Pipe Bocor

15
Kasus : Root Cause Failure Analysis (RCFA) pada Kebocoran Saluran Pipa Minyak

Transcript of Pipe Bocor

Page 1: Pipe Bocor

Kasus :Root Cause Failure Analysis

(RCFA) pada Kebocoran Saluran Pipa Minyak

Page 2: Pipe Bocor

Latar Belakang

Sebuah saluran pipa bawah tanah yang telah berumur 18 tahun dilaporkan mengalami kebocoran. Saluran pipa terkubur di sebuah pulau dengan panjang saluran pipa yaitu 21 km yang menghubungkan pesisir pantai yang satu dengan pesisir pantai yang lainnya. Kebocoran dilaporkan terjadi pada beberapa daerah pada saluran pipa karena korosi eksternal. Saluran pipa ini telah dilaporkan mengalami kegagalan untuk yang kesekian kali dengan posisi berpindah-pindah.

Page 3: Pipe Bocor

Fungsi

Adapun fungsi saluran pipa ini adalah mendistribusikan minyak mentah dari sumur minyak menuju area produksi untuk kemudian diproses lebih lanjut. Pipa ini dilewati oleh fluida dengan kondisi 3 fasa yaitu Air, Minyak dan Gas. Persentase air dalam total fluida sistem perpipaan (water cut) ini sekitar 60%. Minyak mentah yang melewati pipa juga diinjeksikan inhibitor untuk mencegah terjadinya serangan korosi pada dinding bagian dalam.

Page 4: Pipe Bocor

Pipa yang mengalami Korosi

Page 5: Pipe Bocor

Permasalahan

Saluran pipa ini juga dilakukan proteksi terhadap korosi dari lingkungan luar yang berupa coating (pelapisan) dan juga proteksi katodik dengan metode anoda korban. Namun, pada prakteknya tetap terjadi kebocoran pada saluran pipa tersebut, bahkan berulang-ulang dengan titik kebocoran yang berbeda-beda.

Page 6: Pipe Bocor

Skema penyusunan anoda korban

Proses inhibitor bekerja

Page 7: Pipe Bocor

Metode Penyelesaian

Menurut Root Cause of Failure Analysis (RCFA), ada 7 faktor penyelesaian. Yaitu,1.Scoping2.Preserving Evidence and Collecting data3.Organizing the Analysis4.Analyzing5.Documenting6.Implementing7.Confirming

Page 8: Pipe Bocor

ScopingScoping dimulai dengan mengevaluasi konsekuensi dari kegagalan dan risikonya. Mengevaluasi risiko berarti mengidentifikasi konsekuensi apa yang bisa terjadi jika kegagalan tersebut terulang, serta frekuensi atau probabilitas kejadian tersebut terulang. Dalam kasus ini kegagalan yang terjadi dapat digolongkan sebagai kasus yang kompleks karena penyelesaian atau analisa kegagalan yang dilakukan oleh pihak internal sebelumnya belum memberikan informasi mengenai akar masalah utama dari kegagalan tersebut.Ini merupakan efek yang ditimbulkan dalam kasus ini.

Jenis kerugian Perkiraan harga Kerugian

Kebocoran

(Minyak mentah terbuang)Minyak mentah =

USD4/gallon

Kebocoran = 8931 gallons/hari

8931 x 4 = USD 35.724

atau Rp. 345.000.000,00

Penggantian pipa Pipa = Rp. 9.500.000,00/pipa Rp. 9.500.000,00

Page 9: Pipe Bocor

Preserving Evidence and Collecting data

Tahapan menjaga bukti dan mengumpulkan data adalah langkah yang penting. Tanpa tahapan ini, hasil yang didapatkan adalah akar permasalahan yang tidak tepat, dimana akan menyebabkan kerugian dan memungkinkan terjadinya kembali kegagalan yang sama.Dalam kasus ini yang harus dilakukan adalah :• Mengkoordinasikan aktifitas untuk menjaga bukti (evidence) setelah kejadian kepada seluruh

bagian mulai dari bagian maintenance, workshop hingga laboratorium.• Menginterogasi beberapa orang yang ada di sekitar lokasi kejadian dan membuat catatan

kejadian berdasarkan informasi dari saksi-saksi tersebut.• Memfoto semua lokasi kejadian mulai dari bagian komponen yang mengalami kegagalan hingga

kondisi lingkungan sekitar.• Melakukan penanganan yang baik terhadap barang bukti kejadian serta membuat spesimen dari

komponen yang gagal dan hal-hal terkait dalam kegagalan tersebut.• Mengumpulkan gambaran lengkap mengenai proses yang terlibat.

