PKM Fiiiiiix

22
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM: ASBAK (ALAT SARING LOGAM ABU VULKANIK) SEBAGAI PENCEGAHAN DAMPAK NEGATIF ERUPSI GUNUNG BERAPI BIDANG KEGIATAN: PKM-GT Diusulkan oleh: DWI MARGIATI 260110120021 (2012) ENI HERDIANI 260110120026 (2012) FITRI NURUL R. 260110120022 (2012) TAZYINUL QORIAH A. 260110120027 (2012) UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR 2014

Transcript of PKM Fiiiiiix

  • USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

    JUDUL PROGRAM:

    ASBAK (ALAT SARING LOGAM ABU VULKANIK)SEBAGAI PENCEGAHAN DAMPAK NEGATIF ERUPSI GUNUNG BERAPI

    BIDANG KEGIATAN:PKM-GT

    Diusulkan oleh:

    DWI MARGIATI 260110120021 (2012)

    ENI HERDIANI 260110120026 (2012)

    FITRI NURUL R. 260110120022 (2012)

    TAZYINUL QORIAH A. 260110120027 (2012)

    UNIVERSITAS PADJADJARAN

    JATINANGOR

    2014

  • tazyinul qoriahText Boxi

  • ii

    KATA PENGANTAR

    Bismillahhirohmanirohim. Assalamualaikum warahmatullahi

    wabarakatuh. Alhamdulillahirabbil alamin, puji syukur kepada Allah SWT,

    karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya penyusun dapat menyelesaikan

    Proposal Kreativitas Mahasiswa Gagasan Tertulis (PKM GT). Penyusunan PKM

    GT ini memiliki tujuan untuk memberikan sumbangsih ide pada masalah yang

    terjadi di Indonesia, yaitu bencana alam gunung meletus. Gunung meletus yang

    terjadi di Indonesia tentu memberikan dampak negatif bagi kesehatan masyarakat

    Indonesia dengan adanya abu vulkanik yang di hasilkan. Dan dalam PKM GT

    yang berjudul ASBAK (Alat Saring Abu Vulkanik) Sebagai Pencegahan

    Dampak Negatif Erupsi Gunung Berapi ini disajikan gagasan pembuatan alat

    penyaring logam-logam berbahaya yang terkandung dalam abu vulkanik.

    Sehingga, dampak negatif dari kandungan logam pada abu vulkanik di harapkan

    tidak membahayakan kesehatan masyrakat Indonesia tetapi justru membrikan

    dampak positif bagi lingkungan sekitarnya.

    Dalam penyusunan PKM GT ini tentu tidak lepas dari dukungan yang

    bersifat moral maupun spiritual, secara langsung maupun tidak langsung. Oleh

    karena itu, penyusun ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang

    telah membantu dalam penyusunan PKM GT ini.

    Semoga Allah SWT membalas segala budi baik mereka dengan pahala

    yang lebih besar dari yang telah mereka berika pada penyusun. Penyusun pun

    menyadari bahwa dalam penulisan PKM GT ini masih banyak memiliki

    kekirangan dari segala aspek. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik

    serta saran dari pembaca agar gagasan ini menjadi lebih matang dan mampu di

    implementasikan di Indonesia sehingga Indonesia menjadi lebih baik lagi dan

    bermanfaat bagi kita semua. Amin ya rabbal alamin.

    Jatinangor, 13 Maret 2014

    Tim Penyusun

  • iii

    DAFTAR ISI

    Lembar Pengesahan..i

    Kata Pengantar.ii

    Daftar Isi.iii

    Ringkasaniv

    A. Pendahuluan

    a. Latar Belakang.1

    b. Tujuan dan Manfaat.2

    B. Gagasan

    a. Kondisi Kekinian.3

    b. Solusi yang Pernah Ditawarkan..4

    c. Penjabaran Konsep..6

    d. Pihak-Pihak yang Dipertimbangkan dalam Pengimplementasian...6

    e. Langkah-Langkah Stategis..7

    C. Kesimpulan

    a. Gagasan yang Diajukan..10

    b. Teknik Implementasian..10

    c. Manfaat dan Dampak yang Diperoleh...11

    Daftar Pustaka

    Lampiran

  • iv

    Ringkasan

    Bencana alam letusan gunung berapi di Indonesia sering sekali terjadi.

