“Petunjuk Teknis Penyusunan P - depkes.go.id · didukung dengan data/informasi yang tepat, maka...

191
i S

Transcript of “Petunjuk Teknis Penyusunan P - depkes.go.id · didukung dengan data/informasi yang tepat, maka...

i

S

ii

Profil Kesehatan disusun untuk memberikan gambaran pencapaian program pembangunan

kesehatan yang digunakan sebagai sarana untuk memantau pencapaian visi dan misi pembangunan

kesehatan di Kota Blitar.

Penyusunan Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2016 didasarkan pada data tabel sesuai

Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan dan “Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan

Kabupaten/Kota Tahun 2016”, sehingga informasi yang disampaikan dalam profil ini merupakan

interpretasi dari data tersebut.

Profil Kesehatan Kota Blitar ini disampaikan dengan harapan semoga bermanfaat bagi kita

semua dan ucapan terima kasih kami sampaikan kepada berbagai pihak yang telah mendukung

penyusunan buku ini.

Blitar, Mei 2017

Kepala Dinas KesehatanKota Blitar

dr.NGESTI UTOMOPembina Utama Muda

NIP. 19570824 198712 1 001

KATA PENGANTAR

iii

KATA PENGANTAR iiDAFTAR ISI iiiDAFTAR TABEL PROFIL iv

BAB 1 PENDAHULUAN 11.1 Latar Belakang 11.2 Tujuan1.3 Sistematika Penyajian

22

1.4 Distribusi Profil Kesehatan 3

BAB 2 GAMBARAN UMUM 52.1 Keadaan Geografis dan Administrasi 52.2 Topografi 62.3 Kependudukan 7

BAB 3 SITUASI DERAJAT KESEHATAN 103.1 Angka Kematian (Mortalitas) 103.2 Angka/ Umur Harapan Hidup (AHH/UHH) 163.3 Angka Kesakitan (Morbiditas) 17

BAB 4 SITUASI UPAYA KESEHATAN 384.1 Pelayanan Kesehatan Dasar 384.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan 554.3 Perilaku Hidup Masyarakat 594.4 Pelayanan Kesehatan Lingkungan dan Sanitasi Dasar 604.5 Ketersediaan Obat 624.6 Perbaikan Gizi Masyarakat 63

BAB 5 SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN 725.1 Sarana Kesehatan 725.2 Tenaga Kesehatan 755.3 Pembiayaan Kesehatan 77

BAB 6 KESIMPULAN 79

LAMPIRAN

DAFTAR ISI

iv

Tabel 1 Luas Wilayah, Jumlah Desa/Kelurahan, Jumlah Penduduk,Jumlah Rumah Tangga, dan Kepadatan Penduduk MenurutKecamatan

Tabel 2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan KelompokUmur

Tabel 3 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang MelekHuruf dan Ijazah Tertinggi yang Diperoleh Menurut JenisKelamin

Tabel 4 Jumlah Kelahiran Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan danPuskesmas

Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut JenisKelamin, Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut Kelompok Umur, Kecamatan,dan Puskesmas

Tabel 7 Kasus Baru TB BTA+, Seluruh Kasus TB, Kasus TB padaAnak, dan Case Notification Rate (CNR) per 100.000Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, danPuskesmas

Tabel 8 Jumlah Kasus dan Angka Penemuan Kasus TB Paru BTA+Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 9 Angka Kesembuhan dan Pengobatan Lengkap TB Paru BTA+serta Keberhasilan Pengobatan Menurut Jenis Kelamin,Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 10 Penemuan Kasus Pneumonia Balita Menurut Jenis Kelamin,Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 11 Jumlah Kasus HIV, AIDS, dan Syphilis Menurut JenisKelamin

Tabel 12 Persentase Donor Darah Diskrining terhadap HIV MenurutJenis kelamin

Tabel 13 Kasus Diare yang Ditangani Menurut Jenis Kelamin,Kecamatan dan Puskesmas

DAFTAR TABEL PROFIL

v

Tabel 14 Kasus Baru Kusta Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan danPuskesmas

Tabel 15 Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun dan Cacat Tingkat 2 MenurutJenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 16 Jumlah Kasus dan Angka Prevalensi Penyakit Kusta MenurutTipe/Jenis, Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 17 Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat (Release FromTreatment/RFT) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan danPuskesmas

Tabel 18 Jumlah Kasus AFP (Non Polio) Menurut Kecamatan danPuskesmas

Tabel 19 Jumlah Kasus Penyakit yang Dapat Dicegah DenganImunisasi (PD3I) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan danPuskesmas

Tabel 20 Jumlah Kasus Penyakit yang Dapat Dicegah DenganImunisasi (PD3I) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan danPuskesmas

Tabel 21 Jumlah Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) MenurutJenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 22 Kesakitan dan Kematian Akibat Malaria Menurut JenisKelamin, Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 23 Penderita Filariasis Ditangani Menurut Jenis Kelamin,Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 24 Pengukuran Tekanan Darah Menurut Jenis Kelamin,Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 25 Pemeriksaan Obesitas Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan danPuskesmas

Tabel 26 Cakupan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dengan MetodeIVA dan Kanker Payudara dengan Pemeriksaan Klinis (CBE)Menurut Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 27 Jumlah Penderita dan Kematian pada KLB Menurut JenisKejadian Luar Biasa (KLB)

Tabel 28 Kejadian Luar Biasa (KLB) di Desa/Kelurahan yangDitangani < 24 Jam

Tabel 29 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil, Persalinan Ditolong TenagaKesehatan, dan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas MenurutKecamatan dan Puskesmas

vi

Tabel 30 Persentase Cakupan Imunisasi TT pada Ibu Hamil MenurutKecamatan dan Puskesmas

Tabel 31 Persentase Cakupan Imunisasi TT pada Wanita Usia SuburMenurut Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 32 Jumlah Ibu Hamil yang Mendapatkan Tablet Fe1 dan Fe3Menurut Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 33 Jumlah dan Persentase Penanganan Komplikasi Kebidanandan Komplikasi Neonatal Menurut Jenis Kelamin, Kecamatandan Puskesmas

Tabel 34 Proporsi Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi,Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 35 Proporsi Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi,Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 36 Jumlah Peserta KB Baru dan KB Aktif Menurut Kecamatandan Puskesmas

Tabel 37 Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Menurut JenisKelamin, Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 38 Cakupan Kunjungan Neonatal Menurut Jenis Kelamin,Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 39 Jumlah Bayi yang diberi ASI Eksklusif Menurut JenisKelamin, Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 40 Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Menurut Jenis Kelamin,Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 41 Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization(UCI) Menurut Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 42 Cakupan Imunisasi Hepatitis B<7 Hari dan BCG pada BayiMenurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 43 Cakupan Imunisasi DPT-HB/DPT-HB-Hib, Polio, Campak,dan Imunisasi Dasar Lengkap pada Bayi Menurut JenisKelamin, Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 44 Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi dan Anak BalitaMenurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 45 Jumlah Anak 0-23 Bulan Ditimbang Menurut Jenis Kelamin,Kecamatan dan Puskesmas

vii

Tabel 46 Cakupan Pelayanan Anak Balita Menurut Jenis Kelamin,Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 47 Jumlah Balita Ditimbang Menurut Jenis Kelamin, Kecamatandan Puskesmas

Tabel 48 Cakupan Kasus Balita Gizi Buruk yang Mendapat PerawatanMenurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 49 Cakupan Pelayanan Kesehatan (Penjaringan) Siswa SD danSetingkat Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 50 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Menurut Kecamatan danPuskesmas

Tabel 51 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak SD danSetingkat Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 52 Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut Menurut JenisKelamin, Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 53 Cakupan Jaminan Kesehatan Penduduk Menurut JenisJaminan dan Jenis Kelamin

Tabel 54 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap dan KunjunganGanggungan Jiwa di Sarana Pelayanan Kesehatan

Tabel 55 Angka Kematian Pasien di Rumah Sakit

Tabel 56 Indikator Kinerja Pelayanan di Rumah Sakit

Tabel 57 Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih danSehat (ber-PHBS) Menurut Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 58 Persentase Rumah Sehat Menurut Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 59 Penduduk dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Air MinumBerkualitas (Layak) Menurut Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 60 Persentase Kualitas Air Minum di Penyelengara Air Minumyang Memenuhi Syarat Kesehatan

Tabel 61 Penduduk dengan Akses Terhadap Fasilitas Sanitasi yangLayak (Jamban Sehat) Menurut Jenis Jamban, Kecamatan danPuskesmas

Tabel 62 Desa yang Melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

Tabel 63 Persentase Tempat-tempat Umum Memenuhi SyaratKesehatan Menurut Kecamatan dan Puskesmas

viii

Tabel 64 Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) Menurut Status HigieneSanitasi

Tabel 65 Tempat Pengelolaan Makanan Dibina dan Diuji Petik

Tabel 66 Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin

Tabel 67 Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Menurut Kepemilikan

Tabel 68 Persentase Sarana Kesehatan (Rumah Sakit) denganKemampuan Pelayanan Gawat Darurat (Gadar) Level 1

Tabel 69 Jumlah Posyandu Menurut Strata, Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 70 Jumlah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat(UKBM) Menurut Kecamatan

Tabel 71 Jumlah Desa Siaga Menurut Kecamatan

Tabel 72 Jumlah Tenaga Medis di Fasilitas Kesehatan

Tabel 73 Jumlah Tenaga Keeperawatan di Fasilitas Kesehatan

Tabel 74 Jumlah Tenaga Kefarmasian di Fasilitas Kesehatan

Tabel 75 Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat dan KesehatanLingkungan di Fasilitas Kesehatan

Tabel 76 Jumlah Tenaga Gizi di Fasilitas Kesehatan

Tabel 77 Jumlah Tenaga Keterapian Fisik di Fasilitas Kesehatan

Tabel 78 Jumlah Tenaga Keteknisian Medis di Fasilitas Kesehatan

Tabel 79 Jumlah Tenaga Kesehatan Lain di Fasilitas Kesehatan

Tabel 80 Jumlah Tenaga Non Kesehatan di Fasilitas Kesehatan

Tabel 81 Anggaran Kesehatan Kabupaten/Kota

1

1.1 LATAR BELAKANG

Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan

kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajad kesehatan masyarakat yang

optimal. Dalam konstitusi organisasi kesehatan dunia yang bernaung di bawah Perserikatan

Bangsa-Bangsa (PBB), disebutkan bahwa salah satu hak asasi manusia adalah memperoleh

manfaat, mendapatkan dan atau merasakan derajat kesehatan setinggi-tingginya, sehingga

Kementrian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam menjalankan

kebijakan dan program pembangunan kesehatan tidak hanya berpihak pada kaum tidak

punya, namun juga berorientasi pada pencapaian Millenium Development Goals (MDGs)

pada tahun 2016. Tujuan MDGs menempatkan manusia sebagai fokus utama pembangunan

yang mencakup semua komponen kegiatan yang tujuan akhirnya ialah kesejahteraan

masyarakat.

Dari 8 (delapan) agenda pencapaian MDGs, 5 (lima) diantaranya merupakan bidang

kesehatan, yakni terdiri dari memberantas kemiskinan dan kelaparan (Tujuan 1);

menurunkan angka kematian anak (Tujuan 4); meningkatkan kesehatan ibu (Tujuan 5);

memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit lainnya (Tujuan 6) dan melestarikan

lingkungan hidup (Tujuan 7).

Untuk mendukung keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan tersebut, salah

satunya dibutuhkan adanya kesediaan data dan informasi yang akurat bagi proses

pengambilan keputusan dan perencanaan program. Salah satu produk dari penyelenggaraan

Sistem Informasi Kesehatan adalah Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2016. Profil

Kesehatan merupakan salah satu indikator dari Rencana Strategis Kementrian Kesehatan

Republik Indonesia tahun 2016-2021. Penyusunan Profil Kesehatan ini didasarkan pada

beberapa peraturan perundangan-undangan bidang kesehatan, antara lain:

1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

2. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2014 tentang Sistem

Informasi Kesehatan

4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 741/Menkes/PER/VII/2008

tentang Standart Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota

BAB 1PENDAHULUAN

2

Profil Kesehatan merupakan buku statistik kesehatan Kota Blitar untuk

menggambarkan situasi dan kondisi kesehatan masyarakat Kota Blitar. Selain itu juga berisi

data/informasi yang menggambarkan derajat kesehatan, sumber daya kesehatan dan upaya

kesehatan serta pencapaian indikator pembangunan kesehatan di Kota Blitar.

Akhirnya dengan pembangunan yang intensif, berkesinambungan dan merata, serta

didukung dengan data/informasi yang tepat, maka diharapkan pembangunan di bidang

kesehatan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Kota Blitar.

1.2 TUJUAN

1.2.1 TUJUAN UMUM

Tujuan umum dari penyusunan Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2016 adalah

tersedianya data dan informasi yang relevan, akurat, tepat waktu dan sesuai kebutuhan

dalam rangka meningkatkan kemampuan manajemen kesehatan Kota Blitar Tahun 2016

secara berhasilguna dan berdayaguna.

1.2.2 TUJUAN KHUSUS

Secara khusus tujuan penyusunan Profil Kesehatan Kota Blita tahun 2016 adalah:

1. Diperolehnya data dan informasi mengenai gambaran umum yang meliputi data

geografis, topologi dan demografi secara terpilah.

2. Diperolehnya data dan informasi mengenai derajad kesehatan yang meliputi angka

kematian, angka kesakitan dan angka harapan hidup.

3. Diperolehnya data dan informasi mengenai upaya kesehatan meliputi upaya kesehatan

dasar, akses dan mutu pelayanan kesehatan, perilaku hidup masyarakat, pelayanan

kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, ketersediaan obat, dan perbaikan gizi

masyarakat.

4. Diperolehnya data dan informasi mengenai sumber daya kesehatan meliputi sarana

kesehatan, tenaga kesehatan dan pembiayaan kesehatan.

1.3 SISTEMATIKA PENYAJIAN

Sistematika penyusunan Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2016 terdiri dari

beberapa bagian sebagai berikut :

Bab-1 : Pendahuluan

Bab ini berisi penjelasan tentang maksud dan tujuan profil kesehatan dan sistematika dari

penyajiannya.

3

Bab-2 : Gambaran Umum

Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Kota Blitar. Selain uraian tentang letak

geografis, administratif dan informasi umum lainnya. Bab ini juga mengulas faktor-faktor

yang berpengaruh terhadap kesehatan meliputi kependudukan, ekonomi, pendidikan, sosial

budaya, perilaku dan lingkungan.

Bab-3 : Situasi Derajat Kesehatan

Bab ini berisi uraian tentang berbagai indikator derajat kesehatan mengenai angka kematian,

angka/umur harapan hidup, dan angka kesakitan.

Bab-4 : Situasi Upaya Kesehatan

Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan dan

penunjang, perbaikan gizi masyarakat, perilaku hidup masyarakat, pemberantasan penyakit

menular, pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, pelayanan kefarmasian dan

alat kesehatan. Upaya pelayanan kesehatan yang diuraikan dalam bab ini juga

mengakomodir indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan serta

upaya pelayanan kesehatan lainnya yang diselenggarakan oleh Kota Blitar.

Bab-5 : Situasi Sumber Daya Kesehatan

Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan dan

sumber daya kesehatan lainnya.

Bab-6 : Kesimpulan

Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan ditelaah lebih

lanjut dari Profil Kesehatan Tahun 2015. Selain mencatat keberhasilan-keberhasilan, bab ini

juga mngemukakan hal-hal yang dianggap masing kurang dalam rangka penyelenggaraan

pembangunan kesehatan.

Lampiran

Pada lampiran ini berisi tabel resume/angka pencapaian pembangunan kesehatan Kota Blitar

dan 81 tabel data kesehatan dan yang terkait kesehatan yang responsif gender. Profil

kesehatan dapat disajikan dalam bentuk tercetak (berupa buku) atau dalam bentuk lain

(softcopy, tampilan di situs internet, dan lain-lain).

1.3 DISTRIBUSI PROFIL KESEHATAN

Distribusi Profil Kesehatan Kota Blitar adalah sebagai berikut:

1. Walikota Blitar

2. DPRD Kota Blitar

3. Instansi tingkat Kota termasuk BAPPEDA

4. Puskesmas, dan UPT Kesehatan lainnya

4

5. Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta

6. Dinas Kesehatan Provinsi

7. Kementerian Kesehatan c.q Pusat Data dan Informasi

8. LSM Kesehatan di Kota Blitar

5

Gambaran umum wilayah Kota Blitar merupakan sebuah data dasar yang digunakan

sebagai acuan dalam penyusunan perencanaan pembangunan kesehatan yang evidence

based, sehingga perencanaan program maupun kegiatan bidang kesehatan sesuai dengan

kebutuhan masyarakat dan kondisi faktual di wilayah Kota Blitar. Gambaran umum ini

menguraikan tentang letak geografis, administratif dan beberapa informasi umum lainnya.

Selain itu juga mengulas beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan dan faktor-

faktor lainnya misalnya kependudukan, ekonomi dan sosial budaya. Adapun gambaran

umum secara lengkap adalah sebagai berikut :

2.1 KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI

Kota Blitar merupakan wilayah terkecil kedua di Propinsi Jawa Timur setelah Kota

Mojokerto. Terletak pada koordinat 112°14’ - 12°28’ Bujur Timur dan 8°2’ - 8°10’ Lintang

Selatan. Jarak tempuh dari Ibu Kota Propinsi Jawa Timur ± 160 km ke arah Barat Daya.

Secara administratif, Kota Blitar dikelilingi oleh wilayah Kabupaten, dengan

batas-batas sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kecamatan Nglegok

dan Kecamatan

Garum Kabupaten

Blitar

Sebelah Timur : Kecamatan Garum

dan Kecamatan

Kanigoro

Kabupaten Blitar

Sebelah Selatan : Kecamatan Kanigoro

dan Kecamatan

Sanankulon Kabupaten Blitar

Sebelah Barat : Kecamatan Sanankulon dan Kecamatan Nglegok Kabupaten

Blitar

Pada sisi yang lain Kota Blitar dapat dikatakan sebagai kota yang miskin potensi,

karena secara ekonomis tidak memiliki sumber daya alam yang dapat dieksplorasi menjadi

sumber pendapatan daerah, baik yang berupa bahan galian, mineral maupun hasil hutan dan

BAB 2GAMBARAN UMUM

6

kekayaan alam lainnya. Dengan demikian upaya yang harus terus digalakkan adalah

pengembangan dan pembangunan sumber daya lainnya baik yang berupa sumber daya

manusia maupun sumber daya buatan.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 1982 tentang Batas Wilayah

Kotamadya Daerah Tingkat II Blitar, luas wilayah Kota Blitar adalah ± 32,578 km2, terdiri

atas 3 (tiga) kecamatan dengan 20 kelurahan. Yang kemudian pada tahun 2005 dijadikan 21

Kelurahan hasil pemecahan Kelurahan Pakunden menjadi 2 Kelurahan yaitu Pakunden dan

Tanjungsari berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 4 tahun 2005. Adapun perincian luas

wilayah di masing-masing kecamatan adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1 Perbandingan Luas Wilayah Kecamatan di Kota Blitar

No Kecamatan Jumlah

Kelurahan

Luas Wilayah Km2 %

1 Sukorejo 7 9,92 32,01

2 Kepanjenkidul 7 10,50 33,88

3 Sananwetan 7 10,57 34,11

Jumlah 21 30,99 100

Sumber: BPS Kota Blitar Tahun 2013

2.2 TOPOGRAFI

Rata-rata ketinggian Kota Blitar dari permukaan laut adalah 156 m. Dilihat dari

topografinya wilayah Kota Blitar masih termasuk dataran rendah. Namun wilayah bagian

utara relatif lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah bagian selatan. Ketinggian di bagian

utara sekitar 245 m dari permukaan air laut dengan tingkat kemiringan 2° sampai 15°.

Semakin ke selatan tingkat ketinggiannya semakin menurun yaitu bagian tengah sekitar 175

m dan bagian selatan 140 m dengan tingkat kemiringan 0° sampai 2°. Secara rata-rata

ketinggian Kota Blitar dari permukaan air laut sekitar 156 m.

Disamping itu, wilayah Kota Blitar terbagi menjadi 3 (tiga) bagian yaitu bagian

utara, tengah dan selatan dimana bagian utara mempunyai ketinggian ± 245 meter dari

permukaan laut, bagian tengah ± 190 meter dan bagian selatan ± 140 meter dari permukaan

air laut. Adanya perbedaan letak ketinggian tersebut menunjukkan bahwa wilayah Kota

Blitar masuk kategori daerah darat, sehingga mempengaruhi pola pemanfaatan dan tata guna

tanah di wilayah Kota Blitar.

7

2.3 KEPENDUDUKAN

Situasi kependudukan dapat dilihat dari berbagai indikator antara lain tingkat

pertumbuhan, angka kelahiran kasar, tingkat fertilitas, kepadatan dan distribusi menurut

umur. Gambaran secara umum keadaan demografi Kota Blitar adalah sebagai berikut:

2.3.1 Komposisi Penduduk

Berdasarkan data hasil proyeksi Badan Pusat Statistik Jawa Timur, jumlah penduduk

Kota Blitar tahun 2016 sebesar 139.117 jiwa dengan rincian jumlah penduduk laki-laki

sebesar 69.001 jiwa dan penduduk perempuan 70.116 jiwa, dengan jumlah Rumah Tangga

46.005. Apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk tahun 2015 yaitu 144.838 jiwa,

maka terjadi penurunan jumlah penduduk Kota Blitar sebanyak 5.721 jiwa. Adapun

distribusi penduduk berdasarkan jenis kelamin dan kelompok umur adalah sebagai berikut:

Grafik 2.1 Piramida Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis KelaminKota Blitar Tahun 2016

8.000 6.000 4.000 2.000 00 2.000 4.000 6.000 8.000

0-4 TH5-9 TH

10-14 TH15-19 TH20-24 TH25-29 TH30-34 TH35-39 TH40-44 TH45-49 TH50-54 TH55-59 TH60-64 TH65-69 TH70-74 TH

>75 TH

Perempuan Laki-laki

Sumber: Data Profil Kependudukan Kota Blitar Tahun 2016

Distribusi penduduk terbesar adalah pada kelompok umur 30-34 tahun yaitu 10.074

jiwa. Hal ini menunjukkan bahwa komposisi penduduk lebih banyak pada usia Dewasa.

Rasio jenis kelamin laki-laki dibandingkan perempuan sebesar 98,41%.

2.3.2 Kepadatan Penduduk

Kepadatan penduduk di Kota Blitar pada tahun 2016 adalah 4.489/Km2. Kondisi ini

menurun dari kondisi pada tahun 2015 yakni 4.672/Km2. Adapun data secara lengkap

mengenai kondisi kepadatan penduduk tahun 2012 s/d 2016 adalah sebagai berikut:

8

Grafik 2.2 Kepadatan Penduduk Per-Km2 (dalam ribuan)Kota Blitar Tahun 2012 – 2016

4,13 4,17 4,2

4,5

4,7

00,5

11,5

22,5

33,5

44,5

5

2012 2013 2014 2015 2016

Kepadatan Penduduk

Sumber: Data sekunder BPS Kota Blitar yang Diolah & Data Profil KependudukanKota Blitar

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pada setiap tahunnya terjadi

kenaikan angka kepadatan penduduk di Kota Blitar, hal ini seiring dengan perubahan jumlah

penduduk di tiap Kecamatan. Perubahan dapat terjadi dikarenakan banyak hal, diantaranya

dapat disebabkan oleh perpindahan penduduk dari luar kota ke dalam kota ataupun

sebaliknya, selain itu perubahan kepadatan penduduk juga dapat disebabkan angka kematian

dan jumlah kelahiran di wilayah tersebut. Untuk tahun 2012 terjadi penurunan dikarenakan

adanya perubahan data sasaran jumlah penduduk setelah sensus penduduk tahun 2010.

2.3.3 Rasio Beban Tanggungan

Rasio beban tanggungan merupakan perbandingan antara jumlah penduduk usia

tidak produktif (umur dibawah 15 tahun dan umur diatas 65 tahun) dengan jumlah penduduk

usia produktif. Rasio ini menggambarkan beban yang ditanggung oleh penduduk usia

produktif. Berikut ini gambaran rasio beban tanggungan di Kota Blitar mulai tahun 2012 s/d

2016:

9

Grafik 2.3 Rasio Beban Tanggungan Kota Blitar Tahun 2012 – 2016

46,42

46,11 45,5

42,5744,33

40

41

42

43

44

45

46

47

2012 2013 2014 2015 2016

Rasio Beban Tanggungan

Sumber: Data sekunder BPS Kota Blitar yang Diolah & Data Profil Kependudukan

Kota Blitar

Dari data diatas dapat diketahui bahwa beban tanggungan di Kota Blitar masih cukup

besar, jumlah penduduk usia tidak produktif hampir setengah jumlah penduduk usia

produktif. Beban tanggungan yang tinggi merupakan faktor penghambat pembangunan

ekonomi suatu negara, karena sebagian pendapatan yang diperoleh oleh golongan yang

produktif terpaksa dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan mereka yang tidak produktif,

maka semakin tinggi usia tidak produktif semakin tinggi beban tanggungan bagi usia

produktif.

10

Situasi derajat kesehatan di Kota Blitar digambarkan dengan tiga indikator

pembangunan kesehatan, yaitu Angka Kematian (Mortalitas), Angka/Umur Harapan Hidup,

Angka Kesakitan (Morbiditas). Indikator tersebut dapat diperoleh melalui laporan dari

fasilitas kesehatan (facility based) dan dari masyarakat (community based).

Gambaran situasi derajat kesehatan di Kota Blitar pada tahun 2016 dapat diuraikan

sebagai berikut.

3.1 ANGKA KEMATIAN (MORTALITAS)

Peristiwa kematian pada dasarnya merupakan proses akumulasi akhir (outcome) dari

berbagai penyebab kematian langsung maupun tidak langsung. Kejadian kematian di suatu

wilayah dari waktu ke waktu dapat memberikan gambaran perkembangan derajat kesehatan

masyarakat, di samping seringkali digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan

program pembangunan dan pelayanan kesehatan.

Data kematian yang terdapat pada suatu komunitas dapat diperoleh melalui survey,

hal disebabkan bahwa sebagian besar kematian terjadi di rumah, sedangkan data kematian

pada fasilitas pelayanan kesehatan hanya memperlihatkan kasus rujukan. Perkembangan

tingkat kematian dan penyakit-penyakit penyebab kematian utama yang terjadi pada tahun

2016 akan diuraikan dibawah ini.

3.1.1 Angka Kematian Ibu (AKI)

Angka Kematian Ibu (AKI) masih merupakan salah satu indikator penting dalam

menentukan derajat kesehatan di suatu wilayah. Kematian ibu yang maksud adalah kematian

seorang ibu yang disebabkan kehamilan, bersalin dan nifas dan bukan karena kecelakaan

disuatu wilayah pada kurun waktu tertentu. Angka Kematian Ibu (AKI) dihitung per

100.000 kelahiran hidup.

Berbagai upaya telah diupayakan guna menurunkan angka kematian ibu bersalin ini

baik fasilitasi dari segi manajemen program KIA maupun sistem pencatatan dan pelaporan,

peningkatan klinis keterampilan petugas di lapangan serta keterlibatan berbagai pihak dalam

pelaksanaan program KIA.

Berdasarkan hasil data Laporan Kematian Ibu di Kota Blitar tahun 2016, sebesar

236,2 (5 kematian) per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini mengalami kenaikan bila

dibandingkan dengan tahun 2015 yang hanya 48,80 (1 kematian) per 100.000 kelahiran

BAB 3SITUASI DERAJAT KESEHATAN

11

hidup. Jika dibandingkan dengan target daerah (RPJMD) sebesar 65,77 per 100.000

kelahiran hidup, target RPJMN 2016 sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup dan target

SDG’s dibawah 70 per 100.000 kelahiran hidup tahun 2016, maka pada tahun 2016 AKI di

Kota Blitar melebihi target.

Kondisi ini merupakan kondisi riil yang sudah menggambarkan kondisi yang

sebenarnya dilapangan, karena kematian ibu yang ada di Kota Blitar sudah merupakan hasil

laporan dari pelayanan kesehatan dasar dan Rumah Sakit.

Kasus kematian ibu pada tahun 2016 disebabkan karena ca nasal 1 orang, meningitis

1 orang, infeksi 2 orang, dan diare 1 orang.

Grafik 3.1 Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000di Kota Blitar Tahun 2012 – 2016

236,2

48,8

139,27

49,48

339,31

050

100150200250300350400

2012 2013 2014 2015 2016

Jumlah Kasus

Sumber: Seksi Kesga & Kespro, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Gambar 3.1. Pertemuan Sosialisasi Cara Deteksi Dini Resiko Tinggi Kehamilanoleh Masyarakat

12

Grafik 3.2 Perkembangan Capaian, Target RPJMD dan MDGs/SDGs AKI(per 100.000 Kelahiran Hidup) di Kota Blitar Tahun 2012 – 2016

48,08 47,21 45,45 65,77102 102 102 102

7049,48 48,8

236,2

46,09

139,27

339,31

050

100150200250300350400

2012 2013 2014 2015 2016

Target RPJMD Target MDGs/SDGs Capaian

Sumber: Seksi Kesga dan Kespro, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Grafik 3.3 Jumlah Kasus Kematian Ibudi Kota Blitar Tahun 2012 – 2016

Sumber: Seksi Kesga dan Kespro, Dinas Kesehatan Kota Blitar

7

1

3

1

5

0

2

4

6

8

10

2012 2013 2014 2015 2016

Jumlah Kematian

13

Grafik 3.4 Jumlah Kasus Kematian Ibu Menurut Kecamatandi Kota Blitar Tahun 2016

2 2

1

0

1

2

Sananwetan Sukorejo Kepanjenkidul

Sananwetan Sukorejo Kepanjenkidul

Sumber: Seksi Kesga dan Kespro, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Gambar 3.2. Pertemuan Review Maternal Perinatal (RMP)

Keberhasilan percepatan penurunan kematian ibu dan bayi baru lahir tidak hanya

ditentukan oleh ketersediaan pelayanan kesehatan namun juga kemudahan masyarakat

menjangkau pelayanan kesehatan disamping pola pencarian pertolongan kesehatan dari

masyarakat. Perbaikan infrastruktur yang akan menunjang akses kepada pelayanan

kesehatan seperti transportasi, ketersediaan listrik, ketersediaan air bersih dan sanitasi, serta

pendidikan dan pemberdayaan masyarakat utamanya terkait kesehatan ibu dan anak yang

menjadi tanggung jawab sektor lain memiliki peran sangat besar. Demikian pula keterlibatan

14

masyarakat madani, lembaga swadaya masyarakat dalam pemberdayaan dan menggerakkan

masyarakat sebagai pengguna serta organisasi profesi sebagai pemberi pelayanan kesehatan

Pada tahun 2012 Kementerian Kesehatan RI meluncurkan program EMAS

(Expanding Maternal and Neonatal Survival, bekerja sama dengan USAID dengan kurun

waktu 2012 – 2016, yang diluncurkan 26 Januari 2012 sebagai salah satu bentuk kerjasama

Pemerintah Indonesia dengan USAID dalam rangka percepatan penurunan kematian ibu dan

bayi baru lahir di 6 provinsi terpilih yaitu Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Jawa Barat,

Banten, Jawa Tengah dan Jawa Timur yang menyumbangkan kurang lebih 50 persen dari

kematian ibu dan bayi di Indonesia.

Upaya yang akan dilaksanakan adalah dengan peningkatan kualitas pelayanan

emergensi obstetri dan neonatal dengan cara memastikan intervensi medis prioritas yang

mempunyai dampak besar pada penurunan kematian dan tata kelola klinis (clinical

governance) diterapkan di RS dan Puskesmas. Upaya lain dalam program EMAS ini dengan

memperkuat sistem rujukan yang efisien dan efektif mulai dari fasilitas pelayanan kesehatan

dasar di Puskesmas sampai ke RS rujukan di tingkat Kabupaten/Kota. Masyarakat pun

dilibatkan dalam menjamin akuntabilitas dan kualitas fasilitas kesehatan ini. Untuk itu,

program ini juga akan mengembangkan mekanisme umpan balik dari masyarakat ke

pemerintah daerah menggunakan teknologi informasi seperti media sosial dan SMS

gateway, dan memperkuat forum masyarakat agar dapat menuntut pelayanan yang lebih

efektif dan efisien melalui maklumat pelayanan (service charter) dan Citizen Report Card.

3.1.2 Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita

Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infan Mortality Rate adalah banyaknya bayi

meninggal sebelum mencapai usia satu tahun per 1.000 kelahiran hidup (KH). AKB dapat

menggambarkan kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat, karena bayi adalah kelompok

usia yang paling rentan terkena dampak dari perubahan lingkungan maupun sosial ekonomi.

Indikator AKB terkait langsung dengan target kelangsungan hidup anak dan

merefleksikan kondisi sosial ekonomi, lingkungan tempat tinggalnya. Tersedianya berbagai

fasilitas atau faktor aksesibilitas dan pelayanan kesehatan dari tenaga medis yang terampil.

Serta kesediaan masyarakat untuk merubah kehidupan tradisonal ke norma kehidupan

modern dalam bidang kesehatan merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap tingkat

AKB.

Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Jawa Timur Tahun

2011-2013, AKB Provinsi Jawa Timur 27,23 per 1000 kelahiran hidup.

Selama tahun 2016 di Kota Blitar dilaporkan terjadi 2.126 kelahiran. Dari seluruh

kelahiran, tercatat 9 lahir mati dan kasus kematian bayi sebesar 21 kasus (tabel 4 dan 5).

15

Kematian bayi ini disebabkan oleh BBLR (6 kasus), asfiksia (4 kasus), infeksi (2 kasus),

kelainan bawaan (7 kasus), Pneumonia (1 kasus), dan lain-lain (1 kasus). AKB ini sangat

penting, karena tingginya AKB menunjukan rendahnya kualitas perawatan selama masa

kehamilan, saat persalinan dan masa nifas, status gizi dan penyakit infeksi.

Target daerah pada tahun 2016 sebesar 9,08 per 1000 kelahiran hidup (KH),

sedangkan di Kota Blitar AKB 9,92 per 1000 KH.

Kasus Kematian Bayi ini yang terjadi selama 5 tahun berturut-turut dari tahun 2012

sampai dengan tahun 2016 dapat dilihat pada diagram berikut:

Grafik 3.5 Jumlah Kematian Bayidi Kota Blitar Tahun 2012 – 2016

0

5

10

15

20

25

2012 2013 2014 2015 2016

24 24

13

17

21

Jumlah

kema

tian b

ayi

AKBSumber : Seksi Kesga dan Kespro, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Jumlah kematian anak balita tidak mengalami penurunan, tahun 2015 dan tahun

2016 adalah 2 kasus.

Grafik 3.6 Jumlah Kematian Anak Balitadi Kota Blitar Tahun 2012-2016

2 2

0

2 2

0

1

2

3

4

2012 2013 2014 2015 2016Jumlah Kematian Anak Balita

Sumber : Seksi Kesga dan Kespro, Dinas Kesehatan Kota Blitar

16

Dari diagram tersebut, terlihat terjadi kenaikan kematian pada bayi dan anak balita di

wilayah Kota Blitar pada tahun 2015. Sedangkan pada tahun 2016 tetap ada 2 kasus

kematian anak balita dan sudah memenuhi target MDGs yang ditetapkan. Oleh Karena itu

perlu upaya-upaya yang jelas dan terarah untuk menurunkan AKB utamanya yaitu

meningkatkan kualitas pelayanan juga melalui meningkatkan cakupan, keterjangkauan

pelayanan kesehatan serta meningkatkan pemberdayaan masyarakat.

Gambar 3.3 Seminar Penatalaksanaan Kelas Ibu Hamil

Angka Kematian Balita (AKABA) adalah jumlah anak yang meninggal sebelum usia

5 tahun, dinyatakan sebagai angka per 1.000 kelahiran hidup. AKABA menggambarkan

tingkat permasalahan kesehatan anak balita seperti gizi, sanitasi, penyakit menular dan

kecelakan. Dari laporan rutin pada tahun 2016 di Kota Blitar terjadi 23 kematian balita

dengan AKABA terlaporkan 10,86 per 1.000 KH, meningkat dari tahun 2015 sebanyak 19

kasus kematian anak balita di Kota Blitar dengan AKABA terlaporkan 9,27 per 1.000 KH.

3.2 ANGKA/UMUR HARAPAN HIDUP (AHH/UHH)

Angka/Umur Harapan Hidup (AHH/UHH) secara definisi adalah perkiraan rata-rata

lamanya hidup yang akan dicapai oleh sekelompok penduduk dari sejak lahir. AHH dapat

dijadikan salah satu alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah pada keberhasilan

pembangunan kesehatan serta sosial ekonomi di suatu wilayah, termasuk di dalamnya

derajat kesehatan. Data AHH diperoleh melalui survei yang dilakukan oleh Badan Pusat

Statistik (BPS).

Penduduk Indonesia diperkirakan akan mencapai 273,65 juta jiwa pada tahun 2025.

Pada tahun yang sama, AHH Nasional diperkirakan mencapai 73,7 tahun (sumber: Badan

Perencanaan Pembangunan Nasional).

17

Pada tahun 2016 Kota Blitar mempunyai AHH yang tertinggi di Jawa Timur yakni

sebesar 73,10, sedangkan AHH Jawa Timur 70,19. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

grafik dibawah ini tingkat umur harapan hidup Kota Blitar diantara Kabupaten/Kota di Jawa

Timur.

