“PILIH KEADILAN EKOLOGIS, PILIH POLITISI PEDULI … fileGambar 2. Partai Peserta PEMILU Yang...
Transcript of “PILIH KEADILAN EKOLOGIS, PILIH POLITISI PEDULI … fileGambar 2. Partai Peserta PEMILU Yang...
Studi Pelangaran Kampanye PEMILU 2019 1
LAPORAN STUDI
PELANGGARAN PEMASANGAN BAHAN KAMPANYE PEMILU 2019
“PILIH KEADILAN EKOLOGIS, PILIH POLITISI PEDULI LINGKUNGAN”
Oleh:
WALHI SUMATERA BARAT dan PBHI SUMATERA BARAT
Gambar 1. Bahan Kampanye Peserta PEMILU 2019 di Pohon, Dok. Walhi Sumbar
LATAR BELAKANG
emilihan Umum (PEMILU) merupakan sarana kedaulatan rakyat untuk
memilih anggota Dewan Perwakilan Daerah, anggota Dewan Perwakilan
Rakyat tingkat Pusat dan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden yang
dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia tahun 1945 .
Penyelenggaraan PEMILU 2019, harus dapat menjamin tercapainya cita-cita dan
tujuan nasional bangsa Indonesia sebagaimana termaktub dalam pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, yaitu untuk
P
Studi Pelangaran Kampanye PEMILU 2019 2
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial.
Kualitas PEMILU 2019 adalah kunci untuk agenda perlindungan dan pemenuhan
HAM, memutus mata rantai penjahat lingkungan dan pelanggar HAM, memulihkan
lingkungan, merebut dan mengunakan kekayaan alam untuk kesejahteraan rakyat
dan menyelesaikan berbagai sengkarut soal-soal bangsa yang berkelindan. Olehnya
yang HARUS DIPILIH dan TERPILIH adalah KEADILAN EKOLOGIS melalui
POLITISI PEDULI LINGKUNGAN.
Salah satu indikator paling mudah untuk menentukan politisi bersih yang
mendukung agenda keadilan ekologis adalah melalui kampanye. Rakyat dengan
mudah mengetahui kualitas peserta PEMILU. Kampanye adalah kegiatan peserta
PEMILU untuk meyakinkan pemilih dengan menawarkan visi, misi, program
dan/atau citra diri peserta PEMILU. Kampanye dilakukan diantaranya melalui
penyebaran bahan kampanye dan pemasangan alat peraga di tempat umum.
Namun penting diperhatikan, kampanye juga bahagian dari pendidikan politik
masyarakat yang harus dilaksanakan secara bertanggung jawab.
Untuk maksud itulah, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Sumatera
Barat bekerjasama dengan Perhimpunan Bantuan Hukum Dan Hak Asasi Manusia
Indonesia (PBHI) Sumatera Barat melakukan studi terkait Pelanggaran Kampanye
PEMILU 2019, terutama dalam penyebaran bahan kampanye peserta PEMILU 2019.
Studi Pelangaran Kampanye PEMILU 2019 3
METODOLOGI STUDI
etodologi studi yang digunakan adalah kuantitatif dengan
pendekatan survey menghitung sebaran jumlah Bahan Kampanye
(terutama poster) yang dipasang pada pohon dan fasilitas umum
khususnya tiang listrik. Instrumen untuk analisis informasi dan data yang telah
terkumpul mengunakan Undang-Undang 7 tahun 2017 tentang Pemilihan Umum,
Undang-Undang 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup, PERBAWASLU 28 tahun 2018 tentang Pengawasan Kampanye Pemilihan
Umum terakhir diubah dengan PERBAWASLU 33 tahun 2018 tentang Perubahan
atas PERBAWASLU 28 tahun 2018 tentang Pengawasan Kampanye Pemilihan
Umum, PKPU 23 tahun 2018 tentang Kampanye Pemilihan Umum diubah dengan
PKPU 28 tahun 2018 tentang Perubahan atas PKPU 23 tahun 2018 tentang
Kampanye Pemilihan Umum dan terakhir diubah dengan PKPU 33 tahun 2018
tentang Perubahan Kedua atas PKPU 23 tahun 2018 tentang Kampanye Pemilihan
Umum.
