pimivppsdmyogyakartahome.files.wordpress.compimivppsdmyogyakartahome.files.wordpress.com/2019/… ·...
Embed Size (px)
Transcript of pimivppsdmyogyakartahome.files.wordpress.compimivppsdmyogyakartahome.files.wordpress.com/2019/… ·...
BAB I
GAGASAN PROYEK PERUBAHAN
A. LATAR BELAKANG
Program Indonesia Sehat merupakan salah satu program dari agenda ke-5 Nawa Cita, yaitu Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia. Program ini didukung oleh program sektoral lainnya yaitu Program Indonesia Pintar, Program Indonesia Kerja, dan Program Indonesia Sejahtera. Program Indonesia Sehat selanjutnya menjadi program utama Pembangunan Kesehatan yang kemudian direncanakan pencapaiannya melalui Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019
Sasaran dari Program Indonesia Sehat adalah meningkatnya derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan. Sasaran ini sesuai dengan sasaran pokok Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMN) 2015-2019, yaitu: (1) meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak, (2) meningkatnya pengendalian penyakit, (3) meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan terutama di daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan, (4) meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui Kartu Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) Kesehatan, (5) terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin, serta (6) meningkatnya responsivitas sistem kesehatan
Dalam mendukung keberhasilan pencapaian sasaran pembangunan kesehatan sesuai Renstra Tahun 2015-2019, Kementerian Kesehatan telah menetapkan kebijakan operasional, antara lain sebagai berikut: (1) Pembangunan kesehatan dalam periode 2015-2019 akan difokuskan pada empat area prioritas, yakni: Penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi, Perbaikan Gizi Masyarakat, khususnya untuk Pengendalian Prevalensi Balita Pendek (Stunting), Pengendalian Penyakit Menular, khususnya Human Immunodeficiency Virus-Acquired Immunodeficiency Syndrome (HIV-AIDS), Tuberkulosis (TB), dan Malaria, Pengendalian Penyakit Tidak Menular, khususnya Hipertensi, Diabetes Mellitus, Obesitas, dan Kanker (khususnya Leher Rahim dan Payudara) dan Gangguan jiwa.
Kebijakan operasional yang ke-2 adalah Peningkatan jangkauan sasaran terutama pada keluarga, tanpa mengabaikan pendekatan-pendekatan lain yang selama ini sudah berhasil dilaksanakan yaitu menjangkau sasaran berbasis Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM), menjangkau sasaran berbasis UKS (Usaha Kesehatan Sekolah), menjangkau sasaran berbasis Upaya Kesehatan Usia Kerja(UKUK), dan untuk sasaran kelompok usia lanjut dengan pendekatan Posbindu Usila. (3) Prioritas perencanaan dan penganggaran diarahkan pada pemenuhan kebutuhan kegiatan-kegiatan promotif dan preventif. Pemenuhan kebutuhan kegiatan-kegiatan kuratif dan rehabilitatif dilakukan setelah kebutuhan kegiatan-kegiatan promotif dan preventif dipenuhi. (4) Sumber daya manusia (SDM) adalah modal utama dalam pembangunan nasional.
Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara global. Data WHO menunjukkan bahwa dari 57 juta kematian yang terjadi di dunia pada tahun 2008, sebanyak 36 juta atau hampir dua pertiganya disebabkan oleh Penyakit Tidak Menular. PTM juga membunuh penduduk dengan usia yang lebih muda. Di negara-negara dengan tingkat ekonomi rendah dan menengah, dari seluruh kematian yang terjadi pada orang-orang berusia kurang dari 60 tahun, 29% disebabkan oleh PTM, sedangkan di negara-negara maju, menyebabkan 13% kematian. Proporsi penyebab kematian PTM pada orang-orang berusia kurang dari 70 tahun, penyakit cardiovaskular merupakan penyebab terbesar (39%), diikuti kanker (27%), sedangkan penyakit pernafasan kronis, penyakit pencernaan dan PTM yang lain bersama-sama menyebabkan sekitar 30% kematian, serta 4% kematian disebabkan diabetes.
Menurut Badan Kesehatan Dunia WHO, kematian akibat Penyakit Tidak Menular (PTM) diperkirakan akan terus meningkat di seluruh dunia, peningkatan terbesar akan terjadi di negara-negara menengah dan miskin. Lebih dari dua pertiga (70%) dari populasi global akan meninggal akibat penyakit tidak menular seperti kanker, penyakit jantung, stroke dan diabetes. Dalam jumlah total, pada tahun 2030 diprediksi akan ada 52 juta jiwa kematian per tahun karena penyakit tidak menular, naik 9 juta jiwa dari 38 juta jiwa pada saat ini. Di sisi lain, kematian akibat penyakit menular seperti malaria, TBC atau penyakit infeksi lainnya akan menurun, dari 18 juta jiwa saat ini menjadi 16,5 juta jiwa pada tahun 2030.
Di Indonesia, salah satu masalah kesehatan masyarakat yang sedang kita hadapi saat ini dalam pembangunan kesehatan adalah beban ganda penyakit, yaitu disatu pihak masih banyaknya penyakit infeksi yang harus ditangani, dilain pihak semakin meningkatnya penyakit tidak menular. Proporsi angka kematian penyakit tidak menular meningkat dari 41,7% pada tahun 1995 menjadi 59,5% pada tahun 2007 (Riskesdas 2007).
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 menunjukkan tingginya prevalensi penyakit tidak menular di Indonesia, seperti hipertensi (31,7 %), penyakit jantung (7,2%), stroke (8,3‰), diabetes melitus (1,1%) dan diabetes melitus di perkotaan (5,7%), asma (3,5%), penyakit sendi (30,3%), kanker/tumor (4,3‰), dan cedera lalu lintas darat (25,9%). Stroke merupakan penyebab utama kematian pada semua umur, jumlahnya mencapai 15,4%, hipertensi 6,8%, cedera 6,5%, diabetes melitus 5,7%, kanker 5,7%, penyakit saluran nafas bawah kronik (5,1%), penyakit jantung iskemik 5,1%, dan penyakit jantung lainnya 4,6%.