    Akibat yang diberikan oleh erupsi dari abu vulkanik pun memberikan dampak

    yang berbahaya bagi kesehatan dengan adanya unsur logam seperti Silika dan

    Feri. Logam tersebut secara langsung sangat membahayakan sistem pernapasan

    dan mengiritasi kulit kita. Namun, tidak semua unsur logam di dalam abu

    vulkanik itu berbahaya. Unsur logam seperti Natrium dan Sulfur bisa bermanfaat

    menjadi bahan kecantikan dan kesehatan dengam terbentuknya Sodium Bentonit.

    Unsur logam Magnesium dan Serum juga mampu memberikan manfaat berupa

    nutrient pada lahan pertanian.

    Karena adanya perbedaan antara logam yang berbahaya dan bermanfaat

    dalam satu kandugan abu vulkanik, maka ditemukanlah gagasan berupa alat

    saring abu vulkanik yang mampu menyaring dan memisahkan logam yang

    berbahaya dari abu vulkanik tersebut yang disebut dengan ASBAK.

    Dengan adanya ASBAK tersebut, abu vulkanik yang telah di saring tidak

    akan mengganggu kesehatan masyarakat saat tersebarnya abu secara meluas.

    Karena jarak dekat atau jauhnya daerah yang tersebar abu vulkanik tidak

    memberikan perbedaan efek dan dampak yang terlalu berarti.

  • 1A. Pendahuluan

    a. Latar Belakang

    Indonesia merupakan negara yang memiliki intensitas bencana

    alam yang cukup tinggi. Bencana alam itu pun bermacam-macam, di

    antaranya adalah gempa bumi, angin topan, banjir, tsunami, tanah longsor,

    dan gunung meletus. Sekitar 13 persen gunung berapi dunia yang berada

    di kepulauan Indonesia berpotensi menimbulkan bencana alam dengan

    intensitas dan kekuatan yang berbeda-beda. Bahkan, di awal tahun 2014

    ini Indonesia telah disuguhkan oleh dua gunung yang meletus dalam

    waktu yang berdekatan yaitu, Gunung Sinabung dan Gunung Kelud yang

    merupakan gunung berapi di Indonesia (BNPB, 2012).

    Erupsi gunung berapi temasuk salah satu contoh bencana alam

    geologi, yaitu bencana alam yang terjadi di permukaan bumi dan merusak

    permukaan bumi tersebut. Letusan gunung merupakan peristiwa yang

    terjadi akibat endapan di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas

    yang bertekanan tinggi. Magma adalah cairan pijar yang terdapat di dalam

    lapisan bumi dengan suhu yang sangat tinggi yaitu lebih dari 10000C.

    Cairan magma yang keluar dari dalam bumi disebut lava. Letusan gunung

    yang membawa batu dan abu dapat menyembur sejauh radius 18 km atau

    lebih, sedangkan lavanya bisa membanjiri sampai radius 90 km. Dan itulah

    yang selalu membuat kekhawatiran setelah terjadi letusan, karena abu

    vulkanik yang dihasilkan dari letusan gunung berapi berdampak pada area

    yang sangat luas (Cashman, 2000).

    Terjadinya peristiwa gunung meletus tersebut tentunya

    memberikan dampak yang buruk di berbagai bidang seperti sosial,

    ekonomi dan lingkungan. Terjadinya kerusakan infrastruktur yang

    merusak lingkungan juga pasti akan mengganggu kehidupan sosial di

    masyarakat dan pada akhirnya akan berdampak buruk pada sistem

    ekonomi yang terganggu (Wilson, 2012).

