PJOK. Kliping

26
PENDIDIKAN JASMANI OLAH RAGA DAN KESEHATAN MAKALAH TENTANG “BULU TANGKIS” Pengampu : Erwan Subeki, S. Pd Disusun Oleh : 1. DWI PURNOMO (07 / XI TP 2 / 28231) 2. DZAKI MUHAMMAD HISYAM (08 / XI TP 2 / 28232) 3. ERWIN WAHYU RAHARJO (09 / XI TP 2 / 28233) 4. FACHRIKA DHANDI REVANANTA (10 / XI TP 2 / 28234) 5. FAJAR ADI SANTOSO (11 / XI TP 2 / 28235) 6. FAJAR DWI ISTIANTO (12 / XI TP 2 / 28236) 7. FAJAR SAMODRO (13 / XI TP 2 / 28237) SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA i

description

.

Transcript of PJOK. Kliping

Page 1: PJOK. Kliping

PENDIDIKAN JASMANI OLAH RAGA DAN KESEHATANMAKALAH TENTANG “BULU TANGKIS”

Pengampu :

Erwan Subeki, S. Pd

Disusun Oleh :

1. DWI PURNOMO (07 / XI TP 2 / 28231)2. DZAKI MUHAMMAD HISYAM (08 / XI TP 2 / 28232)3. ERWIN WAHYU RAHARJO (09 / XI TP 2 / 28233)4. FACHRIKA DHANDI REVANANTA (10 / XI TP 2 / 28234)5. FAJAR ADI SANTOSO (11 / XI TP 2 / 28235)6. FAJAR DWI ISTIANTO (12 / XI TP 2 / 28236)7. FAJAR SAMODRO (13 / XI TP 2 / 28237)

SMK NEGERI 2 YOGYAKARTAJl. AM. Jalan AM. Sangaji 47 Yogyakarta, Telpon : (0274) 513490, Fax : (0274) 512639

E-mail : [email protected] Website : www.smk2-yk.sch.idTahun Pelajaran 2015 / 2016

i

Page 2: PJOK. Kliping

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan rahmat dan karunia-nya sehingga kami dapat menyusun kliping ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam kliping ini kami membahas mengenai “BULU TANGKIS”

Kliping ini dibuat dengan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk menyelesaikannya. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini yang merupakan salah satu tugas dari mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada kliping ini. Oleh karena itu, penulis berharap pembaca untuk memberikan saran serta yang dapat memberi semangat lebih bagi kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan kliping selanjutnya. Akhir kata semoga kliping ini dapat memberi manfaat bagi semua orang dan sebagai penunjang mata pelajaran matematika khususnya pada bab statistika.

Yogyakarta, 1 September 2015

Penyusun

ii

Page 3: PJOK. Kliping

DAFTAR ISI

Halaman Judul..........................................................................................................................i

Kata Pengantar.........................................................................................................................ii

Daftar Isi...................................................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..............................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................1

1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................................................1

BAB 2 PEMBAHASAN

3.1 Latar Belakang.............................................................................................................2

3.2 Sejarah Permainan Bulu Tangkis.................................................................................2

3.3 Peraturan Permainan Bulu Tangkis..............................................................................3

1. Ukuran Lapangan....................................................................................................3

2. Tiang.......................................................................................................................3

3. Jaring.......................................................................................................................3

4. Kok atau Shuttlecock..............................................................................................4

5. Pemain.....................................................................................................................4

6. Pengundian..............................................................................................................4

7. Penilaian .................................................................................................................4

8. Pertandingan Ganda................................................................................................5

9. Pertandingan Tunggal.............................................................................................5

10. Kesalahan................................................................................................................5

11. Umum.....................................................................................................................6

12. Kontinuitas Pemain.................................................................................................7

3.4 Macam – Macam Keterampilan Gerak Permainan Bulu Tangkis................................7

1. Keterampilan Gerak Memegang Raket (Grip)........................................................7

a. Pegangan Cara Inggris (English Grip)..............................................................7

b. Pegangan Backhand (Backhand Grip)..............................................................8

c. Pegangan “Gebuk/Geblek Kasur” atau Panci - Goreng (Frying Pan Grip)......8

2. Keterampilan Gerak Langkah Kaki (Footwork).....................................................9

a. Gerak Langkah Kaki (footwork).......................................................................9