WAKTU DAN LOKASI
urvey pertama dilakukan pada hari Selasa / 19 Februari 2019 dengan 3 route
jalur dalam Kota Padang yaitu : (1). Kantor Pos Padang – Khatib Sulaiman –
Tabing – Lubuk Buaya – Perbatasan Padang Pariaman. (2). Kantor Pos
Padang – Jalan Andalas – Jalan M Hatta – Gerbang Kampus Universitas Andalas
dan (3). Kantor Pos Padang – Jalan Sutan Syahrir – Bungus Teluk Kabung –
Perbatasan Pesisir Selatan.
Survey kedua dilakukan pada hari Rabu tanggal 3 April 2019 di 2 route jalur dari
dalam Kota Padang menuju ke Kabupaten Solok dan Padang Pariaman, yaitu : (1).
Kantor Gubernur Sumatera Barat – Lubuk Begalung - Tugu Ayam Kabupaten Solok,
(2). Kantor Gubernur Sumatera Barat- Tabing - Tugu Ikan Lubuk Alung Kabupaten
Padang Pariaman.
M
S
Studi Pelangaran Kampanye PEMILU 2019 4
PELAKSANAAN STUDI
1. Survey Pertama
urvey pertama difokuskan terhadap bahan kampanye (poster) yang
disebarkan pada tempat yang dilarang yaitu pohon dan tiang listrik. Survey
ini menghitung kategori keterlibatan partai peserta PEMILU 2019, kategori
Calon Legislatif yang mengikuti PEMILU 2019 yaitu Caleg untuk DPR RI, DPRD
Provinsi Sumatera Barat dan Caleg DPRD Kota Padang.
Gambar 2. Partai Peserta PEMILU Yang Melanggar Aturan Bahan Kampanye PEMILU 2019
Berdasarkan diagram diatas terlihat bahwa persentase terbesar peserta pemilu yang
melakukan pelangggaran aturan pemasangan APK dari 14 partai peserta adalah partai
PAN dengan 20 % diikuti oleh partai Gerindra 14% dan partai PKB 12 %. Salah satu partai
yang ditemukan 1 Bahan Kampanye dipasang Pohon pada 3 route jalur dalam Kota Padang
tersebut adalah partai Garuda karena jumlahnya sedikit sehingga saat pengolahan data
dengan system persentase jumlah pelanggaran maka Partai Garuda dilihat tingkat
S
Studi Pelangaran Kampanye PEMILU 2019 5
pelanggaran 0 %, sangat rendah dibanding dengan peserta PEMILU lainnya. Pelanggaran
paling banyak ditemui pada jalur III yaitu Kantor Pos Padang - Perbatasan Pesisir
Selatan. Pada jalur tersebut ditemui 300 Bahan Kampanye (poster) yang dipasang di
pohon dan fasitlitas umum.
Gambar 3. Pelanggaran Pemasangan Bahan Kampanye PEMILU 2019 Oleh Caleg
Dari total 604 Bahan Kampanye (Poster) yang ditemui melanggar aturan
pemasangan, 43% diantaranya adalah Bahan Kampanye (Poster) Calon Legislatif
DPRD Kota Padang dengan jumlah 262 poster, Calon Legislatif DPR RI 31% dengan
jumlah 185 poster dan sisanya Caleg DPRD Provinsi dengan jumlah 157 poster atau
26%.
