PETUNJUK TEKNIS PERCONTOHAN PERIKANAN BUDIDAYA...

25
PETUNJUK TEKNIS PERCONTOHAN PERIKANAN BUDIDAYA MELALUI TUGAS PEMBANTUAN TAHUN 2015 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA 2015

Transcript of PETUNJUK TEKNIS PERCONTOHAN PERIKANAN BUDIDAYA...

Page 1: PETUNJUK TEKNIS PERCONTOHAN PERIKANAN BUDIDAYA …djpb.kkp.go.id/index.php/arsip/file/294/juknis-percontohan-kab...1 SAMBUTAN Peningkatan produksi di bidang perikanan budidaya bertujuan

1

PETUNJUK TEKNIS

PERCONTOHAN PERIKANAN BUDIDAYA

MELALUI TUGAS PEMBANTUAN

TAHUN 2015

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

2015

Page 2: PETUNJUK TEKNIS PERCONTOHAN PERIKANAN BUDIDAYA …djpb.kkp.go.id/index.php/arsip/file/294/juknis-percontohan-kab...1 SAMBUTAN Peningkatan produksi di bidang perikanan budidaya bertujuan

1

SAMBUTAN

Peningkatan produksi di bidang perikanan budidaya bertujuan untuk meningkatkan,mendorong dan mempercepat pencapaian pembangunan perikanan budidaya, berupa (1)peningkatan devisa, pendapatan dan pencipaan lapangan kerja serta kesempatan berusaha,(2) peningkatan gizi masyarakat melalui konsumsi ikan dan (3) perlindungan, pemulihandan pelestarian sumberdaya perikanan budidaya.

Strategi pengembangan perikanan budidaya dilaksanakan melalui peningkatanproduksi, produktivitas dan daya saing yang berbasis ilmu pengetahuan melaluiminapolitan yang akan diperankan menjadi penghela percepatan sistem produksi perikanannasional berorientasi pada trend pasar global dan lokal, salah satu strategi pengembanganperikanan budidaya adalah percontohan di kawasan minapolitan.

Percontohan perikanan budidaya di kawasan minapolitan dilaksanakan melaluiteknologi yang adaptif, aplikatif, efektif dan efisien serta mampu mewujudkan perikananbudidaya yang berkelanjutan (sustainable aquaculture) menjadi hal mutlak yang harus segeraditransfer secara massive kepada masyarakat pembudidaya. Untuk itu peran diseminasiteknologi anjuran melalui pengembangan kawasan minapolitan ini menjadi sangat pentingsebagai upaya dalam memberikan tontonan, tuntunan dan tauladan bagi masyarakat terkaitpengelolaan budidaya yang berkelanjutan.

Petunjuk Pelaksanaan Percontohan perikanan budidaya di kawasan minapolitanyang dilaksanakan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota diharapkan dapatberdampak luas terhadap pengambangan perikanan di kawasan lainnya.

Besar harapan kami petunjuk teknis percontohan perikanan budidaya di kawasanminapolitan akan menjadi acuan dalam pelaksanaan percontohan penerapan teknologi yangramah lingkungan dan berkelanjutan serta berdampak terhadap kesejahteraan masyarakatpembudidaya ikan.

Jakarta, Januari 2015Direktur Jenderal Perikanan Budidaya

Dr. Ir. Slamet Soebjakto, M.Si

Page 3: PETUNJUK TEKNIS PERCONTOHAN PERIKANAN BUDIDAYA …djpb.kkp.go.id/index.php/arsip/file/294/juknis-percontohan-kab...1 SAMBUTAN Peningkatan produksi di bidang perikanan budidaya bertujuan

2

KATA PENGANTAR

Dalam upaya melakukan sosialisasi informasi teknologi budidaya anjuran (SNI, CPIBdan CBIB), maka langkah yang paling efektif adalah dengan melakukan kegiatanpercontohan perikanan budidaya di kawasan minapolitan.

Upaya untuk meningkatkan daya saing produksi perikanan budidaya harusmemperhatikan proses produksi melalui penerapan CBIB untuk meningkatkan jaminanmutu keamanan pangan (food safety) dan mampu menyediakan bahan baku untuk ketahahnpangan (foot security)

Percontohan perikanan budidaya di kawasan minapolitan yang dilaksanakan olehDinas Kelautan dan Perikanan kabupaten/Kota melalui dana Tugas Pembantuan tahun2015, yang peneglolaannya akan dilaksanakan melalui manajemen kelompok kolektif yangberbasis kawasan.

Kelompok dan kelembagaan menjadi bagian terpenting dalam upaya pencapaianproduksi. Pembudidaya ikan sebagai pelaku usaha yang bergabung dalam kelembagaankelompok pembudidaya ikan (Pokdakan) mempunyai peran penting sebagai ujung tombakdalam upaya peningkatan produksi di lapangan, dengan demikian kelompok dituntut agarmampu, tangguh, dimamis dan mandiri.

Kegiatan percontohan perikanan budidaya di kawasan minapolitan yang dikelolaholeh kelompok kolektif dengan pendampingan UPT diharapkan dapat menjadi tontonan,tuntunan dan teladan bagi Pokdakan di kawasan lainnya dalam melakukan pengembanganusaha perikanan budidaya.

Penyusunan Petunjuk Teknis Percontohan perikanan budidaya di kawasanminapolitan ini bertujuan sebagai acuan bagi Dinas Kelautan dan PerikananKabupaten/Kota sebagai pelaksana percontohan serta pemangku kepentingan lainnyauntuk keberlajutan dalam pengembangan usaha perikanan.