Grafik 3.7 Angka Harapan Hidup (AHH) Tahun 2016 Jawa Timur

73,1

56

58

60

62

64

66

68

70

72

74

Kota Blitar

Kota Mojoke

rto

Pacitan

Surabaya

Gresik

Sidoarj

o

Kota Kediri

MojokertoNga

wiKediri

Kota Batu

Nganjuk

Lamonga

n

Banyuwangi

Bojonegoro

Sumenep

Pasuruan

Sampan

g

Situbondo

Probolingg

o

Kota Blitar

Trenggalek

KotaMojokertoTulungagungPacitan

Magetan

Surabaya

KotaMadiunGresik

Blitar

Sidoarjo

Kota Malang

Kota Kediri

KotaProbolinggoMojokerto

Ponorogo

Ngawi

Jombang

Kediri

Jawa Timur

Kota Batu

Malang

Nganjuk

Madiun

Lamongan

Tuban

Banyuwangi

Lumajang

Bojonegoro

KotaPasuruanSumenep

Pamekasan

Pasuruan

Bondowoso

Sampang

Bangkalan

Situbondo

Jember

Probolinggo

Sumber: Hasil Susenas Jawa Timur, BPS

3.3 ANGKA KESAKITAN (MORBIDITAS)

Selain menghadapi transisi demografi, Indonesia juga menghadapi transisi

epidemiologi yang menyebabkan beban ganda. Di satu sisi kasus gizi kurang serta penyakit-

penyakit infeksi, baik re-emerging maupun new-emerging disease masih tinggi, namun

disisi lain penyakit degeneratif, gizi lebih dan gangguan kesehatan akibat kecelakaan juga

meningkat. Selain itu masalah perilaku yang tidak sehat, rupanya menjadi faktor utama yang

harus dirubah terlebih dahulu agar beban ganda masalah kesehatan teratasi.

Ada sebagian besar terjadi pada masyarakat kita, dimana bila ada kelompok usia

produktif, serta pada kelompok usia potensial terjadi kesakitan hal ini sangat mempengaruhi

produktifitas dan pendapatan keluarga, yang pada akhirnya menyebabkan kemiskinan.

Akibat dari kemiskinan ini sangat berpengaruh pada kesehatan bukan saja pada yang

bersangkutan namun juga pada keluarga dan sekitarnya.

Angka kesakitan pada penduduk berasal dari community based data yang diperoleh

melalui pengamatan (surveilens) terutama yang diperoleh dari fasilitas pelayanan kesehatan

melalui sistem pencatatan dan pelaporan rutin dan insidentil. Sementara untuk kondisi

penyakit menular, berikut ini akan diuraikan situasi beberapa penyakit menular yang perlu

18

mendapatkan perhatian, termasuk penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi

(PD3I) dan penyakit yang memiliki potensi untuk menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB).

Berdasarkan pengamatan penyakit yang terjadi di wilayah pelayanan kesehatan di

Kota Blitar pada pelayanan tingkat dasar yakni Puskesmas yang merupakan gardu utama

pelayanan pada masyarakat tahun 2016 maka diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 3.1 Jumlah Penderita Di Puskesmas Se-Kota BlitarMenurut Jenis Penyakit Dengan Penderita Terbanyak Tahun 2016

No Jenis Penyakit Tahun 2016

L P Total

1 Infeksi Akut Saluran Pernafasan Atas 12.916 17.035 29.9512 Penyakit Darah Tinggi Primer 5.188 9.301 14.4893 Nyeri Kepala 3.320 7.136 10.4564 Gangguan Sistemik Jaringan Pengikat yg Berhubungan dg

Penyakit Lain3.232 6.573 9.805

5 DM (NIDDM) 2.806 4.743 7.5496 Common Cold 2.775 4.128 6.9037 Gastritis dan Duodenitis 2.312 4.580 6.8928 Nekrosis Pulpa 1.101 2.418 3.5199 Penyakit Kulit Alergi 1.241 1.923 3.16410 Karies Gigi 999 1.923 2.922

JUMLAHSumber: Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar, Rujukan dan Khusus,

Dinas Kesehatan Kota Blitar

Kejadian kasus penyakit masih relatif sama dengan tahun-tahun sebelumnya yaitu

didominasi oleh kasus infeksi saluran nafas bagian atas, namun untuk kasus lain cenderung

berubah posisinya, yaitu didominasi oleh penyakit tidak menular.

3.3.1 Penyakit Menular Langsung

a. Tuberkulosis (TB)

Penyakit Tuberkolosis (TB) sampai saat masih menjadi masalah kesehatan

masyarakat karena merupakan salah satu penyakit infeksi pembunuh utama yang menyerang

golongan usia produktif (15 – 50 tahun), dan anak-anak serta golongan sosial ekonomi

lemah. Penyakit ini disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis yang ditularkan

melalui percikan dahak penderita yang BTA posistif. Sebagian besar penyakit ini menyerang

paru-paru sebagai organ tempat infeksi primer, namun dapat juga menyerang organ lain

seperti kulit, kelenjar limfe, tulang dan selaput otak.

Pengendalian TB di Kota Blitar memakai strategi Directly Obsered treatment

Shortcouse (DOTS), ternyata mampu menekan kejadian kematian akibat TB Paru. DOTS

merupakan komitmen nasional dengan menggunakan pendekatan pengobatan serta

pengawasan langsung oleh pengawas menelan obat. Dengan demikian klien akan terus

19

berusaha untuk sembuh dari penyakitnya. Selain itu program DOTS juga mampu menekan

tingkat penularan pada anggota keluarga sekitar. Dengan pendekatan ini ternyata terbukti di

Kota Blitar mampu meningkatkan angka kesembuhan terhadap penyakit TB tersebut.

Berdasarkan laporan World Health Organization (WHO) pada tahun 2010, Indonesia

termasuk Negara yang kategorikan sebagai highburden countries terhadap TB Paru yaitu

menduduki peringkat kelima sebagai Negara penyumbang penyakit TB setelah India, China,

Afrika Selatan dan Nigeria.

Pencapaian indikator Millennium Development Goals atau MDG untuk

Pengendalian TB cukup memuaskan sejak tahun 2010. Sebab, Indonesia telah berhasil

menurunkan insidens, prevalens, dan angka kematian akibat TB. Insidens TB berhasil

diturunkan sebesar 45%, yaitu 343 per 100.000 penduduk tahun 1990 menjadi 189 per

100.000 penduduk tahun 2010. Prevalensi TB telah diturunkan sebesar 35%, yaitu 443 per

100.000 penduduk tahun 1990 menjadi 289 per 100.000 penduduk tahun 2010. Sedang

angka kematian TB berhasil turun sebesar 71%, yaitu 92 per 100.000 penduduk tahun 1990

menjadi 27 per 100.000 penduduk tahun 2010. Sasaran yang harus dicapai adalah

menurunkan angka kesakitan dan angka kematian akibat TB menjadi setengahnya di tahun

2015 jika dibandingkan dengan tahun 1990. Tatalaksana TB di seluruh Indonesia harus

benar-benar dilaksanakan oleh tenaga kesehatan yang kompeten dan terlatih untuk

menghindarkan berbagai dampak negatif, seperti resistensi obat TB yang berakibat

terjadinya TB MDR. Pemahaman masyarakat tentang pentingnya mendapatkan pengobatan

TB dari fasilitas pelayanan kesehatan yang kompeten harus ditingkatkan.

Pada tahun 2016 jumlah seluruh kasus TB di Kota Blitar ditemukan kasus baru

sebanyak 272, dimana 75 diantaranya merupakan BTA (+). Case Notification Rate (CNR)

kasus baru BTA (+) sebesar 53,91/100.000 penduduk dan CNR untuk seluruh kasus TB

195,52/100.000. Pada tahun 2016 ditemukan kasus TB anak umur 0-14 tahun yaitu 11 kasus

di Kecamatan Sananwetan. Angka kesembuhan sebesar 72,84%, sedangkan angka

keberhasilan pengobatan (Success Rate/SR) sebesar 79,01 %. Pada tahun 2016 terjadi 2

kematian selama pengobatan. Dengan demikian di Kota Blitar untuk Angka Kematian

selama pengobatan 1,4 per 100.000 penduduk.

20

Gambar 3.4 Kegiatan Penguatan PPM TB

b. Pneumonia

Menurut data Riskesdas 2007, prevalensi pneumonia (berdasarkan pengakuan pernah

didiagnosa pneumonia oleh tenaga kesehatan dalam sebulan terakhir sebelum survei) pada

bayi di Indonesia adalah 0,76% dengan rentang antar provinsi sebesar 0-13,2% dan

pneumonia merupakan penyebab kematian kedua tertinggi setelah diare. Bila dilihat proposi

pneumonia pada kelompok umur balita, tampak proposi pneumonia pada bayi dibandingkan

balita sekitar 35%. Hal ini menunjukkan bahwa bayi merupakan kelompok bahwa bayi

merupakan kelompok usia yang tinggi kejadian pneumonia. Oleh karena itu pneumonia pada

balita dan terutama pada bayi, perlu mendapat perhatian. Bila tidak segera ditangani dengan

benar maka dikhawatirkan dapat menghambat upaya mencapai target MDG’s menurukan

angka kematian pada bayi dan anak.

Di Kota Blitar tahun 2016 perkiraan jumlah penderita sebesar 487 berdasarkan

4.45% dari jumlah balita. Untuk penemuan kasus pneumonia balita yang ditangani sebesar

63,22%, belum memenuhi target nasional sebesar 100%. Hal ini perlu mendapatkan

perhatian dari semua pihak, baik pelaksana program maupun pengambil kebijakan serta

masyarakat.

21

Berdasarkan Mulholland K, 1999 menyebutkan faktor resiko terjadinya pneumonia

anak-balita yaitu:

1. Kemiskinan yang luas

Kemiskinan yang luas berdampak besar dan menyebabkan derajat kesehatan rendah dan

status sosial-ekologi menjadi buruk.

2. Derajat kesehatann rendah

Akibat derajat kesehatan yang rendah maka penyakit infeksi kronis mudah duitemukan.

Tingginya kelahiran dengan berat lahir rendah, tidak ada atau tidak memberikannya ASI

dan imunisasi yang tidak adekuat memperburuk derajat kesehatan

3. Status sosial-ekologi buruk

Status sosial-ekologi yang tidak baik ditandai dengan buruknya lingkungan, daerah

pemukiman kumuh dan padat, polusi dalam ruangan akibat penggunaan biomass, dan

polusi udara luar ruangan yang ditambah lagi dengan tingkat pendidikan yang kurang

memadai serta adanya adat kebiasaan, kepercayaan lokal yang salah.

4. Pembiayaan kesehatan sangat kecil

Di negara berpenghasilan rendah pembiayaan kesehatan sangat kurang. Pembiayaan

kesehatan yang tidak cukup menyebabkan fasilitas kesehatan seperti infrastruktur

kesehatan untuk diagnostik dan terapeutik tidak adekuat dan tidak memadai, tenaga

kesehatan yang terampil terbatas, ditambah lagi dengan akses ke fasilitas kesehatan

sangat kurang.

5. Proporsi populasi sangat kurang

Di Negara berkembang yang umumnya berpenghasilan rendah proposi populasi anak

37%, di negara berpenghasilan menengah 27% dan di negara berpenghasilan tinggi

hanya 18% dari total jumlah penduduk. Besarnya proporsi populasi anak akan

menambah tekanan pada pengendalian dan pencegahan pneumonia terutama pada aspek

pembiayaan.

Faktor resiko diatas tidak berdiri sendiri melainkan berupa sebab-akibat, saling

terkait dan saling mempengaruhi yang terkait sebagai faktor-resiko pneumonia pada anak.

Upaya pemberantasan penyakit pneumonia difokuskan pada upaya penemuan dini dan

tatalaksana kasus yang cepat dan tepat pada penderita. Kecepatan keluarga dalam membawa

penderita ke pelayanan kesehatan serta ketrampilan petugas dalam menegakkan diagnosa

merupakan kunci keberhasilan penanganan penyakit pneumonia.

22

c. HIV/AIDS dan Penyakit Infeksi Seksual (IMS)

Berdasarkan hasil Riskesdas 2010, disebutkan bahwa dari penduduk umur diatas 15

tahun keatas 57,5 % pernah mendengar HIV/AIDS, angka yang tinggi belum tentu

menjamin seseorang mengetahui secara menyeluruh tentang cara penularan HIV, hal ini

membuktikan bahwa kenapa kasus HIV/AIDS ini ada kecenderungan terjadi peningkatan

jumlah kasusnya, meskipun berbagai upaya pencegahan dan penanggulangan terus

dilakukan.

Sampai dengan bulan Desember 2016, jumlah kasus HIV yang dilaporkan adalah 19

orang dan pada kasus AIDS tidak ada kasus yang ditemukan melalui VCT. Dari jumlah

tersebut tidak ditemukan yang meninggal akibat AIDS. Dari segi kelompok umur, kasus

HIV dan AIDS didominasi kelompok umur seksual aktif. Pada kasus HIV usia 25-49 tahun

sebesar 78,95 % dan >50 tahun sebesar 5,26%.

Angka tersebut sesungguhnya jauh lebih kecil dibandingkan angka yang sebenarnya

terjadi (fenomena gunung es). Salah satu cara untuk memantau situasi HIV di masyarakat,

sekaligus upaya pencegahan penularan adalah melakukan penapisan darah donor di

Transfusi Darah.

Grafik 3.8 Perkembangan Jumlah Kasus HIV, AIDS dan Jumlah Kematiandi Kota Blitar Tahun 2012 – 2016

Sumber : Seksi P4, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Upaya yang dilakukan dalam rangka penekan kasus penyakit HIV/AIDS disamping

ditujukan pada penanganan penderita yang ditemukan diarahkan pada upaya pencegahan

yang dilakukan melalui tes HIV/AIDS terhadap darah donor dan upaya pemantauan dan

pengobatan penderita penyakit menular seksual (PMS).

12 190 0

111 4

2110

191

0

50

100

150

200

250

2012 2013 2014 2015 2016

HIV AIDS Kematian Karena AIDS IMS

23

Gambar 3.5 Kegiatan Praktek Pemulasaran Jenazah Perempuan Kota Blitar

Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah salah satu pintu untuk memudahkan

terjadinya penularan HIV. Oleh karena itu penyuluhan dan pendampingan pada masyarakat

kelompok resiko tinggi serta intervensi perubahan perilaku sangat diperlukan dan perlu

ditingkatkan frekwensinya, mengingat penyakit HIV/AIDS dan IMS merupakan penyakit

yang bersifat fenomena gunung es, serta banyak terkendala dengan norma yang berlaku di

masyarakat. Hal ini terbukti dari hasil penelitian Riskesdas tahun 2010 dimana diperoleh

angka sebesar 21,7% sikap keluarga penderita HIV/AIDS masih merahasiakan serta 7,1 %

mengucilkan. Di Kota Blitar pada tahun 2016 tidak ditemukan kasus Syphilis.

Gambar 3.6 Kegiatan KIE HIV di Kecamatan Kepanjenkidul

24

d. Diare

Hingga saat ini penyakit Diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat.

Berdasarkan hasil survey Sub Direktorat Diare dan Infeksi Saluran Cerna (ISP) Direktorat

Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian

Kesehatan RI, Angka Kesakitan Diare semua umur tahun 2010 adalah 411 per 1000

penduduk, sedangkan pada tahun 2012 sebesar 214 per 1000 penduduk. Dan berdasarkan

Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007, Diare merupakan penyebab kematian

nomor empat (13,2%) pada semua umur dalam kelompok penyakit menular dan merupakan

penyebab kematian nomor satu pada bayi post neonatal (31,4%) dan pada anak balita

(25,2%).

Pada tahun 2016 di Kota Blitar jumlah kasus diare diperkirakan sebesar 3.756 kasus

yang tertangani sebesar 2.525 kasus (67,2%).

Grafik 3.9 Jumlah Perkiraan Kasus dan Penderita Diare yang DitanganiMenurut Kecamatan di Kota Blitar Tahun 2016

1389

733

1279898 1088 894

3756

2525

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

4000

Sananwetan Sukorejo Kepanjenkidul Kota

Target Penemuan Diare Ditangani

Sumber: Seksi P4, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Upaya pencegahan dan penanggulangan kasus diare dengan cara memberikan

penyuluhan akan pentingnya mencuci tangan memakai sabun sebelum makan dan sesudah

buah air besar dan kecil. Ternyata hal kecil ini mempunyai daya ungkit yang sangat besar.

Karena memang penyakit diare ini sangat erat hubungannya dengan perilaku masyarakat

tentang bagaimana cara hidup sehat dan bersih. Sehingga naik turunnya jumlah penyakit

mencerminkan higiene sanitasi dan perilaku masyarakat di wilayah tersebut. Kecepatan dan

ketepatan penangganan di tingkat awal kejadian diharapkan mampu mencegah terjadinya

kefatalan atau hal-hal yang tidak diinginkan.

25

Tujuan pencegahan Diare adalah untuk tercapainya penurunan angka kesakitan Diare

dengan meningkatkan akses masyarakat terhadap sarana sanitasi dan peningkatan Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Upaya yang dilakukan adalah bukan hanya tanggung

jawab pemerintah, tetapi juga semua sektor dan masyarakat luas. Salah satu kegiatan

berkesinambungan yang dilakukan adalah dengan memberikan pendidikan dan informasi

atau penyuluhan dari berbagai sumber media. Keterlibatan kader juga mendukung dalam

pelayanan Diare, terutama untuk meningkatkan penggunaan rehidrasi oral, yakni Oralit

maupun cairan rumah tangga. Di sarana kesehatan, upaya pelayanan penderita Diare bagi

balita adalah dengan pemberian tablet Zinc sesuai umur selama 10 hari berturut-turut di

samping pemberian Oralit. Tata laksana penderita Diare yang tepat di rumah tangga

diharapkan dapat mencegah terjadinya dehidrasi berat yang bisa berakibat kematian.

e. Kusta

Kusta merupakan penyakit lama yang diharapkan dapat dieliminasi pada tahun 2000.

Secara nasional, kondisi tersebut telah tercapai, namun untuk Kota Blitar eliminasi ini belum

bisa tercapai. Pada Tahun 2013 New Case Detection Rate (NCDR) di Kota Blitar menjadi

4,42 per 100.000 penduduk. Bila dibandingkan tahun-tahun sebelumnya keadaan ini ada

kecenderungan meningkat. Peningkatan ini menunjukan bahwa pelacakan yang dilakukan

oleh petugas lapangan ada kecenderungan lebih intensif. Dengan pelacakan kasus yang lebih

baik maka kasus yang ditemukan akan semakin banyak dan semakin banyak pula kasus yang

terobati, dengan harapan pada tahun-tahun berikutnya prevalensi kusta akan menurun

sampai dengan bisanya terjadi eliminasi.

Pada tahun 2016 di Kota Blitar ditemukan penderita baru kusta sebanyak 4 orang.

Dari 4 orang tersebut 3 berjenis kelamin laki-laki dan 1 perempuan, tidak ditemukan kasus

pada anak usia 0-14 tahun, dan tidak ada penderita yang mengalami kecacatan tingkat 2.

Data kasus baru kusta dapat dilihat pada Lampiran Data Profil Kesehatan Tabel 14. Kota

Blitar termasuk dalam wilayah low endemic prevalence dengan angka penemuan kasus baru

< 5 per 100.000 penduduk.

Sementara untuk angka kesembuhan penderita kusta sudah mencapai standar

nasional. Angka penderita kusta selesai berobat/RFT PB dan MB tidak ada kasus. Salah satu

upaya Pemerintah Pusat (Kementerian Kesehatan) guna mempercepat penurunan kasus

kusta serta meningkatkan komitmen Pemerintah Daerah adalah dengan dibentuknya

organisasi non struktural, yakni Aliansi Nasional Eliminasi Kusta (ANEK) sebagai forum

kemitraan tingkat nasional yang difasilitasi oleh Pemerintah Pusat (Kantor Kementerian

Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial).

26

Grafik 3.10 Perkembangan Prevalensi Rate (PR) per 10.000 Penduduk dan New CaseDetection Rate (CDR) Kusta per 100.000 Penduduk di Kota Blitar Tahun 2012-2016

1,46 1,38

2,72

0,1 0,28 0,27

4,42

2,82

0,740,08

0

1

2

3

4

5

2012 2013 2014 2015 2016

NCDR PR

Sumber: Seksi P4, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit kusta ini telah dilakukan dengan

menggunakan metode Multi Drug Trerapy (MTD), yaitu penemuan penderita langsung

dilakukan pengobatan. Sedangkan untuk mencegah kecacatan lebih lanjut digunakan metode

Prevention of disability (POD) yang setiap bulan selama masa pengobatan dan rehabilitasi

medis.

Gambar 3.7 Pertemuan Monev Kusta

3.3.2 Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)

PD3I merupakan penyakait yang diharapkan dapat diberantas/ditekan dengan

pelaksanaan program imunisasi, pada profil kesehatan ini akan dibahas penyakit difteri,

pertusis, tetanus neonaturum, campak, polio dan hepatitis B.

27

Gambar 3.8 Kegiatan Bulan Imunisasi Anak Sekolah

a. Difteri

Difteri merupakan “Re-Emerging Disease” di Jawa Jawa Timur karena kasus Difteri

sebenarnya sudah menurun pada tahun 1985, namun kembali meningkat pada tahun 2005

saat terjadi KLB di Bangkalan. Di Kota Blitar KLB terjadi pada tahun 2008, dimana pada

tahun 2008 ini tenaga kesehatan Kota Blitar terjangkit Difteri. Dan sejak itu, penyebaran

Difteri semakin meluas dan mencapai puncaknya pada tahun 2010 sebanyak 300 kasus

dengan 21 kematian dan Provinsi Jawa Timur merupakan penyumbang kasus Difteri

terbesar di Indonesia (74%) bahkan di dunia.

Perkembangan penyakit Difteri di Kota Blitar dalam 5 tahun terakhir dapat di lihat

gambar berikut:

Grafik 3.11 Jumlah Kasus Difteri di Kota Blitar Tahun 2012 – 2016

17

6

16

98

0

5

10

15

20

2012 2013 2014 2015 2016

Jumlah Kasus

Sumber: Seksi P4, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Pada tahun 2016 di Kota Blitar ada 17 kasus dengan meninggal 0 kasus. Upaya

menekan kasus Difteri, dilakukan melalui imunisasi dasar pada bayi dengan vaksin

28

DPT+HB. Vaksin tersebut diberikan 3 kali yakni pada usia 2 bulan, 3 bulan dan 4 bulan.

Selain itu karena terjadi lonjakan kasus pada usia sekolah maka imunisasi tambahan TD juga

diberikan untuk anak SD/sederajat kelas 4-6 dan SMP.

Gambar 3.9 Penyelidikan Epidemiologi Difteri

b. Pertusis/Batuk Rejan

Pertusis adalah penyakit yang disebabkan bakteri Bardetella pertusis dengan gejala

batuk beruntun disertai tarikan nafas hup (whoop) yang khas dan muntah. Lama batuk bisa

1-3 bulan sehingga disebut batuk 100 hari. Penyakit ini biasanya terjadi pada anak berusia

dibawah 1 tahun dan penularannya melalui droplet atau batuk penderita.

Upaya pencegahan kasus Pertusis dilakukan melalui imunisasi DPT+HB sebanyak 3

kali yaitu saat usia 2 bulan, 3 bulan dan 4 bulan atau usia yang lebih dari itu tetapi masih di

bawah 1 tahun (usia sampai dengan 11 bulan). Pada tahun 2016 di Kota Blitar tidak ada

kasus Pertusis yang dilaporkan.

c. Tetanus Neonaturum

Tetanus neonaturum adalah penyakit disebabkan Clostridium Tetani pada bayi (umur

<28 hari) yang dapat menyababkan kematian. Penanganan Tetanus Neonatorum tidak

mudah, sehingga yang terpenting adalah upaya pencegahan melalui pertolongan persalinan

yang hygienis dan imunisasi Tetanus Toxoid (TT) ibu hamil serta perawatan tali pusat.

Berdasarkan laporan dari Puskesmas di Kota Blitar dalam 3 tahun terakhir tidak ada

kasus tersebut.

d. Campak

Campak adalah penyakit yang disebabkan virus Morbili yang disebarkan melalui

droplet bersin/batuk dari penderita. Gejala awal penyakit adalah demam, bercak kemerahan,

batuk pilek, mata merah (conjunctivitis) selanjutnya timbul ruam diseluruh tubuh.

29

Gambar 3.12 Perkembangan Kasus Campak Di Kota Blitar Tahun 2012 – 2016

220

60

153

75

0

40

80

120

160

200

2012 2013 2014 2015 2016Jumlah Kasus

Sumber: Seksi P4, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Kasus Campak mengalami penurunan dari 60 kasus pada tahun 2014 menjadi 0

kasus pada tahun 2015 dengan 0 kasus meninggal. Sedangkan pada tahun 2016 mengalami

peningkatan lagi menjadi 22 kasus dengan 0 kasus meninggal. Pada tiga Puskesmas dan RS

di Kota Blitar, Secara Klinis ada banyak gejala penyakit yang mirip dengan Campak, namun

setelah dilakukan Cross Check dengan Pemeriksaan Laboratorium ternyata bukan

merupakan penyakit campak, melainkan penyakit Rubella.

e. Polio

Poliomyelitis/polio merupakan penyakit paralisis atau lumpuh yang disebabkan virus

polio. Cara penularan Polio terbanyak melalui mulut ketika seseorang mengkonsumsi

makanan-minuman yang terkontaminasi lender, dahak atau feses penderita polio. Virus

masuk aliran adarah ke sistem saraf pusat menyebabkan otot melemah dan kelumpuhan,

menyebabkan tungkai maenjadi lemas secara akut.

Berikut beberapa definisi kasus polio yang harus kita ketahui:

Definisi kasus Polio Pasti:

Kasus yang pada hasil pemeriksaan tinja di lab ditemukan VPL (Virus Polio Liar) atau

cVDVP (circ Vaccin Derived Polio Virus)

Hot case dengan salah satu spesimen kontak positif VPL

Definisi kasus Polio Kompatibel:

Kasus Acute Flaccid Paralysis (AFP) yang tidak cukup bukti secara lab/virologis untuk

diklasifikasikan sebagai kasus Non Polio karena spesimen tidak adekuat.

Polio menyerang semua usia, namun sebagian besar terjadi pada anak usia 3 – 5

tahun. Pada tahun 2015 di Kota Blitar tidak terdapat kasus polio.

30

AFP Non Polio adalah kasus lumpuh layu akut yang diduga kasus polio sampai

dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium bukan kasus polio. AFP Rate Non Polio

dihitung berdasarkan per 100.000 penduduk/populasi anak usia < 15 tahun. Pada Tahun

2016 di Kota Blitar terdapat 3 kasus AFP (Non Polio), sehingga cakupan penemuan dan

penanganan penderita penyakit AFP sebesar 9,28 per 100.000 penduduk usia < 15 tahun. Ini

berarti lebih tinggi dari target SPM sebesar ≥ 2.

Gambar 3.10 Launching Pekan Imunisasi Nasional

3.3.3 Penyakit Menular Bersumber Binatang

a. Demam Berdarah Dengue (DBD)

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic Fever (DHF)

mulai dikenal di Indonesia sejak tahun 1968 di Surabaya dan Jakarta, dan setelah itu jumlah

kasus DBD terus bertambah seiring dengan meluasnya daerah endemis DBD. Penyakit ini

tidak hanya sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) tetapi juga menimbulkan

dampak buruk sosial dan ekomomi. Kerugian sosial yang terjadi antara lain karena

menimbulkan kepanikan keluarga, kematian anggota keluarga, dan berkurangnya usia

harapan hidup.

31

Grafik 3.13 Perkembangan Penemuan Penderita DBD danJumlah Kematian Akibat DBD di Kota Blitar tahun 2012 – 2016

97

263

1 2

8777

44

0 1 00

50

100

150

200

250

300

2012 2013 2014 2015 2016

Jumlah Penderita Jumlah Kematian

Sumber: Seksi P4, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Di Kota Blitar Incedence Rate DBD mengalami peningkatan dari 70,34 pada tahun

2015 menjadi sebesar 189,0 per 100.000 penduduk tahun 2016. Angka tersebut berarti lebih

tinggi dari target daerah sebesar 13.8 per 100.000 penduduk Sedangkan Angka Kematian

karena DBD di Kota Blitar pada tahun 2016 sebesar 0,76% masih lebih rendah dari target

daerah 1%

Meningkatnya jumlah penderita DBD pada Tahun 2016 antara lain disebabkan

perubahan iklim. Curah hujan yang tinggi dengan intensitas yang tidak merata

mengakibatkan perkembangbiakan nyamuk menjadi lebih banyak. Upaya yang telah

dilakukan untuk mencegah meluasnya DBD antara lain :

a. Dicanangkannya ”Gertak Gugah DBD’’ (Gerakan Serentak Penanggulangan dan

Pencegahan DBD) bersama kader se Kota Blitar pada bulan Maret 2015. Berdasarkan

kajian diperoleh hasil bahwa kesadaran perilaku hidup bersih masih rendah, sehingga

dengan gerakan ini diharapkan masyarakat dapat melakukan pemantauan jentik berkala

sehingga upaya penanggulangan DBD lebih intensif dilakukan setiap bulannya.

b. Adanya Pemantau jentik anak sekolah di tiap sekolah.

c. Fogging sekali dalam setahun di tempat umum pada waktu sebelum musim masa

penularan.

d. Membagikan bubuk abate di tiap KK yang mempunyai penampungan/bak air yang tidak

memungkinkan bisa dikuras satu minggu sekali.

32

Gambar 3.11 Kegiatan Gertak Gugah DBD

b. Malaria

Malaria adalah penyakit yang disebabkan parasit “Plasmodium” yang menyerang sel

darah merah, ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles. Sampai saat ini penyakit

malaria masih merupakan ancaman di Indonesia dengan angka kesakitan dan kematian yang

cukup tinggi serta sering menimbulkan KLB. Penyakit Malaria menyebar cukup merata di

Indonesia, terutama diluar wilayah Jawa-Bali. Berasarkan hasil riskesdas tahun 2010, kasus

baru dan prevalensi Malaria cukup tinggi terutama di Indonesia Timur. Kasus malaria di

Kota Blitar tahun 2016 ditemukan sebanyak 4 kasus, meningkat dibandingkan tahun 2015

tidak ada kasus.

c. Filariasis (Penyakit Kaki Gajah)

Penyakit Filariasis adalah penyakit menular kronid yang disebabkan cacing filarial

yang menyerang saluran dan kelenjar getah bening serta merusak sistem limpa. Penyakit

filariasis menimbulkan pembengkakan tangan, kaki, granula dan scrotum. Menyebabkan

kecacatan seumur hidup serta dampak sosial bagi penderita dan keluarganya. Sudah 4 tahun

terakhir ini kasus filariasis di Kota Blitar tidak ditemukan lagi.

3.3.4 Penyakit Degeneratif

Penyakit degeneratif adalah penyakit akibat penurunan fungsi organ/alat tubuh.

Tubuh mengalami defisiensi produksi enzim dan hormon, imunodefisiensi, peroksida lipid,

kerusakan sel (DNA), pembuluh darah, jaringan protein & kulit (ketuaan).

Penyakit yang termasuk dalam kelompok ini adalah Diabetes Melitus Type II,

Stroke, Hipertensi, Penyakit Kardiovaskular, Dislipidemia, dsb. Penyakit Degeneratif yang

33

paling sering menyertai Obesitas adalah Diabetes melitus Type II, Hipertensi dan

Hiperkolesterolemia (Dislipidemia).

Faktor penyebab penyakit degeneratif yaitu:

1. Gaya hidup tidak sehat :

o Kurang olah raga

o Merokok

o Alkoholic (pecandu alkohol)

o Narkoba

o Workaholic (gila kerja)

o Stres psikologis (tekanan batin)

2. Konsumsi lemak jenuh (kolesterol), gula murni berlebihan & kurang serat

3. Obesitas/kegemukan

4. Paparan zat kimia (plastik, Pb, Ar, Hg, zat warna pakaian, asam borak, formalin, dll)

5. Makanan teroksidasi (minyak jlantah, pemanasan minyak dengan suhu tinggi, daging

bakar/panggang)

6. Makanan kaleng, penambah rasa (MSG)

7. Radikal bebas (polusi udara dari asap motor/mobil, asap pabrik, asap rokok)

8. Sinar matahari (jam 09.00 - 15.00 WIB), pengobatan dengan sinar ultra violet jangka

panjang.

Saat ini, Indonesia mengalami masa transisi dari negara agraris ke negara industri.

Perubahan ini membawa perubahan budaya dan gaya hidup. Konsekuensi lebih lanjut,

Indonesia mengalami transisi morbiditas dari penyakit menular ke penyakit degeneratif.

Transisi morbiditas, merupakan tahap yang dikenal dengan double burden atau

‘beban ganda’, artinya di satu sisi Indonesia masih diliputi dengan masalah jumlah penyakit

menular yang tinggi, di sisi lain juga mengalami peningkatan jumlah penyakit degeneratif

seperti penyakit kardiovaskular dan serebrovaskular. Menurut data terkini, pada populasi

perkotaan, penyakit kardiovaskular merupakan penyebab kematian utama. Hipertensi

menjadi salah satu penyakit yang paling banyak dijumpai dokter dalam praktik.

Dengan perubahan pola morbiditas ini, upaya memperkuat peran dokter dalam

menghadapi peningkatan penyakit degenatif ini harus dilakukan, terutama pada perawatan

primer di tingkat komunitas. Memperkuat peran dokter umum dalam bidang penyakit

degeneratif dapat dilakukan dengan menyediakan pelatihan tambahan untuk meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan mereka dalam mendiagnosis dan melakukan tata laksana

penyakit degeneratif ini sedini mungkin. Dokter umum harus bekerjasama dengan dokter

spesialis untuk melakukan sistem rujukan dua arah. Meningkatkan peran dokter umum ini

34

sejalan dengan upaya meningkatkan peran mereka menjadi dokter keluarga sebagai ujung

tombak sistem pelayanan kesehatan nasional.

Gambar 3.12 Kegiatan Posbindu di Acara Car Free Day

Berikut beberapa ulasan tentang penyakit degeneratif:

a. Hipertensi/Tekanan darah

Sampai saat ini, hipertensi masih merupakan tantangan besar di Indonesia. Betapa

tidak, hipertensi merupakan kondisi yang sering ditemukan pada pelayanan kesehatan

primer kesehatan. Hal itu merupakan masalah kesehatan dengan prevalensi yang tinggi,

yaitu sebesar 25,8%, sesuai dengan data Riskesdas 2013. Di samping itu, pengontrolan

hipertensi belum adekuat meskipun obat-obatan yang efektif banyak tersedia.

Definisi Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah

sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali

pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang.

Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka waktu lama (persisten) dapat

menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit jantung koroner) dan

otak (menyebabkan stroke) bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan yang

memadai. Banyak pasien hipertensi dengan tekanan darah tidak terkontrol dan jumlahnya

terus meningkat. Oleh karena itu, partisipasi semua pihak, baik dokter dari berbagai bidang

peminatan hipertensi, pemerintah, swasta maupun masyarakat diperlukan agar hipertensi

dapat dikendalikan.

Dari hasil pengukuran tekanan darah di Puskesmas Kota Blitar tahun 2016 pada

3.853 jiwa yang berumur ≥ 18 tahun diketahui 1.117 jiwa (28,99%) mengalami

hipertensi/tekanan darah tinggi.

35

Grafik 3.14 Pengukuran Tekanan Darah Menurut Jenis Kelamindi Kota Blitar Tahun 2016

883

221 25,03

2970

896

30,17

3853

1117

28,99

0500

1000150020002500300035004000

Laki-laki Perempuan Kota

Jumlah yang diukur Jumlah yang Hipertensi % Hipertensi

Sumber: Seksi P4, Dinas Kesehatan Kota Blitar

b. Obesitas

Overweight dan obesitas adalah suatu kondisi kronik yang sangat erat hubungannya

dengan peningkatan resiko sejumlah penyakit Degeneratif.

Menurut data yang diperoleh dari Direktorat Bina Gizi Masyarakat Depkes tahun

1997, sebanyak 12,8% pria dewasa mengalami Overweight dan sebanyak 2,5% mengalami

Obesitas. Sedangkan pada wanita angka ini menjadi lebih besar lagi yaitu 20% dan 5,9%.

Dari perkiraan 210 juta penduduk Indonesia tahun 2000 jumlah penduduk yang

overweight diperkirakan mencapai 36,7 juta (17.5%) dan pasien obesitas berjumlah lebih

dari 9.8 juta (4.7%). Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa Overweight dan

Obesitas di Indonesia telah menjadi masalah besar yang memerlukan penanganan secara

serius.

Dari hasil pemeriksaan obesitas di Puskesmas Kota Blitar tahun 2016 pada 3.853

jiwa yang berumur ≥ 15 tahun diketahui 843 jiwa (21,88%) mengalami obesitas.

