Piutang pajak

29
1 PIUTANG PAJAK OLEH FITRIKA MANURUNG 1201120101 ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU 2013

Transcript of Piutang pajak

Page 1: Piutang pajak

1

PIUTANG PAJAK

OLEH

FITRIKA MANURUNG

1201120101

ADMINISTRASI BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU

2013

Page 2: Piutang pajak

2

DAFTAR ISI

Isi Halaman

DAFTAR ISI ............................................................................................. i

PENDAHULUAN .............................................................................. 3

A. Latar belakang ............................................................................. 3

B. Tujuan ........................................................................................ 4

PEMBAHASAN ................................................................................ 5

A. Pembahasan ................................................................................. 5

PENUTUP ........................................................................................... 19

A. Kesimpulan ................................................................................. 19

B. Saran ........................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA

Page 3: Piutang pajak

3

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar belakang

”Piutang meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk

individu, perusahaan atau organisasi lainnya” Seomarso berpendapat, bahwa Piutang

merupakan kebiasaan bagi perusahaan untuk  memberikan kelonggaran-kelonggaran kepada

para pelanggan pada waktu melakukan penjualan. Kelonggaran-kelonggaran yang diberikan

biasanya dalam bentuk mempernolehkan para pelanggan tersebut membayar kemudian atas

penjualan barang atau jasa yang dilakukan (Soemarso, 2004 : 338).Sedangkan menurut buku

Akuntansi Perpajakan Sukrisno Agoes dan Estralita Trisnawati, Piutang adalah hak

perusahaan kepada pihak lain yang akan diterima dalam bentuk kas.

Pajak pada dasarnya merupakan iuran umum untuk mengisi kas negara/daerah yang

menurut ketentuan perundang-undangan bersifat memaksa untuk membiayai pengeluaran

umum, dan kepada pembayar pajak tidak diberikan imbalan secara langsung. Setiap

perusahan memiliki kegiatan oprasional usaha. Kegiatan pajak piutang peraturan pajak

piutang harus di patuhi ketetapanny karena di perkuat undang-undang keuangan

perbankan.Syarat-syarat pendirian perusahaan salah satunya yaitu syariat pendidikan . Bidang

usaha. Tatacara pendirian, Syarat izin usaha. Dan pajak piutang itu seperti ketetapan yg

harus di patuhi oleh si pembuat perjanjian karena memiliki undang2.

Page 4: Piutang pajak

4

B.Tujuan

Agar para pembaca mengerti dan mengetahui tentang:

1.Definisi Piutang Pajak

2. Keberadaan piutang pajak di perusahaan maupun pemerintah.

Page 5: Piutang pajak

5

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Piutang Pajak

PIUTANG

1. Definisi Piutang

Piutang dagang merupakan jumlah yang terutang oleh pembeli yang timbul karena

penjualan kepadanya barang dagangan atau jasa atau aktiva lainnya yang dilakukan secara

kredit. Piutang dagang biasanya berupa suatu tagihan kepada pembeli yang tidak disertai

dengan dokumen yang mempunyai kekuatan hokum yang dapt memaksa debitur untuk

melakukan pembayaran. Oleh karena itu piutang ini sangatt riskan terhadap kemungkinan

tidak terbayar dikarenakan berbagai hal. Oleh karenanya dalam melakukan penjualan secara

kredit perusahaan harus yang harus dilakukan antara lain:

1. Character,

karakter merupakan sifat dasar atau tabiat dari seseorang yang sangat menentukan

pola piker dan pola tindakannya. Karakter pelanggan yang akan melakukan

pembelian kredit harus betul – betul dijadikan referensi.

2. Criterion,

criteria lebih sebagai ukuran/skala/golongan pelanggan apakah dia termasuk

pelanggan tetap atau bukan, apakah dia termasuk pelanggan kecil, menengah atau

besar. Termasuk apakah perusahaan pelanggan dalam keadaan sehat atau tidak.

Page 6: Piutang pajak

6

3. Commitment,

komitmen menyangkut tanggungjawab seseorang terhadap setiap apa yang telah

disepakati, pernah tidaknya seorang pelanggan mengingkari suatu kesepakatan

merupakan ukuran penting tingkat komitmen pelanggan yang bersangkutan.