3. Keterampilan Gerak Servis.....................................................................................9

a. Gerak Servis Panjang......................................................................................10

b. Keterampilan gerak servis pendek..................................................................10

4. Keterampilan Gerak Pukulan................................................................................11

a. Gerak Pukulan Lob.........................................................................................11

b. Gerak Pukulan Choop.....................................................................................11

iii

Page 4: PJOK. Kliping

5. Gerak Pukulan Smash...........................................................................................12

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan................................................................................................................13

3.2 Saran...........................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................14

iv

Page 5: PJOK. Kliping

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bulutangkis adalah suatu aktivitas permainan yang menggunakan sebuah raket dan shuttlecock yang dipukul melewati sebuah net. Permainan ini berlaku untuk putra dan putri dengan bentuk tunggal (single), ganda (double), dan ganda campuran (mixed double). Inti permainan ini adalah memukul cock (shutllecock) di lapangan lawan melalui atas net (jaring). Jaring ini membatasi kedua bagian lapangan dimana para pemain berdiri dan melakukan gerakan-gerakan tipuan.

Permainan bulutangkis dapat dimainkan di dalam atau di luar ruangan, di atas lapangan yang dibatasi dengan garis-garis dalam ukuran panjang dan lebar tertentu. Lapangan dibagi dua sama besar dan dipisahkan oleh net yang teregang di tiang net yang ditanam di pinggir lapangan. Alat yang dipergunakan adalah raket sebagai alat pemukul dan shuttlecock sebagai bola yang dipukul. Keterampilan gerak dalam permainan bulutangkis, meliputi: keterampilan memegang raket (grip), keterampilan menempatkan posisi, langkah kaki (footwork) dan pukulan (strokes) yang meliputi: servis, pukulan forehand, pukulan backhand, pukulan lob, serta pukulan smash.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah :1. Bagaimana sejarah permainan Bulu tangkis?2. Apa sajakah peraturan dalam permainan bulu tangkis?3. Apa saja Keterampilan Gerak Permainan Bulutangkis?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini salah satunya yaitu untuk menyelesaikan tugas mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan dan tentunya untuk menambah pengetahuan penulis dan pembaca tentang permainan bulu tangkis atau mungkin menumbukan minta dan bakat para pembaca dengan membaca makalah ini.

1

Page 6: PJOK. Kliping

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Latar Belakang

Bulutangkis adalah suatu aktivitas permainan yang menggunakan sebuah raket dan shuttlecock yang dipukul melewati sebuah net. Permainan ini berlaku untuk putra dan putri dengan bentuk tunggal (single), ganda (double), dan ganda campuran (mixed double). Inti permainan ini adalah memukul cock (shutllecock) di lapangan lawan melalui atas net (jaring). Jaring ini membatasi kedua bagian lapangan dimana para pemain berdiri dan melakukan gerakan-gerakan tipuan.

Permainan bulutangkis dapat dimainkan di dalam atau di luar ruangan, di atas lapangan yang dibatasi dengan garis-garis dalam ukuran panjang dan lebar tertentu. Lapangan dibagi dua sama besar dan dipisahkan oleh net yang teregang di tiang net yang ditanam di pinggir lapangan. Alat yang dipergunakan adalah raket sebagai alat pemukul dan shuttlecock sebagai bola yang dipukul. Keterampilan gerak dalam permainan bulutangkis, meliputi: keterampilan memegang raket (grip), keterampilan menempatkan posisi, langkah kaki (footwork) dan pukulan (strokes) yang meliputi: servis, pukulan forehand, pukulan backhand, pukulan lob, serta pukulan smash.

2.2 Sejarah Permainan Bulu Tangkis

Negara asal permainan bulutangkis sampai saat ini belum diketahui dengan pasti, dokumen-dokumen sejarah membuktikan bahwa permainan tersebut dijumpai di negara cina yang dimainkan dengan raket kayu dan sebuah bola yang berbulu. Ada dituliskan pula bahwa dalam abad ke –12 permainan bulutangkis dimainkan di puri-puri bangsawan di Inggris.

