PHI 4 - KOMPONEN DALAM SISTEM HUKUM POSITIF...

50

Transcript of PHI 4 - KOMPONEN DALAM SISTEM HUKUM POSITIF...

�HUKUM TERTULIS

Adalah hukum yang sengaja dibuat oleh

pemerintah untuk mengatur kehidupan bersama manusia dalam masyarakat agar dapat berjalan tertib dan teraturagar dapat berjalan tertib dan teratur

�PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Adalah peraturan tertulis yang dibentuk

oleh lembaga negara atau pejabat yang berwenang dan mengikat secara umum.

LEMBAGA PRODUKDASAR HUKUM

DALAM UUD dan UU 12 TAHUN 2011

MPR UUD 1945TAP MPRTUS MPR

Pasal 3*** UUD 1945

PRESIDEN UU Pasal 5(1)* , Ps.20(1) , PRESIDEN UUPERPUPPPERPRES

Pasal 5(1)* , Ps.20(1) , Pasal 21 UUD’45Pasal 22 UUD’45Pasal 5 (2) UUD’45UU 12 TAHUN 2011

DPR UU Pasal 20 (1 dan 2)* dan 21* UUD’45 - Lihat amandemen I, II dan IV

AZAS PEMBENTUKAN

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

YANG BAIK(Pasal 5 UU 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan)

a. kejelasan tujuan;

b. kelembagaan / pejabat pembentuk yang tepat;b. kelembagaan / pejabat pembentuk yang tepat;

c. kesesuaian antara jenis, hierarki dan materi muatan;

d. dapat dilaksanakan;

e. kedayagunaan dan kehasilgunaan;

f. kejelasan rumusan; dan

g. keterbukaan.

AZAS MATERI MUATAN

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN(Pasal 6 (1) UU 12 / 2011)

a. pengayoman;

b. kemanusiaan;

c. kebangsaan;

d. kekeluargaan;d. kekeluargaan;

e. kenusantaraan;

f. bhineka tunggal ika;

g. keadilan;

h. kesamaan kedudukan dalam hukum & pemerintahan

i. ketertiban & kepastian hukum; dan atau

j. keseimbangan, keserasian, dan keselarasan

JENIS DAN HIERARKI PERATURAN PERUNDANG-

UNDANGAN(Pasal 7 (1) UU 12 / 2011)

a. UUDNRI Tahun 1945;

b. TAP MPR;

c. UU / Perpu;

d. PP;

e. Perpres;

f. Perda Propinsi;

g. Perda Kab. / Kota

JENIS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

LAIN(Pasal 8 UU 12 / 2011)

1) Peraturan Perundang-undangan yang ditetapkan oleh MPR, DPR, DPD, MA, MK, BPK, KY, BI, Menteri, badan, lembaga, atau komisi yg setingkat yg dibentuk dgn UU atau Pemerintah atas perintah UU, DPRD Provinsi, Gubernur, atas perintah UU, DPRD Provinsi, Gubernur, DPRD Kabupaten/Kota, Bupati/Walikota, Kepala Desa atau yang setingkat.

2) Peraturan Perundang-undangan tersebut diakui keberadaannya dan mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang diperintahkan oleh Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi atau dibentuk berdasarkan kewenangan.

Contoh 1:

Ketentuan UUD dilaksanakan dgn UU:�Pasal 2 (1) UUDNRI Tahun 1945 : MPR

terdiri atas anggota DPR dan anggota DPD yang dipilih melalui pemilihan umum & diatur lebih lanjut dengan UUumum & diatur lebih lanjut dengan UU

�KETENTUAN PASAL 2 UUD DILAKSANA-KAN DENGAN UU TENTANG SUSUNAN DAN KEDUDUKAN MPR, DPR, DAN DPRD

Contoh 2:Ketentuan UUD dilaksanakan dengan Keppres

(Pasal 17 UUDNRI Tahun 45) :(1) Presiden dibantu oleh menteri menteri negara.(2) Menteri menteri itu diangkat dan diberhentikan

oleh Presiden. *)(3) Setiap menteri membidangi urusan tertentu (3) Setiap menteri membidangi urusan tertentu

dalam pemerintahan. *)

