pH meter

19
ANALISA FINANSIAL PEMBUATAN SIRUP MENGKUDU (Morinda citrifolia L) TINJAUAN DARI JENIS GULA YANG DIGUNAKAN Oleh : Son Suwasono Dosen Fakultas Pertanian Universitas Tribhuana Tunggadewi, Malang ABSTRAK Sirup mengkudu merupakan hasil dari pemanfaatan buah mengkudu yang diproses dengan menggunakan beberapa jenis gula dan konsentrasi gula tertentu guna menghasilkan kualitas sirup mengkudu yang baik. Permasalahan yang timbul saat ini adalah cita rasa dan aroma yang tidak enak yang terdapat pada buah mengkudu menyebabkan produk ini kurang digemari dan diminati oleh konsumen. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh jenis gula yang berbeda terhadap kualitas sirup mengkudu yang dihasilkan dan analisis finansial untuk menentukan kelayakan produk dan jenis gula yang digunakan. Hipotesis yang diuji adalah bahwa terdapat pengaruh dan jenis gula digunakan dalam pembuatan sirup mengkudu. Percobaan disusun dalam Rancangan Acak kelompok (RAK) Faktor tunggal baik untuk penelitian tahap pendahuluan maupun tahap penelitian utama. Tahap penelitian pendahuluan yaitu penentuan konsentrasi gula yang akan digunakan dengan konsentrasi yang digunakan yaitu 10%, 20%, 30%, 40%, dan 50%. Sedangkan tahap penelitian utama yaitu pemakaian beberapa jenis gula menggunakan Gula pasir (G1), Gula karamelisasi (G2), Gula merah (G3), Gula fruktosa (G4), dan Madu (G5), yang diulang sebanyak lima kali dengan masing-masing konsentrasi gula yang digunakan sama (30%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan menggunakan jenis gula madu memiliki tingkat kesukaan yang tinggi dan memiliki nilai perlakuan yang paling tinggi. Berdasarkan analisa kelayakan finansial menunjukkan bahwa produk sirup mengkudu dari jenis gula madu layak untuk dijalankan. AGRITEK Vol. 12 No. 1 JANUARI 2004

Transcript of pH meter

Page 1: pH meter

ANALISA FINANSIAL PEMBUATAN SIRUP MENGKUDU (Morinda citrifolia L)

TINJAUAN DARI JENIS GULA YANG DIGUNAKAN

Oleh : Son Suwasono

Dosen Fakultas Pertanian Universitas Tribhuana Tunggadewi, Malang

ABSTRAK

Sirup mengkudu merupakan hasil dari pemanfaatan buah mengkudu yang diproses dengan menggunakan beberapa jenis gula dan konsentrasi gula tertentu guna menghasilkan kualitas sirup mengkudu yang baik. Permasalahan yang timbul saat ini adalah cita rasa dan aroma yang tidak enak yang terdapat pada buah mengkudu menyebabkan produk ini kurang digemari dan diminati oleh konsumen.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh jenis gula yang berbeda terhadap kualitas sirup mengkudu yang dihasilkan dan analisis finansial untuk menentukan kelayakan produk dan jenis gula yang digunakan. Hipotesis yang diuji adalah bahwa terdapat pengaruh dan jenis gula digunakan dalam pembuatan sirup mengkudu.

Percobaan disusun dalam Rancangan Acak kelompok (RAK) Faktor tunggal baik untuk penelitian tahap pendahuluan maupun tahap penelitian utama. Tahap penelitian pendahuluan yaitu penentuan konsentrasi gula yang akan digunakan dengan konsentrasi yang digunakan yaitu 10%, 20%, 30%, 40%, dan 50%. Sedangkan tahap penelitian utama yaitu pemakaian beberapa jenis gula menggunakan Gula pasir (G1), Gula karamelisasi (G2), Gula merah (G3), Gula fruktosa (G4), dan Madu (G5), yang diulang sebanyak lima kali dengan masing-masing konsentrasi gula yang digunakan sama (30%).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan menggunakan jenis gula madu memiliki tingkat kesukaan yang tinggi dan memiliki nilai perlakuan yang paling tinggi. Berdasarkan analisa kelayakan finansial menunjukkan bahwa produk sirup mengkudu dari jenis gula madu layak untuk dijalankan.------------------Kata Kunci : Sirup mengkudu, analisis finansial