4. Credibility,

kredibilitas menunjukkkan tingkat kepercayaan terhadap seseorang. Kepercayaan ini

dapat terbentuk dari pengetahuan tentang Capital (modal) dan Capacity (kemampuan)

pelanggan untuk memenuhi kewajibannya

5. Credit amount,

pemberian kredit kepada seorang pelanggan perlu ditetapkan batas maksimumnya,

pemberian kredit kepadanya tidak diperbolehkan melebihi batas maksimumnya yang

dihitung dengan memperhatikan keempat karakteristik sebelumnya.

2. Klasifikasi Piutang

Tagihan bisa timbul dari berbagai macam sumber, tetapi jumlah yang terbesar

biasanya timbul dari penjualan barang atau jasa. Tagihan-tagihan yang dimiliki perusahaan

dapat dibaagi dalam dua kelompok yaitu :

1. Tagihan-tagihan yang tidak didukung dengan janji tertulis disebut piutang.

2. Tagihan-tagihan yang didukung dengan janji tertulis disebut piutang wesel.

Piutang diklasifikasikan lagi dalam beberapa judul sebagai berikut :

- Piutang dagang (usaha)

Piutang Usaha terjadi karena adanya pemberian kredit pada transaksi penjualan dari

penjual pada konsumen. Piutang dapat dicatat jika barang telah diserahkan. Terhadap piutang

yang diragukan tingkat kolektabilitasnya, perusahaan dapat menghapuskan dan

membebankannya pada cadangan dimaksud. Meskipun demikian, ketentuan pajak tidak

memperkenankan pada cadangan penghapusan tersebut. Ketentuan pajak lebih melihat

realitas dan memberlakukan metode penghapusan langsung (direct written off).

Page 7: Piutang pajak

7

 Adapun syarat-syarat penghapusan piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih menurut UU

PPh Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 6 ayat (1) huruf (h) adalah sebagai berikut

(h.) piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih dengan syarat:

1. Telah dibebankan sebagai biaya dalam laporan laba rugi komersial;

2. Wajib Pajak harus menyerahkan daftar piutang yang tidak dapat ditagih kepada

Direktorat Jenderal Pajak; dan

3. Telah diserahkan perkara penagihannya kepada Pengadilan Negeri atau instansi

pemerintah yang menangani piutang negara; atau adanya perjanjian tertulis mengenai

penghapusan piutang/pembebasan utang antara kreditur dan debitur yang

bersangkutan; atau telah dipublikasikan dalam penerbitan umum atau khusus; atau

adanya pengakuan dari debitur bahwa utangnya telah dihapuskan untuk jumlah utang

tertentu;

4. syarat sebagaimana dimaksud pada angka 3 tidak berlaku untuk penghapusan piutang

tak tertagih debitur kecil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf k;yang

pelaksanaannya diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri

Keuangan;

Akan tetapi pembentukan cadangan/pemupukan dana cadangan untuk jenis usaha tertentu,

diperkenankan membentu penyisihan (cadangan) sesuai dengan PMK-81/PMK.03/2009 dan

ketentuan perpajakan UU PPh Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 9 ayat (1) huruf (c) yang

berbunyi sebagai berikut;

(c.) Pembentukan atau pemupukan dana cadangan, kecuali:

1. cadangan piutang tak tertagih untuk usaha bank dan badan usaha lain yang

menyalurkan kredit, sewa guna usaha dengan hak opsi, perusahaan pembiayaan

konsumen, dan perusahaan anjak piutang;

2.  cadangan untuk usaha asuransi termasuk cadangan bantuan sosial yang dibentuk oleh

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial;

3. cadangan penjaminan untuk Lembaga Penjamin Simpanan;

4. cadangan biaya reklamasi untuk usaha pertambangan;

5. cadangan biaya penanaman kembali untuk usaha kehutanan; dan

Page 8: Piutang pajak

8

6.  cadangan biaya penutupan dan pemeliharaan tempat pembuangan limbah industri

untuk usaha pengolahan limbah industri,

Metode penghapusan piutang uang yang digunakan :

1. Metode Penghapusan Langsung (Direct Write-off Method)

Pada periode dimana terdapat piutang yang tidak dapat ditagih, maka ada saat itu dilakukan

pencatatan.