�KETENTUAN PASAL 17 UUD DILAKSANA-KAN DENGAN KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG POKOK-POKOK ORGANISASI DEPARTEMEN, KEPPRES SUSUNAN ORGANISASI DEPARTEMEN

MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT

(MPR)

�Pasal 2**** UUD 45: Susunan terdiri atas anggota DPR dan anggota DPD

�Pasal 3*** UUD 45: MPR Berwenang mengubah dan menetapkan UUD

�UUD termasuk dalam jenis peraturan per-UU-an yang diatur dalam UU no. 12 Tahun 2011

PRODUK HUKUM MPR:(Pasal 98 TAP MPR No. I/MPR/83 tentang Peraturan Tata tertib MPR)

� TAP MPR : putusan Majelis yg mempunyai kekuatan hukum mengikat ke luar & ke dalam Majelis

� TAP MPR yang memuat garis-garis besar dalam bidang legislatif dilaksanakan dengan UUTAP MPR yang memuat garis-garis besar dalam � TAP MPR yang memuat garis-garis besar dalam bidang eksekutif dilaksanakan dengan Keppres

� TUS MPR : putusan Majelis yang mempunyai kekuatan hukum mengikat ke dalam Majelis� Pasal 2(3) UUD 45: Segala putusan MPR

ditetapkan dengan suara yang terbanyak.

PRESIDEN bdsr UUDNRI Th 1945

� Pasal 4 (1) : Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan

� Pasal 5 (1)* : Presiden berhak mengajukan rancangan undang-undang kepada DPR

� Pasal 5 (2) : Presiden menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankan undang-undang sebagaimana mestinyauntuk menjalankan undang-undang sebagaimana mestinya

� Pasal 20 (3)* : Jika rancangan undang undang itu tidak mendapat persetujuan bersama, rancangan undang undang itu tidak boleh diajukan lagi dalam persidangan Dewan Perwakilan Rakyat masa itu.

� Pasal 20 (4)* : Presiden mengesahkan rancangan undang-undang yang telah disetujui bersama untuk menjadi undang-undang

� Pasal 20 (5)** : Dalam hal rancangan undang undang yang telah disetujui bersama tersebut tidak disahkan oleh Presiden dalam waktu tiga puluh hari semenjak rancangan undangundang tersebut disetujui, rancangan undang undang tersebut sah menjadi undang undang dan wajib diundangkan.

� Pasal 22 (1) : Dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa, Presiden berhak menetapkan peraturan pemerintah sebagai pengganti undangundang.

PRODUK HUKUM PRESIDEN(Pasal 1 UU 12 Tahun 2011)

3. Undang- undang : Peraturan Perundang-undangan yg dibentuk oleh DPR dengan persetujuan bersama Presiden.

4. Peraturan pemerintah pengganti undang- undang : Peraturan Perundang-undangan yang ditetapkan oleh Presiden dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa.

5. Peraturan pemerintah : Peraturan Perundang-undangan yang ditetapkan oleh Presiden untuk menjalankan UU sebagaimana mestinya.

6. Peraturan Presiden : Peraturan Perundang-undangan yang ditetapkan oleh Presiden untuk menjalankan perintah Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi atau dalam menyelenggarakan kekuasaan pemerintahan.

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT bdsr UUDNRI Th 1945bdsr UUDNRI Th 1945bdsr UUDNRI Th 1945bdsr UUDNRI Th 1945

�Pasal 20: (1)* DPR memegang kekuasaan membentuk

UU.(2)* Setiap rancangan UU dibahas oleh DPR dan (2)* Setiap rancangan UU dibahas oleh DPR dan

Presiden untuk mendapat persetujuan bersama.

�Pasal 21: Anggota DPR berhak mengajukan usul rancangan UU.*)

�Kesimpulan : Presiden maupun DPR berhak mengajukan rancangan UU

UNDANG-UNDANG�UU : peraturan perundang- undangan yang

dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyatdengan persetujuan bersama Presiden .

