Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program...

51

Transcript of Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program...

Page 1: Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Pendidikan Tenaga Kesehatan melalui Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL)

Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan i

Page 2: Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Pendidikan Tenaga Kesehatan melalui Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL)

Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan ii

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN

NOMOR : HK.02.02/IV/001861/2017

TENTANG

PETUNJUK TEKNIS TUTORIAL PENYELENGGARAAN PROGRAM PERCEPATAN

PENDIDIKAN TENAGA KESEHATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBERDAYA MANUSIA

KESEHATAN

Menimbang

Mengingat

:

:

a. bahwa sesuai dengan amanat Undang – undang Nomor 36 tahun

2014 kualifikasi minimal bagi tenaga kesehatan diluar tenaga medis adalah Diploma III;

b. bahwa pemerintah sudah menyiapkan untuk meningkatkan

kualifikasi pendidikan bagi tenaga kesehatan yang belum Diploma

III melalui program percepatan pendidikan bagi tenaga kesehatan;

c. bahwa program percepatan pendidikan yang disiapkan

dilaksanakan dengan mengakui capaian pembelajaran (CP) seseorang yg diperoleh dari pendidikan formal atau nonformal atau

informal, dan/atau pengalaman kerja ke dalam pendidikan formal

melalui Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL);

d. bahwa dalam penyelenggaraan program percepatan pendidikan,

pemerintah dan pemerintah daerah memberikan bantuan biaya pendidikan bagi peserta dengan status Aparatur Sipil Negara atau

anggota TNI/Polri kepada institusi pendidikan berupa biaya

pendidikan;

e. bahwa untuk itu perlu disusun Petunjuk Teknis Tutorial

Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga

Kesehatan.

1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

(Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembar

Negara Nomor 5063);

2. Undang-Undang Nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5336);

3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil

Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494);

4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 298,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5607);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin

Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5135);

6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64/MENKES/PER/VIII/2015

tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita

Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1508);

Page 3: Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Pendidikan Tenaga Kesehatan melalui Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL)

Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan iii

7. Peraturan Menteri Ristek Dikti Nomor 26 Tahun 2016 tentang Rekognisi Pembelajaran Lampau;

8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 41 Tahun 2016 tentang

Program Peningkatan Kompetensi dan Kualifikasi Pendidikan

Tenaga Kesehatan dari Pendidikan Jenjang Pendidikan Menengah

(JPM) dan Jenjang Pendidikan Tinggi Diploma I (JPT-DI) ke Jenjang

Diploma III;

9. Keputusan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Nomor

113/M/KPT/2017 tentang Perguruan Tinggi Penyelenggara Program

Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan Melalui Rekognisi

Pembelajaran Lampau;

10. Keputusan Kepala Badan PPSDM Kesehatan Nomor HK.02.02/IV/000693/2017 tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan.

11. Keputusan Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemeristek Dikti Nomor 123/B/SK/2017 tentang Pedoman Tata Cara Penyelenggaraan Rekognisi Pembelajaran Lampau.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan :

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN

SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS

TUTORIAL PENYELENGGARAAN PROGRAM PERCEPATAN PENDIDIKAN

TENAGA KESEHATAN.

KESATU : Petunjuk teknis tutorial penyelenggaraan program percepatan

pendidikan tenaga kesehatan sebagaimana tercantum dalam Lampiran

yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan ini;

KEDUA : Petunjuk teknis ini merupakan acuan bagi Perguruan Tinggi

Penyelenggara Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan dalam

hal penyelenggaraan proses belajar mengajar pendidikan program

percepatan pendidikan tenaga kesehatan yang dilaksanakan dengan

menggunakan metode pembelajaran tutorial sebagaimana tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari

keputusan ini;

KETIGA : Keputusan Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber

Daya Manusia Kesehatan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

Pada tanggal 27 Juli 2017

Kepala Badan PPSDM Kesehatan,

Usman Sumantri

NIP. 195908121986111001

Tembusan:

1. Menteri Kesehatan Republik Indonesia; 2. Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI 3. Inspektur Jenderal Kementerian Kesehatan RI 4. Kepala Biro Hukum Kementerian Kesehatan 5. Institusi Penyelenggara Program Percepatan Pendidikan

Page 4: Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Pendidikan Tenaga Kesehatan melalui Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL)

Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas Karunia dan Hidayah-Nya, maka

penyusunan Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan

Tenaga Kesehatan telah dapat diselesaikan. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014

tentang Tenaga Kesehatan menetapkan kualifikasi minimum, yakni Diploma III bagi

tenaga kesehatan kecuali tenaga medis. Berdasarkan data Badan Kepegawaian Negara

(BKN), sampai dengan bulan April 2015 masih terdapat sekitar 74. 601 tenaga kesehatan

yang bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) yang masih memiliki kualifikasi

pendidikan setara Jenjang Pendidikan Menengah (JPM) dan Jenjang Pendidikan Tinggi

Diploma I (JPT-DI). Apabila sampai dengan tahun 2020 tenaga kesehatan tersebut belum

memiliki kualifikasi Diploma III maka yang bersangkutan akan menjadi asisten tenaga

kesehatan dan tidak memiliki kewenangan melaksanakan praktik sebagai tenaga

kesehatan. Badan PPSDM Kesehatan Kementerian Kesehatan melakukan upaya untuk

meningkatkan kualifikasi dan kompetensi tenaga kesehatan melalui Program Percepatan

Pendidikan Tenaga Kesehatan melalui Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) dari JPM

dan JPT-DI ke Diploma III.

Metode pembelajaran pada Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan dapat

dilakukan dengan pembelajaran tutorial melalui diskusi kelompok, simulasi, studi kasus,

pembelajaran kolaboratif dan pembelajaran kooperatif. Pembelajaran tutorial merupakan

bagian integral dari proses pembelajaran yang terkandung berbagai aspek bantuan

belajar, interaksi tutor dengan mahasiswa, dan interaksi mahasiswa dengan mahasiswa.

Petunjuk Teknis ini disusun sebagai acuan bagi Kementerian Kesehatan, Perguruan Tinggi

Bidang Kesehatan dan para pemangku kepentingan yang terkait lainnya dalam hal

penyelenggaraan proses belajar mengajar pada Program Percepatan Pendidikan Tenaga

Kesehatan yang sebagian dilaksanakan dengan metode pembelajaran tutorial.

Ucapan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang terlibat yang tidak dapat

disebutkan satu persatu atas dukungan serta kontribusinya dalam penyusunan Petunjuk

Teknis ini

Jakarta, 21 Juli 2017 Kepala Pusat Pendidikan SDM Kesehatan Achmad Soebagjo Tancarino NIP. 196007311989031003

Page 5: Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Pendidikan Tenaga Kesehatan melalui Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL)

Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan v

DAFTAR ISI

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PPSDM KESEHATAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS TUTORIAL PENYELENGGARAAN PROGRAM PERCEPATAN PENDIDIKAN TENAGA KESEHATAN …………….…………………………………………………………...……………..

i

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………....... iv

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………...……………….. v

BAB I KONSEP TUTORIAL……….………………………………………………………..... 1

A. Pengertian Tutorial ………………………………………………………………… 1

B. Jenis-jenis Tutorial………………………………………………………………..... 2

C. Proses Pelaksanaan Tutorial …………………………………………………… 2

BAB II PERAN DAN FUNGSI TUTORIAL 5

BAB III RANCANGAN TUTORIAL………………….. ……………………………………... 6

A. Deskripsi Singkat….....…………………………………………………………… 6

B. Rancangan Tutorial………………….. ………………………………………….. 6

C. Langkah-langkah Penyusunan Rancangan Tutorial………………………….. 7

D. Langkah-langkah Penyusunan Satuan AcaraTutorial………………………… 14

BAB IV KETERAMPILAN TUTORIAL……………………… ……………………………… 18

BAB V EVALUASI HASIL BELAJAR TUTORIAL……………………………………….... 26

A. Pengantar…………………………………………………………………… 26

B. Pengertian Evaluasi Hasil Belajar……………………………………….. 26

C. Fungsi dan Tujuan Evaluasi Hasil Belajar ……………………………… 27

D. Tahapan Evaluasi Hasil Belajar ………………………………………..... 28

E. Sasaran Evaluasi Hasil Belajar …...……………………………………... 28

F. Instrumen Evaluasi Hasil Belajar………………………………………… 29

G. Jenis Instrumen Evaluasi Pembelajaran………………………………... 30

BAB VI PENGOLAHAN HASIL EVALUASI TUTORIAL …………………………………… 35

BAB VII UMPAN BALIK…………………………….. …………………………………….……. 37

BAB VIII REVISI TUTORIAL HASIL EVALUASI……………………………………………… 38

Page 6: Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Pendidikan Tenaga Kesehatan melalui Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL)

Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan 1

BAB I. KONSEP TUTORIAL

A. Pengertian Tutorial

Tutorial merupakan komponen sistem pembelajaran dalam program percepatan

pendidikan yang sangat penting untuk mahasiswa dalam mengembangkan kemampuan belajar

mandiri. Tutor diperlukan untuk dapat memfasilitasi pemahaman mahasiswa akan hal - hal

yang masih terasa sulit atau kurang jelas.

Tutorial adalah suatu proses pemberian bantuan dan bimbingan belajar dari seseorang

kepada orang lain, baik secara perorangan maupun kelompok. Dalam konsep ini, tutorial

merupakan layanan belajar yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran dengan

karakteristik yang berbeda, seperti tutor yang berfungsi sebagai fasilitator kegiatan belajar,

bukan sebagai pengajar. Sementara itu, tugas mahasiswa pada saat tutorial bukan hanya

datang ke tempat tutorial untuk mendengarkan penjelasan tutor, melainkan sudah mengkaji

materi yang akan dibahas dan membawa masalah yang ditemukan. Dengan kata lain,

mahasiswa tidak datang dengan kepala kosong.

Pada dasarnya tutorial berbeda dengan kegiatan pembelajaran tatap muka. Perbedaan

itu dapat dilihat dalam Tabel 1 berikut ini:

Tabel 1. Perbedaan Tutorial dengan Pembelajaran Tatap Muka

No Tutorial Pembelajaran Tatap Muka

1 Interaksi tatap muka antara tutor dan mahasiswa terbatas

Interaksi tatap muka antara tutor sebagai pengajar dan mahasiswa lebih leluasa

2 Mahasiswa dituntut untuk berupaya secara mandiri dan memecahkan

persoalan substansi materi atau kesulitan belajarnya

Tuntutan kemandirian tidak setinggi pada tutorial

3 Mahasiswa dapat mengikuti dan memanfaatkan tutorial dengan baik apabila telah mempelajari substansi yang akan ditutorialkan

Mahasiswa dapat mengikuti dan memanfaatkan perkuliahan meskipun belum siap dengan materi yang akan dikaji

4 Dalam tutorial hanya membahas substansi mata kuliah yang esensial, strategis, dan tidak mudah dipahami dengan belajar sendiri

Cenderung membahas seluruh substansi mata kuliah

5 Kegiatan tutorial berpusat pada mahasiswa

Kegiatan pembelajaran tatap muka berpusat pada tutor

(Dimodifikasi dari UT, 2005:7)

Page 7: Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Pendidikan Tenaga Kesehatan melalui Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL)

Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan 2

B. Jenis-Jenis Tutorial

Dalam pembelajaran tutorial terdiri dari 2 (dua) jenis tutorial yaitu tutorial tatap muka (TTM) dan tutorial on-line, yaitu sebagai berikut :

1 . Tutorial Tatap Muka

Tutorial tatap muka (TTM) adalah proses tutorial di mana tutor dan mahasiswa berada

pada ruang dan waktu yang sama. Biasanya TTM ini dilakukan untuk matakuliah yang

berpraktik dan praktikum. Melalui bimbingan TTM ini, diharapkan mahasiswa dapat

menguasai kompetensi mata kuliah tersebut.

2. Tutorial On-line

Tutorial ini dilakukan dengan bantuan jaringan komputer. Tutor menyediakan materi yang

dianggap sulit untuk dipahami dan memberikan tugas. Sementara itu, mahasiswa

mempelajari serta menjawab tugas yang selanjutnya dikirim kembali ke tutor untuk

diperiksa dan diberikan umpan balik.