Di India bulutangkis dimainkan di Poona dan karena itu permainan itu dinamakan permainan “poona”, sekitar tahun 1870. Jadi belum dapat ditentukan dengan pasti apakah perwira Inggris membawa permainan itu ke India atau sebaliknya. Nama “badminton” berasal dari nama kota badminton di wilayah Glousectershire, yang tidak jauh letaknya dari Bristol. Peraturan permainan bulutangkis pertama dibuat dalam tahun 1877, kemudian direvisi pada tahun 1887. Revisi berikutnya diadakan pada tahun 1890, selanjutnya revisi dilakukan hingga saat ini. Kejuaraan All England yang pertama diselenggarakan dalam tahun 1897 dan diselesaikan dalam satu hari. Pertandingan All England yang pertama ini merupakan sukses besar bagi perkembangan permainan bulutangkis di Inggeris. International Badminton Federation atau IBF didirikan pada tanggal 5 Juli tahun 1934 oleh negara-negara Inggeris, Kanada, Denmark, Perancis, Irlandia, Belanda, Selandia Baru, Skotlandia dan Wales. Semula IBF akan menyelenggarakan suatu kompetisi international pada tahun 1939, tetapi dengan pecahnya perang Dunia ke-II, kompetisi itu baru dapat dilaksanakan pada tahun 1948/1949. untuk juara kompetisi antar negara itu telah disediakan sebuah piala bergilir, dihadiahkan oleh sir George Thomas. Piala tersebut kemudian dikenal dengan nama “Thomas Cup”, yang sebetulnya bernama “The International Badminton Championship Challenge Cup”.

2

Page 7: PJOK. Kliping

2.3 Peraturan Permainan Bulu Tangkis

Peraturan permainan bulutangkis ditetapkan oleh WBF (World Badminton Federation). Beberapa peraturan tersebut adalah :

Gambar 2.3.1 Lapangan permainan bulutangkis

1. Ukuran Lapangan

a. Garis di dalam lapangan ditandai dengan warna putih, hitam, atau warna lainnya yang terlihat jelas, dengan tebal garis 3,8 cm (1½ inci). Dalam menandai lapangan, lebar dari garis tengah lapangan harus dibagi dua, sama antara bidang servis kanan dan kiri. Ketebalan garis servis pendek dan garis servis panajng (masing-masing 3,8 cm atau (1½ inci) harus berada di dalam ukuran 13” atau sama dengan 3,96 m yang dicantumkan sebagai panjang lapangan servis, dan ketebalan dari semua garis batasnya (masing-masing 3,8 cm atau 1½ inci) harus berada dalam batas ukuran yang telah ditentukan.

b. Jika ruang yang tersedia tidak memungkinkan pemberian tanda batas lapangan untuk permainan ganda, dapat dibuat tanda-tanda hanya untuk permainan tunggal. Garis batas belakang juga menjadi garis servis panjang, dan tiang-tiang atau garis batas pada jaring akan ditempatkan pada garis samping lapangan.

2. Tiang

Tinggi kedua tiang adalah 155 cm (5 kaki 1 inci) dari lantai. Tiang harus kuat, agar jaring tegang dan lurus dan ditempatkan pada garis batas samping lapangan.

3. Jaring

Jaring harus dibuat dari tali halus yang dimasak dan dijala dengan jaring 1,6 cm sampai dengan 2, 0 cm. Jaring harus terentang 76 cm. Ujung atas jaring harus berada 152 cm (5 kaki) dari lantai pada pertengahan lapangan dan 155 cm dari lantai pada tiang-tiangnya. Jaring harus mempunyai tepi dari pita putih selebar 3,8 cm, serta bagian tengah pita tersebut didukung oleh kawat atau tali, yang ditarik dan ditegangkan dari ujung-ujung tiang.