    Selain memberikan dampak negatif, akibat terjadinya gunung

    meletus juga memberikan dampak positif. Dari hasil penelitian

  • 2sebelumnya diketahui bahwa di dalam abu vulkanik memiliki beberapa

    kandungan logam yang memberikan efek positif bagi lingkungan dan

    kehidupan masyarakat. Telah diketahui pula komposisi kimia dari abu

    vulkanik, baik unsur mayor maupun minor, yang diambil dari abu

    vulkanik gunung Merapi pada bulan Desember 2010 - Januari 2011 setelah

    erupsi selesai, di antaranya:

    a. Unsur mayor: Al, Si, Ca, dan Fe;

    b. Unsur minor: I, Mg, Mn, Na, P, S, dan Ti; dan

    c. Tingkat trace: Au, As, Ba, Co, Cr, Cu, Mo, Ni, Pb, S, Sb, Sn, Sr, V,

    Zn, dan Zr.

    Logam-logam tersebut ada yang memiliki dampak positif dan juga

    daampak negatif pada daerah yang terkena sebaran abu tersebut. Lokasi

    persebaran abu yang berbeda serta jarak yang semakin jauh dari Puncak

    Merapi pun tidak memberikan perbedaan komposisi kimia yang berarti

    (Rose, 2009).

    Dari hasil penelitian tersebut, sudah layaknya kita mulai berpikir

    untuk memanfaatkan logam-logam abu vulkanik menjadi logam yang

    dapat bermanfaat dengan adanya sebuah alat yang dapat menyaring dan

    memisahkan logam-logam yang terkandung di dalamnya menjadi bagian-

    bagian logam berdasarkan manfaat dan bahayanya. Adapun hasil dari

    penyaringan dan pemisahan logam tersebut dapat dihasilkan logam yang

    dapat dimanfaatkan dalam bidang kesehatan, sosial, ekonomi, dan lain-

    lain. Sedangkan logam yang berdampak buruk bagi kesehatan dapat

    dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan semen atau bahan bangunan

    lainnya serta dapat dimanfaatkan untuk peningkatan budidaya pertanian.

    b. Tujuan

    1. Untuk menyaring unsur logam yang berbahaya di dalam kandungan

    abu vulkanik

    2. Untuk mencegah dampak negatif abu vulkanik bagi kesehatan

  • 3B. Gagasan

    a. Kondisi Kekinian

    Wilayah Indonesia merupakan gugusan kepulauan terbesar di

    dunia. Wilayah yang juga terletak di antara benua Asia dan Australia dan

    Lautan Hindia dan Pasifik ini memiliki sekitar 17.000 pulau. Meskipun

    tersimpan kekayaan alam dan keindahan pulau-pulau yang luar biasa,

    bangsa Indonesia perlu menyadari bahwa wilayah nusantara ini memiliki

    129 gunung api aktif, atau dikenal dengan ring of fire, serta terletak berada

    pada pertemuan tiga lempeng tektonik aktif dunia, yaitu Lempeng Indo-

    Australia, Eurasia, dan Pasifik (BNPB, 2012).

    Gambar 1. Gambar tersebut menunjukkan persebaran gunung api diIndonesia yang ditunjukkan oeh segitiga berwarna merah, yang berderetdari ujung Pulau Sumatera sampai Nusa Tenggara, lalu bersambung padaSulawesi Utara dan Maluku.

    Sumber: BNPB, 2011

    Kondisi ini menempatkan Indonesia menjadi negara yang rawan

    bencana. Walaupun di sisi lain, menurut Guru Besar Fakultas Teknik

    Geologi (FTG) Unpad, Prof. (EM). Dr. Adjat Sudrajat, keberadaan gunung

    api ini dapat mendukung kehidupan karena dapat menyuburkan lahan

    tazyinul qoriahStamp

  • 4sekitarnya atau dikenal dengan istilah volcano centris. Namun, tanpa

    adanya pengetahuan masyarakat yang cukup maka kondisi ring of fire ini

    merupakan suatu ancaman yang membahayakan bagi kehidupan

    masyarakat sekitar (Maulana, 2014).