Angka kematian pada kelompok usia 45-54 tahun di daerah perkotaan akibat stroke 15,9% yang merupakan penyebab utama kematian, diabetes melitus 14,7%, penyakit jantung iskemik 8,7%, hipertensi dan penyakit jantung lain masing-masing 7,1%, kecelakaan lalu lintas 5,2%, kanker (payudara, leher rahim, dan rahim) 4,8%, penyakit saluran nafas bawah kronik (3,2%), sedangkan di pedesaan akibat stroke 11,5% yang menempati peringkat kedua setelah TB, hipertensi 9,2%, penyakit jantung iskemik 8,8%, diabetes melitus 5,8%, kanker 4,4%, dan penyakit saluran pernafasan bawah kronik 4,2%.
Sementara itu angka kematian pada kelompok usia 55-64 tahun di daerah perkotaan akibat stroke 26,8% sebagai penyebab utama kematian, hipertensi 8,1, penyakit jantung iskemik 5,8%, penyakit saluran pernafasan bawah kronik 5,1%, penyakit jantung lain 4,7%, dan kanker 3,2%. Sedangkan di pedesaan akibat stroke 17,4% juga sebagai penyebab utama kematian, hipertensi 11,4%, penyakit jantung iskemik 5,7%, penyakit jantung lain 5,1%, penyakit saluran pernafasan bawah kronik 4,8%, dan kanker 3,9%.
Permasalahan kesehatan jiwa sangat besar dan menimbulkan beban kesehatan yang signifikan. Data Riskesdas tahun 2013 menunjukkan prevalensi gangguan mental emosional (gejala-gejala depresi dan ansietas) sebesar 6% untuk usia 15 tahun ke atas. Hal ini berarti lebih dari 14 juta jiwa menderita gangguan mental emosional di Indonesia. Sedangkan untuk gangguan jiwa berat seperti gangguan psikosis, prevalensinya adalah 1,7 per 1000 penduduk. Ini berarti lebih dari 400.000 orang menderita gangguan jiwa berat (psikosis). Angka pemasungan pada orang dengan gangguan jiwa berat sebesar 14,3% atau sekitar 57.000 kasus.
Gangguan jiwa dan penyalahgunaan NAPZA juga berkaitan dengan masalah perilaku yang membahayakan diri, seperti bunuh diri. Berdasarkan laporan dari Mabes Polri pada tahun 2012 ditemukan bahwa angka bunuh diri sekitar 0.5 % dari 100.000 populasi, yang berarti ada sekitar 1.170 kasus bunuh diri yang dilaporkan dalam satu tahun. Prioritas untuk kesehatan jiwa adalah mengembangkan Upaya Kesehatan Jiwa Berbasis Masyarakat (UKJBM) yang ujung tombaknya adalah Puskesmas dan bekerja bersama masyarakat dalam mencegah meningkatnya gangguan jiwa masyarakat.
Penyakit tidak menular tertentu dapat digolongkan menjadi satu kelompok utama dengan faktor resiko yang sama seperti kardiovaskuler, diabetes melitus, penyakit paru obstruktif kronik, asma, kanker tertentu dan penyakit sendi dan tulang. Faktor resiko tersebut antara lain mengkonsumsi tembakau, pola makan yang tidak seimbang misalnya tinggi lemak dan rendah serat, pola makan yang salah seperti mengandung zat pengawet, zat pewarna dan lain-lain, stres, kurang olah raga/aktifitas fisik dan kondisi lingkungan yang tidak kondusif terhadap kesehatan. PTM merupakan penyakit yang dapat dicegah apabila faktor resikonya dikendalikan. Penanggulangan PTM merupakan kombinasi upaya inisiatif pemeliharaan mandiri oleh petugas, masyarakat dan individu yang bersangkutan. Tantangan yang kita hadapi adalah bagaimana mengembangkan sistem pelayanan yang dapat mendukung upaya pemeliharaan kesehatan mandiri pada masyarakat, dengan lebih mengedepankan pendekatan promotif dan preventif.
Untuk menjamin tercapainya sasaran dan prioritas pembangunan nasional bidang kesehatan, diperlukan pedoman Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat. Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan, yang selanjutnya disingkat SPM Bidang Kesehatan merupakan acuan bagi Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam penyediaan pelayanan kesehatan yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal. Sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) Nomer 43 Tahun 2016 tentang SPM Bidang Kesehatan, diantaranya meliputi Setiap warga negara Indonesia usia 15 s.d. 59 tahun mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar; Setiap warga negara Indonesia usia 60 tahun ke atas mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar; Setiap penderita hipertensi mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar; Setiap penderita Diabetes Melitus mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar; Setiap orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar.
Upaya kesehatan paripurna yang terintegrasi dan komprehensif sesungguhnya sudah dicanangkan oleh pemerintah yaitu berupa upaya promotif,preventif,kuratif dan rehabilitatif. Dinas Kesehatan sebagai penggerak upaya promotif dan preventif harus semakin giat mengkumandangkan pencegahan dan pengendalian faktor resiko penyakit yang harus terintegrasi dengan pelayanan kesehatan yang bertindak selaku lokomotif penggerak upaya kuratif dan rehabilitatif. Kalau ini dapat terwujud, merupakan suatu keniscayaan visi kesehatan yang ingin membuat rakyat sehat akan dapat tercapai.
