Petunjuk Teknis Penyusunan NUAP - NUSP2
-
Upload
bagus-ardian -
Category
Government & Nonprofit
-
view
77 -
download
8
Transcript of Petunjuk Teknis Penyusunan NUAP - NUSP2
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangPerencanaan penanganan kumuh melalui program NUSP-2 ditekankan pada proses konsolidasi usulan program dalam rangka sinkronisasi dan integrasi perencanaan di tingkat kota dan di tingkat kelurahan atau di tingkat masyarakat yang berbasis kebutuhan masyarakat. Perencanaan tingkat kabupaten/kota merupakan rencana aksi penanganan kumuh kota (Slum Improvement Action Plan-SIAP) yang mengintegrasikan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur kota dengan rencana perbaikan lingkungan yang disusun oleh masyarakat secara partisipatif di tingkat kelurahan. Sedangkan usulan rencana penanganan lingkungan permukiman kumuh di tingkat kelurahan (Neighborhood Upgrading Action Plan/NUAP) dibuat berdasarkan basis data kumuh hasil survei kondisi sosial ekonomi dan kebutuhan perbaikan infrastruktur lingkungan permukiman kumuh. NUAP meliputi hasil identifikasi masalah, rumusan solusi, rumusan usulan kegiatan, penyepakatan usulan prioritas dan penyepakatan alokasi kegiatan tahunan.
Berdasarkan dokumen NUAP dan kegiatan prioritas penanganan yang telah disepakati oleh masyarakat, ditindaklanjuti dengan menyusun dokumen Rencana Kerja Masyarakat (RKM) (Community Action Plan/CAP) yang memuat rencana pelaksanaan pembangunan, Rencana Anggaran Biaya (RAB), desain dan rencana operasi dan pemeliharaannya.
Kegiatan penyusunan NUAP dan RKM/CAP dilaksanakan berbasis pemberdayaan masyarakat untuk menciptakan/meningkatkan kapasitas masyarakat, baik secara individu maupun berkelompok, dalam memecahkan berbagai persoalan terkait dengan upaya peningkatan kualitas permukiman kumuh. Masyarakat dalam hal ini adalah pelaku utama atau menjadi subyek pembangunan yang melaksanakan dan bertanggungjawab terhadap pelaksanaan kegiatan NUSP-2 mulai dari tahap persiapan, perencanaan, pembangunan infrastruktur dan pasca konstruksi di kelurahan.
1.2 TujuanTujuan disusunnya petunjuk teknis penyusunan NUAP ini adalah untuk menjadi panduan bagi pelaku di tingkat masyarakat dalam menyusun rencana penanganan kawasan kumuh skala lingkungan yang selaras dengan dengan rencana penanganan kumuh skala kota.
1
1.3 Sasaran Sasaran yang diharapkan dengan adanya petunjuk teknis penyusunan NUAP ini adalah:a. Tersedianya landasan memahami konsepsi penyusunan dokumen NUAP;b. Tersusunnya dokumen NUAP sebagai acuan dalam penyusunan rencana
pembangunan infrastruktur di tingkat kelurahan;c. Tersusunnya rencana penanganan kumuh tingkat kelurahan yang terintegrasi dengan
perencanaan di tingkat kabupaten/kota;d. Tersusunnya prioritas usulan kegiatan.
1.4 Ruang LingkupRuang lingkup petunjuk teknis penyusunan NUAP ini mencakup pelaksanaan Survei Kampung Sendiri (SKS), analisis kebutuhan pembangunan infrastruktur, proses penyusunan dokumen NUAP, penyusunan usulan prioritas kegiatan dan penyusunan usulan kegiatan tahunan.
1.5 ManfaatManfaat petunjuk teknis penyusunan NUAP bagi para pelaku adalah sebagai berikut:
Tabel 1.1Manfaat Petunjuk Teknis Penyusunan NUAP
No. Pelaku Manfaat1 BKM/LKM Acuan dalam penyusunan dokumen NUAP2 Community Advisor (CA) Acuan dalam memberikan pendampingan kepada BKM/LKM
dalam menyusun dokumen NUAP3 City Coordinator (CC) 1. Acuan dalam fasilitasi dan koordinasi pelaksanaan
kegiatan level kabupaten/kota2. Acuan dalam pengendalian pelaksanaan pendampingan
yang dilakukan oleh CA (CA memiliki tugas untuk mendampingi BKM)
4 Regional Management Consultant (RMC)
Acuan dalam melakukan pengendalian dan verifikasi substansi dokumen NUAP
5 National Management Consultant (NMC)
Acuan dalam melakukan pengendalian dan verifikasi substansi dokumen NUAP, khususnya untuk memperoleh persetujuan dari ADB
6 Satker kabupaten/kota Acuan dalam pengendalian pelaksanaan kegiatan penyusunan dokumen NUAP
7 Local Coordinating Office (LCO) Acuan dalam penyelarasan rencana pembangunan kabupaten/kota
8 Project Management Unit (PMU)
Acuan dalam pengendalian dan pengalokasian anggaran
2
Gambar 1.1 Kedudukan Penyusunan Dokumen NUAP Dalam Siklus Kegiatan NUSP-2 Tingkat Kelurahan
3
IDENTIFIKASIKELEMBAGAANDANORIENTASILOKASI
MUSYAWARAHKELURAHAN- I
REMBUGKHUSUS PEREMPUAN- I
PELATIHANBKM TAHAP - I
SURVEY KAMPUNGSENDIRI&REVIEWPJM
