PGN Revitalisasi Infrastruktur Gas Di Jateng 939

3
24 April 2014 Kembali Jalankan Fungsinya sebagai BUMN Gas, PGN Revitalisasi Infrastruktur Gas di Jateng Semarang – 24 April 2014 : Disaksikan oleh Kepala Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah, Ir. Teguh Dwi Paryono, MT, dan perwakilan calon pelanggan PT Indofood Fritolay, FX Parwoto, PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, (PGN) melaksanakan dimulainya proyek clusterisasi Compressed Natural Gas (CNG) Kawasan Industri Tambak Aji, Semarang. Langkah nyata ini merupakan bukti PGN kembali menjalankan perannya sebagai BUMN Gas sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah No. 37 tahun 1994. Terobosan clusterisasi CNG ini merupakan bagian dari infrastruktur gas bumi terintegrasi Jawa Tengah yang groundbreakingnya dilakukan oleh Presiden RI beberapa waktu yang lalu. CNG Clustering adalah fasilitas CNG yang dihubungkan dengan jaringan pipa distribusi sebagai penunjang yang akan menghubungkan dengan pelanggan. Model ini merupakan terobosan PGN dalam upaya percepatan penggunaan gas bumi di Jawa Tengah. Saat ini calon pelanggan masih mengkonsumsi energi HSD solar, kayu bakar, dan batubara. Nantinya mereka akan menggantinya dengan gas bumi yang lebih ramah lingkungan serta meningkatkan kualitas produk seperti produk F&B, olahan kayu, vulkanisir ban serta farmasi. Rencananya, suplai penyaluran gas dengan CNG ini akan disalurkan kepada pelanggan industri di wilayah Tambak Aji serta rumah tangga di perumahan Kliwonan dan Wahyu Utomo. Pasokan CNG akan diangkut dengan truk 40 feet berkapasitas 4.000 kaki kubik. Suplai CNG akan disalurkan melalui PRS (Pressure Reducing Station) yang terhubung dengan pelanggan melalui jaringan pipa sepanjang 5.150 meter. Dengan potensi awal konversi ke gas bumi sebesar 710 ribu kaki kubik per hari yang setara lebih dari 600 kilo liter per bulan pemakaian solar, maka pelanggan dapat menghemat biaya energinya lebih dari Rp 50 Miliar per tahun. “Dalam tahap awal ini, sebelum 17 Agustus 2014 kami targetkan gas sudah dapat dinikmati di Jawa Tengah yaitu di kawasan Tambak Aji. Kami memerlukan dukungan para pihak terkait agar tujuan mulia ini dapat terealisasi tepat waktu,” ujar Edy Sukamto, Manager Area Semarang. Adapun penandatanganan kontrak konstruksi telah dilaksanakan oleh General Manager (GM) SBU Distribusi Wilayah II, Wahyudi Anas dengan Direktur Utama PT PGAS Solution, Dilo Seno Widagdo selaku kontraktor proyek, (22/4). Biaya investasi pengerjaan konstruksi clusterisasi CNG beserta pemasangan pipanya adalah sebesar Rp 11 miliar.

description

PGN Revitalisasi Infrastruktur Gas di Jateng

Transcript of PGN Revitalisasi Infrastruktur Gas Di Jateng 939

  • 24 April 2014

    Kembali Jalankan Fungsinya sebagai BUMN Gas,

    PGN Revitalisasi Infrastruktur Gas di Jateng

    Semarang 24 April 2014 : Disaksikan oleh Kepala Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah, Ir. Teguh Dwi Paryono, MT, dan

    perwakilan calon pelanggan PT Indofood Fritolay, FX Parwoto, PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, (PGN)

    melaksanakan dimulainya proyek clusterisasi Compressed Natural Gas (CNG) Kawasan Industri Tambak Aji, Semarang.