Pada analisa kegagalan yang pernah dilakukan sebelumnya hanya mendapatkan informasi bahwa kegagalan yang terjadi adalah disebabkan oleh korosi eksternal karena pipa terekspos pada tanah yang memiliki resistifitas yang rendah serta adanya perbedaan kadar garam dalam tanah di sepanjang saluran pipa tersebut.

Page 10: Pipe Bocor

Korosi karena perbedaan kandungan garam di dalam tanah

Pada analisa kegagalan yang dilakukan selanjutnya yaitu bertujuan untuk mengetahui apakah anoda korban yang digunakan bekerja secara optimal, yaitu dengan cara mengukur potensial pipa. Hasil yang didapatkan pada pengujian ini menunjukkan bahwa nilai potensial yang terukur masih bernilai kurang dari -850 V dimana artinya pipa tidak terlindungi dan cenderung mengalami korosi.

Page 11: Pipe Bocor

Organizing the AnalysisTahapan selanjutnya adalah membentuk sebuah tim untuk menganalisa kegagalan yang terjadi untuk merumuskan suatu RCFA. Biasanya tim untuk menganalisa ini terdiri atas:• Fasilitator, dimana memiliki tugas untuk bertanggung jawab mengatur tim analis tersebut dan

mendokumentasikan temuan dan rekomendasinya. Secara ideal, fasilitator merupakan orang yang mengerti metode RCFA, memiliki wewenang menyusun rencana proyek dan mengatur partisipan selama proses RCFA.

• Partisipan adalah orang yang punya kemampuan dan pengalaman dalam peralatan tersebut (seperti cara pembuatan, fabrikasi, aplikasi, operasional, sevice dan perawatan). Partisipan akan dapat bekerja lebih optimal apabila telah mendapatkan pelatihan mengenai proses RCFA.

• Reviewer yaitu orang yang tidak termasuk dalam tim analisa, tetapi memiliki tugas dalam memeriksa hasil yang menuju kepada RCFA dan memeriksa kemungkinan untuk melakukan langkah yang direkomendasikan oleh tim.

Page 12: Pipe Bocor

AnalyzingTahapan analisa membutuhkan pengetahuan mengenai apa saja yang dapat dikontrol dan hasil dari suatu pengontrolan dan respons.Salah satu cara analisa adalah dengan metode runtutan kejadian

Page 14: Pipe Bocor

Documenting, Implementing dan Confirming

Pada kejadian kegagalan ini, mekanisme kegagalan yang terjadi adalah mekanisme korosi, dimana korosi yang terjadi adalah korosi eksternal. Metode yang dapat digunakan untuk memperlambat terjadinya kegagalan karena korosi eksternal adalah dengan melakukan perlindungan pipa menggunakan metode anoda korban atau impressed current. Namun, berdasarkan penelusuran menggunakan metode runtutan kejadian (sequence of events) dan fault tree diagram (FTA) diketahui bahwa akar permasalahan utama yang menyebabkan kebocoran sebelum waktunya adalah karena perlindungan pipa dengan metode anoda korban tersebut belum optimal. Hal ini disebabkan oleh karena buruknya koneksi kabel dan back filling serta kurangnya massa dari anoda yang digunakan. Pada kasus korosi, selain akar permasalahan yang utama tentu ada akar permasalahan lain yang mungkin tidak dapat dikontrol atau dihindari dalam pencegahan kegagalan. Untuk akar penyebab yang bersifat tidak dapat dikontrol tentu tidak ada tindakan koreksi yang dapat diambil.

Antara lain : • Melakukan penggatian pipa apabila sudah tidak dapat direpair.• Merepair pipa yang memiliki kebocoran kecil.• Melakukan recoating pada pipa yang telah mengalami kerusakan coating.• Merepair system anoda korban yang telah terpasang.• Mengganti sitem perlindungan katodiknya dengan metode impressed current.• Melakukan perawatan dan pengecekan secara berkala.

Semua rekomendasi di atas sangat dianjurkan untuk dilakukan. Namun, setiap rekomendasi membutuhkan biaya yang berbeda dan hasil yang berbeda pula. Berdasarkan perkiraan, penggantian sitem perlindungan katodik dengan metode impressed current adalah langkah yang membutuhkan biaya investasi yang sangat tinggi.Rekomendasi-rekomendasi tersebut harus segera dilakukan baik oleh pihak kontraktor ataumaintenance department untuk menghindari kerugian perusahaan yang lebih besar. Apabila semua rekomendasi tersebut dilakukan dengan baik, maka diperkirakan pipa akan dapat digunakan sampai jangka waktu 10 tahun ke depan.