    Gunung api ini yang meletus memberikan dampak terhadap

    lingkungan baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan adanya

    kandungan unsur logam seperti Fe, Cu, Mn, Zn, Si, CO, NO2, Pb, H2S,

    NH3 dan masih banyak lagi, abu vulkanik tersebut dapat merusak sistem

    pernapasan, gangguan jantung, sakit tenggorokan, batuk, pilek, penyakit

    mata, maupun iritasi pada kulit. Selain itu, lahar dan gas beracun yang

    mungkin saja timbul. Sedangkan dampak tidak langsung dari letusan

    gunung api adalah banjir lahar dingin dan longsoran vulkanik.

    Selain dampak negatif, abu vulkanik juga mempunyai manfaat

    dengan adanya kandungan sulfur dan natrium sebagai unsur utama sodium

    bentonit atau tanah liat. Sodium bentonit ini sangat berguna untuk

    kecantikan dan kesehatan. Selain itu, magnesium dan serum juga memberi

    manfaat nutrien bagi lahan pertanian.

    b. Solusi yang Pernah Ditawarkan

    Solusi dalam menangani bencana erupsi gunung berapi sebenarnya

    sudah dilakukan yaitu dengan cara sosialisasi kebencanaan melalui

    penyebaran informasi oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana

    Geologi (PVMBG) terkait dengan bencana gunung api, gempa, gerakan

    tanah dan tsunami. Sosialisasi kebencanaan dilakukan baik secara

    langsung maupun tidak langsung. Penyuluhan kebencanaan dilakukan

    secara langsung dengan memberikan informasi melalui sarana audio visual

    di daerah-daerah rawan bencana yang berpotensi untuk tertimpa bencana,

    penyuluhan, seminar, serta penyelenggaraan kolokium hasil penyelidikan.

    Selain melakukan penyuluhan langsung, informasi kebencanaan juga

    dilakukan melalui penyebaran brosur, buku, leaflet dan sosialisasi Peta

  • 5Kawasan Rawan Bencana dalam usaha memberikan pemahaman kepada

    masyarakat.

    Secara umum terdapat beberapa kendala dalam penyampaian

    sosialisasi kebencanaan kepada masyarakat, antara lain lokasi penyuluhan

    yang tepat tidak selalu dapat didatangi, karena daerah lokasi yang akan

    dilakukan penyuluhan adalah rekomendasi dari pemerintah daerah, lokasi

    penyuluhan yang terpencar dan mencakup gunung api di seluruh

    Indonesia, sedangkan frekuensi penyuluhan terbatas sehingga penyebaran

    informasi masih belum maksimal.

    Masalah yang lebih spesifik muncul pada kegiatan sosialisasi

    adalah keragaman budaya dan bahasa. Latar belakang budaya dari

    masyarakat setempat memegang peranan penting karena berkaitan dengan

    respon masyarakat terhadap pemahaman bahaya itu sendiri. Keragaman

    budaya yang berbeda antara masyarakat yang satu dengan yang lain

    terutama berkaitan dengan kearifan lokal. Terkadang pemahaman antara

    nilai-nilai budaya bertentangan dengan maksud dari penyebaran informasi.

    Beberapa kasus yang muncul antara lain ritual Labuhan yang dilakukan di

    Gunung Merapi dan bertujuan untuk menolak bala agar masyarakat

    dilindungi dari bahaya atau upacara Kesada di Gunung Bromo maupun

    upacara adat keagamaan pada saat terjadi erupsi besar di Gunung Agung,

    Bali tahun 1963.

    Dari contoh kasus di atas, didapatkan bahwa program sosialisasi

    tersebut masih berjalan kurang efektif. Maka dari itu, sangatlah

    dibutuhkan usaha yang jelas dan konkret guna mengurangi bahaya dari

    erupsi gunung berapi, salah satunya dengan pembuatan alat penyaring abu

    vulkanik yang mampu memisahkan logam yang berbahaya sehingga saat

    abu vulkanik menyebar di masyarakat justru menjadi hal yang

    menguntugkan bagi masyarakat dengan adanya unsur logam-logam seperti

    Natrium dan Sulfur yang akan berdampak positif bagi masyarakat sendiri.