AGRITEK Vol. 12 No. 1 JANUARI 2004

Page 2: pH meter

PENDAHULUAN

Buah “Noni” yang memiliki nama latin Morinda citrifolia L. atau yang biasa dikenal sebagai buah mengkudu, sejak zaman dahulu sebenarnya telah dikenal dan banyak dipergunakan sebagai bahan sayuran atau pengobatan, namun kemudian tersisih dengan kemajuan zaman. Kehadiran sari buah mengkudu ditengah-tengah krisis ekonomi yang berkepanjangan merupakan suatu alternatif yang tepat. Walaupun sari buah mengkudu dan hasil produksi industri modern sangat mahal, tetapi yang penting adalah nilai plusnya. Selain telah sangat nyata bisa menunjang untuk memulihkan kesehatan, dan tidak ada efek sampingnya.

Namun masih terdapat permasalahan yang timbul adalah cita rasa dan aroma yang tidak enak yang terdapat pada buah mengkudu menyebabkan produk ini kurang digemari dan diminati oleh konsumen. Hal ini mempengaruhi keberhasilan produk sirup mengkudu, sehingga penelitian ini meneliti bagaimana cara mengurangi aroma dan meningkatkan cita rasa pada sirup mengkudu.

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis gula yang berbeda terhadap kualitas sirup mengkudiu yang dihasilkan, dan analisis finansial untuk menentukan kelayakan produk dan jenis gula yang digunakan.

METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di

Laboratorium Teknologi Industri Pertanian Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang pada bulan April sampai Juni 2003, yang dilanjutkan dengan analisa total gula dan analisa

derajat keasaman (pH) sirup mengkudu di Laboratorium Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Malang.

Alat dan BahanAlat-alat yang digunakan

adalah kompor, panci perebusan, saringan, bak pemeraman, bak penampung, bak pencucian, blender, gelas ukur, pH meter, beker glass, neraca analitik, sealer.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah mengkudu yang setengah matang berasal dan jenis mengkudu yang didapat di perkampungan yaitu Desa Wonorejo Kabupaten Pasuruan. Ciri-ciri buah mengkudu bentuknya bulat seperti telur dengan kekuning-kuningan agak keputih-putihan untuk mengkudu yang masih kemampou, dengan dimeter ± 6-18 cm dan panjang buah ± 7-12 cm, kemudian dimatangkan (diperam) selama 2-3 hari di dalam wadah tertutup rapat sehingga mengkudu menjadi matang dan lunak, buah mengkudu matang berwarna putih kekuningan yang nampak cerah terlihat sangat nyata banyak mengandung kulit buah sangat tipis.

Metode PercobaanPercobaan disusun dalam

Rancangan Acak kelompok (RAK) Faktor tunggal. Penelitian digunakan dengan dua tahap, yaitu tahap pendahuluan dan tahap penelitian utama.

Tahap Penelitian Pendahuluan yaitu penentuan konsentrasi gula yang akan digunakan dengan menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok Faktor Tunggal yang kemudian dilakukan uji organoleptik tingkat kesukaan terhadap tingkat kemanisan relatif dari 10 orang panelis sebagai penguji. Konsentrasi yang yaitu 10%, 20%, 30%, 40%, dan 50%.

AGRITEK Vol. 12 No. 1 JANUARI 2004

Page 3: pH meter

Tahap penelitian utama yaitu pemakaian dari beberapa jenis gula yang digunakan dalam proses pembuatan sirup mengkudu percobaan. Metode Rancangan Acak Kelompok Faktor Tunggal (RAK), sebagai kelompok dalam penelitian ini adalah jenis gula yang ditambahkan dalam bahan yang terdiri dan Gula pasir (G1), Gula karamelisasi (G2), Gula merah (G3), Gula fruktosa G4), dan Madu (G5), yang diulang sebanyak lima kali dengan masing-masing konsentrasi gula yang digunakan sama (30%).