PRONANGKIS
REMBUGKHUSUS PEREMPUAN- II
MUSYAWARAHKELURAHAN- III
PENYUSUNANDOKUMENRKM/CAP
VERIFIKASIDOKUMENRKM/CAP
PENYEMPURNAANDOKUMENRKM/CAP
PENANDATANGANANKONTRAKSP3
MUSYAWARAHKELURAHAN- IV
SERAHTERIMAHASILPEKERJAANFISIK
REMBUGKHUSUS PEREMPUAN- III
PELATIHANBKM TAHAP - II
MUSYAWARAHKELURAHAN- V
PELAKSANAANPEKERJAANFISIK
PELATIHANO&P KPP
PEMANFAATAN&PEMELIHARAAN
REVIEWNUAP &PROGRAM TAHUNAN
PENYUSUNAN DOKUMEN RAPL/NUAP
KONSULTASIVERIFIKASIKONSOLIDASI
ANALISIS KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
MUSYAWARAH KELURAHAN - II
SOSIALISASI NUSP-2TK. KELURAHAN
tidakTahapan Penyusunan Dokumen RAPL/NUAP
BAB II PENGERTIAN DAN KETENTUAN
2.1 PengertianPerencanaan kegiatan perbaikan kawasan/lingkungan kumuh (rencana aksi perbaikan lingkungan atau Neighborhood Upgrading Action Plan - NUAP) adalah dokumen rencana aksi penanganan kumuh skala lingkungan selama 3-5 tahun (masa periode akhir Dokumen NUAP adalah tahun 2019) yang dihasilkan dari proses kolaborasi dengan pendekatan teknokratis dan partisipatif. Proses penyusunan NUAP meliputi identifikasi masalah, merumuskan solusi, merumuskan usulan kegiatan, penyepakatan usulan prioritas, penyepakatan alokasi dan kegiatan tahunan. NUAP dimaksudkan untuk menghasilkan rencana aksi penanganan masalah lingkungan permukiman kumuh di tingkat kelurahan yang dilaksanakan melalui kolaborasi penanganan dan kemitraan dengan berbagai pihak.
NUAP merupakan dokumen penanganan kumuh di tingkat kelurahan yang disusun secara partisipatif, melibatkan relawan, unsur pemerintah kelurahan, BKM, unsur pemerintah daerah dan konsultan pendamping. Penyusunan NUAP dikoordinatori oleh BKM dengan pendampingan oleh RMC dengan seluruh perangkat dibawahnya yaitu: Koordinator kota (City Coordinator/CC) dan Tim Pendamping Masyarakat (Community Advisors/CA). Proses penyusunan NUAP dilaksanakan secara partisipatif dengan mengedepankan pemberdayaan masyarakat dalam menemukenali permasalahan kumuh diwilayahnya, menemukan solusi dan rencana yang akan dilaksanakan serta partisipasi aktif seluruh kelompok dalam masyarakat, khususnya kelompok perempuan dan kelompok-kelompok minoritas (warga miskin).
NUAP yang disusun sesuai dengan hasil survai terhadap 7 + 1 indikator kumuh yaitu:a. Kondisi bangunan; b. Kondisi jalan lingkungan;c. Kondisi drainase lingkungan;d. Kondisi penyediaan air minum;e. Kondisi pengelolaan air limbah;f. Kondisi pengelolaan persampahan; g. Kondisi pengamanan kebakaran;h. Kondisi ruang terbuka publik.
4
2.2 KetentuanDokumen NUAP harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:a. Dokumen NUAP selaras dengan dokumen perencanaan penanganan kumuh tingkat
kabupaten/kota (SIAP);b. NUAP menyajikan profil kumuh kelurahan (Deliniasi kumuh);c. Dilakukan prior review oleh ADB pada lokasi terpilih pada tahun pertama;d. NUAP memuat analisis kebutuhan infrastruktur dan prioritas penanganan
permukiman kumuh;e. NUAP memuat aspek lingkungan, sosial dan ekonomi;f. NUAP memuat usulan infrastruktur skala kawasan dan lingkungan;g. NUAP tidak boleh memuat kegiatan yang terlarang (negative list).
NUAP disusun hanya pada kelurahan sasaran program NUSP-2. NUAP akan dikonsolidasikan di tingkat kota dalam rangka penyusunan SIAP yang akan difasilitasi program NUSP-2. Rencana penanganan kawasan/lingkungan permukiman kumuh yang disusun dalam NUAP ditujukan untuk menuntaskan permasalahan kumuh yang terdapat pada setiap kelurahan sasaran, baik pembangunan infrastruktur yang mampu dikerjakan sendiri oleh masyarakat melalui BKM maupun yang hanya dapat dikerjakan oleh pihak ketiga (kontraktor), dengan fasilitasi pendanaan dari program NUSP-2.Secara umum form NUAP terdiri dari dua bagian. Bagian pertama adalah data profil dan peta kondisi kawasan/lingkungan permukiman kumuh sesuai hasil SKS. Bagian kedua adalah usulan rencana aksi perbaikan lingkungan (NUAP) tingkat kelurahan yang merupakan hasil analisis kondisi lingkungan permukiman kumuh dan usulan penanganan kumuh sesuai hasil kesepakatan rembug warga.
Berdasarkan hasil kesepakatan antara Pemerintah Indonesia dan ADB (Asian Development Bank), komponen kegiatan perbaikan infrastruktur kawasan/lingkungan permukiman kumuh yang dapat difasilitasi dalam program NUSP-2 sebanyak 7 (tujuh) komponen, yaitu: a. Jalan setapak,b. Jalan lingkungan,c. Drainase mikro,d. Persampahan,e. Sanitasi,f. Air bersih, dang. Lampu penerangan jalan.