Studi Pelangaran Kampanye PEMILU 2019 6
Gambar 4. Pelanggaran Pemasangan Bahan Kampanye PEMILU 2019 Berdasarkan Tempat
Pemasangan
Berdasarkan tempat pemasangan Bahan Kampanye (poster) yang melanggar aturan
paling banyak ditemui di pohon dengan jumlah 409 poster atau 68% dari dari total
poster yang melanggar aturan pemasangan. Sedangkan Bahan Kampanye (poster)
yang dipasang di fasilitas umum berjumlah 195 poster atau 32%. Pemasangan Bahan
Kampanye (poster) di pohon paling banyak ditemui di jalur III dengan jumlah 182
poster. Pada jalur tersebut peserta PEMILU yang paling banyak memasang Bahan
Kampanye (poster) di pohon adalah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan 42
Poster. Pada jalur ini tidak ditemui Bahan Kampanye (poster) dari partai PDI
Perjuangan, Golkar, Berkarya, Garuda dan Partai Solidaritas Indonesia. Pada jalur I
terdapat 129 Bahan Kampanye (poster) yang dipasang di pohon. Bahan Kampanye
(poster) yang paling banyak terpasang di pohon pada jalur I adalah Bahan
Kampanye (poster) milik Partai Amanat Nasional dengan jumlah 62 poster yang
terdiri dari Bahan Kampanye (poster) Caleg DPRD Kota Padang, Provinsi dan Caleg
DPR RI. Di jalur I tidak ditemui Bahan Kampanye (poster) dari partai Garuda,
Berkarya dan Demokrat. Jalur dengan pemasangan Bahan Kampanye (poster) di
pohon yang paling sedikit terdapat pada jalur II dimana pada jalur tersebut terdapat
Studi Pelangaran Kampanye PEMILU 2019 7
98 poster. Pada jalur II tersebut Bahan Kampanye (poster) paling banyak terpasang
adalah Bahan Kampanye (poster) milik partai PDI Perjuangan dan Partai Amanat
Nasional dimana masing-masingnya berjumlah 21 dan 34 . Pada jalur ini tidak
ditemui Bahan Kampanye (poster) dari partai Garuda dan Hanura yang dipasang di
pohon.
Sedangkan Bahan Kampanye (poster) yang dipasang pada Fasilitas Umum paling
banyak ditemui pada jalur III dengan jumlah 118 poster. Partai yang paling banyak
memasang Bahan Kampanye (poster) pada fasilitas umum di jalur ini adalah Partai
Kebangkitan Bangsa dengan jumlah 25 poster. Jalur yang paling sedikit ditemui
pemasangan Bahan Kampanye (poster) pada fasilitas umum adalah jalur II dengan
jumlah 30 poster.
2. Survey Kedua
Gambar 5. Mendekati Hari H Pencoblosan PEMILU 2019 Pelanggaran Makin Marak
ada survey kedua, kami menurunkan 2 tim untuk melakukan
penghitungan jumlah Bahan Kampanye (poster) yang dipasang di pohon
pelindung yang ada disepanjang jalur. Fokus tim melakukan penghitungan
Bahan Kampanye (poster) yang dipasang dipohon karena melihat secara kasat mata
P
Studi Pelangaran Kampanye PEMILU 2019 8
jumlah Bahan Kampanye (poster) Peserta PEMILU 2019 yang dipakukan di pohon
jumlahnya meningkat sangat signifikan menjelang hari H pencoblosan tanggal 17
April 2019 mendatang.
Penghitungan pelanggaran pemasangan Bahan Kampanye (poster), selain peserta
PEMILU dari Partai Politik, kami juga menghitung pelanggaran Bahan Kampanye
(poster) yang dipasang oleh peserta PEMILU 2019 yang bertarung memperebutkan
kursi DPD RI.
Gambar 6. Partai Peserta PEMILU Yang Melanggar Aturan Pemasangan BK PEMILU 2019
Dari hasil survey ke 2 pelanggaran aturan pemasangan Bahan Kampanye (poster)
yang dilakukan pada dua jalur berbeda pada tanggal 3 April 2019 memperlihatkan
adanya pergeseran partai peserta yang paling banyak melakukan pelanggaran. Jika
pada survey pertama yang dilakukan pada tiga route jalur dalam Kota Padang
partai yang melakukan pelanggaran paling banyak adalah Partai Amanat Nasional
sedangkan pada survey kedua ini partai yang paling banyak melakukan
Studi Pelangaran Kampanye PEMILU 2019 9
pelanggaran aturan pemasangan Bahan Kampanye (poster) adalah Partai Golongan
Karya (GOLKAR). Berdasarkan keseluruhan pelanggaran yang ditemui pada survey
kedua ini 23% diantaranya dilakukan oleh Partai Golongan Karya (GOLKAR) diikuti
oleh Partai Keadilan Sejahtera 16% dan Partai Amanat Nasional 11 % selebihnya
dilakukan oleh 11 Partai Peserta lainnya dengan rata-rata pelanggaran yang
dilakukan dibawah 10 %.
