan suatu sistem peringatan dini yang akan mempermudah penanggulangan hama tikus secara dini. Langkah yang dapat ditempuh ialah dengan mengaplikasikan berbagai metode peramalan hama tikus, pendeteksian awal kehadiran, pemetaan darah rawan serangan hama tikus dan langkah-langkah antisipasi yang tepat untuk menanggulanginya sesuai dengan keadaan di lapangan. Manfaat dari sistem peringatan dini berbasis SMS portal ini akan mempermudah penanggulangan dan pengendalian populasi hama tikus di lahan pertanian. Sistem peringatan dini ini akan berdampak pada kewaspadaan petani yang meningkat, penekanan populasi tikus di lahan pertanian, serta mencegah terjadinya gagal panen ataupun penurunan hasil panen.

9

Page 16: PKM GT UNPAD Revi Sistem an Dini

16  

  

Berikut ini adalah langkah-langkah pembuatan sistem peringatan dini :

MULAI

Klasifikasi dan Identifikasi Data

Aplikasi kedalam Sistem Informasi

Kebutuhan Sistem Informasi

Analisis Sistem Informasi

Perancangan Sistem Informasi

Pembuatan Sistem Informasi 

Pengujian Sistem Informasi

Perawatan Sistem Informasi

Verifikasi Validasi

SELESAI

Analisis Kerja Sistem

Pengumpulan Data Primer dan Data Sekunder

Gambar 4. Langkah-Langkah Pembuatan Sistem Peringatan Dini

10

Page 17: PKM GT UNPAD Revi Sistem an Dini

17  

  

DAFTAR PUSTAKA

Frumkin, H., Melius J., 2000. Toxins: Pesticides: Acute Poisoning in Green Occupational Health. Fourth Edition. Editors: Barry S. Levy, David H. Wegman. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins. pp: 317-334

Kuswara, Awan. 2008. Sistem Peringatan Dini Antisipasi Masalah. Sumber http://id.shvoong.com/law-and-politics/law/1867468-sistim-peringatan-dini-antisipasi-masalah/ (diakses 30 Desember 2009. Pukul 14.28)

Natawigena, W. D. 2009. Bioekologi Tikus dan Pengendaliannya. Universitas Padjadjaran : Bandung.

Sudarmadji. 2006. Tikus. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi : Subang.

Sujudi, Achmad. 2002. Pedoman Sistem Peringatan Dini pada Daerah Potensi Bencana. Departemen Kesehatan RI.

http://balitklimat.litbang.deptan.go.id (diakses tanggal 2 Februari 2010)

http://regional.kompas.com/read/2010/02/21/08532131/Tikus-tikus.Itu.Sangat. Cepat. Beranak.Pinak(diakses tanggal 21 Februari 2010)

http://www.gecko.web.id/resep-php/menggabungkan-sms-gateway-dan-php/ (diakses tanggal 2 Februari 2010)

http://www.ittelkom.ac.id/library/index.php?view=article&catid=17%3Asistem-komunikasi-bergerak&id=404%3Asms-gateway&option=com_content& Itemid=15 (diakses tanggal 2 Februari 2010)

11

Page 18: PKM GT UNPAD Revi Sistem an Dini

18  

  

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Ketua Pelaksana Kegiatan Nama Lengkap : Revi Chairunnisa Tempat Tanggal Lahir : Bekasi, 26 Februari 1988 Karya Ilmiah yang Pernah Dibuat : Pemanfaatan Serat Alga Merah Sebagai

Bahan Baku Alternatif Pengganti Kayu Untuk Membuat Kertas

Penghargaan Ilmiah yang Pernah Diraih : Finalis PIMNAS PKM Penelitian (PKM-P) di Universitas Brawijaya Malang Tahun 2009

Bandung, 5 Maret 2010

(Revi Chairunnisa) NIM. 240110060052

Anggota Pelaksana 1 Nama Lengkap : Dewi Unaeni Tempat Tanggal Lahir : Karawang, 10 Agustus 1988 Karya Ilmiah yang Pernah Dibuat : – Penghargaan Ilmiah yang Pernah Dirai : –

Bandung, 5 Maret 2010

(Dewi Unaeni) NIM. 240110060065

 

 

 

12

Page 19: PKM GT UNPAD Revi Sistem an Dini

19  

  

