petunjukteknispengisianformmanajemenrisikokemenkeu-140606022933-phpapp01.pdf

81
Formulir 1 - konteks Risiko -

Transcript of petunjukteknispengisianformmanajemenrisikokemenkeu-140606022933-phpapp01.pdf

  • Formulir 1

    - konteks Risiko -

  • 2

    Assigning to:

    Formulir 1 manajemen risiko

    Pmk 191 Tahun 2008

  • 3

    PMK 191 Tahun 2008: Struktur

    1. Informasi umum

    2. Tujuan organisasi

    3. Internal stakeholder

    4. Eksternal stakeholder

    5. Regulasi terkait

    6. Struktur organisasi

    7. Kriteria risiko

    FORM 1

    PERMENKEU

    191/PMK.09/08

  • 4

    1. Data Umum Penerapan MR

    Nama Unit Pemilik Risiko (UPR)

    Diisi unit eselon II pengelola risiko

    Nama Pemilik Risiko (PR)

    Diisi nama pejabat eselon II y.b.s.

    Telepon PR

    Diisi no. telpon kantor UPR

    Lokasi UPR

    Diisi alamat kantor UPR

  • 5

    Data Umum Penerapan MR

    Tujuan pelaksanaan

    Diisi urutan penilaian risiko yang dilakukan, cth: first risk

    assessment, second risk assessment, dst.

    Keluaran (output)

    Diisi output proses MR, yaitu: Profil Risiko

    Ruang lingkup

    Diisi tugas dan fungsi UPR (unit esl. II) sesuai PMK 100 Tahun

    2009

    Horison waktu

    Diisi kumulatif periode waktu berlakunya dokumen MR, yaitu 6

    bulan

  • 6

    1. Data Umum Penerapan MR

    Jadual pelaksanaan

    Diisi tanggal pelaksanaan assessment risiko

    Proses pengambilan keputusan

    Diisi metode pengambilan keputusan yang digunakan dalam risk

    assessment, cth: voting, FGD, CSA, dll.

    Mekanisme komunikasi

    Diisi cara berkomunikasi yang digunakan dalam risk assessment,

    cth: konsinyering, rapat berkala, teleconference, dll.

    Saluran komunikasi

    Diisi saluran atau media yang digunakan untuk berkomunikasi

    dalam risk assessment, cth: korespondensi, email, laporan, dll.

  • 7

    2. Identifikasi Sasaran

    Menegaskan kembali tujuan organisasi yang hendak dicapai.

    Manajemen risiko menggunakan Balanced Scorecard (BSC)

    untuk mengidentifikasi sasaran organisasi.

    Namun demikian, BSC bukanlah satu-satunya dokumen

    yang bisa digunakan dalam manajemen risiko.

    Dokumen BSC yang digunakan adalah BSC tingkat unit

    eselon II (Depkeu Two), mengingat UPR adalah setingkat

    unit eselon II.

    Sebagai dasar untuk melakukan aktivitas identifikasi risiko.

  • 8

    2. Identifikasi Sasaran

    Sasaran

    Diisi sasaran strategis (SS) yang ada di dalam

    BSC untuk Depkeu Two.

    Meliputi Learning & Growth perspective dan

    internal business perspective.

    Uraian singkat sasaran

    Diisi deskripsi dari SS pada BSC Depkeu Two.

    Sebagai keterangan untuk menjelaskan

    maksud SS yang disebutkan.

  • 9

    3. Komposisi Anggota Tim

    Merupakan komposisi anggota tim yang melakukan penilaian risiko (risk

    assessment).

    Ditetapkan sesuai dengan Surat Tugas (ST) dari pejabat y.b.s.

    Nama

    Diisi nama pejabat atau pegawai yang melakukan penilaian risiko.

    Terdiri dari: esl. II selaku PR, esl. III selaku KMR, esl IV selaku AMR

    dan staf selaku anggota tim.

    Jabatan

    Diisi nama jabatan struktural atau fungsional dari personil yang

    melakukan penialaian risiko.

    Tugas dan tanggung jawab

    Diisi nama jabatan sesuai dengan struktur manajemen risiko (PR,

    KMR, AMR).

    Personil yang tidak memiliki jabatan dalam struktur manajemen risiko

    bertindak sebagai anggota tim.

  • 10

    4. Stakeholder Eksternal

    Merupakan pihak-pihak yang memiliki pengaruh atau peran atau

    berkepentingan dengan UPR dalam upaya pencapaian tujuan

    organisasi.

    Berasal dari luar unit eselon I untuk UPR y.b.s.

    Nama atau instansi

    Diisi nama pihak atau nama instansi di luar unit eselon I

    yang berhubungan dengan tugas dan fungsi dari UPR y.b.s.

    Keterangan

    Diisi uraian penjelasan mengenai bidang atau dalam hal apa

    hubungan antara UPR dengan instansi tersebut.

  • 11

    5. Stakeholder Internal

    Merupakan pihak-pihak yang memiliki pengaruh atau peran atau

    berkepentingan dengan UPR dalam upaya pencapaian tujuan

    organisasi.

    Berasal dari dalam unit eselon I untuk UPR y.b.s.

    Nama atau instansi

    Diisi nama pihak atau nama instansi (unit) di luar unit eselon I

    yang berhubungan dengan tugas dan fungsi dari UPR y.b.s.

    Keterangan

    Diisi uraian penjelasan mengenai bidang atau dalam hal apa

    hubungan antara UPR dengan instansi (unit) tersebut.

  • 12

    6. Daftar Regulasi, Kebijakan,

    Peraturan dan Prosedur Terkait

    Merupakan regulasi yang menjadi dasar dan terkait dengan tugas dan

    fungsi UPR dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

    Untuk membantu dan memudahkan dalam kegiatan identifikasi risiko.

    Regulasi, kebijakan, peraturan, prosedur

    Diisi regulasi terkait dengan UPR

    Daftar regulasi diurutkan sesuai dengan tingkatan hukumnya

    Jika regulasinya banyak, dipilih regulasi yang signifikan dan sangat terkait

    dengan tugas dan fungsi UPR

    Keterangan

    Diisi uraian penjelasan mengenai dalam hal atau bidang apa regulasi

    tersebut terkait dengan tugas dan fungsi UPR

  • 13

    7. Struktur Organisasi UPR

    Merupakan susunan fungsi manajemen risiko di setiap UPR.

    Ditetapkan dengan SK.