Grafik 3.15 Pemeriksaan Obesitas menurut Jenis Kelamindi Kota Blitar Tahun 2016

1175

35029,79

2678

49318,41

3853

843

21,88

0

1000

2000

3000

4000

Laki-laki Perempuan Kota

Jumlah yang diperiksa Jumlah yang Obese % Obese

Sumber: Seksi P4, Dinas Kesehatan Kota Blitar

36

c. IVA Positif dan Tumor/Benjolan pada Payudara Perempuan 30-50 Tahun

Menemukan penyakit lebih awal melalui deteksi dini, selain memperbesar peluang

kesembuhan penderitanya, juga merupakan upaya yang lebih murah. Berdasarkan data

Subdit Kanker Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PPTM) Kemenkes RI per

20 Januari 2014, jumlah perempuan seluruh Indonesia umur 30-50 tahun adalah 36.761.000.

Sejak tahun 2007-2013 deteksi dini yang telah dilakukan sebanyak 644.951 orang (1,75%)

dengan jumlah Inspeksi Visual dengan Asam Asetat 3-5% (IVA) positif berjumlah 28.850

orang (4,47%). Dari data tersebut, suspect kanker leher rahim sebanyak 840 orang (1,3 per

1000 penduduk) dan suspect benjolan (tumor) payudara 1.682 orang (2,6 per 1000

penduduk).

Terdapat banyak hal yang dapat mempengaruhi rendahnya capaian deteksi dini

kanker leher rahim dan payudara. Mulai dari masih rendahnya kesadaran dan pengetahuan

masyarakat mengenai penyakit kanker, ketakutan para wanita terhadap pemeriksaan, belum

adanya program deteksi dini massal yang terorganisasi secara maksimal, sulitnya suami

untuk mengizinkan istrinya menjalani pemeriksaan, serta faktor sosial kultur di masyarakat,

seperti mitos ataupun kepercayaan terhadap pengobatan tradisional yang belum terbukti

secara ilmiah.

Dari hasil pemeriksaan leher rahim dan payudara di Puskesmas Kota Blitar tahun

2016 pada 292 perempuan usia 30-50 tahun tidak terdapat IVA positif dan tumor/benjolan

pada payudara.

Grafik 3.16 Cakupan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudaradi Kota Blitar Tahun 2016

70

0 0

148

0 0

74

0 0

292

0 00

50

100

150

200

250

300

Sukorejo Kepanjenkidul Sananwetan Kota

Jumlah yang Diperiksa IVA Positif Tumor/Benjolan

Sumber : Seksi P4, Dinas Kesehatan Kota Blitar

37

3.3.5 Kelurahan yang terkena KLB dan Ditangani <24 jam

Kejadian Luar Biasa adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan atau

kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu

tertentu.

Pada tahun 2016 telah terjadi KLB difteri di Kota Blitar sebanyak 17 penderita

dengan jumlah penduduk terancam untuk difteri sebesar 3.302 jiwa.

Grafik 3.17 Jumlah Kejadian Luar Biasa (KLB) di Kelurahan yang ditangani < 24 JamMenurut Kecamatan di Kota Blitar Tahun 2015

8 517

48 5 4

17

0

20

40

60

80

100

120

Sananwetan Sukorejo Kepanjenkidul Kota

Jumlah Kasus Kasus Ditangani <24 Jam

Sumber: Seksi P4, Dinas Kesehatan Kota Blitar

38

Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, perlu dilakukan upaya pelayanan

kesehatan yang melibatkan masyarakat sebagai individu dan masyarakat sebagai bagian dari

kelompok atau komunitas. Upaya kesehatan mencakup upaya-upaya pelayanan kesehatan,

promosi kesehatan, pemeliharaan kesehatan, pemberantasan penyakit menular, pengendalian

penyakit tidak menular, penyehatan lingkungan dan penyediaan sanitasi dasar, perbaikan

gizi masyarakat, pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan, penanggulangan bencana

dan sebagainya. Upaya kesehatan di Kota Blitar tergambar dalam uraian di bawah ini:

4.1 PELAYANAN KESEHATAN DASAR

Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal dalam memberikan

pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dengan pelayanan kesehatan dasar yang cepat,

tepat dan efektif diharapkan dapat mengatasi sebagian masalah kesehatan masyarakat. Pada

uraian berikut dijelaskan jenis pelayanan kesehatan dasar yang diselenggarakan di sarana

pelayanan kesehatan.

4.1.1 Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan mengamanatkan bahwa

upaya kesehatan ibu ditujukan untuk menjaga kesehatan ibu sehingga mampu melahirkan

generasi yang sehat dan berkualitas, serta dapat mengurangi angka kematian ibu sebagai

salah satu indikator Renstra dan SDGs. Upaya kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada

Undang-Undang tersebut meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.

Kegiatan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan kegiatan prioritas mengingat

terdapat indikator dampak, yaitu Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi

(AKB) yang merupakan indikator keberhasilan pembangunan daerah, khususnya

pembangunan kesehatan. Indikator ini juga digunakan sebagai salah satu pertimbangan

dalam menentukan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

Kondisi pertumbuhan anak sudah mulai ditentukan sejak di dalam kandungan ibu,

sehingga perlu ada upaya pemantauan yang teratur guna mencegah kondisi yang tidak

diinginkan baik selama masa kehamilan, persalinan dan nifas. Kondisi yang tidak dinginkan

dapat berdampak kematian pada ibu dan anak. Oleh karena itu dilakukan beberapa jenis

pelayanan yang diberikan.

BAB 4SITUASI UPAYA KESEHATAN

PENUTUP

39

Untuk melihat kinerja kesehatan ibu dan anak, maka perlu untuk melihat secara

keseluruhan indikator kesehatan ibu dan anak, yaitu :

a. Pelayanan Antenatal (Antenatal Care/ANC)

Pelayanan Antenatal (ANC) adalah pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga

kesehatan profesional sebagai contoh dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter

umum, bidan dan perawat. Pelayanan kesehatan yang diberikan antara lain mengukur berat

badan dan tekanan darah, pemeriksaan tinggi fundus uteri, imunisasi tetanus toxoid (TT)

serta pemberian tablet besi kepada ibu hamil selama kehamilan sesuai pedoman pelayanan

antenatal. Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat melalui cakupan pelayanan K1 dan K4.

Cakupan kunjungan K1 adalah Cakupan ibu hamil yang mendapatkan pelayanan

antenatal sesuai standar yang pertama kali pada masa kehamilan di satu wilayah kerja pada

kurun waktu tertentu. Sedangkan cakupan kunjungan K4 adalah ibu hamil yang

mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit empat kali, dengan distribusi

pemberian pelayanan yang dianjurkan adalah minimal satu kali pada triwulan pertama, satu

kali pada triwulan kedua dan dua kali pada triwulan ketiga umur kehamilan. Pelayanan yang

mencakup minimal : (1) Timbang badan dan ukur tinggi badan, (2) Ukur tekanan darah, (3)

Nilai status gizi (ukur lingan lengan atas), (4) (ukur) tinggi fundus uteri, (5) Tentukan

presentasi janin & denyut jantung janin(DJJ), (6) Skrining status imunisasi tetanus (dan

pemberian Tetanus Toksoid), (7) Pemberian tablet besi (90 tablet selama kehamilan), (8)

Test laboratorium sederhana (Hb, Protein urin) dan atau berdasarkan indikasi (HbsAg,

Sifilis, HIV, Malaria, TBC), (9) Tata laksana kasus, (10) temu wicara (pemberian

komunikasi interpersonal) dan konseling.

Cakupan kunjungan ibu hamil K1 pada tahun 2016 adalah 95,3% apabila

dibandingkan capaian pada tahun 2015 adalah 91,25% maka ada kenaikan capaian. Cakupan

kunjungan ibu hamil K4 pada tahun 2016 sebesar 84,2%, sedangkan pada tahun 2015 adalah

85,56%. Dari ketiga UPTD Puskesmas Kecamatan yang ada di Kota Blitar, UPTD

Puskesmas Kecamatan Kepanjenkidul yang paling tinggi tingkat pencapaiannya.

Apabila melihat target K4 SPM nasional tahun 2016 sebesar 95%, maka hasil

capaian saat ini belum mendekati target nasional. Hal ini dikarenakan data ibu hamil yang

melakukan ANC di pelayanan kesehatan swasta belum bisa terakses oleh bidan wilayah

sehingga mempengaruhi capaian K1 dan K4. Oleh karena itu diperlukan pemantauan

pelaporan secara rutin terutama klinik persalinan, dokter swasta dan pelayanan kesehatan

lainnya, dan dengan adanya dana Jaminan Kesehatan diharapkan dapat memudahkan

masyarakat untuk mengakses sarana kesehatan.

40

Cakupan K1 dan K4 per Kecamatan dapat dilihat pada grafik berikut:

Grafik 4.1 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil Menurut Kecamatandi Kota Blitar Tahun 2016

92,383,1

100,3

87,794,1

82,6

95,384,2

0

20

40

60

80

100

120

Sukorejo Kepanjenkidul Sananwetan Kota

K1 K4

Sumber: Seksi Kesga dan Kespro, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Grafik 4.2 Perkembangan Persentase Cakupan Pelayanan Ibu Hamil K1di Kota Blitar Tahun 2012 – 2016

79,99 81,387,96 91,25 95,3

0102030405060708090

100

2012 2013 2014 2015 2016

K1

Sumber: Seksi Kesga dan Kespro, Dinas Kesehatan Kota Blitar

41

Grafik 4.3 Perkembangan Persentase Cakupan Pelayanan Ibu Hamil K4di Kota Blitar Tahun 2012 – 2016

84,285,56

71,41

78,59

73,53

0102030405060708090

100

2012 2013 2014 2015 2016

K4

Sumber: Seksi Kesga dan Kespro, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Akan tetapi yang menimbulkan masalah adalah masih adanya kesenjangan antara

cakupan kunjungan K1 dan cakupan kunjungan K4. Berikut ini gambaran kesenjangan

kunjungan K1 dan K4 selama 5 tahun terakhir:

Grafik 4.4 Jumlah Kunjungan K1 dan K4di Kota Blitar Tahun 2012 – 2016

2103 21212280 2211 2296

1933 18632037 2073 2030

0200400600800

10001200140016001800200022002400

2012 2013 2014 2015 2016

K1 K4

Sumber: Seksi Kesga dan Kespro, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Kesenjangan cakupan kunjungan K1 dan K4 menggambarkan banyak ibu hamil

melakukan kunjungan antenatal pertama kali ke sarana kesehatan akan tetapi tidak

dilanjutkan pada kunjungan ke-4 atau pada triwulan ke-3, sehingga dikhawatirkan terlepas

dari pemantauan petugas kesehatan. Hal ini yang menyebabkan petugas kesehatan tidak

dapat mencegah kondisi yang seharusnya dapat dicegah, sebagai contoh kematian ibu

42

bersalin yang tidak perlu terjadi apabila kondisi kehamilannya terpantau sebelumnya.

Namun kesenjangan K1 dan K4 masih pada batas toleransi yang diperkenankan yaitu ±10%,

dikarenakan kemungkinan mutasi penduduk. Atau bisa juga dikarenakan kunjungan ke 4 ibu

hamil dilakukan pada tahun berikutnya.

b. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan (Linakes)

Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah cakupan ibu bersalin

yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi

kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

Grafik 4.5 Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga KesehatanMenurut Kecamatan Tahun 2016

86,994,3 94,8 92

0102030405060708090

100

Sukorejo Kepanjenkidul Sananwetan Kota

Sumber: Seksi Kesga dan Kespro, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Target SPM untuk Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang

memiliki kompetensi kebidanan pada tahun 2016 sebesar 95%. Pada tahun 2016 capaian

cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan adalah 92,0%, sedangkan capaian

pada tahun 2015 Kota Blitar adalah 89,11%. Kesenjangan antara capaian K4 dan capaian

cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan bisa terjadi diantaranya karena

perbedaan ibu hamil mendapatkan tempat pelayanan kesehatan, dan beberapa Rumah Sakit

belum melaporkan cakupan pelayanan ibu hamil, bersalin dan nifas secara tertib serta tepat

waktu. Diharapkan kedepan seluruh pertolongan persalinan dilakukan oleh tenaga kesehatan

sehingga dapat mengurangi resiko akibat persalinan. Berikut ini gambaran peningkatan

pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dalam kurun waktu 5 tahun terakhir.

43

Grafik 4.6 Persentase Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatandi Kota Blitar Tahun 2012 – 2016

9289,1187,2781,5382,46

0

20

40

60

80

100

2012 2013 2014 2015 2016Linakes

Sumber: Seksi Kesga dan Kespro, Dinas Kesehatan Kota Blitar

c. Pelayanan Nifas

Pelayanan nifas sesuai standar adalah pelayanan kepada ibu nifas sedikitnya 3 kali,

(kunjungan nifas ke-1) pada 6 jam pasca persalinan s.d 3 hari, kunjungan nifas ke-2 hari ke-

4 sampai dengan hari ke 28 setelah persalinan, kunjungan nifas ke-3 hari ke-29 sampai

dengan hari ke-42 setelah persalinan termasuk pemberian vitamin A sejumlah 2 kali serta

persiapan dan/atau pemasangan KB pasca persalinan. Target SPM untuk Cakupan pelayanan

nifas tahun 2016 sebesar 95%. Capaian Cakupan pelayanan nifas pada tahun 2016 sejumlah

90,7%, meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2015 sejumlah 86,25%. Berikut ini

gambaran cakupan pelayanan nifas di setiap kecamatan Kota Blitar.

Grafik 4.7 Cakupan Pelayanan Ibu Nifas Menurut Kecamatandi Kota Blitar Tahun 2016

87,9 86,99 94,6 91,62 90,3 84,69 90,7 87,48

0

20

40

60

80

100

Sukorejo Kepanjenkidul Sananwetan KotaCakupan Pelayanan Nifas Cakupan Bufas dapat Vit A

Sumber: Seksi Kesga dan Kespro, Dinas Kesehatan Kota Blitar

44

d. Ibu Hamil dengan Risti/Komplikasi Kebidanan yang ditangani

Yang dimaksud dengan komplikasi kebidanan adalah kesakitan pada ibu hamil, ibu

bersalin, ibu nifas yang dapat mengancam jiwa ibu dan/atau bayi. Sedangkan komplikasi

kebidanan yang ditangani adalah ibu hamil, bersalin dan nifas dengan komplikasi yang

mendapatkan pelayanan sesuai standar pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan (Polindes,

Puskesmas, Puskesmas PONED, Rumah bersalin, RSIA/RSB, RSU, RSU PONEK).

Pada tahun 2016 di Kota Blitar cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani

sebesar 80,71%, meningkat jika dibandingkan dengan capaian pada tahun 2015 sebesar

68,3%, dan ini belum mencapai target SPM sebesar 80%.

Grafik 4.8 Perkembangan Cakupan Komplikasi Kebidanan DitanganiKota Blitar Tahun 2012 – 2016

80,71

68,3

95,996,2179,31

0

20

40

60

80

100

120

2012 2013 2014 2015 2016

Cakupan Komplikasi Kebidanan Ditangani

Sumber: Seksi Kesga dan Kespro, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Diharapkan segala bentuk komplikasi kebidanan dapat ditangani oleh tenaga

kesehatan yang berkompeten agar dapat mengurangi resiko meninggal dunia sehingga dapat

menekan AKI (Angka Kematian Ibu).

e. Pelayanan Kesehatan Neonatus

Dalam upaya mengurangi resiko pada neonatus karena kondisi bayi kurang dari 1

bulan sangat rentan, maka perlu adanya pelayanan neonatus. Yang dimaksud pelayanan

kesehatan neonatal dasar meliputi IMD (inisiasi menyusu dini), ASI Ekslusif, pencegahan

infeksi berupa perawatan mata, tali pusat, pemberian vitamin K1 injeksi bila tidak diberikan

pada saat lahir, pemberian imunisasi hepatitis B-0 bila tidak diberikan pada saat lahir, dan

manajemen terpadu bayi muda. Dilakukan sesuai standar sedikitnya 3 kali, pada 6-24 jam

setelah lahir, pada 3-7 hari dan pada -28 hari setelah lahir yang dilakukan di fasilitas

45

kesehatan maupun kunjungan rumah. Berikut ini jumlah kunjungan KN lengkap di tiap-tiap

kecamatan di Kota Blitar tahun 2016.

Grafik 4.9 Cakupan KN Lengkap menurut Kecamatandi Kota Blitar Tahun 2016

Sumber: Seksi Kesga dan Kespro, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Grafik 4.10 Perkembangan Persentase Cakupan KN Lengkap menurut KecamatanKota Blitar Tahun 2012 – 2016

93,278,19 82,36

91,1 90,51

0

20

40

60

80

100

2012 2013 2014 2015 2016

Cakupan KN Lengkap

Sumber : Seksi Kesga dan Kespro, Dinas Kesehatan Kota Blitar

88,1 97 94,9 93,2

0102030405060708090

100

Sukorejo Kepanjenkidul Sananawetan Kota

Cakupan KN Lengkap

46

f. Neonatal dengan Risti/Komplikasi yang Ditangani

Neonatus komplikasi adalah kondisi neonatus dengan penyakit dan kelainan yang

dapat menyebabkan kesakitan, kecacatan, dan kematian. Neonatus dengan komplikasi

seperti asfiksia, ikterus, hipotermia, tetanus neonatorum, infeksi/sepsis, trauma lahir, BBLR

(berat badan lahir rendah <2500 gram), sindroma gangguan pernafasan, kelainan kongenital.

Sedangkan yang dimaksud dengan neonatus dengan komplikasi yang ditangani adalah

neonatus komplikasi yang mendapat pelayanan oleh tenaga kesehatan yang terlatih, dokter,

dan bidan di sarana pelayanan kesehatan.

Pada tahun 2016 di Kota Blitar cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani

mencapai 84,3%, sedangkan pada tahun 2015 sebesar 80,19%. Hal ini berarti sudah

memenuhi target SPM untuk Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani tahun

2016 sebesar 80%. Dengan tertanganinya kasus neonatus komplikasi oleh tenaga kesehatan

yang berkompeten diharapkan dapat menekan resiko kesakitan, kecacatan dan kematian

pada neonatus.

Grafik 4.11 Cakupan Neonatal Komplikasi Ditangani Menurut Kecamatandi Kota Blitar Tahun 2016

72,4

109,4

75,684,3

0

20

40

60

80

100

120

Sukorejo Kepanjenkidul Sananwetan Kota

Komplikasi Ditangani

Sumber: Seksi Kesga dan Kespro, Dinas Kesehatan Kota Blitar

47

Grafik 4.12 Perkembangan Persentase Cakupan Neonatal Komplikasi DitanganiKota Blitar Tahun 2012 – 2016

84,3

80,19

84,5983,94

87,02

76

78

80

82

84

86

88

2012 2013 2014 2015 2016

Komplikasi Ditangani

Sumber: Seksi Kesga dan Kespro, Dinas Kesehatan Kota Blitar

g. Pelayanan Kesehatan Bayi

Yang dimaksud dengan Pelayanan Kesehatan Bayi adalah kunjungan bayi umur 29

hari sampai dengan 11 bulan di sarana pelayanan kesehatan (polindes, pustu, puskesmas,

rumah bersalin dan rumah sakit) maupun di rumah, posyandu, tempat penitipan anak, panti

asuhan dan sebagainya melalui kunjungan petugas. Setiap bayi memperoleh pelayanan

kesehatan minimal 4 kali yaitu satu kali pada umur 29 hari-3 bulan, 1 kali pada umur 3-6

bulan, 1 kali pada umur 6-9 bulan, dan 1 kali pada umur 9-11 bulan. Pelayanan Kesehatan

tersebut meliputi pemberian imunisasi dasar (BCG, DPT/HB1-3, Polio 1-4, Campak),

stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang (SDIDTK) bayi dan penyuluhan

perawatan kesehatan bayi. Penyuluhan perawatan kesehatan bayi meliputi: konseling ASI

eksklusif, pemberian makanan pendamping ASI sejak usia 6 bulan, perawatan dan tanda

bahaya bayi sakit (sesuai MTBS), pemantauan pertumbuhan dan pemberian vitamin A

kapsul biru pada usia 6 – 11 bulan.

Grafik 4.13 Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi menurut Kecamatandi Kota Blitar Tahun 2016

83,5 85,3 79,1 82,4

0102030405060708090

100

Sukorejo Kepanjenkidul Sananwetan KotaCakupan Pelayanan Kesehatan Bayi

Sumber: Seksi Kesga dan Kespro, Dinas Kesehatan Kota Blitar

48

Pentingnya pemberian pelayanan kesehatan pada bayi diharapkan dapat menekan

laju Angka Kematian Bayi (AKB) di Kota Blitar, serta untuk memantau tumbuh kembang

bayi sehingga dapat meningkatkan kualitas kesehatan bayi. Berikut ini gambaran cakupan

kunjungan bayi selama 5 tahun terakhir.

Grafik 4.14 Persentase Pelayanan Kesehatan BayiKota Blitar Tahun 2012 – 2016

82,4

71,2780,95

82,4

70,32

60

80

100

2012 2013 2014 2015 2016Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi

Sumber: Seksi Kesga dan Kespro, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Pada tahun 2016 Cakupan kunjungan bayi/pelayanan kesehatan bayi (82,4%) belum

memenuhi target SPM sebesar 90%. Pelayanan bayi memiliki beberapa indikator yang harus

dipenuhi, sehingga bila salah satu indikator tidak tercapai atau terlayani, maka pelayanan

tersebut belum bisa tercatat sebagai pelayanan bayi paripurna. Oleh karena itu, hal tersebut

perlu mendapatkan perhatian lebih mengingat bayi merupakan usia rentan terhadap

penyakit, dan pelayanan kesehatan merupakan salah satu upaya untuk mencegah dan

mengurangi penurunan kualitas pertumbuhan bayi.

4.1.2 Pelayanan Keluarga Berencana (KB)

Awal gerakan Keluarga Berencana di Indonesia pada tanggal 23 Desember 1957

dibentuk Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia yang dipelopori oleh Dokter dan

tokoh perempuan yang bercita-cita untuk menyelematkan jiwa kaum ibu yang sering

mengalami berbagai gangguan kesehatan sampai meninggal, karena terlalu sering

melahirkan dalam jarak amat dekat. Baru pada tahun 1971 gerakan KB secara resmi diambil

alih pemerintah dengan dibentuknya Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional

(BKKBN) yang bertujuan menurunkan laju pertumbuhan penduduk. (Sumber: Kompas,

Sabtu 19 Januari 2008 oleh Kartono Mohamad).

49

Yang menjadi prioritas sasaran program pelayanan KB adalah wanita usia subur dan

pasangannya (PUS) dikarenakan wanita usia subur memiliki peran penting terjadinya

kehamilan sehingga memiliki peluang lebih tinggi untuk melahirkan.

Jumlah PUS di Kota Blitar pada tahun 2065 sebesar 23.650 orang. Dari jumlah PUS

yang ada sebesar 786 orang (3,3%) merupakan peserta KB baru dan yang menjadi peserta

KB aktif sebesar 17.544 orang (74,2%). Pada peserta KB aktif untuk metode kontrasepsi

jangka panjang (MKJP) kontrasepsi yang paling banyak dipilih adalah IUD sebesar 31,8%,

sedangkan untuk non MKJP kontrasepsi yang banyak dipilih adalah suntik sebesar 36,9%.

Berikut ini gambaran pemilihan kontrasepsi baik MKJP dan non MKJP bagi peserta KB

aktif.

Grafik 4.15 Cakupan Peserta KB Aktif dan BaruMenurut Kecamatan di Kota Blitar Tahun 2016

71,3

2,3

73,3

3,2

77,5

4,4

74,2

3,3

0102030405060708090

100

Sukorejo Kepanjenkidul Sananwetan KotaCakupan Peserta KB Aktif Cakupan Peserta KB Baru

Sumber: Seksi Kesga dan Kespro, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Grafik 4.16 Proporsi Peserta KB Aktif Menurut Jenis KontrasepsiDi Kota Blitar Tahun 2016

5579

251 174

1495

6482

2705

858

00

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

IUD MOP MOW Implan Suntik Pil Kondom Lainnya

Jumlah Peserta

Sumber: Seksi Kesga dan Kespro, Dinas Kesehatan Kota Blitar

50

Gambar 4.1 Kegiatan Penatalaksanaan Kontrasepsi

4.1.3 Pelayanan Imunisasi

Pelayanan imunisasi merupakan bagian dari upaya pencegahan dan pemutusan mata

rantai penularan pada Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). Indikator

yang digunakan untuk menilai program imunisasi adalah angka UCI (Universal Child

Immunization). Pada awalnya UCI dijabarkan sebagai tercapainya cakupan imunisasi

lengkap minimal 80% untuk tiga jenis antigen yaitu DPT3, Polio dan Campak. Namun sejak

tahun 2003 indikator perhitungan UCI sudah mencakup semua jenis antigen, yakni BCG

satu kali, DPT tiga kali, HB tiga kali, Polio empat kali dan Campak satu kali. Adapun

sasaran program imunisasi adalah bayi (0-11 bulan), ibu hamil, Wanita Usia Subur (WUS)

dan murid SD. Upaya peningkatan kualitas imunisasi dilaksanakan melalui kampanye,

peningkatan skill petugas imunisasi, kualitas penyimpanan vaksin dan sweeping sasaran.

Cakupan kelurahan UCI di Kota Blitar pada tahun 2016 terjadi kenaikan dari 52,38%

pada tahun 2015 menjadi 57,14% pada tahun 2016. Masalah yang ditemui adalah jumlah

bayi riil yang lebih rendah daripada jumlah bayi berdasarkan proyeksi penduduk, target

capaian berubah dari 80% Imundaskap menjadi 91%, Kriteria disebut UCI bertambah yaitu

masuknya Imunisasi HB 0-7 menjadi salah satu kriteria UCI, dan masih kurangnya

pemahaman konsep wilayah oleh bidan wilayah sehingga mempengaruhi cakupan UCI.

Sebagai salah satu upaya untuk memperbaiki capaian UCI adalah dengan melakukan

pembimbingan dan monitoring pada tiap kelurahan terutama pada petugas yang baru dan

penyesuaian target sesuai dengan riil di lapangan. Adapun trend capaian kelurahan UCI 5

tahun terakhir disajikan pada gambar berikut ini.

51

Grafik 4.17 Persentase Desa/Kelurahan UCIdi Kota Blitar Tahun 2012 – 2016

57,1452,38

90,4810095,24

0102030405060708090

100

2012 2013 2014 2015 2016Cakupan Kelurahan UCI

Sumber: Seksi P4, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Sedangkan gambaran pelaksanaan imunisasi dasar lengkap pada bayi disajikan pada

grafik berikut :

Grafik 4.18 Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap pada Bayi menurut Kecamatandi Kota Blitar Tahun 2016

89,41 95,2 91,53 91,87

0102030405060708090

100

Sukorejo Kepanjenkidul Sananwetan KotaCakupan Imunisasi Dasar Lengkap

Sumber: Seksi Kesga dan Kespro, Dinas Kesehatan Kota Blitar

52

4.1.4 Pelayanan Kesehatan Anak Balita, Pra Sekolah, dan Sekolah

Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan setiap anak usia 12-59 bulan

dilaksanakan melalui pelayanan SDIDTK minimal 2 kali pertahun (setiap 6 bulan) dan

tercatat pada Kohort Anak Balita dan Prasekolah atau pencatatan pelaporan lainnya.

Pelayanan SDIDTK dilaksanakan oleh tenaga kesehatan, ahli gizi, penyuluh kesehatan

masyarakat dan petugas sektor lain yang dalam menjalankan tugasnya melakukan stimulasi

dan deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang anak.

Pada tahun 2016 jumlah anak balita yang mendapatkan pelayanan kesehatan minimal

delapan kali sejumlah 5.950 anak atau 68,8% dari jumlah anak balita yang ada. Capaian ini

belum memenuhi target SPM pada tahun 2016 sebesar 90%. Pelayanan anak balita memiliki

beberapa indikator yang harus dipenuhi, sehingga bila salah satu indikator tidak tercapai

atau terlayani, maka pelayanan kesehatan anak balita belum bisa tercatat sebagai pelayanan

anak balita paripurna. Diharapkan untuk kedepannya ada peningkatan jumlah anak balita

yang mendapatkan pelayanan, tidak hanya mengembangkan inovasi dari sisi petugas akan

tetapi juga meningkatkan peran aktif masyarakat untuk peduli terhadap tumbuh kembang

anak balitanya.

Grafik 4.19 Cakupan Pelayanan Anak Balitadi Kota Blitar Tahun 2012 – 2016

81,5868,8

60,3765,76

49,37

0102030405060708090

100

2012 2013 2014 2015 2016Cakupan Pelayanan Anak Balita

Sumber: Seksi Kesga dan Kespro, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Yang dimaksud dengan cakupan penjaringan siswa SD dan setingkat adalah

pemeriksaan kesehatan umum, kesehatan gigi dan mulut siswa SD dan setingkat melalui

penjaringan kesehatan terhadap murid kelas 1 SD dan Madrasah Ibtidaiyah yang

53

dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bersama tenaga kesehatan terlatih (guru dan dokter

kecil) di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Pada tahun 2016 cakupan

penjaringan siswa kelas 1 SD dan setingkat sebesar 100%, artinya semua siswa kelas 1 SD

dan setingkat mendapat pelayanan kesehatan berupa pemeriksaan kesehatan dasar pada awal

masuk SD.

4.1.5 Pelayanan Kesehatan Usila (Usia Lanjut)

Pelayanan usia lanjut adalah Pelayanan kesehatan sesuai standar yang ada pada

pedoman pada usia lanjut (60 tahun ke atas), di satu wilayah kerja pada kurun waktu

tertentu. Hal ini merupakan salah satu upaya preventif dan promotif kepada masyarakat usia

lanjut untuk menjaga kebugaran dan kesehatannya, dikarenakan pada usia lanjut merupakan

usia rentan penyakit terutama penyakit degeneratif. Pada tahun 2016 cakupan pelayanan

kesehatan pra usila dan usila mencapai 90,19%. Berikut ini gambaran peningkatan cakupan

pelayanan kesehatan usila selama 5 tahun terakhir.

Grafik 4.20 Cakupan Pelayanan Kesehatan Usiladi Kota Blitar Tahun 2012 – 2016

90,1980,781,26

70,4362,47

0102030405060708090

100

2012 2013 2014 2015 2016

Cakupan Pelayanan Kesehatan

Sumber : Seksi Kes ARU dan Gizi Masyarakat, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Pada grafik diatas terlihat adanya sedikit penurunan cakupan pelayanan kesehatan

pada usila, diharapkan untuk kedepannya Posyandu Lansia dapat lebih optimal dalam

memberikan pelayanan kesehatan dan juga masyarakat usila dapat lebih aktif untuk

memeriksakan diri ke Posyandu Lansia disamping pelayanan kesehatan di Puskesmas dan

Puskesmas Pembantu.

54

4.1.6 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut

Menanamkan kebiasaan menjaga kesehatan gigi dan mulut sejak dini sangatlah

penting, hal ini dikarenakan kesehatan gigi dan mulut berdampak pada pertumbuhan dan

perkembangan anak. Upaya promotif dan preventif perlu selalu digalakkan mengingat pola

pikir masyarakat kita masih mengganggap permasalahan kesehatan gigi bukan termasuk

permasalahan kesehatan yang sifatnya penting. Pada tahun 2016 telah dilakukan

pemeriksaan gigi dan mulut pada siswa SD dan setingkat sejumlah 3.122 anak atau 20,5%

dari jumlah siswa SD dan setingkat di Kota Blitar.

Grafik 4.21 Jumlah Murid SD/MI yang Mendapat Pelayanan Kesehatan Gigi dan MulutMenurut Kecamatan di Kota Blitar Tahun 2016

265

15461311

3122

0200400600800

100012001400160018002000220024002600

Sukorejo SananwetanMurid SD/MI diperiksa

Sumber: Seksi Kesga dan Kespro, Dinas Kesehatan Kota Blitar

4.1.7 Kunjungan Pelayanan Kesehatan Dasar

Sebagian besar sarana pelayanan di Puskesmas dipersiapkan untuk memberikan

pelayanan kesehatan dasar bagi penderita melalui pelayanan rawat jalan dan rawat inap bagi

Puskesmas dengan tempat tidur (Puskesmas Perawatan). Sementara rumah sakit yang

dilengkapi dengan berbagai fasilitas merupakan sarana rujukan bagi Puskesmas terhadap

kasus-kasus yang membutuhkan penanganan lebih lanjut melalui perawatan rawat inap,

disamping tetap menyediakan pelayanan rawat jalan bagi masyarakat yang langsung datang

ke Rumah Sakit.

Angka Perbandingan pemanfaatan Puskesmas oleh masyarakat dalam mencari

pertolongan kesehatan pada 5 tahun terakhir terlihat pada grafik di bawah ini.

55

Grafik 4.22 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan dan Rawat Inap di Puskesmasdi Kota Blitar Tahun 2012 – 2016

207221

1148

216547

1314

185498

1124

216151

1662

223147

17450

50000

100000

150000

200000

250000

2012 2013 2014 2015 2016

Kunjungan Rawat Jalan Kunjungan Rawat Inap

Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar, Rujukan dan KhususDinas Kesehatan Kota Blitar

Berdasarkan angka di atas, menyebutkan bahwa terjadi kenaikan kunjungan rawat

jalan maupun rawat inap di Puskesmas dari tahun 2015 ke 2016. Hal ini menunjukkan

bahwa Dinas Kesehatan dan Puskesmas dalam melakukan upaya promosi dan preventif

kesehatan belum berhasil secara maksimal. Selain hal tersebut, Puskesmas diharapkan

semakin berusaha memberikan pelayanan yang berkualitas, antara lain dengan memenuhi

standar input, proses maupun output. Standar input yang harus ada di Puskesmas adalah

SDM yang mempunyai kompetensi, sarana prasarana yang memenuhi standar serta sistem

manajemen yang memenuhi standar. Sedangkan standar proses adalah setiap pelayanan

harus mempunyai SOP di masing-masing pelayanan. Standar outputnya adalah hasil capaian

kinerja dari 6 (enam) upaya pokok dan upaya pengembangan. Hal tersebut dapat

memberikan kepercayaan bagi masyarakat untuk berkunjung ke Puskesmas.

4.2 AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN

4.2.1 Pelayanan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial

Nasional (SJSN) yang diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme asuransi kesehatan

sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004

tentang SJSN (Sistem Jaminan Sosial Nasional/suatu tata cara penyelenggaraan program

jaminan social) oleh beberapa badan penyelenggara jaminan sosial.dengan tujuan untuk

memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak yang diberikan kepada setiap

orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh Pemerintah.

56

Tahun 2019 mendatang, ditargetkan 100% penduduk Indonesia sudah menjadi

peserta JKN/KIS, sehingga universal health coverage (UHC) diharapkan dapat tercapai.

Dari data yang masuk ke Dinas Kesehatan Kota Blitar diketahui bahwa Penduduk

yang menerima bantuan iuran APBN sebesar 25.905 jiwa, yang ter cover PBI-APBD

sebesar 10.840.

4.2.2. Pelayanan Kesehatan Jiwa

Gubernur Jawa Timur telah mencanangkan Jawa Timur Bebas Pasung 2015,

sedangkan di Kota Blitar masih ditemukan enam (6) orang yang masih dipasung di Tahun

2016. Upaya yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan dalam pelayanan kesehatan jiwa adalah

dengan dibentuknya Tim Pengendali Kesehatan Jiwa Masyarakat dengan beranggotakan

lintas sektor yang di SK-kan oleh Walikota Blitar.

Gambar 4.2 Pembinaan Babinsa Penanganan Bebas Pasung

57

Gambar 4.3 Pemeriksaan Penderita Gangguan Jiwa

Berikut ini merupakan gambaran kunjungan gangguan jiwa di Puskesmas Kota

Blitar Tahun 2016:

Grafik 4.23 Kunjungan Gangguan Jiwa menurut Kecamatandi Kota Blitar Tahun 2016

515

1393

688

240

2836

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

Sukorejo Kepanjenkidul Sananwetan Unit Lain KotaKunjungan Gangguan Jiwa

Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar, Rujukan dan KhususDinas Kesehatan Kota Blitar

58

4.2.3 Kinerja Pelayanan Rumah Sakit

Pada tahun 2016, rumah sakit di Kota Blitar mengalami banyak peningkatan dalam

hal rata-rata pemanfaatan tempat tidur. Pada tahun 2015 rata-rata nilai Bed Occupancy Rate

(BOR) Kota Blitar adalah 57,35%, dan tahun 2016 menjadi 61,9%. Selain itu, untuk rata-

rata lama hari perawatan/Length Of Stay (LOS) Kota Blitar juga mengalami kenaikan dari

3,5 hari pada tahun 2015 menjadi 3,8 hari pada tahun 2016.

Berikut adalah nilai indikator pemakaian tempat tidur dari rumah sakit di Kota Blitar.

Tabel 4.1 Nilai Indikator Kinerja Pelayanan Rumah SakitDi Kota Blitar Tahun 2012 – 2016

Indikator 2012 2013 2014 2015 2016Standar Kementerian

Kesehatan RI

BOR 53% 67,5% 65,6% 57,35% 63,4% 60-85%

TOI 3,1 2 1,8 2,36 2,4 1-3 hari

LOS 3,5 4,2 3,6 3,5 3,82 6-9 hari

NDR 21 24 24 33 27Kurang dari 25/1000

penderita keluar

GDR 49 48 49 45 54

Tidak lebih dari

45/1000 penderita

keluar

Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar, Rujukan dan KhususDinas Kesehatan Kota Blitar

Angka pemanfaatan tempat tidur seperti di atas adalah salah satu indikator yang

mudah untuk memantau bagaimana mutu sebuah pelayanan rumah sakit. Secara umum mutu

pelayanan rumah sakit di Kota Blitar mengalami peningkatan pada tahun 2016 jika

dibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya. Jumlah kunjungan pasien rawat jalan

mengalami kenaikan sebesar 9.058 jiwa dari 229.898 jiwa pada tahun 2015 menjadi 238.956

jiwa pada tahun 2016. Sedangkan kunjungan pasien rawat inap mengalami peningkatan 51

jiwa dari 37.722 jiwa pada tahun 2015 menjadi 37.773 jiwa pada tahun 2016.

