Petunjuk Teknis Penggunaan Dak 2014

65
PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.67/Menhut-II/2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG KEHUTANAN TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal 59 ayat (1), Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan, Menteri Teknis memiliki kewenangan untuk menetapkan Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus; b. bahwa sehubungan dengan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Kehutanan tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Kehutanan Tahun Anggaran 2014; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3888) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4412); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 5. Undang-Undang ...

Transcript of Petunjuk Teknis Penggunaan Dak 2014

Page 1: Petunjuk Teknis Penggunaan Dak 2014

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.67/Menhut-II/2013

TENTANG

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG KEHUTANAN TAHUN ANGGARAN 2014

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal 59 ayat (1), Peraturan

Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan, Menteri Teknis memiliki kewenangan

untuk menetapkan Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus;

b. bahwa sehubungan dengan pertimbangan

sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Kehutanan tentang

Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Kehutanan Tahun Anggaran 2014;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang

Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3888) sebagaimana telah

diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan menjadi Undang-Undang

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4412);

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

5. Undang-Undang ...

Page 2: Petunjuk Teknis Penggunaan Dak 2014

- 2 -

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun

2005 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);

6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4778);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 35 tahun 2002 tentang Dana Reboisasi;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang

Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Kabupaten/Kota (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3747);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 2008 tentang Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 201,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4947);

12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2009 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Dana Alokasi Khusus Di Daerah;

13. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 06/PMK.07/2012 tentang Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Anggaran Transfer Ke Daerah;

14. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 180/PMK.07/2013 tentang Pedoman Umum dan

Alokasi Dana Alokasi Khusus Tahun Anggaran 2014;

15. Peraturan ...

Page 3: Petunjuk Teknis Penggunaan Dak 2014

- 3 -

15. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.71/Menhut-II/2009 tentang Pedoman Penyelenggaraan Hutan Kota

(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 484);

16. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.40/Menhut-II/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kehutanan (Berita Negara Republik

Indonesia Tahun 2010 Nomor 405) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.33/Menhut-II/2012 (Berita Negara Republik

Indonesia Tahun 2012 Nomor 779);

17. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.9/Menhut-

II/2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan, Kegiatan Pendukung dan Pemberian Insentif Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (Berita Negara Republik

Indonesia TaHUN 2013 Nomor 173);

18. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.47/Menhut-

II/2013 tentang Pedoman, Kriteria dan Standar Pemanfaatan Hutan di Wilayah Tertentu pada KPHL dan KPHP Berita Negara Republik Indonesia TaHUN

2013 Nomor 1077).

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN MENTERI KEHUTANAN TENTANG

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG KEHUTANAN TAHUN ANGGARAN 2014.

Pasal 1

Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Kehutanan Tahun

Anggaran 2014 adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri Kehutanan ini.

Pasal 2

Petunjuk Teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1, merupakan acuan

wajib bagi Pemerintah Provinsi, Kabupaten/Kota dalam melaksanakan penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Kehutanan Tahun Anggaran 2014.

Pasal 3

Lingkup substansi yang diatur dalam petunjuk teknis ini meliputi :

a. Peningkatan Sarana dan Prasana Pendukung Operasionalisasi KPH

b. Rehabilitasi Hutan dan Lahan;

c. Peningkatan Sarana Prasarana Perlindungan dan Pengamanan Hutan;

d. Peningkatan Sarana Prasarana Pengolahan Hasil Hutan Berbasis Kelompok; dan

e. Peningkatan Sarana dan Prasarana Penyuluhan Kehutanan.

Pasal 4 ...

Page 4: Petunjuk Teknis Penggunaan Dak 2014

- 4 -

Pasal 4

Biro Perencanaan Sekretariat Jenderal mengkoordinasikan seluruh kegiatan

Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Kehutanan.

Pasal 5

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 23 Desember 2013

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

ZULKIFLI HASAN

Diundangkan di Jakarta pada tanggal 31 Desember 2013

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

AMIR SYAMSUDIN BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2013 NOMOR 1573

Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BIRO HUKUM DAN ORGANISASI,

ttd.