Jurnal :

Biaya piutang yang tidak tertagih                   xxx

                        Piutang Dagang                                              xxx

1. Metode Penyisihan/Pencadangan (Allowance Method)

Piutang yang diperkirakan tidak dapat ditagih dicatat melalui ayat jurnal.

Jurnal :

Biaya piutang yang tidak tertagih                   xxx

                        Penyisihan piutang tidak tertagih                    xxx

- Piutang bukan dagang

Piutang juga dapat timbul karena pemberian pinjaman kepada pihak ketiga dan pegawai,

klaim asuransi, restitusi pajak, royalty, dan lain-lain.

 

Piutang dalam Hubungan Istimewa

Piutang dalam hubungan istimewa merupakan saldo tagihan dari transaksi yang dilakukan

dengan pihak dimana perusahaan mempunyai hubungan istimewa. Piutang dalam hubungan

istimewa dapat timbul karena terjadinya transaksi seperti ;

Page 9: Piutang pajak

9

1. Pengeluaran atau pembebanan yang dilakukan oleh WP kepada pihak lain dalam

hubungan istimewa untuk biaya suatu usaha, seperti sewa kantor, asuransi, listrik, dan

lain-lain; penjualan harta tetap seperti mesin di mana pengeluaran atau pembebanan

tersebut akan ditagih lagi kepada pihak tersebut

2. Peminjaman dana

3. Transaksi penyerahan barang atau penyerahan jas

Menurut UU PPh Nomor 36 tahun 2008 pasal 18 ayat 4,

(4) Hubungan istimewa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) sampai dengan ayat (3d), Pasal

9 ayat (1) huruf f, dan Pasal 10 ayat (1) dianggap ada apabila:

1. Wajib Pajak mempunyai penyertaan modal langsung atau tidak langsung paling

rendah 25% (dua puluh lima persen) pada Wajib Pajak lain; hubungan antara Wajib

Pajak dengan penyertaan paling rendah 25% (dua puluh lima persen) pada dua Wajib

Pajak atau lebih; atau hubungan di  antara dua Wajib Pajak atau lebih yang disebut

terakhir;

2. Wajib Pajak menguasai Wajib Pajak lainnya atau dua atau lebih Wajib Pajak berada

di bawah penguasaan yang sama baik langsung maupun tidak langsung; atau

3. terdapat hubungan keluarga baik sedarah maupun semenda dalam garis keturunan

lurus dan/atau ke samping satu derajat.

- Piutang penghasilan.

Piutang sangat penting dalam kegiatan penghimpunan bukti untuk keperluan fiskal. Hal ini

dilakukan karena sebaiknya sistem akuntansi dapat menyajikan saldo piutang kepada pihak

yang ada dalam hubungan istimewa dengan maksud untuk mempermudahkan fiskus dalam

mengetahui apakah wajib pajak melakukan penghindaran pembayaran pajak melalui

penetapan harga transfer (transfer pricing). Adapun keterangan-keterangan yang dibutuhkan

dalam pembukuan piutang yaitu ;

Page 10: Piutang pajak

10

1. Nama dan alamat lengkap debitur

2. Jumlah Piutang kepada masing-masing debitur

3. Saat timbul maupun berkurangnya piutang

4. Jenis Piutang

5. Hak Penerimaan bunga

6. Tanggal Jatuh Tempo piutang

7. Jumlah Piutang yang dapat dihapuskan

8. Keterangan lainnya yang berkaitang dengan piutang

Metode penghapusan secara langsung

Metode penghapusan langsung umumnya di gunakan oleh perusahan yang relative baru

berdiri, yang belum mempunyai cukup data-data historis tentang piutang-piutangnya, atau

perusahaan yang sebagian kecil saja dari penjualannya yang dilakukan secara kredit. Pada

perusahaan-perusahaan besar atau perusahaan yang sebagian besar penjualannya dilakukan

secara kredit, yang sudah memiliki data-data historis tentang piutang-piutangnya,

penggunaan metode ini dirasa kurang dapat memberikan informasi yang tepat bagi pengguna

laporan keuangan.

Penghapusan secara langsung tidak memerlukan dilakukannya estimasi kerugian

penghapusan piutang pada setiap akhir periode, pencatatan terhadap piutang yang dihapuskan

dilakukan langsung pada saat dinyatakan suatu piutang harus dihapuskan karena suatu hal.