  • 6c. Penjabaran Konsep

    Abu vulkanik menjadi masalah yang sangat besar setelah

    terjadinya gunung meletus. Jumlah abu di masyarakat pun tersebar sangat

    luas dengan konsentrasi yang sangat banyak sehingga bahaya yang

    dimiliki abu vulkanik pun sulit dihindari, terlebih untuk masyarakat yang

    tingal di sekitar gunung berapi.

    Oleh karena jumlah abu vulkanik yang banyak dan tersebar luas

    serta bahaya unsur logam yang dikandungnya, kita pun memikirkan

    bagaimana caranya agar saat abu vulkanik itu tersebar ke daerah kita, tidak

    menimbulkan bahaya secara langsung bagi kesehatan kita seperti yag

    dijelaskan sebelumnya. Maka, timbullah gagasan agar disediakannya alat

    saring yang dapat menghilangkan unsur logam yang berdampak langsung

    terhadap kesehatan kita.

    Alat tersebut diletakkan di sekitar gunung api dan akan bekerja

    secara otomatis saat gunung meletus. Lalu ia akan mengaktifkan sistem

    peyaringan dimana saat erupsi gunung terjadi dan menyebarkan abu

    vulkanik alat tersebut akan di saring. Penyaringan yang dilakukan adalah

    membuang atau mengangkat unsur logam yang berbahaya seperti Fe, Cu,

    Mn, Zn, SO2, CO, NO2, Pb, H2S, NH3. Sehingga saat abu vulkanik

    tersebut tersebar di masyarakat, tidak akan mengakibatkan dampak secara

    langsung bagi kesehatan kita. Selain itu, karena abu vulkanik juga dapat

    memberikan dampak positif bagi kesuburan tanah dan adanya logam

    seperti Natrium dan Sulfur akan menjadi tanah liat yang dapat

    dimanfaatkan sebagai alat kecantikan. Dengan hal ini, masyarakat pun

    tidak perlu khawatir dengan adanya abu vulkanik.

    d. Pihak-Pihak yang Dipertimbangkan dalam Pengimplementasian

    Pengadaan alat saring ini, memerlukan kerja sama dengan

    beberapa pihak yang akan mendukung terwujudnya program ini. Pihak-

    pihak tersebut di antaranya:

  • e. Langkah-Langkah Stategis

    Untuk mengimplementasian alat saring tersebut sebagai pencegah

    dampak negatif bagi kesehatan

    sebagai berikut :

    a. Menentukan lokasi dan radius tempat alat tersebut di letakan

    Penentuan radius ini disesuaikan dengan tingkat keamanan alat

    tersebut diletakkan dan tidak merusak atau mengganggu sistem kerja

    alat saat gunung meletus.

    agar penempatan ASBAK tidak terkena lahar panas tersebut.

    b. Membuat ASBAK

    Pembuatan alat saring ini hampir sejalan dengan sistem yang

    diterapkan dalam alat untuk

    jumlah (volume) yang relatif besar dan pengotor udaranya adalah

    BNPB

    Menetapkanstandarisasipembuatan alatsaring logam abuvulkanik (ASBAK).

    Membantu secaramoril dan materilpembuatan ASBAK

    Langkah Stategis

    Untuk mengimplementasian alat saring tersebut sebagai pencegah

    dampak negatif bagi kesehatan manusia diperlukan langkah

    sebagai berikut :

    Menentukan lokasi dan radius tempat alat tersebut di letakan

    Penentuan radius ini disesuaikan dengan tingkat keamanan alat

    tersebut diletakkan dan tidak merusak atau mengganggu sistem kerja

    gunung meletus. Prediksi jalur lahar panas pun perlu dilakukan

    agar penempatan ASBAK tidak terkena lahar panas tersebut.