3

Page 8: PJOK. Kliping

4. Kok atau Shuttlecock

Sebuah shuttlecock harus memiliki berat 4,8-5,6 gram dan mempunyai 14-16 helai bulu yang dilekatkan pada kepala dari gabus yang berdiameter 2,5-2,9 cm. Panjang bulu dari ujung bawah sampai ujung yang menempel pada dasar gabus kepalanya adalah 6,2 – 6,9 cm. Bulu-bulu ini menyebar menjauhi gabus dan berdiameter 5,5-6,3 cm pada ujung bawahnya, serta diikat dengan benang atau bahan lain cocok sehingga kuat.

5. Pemain

Permainan harus dimainkan oleh masing-masing satu permainan di satu sisi lapangan (pada permainan tunggal) atau masing-masing dua pemain di satu sisi (pada permainan ganda). Sisi lapangan tempat tim yang mendapat giliran melakukan servis dinamakan sisi dalam (inside), sedangkan sisi yang timnya menerima servis dinamakan sisi luar (outside).

6. Pengundian

Sebelum pertandingan dimulai, wasit memanggil kedua tim/pemain yang berlawanan untuk mengundi pihak yang berhak melakukan servis pertama dan memilih sisi lapangan bagi timnya untuk memulai permainan.

7. Penilaian

Ada beberapa macam penilaian :

a. Jumlah nilai (skor) permainan ganda atau tunggal putra, terdiri atas 15 angka, seperti yang telah ditentukan sebelumnya. Misalnya, dalam pertandingan dengan nilai 15, bila kedua belah pihak telah mencapai angka 14 sama. Pihak yang pertama kali memperoleh angka 14 dapat menambahkan nilai akhir dengan 3 angka (dikenal dengan sebutan setting game). Jika pertandingan telah ditetapkan (diset), maka nilai awal yang ditentukan dinamakan “love-all”. Pihak pertama yang mencapai angka 3 dinyatakan sebagai pemenang.

b. Jumlah skor pada pertandingan tunggal putri adalah 11 angka. Jika telah dicapai angka 10-10 , maka pihak yang lebih dahulu mencapai angka 10 berhak menambah nilai tambahan akhir dengan 3 angka. Pihak yang pertama mencapai 3 angka dinyatakan sebagai pemenang. c. Kedua pihak yang bertanding akan memainkan tiga sel pertandingan untuk menentukan pemenang. Pemain yang mampu memenangkan lebih dahulu 2 sel pertandingan (2 games) akan dinyatakan sebagai pemenang. Pemain akan bertukar sisi lapangan (tempat) pada setiap akhir suatu game. Pada game ketiga, pemain juga akan berpindah lapangan ketika nilai akhir mencapai :

1) Skor 8 pada pertandingan dengan 15 angka2) Skor 6 pada pertandingan dengan 11 angka3) Skor 11 pada sistem reli poin 21 angka

4

Page 9: PJOK. Kliping

Keterangan : Aturan reli poin adalah 1 game terdiri atas 21 poin. Jika kedua pemain mencapai poin 20-20, maka terjadilah deuce (yus). Pemenang dapat ditentukan jika telah muncul selisih 2 poin (misalnya 22-20). Bila selisih masih 1 poin (21-20), pemenang belum dapat ditentukan. Angka maksimal tiap game adalah 30. Dengan demikian, jika terjadi poin 29-29, maka pemenangnya adalah pemain yang terlebih dulu mencapai angka 30.

8. Pertandingan Ganda

Beberapa peraturan dalam pertandingan ganda adalah sebagai berikut :

1) Telah ditetapkan pihak mana yang akan melakukan servis pertama pemain di bidang servis kanan memulai pukulan servis ke arah lawan yang berdiri secara diagonal dihadapannya.

2) Pukulan servis pertama yang dilakukan pihak berada di sisi dalam lapangan selalu dilakukan dari bidang servis kanan.

3) Hanya pemain yang menjadi “sasaran” servis saja yang boleh menerima servis. Jika shuttlecock tersentuh atau dipukul oleh pemain pasangannya, pihak yang berada disisi dalam mendapat angka.