KRISNA RYA

Page 5: Petunjuk Teknis Penggunaan Dak 2014

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR : P.67/Menhut-II/2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK)

BIDANG KEHUTANAN TAHUN ANGGARAN 2014.

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Kehutanan merupakan mekanisme pembiayaan pembangunan kehutanan dalam bentuk biaya transfer kepada

pemerintah provinsi dan kabupaten/kota untuk membiayai kegiatan prioritas nasional di bidang kehutanan yang menjadi kewenangan daerah. DAK bidang Kehutanan sekaligus sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan daerah

yang secara khusus kegiatannya diarahkan dalam rangka menjaga keberlangsungan fungsi kawasan hutan melalui implementasi kebijakan

pengelolaan hutan secara lestari berbasis unit Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) di tingkat tapak.

Upaya ini sangat strategis dan selaras dengan Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2014 dimana kebijakan sektor pembangunan kehutanan difokuskan pada perbaikan tata kelola hutan, peningkatan kapasitas

pemerintah daerah serta pemberdayaan masyarakat di sekitar dan dalam kawasan hutan melalui kegiatan produktif dan peningkatan akses

masyarakat terhadap sumber daya hutan guna mendorong perbaikan lingkungan hidup serta mengurangi resiko bencana alam. Untuk ini maka kebijakan DAK Bidang Kehutanan disusun dengan mempertimbangkan

sinergitas dengan pembangunan daerah.

Kebijakan DAK Bidang Kehutanan tahun 2014 merupakan kelanjutan dari

pelaksanaan kegiatan pembangunan kehutanan di daerah melalui dana alokasi khusus yang telah dimulai sejak tahun 2008. Upaya ini sebagai wujud nyata dari Kementerian Kehutanan untuk mendorong kebijakan

otonomi bidang kehutanan melalui skema dana perimbangan di dearah terutama bagi kabupaten/kota yang kemampuan fiskalnya belum memadai.

Sesuai amanat Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana

Perimbangan Pasal 59 ayat (1) dan penjelasan pasal 59 ayat (2) bahwa Menteri Teknis menyusun dan menetapkan Petunjuk Teknis (Juknis)

Penggunaan DAK yang mengatur arahan penggunaan dan teknis pelaksanaan kegiatan di daerah.

Berkenaan dengan hal tersebut di atas, maka Menteri Kehutanan menetapkan

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kehutanan Tahun 2014 sebagai pedoman teknis dan acuan bagi para pihak terkait di dalam penggunaan DAK Bidang Kehutanan Tahun 2014, dengan tujuan agar pelaksanaan kegiatan

DAK Bidang Kehutanan dapat berjalan secara efektif dan efisien.

Page 6: Petunjuk Teknis Penggunaan Dak 2014

- 2 -

B. Pengertian

Dalam Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kehutanan Tahun 2014 ini,

yang dimaksud dengan:

1. Dana Alokasi Khusus, selanjutnya disebut DAK, adalah dana yang

bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional.

2. Daerah Aliran Sungai, selanjutnya disebut DAS adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan, dan mengalirkan air

yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai

dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktifitas daratan.

3. Ekosistem esensial adalah ekosistem atau kawasan yang memiliki keunikan habitat dan/atau jenis tumbuhan dan satwa liar dan/atau

mempunyai fungsi penting sebagai sistem penyangga kehidupan.

4. Hutan kota adalah suatu hamparan lahan yang bertumbuhan pohon-pohon yang kompak dan rapat di dalam wilayah perkotaan baik pada

tanah negara maupun tanah hak yang ditetapkan sebagai hutan kota oleh pejabat yang berwenang.

5. Hutan dan lahan kritis adalah hutan dan lahan yang berada di dalam dan di luar kawasan hutan yang sudah tidak berfungsi lagi sebagai media pengatur tata air dan unsur produktivitas lahan sehingga menyebabkan

terganggunya keseimbangan ekosistem DAS.

6. Hutan lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok

sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah.