C. Proses pelaksanaan Tutorial

Proses pelaksanaan tutorial dapat dijabarkan dalam model pelaksanaan tutorial tatap

muka (TTM) dan tutorial on-line, yaitu sebagai berikut :

1. Model Pelaksanaan Tutorial Tatap Muka

Dalam menggunakan model tutorial tatap muka, tutor diperkenankan untuk membuat

model tutorial yang dianggap mampu mengaktifkan atau memotivasi mahasiswa sesuai

dengan kompetensi yang ingin dicapai, karakteristik mata kuliah, karakteristik mahasiswa,

serta sarana dan prasarana yang tersedia agar dapat melakukan interaksi pembelajaran

secara maksimal Berikut ini terdapat tiga model tutorial yang dapat digunakan sebagai

contoh dalam pelaksanaan tutorial, yaitu Model Kooperatif-Aktif 1, Model Kooperatif-

Aktif 2, dan Model Kooperatif-Aktif 3.

a. Model Kooperatif-Aktif 1

Model ini sangat sesuai apabila diberikan pada tutorial awal atau untuk materi yang

baru. Pada tutorial awal biasanya tutor belum mengetahui penguasaan mahasiswa

atas substansi mata kuliah yang ditutorialkan. Model ini efisien dari segi waktu

pelaksanaannya, tetapi waktu interaksi antara mahasiswa dengan mahasiswa atau

dengan tutor menjadi sedikit.

Model kooperatif-aktif 1 terdiri atas empat langkah utama, yaitu penyajian materi

oleh tutor, diskusi kelompok, pemberian tes/kuis atau pelaksanaan silang tanya

untuk meningkatkan kemampuan, dan pemantapan oleh tutor.

Page 8: Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Pendidikan Tenaga Kesehatan melalui Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL)

Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan 3

b. Model Kooperatif-Aktif 2

Model ini menjadikan setiap mahasiswa terlibat secara aktif. Masing-masing

beraktualisasi melalui interaksi, keterlibatan, dan pemeranan sebagai tutor sejawat.

Tantangannya, tutor harus pandai mengatur waktu agar skenario dapat terlaksana

dengan lancar dan memunculkan hasil yang baik. Model pelaksanaan tutorial ini

cocok untuk situasi dan kondisi saat tutorial sudah berjalan beberapa waktu dan

mahasiswa dan tutor sudah saling mengenal. Model ini dapat melatih mahasiswa

untuk mandiri dalam belajar. Untuk lebih jelasnya, perhatikan Tabel 2 berikut:

Tabel 2. Model Kooperatif-Aktif 2

Kegiatan Tutor Langkah Kegiatan Mahasiswa

Siapkam Materi, Bentuk Kelompok, Bimbing

Kelompok

KAJIAN BAHAN AJAR (dalam kelompok A)

Duduk dalam kelompok A, Berbagi tugas dalam kelompok, setiap

anggota kelompok membaca dan mengkaji bab yang berbeda

Kelompokkan mahasiswa

berdasarkan tugas kajian modul Bimbing

diskusi kelompok mahasiswa

DISKUSI KELOMPOK (B)

Keluar dari kelompok A, Diskusi dengan anggota kelompok yang

baru (Kelompok B) yang mendapat tugas yang sama

Kelompokkan kembali mahasiswa pada

kelompok asal

DISKUSI KELOMPOK (A)

Kembali ke kelompok asal (A), setiap anggota kelompok

menyajikan materi yang sudah dikaji dalam Kelompok B kepada

anggota kelompok A

Siapkan tes/kuis Berikan tes/kuis

TES/KUIS Mengerjakan tes/kuis

Berikan Pemantapan PEMANTAPAN Lakukan tindak lanjut

c. Model Kooperatif-Aktif 3

Model kooperatif-aktif 3 adalah model tutorial yang menekankan tanggung jawab

pembelajaran pada mahasiswa. Model ini lebih menonjolkan kemampuan individual

dan kemampuan bekerja dalam kelompok. Kekuatan model ini terletak pada interaksi

yang tinggi, baik antara tutor dengan mahasiswa maupun mahasiswa dengan

mahasiswa. Untuk mampu melakukan hal seperti itu, mahasiswa dipastikan harus

mempelajari bagian-bagian dari konsep penting sebelum tutorial berlangsung. Model

ini sulit diterapkan jika mahasiswa tidak memiliki kesiapan.

Penggunaan model kooperatif-aktif 3 sebaiknya dilakukan ketika tutorial telah

berlangsung beberapa kali sehingga mahasiswa sudah menguasai banyak konsep

penting mengenai mata kuliah tersebut dan akan ada banyak ragam pertanyaan yang

Page 9: Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Pendidikan Tenaga Kesehatan melalui Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL)

Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan 4

mungkin muncul. Mereka juga telah terlatih untuk belajar mempersiapkan diri

sebelum datang ke tutorial. Para mahasiswa tersebut juga telah menyadari bahwa

konsekuensi ketidaksiapan masing-masing adalah tersendatnya proses tutorial.

2. Model Pelaksanaan Tutorial On-line

Model pelaksanaan tutorial on-line adalah model tutorial yang menggunakan jaringan

komputer. Materi diberikan dalam bentuk naskah tutorial yang dapat diakses di mana

saja mahasiswa berada tanpa harus bertatap muka dengan tutor. Dalam model ini, tutor

harus mempersiapkan naskah tutorial yang memungkinkan terjadinya interaksi antara

tutor dan mahasiswa. Selain itu, partisipasi secara aktif dari mahasiswa juga sangat

diperlukan karena mempengaruhi nilai akhir tutorial.

Page 10: Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Pendidikan Tenaga Kesehatan melalui Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL)

Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan 5

BAB II. PERAN DAN FUNGSI TUTORIAL

Tutorial adalah proses pemberian bantuan dan bimbingan belajar dari seorang tutor

kepada para mahasiswa. Dalam sistem pembelajaran jarak jauh tutorial merupakan bagian

integral dari proses pembelajaran mahasiswa. Dalam tutorial terkandung berbagai aspek

bantuan belajar, interaksi tutor dengan mahasiswa, dan interaksi mahasiswa dengan

mahasiswa.

Fungsi tutorial adalah membantu mahasiswa dalam memecahkan berbagai masalah

belajar melalui penyediaan tambahan informasi, diskusi, dan kegiatan lain yang dapat

meningkatkan motivasi mahasiswa untuk belajar dan menyelesaikan studi. Tutorial berfungsi

untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa agar mau dan mampu belajar mandiri.

Fungsi tutor adalah memberi umpan balik kepada mahasiswa, memberi tutorial baik

secara tatap muka atau melalui media komunikasi, memberikan dukungan dan bimbingan

termasuk memotivasi mahasiswa dalam mengembangkan keterampilan belajarnya. Dengan

demikian tutor, dalam kegiatan tutorial, melakukan kegiatan akademik, administratif dan

bimbingan.

Kegiatan akademik berkaitan dengan proses belajar mahasiswa yang mengharuskan

adanya interaksi dengan tutor atau sesama mahasiswa. Kegiatan administratif meliputi

pemberian informasi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan peran sebagai mahasiswa

program PJJ seperti registrasi, pengumpulan tugas-tugas, pendistribusian bahan ajar, dan

penyampaian pengumuman yang relevan. Cakupan kegiatan tutor yang berkaitan dengan

pembimbingan antara lain membantu mahasiswa mengatasi masalah yang dihadapi agar

dapat mencapai prestasi yang optimal.

Peran tutor yang utama adalah sebagai fasilitator dalam pembelajaran mahasiswa.

Persyaratan utama seorang tutor haruslah menguasai materi mata kuliah yang diampunya,

mampu memberi bimbingan kepada mahasiswa dalam mempelajari modul, menerapkan

strategi tutorial yang bervariasi, memberi respon dan umpan balik kepada tugas yang telah

dikerjakan mahasiswa, pembimbing mahasiswa agar dapat belajar secara efektif, serta

menyediakan waktu agar mahasiswa dapat berkonsultasi.

Page 11: Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Pendidikan Tenaga Kesehatan melalui Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL)

Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan 6

BAB III. RANCANGAN TUTORIAL

A. Deskripsi Singkat

Dalam sistem pembelajaran jarak jauh yang diterapkan pada program percepatan

pendidikan, tutorial merupakan kesempatan bagi tutor untuk melakukan pembelajaran yang

bersifat memperdalam dan memperkaya pemahaman mahasiswa. Begitu juga dengan

mahasiswa peserta tutorial, mereka mempunyai kesempatan untuk melakukan interaksi

langsung dengan tutor dan mahasiswa lain, serta secara bersama memecahkan berbagai

kesulitan yang ditemukan ketika belajar mandiri. Untuk menghasilkan kegiatan tutorial yang

berjalan sesuai tujuan diperlukan perencanaan tutorial yang optimal dengan melakukan

persiapan yang baik. Salah satu kegiatan yang harus dilakukan seorang tutor sebelum tutorial

berlangsung adalah perancangan tutorial. Dengan perencanaan yang baik akan menjadikan

tutor lebih meyakini dan menguasai apa yang akan dilakukan dalam tutorial. Ada dua jenis

perencanaan/rancangan tutorial yang perlu dibuat tutor yaitu Rancangan Aktivitas Tutorial

(RAT) dan Satuan Acara Tutorial (SAT).

Rancangan Acara Tutorial baru merupakan rambu-rambu kegiatan yang umum, yang

selanjutnya harus dikembangkan dan dijabarkan lebih rinci dalam Satuan Acara Tutorial.

Untuk itu, tutor juga akan mempelajari berbagai model tutorial dan strategi mengelola kelas

tutorial, yang akan diperlukan ketika tutor menyusun Satuan Acara Tutorial.

B. Rancangan Tutorial

Rancangan tutorial merupakan rencana program kegiatan tutorial. Dalam

pelaksanaannya terdapat dua jenis rancangan tutorial yaitu Rancangan Aktivitas Tutorial dan

Satuan Acara Tutorial. Kita mulai dengan pengertian dan manfaat Rancangan Aktivitas

Tutorial.

Rancangan Aktivitas Tutorial (RAT) merupakan rencana program kegiatan tutorial untuk

satu mata kuliah selama satu semester. Di dalam RAT hendaknya tergambar berbagai

komponen berikut:

1. Deskripsi Singkat Mata Kuliah

2. Kompetensi Umum

3. Kompetensi Khusus

4. Pokok Bahasan

5. Sub Pokok Bahasan

6. Model Tutorial

Page 12: Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Pendidikan Tenaga Kesehatan melalui Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL)

Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan 7

7. Tugas Tutorial dan Bobot

8. Estimasi Waktu

9. Daftar Pustaka

10. Pertemuan Tutorial

RAT sangat bermanfaat sebagai pedoman bagi tutor, karena di dalamnya berisi

informasi yang utuh tentang tujuan dan ruang lingkup materi yang harus ditutorkan. RAT

akan memudahkan tutor dalam melaksanakan kegiatan tutorial.

Satuan Acara Tutorial (SAT) merupakan rencana kegiatan untuk setiap kali pertemuan

tutorial. SAT akan memberikan petunjuk secara rinci tentang proses pembelajaran yang

dilakukan dalam satu kali pertemuan tutorial.

C. Langkah – langkah Penyusunan Rancangan Tutorial

Rancangan Aktifitas Tutorial (RAT) dikembangkan dengan langkah-langkah sebagai

berikut yaitu :

1. Mengkaji bahan ajar mata kuliah yang diampu.

2. Memilih dan menentukan kompetensi-kompetensi yang penting untuk dijadikan fokus

bahasan dalam kegiatan tutorial. Hal ini perlu dilakukan mengingat mata kuliah memiliki

banyak kompetensi sedangkan jumlah pertemuan tutorial dalam satu semester terbatas.

3. Mengisi format RAT dengan cara berikut:

a. Tuliskan deskripsi singkat mata kuliah yang merupakan garis besar keseluruhan isi

matakuliah. Biasanya deskripsi singkat dituliskan dalam bentuk pernyataan atau

merupakan rangkuman dari pokok bahasan dalam suatu mata kuliah. Oleh karena itu

deskripsi singkat dapat tutor tulis setelah format RAT terisi.

b. Gunakan kompetensi yang sudah ditentukan pada langkah nomor 2. Kompetensi

umum merupakan kemampuan akhir atau tertinggi yang harus dikuasai,

didemonstrasikan, atau ditampilkan oleh mahasiswa setelah menyelesaikan suatu

mata kuliah. Pada prinsipnya kemampuan ini tidak saja berhubungan dengan aspek

pengetahuan, tetapi merupakan interrelasi integratif aspek kognitif, afektif dan

psikomotorik. Hal ini perlu dipahami oleh tutor, supaya tidak terjebak hanya

membahas aspek kognitif saja. Pemahaman ini akan membantu tutor memilih dan

menetapkan model tutorial yang tepat untuk kajian topik tertentu. Secara sadar tutor

perlu memperhatikan aspek afektif dalam merancang tutorial. Rumusan kompetensi

umum biasanya terdiri dari 'kata kerja' dan 'objek', tetapi dapat dirumuskan dengan

lebih lengkap, melalui mencantumkan aspek "kriteria".