�Paul Laban (Jerman): 2 pengertian UU :1. UU dalam arti materiel : penetapan kaidah 1. UU dalam arti materiel : penetapan kaidah

hukum yang tegas, sehingga hukum mempunyai kekuatan mengikat

2. UU dalam arti formil : setiap keputusan yang merupakan UU karena cara terjadinya

� Jika UU telah disahkan Presiden , untuk memiliki kekuatan hukum harus diundangkan dalam Lembaran Negara oleh sekretaris negara pada tanggal yang sudah ditentukan dalam UU tersebut

� Jika tidak terdapat tanggal , maka mulai berlaku 30 hari sejak diundangkan dalam Lembaran negara (untuk Jawa Madura ) dan 100 hari (diluar Jawa Madura )Madura )

� Berlaku fictie hukum : � “SETIAP ORANG DIANGGAP TELAH

MENGETAHUI ADANYA SUATU UNDANG -UNDANG, SEHINGGA BAGI ORANG YANG MELANGGGAR KETENTUAN UU TIDAK ADA ALASAN YANG MENGATAKAN BAHWA BELUM MENGETAHUI ADANYA UU TERSEBUT”

M A T E R I U UMateri muatan yang harus diatur dengan UU berisihal-hal yang mengatur lebih lanjut ketentuan UUDNRI Tahun 1945 yg meliputi:

1.hak-hak asasi manusia; 2.hak dan kewajiban warga negara; 3.pelaksanaan dan penegakan kedaulatan negara 3.pelaksanaan dan penegakan kedaulatan negara

serta pembagian kekuasaan negara; 4.wilayah negara dan pembagian daerah; 5.kewarganegaraan dan kependudukan; dan 6.keuangan negara. � Di samping itu, materi muatan UU juga bisa berasal

dari perintah UU lain.

M A T E R I U U

Ps 10 (1) UU No. 12 Tahun 2011Materi muatan yang harus diatur dengan UU

berisi:�pengaturan lebih lanjut mengenai ketentuan

UUDNRI Tahun 1945;UUDNRI Tahun 1945;�perintah suatu UU untuk diatur dengan UU;�pengesahan perjanjian internasional tertentu;� tindak lanjut atas putusan MK; dan/atau�pemenuhan kebutuhan hukum dalam

masyarakat.

�Dari 6 materi , terdapat sekitar 38 delegasian yang ditentukan dalam UUD 1945

�Dari 6 dan 38 indikasi, ditambah �Dari 6 dan 38 indikasi, ditambah delegasian dari UU lain, Permintaan atau kebutuhan masyarakat (nasional atau internasional) dan Kebutuhan penyelenggaraan kepemerintahan

�Mampukah DPR dan Pemerintah ?

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG

(PERPU / NOODVERORDENINGSRECHT)

� Pasal 1 Angka 4 UU 12 Tahun 2011:

Peraturan pemerintah pengganti undang - undang : Peraturan Perundang-undangan yang ditetapkan oleh Presiden dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa.

� Pasal 22 UUDNRI Tahun 45:� Pasal 22 UUDNRI Tahun 45:

(1) Dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa, Presiden

berhak menetapkan peraturan pemerintah sebagai

pengganti undangundang.

(2) Peraturan pemerintah itu harus mendapat persetujuan

DPR dalam persidangan yang berikut.

(3) Jika tidak mendapat persetujuan, maka peraturan

pemerintah itu harus dicabut.

�Attamimi :Noodverordeningsrecht Presiden adalah kewenangan Presiden untuk membentuk peraturan pengganti dan karena itu setingkat UU serta memberlakukannya sebelum memperoleh persetujuan DPR

Keterangan:� Diperlukan agar keselamatan negara dapat dijamin oleh

pemerintah dalam keadaan genting, agar dapat bertindak cepat dan sesuai dengan UU.� BERDASAR PERTIMBANGAN KEADAAN YANG

MENDESAK PERLU DIKELUARKAN UU DENGAN SEGERA

� Tetap harus dimintakan persetujuan oleh DPR� Perpu memiliki kedudukan yang sama dengan UU

1. Undang Undang no. 56 prp Tahun 1960 tentang Penetapan Luas Tanah Pertanian

2. Undang Undang no. 51 prp Tahun 1960 tentang Larangan Pemakaian Tanah

Contoh PERPU

tentang Larangan Pemakaian Tanah tanpa Ijin yang Berhak atau Kuasanya

3. Undang Undang no. 1 prp Tahun 1992 tentang Penangguhan Mulai Berlakunya UU no. 14 Tahun 1992 tentang lalu Lintas dan Angkutan Jalan