    Terdiri dari:

    Pemilik Risiko (PR) pejabat setingkat esl. II

    Diisi nama pejabat y.b.s. sebagai PR

    Koordinator Manajemen Risiko (KMR) pejabat setingkat esl. III

    Diisi nama pejabat y.b.s. sebagai KMR

    Administrator Manajemen Risiko (AMR) pejabat setingkat esl. IV

    Diisi nama pejabat y.b.s. sebagai AMR

    Untuk satu UPR yang memiliki bidang tugas yang beragam

    dan bersifat spesifik, maka KMR bisa lebih dari satu orang.

  • 14

    8. Kriteria Risiko

    Merupakan standar acuan untuk mengukur level risiko.

    Terdiri dari:

    Kriteria untuk dampak (consequencies) Form. 1.8.A.

    Kriteria untuk kemungkinan keterjadian (frequencies)

    Form. 1.8.B.

    Matriks analisis risiko Form 1.8.C.

    Dibuat untuk per-risiko.

    Dibuat setelah seluruh risiko organisasi diidentifikasi (setelah

    formulir 2 lengkap terisi).

    Metode pengukuran risiko dapat secara kuantitatif atau kualitatif.

    Kedua metode tersebut bersifat opsional bukan kombinasi.

  • 15

    8. Kriteria Risiko

    PMK 191 Tahun 2008 menganut 3 level risiko, yaitu tinggi, sedang dan

    rendah.

    Level menunjukkan tingkatan gradasi dari komponen frekuensi maupun

    dampak.

    Kriteria kuantitatif

    Diisi angka yang menunjukkan level frekuensi atau dampak.

    Angka tersebut sebagai penjelas bagi level tersebut.

    Kriteria kualitatif

    Diisi uraian kata-kata yang menunjukkan level frekuensi atau dampak.

    Kata-kata tersebut sebagai penjelas bagi level tersebut.

    Dasar penentuan kriteria

    Diisi dengan perihal yang menjadi dasar pertimbangan dalam menetapkan

    kriteria pelevelan.

    Misalnya: past event data, subjective analysis, benchmarking, atau

    focused group discussion, dll.

  • Formulir 2

    - identifikasi Risiko -

  • 17

    PART I: BASIC CONCEPTS

    Assigning to:

    Formulir 2 manajemen risiko

    Pmk 191 Tahun 2008

  • 18

    PMK 191 Tahun 2008: Struktur

    Judul (Heading)

    Batang Tubuh (Body)

    Sasaran UPR

    Kategori Risiko

    Apa yang mungkin terjadi

    Penyebab terjadinya risiko

    Kapan terjadinya risiko

    Deskripsi konsekuensi

    FORM 2

    PMK 191

    Tahun 2008

  • 19

    Judul (Heading)

    Unit kerja

    Diisi unit eselon II pengelola risiko, selaku UPR

    Ruang lingkup proses

    Diisi tugas dan fungsi UPR sesuai regulasi terkait

    Jangka waktu proses

    Diisi periode kumulatif jangka waktu berlakunya dokumen hasil

    identifikasi risiko

    Tujuan proses

    Diisi dengan maksud dari formulir 2, yaitu: identifikasi risiko

    Penanggung jawab proses

    Diisi nama pejabat esl. II selaku PR

    Tanggal

    Diisi tanggal waktu berlangsungnya pelaksanaan kegiatan identifikasi

    risiko

  • 20

    Sasaran UPR

    Merupakan bagian dari konteks yang telah disusun pada

    formulir 1.

    Merupakan elemen kunci yang memudahkan kegiatan

    identifikasi risiko.

    Diambil dari Sasaran Strategis (SS) yang ada di dokumen BSC

    tingkat Depkeu Two.

    Meliputi semua SS yang memiliki action plan.

    Sasaran UPR

    Diisi sesuai dengan uraian sasaran strategis yang ada di

    BSC tingkat Depkeu Two.

  • 21

    Kategori Risiko

    Merupakan pengelompokan risiko kedalam jenisnya.

    Pengelompokan risiko ini berdasarkan pada kategori risiko sesuai

    dengan PMK 191 Tahun 2008.

    Kategori risiko dapat digunakan sebagai bantuan (hint) untuk melakukan

    identifikasi risiko, dalam rangka untuk menyusun risk universality (daftar

    risiko).

    Kategori risiko

    Diisi kategori risiko yang sesuai untuk jenis risiko y.b.s.

    Dapat diisi pada awal sebelum identifikasi risiko secara keseluruhan

    jadi (sebagai hint), atau dapat pula diisi setelah semua risiko

    teridentifikasi (sebagai taksonomi).

    Pengkategorisasian ini dilihat berdasarkan pada penyebab terjadinya

    risiko.

  • 22

    Apa Yang Mungkin Terjadi

    Merupakan pernyataan risiko (risk statement).

    Merupakan ungkapan rumusan dari kejadian yang merupakan

    risiko (bunyi risikonya).

    Menjadi acuan bagi pengisian kolom-kolom selanjutnya di formulir

    2 manajemen risiko.

    Harus relevan dan terkait dengan sasaran strategis UPR.

    Apa yang mungkin terjadi:

    Diisi pernyataan kejadian yang merupakan risiko bagi UPR

    y.b.s.

    Diisi dengan mendasarkan pada setiap SS yang telah

    dinyatakan dalam konteks risiko.

  • 23

    Penyebab Terjadinya

    Merupakan faktor yang menjadi akar permasalahan yang

    memicu timbulnya risiko y.b.s.

    Sedapat mungkin adalah penyebab langsung dan utama dari

    risiko y.b.s.

    Akan menjadi titik pokok acuan bagi pelaksanaan mitigasi risiko.

    Sumber daya organisasi, waktu dan kualitas merupakan contoh

    penyebab risiko, tetapi tidak bisa menjadi risiko.

    Penyebab terjadinya:

    Diisi dengan faktor yang menjadi penyebab timbulnya risiko

    y.b.s.

    Dibuat dengan mengacu pada apa yang mungkin terjadi.

    Penyebab bisa terdiri dari lebih dari 1 faktor, sedapat

    mungkin diurutkan dari yang paling signifikan.

  • 24

    Kapan Terjadinya

    Merupakan periode waktu dimana risiko y.b.s muncul atau terjadi.

    Penting untuk menentukan kapan pelaksanaan langkah mitigasi

    risiko.

    Dapat bersifat berulang (repetitif), dan atau bersifat sekali muncul

    (one random).

    Kapan terjadinya:

    Diisi periode waktu dimana risiko itu terjadi.

    Diisi dengan mengacu pada apa yang mungkin terjadi, bukan mengacu pada penyebabnya.