Pos pembinaan terpadu penyakit tidak menular (Posbindu PTM) adalah suatu bentuk pelayanan yang melibatkan peran serta masyarakat (kelompok masyarakat, organisasi, industri, keagamaan, dll) melalui upaya promotif/promosi kesehatan dan preventif/pencegahan untuk mendeteksi dan mengendalikan secara dini keberadaan faktor resiko PTM secara terpadu. Penyelenggaraan deteksi dini faktor resiko PTM terpadu dilakukan oleh dan untuk masyarakat. Sistem manajemen dan pembiayaannya berdasarkan kesepakatan warga melalui rembug warga, dipertanggungjawabkan kepada masyarakat serta jadwal dan jenis kegiatannya juga ditetapkan oleh masyarakat. Kegiatan ini hendaknya diintegrasikan dengan Desa Siaga, bermitra dengan stakeholder/pengambil keputusan Desa Siaga seperti Forum Kesehatan Desa, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat, PKK, dan lain-lain. Selain itu juga dilegitimasi dan difasilitasi oleh desa/kelurahan setempat dan di dukung penuh oleh Puskesmas, Dinas Kesehatan dan sektor terkait.
Forum Kesehatan Desa (FKD) adalah Forum kesehatan di Desa yang merupakan wadah partisipasi bagi masyarakat dalam mengembangkan pembangunan kesehatan di tingkat desa untuk merencanakan, menetapkan, koordinasi dan penggerak kegiatan serta monitoring evaluasi pembangunan kesehatan di desa. FKD beranggotakan berbagai unsur di masyarakat meliputi : Kepala Desa dan perangkatnya (RT,RW), Badan Perwakilan Desa, TP PKK, Lembaga Sosial/Swadaya Masyarakat, Toma, Toga, Kader. Keberadaan forum ini dibuktikan dengan adanya surat keputusan (SK) Kepala Desa yang dilengkapi struktur organisasi dan uraian tugas masing-masing anggota.
Selain itu tugas dari FKD mampu melaksanakan survey mawas diri dalam rangka identifikasi masalah kesehatan maupun potensi yang ada di wilayah desa tersebut. Hasil SMD meliputi masalah kesehatan, penyebab atau faktor resiko baik lingkungan maupun perilaku, serta potensi yang ada di wilayah tersebut dibawa ke tingkat Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) sebagai tindak lanjut dari kegiatan SMD dengan tujuan menentukan prioritas masalah, pemecahan masalah dan kesepakatan tindak lanjut dengan memanfaatkan potensi yang ada.
Pengertian Desa Siaga Sehat Jiwa adalah Desa yang masyarakatnya sadar, mau dan mampu mencegah dan mengatasi ancaman kesehatan jiwa masyarakat. Tersedianya pelayanan kesehatan dari, oleh dan untuk masyarakat desa dengan menggunakan fasilitas yang tersedia sehingga menjadi masyarakat sehat jiwa. Tujuan dari Desa Siaga Sehat Jiwa adalah orang yang sehat jiwa tetap sehat, yang resiko jadi sehat jiwa dan yang gangguan jiwa jadi mandiri dan produktif.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tegal Nomor 71 Tahun 2016, Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular pada Dinas Kesehatan mempunyai fungsi :
a. Mengolah dan menyiapkan data sebagai bahan penyusunan rencana kerja;
b. Mengolah dan menyiapkan data sebagai bahan perumusan kebijakan teknis program pencegahan, pengendalian penyakit tidak menular, dan kesehatan jiwa;
c. Melakukan koordinasi pelaksanaan kegiatan program pencegahan, pengendalian penyakit tidak menular, dan kesehatan jiwa.
d. Melakukan kegiatan program pengamatan penyakit, meliputi : pengumpulan, pengolahan dan analisa data kegiatan pencegahan, pengendalian penyakit tidak menular, dan kesehatan jiwa;
e. Melakukan bimbingan dan pembinaan teknis kegiatan program pencegahan, pengendalian penyakit tidak menular, dan kesehatan jiwa;
f. Melakukan pembinaan klinik berhenti merokok;
g. Melakukan pengamatan penyakit tidak menular;
h. Melakukan pembinaan pos pembinaan terpadu yang ada di masyarakat;
i. Melakukan peningkatan mutu pelayanan pos pembinaan terpadu;
j. Menginventarisasi permasalahan yang berhubungan dengan program pencegahan, pengendalian penyakit tidak menular, dan kesehatan jiwa, serta menyajikan alternatif pemecahannya;
k. Mendistribusikan tugas kepada bawahan agar pelaksanakan tugas berjalan sesuai dengan proporsi masing-masing;
Sesuai dengan fungsi di atas, salah satu tugas pokok seksi pencegahan penanggulangan penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa adalah melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan antara lain ; melakukan bimbingan dan pembinaan teknis kegiatan program pencegahan, pengendalian penyakit tidak menular, dan kesehatan jiwa, melakukan pembinaan pos pembinaan terpadu yang ada di masyarakat, melakukan peningkatan mutu pelayanan pos pembinaan terpadu dan menginventarisasi permasalahan yang berhubungan dengan program pencegahan, pengendalian penyakit tidak menular, dan kesehatan jiwa, serta menyajikan alternatif pemecahannya. Dengan kondisi tersebut dan disesuaikan dengan tupoksi maka, penulis mengambil judul Optimalisasi pelaksanaan Posbindu Penyakit Tidak Menular (PTM) dan Menuju Desa Siaga Sehat Jiwa melalui Peran serta Forum Kesehatan Desa (FKD) dalam di Kabupaten Tegal.
