PKL BLitar

35
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tingkat individu dan keluarga, kesehatan adalah dasar bagi produktivitas kerja dan kapasitas untuk belajar di sekolah. Pada cakupan yang lebih luas, kesehatan yang baik merupakan masukan penting untuk menurunkan kemiskinan, pertumbuhan, dan pembangunan ekonomi jangka panjang. Mengingat pentingnya kesehatan dalam skala nasional, maka pemerintah perlu melakukan berbagai upaya untuk terus meningkatkan kesehatan Indonesia. Salah satu cara yang ditempuh pemerintah adalah melalui puskesmas. Menurut Depkes, 2004, Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja (Effendi, 2009).Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan tingkat pertama dan terdepan dalam sistem pelayanan kesehatan, harus melakukan upaya kesehatan wajib dan beberapa upaya kesehatan pilihan yang disesuaikan dengan kondisi, kebutuhan, tuntutan, kemampuan dan inovasi serta kebijakan pemerintah daerah setempat. Puskesmas dalam menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh dan terpadudilaksanakan 1

description

Kegiatan PKL di Puskesmas Blitar

Transcript of PKL BLitar

Page 1: PKL BLitar

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada tingkat individu dan keluarga, kesehatan adalah dasar bagi

produktivitas kerja dan kapasitas untuk belajar di sekolah. Pada

cakupan yang lebih luas, kesehatan yang baik merupakan masukan

penting untuk menurunkan kemiskinan, pertumbuhan, dan

pembangunan ekonomi jangka panjang. Mengingat pentingnya

kesehatan dalam skala nasional, maka pemerintah perlu melakukan

berbagai upaya untuk terus meningkatkan kesehatan Indonesia. Salah

satu cara yang ditempuh pemerintah adalah melalui puskesmas.

Menurut Depkes, 2004, Puskesmas adalah unit pelaksana teknis

dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab

menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja

(Effendi, 2009).Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan tingkat

pertama dan terdepan dalam sistem pelayanan kesehatan, harus

melakukan upaya kesehatan wajib dan beberapa upaya kesehatan

pilihan yang disesuaikan dengan kondisi, kebutuhan, tuntutan,

kemampuan dan inovasi serta kebijakan pemerintah daerah setempat.

Puskesmas dalam menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat

menyeluruh dan terpadudilaksanakan melalui upaya peningkatan,

pencegahan, penyembuhan, dan pemulihan disertai dengan upaya

penunjang yang diperlukan (Kementrian Kesehatan RI, 2010).

Salah satu program upaya kesehatan pengembangan di

puskesmas adalah program kesehatangigi dan mulut.Program upaya

kesehatan gigi dan mulut di puskesmas terdiri atas pelayanan

kesehatangigi di balai pengobatan gigi, usaha kesehatan gigi sekolah

(UKGS), dan usaha kesehatan gigi masyarakat desa (UKGMD)

(Ritonga, 2011).

Puskesmas Kanigoro terletak di Kecamatan Kanigoro, Kabupaten

Blitar ± 8 km sebelah Timur Ibukota Kabupaten Blitar. Sebagian besar

1

Page 2: PKL BLitar

penduduk Kecamatan Kanigoro memiliki status sosial ekonomi

rendah. Pelayanan kesehatan gigi yang diberikan di puskesmas

tersebut antara lain : pembersihan karang gigi, pencabutan gigi tetap,

pencabutan gigi sulung, perawatan saluran akar, insisi abses,

tumpatan amalgam, tumpatan ART, tumpatan silikat, dan operasi kecil

lainnya.

Kesehatan gigi dan mulut anak mendapat perhatian khusus dari

puskesmas. Kesehatan gigi anak harus diperhatikan sejak dini. Hal ini

dapat dimulai dengan memberikan pendidikan mengenai kesehatan

gigi dan mulut pada anak, kunjungan ke dokter gigi 6 bulan sekali, dan

perawatan gigi. Namun, pelayanan kesehatan gigi pada anak yang

diberikan oleh puskesmas belum optimal. Hal ini dapat disebabkan

kurangnya fasilitas dan tenaga medis yang tersedia.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana pencapaian upaya Perawatan gigi balita di puskesmas

Kanigoro, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar?