7. Hutan rakyat adalah hutan yang tumbuh di atas tanah yang dibebani hak milik maupun hak lainnya di luar kawasan hutan dengan ketentuan luas sekurang-kurangnya 0,25 ha, penutupan tajuk tanaman kayu-kayuan dan

tanaman lainnya lebih dari 50 %.

8. Hutan mangrove adalah suatu formasi pohon-pohon yang tumbuh pada

tanah alluvial di daerah pantai dan sekitar muara sungai yang dipengaruhi pasang surut air laut.

9. Hutan pantai adalah suatu formasi pohon-pohon yang tumbuh ditepi

pantai dan berada diatas garis pasang tertinggi.

10. Kawasan Suaka Alam (KSA) adalah kawasan dengan ciri khusus tertentu,

baik di daratan maupun di perairan yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya yang juga berfungsi sebagai wilayah sistem penyangga

kehidupan.

11. Kawasan Pelestarian Alam (KPA) adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di daratan maupun di perairan yang mempunyai fungsi

pokok perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara

lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.

Page 7: Petunjuk Teknis Penggunaan Dak 2014

- 3 -

12. Kesatuan Pengelolaan Hutan yang selanjutnya disebut KPH adalah wilayah pengelolaan hutan sesuai fungsi pokok dan peruntukannya, yang

dapat dikelola secara efisien dan lestari.

13. Konservasi tanah adalah upaya penempatan setiap bidang lahan pada

penggunaan (secara vegetatif dan/atau civil technic) yang sesuai dengan kemampuan lahan tersebut dan memperlakukannya sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah sehingga

dapat mendukung kehidupan secara lestari.

14. Multi Purpose Trees Species (MPTS) adalah jenis-jenis tanaman yang

menghasilkan kayu dan bukan kayu.

15. Penanaman pengkayaan rehabilitasi hutan adalah kegiatan penambahan anakan pohon pada kawasan hutan rawang yang memiliki tegakan berupa

anakan, pancang, tiang dan pohon sejumlah 200-400 batang/ha, dengan maksud untuk meningkatkan nilai tegakan hutan baik kualitas maupun

kuantitas sesuai fungsinya.

16. Penghijauan lingkungan adalah kegiatan penanaman yang dapat dilaksanakan di taman, jalur hijau, halaman tempat ibadah, perkantoran,

sekolah, pemukiman, kanan kiri sungai, ruang terbuka hijau.

17. Pemeliharaan tanaman adalah perlakuan terhadap tanaman dan lingkungannya dalam luasan dan kurun waktu tertentu agar tanaman

tumbuh sehat dan berkualitas sesuai dengan standar hasil yang ditentukan.

18. Penyuluhan Kehutanan adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi,

permodalan, dan sumber daya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan

kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.

19. Penyuluh kehutanan adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas,

tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan penyuluhan kehutanan.

20. Pendampingan adalah aktivitas penyuluhan yang dilakukan secara terus-

menerus pada kegiatan pembangunan kehutanan untuk meningkatkan keberhasilan dan keberlanjutan pembangunan kehutanan serta

keberdayaan dan kesejahteraan masyarakat.

21. Rehabilitasi hutan dan lahan (RHL) adalah upaya untuk memulihkan, mempertahankan dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga

daya dukung, produktifitas dan peranannya dalam mendukung sistem penyangga kehidupan tetap terjaga.

22. Rencana Pengelolaan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RP RHL) rencana

manajemen (management plan) dalam rangka penyelenggaraan rehabilitasi hutan dan lahan sesuai dengan kewenangan Pemerintah, Pemerintah

Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

23. Rencana Tahunan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RTn RHL) adalah rencana rehabilitasi hutan dan lahan yang disusun pada tahun sebelum kegiatan (T-1) yang bersifat operasional berisi lokasi definitif kegiatan

rehabilitasi hutan dan lahan, volume kegiatan, kebutuhan bahan dan upah serta kegiatan pendukung.

Page 8: Petunjuk Teknis Penggunaan Dak 2014

- 4 -

24. Rencana Pengelolaan (RP) KPH adalah rencana kelola KPH yang disusun berdasarkan hasil tata hutan pada KPH yang mengacu RKTN, RKTP, RKTK

dan dengan memperhatikan aspirasi, nilai budaya masyarakat setempat dan kondisi lingkungan.

