Pikiran Rakyat -...

3
-'-'-"-" '''., ..,.,.",..",....-. ••• -~~¥> •.• o Selasa o Rabu o Kamis o Jumat o Sabtu Minggu 4 5 0 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 OMar OApr OMei OJun OJul OAgs OSep OOkt ONov ODes ,T ... Pikiran Rakyat Ajip dan Kritik Sastra Su. nda ASTRA Sunda membutuhkan satu dasar kesadaran. Sebab, kesadaran adalah salah satu hal yang mutlak di- minta oleh semua hasil seni, begitu ju- ga dalam seni sastra. Kesadaran men- cipta. Kesadaran sastrawan dalam me- reka sastra. Kesadaran memilih serta menggunakan kata dalam tulisannya. Kesadaran terhadap maksud dan tujuan dalam mem- buat karya sastra. Pendapat itu termuat dalam buku Beber Layar (1964, 1989, 2002) karya Ajip Rosidi. Buku pertama dan utama yang membahas kesusastraan Sunda da- lam bahasa Sunda. Sebab, sebelum buku Beber Layar terbit, sastra Sunda nyaris tanpa kritikan yang mence- rahkan. Memang, sejak baheula hingga ayeuna, sastra Sun- da sepi dari kritik. Kesadaran masyarakat sastra Sun- da terhadap pentingnya kritik hingga kini belumjuga membaik. Kritik sastra dianggap hanya mencari-cari dan mengumumkan kepada publik tentang kekurangan dan kelemahan suatu karya sastra. Bahkan, oleh seba- gian kalangan, kritikus sastra dianggap cuma num- pang tenar dengan cara membonceng kepada karya sastra yang sedang dikaji. Media dan lembaga kesundaanjuga punya andil kri- tik sastra Sunda kurang bergairah dibandingkan de- ngan bejibunnya karya sastra yang terus bermunculan. Betul, di majalah Cupumanik ada rubrik kritik sas- tra, tetapi rubrik ini khusus bagi para penulis yang menjadi dosen di Program Studi Sastra Sunda Unpad. Majalah Mangle dan SKM Galura juga menyediakan ruangan khusus untuk esai atau kritik sastra. Namun, kuantitasnya tidak sebanding dengan karya sastra yang disediakan. Sebagai gambaran, setiap minggu dalam satu terbit- an Mangle sedikitnya memuat atau memberi ruangan empat carpon. Namun untuk esai sastra hanya diberi ------~--------- DOK.("P'l" AJIP Rosidi* tempat tak lebih dari empat esai dalam setiap bulan- nya. Sementara itu, penghargaan kepada penulis carpon juga lebih menjanjikan ketimbang penulis kritik sas- Kliping Humas Unpad 2011 T

Transcript of Pikiran Rakyat -...

Page 1: Pikiran Rakyat - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/...ajipdankritiksastrasundaupload.pdf · drama, atau sajak. Tidak aneh masyarakat Sunda lebih terbetot menu- ...

-'-'-"-" '''., ...,.,.",..",....-.•••-~~¥> •.•o Selasa o Rabu o Kamis o Jumat o Sabtu • Minggu4 5 0 7 8 9 10 11 12 13 14 15 1620 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

OMar OApr OMei OJun OJul OAgs OSep OOkt ONov ODes ,T...

Pikiran Rakyat

Ajip dan Kritik Sastra Su.nda

ASTRA Sunda membutuhkan satudasar kesadaran. Sebab, kesadaranadalah salah satu hal yang mutlak di-minta oleh semua hasil seni, begitu ju-ga dalam seni sastra. Kesadaran men-cipta. Kesadaran sastrawan dalam me-reka sastra. Kesadaran memilih sertamenggunakan kata dalam tulisannya.

Kesadaran terhadap maksud dan tujuan dalam mem-buat karya sastra.Pendapat itu termuat dalam buku Beber Layar

(1964, 1989, 2002) karya Ajip Rosidi. Buku pertamadan utama yang membahas kesusastraan Sunda da-lam bahasa Sunda. Sebab, sebelum buku Beber Layarterbit, sastra Sunda nyaris tanpa kritikan yang mence-rahkan.Memang, sejak baheula hingga ayeuna, sastra Sun-

da sepi dari kritik. Kesadaran masyarakat sastra Sun-da terhadap pentingnya kritik hingga kini belumjugamembaik.Kritik sastra dianggap hanya mencari-cari dan

mengumumkan kepada publik tentang kekurangandan kelemahan suatu karya sastra. Bahkan, oleh seba-gian kalangan, kritikus sastra dianggap cuma num-pang tenar dengan cara membonceng kepada karyasastra yang sedang dikaji.Media dan lembaga kesundaanjuga punya andil kri-

tik sastra Sunda kurang bergairah dibandingkan de-ngan bejibunnya karya sastra yang terus bermunculan.Betul, di majalah Cupumanik ada rubrik kritik sas-

tra, tetapi rubrik ini khusus bagi para penulis yangmenjadi dosen di Program Studi Sastra Sunda Unpad.Majalah Mangle dan SKM Galura juga menyediakanruangan khusus untuk esai atau kritik sastra. Namun,kuantitasnya tidak sebanding dengan karya sastrayang disediakan.Sebagai gambaran, setiap minggu dalam satu terbit-

an Mangle sedikitnya memuat atau memberi ruanganempat carpon. Namun untuk esai sastra hanya diberi------~---------