    ASBAK

    Pembuatan alat saring ini hampir sejalan dengan sistem yang

    diterapkan dalam alat untuk membersihkan udara yang kotor dal

    jumlah (volume) yang relatif besar dan pengotor udaranya adalah

    BMKG

    KontraktorMasyarakat

    BNPB

    Perumusankebijakan danpengendali observasipembuatan ASBAK

    Membantu secaramoril dan materilpembuatan ASBAK

    Penyedia fasilitas secaralalangsung sepertimembrikan ijinpembuatan ASBAK

    7

    Untuk mengimplementasian alat saring tersebut sebagai pencegah

    manusia diperlukan langkah-langkah

    Menentukan lokasi dan radius tempat alat tersebut di letakan

    Penentuan radius ini disesuaikan dengan tingkat keamanan alat

    tersebut diletakkan dan tidak merusak atau mengganggu sistem kerja

    Prediksi jalur lahar panas pun perlu dilakukan

    agar penempatan ASBAK tidak terkena lahar panas tersebut.

    Pembuatan alat saring ini hampir sejalan dengan sistem yang

    membersihkan udara yang kotor dalam

    jumlah (volume) yang relatif besar dan pengotor udaranya adalah

    Pemerintah

    SebagaipelaksanapembuatanASBAK

    Penyedia fasilitas secaralangsung dan tidaklangsung sepertimembrikan ijinpembuatan ASBAK

    tazyinul qoriahStamp

  • 8aerosol atau uap air. Alat ini dapat membersihkan udara secara cepat

    dan udara yang keluar dari alat ini sudah relatif bersih.

    c. Melakukan koordinasi dengan BMKG setempat

    Koordinasi perlu dilakukan agar pihak pengelola ASBAK dapat

    mempersiapkan alat saat aktivitas gunung api meningkat.

    Dengan konsep ElectroStatic Precipitator (ESP) yang merupakan

    salah satu alternatif penangkap debu dengan efisiensi tinggi (diatas 90%)

    dan rentang partikel yang didapat cukup besar. Alat tersebut diletakan

    pada radius 1 km dimana pada radius tersebut diperkirakan tidak akan

    membahayakan alat saring tersebut saat letusan gunung terjadi. Alat

    tersebut juga di lengkapi dengan adanya logam-logam tertentu yang

    memiliki daya absorben kuat untuk menarik logam-logam yang berbahaya

    dan di berikan pula logam non-absorben yang menolak logam-logam yang

    bermanfaat. Dengan begitu, abu vulkanik akan tersaring dimana logam

    yang berbahaya akan tertarik sedangkan logam yang bermanfaat akan di

    biarkan tetap tersebar untuk memberikan manfaat bagi masyarakat.

    Berikut ini merupakan cara kerja ESP :

  • 9Berikut ini merupakan gambar bagian - bagian ESP :

    Secara umum rangkaian kontrol dan TR-set EP ditunjukkan oleh gambarberikut :

  • 10

    C. Kesimpulan

    a. Gagasan yang Diajukan

    Abu vulkanik sebagai hasil erupsi gunung berapi merupakan

    dampak yang sulit untuk ditangani bila dengan solusi yang telah

    dijalankan selama ini, yaitu pemakaian masker di saat daerah sekitar telah

    tercemar abu vulkanik. Upaya pemberian edukasi mengenai gunung berapi

    pada masyarakat sekitar pun kurang efektif karena masih terdapat unsur

    keagamaan yang masih dianut oleh masyarakat sekitar. Oleh karena itu,

    pengadaan alat saring abu vulkanik ini diharapkan dapat mengurangi

    dampak negatif yang ditimbulkan abu vulkanik secara efektif.

    Alat tersebut diletakkan di sekitar gunung api dan akan bekerja

    secara otomatis saat gunung meletus. Lalu ia akan mengaktifkan sistem

    penyaringan dimana saat erupsi gunung terjadi dan menyebarkan abu

    vulkanik alat tersebut akan melakukan penyaringan. Penyaringan yang

    dilakukan adalah membuang atau mengangkat unsur logam yang

    berbahaya seperti Fe, Cu, Mn, Zn, SO2, CO, NO2, Pb, H2S, NH3. Sehingga

    saat abu vulkanik tersebut tersebar di masyarakat ia tidak akan

    mengakibatkan dampak secara langsung bagi kesehatan kita. Selain itu,

    karena abu vulkanik juga dapat memberikan dampak positif bagi

    kesuburan tanah, masyarakat pun tidak menjadi khawatir dengan adanaya

    abu vulkanik.