4) Hanya satu pemain pada pihak yang melakukan servis permulaan atau pertama dari suatu pertandingan yang dapat melakukan pukulan servis tersebut.

5) Jika seorang pemain melakukan servis yang tidak pada gilirannya atau dari sisi lapangan yang salah, dan pihak yang melakukan servis yang memenangkan reli tersebut, maka akan terjadi let kembali yang harus diajukan sebelum pukulan servis berikut dilakukan.

9. Pertandingan Tunggal

Dalam pertandingan tunggal, peraturan 8a dan 8e berlaku pada pertandingan tunggal. Tambahan peraturan untuk pertandingan tunggal adalah sebagai berikut:

1) Permaianan akan melakukan servis dari atau menerima servis dari bidang servis kanan hanya bila nilai pelaku servis adalah 0 atau angka genap pertandingan. Servis dilakukan dan diterima dari bidang servis kiri bila nilai pelaku servis merupakan angka ganjil.

2) Kedua pemain yang bertanding akan mengubah bidang servis tempat masing-masing pemain itu berdiri setiap kali sebuah angka dibuat.

10. Kesalahan

Kesalahan yang dilakukan pemain yang berada pada sisi dalam lapangan akan menggagalkan servis yang dilakukannya. Jika kesalahan dilakukan oleh pemain yang berada di sisi luar (sisi lapangan yang menerima servis), maka satu angka diperoleh pihak yang berada di sisi dalam (sisi lapangan yang melakukan servis). Kesalahan terjadi apabila :

5

Page 10: PJOK. Kliping

1) Saat melakukan servis, posisi shuttlecock pada saat disentuh raket berada di atas ketinggian pinggang pemain; atau salah satu bagian dari kepala raket berada pada posisi lebih tinggi dari salah satu bagian tangan pelaku servis yang memegang raket ketika shuttlecock disentuh raket.

2) Saat melakukan servis, shuttlecock jatuh ke bidang servis yang salah yakni ke sisi yang tidak berhadapan diagonal dengan pelaku servis; atau jatuh di muka garis servis pendek; atau jatuh dibelakang garis servis panjang; atau jatuh di luar garis batas samping lapangan.

3) Kaki pelaku servis tidak berada dalam bidang servisnya, atau kaki penerima servis tidak berada dalam bidang servisnya yang terletak bersebarangan diagonal dan bidang servis pelaku servis, sampai pukulan servis selesai dilakukan.

4) Sebelum atau ketika melakukan servis, salah satu pemain melakukan gerak tipu atau pura-pura atau secara sengaja mengejutkan lawannya.

5) Pada servis ataupun sedang reli, shuttlecock jatuh di luar garis batas lapangan, melayang menembus atau di bawah jaring, menyentuh langit-langit, menyentuh dinding samping, atau menyentuh tubuh atau pakaian pemain.

6) Shuttlecock yang sedang dalam permainan dipukul sebelum menyeberang ke sisi lapangan pihak yang melakukan pukulan.

7) Waktu shuttlecock dalam permainan, pemain menyentuh jaring atau tiang penyangga dengan raket, bagian tubuh, atau bajunya.

8) Shuttlecock menempel pada raket saat pukulan dilakukan atau shuttlecock dipukul dua kali berurutan.

9) Saat dalam permainan, seorang pemain tersentuh shuttlecock ketika ia berada di dalam atau di luar batas lapangan.

10) Pemain menghalang-halangi lawan.

11. Umum

1) Pelaku servis tidak boleh melakukan servis hingga penerima servis dalam keadaan siap. Penerima servis dianggap siap jika ia melakukan gerakan untuk menerima servis yang telah dibayangkan.

2) Pelaku dan penerima servis harus berdiri di dalam batas bidang servisnya masing-masing dan bagian dari kedua kaki pemain ini harus tetap bersentuhan dengan lantai, dalam posisi diam, hingga shuttlecock disentuh raket.

3) Jika saat servis atau reli, shuttlecock menyentuh dan tidak melampui jaring, maka hal itu dianggap tidak sah.

4) Jika saat servis dan reli, shuttlecock tersangkut pada net, maka diajukan let.