59

Grafik 4.24 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan dan Rawat Inap di Rumah Sakitdi Kota Blitar Tahun 2012 – 2016

209795

29719

195819

35412

192012

37267

229898

37722

238956

37773

0

50000

100000

150000

200000

250000

2012 2013 2014 2015 2016Kunjungan Rawat Jalan Kunjungan Rawat Inap

Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar, Rujukan dan KhususDinas Kesehatan Kota Blitar

4.3 PERILAKU HIDUP MASYARAKAT

Banyak penyakit yang muncul juga disebabkan karena perilaku yang tidak sehat.

Perubahan perilaku tidak mudah untuk dilakukan, namun mutlak diperlukan untuk

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Untuk itu, upaya promosi kesehatan harus terus

dilakukan agar masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat. Penerapan perilaku hidup

bersih dan sehat harus dimulai dari unit terkecil masyarakat yaitu rumah tangga.

Rumah Tangga ber-PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) adalah Rumah tangga

yang seluruh anggotanya berperilaku hidup bersih dan sehat, yang meliputi 10 indikator.

Sepuluh indikator tersebut adalah :

1. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan;

2. Bayi diberi ASI eksklusif;

3. Balita ditimbang setiap bulan;

4. Menggunakan air bersih;

5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun;

6. Menggunakan jamban sehat;

7. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu;

8. Makan sayur dan buah setiap hari;

9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari; dan

10. Tidak merokok di dalam rumah.

60

Apabila dalam Rumah Tangga tersebut tidak ada ibu yang melahirkan, tidak ada bayi dan

tidak ada balita, maka pengertian Rumah Tangga ber-PHBS adalah rumah tangga yang

memenuhi 7 indikator.

Pada tahun 2016 rumah tangga ber-PHBS masih mencapai 42,5 % dari 28,9%

jumlah keseluruhan rumah tangga yang dipantau. Angka rumah tangga yang ber-PHBS ini

mengalami penurunan dari 39,29% pada tahun 2015. Dari hasil survey PHBS prioritas

masalahnya adalah pada perilaku merokok di dalam rumah dan bayi tidak diberi ASI

Eksklusif.

4.4 PELAYANAN KESEHATAN LINGKUNGAN DAN SANITASI DASAR

4.4.1 Rumah Sehat

Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan yaitu

rumah yang memiliki jamban sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana

pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai

dan lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah (Kepmenkes no. 829/Menkes/SK/VII/1999

tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan).

Rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan terkait erat dengan penyakit

berbasis lingkungan, dimana kecenderungannya semakin meningkat akhir-akhir ini,

penyakit berbasis lingkungan masih merupakan penyebab utama kematian di Indonesia.

Bahkan pada kelompok bayi dan balita, penyakit-penyakit berbasis lingkungan

menyumbangkan lebih 80% dari penyakit yang diderita oleh bayi dan balita. Keadaan

tersebut mengindikasikan masih rendahnya cakupan dan kualitas intervensi kesehatan

lingkungan (Data Susenas 2001).

Dari sejumlah 35.138 rumah yang dibina dan diperiksa pada tahun 2015 dan 2016,

sebesar 24.914 (70,90%) rumah memenuhi syarat rumah sehat.

4.4.2 Sarana Air Bersih dan Air Minum

Air bersih dan air layak minum atau air minum sehat adalah dua hal yang tidak sama

tetapi sering dipertukarkan. Tidak semua air bersih layak minum, tetapi air layak minum

biasanya berasal dari air bersih. Air bersih perlu diolah dahulu agar layak minum dan

menjadi air minum sehat. Pada tahun 2016 jumlah penduduk dengan akses berkelanjutan

terhadap air minum layak, baik yang bersumber dari perpipaan (PDAM) maupun bukan

jaringan perpipaan (sumur gali terlindung, sumur bor dengan pompa, mata air terlindung)

sebesar 78,00%. Sedangkan dari 100 sampel penyelenggara air minum (PDAM) yang

diperiksa, terdapat 23 sampel (23,00%) yang memenuhi syarat kesehatan baik fisik,

bakteriologi dan kimia.

61

4.4.3 Sarana Sanitasi Dasar

Yang menjadi bahan pemeriksaan sarana sanitasi dasar antara lain jamban, tempat

sampah dan pengelolaan air limbah. Jamban sehat adalah tempat buang air besar yang

konstruksinya memenuhi syarat-syarat kesehatan, antara lain menggunakan tangki septik,

sedangkan yang dimaksud dengan tempat sampah sehat adalah tempat pembuangan sampah

yang konstruksinya memenuhi syarat-syarat kesehatan (ketentuan program), dan

pengelolaan air limbah sehat adalah tempat pembuangan air limbah keluarga yang

konstruksinya memenuhi syarat-syarat kesehatan (ketentuan program).

Pada tahun 2016 diketahui sebanyak 136.532 (98,1%) penduduk mempuyai akses

sanitasi layak (jamban sehat).

Dalam upaya peningkatan kondisi penyehatan lingkungan dan sanitasi dasar, maka di

Kota Blitar dilaksanakan Kegiatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang terdiri

dari lima (5) pilar, yaitu :

1. Peningkatan Akses Jamban

2. Cuci tangan pakai sabun

3. Pengolahan air minum dan makanan skala rumah tangga

4. Pengolahan limbah skala rumah tangga

5. Pengolahan sampah skala rumah tangga

Dari 14 kelurahan yang melaksanakan STBM, masih belum ada kelurahan yang bisa disebut

sebagai kelurahan STBM.

Gambar 4.4 Kegiatan Pemicuan Masyarakat

62

4.4.4 Tempat Umum dan Tempat Pengelola Makanan Sehat (TUPM)

Pada tahun 2016 dari 153 tempat-tempat umum (TTU) yang tersebar di sarana

pendidikan, sarana kesehatan dan hotel di Kota Blitar terdapat 153 (79,1%) TTU yang

memenuhi syarat kesehatan. Sedangkan dari 631 tempat pengelolaan makanan (TPM)

sebesar 159 tempat (25,20%) tidak memenuhi syarat higiene sanitasi. Sebanyak 124 TPM

berhasil dibina dan 68 (13,74%) TPM diuji petik.

Gambar 4.5 Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan TPMS

4. 5 KETERSEDIAAN OBAT

Obat sebagai salah satu unsur yang penting dalam upaya kesehatan, mulai dari upaya

peningkatan kesehatan, pencegahan, diagnosis, pengobatan dan pemulihan harus diusahakan

agar selalu tersedia pada saat dibutuhkan. Di samping merupakan unsur yang penting dalam

upaya kesehatan, obat sebagai produk dari industri farmasi dengan sendirinya tidak lepas

dari aspek ekonomi dan teknologi. Tekanan aspek teknologi dan ekonomi tersebut semakin

besar dengan adanya globalisasi ekonomi, namun tekanan ini pada dasarnya dapat diperkecil

sedemikian rupa sehingga kebutuhan masyarakat dapat dipenuhi sedangkan industri farmasi

dapat berkembang secara wajar. Obat juga dapat merugikan kesehatan bila tidak memenuhi

persyaratan atau bila digunakan secara tidak tepat atau disalah-gunakan.

Ketersediaan obat merupakan tanggung jawab pemerintah pusat dan daerah terutama

obat-obatan esensial. Persentase ketersediaan obat di Kota Blitar rata-rata sebesar 214,68 %

dari 144 jenis obat dan vaksin yang ada.

63

4.6 PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT

Masyarakat di Indonesia pada umumnya masih dihadapkan pada masalah gizi

”ganda”, yaitu masalah Gizi Kurang dalam bentuk: Kurang Energi Protein (KEP), Gangguan

Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), Anemia Gizi Besi (AGB) dan Kurang Vitamin A

(KVA), serta masalah Gizi Lebih yang erat kaitannya dengan penyakit-penyakit degeneratif.

Berbagai upaya perbaikan gizi telah dilakukan di Kota Blitar dalam upaya menanggulangi

masalah gizi kurang tersebut, sedangkan untuk masalah gizi lebih, masih dilakukan secara

individu.

4.6.1 Kurang Energi dan Protein (KEP)

a. Angka Status Gizi Balita Berdasarkan BB/U

Prevalensi balita kurang gizi merupakan salah satu indikator MDGs dan Renstra

Propinsi Jawa Timur, diukur dari Berat Badan menurut Umur (BB/U), yakni dari angka

berat badan (BB) sangat kurang ditambah berat badan (BB) kurang. Berikut disajikan dalam

indikator antropometri Berat Badan menurut Umur (BB/U) berdasarkan hasil penimbangan

di Posyandu tahun 2016 dengan jumlah balita yang ditimbang sebesar 8.066 balita dari

10.948 balita yang ada (73,7%):

Grafik 4.25 Persentase Status Gizi Balita (BB/U)Kota Blitar Tahun 2015

94,9

2,22,6 0,3

BB Lebih (%)

BB Normal (%)

BB Kurang (%)

BB Sangat Kurang (%)

Sumber : Seksi Kes ARU dan Gizi Masyarakat, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Berdasarkan data di atas, Kota Blitar sudah berhasil mencapai angka di bawah target

MDGs (15,5%), yakni 2,9% (BB Kurang 2,6% dan BB Sangat Kurang 0,3%).

Jika dilihat dari data balita BGM (Bawah Garis Merah) dibanding dengan balita yang

ditimbang (D), pada tahun 2016 terjadi penurunan persentase BGM dibandingkan dengan 5

tahun sebelumnya, yakni tahun 2012 sebesar 46 balita (0,62%), tahun 2013 sebesar 46 balita

64

(0,58%) , tahun 2014 sebesar 44 balita (0,56%), tahun 2015 sebesar 35 balita (0,43%), dan

tahun 2016 sebesar 28 balita (0,3%). Untuk mengetahui data BGM/ D dapat dlihat pada

grafik berikut:

Grafik 4.26 Persentase BGM Dibanding Dengan Balita Yang Ditimbangdi Kota Blitar Pada Tahun 2012 – 2016

0,430,3

0,560,580,62

0

0,4

0,8

1,2

1,6

2

2012 2013 2014 2015 2016

Angka BGM

Sumber : Seksi Kes ARU dan Gizi Masyarakat, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Penurunan ini menunjukkan bahwa upaya-upaya penanggulangan KEP yang

dilakukan di Kota Blitar menunjukkan hasil yang menggembirakan. Upaya tersebut antara

lain berupa Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI), Pemberian Makanan

Tambahan–Pemulihan (PMT-P), peningkatan Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi), peningkatan

cakupan ASI Eksklusif, peningkatan konseling pertumbuhan dan lainnya.

Sedangkan berdasarkan hasil penimbangan di Posyandu diketahui pula pada tahun

2016 jumlah baduta yang ditimbang sebesar 3.688 dari 4.512 baduta yang ada (81,7%). Dan

yang termasuk Berat Badan Sangat Kurang atau BGM sebanyak 13 baduta (0,4%).

b. Bayi dengan Berat Lahir Rendah (BBLR)

Berat Badan Lahir Rendah (<2.500 gram) merupakan salah satu faktor utama yang

berpengaruh terhadap kematian bayi. Kasus BBLR dibedakan dalam 2 kategori yaitu BBLR

premature (usia kandungan <37 minggu) dan BBLR itrauterina growth retardation (IURG)

yaitu bayi yang lahir cukup bulan tetapi berat badannya kurang. Kasus BBRL dengan IUGR

umumnya disebabkan karena status gizi ibu hamil yang buruk atau menderita sakit yang

memperberat kehamilan. Kasus BBLR memang masih menjadi kasus yang cukup serius.

Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2010 diketahui bahwa kasus BBLR mencapai

10,3% dari seluruh bayi lahir hidup dengan karakteristik bayi BBLR terbanyak yaitu

65

perumpuan 12%, pekerjaan orang tua Petani/Nelayan/Buruh (12,9%), pendidikan orang tua

tidak tamat SD/MI (15,1%) dan tinggal di Pedesaan (12%).

Dari laporan Kecamatan tahun 2016 diketahui jumlah bayi BBLR di Kota Blitar

mencapai 112 dari 2.117 bayi lahir hidup ditimbang (5,3%). Data jumlah kasus dan

persentase BBLR menurut kecamatan disajikan pada grafik berikut:

Grafik 4.27 Jumlah Kasus dan Persentase BBLR menurut Kecamatandi Kota Blitar Tahun 2016

3830

112

44

5,35,54,75,60

20

40

60

80

100

120

Sukorejo Kepanjenkidul Sananwetan Kota

Jumlah Kasus Persentase

Sumber : Seksi Kesga & Kespro, Dinas Kesehatan Kota Blitar

BBLR merupakan salah satu penyebab kematian neonatal, disamping Trauma Lahir,

Infeksi, Tetanus Neonatorum (TN), Kelainan Bawaan dan lain-lain. Dan berdasarkan

Laporan Tribulan (Lb3) Kesehatan Ibu dan Anak tahun 2016, kematian bayi yang

disebabkan oleh BBLR mencapai 28,6%, dan angka ini merupakan angka tertinggi

dibandingkan penyebab lain.

c. Jumlah Kasus Gizi Buruk

Kasus Gizi Buruk dapat diperoleh dari indikator Berat Badan menurut Tinggi Badan

(BB/TB) yang masuk kategori Sangat Kurus. Data tersebut diperoleh dari laporan

masyarakat, kader posyandu, maupun kasus-kasus yang langsung dibawa ke tempat-tempat

pelayanan kesehatan yang ada seperti Puskesmas dan Rumah Sakit.

Pada tahun 2016 tidak terjadi perubahan jumlah kasus balita gizi buruk sejak tahun

2015 yaitu sebanyak 8 kasus. Jumlah kasus gizi buruk dapat dilihat pada grafik berikut ini.

66

Grafik 4.28 Jumlah Kasus Gizi BurukDi Kota Blitar Tahun 2012 – 2016

0

11

8 98

0

2

4

6

8

10

12

2012 2013 2014 2015 2016Jumlah Kasus Gizi Buruk

Sumber : Seksi Kes ARU dan Gizi Masyarakat, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Adapun rincian jumlah balita gizi buruk tahun 2016 sebagai berikut:

- Kecamatan Sananwetan: 1 orang, dengan penyebab BBLR;

- Kecamatan Sukorejo: 7 orang, dengan penyebab Penyakit Penyerta 2 orang, BBLR 1

orang, Miskin 2 orang, Pengetahuan Kurang 2 orang;

- Kecamatan Kepanjenkidul: tidak ada.

Namun demikian 100% dari balita gizi buruk (sangat kurus) tersebut telah mendapat

perawatan sesuai tatalaksana gizi buruk. Intervensi yang telah dilakukan yaitu konseling gizi

dan pemberian PMT pemulihan.

Sedangkan upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya gizi buruk yaitu jika

menemukan balita 2T, BGM dan tampak kurus dirujuk ke Puskesmas untuk mendapatkan

konseling gizi dan intervensi gizi dari petugas kesehatan.

d. Pencapaian Penimbangan Balita (D/S)

Partisipasi masyarakat dalam perbaikan gizi bagi balita dapat ditunjukkan dari

indikator jumlah balita yang ditimbang dibagi jumlah sasaran balita (D/S). Tahun 2016, di

Kota Blitar angka D/S balita tercatat sebesar 73,7%. Pencapaian ini mengalami penurunan

dibanding tahun 2015 yaitu sebesar 74,47%.

Adapun cakupan di Kota Blitar tahun 2012 – 2016 dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

67

Grafik 4.29 Pencapaian Cakupan D/S Balita

di Kota Blitar Tahun 2012 – 2016

73,774,47

68,6368,19

63,06

0102030405060708090

100

2012 2013 2014 2015 2016

Pencapaian Penimbangan

Sumber : Seksi Kes ARU dan Gizi Masyarakat, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Dibandingkan tahun sebelumnya, pencapaian angka D/S menurun 0,77%. Namun

keadaan ini masih harus menjadi perhatian bagi pengelola gizi karena target pada tahun

2016 ditetapkan sebesar 85%. Untuk itu dilakukan kerjasama antara Dinas Kesehatan

dengan HIMPAUDI dan IGTKI dalam hal pelaporan hasil penimbangan di PAUD dan TK.

Sedangkan pencapaian D/S pada baduta sebesar 81,7%.

Gambar 4.6 Kegiatan Pemberian Tambahan Makanan dan VitaminBagi Siswa PAUD, TK dan RA

4.6.2 Pencegahan dan Penanggulangan GAKY

Masalah Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) di Jawa Timur masih

merupakan masalah gizi yang perlu mendapatkan penanganan secara serius mengingat

dampaknya terhadap kualitas sumberdaya manusia. Kekurangan Yodium dapat

menyebabkan masalah Gondok dan Kretinisme serta mengakibatkan penurunan kecerdasan.

68

Upaya penanggulangan GAKY di Kota Blitar dilaksanakan melalui Monitoring

garam tingkat Rumah Tangga dan KIE tentang penggunaan garam beryodium. Hasil

monitoring menyatakan bahwa 100% Kelurahan di Kota Blitar terkategori Kelurahan

dengan konsumsi garam baik.

4.6.3 Pencegahan dan Penanggulangan Anemia Gizi Besi

Upaya pencegahan dan penaggulangan Anemia Gizi Besi dilaksanakan melalui

pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) yang diprioritaskan pada ibu hamil, karena

prevalensi Anemia pada kelompok ini cukup tinggi. Di samping itu, kelompok ibu hamil

merupakan kelompok rawan yang berpotensi memberi kontribusi terhadap tingginya Angka

Kematian Ibu (AKI).

Untuk mencegah Anemia Gizi pada ibu hamil dilakukan suplementasi TTD dengan

dosis pemberian sehari sebanyak 1 (satu) tablet (60 mg Elemental Iron dan 0,25 mg Asam

Folat) berturut-turut minimal 90 hari selama masa kehamilan. Pada tahun 2016, Persentase

cakupan ibu hamil yang mendapatkan TTD sebanyak 30 tablet sebesar 91,16% dan yang

mendapat 90 tablet sebesar 84,02%.

Jika dibandingkan dengan target 2016, pencapaian Persentase bumil mendapatkan Fe

sebanyak 90 tablet belum memenuhi target sebesar 90%. Hal ini dimungkinkan karena

belum semua pemberian Fe di tempat pelayanan swasta dicatat dan dilaporkan ke Dinas

Kesehatan. Adapun perbandingan pencapaian tahun 2012 sampai dengan 2016 dapat dilihat

pada grafik berikut.

Grafik 4.30 Cakupan Pemberian Fe1 dan Fe3 pada Ibu HamilDi Kota Blitar Tahun 2012 - 2016

78,43 73,0780,07

71,71

87,9678,59

89,3180,31

91,1684,02

0102030405060708090

100

2012 2013 2014 2015 2016Cakupan Pemberian Fe1 Cakupan Pemberian Fe3

Sumber : Seksi Kes ARU dan Gizi Masyarakat, Dinas Kesehatan Kota Blitar

69

4.6.4 Pencegahan dan Penanggulangan Kurang Vitamin A

Pemenuhan kebutuhan vitamin A sangat penting untuk pemeliharaan kelangsungan

hidup secara normal. Kebutuhan tubuh akan vitamin A untuk orang Indonesia telah dibahas

dan ditetapkan dalam Widyakarya Nasional pangan dan Gizi (2007) dengan

mempertimbangkan faktor-faktor khas dari kesehatan tubuh orang Indonesia

(Widyakaryanasional, 2007. Kebutuhan Vitamin A bagi Orang

cetak.publikasi/php?/260607/003. diperoleh tanggal 6 November 2008).

Pemberian vitamin A dosis tinggi pada bayi dan anak balita merupakan salah satu

upaya untuk mengatasi permasalahan gizi terutama pada bayi dan anak balita. Dengan

adanya upaya ini diharapkan bayi dan anak balita memiliki daya tahan tubuh yang lebih baik

sehingga diharapkan dapat menekan angka kesakitan dan angka kematian pada bayi dan

anak balita.

Cakupan pemberian kapsul vitamin A di Kota Blitar tahun 2015 pada bayi (6-11

bulan) sebesar 90,22% dan anak balita (12-59 bulan) sebesar 100,90%. Dibandingkan

dengan dengan tahun 2016 pemberian vitamin A pada bayi mengalami penurunan 10,37%,

sedangkan pada anak balita mengalami penurunan 35,27%. Jika dibandingkan dengan target

Persentase Balita (6-59 bulan) mendapat kapsul vitamin A pada tahun 2016 sebesar 98,66%,

pencapaian ini sudah terpenuhi. Berikut gambaran cakupan pemberian kapsul vitamin A

pada bayi dan anak balita selama 4 tahun terakhir.

Grafik 4.31 Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi dan Anak BalitaDi Kota Blitar Tahun 2012 - 2016

98,2883,07 91,52 95,95

83,27

106,49 100,59

136,17

90,22100,9

0102030405060708090

100110120130140

2012 2013 2014 2015 2016

Cakupan Pemberian Vit A pada Bayi Cakupan Pemberian Vit A pada Anak Balita

Sumber : Seksi Kes ARU dan Gizi Masyarakat, Dinas Kesehatan Kota Blitar

70

4.6.5 Cakupan ASI Eksklusif

Pemberian ASI merupakan metode pemberian makan bayi yang terbaik, terutama

pada bayi umur kurang dari 6 bulan, selain juga bermanfaat bagi ibu. ASI mengandung

semua zat gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk memenuhi seluruh gizi bayi pada 6 bulan

pertama kehidupannya. Yang dimaksud dengan ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa

makanan dan minuman tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan. Bahkan

air putih tidak diberikan dalam tahap ASI eksklusif ini.

Gambar 4.7 Kegiatan Orientasi Konseling ASI

Pada tahun ini terjadi kenaikan persentase bayi yang diberi ASI eksklusif dari

sebesar 77,72% pada tahun 2015 menjadi 79,3% pada tahun 2016. Sedangkan target Renstra

Dinas Kesehatan pada tahun 2016 sebesar 85%. Berikut ini gambaran pemberian ASI

eksklusif pada bayi dalam rentang waktu 5 tahun terakhir.

Grafik 4.32 Cakupan Bayi diberi ASI Eksklusifdi Kota Blitar Tahun 2012 – 2016

79,377,7274,99

53,21

74,11

0

20

40

60

80

100

2012 2013 2014 2015 2016

Cakupan ASI Eksklusif

Sumber : Seksi Kes ARU dan Gizi Masyarakat, Dinas Kesehatan Kota Blitar

71

Dari grafik diatas terlihat adanya kenaikan Cakupan bayi diberi ASI Eksklusif.

Pengesahan PP No 33/2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif pada 1 Maret membuat semua

pihak harus mendukung ibu menyusui.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Blitar untuk mendongkrak

pencapaian ini antara lain :

1. Pertemuan forum koordinasi kelompok potensial dalam kelembagaan ASI Eksklusif

2. Pertemuan review kelompok pendukung ASI

3. Pelaksanaan kelompok pendukung ASI di tiap kelurahan

4. KIE tentang ASI Eksklusif

Gambar 4.8 Kegiatan Pembentukan Kelompok Pendukung ASI di tiap Kecamatan

72

Sumber daya kesehatan merupakan salah satu pendukung di segala level pelayanan

kesehatan. Dan dengan terpenuhinya sumber daya kesehatan, diharapkan juga dapat

meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan sehingga derajad kesehatan masyarakat akan

terjaga. Pada bab ini menggambarkan kondisi sumber daya kesehatan di Kota Blitar yang

terdiri dari kelompok sarana kesehatan, tenaga kesehatan dan pembiayaan kesehatan.

5.1 SARANA KESEHATAN

Sarana kesehatan terkait erat dengan pelaksanaan pelayanan kesehatan. Untuk

menunjang kelancaran kegiatan bidang kesehatan diperlukan sarana dan prasarana kesehatan

yang memadai, meliputi Puskesmas, Rumah Sakit, Upaya Kesehatan Bersumberdaya

Masyarakat (UKBM), dan Sarana Farmasi dan perbekalan Kesehatan. Berikut ini kondisi

sarana kesehatan di Kota Blitar pada tahun 2016.

Tabel 5.1 Sarana Kesehatan di Kota Blitar Tahun 2016

No. Sarana Kesehatan Jumlah1 RUMAH SAKIT UMUM 42 RUMAH SAKIT KHUSUS 13 PUSKESMAS PERAWATAN 24 PUSKESMAS NON PERAWATAN 15 PUSKESMAS KELILING 06 PUSKESMAS PEMBANTU 167 POSKESDES 218 POSYANDU 1659 BALAI PENGOBATAN/KLINIK 1510 PRAKTEK DOKTER PERORANGAN 7911 PRAKTEK PENGOBATAN TRADISIONAL 29912 APOTEK 3913 TOKO OBAT 514 GFK 1Sumber: Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar, Rujukan dan Khusus, Dinas Kesehatan Kota Blitar

5.1.1 Puskesmas

Puskesmas sebagai gardu terdepan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat

merupakan ujung tombak keberhasilan pelaksanaan pembangunan kesehatan. Pada dasarnya

konsep pelayanan Puskesmas adalah konsep wilayah. Dengan begitu apapun yang terjadi

pada wilayah tersebut Puskesmas harus mengetahui dan bias memberikan penanganan

BAB 5SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

PENUTUP

73

secara cepat dan tepat. Adapun jumlah penduduk Kota Blitar berdasarkan proyeksi

penduduk tahun 2016 sebesar 139.117 jiwa. Dengan demikian rasio Puskesmas terhadap

jumlah penduduk 1 : 46.372, dengan pengertian bahwa satu Puskesmas melayani 46.372

penduduk. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa jumlah Puskesmas di Kota Blitar masih

kurang dari target nasional 1 : 30.000.

5.1.2 Rumah Sakit

Rumah Sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan rujukan bagi Puskesmas dan

jaringannya. Oleh karena itu, rumah sakit perlu memperhatikan mutu dan kualitas pelayanan

kesehatannya. Mutu pelayanan kesehatan diantaranya dapat dilihat dari aspek-aspek

penyelenggaraan pelayanan gawat darurat, aspek efesiensi dan efektifitas pelayanan dan

keselamatan pasien. Jumlah pelayanan gawat darurat level 1 rumah sakit di Kota Blitar

terbagi dalam:

- Dari 4 Rumah Sakit Umum (RSU) yang memiliki pelayanan gawat darurat level 1

sebanayak 4 RS (100%).

- Dari 1 Rumah Sakit Khusus (RSK) yang memiliki gawat darurat level 1 sebanyak 1

RS (100%).

5.1.3 Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)

Upaya Kesehatan Bersumberdaya Kesehatan (UKBM) adalah suatu upaya

kesehatan yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh dan bersama masyarakat, guna

memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam

memperoleh pelayanan kesehatan dasar.

a. Posyandu

Pentingnya keberadaan Posyandu di tengah-tengah masyarakat yang merupakan

pusat kegiatan masyarakat dimana masyarakat sebagai pelaksana sekaligus memperoleh

pelayanan kesehatan serta keluarga berencana, selain itu wahana ini dapat dimanfaatkan

sebagai sarana untuk tukar-menukar informasi, pendapat dan pengalaman serta

bermusyawarah untuk memecahkan berbagai masalah yang dihadapi baik masalah keluarga

atau masalah masyarakat itu sendiri. Pada tahun 2016 jumlah Posyandu di Kota Blitar 165

dan yang aktif sebanyak 150 (90,91%).

74

Grafik 5.1 Jumlah Posyandu Menurut Strata, Kecamatan dan Puskesmas

di Kota Blitar Tahun 2016

0

43 50

0

49 52

0

44 48

0

136150

0

20

40

60

80

100

120

140

160

Sukorejo Kepanjenkidul Sananwetan KotaPratama Madya PurnamaMandiri Posyandu Aktif

Sumber: Seksi Promosi, Sistem Informasi dan Perijinan Kesehatan

Dinas Kesehatan Kota Blitar

b. Poskesdes

Poskesdes merupakan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang

dibentuk di desa dalam rangka upaya mendekatkan pelayanan kesehatan dasar bagi

masyarakat desa. Poskesdes dikelola oleh 1 orang bidan dan minimal 2 orang kader dan

merupakan coordinator dari UKBM yang ada. Pada tahun 2016 seluruh kelurahan di Kota

Blitar telah memiliki Poskesdes, yaitu sebanyak 21.

c. Desa Siaga/Kelurahan Siaga Aktif

Desa Siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan

kemampuan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana dan

kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri. Pengertian Desa ini dapat berarti Kelurahan

atau Nagari atau istilah-istilah lain bagi satuan administrasi pemerintahan setingkat desa.

Sedangkan yang dimaksud dengan desa siaga aktif adalah desa yang mempunyai Pos

Kesehatan Desa (Poskesdes) atau UKBM lainnya yang buka setiap hari dan berfungsi

sebagai pemberi pelayanan kesehatan dasar, penanggulangan bencana dan

kegawatdaruratan, surveilance berbasis masyarakat yang meliputi pemantauan pertumbuhan

(gizi), penyakit, lingkungan, dan perilaku sehingga masyarakatnya menerapkan Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Pada tahun 2016 dari 21 desa siaga yang ada di Kota Blitar

yang termasuk ke dalam desa siaga aktif sejumlah 21 (100%).

75

5.1.4 Sarana Farmasi dan Perbekalan Kesehatan

Kota Blitar merupakan kota kecil dengan luas 30,99 Km2, oleh karena itu sampai saat

ini belum ada pabrik obat, yang ada hanya sarana penyedia obat. Sarana penyedia obat yang

ada di Kota Blitar tahun 2016 terdiri dari apotek 38 buah, toko obat 5 buah dan gudang

farmasi 1 buah yang terletak di Dinas Kesehatan Kota Blitar. Dengan adanya gudang

farmasi (GFK) ini semua penyimpanan dan penyediaan obat untuk pelayanan kesehatan

dasar menjadi tanggung jawab penuh pemerintah Kota Blitar yakni Dinas Kesehatan Kota

Blitar.

5.2 TENAGA KESEHATAN

Salah satu faktor pendukung keberhasilan pelaksanaan pembangunan kesehatan di

Kota Blitar tahun 2016 adalah ketersediaan sumber daya kesehatan yang memadai baik

dalam hal kualitas maupun kuantitas. Menurut Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 32 Tahun

1996, tenaga kesehatan yang merupakan bagian dari SDM Kesehatan terdiri dari tenaga

medis, tenaga keperawatan, tenaga kefarmasian, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga gizi,

tenaga keterampilan fisik dan tenaga keteknisan medis. Untuk menggambarkan keadaan

tenaga kesehatan dianalisis dengan menghitung rasio tenaga kesehatan terhadap penduduk di

Kota Blitar. Berdasarkan analisis diketahui bahwa ada beberapa tenaga kesehatan tertentu

yang belum memadai sesuai kebutuhan. Hal ini berarti masih diperlukan perencanaan

kebutuhan. Jumlah tenaga kesehatan yang ada dan masih terus berubah sesuai kebutuhannya

sangat berpengaruh dalam penanganan masalah kesehatan di Kota Blitar. Dari berbagai jenis

tenaga kesehatan di Kota Blitar dalam pelayanannya tidak hanya menangani penduduk Kota

Blitar saja, namun juga pada masyarakat di luar Kota Blitar. Hal ini sangat berpengaruh

dalam penentuan rasio kebutuhan tenaga. Berikut gambaran jumlah tenaga kesehatan di

fasilitas kesehatan Kota Blitar tahun 2016:

i. Tenaga medis

Tenaga medis terdiri dari dokter umum, dokter gigi dan dokter spesialis. Jumlah

dokter umum di Kota Blitar sebanyak 101 orang, setara dengan rasio 72,60 per 100.000

jumlah penduduk. Jumlah dokter spesialis di Kota Blitar sebanyak 51 orang, setara dengan

rasio 36,66 per 100.000 jumlah penduduk. Dan jumlah dokter gigi di Kota Blitar sebanyak

28 orang, setara dengan rasio 20,13 per 100.000 jumlah penduduk. Secara keseluruhan rasio

tersebut sudah melebihi standar.

76

ii. Tenaga perawat

Tenaga perawat terdiri dari perawat dan perawat gigi dengan pendidikan D3

keperawatan, sarjana sarjana keperawatan dan profesi ners. Adapun jumlah perawat di Kota

Blitar tahun 2016 adalah 555 orang setara dengan rasio 398,94 per 100.000 jumlah

penduduk, sedangkan jumlah perawat gigi adalah 10 orang setara dengan rasio 7,19.

iii. Tenaga bidan

Jumlah tenaga bidan di Kota Blitar tahun 2016 adalah 108 setara dengan rasio 77,63

per 100.000 jumlah penduduk. Jumlah tersebut masih kurang dari standar rasio kebutuhan.

iv. Tenaga kefarmasian

Tenaga kefarmasian di Kota Blitar tahun 2016 yang terdiri dari pendidikan SMF, D3

farmasi, sarjana farmasi, dan apoteker. Jumlah tenaga apoteker adalah 15 orang setara

dengan rasio 10,78 per 100.000 jumlah penduduk. Sedangkan tenaga kefarmasian selain

apoteker sejumlah 59 orang setara dengan rasio 42,41 per 100.000 jumlah penduduk.

v. Tenaga kesehatan masyarakat dan kesehatan lingkungan

Ahli kesehatan masyarakat yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah tenaga

kesehatan masyarakat di Kota Blitar dengan pendidikan S1 sampai S3. Akan tetapi untuk

wilayah Kota Blitar tahun 2016 ahli kesehatan masyarakat yang tersedia masih pada tingkat

pendidikan S1 yaitu sejumlah 10 orang, setara dengan rasio 7,19 per 100.000 jumlah

penduduk.

Tenaga kesehatan lingkungan adalah tenaga kesehatan yang melakukan upaya

kesehatan lingkungan dan sanitasi, biasa disebut sanitarian. Sanitarian di wilayah Kota Blitar

tahun 2016 sebanyak 11 setara dengan rasio 7,91 per 100.000 jumlah penduduk.

vi. Tenaga gizi

Ahli gizi yang dimaksud adalah yang bertugas di bidang gizi di suatu wilayah dengan

pendidikan D1 sampai D4, biasa disebut nutrisionis. Diketahui bahwa jumlah ahli gizi

sebanyak 24 orang setara dengan rasio 17,25 per 100.000 jumlah penduduk.

vii. Tenaga keterapian fisik

Tenaga keterapian fisik di Kota Blitar terdiri dari fisioterapis dan terapis wicara.

Jumlah tenaga keterapian fisik di Kota Blitar tahun 2016 adalah 13 orang setara dengan 9,34

per 100.000 jumlah penduduk.

viii. Tenaga keteknisan medis

Tenaga keteknisan medis di Kota Blitar terdiri dari radiografer, teknisi elektromedis,

teknisi gigi, analis kesehatan, refraksionis optisien, ortetik prostetik, dan rekam medis dan

informasi kesehatan. Jumlah tenaga keteknisan medis di Kota Blitar tahun 2016 adalah 82

orang setara dengan 58,94 per 100.000 jumlah penduduk.

77

ix. Tenaga kesehatan lainnya

Jumlah tenaga kesehatan lainnya termasuk pengelola program kesehatan di Kota

Blitar tahun 2016 adalah 20 orang.

Berikut adalah perbandingan antara rasio ketenagaan kesehatan dengan standar rasio:

Tabel 5.2 Jumlah dan Rasio Tenaga Kesehatan di Fasilitas Kesehatan

di Kota Blitar Tahun 2016

No. Jenis Tenaga Kesehatan JumlahRasio per 100.000

PendudukStandarRasio

1 Dokter Spesialis 51 36,66 11

2 Dokter Umum 101 72,60 45

3 Dokter Gigi 28 20,13 13

4 Perawat 555 398,94 180

5 Perawat Gigi 10 7,19 18

6 Bidan 108 77,63 120

7 Apoteker 15 10,78 12

8 Tenaga Kefarmasian lainnya 59 42,41 24

9 Tenaga Kesehatan Masyarakat 10 7,19 16

10 Tenaga Kesehatan Lingkungan 11 7,91 18

11 Tenaga Gizi 24 17,25 14

12 Tenaga Keterapian Fisik 13 9,34 5

13 Tenaga Keteknisan Medis 82 58,94 16Sumber: Subbag Umum, Kepegawaian dan Kearsipan Dinas Kesehatan Kota Blitar

5.3 PEMBIAYAAN KESEHATAN

Keberhasilan pelaksanaan pembangunan kesehatan didukung pula dengan aspek

ketersediaan alokasi anggaran dana sesuai dengan proporsinya. Sumber dana untuk

pembiayaan kesehatan ada berbagai sumber, yaitu dari APBD Kota Blitar dan APBN (Dana

Dekonsentrasi, Dana Alokasi Khusus, Tugas pembantu, DBHCT). Berikut ini rincian

anggaran kesehatan di kota Blitar.