    Sedapat mungkin diisi dengan periode waktu yang spesifik,

    misal: tanggal, minggu, bulan.

    Jika tidak ada periode waktu yang spesifik, maka diisi dengan

    periode proses atau tahapan dari alur aktivitas pencapaian

    tujuan organisasi.

  • 25

    Deskripsi Konsekuensi Risiko

    Merupakan akibat dari terjadinya suatu risiko.

    Sedapat mungkin merupakan dampak langsung dari risiko y.b.s

    dan yang paling signifikan bagi UPR.

    Harus relevan dan terkait dengan sasaran strategis UPR.

    Digunakan sebagai dasar untuk menyusun kriteria untuk

    dampak risiko.

    Deskripsi konsekuensi risiko:

    Diisi dampak langsung dari risiko y.b.s.

    Diisi dengan mengacu pada apa yang mungkin terjadi bukan pada penyebab terjadinya risiko.

    Dampak dapat lebih dari 1 macam, sedapat mungkin

    diurutkan dari yang paling langsung dan signifikan bagi

    UPR.

  • Formulir 3

    - analisis Risiko -

  • 27

    PART I: BASIC CONCEPTS

    Assigning to:

    Formulir 3 manajemen risiko

    Pmk 191 Tahun 2008

  • 28

    PMK 191 Tahun 2008: Struktur

    Judul (Heading)

    Batang Tubuh (Body)

    Sasaran UPR

    Kategori Risiko

    Apa yang mungkin terjadi

    Penyebab terjadinya

    Kapan terjadinya

    Deskripsi konsekuensi

    Sistem pengendalian yang ada

    Tingkat konsekuensi risiko

    Tingkat kemungkinan terjadinya risiko

    Level risiko

    Tren risiko

    FORM 3

    PMK 191

    Tahun 2008

    FORM 2

    PMK 191

    Tahun 2008

  • 29

    Judul (Heading)

    Unit kerja

    Diisi unit eselon II pengelola risiko, selaku UPR

    Ruang lingkup proses

    Diisi tugas dan fungsi UPR sesuai regulasi terkait

    Jangka waktu proses

    Diisi periode kumulatif jangka waktu berlakunya dokumen hasil

    identifikasi risiko

    Tujuan proses

    Diisi dengan maksud dari formulir 3, yaitu: Analisis risiko

    Penanggung jawab proses

    Diisi nama pejabat esl. II selaku PR

    Tanggal

    Diisi tanggal waktu berlangsungnya pelaksanaan kegiatan analisis risiko

  • 30

    Sistem Pengendalian Yang Ada

    Merupakan perwujudan sistem pengendalian yang telah ada di UPR y.b.s.

    Dijadikan bahan pertimbangan untuk menentukan level konsekuensi dan level frekuensi.

    Contoh sistem pengendalian antara lain: SOP, pengawasan berjenjang, reviu berkala,

    laporan rutin, monitoring berkala, dll.

    Sistem pengendalian yang ada:

    Diisi dengan wujud sistem pengendalian yang ada di UPR.

    Diisi dengan berpatokan pada setiap risiko (apa yang mungkin terjadi) bukan pada

    SS atau penyebab.

    Diisi dengan sistem pengendalian yang sudah ada, bukan kelemahan dari sistem

    pengendalian atau sistem pengendalian normatif yang harus ada.

    Sistem pengendalian yang diisikan harus relevan dan terkait dengan risiko y.b.s.

    dan jika tidak ada sistem pengendalian, maka tidak perlu diisi.

    Diisi sesuai dengan kerangka unsur-unsur pengendalian internal di PP 60 Tahun

    2008 (PP SPIP).

  • 31

    Tingkat Konsekuensi Risiko

    Merupakan pengukuran atas dimensi konsekuensi risiko.

    Dilakukan dengan mengestimasi konsekuensi risiko untuk periode

    6 bulan ke depan.

    Diperoleh dengan membandingkan estimasi konsekuensi risiko

    dengan kriteria konsekuensi yang telah disusun (form 1.8.A).

    Proses estimasi dapat dilakukan secara subjective estimation

    dengan mekanisme focused group discussion.

    Keputusan atas level konsekuensi sepenuhnya ditentukan oleh PR.

    Tingkat konsekuensi risiko:

    Diisi level konsekuensi risiko, hasil dari estimasi konsekuensi

    dan pembandingan dengan kriteria konsekuensi.

    Diisi dengan level: tinggi (3), sedang (2) atau rendah (1).

    Diisi untuk setiap risiko.

  • 32

    Tingkat Kemungkinan Terjadinya Risiko

    Merupakan pengukuran atas dimensi frekuensi risiko.

    Dilakukan dengan mengestimasi frekuensi risiko untuk periode 6

    bulan ke depan.

    Diperoleh dengan membandingkan estimasi frekuensi risiko dengan

    kriteria frekuensi yang telah disusun (form 1.8.B).

    Proses estimasi dapat dilakukan secara subjective estimation dengan

    mekanisme focused group discussion.

    Keputusan atas level frekuensi sepenuhnya ditentukan oleh PR.

    Tingkat kemungkinan terjadinya risiko:

    Diisi level frekuensi risiko, hasil dari estimasi frekuensi dan

    pembandingan dengan kriteria frekuensi.

    Diisi dengan level: tinggi (3), sedang (2) atau rendah (1).

    Diisi untuk setiap risiko.

  • 33

    Level Risiko

    Merupakan pengukuran atas level risiko (tinggi rendahnya suatu

    risiko).

    Dilakukan dengan mendasarkan pada level konsekuensi dan level

    frekuensi.

    Diperoleh dengan mengombinasikan (mengalikan) level

    konsekuensi dengan level frekuensi, dengan berpedoman pada

    matrik risiko (form 1.8.C).

    Keputusan atas level risiko sepenuhnya ditentukan oleh PR.

    Level risiko:

    Diisi level risiko, hasil dari kombinasi antara level konsekuensi

    dan level frekuensi.

    Diisi dengan level: tinggi (3), sedang (2) atau rendah (1).

    Diisi untuk setiap risiko.

  • 34

    Tren Risiko

    Merupakan kecenderungan pergerakan dari level risiko.

    Diperoleh dengan melihat level risiko pada periode

    assessment sebelumnya (t0) dan level risiko pada

    assessment saat ini (t1).

    Tren Risiko:

    Diisi pergerakan level risiko, dengan notasi: menaik,

    menurun atau stabil.