Jakarta, Januari 2015Direktur Produksi

Ir. Coco Kokarkin Soetrisno, M.Sc

Page 4: PETUNJUK TEKNIS PERCONTOHAN PERIKANAN BUDIDAYA …djpb.kkp.go.id/index.php/arsip/file/294/juknis-percontohan-kab...1 SAMBUTAN Peningkatan produksi di bidang perikanan budidaya bertujuan

3

DAFTAR ISI

SAMBUTAN..................................................................................................................................... iKATA PENGANTAR ..................................................................................................................... iiDAFTAR ISI ..................................................................................................................................... iiiDAFTAR LAMPIRAN.................................................................................................................... vDAFTAR GAMBAR........................................................................................................................ vi

Sk Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Tentang Petunjuk Teknis PercontohanPerikanan Budidaya Di Kawasan Minapolitan Melalui Tugas Pembantuan DinasKelautan Dan Perikanan Kabupaten/Kota Tahun 2015........................................................... 1

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................ 3

1.1. Latar Belakang ............................................................................................................... 3

1.2. Maksud dan Tujuan ...................................................................................................... 3

1.3. Sasaran ............................................................................................................................ 4

1.4. Ruang Lingkup .............................................................................................................. 4

1.5. Istilah dan Definisi ........................................................................................................ 4

BAB II KELEMBAGAAN KELOMPOK ..................................................................................... 5

2.1. Kelembagaan Kelompok .............................................................................................. 5

2.2. Tugas Masing-Masing Pengurus Pokdakan.............................................................. 5

2.3. Manajemen Kelompok.................................................................................................. 6

BAB III PELAKSANAAN.............................................................................................................. 7

3.1. Penetapan Lokasi........................................................................................................... 7

3.2. Pelaksanaan Percontohan............................................................................................. 7

3.2.1. Paket Percontohan............................................................................................. 7

3.2.2. Pembinaan Teknis.............................................................................................. 8

3.2.3. Temu Lapang Percontohan .............................................................................. 8

BAB IV MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN.................................................... 9

4.1. Monitoring...................................................................................................................... 9

Page 5: PETUNJUK TEKNIS PERCONTOHAN PERIKANAN BUDIDAYA …djpb.kkp.go.id/index.php/arsip/file/294/juknis-percontohan-kab...1 SAMBUTAN Peningkatan produksi di bidang perikanan budidaya bertujuan

4

4.2. Evaluasi ........................................................................................................................... 9

4.3. Pelaporan ........................................................................................................................ 9

4.3.1. Laporan Bulanan................................................................................................ 9

4.3.2. Laporan Pendahuluan....................................................................................... 9

4.3.3. Laporan Kemajuan ............................................................................................ 10

4.3.4. Laporan Akhir.................................................................................................... 10

BAB VI PENUTUP .......................................................................................................................... 11

LAMPIRAN ...................................................................................................................................... 12

Page 6: PETUNJUK TEKNIS PERCONTOHAN PERIKANAN BUDIDAYA …djpb.kkp.go.id/index.php/arsip/file/294/juknis-percontohan-kab...1 SAMBUTAN Peningkatan produksi di bidang perikanan budidaya bertujuan

5

DAFTAR LAMPIRAN

1. Contoh Paket Percontohan Budidaya Air Tawar ............................................................ 122. Contoh Paket Percontohan Budidaya Air Payau dan Laut ............................................ 143. Contoh Paket Percontohan Budidaya Ikan Hias.............................................................. 16

Page 7: PETUNJUK TEKNIS PERCONTOHAN PERIKANAN BUDIDAYA …djpb.kkp.go.id/index.php/arsip/file/294/juknis-percontohan-kab...1 SAMBUTAN Peningkatan produksi di bidang perikanan budidaya bertujuan

6

DAFTAR GAMBAR

1. Struktur Kelembagaan Pokdakan ............................................................................................. 5

Page 8: PETUNJUK TEKNIS PERCONTOHAN PERIKANAN BUDIDAYA …djpb.kkp.go.id/index.php/arsip/file/294/juknis-percontohan-kab...1 SAMBUTAN Peningkatan produksi di bidang perikanan budidaya bertujuan

7

KEPUTUSANDIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

NOMOR

TENTANG

PETUNJUK TEKNISPERCONTOHAN PERIKANAN BUDIDAYA DI KAWASAN MINAPOLITAN

MELALUI TUGAS PEMBANTUANDINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN/KOTA

TAHUN 2015

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA,

Menimbang : a. bahwa guna mendukung pencapaian produksi dan produktifitasdiperlukan teknologi adaptif yang efektif dan efisien, melalui budidayayang dapat direplikasi oleh masyarakat;

b. bahwa untuk itu diperlukan petunjuk teknis percontohan dalampelaksanaan pengembangan kawasan minapolitan budidaya yangditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan, sebagaimanatelah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009;

2. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan danOrganisasi Kementerian Negara, sebagaimana telah diubah terakhirdengan Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2011;

3. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana PembangunanJangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014;

4. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas,dan Fungsi Kementerian Negara Serta Susunan Organisasi, Tugas, DanFungsi Eselon I Kementerian Negara, sebagaimana telah diubah terakhirdengan Peraturan Presiden Nomor 92 Tahun 2011;

5. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.25/MEN/2012tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan di LingkunganKementerian Kelautan dan Perikanan;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYATENTANG PETUNJUK TEKNIS PERCONTOHAN PERIKANAN

Page 9: PETUNJUK TEKNIS PERCONTOHAN PERIKANAN BUDIDAYA …djpb.kkp.go.id/index.php/arsip/file/294/juknis-percontohan-kab...1 SAMBUTAN Peningkatan produksi di bidang perikanan budidaya bertujuan

8

BUDIDAYA DI KAWASAN MINAPOLITAN MELALUI TUGASBUDIDAYA DI KSWSAN MINAPOLITAN MELALUI TUGASPEMBANTUAN DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANKABUPATEN/KOTA TAHUN 2015

KESATU : Menetapkan Petunjuk Teknis Percontohan Perikanan Budidaya diKawasan Minapolitan melalui Tugas Pembantuan DinasKabupaten/Kota Tahun 2015 sebagaimana tercantum dalam Lampiranyang tidak terpisahkan dari Keputusan Ini.

KEDUA : Petunjuk Teknis sebagaimana dimaksud dalam diktum KESATUmerupakan acuan teknis bagi Dinas Kabupaten/Kota, pembudidayadan pemangku kepentingan dalam melaksanakan percontohanpenerapan teknologi anjuran pengembangan kawasan budidaya

KETIGA : Keputusan Direktur Jenderal ini mulai berlaku sejak ditetapkan.