25. Sumber benih adalah suatu tegakan di dalam kawasan hutan dan di luar kawasan hutan yang dikelola guna memproduksi benih berkualitas.

26. Sarana dan prasarana penyuluhan adalah barang atau benda (bergerak

atau tidak bergerak) yang dimanfaatkan oleh penyuluh kehutanan sebagai alat dalam menunjang kegiatan operasional penyuluhan kehutanan.

27. Sarana dan prasarana pengamanan hutan adalah alat, sarana dan

perlengkapan yang dibutuhkan untuk kelancaran operasional pengamanan hutan, termasuk pencegahan perambahan hutan dan

pemadaman kebakaran hutan.

28. Sarana dan prasarana KPH adalah bangunan, peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk kelancaran operasionalisasi KPH

29. Taman Hutan Raya (Tahura) adalah kawasan pelestarian alam untuk tujuan koleksi tumbuhan dan/atau satwa yang alami atau bukan alami, jenis asli atau bukan jenis asli yang dimanfaatkan bagi kepentingan

penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, penunjang budidaya tumbuhan dan atau satwa, budaya, pariwisata dan rekreasi.

30. Organisasi Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung yang selanjutnya disebut KPHL adalah organisasi pengelolaan hutan lindung yang wilayahnya sebagian besar terdiri atas kawasan hutan lindung yang

dikelola pemerintah daerah

31. Organisasi Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi yang selanjutnya

disebut KPHP adalah organisasi pengelolaan hutan produksi yang wilayahnya sebagian besar terdiri atas kawasan hutan produksi yang dikelola pemerintah daerah.

Page 9: Petunjuk Teknis Penggunaan Dak 2014

- 5 -

BAB II

KEBIJAKAN DAK BIDANG KEHUTANAN

A. Ketentuan Umum

1. DAK Bidang Kehutanan digunakan untuk kegiatan-kegiatan di Bidang Kehutanan yang telah menjadi urusan/kewenangan daerah khususnya

dalam rangka percepatan pembangunan dan kesiapan operasionalisasi KPH, Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL), pengelolaan Tahura,

perlindungan dan pengamanan hutan, pengelolaan ekosistem esensial, penyuluhan kehutanan, dimana dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut tidak/belum mendapat pembiayaan dari dana APBN lainnya

(dana tugas pembantuan, block grant, pinjaman, hibah luar negeri, hibah dalam negeri, dan dana masyarakat, dll).

2. Prioritas nasional yang menjadi kegiatan wajib dalam penggunaan DAK Bidang Kehutanan adalah : pembangunan dan operasionalisasi KPH, rehabilitasi hutan dan lahan, serta perlindungan dan pengamanan

hutan.

3. Sarana dan prasarana perlindungan dan pengamanan hutan diprioritaskan pada sasaran : wilayah KPH, Tahura, dan kawasan

ekosistem esensial.

4. Pelaksanaan kegiatan RHL mengacu kepada dokumen perencanaan RHL,

yaitu RP RHL, RTn RHL dan rancangan teknis RHL.

5. Bagi Kabupaten/Kota dan UPTD Tahura yang telah mengadakan mobil patroli dari dana DAK Bidang Kehutanan tidak diperkenankan kembali

untuk mengadakan mobil patroli dari dana DAK Bidang Kehutanan tahun 2014.

6. Pendampingan pelaksanaan kegiatan oleh penyuluh kehutanan dan atau dilaksanakan oleh SDM yang mempunyai kompentensi dibidang penyuluhan kehutanan.