1.3 Tujuan

Tujuan dari kegiatan PKL ini antara lain:

1. Mahasiswa dapat memahami tentang manajemen Puskesmas.

2. Melatih mahasiswa untuk dapat bekerja dalam suatu tim

kesehatan.

3. Melatih mahasiswa untuk hidup mandiri dan dapat beradaptasi

dengan keadaan masyarakat setempat.

4. Mahasiswa dapat memahami pelayanan kesehatan di

Puskesmas.

1.4 Manfaat

Mahasiswa dapat mandiri, mempunyai pengalaman bekerja di

puskesmas dan diharapkan ketika lulus dapat menjadi dokter gigi yang

bermanfaat bagi masyarakat luas.

2

Page 3: PKL BLitar

BAB 2

ANALISIS SITUASI

2.1 Data Umum

A. Kecamatan Kanigoro mempunyai luas ± 55,55 km2. Batas-batas

wilayah antara lain yaitu :

1. Utara : Kecamatan Garum

2. Timur : Kecamatan Talun

3. Selatan : Kecamatan Sutojayan dan Kecamatan Kademangan

4. Barat : Kecamata Sanan Kulon dan Kota Blitar

B. Kecamatan Kanigoro terdiri dari 2 Kelurahan dan 10 desa, yaitu :

1. Kelurahan Kanigoro

2. Kelurahan Satriyan

3. Desa Sawentar

4. Desa Banggle

5. Desa Papungan

6. Desa Karangsono

7. Desa Tlogo

8. Desa Gogodeso

9. Desa Kuningan

10.Desa Jatinom

11.Desa Gaprang

12.Desa Minggirsari

C. Jumlah Penduduk Kecamatan Kanigoro yaitu 83.342 jiwa dengan

jumlah penduduk laki-laki sebanyak 41.072 jiwa dan jumlah

3

Page 4: PKL BLitar

penduduk perempuan berjumlah 42.270 jiwa. Pertumbuhan

penduduk ± 0,06%/tahun. Jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak

25.967 KK.

D. Fasilitas pendidikan yang tersedia di Kecamatan Kanigoro, yaitu :

1. TK : 42

2. SD/MI : 31/32

3. SMP : 3

4. MTs : 5

5. SMA : 0

6. MA : 2

7. Akademi : 1

8. Pondok pesantren : 15

E. Fasilitas ibadah yag dimiliki kecamatan Kanigoro, yaitu :

1. Masjid : 46

2. Mushola : 228

3. Gereja : 2

4. Pura : 1

F. Kelompok Peran Serta Masyarakat, yaitu :

1. Posyandu : 79

2. Guru UKS/UKGS : 118

3. Kader Tiwisada : 530

4. kader Posyandu : 302

5. Jumlah dukun terlatih : 36

6. Kader SBH : 40

4

Page 5: PKL BLitar

7. Kader Usila : 18

8. Panti Asuhan : 1

9. Posyandu Lansia : 18

G. Fasilitas Kesehatan Lingkungan, yaitu :

1. PMA : 2

2. SPT : 2

3. SG : 12.110

4. TPM : 69

5. Jumlah rumah : 19.921

6. Jumlah jamban : 11.655

7. Jumlah SPAL : 15.811

8. TPS : 2

9. TTU : 49

10. Jumlah kran umum : 10

11. Jumlah kran rumah : 230

12. Jumla kader kesling : 138

H. Lingkungan Sosial Budaya

Masyarakat Kecamatan Kanigoro mayoritas masyarakat agamis

sehingga semua program kesehatan yang ada selalu diukur dan

dipandang dari sudut norma agama, dan pendekatan petugas

kesehatan pada masyrakat hendaknya tidak keluar dari koridor

agama.

5

Page 6: PKL BLitar

Kecamatan Kanigoro masyarakatnya heterogen yakni terdiri dari

berbagai status sosial, tetapi yang mayoritas adalah petani atau

buruh tani.

2.2 Data Khusus

A. Puskesmas Kanigoro terletak di Jl. Kusuma Bangsa No. 1 Kanigoro, ± 7

Km ke arah timur Ibukota kabupaten Blitar.