Dalam merumuskan kompetensi, digunakan kata kerja yang operasional dan terukur,

sebagai acuan yang jelas tingkat kompetensi yang menjadi target. Kata kerja seperti

Page 13: Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Pendidikan Tenaga Kesehatan melalui Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL)

Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan 8

memahami mempunyai konotasi beragam, sehingga menjadikan target kompetensi

tidak jelas. Kata memahami dapat bermakna menjelaskan, menerapkan, menganalisis

atau apa saja yang terpikir oleh pembuatnya. Sebaiknya target dirumuskan lebih

akurat, umpamanya mampu membedakan, menggunakan, dsb.

c. Tentukan kompetensi khusus yang akan digunakan untuk setiap pertemuan. Pada

dasarnya kompetensi khusus merupakan penjabaran dari kompetensi umum. Cara

merumuskan kompetensi umum sama dengan kompetensi khusus. Jika tutor telah

mengkaji bahan ajar dan telah menentukan kompetensi khusus yang sesuai untuk

mendukung pencapaian kompetensi umum, tuliskan dalam format RAT.

d. Tentukan pokok bahasan untuk setiap kompetensi khusus. Pokok bahasan biasanya

merupakan unsur objek dari kompetensi khusus yang telah tutor rumuskan. Pada

umumnya untuk setiap kompetensi khusus dapat dirumuskan satu pokok bahasan,

tetapi rumusan pokok bahasan dapat juga merupakan gabungan beberapa

kompetensi khusus yang ada pada bahan ajar.

Contoh kompetensi khusus:

Mahasiswa dapat menerapkan prinsip-prinsip manajemen dalam pekerjaannya

sehari-hari. Dari kompetensi khusus tersebut, menerapkan merupakan kata kerja

operasional, dan prinsip-prinsip manajemen merupakan objek. Oleh karena itu,

pokok bahasan yang terkait dengan kompetensi khusus tersebut adalah Prinsip-

prinsip Manajemen.

e. Identifikasi sub-sub pokok bahasan untuk setiap pokok bahasan. Sub-sub pokok

bahasan dapat berupa konsep, prinsip, prosedur yang relevan dan atau

penerapannya yang mencerminkan rincian materi tutorial yang konsisten dengan

pokok bahasan

f. Tentukan model tutorial yang akan digunakan, Tutor dapat merancang sendiri

model tutorial sesuai dengan kompetensi yang menjadi fokus dan tujuan tutorial.

g. Tentukan bentuk penugasan dan bobot penilaiannya untuk kegiatan tutorial

tertentu. Selama satu semester mahasiswa akan diminta untuk mengerjakan 2 - 3

tugas tutorial, berupa tugas individual atau kelompok. Bagaimana cara tutor

membuat tugas, silakan pelajari materi tentang Pemberian dan Penilaian Tugas.

h. Buat perkiraan waktu untuk melaksanakan setiap kegiatan tutorial. Dalam satu

semester pertemuan tutorial dilakukan beberapa kali, masing-masing antara 2 - 2½

jam atau sesuai waktu yang disepakati, juga sesuai dengan bobot sksnya. Dalam hal

ini tutor harus mempertimbangkan bentuk dan intensitas kegiatan tutorial untuk

menentukan waktu.

Contoh:

Apabila tutor memutuskan untuk menggunakan model tutorial diskusi kelompok,

Page 14: Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Pendidikan Tenaga Kesehatan melalui Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL)

Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan 9

tutor perlu menghitung estimasi waktu untuk setiap bagian kegiatan, misalnya untuk

membaca bacaan 10 menit, diskusi dalam kelompok 20 menit, pelaporan dan

komentar selama 20 menit, dan tes individual 20 menit. Walaupun ketika tutorial

dilaksanakan terjadi penambahan atau pengurangan waktu sesuai dengan dinamika

kelas, tapi perkiraan waktu tersebut akan membantu tutor untuk dapat

mengendalikan waktu supaya seluruh rencana kegiatan tutorial terlaksana dengan

baik.

i. Identifikasi dan susun daftar sumber pustaka/referensi. Bahan bacaan dapat berupa

bacaan ataupun bahan non-cetak lainnya untuk setiap pokok bahasan atau sub pokok

bahasan.

Membuat RAT yang lengkap akan sangat membantu tutor dalam melaksanakan

kegiatan tutorial. Dengan berpedoman pada RAT yang telah dikembangkan, tutor dapat

menentukan strategi dan metode tutorial yang akan digunakan sehingga pencapaian

kompetensi yang diharapkan dapat menjadi lebih efektif. Gunakan RAT yang telah tutor

susun untuk mengembangkan Satuan Acara Tutorial.

Contoh RAT dapat dilihat pada Tabel 3

Page 15: Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Pendidikan Tenaga Kesehatan melalui Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL)

Tabel 3

Contoh RANCANGAN AKTIFITAS TUTORIAL (RAT)

Mata Kuliah Kebutuhan Dasar Manusia I

SKS 4 SKS

Nama Tutor 1. Flora Hendrika 2. Asti Benediktus

Deskripsi singkat Mata kuliah Mata kuliah ini menguraikan tentang konsep kebutuhan dasar manusia yang menjadi dasar praktek keperawatan pada pasien yang mengalami gangguan sistem tubuh pada berbagai tingkat usia. Kebutuhan dasar manusia yang akan dibahas pada semester I meliputi kebutuhan bio, psiko, sosio, spiritual termasuk kebutuhan personal hygiene, eliminasi, aktifitas, istirahat, dan tidur, rasa aman dan nyaman, vital sign dan pemeriksaan fisik, serta pengendalian infeksi. Penerapan proses keperawatan dilaksanakan berdasarkan kebutuhan dasar tersebut.

Kompetensi Umum Pada akhir perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat memberikan asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami gangguan pada berbagai kebutuhan dasar

No Kompetensi khusus Pokok bahasan Sub pokok bahasan Tugas tutorial dan

bobot nilai Estimasi waktu

Daftar pustaka Tutorial ke

1 Mendemonstrasikan teknik anamnesa, pengukuran tekanan darah dan pemeriksaan fisik pada pasien yang mengalami berbagai gangguan pemenuhan kebutuhan dasar.

1. Tahapan anamnese

2. Pemeriksaan fisik dari kepala sampai kaki

1. Mendemonstrasikan cara menganamnesa pasien

2. Mendemonstrasi kan berbagai tehnik pemeriksaan fisik

dari kepala sampai kaki

1. Mahasiswa ditugaskan menganamnesa pasien percobaan

2. Mempraktekan pemeriksaan fisik dari kepala sampai kaki

Bobot: 10%

4 jam 1, 2, 3, dan 4 I (vicon)

2 Memberikan asuhan keperawatan pada

Range of Motion

Mendemonstrasikan cara melakukan ROM

Mahasiswa mensimulasikan cara

4 jam 1, 2, 3, dan 4 II (vicon)

Page 16: Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Pendidikan Tenaga Kesehatan melalui Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL)

No Kompetensi khusus Pokok bahasan Sub pokok bahasan Tugas tutorial dan

bobot nilai Estimasi waktu

Daftar pustaka Tutorial ke

pasien yang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan aktifitas,

Mobilisasi

Mobilisasi menggunakan alat bantuan

Mendemonstrasikan cara mobilisasi

Mendemonstrasikan cara menggunakan alat bantu mobilisasi

melakukan ROM, mobilisasi tanpa alat dan menggunakan alat pada pasien percobaan BOBOT: 10 %

3 Memberikan asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan aman nyaman

Personal hygiene pada pasien koma/kritis:

Merawat mulut

Merawat kulit

Merawat genital

Mendemonstrasikan cara memandikan pasien koma/kritis, membersihkan mulut, kulit, merawat genitalia.

Mahasiswa mensimulasikan pada boneka cara memandikan pasien kritis/koma mulai dari perawatan mulut, kulitdan genital BOBOT: 10 %

4 jam 1, 2, 3, dan 4 III

4 UTS TTV, Pemfis, Aktifitas dan mobilisasi, dan personal hygiene

Sub pokok bahasan

pertemuan 1,2,dan 3

Memberikan tes obyektif dengan jumlah soal: 40 nomor. BOBOT 33%

Memberikan tes performance dengan menggunakan instrumen SOP. BOBOT: 67%

45’ 4 jam

1, 2, 3, dan 4 IV

5 Memberikan asuhan keperawatan pada

Pengendalian Infeksi

Mendemonstrasikan mencuci tangan biasa,

Mahasiswa mensimulasikan cara

4 jam 1, 2, 3, dan 4 Ke V

Page 17: Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Pendidikan Tenaga Kesehatan melalui Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL)

No Kompetensi khusus Pokok bahasan Sub pokok bahasan Tugas tutorial dan

bobot nilai Estimasi waktu

Daftar pustaka Tutorial ke

pasien yang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan keamanan dan kenyamanan

steril, mengenakan handschoen steril, skort dan masker di ruangan isolasi.

mencuci tangan biasa, steril, mengenakan handschoen steril, skort dan masker di ruangan isolasi. BOBOT: 4%

6 Memberikan asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat tidur

Memfasilitasi kebutuhan istirahat dan tidur

Mendemonstrasikan cara memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur: ritual tidur

Mendemonstrasikan cara melakukan massage punggung

Mahasiswa mensimulasikan cara memfasilitasi kebutuhan istirahat dan tidur; dan massage punggung BOBOT: 3%

4 jam 1, 2, 3, dan 4 Ke VI

7 Memberikan asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan kenyamanan

Pemenuhan kebutuhan penanganan nyeri

Mendemonstrasikan cara:

mengkaji pasien yang mengalami nyeri akut dan kronik

merumuskan diagnose

merencanakan dan melaksanakan tindakan kompres hangat untuk mengurangi nyeri

melakukan evaluasi

Mahasiswa mensimulasikan cara: mengkaji nyeri, menegakkan diagnose, membuat perencanaan dan melakukan tindakan kompres hangat, serta evaluasi pada pasien di RS BOBOT: 3%

4 jam 1, 2, 3, dan 4 Ke VII

8 UAS Seluruh materi Materi 1-7 Memberikan tes 40 menit

1, 2, 3, dan 4 Ke VIII

Page 18: Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Pendidikan Tenaga Kesehatan melalui Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL)

No Kompetensi khusus Pokok bahasan Sub pokok bahasan Tugas tutorial dan

bobot nilai Estimasi waktu

Daftar pustaka Tutorial ke

obyektif dengan jumlah soal: 40 nomor. BOBOT 33%

Memberikan tes performance dengan menggunakan instrumen SOP. BOBOT: 67%

3 x 8 jam

Daftar Pustaka:

1. Wedho U.W., 2013, Buku Ajar Konsep Kebutuhan Dasar I, Gita Kasih, Kupang. 2. Wedho, U.W., dkk., Pedoman dan Panduan Praktek Kebutuhan Dasar Manusia I dan KMB III, 2012, Edisi kedua, Gita Kasih 3. Robert Priharjo 4. Badan PPSDM, Kesehatan Kemenkes RI, 2013: Konsep Kebutuhan Dasar Manusia, Kemenkes RI, Jakarta

Page 19: Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Pendidikan Tenaga Kesehatan melalui Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL)

Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan 14

D. Langkah – langkah Penyusunan Satuan Acara Tutorial

Di dalam SAT terdapat beberapa komponen yang ada dalam RAT, ditambah

dengan komponen inti kegiatan tutorial berupa tahapan kegiatan yang dilakukan tutor

dan mahasiswa secara rinci. Tahap kegiatan ini merupakan tahapan kegiatan tutorial

yang dilakukan tutor dan mahasiswa untuk menyelesaikan materi tutorial dalam satu

atau dua kali pertemuan tutorial tatap muka. Dalam hal ini materi tutorial dibatasi pada

pokok bahasan dan sub pokok bahasan yang ada dalam suatu RAT. Tahap kegiatan

tutorial terdiri dari tahap persiapan, pelaksanaan/penyajian, dan penutup. Ketiga

tahapan ini harus tergambar dengan jelas di dalam SAT. Untuk setiap tahap kegiatan

tutorial, akan tergambarkan secara jelas semua kegiatan tutor dan mahasiswa sesuai

dengan model tutorial yang sudah tutor tentukan waktu menyusun RAT. Dalam rincian

kegiatan ini akan terlihat semua unsur untuk memotivasi belajar mahasiswa dan semua

kegiatan belajar yang berpusat pada mahasiswa.