Ditetapkan di JakartaPada tanggal Januari 2015

DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA,

Ttd

SLAMET SOEBJAKTO

Disalin sesuai dengan aslinyaKepala Bagian Hukum, Organisasi

dan Humas

Agung Witjaksono

Page 10: PETUNJUK TEKNIS PERCONTOHAN PERIKANAN BUDIDAYA …djpb.kkp.go.id/index.php/arsip/file/294/juknis-percontohan-kab...1 SAMBUTAN Peningkatan produksi di bidang perikanan budidaya bertujuan

9

Lampiran : Keputusan Direktur Jenderal PerikananBudidayaNomorTentang Petunjuk Teknis PercontohanPerikanan Budidaya di KawasanMinapolitan melalui Tugas PembantuanDinas Kelautan dan PerikananKabupaten/Kota Tahun 2015

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam rangka peningkatan produksi perikanan budidaya tahun 2015, DirektoratJenderal Perikanan Budidaya telah menetapkan 101 (seratus satu) kabupaten/kota kawasanminapolitan perikanan budidaya (sesuai dengan SK Dirjen Perikanan Budidaya Nomor :180/KEP-DJPB/2014 tentang Penetapan 101 Lokasi Sentra Produksi Perikanan BudidayaBerbasis Kawasan Minapolitan Terintegerasi Tahun 2015. Pengembangan kawasan tersebutdapat dioptimalkan melalui dukungan dari berbagai sektor khususnya yang terkait denganinfrastruktur, PLN, permodalan, pasar, jaringan komunikasi dan telekomunikasi,transportasi dan sarana prasarana pendukung lainnya.

Optimalisasi pengembangan perikanan budidaya di kawasan minapolitan dilakukanmelalui kebijakan strategis untuk menggerakkan seluruh potensi perikanan mulai dari hulusampai hilir melalui peningkatan produksi dan nilai tambah (Added Value) produk,peningkatan jaminan mutu dan keamanan pangan (food safety) dan (food security) untukmeningkatkan daya saing dan diharapkan berdampak terhadap peningkatan kesejahteraanmasyarakat.

Sejalan dengan hal tersebut, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya dalammendukung peningkatan produksi perikanan telah menetapkan langkah-langkah nyata agarpembudidaya dapat meningkatkan produksi yang lebih optimal melalui penerapanteknologi anjuran yang direkomendasikan serta pengembangan kawasan minapolitan danindustrialisasi melalui kegiatan yang berasal dari dana APBN, Dana Dekonsentrasi, DAKdan Tugas pembantuan di Kabupaten/Kota.

Agar program-program Ditjen perikanan Budidaya dapat dilaksanakan secara efektifdan efisien maka perlu ada upaya pelaksanaan kegiatan percontohan pengembangankawasan perikanan budidaya yang menerapkan teknologi anjuran (SNI dan CBIB) yang

Page 11: PETUNJUK TEKNIS PERCONTOHAN PERIKANAN BUDIDAYA …djpb.kkp.go.id/index.php/arsip/file/294/juknis-percontohan-kab...1 SAMBUTAN Peningkatan produksi di bidang perikanan budidaya bertujuan

10

dilaksanakan dengan menerapkan manajemen kelompok kolektif agar keberhasilanpercontohan tersebut dapat menjadi tontonan, tuntunan serta acuan bagi para pembudidayauntuk menerapkan budidaya yang efektif, efisien ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Guna menyiapkan acuan bagi Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota,pembudidaya serta pemangku kepentingan terkait lainnya dalam menerapkan teknologianjuran, perlu disusun Petunjuk Teknis Percontohan Perikanan Budidaya di KawasanMinapolitan melalui Tugas Pembantuan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/KotaTahun 2015 tersebut.

1.2. Maksud dan Tujuan

Petunjuk teknis ini disusun dengan maksud sebagai acuan teknis dalam pelaksanaankegiatan percontohan perikanan budidaya di kawasan minapolitan.

Tujuan penyusunan petunjuk teknis ini adalah:1) Memberikan petunjuk secara teknis bagi pembudidaya, Dinas KP Kab/Kota, UPT dan

pemangku kepentingan lainnya dalam melaksanakan percontohan kawasan perikananbudidaya ;

2) Sebagai bahan sosialisasi guna mempercepat pelaksanaan percontohan pengembangankawasan budidaya untuk mendukung percepatan pelaksanaan pengembangan kawasanbudidaya;

3) Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap pembudidaya dalam menerapkaninovasi teknologi sesuai rekomendasi; dan

4) Sebagai contoh penerapan teknologi anjuran perikanan budidaya secara baik dan benar.

1.3. Sasaran

Sasaran yang diharapkan dari penyusunan juknis percontohan kawasan minapolitanperikanan budidaya melalui TP Dinas kab/Kota tahun 2015 ini adalah:1) Tersedianya Juknis yang dapat dijadikan acuan bagi Dinas KP Kab/Kota, pembudidaya

dan pemangku kepentingan lainnya dalam menerapkan percontohan, meliputi:pemilihan kluster, teknologi budidaya yang akan diterapkan, persyaratan benih danpersyaratan pakan;

2) Terlaksananya kegiatan budidaya secara efektif dan efisien mulai dari pra produksibudidaya, proses produksi budidaya hingga panen.

1.4. Ruang Lingkup

Ruang lingkup petunjuk teknis ini mencakup tata cara operasional percontohan yangmeliputi Kelembagaan Kelompok, Pelaksanaan Percontohan dan monitoring, evaluasi danpelaporan.