MATERI PERPU�SAMA DENGAN MATERI MUATAN UU �LEBIH KE “HAL IKHWAL KEGENTINGAN

YANG MEMAKSA” �SUBSTANSI DIGANTUNGKAN PADA

KEBUTUHAN PRESIDEN DENGAN TETAP KEBUTUHAN PRESIDEN DENGAN TETAP MEMPERHATIKAN MATERI MUATAN UU

�KEABSAHAN SUBSTANSI DIGANTUNGKAN PADA PERSETUJUAN DPR

UU Darurat (Pasal 96-97 UUDS dan KRIS)

� Pasal 96 UUDS:� Pemerintah berhak atas kuasa dan tanggungjawab sendiri

menetapkan UUDarurat…. Karena keadaan yang mendesak� UUDarurat mempunyai kekatan dan sederajad dengan UU

� Pasal 97 UUDS:� UUDarurat disampaikan kepada DPR pada sidang berikutnya� Jika ditolak oleh DPR maka peraturan ini tidak berlaku karena � Jika ditolak oleh DPR maka peraturan ini tidak berlaku karena

hukum� Contoh:

� UU no. 1 Drt tahun 1951 tentang Pemindahan Hak-hak atas Tanah dan Benda-benda Tetap Lainnya yang takluk pada Hukum Eropa

� Kesimpulan:� Kedudukan sama dengan PERPU, � Perbedaan PERPU berdasar UUD 45, UUDarurat berdasar UUDS

dan Konstitusi RIS

PERATURAN PEMERINTAH (PP)� Pasal 1 Angka 5 UU 12 Tahun 2011 :

Peraturan pemerintah : Peraturan Perundang-undangan yang ditetapkan oleh Presiden untuk menjalankan UU sebagaimana mestinya.

� Pasal 5 ayat 2 UUD 45:

� Presiden menetapkan peraturan pemerintah untuk

menjalankan undang-undang sebagaimana mestinya

� Fungsi PP:

� Melaksanakan ketentuan UU, karena UU hanya berisi

ketentuan pokok, sehingga ketentuan rinci diserahkan pada

peraturan lain yang lebih rendah tingkatannya

� Peraturan delegasi dari UU

� Materi PP:

� Penjabaran, penguraian, perincian lebih lanjut dari ketentuan

UU

Contoh:� Pasal 19 UUPA : untuk kepastian hukum, diadakan

pendaftaran tanah di seluruh wilayah RI menurut ketentuan yang diatur dalam PP. � PP 10 tahun 1961 tentang Pendaftaran Tanah , diganti

dengan PP no. 24 Tahun 1997� Pasal 67 UU no. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan : untuk

pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dalam PPpelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dalam PP� PP 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan UU no. 1 Tahun

1974� Ada pula PP yang berlakukan walaupun dalam UU tidak

secara tegas diminta dalam UU Perkawinan, misalnya: � PP no. 10 Tahun 1983 tentang Izin Perkawinan dan

Perceraian Bagi pegawai negeri Sipil� PP no. 45 Tahun 1990 tentang Perubahan Atas Izin

Perkawinan dan perceraian Bagi Pegawai negeri Sipil

Mengapa menggunakan istilah

Peraturan Pemerintah?

�Dokumen sidang BPUPKI dan PPKI: tidak ada penjelasan

�Sangat dimungkinkan diperoleh dari nama �Sangat dimungkinkan diperoleh dari nama peraturan serupa pada masa Hindia belanda (terjemahan dari Regerings-vervodening �regering = pemerintah�Vervordening = peraturan

�Presiden dengan kekuasaan eksekutif, dalam menjalankan UU memiliki kekuasaan menetapkan PP

�Kekuasaan reglementaire �kekuasaan yang dimiliki oleh kepala negara �kekuasaan yang dimiliki oleh kepala negara

yang dilaksanakan secara bebas �dengan tujuan menjalankan atau secara

harfiah untuk mengatur bekerjanya suatu UU dan untuk melaksanakan sebaik-baiknya

�Kekuasaan legislatif presiden ≠ kekuasaan reglementaire

Attamimi:1. PP tidak dapat mencantumkan sanksi pidana atau denda apabila UU

yang khusus “dijalankan” olehnya juga tidak mencantumkan sanksi

pidana atau denda.