    Hanya diisi untuk second risk assessment dan

    seterusnya, untuk first risk assessment tidak ada tren

    risiko.

  • 35

    Profil Risiko

    Profil risiko merupakan ilustrasi deskriptif secara graphis

    atas level risiko beserta dengan pergerakannya.

    Profil risiko merupakan gambaran dari perkategori risiko

    (risiko komposit) berdasarkan distribusinya pada sumbu

    kartesius dengan dimensi konsekuensi dan dimensi

    frekuensi sebagai faktor pembentuknya.

    Tingkat risiko komposit untuk masing-masing jenis

    kategori risiko diperoleh dengan menghitung rata-rata

    level konsekuensi dan rata-rata level kemunkinan untuk

    perkategori risiko.

    Chart profil risiko digunakan oleh manajemen untuk

    mengambil keputusan terkait dengan langkah manajemen

    risiko.

  • 36

    Profil Risiko

    : Risiko dengan level Tinggi

    : Risiko dengan level Sedang

    : Risiko dengan level Rendah

    Frekuensi

    : Tren Risiko

    :

    Konsekuensi

    Sebaran Risiko Komposit

    per-kategori risiko

  • Formulir 4

    - evaluasi Risiko -

  • 38

    PART I: BASIC CONCEPTS

    Assigning to:

    Formulir 4 manajemen risiko

    Pmk 191 Tahun 2008

  • 39

    PMK 191 Tahun 2008: Struktur

    Judul (Heading)

    Batang Tubuh (Body)

    Sasaran UPR

    Kategori Risiko

    Apa yang mungkin terjadi

    Penyebab terjadinya

    Kapan terjadinya

    Deskripsi konsekuensi

    Sistem pengendalian yang ada

    Tingkat konsekuensi risiko

    Tingkat kemungkinan terjadinya risiko

    Level risiko

    Tren risiko

    Prioritas Risiko

    FORM 3

    PMK 191

    Tahun 2008

    FORM 2

    PMK 191

    Tahun 2008 FORM 4

    PMK 191

    Tahun 2008

  • 40

    Judul (Heading)

    Unit kerja

    Diisi unit eselon II pengelola risiko, selaku UPR

    Ruang lingkup proses

    Diisi tugas dan fungsi UPR sesuai regulasi terkait

    Jangka waktu proses

    Diisi periode kumulatif jangka waktu berlakunya dokumen hasil

    identifikasi risiko

    Tujuan proses

    Diisi dengan maksud dari formulir 4, yaitu: Evaluasi risiko

    Penanggung jawab proses

    Diisi nama pejabat esl. II selaku PR

    Tanggal

    Diisi tanggal waktu berlangsungnya pelaksanaan kegiatan evaluasi risiko

  • 41

    Prioritas Risiko

    Diisi dengan angka numeris yang

    menunjukkan urutan prioritas dari setiap

    risiko.

    Dilakukan untuk semua risiko dalam satu

    UPR, bukan untuk setiap kategori risiko saja,

    atau per-SS, atau persegmen organisasi

    UPR.

    Menunjukkan urutan dari yang paling prioritas

    hingga yang paling tidak prioritas.

  • 42

    Prioritas Risiko

    Menunjukkan urutan skala prioritas risiko.

    Hal-hal yang harus diperhatikan dalam

    melakukan prioritisasi risiko yaitu: level risiko,

    level konsekuensi, kategori risiko, level

    frekuensi dan personal judgement.

    Berguna untuk menentukan risiko mana yang

    akan dilakukan mitigasi.

  • 43

    Contoh Prioritisasi Risiko

    Risiko LK LF LR C Prioritas

    A Tinggi Tinggi Tinggi Ops 1

    B Tinggi Sedang Tinggi Ops 2

    C Sedang Tinggi Tinggi Stra 3

    D Tinggi Rendah Sedang Fin 4

    E Sedang Rendah Sedang Fraud 5

    F Sedang Sedang Sedang Stra 6

    G Sedang Rendah Sedang Ops 7

    H Rendah Tinggi Sedang Fraud 8

    I Rendah Sedang Rendah Stra 9

    J Rendah Rendah Rendah Ops 10

  • 44

    Profil Risiko

    : Risiko dengan level Tinggi

    : Risiko dengan level Sedang

    : Risiko dengan level Rendah

    Frekuensi

    : Tren Risiko

    :

    Konsekuensi

    Sebaran Risiko Komposit

    per-kategori risiko

  • Formulir 5

    - penanganan Risiko -

  • 46

    PART I: BASIC CONCEPTS

    Assigning to:

    Formulir 5 manajemen risiko

    Pmk 191 Tahun 2008

  • 47

    PMK 191 Tahun 2008: Struktur

    Judul (Heading)

    Batang Tubuh (Body)

    Analisis Opsi (Bagian A)

    Risiko

    Opsi yang mungkin

    Opsi yang dipilih

    Dasar pemilihan opsi

    Rencana Penanganan (Bagian B)

    Risiko

    Perincian rencana penanganan

    Ukuran kinerja

    Target kinerja

    Risiko residual yang diharapkan

    Jadual implementasi

    Penanggung jawab

    FORM 5

    PMK 191

    Tahun 2008

  • 48

    Judul (Heading)

    Unit kerja

    Diisi unit eselon II pengelola risiko, selaku UPR

    Ruang lingkup proses

    Diisi tugas dan fungsi UPR sesuai regulasi terkait

    Jangka waktu proses

    Diisi periode kumulatif jangka waktu berlakunya dokumen hasil

    identifikasi risiko

    Tujuan proses

    Diisi dengan maksud dari formulir 2, yaitu: rencana penanganan risiko

    Penanggung jawab proses

    Diisi nama pejabat esl. II selaku PR

    Tanggal

    Diisi tanggal waktu berlangsungnya pelaksanaan kegiatan penanganan

    risiko

  • 49

    Risiko (Bagian A)

    Merupakan kumpulan risiko yang akan dilakukan langkah penanganan risiko (di-

    mitigasi).

    Risiko (Berdasarkan prioritas risiko dari Daftar Risiko)

    Diisi dengan pernyataan risiko (risk statement) atau bunyi risiko dari form

    sebelumnya.

    Risiko di kolom ini diambil dari formulir 4.

    Risiko di kolom ini diurutkan sesuai dengan prioritasnya.

    Pada umumnya, yang akan diisikan di kolom ini (risiko yang akan di-mitigasi)

    adalah risiko dengan level tinggi dan sedang.