Gambar 7. Pelanggaran Pemasangan BK PEMILU 2019 Berdasarkan Kategori
Dari total 1.944 Bahan Kampanye (poster) yang ditemukan melanggar aturan, 1.061
diantaranya ditemukan dipasang dijalur 1 dan 883 Bahan Kampanye (poster)
ditemukan di jalur 2. Bahan Kampanye (poster) yang paling banyak melanggar
aturan pemasangan adalah Bahan Kampanye (poster) dari Caleg DPR RI yaitu
sejumlah 854 poster atau 44%. Berikutnya diikuti oleh Caleg DPRD Kabupaten/Kota
dengan jumlah Bahan Kampanye (poster) 369, Calon DPD RI 373 Bahan Kampanye
(poster) dan Caleg DPRD Provinsi Sumatera Barat 348 Bahan Kampanye (poster).
Studi Pelangaran Kampanye PEMILU 2019 10
Gambar 8. Pelanggaran Pemasangan BK oleh Calon DPD RI
Pada survey kedua ini, ditemukan 10 Calon Anggota DPD RI yang melakukan
pelanggaran aturan pemasangan Bahan Kampanye (poster). Total jumlah Bahan
Kampanye (poster) yang melanggar tersebut adalah 373 poster. Dari jumlah tersebut
44% diantaranya adalah Bahan Kampanye (poster) dari Calon Anggota DPD RI No.
Urut 27 Desra Ediwan Anantanur dengan jumlah 164 poster. Bahan Kampanye
(poster) tesebut paling banyak ditemui pada jalur I Kantor Gubernur-Tugu Ayam
Kabupaten Solok yaitu sejumlah 110 poster.
Selain itu pada tanggal 23 Februari 2019 dalam Diskusi Publik “Mendorong
Keadilan Ekologis dan Kedaulatan Rakyat atas Sumber Daya Alam di Kabupaten
Tanah Datar” yang dilaksanakan di Monokrom Café, Ketua BAWASLU Kabupaten
Tanah Datar menyampaikan bahwa dalam satu hari penertiban APK/BK di
Kabupaten Tanah Datar bersama Satpol PP yang mereka mengamankan 3.315
APK/BK yang di pasang di pohon dan dalam 2 hari penertiban ditemukan 5000
APK/BK yang melanggar aturan pemasangan APK/BK PEMILU 2019.
Studi Pelangaran Kampanye PEMILU 2019 11
ANALISIS HASIL SURVEY
engaturan Kampanye Pemilihan Umum tahun 2019, yang didalamnya
mengatur tentang larangan pemasangan dan/atau penyebaran bahan
kampanye telah diatur melalui :
1. Undang-Undang 7 tahun 2017 tentang Pemilihan Umum;
Salah satu metode kampanye PEMILU 2019 adalah dengan penyebaran bahan
kampanye PEMILU kepada umum1. Masa kampanye dengan metode ini
mulai dilakukan sejak 3 hari setelah ditetapkan Daftar Calon Tetap anggota
DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota sampai dengan
dimulainya Masa Tenang.2
2. PERBAWASLU 28 tahun 2018 tentang Pengawasan Kampanye Pemilihan
Umum terakhir diubah dengan PERBAWASLU 33 tahun 2018 tentang
Perubahan atas PERBAWASLU 28 tahun 2018 tentang Pengawasan
Kampanye Pemilihan Umum;
Pelaksanaan kampanye PEMILU 2019 dengan metode penyebaran bahan
kampanye PEMILU kepada umum pengawasannya dilakukan oleh Pengawas
PEMILU, yang terdiri dari Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Bawaslu
Kabupaten/Kota, Panwaslu Kecamatan, Panwaslu Kelurahan/Desa, Panwaslu
LN, dan Pengawas TPS.3
Bahan kampanye harus dipastikan tidak sebarkan dan/atau ditempel di