Analisa fisik, kimia, dan uji organoleptik dilakukan terhadap sirup hasil percobaan. Analisa fisik meliputi pengamatan persentase pengendapan dan sirup mengkudu, analisa kimia meliputi analisa total gula dan analisa derajat asam (pH), sedangkan untuk uji organoleptik meliputi uji tingkat kesukaan terhadap warna, aroma, dan cita rasa. sirup mengkudu.

Data yang diperoleh selanjutnya dilakukan perhitungan analisis ragam dan jika berbeda nyata dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata (BNT 5%), sedangkan untuk uji organoleptik dianalisa dengan metode De Garmo.

Pelaksanaan Penelitian

PersiapanPerlakuan persiapan dilakukan

dengan cara sortasi pada buah mengkudu untuk memisahkan buah mengkudu yang bermutu jelek (cacat) dan yang bermutu bagus (layak untuk diproses), serta memilih tingkat kematangan buah yang optimal yaitu kemampou berwarna kuning keputih-putihan dengan diameter buah ± 6-l8cm dengan panjang buah ± 7-21 cm.

PenimbanganSebelum melakukan proses

pengolahan terlebih dahulu kita melakukan penimbangan berat dan bahan baku dan bahan tambahan yang akan digunakan dalam proses pengolahan.

Pemeraman Setelah Disortasi dan Dicuci

Pemeraman buah mengkudu yang masih kemampou, berwarna putih kekuning kuningan dilakukan dalam wadah tertutup selama 2-3 hari sampai tekstur dan buah mengkudu menjadi lunak, tujuan dan pemasakan buah mengkudu untuk mempermudah proses pemisahan daging buah, biji dan mengurangi aroma dari buah mengkudu.

PerebusanProses pemanasan dilakukan

selama 10 menit, yang bertujuan melayukan buah dengan tidak merusak karaktenistik dari bahan.

PendinginanPada proses pendinginan,

pemisahan air hasil perebusan dan daging buah pada wadah yang berbeda, pendinginan ± selama 30 menit pada suhu ruang.

Penyiapan Sari Buah NanasBuah nanas dikupas dan dicuci

kemudian dilakukan pemarutan secara manual dan dilakukan penyaringan tanpa penambahan air, sari buah nanas yang didapat dan hasil perasan menghasilkan 250 ml sari buah nanas.

Pemisahan Daging dan Biji buah mengkudu

Pemisahan daging dan biji buah mengkudu bertujuan untuk mempermudah proses penghancuran, sehingga diperoleh hasil yang lebih halus.

AGRITEK Vol. 12 No. 1 JANUARI 2004

Page 4: pH meter

PenghancuranPenghancuran daging buah

mengkudu menggunakan Blender dengan penambahan air, 1 Kg buah mengkudu 1 liter air, air yang ditambahkan adalah air hasil pemanasan atau perebusan.

Penyaringan IPenyaringan dilakukan

menggunakan kain saring, penyaringan bertujuan untuk mengambil sari buah mengkudu yang akan digunakan dalam proses pengolahan.

Penyaringan IIPenyaringan II dilakukan

dengan saringan, berfungsi untuk menyaring kembali sari buah mengkudu untuk meningkatkan kebersihan dan sari buah mengkudu yang diperoleh.

Penambahan Food AdditivePenambahan food additive

seperti, gula pasir, gula karamelisasi, gula merah, gula fruktosa dan gula madu serta sari buah nanas bertujuan untuk memperbaiki kualitas produk dan sirup mengkudu.

BlanchingBlanching bertujuan untuk

mengnonaktifkan bakteri dengan tidak merusak karakteristik dan bahan, pada

suhu 50°C selama 5 menit dan untuk mempermudah pelarutan food additive yang telah ditambahkan.

Penyaringan IIIPenyaringan ketiga bertujuan

untuk mengurangi kotoran-kotoran yang terikut pada food additive.

PengemasanPengemasan dilakukan pada

saat sirup mengkudu dalam keadaan panas, sehingga tidak terkontaminasi pada saat proses pengemasan. Kemasan dari sirup mengkudu terbuat dan botol kaca yang sudah dalam keadaan steril, sebelum sirup mengkudu dikemas.