Jurnal yang terkait dengan penghapusan piutang menurut metode ini antara lain :

1. Jurnal saat dinyatakan suatu piutang harus dihapuskan :

Kerugian Penghapusan Piutang Rp. XXX,00

Piutang dagang Rp. XXX,00

2. Bila suatu piutang yang telah dihapuskan dinyatakan kembali sebagai piutang yang akan

dibayar oleh debiturnya (piutang diketemukan kembali), maka :

Page 11: Piutang pajak

11

a. Bila dinyatakan dapat ditagih kembali pada periode yang sama dengan saat

dihapuskannya (sebelum tutup buku), maka jumlahnya adalah :

Piutang dagang Rp XXX,00

Kerugian penghapusan piutang Rp XXX,00

b. Bila dinyatakan dapat ditagih kembali setelah tutup buku, maka jurnalnya adalah :

Piutang dagang Rp XXX,00

Laba dari piutang diketemukan kembali Rp XXX,00

Metode Penghapusan Tidak Langsung

Metode ini lebih sesuai digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar atau yang sebagian

besar penjualannya dilakukan secara kredit, yang mempunyai data-data historis tentang

piutangnya. Pemakaian metode ini mengharuskan dilakukannya estimasi pada setiap akhir

periode akuntansi terhadap kemungkinan piutang-piutang yang tidak dapat ditagih dalam

periode akuntansiyang akan datang. Sebesar nilai piutang yang diestimasi tidak dapat ditagih

tersebut sudah boleh dianggap sebagai kerugian. Jurnal-jurnal yang terkait dengan

penghapusan piutang menurut metode ini antara lain :

1. Jurnal saat dilakukan estimasi adanya piutang yang mungkin tidak dapat ditagih.

Kerugian penghapusan piutang Rp XXX,00

Cadangan penghapusan piutang Rp XXX,00

2. Saat dinyatakan suatu piutang harus dihapuskan karena suatu hal :

Cadangan penghapusan piutang Rp XXX,00

Piutang dagang Rp XXX,00

3. Bila suatu piutang yang telah dihapuskan dinyatakan kembali sebagai piutang yang akan

dibayar oleh debiturnya (piutang diketemukan kembali), maka jurnalnya adanya :

Piutang dagang Rp XXX,00

Cadangan penghapusan piutang Rp XXX,00

Page 12: Piutang pajak

12

4. Cadangan Penghapusan Piutang

Perkiraaan cadangan penghapusan piutang merupakan perkiraan tandingan atau perkiraan

penilai (contra account or valuation account) perkiraan kontrolnya yaitu perkiraan piutang

dagang. Di neraca saldo perkiraan ini dilaporkan sebagai pengurang dari saldo perkiraan

piutang dagang, dengan begitu maka piutang dagang dilaporkan dalam neraca menurut nilai

historis dan nilai wajarnya.

a. Cadangan penghapusan piutang dinaikkan sampai dengan /hingga sebesar persen tertentu

dari saldo piutang.

Menurut teknik estimasi ini perushaan terlebih dulu menetapkan tingkat persentase yang akan

digunakan sebagai dasar untuk menentukan besarnya saldo perkiraan cadangan penghapusan

piutang. Besarnya persentase ini hanyalah suatu estimasi yang dapat ditentukan begitu saja

atau berdasarkan persentase rata-rata penghapusan piutang dari saldo piutang selama periode

tertentu. Missal, selama 5 tahun terakhir total penghapusan piutang Rp. 4.500.000,00 dan

total saldo piutang selama periode yang sama Rp. 45.000.000,00 maka besarnya estimasi

cadangan penghapusan piutang adalah 10 % dari saldo piutang.

b. Cadangan Penghapusan piutang dinaikkan dengan sebesar pesen tertentu dari saldo

piutang.

Menurut teknik estimasi ini saldo perkiraan cadangan penghapusan piutang tidak

diperhitungkan dalam melakukan estimasi kerugian penghapusan piutang.

c. Cadangan penghapusan piutang dinaikkan sampai dengan/hingga sebesar tertentu

berdasarkan analisis umur piutang.

