Pisau T Kardin

9
TUGAS HIGIENE INDUSTRI- TL 5131 Pisau T. Kardin Disusun Oleh M.Ma’arij Harfadli 25312301 PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

description

tell bout

Transcript of Pisau T Kardin

Page 1: Pisau T Kardin

TUGAS

HIGIENE INDUSTRI- TL 5131

Pisau T. Kardin

Disusun Oleh

M.Ma’arij Harfadli 25312301

PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2013

Page 2: Pisau T Kardin

A. Pendahuluan

Dewasa ini banyak sekali ditawarkan produk-produk yang berfungsi untuk

mempermudah pekerjaan. Salah satunya keberadaan industri pisau yang memproduksi

berbagai jenis pisau yang sesuai dengan fungsi kegunaannya. Industri pisau yang ada di

Indonesia salah satunya adalah bengkel pisau milik T. Kardin terletak di Jalan Hegarsari,

dengan kantor di Jalan Hegarmanah Tengah no. 46, Kelurahan Hegarmanah, Kecamatan

Cidadap, Kotamadya Bandung. Bengkel ini beroperasi sejak tahun 1992 dan saat ini

kapasitas produksinya mencapai 200-300 buah pisau per bulan.

Ide pembuatan pisau ini berasal dari Teddy (seorang geolog lapangan) yang hampir satu

dua bulan harus tinggal di tengah hutan. Bahkan dalam setahun bisa delapan bulan beliau

menjadi penghuni hutan untuk melakukan survai menemukan sumber minyak.Karena itu

pisau lalu menjadi salah satu perkakas wajib bagi Teddy yang tak boleh ketinggalan. Namun

kecelakaan mobil pada Agustus 1993 membuat Teddy terpaksa mundur dari dunia surveyor.

Akibat peristiwa tragis itu ia harus operasi wajah, ingatannya sempat hilang selama tiga

bulan, dan luka-lukanya baru sembuh setelah setahun. Selama masa pengobatan tersebut,

Teddy banyak mengisi waktu kosongnya dengan membuat pisau. Ide membuat pisau ini

diawali dengan pemberian temannya berupa sebuah pisau Buffalo Skinner buatan Solingen,

Jerman. Saat itu, pisau yang ia miliki tidak tajam lagi namun setelah diasah berulang-ulang

pisau tersebut tak kunjung tajam. Keinginannya untuk membeli pisau serupa rasanya sulit

karena harganya yang mahal, sehingga ia berinisiatif untuk membuatnya sendiri.

B. Bahan Pembuatan Pisau

Pisau produksi industri ini terbuat dari material baja pilihan kualitas Internasional khusus

untuk pisau, antara lain: baja O1, baja D2, baja 440C, baja ATS-34 dan baja Damascus. Jenis

baja yang dipergunakan akan tertera pada bilah pisau, kecuali baja Damascus yang sudah

terlihat dari pamornya.

Produksi pisau dari beberapa jenis baja tergantung dari selera pemesan, Adapun baja

standar yang kami pergunakan adalah dari baja jenis 440C. Baja-baja tersebut sesuai dengan

standar AISI (American Iron Standard Institute). Kekerasan baja pisau yang kami produksi

setelah di Hardening (diperkeras) ± 58 - 60 Hrc (Standard Rookwell). Adapun karakter dari

baja tersebut adalah sebagai berikut:

01 Tool Steel

Page 3: Pisau T Kardin

Merupakan baja unggulan dengan kadar karbon tinggi dan khromium rendah,

kekerasan tinggi max 65 Hrc. Mudah berkarat dan memerlukan perawatan yang baik.

Komposisi Kimia adalah: C=0.95% ; Si=0.25% ; Mn=1.10% ; Cr=0.55% ; V=0.10% ;

W=0.55%

D2 Tool Steel

Merupakan baja unggulan dengan kadar karbon tinggi dan khromium tinggi,

kekerasan tinggi max 64 Hrc. Walaupun cukup tahan tapi masih belum bebas karat, tetapi

bahan ini sangat digemari pemakai pisau karena kekerasannya tinggi sehingga

ketajamannya awet dan mudah diasah bila tumpul. Komposisi Kimia adalah: C=1.55% ;

Si=0.25% ; Mn=0.35% ; Cr=11.8% ; Mo=0.80% ; V=0.95%

440C Stainless Steel

Merupakan baja stainless dengan kadar karbon cukup tinggi dan khromium tinggi,

kekerasan tinggi max 60 Hrc. Sangat tahan karat, kekerasan cukup baik tetapi bila tumpul

untuk mengasahnya sedikit lebih liat dibandingkan pisau dari bahan baja D2. Komposisi

Kimia adalah: C=1.05% ; Si=0.40% ; Mn=0.40% ; Cr=17.0% ; Mo=0.50%

ATS-34 Stainless Steel

Merupakan jenis baja terbaik saat ini, karbon tinggi, khromiumnya tinggi, bebas karat

dan kekerasan max 60-61 Hrc. Sangat di rekomendasikan untuk para pembuat pisau,

walaupun kalau tumpul masih sedikit liat untuk diasah. Komposisi Kimia adalah:

C=1.03% ; Si=0.25% ; Mn=0.41% ; Cr=13.74% ; Mo=3.56% ; P=0.026% ; S=0.001%

Damascus Steel

Merupakan jenis baja yang melalui proses penempaan dua lapis Besi dengan Nikel

yang berbeda warna kemudian dilipat dan ditempa lagi sampai ratusan lipatan yang

membentuk pola sesuai dengan yang diinginkan. Baja ini lebih ditonjolkan pada seni dan

pola yang terbentuk pada baja.