Analisa Sirup MengkuduPengamatan fisik persentase

pengendapan, analisa kimia total gula dan derajat keasaman (pH) dan Uji organoleptik warna, rasa dan aroma dilakukan pada sirup mengkudu hasil percobaan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Persentase PengendapanHasil uji BNT (5%) maka dapat

diketahui bahwa perlakuan dan jenis gula merah memiliki tingkat Persentase Pengendapan tertinggi dan jenis gula lainnya yang digunakan dalam proses pembuatan sirup mengkudu.

Tabel 1. Rata-rata Pengaruh Jenis Gula terhadap Tingkat Persentase Pengendapan Sirup Mengkudu

Perlakuan Persentase Pengendapan NotasiGula Pasir 3,962 cd

Karamelisasi 3,762 bGula Merah 4,422 d

Fruktosa 3,422 aMadu 3,902 cd

BNT 5% 0,302Keterangan: Berbeda Nyata pada (P=5%)

AGRITEK Vol. 12 No. 1 JANUARI 2004

Page 5: pH meter

Jenis gula merah memiliki persentase pengendapan yang relatif lebih tinggi dari jenis gula yang lain. Karena jenis gula merah memerlukan proses pelarutan dengan pemanasan dan memerlukan proses penyaringan, gula merah secara fisik berbentuk padatan, berbeda halnya dengan gula pasir yang berbentuk kristal tetapi memiliki tingkat kelarutan yang tinggi, gula karamel, gula fruktosa dan madu yang berbentuk cair sehingga pada proses pelarutan sangat mudah terlarut, adanya perbedaan kondisi jenis gula menyebabkan perbedaan persentase pengendapan pada bahan.

Total GulaHasil analisis ragam

menunjukkan hasil total gula dan beberapa jenis gula yang terkandung di dalam sirup mengkudu berbeda sangat nyata antar perlakuan. Total gula sirup mengkudu dipengaruhi oleh jenis gula yang digunakan, karena masing- masing jenis gula memiliki tingkat kemanisan yang berbeda. Gula pasir memiliki total gula yang paling tinggi dibandingkan dengan jenis gula lainnya.

Tabel 2. Rata-rata Total Gula dari Beberapa Jenis Gula yang Digunakan pada Pembuatan Sirup Mengkudu.

Perlakuan Total Gula NotasiGula Pasir 34,408 d

Karamelisasi 24,466 abGula Merah 27,682 b

Fruktosa 24,278 aMadu 32,992 c

BNT 5% 2,032Keterangan: Berbeda Nyata pada (P = 5%)

Berdasarkan Tabel rata-rata total gula dari beberapa jenis gula yang digunakan pada sirup mengkudu menujukan gula pasir memiliki total gula yang lebih tinggi (34,408) dari jenis gula lainnya karena gula pasir terbuat dari nira tebu yang kemanisannya berkisar antara 100%, gula fruktosa memiliki total gula terendah (24,278) dari jenis gula lainnya karena gula fruktosa berasal dari ubi kayu (Tapioka) dengan tingkat kemanisan relatif lebih tinggi (165 %) dari gula pasir (Media Komunikasi dan Informasi 1990).

Derajat Keasaman (pH)Hasil analisis ragam derajat

keasaman (pH) dari sirup mengkudu

menunjukkan bahwa pada perlakuan (Gula merah), berbeda nyata dari perlakuan lainnya (Gula pasir, Gula karamelisasi, Fruktosa dan Madu).

Hasil uji BNT (5%) menunjukan rata-rata pH pada sirup mengkudu antara 3,434 - 4,314, dapat dilihat pada Tabel rata-rata jenis gula merah lebih tinggi derajat asamnya (pH) dari jenis gula lainnya. Gula fruktosa memiliki tingkat keasaman yang relatif lebih rendah dari beberapa jenis gula lainnya (gula pasir, gula karamelisasi, gula merah, dan madu). Derajat keasaman pada masing-masing jenis gula berbeda tergantung pada jenis gula yang digunakan.

AGRITEK Vol. 12 No. 1 JANUARI 2004

Page 6: pH meter

Tabel 3. Rata-rata Pengaruh dari Beberapa Jenis Gula terhadap Derajat Asam (pH) yang Terkandung dalam Sirup Mengkudu.