B. Tujuan

DAK Bidang Kehutanan Tahun 2014 bertujuan untuk :

1. Percepatan pembangunan dan operasionalisasi KPH; 2. Rehabilitasi hutan dan lahan di dalam dan di luar kawasan hutan;

3. Peningkatan perlindungan dan pengamanan hutan; 4. Peningkatan pengelolaan Tahura; 5. Peningkatan Penyuluhan Kehutanan;

6. Peningkatan pengolahan hasil hutan berbasis kelompok; 7. Peningkatan pengelolaan kawasan ekosistem esensial;

C. Proporsi Penggunaan

1. Minimal 85% dari besaran alokasi DAK Bidang Kehutanan digunakan

untuk mendukung kegiatan prioritas nasional yaitu peningkatan sarana dan prasarana operasionalisasi KPHP/KPHL maksimum 20%, kegiatan

rehabilitasi hutan dan lahan (RHL) minimum 50% dan peningkatan sarana prasarana perlindungan dan pengamanan hutan maksimum 15%.

2. Maksimum 15% dari besaran alokasi DAK Bidang Kehutanan digunakan untuk peningkatan sarana prasarana pengolahan hasil hutan berbasis kelompok, peningkatan sarana prasarana penyuluhan kehutanan, dan

pengelolaan kawasan ekosistem esensial di luar KSA dan KPA.

Page 10: Petunjuk Teknis Penggunaan Dak 2014

- 6 -

D. Sasaran Kegiatan

1. Sasaran di tingkat provinsi :

a. Memfasilitasi percepatan pembangunan dan kesiapan operasionalisasi KPH, dengan kegiatan, antara lain: peningkatan sarana prasarana KPH, rehabilitasi hutan dan lahan (vegetatif, sumber benih, HHBK),

peningkatan sarana prasarana perlindungan dan pengamanan hutan, pengelolaan kawasan ekosistem esensial, serta peningkatan sarana

prasarana pengolahan hasil hutan berbasis kelompok serta peningkatan sarana prasarana penyuluhan kehutanan.

b. Meningkatkan efektifitas pengelolaan Tahura dengan kegiatan, antara

lain : Rehabilitasi Hutan dan Lahan (vegetatif, sumber benih, HHBK), peningkatan sarana prasarana perlindungan dan pengamanan hutan,

peningkatan sarana prasarana penyuluhan kehutanan.

2. Sasaran di tingkat kabupaten/kota :

a. Memfasilitasi percepatan pembangunan dan kesiapan operasionalisasi KPH, dengan kegiatan antara lain: peningkatan sarana prasarana KPH,

rehabilitasi hutan dan lahan (vegetatif, sumber benih, HHBK), peningkatan sarana prasarana perlindungan dan pengamanan hutan, pengelolaan kawasan ekosistem esensial, peningkatan sarana dan

prasarana pengolahan hasil hutan berbasis kelompok serta peningkatan sarana prasarana penyuluhan kehutanan

b. Memfasilitasi percepatan pembangunan KPH yang belum terbentuk

kelembagaannya, dengan kegiatan, antara lain : rehabilitasi hutan dan lahan (vegetatif, sumber benih, HHBK), peningkatan sarana prasarana

perlindungan dan pengamanan hutan, pengelolaan kawasan ekosistem esensial, peningkatan sarana dan prasarana Pengolahan hasil hutan berbasis kelompok serta peningkatan sarana prasarana penyuluhan

kehutanan.

c. Meningkatkan pengelolaan Tahura dengan kegiatan, antara lain :

rehabilitasi hutan dan lahan (vegetatif, sipil teknis, sumber benih, HHBK), peningkatan sarana prasarana perlindungan dan pengamanan hutan, peningkatan sarana prasarana penyuluhan kehutanan.

E. Lokus Kegiatan

Lokus kegiatan DAK Bidang Kehutanan diprioritaskan pada:

1. Kawasan hutan yang terdegradasi dan yang telah memiliki kelembagaan

KPH Lindung dan Produksi (yang tidak/belum dibebani ijin) 2. Kawasan hutan yang belum memiliki kelembagaan KPH;

3. Tahura; 4. Lahan kritis di luar kawasan hutan; 5. Kawasan ekosistem esensial di luar KSA dan KPA.

F. Dana Pendamping

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan Pasal 61 ayat (1), pemerintah provinsi/kabupaten/kota

penerima DAK wajib menyediakan dana pendamping yang bersumber dari APBD sekurang-kurangnya 10% dari besaran alokasi DAK. Dana

pendamping menjadi satu kesatuan dengan dana transfer dari pusat dan digunakan untuk membiayai kegiatan-kegiatan fisik di dalam pelaksanaan kegiatan DAK Bidang Kehutanan.