B. GAGASAN PERUBAHAN
Berdasarkan masalah tersebut di atas, berupa belum optimalnya posbindu PTM dan menuju desa siaga sehat jiwa terdapat faktor-faktor penyebab antara lain :
1. Masih rendahnya pengetahuan masyarakat tentang posbindu PTM dan kesehatan jiwa
2. Belum optimalnya kegiatan posbindu PTM, khususnya capaian kunjungan sasaran sesuai dengan target SPM deteksi dini faktor resiko PTM usia 15 th ketas
3. Belum dimasukannya kegiatan Posbindu PTM dan Kesehatan Jiwa sebagai prioritas atau bagian dari kegiatan Forum Kesehatan Desa (FKD) dalam Pengembangan Desa Siaga Aktif
4. Belum adanya sosialisasi dan wacana pembentukan desa siaga sehat jiwa di Kabupaten Tegal.
Mendalami faktor-faktor tersebut di atas yang menjadi masalah pokok/utama adalah belum optimalnya kegiatan posbindu PTM dan belum adanya sosialisasi dan wacana pembentukan desa siaga sehat jiwa di Kabupaten Tegal.
C. TUJUAN PERUBAHAN DAN KRETERIA KEBERHASILAN
Tujuan jangka pendek (2 bulan)
1. Terlaksananya sosialisasi optimalisasi Posbindu PTM dan menuju Desa Siaga Sehat Jiwa di Desa
2. Terlaksananya pendampingan FKD dalam percepatan peran serta
Tujuan jangka menengah ( 1 tahun)
1. Adanya komitmen bersama FKD untuk mengoptimalkan posbindu PTM dan menuju desa siaga sehat jiwa
2. Sebagai bahan usulan masuk kegiatan Rencana Kegiatan Anggaran (RKA) tahun 2018, baik di Dinas Kesehatan, Puskesmas dan Desa
Tujuan jangka panjang ( > 1 tahun)
1. Tercapainya peningkatan cakupan kunjungan posbindu PTM dan terwujudnya salah satu/beberapa desa di Kabupaten Tegal menjadi desa siaga sehat jiwa
Kreteria Keberhasialan adalah tercapainya 100% sasaran usia produktif dan usia lansia mendapat pelayanan skrining kesehatan di Puskesmas dan jaringannya (Posbindu PTM) dan Orang dengan Gangguan Jiwa mendapatkan pelayanan kesehatan dan tidak diterlantarkan.
D. MANFAAT PERUBAHAN
Dengan adanya optimalisasi posbindu PTM dan menuju desa siaga sehat melalui peran serta FKD diharapkan akan mempercepat terwujudnya masyarakat desa yang Peduli, Tanggap dan Mampu mengenali serta mengatasi permasalahan kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan yang dihadapi secara Mandiri, sehingga derajat kesehatan masyarakat meningkat, khususnya di bidang penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa
E. RUANG LINGKUP PERUBAHAN
Adapun yang dilakukan dalam proyek perubahan ini adalah :
1. Membentuk Tim Efektif
2. Pertemuan Lintas Program & Lintas Sektor
3. Sosialisasi Optimalisasi Posbindu PTM dan Menuju Desa Siaga Sehat Jiwa di Desa
4. Rekrutmen dan Pembentukan Struktur Organisasi
5. Pelatihan Kader Desa
6. Evaluasi Peran serta FKD
F. PERSETUJUAN MENTOR
Nama Mentor: dr. Meliansyori
Jabatan: Kepala Bidang P2P
Instansi: Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal
Dengan ini menyetujui gagasan proyek perubahan atas nama :
Slamet Sukamto,S.Gz
Mentor
dr. Meliansyori
BAB II
RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN
A. JUDUL
OPTIMALISASI PELAKSANAAN POSBINDU PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM) DAN MENUJU DESA SIAGA SEHAT JIWA MELALUI PERAN SERTA FORUM KESEHATAN DESA (FKD) DI KABUPATEN TEGAL
B. DESKRIPSI PROYEK PERUBAHAN
Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi penulis sebagai Kepala Seksi Pencegahan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM) dan Kesehatan Jiwa (Keswa) di Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal yang diantaranya adalah melakukan bimbingan dan pembinaan teknis kegiatan program pencegahan, pengendalian penyakit tidak menular, dan kesehatan jiwa, melakukan pembinaan pos pembinaan terpadu yang ada di masyarakat, melakukan peningkatan mutu pelayanan pos pembinaan terpadu dan menginventarisasi permasalahan yang berhubungan dengan program pencegahan, pengendalian penyakit tidak menular, dan kesehatan jiwa, serta menyajikan alternatif pemecahannya. Untuk itu perlu dilakukan beberapa perubahan terhadap kondisi yang ada saat ini.
Area organisasi yang bermasalah adalah belum optimalnya kegiatan posbindu PTM dan belum adanya sosialisasi dan wacana pembentukan desa siaga sehat jiwa di Kabupaten Tegal. Hal ini terlihat pada masih ada desa yang belum mempunyai Posbindu PTM, capaian kunjungan skrining pelayanan kesehatan yang masih rendah, jumlah FKD yang aktif, jumlah kasus gangguan jiwa masih banyak dan cenderung meningkat.
Melihat kondisi yang saat ini sedang berlangsung maka adapun kondisi yang diinginkan adalah terwujudnya masyarakat desa yang Peduli, Tanggap dan Mampu mengenali serta mengatasi permasalahan kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan yang dihadapi secara Mandiri, melalui peran serta Forum Kesehatan Desa (FKD, sehingga derajat kesehatan masyarakat meningkat khususnya di bidang penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa
Peran serta FKD yang dimaksud dalam hal ini adalah Semua komponen masyarakat yang masuk dalam organisasi FKD mampu menggerakan anggota masyarakat lainnya untuk selalu datang ke Posbindu PTM dalam kegiatan skrining / deteksi dini faktor-faktor penyakit tidak menular (PTM) sebagai bagian dari perilaku hidup sehat, yaitu cek kesehatan berkala dan bersama menuju Desa yang masyarakatnya sadar, mau dan mampu mencegah dan mengatasi ancaman kesehatan jiwa masyarakat.