Page 12: PETUNJUK TEKNIS PERCONTOHAN PERIKANAN BUDIDAYA …djpb.kkp.go.id/index.php/arsip/file/294/juknis-percontohan-kab...1 SAMBUTAN Peningkatan produksi di bidang perikanan budidaya bertujuan

11

1.5. Istilah dan Definisi

1) Badan Koordinasi Penyuluh (BAKORLUH) adalah Badan yang mengkoordinasikanpenyuluhan ditingkat provinsi;

2) Badan Pelaksana Penyuluhan (BAPELUH) adalah Badan yang mengkoordinasikanpenyuluhan di tingkat kabupaten;

3) Ditjen Perikanan adalah Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya4) Dinas Provinsi adalah dinas yang membidangi kelautan dan perikanan di tingkat

provinsi5) Dinas Kabupaten adalah dinas yang membidangi kelautan dan perikanan di tingkat

kabupaten6) Kawasan Perikanan Budidaya adalah hamparan untuk pengembangan budidaya ikan

dalam bentuk kluster7) Kelembagaan kelompok adalah organisasi pelaksana percontohan meliputi ketua,

sekretaris, bendahara, manager teknisdan seksi serta anggota;8) Kelompok Pembudidaya Ikan yang selanjutnya disebut Pokdakan adalah kumpulan

pembudidaya ikan yang terorganisir, mempunyai pengurus dan aturan-aturan dalamorganisasi kelompok, yang mengembangkan usaha produktif untuk mendukungpeningkatan pendapatan dan penumbuhan wirausaha di bidang perikanan budidaya.

9) Kemitraan adalah kerjasama usaha antara usaha kecil dengan usaha menengah ataubesar disertai pembinaan dan pengembangan dengan memperhatikan prinsip salingmemerlukan, saling memperkuat dan saling menguntungkan.

10) Kluster adalah areal budidaya dengan luasan tertentu yang pengelolaannya berbasiskelompok dan satu manajemen

11) Manajemen Percontohan adalah pelaksanaan percontohan yang diawali denganperencanaan sampai dengan pengendalian dan pengawasan serta pelaporan.

12) Mitra adalah pelaku usaha atau investor yang menjalin kerjasama dengan pembudidayadalam pengelolaan pengembangan kawasan Minapolitan dengan prinsip salingmenguntungkan

13) Pembudidaya ikan adalah orang yang mata pencahariannya melakukanpembudidayaan ikan.

14) Tricloroisocyanuric Acid (TCCA) adalah desinfektan yang digunakan dalam kegiatanbudidaya udang.

Page 13: PETUNJUK TEKNIS PERCONTOHAN PERIKANAN BUDIDAYA …djpb.kkp.go.id/index.php/arsip/file/294/juknis-percontohan-kab...1 SAMBUTAN Peningkatan produksi di bidang perikanan budidaya bertujuan

12

BAB IIKELEMBAGAAN KELOMPOK

2.1. Kelembagaan Kelompok

Kelembagaan dalam Petunjuk Teknis kegiatan percontohan kawasan budidaya melaluidana UPT mengacu pada kelembagaan Juklak Percontohan yang diperluas pada strukturKelembagaan Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) sebagaimana pada Gambar 1.

Gambar 1. Struktur kelembagaan Pokdakan

Pokdakan pelaksana percontohan merupakan kelompok yang statusnya minimalkelompok madya sesuai dengan KEPMEN KP No. KEP.14/MEN/2012 tentang tingkatankelas pokdakan yang dibedakan menjadi 3 strata yang terdiri:1. Kelompok tingkat Pemula dikukuhkan oleh Kepala Desa;2. Kelompok tingkat Madya dikukuhkan oleh Camat; dan3. Kelompok tingkat Utama dikukuhkan oleh Bupati.

Ketua

Sekretaris

Bendahara

Seksi Sarana & Prasarana

Anggota

Seksi Produksi

Anggota

Seksi Pemasaran

Anggota

Seksi Usaha & Permodalan

Anggota

Manajer Teknis

Kelompok Lain(2-5 kelompok)

Page 14: PETUNJUK TEKNIS PERCONTOHAN PERIKANAN BUDIDAYA …djpb.kkp.go.id/index.php/arsip/file/294/juknis-percontohan-kab...1 SAMBUTAN Peningkatan produksi di bidang perikanan budidaya bertujuan

13

2.2. Tugas masing-masing pengurus Pokdakan

Pembentukan Pokdakan sebaiknya dilaksanakan secara musyawarah dan mufakatdisertai dengan komitmen masing-masing anggota untuk saling bekerjasama denganmenerapkan prinsip usaha bersama dengan tugas dari masing-masing pengurus adalahsebagai berikut:

a) Ketua bertugas mengawal kelompok mulai dari proses perencanaan,pengkoordinasian, pelaksanaan kegiatan dan pengendalian kelompok;

b) Sekretaris bertugas dalam pengadministrasian kegiatan kelompok, inventarisasisarana dan prasarana kelompok, dokumentasi kegiatan kelompok;

c) Bendahara bertanggung jawab terhadap pengelolaan manajemen keuangankelompok;

d) Manajer Teknis adalah seorang manajer yang menguasai teknis budidaya danmampu menyiapkan SOP, paham dalam penerapan teknologi anjuran serta mampumengawasi dan mengendalikan operasional produksi. Seorang Manajer Teknis dapatberasal dari luar maupun dalam kelompok, serta dapat membina 2 – 5 kelompokkolektif dalam satu kawasan dimana setiap kelompok beranggotakan 10-25 orang.Hubungan kerja termasuk pembiayaan manajer teknis menjadi kesepakatan bersamaantara kelompok dan manajer itu sendiri.

e) Seksi Sarana dan Prasarana bertanggung jawab dalam penyediaan dan perawatansarana dan prasarana dalam kelompok.

f) Seksi Produksi bertanggung jawab dalam pelaksanaan dan pencatatan (rekaman)proses produksi dan didokumentasikan.

g) Seksi Pemasaran bertanggung jawab dalam mencari info pasar dan memasarkanhasil produksi

h) Seksi usaha/permodalan bertanggung jawab mencari sumber permodalan danmenjalin hubungan dengan mitra untuk menjaga keberlanjutan usaha.