1. Tahap persiapan dimaksudkan untuk menyiapkan mahasiswa terhadap kegiatan

tutorial yang akan dilaksanakan. Pada tahap ini tutor memberikan penjelasan

tentang: tujuan dan ruang lingkup bahasan tutorial, relevansi dan manfaat materi

tutorial, dan bila pada pertemuan sebelumnya tutor memberikan tugas maka pada

bagian ini tugas tersebut dibahas sekilas. Tahap ini memerlukan waktu lebih kurang

10% dari seluruh waktu tutorial

2. Tahap pelaksanaan/penyajian adalah tahap untuk pembahasan pokok-pokok

materi dan permasalahan yang ditemukan. Pembahasan dapat dilakukan dengan

berbagai cara/model tutorial yang ditentukan tutor berdasarkan karakteristik

materi tutorial dan waktu yang dimiliki. Pada tahap ini tutor merinci kegiatan

berdasarkan model yang dipilih. Tahap ini merupakan tahap yang paling lama,

sekitar 75% dari waktu tutorial seluruhnya.

3. Tahap penutup yang membutuhkan waktu kurang lebih 15% digunakan tutor

untuk menguji penguasaan mahasiswa terhadap materi yang telah dibahas,

merangkum pokok-pokok materi, dan menyiapkan mahasiswa untuk kegiatan

tutorial yang akan datang. Bila ada tugas, maka pada bagian ini tugas tersebut

diberikan dan dijelaskan kepada mahasiswa.

Contoh SAT dapat dilihat pada Tabel 4.

Page 20: Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Pendidikan Tenaga Kesehatan melalui Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL)

Tabel 4 Contoh SATUAN ACARA TUTORIAL

1. Nama Mata Kuliah : Kebutuhan Dasar Manusia I

Kode/Jumlah SKS : Wat 4. 02. 4 SKS ( T ; 2 P ; 2 )

Nama Tutor : Flora Hendrika

2. Kompetensi Umum : Pada akhir perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat memberikan asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami gangguan pada berbagai kebutuhan dasar

3. Kompetensi Khusus Menerapkan pendekatan proses keperawatan dalam melaksanakan asuhan keperawatan dengan berfikir kritis.

Mengkonsultasikan penanganan pasien terhadap tim kesehatan lain

Melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan kebutuhan eliminasi urin dan fecal

Melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangngguan pemenuhan kebutuhan rasa aman dan nyaman

Melaksanakan keperawatan pada pasien dalam pemenuhan kebutuhan mobilisasi dan transportasi

Melaksanakan Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan Istirahat dan Tidur

Melaksanakan Asuhan Keperawatn Pasien dengan Masalah Psikososial

3 Pokok Bahasan Anamnesa Pasien

Konsep pemeriksaan tanda vital (tekanan darah) dan pemeriksaan fisik

4. Sub Pokok Bahasan 1. Teknik wawancara yang tepat

Anamnesa riwayat kesehatan

Riwayat kesehatan keluarga

Anamnesa pola-pola kehidupan\

Keluhan terkini

Anamnesa studi diagnosis dan terapy Pemeriksaan fisik

Kepala

Dada

Abdomen

Ekstremitas

Genital

5 Model Tutorial Model kooperatif aktif 3 yaitu simulasi dan bermain peran .

Page 21: Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Pendidikan Tenaga Kesehatan melalui Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL)

6. Langkah – Langkah

Langkah Kegiatan Tutor Kegiatan Mahasiswa Media Waktu/menit

Pendahuluan

1. Menjelaskan tentang manfaat pokok bahasan ini

2. Menjelaskan kompetensi-kompetensi dalam TIU dan TIK

Mendengarkan dan mencatat LCD 5 menit

Penyajian

Membagi mahasiswa menjadi 5 kelompok (perkelompok 8 orang)

Minta mahasiswa menganamnesa pasien

Minta mahasiswa mendiskusikan dalam kelompok prosedur pemeriksaan kepala kel I; dada kel II; abdomen kel III; genital kel IV; dan ekstremitas kel V dan pengukuran Tekanan Darah

Minta perwakilan kelompok dengan orang percobaan mendemonstrasikan cara pemeriksaan fisik termasuk pengukuran TTV

Membagi diri dalam kelompok Dua mahasiswa berperan sebagai perawat dan orang percobaan mensimulasikan cara menganamnesa pasien Masuk dalam kelompok masing-masing dan melakukan diskusi kelompok tentang pengukuran tekanan darah dan pemeriksaan fisik

Mahasiswa mendemonstrasika: Kel I: cara memeriksa kepala, rambut, mata, telinga, mulut, tenggorokan, hidung, dankelenjar limfe

Kel II: cara pemeriksaan jantung dan paru-paru dan Tensi

Kel III: cara memeriksa abdomen

Kel IV: cara memeriksa genital

Alat tulis, format pengkajian, dan buku catatan.

Flip chart, spidol, computer, spignomanometer, dan stetoskop Senter, spatel lidah, speculum, dan alt tulis Stetoskop, 2 penggaris Stetoskop, pita meter Senter, speculum vagina, handschoen

5 menit

50 menit

40 menit

20 menit

30 menit

15 menit

15 menit

Page 22: Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Pendidikan Tenaga Kesehatan melalui Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL)

Langkah Kegiatan Tutor Kegiatan Mahasiswa Media Waktu/menit

Diskusi dan Tanya jawab Kel V: cara memeriksa

ekstremitas Mendiskusikan/Tanya jawab hal-hal yang kritis dan belum jelas

Reflex hamer, handschoen

15 menit

15 menit

Penutup

Menutup pertemuan : a. Melakukan tes tertulis dengan 16 soal

objektif b. Mengoreksi tugas bersama Mahasiswa c. Memberi skor

Mengerjakan tes

Mengoreksi pekerjaan dan memberi skor

Lembar kerja Alat tulis

30 menit

Mengetahui

Kajur … Tutor (…………………………………) (……………………………)

Page 23: Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Pendidikan Tenaga Kesehatan melalui Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL)

Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan 18

BAB IV. KETERAMPILAN TUTORIAL

Keterampilan mengajar bagi seorang tutor adalah sangat penting kalau ia ingin

menjadi seorang tenaga pendidik yang profesional, jadi disamping dia harus menguasai

substansi bidang studi yang diampu, maka keterampilan dasar mengajar juga

merupakan keterampilan penunjang untuk keberhasilan seorang tenaga pendidik dalam

proses belajar mengajar.

Dalam keterampilan dasar mengajar tersebut terdapat delapan keterampilan yang

dapat digunakan seorang tenaga pendidik selama proses belajar mengajar, yang

diperlukan agar tenaga pendidik dapat melaksanakan perannya dalam pengelolaan

proses pembelajaran, sehingga pembelajaran dapat berjalan efektif dan efisien.

Tutorial adalah salah satu metode untuk mentransfer pengetahuan dan dapat

digunakan sebagai bagian dari proses belajar. Keterampilan dasar mengajar (teaching

skills) adalah kemampuan atau keterampilan yang bersifat khusus (most specific

instructional behaviors) yang harus dimiliki oleh tenaga pendidik, tutor, instruktur atau

widyaiswara agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien dan

profesional (As. Gilcman, 1991).

Dengan demikian keterampilan dasar mengajar berkenaan dengan beberapa

keterampilan atau kemampuan yang bersifat mendasar dan harus dikuasai oleh tenaga

pengajar dalam melaksanakan tugas mengajarnya.

Dalam mengajar ada dua kemampuan pokok yang harus dikuasai oleh seorang

tutor, yaitu:

1. Menguasai materi atau bahan ajar yang akan diajarkan (what to teach).

2. Menguasai metodologi atau cara untuk membelajarkannya (how to teach)

Keterampilan dasar mengajar termasuk kedalam aspek no 2 yaitu cara

membelajarkan siswa. Keterampilan dasar mengajar mutlak harus dimiliki dan dikuasai

oleh tenaga pengajar karena dengan keterampilan dasar mengajar memberikan

pengertian lebih dalam mengajar. Mengajar bukan hanya sekedar proses

menyampaikan materi saja, tetapi menyangkut aspek yang lebih luas seperti

pembinaan sikap, emosional, karakter, kebiasaan dan nilai-nilai.

Page 24: Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Pendidikan Tenaga Kesehatan melalui Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL)

Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan 19

Keterampilan dasar mengajar/tutorial yang harus ada pada seorang tenaga

pengajar atau pendidik dapat dibedakan menjadi 8 jenis keterampilan. Keterampilan

dasar mengajar/tutorial tersebut adalah sebagai berikut:

1. Keterampilan Menjelaskan

a. Pengertian keterampilan menjelaskan,

Keterampilan menjelaskan adalah suatu keterampilan menyajikan bahan belajar

yang diorganisasikan secara sistematis sebagai suatu kesatuan yang berarti,

sehingga mudah dipahami para peserta didik.

b. Prinsip-prinsip menjelaskan

1) Penjelasan harus disesuaikan dengan kemampuan dan karakteristik peserta

didik.

2) Penjelasan harus diselingi tanya jawab.

3) Materi penjelasan harus dikuasai secara baik oleh tenaga pendidik.

4) Penjelasan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran.

5) Materi penjelasan harus bermanfaat dan bermakna bagi peserta didik.

6) Dapat menjelaskan harus disertai dengan contoh-contoh yang kongkrit dan

dihubungkan dengan kehidupan

c. Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam keterampilan menjelaskan:

1) Bahasa yang digunakan dalam menjelaskan harus sederhana, terang dan

jelas.

2) Bahan yang akan diterangkan dipersiapkan dan dikuasai terlebih dahulu.

3) Pokok-pokok yang diterangkan harus disimpulkan.

4) Dalam menjelaskan serta dengan contoh dan ilustrasi.

5) Adakan pengecekan terhadap tingkat pemahaman peserta didik melalui

pertanyaan-pertanyaan.

2. Keterampilan Bertanya

a. Pengertian keterampilan bertanya

Bertanya merupakan suatu unsur yang selalu ada dalam proses komunikasi,

termasuk dalam komunikasi pembelajaran. Keterampilan bertanya merupakan

ucapan atau pertanyaan yang dilontarkan tenaga pendidik sebagai stimulus

untuk memunculkan atau menumbuhkan jawaban (respon) dari peserta didik.

b. Tujuan keterampilan bertanya:

1) Memotivasi peserta didik agar terlibat dalam interaksi belajar Melatih

Page 25: Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Pendidikan Tenaga Kesehatan melalui Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL)

Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan 20

kemampuan mengutarakan pendapat

2) Merangsang dan meningkatkan kemampuan berfikir peserta didik

3) Melatih peserta didik berfikir divergen

4) Mencapai tujuan belajar

c. Jenis – jenis pertanyaan

1) Pertanyaan langsung, yaitu pertanyaan yang ditujukan kepada salah satu

peserta didik.

2) Pertanyaan umum dan terbuka, yaitu pertanyaan yang ditujukan kepada

seluruh kelas.

3) Pertanyaan retorik, yaitu pertanyaan yang tidak menghendaki jawaban.

4) Pertanyaan faktual, yaitu pertanyaan untuk menggali fakta dan informasi.

5) Pertanyaaan yang diarahkan kembali, yaitu pertanyaan yang dikembalikan

kepada peserta didik atas pertanyaan peserta didik lain.

6) Pertanyaan memimpin (Leading Question) yaitu pertanyaan yang jawabannya

tersimpul dalam pertanyaan itu sendiri.

d. Prinsip-prinsip bertanya

1) Pertanyaan hendaknya mengenai satu masalah saja. Berikan waktu berfikir

kepada peserta didik

2) Pertanyaan hendaknya singkat, jelas dan disusun dengan kata-kata yang

sederhana.

3) Pertanyaan didistribusikan secara merata kepada para peserta didik.

4) Pertanyaan langsung sebaiknya diberikan secara random.

5) Pertanyaan hendaknya disesuaikan dengan kemampuan dan kesiapan peserta

didik.

6) Sebaiknya hindari pertanyaan retorika atau leading question.

e. Teknik-teknik dalam bertanya

1) Teknik menunggu

2) Teknik menguatkan kembali

3) Teknik menuntun dan menggali

4) Teknik melacak

3. Keterampilan Menggunakan Variasi Stimulus

a. Pengertian keterampilan menggunakan variasi stimulus

Keterampilan menggunakan variasi stimulus merupakan keterampilan tenaga

pendidik dalam menggunakan bermacam kemampuan dalam mengajar untuk

Page 26: Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Pendidikan Tenaga Kesehatan melalui Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL)

Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan 21

memberikan rangsangan kepada siswa agar suasana pembelajaran selalu

menarik, sehingga siswa bergairah dan antusias dalam menerima pembelajaran

dan aktivitas belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif.

b. Tujuan penggunaan variasi dalam proses belajar mengajar

1) Menghilangkan kejemuan dalam mengikuti proses belajar

2) Mempertahankan kondisi optimal belajar

3) Meningkatkan perhatian dan motivasi peserta didik

4) Memudahkan pencapaian tujuan pengajaran.

c. Jenis-jenis variasi dalam mengajar

1) Variasi dalam penggunaan media

2) Variasi dalam gaya mengajar

3) Variasi dalam penggunaan metode

4) Variasi dalam pola interaksi yaitu gunakan pola interaksi multi arah

d. Prinsip-prinsip penggunaan variasi dalam pengajaran

1) Gunakan variasi dengan wajar, jangan dibuat-buat

2) Perubahan satu jenis variasi ke variasi lainnya harus efektif

3) Penggunaan variasi harus direncakan dan sesuai dengan bahan, metode, dan

karakteristik peserta didik

4. Keterampilan Memberi Penguatan

a. Pengertian keterampilan memberi penguatan

Memberi penguatan atau reinforcement merupakan tindakan atau respon

terhadap suatu bentuk perilaku yang dapat mendorong munculnya peningkatan

kualitas tingkah laku tersebut di saat yang lain.

b. Tujuan penggunaan keterampilan memberi penguatan

1) Membangkitkan motivasi belajar peserta didik.