C. MENTOR
Nama Mentor: dr.Meliansyori
Jabatan: Kepala Bidang P2P
Instansi: Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal
Alamat Instansi: Jl. Dr. Soetomo 1b Slawi
Nomer Telepon: (0283) 49164
Alamat Email: [email protected]
D. PROJECT LEADER
Nama Project Leader: Slamet Sukamto,S.Gz
Jabatan: Kepala Seksi P2 PTM & Keswa
Instansi: Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal
Alamat Instansi: Jl. Dr. Soetomo 1b Slawi
Nomer Telepon: (0283) 49164
Alamat Email: [email protected]
E. MILESTONES
Tabel 2.1
Milestones Proyek Perubahan
No
TAHAP UTAMA
Waktu
A
B
C
Jangka Pendek
· Terbentuknya Tim pelaksana kegiatan proper tingkat kabupaten, dengan diterbitkan nya SK Tim Pelaksana Kegiatan Peran serta FKD.
· Tersedianya pendukung sarana sosialisasi, seperti penentuan sampel desa yang dipilih, dana untuk operasional kegiatan sosialisasi.
· Terlaksananya sosialisasi bagi 3 (tiga) desa dengan kreteria mempunyai FKD aktif, adanya posbindu ptm dan adanya kasus gangguan jiwa
· Terlaksananya pendampingan FKD, dengan kegiatan rekrutmen dan pelatihan kader
· Terlaksananya tindak lanjut pendampingan FKD berupa monitoring dan evaluasi di tingkat desa
Jangka Menengah
· Terlaksananya koordinasi lanjutan dan evaluasi tingkat Kabupaten berupa komitmen bersama
· Tersusunnya usulan Rencana Kegiatan dan Anggaran (RKA) tahun 2018 , dengan masuknya rencana kegiatan Peran serta FKD pada tahun 2018.
Jangka Panjang
· Terlaksananya Peran serta FKD dalam optimalisasi pelaksanaan Posbindu PTM dan didapatkan capaian 100% kunjungan.
· Terlaksananya Peran serta FKD menuju desa siaga sehat jiwa
Mg I Juni s.d Mg IV Juni 2017
Mg I Juli s/d Mg IV Juli 2017
Mg II Agust 2017 s.d Mar 2017
Bln April 2018
PUSDIKLAT Kemendagri Regional Yogyakarta, Diklat PIM IV Angkatan 19, 2017 21
Terlaksananya nya sosialisasi & pendampingan optimalisasi posbindu PTM & menuju desa siaga sehat jiwa
Gambar 2.1
MILESTONE JANGKA PENDEK ( 2 BULAN)
· Rapat dan Konsultasi dengan mentor
· Mencari dan membentuk Tim Kerja
· Melakukan koordinasi dengan stakeholder
Pendampingan FKD & Kader Kesehatan
Tahap VI
Monev
· Sosialisasi Peran serta FKD
· Pelatihan Kader Kesehatan Desa
Tahap III
Pelaksanaan
· Pembuatan SK Tim Kerja
· Inventarisasi Kebutuhan Proyek Perubahan
· Jadwal dan Rencana Kegiatan
Tahap II
Pengorganisasian
Tahap I
Persiapan
20
Tabel 2.2
Roadmap Proyek Perubahan Jangka Pendek
No
Tahapan
Kegiatan
Indikator
Target/Capaian
Bukti Fisik
1
Persiapan
1. Rapat dan Konsultasi dengan mentor
2. Mencari dan membentuk Tim Kerja
3. Melakukan koordinasi dengan stakeholder
1. Adanya kesepakatan dan persetujuan
2. Adanya dukungan dari Tim Kerja
3. Adanya dukungan dari para stakeholder
100%
100%
1 kali
100%
7 kali
1. Adanya dokumen dan photo
2. Undangan,Daftar hadir dan photo
3. SPT,Surat Dukungan dan photo
No
Tahapan
Kegiatan
Indikator
Target/Capaian
Bukti Fisik
2
Pengorganisasian
1. Pembuatan SK Tim Kerja
2. Inventarisasi Kebutuhan Proyek Perubahan
3. Menyusun Jadwal dan Rencana Kegiatan
1. Terbitnya SK Tim Kerja dan Surat Tugas
2. Ketersedianya daftar inventaris kebutuhan
3. Adanya kejelasan dalam pelaksanaan kegiatan
1. 1 buah dokumen SK
2. 1 buah dokumen daftar inventaris
3. 1 buah dokumen penyusunan jadwal dan rencana kegiatan
1. SK Kepala Dinas
2. Dokumen Daftar Kebutuhan
3. Dokumen jadwal dan rencana kegiatan
No
Tahapan
Kegiatan
Indikator
Target/Capaian
Bukti Fisik
3
Pelaksanaan
1. Sosialisasi Peran serta FKD
2. Pelatihan Kader Kesehatan Desa
1. Terlaksananya sosialisasi peran serta FKD
2. Terlaksananya pelatihan kader kesehatan desa
1. 1 kali kegiatan
2. 1 kali kegiatan
1. Undangan,Daftar Hadir, Photo
2. Undangan,Daftar Hadir, Photo
No
Tahapan
Kegiatan
Indikator
Target/Capaian
Bukti Fisik
4
Evaluasi
1. Pendampingan FKD & Kader Kesehatan
1. Terlaksananya pendampingan FKD & Kader Kesehatan
1. 1 kali kegiatan di masing2 lokus
1. Undangan, Daftar Hadir ,Photo
Terlaksananya koordinasi lanjutan dan evaluasi tingkat Kabupaten berupa KOMITMEN BERSAMA
Gambar 2.2
MILESTONE JANGKA MENENGAH ( 1 TAHUN)
Advokasi & Pendampingan Penyusunan Rencana Kegiatan
· Rapat Tim Kerja
· Pertemuan Evaluasi Lintas Sektor dengan FKD
· Pendampingan Desa & Puskesmas
Evaluasi Koordinasi
24
Tabel 2.3
Roadmap Proyek Perubahan Jangka Menengah
No
Kegiatan
Indikator
Target/Capaian
Bukti Fisik
1
Rapat Tim Kerja
Terlaksananya persiapan pertemuan evaluasi tk Kab
1 bahan persentasi
Adanya dokumen dan photo
2
Pertemuan
Evaluasi Lintas Sektor dengan FKD
Terlaksananya pertemuan evaluasi linsek dengan FKD
100%
1 kali
1 dokumen komitemen bersama
Undangan,Daftar hadir, photo dan dokumen
3
Pendampingan Desa & Puskesmas
Terlaksananya pendampingan desa dan puskesmas
100 %
1 kali
SPT, Laporan Hasil Pendampingan, Photo