Anggaran kesehatan bersumber APBD Kota Blitar pada tahun 2016 adalah sebesar

Rp. 180.118.118.948,-. Anggaran ini naik 15,2% dibandingkan anggaran kesehatan pada

tahun 2015 (Rp. 156.349.159.895,-). Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan

mengamanatkan kepada pemerintah kota untuk mengalokasikan minimal 10% APBD

untuk belanja langsung kesehatan atau belanja program. Dengan total APBD Kota Blitar

Rp. 923.078.871.758,- dan total belanja langsung kesehatan Rp. 118.462.525.973,- (12,83%)

berarti sudah memenuhi alokasi minimal 10%. Sedangkan jumlah anggaran kesehatan per

kapita sebesar Rp. 1.297.724,-.

78

Tabel 5.3 Anggaran Kesehatan Kota Blitar

Tahun 2016

NO. SUMBER BIAYA ALOKASI ANGGARAN KESEHATANRupiah %

1 2 3 4

1

2

3

4

5

ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER:

APBD KAB/KOTA

a. Belanja Langsung

i. Dinas Kesehatan

ii. Rumah Sakit

b. Belanja Tidak Langsung

i. Dinas Kesehatan

ii. Rumah Sakit

APBD PROVINSI

- Dana Tugas pembantu (TP) Provinsi

APBN

- Dana Alokasi umum (DAU)

- Dana Alokasi Khusus (DAK)

- Dana Dekonsentrasi

- Dana Tugas Pembantu Kota

- Lain-lain (DBHCHT) RSU Mardi Waluyo

PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN)

(sebutkan project dan sumber dananya)

SUMBER PEMERINTAH LAIN

160.921.157.633

118.462.525.973

34.584.538.518

83.877.987.456

42.458.631.660

16.159.327.632

26.299.304.028

60.000.000

60.000.000

19.136.961.315

-

16.402.611.315

-

-

2.734.350.000

-

-

89,34

0,03

10,62

0,00

9,11

0,00

0,00

1,52

0,00

0,00

TOTAL ANGGARAN KESEHATAN 180.118.118.948

TOTAL APBD KAB/KOTA 923.078.871.758% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA 17,43

ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA 1.294.724Sumber: Subbag Keuangan Dinas Kesehatan Kota Blitar

79

Perkembangan yang terjadi selama ini menunjukkan semakin pentingnya informasi

dan pengelolaan data di dalam banyak aspek kehidupan manusia. Pada saat yang sama,

tuntutan public terhadap peningkatan kinerja pemerintah juga semakin tinggi sehingga pada

akhirnya pengelolaan data dan informasi yang baik menjadi suatu keharusan untuk

dilaksanakan semua instuti.

Untuk memperoleh berbagai data dan informasi tersebut perlu dilakukan pencatatan

dan pelaporan secara baik dan benar serta profesional. Data dan informasi merupakan

sumber daya yang sangat strategis dalam pengelolaan pembangunan kesehatan. Penyediaan

data dan informasi di bidang kesehatan yang berkualitas sangat diperlukan sebagai masukan

dalam proses pengambilan keputusan di lingkungan pemerintahan, organisasi profesi,

akademisi, swasta, dan pihal terkait lainnya. Dibidang kesehatan, data dan informasi juga

merupakan sumber daya strategis bagi pimpinan dan organisasi dalam penyelenggaraan

Sistem Informasi Kesehatan (SIK).

6.1 KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari penyusunan Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2016

adalah sebagai berikut:

6.1.1 Gambaran Umum Kota Blitar Tahun 2016

1. Kota Blitar memiliki luas wilayah 39 Km2, dengan jumlah penduduk 39.117 jiwa, dan

rasio jenis kelamin laki-laki dibandingkan perempuan sebesar 98,41%.

6.1.2 Derajad Kesehatan Kota Blitar Tahun 2016

1. Angka Kematian Ibu (AKI) Kota Blitar Tahun 2016 sebesar 236,2 per 100.000 jumlah

penduduk, jauh melebihi target daerah yang hanya 65,77 per 100.000 jumlah penduduk.

2. Angka Kematian Bayi (AKB) Kota Blitar Tahun 2016 sebesar 9,92 per 1.000 kelahiran,

masih melebihi target daerah 9,08 per 1.000 kelahiran.

3. Angka Kematian Balita (AKABA) Kota Blitar Tahun 2016 sebesar 10,86 per 1.000

kelahiran hidup lebih tinggi dari AKABA tahun 2016 (9,27).

4. Infeksi akut saluran pernafasan atas adalah jenis penyakit terbanyak yang diderita

penduduk Kota Blitar tahun 2016.

BAB 6KESIMPULAN

PENUTUP

80

5. Angka Penemuan Kasus (Case Notofication Rate/CNR) TB paru sebesar 53,91% (target

70%) dengan angka kesembuhan (cure rate/CR) TB paru sebesar 72,84% (target 85%),

dan angka keberhasilan pengobatan (Success Rate/SR) sebesar 79,01%.

6. Kasus kumulatif HIV selama tahun 2012 – 2016 cenderung meningkat dari 1 kasus

tahun 2012 menjadi 19 kasus tahun 2016.

7. Angka kesakitan (Insidens Rate) diare tahun 2016 untuk semua kelompok umur sebesar

26,99 per 1.000 penduduk.

8. Angka Penemuan Kasus Baru (New Case Detection Rate/NCDR) kusta per 100.000

penduduk sebesar 2,88 per 100.000 penduduk (target: < 5 per 10.000 penduduk) dengan

angka kesakitan (Prevalens) kusta sebesar 0,29 per 10.000 penduduk (target: < 1 per

10.000 penduduk). Tidak ada kusta pada anak, tingkat kecacatan Tingkat II sebesar 25%

serta angka kesembuhan kusta (RFT) belum ada.

9. Kasus difteri selama tahun 2012 – 2016 cenderung meningkat dari 8 kasus tahun 2012

menjadi 17 kasus tahun 2016, dengan 0 kasus meninggal.

10. Kasus campak selama tahun 2012 – 2016 cenderung menurun dari 75 kasus tahun 2012

menjadi 22 kasus tahun 2016.

11. Penemuan dan penanganan penderita penyakit AFP sebesar 9,28 per 100.000 penduduk

usia < 15 tahun (target: ≥ 2).

12. Angka kesakitan (Insidens Rate) DBD tahun 2016 sebesar 189,0 per 100.000 penduduk

(target 5 per 100.000 penduduk), dengan 2 kematian.

13. Angka kesakitan malaria (Annual Parasite Incidence/API) sebesar 0,03 per 1.000

penduduk.

14. Persentase penderita hipertensi dan obesitas masing-masing 28,99% dan 21,88%, lebih

banyak diderita oleh perempuan.

6.1.3 Upaya Kesehatan Kota Blitar Tahun 2016

1. Cakupan kunjungan K1 dan K4 meningkat sejak tahun 2012 ke 2016. Capaian K4

masih lebih rendah dari target nasional karena jumlah tersebut belum termasuk jumlah

yang diperoleh dari instansi kesehatan ibu dan anak swasta.

2. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan tahun 2016 meningkat dibandingkan tahun-

tahun sebelumnya tetapi belum mencapai target nasional, dikarenakan belum ada

pelaporan rutin dari instansi swasta.

3. Capaian pelayanan ibu nifas tahun ini lebih tinggi dari tahun lalu, tetapi masih belum

mencapai target nasional.

4. Cakupan penanganan komplikasi maternal meningkat dibandingkan tahun lalu dan

sudah mencapai target nasional.

81

5. Cakupan pelayanan neonatal (KN lengkap) selama tahun 2012 – 2016 cenderung

meningkat dari 78,19% pada tahun 2012 menjadi 93,2% pada tahun 2016.

6. Cakupan komplikasi neonatal tertangani tahun ini (84,3%) lebih tinggi dari cakupan

tahun lalu (80,19%) dan sudah mencapai target nasional.

7. Persentase jumlah peserta KB aktif sebanyak 74,2% dengan pemakaian kontrasepsi

tertinggi adalah suntik.

8. Capaian imunisasi dasar lengkap (IDL) sebesar 91,87%, tetapi jumlah kelurahan UCI

masih 57,14%.

9. Cakupan pelayanan kesehatan pra-usila selama tahun 2012 – 2016 cenderung meningkat

dari 62,47% pada tahun 2012 menjadi 90,19% pada tahun 2016.

10. Cakupan pelayanan kesehatan rawat jalan dan rawat inap baik Puskesmas maupun

Rumah Sakit meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.

11. Tahun 2016 jumlah penderita gangguan jiwa yang dipasung sebanyak 6 orang, menurun

dari tahun 2015 sebanayak 15 orang.

12. Jumlah rumah tangga ber-PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) menurun

dibandingkan tahun lalu. prioritas masalahnya adalah pada perilaku merokok di dalam

rumah dan bayi tidak diberi ASI Eksklusif.

13. Sebanyak 70,90% jumlah total rumah tangga yang sudah masuk dalam kategori rumah

sehat.

14. Persentase ketersediaan obat di Kota Blitar rata-rata sebesar 214,68 % dari 144 jenis

obat dan vaksin yang ada.

15. Persentase balita BGM (Bawah garis Merah) selama tahun 2012 – 2016 cenderung

menurun dari 0,62% pada tahun 2012 menjadi 0,3% pada tahun 2016.

16. Jumlah kasus BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) tahun ini lebih tinggi dari tahun lalu.

17. Jumlah balita gizi buruk menurun dari tahun-tahun sebelumnya.

18. Angka partisipasi masyarakat terhadap pelayanan Posyandu masih lebih rendah dari

tahun lalu, tetapi meningkat dati tahun-tahun sebelumnya.

19. Dalam kurun 5 tahun cakupan ASI Eksklusif meningkat tetapi masih belum mencapai

target nasional.

6.1.4 Sumber Daya Kesehatan Kota Blitar Tahun 2016

1. Jumlah seluruh Puskesmas di Kota Blitar dibandingkan dengan rasio jumlah penduduk

maka masih kurang.

2. Jumlah rumah sakit baik negeri maupun swasta di Kota Blitar sebanyak 5 instansi

dengan 100% pelayanan gawat darurat level 1.

3. Persentase Posyandu aktif 90,91%.

82

4. Jumlah Poskesdes dan Kelurahan Siaga di Kota Blitar seluruhnya (100%) aktif.

5. Dari seluruh sumber daya tenaga kesehatan di Kota Blitar masih ada yang belum

memenuhi standar rasio dari Permenkes Nomor 33 Tahun 2015, antara lain perawat

gigi, bidan, apoteker, kesehatan masyarakat, dan kesehatan lingkungan.

6. Persentase APBD Kesehatan terhadap APBD Kota Blitar Tahun 2016 sebesar 17,43%,

dengan anggaran kesehatan per-kapita sebesar Rp. 1.294.724,-.

6.2 SARAN

Berdasarkan pencapaian program kesehatan tahun 2016, ada beberapa program yang

perlu ditindaklanjuti. Beberapa saran guna perbaikan ke depan sebagai berikut:

1. Perlu upaya akselerasi dalam mencapai indikator dari derajat kesehatan upaya

pelayanan khususnya pada cakupan pelayanan kesehatan dan sumber daya kesehatan.

2. Perlu melakukan identifikasi, monitoring dan evaluasi manajemen dan program

kesehatan dimulai dengan analisa situasi (sistem pencatatan & pelaporan, hardware,

brainware, software dan menejemen serta inputproses-output) dengan memperhatikan

pencapaian cakupan program guna penyusunan perencanaan yang evidence base

berbasis data dan bukti.

3. Perlu meningkatkan sinergitas, harmonisasi, koordinasi lintas program, lintas sektor dan

memberdayakan/melibatkan masyarakat dalam meningkatkan derajat kesehatan yang

seoptimal mungkin.

4. Perlu meningkatkan kapabilitas, kompetensi dan profesionalisme tenaga kesehatan

melalui diklat (pendidikan dan pelatihan).

5. Perlu meningkatkan upaya preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif dengan kegiatan

yang inovatif dan kreatif.

6. Perlu meningkatkan pengetahuan, informasi dan pendidikan bagi masyarakat guna

mewujudkan kemandirian dan meningkatkan akses terhadap pelayanan kesehatan.

KOTA BLITAR

TAHUN 2016

L P L + P Satuan

A. GAMBARAN UMUM

1 Luas Wilayah 31 Km2 Tabel 1

2 Jumlah Desa/Kelurahan 21 Desa/Kel Tabel 1

3 Jumlah Penduduk 69,001 70,116 139,117 Jiwa Tabel 2

4 Rata-rata jiwa/rumah tangga 3.0 Jiwa Tabel 1

5 Kepadatan Penduduk /Km2 4489.1 Jiwa/Km

2 Tabel 1

6 Rasio Beban Tanggungan 44.3 per 100 penduduk produktif Tabel 2

7 Rasio Jenis Kelamin 98.4 Tabel 2

8 Penduduk 10 tahun ke atas melek huruf 88.06 87.96 88.01 % Tabel 3

9 Penduduk 10 tahun yang memiliki ijazah tertinggi

a. SMP/ MTs 10,713.00 11,152.00 21,865.00 % Tabel 3

b. SMA/ SMK/ MA 21,040.00 19,527.00 40,567.00 % Tabel 3

c. Sekolah menengah kejuruan 0.00 0.00 0.00 % Tabel 3

d. Diploma I/Diploma II 551.00 971.00 1,522.00 % Tabel 3

e. Akademi/Diploma III 1,274.00 1,668.00 2,942.00 % Tabel 3

f. Universitas/Diploma IV 5,029.00 5,646.00 10,675.00 % Tabel 3

g. S2/S3 (Master/Doktor) 537.00 293.00 830.00 % Tabel 3

B. DERAJAT KESEHATAN

B.1 Angka Kematian

10 Jumlah Lahir Hidup 1,101 1,016 2,117 Tabel 4

11 Angka Lahir Mati (dilaporkan) 5 4 4 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 4

12 Jumlah Kematian Neonatal 11 9 20 neonatal Tabel 5

13 Angka Kematian Neonatal (dilaporkan) 10 9 9 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5

14 Jumlah Bayi Mati 11 10 21 bayi Tabel 5

15 Angka Kematian Bayi (dilaporkan) 10 10 10 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5

16 Jumlah Balita Mati 11 12 23 Balita Tabel 5

17 Angka Kematian Balita (dilaporkan) 10 12 11 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5

18 Kematian Ibu

Jumlah Kematian Ibu 5 Ibu Tabel 6

Angka Kematian Ibu (dilaporkan) 236 per 100.000 Kelahiran Hidup Tabel 6

RESUME PROFIL KESEHATAN

ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran

L P L + P Satuan

ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran

B.2 Angka Kesakitan

19 Tuberkulosis

Jumlah kasus baru TB BTA+ 45 30 75 Kasus Tabel 7

Proporsi kasus baru TB BTA+ 60.00 40.00 % Tabel 7

CNR kasus baru BTA+ 65.22 42.79 53.91 per 100.000 penduduk Tabel 7

Jumlah seluruh kasus TB 156 116 272 Kasus Tabel 7

CNR seluruh kasus TB 226.08 165.44 195.52 per 100.000 penduduk Tabel 7

Kasus TB anak 0-14 tahun 6.25 % Tabel 7

Persentase BTA+ terhadap suspek 6.74 5.92 6.38 % Tabel 8

Angka kesembuhan BTA+ 71.74 74.29 72.84 % Tabel 9

Angka pengobatan lengkap BTA+ 4.35 8.57 6.17 % Tabel 9

Angka keberhasilan pengobatan (Success Rate) BTA+ 76.09 82.86 79.01 % Tabel 9

Angka kematian selama pengobatan 2.90 0.00 1.44 per 100.000 penduduk Tabel 9

20 Pneumonia Balita ditemukan dan ditangani 51.40 75.99 63.22 % Tabel 10

21 Jumlah Kasus HIV 14 5 19 Kasus Tabel 11

22 Jumlah Kasus AIDS 0 0 0 Kasus Tabel 11

23 Jumlah Kematian karena AIDS 0 0 0 Jiwa Tabel 11

24 Jumlah Kasus Syphilis 0 0 0 Kasus Tabel 11

25 Donor darah diskrining positif HIV 0.00 0.00 0.00 % Tabel 12

26 Persentase Diare ditemukan dan ditangani 0.00 0.00 0.00 % Tabel 13

27 Kusta

Jumlah Kasus Baru Kusta (PB+MB) 3 1 4 Kasus Tabel 14

Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) 4.35 1.43 2.88 per 100.000 penduduk Tabel 14

Persentase Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun 0.00 % Tabel 15

Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 25.00 % Tabel 15

Angka Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 0.72 per 100.000 penduduk Tabel 15

Angka Prevalensi Kusta 0.43 0.14 0.29 per 10.000 Penduduk Tabel 16

Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) 0.00 0.00 0.00 % Tabel 17

Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) 0.00 0.00 0.00 % Tabel 17

28 Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi

AFP Rate (non polio) < 15 th 9.28 per 100.000 penduduk <15 tahun Tabel 18

Jumlah Kasus Difteri 8 9 17 Kasus Tabel 19

Case Fatality Rate Difteri 0 % Tabel 19

Jumlah Kasus Pertusis 0 0 0 Kasus Tabel 19

Jumlah Kasus Tetanus (non neonatorum) 0 0 0 Kasus Tabel 19

Case Fatality Rate Tetanus (non neonatorum) 0 % Tabel 19

Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum 0 0 0 Kasus Tabel 19

Case Fatality Rate Tetanus Neonatorum 0 % Tabel 19

L P L + P Satuan

ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran

Jumlah Kasus Campak 6 16 22 Kasus Tabel 20

Case Fatality Rate Campak 0 % Tabel 20

Jumlah Kasus Polio 0 0 0 Kasus Tabel 20

Jumlah Kasus Hepatitis B 0 0 0 Kasus Tabel 20

29 Incidence Rate DBD 189.85 188.26 189.05 per 100.000 penduduk Tabel 21

30 Case Fatality Rate DBD 0.76 0.76 0.76 % Tabel 21

31 Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasit Incidence ) 0.06 0.00 0.03 per 1.000 penduduk berisiko Tabel 22

32 Case Fatality Rate Malaria 0.00 0.00 0.00 % Tabel 22

33 Angka Kesakitan Filariasis 0 0 0 per 100.000 penduduk Tabel 23

34 Persentase Hipertensi/tekanan darah tinggi 25.03 30.17 28.99 % Tabel 24

35 Persentase obesitas 29.79 18.41 21.88 % Tabel 25

36 Persentase IVA positif pada perempuan usia 30-50 tahun 0.00 % Tabel 26

37 % tumor/benjolan payudara pada perempuan 30-50 tahun 0.00 % Tabel 26

38 Desa/Kelurahan terkena KLB ditangani < 24 jam 100.00 % Tabel 28

C. UPAYA KESEHATAN

C.1 Pelayanan Kesehatan

39 Kunjungan Ibu Hamil (K1) 95 % Tabel 29

40 Kunjungan Ibu Hamil (K4) 84.23 % Tabel 29

41 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan 91.96 % Tabel 29

42 Pelayanan Ibu Nifas 90.74 % Tabel 29

43 Ibu Nifas Mendapat Vitamin A 87.48 % Tabel 29

44 Ibu hamil dengan imunisasi TT2+ 80.58 % Tabel 30

45 Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe3 83.24 % Tabel 32

46 Penanganan komplikasi kebidanan 80.71 % Tabel 33

47 Penanganan komplikasi Neonatal 84.24 84.33 84.28 % Tabel 33

48 Peserta KB Baru 3.32 % Tabel 36

49 Peserta KB Aktif 74.18 % Tabel 36

50 Bayi baru lahir ditimbang 99 94 97 % Tabel 37

51 Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) 4.54 6.10 5.29 % Tabel 37

52 Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) 99.91 93.26 96.62 % Tabel 38

53 Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) 94.22 92.15 93.20 % Tabel 38

54 Bayi yang diberi ASI Eksklusif 79.44 79.16 79.30 % Tabel 39

55 Pelayanan kesehatan bayi 86.07 78.63 82.39 % Tabel 40

56 Desa/Kelurahan UCI 57.14 % Tabel 41

57 Cakupan Imunisasi Campak Bayi 89.25 180.30 134.26 % Tabel 43

58 Imunisasi dasar lengkap pada bayi 94.58 89.09 91.87 % Tabel 43

59 Bayi Mendapat Vitamin A 89.08 91.38 90.22 % Tabel 44

L P L + P Satuan

ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran

60 Anak Balita Mendapat Vitamin A 99.56 102.37 100.90 % Tabel 44

61 Baduta ditimbang 82.29 81.34 81.83 % Tabel 45

62 Baduta berat badan di bawah garis merah (BGM) 0.26 0.11 0.19 % Tabel 45

63 Pelayanan kesehatan anak balita 66.95 70.83 68.80 % Tabel 46

64 Balita ditimbang (D/S) 73.57 73.84 73.70 % Tabel 47

65 Balita berat badan di bawah garis merah (BGM) 0.36 0.26 0.31 % Tabel 47

66 Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan 100.00 100.00 100.00 % Tabel 48

67 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat 100.00 100.00 100.00 % Tabel 49

68 Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi Tetap 1.61 Tabel 50

69 SD/MI yang melakukan sikat gigi massal 84.51 sekolah Tabel 51

70 SD/MI yang mendapat pelayanan gigi 84.51 sekolah Tabel 51

71 Murid SD/MI Diperiksa (UKGS) 20.61 20.40 20.51 % Tabel 51

72 Murid SD/MI Mendapat Perawatan (UKGS) 66.24 62.40 64.32 % Tabel 51

73Siswa SD dan setingkat mendapat perawatan gigi dan

mulut66.24 62.40 64.32 % Tabel 51

74 Pelayanan Kesehatan Usila (60 tahun +) 82.99 96.43 90.19 % Tabel 52

C.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan

Persentase

75 Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan - - 68.28 % Tabel 53

76 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan 293.58 370.15 332.17 % Tabel 54

77 Cakupan Kunjungan Rawat Inap 25.46 31.31 28.41 % Tabel 54

78 Angka kematian kasar/Gross Death Rate (GDR) di RS 61.91 47.23 53.82 per 100.000 pasien keluar Tabel 55

79 Angka kematian murni/Nett Death Rate (NDR) di RS 29.52 24.81 26.92 per 100.000 pasien keluar Tabel 55

80 Bed Occupation Rate (BOR) di RS 63.36 % Tabel 56

81 Bed Turn Over (BTO) di RS 55.13 Kali Tabel 56

82 Turn of Interval (TOI) di RS 2.43 Hari Tabel 56

83 Average Length of Stay (ALOS) di RS 3.82 Hari Tabel 56

C.3 Perilaku Hidup Masyarakat

87 Rumah Tangga ber-PHBS 42.46 % Tabel 57

L P L + P Satuan

ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran

C.4 Keadaan Lingkungan

88 Persentase rumah sehat 70.90 % Tabel 58

89 Penduduk yang memiliki akses air minum yang layak 78.00 % Tabel 59

90 Penyelenggara air minum memenuhi syarat kesehatan 23.00 % Tabel 60

91 Penduduk yg memiliki akses sanitasi layak (jamban sehat) 98.14 % Tabel 61

92 Desa STBM - % Tabel 62

93 Tempat-tempat umum memenuhi syarat 79.08 % Tabel 63

TPM memenuhi syarat higiene sanitasi 78.45 % Tabel 64

TPM tidak memenuhi syarat dibina 90.51 % Tabel 65

TPM memenuhi syarat diuji petik 13.74 % Tabel 65

D. SUMBERDAYA KESEHATAN

D.1 Sarana Kesehatan

94 Jumlah Rumah Sakit Umum 4.00 RS Tabel 67

95 Jumlah Rumah Sakit Khusus 1.00 RS Tabel 67

96 Jumlah Puskesmas Rawat Inap - Tabel 67

97 Jumlah Puskesmas non-Rawat Inap - Tabel 67

Jumlah Puskesmas Keliling - Tabel 67

Jumlah Puskesmas pembantu - Tabel 67

98 Jumlah Apotek 39.00 Tabel 67

99 RS dengan kemampuan pelayanan gadar level 1 100.00 % Tabel 68

100 Jumlah Posyandu 165.00 Posyandu Tabel 69

101 Posyandu Aktif 90.91 % Tabel 69

102 Rasio posyandu per 100 balita 1.52 per 100 balita Tabel 69

103 UKBM

Poskesdes 21.00 Poskesdes Tabel 70

Polindes - Polindes Tabel 70

Posbindu 9.00 Posbindu Tabel 70

104 Jumlah Desa Siaga 21.00 Desa Tabel 71

105 Persentase Desa Siaga 100.00 % Tabel 71

D.2 Tenaga Kesehatan

106 Jumlah Dokter Spesialis 36.00 15.00 51.00 Orang Tabel 72

107 Jumlah Dokter Umum 47.00 54.00 101.00 Orang Tabel 72

108 Rasio Dokter (spesialis+umum) 109.26 per 100.000 penduduk Tabel 72

109 Jumlah Dokter Gigi + Dokter Gigi Spesialis 8.00 22.00 30.00 Orang Tabel 72

L P L + P Satuan

ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran

110 Rasio Dokter Gigi (termasuk Dokter Gigi Spesialis) 21.56 per 100.000 penduduk

111 Jumlah Bidan 108.00 Orang Tabel 73

112 Rasio Bidan per 100.000 penduduk 77.63 per 100.000 penduduk Tabel 73

113 Jumlah Perawat 167.00 388.00 555.00 Orang Tabel 73

114 Rasio Perawat per 100.000 penduduk 398.94 per 100.000 penduduk Tabel 73

115 Jumlah Perawat Gigi - 10.00 10.00 Orang Tabel 73

116 Jumlah Tenaga Kefarmasian 8.00 66.00 74.00 Orang Tabel 74

117 Jumlah Tenaga Kesehatan kesehatan 5.00 5.00 10.00 Orang Tabel 75

118 Jumlah Tenaga Sanitasi 5.00 6.00 11.00 Orang Tabel 76

119 Jumlah Tenaga Gizi 2.00 22.00 24.00 Orang Tabel 77

D.3 Pembiayaan Kesehatan

120 Total Anggaran Kesehatan 180,118,118,948.35 Rp Tabel 81

121 APBD Kesehatan terhadap APBD Kab/Kota 17.43 % Tabel 81

122 Anggaran Kesehatan Perkapita 1,294,724.00 Rp Tabel 81

TABEL 1

LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA,

DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN

KOTA BLITAR

TAHUN 2016

LUAS JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN

WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK

(km2) TANGGA TANGGA per km

2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Sukorejo 9.92 0 7 7 47,383 15,728 3.01 4776.51

2 Kepanjenkidul 10.50 0 7 7 40,302 13,245 3.04 3838.29

3 Sananwetan 10.57 0 7 7 51,432 17,032 3.02 4865.85

JUMLAH (KAB/KOTA) 30.99 0 21 21 139,117 46,005 3.02 4,489.09

Sumber: - Kantor Statistik Kota Blitar

- Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Daerah Kota Blitar

NO KECAMATANJUMLAH

PENDUDUK

JUMLAH

DESA KELURAHANDESA +

KELURAHAN

TABEL 2

JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR

KOTA BLITAR

TAHUN 2016

JUMLAH PENDUDUK

LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN RASIO JENIS KELAMIN

1 2 3 4 5 6

1 0 - 4 5,621 5,199 10,820 108.12

2 5 - 9 5,533 5,146 10,679 107.52

3 10 - 14 5,554 5,019 10,573 110.66

4 15 - 19 5,486 5,930 11,416 92.51

5 20 - 24 5,135 4,869 10,004 105.46

6 25 - 29 5,537 5,202 10,739 106.44

7 30 - 34 5,156 4,918 10,074 104.84

8 35 - 39 4,903 5,027 9,930 97.53

9 40 - 44 5,102 5,303 10,405 96.21

10 45 - 49 4,786 5,329 10,115 89.81

11 50 - 54 4,579 4,931 9,510 92.86

12 55 - 59 3,985 4,438 8,423 89.79

13 60 - 64 2,889 2,886 5,775 100.10

14 65 - 69 1,991 2,097 4,088 94.95

15 70 - 74 1,285 1,534 2,819 83.77

16 75+ 1,459 2,288 3,747 63.77

JUMLAH 69,001 70,116 139,117 98.41

ANGKA BEBAN TANGGUNGAN (DEPENDENCY RATIO) 44.33

Sumber: - Data Terolah dari Kantor Statistik Kota Blitar

NO KELOMPOK UMUR (TAHUN)

DAN IJAZAH TERTINGGI YANG DIPEROLEH MENURUT JENIS KELAMIN

KOTA BLITAR

TAHUN 2016

LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+

PEREMPUANLAKI-LAKI PEREMPUAN

LAKI-LAKI+

PEREMPUAN

1 2 3 4 5 6 7 8

1 PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS 57,847 59,771 117,618

2PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG

MELEK HURUF50,942 52,576 103,518 88.06 87.96 88.01

3PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG

DITAMATKAN:

a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD 22,351 21,394 43,745 38.64 35.79 37.19

b. SD/MI 11,798 13,319 25,117 20.40 22.28 21.35

c. SMP/ MTs 10,713 11,152 21,865 18.52 18.66 18.59

d. SMA/ MA 21,040 19,527 40,567 36.37 32.67 34.49

e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 0 0 0 0.00 0.00 0.00

f. DIPLOMA I/DIPLOMA II 551 971 1,522 0.95 1.62 1.29

g. AKADEMI/DIPLOMA III 1,274 1,668 2,942 2.20 2.79 2.50

h. UNIVERSITAS/DIPLOMA IV 5,029 5,646 10,675 8.69 9.45 9.08

i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR) 537 293 830 0.93 0.49 0.71

TABEL 3

JUMLAH

Sumber: Buku Profil Perkembangan Penduduk Kota Blitar

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Daerah Kota Blitar

PERSENTASE

PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF

NO VARIABEL

TABEL 4

KOTA BLITAR

TAHUN 2016

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Sukorejo Karangsari 342 4 346 336 3 339 678 7 685

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 339 1 340 292 1 293 631 2 633

3 Sananwetan Sananwetan 420 0 420 388 0 388 808 0 808

JUMLAH (KAB/KOTA) 1,101 5 1,106 1,016 4 1,020 2,117 9 2,126

4.5 3.9 4.2

Sumber: Seksi Kesga & Kespro

Keterangan : Angka Lahir Mati (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan Angka Lahir Mati yang sebenarnya di populasi

ANGKA LAHIR MATI PER 1.000 KELAHIRAN (DILAPORKAN)

HIDUP + MATI

KECAMATAN

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS

LAKI-LAKI + PEREMPUAN

HIDUP MATI HIDUP + MATI

JUMLAH KELAHIRAN

PEREMPUAN

MATI HIDUP + MATIHIDUP

NO

MATI

LAKI-LAKINAMA

PUSKESMASHIDUP

TABEL 5

JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2016

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 Sukorejo Karangsari 3 3 - 3 1 1 2 3 4 4 2 6

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 2 2 - 2 2 2 - 2 4 4 - 4

3 Sananwetan Sananwetan 6 6 - 6 6 7 - 7 12 13 - 13

JUMLAH (KAB/KOTA) 11 11 - 11 9 10 2 12 20 21 2 23

9.99 9.99 - 9.99 8.86 9.84 1.97 11.81 9.45 9.92 0.94 10.86

Sumber: Seksi Kesga & Kespro

Keterangan : - Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan AKN/AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi

- a : kematian bayi termasuk kematian pada neonatal

BALITA

PUSKESMAS

BAYIa BALITA BAYI

a NEONATAL

LAKI - LAKI PEREMPUAN

NEONATAL NEONATAL

ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN)

NOANAK

BALITA

LAKI - LAKI + PEREMPUANKECAMATAN

JUMLAH KEMATIAN

BALITA ANAK

BALITABAYI

a ANAK

BALITA

TABEL 6

JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2016

< 20

tahun

20-34

tahun≥35 tahun JUMLAH

< 20

tahun

20-34

tahun≥35 tahun JUMLAH

< 20

tahun

20-34

tahun≥35 tahun JUMLAH

< 20

tahun

20-34

tahun≥35 tahun JUMLAH

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 Sukorejo Karangsari 678 - 1 - 1 - - - - - - 1 1 - 1 1 2

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 631 - - 1 1 - - - - - - - - - - 1 1

3 Sananwetan Sananwetan 808 - - 1 1 - - - - - 1 - 1 - 1 1 2

2,117 - 1 2 3 - - - - - 1 1 2 - 2 3 5

ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN) 236

Sumber: Seksi Kesga & Kespro

Keterangan:

- Jumlah kematian ibu = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas

- Angka Kematian Ibu (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi

NO

KEMATIAN IBU

JUMLAH (KAB/KOTA)

JUMLAH KEMATIAN IBUKECAMATANJUMLAH LAHIR

HIDUPJUMLAH KEMATIAN IBU HAMILPUSKESMAS JUMLAH KEMATIAN IBU BERSALIN JUMLAH KEMATIAN IBU NIFAS

TABEL 7

KOTA BLITAR

TAHUN 2016

L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 Sukorejo Karangsari 23,502 23,881 47,383 7 53.85 6 46.15 13 27 56.25 21 43.75 48 0 0.00

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 19,990 20,312 40,302 5 50.00 5 50.00 10 12 50.00 12 50.00 24 0 0.00

3 Sananwetan Sananwetan 25,509 25,923 51,432 33 63.46 19 36.54 52 117 58.50 83 41.50 200 17 8.50

JUMLAH (KAB/KOTA) 69,001 70,116 139,117 45 60 30 40 75 156 57 116 43 272 17 6

CNR KASUS BARU TB BTA+ PER 100.000 PENDUDUK 65.22 42.79 53.91

CNR SELURUH KASUS TB PER 100.000 PENDUDUK 226.08 165.44 195.52

Sumber: Seksi Pencegahan, Pengamatan dan Pemberantasan Penyakit

Keterangan:

Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan, rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll

Catatan : Jumlah kolom 6 = jumlah kolom 7 pada Tabel 1, yaitu sebesar: 139117

KECAMATAN PL

JUMLAH KASUS BARU TB BTA+

P

KASUS BARU TB BTA+, SELURUH KASUS TB, KASUS TB PADA ANAK, DAN CASE NOTIFICATION RATE (CNR) PER 100.000 PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KASUS TB ANAK

0-14 TAHUNNO

JUMLAH SELURUH

KASUS TB

L+P

PUSKESMASJUMLAH PENDUDUK

LL+P

TABEL 8

JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2016

TB PARU

L P L + P L P L + P L P L + P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Sukorejo Karangsari 128 99 227 7 6 13 5.47 6.06 5.73

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 84 84 168 5 5 10 5.95 5.95 5.95

3 Sananwetan Sananwetan 456 324 780 33 19 52 7.24 5.86 6.67

JUMLAH (KAB/KOTA) 668 507 1,175 45 30 75 6.74 5.92 6.38

Sumber: Seksi Pencegahan, Pengamatan dan Pemberantasan Penyakit

Keterangan:

Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan,

rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll

% BTA (+)

TERHADAP SUSPEKBTA (+)NO KECAMATAN PUSKESMAS

SUSPEK

TABEL 9

KOTA BLITAR

TAHUN 2016

L P L + PJUMLA

H%

JUMLA

H%

JUMLA

H%

JUMLA

H%

JUMLA

H%

JUMLA

H% L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

1 Sukorejo Karangsari 16 7 23 12 75 7 100 19 83 - - - - - - 75 100 83 2 - 2

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 3 4 7 3 100 4 100 7 100 - - - - - - 100 100 100 - - -

3 Sananwetan Sananwetan 27 24 51 18 67 15 63 33 65 2 7 3 13 5 10 74 75 75 - - -

JUMLAH (KAB/KOTA) 46 35 81 33 71.74 26 74.29 59 72.84 2 4.35 3 8.57 5 6.17 76.09 82.86 79.01 2 - 2

ANGKA KEMATIAN SELAMA PENGOBATAN PER 100.000 PENDUDUK 2.9 0.0 1.4

Sumber: Seksi Pencegahan, Pengamatan dan Pemberantasan Penyakit

Keterangan:

* kohort yang sama dari kasus yang dinilai kesembuhan dan pengobatan lengkap

Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan,

rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll

L PP L + P

ANGKA KESEMBUHAN (CURE RATE)JUMLAH

KEMATIAN

SELAMA

PENGOBATAN

BTA (+) DIOBATI*

ANGKA KEBERHASILAN

PENGOBATAN (SUCCESS

RATE/SR)

ANGKA KESEMBUHAN DAN PENGOBATAN LENGKAP TB PARU BTA+ SERTA KEBERHASILAN PENGOBATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

NO

ANGKA PENGOBATAN LENGKAP

(COMPLETE RATE)

L + PKECAMATAN PUSKESMAS L

TABEL 10

PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2016

L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 Sukorejo Karangsari 1,936 1,793 3,729 86 80 166 72 83.57 81 101.52 153 92.20

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 1,647 1,525 3,172 73 68 141 19 25.92 17 25.05 36 25.50

3 Sananwetan Sananwetan 2,101 1,946 4,047 93 87 180 39 41.71 80 92.38 119 66.08

JUMLAH (KAB/KOTA) 5,684 5,264 10,948 253 234 487 130 51.40 178 75.99 308 63.22

PERSENTASE PERKIRAAN KASUS 4.45%

Sumber: Seksi Pencegahan, Pengamatan dan Pemberantasan Penyakit

Keterangan:

Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

Persentase perkiraan kasus pneumonia pada balita berbeda untuk setiap provinsi, sesuai hasil riskesdas 2013

NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH BALITA JUMLAH PERKIRAAN

PENDERITA

PNEUMONIA PADA BALITA

PENDERITA DITEMUKAN DAN DITANGANI

L P L + P

TABEL 11

KOTA BLITAR

TAHUN 2016

L P L+PPROPORSI

KELOMPOK

UMUR

L P L+PPROPORSI

KELOMPOK

UMUR

L P L+P L P L+PPROPORSI

KELOMPOK

UMUR

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 ≤ 4 TAHUN - - - 0.00 - - - 0.00 - - - - - - 0.00

2 5 - 14 TAHUN 1 - 1 5.26 - - - 0.00 - - - - - - 0.00

3 15 - 19 TAHUN - - - 0.00 - - - 0.00 - - - - - - 0.00

4 20 - 24 TAHUN 1 1 2 10.53 - - - 0.00 - - - - - - 0.00

5 25 - 49 TAHUN 11 4 15 78.95 - - - 0.00 - - - - - - 0.00

6 ≥ 50 TAHUN 1 - 1 5.26 - - - 0.00 - - - - - - 0.00

JUMLAH (KAB/KOTA) 14 5 19 - - - - - - - - -

PROPORSI JENIS KELAMIN 73.68 26.32 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

Sumber: Seksi Pencegahan, Pengamatan dan Pemberantasan Penyakit

Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus baru yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

JUMLAH KASUS HIV, AIDS, DAN SYPHILIS MENURUT JENIS KELAMIN

NO KELOMPOK UMUR

H I V AIDS SYPHILISJUMLAH KEMATIAN AKIBAT AIDS

TABEL 12

KOTA BLITAR

TAHUN 2016

L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 PMI 8,096 5,365 13,461 8,096 100.00 5,365 100.00 13,461 100.00 - 0.00 - 0.00 - 0.00

JUMLAH 8,096 5,365 13,461 8,096 100.00 5,365 100.00 13,461 100.00 - 0.00 - 0.00 - 0.00

Sumber: PMI Kota Blitar

L P

JUMLAH PENDONOR

PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV MENURUT JENIS KELAMIN

NO

DONOR DARAH

UNIT TRANSFUSI DARAH POSITIF HIV

L + P

SAMPEL DARAH DIPERIKSA/DISKRINING

TERHADAP HIV

L P L + P

TABEL 13

KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2016

L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 Sukorejo Karangsari 23,502 23,881 47,383 63 64 128 620 977.4 278 431.3 898 702.2

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 19,990 20,312 40,302 54 55 109 618 1,145.4 276 503.4 894 821.9

3 Sananwetan Sananwetan 25,509 25,923 51,432 69 70 139 381 553.4 352 503.1 733 528.0

JUMLAH (KAB/KOTA) 69,001 70,116 139,117 186 189 375 1,619 869.3 906 478.7 2,525 672.5

ANGKA KESAKITAN DIARE PER 1.000 PENDUDUK 26.99

Sumber: Seksi Pencegahan, Pengamatan dan Pemberantasan Penyakit

Ket: - Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

- Persentase perkiraan jumlah kasus diare yang datang ke fasyankes besarnya sesuai dengan perkiraan daerah, namun

jika tidak tersedia maka menggunakan perkiraan 20% dari perkiraan jumlah penderita

NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH PENDUDUK

P L + PL

DIARE

JUMLAH TARGET

PENEMUAN

DIARE DITANGANI

TABEL 14

KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2016

L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Sukorejo Karangsari - - - 1 - 1 1 - 1

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul - - - - 1 1 - 1 1

3 Sananwetan Sananwetan - - - 2 - 2 2 - 2

JUMLAH (KAB/KOTA) - - - 3 1 4 3 1 4

PROPORSI JENIS KELAMIN 0.00 0.00 75.00 25.00 75.00 25.00

ANGKA PENEMUAN KASUS BARU (NCDR/NEW CASE DETECTION RATE ) PER 100.000 PENDUDUK 4.35 1.43 2.88

Sumber: Seksi Pencegahan, Pengamatan dan Pemberantasan Penyakit

NO KECAMATAN PUSKESMAS PB + MBPausi Basiler (PB)/ Kusta kering Multi Basiler (MB)/ Kusta Basah

KASUS BARU

TABEL 15

KOTA BLITAR

TAHUN 2016

JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Sukorejo Karangsari 1 - 0.00 - 0.00

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 1 - 0.00 1 100.00

3 Sananwetan Sananwetan 2 - 0.00 - 0.00

JUMLAH (KAB/KOTA) 4 - 0.00 1 25.00

ANGKA CACAT TINGKAT 2 PER 100.000 PENDUDUK 1

Sumber: Seksi Pencegahan, Pengamatan dan Pemberantasan Penyakit

KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

PENDERITA KUSTA

0-14 TAHUN

KASUS BARU

CACAT TINGKAT 2NO KECAMATAN PUSKESMAS PENDERITA

KUSTA

TABEL 16

JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT TIPE/JENIS, JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2016

L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Sukorejo Karangsari - - - 1 - 1 1 - 1

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul - - - - 1 1 - 1 1

3 Sananwetan Sananwetan - - - 2 - 2 2 - 2

JUMLAH (KAB/KOTA) - - - 3 1 4 3 1 4

ANGKA PREVALENSI PER 10.000 PENDUDUK 0.43 0.14 0.29

Sumber: Seksi Pencegahan, Pengamatan dan Pemberantasan Penyakit

NO KECAMATAN PUSKESMAS

KASUS TERCATAT

Pausi Basiler/Kusta kering Multi Basiler/Kusta Basah JUMLAH

TABEL 17

PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT (RELEASE FROM TREATMENT/RFT) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2016

KUSTA (PB) KUSTA (MB)

L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

1 Sukorejo Karangsari - - - - - - - 1 - 1 - - - - - -

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul - - - - - - - - 1 1 - - - - - -

3 Sananwetan Sananwetan - - - - - - - 2 - 2 - - - - - -

JUMLAH (KAB/KOTA) - - - - - - - - - 3 1 4 - - - - - -

Sumber: Seksi Pencegahan, Pengamatan dan Pemberantasan Penyakit (belum ada yang RFT, belum selesai, kasus kusta TW III-IV)

Keterangan : a = Penderita kusta PB/MB merupakan penderita pada kohort yang sama

NO KECAMATAN PUSKESMAS PENDERITA PBa

L + PPENDERITA MB

a

L L + P

RFT PB

P

RFT MB

LP

TABEL 18

KOTA BLITAR

TAHUN 2016

NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH PENDUDUK

<15 TAHUN

JUMLAH KASUS AFP

(NON POLIO)

1 2 3 4 5

1 Sukorejo Karangsari 11,015 2

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 9,368 0

3 Sananwetan Sananwetan 11,957 1

JUMLAH (KAB/KOTA) 32,340 3

AFP RATE (NON POLIO) PER 100.000 PENDUDUK USIA < 15 TAHUN 9.28

Sumber: Seksi Pencegahan, Pengamatan dan Pemberantasan Penyakit

Keterangan:

Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

Catatan : Jumlah penduduk < 15 tahun kolom 4 = jumlah penduduk < 15 tahun pada tabel 2, yaitu sebesar: 32,072

JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

TABEL 19

JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2016

JUMLAH KASUS PD3I

L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 Sukorejo Karangsari 3 2 5 - - - - - - - - - - - -

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 2 2 4 - - - - - - - - - - - -

3 Sananwetan Sananwetan 3 5 8 - - - - - - - - - - - -

JUMLAH (KAB/KOTA) 8 9 17 - - - - - - - - - - - -

CASE FATALITY RATE (%) 0.00 0.00 0.00

Sumber: Seksi Pencegahan, Pengamatan dan Pemberantasan Penyakit

JUMLAH KASUSMENINGGAL

TETANUS (NON NEONATORUM) TETANUS NEONATORUM

JUMLAH KASUSMENINGGAL

PERTUSISNO KECAMATAN PUSKESMASDIFTERI

JUMLAH KASUSMENINGGAL

TABEL 20

KOTA BLITAR

TAHUN 2016

L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1 Sukorejo Karangsari 2 5 7 - - - - - - -

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 3 3 6 - - - - - - -

3 Sananwetan Sananwetan 1 8 9 - - - - - - -

JUMLAH (KAB/KOTA) 6 16 22 - - - - - - -

CASE FATALITY RATE (%) 0.0

Sumber: Seksi Pencegahan, Pengamatan dan Pemberantasan Penyakit

JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

NO

JUMLAH KASUS PD3I

HEPATITIS BKECAMATANCAMPAK

JUMLAH KASUS MENINGGA

L

POLIOPUSKESMAS

TABEL 21

JUMLAH KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2016

L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Sukorejo Karangsari 38 36 74 - - - - - -

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 56 60 116 - - - - - -

3 Sananwetan Sananwetan 37 36 73 1 1 2 2.70 2.78 2.74

JUMLAH (KAB/KOTA) 131 132 263 1 1 2 0.76 0.76 0.76

INCIDENCE RATE PER 100.000 PENDUDUK 189.9 188.3 189.0

Sumber: Seksi Pencegahan, Pengamatan dan Pemberantasan Penyakit

Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

NO KECAMATAN MENINGGAL CFR (%)JUMLAH KASUSPUSKESMAS

DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)

TABEL 22

KOTA BLITAR

TAHUN 2016

L P L+P L % P % L+P % L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

1 Sukorejo Karangsari 2 - 2 2 - 2 2 100.00 - - 2 100.00 - - - - - -

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 1 - 1 1 - 1 1 100.00 - - 1 100.00 - - - - - -

3 Sananwetan Sananwetan 1 - 1 1 - 1 1 100.00 - - 1 100.00 - - - - - -

JUMLAH (KAB/KOTA) 4 - 4 4 - 4 4 100.00 - - 4 100.00 - - - - - -

JUMLAH PENDUDUK BERISIKO 69,001 70,116 139,117

ANGKA KESAKITAN (ANNUAL PARASITE INCIDENCE ) PER 1.000 PENDUDUK BERISIKO 0.06 0.00 0.03

Sumber: Seksi Pencegahan, Pengamatan dan Pemberantasan Penyakit

Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

CFR

L

SUSPEKPOSITIF

P L+P

SEDIAAN DARAH DIPERIKSA

MALARIA

PUSKESMAS MENINGGAL NO KECAMATAN

TABEL 23

PENDERITA FILARIASIS DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2016

L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Sukorejo Karangsari - - - - - -

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul - - - - - -

3 Sananwetan Sananwetan - - - - - -

JUMLAH (KAB/KOTA) - - - - - -

ANGKA KESAKITAN PER 100.000 PENDUDUK (KAB/KOTA) 0 0 0

Sumber: Seksi Pencegahan, Pengamatan dan Pemberantasan Penyakit

Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

JUMLAH SELURUH KASUSKASUS BARU DITEMUKAN

PENDERITA FILARIASIS

NO KECAMATAN PUSKESMAS

TABEL 24

PENGUKURAN TEKANAN DARAH PENDUDUK ≥ 18 TAHUN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2016

LAKI-LAKI PEREMPUANLAKI-LAKI +

PEREMPUANJUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 Sukorejo Karangsari 16,630 17,374 34,004 558 3.36 1,717 9.88 2,275 6.69 113 20.25 527 30.69 640 28.13

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 14,145 14,777 28,922 58 0.41 417 2.82 475 1.64 34 58.62 130 31.18 164 34.53

3 Sananwetan Sananwetan 18,051 18,859 36,910 267 1.48 836 4.43 1,103 2.99 74 27.72 239 28.59 313 28.38

JUMLAH (KAB/KOTA) 48,826 51,010 99,836 883 1.81 2,970 5.82 3,853 3.86 221 25.03 896 30.17 1,117 28.99

Sumber: Seksi Pencegahan, Pengamatan dan Pemberantasan Penyakit

NO KECAMATAN PUSKESMAS

JUMLAH PENDUDUK ≥ 18 TAHUN LAKI-LAKI +

PEREMPUAN

HIPERTENSI/TEKANAN DARAH TINGGIDILAKUKAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH

LAKI-LAKI PEREMPUANLAKI-LAKI +

PEREMPUANLAKI-LAKI PEREMPUAN

TABEL 25

PEMERIKSAAN OBESITAS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2016

LAKI-LAKI PEREMPUANLAKI-LAKI +

PEREMPUANJUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 Sukorejo Karangsari 19,210 40,325 59,535 758 3.95 1,517 3.76 2,275 3.82 198 26.12 200 13.18 398 17.49

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 14,778 26,969 41,747 150 1.02 325 1.21 475 1.14 104 69.33 220 67.69 324 68.21

3 Sananwetan Sananwetan 18,510 40,823 59,333 267 1.44 836 2.05 1,103 1.86 48 17.98 73 8.73 121 10.97

JUMLAH (KAB/KOTA) 52,498 108,117 160,615 1,175 2.24 2,678 2.48 3,853 2.40 350 29.79 493 18.41 843 21.88

Sumber: Seksi Pencegahan, Pengamatan dan Pemberantasan Penyakit

OBESITAS

LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN

DILAKUKAN PEMERIKSAAN OBESITAS

LAKI-LAKINO KECAMATAN PUSKESMAS

JUMLAH PENGUNJUNG PUSKESMAS

DAN JARINGANNYA BERUSIA ≥ 15

TAHUN PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN

TABEL 26

CAKUPAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE IVA DAN KANKER PAYUDARA DENGAN PEMERIKSAAN KLINIS (CBE)

MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2016

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Sukorejo Karangsari 7,389 70 0.95 0 0.00 0 0.00

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 6,285 148 2.35 0 0.00 0 0.00

3 Sananwetan Sananwetan 8,020 74 0.92 0 0.00 0 0.00

JUMLAH (KAB/KOTA) 21,694 292 1.35 0 0.00 0 0.00

Sumber: Seksi Kesga & Kespro

Ket: IVA: Inspeksi Visual dengan Asam asetat

CBE: Clinical Breast Examination

PEMERIKSAAN LEHER RAHIM

DAN PAYUDARATUMOR/BENJOLANIVA POSITIF

NO KECAMATAN PUSKESMASPEREMPUAN

USIA 30-50 TAHUN

TABEL 27

JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)

KOTA BLITAR

TAHUN 2016

DIKETAHUIDITANGGU-

LANGIAKHIR L P L+P

0-7

HARI

8-28

HARI

1-11

BLN

1-4

THN

5-9

THN

10-14

THN

15-19

THN

20-44

THN

45-54

THN

55-59

THN

60-69

THN

70+

THNL P L+P L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34

1 DIPHTERI 1 1 01/02/16 01/02/16 08/02/16 1 1 1 0 0 0 6,721 6,815 13,536 - 0.01 0.01 - - -

2 DIPHTERI 1 1 02/02/16 02/02/16 09/02/16 1 1 1 0 0 0 3,446 3,425 6,871 0.03 - 0.01 - - -

3 DIPHTERI 1 1 23/02/16 23/02/16 02/03/16 1 1 1 0 0 0 6,721 6,815 13,536 - 0.01 0.01 - - -

4 DIPHTERI 1 1 23/02/16 23/02/16 02/03/16 1 1 1 0 0 0 5,064 5,060 10,124 0.02 - 0.01 - - -

5 DIPHTERI 1 1 25/02/16 25/02/16 04/03/16 1 1 1 0 0 0 6,413 6,600 13,013 0.02 - 0.01 - - -

6 DIPHTERI 1 1 29/02/16 29/02/16 07/03/16 1 1 1 0 0 0 2,747 2,791 5,538 - 0.04 0.02 - - -

7 DIPHTERI 1 1 05/03/16 05/03/16 12/03/16 1 1 1 0 0 0 2,201 2,240 4,441 - 0.04 0.02 - - -

8 DIPHTERI 1 1 26/03/16 26/03/16 04/04/16 1 1 1 0 0 0 1,457 1,517 2,974 0.07 - 0.03 - - -

9 DIPHTERI 1 1 31/03/16 31/03/16 07/04/16 1 1 1 0 0 0 2,117 2,115 4,232 - 0.05 0.02 - - -

10 DIPHTERI 1 1 12/04/16 12/04/16 19/04/16 1 1 1 0 0 0 1,739 1,762 3,501 0.06 - 0.03 - - -

11 DIPHTERI 1 1 23/04/16 23/04/16 01/05/16 1 1 1 0 0 0 3,656 3,705 7,361 0.03 - 0.01 - - -

12 DIPHTERI 1 1 23/04/16 23/04/16 01/05/16 1 1 1 0 0 0 5,064 5,060 10,124 - 0.02 0.01 - - -

13 DIPHTERI 1 1 04/05/16 04/05/16 12/05/16 1 1 1 0 0 0 2,591 2,490 5,081 - 0.04 0.02 - - -

14 DIPHTERI 1 1 16/05/16 16/05/16 23/05/16 1 1 1 0 0 0 4,912 4,943 9,855 0.02 - 0.01 - - -

15 DIPHTERI 1 1 01/06/16 01/06/16 08/06/16 1 1 1 0 0 0 6,413 6,600 13,013 - 0.02 0.01 - - -

16 DIPHTERI 1 1 16/06/16 16/06/16 23/06/16 1 1 1 0 0 0 5,064 5,060 10,124 - 0.02 0.01 - - -

17 DIPHTERI 1 1 06/08/16 06/08/16 14/08/16 1 1 1 0 0 0 1,659 1,643 3,302 - 0.06 0.03 - - -

Sumber: Seksi Pencegahan, Pengamatan dan Pemberantasan Penyakit

WAKTU KEJADIAN (TANGGAL) KELOMPOK UMUR PENDERITA CFR (%)

JUMLAH

DESA/KEL

YANG TERSERANG

NOJENIS KEJADIAN

LUAR BIASA

ATTACK RATE (%)

JUMLAH

KEC

JUMLAH PENDUDUK

TERANCAMJUMLAH PENDERITA JUMLAH KEMATIAN

TABEL 28

KOTA BLITAR

TAHUN 2016

JUMLAH DITANGANI <24 JAM %1 2 3 4 5 6

1 Sukorejo Karangsari 5 5 100.00

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 4 4 100.00

3 Sananwetan Sananwetan 8 8 100.00

JUMLAH (KAB/KOTA) 17 17 100.00

Sumber: Seksi Pencegahan, Pengamatan dan Pemberantasan Penyakit

KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DI DESA/KELURAHAN YANG DITANGANI < 24 JAM

KLB DI DESA/KELURAHANNO PUSKESMASKECAMATAN

TABEL 29

MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2016

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 Sukorejo Karangsari 821 758 92.3 682 83.1 784 681 86.9 689 87.9 682 86.99

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 698 700 100.3 612 87.7 668 630 94.3 632 94.6 612 91.62

3 Sananwetan Sananwetan 891 838 94.1 736 82.6 849 805 94.8 767 90.3 719 84.69

JUMLAH (KAB/KOTA) 2,410 2,296 95.3 2,030 84.2 2,301 2,116 92.0 2,088 90.7 2,013 87.48

Sumber: - Seksi Kesga & Kespro

- Seksi Kesehatan Anak, Remaja, Usia Lanjut dan Gizi Masyarakat

NO

CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS

JUMLAH

IBU NIFAS

MENDAPAT VIT A

IBU HAMIL

KECAMATAN PUSKESMAS

IBU BERSALIN/NIFAS

K1JUMLAH

PERSALINAN

DITOLONG NAKES

MENDAPAT

YANKES NIFASK4

TABEL 30

PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2016

TT-1 TT-2 TT-3 TT-4 TT-5 TT2+

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1 Sukorejo Karangsari 821 43 5.2 1 0.1 105 12.8 324 39.5 515 62.7 945 115.1

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 698 20 2.9 5 0.7 31 4.4 37 5.3 19 2.7 92 13.2

3 Sananwetan Sananwetan 891 59 6.6 19 2.1 192 21.5 280 31.4 414 46.5 905 101.6

JUMLAH (KAB/KOTA) 2,410 122 5.1 25 1.0 328 13.6 641 26.6 948 39.3 1,942 80.6

Sumber: Seksi Pencegahan, Pengamatan dan Pemberantasan Penyakit

IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMILJUMLAH IBU

HAMILNO KECAMATAN PUSKESMAS

TABEL 31

PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA WANITA USIA SUBUR MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2016

TT-1 TT-2 TT-3 TT-4 TT-5

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 Sukorejo Karangsari 8,885 640 7.2 1,226 13.8 2,471 27.8 2,883 32.4 2,632 29.6

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 7,556 416 5.5 683 9.0 1,396 18.5 1,367 18.1 1,485 19.7

3 Sananwetan Sananwetan 9,644 611 6.3 733 7.6 1,795 18.6 1,582 16.4 2,413 25.0

JUMLAH (KAB/KOTA) 26,085 1,667 6.4 2,642 10.1 5,662 21.7 5,832 22.4 6,530 25.0

Sumber: Seksi Pencegahan, Pengamatan dan Pemberantasan Penyakit

IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA WUS

NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH WUS

(15-39 TAHUN)

TABEL 32

JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET FE1 DAN FE3 MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2016

FE1 (30 TABLET) FE3 (90 TABLET)

JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Sukorejo Karangsari 821 758 92.33 697 84.90

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 698 599 85.82 578 82.81

3 Sananwetan Sananwetan 891 844 94.73 731 82.04

JUMLAH (KAB/KOTA) 2410 2,201 91.33 2,006 83.24

Sumber: Seksi Kesehatan Anak, Remaja, Usia Lanjut dan Gizi Masyarakat

KECAMATANJUMLAH

IBU HAMILNO PUSKESMAS

TABEL 33

KOTA BLITAR

TAHUN 2016

S % L P L + P L P L + P S % S % S %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

1 Sukorejo Karangsari 821 164 97 59.15 377 369 746 57 55 112 36 63.7 45 81.3 81 72.4

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 698 140 187 133.57 321 313 634 48 47 95 57 118.4 47 100.1 104 109.4

3 Sananwetan Sananwetan 891 178 105 58.99 410 401 811 62 60 122 47 76.4 45 74.8 92 75.6

JUMLAH (KAB/KOTA) 2,410 482 389 80.71 1,108 1,083 2,191 166 162 329 140 84.2 137 84.3 277 84.3

Sumber: Seksi Kesga & Kespro

PERKIRAAN

BUMIL DENGAN

KOMPLIKASI

KEBIDANAN

PPUSKESMAS

PENANGANAN

KOMPLIKASI

KEBIDANAN

JUMLAH LAHIR HIDUPPERKIRAAN NEONATAL

KOMPLIKASI

PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL

L + PKECAMATAN

JUMLAH DAN PERSENTASE PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN DAN KOMPLIKASI NEONATAL

MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

NO LJUMLAH

IBU HAMIL

TABEL 34

KOTA BLITAR

TAHUN 2016

PESERTA KB AKTIF

MKJP

IUD % MOP % MOW % IM PLAN % JUMLAH % KON DOM % SUNTIK % PIL %OBAT

VAGINA%

LAIN

NYA% JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

1 Sukorejo Karangsari 2,265 39.4 53 0.9 66 1.1 958 16.7 3,342 58.2 488 8.5 1,477 25.7 438 7.6 0 0.0 0 0.0 2,403 41.8 5,745 100.0

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 2,004 39.9 89 1.8 41 0.8 414 8.2 2,548 50.8 148 2.9 1,579 31.5 745 14.8 0 0.0 0 0.0 2,472 49.2 5,020 100.0

3 Sananwetan Sananwetan 1,310 19.3 109 1.6 67 1.0 123 1.8 1,609 23.7 222 3.3 3,426 50.5 1,522 22.5 0 0.0 0 0.0 5,170 76.3 6,779 100.0

JUMLAH (KAB/KOTA) 5,579 31.8 251 1.4 174 1.0 1,495 8.5 7,499 42.7 858 4.9 6,482 36.9 2,705 15.4 0 0.0 0 0.0 10,045 57.3 17,544 100.0

Sumber: Seksi Kesga & Kespro

Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

PROPORSI PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

MKJP +

NON MKJP

% MKJP +

NON MKJP

NO KECAMATAN PUSKESMASNON MKJP

TABEL 35

KOTA BLITAR

TAHUN 2016

PESERTA KB BARU

MKJP

IUD % MOP % MOW % IMPLAN % JUMLAH % KONDOM % SUNTIK % PIL %OBAT

VAGINA%

LAIN

NYA% JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

1 Sukorejo Karangsari 56 30.8 10 5.5 0 0.0 82 45.1 148 81.3 4 2.2 27 14.8 3 1.6 0 0.0 0 0.0 34 18.7 182 100.0

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 34 15.6 39 17.9 1 0.5 15 6.9 89 40.8 2 0.9 109 50.0 18 8.3 0 0.0 0 0.0 129 59.2 218 100.0

3 Sananwetan Sananwetan 80 20.7 6 1.6 2 0.5 17 4.4 105 27.2 9 2.3 218 56.5 54 14.0 0 0.0 0 0.0 281 72.8 386 100.0

JUMLAH (KAB/KOTA) 170 21.6 55 7.0 3 0.4 114 14.5 342 43.5 15 1.9 354 45.0 75 9.5 0 0.0 0 0.0 444 56.5 786 100.0

Sumber: Seksi Kesga & Kespro

Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

PROPORSI PESERTA KB BARU MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

NON MKJP MKJP +

NON

MKJP

% MKJP

+ NON

MKJP

NO KECAMATAN PUSKESMAS

TABEL 36

JUMLAH PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2016

PESERTA KB BARU

JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Sukorejo Karangsari 8,055 182 2.3 5,745 71.3

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 6,852 218 3.2 5,020 73.3

3 Sananwetan Sananwetan 8,743 386 4.4 6,779 77.5

JUMLAH (KAB/KOTA) 23,650 786 3.3 17,544 74.2

Sumber: Seksi Kesga & Kespro

PESERTA KB AKTIFJUMLAH PUSNO KECAMATAN PUSKESMAS

TABEL 37

KOTA BLITAR

TAHUN 2016

L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 Sukorejo Karangsari 377 369 746 342 90.7162 336 91.1 678 90.9 14 4.09357 24 7.1 38 5.6

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 321 313 634 339 105.6 292 93.3 631 99.5 11 3.2 19 6.5 30 4.8

3 Sananwetan Sananwetan 410 401 811 420 102.4 388 96.8 808 99.6 25 6.0 19 4.9 44 5.4

JUMLAH (KAB/KOTA) 1,108 1,083 2,191 1,101 99.4 1,016 93.8 2,117 96.6 50 4.5 62 6.1 112 5.3

Sumber: Seksi Kesga & Kespro

BBLR

KECAMATAN PUSKESMAS

BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

L + P

BAYI BARU LAHIR DITIMBANG

P LL + PLNOJUMLAH LAHIR HIDUP

P

TABEL 38

CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2016

L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 Sukorejo Karangsari 377 369 746 346 91.8 330 89.4 676 90.6 329 87.3 328 88.9 657 88.1

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 321 313 634 342 106.5 292 93.3 634 100.0 319 99.4 296 94.6 615 97.0

3 Sananwetan Sananwetan 410 401 811 419 102.2 388 96.8 807 99.5 396 96.6 374 93.3 770 94.9

JUMLAH (KAB/KOTA) 1,108 1,083 2,191 1,107 99.9 1,010 93.3 2,117 96.6 1,044 94.2 998 92.2 2,042 93.2

Sumber: Seksi Kesga & Kespro

P L + P L

JUMLAH LAHIR HIDUP

P

KUNJUNGAN NEONATAL 3 KALI (KN LENGKAP)

NO KECAMATAN PUSKESMAS L + P

KUNJUNGAN NEONATAL 1 KALI (KN1)

L

TABEL 39

KOTA BLITAR

TAHUN 2016

L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Sukorejo Karangsari 386 358 744 328 85.0 312 87.2 640 86.0

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 136 126 262 106 77.9 98 77.8 204 77.9

3 Sananwetan Sananwetan 373 394 767 277 74.3 285 72.3 562 73.3

JUMLAH (KAB/KOTA) 895 878 1,773 711 79.4 695 79.2 1,406 79.3

Sumber: Seksi Kesehatan Anak, Remaja, Usia Lanjut dan Gizi Masyarakat

JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

NO

JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF

L + PKECAMATAN

USIA 0-6 BULANJUMLAH BAYI

0-6 BULANPUSKESMASL P

TABEL 40

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2016

L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Sukorejo Karangsari 396 388 784 325 82.1 330 85.1 655 83.5

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 337 329 666 297 88.1 271 82.4 568 85.3

3 Sananwetan Sananwetan 430 420 850 379 88.1 293 69.8 672 79.1

JUMLAH (KAB/KOTA) 1,163 1,137 2,300 1,001 86.1 894 79 1,895 82.4

Sumber: Seksi Kesga & Kespro

NO KECAMATAN PUSKESMAS P L + PLJUMLAH BAYI

PELAYANAN KESEHATAN BAYI

TABEL 41

KOTA BLITAR

TAHUN 2016

1 2 3 4 5 6

1 Sukorejo Karangsari 7 4 57.14

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 7 4 57.14

3 Sananwetan Sananwetan 7 4 57.14

JUMLAH (KAB/KOTA) 21 12 57.14

Sumber: Seksi Pencegahan, Pengamatan dan Pemberantasan Penyakit

CAKUPAN DESA/KELURAHAN UNIVERSAL CHILD IMMUNIZATION (UCI) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

% DESA/KELURAHAN

UCINO KECAMATAN PUSKESMAS

JUMLAH

DESA/KELURAHAN

DESA/KELURAHAN

UCI

TABEL 42

CAKUPAN IMUNISASI HEPATITIS B < 7 HARI DAN BCG PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2016

BAYI DIIMUNISASI

Hb < 7 hari BCG

L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 Sukorejo Karangsari 377 369 746 335 88.86 344 93.22 679 91.02 334 88.59 338 91.60 672 90.08

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 321 313 634 329 102.49 306 97.76 635 100.16 341 106.23 319 101.92 660 104.10

3 Sananwetan Sananwetan 410 401 811 403 98.29 385 96.01 788 97.16 414 100.98 390 97.26 804 99.14

JUMLAH (KAB/KOTA) 1108 1083 2191 1067 96.30 1035 95.57 2102 95.94 1089 98.29 1047 96.68 2136 97.49

Sumber: Seksi Pencegahan, Pengamatan dan Pemberantasan Penyakit

NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH LAHIR HIDUP

P L + PL P L + P L

TABEL 43

CAKUPAN IMUNISASI DPT-HB/DPT-HB-Hib, POLIO, CAMPAK, DAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2016

BAYI DIIMUNISASI

DPT-HB3/DPT-HB-Hib3 POLIO 4a CAMPAK IMUNISASI DASAR LENGKAP

L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1 Sukorejo Karangsari 396 388 784 327 83 313 81 640 82 307 77.5253 627 161.598 934 119.133 319 80.5556 622 160.309 941 120.026 358 90.404 343 88.4021 701 89.4133

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 337 329 666 360 107 320 97 680 102 369 109.496 667 202.736 1,036 155.556 307 91.0979 625 189.97 932 139.94 334 99.1098 300 91.1854 634 95.1952

3 Sananwetan Sananwetan 430 420 850 439 102 388 92 827 97 445 103.488 820 195.238 1,265 148.824 412 95.814 803 191.19 1,215 142.941 408 94.8837 370 88.0952 778 91.5294

JUMLAH (KAB/KOTA) 1,163 1,137 2,300 1,126 97 1,021 90 2,147 93 1,121 96.3887 2,114 185.928 3,235 140.652 1,038 89.2519 2,050 180.299 3,088 134.261 1,100 94.583 1,013 89.0941 2,113 91.8696

Sumber: Seksi Pencegahan, Pengamatan dan Pemberantasan Penyakit

Keterangan: a = khusus provinsi yang menerapkan 3 dosis polio maka diisi dengan polio 3

L + PL + PNO KECAMATAN PUSKESMAS

JUMLAH BAYI

(SURVIVING INFANT)L PP LL P L P L + PL + P

TABEL 44

CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI DAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2016

BAYI 6-11 BULAN ANAK BALITA (12-59 BULAN) BALITA (6-59 BULAN)

L P L+P SƷ % S % S % L P L+P S % S % S % L P L+P S % S % S %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1 Sukorejo Karangsari 396 388 784 310 78.28 303 78.09 613 78.19 1,540 1,406 2,946 1,519 98.64 1,390 98.86 2,909 98.74 1,936 1,794 3,730 1,829 94.47 1,693 94.37 3,522 94.42

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 337 329 666 321 95.25 341 103.65 662 99.40 1,310 1,195 2,505 1,344 102.60 1,340 112.13 2,684 107.15 1,647 1,524 3,171 1,665 101.09 1,681 110.30 3,346 105.52

3 Sananwetan Sananwetan 430 420 850 405 94.19 395 94.05 800 94.12 1,671 1,526 3,197 1,638 98.03 1,495 97.97 3,133 98.00 2,101 1,946 4,047 2,043 97.24 1,890 97.12 3,933 97.18

JUMLAH (KAB/KOTA) 1,163 1,137 2,300 1,036 89.08 1,039 91.38 2,075 90.22 4,521 4,127 8,648 4,501 99.56 4,225 102.37 8,726 100.90 5,684 5,264 10,948 5,537 97.41 5,264 100.00 10,801 98.66

Sumber: Seksi Pencegahan, Pengamatan dan Pemberantasan Penyakit

Keterangan: Pelaporan pemberian vitamin A dilakukan pada Februari dan Agustus, maka perhitungan bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A dalam setahun

dihitung dengan mengakumulasi bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A di bulan Februari dan yang mendapat vitamin A di bulan Agustus

L + P

MENDAPAT VIT A

PL

MENDAPAT VIT AJUMLAH

P PLL + PJUMLAH

L

MENDAPAT VIT ANO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH BAYI

L + P

TABEL 45

JUMLAH ANAK 0-23 BULAN DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2016

L P L+P L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 Sukorejo Karangsari 786 751 1,537 637 580 1,217 81.0 77.2 79.2 4 0.6 1 0.2 5 0.4

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 670 637 1,307 359 353 712 53.6 55 54.5 0 0.0 0 0.0 0 0.0

3 Sananwetan Sananwetan 854 814 1,668 905 858 1,763 106.0 105 105.7 1 0.1 1 0.1 2 0.1

JUMLAH (KAB/KOTA) 2,310 2,202 4,512 1,901 1,791 3,692 82.3 81 81.8 5 0.3 2 0.1 7 0.2

Sumber: Seksi Kesehatan Anak, Remaja, Usia Lanjut dan Gizi Masyarakat

% (D/S) L P L+PNO KECAMATAN PUSKESMAS

ANAK 0-23 BULAN (BADUTA)

JUMLAH BADUTA

DILAPORKAN (S)

DITIMBANG BGM

JUMLAH (D)

TABEL 46

KOTA BLITAR

TAHUN 2016

ANAK BALITA (12-59 BULAN)

L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Sukorejo Karangsari 1,540 1,406 2,946 1,112 72.2 1,062 75.5 2,174 73.8

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 1,310 1,195 2,505 757 57.8 812 67.9 1,569 62.6

3 Sananwetan Sananwetan 1,671 1,526 3,197 1,158 69.3 1,049 68.7 2,207 69.0

JUMLAH (KAB/KOTA) 4,521 4,127 8,648 3,027 67.0 2,923 70.8 5,950 68.8

Sumber: Seksi Kesga & Kespro

CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

P L + P

MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (MINIMAL 8 KALI)

LNO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH

TABEL 47

JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2016

L P L+P L P L+P L P L+P JUMLA

H% JUMLA

H% JUMLA

H%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 Sukorejo Karangsari 1,936 1,793 3,729 1,322 1,219 2,541 68.3 68.0 68.1 11 0.8 5 0.4 16 0.6

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 1,647 1,525 3,172 1,190 1,179 2,369 72.3 77 74.7 2 0.2 3 0.3 5 0.2

3 Sananwetan Sananwetan 2,101 1,946 4,047 1,670 1,489 3,159 79.5 77 78.1 2 0.1 2 0.1 4 0.1

JUMLAH (KAB/KOTA) 5,684 5,264 10,948 4,182 3,887 8,069 73.6 74 73.7 15 0.4 10 0.3 25 0.3

Sumber: Seksi Kesehatan Anak, Remaja, Usia Lanjut dan Gizi Masyarakat

JUMLAH (D) % (D/S)KECAMATAN

BGMNO

BALITA

L+PPUSKESMAS

JUMLAH BALITA

DILAPORKAN (S) L P

DITIMBANG

TABEL 48

CAKUPAN KASUS BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2016

KASUS BALITA GIZI BURUK

L P L+P S % S % S %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Sukorejo Karangsari 5 2 7 5 100.0 2 100.0 7 100.0

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul - - - - 0.0 - 0.0 - 0.0

3 Sananwetan Sananwetan 1 - 1 1 100.0 - 0.0 1 100.0

JUMLAH (KAB/KOTA) 6 2 8 6 100.0 2 100.0 8 100.0

Sumber: Seksi Kesehatan Anak, Remaja, Usia Lanjut dan Gizi Masyarakat

JUMLAH DITEMUKANNO KECAMATAN PUSKESMASP L + P

MENDAPAT PERAWATAN

L

TABEL 49

KOTA BLITAR

TAHUN 2016

MURID KELAS 1 SD DAN SETINGKAT

L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 Sukorejo Karangsari 391 395 786 391 100.0 395 100.0 786 100.0 23 23 100.00

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 490 470 960 490 100.0 470 100.0 960 100.0 24 24 100.00