2) Menumbuhkan kemampuan berinisiatif secara pribadi.

3) Merangsang peserta didik berfikir yang baik.

4) Mengembalikan dan mengubah sikap negatif peserta dalam belajar ke arah

perilaku yang mendukung belajar

c. Jenis-jenis penguatan

1) Penguatan Verbal

2) Penguatan Gestural

Page 27: Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Pendidikan Tenaga Kesehatan melalui Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL)

Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan 22

3) Penguatan dengan cara mendekatinya

4) Penguatan dengan cara sambutan

5) Penguatan dengan memberikan kegiatan yang menyenangkan

6) Penguatan berupa tanda atau benda

d. Prinsip-prinsip penguatan

1) Dilakukan dengan hangat dan semangat

2) Memberikan kesan positif kepada peserta didik

3) Berdampak terhadap perilaku positif

4) Dapat bersifat pribadi atau kelompok

5) Hindari penggunaan respon negative

5. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran

a. Pengertian Keterampilan membuka dan menutup pelajaran

Keterampilan membuka pelajaran adalah usaha tenaga pendidik untuk

mengkondisikan mental peserta didik agar siap dalam menerima pelajaran.

Dalam membuka pelajaran peserta didik harus mengetahui tujuan yang akan

dicapai dan langkah-langkah yang akan ditempuh.

Keterampilan menutup pelajaran adalah keterampilan tenaga pendidik dalam

mengakhiri kegitan inti pelajaran. Dalam menutup pelajaran, tenaga pendidik

dapat menyimpulkan materi pelajaran, mengetahui tingkat pencapaian peserta

didik dan tingkat keberhasilan guna dalam proses belajar mengajar.

b. Tujuan membuka dan menutup

1) Untuk menimbulkan minat dan perhatian peserta didik terhadap pelajaran

yang akan dibicarakan

2) Menyiapkan mental para peserta didik agar siap memasuki persoalan yang

akan dibicarakan

3) Memungkinkan peserta didik mengetahui tingkat keberhasailan dalam

pelajaran

4) Agar peserta didik mengetahui batas-batas tugas nya yang akan dikerjakan

c. Prinsip-prinsip keterampilan membuka dan menutup pelajaran

1) Dalam membuka pelajaran harus memberi makna kepada peserta didik, yaitu

dengan menggunakan cara-cara yang relevan dengan tujuan dan bahan yang

akan disampaikan

2) Hubungan antara pendahuluan dengan inti pengajaran serta dengan tugas-

Page 28: Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Pendidikan Tenaga Kesehatan melalui Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL)

Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan 23

tugas yang dikerjakan sebagai tindak lanjut nampak jelas dan logis.

3) Menggunakan apersepsi yaitu mengenalkan pokok pelajaran dengan

menghubungkannya terhadap pengetahuan yang sudah diketahui oleh

peserta didik.

6. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan

a. Pengertian mengajar kelompok kecil dan perorangan

Keterampilan mengajar kelompok kecil adalah kemampuan tenaga pendidik

melayani kegiatan peserta didik dalam belajar secara kelompok dengan jumlah

peserta didik berkisar antara 3 hingga 5 orang atau paling banyak 8 orang untuk

setiap kelompoknya.

Sedangkan keterampilan dalam pengajaran perorangan adalah kemampuan

tenaga pendidik dalam menentukan tujuan, bahan ajar, prosedur dan waktu yang

digunakan dalam pengajaran dengan memperhatikan tuntutan-tuntutan atau

perbedaan-perbedaan individual peserta didik.

b. Tujuan tenaga pendidik mengembangkan keterampilan mengajar kelompok

kecil dan perorangan

1) Keterampilan dalam pendekatan pribadi

2) Keterampilan dalam mengorganisasi

3) Keterampilan dalam membimbing belajar

4) Keterampilan dalam merencakan dan melaksanakan kegiatan tutorial

7. Keterampilan Mengelola Kelas

a. Pengertian keterampilan mengelola kelas

Keterampilan mengelola kelas merupakan kemampuan tutor dalam mewujudkan

dan mempertahankan suasana belajar mengajar yang optimal.

b. Tujuan dari pengelolaan kelas

1) Mewujudkan situasi dan kondisi kelas yang memungkinkan peserta didik

memgembangkan kemampuannya secara optimal.

2) Menghilangkan berbagai hambatan dan pelanggaran disipilin yang dapat

merintangi terwujudnya interaksi belajar mengajar.

3) Mempertahankan keadaan yang stabil dalam suasana kelas, sahingga bila

terjadi gangguan dalam belajar mengajar dapat dikurangi dan dihindari.

4) Melayani dan membimbing perbedaan individual peserta didik.

5) Mengatur semua perlengkapan dan peralatan yang memungkinkan peserta

didik belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional dan intelektual

Page 29: Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Pendidikan Tenaga Kesehatan melalui Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL)

Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan 24

peserta didik dalam kelas.

c. Prinsip-prinsip Pengelolaan Kelas

1) Keluwesan, digunakan apabila tenaga pendidik mendapatkan hambatan

dalam perilaku peserta didik, sehingga tenaga pendidik dapat merubah

strategi mengajarnya

2) Kehangatan dan keantusiasan

3) Bervariasi, gunakan variasi dalam proses belajar mengajar.

4) Tantangan, gunakan kata-kata, tindakan atau bahan sajian yang menantang

5) Tanamkan displin diri, selalu mendorong peserta didik agar memiliki disipin

6) Menekankan hal-hal positif, memikirkan hal positif dan menghindarkan

konsentrasi pada hal negatif

d. Komponen Keterampilan Pengelolaan Kelas

Keterampilan yang bersifat preventif tenaga pendidik dapat menggunakan

kemampuannya dengan cara:

1) Memusatkan perhatian

2) Menunjukkan sikap tanggap

3) Menegur

4) Membagi perhatian

5) Memberi petunjuk-petunjuk yang jelas

6) Memberi penguatan

Keterampilan mengelola kelas yang bersifat represif, tenaga pendidik dapat

menggunakan keterampilan dengan cara:

1) Pengelolaan kelompok

2) Modifikasi tingkah laku

3) Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah

e. Hal-hal yang harus dihindari dalam mengembangkan keterampilan mengelola

kelas

1) Ketidak tepatan memulai dan mengakhiri kegiatan

2) Pengulangan penjelasan yang tidak perlu

3) Penyimpangan

4) Kesenyapan

5) Bertele-tele

8. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil

Diskusi kelompok kecil adalah suatu proses belajar yang dilakukan dalam kerja sama

kelompok bertujuan memecahkan suatu permasalahan, mengkaji konsep, prinsip

atau kelompok tertentu. Untuk itu tutor memiliki peran sangat penting sebagai

Page 30: Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Pendidikan Tenaga Kesehatan melalui Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL)

Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan 25

pembimbing agar proses diskusi dapat berlangsung sesuai dengan tujuan

pembelajaran.

a. Prinsip-prinsip membimbing diskusi kelompok

1) Melaksanakan diskusi dalam suasana yang menyenangkan.

2) Memberikan waktu yang cukup untuk merumuskan dan menjawab

permasalahan.

3) Merencanakan diskusi kelompok dengan sistematis.

4) Membimbing dan menjadikan diri tutor sebagai teman dalam diskusi.

b. Komponen keterampilan tutor dalam megembangkan pembimbingan kelompok

kecil

1) Memperjelas permasalahan.

2) Menyebarkan kesempatan berpartisipasi.

3) Pemusatan perhatian.

4) Menganalisa pandangan peserta didik.

5) Meningkatkan urutan pikiran peserta didik.

6) Menutup diskusi.

c. Hal-hal yang harus dihindari dalam membimbing diskusi kelompok kecil

1) Melaksanakan diskusi yang tidak sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan

peserta didik.

2) Tidak memberikan kesempatan yang cukup kepada peserta didik untuk

memikirkan pemecahan masalah.

3) Membiarkan diskusi dikuasai oleh peserta didik tertentu.

4) Membiarkan peserta didik mengemukakan pendapat yang tidak ada

kaitannya dengan topik pembicaraan.

5) Membiarkan peserta didik tidak aktif.

6) Tidak merumuskan hasil diskusi dan tidak melakukan tindak lanjut.

Page 31: Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Pendidikan Tenaga Kesehatan melalui Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL)

Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan 26

BAB V. EVALUASI HASIL BELAJAR TUTORIAL

A. Pengantar

Evaluasi hasil belajar siswa merupakan salah satu cara untuk mengetahui seberapa

jauh tujuan pembelajaran dapat tercapai. Evaluasi merupakan suatu proses untuk

mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui

pengukuran hasil belajar, baik yang menggunakan instrumen tes maupun nontes.

Tujuannya adalah memberi nilai tentang kualitas sesuatu untuk menjawab pertanyaan

bagaimana suatu proses atau hasil suatu program (Nitko, 1996). Evaluasi lebih

diarahkan pada seberapa jauh sesuatu proses atau suatu hasil seseorang atau program

telah dicapai/diperoleh (Zainul, 1993).

B. Pengertian Evaluasi Hasil Belajar

Istilah evaluasi dalam dunia pendidikan bukanlah hal yang asing lagi karena

sebagai pendidik pasti ingin mengetahui apakah mahasiswa sebagai sasaran didik

berubah dalam aspek kognitif (pengetahuan dan intelektualnya), afektif (sikap, minat

dan motivasi) juga psikomotor (perilaku/gerak, keterampilan dan tindakan) setelah

mendapat pendidikan. Disamping itu juga adakah manfaat dari hasil usaha yang

dilakukan oleh para pendidik (tutor).

Untuk dapat mengetahui semua itu tentunya diperlukan suatu evaluasi baik

secara lisan, tertulis maupun perbuatan atau dengan cara mengumpulkan keterangan-

keterangan atau bukti-bukti secara sistematis tentang pengaruh usaha yang dilakukan

untuk dianalisis agar dapat diketahui apakah tampilan mahasiswa telah sesuai dengan

tujuan instruksional yang telah ditetapkan atau belum dan sampai manakah tujuan

pembelajaran yang ditetapkan tercapai.

Sebagai alat penilaian hasil pencapaian dalam pengajaran, evaluasi harus

dilakukan secara terus menerus. Evaluasi bukan hanya sekedar sebagai penentu angka

keberhasilan belajar semata, melainkan sebagai umpan balik (feed back) dari proses

interaksi edukatif yang dilaksanakan. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan evaluasi

itu? Evaluasi berasal dari kata "to evaluate" yang berarti menilai. Nilai artinya power in

exchange dan harga atau artinya give much in exchange, dalam bahasa Indonesia

disebut evaluasi, dari kata evaluation (Inggris).

Page 32: Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Pendidikan Tenaga Kesehatan melalui Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL)

Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan 27

Evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya

sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif

yang tepat dalam mengambil sebuah keputusan (Suharsimi 2010:2).

Evaluasi pembelajaran mengandung dua makna yaitu measurement dan

evaluation. Measurement (pengukuran) merupakan suatu proses untuk mendapatkan

gambaran berapa banyak hal yang telah dimiliki oleh mahasiswa dari adanya interaksi

antara mahasiswa dengan tutor/tutor, sedangkan evaluasi (penilaian) merupakan

suatu proses mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasikan informasi untuk

menetapkan keluasan pencapaian tujuan oleh individu. Proses evaluasi merupakan

proses kegiatan dalam pengumpulan informasi dari suatu kegiatan untuk pengambilan

suatu keputusan. Keputusan merupakan sasaran aktif dari kegiatan evaluasi. Keputusan

berkaitan dengan pengajaran dapat berupa keputusan mengenai mahasiswa,

tutor/tutor, bahan/materi, waktu, biaya, tenaga dan komponen-komponen lain dari

sistem pengajaran.