Terlaksananya PERAN SERTA FORUM KESEHATAN DESA (FKD) dalam optimalisasi posbindu PTM & menuju desa siaga sehat jiwa
Gambar 2.3
MILESTONE JANGKA PANJANG ( > 1 TAHUN)
· Kegiatan posbindu PTM dan desa siaga sehat jiwa menjadi agenda rutinitas tahun dari FKD dengan pembiayaan dari desa
Monitoring & Evaluasi
27
F. TATA KELOLA PROYEK
Dalam penyelesaian proyek perubahan agar berjalan sesuai dengan rencana perlu suatu tata kelola proyek perubahan. Berikut masing-masing peran dalam proyek perubahan antara lain :
a. Pembina, yaitu Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal
· Bertindak sebagai pembina dan memberikan legitimasi dalam pengerjaan proyek perubahan
b. Penanggungjawab, yaitu Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
· Bertindak sebagai pembimbing dan pengawas peserta berdasarkan sikap profesionalisme
· Memberikan dukungan penuh kepada project leader dalam pelaksanaan proyek perubahan
· Memberikan bimbingan dan masukan kepada project leader dalam mengatasi kendala yang muncul selama proses implementasi proyek perubahan berlangsung
c. Coach, yaitu sebagai pemberi arahan dan masukan sehingga proyek ini dapat dilaksanakan
· Melakukan monitoring secara regular tehadap kegiatan
· Melakukan masukan dan arahan dalam pembuatan proyek perubahan mulai dari penyusunan proposal sampai implementasi
d. Project Leader, yaitu Kasi Pencegahan, Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa
e. Tim Teknis, yaitu beberapa stakeholder antara lain :
1. Kasi Pemberdayaan dan Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan
2. Dinas Pemberdayaan Masyarakat & Desa
3. Dinas Sosial
4. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bamada Slawi
5. Dinas Satpol PP
6. Puskesmas
yang memberikan dukungan,masukan, membantu dan bekerjasama dengan project leader kegiatan proyek perubahan ini.
· Bersama-sama melaksanakan kegiatan Sosialisasi, Pelatihan Kader dan Pendampingan FKD
f. Tim Administrasi, yaitu staf yang membantu project leader dalam melaksanakan proyek perubahan.
· Memberikan masukan dan membantu dalam pelaksanaan proyek perubahan dalam tehnis pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan
Gambar 2.4
Peranan Tata Kelola Proyek Perubahan
PEMBINA
PENANGGUNGJAWAB
COACH
PROJECT LEADER
TIM TEKNIS
TIM ADMINISTRASI
G. IDENTIFIKASI STAKEHOLDER
Daftar Stakeholder yang terlibat
Internal :
1. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal
2. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
3. Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat
4. Kepala Seksi Pencegahan Pengendalian Penyakit Tidak
Menular dan Kesehatan Jiwa
5. Kepala Seksi Pemberdayaan dan Promosi Kesehatan
6. Semua Staf Seksi Pencegahan Pengendalian Penyakit
Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa
Eksternal :
1. Dinas Sosial Kabupaten Tegal
2. Kepala Seksi Pemberdayaan pada Dipermasdes Kab. Tegal
3. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bamada Slawi
4. Dinas Satpol PP
5. Camat
6. Tim Penggerak PKK Kecamatan
7. Kepala Puskesmas beserta jajarannya
8. Kepala Desa
9. Tim Penggerak PKK Desa
10. Forum Kesehatan Desa (FKD)
11. Kader Kesehatan Desa
12. Tokoh Masyarakat
13. Tokoh Agama
14. Organisasi Masyarakat (Ormas)
Gambar 2.5
Netmap Hubungan Kerja Stakeholder
++
++
ORMAS
KABID P2P
++
KADINKES
KABID KESMAS
TOGA/TOMA
++
+
FKD
KASI PEMBERDAYAAN & PROMKES
+
KADER
KASI P2 PTM & KESWA
++
+
TP PKK DESA
PUSKESMAS
+
++
+
DESA
DINSOS
++
+
TP PKK KEC
DINPERMASDES
+
KECAMATAN
+
STIKES BAMADA
SATPOL PP
Keterangan :
: Jalur advokasi++ : Sangat mendukung
: Jalur koordinasi + : mendukung
: Jalur komando
: Jalur informasi formal
Gambar 2.6
Pengelompokan Stakeholder
Latens
Promoters
1. Kadinkes
2. Kabid P2P
3. Kabid Kesmas
4. Kasi P2 PTM & Keswa
5.Kasi Promkes
6.Staf P2 PTM & Keswa
7.Puskesmas
1. Camat
2. Kepala Desa
3. FKD
4. Kader Kesehatan Desa
5. TP PKK Kec & Desa
6. Dinas Sosial
7. Dinpermasdes
8. Stikes Bamada
9. Satpol PP
8. LSM
Defenders
Apathetik
1. Ormas
2. Toma
3. Toga
Mengelola stakeholder berdasarkan kelompok
1. Promoters (High Influence/High Interst)
· Mereka benar-benar bisa membuat upaya berjalan
· Jika positif, mereka perlu diperkuat dan dilibatkan dalam pekerjaan yang akan dinikmatinya
· Jika gagasanya tidak jalan, yakinkan bahwa mereka tahu mengapa, dan mengapa alternatifnya lebih baik
2. Latens (High Influence/Low Interest)
· Mereka bisa sangat membantu jika dapat diyakinkan akan pentingnya upaya bagi kepentingan merekja sendiri atau untuk kebaikan yang lebih besar
· Perlu didekati dan diberi informasi, setiap kali perlu dilakukan kontak dengan mereka
· Tunjukkan bagaimana upaya memiliki efek positif terhadap isu maupun populasi yang menjadi perhatiannya.