5
Penanganan kumuh tidak hanya dilakukan oleh NUSP-2 tetapi membutuhkan kolaborasi penanganan yang bersumber dari swadaya masyarakat, pemerintah kab.kota, pemerintah propinsi dan Program APBN lainnya. Dana kolaborasi yang berasala dari APBD Kab./kota merupakan bagian dari dana pendamping yang disediakan sebesar minimal 10% dari dana NUSP-2 yang diterima.
Disamping jenis-jenis kontruksi dari komponen infrastruktur tersebut di atas, dalam rangka memenuhi penyediaan akses layanan dasar yang dibutuhkan pada kawasan/lingkungan kumuh, masyarakat juga dapat mengusulkan komponen infrastruktur dengan konstruksi yang lebih kompleks dimana pengerjaannya membutuhkan peralatan/material khusus dan hanya dapat dilaksanakan oleh pihak ketiga (kontraktor). Komponen infrastruktur tersebut pemeliharaannya menjadi tanggung jawab pemerintah kabupaten/kota.
Selain kegiatan yang diizinkan di atas ada beberapa kegiatan pembangunan yang tidak dapat dibiayai melalui program NUSP-2 dan merupakan daftar kegiatan terlarang (negative list) meliputi:a. Kawasan taman nasional dan hutan lindung;b. Kawasan cagar budaya tradisional/agama nasional;c. Kawasan hutan bakau, taman laut, pesisir pantai dan berawa;d. Pembangunan jalan ke kawasan hutan lindung;e. Memproduksi, memproses, pengolahan, penyimpanan atau penjualan produk
tembakau atau produk yang mengandung tembakau;f. Reservoir (tandon air) dengan kapasitas ˃10.000 m³;g. TPS berkapasitas ˃ 6 m³ atau berukuran ˃ 16 m²;h. Drainase dengan lebar > 3 m;i. Jalan dengan lebar > 6 m;j. Pengambilan air tanah ≥ 5 liter/detik;k. Penggunaan dana untuk pembelian/penyediaan tanah;l. Kegiatan ekonomi, termasuk dana bergulir.
6
BAB III TAHAPAN PENYUSUNAN NUAP
Tahapan penyusunan NUAP secara umum dilakukan melalui pelaksanaan SKS, penyusunan profil permukiman kumuh kelurahan, analisis kebutuhan infrastruktur penanganan kumuh dan penyusunan memorandum program.
Pembentukan dan pemilihan tim Survei Kampung Sendiri (SKS) serta menyusunan rencana serta jadwal pelaksanaan SKS. Tahap selanjutnya adalah pemutahiran Profil Permukiman Kumuh, bertujuan agar sinkron dengan dokumen SIAP baik yang terkait dengan data lingkungan maupun data individu permukiman. Profil Permukiman Kumuh yang sudah dimutahirkan juga bermanfaat untuk mengetahui perubahan atas penanganan permukiman kumuh yang telah dilakukan oleh berbagai pihak terkait melalui kolaborasi.
Pemutahiran data profil permukiman kumuh, dilakukan melalui FGD, Rembug dan konsultasi dengan pihak-pihak terkait yang memahami kondisi perumahan dan permukiman di kelurahan setempat, yaitu: Lurah, Tokoh Masyarakat maupun relawan yang ahli perumahan dan permukiman.
Berdasarkan hasil rumusan daftar permasalahan dan rekomendasi usulan kegiatan tersebut, Tim Inti Perencanaan Partisipatif (TIPP) yang terbentuk melakukan proses penyusunan dokumen NUAP bersama masyarakat secara partisipatif. Hasil yang diharapkan dari proses penyusunan NUAP adalah sebagai berikut:a. Tersusunnya rencana perbaikan lingkungan permukiman kumuh atau Neghborhood
Upgrading Action Plan (NUAP);b. Terumuskannya rencana pembiayaan kegiatan pembangunan infrastruktur selama
jangka menengah (3-5 tahun);c. Terumuskannya rencana konstribusi masyarakat serta partisipasi kelompok perempuan;d. Terumuskannya rencana kegiatan Operasi dan Pemeliharaan (O&M) infrastruktur yang
akan dibangun.
Dokumen NUAP yang sudah diverifikasi oleh RMC selanjutnya diverifikasi, dikonsolidasi dan dilegalisasi oleh LCO melalui forum lokakarya tingkat kabupaten/kota untuk mengintegrasikan seluruh usulan dan rencana perbaikan lingkungan kumuh dengan usulan dan rencana penanganan kumuh yang disusun oleh Pokja NUSP-2 di tingkat kabupaten/kota.
7
Pada tahapan ini disepakati oleh kedua belah pihak untuk melaksanakan program dan kegiatan perbaikan kawasan permukiman kumuh secara menyeluruh dan bertahap, sesuai dengan: i) kebutuhan masyarakat; ii) skala prioritas penanganan; iii) kondisi fisik lingkungan; iv) alokasi dana yang ada; v) kelayakan teknis dan kontribusi serta tingkat partisipasi masyarakat.