tempat ibadah termasuk halaman, rumah sakit atau tempat pelayanan
kesehatan, gedung atau fasilitas milik pemerintah, lembaga pendidikan, jalan
1 Lihat pasal 275 ayat (1) huruf c
2 Lihat pasal 276 ayat (1)
3 Lihat pasal pasal 1 angka 17 jo pasal 19 ayat (1) huruf c
P
Studi Pelangaran Kampanye PEMILU 2019 12
protokol, jalan bebas hambatan, sarana dan prasarana publik, dan/atau taman
dan pepohonan.4
Apabila ditemukan bahan kampanye yang melanggar ketentuan tersebut,
maka Pengawas PEMILU memberikan rekomendasi penurunan dan
pembersihan bahan kampanye kepada pihak terkait. Sedangkan dalam hal
penurunan dan pembersihan pengawas PEMILU berkoordnasi dengan
Satuan Polisi Pamong Praja.5
3. PKPU 23 tahun 2018 tentang Kampanye Pemilihan Umum diubah dengan
PKPU 28 tahun 2018 tentang Perubahan atas PKPU 23 tahun 2018 tentang
Kampanye Pemilihan Umum dan terkahir diubah dengan PKPU 33 tahun
2018 tentang Perubahan Kedua atas PKPU 23 tahun 2018 tentang Kampanye
Pemilihan Umum
Peserta PEMILU 2019, dapat mencetak dan menyebarkan bahan kampanye,
diantaranya dalam bentuk selabaran (flayer), brosur (leaflet), pamflet, psoter,
stiker, pakaian, penutup kepala dll.6 Terkait poster, ukuran yang dibolehkan
adalah paling besar 40 (empat puluh) sentimeter x 60 (enam puluh)
sentimeter.7 Yang memuat paling sedikit visi, misi, dan program peserta
PEMILU, dan mengunakan pengunaan bahan yang dapat didaur ulang yang
bila dikonversi dengan uang nilainya paling tinggi Rp. 60.000,- (enam puluh
ribu rupiah)8
Bahan kampanye ( termasuk poster) dapat disebarkan pada kampanye
pertemuan terbatas, tatap muka, dan/atau rapat umum. Namun, khusus
4 Lihat pasal 24 ayat (1) huruf d
5 Lihat pasal 26 ayat (1) dan (2)
6 Lihat pasal 30 ayat (1) dan ayat (2)
7 Lihat pasal 30 ayat (3)
8 Lihat pasal 30 ayat (4), ayat (5), dan ayat (6)
Studi Pelangaran Kampanye PEMILU 2019 13
untuk stiker dilarang ditempat umum seperti di tempat ibadah termasuk
halaman, rumah sakit atau tempat pelayanan kesehatan, gedung atau fasilitas
milik pemerintah, lembaga pendidikan (gedung dan sekolah), jalan-jalan
protokol, jalan bebas hambatan, sarana dan prasarana publik dan/atau taman
dan pepohonan.9
Pelaksana dan/atau tim kampanye dilarang menyebarkan Bahan Kampanye
selain dalam bentuk dan ukuran yang telah ditentukan dalam pasal 30 ayat
(2) dan ayat (3).10 Apabila melanggar ketentuan ini, maka dikenakan sanksi
administratif dan penurunan atau pembersihan bahan kampanye. Dalam
pelaksanaanya pengawas PEMILU berkoordinasi dengan Satuan Polisi
Pamong Praja.11
Regulasi yang mengatur tegas tentang larangan pemasangan (penyebaran) bahan
kampanye pada sarana dan prasarana publik, dan/atau taman dan pepohonan
hanya ditemukan pada PERBAWASLU 28 tahun 2018 tentang Pengawasan
Kampanye Pemilihan Umum terakhir diubah dengan PERBAWASLU 33 tahun 2018
tentang Perubahan atas PERBAWASLU 28 tahun 2018 tentang Pengawasan
Kampanye Pemilihan Umum.