Perlakuan Derajad Asam (pH) NotasiGula Pasir 3,954 cdKaramelisasi 3,714 bGula Merah 4,314 dFruktosa 3,434 aMadu 3,834 bcBNT 5% 0,314

Keterangan: Berbeda Nyata pada (P = 5%)

Jenis gula merah lebih tinggi derajat keasamannya dari jenis gula lainnya, disebabkan gula merah berasal dari nira kelapa, nira siwalan, nira nipah, nira aren yang meiliki derajat keasaman yang relatif tinggi. Jenis gula fruktosa lebih rendah derajat keasamannya, disebabkan karena gula fruktosa berasal dari ubi kayu (Tapioka) yang memiliki derajat asam yang relatif lebih rendah.

Uji organoleptik

WarnaHasil analisis ragam

menunjukkan adanya perbedaan yang nyata (P = 5%) pada perlakuannya. Sedangkan melalui uji BNT (5%) maka dapat diketahui bahwa perlakuan dari jenis gula madu memiliki skor tertinggi dari perlakuan jenis gula lainnya artinya madu lebih disukai karena madu dapat memberikan warna yang lebih bening dari jenis gula pasir, gula karamelisasi, gula merah dan fruktosa.

Tabel 4. Rata-rata Pengaruh Jenis Gula Terhadap Nilai Kesukaaan Warna Sirup Mengkudu.

Perlakuan Pengaruh Jenis Gula NotasiGula Pasir 5,48 bcKaramelisasi 3,86 aGula Merah 4,19 bcFruktosa 4,29 bMadu 5,77 cBNT 5% 1,112

Keterangan: Berbeda Nyata pada (P = 5%)

Gula madu memiliki tingkat kesukaan warna yang tinggi (7,04) dibandingkan dari jenis gula lainnya, karena jenis gula madu cerah dan bening tidak keruh seperti pada gula pasir, karamelisasi gula merah dan fruktosa. Gula karamelisasi memiliki tingkat kesukaan warna yang paling rendah (3,86) disebabkan warna dari jenis gula karamelisasi berwarna cokiat kehitam-hitaman. Penurunan jumlah

kesukaan terhadap warna gula merah dan gula karamelisasi akibat perlakuan atau jenis gula yang digunakan berwarna coklat kehitam-hitaman sehingga menghasilkan warna gelap, karena pada dasarnya panelis lebih menyukai warna sirup mengkudu yang lebih terang dan tidak keruh. Hasil dari penambahan gula madu menghasilkan warna bening karena dipengaruhi oleh warna dari madu tersebut yang pada

AGRITEK Vol. 12 No. 1 JANUARI 2004

Page 7: pH meter

dasarnya berwarna bening. Jenis gula madu dapat memberikan warna yang lebih cerah dan bening dipengaruhi oleh warna dan madu yang digunakan berwarna bening dan transparan. Pada dasamya warna dan suatu produk dipengaruhi oleh jenis gula yang digunakan (Penebar Swadaya 1996).

AromaHasil uji organoleptik terhadap

aroma sirup mengkudu menunjukkan antara 3,64-6,31, hal ini menunjukan panelis sebanyak 16 orang menyatakan cukup senang sampai sangat senang. Hasil analisis ragam menunjukkan perbedaan yang nyata (P

= 5%) antara perlakuan. Aroma dan sirup mengkudu dipengaruhi oleh jenis gula yang digunakan, karena masing-masing jenis gula memiliki aroma yang berbeda dengan tingkat aroma yang berbeda.

Hasil uji BNT (5%) dapat diketahui bahwa perlakuan dari jenis gula madu memiliki tingkat kesukaan yang lebih tinggi dari jenis gula lainnya, aroma sirup mengkudu dari jenis gula madu lebih disukai oleh konsumen karena jenis gula madu dapat mengurangi aroma dan sirup mengkudu yang khas kurang menyenangkan.

Tabel 5. Rata-rata Pengaruh Jenis Gula Terhadap Tingkat Kesukaan Aroma Sirup Mengkudu.