B. Tupoksi staf Puskesmas Kanigoro :

1. TU : 4 orang

2. Loket : 1 orang

3. KIA, KB : 3 orang

4. Poliklinik : 2 orang

5. Poli Gigi : 1 orang

6. Gizi : 1 orang

7. UGD : 1 orang

8. Obat/apotek : 1 orang

9. Pustu Minggirsari : 1 orang

10. Pustu Papungan : 1 orang

11. Pustu Sawentar : 1 orang

12. Pustu Gaprang : 1 orang

13. Polindes Satriyan : 1 orang

13. Polindes Banggle : 1 orang

14. Polindes Tlogo : 1 orang

15. Polindes Gogodeso : 1 orang

16. Polindes Karangsono : 1 orang

17. Polindes Jatinom : 1 orang

6

Page 7: PKL BLitar

18. Kesling : 1 orang

C. Sarana Medis :

1. Puskesmas Induk : 1

2. Puskesmas Pembantu : 4

3. Puskesmas Keliling : 1

4. Poliklinik Gigi : 1

5. Polindes : 7

7

Page 8: PKL BLitar

BAB 3

IDENTIFIKASI MASALAH

3.1Masalah Internal

Puskesmas sebagai ujung tombak kesehatan, memiliki tanggung

jawab yang besar tergadap program-programnya, baik program tahunan

maupun program bulanan. Adapun upaya-upaya puskesmas dalam

bidang kedokteran gigi yaitu:

Upaya Pembinaan / Pengembangan Kesehatan Gigi

1. UKGS (Usaha Kesehatan Gigi Sekolah)

Penyuluhan kesehatan gigi di TK

Penyuluhan kesehatan gigi di SD/MI

Rujukan kesehatan gigi dan mulut bagi yang memerlukan

2. UKGMD (Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa)

Penyuluhan kesehatan gigi di posyandu

Penyuluhan kesehatan gigi melalui karang taruna

Membentuk kader-kader dalam upaya meningkatkan kesehatan

gigi

Upaya Pelayanan Kesehatan Gigi

3. Perawaratan gigi yang ditangani pada

Ibu Hamil

Balita

Murid TK

Murid SD/MI

Penduduk golongan lain

4. Murid SD/MI yang mendapat pelayanan kesehatan gigi paripurna

5. Rasio gigi tetap yang di tumpat terhadap gigi yang di cabut

Dari upaya-upaya terdapat upaya perawatan gigi pada balita.

Program ini memiliki target minimal 40% dari total jumlah balita yang ada

8

Page 9: PKL BLitar

di kecamatan Kanigoro yaitu 1097 balita. Jadi target balita yang

mendapatkan perawatan gigi yaitu 438,8 dubulatkan menjadi 439 balita.

Adapun data jumlah balita yang mendapatkan perawatan gigi dalam

1 tahun terakhir yang berasal dari data kunjungan balita di puskesmas,

data laporan Posyandu, dan laporan bidan desa di setiap polindes

selama tahun 2013.

Bulan Jumlah balita yang mendapatkan

perawatan gigi

Januari 8

Februari 10

Maret 4

April 4

Mei 1

Juni 1

Juli 1

Agustus 3

September 1

Oktober 5

November 3

Desember 1

Jumlah 42

Dari tabel tersebut jumlah balita yang mendapat perawatan gigi

selama 1 tahun yaitu 42 balita. Dari data tersebut dapat terlihat program

tersebut belum dapat mencapai target yang di inginkan dengan

persentase sebesar 9,57%.

3.2Masalah Eksternal

Kesadaran dan pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan gigi

dan mulut masih kurang. Selain itu pelayanan kesehatan gigi yang masih

belum optimal menyebabkan masyarakat enggan untuk melakukan

9

Page 10: PKL BLitar

pengobatan. Berdasarkan pengamatan, kepatuhan masyarakat dalam

menjalankan instruksi masih kurang. Contohnya pasien yang datang

untuk mencabut gigi lalu mendapat premedikasi untuk beberapa hari

sebelum tindakan dapat dilakukan tidak datang kembali sesuai instruksi.

Akibatnya, pasien baru datang lagi beberapa waktu setelah keluhan

menjadi lebih parah dan diagnosis menjadi lebih kompleks. Selain itu,

keterbatasan alat dan bahan menjadi kendala tersendiri. Dental unit yang

rusak tentu mempersulit perawatan. Ultrasonic scaler yang rusak juga

menyebabkan pasien yang ingin atau membutuhkan pembersihan

karang gigi tidak dapat dilayani, sehingga harus dirujuk.