Pada teknik ini besarnya piutang dagang yang diperkirakan tidak dapat ditagih ditentukan

secara lebih realistis, sebab tingkat penghapusannya disesuaikan dengan umur kadaluarsa

piutang yang bersangkutan dari tanggal jatuh temponya. Semakin lama umur kadaluarsa

suatu piutang semakin besar kemungkinan tidak dapat ditagih kembali. Untuk dapat

menentukan umur kadaluarsa suatu piutang, maka setiap lembar faktur harus tertera syarat

pembayaran yang dgunakan.

5.Piutang Wesel

Piutang wesel atau wesel tagih merupakan tagihan atau piutang yang dinyatakan secara

tertulis dalam bentuk surat perintah membayar (wesel) atau surat kesanggupan membayar

(promes). Wesel merupakan surat perintah tidak bersyarat yang dibuat oleh kreditur debitur

untuk membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal tertentu di masa yang akan datang

Page 13: Piutang pajak

13

kepada pihak pembuat wesel.

Wesel tagih dapat diklasifikasikan dalam beberapa jenis wesel, yaitu :

1. Berdasarkan masa jatuh temponya, wesel tagih diklasifikasikan dalam dia jenis 1). Wesel

tagih jangka pendek, dan 2). Wesel tagih jangka panjang.

2. Berdasarkan ada tidaknya pembebanan bunga, maka wesel tagih diklasifikaskan dalam dua

jenis, yaitu:

1). Wesel tagih tanpa bunga,

2). Wesel tagih berbunga.

3. Berdasarkan bisa tidaknya didiskontikan, wesel tagih diklasifikasikan dalam dua jenis,

yaitu:

1). Wesel tagih yang tidak dapat didiskontokan,

2). Wesel tagih yang dapat didiskontokan.

Wesel tagih/piutang wesel dapat timbul bersamaan dengan terjadinya penjualan

barang/jasa atau mutasi piutang usaha menjadi wesel tagih dengan cara membuat wesel atau

diterimanya promes.

Ilustrasi : tanggal 4 April 2009 dijual barang dagangan kepada Tn. KaLnadi seharga Rp.

7.500.000,00 dengan diaskep sebuah wesel 60 harian. Maka jurnal untuk mencatat penjualan

tersebut adalah :

Wesel Tagih Rp. 7.500.000,00

Penjualan Rp. 7.500.000,00

PAJAK

1.Definisi Pajak

Pajak pada dasarnya merupakan iuran umum untuk mengisi kas negara/daerah yang

menurut ketentuan perundang-undangan bersifat memaksa untuk membiayai pengeluaran

umum, dan kepada pembayar pajak tidak diberikan imbalan secara langsung. 

Page 14: Piutang pajak

14

Terhadap piutang-piutang yang telah lama dan sulit untuk ditagih akan dilimpahkan

ke Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPNKL) untuk dilakukan proses

penagihan sesuai dengan ketentuab yang berlaku. Terhadap piutang yang telah dilimpahkan

ini, satuan kerja yang mempunyai piutang tetap mengakui piutang tersebut sebagai asetnya di

Neraca satuan kerja yang bersangkutan dan harus mengungkapkan mengenai piutang yang

dilimpahkan penagihannya ke KPNKL pada Catatan atas Laporan Keuangan. 

1.      Pemberian pinjaman

Piutang karena pinjaman timbul sehubungan dengan adanya pinjaman yang diberikan

pemerintah kepada pemerintah lainnya, perorangan, BUMN/D, perusahaan swasta, atau

organisasi lainnya.

Definisi Piutang Pajak 

Sebagaimana dikemukakan sebelumnya, piutang pajak diakui pada saat terbitnya

SKP dan/atau STP. Proses penyelesaian atas SKPdan STP akan diuraikan secara ringkas pada

bagian ini. Skp sebagaimana dimaksud dalam uu 28 tahun 2007 mengenai Perubahan

Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun1983 Tentang Ketentuan Umum

Perpajakan (UU KUP) Pasal 1 nomor15 adalah: “surat ketetapan yang meliputi Surat

Ketetapan PajakKurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, Surat

Ketetapan Pajak Nihil, atau Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar”.