    Langkah nyata ini merupakan bukti PGN kembali menjalankan perannya sebagai BUMN Gas sebagaimana diamanatkan

    dalam Peraturan Pemerintah No. 37 tahun 1994. Terobosan clusterisasi CNG ini merupakan bagian dari infrastruktur gas

    bumi terintegrasi Jawa Tengah yang groundbreakingnya dilakukan oleh Presiden RI beberapa waktu yang lalu.

    CNG Clustering adalah fasilitas CNG yang dihubungkan dengan jaringan pipa distribusi sebagai penunjang yang akan

    menghubungkan dengan pelanggan. Model ini merupakan terobosan PGN dalam upaya percepatan penggunaan gas

    bumi di Jawa Tengah.

    Saat ini calon pelanggan masih mengkonsumsi energi HSD solar, kayu bakar, dan batubara. Nantinya mereka akan

    menggantinya dengan gas bumi yang lebih ramah lingkungan serta meningkatkan kualitas produk seperti produk F&B,

    olahan kayu, vulkanisir ban serta farmasi.

    Rencananya, suplai penyaluran gas dengan CNG ini akan disalurkan kepada pelanggan industri di wilayah Tambak Aji

    serta rumah tangga di perumahan Kliwonan dan Wahyu Utomo. Pasokan CNG akan diangkut dengan truk 40 feet

    berkapasitas 4.000 kaki kubik. Suplai CNG akan disalurkan melalui PRS (Pressure Reducing Station) yang terhubung

    dengan pelanggan melalui jaringan pipa sepanjang 5.150 meter. Dengan potensi awal konversi ke gas bumi sebesar 710

    ribu kaki kubik per hari yang setara lebih dari 600 kilo liter per bulan pemakaian solar, maka pelanggan dapat

    menghemat biaya energinya lebih dari Rp 50 Miliar per tahun.

    Dalam tahap awal ini, sebelum 17 Agustus 2014 kami targetkan gas sudah dapat dinikmati di Jawa Tengah yaitu di

    kawasan Tambak Aji. Kami memerlukan dukungan para pihak terkait agar tujuan mulia ini dapat terealisasi tepat

    waktu, ujar Edy Sukamto, Manager Area Semarang.

    Adapun penandatanganan kontrak konstruksi telah dilaksanakan oleh General Manager (GM) SBU Distribusi Wilayah II,

    Wahyudi Anas dengan Direktur Utama PT PGAS Solution, Dilo Seno Widagdo selaku kontraktor proyek, (22/4). Biaya

    investasi pengerjaan konstruksi clusterisasi CNG beserta pemasangan pipanya adalah sebesar Rp 11 miliar.

  • 24 April 2014

    Dengan dimulainya tahapan konstruksi infrastruktur gas bumi di kawasan Tambak Aji, dapat diartikan bahwa PGN

    menghidupkan kembali pipanisasi gas yang sudah dilakukannya sejak tahun 1857 sampai dengan 1994 dengan bahan

    dasar gas dari batubara.

    Pada masa itu, PGN mengoperasikan jaringan pipa distribusi gas warisan Belanda sepanjang 80 km dan melayani lebih

    dari 2.000 pelanggan Rumah Tangga serta beberapa pelanggan lain seperti Rumah Sakit Elisabeth, RS Dr. Karyadi, RS

    Telogo Rejo, RS Panti Wiloso. Di era kemerdekaan saat ini, PGN membuktikan komitmennya untuk memberikan

    kontribusi lebih besar dengan membangun infrastruktur gas dalam rangka mempercepat konversi BBM ke gas bumi,

    sehingga gas bumi sebagai energi yang lebih murah dan lebih bersih dari BBM dapat segera dinikmati oleh masyarakat

    luas.