Revisi dan penyempurnaan terhadap dokumen NUAP dilakukan berdasarkan hasil verifikasi dan konsolidasi di tingkat kabupaten/kota. Hasil revisi terhadap dokumen NUAP tersebut untuk selanjutnya akan digunakan sebagai acuan dalam proses penyusunan program dan kegiatan pembangunan tahunan yang dituangkan dalam dokumen Rencana Kegiatan Masyarakat (RKM) atau Community Action Plan (CAP). Hasil revisi dokumen NUAP selanjutnya dimintakan persetujuan kepada LCO kabupaten/kota sebagai salah satu syarat pencairan dana BLM. Tahapan penyusunan NUAP tingkat kelurahan secara rinci seperti terlihat pada gambar 3.1.
8
SURVEY KAMPUNGSENDIRI&REVIEWPJM
PRONANGKIS
REMBUGKHUSUS PEREMPUAN- II
MUSYAWARAHKELURAHAN- III
REVIEWNUAP &PROGRAM TAHUNAN
PENYUSUNAN DOKUMEN RAPL/NUAP
KONSULTASIVERIFIKASIKONSOLIDASI
ANALISIS KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
MUSYAWARAH KELURAHAN - II
1
3
4
5
6
7
2
TAHA
P PE
NU
SUN
AN D
OKU
MEN
Peny
usun
an D
okum
en R
anca
na A
ksi P
erba
ikan
Li
ngku
ngan
(NUA
P)
Gambar 3.1 Tahapan Penyusunan dan Review Dokumen NUAP
Bagi kelurahan yang sudah menyusun atau mempunyai dokumen NUAP maka yang perlu dilakukan adalah penyempurnaan melalui review dokumen NUAP. Review dokumen NUAP dilakukan setiap tahun oleh BKM melalui musyawarah kelurahan III. Review didasarkan atas catatan perbaikan terhadap pembahasan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan pembangunan infrastruktur tahun sebelumnya yang dilakukan melalui musyawarah kelurahan V. Selain itu review juga mengakomodir masukan dan saran terhadap pemanfaatan infrastruktur yang telah dibangun serta dengan melihat kondisi kekinian, seperti yang terlihat pada Gambar 3.2.
9
TAHA
P RE
VIEW
PER
SIAP
AN(p
enye
mpu
rnaa
n Do
kum
en N
UAP)
TAHA
P PE
NDA
TAAN
DAN
AN
ALIS
ISId
entifi
kasi
per
mas
alah
an, k
ebut
uhan
dan
pot
ensi
MUSYAWARAH KELURAHAN - III
MUSYAWARAH KELURAHAN - V
PEMANFAATAN&PEMELIHARAAN
REVIEW NUAP & PROGRAM TAHUNAN
KEBIJAKAN DAN STRATEGI
PENANGANAN KUMUH
Gambar 3.2. Tahapan Review Dokumen NUAP
Hasil review dokumen NUAP tersebut selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan perencanaan tahunan yang tertuang dalam dokumen Rencana Kegiatan Masyarakat (RKM) atau Community Action Plan (CAP).
3.1 Tahap Persiapan3.1.1 Pengumpulan Data Dan Verifikasi Dokumen Perencanaan
Kegiatan pengumpulan data dan dokumen perencanaan bertujuan untuk mendapatkan data sekunder serta dokumen perencanaan di tingkat kelurahan sebagai bahan kajian dan review perencanaan. Data dan dokumen perencanaan yang perlu dipersiapkan yaitu;1. Data baseline permukiman kumuh,2. Data profil permukiman kumuh,3. Dokumen NUAP tingkat Kelurahan,4. Data investasi pelaksanaan kegiatan infrastruktur penanganan permukiman
kumuh (APBN, NUSP2, APBD 1, APBD 2, KOTAKU dan sumber dana lainya),5. Peta administrasi,6. Peta deliniasi permukiman kumuh,7. Peta keterpaduan penanganan permukiman kumuh,8. Peta tematik permukiman (7+1 indikator permukiman kumuh),9. Data pendukung lainya.
10
3.1.2. OJT Kepada TIPPKegiatan OJT bagi TIPP bertujuan untuk Komitmen dan Kesadaran atas permasalahan permukiman di tingkat kelurahan, termasuk adanya permukiman kumuh dan menumbuhkan kepedulian tentang kebersamaan dalam penanganan dan pencegahan atas timbulnya permukiman kumuh di tingkat kelurahan. Keluaran dari kegiatan OJT adalah:1. Komitmen dan kesadaran akan pentingnya kegiatan penanganan dan
pencegahan permukiman kumuh, 2. Semua Anggota TIPP memahami Komponen Perumahan dan Permukiman
(7+1 Indikator Kumuh),3. Semua Anggota TIPP secara teknis memahami dan melaksanakan semua
kegiatan pada Pelaksanaan Review Perencanaan,4. Semua Anggota TIPP Memahami kebutuhan metoda, alat dan bahan yang
harus dipersiapkan dalam pelaksanaan Review Perencanaan.