Dalam hal ini, timbulnya piutang pajak disebabkan oleh SKP KurangBayar (SKPKB)

dan SKPKB Tambahan (SKPKBT).Lebih lanjut, menurut UU KUP yang dimaksud

SKPKB adalah:“surat ketetapan pajak yang menentukan besarnya jumlah pokokpajak,

jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan pembayaran pokokpajak, besarnya sanksi

administrasi, dan jumlah pajak yang masihharus dibayar” (pasal 1 Nomor 16 ) , dan

SKPKBT adalah: “suratketetapan pajak yang menentukan tambahan atas jumlah pajak yang

Page 15: Piutang pajak

15

telah ditetapkan” (pasal 1 Nomor 17).SKPKB diterbitkan akibat adanya kekurangan

pembayaranpajak dari yang seharusnya sebagaimana ditetapkan Undang-undang.

SKPKB dapat diterbitkan antara lain disebabkanberdasarkan hasil pemeriksaan atau

keterangan lain terdapat pajakyang terutang atau kurang dibayar, serta apabila wajib pajak

tidak menyampa ikan Surat Pemberitahuan (SPT) dalam jangka waktuyang telah

ditentukan dan setelah ditegur secara tertulis tidakdisampaikan pada waktunya sebagaimana

ditentukan dalam Surat Teguran (pasal 13 ayat (1)).Atas SKP tersebut, wajib pajak dapat

mengajukan keberatankepada Dirjen Pajak sebagaimana diatur dalam pasal 25 UU

KUP.Dalam pengajuan keberatan ini, terdapat beberapa hal yang harusdiperhatikan oleh

wajib pajak yaitu:1 . Keberatan diajukan dalam jangka 3 (tiga) bulan sejak diterbitkannya

SKP.2.Dalam pengajuan keberatan tersebut, wajib pajak wajib melunasi pajak yang

masih harus dibayar paling sedikit sejumlah yangtelah disetujui Wajib Pajak.Produk

hukum yang dikeluarkan fiskus sehubungan dengansurat keberatan yang diajukan

wajib pajak adalah Surat Keputusan Keberatan.

Surat Keputusan Keberatan ini hanya diberikan atas surat keberatan yang

memenuhi syarat formal. Surat KeputusanKeberatan dapat berupa menerima

seluruhnya, menerima sebagian,menolak, atau bahkan menambahkan pajak terutang.Selain

keberatan, sesuai dengan UU 16 Tahun 2000 Pasal 36 ayat (1) b, wajib pajak juga dapat

mengajukan permohonanpengurangan atau pembatalan SKP yang tidak benar.

Permohonanpengurangan ini harus:1.Diajukan atas suatu SKP tertentu,

dan2 .Menyebutkan jumlah pajak yang seharusnya terutang menurutwajib pajak.Permohonan

ini dapat diajukan apabila wajib pajak tidak dapatmemenuhi syarat formal pengajuan

keberatan, namun, secarasubstansial mempunyai alasan yang memadai.

Terhadap permohonan dimaksud fiskus dapat mengurangkan,

menghapus,atau menguatkan ketetapan pajak yang dimohonkan tersebut. Terhadap

keputusan atas permohonan dan/atau keberatanyang diajukan, sebagaimana diatur dalam

UU 14 Tahun 2002 Tentang Pengadilan Pajak, wajib pajak masih dapat melakukanupaya

hukum yaitu banding, dengan memenuhi ketentuan a.l.:

Keberadaan Piutang Pajak di Perusahaan maupun di

Pemerintah

Page 16: Piutang pajak

16

HAK MENDAHULU PIUTANG PAJAK (Pasal 21 Undang-Undang Nomor 28 TAHUN 2007)

1) Apa yang dimaksud dengan Hak Mendahulu Piutang Pajak berdasarkan Pasal 21 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007

Negara mempunyai hak mendahulu untuk tagihan pajak atas barang Wajib Pajak begitu pula atas barang-barang milik wakil yang menurut peraturan perpajakan bertanggung jawab secara pribadi dan / atau secara renteng.

Ketentuan tentang hak mendahulu, meliputi pokok pajak, bunga, dan denda administrasi, kenaikan dan biaya penagihan.

2) Apa saja yang termasuk pengecualian atas Hak Mendahulu Piutang Pajak?

Pengecualian

Hak mendahulu lebih kuat dari segala hak lainnya kecuali terhadap :

Biaya perkara yang semata-mata disebabkan karena suatu penghukuman untuk melelang suatu barang bergerak maupun tidak bergerak.

Biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkan suatu barang Biaya perkara yang semata-mata disebabkan karena pelelangan dan penyelesaian

suatu warisan, biaya ini didahulukan daripada gadai dan hipotek.

PENGHAPUSAN PIUTANG PAJAK :

1. KMK No.565/KMK.04/2000 Jo KMK No. 539/KMK.03/2003

Berdasarkan piutang pajak yang dihapuskan adalah piutang pajak yang jumlahnya masih harus ditagih sebagaimana tercantum dalam STP, SKPKB, SKPKBT (termasuk SKP, BPHTB, SK Keberatan, SK Putusan Banding) yang meliputi pajak kenaikan bunga dan atau denda.  

1. Syarat-syarat piutang pajak yang dihapuskan adalah

•  Piutang pajak wajib pajak orang pribadi - Wajib pajak dan atau penanggung pajak tidak dapat ditemukan atau meninggal dunia dengan tidak meninggalkan harta warisan atau tidak ada ahli waris •  Wajib pajak dan atau penanggung pajak tidak mempunyai harta kekayaan lagi •  Hak untuk melakukan penagihan pajak sudah daluwarsa atau sebab lain sesuai hasil penelitian. •  Piutang wajib pajak badan •  Wajib pajak bubar, likuidasi atau pailit dan pengurus, direksi, komisaris, pemegang saham, pemilik modal tidak dapat ditemukan •  Wajib pajak dan atau penanggung pajak tidak memiliki harta kekayaan lagi •  Hak untuk melakukan penagihan pajak sudah daluwarsa •  Sebab lain sesuai hasil penelitian

Page 17: Piutang pajak

17

a. Pungutan Pendapatan Negara/Daerah

Timbulnya piutang di lingkungan pemerintahan pada umumnya terjadi karena adanya

tunggakan pungutan pendapatan dan pemberian pinjaman serta transaksi lainnya yang

menimbulkan hak tagih dalam rangka pelaksanaan kegiatan pemerintahan.

Piutang Berdasarkan Pungutan Pendapatan Negara/Daerah

Pendapatan negara/daerah secara umum terdiri dari dua bagian besar, yaitu pendapatan pajak

dan selain pajak. Pendapatan selain pajak ini, pada Pemerintahan Pusat dikenal dengan

Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNPB) dan pada pemerintah daerah disebut retribusi.

Walaupun ada dasar yang kuat bagi negara untuk memungut, dalam praktik dapat terjadi

bahwa pendapatan yang seharusnya telah menjadi hak negara/daerah oleh wajib bayar belum

dilunasi dengan berbagai alasan.

1.Piutang Pajak Pemerintah Pusat

Pada Pemerintah Pusat, piutang pajak ini timbul karena tunggakan oleh wajib pajak atas

pembayaran pajak dan bea yang terdiri dari :

a. Pajak Dalam Negeri

         Pajak penghasilan (UU/71983, dilakukan perubahan ke 3UU 17/2000)

         Pajak Pertambahan Nilai (UU 8/1983, dilakukan perubahan ke 2 UU 18/2000)

         Pajak Bumi dan Bangunan (UU 12/1985, diubah dengan UU 12/1994)

         BPHTB (UU21/1997 diubah dengan UU 20/2000)

         Cukai (UU 11/1995, terakhir diubah dengan UU 39/2007)

         Pajak lainnya

b. Pajak Perdagangan Internasional

         Bea masuk (UU 21/1997 diubah dengan UU 17/2007)

         Pajak/pungutan ekspor

2.Piutang Pajak Daerah Pemerintah Provinsi

Berdasarkan UU34/2000, pajak daerah dibedakan antara tingkat pemerintah provinsi dan

pemerintah kabupaten/kota. Jenis pajak provinsi terdiri dari :

Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air

Page 18: Piutang pajak

18

Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air

Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor

Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan

Piutang atas pajak-pajak tersebut di atas dapat timbul karena tunggakan pajak yang belum

dilunasi oleh WP. Tunggakan ini terjadi karena perbedaan penetapan pajak dalam SKP

dengan jumlah yang telah dilunasi WP. Selanjutnya kekurangan bayar itu diwujudkan dengan

terbitnya Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar (SKPDKB). Surat ketetapan ini

merupakan surat ketetapan pajak yang menentukan besarnya jumlahpokok pajak, jumlah

kredit pajak, jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administrasi, dan

jumlah yang masih harus dibayar.