    Sesuai dengan amanat PP 37 tahun 1994, PGN mendapat mandat untuk melakukan usaha perencanaan, pembangunan,

    pengembangan jaringan transmisi, penyaluran dan distribusi gas. Pada tahun 1995 lahirlah konsep Indonesian

    Integrated Gas Pipeline yang diikuti dengan pembangunan pipa transmisi dan distribusi sepanjang 6.000 km. Sejatinya

    tahun 2004 PGN telah menuntaskan Feasibility Study pembangunan pipa gas Kalija (Kalimantan-Jawa) dan Transjava

    (Gresik Semarang dan Cirebon Semarang) yang merupakan bagian dari Indonesian Integrated Gas Pipeline. Sebagaimana

    diketahui, lelang Hak Khusus terhadap ruas pipa transmisi Kalija dan Gresik Semarang serta Cirebon Semarang

    dimenangkan oleh tiga Badan Usaha yang berbeda sehingga menyulitkan terbentuknya sistem jaringan pipa gas bumi

    yang terintegrasi.

    Pembangunan infrastruktur distribusi gas bumi yang merupakan bagian infrastruktur gas bumi terintegrasi di wilayah

    Jawa Tengah dilakukan dalam tiga tahap. Tahap I yakni wilayah Kendal Semarang Demak, Tahap II diantaranya

    Semarang Ungaran dan Tahap III akan melalui wilayah Pekalongan Kudus Solo Raya. Total panjang pipa yang akan

    dibangun sekitar 350 km, empat setengah kali lipat dari apa yang telah dibangun di jaman Belanda.

    Diharapkan daerah-daerah di Jawa Tengah terhubung dengan infrastruktur gas terintegrasi ini. Tujuan utama dari

    proyek ini adalah untuk meningkatkan pemanfaatan gas bumi domestik dan peningkatan pemerataan akses masyarakat

    terhadap gas bumi. Adapun realisasinya sangat mendesak mengingat Proyeksi Jawa Tengah akan terjadi kondisi krisis

    energi yang diperkirakan terjadi pada 2017, sehingga dapat diantisipasi sedini mungkin.

    k

  • 24 April 2014

    Tentang PGN

    PGN adalah BUMN Gas yang dibentuk oleh Pemerintah RI dengan tujuan untuk membangun ekonomi nasional dengan

    mengutamakan kebutuhan rakyat menuju masyarakat yang adil dan makmur materiil dan spiritual, sebagaimana

    dinyatakan dalam dasar hukum dilahirkannya PGN sesuai Pepres No. 19 tahun 1965.

    Dalam menjalankan amanat tersebut, PGN merintis pengembangan jaringan pipa gas bumi sejak 1974. Tidaklah mudah

    merintis konversi energi di saat Indonesia masih mengalami kejayaan produksi minyak bumi. Namun perjuangan PGN

    memmbuahkan hasilnya saat ini, di mana dengan 6.000 kilometer pipa transmisi dan distribusi yang berhasil

    dibangunnya, PGN berhasil menyalurkan gas bumi untuk memenuhi kebutuhan domestik setara dengan 23 juta liter per

    hari. PGN menyuplai gas bumi ke pembangkit listrik, industri, usaha komersial termasuk restoran, hotel dan rumah sakit,

    SPBG serta rumah tangga.

    Sejalan dengan meningkatnya permintaan terhadap gas bumi di dalam negeri dengan sumber yang terbatas, PGN terus

    berusaha mencari solusi strategis untuk menjamin suplai bagi para konsumen dan mencegah kelangkaan gas bumi di

    beberapa wilayah. Saat ini PGN sedang mencari suplai gas baru, terutama dari lokasi yang dekat dengan infrastruktur

    yang ada, serta berupaya mendapatkan volume yang lebih besar untuk dialokasikan pada penggunaan di pasar dalam

    negeri.

    Sebagai upaya peningkatan transparansi dan kemudahan mendapatkan dana untuk pengembangan infrastruktur gas,

    pada tahun 2003 Pemerintah atas persetujuan DPR mengambil langkah untuk menjadikan PGN sebagai perusahaan

    terbuka. Saat ini Perseroan merupakan BUMN publik yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), di mana kepemilihan

    saham PGN sebesar 56,96% dimiliki oleh Pemerintah RI dan sekitar 43,04% dikuasai publik.