3. Defenders(Low Influence/High Interst)
· Mereka bisa sangat membantu jika mereka tetap mendapat informasi dan kita perlu khawatir tentang keterlibatannya di masa datang
· Mereka sering memberikan waktu dan ketrampilannya saat upaya perlu bertahan hidup
4. Apathetics (Low Influence/Low Interest)
Strategi :
Menarik orang/organisasi kedalam proses dan menggerakkan ke arah Promoters
· Memperlakukan mereka dengan respek
· Memberi informasi apapun, training, mentoring, dan/atau dukungan yang diperlukan agar mereka tetap terlibat
· Menemukan tugas atau pekerjaan yang perlu dilakukan yang menarik minat dan menggunakan bakat mereka
· Menjaga semangat mereka dengan memuji, merayakan, apresiasi kecil, dan secara terus menerus mengingatkan pencapaian upaya
· Melibatkan mereka dalam pengambilan keputusan
· Mengaja mereka mengerjakan pembuatan konsep, perencanaan, implementasi, dan evaluasi upaya dari sejak awal
· Apabila mengawali hanya dengan sedikit kekuasaan/pengaruh, mereka perlu dibantu belajar bagaimana :
· Memperoleh dan melatih pengaruhnya dengan bekerja bersama orang/lain, dan
· Mengembangkan ketrampilan pribadi, berikir kritis, dan politis
Strategi Komunikasi
Dalam pelaksanaan proyek perubahan diperlukan stategi komunikasi yang dikembangkan terhadap stakeholder untuk mendukung kelancaran kegiatan dengan menggunakan metode komunikasi timbal balik dengan para pemangku kepentingan. Memberikan informasi kepada stakeholder mengenai rencana proyek perubahan dan manfaat serta berharap peran aktif stakeholder terhadap proyek perubahan, dengan membuat masing-masing stakeholder berperan penting dalam proyek perubahan, sehingga satu sama lain saling mendukung untuk mensukseskan proyek perubahan ini.
H. PENGANGGARAN
Proyek perubahan yang akan dilaksanakan ini tidak lepas dari anggaran yang dibutuhkan. Kegiatan proyek perubahan diusahakan kolaborasi dengan kegiatan-kegiatan program P2 PTM & Keswa yang belum dilaksanakan dan telah direncanakan menggunakan anggaran APBD II seperti kegiatan sosialisasi, sehingga anggaran proyek perubahan menjadi minim. Selain itu dapat kolaborasi dengan kegiatan-kegiatan Puskesmas yang pelaksanaannya mengikutsertakan masyarakat, terutama FKD. Namun bila kegiatan proyek perubahan tidak bisa diikutsertakan dengan kegiatan program atau kegiatan puskesmas, anggaran menggunakan swadaya.
BAB III
ACUAN PELAKSANAAN PROYEK PERUBAHAN
A. PEMBENTUKAN TIM EFEKTIF
Dalam pelaksanaan proyek perubahan ini dapat berjalan sesuai yang direncanakan, maka perlu dibentuk Tim Efektif yang setiap anggota mempunyai tugas dan tanggung jawab. Pembentukan tim efektif tersebut berkaitan dengan proyek perubahan yang akan penulis lakukan di Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal, antara lain sebagai berikut :
Gambar 7
Tim Efektif Proyek Perubahan
PEMBINA
Kadinkes Kab.Tegal
Dr. Hendadi Setiaji,M.Kes
PENANGGUNGJAWAB
Kabid P2P
Dr. Meliansyori
Kasi Pemberdayaan & Promkes
Slamet SKM
PROJECT LEADER
Kasi P2 PTM
Slamet Sukamto,S.Gz
COACH
Drs. H.Mirza Erapuragi
TIM TEKNIS
Dosen Stikes Bamada (Firman Hidayat,M.Kep,Ns,Sp.Kep.J)
Kasi Pelayanan Dasar Dinpermades
Kasi Rehabsos Disabilitas Dinas Sosial (Sri Widowati,SIP)
Satpol PP (Suyoto)
Puskesmas
TIM ADMINISTRASI
Staf Sie P2 PTM & Keswa
Safrudin
Mahmudah khurotul Aini,SKM
Tabel 3.1
Nama dan Jabatan Tim Efektif
NO
NAMA
JABATAN DALAM TIM
1
dr. Meliansyori
Mentor
2
Drs. H.Mirza Erapunagi
Coach
3
Slamet Sukamto,S.Gz
Project Leader
4
Firman Hidayat,M.Kep,Sp.Kep.J
Ketua Tim Teknis
5
Safrudin
Ketua Tim Administrasi
Tabel 3.2
Peran masing-masing anggota Tim
NO
TIM EFEKTIF
PERAN
1
Mentor
a. Sebagai pembina dan pengawas
b. Memberikan dukungan penuh kepada project leader dalam implementasi proyek perubahan
c. Memberikan bimbingan kepada project leader dalam mengatasi kendala yang muncul selama proses implementasi berlangsung
2
Coach
a. Melakukan monitoring secara regular tehadap kegiatan
b. Melakukan masukan dan arahan dalam pembuatan proyek perubahan mulai dari penyusunan proposal sampai implementasi
3
Project Leader
a. Melakukan eksekusi keseluruhan tahapan yang telah dirancang dengan mempergunakan seluruh sumber daya yang di miliki
b. Mengambil inisiatif dalam dialog dengan mentor dan coach
c. Secara aktif melaporkan progres implementasi proyek perubahan kepada coach
d. Mengacu pada milestones sebagai dasar pencapaian target perubahan
e. Menggerakan seluruh stakeholder terkait dalam mendukung keseluruhan tahapan implementasi perubahan
4
Tim Teknis
a. Memberikan dukungan dan masukan ke project leader tentang proyek perubahan
b. Bekerja sama dengan project leader melakukan kegiatan sosialisasi dan pelatihan kader sesuai dengan tugas pokok masing-masing stakeholder
5.