    Pada khususnya, keputusan untuk memitigasi risiko sepenuhnya berada di

    tangan UPR tergantung dari jumlah sumber daya yang dimiliki oleh UPR (tidak

    harus selalu risiko dengan level tinggi atau sedang, bisa risiko berlevel tinggi atau

    dengan kategori tertentu saja).

    Risiko dengan level rendah tidak dilakukan langkah penanganan risiko (tidak

    dimitigasi).

  • 50

    Opsi Yang Mungkin

    Merupakan pilihan beberapa opsi yang memiliki kemungkinan untuk

    diterapkan dalam penanganan (mitigasi) atas satu riisko

    Opsi penanganan yang mungkin:

    Diisi dengan nama opsi penanganan risiko.

    Diisi per-risiko, bukan per-kategori risiko atau per-SS.

    Diisi dengan pilihan nama opsi, dari lima jenis opsi penanganan risiko

    sesuai PMK 191 Tahun 2008.

    Pilihan opsi ini sepenuhnya merupakan wewenang UPR, dalam hal ini

    PR.

    Pilihan opsi penanganan yang mungkin bisa lebih dari 1 macam opsi.

    Tidak semua opsi penanganan risiko memiliki kemungkinan untuk

    diterapkan oleh satu UPR.

    Bagi organisasi pemerintah, pilihan opsi untuk membagi risiko dan

    menghindari risiko hampir tidak memungkinkan untuk dilakukan.

  • 51

    Pilihan Opsi

    Opsi yang dipilih merupakan hasil dari kegiatan analisis pertimbangan atas opsi yang

    berkemungkinan untuk diterapkan oleh UPR.

    Opsi yang dipilih

    Diisi dengan nama opsi penanganan risiko yang dipilih dan akan diwujudkan dalam bentuk

    rencana aksi penanganan risiko.

    Diisi nama opsi hasil pertimbangan dari kolom opsi yang mungkin diterapkan.

    Keputusan pilihan opsi penanganan yang akan diterapkan, sepenuhnya merupakan wewenang

    UPR.

    Keputusan pemilihan opsi yang akan diterapkan hendaknya mempertimbangkan:

    Level dimensi konsekuensi dan level dimensi frekuensi dari setiap risiko.

    Sumber daya yang memungkinkan bagi UPR y.b.s.

    Kemungkinan untuk menyusun bentuk rencana aksi penanganan risiko berikut dengan

    penerepannya.

    Untuk risiko dengan level dimensi konsekuensi dan atau level dimensi frekuensi-nya sudah

    berada pada level rendah, maka tidak bisa dilakukan langkah mitigasi untuk menurunkan

    dampak dan atau frekuensi dari risiko y.b.s.

    Pemilihan opsi penanganan risiko akan sangat berkaitan erat dengan bentuk rencana aksi

    penanganan risiko yang akan dilakukan.

  • 52

    Dasar Pemilihan Opsi

    Dasar pemilihan opsi penanganan risiko merupakan landasan pemikiran mengapa

    UPR memilih opsi penanganan risiko y.b.s.

    Dasar pemilihan opsi penanganan

    Diisi dengan uraian alasan yang menjadi dasar mengapa satu UPR memilih opsi

    tertentu untuk memitigasi satu risiko.

    Merupakan alasan kuat yang merupakan pertimbangan utama menagapa UPR

    memilih satu opsi penanganan risiko.

    Dasar pemilihan opsi penanganan risiko harus mengacu pada dan relevan dengan

    risiko yang bersangkutan.

    Dasar pemilihan opsi penanganan dapat mencakup pertimbangan atas: waktu, dana,

    personil, akseptabilitas, program kerja, kemudahan, dll.

    Alasan pemilihan opsi hendaknya dipikirkan secara logis, rasional dan mendalam

    terhadap beberapa alternatif pertimbangan yang ada.

    Dasar pemilihan opsi penanganan risiko akan menentukan sukses tidaknya

    implementasi rencana aksi penanganan risiko.

  • 53

    Risiko (Bagian B)

    Merupakan kumpulan risiko yang akan dilakukan langkah penanganan risiko (di-

    mitigasi).

    Risiko (Berdasarkan prioritas risiko dari Daftar Risiko)

    Diisi dengan pernyataan risiko (risk statement) atau bunyi risiko dari form

    sebelumnya.

    Diisi sama dengan kolom 2 pada formulir 5 Bagian A.

    Risiko di kolom ini diambil dari formulir 4.

    Risiko di kolom ini diurutkan sesuai dengan prioritasnya.

    Pada umumnya, yang akan diisikan di kolom ini (risiko yang akan di-mitigasi)

    adalah risiko dengan level tinggi dan sedang.

    Pada khususnya, keputusan untuk memitigasi risiko sepenuhnya berada di

    tangan UPR tergantung dari jumlah sumber daya yang dimiliki oleh UPR (tidak

    harus selalu risiko dengan level tinggi atau sedang, bisa risiko berlevel tinggi atau

    dengan kategori tertentu saja).

    Risiko dengan level rendah tidak dilakukan langkah penanganan risiko (tidak

    dimitigasi).

  • 54

    Rencana Penanganan Risiko

    Merupakan wujud nyata kegiatan yang direncanakan untuk memitigasi risiko y.b.s.

    Perincian rencana penanganan risiko

    Diisi uraian rencana aksi kegiatan yang akan dilakukan untuk memitigasi risiko y.b.s.

    Diisi per-risiko, bukan perkategori risiko atau per-SS.

    Harus relevan dan memperhatikan opsi penanganan risiko yang telah dipilih.

    Rencana kegiatan mitigasi tersebut harus relevan dan mengacu pada risiko yang

    telah ditetapkan untuk dimitigasi.

    Rencana kegiatan mitigasi sedapat mungkin diarahkan untuk menghilangkan sumber

    penyebab utama risiko (root causes), tidak hanya pada penghilangan kejadian risiko

    (event of risk).

    Penyusunan rencana kegiatan mitigasi hendaknya bersifat: spesific, measurable,

    achievable, realistic dan time bound.

    Penyusunan rencana kegiatan dalam rangka mitigasi risiko dapat mengacu pada

    activity plan dalam BSC.

    Rencana kegiatan mitigasi harus jelas dipaparkan dan mudah dimengerti.

    Rencana kegiatan mitigasi harus dikomunikasikan kepada seluruh pihak yang

    berkepentingan.

  • 55

    Ukuran Kinerja

    Merupakan satuan untuk mengukur rencana kegiatan mitigasi yang akan dijalankan.