3.2 Tahapan Pendataan Dan Analisis3.2.1 Penyusunan Data Baseline Permukiman Kumuh
Penyusunan data baseline permukiman kumuh bertujuan untuk validasi, pemutahiran dan melengkapi kebutuhan data pada masing-masing indikator kumuh sesuai kebutuhan pengurangan kumuh serta sinkronisasi dengan dokumen SIAP, baik yang terkait dengan data infrastruktur lingkungan maupun data individu/rumah tangga. Dengan tersedianya data baseline dapat diketahui dampak penanganan permukiman yang telah dilakukan oleh berbagai pihak terkait melalui penghitungan pengurangan kumuh pasca penanganan. Data baseline juga mengakomodir data-data lingkungan atau data individu permukiman misalnya data RTLH (Rumah Tidak Layak Huni). Data RTLH sangat diperlukan mengingat salah satu faktor penyebab kumuh adalah aspek kondisi bangunan gedung, dimana aspek ini merupakan permasalahan yang dominan di seluruh lokasi NUSP-2. Data RTLH yang detil dan valid akan memudahkan dalam penanganan melalui kolaborasi pemenuhan Rumah Layak Huni yang diselenggarakan oleh program BSPS (Bantuan Stimulan perumahan Swadaya).Keluaran kegiatan penyusunan data baseline permukiman kumuh adalah sebagai berikut:1. Hasil identifikasi permasalahan dan potensi secara partisipatif dan
berjengjang mulai dari tingkat RT/RW/Lingkungan sampai dengan tingkat kelurahan. Data dan dokumentasi tersebut kemudian disajikan dalam laporan
11
hasil survei dan identifikasi, berupa Peta Tematik, matrix data, dan baseline data. Data-data tematik tersebut antara lain; Data Tematik Deliniasi sebaran permukiman kumuh, Data Tematik Tipologi Lingkungan, Data Tematik Kepadatan penduduk dan Kepadatan bangunan, Data Tematik Kondisi Bangunan Gedung beserta kepemilikanya khususnya
Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), Data Tematik Kondisi Jalan Lingkungan, Data Tematik Kondisi Drainase dan Genangan Air, Data Tematik Sarana dan Prasarana penunjang permukiman, Data Tematik cakupan pelayanan air bersih, Data Tematik cakupan sanitasi dan air limbah, Data Tematik cakupan layanan persampahan dan sarana persampahan, Data Tematik cakupan layanan kebakaran,
2. Dokumentasi hasil Survei baik notulensi dan catatan penting lainya dalam pelaksanaan survei di tingkat lingkungan,
3. Berita Acara penyepakatan hasil survei di tingkat lingkungan.4. Data RTLH (Rumah Tidak Layak Huni) sebagai bagian dari kolaborasi
penanganan permukiman kumuh, berikut dibawah ini adalah persyaratan, kriteria, indikator dan komponen bangunan RTLH,a. Persyaratan bangunan rumah
Keselamatan bangunan, Kecukupan minimum luas bangunan, dan Kesehatan penghuni.
b. Kriteria bangunan RTLH Rusak ringan, meliputi kerusakan komponen non struktural, Rusak sedang, meliputi kerusakan komponen non struktural dan
salah satu komponen struktural, Rusak berat, meliputi kerusakan pada sebagian besar komponen
bangunan, baik komponen struktural maupun komponen non struktural.
c. Indikator bangunan RTLH Komponen non struktural, antara lain dinding pengisi, kusen,
penutup atap dan lantai bangunan, Komponen struktural, antara lain pondasi, tiang atau kolom,
balok dan rangka atap.d. Data penting lainya sebagai informasi terhadap penghuni rumah
Nama KK (kepala Keluarga), Jumlah Jiwa penghuni rumah, Status MBR (masyarakat berpenghasilan rendah), Status kepemilikan rumah, Status legalitas lahan,
12
Luas lahan dan luas bangunan rumah tinggal, Kelengkapan PSU.
3.2.2 Penyusunan Profil Permukiman KumuhKegiatan penyusunan Profil Permukiman Kumuh, bertujuan agar terjadi sinkronisasi dengan dokumen SIAP, baik yang terkait dengan data infrastruktur permukiman maupun data individu. Profil Permukiman Kumuh merupakan data baseline yang digunakan untuk penilaian kinerja penanganan kumuh baik yang dilaksanakan oleh NUSP-2 maupun berbasis kolaborasi.Keluaran hasil penyusunan profil permukiman kumuh, yaitu:1. Keselarasan data kumuh di tingkat Kelurahan,2. Keselarasan deliniasi kumuh (termasuk luasan kumuh) tingkat kelurahan
dengan tingkat kawasan (SIAP),3. Penyepakatan permasalahan utama penyebab kumuh.
13
Gambar 3.3. Format Profil Kumuh Tingkat Kelurahan
3.2.3 Rembug Khusus Perempuan IIRembug khusus perempuan II difasilitasi oleh BKM didampingi CA, kegiatan ini bertujuan: a. Menjaring aspirasi dan usulan kelompok perempuan terhadap rencana
kegiatan perbaikan lingkungan permukiman kumuh di wilayahnya;b. Penyepakatan rencana partisipasi perempuan pada setiap pertemuan;c. Penyepakatan rencana partisipasi kelompok perempuan dalam kegiatan
pembangunan infrastruktur dasar permukiman di tingkat kelurahan.(Dokumentasi kegiatan menggunakan Form-4.1, Form-4.2 dan Form-4.3 terlampir)
3.2.4 Analisis Kebutuhan Pembangunan InfrastrukturDokumen NUAP yang ada saat ini masih sebatas pemenuhan usulan perbaikan/pembangunan secara menyeluruh atau keinginan semata, belum berorientasi pada pemenuhan tuntas kumuh di kelurahan. Prioritasi usulan dan pola kegiatan intervensi penanganan permukiman kumuh yang ada pada dokumen NUAP harus mampu menjawab permasalahan utama dan mengedepankan konsep keterpaduan antar semua komponen program di tingkat kelurahan dalam penanganan Kumuh.