C. Fungsi dan Tujuan Evaluasi Hasil Belajar

Evaluasi hasil belajar merupakan keseluruhan kegiatan pengukuran (pengumpulan

data dan informasi), pengolahan, penafsiran dan pertimbangan untuk membuat

keputusan tentang tingkat hasil belajar yang dicapai mahasiswa setelah melakukan

kegiatan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dengan

fungsi dan tujuan adalah sebagai berikut :

1. Fungsi evaluasi:

a. Berfungsi selektif

b. Berfungsi diagnostic

c. Berfungsi sebagai penempatan

d. Berfungsi sebagai pengukur keberhasilan belajar (kenaikan grade)

2. Tujuan evaluasi:

a. Memberikan informasi tentang kemajuan mahasiswa melalui berbagai kegiatan

belajar

b. Memberikan informasi untuk pembinaan kegiatan belajar lebih lanjut yang

bersifat individu atau keseluruhan kelas

c. Memberikan informasi tentang kemampuan mahasiswa, menetapkan kesulitan

dan menyarankan kegiatan remedial

d. Memberikan informasi sebagai dasar pemberian motivasi untuk mendapatkan

hasil yang lebih baik

e. Memberikan informasi tentang semua aspek perilaku mahasiswa

Page 33: Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Pendidikan Tenaga Kesehatan melalui Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL)

Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan 28

f. Memberikan informasi dalam pemilihan jenjang karir yang sesuai dengan minat

dan bakat serta kecakapannya

D. Tahapan Evaluasi Hasil Belajar

Tahapan pelaksanaan evaluasi hasil belajar adalah penentuan tujuan, menentukan

desain evaluasi, pengembangan instrumen evaluasi, pengumpulan informasi/data,

analisis dan interpretasi serta tindak lanjut.

1. Menentukan Tujuan

Tujuan evaluasi hasil belajar yaitu untuk mengetahui capaian penguasaan

kompetensi oleh setiap mahasiswa sesuai rencana pembelajaran yang disusun oleh

tutor/tutor mata pelajaran. Kompetensi yang harus dikuasai oleh mahasiswa

mencakup koginitif, afektif dan psikomotorik.

2. Menentukan Rencana Evaluasi

Rencana evaluasi hasil belajar berwujud kisi-kisi, yaitu matriks yang

menggambarkan keterkaitan antara behavioral objectives (kemampuan yang

menjadi sasaran pembelajaran yang harus dikuasai mahasiswa) dan course content

(materi sajian yang dipelajari mahasiswa untuk mencapai kompetensi) serta teknik

evaluasi yang akan digunakan dalam menilai keberhasilan penguasaan kompetensi .

E. Sasaran Evaluasi Hasil Belajar

Sasaran akhir dari evaluasi hasil belajar mahasiswa adalah penguasaan

kompetensi. Dalam hal ini kompetensi diartikan sebagai seperangkat tindakan cerdas

penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu

oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu (SK

Mendiknas No. 045/U/2002) atau dapat dikatakan bahwa kompetensi adalah

kemampuan yang dapat dilakukan oleh mahasiswa yang mencakup pengetahuan,

keterampilan dan perilaku. Kompetensi adalah integrasi domain kognitif, afektif dan

psikomotorik yang direflesikan dalam perilaku.

Mengacu pengertian kompetensi tersebut, maka hasil belajar mahasiswa

mencakup ranah kognitif, psikomotorik dan afektif yang harus dikuasai oleh setiap

mahasiswa setelah pembelajaran berlangsung sesuai dengan rencana pembelajaran

yang disusun oleh tutor/tutor.

Page 34: Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Pendidikan Tenaga Kesehatan melalui Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL)

Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan 29

F. Intsrumen Evaluasi Hasil Belajar

Instrumen dalam lingkup evaluasi didefinisikan sebagai perangkat untuk

mengukur hasil belajar mahasiswa yang mencakup hasil belajar dalam ranah kognitif,

afektif, dan psikomotor. Bentuk instrumen dapat berupa tes dan non-tes. Instrumen

bentuk tes mencakup: tes uraian (uraian objektif dan uraian bebas), tes pilihan

ganda, jawaban singkat, menjodohkan, benar salah, unjuk kerja (performance test),

dan portofolio. Instrumen bentuk non-tes mencakup wawancara, angket, dan

pengamatan (observasi).

Sebelum instrumen digunakan hendaknya dianalisis terlebih dahulu. Dua

karakteristik penting dalam menganalisis instrumen adalah validitas dan reliabilitasnya.

Instrumen dikatakan valid (tepat, absah) apabila instrumen digunakan untuk mengukur

apa yang seharusnya diukur. Instrumen untuk mengukur kemampuan asuhan

keperawatan anak pada mahasiswa tingkat II tidak tepat jika digunakan pada

mahasiswa tingkat I. Dalam hal ini sasaran kepada siapa instrumen itu ditujukan

merupakan salah satu aspek yang harus dipertimbangkan dalam menganalisis validitas

suatu instrumen. Aspek lain yang perlu juga diperhatikan adalah misalnya kesesuaian

indikator dengan butir soal, penggunaan bahasa, kesesuaian dengan kurikulum yang

berlaku, juga kaidah-kaidah dalam penulisan butir soal dsb.

Instrumen evaluasi yang baik memiliki ciri-ciri dan harus memenuhi beberapa

kaidah antara lain validitas, reliabilitas, objektivitas, praktikabilitas, ekonomis, tingkat

kesukaran dan daya pembeda.

1. Validitas

Yaitu mengukur apa yang seharusnya diukur. Ada tiga aspek yang hendak dievaluasi

dalam evaluasi hasil belajar yaitu aspek kognitif, psikomotor, dan afektif. Tinggi

rendahnya validitas instrumen dapat di hitung dengan uji validitas dan dinyatakan

dengan koefisien validitas.

2. Reliabilitas

Instrumen dikatakan memiliki reliabilitas yang tinggi manakala instrumen tersebut

dapat menghasilkan hasil pengukuran yang ketetapannya tinggi. Tinggi rendahnya

reliabilitas ini dapat dihitung dengan uji reliabilitias dan dinyatakan dengan

koefisien reliabilitas.

3. Objektivitas

Pengaruh subjektifitas pribadi dari evaluator dapat dihindari dengan mengacu

kepada pedoman menyangkut masalah kontinuitas dan komprehensif. Evaluasi

Page 35: Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Pendidikan Tenaga Kesehatan melalui Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL)

Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan 30

harus dilakukan secara kontinu (terus-menerus). Evaluasi yang dilakukan berkali-kali

dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang keadaan audiens yang dinilai.

Karena faktor kebetulan akan sangat mengganggu hasilnya.

4. Praktikabilitas

Sebuah intrumen evaluasi dikatakan memiliki praktikabilitas yang tinggi apabila

bersifat praktis mudah pengadministrasiannya dan memiliki ciri: mudah

dilaksanakan, tidak menuntut peralatan yang banyak dan memberi kebebasan

kepada mahasiswa mengerjakan yang dianggap mudah terlebih dahulu. Mudah

pemeriksaannya artinya dilengkapi pedoman skoring, kunci jawaban. Dilengkapi

petunjuk yang jelas sehingga dapat dilaksanakan oleh orang lain.

5. Ekonomis

Instrumen evaluasi yang dipergunakan tidak membutuhkan biaya yang mahal,

tenaga yang banyak dan waktu yang lama.

6. Taraf Kesukaran

Instrumen yang baik terdiri dari butir-butir instrumen yang tidak terlalu mudah dan

tidak terlalu sukar. Butir soal yang terlalu mudah tidak mampu merangsang

mahasiswa mempertinggi usaha memecahkannya, sebaliknya soal yang terlalu sukar

akan membuat mahasiswa berputus asa dan tidak memiliki semangat untuk

mencoba lagi karena di luar jangkauannya.

7. Daya Pembeda

Daya pembeda sebuah instrumen adalah kemampuan instrumen tersebut

membedakan antara mahasiswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan

mahasiswa yang tidak pandai (berkemampuan rendah). Indek daya pembeda ini

disingkat dengan D dan dinyatakan dengan Indeks Diskriminasi.

G. Jenis Instrumen Evaluasi Pembelajaran

Instrumen atau alat evaluasi untuk menilai proses dan hasil pendidikan yang telah

dilakukan terhadap mahasiswa dapat digolongkan menjadi dua yakni: 1) Tes Sebagai

Alat Penilaian Hasil Belajar dan 2) Non Tes Sebagai Alat Penilaian Hasil Belajar.

1. Tes Sebagai Alat Penilaian Hasil Belajar

Yaitu pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada mahasiswa dalam bentuk lisan

(tes lisan), tulisan (tes tulisan), dan perbuatan (tes tindakan). Tes pada umumnya

digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar mahasiswa terutama hasil

belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan materi pembelajaran sesuai dengan

Page 36: Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Pendidikan Tenaga Kesehatan melalui Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL)

Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan 31

tujuan pendidikan dan pengajaran.

Ada 2 jenis tes yakni tes uraian (subjektif) dan tes objektif. Tes uraian terdiri dari

uraian bebas, uraian terbatas, dan uraian terstruktur. Sedangkan tes objektif terdiri

dari beberapa bentuk, yakni bentuk pilihan benar salah, pilihan ganda dengan

banyak variasi, menjodohkan, dan isian pendek atau melengkapi.

a. Tes Uraian (tes subjektif)

Tes Uraian, disebut juga essay. Secara umum tes uraian ini adalah pertanyaan

yang menuntut mahasiswa menjawab dalam bentuk menguraikan,

menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan, memberikan alasan, dan

bentuk lain yang sejenis sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan

menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri. Kelebihan atau keunggulan tes

bentuk uraian antara lain adalah:

1) Dapat mengukur proses mental yang tinggi /aspek kognitif tingkat tinggi

2) Dapat meningkatkan kemampuan berbahasa, baik lisan maupun tulisan,

dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa

3) Dapat melatih kemampuan berfikir teratur atau penalaran, yakni berfikir

logis, analitis dan sistematis

4) Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah (problem solving)

Adanya keuntungan teknis seperti mudah membuat soalnya sihingga

tanpa memakan waktu yang lama, tutor/tutor dapat secara langsung

melihat proses berfikir mahasiswa.

Adapun kelemahan atau kekurangan yang terdapat dalam tes antara lain:

1) Sampel tes sangat terbatas sebab dengan tes ini tidak mungkin dapat

menguji semua bahan yang telah diberikan

2) Bersifat subjektif dalam pertanyaan/membuat pertanyaan, maupun

dalam cara memeriksanya

3) Bersifat kurang reliabel, mengungkap aspek yang terbatas,

pemeriksaannya memerlukan waktu lama sehingga tidak praktis bagi

kelas yang jumlah mahasiswa relatif besar.

Bentuk tes uraian dibedakan menjadi 3 yaitu uraian bebas, uraian terbatas

dan uraian berstruktur.

1) Uraian bebas

Dalam uraian bebas jawaban mahasiswa tidak dibatasi, bergantung pada

pandangan mahasiswa itu sendiri. Hal ini disebabkan oleh isi pertanyaan

Page 37: Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Pendidikan Tenaga Kesehatan melalui Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL)

Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan 32

uraian bebas sifatnya umum.

Melihat karakteristiknya, pertanyaan bentuk uraian bebas tepat

digunakan apabila bertujuan untuk:

Mengungkapkan pandangan para mahasiswa terhadap suatu masalah

sehingga dapat diketahui luas dan intensitas.

Pengupas suatu persoalan yang kemungkinan jawabannya beraneka

ragam sehingga tidak satupun jawaban yang pasti.

Mengembangkan daya analisis mahasiswa dalam melihat suatu

persoalan dari berbagai segi atau dimensinya.

Kelemahan tes ini ialah sukar menilainya karena jawaban mahasiswa

bervariasi, sulit menentukan kriteria penilaian, sangat subjektif karena

bergantung pada tutor sebagai penilainya:

2) Uraian terbatas

Bentuk pertanyaan diarahkan kepada hal-hal tertentu atau ada

pembatasan yang dapat dilihat dari segi ruang lingkupnya, sudut pandang

menjawabnya dan indikator-indikatornya.

3) Uraian berstruktur

Soal berstruktur dipandang sebagai bentuk antara soal-soal objektif dan

soal- soal esai. Soal berstruktur merupakan serangkaian soal jawaban

singkat sekalipun bersifat terbuka dan bebas memberikan jawaban.

b. Tes Objektif

Soal-soal bentuk objektif dikenal ada beberapa bentuk:

1) Bentuk soal jawaban singkat, merupakan soal yang menghendaki

jawaban dalam bentuk kata, bilangan, kalimat atau simbol. Ada dua

bentuk jawaban singkat yaitu bentuk pertanyaan langsung dan bentuk

pertanyaan tidak langsung.