    ASBAK akan dipasangkan bila aktivitas gunung api mencapai

    waspada karena dikhawatirkan kinerja ASBAK menurun bila dipasang

    terlalu lama di lingkungan. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik

    faktor kimia, fisika, maupun lingkungan.

    b. Teknik implementasi

    Teknik implementasi yang akan dilakukan dalam pembuatan

    ASBAK ini digambarkan pada bagan berikut:

  • 11

    c. Dampak dan manfaat yang diperoleh

    Adapun dampak dan manfaat yang diharapkan dengan pembuatan

    ASBAK ini adalah:

    Dapat menyaring unsur logam yang berbahaya bagi kesehatan seperti

    unsur logam Silika dan Feri

    Mencegah dampak buruk bagi kesehatan manusia

    Abu dapat di manfaatkan sebagai kesuburan tanah dengan adanya unsur

    logam Magnesium dan serum

    Abu dapat dimanfaat sebagai kecantikan dan kesehatan dengan adanya

    unsur logam Natrium dan Sulfur

    Perijinan daripemerintah

    persetujuandari semua

    pihak

    pemikirankonsep daripihak yang

    terkait

    Mengesahkankerjasama dengan

    Kontraktor

    Prakonstruksipembuatan ASBAK

    Penentuan alatdan Bahan yangdierlukan oleh

    ASBAK

    Penentuan lokasidan radiasi yang

    sesuai

    PembuatanASBAK

    Alat akan bekerjasecara otomatis

    di bawahpengawasan

    BMKG

    tazyinul qoriahStamp

  • Daftar Pustaka

    BNPB. 2012. http://geospasial.bnpb.go.id/wp-content/uploads/2009/08/2009-08-

    20_Sebaran_Gunungapi_dan_Risiko_BNPB.pdf. Peta Sebaran dan Tingkat

    Risiko Bencana Gunungapi di Indonesia. Diakses pada Jumat, 14 Maret

    2014 19:25

    Cashman, K.V.; Sturtevant, B., Papale, P., Navon, O. 2000. Magmatic

    fragmentation. In Sigurdsson, H.; Houghton, B.F.; McNutt, S.R.; Rymer,

    H.; Stix, J. Encyclopedia of Volcanoes. San Diego, USA: Elsevier Inc.

    p. 1417.

    Kueppers, U.; Putz, C., Spieler, O., Dingwell, D.B. 2009. Abrasion in pyroclastic

    density currents: insights from tumbling experiments.

    Bibcode:2012PCE.4533K. doi:10.1016/j.pce.2011.09.002

    Maulana, Arief. 2013. http://www.unpad.ac.id/2013/09/peran-kampus-dalam-

    pengurangan-risiko-bencana-erupsi-gunung-api/. Peran Kampus dalam

    Pengurangan Risiko Bencana Erupsi Gunung Api. Diakses pada Jumat, 14

    Maret 2014 pukul 19:32

    Rose, W.I.; Durant, A.J. 2009. Fine ash content of explosive eruptions. Journal

    of Volcanology and Geothermal Research 186 (1-2): 32-39.

    Bibcode:2009JVGR..18632R. doi:10.1016/j.jvolgeores.2009.01.010.

    Sunardi, Agung Firmansyah, Moch. Dhofir, dan Soemarwanto. 2013.

    Perancangan dan Pembuatan Model Miniatur Electrostatic Precipitator

    (Pengendap Debu Elektrostatis) Untuk Mengurangi Partikel Debu Gas

    Buang Pabrik Gula Krebet Baru I Kabupaten Malang. Jurnal Mahasiswa

    Teub. 1 (1): 1-6

    Wahyuni, Endang Tri, Sugeng Triyono, dan Suherman. 2012. Penentuan

    Komposisi Kimia Abu Vulkanik Dari Erupsi Gunung Merapi. Jurnal

    Manusia dan Lingkungan. 19 (2)

  • Wahyuningsih, Merry. 2014. Tak Sembarangan, Abu Vulkanik Juga Mengandung

    Logam Berbahaya.

    http://health.detik.com/read/2014/02/14/145748/2497513/763/tak-

    sembarangan-debu-vulkanik-juga-mengandung-logam-berbahaya. Diakses

    pada Jumat, 14 Maret 2014 22:51.