Lokasi puskesmas Kanigoro yang strategis memang

menguntungkan. Namun, jarak puskesmas yang relatif dekat dengan

rumah sakit terdekat juga menjadi kendala tersendiri. Mengingat jarak

puskesmas dan rumah sakit hanya sekitar 7 km, pasien lebih memilih

untuk berobat di rumah sakit.

Pengobatan tradisional merupakan bagian dari kultur masyarakat

Kanigoro. Masyarakat percaya akan keampuhan pengobatan tradisional

tersebut. Didukung dengan murahnya pengobatan tradisional dan

kemudahan mendapatkan bahan-bahan obat tersebut, maka masyarakat

menjadi enggan berobat di puskesmas.

Dalam hal upaya perawatan gigi balita juga diperlukan peranan

orang tua untuk mengajarkan sejak dini cara merawat gigi yang benar

dan memberi motivasi kepada anak untuk memelihara kesehatan gigi

dan mulut sejak dini.

10

Page 11: PKL BLitar

BAB 4

PEMECAHAN MASALAH

Upaya perawatan gigi balita memang sangat unik, karena tidak

seperti menangani perawatan gigi seperti biasanya. Harus memerlukan

suatu keahlian khusus dalam melaksanakan upaya perawatan gigi balita.

Dalam perawatan giginya pun harus memerlukan kesabaran sehingga

memerlukan waktu yang banyak dalam proses perawatanya. Bila

menginginkan semua program dapat terlaksana memenuhi target yang

ditetapkan, dapat di lakukan beberapa hal sebagai berikut:

1. Mengoptimalkan sarana dan prasarana yang ada dengan diringi

pelaksanaan program-program yang telah di rencanakan dengan

berkolaborasi dengan petugas kesahatan yang lain dalam program

yang ada hunganya dengan kesehatan gigi misalnya

pengoptimalan bidan desa untuk melaksanakan penyuluhan di saat

posyandu.

2. Memberikan pelatihan pada ibu-ibu kader, guru-guru Play group,

PAUD, maupun Taman kanak-kanak tentang bagaimana cara

merawat gigi balita dan memberi informasi kasus-kasus apa saja

yang harus mendapatkan perawatan secara serius yang perlu

segera di rujuk, hal ini bermaksud menyebarkan ilmu tentang

kesehatan gigi balita dengan membentuk kader yang tidak hanya

dari posyandu tapi juga kader guru-guruyang tersebar di seluruh

wilayah, karena guru sangat berperan penting terhadap pendidikan

anak didiknya sehari-hari.

3. Mengadakan follow-up dari hasil pelatihan, misal dengan

mengadakan suatu kompetisi/perlombaan hal ini bertujuan agar

ilmu yang telah di terima oleh kader tidak mudah di lupakan karena

mereka termotivasi untuk menerapkan dalam kehidupan sehari-

hari.

4. Bagi balita dapat di buat acara pemilihan “Balita Sehat dengan Gigi

yang Kuat” sehingga secara tidak langsung para orang tua

11

Page 12: PKL BLitar

termotivasi untuk mengajarkan dan merawat gigi anaknya setiap

hari, karena pada dasarnya setiap orang tua menginginkan

anaknya menjadi yang terbaik.

5. Apabila dimungkinkan dapat di lakukan penambahan tenaga

kesehatan di bidang kesehatan gigi misalnya perawat gigi dan

dokter, selain itu sebaiknya juga di iringi dengan penambahan

sarana dan prasarana seperti penambahan dental unit, hand

instrument, maupun yang alat-alat yang lainya serta jenis bahan

tumpatan yang di gunakan.

Kepala puskesmas di harapkan selalu mendukung, dan

memberikan motivasi dalam upaya perawatan gigi balita dan juga

mendukung program-program kesehatan gigi yang lainya. Adapun

pendekatan yang dapat di lakukan oleh kepala puskesmas dalam

berbagai macam perspektif, anatara lain yaitu:

Pendekatan Kepemimpinan

Perspektif kepemimpinan dan kekuasaaan

Kepala Puskesmas harus mampu mempengaruhi anggotanya

untuk bekerja lebih baik sehingga target layanan yang telah ditetapkan

harus dapat dicapai secara maksimal. Kemampuan memberi motivasi ini

menjadi penting agar anggota puskesmas menjadi terpacu dalam

menjalankan tugas dan diharapkan dapat meningkatkan kinerja layanan.