2. PP dapat dibentuk walau tidak ada UU yang memerintahkan dengan

tegas adanya kewenangan yang sudah “dilakukan” secara tidak

langsung dalam UUD 45 ayat 2 dalam wujud kekuasaan

reglementaire.reglementaire.

3. PP tidak dapat mengubah materi yang ada dalam UU yang

“dijalankan”. Mengubah materi meliputi menambah, mengurangi,

menyisipi, memodifikasi pengertian.

4. PP hanya dapat berisi peraturan (regeling) atau kombinasi peraturan

dan penetapan (beschikking)

5. Kecuali sangat diperlukan, PP tidak mendelegasikan lagi

kewenangannya kepada peraturan yang lebih rendah

MATERI MUATAN PP� PP adalah peraturan perundang-undangan yang

ditetapkan oleh Presiden untuk menjalankan UU sebagaimana mestinya (Pasal 1 angka 5 UU P3).

� Dalam penyusunan PP ini Presiden menetapkan PP untuk menjalankan UU sebagaimana mestinya.

� “sebagaimana mestinya” adalah materi muatan yang diatur dalam PP tidak boleh menyimpang dari materi yang diatur dalam UU yang bersangkutan (Penjelasan Pasal 10 UU P3).

� Pemahaman makna tersebut terkait dengan lingkup pengaturan yang diamanatkan oleh UU itu sendiri, artinya, delegasian materi tertentu yang diperintahkan oleh UU kepada PP tidak melebar atau meluas melampaui apa yang diperintahkan.

� Materi muatan PP adalah materi muatan UU , dalam arti bahwa PP tersebut rangkaian yang selalu mengikuti rangkaian di depannya dalam rangka melengkapi dan memperlancar pelaksanaan UU.

� Perbedaannya hanya terletak pada larangan pencantuman pidana dan larangan-larangan lain yang sifatnya memberikan beban kepada yang sifatnya memberikan beban kepada masyarakat (terkait dengan HAM).

� Materi muatan PP bersubstansi di sekitar tugas, fungsi, dan wewenang kepemerintahan yang memang diperintahkan untuk melaksanakan UU.

� Ciri materi muatan PP lebih kepada hal-hal yang sifatnya teknis atau administratif untuk menjalankan UU.

PERATURAN PRESIDEN� Pasal 1 Angka 6 UU 12 Tahun 2011 :

Peraturan Presiden : Peraturan Perundang-undangan yang ditetapkan oleh Presiden untuk menjalankan perintah Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi atau dalam menyelenggarakan kekuasaan pemerintahan.kekuasaan pemerintahan.

� Sesuai dengan kedudukan Presiden menurut UUD, Perpres adalah peraturan yang dibuat oleh Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara sebagai atribusi dari Pasal 4 ayat (1) UUDNRI Tahun 45.

PERATURAN PRESIDEN

� Pasal 13 UU 12 Tahun 2011 :Materi muatan Peraturan Presiden berisi :� materi yang diperintahkan oleh Undang-Undang,� materi untuk melaksanakan Peraturan

Pemerintah,atauPemerintah,atau� materi untuk melaksanakan penyelenggaraan

kekuasaan pemerintahan.

PP ≠ PERPRES� Persamaan:

� diperintahkan oleh UU � ditandatangani Presiden dan sama-sama

melaksanakan UU. � Perbedaan:

� Materi Perpres mengarah pada pembentukan suatu institusi di bawah Presiden yang pembentukannya diperintahkan UU (susunan organisasi, tugas, fungsi, dan wewenang institusi tersebut).

� Tidak terkait dengan lintas sektoral� Praktik: penentuan instrumen sering tidak konsisten.

PERATURAN DAERAH(Pasal 1 dan 12 UU 10 Tahun 2004 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-

undangan)

� Peraturan daerah adalah peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh dewan perwakilan rakyat daerah dengan persetujuan bersama kepala daerah.

� Materi muatan Peraturan Daerah adalah: � Materi muatan Peraturan Daerah adalah: � seluruh materi muatan dalam rangka

penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas pembantuan, dan

� menampung kondisi khusus daerah serta � penjabaran lebih lanjut Peraturan Perundang-

undangan yang lebih tinggi.� CARI PERBEDAAN DENGAN UU NO. 12 / 2011

?