Sementara pada PKPU 23 tahun 2018 tentang Kampanye Pemilihan Umum diubah
dengan PKPU 28 tahun 2018 tentang Perubahan atas PKPU 23 tahun 2018 tentang
Kampanye Pemilihan Umum dan terkahir diubah dengan PKPU 33 tahun 2018
tentang Perubahan Kedua atas PKPU 23 tahun 2018 tentang Kampanye Pemilihan
Umum, hanya stiker saja yang dilarang di pasang (disebarkan) pada sarana dan
prasarana publik, dan/atau taman dan pepohonan. Sementara bahan kampanye
9 Lihat pasal 31 ayat (1) dan ayat (2)
10 Lihat pasal 73 ayat (1)
11 Pasal 78 ayat (1) dan ayat (2)
Studi Pelangaran Kampanye PEMILU 2019 14
dalam bentuk lainnya, tidak masuk kedalam kategori yang dilarang dipasang pada
sarana dan prasarana publik, dan/atau taman dan pepohonan.
Pengaturan larangan penyebaran bahan kampanye, terutama dalam bentuk poster
yang diatur dalam PERBAWASLU 28 tahun 2018 tentang Pengawasan Kampanye
Pemilihan Umum terakhir diubah dengan PERBAWASLU 33 tahun 2018 tentang
Perubahan atas PERBAWASLU 28 tahun 2018 tentang Pengawasan Kampanye
Pemilihan Umum dengan PKPU 23 tahun 2018 tentang Kampanye Pemilihan Umum
diubah dengan PKPU 28 tahun 2018 tentang Perubahan atas PKPU 23 tahun 2018
tentang Kampanye Pemilihan Umum dan terkahir diubah dengan PKPU 33 tahun
2018 tentang Perubahan Kedua atas PKPU 23 tahun 2018 tentang Kampanye
Pemilihan Umum jelas TIDAK TERINTEGRASI dan terkesan AMBIGU.
Dalam regulasi yang dikeluarkan oleh BAWASLU, semua bentuk bahan kampanye
tegas dilarang dipasang pada sarana dan prasarana publik, dan/atau taman dan
pepohonan, tapi regulasi yang dikeluarkan oleh KPU hanya yang berbentuk stiker
saja yang dilarang dipasang pada sarana dan prasarana publik, dan/atau taman dan
pepohonan.
Dengan demikian, munculnya pelanggaran dalam bentuk pemasangan bahan
kampanye dalam bentuk poster yang dipaku atau dipasang pada pohon dan tiang
listrik dapat disebabkan oleh :
1. Sikap, tindakan, dan prilaku peserta PEMILU dan/atau pelaksana dan/atau
tim kampanye yang tidak mau tunduk dan patuh pada regulasi yang
dikeluarkan oleh BAWASLU;
2. Adanya celah pemasangan bahan kampanye (poster) pada sarana dan
prasarana publik, dan/atau taman dan pepohonan yang dibuka oleh regulasi
yang dikeluarkan oleh KPU;
Studi Pelangaran Kampanye PEMILU 2019 15
3. Lemahnya sistem, mekanisme dan sanksi hukum terhadap pelanggaran
penyebaran bahan kampanye yang dipasang pada sarana dan prasarana
publik, dan/atau taman dan pepohonan yang dilakukan oleh peserta PEMILU
dan/atau pelaksana dan/atau tim kampanye pada PEMILU 2019;
4. Lemahnya regulasi dan maraknya pelanggaran pemasangan bahan
kampanye (poster) pada sarana dan prasarana publik, dan/atau taman dan
pepohonan mengindikasikan bahwa Penyelanggara PEMILU (KPU &
Bawaslu) serta partai peserta PEMILU dan/atau pelaksana dan/atau tim
kampanye pada PEMILU 2019 belum menempatkan agenda pembangunan
berkelanjutan dan keadilan ekologis pada posisi yang prioritas.
KESIMPULAN
ari hasil survey yang telah dilakukan tersebut dapat disimpulkan bahwa
rata-rata semua peserta PEMILU baik dari Partai Politik ataupun peserta
Independen melakukan pelanggaran atas pemasangan Bahan Kampanye
(poster) mereka. Hal tersebut menunjukkan rendahnya tingkat kepatuhan peserta
PEMILU terhadap aturan-aturan dalam pemasangan Bahan Kampanye (poster).
Selain itu disini juga terlihat lemahnya kinerja dari BAWASLU dalam menertibkan
Bahan Kampanye (poster) yang melanggar aturan.
Jika anda ingin mengkonfirmasi hasil studi ini lebih lanjut, silahkan kirim email ke
D