Bahan tambahan yang digunakan dalam pembuatan pisau yaitu sebagai berikut :

Bahan abrasif untuk membentuk pisau. Biasa digunakan amplas dan gerinda.

Ferri klorida (FeCl2) untuk mengsketsa logo dan ukiran.

Lem untuk menempel amplas pada gerinda amplas.

Oli bekas untuk proses oil quenching.

Bahan pemoles “langsol” untuk mengilapkan pisau.

Page 4: Pisau T Kardin

C. Proses Pembuatan Pisau

Dalam proses pembuatan pisau digunakan beberapa peralatan antara lain :

1. Gergaji tangan

2. Mesin pemotong baja

3. Gerinda duduk

4. Gerinda tangan

5. Gerinda amplas

6. Bor kayu

7. Mesin poles (buffing)

8. Tungku pengerasan

9. Alat las gunting

10. Kikir

11. Mesin bubut

12. Mesin pemotong plasma (plasma cutter)

Sedangkan proses pembuatan pisau dikerjakan berdasarkan tahapan-tahapan sebagai

berikut :

1. Desain dan pembuatan pola pisau

2. Pemotongan dengan bor tangan atau dengan mesin plasma

3. Pembentukan tulang pisau dengan gerinda tangan serta penghalusan pisau dengan gerinda

duduk dan gerinda amplas dan di lanjutkan pengerasan pisau dengan pembakaran dan oil

quenching.

Page 5: Pisau T Kardin

4. Pembersihan oksida pada pisau dengan amplas, pengetsaan logo dan monogram,

pembentukan dan pemasangan gagang dan guard pisau.

5. Setelah pisau jadi, sarung pisau dibuat dengan bahan dasar kulit. Untuk menghasilkan

pisau dengan pamor atau damask, yaitu alur-alur berlipat pada bilah pisau seperti pada

keris dapat dilakukan penempaan sehingga menimbulkan pola-pola warna yang khas

berlapis-lapis.

Page 6: Pisau T Kardin

D. Komentar

Di bengkel industri ini, banyak sekali potensi bahaya yang tentu saja akan berdampak

terhadap para pekerja. Adapun potensi bahaya itu adalah proses yang menghasilkan uap

berbahaya (dari feri klorida yang digunakan untuk etching) dan debu berbahaya (mulai dari

pemotongan, pengerasan, pengoksidasian, hingga penghalusan). Debu yang dihasilkan dari

proses pembuatan pisau ini cukup besar. Hal ini dapat menyebabkan pekerja terserang

penyakit saluran pernafasan, yaitu Pneumoconiosis. Perlu adanya sistem Local Exhaust

Ventilation (LEV) terutama pada pekerja yang berhubungan dengan mesin gerindra dan

pembakaran baja.

Ketika proses pembuatan pisau, terjadi kebisingan yang mengganggu pekerja dalam

menjalankan pekerjaanya. Pengendalian kebisingan dapat dilakukan di tiga bagian tempat,

yaitu pada sumber bising, ruang antara sumber, dan penerima. Pengendalian sumber

diusahakan berurut mulai dari sumbernya supaya efektif. Apabila sumber tidak dapat

dikurangi kebisingannya, maka diusahakan pengendalian pada jarak antara sumber dan

penerima. Bila ini juga tidak memuaskan, maka baru diusahakan alat pengaman diri sebagai

usaha terkahir. Alat pelindung diri berupa alat pelindung telinga ada 2 macam, yaitu sumbat

telinga (ear plug) dan tutup telinga (ear muff). Sumbat telinga jenisnya ada yang permanen

dan jenis sekali pakai, sedang tutup telinga jenisnya sama, hanya dibedakan ada yang

langsung dilekatkan di helmet atau tidak dilekatkan di helmet tetapi menggunakan

headband/ikat kepala namun sering mengganggu alat pelindung lainnya.

Sebagian besar proses pembuatan pisau ini dikerjakan memakai tangan. Mulai dari

pemotongan baja, pembentukan fisik pisau, finishing dan penajaman pisau, sampai proses

pembuatan sarungnya semua memakai tangan. Sehingga bahaya kesehatan yang akan

diterima oleh pekerja yaitu adanya tekanan syaraf di pergelangan tangan. Solusi penanganan

yang seharusnya dilakukan dengan mengganti sistem manual menjadi sistem mekanik

otomatis yang dikontrol dengan panel.

Page 7: Pisau T Kardin

DAFTAR PUSTAKA

Handayani, Dyah Asri. 2001. Perencanaan Sistem Ventilasi Pembuangan Lokal untuk Bengkel

Pisau Benchmade (Studi Kasus Bengkel Pisau Indonesia T. Kardin Bandung ). Bandung:

Departemen Teknik Lingkungan-Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan-Institut

Teknologi Bandung

http://www.tokopisau.com/ tanggal akses 26 September 2013 pukul 09:32 PM