Pht Untuk Kelas x

download Pht Untuk Kelas x

of 14

Transcript of Pht Untuk Kelas x

MATERI PELAJARAN UNTUK SMK BUDIDAYA SEMESTER I & II

PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT)Oleh : Dayat Supriadi S.STSMK NURUL MADANY 2011

BAB I. PENDAHULUANPerlindungan tanaman mempunyai peranan penting dalam pemantapan produksi pangan. Melalui usaha perlindungan tanaman yg tepat, OPT dapat dikendalikan sehingga tidak mengakibatkan kehilangan hasil dan mampu menjamin tercapainya potensi hasil yg diinginkan. Setiap usaha yang dilakukan untuk mengendalikan OPT dapat memberikan kondisi yg memungkinkan keberhasilan usaha budidaya tanaman lainnya, dan sebaliknya usaha budidaya tanaman perlu diperhatikan agar jangan sampai dapat mendorong timbulnya permasalahan OPT pada suatu ekosistem tertentu.

Belalang pedang (chloracris prasina)

Kumbang catut (xylotrupes gideon)

Usaha perlindungan tanaman merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari usaha pengelolaan ekosistem pertanian atau sistem produksi tanaman, yang bertujuan untuk memperoleh kuantitas dan kualitas produk yang tinggi. Produksi pertanian digunakan untuk meningkatkan kehidupan dan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu usaha pengendalian OPT seharus nya dilakukan tidak terlepas dari kaitannya dan keterpaduannya dengan usaha-usaha produksi tanaman lainnya seperti penentuan varietas, penggunaan bibit unggul,pemupukan, pengairan, dan teknik budidaya tanaman lainnya.

Latar belakang pengembangan konsep PHT di IndonesiaDasar hukum PHT tertera pada GBHN II dan GBHN IV serta Inpres 3/1986 yang kemudian lebih dimantapkan lagi melalui UU No. 12/1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman. Konsep PHT muncul berkembang sebagai koreksi terhadap kebijakan pengendalian hama secara konvensional, yg sangat mengutamakan peng gunaan pestisida. Cara ini kecuali meningkatkan biaya produksi juga meng akibatkan dampak samping yang merugikan bagi lingkungan hidup dan kesehatan masyarakat. Dilihat dari segi efektivitas dan efisiensi pengendalian, penggunaan pestisida kimia semakin mendorong berkembangnya jenis hama yang resisten, timbul nya resurgensi hama serta timbulnya letusan hama sekunder. Untuk mening katkan kembali efisiensi dan efektivitas pegendalian, serta untuk menghindari pencemaran lingkungan maka kebijakan dan pengendalian secara konvensional tsb harus diubah menjadi kebijakan pengendalian hama berdasarkan pada konsep dan prinsip PHT (Pengendalian Hama Terpadu).

Konsep dan Strategi Penerapan PHT.PHT adalah suatu cara pendekatan atau cara berpikir tentang pengendalian OPT yang didasarkan pada pertimbangan ekologi dan efisiensi ekonomi dalam rangka pengelolaan agroekosistem yang berwawasan lingkungan yang berkelanjutan. Sasaran PHT adalah; 1) Produktivitas pertanian mantap tinggi, 2) Penghasilan dan kesejahteraan petani meningkat, 3) Populasi OPT dan kerusakan tanaman karena serangannya tetap berada pada aras yg secara ekonomis tidak merugikan, 4) Pengurangan resiko pencemaran lingkungan akibat pestisida. Strategi PHT adalah memadukan secara kompatibel semua teknik atau metoda pengendalian OPT didasarkan pada azas ekologi dan ekonomi.

Taktik Pengendalian Hama Terpadu (PHT).Taktik PHT adalah : 1. Pemanfaat proses pengendalian alami dengan mengurangi tindakan yang merugikan perkembangan musuh alami. 2. Pengelolaan ekosistem melalui usaha bercocok tanam yang baik. Teknik bercocok tanam antara lain ; a) Menanam varietas tahan, b) menanam benih sehat, c) pergiliran tanaman dan varietas, d) sanitasi, e) penetapan masa tanam, f) tanam serempak, g) menanam tanaman perangkap, h) pengaturan jarak tanam, i) penanaman tumpangsari, j) pengelolaan tanah dan air, k) pemupukan berimbang sesuai dengan kebutuhan setempat.

Pengelolaan tanah dan air pada Tanaman sayuran

Tanaman tumpangsari

3. Pengendalian fisik dan mekanis yang bertujuan untuk mengurangi poulasi OPT, mengganggu aktifitas fisiologis OPT yang normal, serta mengubah lingkungan fisik menjadi kurang sesuai bagi kehidupan dan perkembangan OPT.

4. Penggunaan pestisida secara selektif dan bijaksana untuk mengembalikan populasi OPT pada aras keseimbangannya. Selektivitas pestisida berdasarkan pada sifat fisiologis, ekologis dan cara aplikasi.

Penelitian hama yang menyerang tanaman padi sawah

PERANAN PEMANTAUAN DALAM PHT.Dalam penerapan PHT, program pengamatan atau monitoring ekosistem merupakan kegiatan yang sangat menentukan keberhasilan dalam mengambil keputusan tentang pengendalian OPT. Kecuali poulasi OPT juga populasi musuh alami perlu diperhitungkan dan dianalisis untuk memperoleh suatu keputusan. Secara skematis proses pengambilan keputusan PHT adalah sebagai berikut:Analisis ekonomi Pengambilan keputusan

pemantauan

Program tindakan

AGROEKOSISTEM

Prinsip Penerapan PHT pada tingkat petani.Empat prinsip yang digunakan dalam PHT adalah sbb: 1) 2) 3) 4) Budidaya tanaman sehat, Pelestarian dan pendayagunaan musuh alami, Pengamatan mingguan secara teratur, dan Petani sebagai ahli PHT.

1) Budidaya Tanaman Sehat.Budidaya tanaman sehat menjadi bagian penting dalam program pengendalian OPT. Tanaman yang sehat mempunyai ketahanan ekologis yang tinggi terhadap gangguan OPT.

2). Pelestarian musuh alami (MA).Kekuatan unsur-unsur alami baik dari unsur iklim atau cuaca, ketahanan tanaman, maupun unsur hayati lain termasuk musuh alami merupakan unsur penting, dalam pengen dalian alamiah. Musuh alami merupakan faktor pengendali OPT penting yang perlu dilestarikan dan dikelola agar mampu berperan secara maksimum dalam pengaturan populasi Organsme Penggang gu tumbuhan (OPT) di alam.

3). Pemantauan Ekosistem secara teraturMasalah OPT tidak timbul begitu saja dan tidak mendadak. Masalah OPT biasanya timbul karena hasilkerja kombinasi unsur-unsur lingkyngan yang se suai baik biotik maupun abiotik. Serta campur tangan manusia yang dapat men dukung pertumbuhan dan perkembangan populasi OPT. Oleh karena itu pemantauan ekosistem pertanaman yang intensif secara rutin oleh petani merupakan dasar analisis ekosistem untuk pengambilan keputusan dan melakukan tindakan yang diperlukan.

4). Petani sebagai ahli PHT.Petani sebagai pengambil keputusan di lahannya sendiri, hendaknya memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menganalisis ekosistem serta mampu menetapkan keputusan pengendalian hama secara tepat sesuai dengan prinsip-prinsip PHT.

Sampai jumpa di BAB II