5) Jika penerima servis dinyatakan salah karena bergerak pada saat servis sedang dilakukan, atau karena tidak berada dalam batas bidang servis yang seharusnya,

6

Page 11: PJOK. Kliping

sementara pada saat yang sama pelaku servis juga dinyatakan melakukan kesalahan, maka diajukan let.

6) Jika diajukan let, permainan yang terjadi servis sejak servis terakhir yang benar, tidak dihitung. Pemain yang baru saja melakukan servis akan melakukan servis ulang, kecuali jika peraturan lain telah ditetapkan.

7) Jika pelaku servis pada saat melakukan servis tidak mengenai shuttlecock, maka ia dianggap melakukan kesalahan (fault); tetapi jika shuttlecock tersentuh raket, servis telah dianggap telah dilakukan.

8) Jika dalam permainan shuttlecock menyentuh jaring dan tetap tersangkut disana, atau menyentuh jaring dan jatuh di posisi pemukulnya, atau menyentuh lantai diluar lapangan; dan pemain lawan menyentuh jaring atau shuttlecock dengan raket dan tubuhnya, maka tidak ada pinalti, sebab shuttlecock dianggap dalam permainan.

9) Jika pemain memukul shuttlecock dengan arah ke bawah , ketika berada dekat jaring dengan harapan bahwa shuttlecock akan terpukul kembali olehnya, hal ini dianggap menghalangi

10) lawan. Maka wasit wajib menyatakan kesalahan (fault) atau let, jika hal tersebut terjadi tanpa pemain mengajukannya. Jika pemain mengajukan hal tersebut, maka wasit harus memberikan keputusan.

12. Kontinuitas Permainan

Permainan harus berkelanjutan dari servis yang pertama hingga akhir pertandingan, ketika tim menang diputuskan, kecuali :

1) Pada internasional Badminton Championship dan Ladies Internasional Badminton Championship harus diizinkan suatu waktu istirahat (tidak lebih dari 5 menit) yakni antara pertandingan kedua dan ketiga.

2) Di daerah yang kondisi cuacanya menyebabkan waktu istirahat dibutuhkan (maksimal 5 menit), yakni antara pertandingan kedua dan ketiga, baik untuk tunggal, ganda atau keduanya.

3) Karena keadaan yang tak terhindarkan oleh pemain, wasit dapat menunda permainan hingga waktu yang menurut pertimbangannya dibutuhkan.

2.4 Macam – Macam Keterampilan Gerak Permainan Bulu Tangkis

1. Keterampilan Gerak Memegang Raket (Grip)

a) Pegangan Cara Inggris (English Grip)

Gambar 2.4.1 Pegangan cara inggris

7

Page 12: PJOK. Kliping

Raket dipegang dengan permukaan raket menghadap kekiri dan ke kanan, hingga bagian tepi raket lurus dengan ujung huruf V yang dibentuk oleh pangkal ibu jari dan pangkal telunjuk. Pada cara ini sering terjadi kesalahan-kesalahan yaitu: pegangan kurang kuat, posisi tangan tidak seperti menjabat tangan, pegangan tidak dilakukan oleh pangkal ibu jari dan pangkal telunjuk, dan pergelangan tangan terlalu kaku.

b) Pegangan Backhand (Backhand Grip)

Gambar 2.4.2 Pegangan backhand

Raket dipegang dengan permukaan raket menghadap kekiri dan ke kanan, tetapi raket diputar dengan putaran ke kanan, hingga ibu jari pemegang raket melekat atau menumpu pada bagian yang lebar daripada handle. Kesalahan-kesalahan yang sering terjadi ketika memegang raket cara backhand, yaitu: pegangan kurang kuat, posisi tangan telungkup, ibu jari tidak melekat di handle, dan pergelangan tangan terlalu kaku.

c) Pegangan “Gebuk/Geblek Kasur” atau Panci - Goreng (Frying Pan Grip)

Gambar 2.4.3 Pegangan “gebuk kasur”

Raket dipegang dengan permukaan raket menghadap kekiri dan ke kanan, tetapi raket diputar dengan putaran ke kiri, hingga muka raket menghadap ke bawah/atas. Kesalahan-kesalahan yang sering terjadi ketika memegang raket cara “gebuk kasur”, yaitu: pegangan kurang kuat, posisi tangan tidak telungkup, ibu jari tidak melekat di handle, muka raket tidak menghadap ke bawah/atas, dan pergelangan tangan terlalu kaku.