Page 11: Petunjuk Teknis Penggunaan Dak 2014

- 7 -

G. Dana Pendukung

Diperuntukan membiayai kegiatan non fisik antara lain : Penyusunan

rencana pengelolaan hutan pada KPH, perencanaan RHL (penyusunan RP RHL, RTnRHL), pendampingan, peningkatan kapasitas SDM (KPH,

penyuluhan, dalkarhut, pamhut), monitoring dan evaluasi, pelaporan, pengawasan dan pengendalian, rapat-rapat, dan sebagainya, pemerintah provinsi/kabupaten/kota diharapkan mengalokasikan dana pendukung

diluar dana pendamping sekurang-kurangnya 10 %.

H. Instansi Pelaksana

Kegiatan DAK Bidang Kehutanan diselenggarakan oleh Dinas yang diserahi

tugas dan wewenang serta bertanggung jawab di bidang Kehutanan. Khusus untuk provinsi/kabupaten/kota yang telah memiliki kelembagaan

KPH dan Badan Pelaksana Penyuluhan dapat ditunjuk Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) pada lembaga tersebut.

I. Penggunaan Sisa Lebih Pelaksanaan Anggaran (SILPA).

Sisa anggaran DAK Bidang Kehutanan Tahun 2013 dan tahun-tahun

sebelumnya dapat digunakan kembali di tahun 2014, dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Menambah target dan capaian sasaran kegiatan DAK Bidang Kehutanan.

b. Terhadap sisa tender 2013 harus dilaksanakan 2014, tetap menggunakan Juknis DAK Bidang Kehutanan Tahun 2013 atau 2014.

c. Sisa DAK Bidang Kehutanan Tahun 2013 tidak dapat digunakan sebagai dana pendamping 2014.

d. Sisa DAK Bidang Kehutanan Tahun 2013 tidak perlu mengunakan dana

pendamping.

e. Sisa anggaran DAK Bidang Kehutanan tidak dapat dialokasikan untuk

kegiatan DAK di luar Bidang Kehutanan.

Pengaturan lebih lanjut terhadap SILPA dimaksud agar mengacu pada

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan APBD Anggaran 2014.

Page 12: Petunjuk Teknis Penggunaan Dak 2014

- 8 -

BAB III

KEGIATAN DAK BIDANG KEHUTANAN

A. Peningkatan Sarana dan Prasarana Pendukung Operasionalisasi KPH.

Peningkatan sarana dan prasarana pendukung operasionalisasi KPH

diperuntukkan bagi provinsi/kabupaten/kota yang memiliki kelembagaan KPH dan dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan dan kecukupan anggaran dengan mengacu standar, pedoman dan petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan, sebagai

berikut:

Jenis kegiatannya antara lain :

1. Pengadaan peralatan teknis operasional kegiatan pengelolaan hutan pada

KPH (GPS, kompas, dan peralatan survey lainnya)

2. Pengadaan sarana dan prasarana pendukung pengelolaan hutan (peralatan pemeliharaan reboisasi dan rehabilitasi, peralatan ringan pengolah hasil pasca panen hasil hutan bukan kayu)

3. Pembuatan sarana penataan hutan (patok batas penataan blok, jalan inspeksi yang diintegrasikan dengan batas blok/petak, papan-papan

pengumuman atau peringatan) 4. Pembangunan/pemeliharaan kantor resort KPH. 5. Pengadaan kendaraan operasional KPH (kendaraan roda 2, speed boat).

6. Pengadaan peralatan pendukung kegiatan KPH (komputer, LCD, laptop, printer).

Pengadaan sarana dan prasarana KPH disinergikan dengan pengadaan sarana

dan prasarana yang didanai dari APBN Kementerian Kehutanan sesuai dengan P.41/Menhut-II/2011 junto P.54/Menhut-II/2011 dan mengacu kepada

rencana pengelolaan hutan pada KPH yang bersangkutan.