    Wilson, T.M.; Stewart, C. 2012. Volcanic Ash. In P,

    Bobrowsky. Encyclopaedia of Natural Hazards. Springer. p. 1000.

  • Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota

    Nama Lengkap : Dwi Margiati

    NPM : 260110120021

    Tempat, Tanggal Lahir : Pekalongan, 13 Februari 1994

    Alamat : Desa Batusari 01/01,

    Kec.Talun,Kab.Pekalongan, Jawa Tengah

    Fakultas/Jurusan : Farmasi/Farmasi

    Angkatan : 2012

    No. Telepon : 087895500222

    Karya ilmiah yang pernah di buat :

    1. PKM PPlester Merah Sikecil

    Penghargaan yang pernah di raih :

    1. Juara II OSK Dharmasraya bidang Kimia

    2. Juara I di Beautiful Mind Fakultas Farmasi

    3. Juara II Padjajaran Berprestasi Summit 2013 Universitas Padjajaran

    Jatinangor, 29 Maret 2014

    Dwi Margiati

    Nama Lengkap : Fitri Nurul Ramadhani

    NPM : 260110120022

    Tempat, Tanggal Lahir : Cirebon, 1 Maret 1994

    Alamat : Jalan Pinang Raya Gg.Sukarela No.17,

    Kel.Sukapura,Kec.Kejaksan,Kota Cirebon

    Fakultas/Jurusan : Farmasi/Farmasi

    Angkatan : 2012

    No. Telepon : 085797292651

  • Karya ilmiah yang pernah di buat

    Penghargaan yang pernah di raih

    1. Juara I PBB se

    Nama Lengkap

    NPM

    Tempat, Tanggal Lahir

    Alamat

    Fakultas/Jurusan

    Angkatan

    No. Telepon

    Karya ilmiah yang pernah di buat

    Penghargaan yang pernah di raih

    Nama Lengkap

    NPM

    Tempat, Tanggal Lahir

    Alamat

    rya ilmiah yang pernah di buat : -

    Penghargaan yang pernah di raih :

    I PBB se-Kota Cirebon di Polresta Cirebon

    Jatinangor, 29 Maret 201

    Fitri Nurul Ramadhani

    : Tazyinul Qoriah Alfauziah

    : 260110120027

    Tempat, Tanggal Lahir : Garut, 15 Januari 1995

    : Kp. Cisalak Wetan RT/RW

    Sukalilah Kec. Cibatu Kab. Garut

    : Farmasi/Farmasi

    : 2012

    : 085351076510

    Karya ilmiah yang pernah di buat : -

    Penghargaan yang pernah di raih : -

    Jatinangor, 29

    Tazyinul Qoriah Alfauziah

    : Eni Herdiani

    : 260110120026

    Tempat, Tanggal Lahir : Ciamis, 6 Januari 1994

    : Desa Sukahurip 13/05 Kecamatan

    Pamarican Kabupaten Ciamis, Jawa Barat

    Jatinangor, 29 Maret 2014

    Fitri Nurul Ramadhani

    Kp. Cisalak Wetan RT/RW 001/009 Desa

    Sukalilah Kec. Cibatu Kab. Garut

    Jatinangor, 29 Maret 2014

    Qoriah Alfauziah

    Desa Sukahurip 13/05 Kecamatan

    Pamarican Kabupaten Ciamis, Jawa Barat

  • Fakultas/Jurusan : Farmasi/Farmasi

    Angkatan : 2012

    No. Telepon : 087728263744

    Karya ilmiah yang pernah di buat :

    1. PKM PPlester Merah Sikecil

    Penghargaan yang pernah di raih :

    1. Juara III OSK Kimia Se-Ciamis

    2. Juara I di Beautiful Mind Fakultas Farmasi

    3. Juara II Padjajaran Berprestasi Summit 2013 Universitas Padjajaran

    Jatinangor, 29 Maret 2014

    Eni Herdiani