DOK.("P'l"

AJIP Rosidi*tempat tak lebih dari empat esai dalam setiap bulan-nya.Sementara itu, penghargaan kepada penulis carpon

juga lebih menjanjikan ketimbang penulis kritik sas-

Kliping Humas Unpad 2011

T

Page 2: Pikiran Rakyat - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/...ajipdankritiksastrasundaupload.pdf · drama, atau sajak. Tidak aneh masyarakat Sunda lebih terbetot menu- ...

tra. Dalam setiap bulannya dipilih satu carpon terbaikMangle dan diberi hadiab oleh politikus sekaliguspengusaba dan budayawan Uu Rukmana berupa uangsani juta rupiab. Tidak cukup uang, carpon-carponterpilihjuga kerap disatukan menjadi sebuab bukukumpulan carpon.

Di lain pihak, buku kumpulan earpon, novel, atausajakjuga oleh Yayasan Kebudayaan Rancage sabantabun dipilih yang terbaik untuk diberi Hadiab SasteraRancage, Tidak sekalipun Yayasan Kebudayaan Ran-cage memberi hadiab kepada penulis buku kumpulankritik sastra, atau setidaknya kumpulan esai bahasaSunda.

Ada pun lornba-lomba yang kerap diadakan oleh Pa-guyuban Panglawungan Sastra Sunda atau media-me-dia Sunda lebih sering mengadakan lomba carpon,drama, atau sajak.

Tidak aneh masyarakat Sunda lebih terbetot menu-lis carpon atau sajak ketirobang menulis kritik sastra.Tentu saja, salab satu alasan yang diajukannya adalabpertimbangan penghargaan sosial dan nominal

Padabal, sudab menjadi kesepakatan para pemerha- -ti babasa, babasa Sunda hanya hidup dan berkembangdi tataran sastradan jurnalistik belaka. Babasa Sundabelum bisa lagi menjadi bahasa keilmuan seperti yangpernab terjadi sebelum Indonesia merdeka.

Nab, agar babasa Sunda tumbuh dan berkembangperlakukanlab seperti carport atau sajak. Berilab diatempat yang terhormat. Bukankah kritik atau esai sas-trajuga merupakan salab satu elemen dalam keilmu-an?

Jika kritik sastra mendapat tempat yang lebih layak,diharapkan tidak ada lagi masyarakat Sunda yang eng-gan menulis kritik sastra. Keengganan itu buah darianggapan kritik perlu dihindari agar tidak terjadi kon-flik yang pelik.

Atas dasar kesadaran, meski sering konflik dalambangunan polemik dan mungkin berimbas ke kehi-dupan pribadi, Ajip Rosidi memulai dan terus mem-

buat kritik sastra Sunda. Dalam koran, rnajalah, bule-tin, atau dalam pengantar sebuab buku, Ajip Rosidi te-rus menulis kritik sastra Sunda.

Kritik atau esai yang berkaitan dengan kesusastraanSunda karya Ajip Rosidi yang berserakan di pelbag .media itu sebagian sudab terkumpulkan dalam bukuDur Pandjak (1966), Ngalanglang KasusastraanSunda (1983), Deungkleung Denqdek (1986), HajiHasan Mustapajeung Karya-karyana (1988), Pan-cakaki (1996), Eundeuk-eundekan (1998), Hurip Wa-ras (2001).

Ajip Rosidi juga menulis kritik sastra Sunda dalambabasa Indonesia dan telab dibukukan dalam Kesu-sastraan Sunda Dewasa Ini (1966), Sastra dan Buda-ya: Kedaerahan dalam Keindonesiaan (1995). Ensi-klopedi Sunda (2001) yang ditulis dalam bahasa Ind -neisa merupakan ensiklopedi etnis pertama di Nusan-tara, salab satu perintis dan pelaksananya adalah AjipRosidi.

Sejurolab kritik sastra yang telab ditulis Ajip Rosi idan dibaca sebagian keeil masyarakat Sunda serpesti-nya membuat kita makin tersadarkan. Khusus di bi-

ng sastra Sunda (carpon/sajak),jangan lagi adaanggapan menulis earpon atau sajak hanya sebuah k -langenan, hobi selingan semata, atau mengisi waktusenggang.

Namun, dalam amatan saya, kualitas carpon hari inikalab jauh kualitasnya dibandingkan carpon angkat nMoh. Ambri, Tjaraka, atau Sjarif Amin. Sebagian car-pon yang muncul di Mangle, Galura, atau Cupumanikbaru sebatas memotret kehidupan keseharian.