2.3. Manajemen Kelompok

Manajemen kelompok merupakan sistem pengelolaan yang diterapkan dalammelaksanakan usaha budidaya yang berkelanjutan dengan melaksanakan beberapa halseperti:a) Menerapkan manajemen usaha bersama secara kolektif;b) Membuat rencana usaha bersama;c) Mengatur pola tanam;d) Meningkatkan kemampuan manajerial anggota kelompok;e) Mencatat dan mendokumentasikan kegiatan kelompok;f) Melaksanakan kegiatan social kemasyarakatan; dang) Mengelola limbah hasil buangan dan menjaga kelestarian lingkungan.

Page 15: PETUNJUK TEKNIS PERCONTOHAN PERIKANAN BUDIDAYA …djpb.kkp.go.id/index.php/arsip/file/294/juknis-percontohan-kab...1 SAMBUTAN Peningkatan produksi di bidang perikanan budidaya bertujuan

14

BAB IIIPELAKSANAAN

3.1. Penetapan Lokasi

Penetapan lokasi percontohan harus menggacu pada juklak percontohan kawasanbudidaya tahun 2015, baik teknis, non teknis maupun legalitas. Tata cara penetapandilakukan melalui wawancara langsung, peninjauan lokasi dan wadah budidaya sertapemerikasaan dokumen oleh tim teknis kepada pokdakan dengan mengacu pada checklistyang telah dimuat dalam juklak.

3.2. Pelaksanaan Percontohan

Pelaksanaan percontohan dilakukan berdasarkan rencana kerja teknis yang disusunoleh tim teknis bersama pokdakan pelaksana percontohan kawasan budidaya tahun 2015dan mengacu pada standar operasional prosedur (SOP) yang telah disiapkan oleh UPTsebagai pendamping teknis. Komoditas yang akan dikembangkan bukan termasukkomoditas asing Invasif yaitu komoditas yang dapat menyebabkan dominannya jenistersebut dan akan mengurangi biodeversitas spesies lokal, jenis dan paket komoditaspercontohan tersebut adalah :

1) Polikultur (udang, bandeng, Gracilaria)2) Kerapu3) Rumput Lat E. Cottonii4) Bandeng (semi intensif)5) Udang vaname6) Gurame7) Udang galah (UGADI)8) Lele9) Patin10) Nila11) Mas12) Ikan hias

Teknologi Percontohan merupakan teknologi hasil perekayasaan yang inovatif,aplikatif dan ramah lingkungan. Teknologi harus diterapkan oleh Pokdakan pelaksanapercontohan yang berpedoman pada SOP yang telah dibuat oleh tim teknis, mengacu padaSNI dan menerapkan prinsip-prinsip CBIB.

Setiap anggota kelompok harus berperan serta dan terlibat secara langsung dalamsetiap tahapan teknis operasional budidaya dibawah bimbingan teknisi.

Page 16: PETUNJUK TEKNIS PERCONTOHAN PERIKANAN BUDIDAYA …djpb.kkp.go.id/index.php/arsip/file/294/juknis-percontohan-kab...1 SAMBUTAN Peningkatan produksi di bidang perikanan budidaya bertujuan

15

3.2.1. Paket Percontohan

Paket percontohan diprioritaskan pada kawasan minapolitan perikanan budidayameliputi budidaya air tawar, air payau dan laut serta ikan hias yang disesuaikan denganpotensi kawasan minapolitan, contoh standar paket terlampir.

3.2.2. Pembinaan teknis

Pembinaan teknis dilaksanakan oleh tim teknis dengan menerapkan teknologianjuran serta pembinaan manajemen kelompok dan usaha bersama Dinas KP Kab/Kotaatau yang membidangi perikanan. Diharapkan setelah pelaksanaan percontohan selesaipokdakan mengajukan permohonan untuk dilakukan penilaian sertifikasi CBIB untukpengakuan bahwa telah menerapkan teknologi anjuran.

Pembinaan teknis dan manajemen dilaksanakan secara periodik baik langsung dilapangan maupun dalam bentuk pertemuan kelompok, hal ini bertujuan untukmeningkatkan pemahaman dan kompetensi anggota kelompok.

3.2.3. Temu lapang Percontohan

Temu lapang dilakukan pada akhir tahapan percontohan dilaksanakan oleh Dinas KPKab/Kota atau yang membidangi perikanan dengan melibatkan narasumber melaluipenyajian materi dan diskusi, diharapkan setiap peserta dapat memberikan pengalaman,saran dan masukan untuk keberlanjutan usaha budidaya di masa mendatang.

Temu lapang juga dapat sebagai media penyebaran informasi dan memotivasipokdakan untuk mengembagkan usaha budidaya perikanan di kawasan lainnya.

Page 17: PETUNJUK TEKNIS PERCONTOHAN PERIKANAN BUDIDAYA …djpb.kkp.go.id/index.php/arsip/file/294/juknis-percontohan-kab...1 SAMBUTAN Peningkatan produksi di bidang perikanan budidaya bertujuan

16

BAB IVMONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN

4.1. Monitoring

Kegiatan Monitoring dan evaluasi dapat dilakukan secara langsung dan berkala yangmeliputi kegiatan: mengamati, meninjau kembali, dan mempelajari yang dilakukan mulaidari tahapan persiapan, pelaksanaan dan tahap akhir

4.2. Evaluasi

Evaluasi pelaksanaan kegiatan percontohan kawasan perikanan budidaya tersebutmencakup:

a) Penerapan teknologi budidaya anjuran di lokasi percontohan;b) Produksi dan produktifitas budidaya ikan di lokasi percontohan setelah melalui input

teknologi;c) Indikator Keberhasilan pelaksanaan percontohan terhadap peningkatan teknologi

dan pendapatan Pokdakan serta keberlanjutan sistim usaha budidaya di tingkatPokdakan;

d) Penguatan kelembagaan, kemandirian Pokdakan dan kerjasama kemitraan;e) Persepsi masyarakat untuk mengembangkan/menyebarluaskan penerapan teknologi

anjuran pada kawasan sekitarnya.