Perlakuan Pengaruh Jenis Gula NotasiGula Pasir 4,74 b

Karamelisasi 3,64 aGula Merah 4,77 b

Fruktosa 4,96 cMadu 6,31 d

BNT 5% 1,26Keterangan: Berbeda Nyata pada (P = 5%)

Jenis gula madu memiliki tingkat kesukaan terhadap aroma yang tinggi (6,31) dibandingkan dengan jenis gula lainnya. Aroma dan sirup mengkudu jenis gula madu lebih disukai karena aroma dan jenis gula madu lebih tajam dari jenis gula pasir, gula karamelisasi, gula merah. dan fruktosa, sehingga jenis gula madu dapat menutupi aroma sirup mengkudu yang khas. Selain itu sari buah nanas murni yang memiliki aroma yang sangat tajam pula, digunakan sebagai flavour dalam proses pengolahan yang membantu mengurangi aroma dari sirup mengkudu.

Cita RasaHasil dari analisis ragam

menunjukkan perbedaan yang nyata (P=5%) antara perlakuan. Sedangkan dari hasil uji BNT (5%) diketahui bahwa perlakuan dari jenis gula madu memiliki rata-rata tingkat kesukaan yang paling tinggi. Jenis gula (Fruktosa) dan (Madu), memiliki skor kesukaan rasa yang relatif tinggi, tetapi jenis gula madu memiliki skor yang paling tinggi dibandingkan dengan gula pasir, gula karamelisasi, gula merah, maupun gula fruktosa.

AGRITEK Vol. 12 No. 1 JANUARI 2004

Page 8: pH meter

Tabel 6. Rata-rata Pengaruh Jenis Gula Terhadap Rasa Sirup Mengkudu.Perlakuan Pengaruh Jenis Gula NotasiGula Pasir 5,85 c

Karamelisasi 4,28 aGula Merah 5,10 b

Fruktosa 5,22 bcMadu 6,72 d

BNT 5% 1,60Keterangan: Berbeda Nyata pada (P = 5%)

Jenis gula madu memiliki tingkat kesukaan terhadap rasa yang paling tinggi (6,72) dibandingkan dengan jenis gula lainnya. Rasa dan sirup mengkudu jenis gula madu lebih disukai oleh konsumen karena rasa dari jenis gula madu lebih tajam dan berasa dibandingkan jenis gula lainnya. Selain itu dilakukan penambahan sari buah nanas murni yang memiliki rasa manis yang sangat tajam, digunakan sebagai flavour dalam proses pengolahan yang membantu mengurangi cita rasa dan sirup mengkudu. Fungsi dari

penambahan gula adalah sebagai pemberi rasa manis, selain itu dapat menghambat pertumbuhan mikroba jika diberikan dalam konsentrasi yang tinggi (Winanno dan Fardiaz, 1988).

Perlakuan TerbaikPerlakuan terbaik ditentukan

dengan metode “De Garmo “, yang di peroleh hasil jenis gula madu sebagai perlakuan terbaik yang digunakan dalam proses pengolahan sirup mengkudu. Adapun hasil dari perhitungan terbaik dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Nilai Hasil Perhitungan Terbaik.No Jenis Gula Nilai Produk1 Gula Pasir 2,9902 Karamelisasi 1,7603 Gula Merah 3,0884 Fruktosa 2,3545 Madu 3,305

Berdasarkan Tabel 7 di atas dapat diketahui bahwa nilai hasil produk jenis gula madu lebih tinggi daripada jenis gula pasir, gula karamelisasi, gula merah dan gula fruktosa.

Kapasitas ProduksiProyek direncanakan dalam 1

hari berproduksi sebanyak 1 kali proses pemasakan dengan kapasitas produksi 50 kg buah mengkudu dengan hasil rata rata menjadi sirup mengkudu sebanyak 200 botol perhari.

Kapasitas Produksi sirup mengkudu perhari berdasarkan jumlah buah mengkudu yang dapat diperoleh dari pasaran perhari.