Anggota Pelaksana 2

Nama Lengkap : Fajarina Feriza Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 9 Februari 1990 Karya Ilmiah yang Pernah Dibuat : – Penghargaan Ilmiah yang Pernah Diraih : –

Bandung, 5 Maret 2010

(Fajarina Feriza) NIM. 240110080010

13

Page 20: PKM GT UNPAD Revi Sistem an Dini

20  

  

Dosen Pembimbing Kegiatan Nama : Prof.Dr. H.Roni Kastaman, Ir. MSIE Tanggal Lahir : 20 Januari 1963 Agama : Islam Alamat : Jl. Waas C 17 Komplek.Bank Duta Bandung 40266 Batununggal Indah - Telepon : 7566744 Pangkat/Golongan/NIP : Pembina / IV-b / 131 653 089 (19630120 1987011001) Jabatan : Guru Besar Instansi Induk : Jurusan Teknik & Manajemen Industri Pertanian

(TMIP)Fakultas Teknologi Industri Pertanian Universitas Padjadjaran

Alamat Kantor : Jl.Raya Bandung Sumedang Km 21 Jatinangor – Sumedang Kampus UNPAD Jatinangor Tlp. 7795780

Riwayat Pendidikan

No Pendidikan Tempat Tahun Bidang 1 Sarjana Pertanian UNPAD 1981-1986 Teknologi

Pertanian 2 Magister Sains ITB 1990-1992 Teknik Industri 3 Fellowship Progr Lincoln College

New Zealand 1988 Master Teaching

4 Doktor IPB 1995-1999 Teknik Pertanian Pengalaman Penelitian

1. Penelitian tentang Tingkat Perkembangan Mekanisasi Pertanian di Indonesia, Proyek kerjasama Fakultas Pertanian UNPAD dengan RRIAP- NIHON UNIVERSITY Jepang, tahun 1989.

2. Study tentang tingkat perkembangan Industri alat dan Mesin Pertanian (mekanisasi) di Jawa Barat, tahun 1989/1990.

3. Studi Penerapan Rekayasa Nilai (Value Engineering) Dalam Disain Perlengkapan Alat Sprayer, 1991/1992.

4. Penelitian tentang Rancang Bangun Mesin Pengupas Biji Melinjo (Gnetum gnemon), 1992/1993.

5. Penelitian Rancang Bangun dan Pengujian Sprayer Elektrostatik Piringan Berputar, 1992/1993

6. Rancang Bangun Alat Pengupas Sabut Kelapa. 1993. 7. Strategi Mekanisasi Pertanian dalam Era Pasca th 2000 di Indonesia, 1995. 8. Studi Kelayakan Usaha Jasa Pelayanan Mekanisasi Pertanian di Kecamatan

Ujung Jaya Kabupaten Sumedang, 1995. 9. Rancang Bangun Pemecah Biji Kemiri (Aleurites moluccana Willd.), 1996. 10. Rancang Bangun Mesin Pembuat Emping Melinjo (Gnetum gnemon), 1996. 11. Studi Tentang Sifat Fisik dan Kimia Biji Mete, 1997.

14

Page 21: PKM GT UNPAD Revi Sistem an Dini

21  

  

12. Studi Karakteristik Anthropometri Petani Dalam Rangka Penyesuaian Disain Dan Rancang Bangun Alat Dan Mesin Pertanian. 1998.

13. Pengembangan Metodologi Rekayasa Nilai (Value Engineering) Kasus pada Pemilihan dan Evaluasi Rancangan Traktor Tangan, 1999.

14. Studi Pemanfaatan Limbah Kertas Sebagai Bahan Baku Kemasan Produk Pertanian, 2000

15. Pemilihan dan Modifikasi Traktor Tangan dengan menggunakan Metodologi Rekayasa Nilai (value Engineering) Studi Kasus di Kabupaten Subang dan Karawang. Tahun 2001.

16. Rancang Bangun Mesin penghancur Kulit Pisang untuk bahan Baku Pembuatan Bokashi. Tahun 2001.

17. Pemanfaatan Dan Penerapan Teknologi Pengolahan Minyak Nilam Di Kabupaten Majalengka. Kerjasama Penelitian bersama Koperasi Agribisnis & Agroindustri dan Kementerian Riset dan Teknologi. 2004.

18. Pengembangan Model Agroindustri Manggis di Kabupaten Tasikmalaya. Kerjasama Penelitian dengan Direktorat Jenderal P2HP Departemen Pertanian. 2006.