4.3. Pelaporan

Jenis laporan yang dibuat meliputi laporan bulanan, pendahuluan, kemajuan danakhir. Katergori pelaporan adalah:

4.3.1 Laporan Bulanan

Laporan bulanan dibuat oleh tim teknis dan dilaporkan kepada kepala Dinas KPKab/Kota dengan tembusasn Ditjen Perikanan Budidaya cq Direktur Produksi dapatdikirim secara online melalui website: http://103.7.52.118/SIMPRABU (Penggunaanpassword dapat menghubungi Direktorat Produksi-DJPB) atau melalui email:[email protected].

Laporan bulanan memuat perkembangan kegiatan percontohan sampai dengan bulanbersangkutan secara rutin selambat-lambatnya tanggal 5 bulan berikutnya.

4.3.2 Laporan Pendahuluan

Laporan pendahuluan menyajikan pembentukan tim teknis, identifikasi calon lokasidan calon kelompok, sosialisasi, penetapan lokasi dan kelompok, rencana kerja SOP serta

Page 18: PETUNJUK TEKNIS PERCONTOHAN PERIKANAN BUDIDAYA …djpb.kkp.go.id/index.php/arsip/file/294/juknis-percontohan-kab...1 SAMBUTAN Peningkatan produksi di bidang perikanan budidaya bertujuan

17

jadwal pelaksanaan kegiatan. Laporan ini disampaikan paling lambat 1 (satu) bulan sebelumpersiapan proses produksi. Laporan dapat disampaikan dalam bentuk hard copy (via pos)maupun soft copy (e-mail : [email protected]). Format laporan pendahuluansebagaimana lampiran Juklak.

4.3.3 Laporan Kemajuan

Laporan kemajuan menyajikan perkembangan percontohan sejak persiapan lahan,penebaran, pemeliharaan, pembinaan, temu lapang dan panen. Pelaporan disajikan sesuaiformat dan dapat disampaikan dalam bentuk hard copy (via pos) maupun soft copy (e-mail :[email protected]). Format laporan kemajuan sebagaimana pada lampiran juklak,

4.3.4 Laporan Akhir

Laporan akhir menyajikan seluruh hasil pelaksanaan percontohan, kendala, solusidan rencana tindak lanjut. sejak persiapan sampai dengan kegiatan proses produksiberakhir, termasuk hasil dokumentasi seluruh rangkaian kegiatan. Laporan tertulis secaranaratif dan disusun secara sistematis, dengan outline. dapat disampaikan dalam bentukhard copy (via pos) maupun soft copy (e-mail : [email protected]). Format laporanakhir sebagaimana lampiran juklak,

Page 19: PETUNJUK TEKNIS PERCONTOHAN PERIKANAN BUDIDAYA …djpb.kkp.go.id/index.php/arsip/file/294/juknis-percontohan-kab...1 SAMBUTAN Peningkatan produksi di bidang perikanan budidaya bertujuan

18

BAB VPENUTUP

Hasil kegiatan percontohan kawasan perikanan budidaya diserahkan oleh Dinas KPKab/Kota kepada Pokdakan dengan dilengkapi Berita Acara Serah Terima HasilPercontohan. Hasil percontohan tersebut dapat digunakan sebagai modal awalpengembangan selanjutnya.

Pelaksanaan siklus berikutnya dilakukan oleh Pokdakan dengan pendampinganteknis oleh UPT/D dan atau penyuluh, penanggung jawab pembinaan kelompok dilakukanoleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota

Pelaksanaan kegiatan percontohan perikanan budidaya melalui penerapan teknologianjuran selain sebagai sarana model percontohan yang menerapkan teknologi adaptif,aplikatif dan efesien merupakan implementasi penyebarluasan informasi teknologi kepadamasyarakat yang diharapkan dapat menjadi tontonan, tuntunan dan teladan untukdikembangkan sehingga diharapkan mampu memacu semangat dan minat pembudidayaikan untuk memanfaatkan potensi sumberdaya perikanan yang ada di daerahnya secaraoptimal, bijaksana dan berkelanjutan.

Keberlanjutan dari percontohan ini diharapkan dapat menerapkan pola kemitraanserta pemupukan modal baik dari dukungan perbankan yang diharapkan kelompok dapatmeningkatkan status kelompok menjadi kelompok mandiri (bankable).

Petunjuk Teknis percontohan penerapan teknologi anjuran ini diharapkan akanmenjadi acuan bagi Dinas KP Kab/Kota dalam mensosialisasikan teknologi anjuran adaptifdan aplikatif terhadap pembudidaya ikan, sehingga sasaran pengembangan budidayatercapai sebagaimana yang diharapkan.

DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA,

Ttd

SLAMET SOEBJAKTO

Disalin sesuai dengan aslinyaKepala Bagian Hukum, Organisasi dan Humas

Agung Witjaksono

Page 20: PETUNJUK TEKNIS PERCONTOHAN PERIKANAN BUDIDAYA …djpb.kkp.go.id/index.php/arsip/file/294/juknis-percontohan-kab...1 SAMBUTAN Peningkatan produksi di bidang perikanan budidaya bertujuan

19

LAMPIRAN-1CONTOH STANDAR PAKET PERCONTOHAN BUDIDAYA IKAN

A. Budidaya Air Tawar

1. Paket budidaya gurame di kolam (350 m2/unit) dalam bentuk sarana produksi yangterdiri dari :

Benih : 7.000 ekor (uk. 7-15 gr/ekor)Pakan : 2.933 kilogramPersiapan kolam : 1 paketAlat perikanan : 1 paket

Dengan asumsi 1 siklus produksi 4 bulan, dalam 1 tahun dapat dilakukan 3 siklus,maka produksi 1 siklus diproyeksikan 1.995 kg, sehingga dalam 1 tahun akandiperoleh hasil sekitar 5,985 ton.

2. Paket budidaya ikan dengan padi (MINAPADI) dengan luasan 1.000 m2 dalambentuk sarana produksi yang terdiri dari :

Benih padi : 5 kilogramBenih nila : 3.300 ekorPakan : 528 kilogramPupuk : 15 kilogramAlat perikanan : 1 paketPembuatan caren : 1 paket

Dengan asumsi 1 siklus produksi nila 3 bulan, dalam 1 tahun dapat dilakukan 4siklus, maka produksi 1 siklus diproyeksikan nila 440 kg dan padi 700 kg, sehinggadalam 1 tahun akan diperoleh hasil sekitar nila 1,76 ton dan 2,8 ton padi.