Biaya Proyek

Kebutuhan Bahan BakuBuah mengkudu didapat dari

pasaran yang dijual dan dimanfaatkan oleh ibu rumah tangga. Harga jual buah mengkudu per kg Rp.2000,- harga untuk bahan baku dan bahan

AGRITEK Vol. 12 No. 1 JANUARI 2004

Page 9: pH meter

pembantu diasumsikan setiap tahun naik sebesar 10%.

Tenaga Kerja Langsung dan Tak Langsung

Ongkos Tenaga Kerja Langsung berdasarkan upah minimum regional daerah Jawa Timur sebesar Rp. 5000. diasumsikan dalam satu tahun terdapat 300 hari kerja atau 25 hari kerja dalam satu bulan, dengan jumlah Tenaga Kerja Langsung enam orang dan Tenaga Kerja Tak Langsung sebanyak dua orang.

Biaya Pengadaan Mesin Peralatan dan Bangunan

Biaya pengadaan alat dan bangunan terdiri dari biaya pengadaan mesin dan peralatan, peralatan kantor, pengadaan transportasi, utilitas, penyusutan mesin dan peralatan, biaya pengadaan tanah dan bangunan serta pajak tanah dan bangunan, biaya pengemasan.

Harga Pokok Produksi Sirup Mengkudu

Berdasarkan kapasitas produksi, hasil produksi sirup mengkudu itu, 50%nya dari volume bahan baku untuk satu bulan, produksi sebanyak 25 kali/bulan, dengan kapasitas tiap kali produksi 50 kg buah mengkudu yang menghasilkan 50 liter sirup mengkudu yang dikemas dalam masing-masing kemasan berisi sebanyak 200ml/botol. Maka jumlah dalam satu tahunnya adalah 12 bulan x 25 hari x 501t = 15.000 lt, jadi dalam satu tahun sirup rnengkudu di produksi sebanyak 15.000 lt. 15.000 x 50% = 7500 botol/tahun. Artinya dalam satu tahun sirup mengkudu menghasilkan 7.500 kemasan. Harga pokok produksi sirup mengkudu adalah Rp. 16.881,14,-.

Hasil PenjualanHarga jual untuk sirup

mengkudu setiap botol ditetapkan sebesar Rp.20.500,00 sesuai dengan harga dipasaran.

Rencana Modal Tahunan Untuk Produksi Sirup Mengkudu

Rencana modal tahunan untuk produksi sirup mengkudu terdiri dan perincian biaya modal, investasi (modal tetap), perincian modal operasi (modal variabel), untuk menafsir kebutuhan alat-alat beserta harganya diperlukan informasi tentang kebutuhan alat-alat dan harganya. Modal kerja dan aktiva lancar yaitu aktiva yang berubah menjadi kas dalam jangka waktu yang pendek (Husnan,1984).

Analisis Kelayakan FinansialAnalisa kelayakan finansial

merupakan pengkajian dari suatu usaha proyek apabila dilaksanakan dapat berjalan dan berkembang sesuai dengan tujuan.

Net Present Value (NPV)Hasil perhitungan nilai NPV

pada perlakuan jenis gula madu dengan konsentrasi gula 30% pada suku bunga 18% sebesar Rp. 27.122.000,18 pada tahun pertama . Hal ini berarti proyek tersebut layak untuk didirikan karena NPV > 0.

Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio)

Hasil dari perhitungan B/C Ratio menunjukkan adanya selisih biaya manfaat sebesar 1,214. dan Net B/C Ratio path perlakuan jenis gula madu dengan konsentrasi 30% sebesar 1,0. Net B/C Ratio > 1 berarti proyek layak untuk dijalankan.

AGRITEK Vol. 12 No. 1 JANUARI 2004

Page 10: pH meter

Internal rate of Return (IRR)Hasil perhitungan niIai IRR

pada perlakuan jenis gula madu dengan konsentrasi gula 30% sebesar 42.497.001. karena IRR yang dimiliki lebih tinggi dan suku bunga bank maka proyek dapat terus dijalankan.

Break Event Point (BEP)Analisa finansial ini ditujukan

untuk menentukan jumlah produk atau jumlah penghasilan yang harus dicapai agar tercapai titik impas penerimaan dan pengeluaran sehingga akan dapat diketahui keadaan perusahaan tersebut dalam waktu tertentu. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai 350 15,90 unit atau 4,6 %.