    Ukuran kinerja:

    Diisi dengan ukuran yang menjadi satuan atas kinerja dari rencana kegiatan dalam

    rangka penanganan risiko.

    Misalnya: jumlah rakor (kali), jumlah sosialisasi (kali), jumlah diklat (orang hari), dll.

    Ukuran kinerja ini dimaksudkan untuk menjadi satuan ukuran bagi rencana

    kegiatan mitigasi risiko.

    Akan digunakan sebagai sarana untuk melakukan monitoring atas pelaksanaan langkah

    mitigasi risiko.

    Penyusunan ukuran kinerja dapat mengacu pada ukuran kinerja yang terdapat dalam

    BSC.

    Ukuran kinerja harus relevan, konsisten, valid, reliabel dan benar-benar bisa mengukur

    secara tepat dan sahih atas rencana aksi kegiatan yang hendak dijalankan.

    Ukuran kinerja dapat berupa: jumlah paket kegiatan, jumlah hari, jumlah output,

    lamanya waktu, dll.

    Untuk rencana kegiatan penanganan yang melekat pada kegiatan utama, maka ukuran

    kinerjanya cukup ditulis dengan: setiap pelaksanaan kegiatan.

  • 56

    Target Kinerja

    Merupakan target kinerja dari rencana aksi mitigasi risiko.

    Target kinerja

    Diisi dengan jumlah target kegiatan mitigasi yang akan dijalankan.

    Misalnya: 6 kali sosialisasi, 3 kali rakor, dll.

    Target kinerja diisi dengan memperhatikan lamanya time horizon

    berlakunya dokumen manajemen risiko.

    Merupakan angka yang akan menjadi ukuran bagi penilaian keberhasilan

    atas implementasi rencana penanganan risiko yang akan dijalankan.

    Penyusunan target kinerja dapat mengacu pada target kinerja yang

    terdapat dalam BSC.

    Target kinerja harus disusun dengan logis dan realistis, tidak terlalu

    rendah sehingga mudah dicapai dan juga tidak terlalu tinggi sehingga sulit

    dicapai.

    Untuk rencana kegiatan penanganan yang melekat pada kegiatan utama,

    maka target kinerjanya cukup ditulis dengan: setiap pelaksanaan kegiatan.

  • 57

    Risiko Residual

    Merupakan risiko yang diinginkan setelah langkah penanganan atau mitigasi risiko.

    Risiko residual yang diharapkan setelah penanganan:

    Diisi dengan notasi rendah, sedang atau tinggi.

    Dapat pula diisi dengan notasi angka: 1 (rendah), 2 (sedang) dan 3 (tinggi)

    Diisi untuk: level konsekuensi (K), level frekuensi (F) dan level risiko (R)

    Level risiko (R) diisi dengan berpedoman pada matrik risiko pada formulir 1.8.C.

    Mengacu pada kondisi atas level risiko (berikut level setiap dimensi risiko) setelah

    adanya mitigasi risiko.

    Risiko residual merefleksikan pengharapan di masa yang akan datang atas (adanya

    penurunan) level dari risiko y.b.s.

    Pada prinsipnya, langkah mitigasi yang dijalankan bertujuan untuk menurunkan level

    risiko, yang dihasilkan dari penurunan level dimensi (komponen) risiko.

    Pengisian penurunan level risiko sebagai akibat adanya mitigasi risiko harus

    memperhatikan: opsi penanganan risiko yang diambil dan level dari setiap dimensi

    risiko.

    Misal: untuk pilihan opsi berupa penurunan dampak risiko, maka hanya level

    konsekuensi saja yang mengalami penurunan, sementara level frekuensinya tetap,

    dan demikian pula sebaliknya.

  • 58

    Jadual Implementasi

    Merupakan perencanaan terkait dengan waktu kapan langkah mitigasi risiko

    akan dijalankan atau diimplementasikan.

    Jadual implementasi

    Diisi dengan waktu kapan rencana kegiatan penanganan risiko akan

    dilaksanakan.

    Misal: setiap awal bulan, minggu kedua setiap bulan, setiap permintaan

    konfirmasi, dll.

    Dapat diisi dengan waktu yang tertentu (specific time) atau mengacu

    pada tahapan alur suatu kegiatan yang terkait dengan risiko tersebut.

    Penyusunan jadual pelaksanaan langkah penanganan risiko dapat mengacu

    pada BSC.

    Jadual implementasi kegiatan penanganan risiko dapat dilakukan secara

    berkala (repetitif) atau sekali saja dalam satu periode masa berlakunya

    dokumen (6 bulan).

    Penyusunan jadual implementasi harus memperhatikan dan diusahakan tidak

    mengganggu kegiatan utama UPR.

  • 59

    Penanggung Jawab

    Merupakan pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan langkah mitigasi

    risiko.

    Penanggung Jawab

    Diisi nama jabatan sesuai dengan struktur manajemen risiko dalam PMK 191

    Tahun 2008, yang bertanggung jawab atas pelaksanaan mitigasi risiko.

    Dapat pula langsung diisi nama jabatan dari pejabat yang bertanggung jawab

    atas pelaksanaan mitigasi risiko.

    Untuk risiko dengan level tinggi, penanggung jawab atas implementasi langkah

    penanganan risiko adalah ketua manajemen risiko bersama dengan pemilik risiko.

    Untuk risiko dengan level sedang, penanggung jawab atas implementasi langkah

    penanganan risiko adalah pemilik risiko.

    Untuk risiko dengan level rendah, penanggung jawab atas monitoring risiko adalah

    koordinator manajemen risiko.

    Penanggung jawab implementasi langkah mitigasi risiko bertugas untuk

    mensukseskan langkah implementasi penanganan risiko dan memonitor

    pelaksanaan mitigasi risiko.

  • Formulir 6

    - monitoring Risiko -

  • 61

    PART I: BASIC CONCEPTS

    Assigning to:

    Formulir 6 manajemen risiko

    Pmk 191 Tahun 2008

  • 62

    PMK 191 Tahun 2008: Struktur

    Judul (Heading)

    Batang Tubuh (Body)

    Risiko

    Tren risiko

    Risiko residual aktual

    Risiko residual yang diharapkan

    Kesenjangan dan atau deviasi

    Langkah korektif dan rekomendasi

    FORM 6

    PMK 191

    Tahun 2008

  • 63

    Judul (Heading)

    Unit kerja

    Diisi unit eselon II pengelola risiko, selaku UPR

    Ruang lingkup proses

    Diisi tugas dan fungsi UPR sesuai regulasi terkait

    Jangka waktu proses

    Diisi periode kumulatif jangka waktu berlakunya dokumen hasil

    identifikasi risiko

    Tujuan proses

    Diisi dengan maksud dari formulir 2, yaitu: monitoring penanganan risiko

    Penanggung jawab proses

    Diisi nama pejabat esl. II selaku PR

    Tanggal

    Diisi tanggal waktu berlangsungnya pelaksanaan kegiatan monitoring

    risiko

  • 64

    Risiko dari Risk Register C

    Merupakan kumpulan dari risiko yang mendapatkan

    penanganan (dimitigasi).