3. Paket budidaya udang galah bersama padi (UGADI) dengan luasan 1.000 m2 dalambentuk sarana produksi yang terdiri dari :

Benih padi : 5 kilogramTokolan udang : 10.000 ekorPakan : 240 kilogramPupuk : 15 kilogram

Dengan asumsi 1 siklus produksi udang 3 bulan, dalam 1 tahun dapat dilakukan 4siklus, maka produksi 1 siklus diproyeksikan 166 kg, sehingga dalam 1 tahun akandiperoleh hasil sekitar 664 kilogram.

4. Paket budidaya lele di kolam terpal (10 m2/unit) dalam bentuk sarana produksi yangterdiri dari :

Benih : 20.000 ekor (8-12 cm/ekor)Pakan : 2.000 kilogram

Page 21: PETUNJUK TEKNIS PERCONTOHAN PERIKANAN BUDIDAYA …djpb.kkp.go.id/index.php/arsip/file/294/juknis-percontohan-kab...1 SAMBUTAN Peningkatan produksi di bidang perikanan budidaya bertujuan

20

Kolam terpal : 10 unitAlat perikanan : 1 paketPersiapan kolam : 10 paket

Dengan asumsi 1 siklus produksi lele 2 bulan, dalam 1 tahun dapat dilakukan 6siklus, maka produksi 1 siklus diproyeksikan 2.000 kg, sehingga dalam 1 tahun akandiperoleh hasil sekitar 1,2 ton.

5. Paket budidaya lele intensif dengan penerapan teknologi bioflok (10 m2/unit) dalambentuk sarana produksi yang terdiri dari :

Pembuatan kolam (bundar/persegi) : 10 unitSaluran dan kolam tamping : 1 paketPompa bensin 3’ : 1 unitPompa sumersable : 12 unitSelang plastik : 1 paketSerok : 5 buahBak : 5 buahEmber : 5 buahBenih : 75.000 ek (7-8 cm/ekor)Pakan : 6000 kg.Probiotik : 20 literMolase : 500 literTepung terigu/kanji : 1000 kgPremix : 1 kgDesinfektan : 5 botol

Dengan asumsi 1 siklus produksi lele 2,5 bulan, dalam 1 tahun dapat dilakukan 4siklus, maka produksi 1 siklus diproyeksikan ukuran konsumsi 6800 kg oversize 100kg undersize 300 kg, sehingga dalam 1 tahun akan diperoleh hasil sekitar ukurankonsumsi 27,2 ton oversize 400 kg undersize 1200 kg.

6. Paket budidaya patin di kolam dalam (10.000 m2/unit) dalam bentuk sarana produksiyang terdiri dari :

Kolam : 10.000 m2

Pompa : 1 unitKincir : 4 unitGenset : 1 unitPeralatan dan sarana : 1 unitPersiapan kolam : 1 paketPeralatan : 1 paketBenih : 300.000 ekor (3 inchi)Pakan : 229.500 kilogramKapur pertanian : 4.000 kilogramSaponin : 50 kilogram

Page 22: PETUNJUK TEKNIS PERCONTOHAN PERIKANAN BUDIDAYA …djpb.kkp.go.id/index.php/arsip/file/294/juknis-percontohan-kab...1 SAMBUTAN Peningkatan produksi di bidang perikanan budidaya bertujuan

21

Probiotik : 100 literBiaya panen : 2 paket

Dengan asumsi 1 siklus produksi patin 6 bulan, dalam 1 tahun dapat dilakukan 2siklus, maka produksi 1 siklus diproyeksikan 172.260 kg, sehingga dalam 1 tahunakan diperoleh hasil sekitar 344,52 ton.

7. Paket budidaya patin di kolam (100 m2/unit) dalam bentuk sarana produksi yangterdiri dari :

Kolam : 4 unitPersiapan lahan : 10 paketPeralatan : 1 paketBenih : 4.000 ekor (7-9 cm/ekor)Pakan : 2.808 kilogram

Dengan asumsi 1 siklus produksi patin 6 bulan, dalam 1 tahun dapat dilakukan 2

siklus, maka produksi 1 siklus diproyeksikan 2.160 kg, sehingga dalam 1 tahun akandiperoleh hasil sekitar 4,32 ton.

8. Paket budidaya nila di kolam dalam bentuk sarana produksi yang terdiri dari :

Persiapan lahan : 1 paketBenih : 3.400 ekor (5-8 cm/ekor)Pakan : 1.000 kilogram

Dengan asumsi 1 siklus produksi nila 4 bulan, dalam 1 tahun dapat dilakukan 3siklus, maka produksi 1 siklus diproyeksikan 900 kg, sehingga dalam 1 tahun akandiperoleh hasil sekitar 2,7 ton.

9. Paket budidaya nila di KJA dalam bentuk sarana produksi yang terdiri dari :

Karamba : 1 unit (7x7x4 m)Perahu : 1 unitBahan bakar : 1 paketBenih : 29.400 ekor (uk.10-12 gram/ekor,

padat tebar 150 ekor/m2)Pakan : 8.600 kilogramVitamin, obat-obatan : 1 paketAlat Perikanan : 1 paket

Dengan asumsi 1 siklus produksi nila 4 bulan, dalam 1 tahun dapat dilakukan 3siklus, maka produksi 1 siklus diproyeksikan 6.615 kg, sehingga dalam 1 tahun akandiperoleh hasil sekitar 19,8 ton.