Dokumen NUAP disusun berdasarkan hasil kajian SKS yang disepakati pada musyawarah kelurahan-II. Untuk dapat menentukan jenis dan prioritas kegiatan perlu dilakukan analisis kebutuhan pembangunan dan perbaikan infrastruktur pada kawasan/lingkungan permukiman kumuh. Analisis tersebut didasarkan atas hasil penilaian terhadap kapasitas dan kualitas serta kuantitas infrastruktur yang ada sesuai standar pelayanan minimal, disamping pertimbangan terhadap aspirasi dan kebutuhan masyarakat yang disampaikan melalui forum rembug dan musyawarah warga, baik di tingkat komunitas maupun di tingkat kelurahan.
Tahapan pelaksanaan kegiatan penajaman analisis kebutuhan infrastruktur pada penyusunan dokumen NUAP diharapkan adanya kesesuaian perencanaan permukiman kumuh yang ada di level Kota atau yang dikenal dengan Dokumen SIAP dengan perencanaan di level kelurahan atau NUAP. Analisis kebutuhan infrastruktur juga untuk mengetahui Penyebab terjadinya kumuh, Merumuskan rekomendasi kendala dan penanganan (untuk 7+1 termasuk RTLH) serta
14
merumuskan skenario penanganan jangka menengah yang berorientasi pada penuntasan kumuh. Penyajian laporan hasil kajian melalui Matrix, Peta tematik, data grafik, foto dokumentasi, profil permukiman kumuh, dan peta rencana pengembangan infrastruktur permukiman, Keluaran analisis kebutuhan infrastruktur meliputi:
A. Penyebab Terjadinya KumuhMelakukan kajian makro dan mikro sistem pelayanan infrastruktur permukiman di tingkat kelurahan dan kawasan, sehingga menemukenali dan menyepakati permasalahan dan potensi utama (berdasarkan 7+1 indikator permukiman kumuh) yang ada di tingkat kelurahan, keluaran penyebab terjadinya kumuh :
Tingkat dominasi permasalan Permukiman Kumuh di kelurahan, melalui Profil permukiman kumuh (7+1 Indikator Permukiman kumuh) yang didapatkan dari kegiatan SKS,
Gambar 3.4. Contoh Profil Kelurahan Kuningan Kota Semarang
15
Gambar 3.5. Contoh Kajian Penyebab Kumuh di Kelurahan Kuningan Kota Semarang B. Merumuskan Rekomendasi dan Potensi Kendala PenangananBerdasarkan contoh diatas, permasalahan dominan penyebab kumuh adalah Genangan Air / Banjir. Permasalahan ini dilakukan pendalaman akar masalah dan berdasarkan kajian diperoleh permasalahan genangan dan banjir disebabkan oleh pendangkalan sungai, kapasitas drainase dan drainase yang tidak memiliki konektifitas (sistem drainase). Setelah mengetahui akar masalah, perlu dilakukan kajian terhadap prioritas penanganan, potensi kendala dan solusi penanganan. Sebagai contoh permasalahan yang disebabkan oleh pendangkalan sungai, maka prioritas penangananya adalah pengerukan. Apabila tidak dilakukan pengerukan sedimen maka genanganan dan banjir akan tetap menjadi masalah dominan. Tetapi kendala yang dihadapi adalah NUSP tidak bisa membiayai kegiatan pengerukan karena merupakan kewenangan institusi lainya. Oleh karena itu permasalahan ini perlu di koordinasikan dengan instasi yang berwenang, sehingga walaupun hal ini menjadi faktor dominan tetapi tidak bisa dengan segera dapat di tangani.
16
Gambar 3.6. Contoh Kajian Rekomendasi dan Kendala Penanganan Kumuh di Kelurahan Kuningan Kota Semarang
C. Merumuskan Skenario PenangananTabel (gambar 3.6.) di atas di buat untuk semua sektor infrastruktur (7+1 Indikator Permukiman kumuh). Berdasarkan tabel tersebut dapat di kelompokkan kegiatan-kegiatan prioritas pada lokasi penangan atau dengan mengelompokkan pada sistem jaringan infrastruktur. Berdasarkan pengelompokan tersebut dapat dirumuskan skenario penanganan melalui pendekatan segmentasi atau sistem jaringan infrastruktur. Keluaran rumusan skenario penanganan adalah;
Skenario Penanganan Infrastruktur permukiman, tergambarkan di peta penanganan,
Usulan kegiatan Prioritas rencana pembangunan, Berikut tabel dibawah ini adalah contoh penanganan dengan pendekatan segmentasi :
17
Gambar 3.7. Contoh Kajian Segmentasi dan skenario Penanganan Kumuh di Kelurahan Kuningan Kota Semarang
Gambar 3.8. Contoh Peta Keterpaduan Penanganan Kumuh di Kelurahan Kuningan Kota Semarang
3.3 Tahap Penyusunan Dokumen3.2.1 Musyawarah Kelurahan II
Musyawarah kelurahan II merupakan forum tingkat kelurahan yang bertujuan untuk membahas hasil kegiatan Survei Kampung Sendiri (SKS) termasuk hasil penilaian kondisi infrastruktur yang ada dan daftar usulan kebutuhan perbaikan/pembangunannya serta rangkuman hasil rembug perempuan. Musyawarah kelurahan II dipimpin kepala kelurahan didampingi pengurus dan anggota BKM dan didukung koordinator kota dan tim CA. Musyawarah kelurahan II dihadiri sekitar 40 orang yang terdiri dari perwakilan RT, RW, kelompok-kelompok swadaya masyarakat, kelompok warga miskin, perempuan dan tim SKS. Agenda musyawarah kelurahan II adalah sebagai berikut:a. Pemaparan dan pembahasan hasil SKS serta aspirasi dan usulan kelompok
perempuan terhadap rencana perbaikan lingkungan permukiman kumuh di tingkat kelurahan;
b. Pemaparan dan pembahasan hasil Rembug Khusus Perempuan II;
18
c. Pemaparan hasil analisis kebutuhan penuntasan kumuh (7+1 termasuk RTLH);d. Penyepakatan jadwal dan rencana penyusunan dokumen NUAP.Hasil yang dari kegiatan musyawarah kelurahan II adalah:a. Terumuskannya daftar permasalahan dan rekomendasi usulan kegiatan
peningkatan kualitas lingkungan sesuai kebutuhan penuntasan kumuh;b. Disepakatinya jadwal dan agenda kegiatan penyusunan dokumen NUAP.