2) Bentuk soal benar salah, adalah bentuk tes yang soal-soalnya berupa

pertanyaan dimana sebagian dari pertanyaan yang benar dan pertanyaan

yang salah. Pada umumnya bentuk ini dipakai untuk mengukur

pengetahuan mahasiswa tentang fakta, definisi dan prinsip

3) Bentuk soal menjodohkan, terdiri dari dua kelompok pertanyaan yang

paralel yang berada dalam satu kesatuan. Kelompok sebelah kiri

merupakan bagian yang berupa soal-soal dan sebelah kanan adalah

Page 38: Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Pendidikan Tenaga Kesehatan melalui Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL)

Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan 33

jawaban yang disediakan. Tapi sebaiknya jumlah jawaban yang

disediakan lebih banyak dari soal karena hal ini akan mengurangi

kemungkinan mahasiswa menjawab yang betul dengan hanya menebak.

4) Bentuk soal pilihan ganda Soal pilihan ganda adalah bentuk tes yang

mempunyai satu jawaban yang benar atau paling tepat. Dilihat dari

strukturnya, bentuk soal pilihan ganda terdiri atas:

2. Non Tes Sebagai Alat Penilaian Hasil Belajar

Hasil belajar dan proses belajar tidak hanya dinilai oleh tes, tetapi dapat juga

dinilai olah alat-alat non-tes atau bukan tes, seperti Wawancara, Kuesioner dan

Observasi.

a. Wawancara

Wawancara merupakan suatu cara yang digunakan untuk mendapatkan

informasi dari mahasiswa dengan melakukan tanya jawab sepihak. Kelebihan

wawancara adalah bisa kontak langsung dengan mahasiswa sehingga dapat

mengungkapkan jawaban lebih bebas dan mendalam. Wawancara dapat

direkam sehingga jawaban mahasiswa bisa dicatat secara lengkap. Melalui

wawancara, data bisa diperoleh dalam bentuk kualitatif dan kuantitatif.

Pertanyaan yang tidak jelas dapat diulang dan dijelaskan lagi, begitupun dengan

jawaban yang belun jelas.

Ada dua jenis wawancara, yakni wawancara terstruktur dan wawanncara bebas.

Dalam wawancara berstruktur kemungkinan jawaban telah disiapkan sehingga

mahasiswa tinggal mengkategorikannya kepada alternatif jawaban yang telah

dibuat. Keuntungannya ialah mudah diolah dan dianalisis untuk dibuat

kesimpulan. Sedangkan untuk wawancara bebas, jawaban tidak perlu disiapkan

sehingga siswa bebas mengemukakan pendapatnya. Keuntungannya ialah

informasi lebih padat dan lengkap sekalipun kita harus bekerja keras dalam

menganalisisnya sebab jawabannya bisa beraneka ragam.

Ada tiga aspek yang harus diperhatikan dalam melaksanakan wawancara.

1) Tahap awal wawancara di mana bertujuan untuk mengondisikan situasi

seperti suasana keakraban.

2) Penggunaan pertanyaan dimana pertanyan diajukan secara bertahap dan

sistematis berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat sebelumnya.

3) Pencatatan hasil wawancara di mana dicatat saat itu juga supaya tidak

lupa.

Page 39: Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Pendidikan Tenaga Kesehatan melalui Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL)

Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan 34

Langkah-langkah rancangan pedoman wawancara sebagai berikut:

1) Tentukan tujuan yang ingin dicapai dari wawancara.

2) Tentukan aspek-aspek yang akan di ungkap dari wawancara tersebut.

3) Tentukan bentuk pertanyaan yang akan digunakan.

b. Kuesioner

Kuesioner adalah suatu tekhnik pengumpulan informasi yang memungkinkan

analisis mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku dan karakteristik dari

mahasiswa. Kelebihan kuesioner dari wawancara ialah sifatnya yang praktis,

hemat waktu, tenaga dan biaya. Kelemahannya ialah jawaban sering tidak

objektif, lebih-lebih bila pertanyaannya kurang tajam yang memungkinkan

mahasiswa berpura-pura.

Cara penyampain kuesioner ada yang langsung di bagikan kepada mahasiswa

yang telah diisi lalu dikumpulkan lagi. Alternatif jawaban yang ada dalam

kuesioner bisa juga ditransformasikan dalam bentuk simbol kuantitatif agar

menghasilkan data interval. Caranya adalah dengan memberi skor terhadap

setiap jawaban berdasarkan kriteria tertentu.

c. Observasi

Observasi atau pengamatan sebagai alat penilaian banyak digunakan untuk

mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang

dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi

buatan. Ada tiga jenis observasi, yakni:

1) Observasi langsung, adalah pengamatan yang dilakukan terhadap gejala

atau proses yang terjadi dalam situasi yang sebenarnya dan langsung

diamati oleh pengamat.

2) Observasi tidak langsung, adalah observasi yang dilakasanakan dengan

menggunakan alat seperti mikroskop untuk mengamati bakteri, suryakanta

untuk melihat pori-pori kulit.

3) Observasi partisipasi, adalah observasi yang dilaksanakan dengan cara

pengamat harus melibatkan diri atau ikut serta dalam kegiatan yang

dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diamati, sehingga pengamat

bisa lebih menghayati, merasakan dan mengalami sendiri seperti individu

yang sedang diamatinya.

Page 40: Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Pendidikan Tenaga Kesehatan melalui Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL)

Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan 35

BAB VI. PENGOLAHAN HASIL EVALUASI

TUTORIAL

Berdasarkan hasil dari pelaksanaan kegiatan evaluasi yang dilakukan baik secara

tes maupun non tes, maka dapat dikumpulkan sejumlah data atau informasi yang

dibutuhkan dalam evaluasi hasil belajar. Data yang terkumpul melalui tes berupa data

kuantitatif, dan non tes berupa data kualitatif dan kuantitatif sekaligus merupakan data

mentah yang memerlukan pengolahan lebih lanjut. Kegiatan mengolah data yang

berhasil dikumpulkan melalui kegiatan evaluasi inilah yang disebut kegiatan pengolahan

hasil evaluasi.

Pengolahan data hasil evaluasi pembelajaran perlu dipahami karena pengolahan

hasil evaluasi pembelajaran merupakan elemen penting Dalam kegiatan evaluasi.

Berdasarkan hasil pengolahan data, akan diperoleh suatu informasi yang jelas sebagai

bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

Prosedur pelaksanaan pengolahan hasil evaluasi adalah sebagai berikut:

1. Menskor, yaitu proses mengubah jawaban mahasiswa menjadi angka-angka atau

suatu kegiatan memberikan skor pada hasil evaluasi yang dapat dicapai oleh

mahasiswa. Untuk menskor atau memberikan angka diperlukan 3 (tiga) macam alat

bantu, yakni kunci jawaban, kunci skoring dan pedoman pengangkaan. Tiga macam

alat bantu penskoran atau pengangkaan berbeda-beda cara penggunaannya untuk

setiap butir soal yang ada dalam alat penilai.

2. Mengubah skor mentah menjadi skor standar, yakni kegiatan evaluator menghitung

untuk mengubah skor yang diperoleh mahasiswa yang mengerjakan alat penilaian

disesuaikan dengan norma yang dipakai.

3. Mengkonversikan skor standar ke dalam nilai, yakni kegiatan akhir dari pengolahan

hasil penilaian yang berupa pengubah skor ke nilai, baik berupa huruf atau angka.

Nilai adalah hasil ubahan dari skor yang telah disesuaikan pengaturannya dengan

suatu standar tertentu.

Pengolahan (analisis dan interpretasi) dilakukan setelah proses pengumpulan

data atau informasi melalui pelaksanaan testing atau penggunaan instrumen evaluasi

yang dilaksanakan pada setiap akhir pelaksanaan pembelajaran secara objektif dan

Page 41: Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Pendidikan Tenaga Kesehatan melalui Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL)

Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan 36

terbuka sehingga diperoleh informasi yang sahih dan dapat dipercaya yang pada

akhirnya bermanfaat bagi peningkatan mutu pembelajaran. Analisis berwujud deskripsi

hasil penguasaan kompetensi, sedang interpretasi merupakan penafsiran terhadap

deskripsi hasil analisis hasil belajar mahasiswa.

Analisis dan interpretasi didahului dengan langkah skoring sebagai tahapan

penentuan capaian penguasaan kompetensi oleh mahasiswa. Pemberian skoring

terhadap tugas dan/atau pekerjaan mahasiswa harus dilaksanakan segera setelah

pelaksanaan pengumpulan data atau informasi serta dilaksanakan secara objektif.

Untuk menjamin keobjektifan skoring tutor/ tutor harus mengikuti pedoman skoring

sesuai dengan jenis dan bentuk tes/instrumen evaluasi yang digunakan. Hasil analisis

dan interpretasi harus ditindak lanjuti yang merupakan pelaksanaan keputusan

tentang usaha perbaikan pembelajaran yang akan dilaksanakan sebagai upaya

peningkatan mutu pembelajaran. Tindak lanjut berkenaan dengan evaluasi

pembelajaran menyangkut pelaksanaan evaluasi dengan instrumen evaluasi yang

digunakan meliputi tujuan, proses, dan instrumen evaluasi hasil belajar.

Page 42: Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Pendidikan Tenaga Kesehatan melalui Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL)

Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan 37

BAB VII. UMPAN BALIK

Masukan segala informasi yang berhasil diperoleh selama proses pendidikan

digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan. Umpan balik merupakan

fungsi dari pembelajaran. Umpan balik Merupakan kegiatan menindaklanjuti hasil

analisis dan interpretasi terhadap pembelajaran dari hasil evaluasi pembelajaran yang

telah dilaksanakan. Berupa usaha perbaikan pembelajaran upaya peningkatan mutu

pembelajaran.

Tindak lanjut berkenaan dengan evaluasi pembelajaran menyangkut pelaksanaan

evaluasi dengan instrumen evaluasi yang digunakan meliputi tujuan, proses, dan

instrumen evaluasi hasil belajar. Kedudukan evaluasi dalam proses pendidikan bersifat

integratif, setiap ada proses pendidikan pasti ada evaluasi.

Page 43: Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Pendidikan Tenaga Kesehatan melalui Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL)

Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan 38

BAB VIII. REVISI TUTORIAL HASIL EVALUASI

Seperti dibahas pada materi sebelumnya, tutorial mengandung arti bantuan atau

bimbingan belajar yang bersifat akademik oleh tutor kepada mahasiswa (tutee) untuk

membantu kelancaran proses belajar madiri mahasiswa secara perorangan atau

kelompok berkaitan dengan materi ajar. Tutorial dilaksanakan secara tatap muka atau

jarak jauh berdasarkan konsep belajar mandiri.

Konsep belajar mandiri dalam tutorial mengandung pengertian, bahwa tutorial

merupakan bantuan belajar dalam upaya memicu dan memacu kemandirian, disiplin,

dan inisiatif diri mahasiswa dalam belajar dengan minimalisasi intervensi dari pihak

pembelajar/tutor. Prinsip pokok tutorial adalah "kemandirian mahasiswa" (student's

independency). Tutorial tidak ada, jika kemandirian tidak ada. Jika mahasiswa tidak

belajar di rumah, dan datang ke tutorial dengan 'kepala kosong', maka yang terjadi

adalah "perkuliahan" biasa, bukan tutorial. Dengan demikian, secara konseptual tutorial

perlu dibedakan secara tegas dengan "kuliah" (lecturing) yang umum berlaku di

pertutoran tinggi tatap muka, di mana peran tutor sangat besar.

Evaluasi hasil belajar antara lain mempunyai tujuan memberikan informasi

tentang kemajuan mahasiswa melalui berbagai kegiatan belajar, pembinaan kegiatan

belajar lebih lanjut yang bersifat individu atau keseluruhan kelas, serta memberikan

informasi sebagai dasar pemberian motivasi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik,

maka proses tutorial perlu dilihat kembali, apakah tujuan pembelajaran sudah tercapai

dengan metoda tutorial ini ?

Beberapa hal yang dapat di revisi sebagai hasil evaluasi adalah :

A. Evaluasi terhadap peran tutor:

Dalam tutorial peran utama tutor adalah: (1) "pemicu" dan "pemacu"

kemandirian belajar mahasiswa, berpikir dan berdiskusi; dan (2) "pembimbing,

fasilitator, dan mediator" mahasiswa dalam membangun pengetahuan, nilai, sikap dan

keterampilan akademik dan profesional secara mandiri, dan/atau dalam menghadapi

atau memecahkan masalah - masalah dalam belajar mandirinya; memberikan

bimbingan dan panduan agar mahasiswa secara mandiri memahami materi mata

kuliah; memberikan umpan balik kepada mahasiswa secara tatap muka atau melalui

alat komunikasi; memberikan dukungan dan bimbingan, termasuk memotivasi dan

membantu mahasiswa keterampilan mengembangkan belajarnya.