Perspektif kepemimpinan dalam kehidupan

Kepala Puskesmas sebagai pemimpin harus selalu menjaga

hubungan dengan Allah SWT dan berusaha meningkatkan dari segi

kualitas dan kuantitas dari waktu ke waktu. Selain itu, juga menjalin

hubungan dengan sesama dalam melakukan setiap interaksi sosial.

Sebagai pemimpin juga harus mempunyai prinsip “kesesuaian antara kata

dengan perbuatan”.

12

Page 13: PKL BLitar

Perspektif model kepemimpinan

Kepala Puskesmas mempunyai otoritas tertinggi dalam

menentukan setiap kebijakan puskesmas. Dalam setiap pengambilan

keputusan atau kebijakan puskesmas, kepala puskesmas

mempertimbangkan berbagai saran yang diterima dari berbagai staff

dengan tingkat kompetensi sesuai dengan pemecahan masalah yang

dihadapi. Sifat yang akomodatif semacam ini berpengaruh terhadap

dukungan anggota organisasi terhadap kepemimpinan dan kebijakan

kepala puskesmas. Hal ini terjadi karena anggota organisasi merasa

dilibatkan dan diikutsertakan dalam pengambilan keputusan sesuai

dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing.

Perspektif dalam filosofi kepemimpinan

Dalam kepemimpinan organisasi tingkat Puskesmas, maka selain

menjadi kepala juga mampu menjadi mediasi hubungan antara pemimpin

dengan anggota yang dipimpin. Bentuk hubungan ini hendaknya dilakukan

secara humanistik dengan berasas pada kekeluargaan, layaknya

hubungan sebuah keluarga. Dalam hal pendistribusian informasi kepada

staff Puskesmas, maka pimpinan memberikan segala hal tentang kegiatan

program secara teknis. Masing-masing petugas diberi arahan tentang

tugas yang harus dilaksanakan, demikian pula target yang harus dicapai

sesuai program kerja.

Perspektif dalam kiat pemimpin

Kepala Puskesmas sebagai pemimpin harus mampu membuat

keputusan yang tepat dan berkualitas. Dalam proses pengambilan

keputusan (disebut juga proses pemecahan masalah) oleh pemimpin

organisasi merupakan serangkaian fase yang dilakukan secara berurutan,

dan digunakan sebagai hal yang menunjang keputusan. Proses

pemecahan masalah terdiri dari 3 (tiga) fase, yaitu : intellegence – pada

dasarnya berkenaan dengan pencarian kondisi kemampuan berfikir yang

memerlukan keputusan, design – berkenaan dengan pengembangan dan

13

Page 14: PKL BLitar

analisis terhadap berbagai kemungkinan tindakan yang akan diputuskan

dan choice – berkenaan dengan pemilihan tindakan yang sesungguhnya.

Kepala Puskesmas harus dapat mempertimbangkan berbagai alternatif

dari tindakan yang akan dilaksanakan sesuai keadaan masalah kesehatan

di masyarakat. Perlu kemampuan memilih salah satu keputusan yang

paling benar dari beberapa pilihan yang tersedia. Ada 7 (tujuh) prinsip

agar pemimpin mampu memberikan pencerahan secara optimal, dan

terciptanya suasana mengayomi dan melindungi, yaitu toto – teratur, rapi,

sistematis, titi – teliti, cermat, bertanggung jawab, titis – tepat pada target

yang dituju, temen – arti utamanya adalah jujur, tetep – artinya tetap, tidak

berubah, konsisten, tatag – artinya tabah, dan tatas – artinya merupakan

satu kesatuan batin dalam bersikap dengan temen, tetep, tatag, dan tatas.

Perspektif kepemimpinan Ki Hadjar Dewantara

Sebagai pemimpin organisasi, kepala puskesmas harus

mempunyai konsep kepemimpinan yang dicetuskan oleh Ki Hadjar

Dewantara, yaitu “Konsep Trilogi Kepemimpinan”, terdiri dari Ing

Ngarso Sung Tulodo (di depan memberikan keteladanan), Ing Madyo

Mangun Karso (di tengah lingkungan organisasi diharapkan mapu

memberikan ide atau gagasan baru agar keadaan menjadi lebih maju) dan

Tutwuri Handayani (pemimpin organisasi ketika berada di belakang

mampu memposisikan diri dan mendukung terhadap program kerja

organisasi yang telah ditetapkan, artinya jenis pemimpin semacam ini

yang diidamkan oleh anggota organisasi secara keseluruhan).