(Dokumentasi kegiatan menggunakan Form-5.1, Form-5.2 dan Form-5.3 terlampir).
3.2.2 Penyusunan Dokumen Rencana Aksi Perbaikan Lingkungan (Neighborhood Upgrading Action Plan/NUAP)Penyusunan dokumen NUAP adalah kegiatan mengkompilasi dan mengkonsolidasi seluruh hasil rangkaian kegiatan, mulai dari kegiatan SKS sampai dengan penyusunan memorandum program. Dokumen Rencana Aksi Perbaikan Lingkungan atau Neighborhood Upgrading Action Plan/NUAP skala kelurahan secara garis besar memuat: a. Rencana penuntasan permukiman kumuh di kelurahan sasaran program
NUSP-2, melalui peningkatan kualitas infrastruktur;b. Rencana integrasi perencanaan dengan master plan kawasan (air minum,
sanitasi, drainase, persampahan) yang sudah ada;c. Rencana integrasi kegiatan bidang lainnya dalam rangka penuntasan
permukiman kumuh;d. Rencana jenis kegiatan (infrastruktur dan non-infrastruktur), pembiayaan,
sumber pembiayaan dan tahun pelaksanaan kegiatan jangka menengah (3-5 tahun), yang tersajikan dalam satu peta;
e. Rencana konstribusi masyarakat serta partisipasi kelompok perempuan dan warga miskin;
f. Komitmen pemda dan masyarakat dalam pengelolaan Operasi dan Pemeliharaan (O&P) infrastruktur yang akan dibangun.(Kerangka Isi Dokumen NUAP seperti pada Form–6 terlampir)
a. Konsultasi dan verifikasiKonsultasi dan verifikasi terhadap draf dokumen NUAP dimaksudkan untuk memastikan agar rencana aksi perbaikan kawasan/lingkungan permukiman kumuh yang diusulkan masyarakat telah selaras dengan rencana pembangunan kota secara keseluruhan dan telah memenuhi kebutuhan penuntasan kumuh. Verifikasi secara teknis dilakukan oleh RMC untuk menilai
19
kelengkapan dan kelayakan Dokumen NUAP menggunakan format penilaian kelayakan.Proses konsultasi dan verifikasi dilakukan melalui mekanisme desk (pembahasan satu meja) antara UPL - BKM dan TIPP dengan LCO dibantu koordinator kota dan tim CA. Hasil yang diharapkan dari proses konsultasi dan verifikasi adalah rencana penanganan skala lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan penuntasan kumuh, kolaborasi program, rencana tahun pelaksanaan dan indikasi sumber pendanaan program/kegiatan yang telah disepakati bersama dan disetujui oleh LCO.
b. KonsolidasiHasil verifikasi terhadap masing-masing draf dokumen NUAP selanjutnya kegiatan yang didanai oleh NUSP-2 dikonsolidasikan oleh LCO sebagai dasar penyusunan Rencana Investasi Peningkatan Kualitas Kawasan/Lingkungan Permukiman Kumuh Perkotaan (Consolidated Investment Plan).Proses konsolidasi draf dokumen NUAP dilaksanakan melalui forum lokakarya tingkat kabupaten/kota yang melibatkan pemerintahan kelurahan, BKM-TIPP, Pokja NUSP-2, LCO dan Satker/PPK NUSP-2 serta tim konsultan dan CA masyarakat (koordinator kota dan tim CA).Dokumen NUAP tersebut selanjutnya diintegrasikan ke dalam dokumen rencana aksi penanganan kumuh kota untuk keperluan proses penentuan ranking prioritas penanganan, luas kawasan kumuh yang akan ditangani, rencana tahun pelaksanaan, dan indikasi besaran serta sumber pendanaan program/kegiatan sebagai dasar penyusunan dan pemutahiran memorandum program. Pengintegrasian tersebut dilakukan melalui forum LCO, pokjanis SIAP, pemerintah kelurahan dan BKM. Kesepakatan yang dihasilkan selanjutnya dituangkan dalam berita acara kesepakatan program yang ditandatangani oleh LCO, pokja NUSP-2, BKM-TIPP dan pemerintahan kelurahan untuk proses legalisasi.
Dalam rangka menyempurnakan dokumen NUAP, BKM-TIPP didampingi tim CA akan melakukan revisi terhadap draf dokumen NUAP berdasarkan catatan dan rekomendasi yang diberikan oleh LCO selama proses verifikasi dan konsolidasi. Hasil revisi dokumen NUAP selanjutnya akan disepakati pada musyawah kelurahan III.