MATERI PERDA

(UU TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH No. 32 Th. 2004)

�Pasal 10: muatan umum untuk Perda setelah dikurangi urusan Pemerintah (pemerintah pusat) yang meliputi (6):

1. politik luar negeri;

2. pertahanan;2. pertahanan;

3. keamanan;

4. yustisi;

5. moneter dan fiskal nasional; dan

6. agama.

Lanjutan….

� Pelimpahan sebagian urusan Pemerintah kepada perangkat Pemerintah atau wakil Pemerintah di daerah atau dapat menugaskan kepada pemerintahan daerah dan/atau pemerintahan desa;

� Pelimpahan sebagian urusan pemerintahan � Pelimpahan sebagian urusan pemerintahan kepada Gubernur selaku wakil Pemerintah; dan penugasan sebagian urusan kepada pemerintahan daerah/atau pemerintahan desa berdasarkan asas tugas pembantuan.

� Delegasian dari peraturan perundang-undangan di atasnya.

� Pasal 7 (2) UU 10 tahun 2004: Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e meliputi :

a. Peraturan Daerah provinsi dibuat oleh dewan perwakilan rakyat daerah provinsi bersama dengan gubernur;

b. Peraturan Daerah kabupaten/kota dibuat oleh dewan perwakilan rakyat daerah kabupaten/kota bersama bupati/walikota;bersama bupati/walikota;

c. Peraturan Desa/peraturan yang setingkat, dibuat oleh badan perwakilan desa atau nama lainnya bersama dengan kepala desa atau nama lainnya.

� Pasal 7 (3) UU 10 tahun 2004 : Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pembuatan Peraturan Desa/peraturan yang setingkat diatur dengan Peraturan Daerah kabupaten/kota yang bersangkutan.

� Pasal 26 UU 10 tahun 2004: Rancangan peraturan daerah dapat berasal dari dewan perwakilan rakyat daerah atau gubernur, atau bupati/walikota, masing-masing sebagai kepala pemerintah daerah provinsi, kabupaten, atau kota.

� Pasal 28 UU 10 tahun 2004

� Rancangan peraturan daerah yang telah disiapkan oleh gubernur atau bupati/walikota disampaikan dengan gubernur atau bupati/walikota disampaikan dengan surat pengantar gubernur atau bupati/walikota kepada dewan perwakilan rakyat daerah oleh gubernur atau bupati /walikota

� (2) Rancangan peraturan daerah yang telah disiapkan oleh dewan perwakilan daerah disampaikan oleh pimpinan dewan perwakilan rakyat daerah kepada gubernur atau bupati/walikota

MATERI MUATAN

PERATURAN PER-UU-AN

� SANGAT TERKAIT DENGAN JENIS PERATURANPERUNDANG-UNDANGAN PERUNDANG-UNDANGAN

� JENIS SATU JENJANG KE ATAS ATAU KE BAWAH TIPIS DAN TUMPANG TINDIH

� JENJANG SEMAKIN KE ATAS, SEMAKIN ABSTRAK, BEGITU SEBALIKNYA

� JENJANG SEMAKIN KE BAWAH SEMAKIN MUDAH DILAKSANAKAN, BEGITU SEBALIKNYA

MATERI MUATANPRODUK MATERI MUATAN DASAR

UU Mengatur lebih lanjut ketentuan UUD 1945 meliputi :1. hak-hak asasi manusia2. hak dan kewajiban warga negara;3. pelaksanaan dan penegakan kedaulatan negara serta

pembagian kekuasaan negara;4. wilayah negara dan pembagian daerah;5. kewarganegaraan dan kependudukan;

Pasal 8 UU 10/2004

5. kewarganegaraan dan kependudukan;6. keuangan negara,Di samping itu, materi muatan Undang-Undang juga bisaberasal dari perintah Undang-Undang lain.

PERPU S.D.A. Pasal 9 UU 10/2004

PP menjalankan UU sebagaimana mestinya Pasal 10 UU 10/2004

PERPRES materi yang diperintahkan oleh UU atau materi untuk melaksanakan PP

Pasal 11 UU 10/2004

MATERI MUATANPRODUK MATERI MUATAN DASAR

PERDA • Materi muatan Peraturan Daerah adalah seluruh materimuatan dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerahdan tugas pembantuan, dan menampung kondisikhusus daerah serta penjabaran lebih lanjut Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi.