Return Cost Ratio (RJC Ratio)RJC Ratio merupakan

perbandingan (nisbah) antara penerimaan dan biaya. Secara teoritis R/C Ratio = 1 artinya proyek tidak mengalami kerugian dan tidak mendapat keuntungan. Hasil perhitungan diketahui bahwa R/C Ratio dari proyek sirup mengkudu dari jenis gula madu sebesar 1,241 artinya proyek memperoleh keuntungan dan tidak rugi, hal ini menunjukkan bahwa proyek layak untuk dijalankan/diteruskan.

Payback Periode (PbP)Payback Periode adalah

jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan biaya-biaya yang telah dikeluarkan guna membiayai suatu proyek, berdasarkan perhitungan diperoleh bahwa Payback Periods untuk perlakuan sirup mengkudu jenis gula madu, konsentrasi 30% akan tercapai pada tahun ke l,22. Proyek tersebut dinyatakan layak karena angka PbP yang dihasilkan lebih kecil dan usia guna proyek.

KESIMPULAN

Perlakuan dengan jenis gula madu memiliki tingkat kesukaan yang lebih tinggi dari perlakuan lainnya, gula madu memberikan pengaruh yang nyata dibandingkan dengan perlakuan jenis gula pasir, gula karamelisasi, gula merah dan fruktosa.

Hasil Analisa kelayakan dengan metode yaitu Net Present Value (NPV) pada suku bunga 18% NPV pada tahun pertama sebesar Rp. 27.122.000,18. Net B/C Ratio sebesar 1,0 dan selisih biaya manfaat dan analisis B/C Ratio sebesar 1,214. sebesar 42.497.001, karena IRR yang dimiliki tebih tinggi dan suku bunga Bank 18% maka proyek dapat terus dijalankan. Berdasarkan BEP diperoleh nilai 35015,90 unit atau 4,6%. RJC Ratio sebesar 1,24 artinya memperoleh keuntungan dan layak untuk diteruskan. Sedangkan jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan biaya-biaya yang tclah dikeluarkan (Payback Periode (PbP) tercapai pada tahun ke 1,22, dinyatakan layak karena angka PbP yang dihasilkan lebih kecil dan usia guna proyek.

SARAN

Penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh dari perbandingan konsentrasi madu yang ditambahkan serta pengaruh konsentrasi flavour yang digunakan terhadap kekentalan, aroma dan cita rasa sirup mengkudu dengan kualitas yang lebih baik.

Penelitian lanjutan juga tentang faktor selain gula yaitu analisa komposisi kimia kandungan yang terdapat dalam sirup mengkudu perlu dilakukan, untuk mengetahui pengaruh dari faktor faktor tersebut dari sifat fisik maupun kimia sirup mengkudu.

AGRITEK Vol. 12 No. 1 JANUARI 2004

Page 11: pH meter

DAFTAR PUSTAKA

Atjung. 1981. Tanaman Obat dan Minuman Segar. CV Yasaguna Jakarta.

Husnan. S. dan Suwarsono. 1984. Studi Kelayakan Proyek. BPIE. Yogyakarta

Kumalaningsih. S. 1986. Teknologi Pangan, Jilid I. PT. Jawa Pos. Surabaya.

Moryati Soedibyo,.M. B. R. A. 1998. Alam Sumber Kesehatan Manfaat dan Kegunaan. Balal Pustaka.

Syamsuhidayat. S. S dan Hutapea. R. 1991, Inventaris Tanaman Obat Indonesia. Bahitbangkes. Depkes RI. Jakarta.

Winamo. F. G. 1991. Pangan, Gizi, Teknologi dan Konsumen. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakata.

AGRITEK Vol. 12 No. 1 JANUARI 2004

Page 12: pH meter

Lampiran 1. Diagram Alir Proses Pembuatan Sirup Mengkudu

AGRITEK Vol. 12 No. 1 JANUARI 2004

Page 13: pH meter

Lampiran 2. Diagram Alir Pembuatan Sirup Mengkudu

By :

Willy siraitPTKI MEDAN

AGRITEK Vol. 12 No. 1 JANUARI 2004