    Diisi dengan bunyi risiko (risk statement) atas risiko

    yang dimitigasi.

    Diambil dari formulir 5 Bagian B.

    Meliputi risiko dengan level tinggi dan sedang.

    Ditulis sesuai dengan urutan prioritasnya.

    Risiko yang dicantumkan dalam kolom ini tetap sama

    dengan risiko hasil dari assessment risiko pada periode

    sebelumnya.

  • 65

    Trend Risiko

    Merupakan kecenderungan pergerakan level risiko dari satu

    periode ke periode berikutnya.

    Diisi dengan notasi: meningkat, menurun atau tetap, untuk

    konsekuensi, frekuensi dan risiko.

    Memperbandingkan antara risiko dengan risiko (bukan risiko

    komposit perkategori risiko).

    Dilihat dari dan diperbandingkan melalui dua periode (time

    horizon) yang berbeda, yaitu t0 (misal first risk assessment)

    dengan t1 (misal second risk assessment).

    Dilihat dari kedua dimensi atau unsur risiko (konsekuensi dan

    frekuensi).

  • 66

    Risiko Residual Aktual

    Adalah risiko residual yang bersifat aktual pada satu

    periode (t1).

    Merupakan risiko yang masih ada setelah dilakukannya

    langkah penanganan risiko, yang berada pada kondisi

    saat ini (t1).

    Diperoleh dengan jalan melakukan assessment kembali

    atas risiko yang bersangkutan pada periode saat ini (t1).

    Mengacu pada level risiko beserta dengan level dimensi

    risiko (konsekuensi dan frekuensi).

    Diisi dengan notasi rendah, sedang atau tinggi, untuk

    masing-masing unsur konsekuensi, frekuensi dan risiko.

  • 67

    Risiko Residual Yang Diharapkan

    Setelah Penanganan

    Adalah risiko residual yang merupakan pengharapan di periode

    yang akan datang (t1).

    Merupakan risiko yang masih ada setelah dilakukannya langkah

    penanganan risiko, yang berada pada kondisi saat ini (t1).

    Diperoleh dengan jalan melakukan assessment atas risiko yang

    bersangkutan pada periode masa lalu (t0).

    Mengacu pada level risiko beserta dengan level dimensi risiko

    (konsekuensi dan frekuensi).

    Diisi dengan notasi rendah, sedang atau tinggi, untuk masing-

    masing unsur konsekuensi, frekuensi dan risiko.

    Risiko residual yang diharapkan diisi berdasarkan pada formulir 5B.

  • 68

    Kesenjangan dan atau Deviasi

    Merupakan perbedaan antara level risiko residual aktual yang di-assess pada

    periode kini (t1) dengan level risiko residual yang diharapkan yang di-assess pada

    periode lalu (t0).

    Merupakan mekanisme untuk menilai efektivitas langkah implementasi rencana

    penanganan risiko, yang ditengarai dengan penurunan level risiko.

    Diisi dengan mengurangkan level risiko residual yang diharapkan terhadap level

    risiko residual aktual, dimana:

    Angka 1 : menunjukkan level rendah;

    Angka 2 : menunjukkan level sedang;

    Angka 3 : menunjukkan level tinggi.

    Diisi dengan notasi angka hasil pengurangan, dimana hasil pengurangan akan selalu

    berada pada kisaran:

    Angka -1 : menunjukkan deviasi negatif mengindikasikan kegagalan implementasi langkah mitigasi risiko;

    Angka 0 : menunjukkan tidak adanya deviasi mengindikasikan keberhasilan implementasi langkah mitigasi risiko;

    Angka +1 : menunjukkan deviasi positif mengindikasikan keberhasilan implementasi langkah mitigasi risiko.

  • 69

    Langkah Korektif dan Rekomendasi

    Merupakan saran untuk perbaikan dan atau peningkatan proses

    manajemen risiko untuk ke depannya.

    Bersumber dari interpretasi atas adanya deviasi dan atau kesenjangan antara

    risiko residual aktual dengan yang diharapkan.

    Langkah korektif (perbaikan) ditujukan untuk menetralisir deviasi dan atau

    kesenjangan yang bersifat tidak menguntungkan dalam proses manajemen

    risiko.

    Langkah konstruktif (peningkatan) ditujukan untuk peningkatan efektivitas dan

    efisiensi proses manajemen risiko untuk ke depannya.

    Diisi dengan uraian langkah korektif dan atau konstruktif.

    Jika nilai deviasi bernilai negatif (-1), maka kolom ini harus diisi dengan

    langkah korektif. Namun apabila deviasi bernilai positif (+1) atau tidak ada

    deviasi (0), maka kolom ini tidak harus diisi dengan langkah korektif, namun

    tetap dapat juga diisi dengan langkah konstruktif.

  • 70

    Pokok-Pokok Pembelajaran

    Diisi dengan uraian mengenai hal-hal yang perlu dan positif untuk

    diungkapkan sebagai hasil pembelajaran implementasi manajemen risiko.

    Merupakan lesson learned yang dapat diambil sehubungan dengan

    monitoring implementasi manajemen risiko.

    Merupakan penerapan konsep learning organization.

    Merupakan wahana untuk menangkap hal pokok dan penting terkait

    dengan langkah penanganan risiko yang telah dijalankan.

    Fokus pada peningkatan efektivitas dan efisiensi proses manajemen risiko

    serta peningkatan risk awareness bagi seluruh elemen organisasi.

    Hendaknya hal-hal yang dikemukakan bersifat jelas, terbuka, mudah

    dipahami, dan memiliki nilai kontribusi positif bagi proses manajemen

    risiko.