3 Sananwetan Sananwetan 680 653 1,333 680 100.0 653 100.0 1,333 100.0 24 24 100.00

JUMLAH (KAB/KOTA) 1,561 1,518 3,079 1,561 100.0 1,518 100.0 3,079 100.0 71 71 100.00

CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT 100.0 100.0 100.0

Sumber: Seksi Kesehatan Anak, Remaja, Usia Lanjut dan Gizi Masyarakat

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN) SISWA SD & SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

NO MENDAPAT

PELAYANAN

KESEHATAN

(PENJARINGAN)

JUMLAH

JUMLAHL

%

KECAMATAN PUSKESMAS

MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN)

P L + P

SD DAN SETINGKAT

TABEL 50

KOTA BLITAR

TAHUN 2016

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT

TUMPATAN GIGI TETAPPENCABUTAN GIGI

TETAP

RASIO TUMPATAN/

PENCABUTAN1 2 3 4 5 6

1 Sukorejo Karangsari 783 506 1.5

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 874 537 1.6

3 Sananwetan Sananwetan 1,251 760 1.6

JUMLAH (KAB/ KOTA) 2,908 1,803 1.6

Sumber: Pelayanan Kesehatan Dasar, Rujukan dan Khusus

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

NO PUSKESMASKECAMATAN

TABEL 51

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2016

L P L + P L % P % L + P % L P L + P L % P % L + P %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

1 Sukorejo Karangsari 23 12 52.2 12 52.2 1,776 1,925 3,701 119 6.7 146 7.6 265 7.2 78 94 172 69 88.5 87 92.6 156 90.7

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 24 24 100.0 24 100.0 2,889 2,612 5,501 819 28.3 727 27.8 1,546 28.1 301 280 581 433 143.9 385 137.5 818 140.8

3 Sananwetan Sananwetan 24 24 100.0 24 100.0 3,122 2,900 6,022 667 21.4 644 22.2 1,311 21.8 483 485 968 69 14.3 64 13.2 133 13.7

JUMLAH (KAB/ KOTA) 71 60 84.5 60 84.5 7,787 7,437 15,224 1,605 20.6 1,517 20.4 3,122 20.5 862 859 1,721 571 66.2 536 62.4 1,107 64.3

Sumber: Pelayanan Kesehatan Dasar, Rujukan dan Khusus

UPAYA KESEHATAN GIGI SEKOLAH

NO PUSKESMASKECAMATANJUMLAH MURID SD/MI

JUMLAH

SD/MI

JUMLAH

SD/MI DGN

SIKAT GIGI

MASSAL

JUMLAH

SD/MI

MENDAPAT

YAN. GIGI

% %

MURID SD/MI DIPERIKSA PERLU PERAWATAN MENDAPAT PERAWATAN

TABEL 52

KOTA BLITAR

TAHUN 2016

L P L+P L % P % L+P %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Sukorejo Karangsari 2,597 2,999 5,596 1,947 74.97 2,612 87.10 4,559 81.47

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 2,209 2,551 4,760 2,450 110.91 3,323 130.26 5,773 121.28

3 Sananwetan Sananwetan 2,818 3,255 6,073 1,930 68.49 2,556 78.53 4,486 73.87

JUMLAH (KAB/KOTA) 7,624 8,805 16,429 6,327 82.99 8,491 96.43 14,818 90.19

Sumber: Seksi Kesehatan Anak, Remaja, Usia Lanjut dan Gizi Masyarakat

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

JUMLAH MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN

USILA (60TAHUN+)

NO KECAMATAN PUSKESMAS

TABEL 53

KOTA BLITAR

TAHUN 2016

%

L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8

1 Jaminan Kesehatan Nasional 93,440 0.00 0.00 67.17

1.1 Penerima Bantuan Iuran (PBI) APBN 28,067 0.00 0.00 20.18

1.2 PBI APBD 12,619 0.00 0.00 9.07

1.3 Pekerja penerima upah (PPU) 32,550 0.00 0.00 23.40

1.4 Pekerja bukan penerima upah (PBPU)/mandiri 11,149 0.00 0.00 8.01

1.5 Bukan pekerja (BP) 9,055 0.00 0.00 6.51

2 Jamkesda 1,549 0.00 0.00 1.11

3 Asuransi Swasta 0 0.00 0.00 0.00

4 Asuransi Perusahaan 0 0.00 0.00 0.00

JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 94,989 0.00 0.00 68.28

Sumber: Pelayanan Kesehatan Dasar, Rujukan dan Khusus

CAKUPAN JAMINAN KESEHATAN PENDUDUK MENURUT JENIS JAMINAN DAN JENIS KELAMIN

NO JENIS JAMINAN KESEHATAN

PESERTA JAMINAN KESEHATAN

JUMLAH

TABEL 54

KOTA BLITAR

TAHUN 2016

JUMLAH KUNJUNGAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA

L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Puskesmas Sukorejo 38,554 42,647 81,201 0 212 303 515

2 Puskesmas Kepanjenkidul 24,744 36,030 60,774 525 567 1,092 979 414 1,393

3 Puskesmas Sananwetan 29,598 51,574 81,172 287 366 653 436 252 688

0 0 0

SUB JUMLAH I 92,896 130,251 223,147 812 933 1,745 1,627 969 2,596

1 RS Syuhada' Haji 4,039 4,706 8,745 3,303 4,314 7,617 0 0 0

2 RSIA Aminah 2,111 4,308 6,419 1,061 2,395 3,456 0

3 RSU Aminah 29,315 28,203 57,518 3,255 4,082 7,337 0 0 0

4 RS Katolik Budi Rahayu 16,775 19,691 36,466 2,830 2,997 5,827 124 116 240

5 RSUD Mardi Waluyo 57,435 72,373 129,808 6,306 7,230 13,536 0

SUB JUMLAH II 109,675 129,281 238,956 16,755 21,018 37,773 124 116 240

1 Sarana Yankes lainnya (sebutkan) 0 0 0

2 Sarana Yankes lainnya (sebutkan) 0 0 0

3 Sarana Yankes lainnya (sebutkan) 0 0 0

4 Sarana Yankes lainnya (sebutkan) 0 0 0

0 0 0

SUB JUMLAH III 0 0 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 202,571 259,532 462,103 17,567 21,951 39,518 1,751 1,085 2,836

JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA 69,001 70,116 139,117 69,001 70,116 139,117

CAKUPAN KUNJUNGAN (%) 293.6 370.1 332.2 25.5 31.3 28.4

Sumber: Pelayanan Kesehatan Dasar, Rujukan dan Khusus

Catatan: Puskesmas non rawat inap hanya melayani kunjungan rawat jalan

NO SARANA PELAYANAN KESEHATAN

JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN, RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN

RAWAT JALAN RAWAT INAP JUMLAH

TABEL 55

KOTA BLITAR

TAHUN 2016

L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 RS Syuhada' Haji 109 1,424 1,704 3,128 68 92 160 19 33 52 47.8 54.0 51.2 13.3 19.4 16.6

2 RSIA Aminah 50 1,159 2,366 3,525 6 12 18 - 6 6 5.2 5.1 5.1 - 2.5 1.7

3 RSU Aminah 109 3,255 4,082 7,337 92 93 185 38 42 80 28.3 22.8 25.2 11.7 10.3 10.9

4 RS Katolik Budi Rahayu 125 2,830 2,997 5,827 196 166 362 105 96 201 69.3 55.4 62.1 37.1 32.0 34.5

5 RSUD Mardi Waluyo 212 6,306 7,230 13,536 565 505 1,070 280 279 559 89.6 69.8 79.0 44.4 38.6 41.3

605 14,974 18,379 33,353 927 868 1,795 442 456 898 61.9 47.2 53.8 29.5 24.8 26.9

Sumber: Pelayanan Kesehatan Dasar, Rujukan dan Khusus

Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta

KOTA

PASIEN KELUAR (HIDUP +

MATI)NO NAMA RUMAH SAKITa

ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT

GDR NDRPASIEN KELUAR MATI PASIEN KELUAR MATI

≥ 48 JAM DIRAWATJUMLAH

TEMPAT TIDUR

TABEL 56

INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT

KOTA BLITAR

TAHUN 2016

NONAMA RUMAH

SAKITa

JUMLAH

TEMPAT TIDUR

PASIEN KELUAR

(HIDUP + MATI)

JUMLAH HARI

PERAWATAN

JUMLAH LAMA

DIRAWATBOR (%) BTO (KALI) TOI (HARI) ALOS (HARI)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 RS Syuhada' Haji 109 3,128 21,041 22,138 52.9 28.70 5.99 7.1

2 RSIA Aminah 50 3,525 12,899 934 70.7 70.50 1.52 0.3

3 RSU Aminah 109 7,337 24,808 23,355 62.4 67.31 2.04 3.2

4 RS Katolik Budi Rahayu 125 5,827 21,963 21,830 48.1 46.62 4.06 3.7

5 RSUD Mardi Waluyo 212 13,536 59,198 59,313 76.5 63.85 1.34 4.4

605 33353 139,909 127,570 63.4 55.13 2.4 3.82

Sumber: Pelayanan Kesehatan Dasar, Rujukan dan Khusus

Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta

KOTA

KOTA BLITAR

TAHUN 2016

JUMLAHJUMLAH

DIPANTAU% DIPANTAU

JUMLAH

BER- PHBS % BER- PHBS

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Sukorejo Karangsari 15,728 5,300 33.7 2,021 38.1

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 13,245 3,500 26.4 1,483 42.4

3 Sananwetan Sananwetan 17,032 4,500 26.4 2,143 47.6

JUMLAH (KAB/KOTA) 46,005 13,300 28.9 5,647 42.5

46,005 Sumber: Seksi Promosi, Sistem Informasi dan Perijinan Kesehatan

TABEL 57

RUMAH TANGGA

NO KECAMATAN PUSKESMAS

PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (BER-PHBS) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2016

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1 Sukorejo Karangsari 12,964 6,893 53.17 6,071 240 3.95 194 80.83 7,087 54.67

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 8,742 8,134 93.05 608 240 39.47 131 54.58 8,265 94.54

3 Sananwetan Sananwetan 13,432 9,361 69.69 4,071 240 5.90 201 83.75 9,562 71.19

JUMLAH (KAB/KOTA) 35,138 24,388 69.41 10,750 720 6.70 526 73.06 24,914 70.90

PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

TABEL 58

NO

2016

KECAMATAN

RUMAH DIBINA MEMENUHI

SYARAT

RUMAH MEMENUHI SYARAT

(RUMAH SEHAT)

2015

JUMLAH

RUMAH YANG

BELUM

MEMENUHI

SYARAT

RUMAH DIBINAJUMLAH

SELURUH

RUMAH

Sumber: Seksi Penyehatan Lingkungan

RUMAH MEMENUHI SYARAT

(RUMAH SEHAT)PUSKESMAS

TABEL 59

KOTA BLITAR

TAHUN 2016

JU

MLA

H

SA

RA

NA

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JU

MLA

H

SA

RA

NA

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JU

MLA

H

SA

RA

NA

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JU

MLA

H

SA

RA

NA

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JU

MLA

H

SA

RA

NA

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JU

MLA

H

SA

RA

NA

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JU

MLA

H

SA

RA

NA

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34

1 Sukorejo Karangsari 47,383 8,099 38,547 5,970 29,850 2,016 4,032 1,310 2,621 1 77 1 77 1,704 4,727 1,704 4,727 37,275 78.667

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 40,302 8,121 34,920 5,985 29,015 1,265 1,645 860 1,119 1,363 3,737 1,363 3,737 33,871 84.04

3 Sananwetan Sananwetan 51,432 9,234 45,502 7,156 32,524 2,617 3,402 1,774 2,307 861 2,528 861 2,528 37,359 72.64

JUMLAH (KAB/KOTA) 139,117 25,454 118,969 19,111 91,389 0 0 0 0 5,898 9,079 3,944 6,047 0 0 0 0 1 77 1 77 0 0 0 0 3,928 10,992 3,928 10,992 108,505 78.00

Sumber: Seksi Penyehatan Lingkungan

PENDUDUK DENGAN AKSES BERKELANJUTAN TERHADAP AIR MINUM BERKUALITAS (LAYAK) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

MEMENUHI

SYARAT

PERPIPAAN (PDAM,BPSPAM)

JU

MLA

H S

AR

AN

A

BUKAN JARINGAN PERPIPAAN

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

MATA AIR TERLINDUNG

JU

MLA

H S

AR

AN

A MEMENUHI

SYARAT

NOMEMENUHI

SYARAT

PENDUDUK

DENGAN AKSES

BERKELANJUTAN

TERHADAP AIR

MINUM LAYAK

JU

MLA

H S

AR

AN

A

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

MEMENUHI

SYARAT

JU

MLA

H S

AR

AN

A

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JU

MLA

H S

AR

AN

A MEMENUHI

SYARAT

%

SUMUR GALI DENGAN POMPA

JU

MLA

H S

AR

AN

A

PENAMPUNGAN AIR HUJANTERMINAL AIR

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

MEMENUHI

SYARAT

JU

MLA

H

SUMUR BOR DENGAN POMPA

KECAMATAN PUSKESMAS

JU

MLA

H S

AR

AN

A

SUMUR GALI TERLINDUNG

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

MEMENUHI

SYARAT

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

PENDUDUK

TABEL 60

KOTA BLITAR

TAHUN 2016

JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7

1 Sukorejo Karangsari 0 0 0 0.00

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 0 0 0 0.00

3 Sananwetan Sananwetan 1 100 23 23.00

JUMLAH (KAB/KOTA) 1 100 23 23.00

Sumber: Seksi Penyehatan Lingkungan

PERSENTASE KUALITAS AIR MINUM DI PENYELENGGARA AIR MINUM YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN

JUMLAH SAMPEL

DIPERIKSA

MEMENUHI SYARAT

(FISIK, BAKTERIOLOGI, DAN KIMIA)NO KECAMATAN

JUMLAH

PENYELENGGARA

AIR MINUM

PUSKESMAS

TABEL 61

KOTA BLITAR

TAHUN 2016

JU

MLA

H

SA

RA

NA

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

% P

EN

DU

DU

K

PE

NG

GU

NA

JU

MLA

H

SA

RA

NA

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

% P

EN

DU

DU

K

PE

NG

GU

NA

JU

MLA

H

SA

RA

NA

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

% P

EN

DU

DU

K

PE

NG

GU

NA

JU

MLA

H

SA

RA

NA

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

% P

EN

DU

DU

K

PE

NG

GU

NA

JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

1 Sukorejo Karangsari 47,383 0 15,590 46,831 15,340 46,081 98.4 118 472 107 437 92.58 20 80 - - 0 46,518 98.2

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 40,302 0 11,019 39,998 11,019 39,998 100 181 304 181 304 100 - - - - 0 40,302 100.0

3 Sananwetan Sananwetan 51,432 0 11,505 50,679 11,131 49,057 96.8 149 730 131 655 89.73 23 92 - - 0 49,712 96.7

JUMLAH (KAB/KOTA) 139,117 0 0 0 0 0 38,114 137,508 37,490 135,136 98 448 1,506 419 1,396 93 43 172 0 0 0 136,532 98.1

Sumber: Seksi Penyehatan Lingkungan

MEMENUHI SYARAT

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JENIS SARANA JAMBAN

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

PLENGSENGAN

MEMENUHI SYARAT

PENDUDUK DENGAN AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI YANG LAYAK (JAMBAN SEHAT) MENURUT JENIS JAMBAN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

JU

MLA

H S

AR

AN

A

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

LEHER ANGSA CEMPLUNG

PENDUDUK

DENGAN AKSES

SANITASI LAYAK

(JAMBAN SEHAT)

KOMUNAL

NO KECAMATAN

MEMENUHI SYARAT

PUSKESMAS

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

JU

MLA

H S

AR

AN

A

JU

MLA

H S

AR

AN

A

JU

MLA

H S

AR

AN

A MEMENUHI SYARAT

TABEL 62

KOTA BLITAR

TAHUN 2016

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Sukorejo Karangsari 7 7 100 0 0 - 0

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 7 7 100.0 7 100 - 0

3 Sananwetan Sananwetan 7 3 42.9 0 0 - 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 21 17 81.0 7 33.3 0 0

Sumber: Seksi Penyehatan Lingkungan

DESA YANG MELAKSANAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT

NO DESA MELAKSANAKAN

STBM

SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM)

DESA STOP BABS

(SBS)PUSKESMAS

JUMLAH DESA/

KELURAHANKECAMATAN DESA STBM

TABEL 63

KOTA BLITAR

TAHUN 2016

SD

SL

TP

SL

TA

PU

SK

ES

MA

S

RU

MA

H

SA

KIT

UM

UM

BIN

TA

NG

NO

N

BIN

TA

NG

JU

ML

AH

%

JU

ML

AH

%

JU

ML

AH

%

JU

ML

AH

%

JU

ML

AH

%

JU

ML

AH

%

JU

ML

AH

%

JU

ML

AH

%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

1 Sukorejo Karangsari 23 6 7 1 2 - 2 41 18 78.3 5 83.3 6 85.7 1 100.0 2 100.0 0 - 1 50.0 33 80.5

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 24 9 9 1 4 - 11 58 18 75.0 8 88.9 7 77.8 1 100.0 4 100.0 0 - 9 81.8 47 81.0

3 Sananwetan Sananwetan 25 13 10 1 2 - 3 54 19 76.0 9 69.2 8 80.0 1 100.0 2 100.0 0 - 2 66.7 41 75.9

JUMLAH (KAB/KOTA) 72 28 26 3 8 0 16 153 55 76.4 22 78.6 21 80.8 3 100.0 8 100.0 0 - 12 75.0 121 79.08497

Sumber: Seksi Penyehatan Lingkungan

KECAMATAN PUSKESMAS NON BINTANGRUMAH SAKIT

UMUM

YANG ADA

HOTEL

PUSKESMAS SLTP

SARANA KESEHATAN

BINTANG

SARANA PENDIDIKAN

JU

ML

AH

TT

U

PERSENTASE TEMPAT-TEMPAT UMUM MEMENUHI SYARAT KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

TEMPAT-TEMPAT UMUM

NO

SARANA PENDIDIKANSARANA

KESEHATAN

MEMENUHI SYARAT KESEHATAN

SLTASD

TEMPAT-TEMPAT

UMUMHOTEL

TABEL 64

KOTA BLITAR

TAHUN 2016

JASA BOGA

RUMAH

MAKAN/

RESTORAN

DEPOT AIR

MINUM

(DAM)

MAKANAN

JAJANANTOTAL % JASA BOGA

RUMAH

MAKAN/

RESTORAN

DEPOT AIR

MINUM

(DAM)

MAKANAN

JAJANANTOTAL %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1 Sukorejo Karangsari 218 6 16 7 141 170 77.98165 2 8 0 40 50 22.94

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 179 8 17 7 110 142 79.32961 2 6 0 29 37 20.67

3 Sananwetan Sananwetan 234 10 13 7 153 183 78.20513 2 3 0 45 50 21.37

JUMLAH (KAB/KOTA) 631 24 46 21 404 495 78.44691 6 17 0 114 137 21.71

JUMLAH (KAB/KOTA) 1044 42 76 35 667 820 78.54406 10 26 0 188 224 21.46

Sumber: Seksi Penyehatan Lingkungan

TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN (TPM) MENURUT STATUS HIGIENE SANITASI

KECAMATAN

TPM MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI TPM TIDAK MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI

NO PUSKESMASJUMLAH

TPM

TABEL 65

KOTA BLITAR

TAHUN 2016

JA

SA

BO

GA

RU

MA

H M

AK

AN

/

RE

ST

OR

AN

DE

PO

T A

IR

MIN

UM

(D

AM

)

MA

KA

NA

N

JA

JA

NA

N

TO

TA

L

JA

SA

BO

GA

RU

MA

H M

AK

AN

/

RE

ST

OR

AN

DE

PO

T A

IR

MIN

UM

(D

AM

)

MA

KA

NA

N

JA

JA

NA

N

TO

TA

L

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 Sukorejo Karangsari 50 6 16 7 11 40 80.00 170 6 0 7 11 24 14.12

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 37 8 17 7 7 39 105.41 142 4 1 7 7 19 13.38

3 Sananwetan Sananwetan 50 10 13 7 15 45 90.00 183 3 0 7 15 25 13.66

JUMLAH (KAB/KOTA) 137 24 46 21 33 124 90.51 495 13 1 21 33 68 13.74

Sumber: Seksi Penyehatan Lingkungan

TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN DIBINA DAN DIUJI PETIK

PE

RS

EN

TA

SE

TP

M D

IUJI P

ET

IK

KECAMATAN

PE

RS

EN

TA

SE

TP

M D

IBIN

A

JUMLAH TPM DIBINA

PUSKESMASNO

JUMLAH TPM DIUJI PETIK

JU

ML

AH

TP

M

ME

ME

NU

HI S

YA

RA

T

HIG

IEN

E S

AN

ITA

SI

JU

ML

AH

TP

M T

IDA

K

ME

ME

NU

HI S

YA

RA

T

TABEL 66

KOTA BLITAR

TAHUN 2016

NO NAMA OBATSATUAN

TERKECILKEBUTUHAN

TOTAL

PENGGUNAANSISA STOK

JUMLAH

OBAT/VAKSIN

PERSENTASE

KETERSEDIAAN

OBAT/VAKSIN1 2 3 4 5 6 7 8

1 Alopurinol tablet 100 mg tablet 44,500 44,500 134,300 178,800 401.80

2 Aminofilin tablet 200 mg tablet 62,900 62,900 11,700 74,600 118.60

3 Aminofilin injeksi 24 mg/ml tablet 300 60 780 840 280.00

4 Amitripilin tablet salut 25 mg (HCL) tablet 5,200 5,200 15,300 20,500 394.23

5 Amoksisilin kapsul 250 mg kapsul 20,500 20,500 48,500 69,000 336.59

6 Amoksisilin kaplet 500 mg kaplet 389,300 389,300 765,300 1,154,600 296.58

7 Amoksisilin sirup kering 125 mg/ 5 mg botol 3,000 8,720 5,280 14,000 466.67

8 Metampiron tablet 500 mg tablet 6,600 6,600 22,900 29,500 446.97

9 Metampiron injeksi 250 mg ampul - -

10Antasida DOEN I tablet kunyah, kombinasi :Aluminium

Hidroksida 200 mg + Magnesium Hidroksida 200 mgtablet 389,000 389,000 1,064,000 1,453,000 373.52

11Anti Bakteri DOEN saleb kombinasi : Basitrasin 500 IU/g +

polimiksin 10.000 IU/gtube 502 502 473 975 194.22

12Antihemoroid DOEN kombinasi : Bismut Subgalat 150 mg +

Heksaklorofen 250 mgsupp 1,500 730 6,480 7,210 480.67

13Antifungi DOEN Kombinasi : Asam Benzoat 6% + Asam

Salisilat 3%pot 300 144 1,296 1,440 480.00

14 Antimigren : Ergotamin tartrat 1 mg + Kofein 50 mg tablet 3,900 2,600 3,900 6,500 166.67

15Antiparkinson DOEN tablet kombinasi : Karbidopa 25 mg +

Levodopa 250 mgtablet 300 - 900 900 300.00

16 Aqua Pro Injeksi Steril, bebas pirogen vial 1,244 1,244 4,397 5,641 453.46

17 Asam Askorbat (vitamin C) tablet 50 mg tablet 94,000 94,000 21,000 115,000 122.34

18 Asam Asetisalisilat tablet 100 mg (Asetosal) tablet 500 - 1,500 1,500 300.00

19 Asam Asetisalisilat tablet 500 mg (Asetosal) tablet - -

20 Atropin sulfat tablet 0,5 mg tablet - -

21 Atropin tetes mata 0,5% botol - -

22 Atropin injeksi l.m/lv/s.k. 0,25 mg/mL - 1 mL (sulfat) ampul 30 - 130 130 433.33

23 Betametason krim 0,1 % krim 2,600 2,600 3,025 5,625 216.35

24 Deksametason Injeksi I.v. 5 mg/ml ampul 1,500 1,500 2,900 4,400 293.33

25 Deksametason tablet 0,5 mg tablet 448,400 448,400 4,719 453,119 101.05

26 Dekstran 70-larutan infus 6% steril botol - -

27 Dekstrometorfan sirup 10 mg/5 ml (HBr) botol - -

28 Dekstrometorfan tablet 15 mg (HBr) tablet - - -

29 Diazepam Injeksi 5mg/ml ampul 100 10 190 200 200.00

30 Diazepam tablet 2 mg tablet 25,600 25,600 105,400 131,000 511.72

31 Diazepam tablet 5 mg tablet 5,000 - 10,000 10,000 200.00

32 Difenhidramin Injeksi I.M. 10 mg/ml (HCL) ampul 300 240 2,010 2,250 750.00

33 Diagoksin tablet 0,25 mg tablet 4,500 4,500 11,000 15,500 344.44

PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN

KOTA BLITAR

TAHUN 2016

NO NAMA OBATSATUAN

TERKECILKEBUTUHAN

TOTAL

PENGGUNAANSISA STOK

JUMLAH

OBAT/VAKSIN

PERSENTASE

KETERSEDIAAN

OBAT/VAKSIN1 2 3 4 5 6 7 8

PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN

34 Efedrin tablet 25 mg (HCL) tablet 10,000 10,000 15,600 25,600 256.00

35 Ekstrks belladona tablet 10 mg tablet 500 - -

36 Epinefrin (Adrenalin) injeksi 0,1% (sebagai HCL) ampul 270 270 - 270 100.00

37 Etakridin larutan 0,1% botol 30 - 73 73 243.33

38 Fenitoin Natriun Injeksi 50 mg/ml ampul - -

39 Fenobarbital Injeksi I.m/I.v 50 mg/ml ampul - -

40 Fenobarbital tablet 30 mg tablet 4,100 4,100 3,000 7,100 173.17

41 Fenoksimetil Penisilin tablet 250 mg tablet - -

42 Fenoksimetil Penisilin tablet 500 mg tablet - -

43 Fenol Gliserol tetes telinga 10% botol - -

44 Fitomenadion (Vit. K1) injeksi 10 mg/ml ampul 450 450 510 960 213.33

45 Fitomenadion (Vit. K1) tablet salut gula 10 mg tablet 12,400 12,400 4,100 16,500 133.06

46 Furosemid tablet 40 mg tablet 12,000 19,900 4,100 24,000 200.00

47 Gameksan lotion 1 % botol - -

48Garam Oralit I serbuk Kombinasi : Natrium 0,70 g, Kalium

klorida 0,30 g, Tribatrium Sitrt dihidrat 0,58 g sach 20,000 21,400 54,700 76,100 380.50

49 Gentian Violet Larutan 1 % botol 1,616 1,616 743 2,359 145.98

50 Glibenklamida tablet 5 mg tablet 54,000 54,000 36,000 90,000 166.67

51 Gliseril Gualakolat tablet 100 mg tablet 253,000 253,000 289,000 542,000 214.23

52 Gliserin botol 40 10 185 195 487.50

53 Glukosa larutan infus 5% botol 900 641 699 1,340 148.89

54 Glukosa larutan infus 10% botol 40 20 100 120 300.00

55 Glukosa larutan infus 40% steril (produk lokal) ampul 20 - -

56 Griseofulvin tablet 125 mg, micronized tablet 12,000 18,450 4,950 23,400 195.00

57 Haloperidol tablet 0,5 mg tablet 6,000 6,000 28,400 34,400 573.33

58 Haloperidol tablet 1,5 mg tablet 3,000 2,800 18,700 21,500 716.67

59 Haloperidol tablet 5 mg tablet 17,400 17,400 17,600 35,000 201.15

60 Hidroklorotiazida tablet 25 mg tablet 17,000 17,000 22,200 39,200 230.59

61 Hidrokortison krim 2,5% tube 3,120 3,120 4,520 7,640 244.87

62 Ibuprofen tablet 200 mg tablet 4,000 4,000 4,700 8,700 217.50

63 Ibuprofen tablet 400 mg tablet 134,100 134,100 254,500 388,600 289.78

64 Isosorbid Dinitrat Tablet Sublingual 5 mg tablet 2,400 2,400 16,000 18,400 766.67

65 Kalsium Laktat (Kalk) tablet 500 mg tablet 98,200 98,200 1,948 100,148 101.98

66 Kaptopril tablet 12,5 mg tablet 53,600 53,600 271,100 324,700 605.78

67 Kaptopril tablet 25 mg tablet 43,100 43,100 63,000 106,100 246.17

KOTA BLITAR

TAHUN 2016

NO NAMA OBATSATUAN

TERKECILKEBUTUHAN

TOTAL

PENGGUNAANSISA STOK

JUMLAH

OBAT/VAKSIN

PERSENTASE

KETERSEDIAAN

OBAT/VAKSIN1 2 3 4 5 6 7 8

PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN

68 Karbamazepim tablet 200 mg tablet 7,300 7,300 17,600 24,900 341.10

69 Ketamin Injeksi 10 mg/ml vial - -

70 Klofazimin kapsul 100 mg microzine kapsul - -

71 Kloramfenikol kapsul 250 mg kapsul 2,000 2,000 17,100 19,100 955.00

72 Kloramfenikol tetes telinga 3 % botol 622 622 902 1,524 245.02

73 Kloraniramina mealeat (CTM) tablet 4 mg tablet 690,526 690,526 1,173,000 1,863,526 269.87

74 Klorpromazin injeksi i.m 5 mg/ml-2ml (HCL) ampul - -

75 Klorpromazin injeksi i.m 25 mg/ml (HCL) ampul 100 90 510 600 600.00

76 Klorpromazin tablet salut 25 mg (HCL) tablet - -

77 Klorpromazin HCl tablet salut 100 mg (HCL) tablet 24,500 24,500 17,100 41,600 169.80

78Anti Malaria DOEN Kombinasi Pirimetamin 25 mg +

Sulfadoxin 500 mgtablet 600 600 - 600 100.00

79Kotrimosazol Suspensi Kombinasi :Sulfametoksazol 200 mg

+ Trimetoprim 40 mg/ 5 mlbotol 4,000 4,999 10,233 15,232 380.80

80Kotrimosazol DOEN I (dewasa) Kombinasi :

Sulfametoksazol 400 mg, Trimetoprim 80 mgtablet 50,000 27,600 307,300 334,900 669.80

81Kotrimosazol DOEN II (pediatrik) Kombinasi :

Sulfametoksazol 100 mg, Trimetoprim 20 mgtablet - -

82 Kuinin (kina) tablet 200 mg tablet - -

83 Kuinin Dihidrokklorida injeksi 25%-2 ml ampul - -

84 Lidokain injeksi 2% (HCL) + Epinefrin 1 : 80.000-2 ml vial 4,000 3,700 7,310 11,010 275.25

85 Magnesium Sulfat inj (IV) 20%-25 ml vial 50 - 100 100 200.00

86 Magnesium Sulfat inj (IV) 40%-25 ml vial 250 261 155 416 166.40

87 Magnesium Sulfat serbuk 30 gram sach - -

88 Mebendazol sirup 100 mg / 5 ml botol - -

89 Mebendazol tablet 100 mg tablet - -

90Metilergometrin Maleat (Metilergometrin) tablet salut 0,125

mgtablet 3,000 200 14,800 15,000 500.00

91 Metilergometrin Maleat injeksi 0,200 mg -1 ml ampul 200 - 400 400 200.00

92 Metronidazol tablet 250 mg tablet 11,500 11,500 13,400 24,900 216.52

93 Natrium Bikarbonat tablet 500 mg tablet 1,000 1,000 2,000 3,000 300.00

94 Natrium Fluoresein tetes mata 2 % botol - -

95 Natrium Klorida larutan infus 0,9 % botol 955 955 4,826 5,781 605.34

96 Natrium Thiosulfat injeksi I.v. 25 % ampul - -

97 Nistatin tablet salut 500.000 IU/g tablet 500 - 1,800 1,800 360.00

98 Nistatin Vaginal tablet salut 100.000 IU/g tablet 2,300 2,300 2,700 5,000 217.39

99 Obat Batuk hitam ( O.B.H.) botol 3,651 3,651 9,680 13,331 365.13

100 Oksitetrasiklin HCL salep mata 1 % tube 775 775 2,450 3,225 416.13

101 Oksitetrasiklin injeksi I.m. 50 mg/ml-10 ml vial - -

KOTA BLITAR

TAHUN 2016

NO NAMA OBATSATUAN

TERKECILKEBUTUHAN

TOTAL

PENGGUNAANSISA STOK

JUMLAH

OBAT/VAKSIN

PERSENTASE

KETERSEDIAAN

OBAT/VAKSIN1 2 3 4 5 6 7 8

PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN

102 Oksitosin injeksi 10 UI/ml-1 ml ampul 900 900 1,500 2,400 266.67

103 Paracetamol sirup 120 mg / 5 ml botol 5,865 5,865 8,304 14,169 241.59

104 Paracetamol tablet 100 mg tablet 12,000 12,000 19,400 31,400 261.67

105 Paracetamol tablet 500 mg tablet 527,700 527,700 11,360 539,060 102.15

106 Pilokarpin tetes mata 2 % (HCL/Nitrat) botol - -

107 Pirantel tab. Score (base) 125 mg tablet 10,000 - 64,800 64,800 648.00

108 Piridoksin (Vitamin B6) tablet 10 mg (HCL) tablet 50,000 24,000 171,000 195,000 390.00

109 Povidon Iodida larutan 10 % botol 40 21 77 98 245.00

110 Povidon Iodida larutan 10 % botol 50 - 140 140 280.00

111 Prednison tablet 5 mg tablet 13,000 13,000 13,400 26,400 203.08

112 Primakuin tablet 15 mg tablet - -

113 Propillitiourasil tablet 100 mg tablet 1,000 1,000 3,000 4,000 400.00

114 Propanol tablet 40 mg (HCL) tablet 2,000 - 5,700 5,700 285.00

115 Reserpin tablet 0,10 mg tablet - -

116 Reserpin tablet 0,25 mg tablet - -

117 Ringer Laktat larutan infus botol 8,659 8,659 11,756 20,415 235.77

118Salep 2-4, kombinasi: Asam Salisilat 2% + Belerang endap

4%tube 840 840 2,784 3,624 431.43

119 Salisil bedak 2% kotak 3,100 3,100 12,570 15,670 505.48

120 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 5 ml (ABU I) vial - -

121 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 50 ml (ABU II) vial - -

122 Serum Anti Difteri Injeksi 20.000 IU/vial (A.D.S.) vial 20 - -

123 Serum Anti Tetanus Injeksi 1.500 IU/ampul (A.T.S.) ampul 100 - 100 100 100.00

124 Serum Anti Tetanus Injeksi 20.000 IU/vial (A.T.S.) vial - -

125 Sianokobalamin (Vitamin B12) injeksi 500 mcg ampul 1,000 - 3,000 3,000 300.00

126 Sulfasetamida Natrium tetes mata 15 % botol 2,304 2,304 - 2,304 100.00

127 Tetrakain HCL tetes mata 0,5% botol - -

128 Tetrasiklin kapsul 250 mg kapsul - -

129 Tetrasiklin kapsul 500 mg kapsul 5,500 5,500 7,800 13,300 241.82

130 Tiamin (vitamin B1) injeksi 100 mg/ml ampul 1,000 1,200 - 1,200 120.00

131 Tiamin (vitamin B1) tablet 50 mg (HCL/Nitrat) tablet 156,000 156,000 468,000 624,000 400.00

132 Tiopental Natrium serbuk injeksi 1000 mg/amp ampul - -

133 Triheksifenidil tablet 2 mg tablet 37,900 37,900 63,600 101,500 267.81

134 Vaksin Rabies Vero vial - -

135 Vitamin B Kompleks tablet tablet 204,300 204,300 349,500 553,800 271.07

VAKSIN

KOTA BLITAR

TAHUN 2016

NO NAMA OBATSATUAN

TERKECILKEBUTUHAN

TOTAL

PENGGUNAANSISA STOK

JUMLAH

OBAT/VAKSIN

PERSENTASE

KETERSEDIAAN

OBAT/VAKSIN1 2 3 4 5 6 7 8

PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN

136 BCG vial 653 653 212 865 132.47

137 T T vial 129 129 - 129 100.00

138 D T vial 255 255 380 635 249.02

139 CAMPAK 10 Dosis vial 760 760 377 1,137 149.61

140 POLIO 10 Dosis vial 1,661 1,661 291 1,952 117.52

141 DPT-HB vial - - -

142 HEPATITIS B 0,5 ml ADS vial 145 145 - 145 100.00

143 POLIO 20 Dosis vial - -

144 CAMPAK 20 Dosis vial - -

Sumber: UPTD Farmasi, Alat Kesehatan dan Laboratorium Kesehatan

Catatan: diisi sesuai dengan indikator program terbaru (20 jenis obat)

TABEL 67

JUMLAH SARANA KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN

KOTA BLITAR

TAHUN 2016

PEMILIKAN/PENGELOLA

KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 RUMAH SAKIT UMUM 1 3 4

2 RUMAH SAKIT KHUSUS 1 1

1 PUSKESMAS RAWAT INAP 2

- JUMLAH TEMPAT TIDUR 42

2 PUSKESMAS NON RAWAT INAP 1

3 PUSKESMAS KELILING

4 PUSKESMAS PEMBANTU 16

1 RUMAH BERSALIN -

2 BALAI PENGOBATAN/KLINIK 3 1 11 15

3 PRAKTIK DOKTER BERSAMA -

4 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN 79 79

5 PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL 299 299

6 BANK DARAH RUMAH SAKIT -

7 UNIT TRANSFUSI DARAH -

1 INDUSTRI FARMASI -

2 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL -

3 USAHA KECIL OBAT TRADISIONAL -

4 PRODUKSI ALAT KESEHATAN -

5 PEDAGANG BESAR FARMASI -

6 APOTEK 1 38 39

7 TOKO OBAT 5 5

8 PENYALUR ALAT KESEHATAN -

Sumber: Seksi Pelayanan kesehatan Dasar, Rujukan dan Khusus dan Seksi Promosi, Sistem Informasi dan Perijinan Kesehatan