• Muatan umum untuk Perda setelah dikurangi urusan

UU no. 10 tahun 2004

UU no. 32 • Muatan umum untuk Perda setelah dikurangi urusanPemerintah (pemerintah pusat) yang meliputi (6), pelimpahan pemerintah dan pendelegasian UU

UU no. 32 Tahun 2004

Peraturan per-UU-an selain dalam

UUD’45 dan UU 10 tahun 2004

(1). Keputusan Presiden:

� Keputusan = besluit= kehendak dari pemerintah atau pembuat per-UU-an

� Keppres dapat berupa:� Keppres dapat berupa:

� Peraturan/regeling: bersifat umum, berlaku untuk semua warga negara

� Penetapan: beschikking: bersifat khusus/einmahlig (bersifat satu kali, tidak terus menerus)

� Pengangkatan rektor

� Pemberian tanda jasa

� Pemberian grasi, abolisi

� TAP MPR XX/MPR/1966 (ket.: sudah tidak berlaku): keppres bersifat khusus (einmahlig) adalah untuk melaksanakan ketentuan UUD yang bersangkutan, TAP MPR dalam bidang eksekutif dan Peraturan Pemerintah.

� Pendapat ini tidak sepenuhnya benar:

� YA: Einmahlig: amnesti, grasi, abolisi, pengangkatan duta

� TIDAK: persamaan kedudukan dalam pemerintahan� TIDAK: persamaan kedudukan dalam pemerintahan

� Keppres mandiri: materi muatannya bukan merupakan aturan pelaksanaan yang menjabarkan atau memerinci peraturan perundangan lainnya, misalnya Keppres no. 55 Tahun 1993 tentang Pengadaan Tanah Bagi pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum.

(2). Instruksi Presiden

� Instruksi hanya diberikan oleh pejabat kepada bawahannya, sehingga hanya berlaku dan mengikat kepada bawahannya

� Contoh Instruksi Presiden no. 1 Tahun 1991 tentang Penyebarluasan Kompilasi Hukum Islam, berisi instruksi Presiden kepada Menteri Agama untuk menyebarluaskan kompilasi Hukum Islam, yang menyebarluaskan kompilasi Hukum Islam, yang berisi:

1. Buku I: tentang Hukum Perkawinan

2. Buku II: tentang Kewarisan

3. Buku III: tentang Perwakafan

(3). Menteri

� Menteri adalah pembantu presiden dan dalam tugasnya bertanggungjawab kepada Presiden

� Di bidang pembuatan peraturan perundangan juga berasal dari Presiden

� Peraturan Menteri: peraturan pelaksanaan dari Peraturan pemerintah, Keputusan Presiden atau UUPeraturan pemerintah, Keputusan Presiden atau UU

� Contoh : PP Pendaftaran tanah dengan Peraturan Menteri Agraria no. 2 tahun 1978 ditetapkan biaya yang harus dipungut

� Keputusan Menteri: peraturan pelaksaan dari Instruksi Presiden atau UU

� Contoh: Instruksi Presiden No. 1 Tahun 1991 dengan Keputusan menteri Agama no. 154 tahun 1991 tentang Pelaksanaan Instruksi Presiden no. 1 Tahun 1991.

�PERATURAN PERUNDANGAN SELAIN DALAM PERUNDANGAN SELAIN DALAM UUDNRI 1945 &

UU No. 12 Tahun 2011 :

JENIS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

LAIN(Pasal 8 UU 12 / 2011)

1) Peraturan Perundang-undangan yang ditetapkan oleh MPR, DPR, DPD, MA, MK, BPK, KY, BI, Menteri, badan, lembaga, atau komisi yg setingkat yg dibentuk dgn UU atau Pemerintah atas perintah UU, DPRD Provinsi, Gubernur, atas perintah UU, DPRD Provinsi, Gubernur, DPRD Kabupaten/Kota, Bupati/Walikota, Kepala Desa atau yang setingkat.

2) Peraturan Perundang-undangan tersebut diakui keberadaannya dan mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang diperintahkan oleh Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi atau dibentuk berdasarkan kewenangan.