Tim Administrasi
a. Memberikan masukan dan membantu dalam pelaksanaan proyek perubahan dalam tehnis pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan
B. IDENTIFIKASI POTENSI MASALAH / KENDALA
Potensi masalah / kendala yang dihadapi oleh Kepala Seksi Pencegahan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM) dan Kesehatan Jiwa dalam menganalisa optimalisasi pelaksanaan posbindu PTM dan menuju desa siaga sehat jiwa melalui peran serta Forum Kesehatan Desa (FKD) antara lain :
Tabel 3.3
Potensi Kendala / Masalah
NO
Kendala
Strategi Mengatasi Masalah
1
Awal implementasi proyek perubahan bertepatan dengan bulan puasa Ramadhan
Kegiatan pertemuan/sosialisasi/ pelatihan yang melibatkan orang banyak/masyarakat dilaksanakan setelah bulan Ramadhan
2
Proyek perubahan menuju desa siaga sehat jiwa merupakan hal baru
Meningkatkan frekuensi komunikasi dan koordinasi dengan stakeholder terkait
3
Terbatasnya sarana dan prasarana penunjang
Mempergunakan segala sarana dan prasarana yang tersedia dengan maksimal
4
Jadwal kegiatan banyak berbenturan dengan kegiatan rutinitas
Penyesuaian dan koordinasi tentang pelaksanaan penting
5
SDM FKD dan Kader Kesehatan yang terbatas
Maksimalkan SDM yang ada
C. RENCANA KEGIATAN DAN PENJADWALAN
Tabel 3.4
Rencana Kegiatan
No
Tahapan
Kegiatan
Waktu
Indikator
Target
Keterangan
1
Persiapan
1. Rapat dan Konsultasi dengan mentor
2. Mencari dan membentuk Tim Kerja
3. Melakukan koordinasi dengan stakeholder
Mg I Juni s.d Mg II Juni 2017
1. Adanya kesepakatan dan persetujuan
2. Adanya dukungan dari Tim Kerja
3. Adanya dukungan dari para stakeholder
100%
100%
1 kali
100%
7 kali
1. Adanya dokumen dan photo
2. Undangan,Daftar hadir dan photo
3. SPT,Surat Dukungan dan photo
Pengorganisasian
1. Pembuatan SK Tim Kerja
2. Inventarisasi Kebutuhan Proyek Perubahan
3. Menyusun Jadwal dan Rencana Kegiatan
Mg III Juni s.d Mg IV Juni 2017
1. Terbitnya SK Tim Kerja dan Surat Tugas
2. Ketersedianya daftar inventaris kebutuhan
3. Adanya kejelasan dalam pelaksanaan kegiatan
1. 1 buah dokumen SK
2. 1 buah dokumen daftar inventaris
3. 1 buah dokumen penyusunan jadwal dan rencana kegiatan
1. SK Kepala Dinas
2. Dokumen Daftar Kebutuhan
3. Dokumen jadwal dan rencana kegiatan
3
Pelaksanaan
1. Sosialisasi Peran serta FKD
2. Pelatihan Kader Kesehatan Desa
Minggu I Juli s.d Minggu II Juli 2017
1. Terlaksananya sosialisasi peran serta FKD
2. Terlaksananya pelatihan kader kesehatan desa
1. 1 kali kegiatan
2. 1 kali kegiatan
1. Undangan,Daftar Hadir, Photo
2. Undangan,Daftar Hadir, Photo
4
Evaluasi
1. Pendampingan FKD & Kader Kesehatan
Minggu III Juli 2017
1. Terlaksananya pendampingan FKD & Kader Kesehatan
1. 1 kali kegiatan di masing2 lokus
1. Undangan, Daftar Hadir ,Photo
Tabel 3.5
Jadwal Kegiatan
NO
KEGIATAN
JANGKA PENDEK
JUNI
JULI
I
II
III
IV
I
II
III
IV
I
PERSIAPAN
Rapat dan Konsultasi dengan mentor
Mencari dan membentuk Tim Kerja
Melakukan koordinasi dengan stakeholder
II
PENGORGANISASIAN
Pembuatan SK Tim Kerja
Inventarisasi Kebutuhan Proyek Perubahan
Menyusun Jadwal dan Rencana Kegiatan
III
PELAKSANAAN
Sosialisasi Peran serta FKD
Pelatihan Kader Kesehatan Desa
IV
EVALUASI
Pendampingan FKD & Kader Kesehatan
++