Page 44: Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Pendidikan Tenaga Kesehatan melalui Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL)

Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan 39

B. Pertanyaan yang disusun dalam tes maupun non tes

Agar tutorial tidak terjebak dalam situasi perkuliahan biasa, terbina hubungan

bersetara, mampu memainkan peran-peran di atas, dan tutorial berjalan efektif, hasil

evaluasi dapat memberikan umpan balik terhadap tutor, bagaimana tutor perlu

menyiapkan pertanyaan-pertanyaan yang berfungsi untuk: (1) membangkitkan minat

mahasiswa terhadap materi yang sedang dibahas, (2) menguji pemahaman mahasiswa

terhadap materi pelajaran, (3) memancing mahasiswa agar berpartisipasi aktif dalam

kegiatan tutorial, (4) mendiagnosis kelemahan-kelemahan mahasiswa, dan (5)

menuntun mahasiswa untuk dapat menjawab masalah yang sedang dihadapi (Hyman,

dalam Suroso, 1992).

Tutor juga menstimulasi mahasiswa untuk terlibat aktif dalam pembahasan: (1)

masalah yang ditemukan mahasiswa dalam mempelajari modul; (2) kompetensi atau

konsep esensial matakuliah; (3) persoalan yang terkait dengan unjuk kerja

(praktik/praktikum) mahasiswa di dalam/di luar kelas tutorial; dan (4) masalah yang

berkaitan dengan profesi sebagai perawat atau bidan ketika mahasiswa menjalankan

tugas sehari-hari.

C. Pemilihan metoda tutorial

Hasil evaluasi dapat juga memberikan masukkan terhadap pemilihan metoda

tutorial. Melalui kuesioner atau wawancara dapat memberikan informasi apakah

tutor sudah menguasai secara trampil sejumlah keterampilan dasar tutorial, yakni: (1)

membuka dan menutup tutorial; (2) bertanya lanjut; (3) memberi penguatan; (4)

mengadakan variasi; (5) menjelaskan; (6) memimpin diskusi kelompok kecil; (7)

mengelola kelas; dan (8) mengajar kelompok kecil dan perorangan.

Page 45: Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Pendidikan Tenaga Kesehatan melalui Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL)

Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan 40

Lampiran 1 contoh Format RAT

RANCANGAN AKTIVITAS TUTORIAL (RAT)

Mata Kuliah : ________________________________________

Semester : ________________________________________

SKS : ________________________________________

Nama Tutor : ________________________________________

Deskripsi Singkat Mata Kuliah :

Kompetensi Umum :

No Kompetensi

Khusus Pokok

Bahasan

Sub Pokok

Bahasan

Tugas Tutorial

dan Bobot Nilai

Estimasi Waktu

Daftar Pustaka

Tutorial ke-

Catatan: 1. Untuk memaksimalkan template form ini dapat dibuat landscape

2. Dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan

Page 46: Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Pendidikan Tenaga Kesehatan melalui Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL)

Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan 41

Lampiran 2 contoh Format SAT

SATUAN ACARA TUTORIAL (SAT)

Mata Kuliah : ________________________________________

Semester : ________________________________________

SKS : ________________________________________

Nama Tutor : ________________________________________

Deskripsi Singkat Mata Kuliah :

Kompetensi Umum :

Kompetensi Khusus :

Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan

Model Tutorial : Tahapan Kegiatan : 1. Persiapan : 2. Pelaksanaan/penyajian : 3. Penutup :

Catatan: Dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan

Page 47: Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Pendidikan Tenaga Kesehatan melalui Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL)

Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan 42

Lampiran 3 Pedoman Diskusi Kelompok (Tutorial)

1. TUGAS PESERTA DISKUSI KELOMPOK

(Silahkan pelajari dulu BAB II dan BAB III)

Tugas Dasar Tutor Dalam Diskusi Kelompok a. Mendorong partisipasi aktif setiap anggota diskusi kelompok

b. Membantu ketua kelompok dalam menjaga dinamika kelompok dan menjaga

ketepatan waktu diskusi

c. Men-chek ketepatan dan kebenaran pencatatan hasil diskusi oleh sekretaris

kelompok. Dari catatan kelompok dapat diketahui hal – hal yang telah atau

belum keluar dari konteks pemahaman seharusnya atas materi diskusi dan

tujuan belajar.

d. Menghindari terjadinya “side tracking” yaitu usaha untuk mengalihkan topic

diskusi ke hal – hal diluar tujuan belajar.

e. Menjamin tercapainya tujuan belajar.

f. Mengisi lembar observasi dengan benar karena skor observasi memiliki bobot

tinggi yang berpengaruh terhadap nilai akhir mahasiswa

g. Menghindarkan diri sebagai yang “berkuasa” dalam diskusi dengan :

1) Duduk diantara peserta, tidak dalam posisi berjarak

2) Bila terdapat hal – hal atau materi diskusi yang tidak benar, tidak boleh

dikoreksi langsung melainkan diluruskan dengan cara – cara tidak langsung

3) Mempersilahkan kelompok memilih sendiri ketua dan sekretaris kelompok

sebelum diskusi

Tugas Ketua Kelompok a. Memimpin diskusi dari awal sampai selesai.

b. Menjamin seluruh peserta memperoleh giliran berbicara menyatakan

pendapat.

c. Memelihara dinamika kelompok.

d. Menjaga ketepatan waktu.

e. Memastikan tiap peserta membawa catatan/buku teks/laptop agar setiap

pendapat harus berbasis pada literatur yang benar, bukan debat pokrol.

f. Menjaga agar sekretaris menulis dan menyimpulkan secara benar.

Tugas Sekretaris Kelompok 1) Mencata butir-2 yang menjadi kesimpulan kelompok.

2) Menulis butir-2 secara runtut.

3) Sebagai mahasiswa peserta diskusi, tidak hanya mencatat tetapi juga

berhak menyatakan pendapat, dan menghindari menulis pendapat pribadi.

Page 48: Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Pendidikan Tenaga Kesehatan melalui Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL)

Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan 43

4) Mencatat sumber jawaban peserta kelompok (buku teks atau literature

yang digunakan dalam diskusi)

3. Tugas Anggota Kelompok

1) Mengikuti langkah-langkah diskusi yang ditentukan ketua.

2) Berpartisipasi aktif dalam kelompok tanpa mendominasi atau malah

berdiam diri dalam berdiskusi Mendengarkan pendapat peserta lain dengan

seksama.

3) Aktif bertanya.

4) Memastikan apakah topic dan tujuan belajar sudah didiskusikan.

5) Berbagi informasi dengan peserta lain.

2. MELAKUKAN TUTORIAL

(Silahkan pelajari dulu BAB IV dan BAB V)

a. Memulai diskusi

1) Ciptakan suasana kelompk menjadi relaks.

2) Sampaikan “aturan main” dalam diskusi.

3) Sampaikan review tentang hal-hal pokok yang menjadi materi inti diskusi.

b. Memelihara kesinambungan diskusi

1) Dengar dan catat ide-ide yang muncul.

2) Minta komentar peserta lain terhadap pendapat seorang peserta.

c. Menjaga “fokus” diskusi

1) Jika diskusi “menyimpang” catat hal-hal yang menyimpang.

2) Lakukan interupsi tanpa mengoreksi, misalnya tutor mengatakan :

a) Sebaiknya hal itu kita kesampingkan dulu dan dibicarakan lain kali.

b) Coba kita bicarakan kembali tentang (fokus)

c) Bagaimana jika kita perjelas yang kita bicarakan sebelumnya (fokus)?

d. Menutup tutorial

1) Review hasil diskusi

2) Ingatkan tugas diskusi berikutnya.

3) Bila perlu sampaikan catatan khusus anda terhadap setiap peserta.

3. YANG HARUS DAN TIDAK BOLEH DILAKUKAN DALAM TUTORIAL

a. Hal – hal yang harus dilakukan tutor

1) Bicara singkat, jelas dan seperlunya. Jangan anda habiskan waktu

mahasiswa berdiskusi.

2) Beri pertanyaan yang jelas dan fokus. Member alternative pertanyaan

terlalu banyak akan memperlebar diskusi yang tidak perlu.

3) Gunakan nama akrab peserta untuk menghindari formalitas berlebihan

4) Interpretasikan pendapat seorang peserta lalu tanyakan apa peserta lain

setuju dengan interpretasi itu.

Page 49: Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Pendidikan Tenaga Kesehatan melalui Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL)

Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan 44

5) Lakukan “Probing” (memancing) untuk memperjelas jawaban/pertanyaan.

b. Hal – hal yang tida dilakukan tutor

1) Mengulang-ulang pertanyaan peserta.

2) Mengulang-ulang jawaban peserta.

3) Menjawab langsung pertanyaan peserta.

4) Menyalahkan langsung pendapat peserta.

5) Terlalu sering menginterupsi.

Page 50: Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Pendidikan Tenaga Kesehatan melalui Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL)

Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan 45

Lampiran 4 Instrumen Evaluasi Untuk Tutor

FORM EVALUASI TUTOR

Nama Tutor : ________________________________________

Mata Kuliah : ________________________________________

Kelas : ________________________________________

Isilah Instrumen Evaluasi ini dengan sejujur – jujurnya.

Keterangan :

Skala penilaian

1 2 3 4

Sangat tidak setuju Tidak setuju Setuju Sangat setuju

Pengisian bersifat rahasia. Lembar ini tidak perlu diberi nama dan tidak mempengaruhi nilai anda. Setelah diisi, serahkan lembar ini kepada penanggung jawab. (diisi oleh masing - masing dan dapat dikumpulkan per kelompok belajar)

No Aspek Evaluasi 1 2 3 4

1 Tutor hadir tepat waktu

2 Tutor mempersiapkan diri dengan baik untuk mengisi diskusi

3 Tutor dapat memotivasi keingintahuan dan penalaran kritis dengan memberikan pertanyaan yang relevan

4 Tutor dapat memotivasi keingintahuan dan penalaran kritis dengan memberikan pertanyaan yang relavan

5 Tutor mampu mengaktifkan proses diskusi (interaksi antar mahasiswa)

6 Tutor menghargai pendapat mahasiswa

7 Tutor dapat memberikan umpan balik saat diperlukan

8 Tutor memberikan perhatian penuh selama diskusi berjalan

9 Tutor memfasilitasi semua anggota kelompok untuk berperan aktif dalam diskusi

10 Tutor memotivasi tanggung jawab kepemimpinan mahasiswa

Berikan saran untuk peningkatan kualitas tutor (bila lembar tidak cukup, tuliskan pada lembar dibaliknya)

Page 51: Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Pendidikan Tenaga Kesehatan melalui Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL)

Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan 46

DAFTAR PUSTAKA

1. Ahmuddiputra, Enuh, & Atmaja, Bisar, Suyatna. (1986). Pendidikan Orang

Dewasa. Jakarta: Karunika.

2. Arif, Zainuddin. (1994). Andragogi. Bandung: Angkasa.

3. Arikunto, Suharsini. (1996). Dasar-dasar evaluasi Pendidikan, Yogyakarta. Bina

Aksara

4. Djamarah Saiful Bahrai. (1997). Tutor dan Anak Didik Dalam Interaktif

Edukatif. Jakarta, Rieneka Cipta

5. Hamalik. Oemar. (2001) Kurikulum dan Pembelajaran. Kurikulum, dan

Pembelajaran. Jakarta. PT. Aksara.

6. Ida Malati, drH, M.Ed. (2006). Rancangan Acara Tutorial. Pusat Antar

Universitas, Peningkatan dan Pengembangan Instruksional. Univeritas Terbuka

7. Lunandi, A, G. (1987). Pendidikan Orang Dewasa. Jakarta: Gramedia.

8. PAU-PPAI-UT. (2001). Program Akreditasi Tutor Universitas Terbuka : Bahan

Ajar. Jakarta: Universitas Terbuka

9. Ratnawati,T & Andriani D. (2011). Sistem Belajar Jarak Jauh. Materi Pelatihan:

Pembentukan Tim Inti Pelatih Tutor Tutorial Tatap Muka Di UPBJJ Universitas

Terbuka. Jakarta: Universitas Terbuka

10. Tamat, Tisnowati. (1984) Dari Pedagogik ke Andragogik, Jakarta: Pustaka Dian.

11. Suciati, Susy Puspitasari, 2006. Perencanaan Tutorial. Pusat Antar Universitas,

Peningkatan dan Pengembangan Instruksional. Univeritas Terbuka

12. ----------. (2014). Pedoman Tutorial. http://akademikkebidanan.staff.ub.ac.id/

files/2014/04/PEDOMAN-TUTORIAL.pdf, tersedia pada 11 Juli 2017