Perspektif kepemimpinan Punakawan

Kepala Puskesmas harus memiliki kepribadian seperti Punakawan

dalam tokoh wayang Indonesia. Punakawan sebagai tokoh khas dalam

wayang Indonesia mempunyai karakter unik, dan bisa menjalankan

berbagai macam peran, seperti pengasuh dan penasehat para ksatria,

penghibur, kritikus, pelawak, bahkan sebagai penutur kebenaran dan

kebajikan. Kepribadian Punakawan yang menonjol adalah saat menerima

14

Page 15: PKL BLitar

segala sesuatu dilakukan seperti apa adanya. Hal ini tercermin dalam

beberapa sikap yang dimilikinya antara lain ikhlas, rela, serius, sabar dan

budi pekerti luhur. Bagi seorang pemimpin organisasi, selain sebagai

leader dalam organisasi yang bersangkutan, hendaknya mampu berperan

sebagai orang yang paling bertanggungjawab sesuai bidang tugasnya,

mampu membuat suasana damai dan menyenangkan dalam lingkungan

organisasi sehingga setiap individu anggota organisasi dapat

melaksanakan tugas organisasi tanpa harus merasa selalu diawasi, dan

mampu memberikan saran dan nasihat bagi anggota organisasi di

lingkungan tanggung jawabnya, sehingga organisasi senantiasa berjalan

pada jalan yang sebenarnya.

15

Page 16: PKL BLitar

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Angka pencapaian upaya perawatan gigi balita di Puskesmas

Kanigoro kecamatan Kanigoro kabupaten Blitar masih belum mencapai

target, karena keterbatasan personil sehingga sulit untuk membagi waktu

antara kegiatan dalam gedung (poli gigi) dengan kegiatan luar gedung

(posyandu) yang mengakibatkan hasil kerja tidak maksimal.

Kondisi alat juga merupakan kendala bagi personil kesehatan gigi

untuk melakukan perawatan. Selain menyulitkan personil kesehatan gigi,

kerusakan alat tersebut juga menurunkan minat masyarakat untuk

melakukan pengobatan.

5.2 Saran

Sebaiknya diusahakan untuk mengoptimalkan waktu dalam satu tahun

untuk pelaksanaan upaya perawatan gigi balita dengan membuat jadwal

dalam 1 tahun sehingga target kunjungan dapat tercapai setidaknya

mencapai batas minimal dari total target perawatang gigi balita.

16

Page 17: PKL BLitar

DAFTAR PUSTAKA

Efendi, F. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas : Teori dan Praktek dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Kementerian Kesehatan RI. 2010. Data Dasar Puskesmas. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI

Ritonga, L. 2011. Pelaksanaan Program Upaya Kesehatan Gigi Di Puskesmas Padang Bulan Dalam Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat. Skripsi. Universitas Sumatera Utara.

Standar pelayanan gigi di puskesmas. Available from

http://www.slideshare.net/alunand350.net/standar-pelayanan-gigi-di-

puskesmas

Sudibyo. 2010. Manajemen Jasa Layanan Kesehatan. Surabaya: Unesa

University Press.

Sudibyo. 2012. Manajemen Etik. Surabaya: Unesa University Press.