Pengalaman Pengabdian Pada Masyarakat

1. Nara sumber pada kegiatan Penanganan Pasca Panen Padi di Kecamatan Cikeruh, 1989.

2. Nara sumber pada kegiatan Pemasyarakatan Tungku Hemat Energi Untuk Skala Rumah Tangga Pedesaan Di Desa Mekar Mulya Kecamatan Rancasari Kotamadya Bandung, 1989.

3. Nara sumber pada kegiatan Sanitasi Lingkungan Dan Perbaikan Gizi Masyarakat Sebagai Usaha Peningkatan Kualitas Masyarakat Di Desa Mekar Mulya Kecamatan Rancasari Kotamadya Bandung, 1989.

4. Nara sumber pada kegiatan Pengabdian pada Masyarakat dengan Topik "Upaya Peningkatan Produksi Beberapa Jenis Peralatan Mekanis Pertanian di Kecamatan Pasirjambu - Ciwidey, Kabupaten DT II Bandung" Sebagai Kepala Pelaksana. Semester Genap 1994/1995.

5. Nara sumber pada kegiatan Pengabdian pada Masyarakat dengan Topik "Upaya Peningkatan Daya Guna dan Hasil Guna Peralatan Mekanis Pertanian di Kecamatan Pasirjambu - Ciwidey, Kabupaten DT II Bandung" Sebagai Anggota Pelaksana. Semester Genap 1994/1995

6. Staf Ahli pada Konsultan Training Industri dan Manajemen “Citra Intra Ganesha” untuk penanganan masalah Manajemen mutu, Gugus Kendali Mutu (GKM), Sistem Informasi dan Manajemen Produksi. 1993 – 1997.

7. Pemberdayaan Wanita dalam Pelayanan Makanan Begizi Bagi Anak Sekolah dasar dan Anak jalanan di Kecamatan Cibitu Kab.DT II Bandung. 2000.

8. Staf Ahli Bidang Teknik Pertanian dan Sistem Informasi pada Program Pembinaan Bantuan Pembangunan Desa Tertinggal. Proyek Kerjasama antara Lembaga Pengabdian masyarakat Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan BAPPENAS. Juni 2000.

9. Staf Ahli pada Konsultan PT. Pemeta Internasional untuk Proyek Penyusunan Bahan Kebijakan Metode Pengukuran untuk Ekspor. Direktorat Metrologi Departemen Perindustrian dan Perdagangan. Juni –September 2001.

15

Page 22: PKM GT UNPAD Revi Sistem an Dini

22  

  

10. Staf Ahli bidang Sistem dan Manajemen keteknikan Pertanian pada Lembaga Pemberdayaan masyarakat (LPM) Yayasan Bina Masyarakat Madani (BIMMA) dari tahun 2000 hingga sekarang.

11. Staf Ahli bidang Manajemen Usaha pada Koperasi Agribisnis dan Agroindustri (KOPAGRO) Bandung) dari tahun 2001 hingga sekarang.

12. Instruktur pada pada kegiatan Pemberdayaan masyarakat dengan penerapan paket teknologi tepat guna di Pemda Garut, Tahun 2000.

13. Instruktur pada Pelatihan pembuatan tepung pisang dalam rangka pemberdayaan masyarakat petani di Kecamatan Cisompet Kabupaten Garut. Tahun 2000

14. Instruktur pada Pelatihan Manajerial dan Kewirausahaan dan Kewirausahaan bagi pengelola KUKM se Jawa Barat Angkatan XII, Tahun 2001.

15. Instruktur pada Pelatihan Bidang Manajemen dan Industri Dinas Perindag Propinsi Jawa Barat (Pelatihan pengrajin emping Melinjo di Kabupaten Sumedang, Tahun 2001.

16. Instruktur pada kegiatan Pemberdayaan masyarakat peternak sapi di KUD mandiri Kecamatan Cisurupan Kabupaten Garut Kerjasama pemberdayaan masyarakat melalui Koppontren Darussalam Kabupaten Garut, Tahun 2001

17. Nara sumber dalam seminar di Dinas Koperasi dan UKM Propinsi Jawa Barat masalah peraturan yang mendukung dan menghambat koperasi. Tahun 2001.

18. Konsultan pendamping bisnis (BDS/Business Delopment Services) Untuk Koperasi Mina Sinar Laut di Sentra perikanan laut Kecamatan Pelabuhanratu Kabupaten Sukabumi, Tahun 2001.