Padahal, panggeuing (peringatan) agar kita sadardalam mencipta karya sastra telah disuarakan AjipRosidi sejak 47 tahun yang lalu. ***

DJASEPUDIN,Guru honorer bahasa Sunda di SD Islam Al-Azhar

27 Cibinonq; alumnus Program Studi Sastra SundaUniversitas Padjadjaran Bandung.

1

Page 3: Pikiran Rakyat - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/...ajipdankritiksastrasundaupload.pdf · drama, atau sajak. Tidak aneh masyarakat Sunda lebih terbetot menu- ...

tra. Dalam setiap bulannya dipilih satu carpon terbaikMangle dan diberi hadiab oleh politikus sekaliguspengusaba dan budayawan Uu Rukmana berupa uangsani juta rupiab. Tidak cukup uang, carpon-carponterpilihjuga kerap disatukan menjadi sebuab bukukumpulan carpon.

Di lain pihak, buku kumpulan earpon, novel, atausajakjuga oleh Yayasan Kebudayaan Rancage sabantabun dipilih yang terbaik untuk diberi Hadiab SasteraRancage, Tidak sekalipun Yayasan Kebudayaan Ran-cage memberi hadiab kepada penulis buku kumpulankritik sastra, atau setidaknya kumpulan esai bahasaSunda.

Ada pun lornba-lomba yang kerap diadakan oleh Pa-guyuban Panglawungan Sastra Sunda atau media-me-dia Sunda lebih sering mengadakan lomba carpon,drama, atau sajak.

Tidak aneh masyarakat Sunda lebih terbetot menu-lis carpon atau sajak ketirobang menulis kritik sastra.Tentu saja, salab satu alasan yang diajukannya adalabpertimbangan penghargaan sosial dan nominal

Padabal, sudab menjadi kesepakatan para pemerha- -ti babasa, babasa Sunda hanya hidup dan berkembangdi tataran sastradan jurnalistik belaka. Babasa Sundabelum bisa lagi menjadi bahasa keilmuan seperti yangpernab terjadi sebelum Indonesia merdeka.

Nab, agar babasa Sunda tumbuh dan berkembangperlakukanlab seperti carport atau sajak. Berilab diatempat yang terhormat. Bukankah kritik atau esai sas-trajuga merupakan salab satu elemen dalam keilmu-an?

Jika kritik sastra mendapat tempat yang lebih layak,diharapkan tidak ada lagi masyarakat Sunda yang eng-gan menulis kritik sastra. Keengganan itu buah darianggapan kritik perlu dihindari agar tidak terjadi kon-flik yang pelik.

Atas dasar kesadaran, meski sering konflik dalambangunan polemik dan mungkin berimbas ke kehi-dupan pribadi, Ajip Rosidi memulai dan terus mem-

buat kritik sastra Sunda. Dalam koran, rnajalah, bule-tin, atau dalam pengantar sebuab buku, Ajip Rosidi te-rus menulis kritik sastra Sunda.

Kritik atau esai yang berkaitan dengan kesusastraanSunda karya Ajip Rosidi yang berserakan di pelbag .media itu sebagian sudab terkumpulkan dalam bukuDur Pandjak (1966), Ngalanglang KasusastraanSunda (1983), Deungkleung Denqdek (1986), HajiHasan Mustapajeung Karya-karyana (1988), Pan-cakaki (1996), Eundeuk-eundekan (1998), Hurip Wa-ras (2001).

Ajip Rosidi juga menulis kritik sastra Sunda dalambabasa Indonesia dan telab dibukukan dalam Kesu-sastraan Sunda Dewasa Ini (1966), Sastra dan Buda-ya: Kedaerahan dalam Keindonesiaan (1995). Ensi-klopedi Sunda (2001) yang ditulis dalam bahasa Ind -neisa merupakan ensiklopedi etnis pertama di Nusan-tara, salab satu perintis dan pelaksananya adalah AjipRosidi.

Sejurolab kritik sastra yang telab ditulis Ajip Rosi idan dibaca sebagian keeil masyarakat Sunda serpesti-nya membuat kita makin tersadarkan. Khusus di bi-

ng sastra Sunda (carpon/sajak),jangan lagi adaanggapan menulis earpon atau sajak hanya sebuah k -langenan, hobi selingan semata, atau mengisi waktusenggang.

Namun, dalam amatan saya, kualitas carpon hari inikalab jauh kualitasnya dibandingkan carpon angkat nMoh. Ambri, Tjaraka, atau Sjarif Amin. Sebagian car-pon yang muncul di Mangle, Galura, atau Cupumanikbaru sebatas memotret kehidupan keseharian.

Padahal, panggeuing (peringatan) agar kita sadardalam mencipta karya sastra telah disuarakan AjipRosidi sejak 47 tahun yang lalu. ***

DJASEPUDIN,Guru honorer bahasa Sunda di SD Islam Al-Azhar

27 Cibinonq; alumnus Program Studi Sastra SundaUniversitas Padjadjaran Bandung.

1