SARANA PELAYANAN LAIN

SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN

NO FASILITAS KESEHATAN

RUMAH SAKIT

PUSKESMAS DAN JARINGANNYA

TABEL 68

KOTA BLITAR

TAHUN 2016

MEMPUNYAI KEMAMPUAN YAN. GADAR LEVEL I

JUMLAH %

1 2 3 4 5

1 RUMAH SAKIT UMUM 4 4 100.00

2 RUMAH SAKIT KHUSUS 1 1 100.00

JUMLAH (KAB/KOTA) 5 5 100.00

Sumber: Seksi Pelayanan kesehatan Dasar, Rujukan dan Khusus

PERSENTASE SARANA KESEHATAN (RUMAH SAKIT) DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR) LEVEL I

NO SARANA KESEHATAN JUMLAH SARANA

TABEL 69

KOTA BLITAR

TAHUN 2016

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 Sukorejo Karangsari 0 0.00 3 5.66 43 81.13 7 13.21 53 50 94.34

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 0 0.00 0 0.00 49 94.23 3 5.77 52 52 100.00

3 Sananwetan Sananwetan 0 0.00 12 20.00 44 73.33 4 6.67 60 48 80.00

0 0.00 15 9.09 136 82.42 14 8.48 165 150 90.91

2

Sumber: Seksi Promosi, Sistem Informasi dan Perijinan Kesehatan

MADYA

STRATA POSYANDU

PRATAMA

JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

PURNAMA MANDIRIPOSYANDU AKTIF

JUMLAH

RASIO POSYANDU PER 100 BALITA

JUMLAH (KAB/KOTA)

NO KECAMATAN PUSKESMAS

TABEL 70

KOTA BLITAR

TAHUN 2016

POSKESDES POLINDES POSBINDU

1 2 3 4 5 6 7

1 Sukorejo Karangsari 7 7 - 3

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 7 7 - 3

3 Sananwetan Sananwetan 7 7 - 3

JUMLAH (KAB/KOTA) 21 21 - 9

Sumber: - Seksi Promosi, Sistem Informasi dan Perijinan Kesehatan

- Seksi Pencegahan, Pengamatan dan Pemberantasan Penyakit

JUMLAH UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) MENURUT KECAMATAN

NO KECAMATAN PUSKESMAS DESA/

KELURAHAN

UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM)

TABEL 71

KOTA BLITAR

TAHUN 2016

PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Sukorejo Karangsari 7 - 4 2 1 7 100

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 7 - - 5 2 7 100

3 Sananwetan Sananwetan 7 - 2 4 1 7 100

JUMLAH (KAB/KOTA) 21 - 6 11 4 21 100

Sumber: Seksi Promosi, Sistem Informasi dan Perijinan Kesehatan

JUMLAH DESA SIAGA MENURUT KECAMATAN

DESA/KELURAHAN SIAGA

NO KECAMATAN PUSKESMAS

JUMLAH

DESA/

KELURAHAN

TABEL 72

KOTA BLITAR

TAHUN 2016

DR SPESIALIS a DOKTER UMUM

L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 Puskesmas Sukorejo - 1 2 3 1 2 3 1 2 3 - 1 2 3

2 Puskesmas Kepanjenkidul - 2 1 3 2 1 3 1 2 3 - 1 2 3

3 Puskesmas Sananwetan - 3 3 - 3 3 3 3 - - 3 3

- - - - - - - - - -

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - - - 3 6 9 3 6 9 2 7 9 - - - 2 7 9

1 RS Syuhada' Haji 3 1 4 6 2 8 9 3 12 1 1 - - 1 1

2 RSIA Aminah 3 3 2 7 9 5 7 12 - - - - -

3 RSU Aminah 2 1 3 3 7 10 5 8 13 - - - - - -

4 RS Katolik Budi Rahayu 6 1 7 7 1 8 13 2 15 1 1 - - 1 1

5 RSUD Mardi Waluyo 21 8 29 6 11 17 27 19 46 4 4 1 1 - 5 5

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 35 11 46 24 28 52 59 39 98 - 6 6 - 1 1 - 7 7

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 1 4 5 20 20 40 21 24 45 6 7 13 1 1 6 8 14

KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - - - - - -

KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - - - - - - - - -

JUMLAH (KAB/KOTA) 36 15 51 47 54 101 83 69 152 8 20 28 - 2 2 8 22 30

RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 36.66 72.60 109.26 20.127 1.44 21.565

Sumber: Sub Bagian Umum, Kepegawaian dan Kearsipan

Keterangan : a termasuk S3

JUMLAH TENAGA MEDIS DI FASILITAS (PELAYANAN) KESEHATAN

DOKTER GIGI NO UNIT KERJA

DOKTER

GIGI SPESIALIS TOTALTOTAL

TABEL 73

KOTA BLITAR

TAHUN 2016

L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Puskesmas Sukorejo 11 7 8 15 0 2 2

2 Puskesmas Kepanjenkidul 16 8 19 27 0 3 3

3 Puskesmas Sananwetan 16 4 16 20 0 2 2

0 0

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 43 19 43 62 0 7 7

1 RS Syuhada' Haji 14 40 55 95 0 0 0

2 RSIA Aminah 11 5 15 20 0 0 0

3 RSU Aminah 8 24 67 91 0 0 0

4 RS Katolik Budi Rahayu 10 13 92 105 0 1 1

5 RSUD Mardi Waluyo 22 66 116 182 0 2 2

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 65 148 345 493 0 3 3

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0 0

KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0

KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 108 167 388 555 0 10 10

RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 77.63 398.94 7.19

Sumber: Sub Bagian Umum, Kepegawaian dan Kearsipan

Keterangan : a termasuk perawat anastesi dan perawat spesialis

PERAWAT GIGI

JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI FASILITAS KESEHATAN

BIDANPERAWAT

a

NO UNIT KERJA

TABEL 74

KOTA BLITAR

TAHUN 2016

TENAGA TEKNIS

KEFARMASIANa APOTEKER

L P L + P L P L + P L P L + P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Puskesmas Sukorejo 1 1 2 - 2 2 1 3 4

2 Puskesmas Kepanjenkidul 2 2 1 1 - 3 3

3 Puskesmas Sananwetan 1 1 2 1 1 1 2 3

- - - - -

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 2 4 6 - 4 4 2 8 10

1 RS Syuhada' Haji 2 6 8 - 1 1 2 7 9

2 RSIA Aminah 2 2 1 1 - 3 3

3 RSU Aminah - 17 17 - 3 3 - 20 20

4 RS Katolik Budi Rahayu - 10 10 - 2 2 - 12 12

5 RSUD Mardi Waluyo 4 12 16 - 4 4 4 16 20

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 6 47 53 - 11 11 6 58 64

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - -

KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - -

KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - -

JUMLAH (KAB/KOTA) 8 51 59 - 15 15 8 66 74

RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 42.41 10.78 53.19

Sumber: Sub Bagian Umum, Kepegawaian dan Kearsipan

Keterangan : a termasuk analis farmasi, asisten apoteker, sarjana farmasi

JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DI FASILITAS KESEHATAN

NO UNIT KERJA TOTAL

TENAGA KEFARMASIAN

TABEL 75

KOTA BLITAR

TAHUN 2016

KESEHATAN MASYARAKATa

KESEHATAN LINGKUNGANb

L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Puskesmas Sukorejo - - - 1 1

2 Puskesmas Kepanjenkidul 1 1 1 1 2

3 Puskesmas Sananwetan 1 1 1 1 2

- -

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - 2 2 3 2 5

1 RS Syuhada' Haji - - - - 1 1

2 RSIA Aminah 1 1 -

3 RSU Aminah 1 2 3 - 1 1

4 RS Katolik Budi Rahayu 1 1 -

5 RSUD Mardi Waluyo 2 1 3 2 2 4

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 5 3 8 2 4 6

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - -

KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - -

KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - -

JUMLAH (KAB/KOTA) 5 5 10 5 6 11

RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 7.19 7.91

JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI FASILITAS KESEHATAN

NO UNIT KERJA

Sumber: Sub Bagian Umum, Kepegawaian dan Kearsipan

Keterangan : a termasuk tenaga promosi kesehatan dan ilmu perilaku, pembimbing kesehatan kerja, tenaga biostatistik dan kependudukan,

tenaga kesehatan reproduksi dan keluarga, tenaga administrasi dan kebijakan kesehatan, epidemiolog kesehatanb termasuk tenaga sanitasi lingkungan, entomolog kesehatan, mikrobiolog kesehatan

TABEL 76

KOTA BLITAR

TAHUN 2016

NUTRISIONIS DIETISIEN

L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Puskesmas Sukorejo 2 2 - - 2 2

2 Puskesmas Kepanjenkidul 1 1 2 - 1 1 2

3 Puskesmas Sananwetan 1 1 2 - 1 1 2

- - - - -

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 2 4 6 - - - 2 4 6

1 RS Syuhada' Haji - - - - 2 2 - 2 2

2 RSIA Aminah - 1 1 - 1 1

3 RSU Aminah - 2 2 - - - - 2 2

4 RS Katolik Budi Rahayu - - - - 2 2 - 2 2

5 RSUD Mardi Waluyo - 6 6 5 5 - 11 11

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) - 8 8 - 10 10 - 18 18

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - -

KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - -

KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - -

JUMLAH (KAB/KOTA) 2 12 14 - 10 10 2 22 24

RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 17.25

Sumber: Sub Bagian Umum, Kepegawaian dan Kearsipan

TOTALNO UNIT KERJA

JUMLAH TENAGA GIZI DI FASILITAS KESEHATAN

TABEL 77

KOTA BLITAR

TAHUN 2016

FISIOTERAPIS OKUPASI TERAPIS TERAPIS WICARA AKUPUNKTUR

L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 Puskesmas Sukorejo - - - - - - -

2 Puskesmas Kepanjenkidul - - - - - - -

3 Puskesmas Sananwetan - - - - - - -

- - - - - - -

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - - - - - - - - - - - - - - -

1 RS Syuhada' Haji 1 - 1 - - - - - - - - - 1 - 1

2 RSIA Aminah - - - - - - - - - - - - - - -

3 RSU Aminah - 1 1 - - - - - - - - - - 1 1

4 RS Katolik Budi Rahayu - 3 3 - - - - - - - - - - 3 3

5 RSUD Mardi Waluyo 4 2 6 - - - 2 - 2 - 6 2 8

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 5 6 11 - - - 2 - 2 - - - 7 6 13

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - - - - - -

KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - - -

KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - - - - - -

JUMLAH (KAB/KOTA) 5 6 11 - - - 2 - 2 - - - 7 6 13

RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 9.34

Sumber: Sub Bagian Umum, Kepegawaian dan Kearsipan

JUMLAH TENAGA KETERAPIAN FISIK DI FASILITAS KESEHATAN

TENAGA KETERAPIAN FISIKTOTAL

NO UNIT KERJA

TABEL 78

KOTA BLITAR

TAHUN 2016

L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35

1 Puskesmas Sukorejo - - - - 1 1 - - - - - - 1 1

2 Puskesmas Kepanjenkidul - - - 1 1 2 2 - - - - - - 3 3

3 Puskesmas Sananwetan - - - 2 2 - - - - - - - 2 2

- - - - - - - - - - - - -

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - - - - - - - - - - 3 3 - 3 3 - - - - - - - - - - - - - - - - 6 6

1 RS Syuhada' Haji 2 - 2 - - - - - - - - - 1 3 4 - - - - - - 1 - 1 - - - - - - 4 3 7

2 RSIA Aminah - - - - - - - - - - - - - 3 3 - - - - - - - 1 1 - - - - - - - 4 4

3 RSU Aminah 3 1 4 - - - - - - - - - 1 10 11 - - - - - - 1 2 3 - - - - - - 5 13 18

4 RS Katolik Budi Rahayu 2 1 3 - - - 1 - 1 - - - - 4 4 - - - 3 - 3 - - - - - - - - - 6 5 11

5 RSUD Mardi Waluyo 4 3 7 - - - 3 1 4 1 2 3 4 12 16 - 2 2 - - - - 4 4 - - - - - - 12 24 36

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 11 5 16 - - - 4 1 5 1 2 3 6 32 38 - 2 2 3 - 3 2 7 9 - - - - - - 27 49 76

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - - - - - - - - - - - -

KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - - - - - - - - -

KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - - - - - - - - - - - -

JUMLAH (KAB/KOTA) 11 5 16 - - 4 1 5 1 5 6 6 35 41 - 2 2 3 - 3 2 7 9 - - - - - - 27 55 82

RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 58.94

Sumber: Sub Bagian Umum, Kepegawaian dan Kearsipan

JUMLAH

JUMLAH TENAGA KETEKNISIAN MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN

NO

TENAGA KETEKNISIAN MEDIS

UNIT KERJA TEKNISI

TRANSFUSI

DARAH

RADIOGRAFER

REKAM MEDIS

DAN INFORMASI

KESEHATAN

REFRAKSIONIS

OPTISIEN

ORTETIK

PROSTETIK

TEKNISI

ELEKTROMEDIS TEKNISI GIGI

ANALISIS

KESEHATAN

TEKNISI

KARDIOVASKULE

R

RADIOTERAPIS

TABEL 79

KOTA BLITAR

TAHUN 2016

L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Puskesmas Sukorejo 1 1 1 2 3 1 3 4

2 Puskesmas Kepanjenkidul - - - - -

3 Puskesmas Sananwetan 1 1 7 7 14 7 8 15

- - - - -

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - 2 2 8 9 17 8 11 19

1 RS Syuhada' Haji - - - - - - - - -

2 RSIA Aminah - - - - - - - - -

3 RSU Aminah - - - - - - - - -

4 RS Katolik Budi Rahayu - - - - - - - - -

5 RSUD Mardi Waluyo - - - - 1 1 - 1 1

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) - - - - 1 1 - 1 1

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - -

INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - -

DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - -

JUMLAH (KAB/KOTA) - 2 2 8 10 18 8 12 20

Sumber: Sub Bagian Umum, Kepegawaian dan Kearsipan

JUMLAH TENAGA KESEHATAN LAIN DI FASILITAS KESEHATAN

NO UNIT KERJA

TENAGA KESEHATAN LAIN

TOTALPENGELOLA PROGRAM

KESEHATANTENAGA KESEHATAN LAINNYA

TABEL 80

KOTA BLITAR

TAHUN

L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29

1 Puskesmas Sukorejo 2 2 1 5 6 - - - - - - 3 5 8

2 Puskesmas Kepanjenkidul 1 1 2 5 4 9 - - - - - - 6 5 11

3 Puskesmas Sananwetan 2 2 2 7 9 - - - - - - 2 9 11

- - - - - - - - - - -

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 3 3 6 8 16 24 - - - - - - - - - - - - - - - - - - 11 19 30

1 RS Syuhada' Haji 2 6 8 - 5 5 - - - - - - 2 11 13

2 RSIA Aminah 6 6 12 2 3 5 1 1 - - 2 1 3 - - 11 10 21

3 RSU Aminah 16 25 41 - 2 2 2 - 2 - - - - - 18 27 45

4 RS Katolik Budi Rahayu - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

5 RSUD Mardi Waluyo 10 14 24 43 46 89 - - - - - - - - - - - - - - - 2 2 4 55 62 117

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 34 51 85 45 56 101 3 - 3 - - - - - - 2 1 3 - - - 2 2 4 86 110 196

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - - - - - - - - - -

INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - - - - - - -

DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - - - - - - - - - -

JUMLAH (KAB/KOTA) 37 54 91 53 72 125 3 - 3 - - - - - - 2 1 3 - - - 2 2 4 97 129 226

Sumber: Sub Bagian Umum, Kepegawaian dan Kearsipan

STAF PENUNJANG

TEKNOLOGI

2016

STAF

PENUNJANG

PERENCANAAN

TENAGA

PENDIDIK

TENAGA

KEPENDIDIKANNO JURU

JUMLAH TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG KESEHATAN DI FASILITAS KESEHATAN

TOTALUNIT KERJA

TENAGA

PENUNJANG

KESEHATAN

TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG KESEHATAN

PEJABAT

STRUKTURAL

STAF

PENUNJANG

ADMINISTRASI

TABEL 81

KOTA BLITAR

TAHUN 2016

ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN

Rupiah %

1 2 3 4

ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER:

1 APBD KAB/KOTA 160,921,157,633 89.34

a. Belanja Langsung 118,462,525,973

i. DINAS KESEHATAN 34,584,538,518

ii. RUMAS SAKIT 83,877,987,456

b. Belanja Tidak Langsung 42,458,631,660

i. DINAS KESEHATAN 16,159,327,632

ii. RUMAS SAKIT 26,299,304,028

2 APBD PROVINSI 60,000,000 0.03

- Dana Tugas Pembantuan (TP) Provinsi 60,000,000

3 APBN : 19,136,961,315 10.62

- Dana Alokasi Umum (DAU) - 0.00

- Dana Alokasi Khusus (DAK) 16,402,611,315 9.11

- Dinas Kesehatan 11,705,887,815 6.50

- RS Mardi Waluyo 4,696,723,500 2.61

- Dana Dekonsentrasi - 0.00

- Dana Tugas Pembantuan KOTA - 0.00

- Lain-lain (DBHCHT) RSU Mardi Waluyo 2,734,350,000 1.52

4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN) - 0.00

(sebutkan project dan sumber dananya)

5 SUMBER PEMERINTAH LAIN - 0.00

180,118,118,948

923,078,871,758

17.43

1,294,724.00

Sumber: Sub Bagian Keuangan

% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA

ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA

TOTAL ANGGARAN KESEHATAN

ANGGARAN KESEHATAN KOTA

NO SUMBER BIAYA

TOTAL APBD KAB/KOTA

TAHUN 2016

DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA : BLITAR

NO NAMA INDIKATOR

HASIL/

REALISASI

(A)

TARGET/

SASARAN

SETAHUN (B)

(A)/(B)

( %)KETERANGAN

1 Cakupan kunjungan ibu hamil K-4 2,030 2,410 84.23

2 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 389 482 80.71

3 2,116 2,301 91.96

4 Cakupan pelayanan nifas 2,088 2,301 90.74

5 Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani 277 329 84.28

6 Cakupan kunjungan bayi 1,895 2,300 82.39

7 Cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization 12 21 57.14

8 Cakupan pelayanan anak balita 5,950 8,648 68.80

9 Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan #DIV/0!

10 Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan 8 8 100.00

11 Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat 3,079 3,079 100.00

12 Cakupan peserta KB aktif 17,544 23,650 74.18

13 Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit :

a. Penemuan penderita AFP 3 32,340 9.28

b. Penemuan dan penanganan penderita Pneumonia balita 308 487 63.22

c. Penemuan dan penanganan pasien baru TB BTA positif #DIV/0!

d. Penemuan dan penanganan DBD 263 263 100.00

e. Penanganan penderita diare 2,525 375 672.48

14 Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin #DIV/0!

A. Cakupan kunjungan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat miskin

15 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin #DIV/0!

16 5 5 100.00

17 17 17 100.00

18 Cakupan desa siaga aktif 21 21 100.00

Cakupan desa/kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan

epidemiologi < 24 jam

Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki

kompetensi kebidanan

Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana

kesehatan (RS) di Kab/Kota

INDIKATOR KINERJA STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM)

NO SASARAN PROGRAM

KECAMATAN

KELURAHAN L P Jumlah L P Total L P Total L P Total

Kecamatan Sukorejo 23,502 23,881 47,383 821 784 377 369 746 396 388 784 786 751 1,537

1 Kel. Karangsari 2,515 2,527 5,042 103 99 48 47 95 50 49 99 84 79 163

2 Kel. Sukorejo 6,721 6,816 13,537 208 199 96 94 190 101 98 199 225 214 439

3 Kel. Blitar 2,092 2,223 4,315 79 74 35 35 70 37 37 74 70 70 140

4 Kel. Tlumpu 1,739 1,762 3,501 69 60 29 28 57 30 30 60 58 55 113

5 Kel. Pakunden 4,912 4,943 9,855 179 176 84 83 167 89 87 176 164 156 320

6 Kel. Turi 1,457 1,517 2,974 65 62 30 29 59 31 31 62 49 48 97

7 Kel. Tanjungsari 4,066 4,093 8,159 118 114 55 53 108 58 56 114 136 129 265

Sub Total 23,502 23,881 47,383 821 784 377 369 746 396 388 784 786 751 1,537

Kecamatan Kepanjen Kidul 19,990 20,312 40,302 698 668 321 313 634 337 329 666 670 637 1,307

1 Kel. Bendo 2,647 2,659 5,306 92 87 42 41 83 45 43 88 89 83 172

2 Kel. Kepanjen Lor 2,747 2,791 5,538 100 95 45 44 89 45 45 90 92 88 180

3 Kel. Kepanjen Kidul 3,708 3,949 7,657 121 117 56 58 114 58 60 118 120 120 240

4 Kel. Kauman 2,982 3,075 6,057 112 109 50 50 100 53 53 106 103 99 202

5 Kel. Tanggung 2,591 2,490 5,081 89 83 42 38 80 45 41 86 88 79 167

6 Kel. Ngadirejo 1,659 1,643 3,302 57 55 27 25 52 29 27 56 56 51 107

7 Kel. Sentul 3,656 3,705 7,361 127 122 59 57 116 62 60 122 122 117 239

Sub Total 19,990 20,312 40,302 698 668 321 313 634 337 329 666 670 637 1,307

Kecamatan Sananwetan 25,509 25,923 51,432 891 849 410 401 811 430 420 850 854 814 1,668

1 Kel. Sananwetan 6,413 6,600 13,013 222 212 102 100 202 107 105 212 215 207 422

2 Kel. Gedog 5,064 5,060 10,124 133 127 61 59 120 64 64 128 170 158 328

3 Kel. Bendogerit 4,880 5,011 9,891 198 189 92 90 182 95 94 189 163 158 321

4 Kel. Karangtengah 3,446 3,425 6,871 132 126 62 60 122 64 62 126 115 108 223

5 Kel. Klampok 2,117 2,115 4,232 78 74 35 35 70 38 36 74 71 66 137

6 Kel. Plosokerep 2,201 2,240 4,441 85 80 38 38 76 42 38 80 74 70 144

7 Kel. Rembang 1,388 1,472 2,860 43 41 20 19 39 20 21 41 46 47 93

Sub Total 25,509 25,923 51,432 891 849 410 401 811 430 420 850 854 814 1,668

TOTAL KOTA BLITAR 69,001 70,116 139,117 2,410 2,301 1,108 1,083 2,191 1,163 1,137 2,300 2,310 2,202 4,512

2016JUMLAH PENDUDUK

Ibu Hamil1Kelahiran Hidup

Bayi/ Surviving Infant (0

Tahun)Baduta (0-1 tahun)Ibu

Melahirkan

Nilai kontrol 69,001 70,116 139,117 2,410 2,301 1,108 1,083 2,191 1,163 1,137 2,300 2,310 2,202 4,512

NO SASARAN PROGRAM

KECAMATAN

KELURAHAN

Kecamatan Sukorejo

1 Kel. Karangsari

2 Kel. Sukorejo

3 Kel. Blitar

4 Kel. Tlumpu

5 Kel. Pakunden

6 Kel. Turi

7 Kel. Tanjungsari

Sub Total

Kecamatan Kepanjen Kidul

1 Kel. Bendo

2 Kel. Kepanjen Lor

3 Kel. Kepanjen Kidul

4 Kel. Kauman

5 Kel. Tanggung

6 Kel. Ngadirejo

7 Kel. Sentul

Sub Total

Kecamatan Sananwetan

1 Kel. Sananwetan

2 Kel. Gedog

3 Kel. Bendogerit

4 Kel. Karangtengah

5 Kel. Klampok

6 Kel. Plosokerep

7 Kel. Rembang

Sub Total

TOTAL KOTA BLITAR

1

L P Total L P Total L P Total L P Total L P Total L P Total L P Total

1,173 1,100 2,273 1,936 1,793 3,729 1,540 1,406 2,946 379 352 731 760 709 1,469 379 357 736 382 355 737

126 116 242 207 190 397 164 149 313 41 38 79 81 75 156 41 38 79 41 38 79

335 314 649 554 512 1,066 441 401 842 108 100 208 217 203 420 108 102 210 109 101 210

104 102 206 172 167 339 137 131 268 34 31 65 68 66 134 34 33 67 34 33 67

87 81 168 143 132 275 114 104 218 28 26 54 56 52 108 28 26 54 28 26 54

245 228 473 405 371 776 322 291 613 79 74 153 159 147 306 79 74 153 80 73 153

73 70 143 120 114 234 96 89 185 23 22 45 47 45 92 23 23 46 24 23 47

203 189 392 335 307 642 266 241 507 66 61 127 132 121 253 66 61 127 66 61 127

1,173 1,100 2,273 1,936 1,793 3,729 1,540 1,406 2,946 379 352 731 760 709 1,469 379 357 736 382 355 737

998 935 1,933 1,647 1,525 3,172 1,310 1,195 2,505 322 301 623 647 603 1,250 322 303 625 325 301 626

133 122 255 218 200 418 173 157 330 43 40 83 86 79 165 43 39 82 43 39 82

137 136 273 231 213 444 182 166 348 44 41 85 89 83 172 44 42 86 45 41 86

179 171 350 291 286 577 238 227 465 59 58 117 120 117 237 60 59 119 60 59 119

154 144 298 254 236 490 197 183 380 48 45 93 96 91 187 48 46 94 48 46 94

130 116 246 215 189 404 171 147 318 42 38 80 84 74 158 42 37 79 42 37 79

83 75 158 137 123 260 109 97 206 27 24 51 54 49 103 26 25 51 27 24 51

182 171 353 301 278 579 240 218 458 59 55 114 118 110 228 59 55 114 60 55 115

998 935 1,933 1,647 1,525 3,172 1,310 1,195 2,505 322 301 623 647 603 1,250 322 303 625 325 301 626

1,273 1,194 2,467 2,101 1,946 4,047 1,671 1,526 3,197 411 383 794 825 769 1,594 412 387 799 415 385 800

320 304 624 529 495 1,024 420 388 808 103 97 200 207 196 403 103 99 202 104 98 202

253 233 486 417 380 797 332 298 630 82 75 157 164 150 314 82 75 157 82 75 157

243 231 474 402 376 778 320 295 615 79 74 153 158 149 307 79 75 154 79 75 154

172 158 330 284 257 541 225 202 427 56 51 107 111 102 213 56 51 107 56 51 107

106 97 203 174 159 333 139 124 263 34 31 65 69 63 132 34 32 66 34 32 66

110 103 213 181 168 349 144 132 276 35 33 68 71 65 136 36 33 69 36 33 69

69 68 137 114 111 225 91 87 178 22 22 44 45 44 89 22 22 44 24 21 45

1,273 1,194 2,467 2,101 1,946 4,047 1,671 1,526 3,197 411 383 794 825 769 1,594 412 387 799 415 385 800

3,444 3,229 6,673 5,684 5,264 10,948 4,521 4,127 8,648 1,112 1,036 2,148 2,232 2,081 4,313 1,113 1,047 2,160 1,122 1,041 2,163

2016

Usia 5 tahunPra Sekolah (5-6

tahun)

Anak Balita (1-4

tahun)Batita (0-2 tahun) Balita (0-4 tahun)

Anak Usia Kelas 1

SD (7 tahun)

Anak Usia Kelas 2

SD (8 tahun)

Nilai kontrol 3,444 3,229 6,673 5,684 5,264 10,948 4,521 4,127 8,648 1,112 1,036 2,148 2,232 2,081 4,313 1,113 1,047 2,160 1,122 1,041 2,163

NO SASARAN PROGRAM

KECAMATAN

KELURAHAN

Kecamatan Sukorejo

1 Kel. Karangsari

2 Kel. Sukorejo

3 Kel. Blitar

4 Kel. Tlumpu

5 Kel. Pakunden

6 Kel. Turi

7 Kel. Tanjungsari

Sub Total

Kecamatan Kepanjen Kidul

1 Kel. Bendo

2 Kel. Kepanjen Lor

3 Kel. Kepanjen Kidul

4 Kel. Kauman

5 Kel. Tanggung

6 Kel. Ngadirejo

7 Kel. Sentul

Sub Total

Kecamatan Sananwetan

1 Kel. Sananwetan

2 Kel. Gedog

3 Kel. Bendogerit

4 Kel. Karangtengah

5 Kel. Klampok

6 Kel. Plosokerep

7 Kel. Rembang

Sub Total

TOTAL KOTA BLITAR

1

L P Total L P Total L P Total L P Total L P Total L P Total

382 351 733 2,284 2,064 4,348 3,407 3,357 6,764 16,630 17,374 34,004 5,737 5,278 11,015 16,135 16,561 32,696

41 37 78 245 218 463 366 356 722 1,779 1,838 3,617 614 558 1,172 1,727 1,752 3,479

109 100 209 653 589 1,242 974 958 1,932 4,756 4,959 9,715 1,641 1,506 3,147 4,615 4,726 9,341

34 33 67 203 192 395 303 312 615 1,480 1,618 3,098 511 491 1,002 1,436 1,542 2,978

28 26 54 169 152 321 252 248 500 1,231 1,282 2,513 424 390 814 1,194 1,222 2,416

80 73 153 477 428 905 712 695 1,407 3,476 3,596 7,072 1,199 1,093 2,292 3,372 3,428 6,800

24 22 46 142 131 273 211 213 424 1,031 1,103 2,134 356 335 691 1,000 1,052 2,052

66 60 126 395 354 749 589 575 1,164 2,877 2,978 5,855 992 905 1,897 2,791 2,839 5,630

382 351 733 2,284 2,064 4,348 3,407 3,357 6,764 16,630 17,374 34,004 5,737 5,278 11,015 16,135 16,561 32,696

326 298 624 1,943 1,755 3,698 2,898 2,855 5,753 14,145 14,777 28,922 4,878 4,490 9,368 13,724 14,086 27,810

43 39 82 257 230 487 384 374 758 1,873 1,934 3,807 646 588 1,234 1,817 1,844 3,661

45 41 86 267 241 508 397 392 789 1,944 2,030 3,974 670 617 1,287 1,886 1,935 3,821

60 56 116 361 341 702 538 555 1,093 2,624 2,873 5,497 905 873 1,778 2,546 2,738 5,284

49 44 93 290 266 556 432 432 864 2,110 2,237 4,347 728 680 1,408 2,047 2,133 4,180

42 39 81 252 215 467 376 350 726 1,833 1,812 3,645 632 550 1,182 1,779 1,727 3,506

27 25 52 161 142 303 241 231 472 1,174 1,196 2,370 405 363 768 1,139 1,140 2,279

60 54 114 355 320 675 530 521 1,051 2,587 2,695 5,282 892 819 1,711 2,510 2,569 5,079

326 298 624 1,943 1,755 3,698 2,898 2,855 5,753 14,145 14,777 28,922 4,878 4,490 9,368 13,724 14,086 27,810

416 380 796 2,479 2,240 4,719 3,698 3,644 7,342 18,051 18,859 36,910 6,228 5,729 11,957 17,514 17,975 35,489

104 97 201 623 571 1,194 930 928 1,858 4,538 4,802 9,340 1,565 1,459 3,024 4,403 4,577 8,980

83 74 157 492 437 929 734 711 1,445 3,583 3,681 7,264 1,236 1,118 2,354 3,477 3,508 6,985

79 74 153 474 433 907 707 704 1,411 3,453 3,646 7,099 1,192 1,107 2,299 3,350 3,475 6,825

56 50 106 335 296 631 500 482 982 2,439 2,491 4,930 841 757 1,598 2,366 2,375 4,741

35 31 66 206 183 389 307 297 604 1,498 1,539 3,037 518 468 986 1,454 1,466 2,920

36 33 69 214 193 407 319 315 634 1,558 1,629 3,187 537 495 1,032 1,511 1,553 3,064

23 21 44 135 127 262 201 207 408 982 1,071 2,053 339 325 664 953 1,021 1,974

416 380 796 2,479 2,240 4,719 3,698 3,644 7,342 18,051 18,859 36,910 6,228 5,729 11,957 17,514 17,975 35,489

1,124 1,029 2,153 6,706 6,059 12,765 10,003 9,856 19,859 48,826 51,010 99,836 16,843 15,497 32,340 47,373 48,622 95,995

Usia 10-18 tahun Usia 18+ tahun

2016Anak Usia Kelas 3 SD

(9 tahun)

Anak Usia SD (7-12

tahun)

Usia Belum Produktif (0-14

tahun)

Usia Produktif (15-64

tahun)

Nilai kontrol 1,124 1,029 2,153 6,706 6,059 12,765 10,002 9,857 19,859 48,826 51,010 99,836 16,843 15,497 32,340 47,373 48,622 95,995

NO SASARAN PROGRAM

KECAMATAN

KELURAHAN

Kecamatan Sukorejo

1 Kel. Karangsari

2 Kel. Sukorejo

3 Kel. Blitar

4 Kel. Tlumpu

5 Kel. Pakunden

6 Kel. Turi

7 Kel. Tanjungsari

Sub Total

Kecamatan Kepanjen Kidul

1 Kel. Bendo

2 Kel. Kepanjen Lor

3 Kel. Kepanjen Kidul

4 Kel. Kauman

5 Kel. Tanggung

6 Kel. Ngadirejo

7 Kel. Sentul

Sub Total

Kecamatan Sananwetan

1 Kel. Sananwetan

2 Kel. Gedog

3 Kel. Bendogerit

4 Kel. Karangtengah

5 Kel. Klampok

6 Kel. Plosokerep

7 Kel. Rembang

Sub Total

TOTAL KOTA BLITAR

1 PUS

L P Total 15-39 TH 15-49 TH L P Total L P Total L P Total

1,629 2,043 3,672 8,885 12,506 7,389 2,597 2,999 5,596 962 1,327 2,289 8,055 3,174 3,451 6,625

174 216 390 940 1,323 782 278 317 595 103 140 243 855 340 365 705

466 583 1,049 2,536 3,569 2,109 743 856 1,599 275 379 654 2,300 908 985 1,893

145 190 335 827 1,164 688 231 279 510 86 124 210 733 282 321 603

120 151 271 656 923 545 192 221 413 71 98 169 595 235 255 490

341 423 764 1,839 2,589 1,530 543 621 1,164 201 275 476 1,676 663 714 1,377

101 130 231 564 794 469 161 191 352 60 84 144 504 197 219 416

282 350 632 1,523 2,144 1,266 449 514 963 166 227 393 1,392 549 592 1,141

1,629 2,043 3,672 8,885 12,506 7,389 2,597 2,999 5,596 962 1,327 2,289 8,055 3,174 3,451 6,625

1,387 1,737 3,124 7,556 10,637 6,285 2,209 2,551 4,760 818 1,129 1,947 6,852 2,699 2,936 5,635

184 227 411 989 1,392 823 292 334 626 108 148 256 902 357 385 742

190 239 429 1,038 1,462 864 304 351 655 112 156 268 941 371 403 774

257 338 595 1,469 2,068 1,222 410 496 906 152 219 371 1,302 500 571 1,071

207 263 470 1,144 1,610 952 330 386 716 122 171 293 1,030 403 444 847

180 213 393 927 1,304 770 286 313 599 106 138 244 864 350 360 710

115 140 255 611 861 508 183 206 389 68 91 159 562 224 238 462

254 317 571 1,378 1,940 1,146 404 465 869 150 206 356 1,251 494 535 1,029

1,387 1,737 3,124 7,556 10,637 6,285 2,209 2,551 4,760 818 1,129 1,947 6,852 2,699 2,936 5,635

1,769 2,217 3,986 9,644 13,574 8,020 2,818 3,255 6,073 1,044 1,440 2,484 8,743 3,444 3,746 7,190

445 564 1,009 2,455 3,456 2,042 709 829 1,538 262 367 629 2,212 866 954 1,820

351 433 784 1,883 2,650 1,566 559 635 1,194 207 281 488 1,721 684 731 1,415

338 429 767 1,864 2,624 1,550 539 629 1,168 200 278 478 1,681 659 724 1,383

239 293 532 1,274 1,793 1,059 381 430 811 141 190 331 1,168 465 495 960

147 181 328 787 1,107 654 234 266 500 87 118 205 719 286 305 591

153 191 344 833 1,173 693 243 281 524 90 124 214 755 297 324 621

96 126 222 548 771 456 153 185 338 57 82 139 487 187 213 400

1,769 2,217 3,986 9,644 13,574 8,020 2,818 3,255 6,073 1,044 1,440 2,484 8,743 3,444 3,746 7,190

4,785 5,997 10,782 26,085 36,717 21,694 7,624 8,805 16,429 2,824 3,896 6,720 23,650 9,317 10,133 19,450

Usia Lanjut Risiko Tinggi

(70+ tahun)

2016

Wanita Usia SuburWanita

Usia 30-

50 th

Usia Tidak Produktif (65+

tahun)Usia Lanjut (60+ tahun)

Pra Lansia (49-59)

Nilai kontrol 4,785 5,997 10,782 26,085 36,717 21,694 7,624 8,805 16,429 2,824 3,896 6,720 23,650 9,317 10,133 19,450