Sudibyo. 2013. Modul Praktik Kerja Lapangan Di Dinas Kesehatan

Kabupaten Blitar

17

Page 18: PKL BLitar

Lampiran 1

DAFTAR INVENTARIS ALAT POLIKLINIK GIGI PUSKESMAS KANIGORO

No

Nama Barang Jumlah Keterangan

1 Buffet 1 Baik

2 Lemari Alat 1 Baik

3 Dental Chair Unit 2 Kurang Baik

4 Sterilisator 1 Baik

5 Kompresor 1 Baik

6 Kaca Mulut 6 Baik

7 Pinset 6 Baik

8 Sonde 6 Baik

9 Ekskavator 6 Baik

10 Semen Spatel 1 Baik

11 Spatula Plastic 3 Baik

12 Burnisher 2 Baik

13 Semen Stopper 2 Baik

14 Amalgam Stopper 2 Baik

15 Plastic Filling 2 Baik

16 Amalgam Pistol 1 Baik

17 Mortar dan Pestle 2 Baik

18 Sicle scaler 2 Baik

19 Hoe scaler 2 Baik

20 Wing scaler 2 Baik

18

Page 19: PKL BLitar

21 Periodontal probe 1 Baik

22 Tang M3 RA 1 Baik

23 Tang M3 RB 1 Baik

24 Tang molar RA kiri 1 Baik

25 Tang molar RA kanan 1 Baik

26 Tang molar RB 2 Baik

27 Tang premolar RA 1 Baik

28 Tang mahkota RB 4 Baik

29 Tang insisif RA 1 Baik

30 Tang bayonet RA 2 Baik

31 Tang SA insisif RA 2 Baik

32 Tang SA RB 2 Baik

33 Tang SA sulung RB 1 Baik

34 Tang SA sulung RA 1 Baik

35 Bein kecil lurus 1 Baik

36 Bein besar lurus 1 Baik

37 Cryer kiri/kanan 1 Baik

38 Box stainless 2 Baik

39 Tensimeter 1 Baik

40 Stethoscope 1 Baik

41 Dappen glass 1 Baik

42 Glass lab 1 Baik

43 Nierbeken 3 Baik

44 Tempat mata bur 1 Baik

45 Tempat kapas 1 Baik

46 Gelas kumur 7 Baik

19

Page 20: PKL BLitar

47 High speed 3 Baik

48 Low speed contra 2 Baik

49 Scaler elektrik 1 Kurang Baik

20

Page 21: PKL BLitar

Lampiran 2.

DAFTAR BAHAN KEDOKTERAN GIGI DI POLIKINIK GIGI

PUKESMAS KANIGORO

No

Nama Barang

1 Eugenol

2 TKF

3 GIC/ART+Liquid

4 Amalgam

5 Betadine

6 Alkohol 70%

7 Kapas

8 Cotton Roll

9 Cotton Pellet

10 Zinc Oxide+Liquid

11 Chlor ethyl

12 Hand Scoon

13 Masker

14 Flecther+Liquid

15 Zinc Phosphat+Liquid

16 CHKm

17 H2o2

18 Aquadest Steril

21

Page 22: PKL BLitar

22

Page 23: PKL BLitar

Lampiran 3.

DOKUMENTASI KEGIATAN PKL DI PUSKESMAS KANIGORO

Bangunan Puskesmas Kanigoro

Dental Unit Puskesmas Kanigoro

23

Page 24: PKL BLitar

Lemari Penyimpanan Alat dan Bahan

Kegiatan Posyandu Dusun Sawahan

24

Page 25: PKL BLitar

Penyuluhan Posyandu Sawahan

TK Trisula

25

Page 26: PKL BLitar

Penyuluhan TK Trisula

Peserta Penyuluhan TK Trisula

26

Page 27: PKL BLitar

Data Kunjungan Harian Pasien Puskesmas Kanigoro

27

Page 28: PKL BLitar

Lampiran 4.

LEMBAR KEGIATAN HARIAN PKL IKGM LAPANGAN II DI KABUPATEN

BLITAR

TAHUN AJARAN 2014 / 2015

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS HANG TUAH SURABAYA

No Tanggal Kegiatan Paraf Petugas

1. 9 Juni ‘14 ∙ Perkenalan dengan kepala puskesmas dan staf puskesmas

∙ Membantu pelayanan di poli gigi dan UGD2. 10 Juni ‘14 ∙ Mengikuti kegiatan posyandu dan

penyuluhan∙ Membantu pelayanan di KIA dan Kantor

3. 11 Juni ‘14 ∙ Membantu pelayanan di loket∙ Membantu pelayanan di balai pengobatan

4. 12 Juni ‘14 ∙ UKGS∙ Membantu pelayanan di laboratorium

5. 13 Juni ‘14 ∙ Melakukan review tugas keselurahan

6. 14 Juni ‘14 ∙ Membantu pelayanan di poli gigi∙ Berpamitan dengan kepala puskesmas dan

staf puskesmas

Blitar, 14 Juni 2013

Mengetahui,Kepala Puskesmas Kanigoro

Ketut Herawati., drg.

NIP.19781113 200212 2 006

28