Publikasi Ilmiah

1. Karya Ilmiah Internasional "Study On Development of Agricultural Mechanization in Indonesia" tahun 1989.

2. Makalah Study Tentang Rekayasa Nilai dalam Disain Perangkat Sprayer 1991.

3. Publikasi Ilmiah Mengenai Metoda Pemilihan Alternatif Produk atau Jasa dalam Bidang Pertanian dengan Menggunakan Pembobotan Faktor (atribut), tahun 1992.

4. Sistem Pendukung Keputusan Perencanaan Kegiatan Budidaya Pertanian. 1992.

5. Buku Manajemen Waktu. dan Buku Business Forecasting. 1993. 6. Buku Manajemen Perkantoran, 1993. 7. The Use of Value Engineering in Designing Various Types of Sprayers,

Paper on International Conference of Agricultural Mechanization, Bogor (Makalah Konferensi Internasional)

8. Study on Selection and Design Improvement of Agricultural Machinery in Indonesia Using Value Engineering Approach Case Study on Sprayer Design and Selection, Paper on Journal of Agricultural Development Studies. Vol.6 No.1 October 1995. Nihon University - Japan. (Makalah pada Jurnal Internasional).

9. The Use of Value Engineering in Selection and Design Evaluation of Hand Tractors. Paper on International Association of Asian Agricultural Engineers (AAAE), Pune. India, 9 - 12th December. 1996.

16

Page 23: PKM GT UNPAD Revi Sistem an Dini

23  

  

10. Design on Component Improvement of Hold On Type Paddy Thresher Using Value Engineering Approach. Paper presented on International Seminar on Recent Development on Agricultural Machinery for Post Production Handling of Rice. IRRI - GTZ & IPB Bogor. Surabaya, 9 - 11 Desember 1996.

11. Studi Penerapan Bahasa Pemrograman Query Terstruktur (Structured Query Language - SQL) Pada Proses Modifikasi Disain Sprayer. Makalah Seminar Tahunan PERTETA. 6 - 8 Juli 1997. Kampus UNPAD Jatinangor.

12. Simulasi Perencanaan Sistem Pemasaran Komoditi Hortikultura dengan Menggunakan Pemodelan Dinamis. Makalah Seminar Tahunan PERTETA. Yogyakarta, 27-28 Juli 1998.

13. Selection and Ergonomic Evaluation of Hand Tractors Design Based on Value Analysis and Fuzzy Analytical Hierarchy Process. Paper presented on CIOSTA - CIGR V International Congress XXVIII,Work Sciences in Sustainable Agriculture. 14 -17 Juni 1999. Danish Institute of Agricultural Sciences (DIAS), Denmark.

14. Pengembangan Wirausaha Budidaya Lebah Madu Jenis Lokal Secara Modern dan Pengelolaan Hasil Sampingnya yang Bernilai Ekonomi Tinggi. Jurnal Pengabdian LPM Unpad. Vol.9 No.1/September 2000. ISSN : 1410-5675

15. Studi pemanfaatan Limbah Kertas untuk Bahan kemasan produk Pertanian. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Tepat Guna utnuk menumbuh Kembangkan Industri Kecil dan Menengah. Bandung 9 November 2000. ISBN : 979-95242–2–9.

16. Analisis Prospektif Pengembangan Produk Olahan Manggis ( Garcinia Mangostana) dalam Upaya meningkatkan Pendapat Petani di Kecamatan Puspahiang Kabupaten Tasikmalaya, Vol. 18, No. 1, Tahun 2007, ISBN 0853-2885

17. Buku Sistem Pengelolaan Reaktor Sampah Terpadu Silartu, ISBN : 979-778052-X, Penerbit Humaniora Bekerjasama dengan LPM Unpad.

18. Modifikasi Tata Letak Fasilitas Produksi Jamur Tiram Studi Kasus Pada Petani Jamur Cita Lestari Cisarua Kabupaten Bandung, Jurnal Teknotan, ISSN 1978-1067 Vol. 1 No. 3, Januari 2008

19. Aplikasi Pengolah Citra Dengan Basis Fitur Warna RGB untuk Klasifikasi Buah Manggis. Jurnal Bionatura, Vol10.No.3. Nov.2008. ISSN : 1411-0903. Tahun 2008.

Bandung, 5 Maret 2010

(Prof. Dr.H. Roni Kastaman, Ir. MT.) NIP. 196301201987011001

17