8

Page 13: PJOK. Kliping

2. Keterampilan Gerak Langkah Kaki (Footwork)

a) Gerak Langkah Kaki (footwork)

Langkah kaki merupakan modal pokok untuk dapat memukul bola dengan tepat. Langkah kaki yang ringan dan luwes akan memudahkan seseorang bergerak ke tempat bola datang dan bersiap untuk memukul.

Gambar 2.4.4 Gerakan langkah kaki berurutan

Gambar 2.4.6 Gerak langkah kakibergantian/silang

Gambar 2.4.7 Gerak langkah kaki lebar dan loncatan

3. Keterampilan Gerak Servis

Servis dalam bulutangkis sangat penting, oleh karena itu harus bisa dikuasai cara melakukan servis dengan baik dan berbagai variasi. Sikap dan cara yang benar dalam memukul servis adalah: bola servis harus masuk di area lapangan servis lawan, posisi kaki tidak menginjak garis saat servis, posisi bola yang akan dipukul tidak boleh

9

1) Langkah berurutan, baik langkah ke depan, samping maupun ke belakang. Kaki kanan dan kiri bergerak berturutan atau berdampingan.

2) Langkah bergantian atau bersilang (seperti berlari), kaki kanan dan kiri bergantian melangkah.

3) Langkah lebar dengan loncatan, satu atau dua langkah kecil dan diakhiri dengan langkah lebar dengan jalan meloncat.

Page 14: PJOK. Kliping

lebih tinggi dari pusar pemain yang akan melakukan servis, gerak lanjut (follow through) sangat diperlukan agar siap untuk melakukan pukulan berikutnya.

a) Gerak Servis Panjang

Gambar 2.4.9 Gerakan servis panjang

Gerak Servis panjang dapat dilakukan sebagai berikut :

1) Berdiri kedua kaki dibuka salah satu di depan keadaa rileks.2) Tangan kiri memegang shutllecock, tangan kanan memegang raket.3) Ayunkan raket dari belakang bawah atas dan lepaskan shutllecock hingga

terjadi persentuhan.4) Shutllecock harus melambung tinggi.5) Lakukan secara berulang-ulang dengan berusaha melewati net.

Kesalahan yang sering terjadi ketika melakukan servis panjang dalam bulutangkis adalah sikap badan kaku, footwork lambat, tergesa-gesa, servis terlalu panjang atau terlalu pendek, kaki/badan kurang rileks dan seimbang, dan tidak diikuti gerak lanjut.

b) Keterampilan gerak servis pendek

Gambar 2.4.10 Gerakan servis pendek

Gerak Servis pendek dapat dilakukan sebagai berikut :

1) Berdiri 10 cm dari garis servis pendek.2) Kaki kanan didepan dan berat badan tertumpu pada kaki kanan.3) Tangan kiri memegang kok dantangan kanan memegang raket.4) Ayunkan raket dengan pelan dan lepaskan kok hingga terjadi persentuhan.5) Persentuhan terjadi dibawah pinggang dan sasarannya garis servis pendek.

Kesalahan yang sering terjadi ketika servis pendek dalam bulutangkis adalah sikap badan kaku, cara memukul bola yang kurang pas/tidak masuk daerah servis,

10

Page 15: PJOK. Kliping

cara memegang raket, cara memegang shuttlecock yang kurang benar, kaki/badan kurang rileks dan seimbang, dan tidak diikuti gerak lanjutan.