10. Paket budidaya mas di kolam dalam bentuk sarana produksi yang terdiri dari :

Persiapan lahan : 1 paketBenih : 4.000 ekor (5-8 cm/ekor)

Page 23: PETUNJUK TEKNIS PERCONTOHAN PERIKANAN BUDIDAYA …djpb.kkp.go.id/index.php/arsip/file/294/juknis-percontohan-kab...1 SAMBUTAN Peningkatan produksi di bidang perikanan budidaya bertujuan

22

Pakan : 950 kilogram

Dengan asumsi 1 siklus produksi nila 4 bulan, dalam 1 tahun dapat dilakukan 3siklus, maka produksi 1 siklus diproyeksikan 800 kg, sehingga dalam 1 tahun akandiperoleh hasil sekitar 2,4 ton.

B. BUDIDAYA AIR PAYAU/LAUT

1. Paket polikultur udang, bandeng, rumput laut dalam bentuk sarana produksi yangterdiri dari :

Nener : 5.000 ekor (uk. 4-7 cm)Benur : 10.000 ekor (PL 30)Rumput laut : 1.000 kilogramPupuk : 1 paketPersiapan lahan : 1 paket

Dengan asumsi masing-masing untuk bandeng 2 siklus per tahun, udang 2 siklus pertahun, dan rumput laut 4 siklus per tahun. Sedangkan produksi per siklus masing-masing untuk udang diproyeksikan 160 kg (size 50), bandeng 1000 kg (size 5) danrumput laut 4000 kilogram basah, sehingga dalam 1 tahun akan diperoleh hasilmasing-masing produksi udang sekitar 320 kg, bandeng 2000 kg dan rumput lautbasah 12.000 kg.

2. Paket budidaya kerapu di KJA sebanyak 2 unit (1 unit = 8 lubang) dalam bentuksarana produksi yang terdiri dari:

Pengadaan sarana KJA : 2 paketPeralatan : 2 paketBenih kerapu cantang : 5.200 ekor (uk.9-10 cm)Pakan rucah : 11.700 kg (FCR = 5)

Dengan asumsi 1 siklus produksi 6 bulan, dalam 1 tahun dapat dilakukan 2 siklus,maka produksi 1 siklus diproyeksikan 2.340 kg (size 2), sehingga dalam 1 tahun akandiperoleh hasil sekitar 4.680 kg

3. Paket budidaya rumput laut metode long line/bingkai (25 x 100 m) dalam bentuksarana produksi yang terdiri dari :

Peralatan pendukung : 1 paketPerahu : 1 unitBibit rumput laut : 1 tonTali PE : 36 kg (diameter 12 mm)Tali PE : 100 kg (diameter 10 mm)Tali PE : 40 kg (diameter 4 mm)Tali PE : 4 gulung (diameter 1,5 mm)Tali PE : 36 kg (diameter 12 mm)

Page 24: PETUNJUK TEKNIS PERCONTOHAN PERIKANAN BUDIDAYA …djpb.kkp.go.id/index.php/arsip/file/294/juknis-percontohan-kab...1 SAMBUTAN Peningkatan produksi di bidang perikanan budidaya bertujuan

23

Tali PE : 8 pak (diameter 1mm)Jangkar beton : 4 buah (@50 kg)Pelampung utama : 16 buah (volume 25 liter)Pelampungjalur : 500 buah (volume 600 mililiter)Peralatan : 1 paketPersiapan lahan : 1 paketTenaga kerja : 1 orang

Dengan asumsi waktu produksi sebanyak 6 sikus per tahun, maka produksi 1 siklusdiproyeksikan minimal 6.000 kg rumput laut basah, sehingga dalam 1 tahun akandiperoleh hasil minimal 36.000 kg rumput laut basah.

4. Paket budidaya bandeng semi intensif di tambak (1 hektar) dalam bentuk saranaproduksi yang terdiri dari :

Glondongan : 50.000 ekor (30-40 gram/ekor)Pakan : 9.600 kgPupuk : 1 paketPeralatan : 1 paket (termasuk kincir)Persiapan lahan : 1 paket

Dengan asumsi waktu produksi dalam 1 tahun sebanyak 2 siklus, maka produksi 1siklus diproyeksikan 8.000 kg (size 4), sehingga dalam 1 tahun akan diperoleh hasilminimal 16.000 kg bandeng.

5. Paket budidaya udang vaname intensif plastik mulsa (1 hektar) dalam bentuk saranaproduksi yang terdiri dari :

Kincir : 16 unitPeralatan kualitas air : 1 paketGenset : 2 unit (15 PK)Persiapan lahan : 1 paketPlastik mulsa : 1 paketObat-obatan : 1 paketBenih : 1.000.000 ekor (PL 12)Pakan : 22.500 kg (FCR = 1.5)

Dengan asumsi waktu produksi 1 tahun sebanyak 2 siklus, maka produksi 1 siklusdiproyeksikan 15.000 kg (size 50), sehingga dalam 1 tahun akan diperoleh hasilminimal 30.000 kg udang vaname.

C. BUDIDAYA IKAN HIAS

1. Paket budidaya ikan koi di kolam (12m2/unit) dalam bentuk sarana produksi yangterdiri dari :

Bak tandon : 2 unitPompa air : 1 unit

Page 25: PETUNJUK TEKNIS PERCONTOHAN PERIKANAN BUDIDAYA …djpb.kkp.go.id/index.php/arsip/file/294/juknis-percontohan-kab...1 SAMBUTAN Peningkatan produksi di bidang perikanan budidaya bertujuan

24

Blower : 1 unitInstalasi air dan aerasi : 1 paketInstalasi listrik : 1 paketWaring : 2 unitAlat kualitas air : 1 paketPeralatan lapangan : 1 paketBenih : 3.600 ekor (ukuran 5 cm)Pakan : 1.971 kgObat-obatan : 1 paket

Dengan asumsi 1 siklus produksi 2 bulan, dalam 1 tahun dapat dilakukan 5 siklus,maka produksi 1 siklus diproyeksikan 2.880 ekor (SR 80%), sehingga dalam 1 tahunakan diperoleh hasil minimal 14.440ekor ikan koi (ukuran 15 cm).

Catatan : Semua paket demfarm demfarm (budidaya air tawar, payau/laut, ikanhias)dapat disesuaikan dengankondisi dan potensi yang ada di lokasi demfarm

masing-masing.