3.Piutang Pajak Daerah Pemerintah Kabupaten/Kota

Jenis pajak yang dapat dipunggut oleh pemerintah kabupaten/kota terdiri dari :

Pajak Hotel

Pajak Restoran

Pajak Hiburan

Pajak Reklame

Pajak Penerangan Jalan

Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C

Pajak Parkir

Pajak Lain-lain

Nilai piutang pajak yang dicantumkan dalam laporan keuangan adalah sebesar nilai yang

tercantum dalam SKP yang hingga akhir periode belum dibayar/dilunasi. Hal ini bisa didapat

dengan melakukan inventarisasi SKP yang hingga akhir periode belum dibayar oleh WP.

Page 19: Piutang pajak

19

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Jadi dapat disimpulkan bahwa Piutang merupakan bagian dari aset lancar. Jika ditinjau

dari sumber terjadinya, piutang digolongkan menjadi dua kategori :

1. Piutang Usaha (account receivables)

2. Piutang Lain-lain (other receivables)

Penyajian piutang usaha dan piutang lain-lain dalam laporan keuangan harus secara terpisah

dengan menggunakan identifikasi yang jelas. Piutang dalam keuangan dinyatakan sebesar

jumlah kotor tagihan diikuti dengan umlah takdiran piutang yang tidak dapat ditagih dan

piutang yang diragukan.Kemungkinan tidak semua jumlah piutang dapat ditagih. Berikut

metode panghapusan piutang yang digunakan :

1. Metode Penghapusan Langsung (Direct Write-off Method)

2. Metode Penyisihan/Pencadangan (Allowance Method)

Pada prinsipnya, terdapat dua cara dalam menetapkan jumlah penyisihan piutang tidak

tertagih, yaitu :

1. Atas dasar Saldo Piutang

2. Atas dasar Saldo Penjualan

Besarnya dana cadangan piutang tidak tertagih yang diperkenankan untuk dibebankan

sebagai biaya Usaha Bank tersebut sebagai berikut :

1. 5% dari kredit yang digolongkan perhatian khusus

Page 20: Piutang pajak

20

2. 15% dari kredit yang digolongkan kurang lancar

3. 50% dari kredit yang digolongkan diragukan

4. 100% dari kredit yan digolongkan macet

Kerugian sebenarnya yang disebabkan oleh piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih

dibebankan ke akun Cadangan/Penyisihan Piutang Tidak Tertagih dengan ayat jurnal :

Penyisihan piutang tidak tertagih                 xxx

                        Piutang usaha                                                 xxx

Kesimpulan pajak piutang itu seperti ketetapan yg harus di patuhi oleh si pembuat

perjanjian karena memiliki undang-undang . Dalam islam bi sebagai tuhan perbankan syariah

diatur oleh bi dan kafalah sebagai produk bi. Dan Nilai piutang pajak yang dicantumkan

dalam laporan keuangan adalah sebesar nilai yang tercantum dalam SKP yang hingga akhir

periode belum dibayar/dilunasi. Hal ini bisa didapat dengan melakukan inventarisasi SKP

yang hingga akhir periode belum dibayar oleh WP.

B. Saran

Dengan demikian Kegiatan pajak piutang peraturan pajak piutang harus di patuhi ketetapannya karena di perkuat undang-undang keuangan perbankan. Syarat-syarat pendirian perusahaan salah satunya yaitu syariat pendidikan . Bidang usaha. Tatacara pendirian, Syarat izin usaha.

Page 21: Piutang pajak

21

Daftar pustaka

 

Kumpulan Ilmu. (2012, 04). Kumpulan Ilmu. Retrieved September 14, 2012, from http://mbegedut.blogspot.com/2012/04/pengertian-definisi-piutang-menurut.html

 Sukrisno Agus dan Estralita Trisnawati. 2011. Akuntansi Pajak. Edisi 2. Penerbit Salemba Empat.

 ……………….……UU No 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan

Waluyo. 2012. Akuntansi Pajak. Edisi 4. Penerbit Salemba Empat. 

 

 

 

Page 22: Piutang pajak

22