4. Keterampilan Gerak Pukulan

a) Gerak Pukulan Lob

Gambar 2.4.11 Gerakan pukulan lob

Pukulan lob dalam bulutangkis dapat berfungsi untuk mengatur serangan. Gerakan ini dapat dilakukan sebagai berikut :

1) Posisi siap dengan kaki kiri di depan kaki kanan dibelakang.2) Pandangan ke arah datangnya kok.3) Raket di belakang kepala dimana siku dan bahu harus diatas.4) Persentuhan terjadi di depan atas kepala.5) Sasaran adalah garis belakang.6) Gerak lanjut (follow through) sangat diperlukan agar siap untuk melakukan

pukulan berikutnya.

Kesalahan yang sering terjadi ketika melakukan gerak pukulan lob dalam bulutangkis adalah sikap badan kaku, cara memukul bola lob yang kurang pas, cara memegang raket, kaki/badan kurang rileks dan seimbang, dan tidak diikuti gerak lanjutan.

b) Gerak Pukulan Choop

Gambar 2.4.12 Gerakan pukulan choop

Gerakan ini dapat dilakukan sebagai berikut :

1) Posisi siap dan kaki kiri di depan kaki kanan di belakang.2) Pandangan ke arah datangnya kock.

11

Page 16: PJOK. Kliping

3) Raket di belakang kepala di mana siku dan bahu harus diatas.4) Persentuhan terjadi di depan atas kepala.5) Sasaran adalah daerah paling depan dekat net pertahan lawan.

Kesalahan yang sering terjadi ketika melakukan gerak pukulan choop dalam bulutangkis adalah sikap badan kaku, cara memukul bola choop yang kurang pas, cara memegang raket, kaki/badan kurang rileks dan seimbang, dan tidak diikuti gerak lanjutan.

c) Gerak Pukulan Smash

Gambar 2.4.13 Gerakan pukulan smash

Pukulan smash dalam bulutangkis sangat penting untuk serangan. Oleh karena itu, smash dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1) Posisi siap dengan kaki kiri di depan kaki kanan di belakang.2) Pandangan ke arah datangnya kok.3) Raket di belakang kepala di mana siku dan bahu harus di atas.4) Persentuhan terjadi didepan atas kepala.5) Sasaran adalah daerah kosong pertahanan lawan.6) Pukulan harus dengan power yaitu kuat dan cepat.

Kesalahan yang sering terjadi ketika pukulan Smash bulutangkis adalah sikap badan kaku, langkah kaki/footwork yang kurang pas, tergesa-gesa, servis terlalu lemah sehingga nyangkut atau terlalu kuat sehingga keluar, kaki/badan kurang rileks dan seimbang, dan tidak diikuti gerak lanjut.

12

Page 17: PJOK. Kliping

BAB IIIPENUTUP

3.1 Kesimpulan

Permainan bulutanngkis merupakan permainan yang sangat digemari di Indonesia. Permainan ini membutuhkan tempat yang tidak terlalu luas untuk memainkannya. Permainan ini minimal dapat dimainkan oleh dua orang dan maksimal oleh empat orang.

3.2 Saran

Permainan bulutangkis harus dibina sejak usia dini untuk menghasilkan bibit atlit yang berpotensi. Untuk itu atlit alit besar Indonesia perlu mendidik anak usia dini dalam bermain bulutangkis agar dapat mengangkat nama baik Bangsa Indonesia.

13

Page 18: PJOK. Kliping

DAFTAR PUSTAKA

http://tugasningrumhandayani.blogspot.com/2014/06/makalah-bulu-tangkis.html

Anonim. Peraturan Permainan Bulu Tangkis. Diakses pada tanggal 10 Desember 2013. Pukul 21.00. Di http://prismakehidupan.wordpress.com/.

Fourtofour, Aris. 2012. Sejarah Olahraga Bulu Tangkis (Badminton). Diakses pada tanggal 10 Desember 2013. Di http://www.kumpulansejarah.com/2012/11/sejarah-olahraga-bulutangkisbadminton.html?m=1

Ihsan, Azam. 2013. Teknik Dasar Permainan Bulutangkis. Diakses pada tanggal 10 Desember 2013. Di http://azamihsan87.blogspot.com/2013/01/b-tehnik-dasar-permainan-bulutangkis.html?m=1.

Kemendikbud. 2014. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Jakarta. Balitbang.

14