  • Formulir 7

    - pelaporan

    monitoring Risiko -

  • 72

    PART I: BASIC CONCEPTS

    Assigning to:

    Formulir 7 manajemen risiko

    Pmk 191 Tahun 2008

  • 73

    PMK 191 Tahun 2008: Struktur

    Judul (Heading)

    Batang Tubuh (Body)

    Kategori risiko

    Level risiko komposit

    Tren risiko komposit

    Target kinerja

    Langkah korektif dan rekomendasi

    FORM 7

    PMK 191

    Tahun 2008

  • 74

    Judul (Heading)

    Unit kerja

    Diisi unit eselon II pengelola risiko, selaku UPR

    Ruang lingkup proses

    Diisi tugas dan fungsi UPR sesuai regulasi terkait

    Jangka waktu proses

    Diisi periode kumulatif jangka waktu berlakunya dokumen hasil

    identifikasi risiko

    Tujuan proses

    Diisi dengan maksud dari formulir 2, yaitu: pelaporan monitoring risiko

    Penanggung jawab proses

    Diisi nama pejabat esl. II selaku PR

    Tanggal

    Diisi tanggal waktu berlangsungnya pelaksanaan kegiatan monitoring

    risiko

  • 75

    Kategori Risiko

    Merupakan pengelompokan semua risiko yang telah

    diidentifikasi berdasarkan jenis atau kategorinya.

    Kategori risiko meliputi: fraud, strategik, operasional,

    kepatuhan, dan finansial.

    Kategori risiko

    Diisi dengan bunyi kategori risiko.

    Mencakup semua risiko dengan level tinggi, sedang

    dan rendah.

    Kategori risiko berdasarkan pada PMK 191 Tahun

    2008.

  • 76

    Level Risiko Komposit

    Merupakan nilai gabungan level risiko, yang digabungkan

    perkategori risiko.

    Menunjukkan nilai risiko komposit perkategori risiko untuk semua

    risiko yang telah teridentifikasi.

    Nilai risiko komposit adalah nilai rata-rata dari level risiko.

    Level risiko komposit dalam kolom ini adalah nilai level risiko

    komposit untuk kondisi pengukuran pada periode kini (t1).

    Level Risiko Komposit

    Diisi notasi angka yang merupakan nilai risiko komposit.

    Mencakup nilai komposit untuk: konsekuensi, frekuensi dan risiko.

    Dilakukan untuk perkategori risiko.

    Dinilai (assessment) pada periode kini (t1).

  • 77

    Trend Risiko Komposit

    Merupakan kecenderungan pergerakan level risiko komposit dari satu

    periode (t0) ke periode berikutnya (t1).

    Memperbandingkan risiko komposit (rata-rata gabungan).

    Dilihat dari dan diperbandingkan melalui dua periode (time horizon)

    yang berbeda.

    Dilihat dari kelompok risiko, perkategori risiko sesuai dengan kategori

    risiko dalam PMK 191 Tahun 2008.

    Trend Risiko Komposit

    Diisi dengan keterangan: meningkat, menurun atau tetap.

    Mencakup nilai komposit untuk: konsekuensi, frekuensi dan risiko.

    Dilakukan untuk perkategori risiko.

    Dihasilkan dengan membandingkan antara level risiko komposit pada

    periode kini (t1) dengan level risiko komposit pada periode lalu (t0).

  • 78

    Target Kinerja

    Merupakan penjabaran atas nilai yang ingin dicapai di satu periode

    mendatang atas hasil sebuah performance.

    Merupakan target kinerja yang dihasilkan dari implementasi atas

    langkah mitigasi risiko.

    Merupakan target kinerja yang dihitung secara komposit perkategori

    risiko.

    Target kinerja difokuskan pada penurunan level risiko komposit.

    Target Kinerja:

    Diisi dengan angka yang merupakan level risiko komposit yang

    menjadi target UPR untuk periode yang masa datang (t1).

    Dihitung dengan bersumber pada level risiko pada formulir 5B

    ditambah risiko-risiko yang tidak dimitigasi (levelnya rendah), yang

    dikerjakan (diisi) pada periode kini (t0).

  • 79

    Langkah Korektif dan Rekomendasi

    Merupakan saran untuk perbaikan dan atau peningkatan proses manajemen risiko

    untuk ke depannya.

    Bersumber dari interpretasi atas adanya selisih antara level risiko komposit yang aktual

    (pada periode t1) dengan level risiko komposit yang merupakan target kinerja.

    Langkah korektif (perbaikan) ditujukan untuk menetralisir deviasi dan atau kesenjangan

    yang bersifat tidak menguntungkan dalam proses manajemen risiko.

    Langkah konstruktif (peningkatan) ditujukan untuk peningkatan efektivitas dan efisiensi

    proses manajemen risiko untuk ke depannya.

    Langkah Korektif dan Rekomendasi:

    Diisi dengan uraian langkah korektif dan atau konstruktif.

    Diisi dengan interpretasi dari hasil pengurangan angka pada kolom 3 dengan angka pada

    kolom 5 untuk formulir 7.

    Apabila nilai pengurangan kolom 3 dengan kolom 7 menunjukkan selisih negatif (target

    tidak tercapai), maka kolom ini harus diisi dengan langkah korektif dan atau langkah

    konstruktif.

    Apabila nilai pengurangan kolom 3 dengan kolom 7 menunjukkan selisih positif (target

    tercapai), maka kolom ini dapat diisi dengan langkah konstruktif, tidak harus diisi dengan

    langkah korektif.

  • 80

    Peta Risiko Komposit

    Merupakan gambaran perkategori risiko berdasarkan distribusinya

    pada sumbu cartesius dengan dimensi konsekuensi dan dimensi

    frekuensi sebagai faktor pembentuknya.

    : Risiko dengan level Tinggi

    : Risiko dengan level Sedang

    : Risiko dengan level Rendah

    Frekuensi

    : Tren Risiko

    :

    Konsekuensi

    Sebaran Risiko Komposit

    per-kategori risiko

  • 81

    Pokok-Pokok Pembelajaran

    Diisi dengan uraian mengenai hal-hal yang perlu dan positif untuk

    diungkapkan sebagai hasil pembelajaran implementasi manajemen risiko.

    Merupakan lesson learned yang dapat diambil sehubungan dengan

    monitoring implementasi manajemen risiko.

    Merupakan penerapan konsep learning organization.

    Merupakan wahana untuk menangkap hal pokok dan penting terkait

    dengan langkah penanganan risiko yang telah dijalankan.

    Fokus pada peningkatan efektivitas dan efisiensi proses manajemen risiko

    serta peningkatan risk awareness bagi seluruh elemen organisasi.

    Hendaknya hal-hal yang dikemukakan bersifat jelas, terbuka, mudah

    dipahami, dan memiliki nilai kontribusi positif bagi proses manajemen

    risiko.