20
3.2.3 Musyawarah Kelurahan IIIKegiatan musyawarah kelurahan III merupakan forum rembug warga masyarakat kelurahan yang ditujukan untuk membahas hasil revisi dokumen rencana aksi perbaikan lingkungan atau Neighborhood Upgrading Action Plan (NUAP) yang telah disusun oleh UPL-BKM dengan TIPP dan telah disetujui oleh LCO. Musyawarah kelurahan III dipimpin oleh kepala kelurahan dan diikuti oleh warga masyarakat dengan ketentuan jumlah peserta yang sama seperti pada musyawarah kelurahan sebelumnya.Agenda musyawarah kelurahan III antara lain adalah:a. Pemaparan hasil revisi NUAP yang telah disetujui LCO;b. Penyepakatan rencana kegiatan prioritas tahunan;c. Penyepakatan jadwal kegiatan penyusunan Rencana Kegiatan Masyarakat
(RKM) yang akan dilaksanakan pada tahun berjalan sesuai alokasi dana yang telah disetujui;
d. Pembentukan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM);e. Pemilihan dan pembentukan Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara (KPP).
(Dokumentasi kegiatan menggunakan Form-7.1, Form-7.2 dan Form-7.3 terlampir).
3.3 Ringkasan Langkah-langkah Penyusunan NUAPUntuk mempermudah pengertian tahapan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan penyusunan dokumen NUAP, tabel berikut ini menunjuk peran pelaku utama dan peserta, pendukung, bahan yang disiapkan dan keluaran-keluaran dalam proses penyusunan dokumen NUAP.
Tabel 3.1Ringkasan Langkah-langkah Penyusunan NUAP
Pelaku Utama Peserta/Pengikut Penanggung
JawabPenyiapan
Materi Keluaran Durasi Pelaksanaan
Survei Kampung Sendiri (SKS)Tim SKSCA
Warga dan komunitas setempat
CATIPP-BKM
LCO & CC
Basis data kumuh,Daftar
kebutuhanPeta tematik
(7+1 Indikator Permukiman Kumuh) dan
2 Minggu
21
Pelaku Utama Peserta/Pengikut Penanggung
JawabPenyiapan
Materi Keluaran Durasi Pelaksanaan
dokumentasi Analisis Kebutuhan UPL-BKMCATim SKS
Relawan CC, CA, LCO, TIPP_BKM
UPL-BKM
Peta Keterpaduan,
Skenario penanganan,
Profil Permukiman
dan Dokumen Kajian sejenis
lainnya terintegrasi
dalam Program NUSP-2
1 Minggu
Rembug Khusus Perempuan IIPKK KelurahanUPL - BKMCA
Kelompok perempuan dan komunitas lokal
Pemerintah Kelurahan
City Coordinator (CC) -
CA
Aspirasi kelompok
perempuan untuk
penanganan kumuh
1 Minggu
Musyawarah Kelurahan IIPem. KelurahanBKMCA
Warga dan komunitas
setempat dan wakil warga pada
lokasi sasaran program
LCO - City Coordinator
(CC)
City Coordinator (CC) -
CA
Teridentifikasinya masalah dan potensi
kawasan kumuh serta terbentuknya
TIPP
1 Minggu
Penyusunan Neighborhood Upgrading Action Plan/NUAPUPL-BKMTIPPRelawan/KaderCA
Warga dan komunitas
setempat dan wakil warga pada
lokasi sasaran program
LCO - City Coordinator
(CC)
City Coordinator (CC) -
CA
Tersusunnya NUAP secara partisipatif,
sesuai kebutuhan &
aspirasi warga
2 Minggu
Verifikasi dan Kosnsolidasi NUAPBKM – TIPP danKelurahan dan City Coordinator (CC)
Pemerintah Kelurahan
wakil warga pada lokasi sasaran
program
LCOPokjanis
City Coordinator (CC) -
CA
Terintegrasi-nya NUAP
dengan SIAP
1 Minggu
22
Pelaku Utama Peserta/Pengikut Penanggung
JawabPenyiapan
Materi Keluaran Durasi Pelaksanaan
Musyawarah Kelurahan IIIBKM dan CA Warga dan
komunitas setempat dan
wakil warga pada lokasi sasaran
program
LCOKepala
Kelurahan
TIPP NUAP ditetapkan
sebagai dokumen rencana
pembangunan
permukiman
1 Minggu
BAB IV PENDAMPINGAN DAN PEMANTAUAN
4.1 PendampinganMenjaga kualitas dokumen NUAP merupakan kewajiban bagi NMC dan RMC untuk melakukan pengendalian terhadap proses penyusunan NUAP tersebut. Pengendalian NMC dan RMC dilakukan dengan menugaskan tenaga ahli yang tersedia ke daerah dalam rangka pendampingan proses penyusunan NUAP.Pendampingan yang diberikan oleh NMC dan RMC sekaligus sebagai tindakan pemantauan. Jika di dalam penyusunan dokumen NUAP masih terdapat kekurangan yang tidak sesuai dengan prosedur operasi standar, maka tenaga ahli yang ditugaskan segera mengambil tindakan bimbingan dan pengarahan untuk penyempurnaannya.
4.2 PemantauanPada prinsipnya, pemantauan adalah untuk mengetahui capaian proses penyusunan dokumen NUAP yang dilakukan oleh NMC dan RMC terhadap proses penyusunan NUAP melalui lembar pemantauan yang dikomunikasikan melalui email. Tujuan utama dari monitoring ini adalah untuk mengetahui kemajuan atau perkembangan proses yang berjalan.
23