Sarana prasarana setelah dilaksanakan pengadaannya oleh SKPD harus segera diserahkan kepada KPH. Penyerahan sarana prasarana tersebut dilengkapi

dengan Berita Acara Serah Terima Sarana Pendukung Kesiapan Operasionalisasi KPH.

B. Rehabilitasi Hutan dan Lahan.

1. Persyaratan Teknis

Peningkatan fungsi DAS dilaksanakan melalui upaya rehabilitasi hutan, baik vegetatif (penanaman dan pemeliharaan) maupun sipil teknis, rehabilitasi

lahan baik vegetatif (penanaman dan pemeliharaan) maupun konservasi tanah dan air, serta pengelolaan Tahura dengan mengacu pada Pedoman

Teknis Rehabilitasi Hutan dan Lahan yang diatur dengan Peraturan Menteri Kehutanan P.9/Menhut-II/2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan, Kegiatan Pendukung dan Pemberian Insentif Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan

dan Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial No. P.1/V-SET/2014 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan.

Untuk percepatan pemulihan fungsi DAS serta dengan mempertimbangkan ke-khasan serta kharakteristik daerah maka untuk wilayah-wilayah tertentu

perlu dilakukan :

a. Untuk setiap kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur diarahkan untuk pengembangan dan pelestarian cendana minimal 15 Ha, sisa dana

digunakan untuk kegiatan RHL lainnya.

b. Untuk setiap kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan diarahkan untuk

pembangunan Hutan Rakyat minimal 50 Ha, sisa dana digunakan untuk kegiatan RHL lainnya.

Page 13: Petunjuk Teknis Penggunaan Dak 2014

- 9 -

c. Khusus bagi wilayah yang memiliki potensi tanaman bambu seperti, Provinsi Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Daerah Istimewa

Yogyakarta dan Bali diarahkan untuk pengembangkan tanaman bambu minimal 10 Ha, sisa dana digunakan untuk kegiatan RHL lainnya.

d. Khusus untuk Kabupaten Bogor, Cianjur, Sukabumi, Bandung Barat, dan Kebumen, maka prosentase penanaman bibit pohon minimal 30% dan konservasi tanah maksimal 70%.

e. Khusus kabupaten yang memiliki ekosistem mangrove yang rusak, kegiatan RHL diarahkan ke ekosistem mangrove.

2. Proporsi Kegiatan Vegetatif dan Sipil Teknis

a. Untuk kabupaten di luar pulau Jawa, minimal 70% untuk kegiatan vegetatif dan maksimal 30% untuk kegiatan sipil teknis.

b. Untuk kabupaten di pulau Jawa, minimal 50% untuk kegiatan vegetatif dan maksimal 50% untuk kegiatan sipil teknis.

Jenis tanaman yang digunakan adalah tanaman kayu-kayuan dan Multi Purpose Tree Species (MPTS) yang dapat berfungsi untuk mengembalikan kesuburan tanah, jenis pohon setempat/lokal disesuaikan dengan

habitatnya dan jenis unggulan setempat.

3. Rincian Kegiatan

Rincian kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan kritis DAS terdiri dari :

a. Rehabilitasi Hutan secara vegetatif

1) Sasaran lokasi

a). Kawasan Hutan yang termasuk dalam wilayah KPH (KPHL/KPHP)

b). Kawasan hutan lindung yang terdegradasi;

c). Tahura yang telah ditetapkan oleh Gubernur/Bupati; dan

d). Hutan Produksi yang tidak di bebani hak, kecuali HKm dan HD.

2) Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan berupa satu paket pekerjaan yang

meliputi penyediaan bibit, penanaman, pengkayaan dan pemeliharaan tanaman tahun berjalan;

3) Penyediaan bibit terdiri dari jenis kayu-kayuan dan MPTS. Sedangkan

jarak tanam yang dikembangkan bervariasi sesuai dengan ketentuan teknis dan kondisi lapangan.

4) Lokasi kegiatan rehabilitasi hutan ini wajib dipetakan pada peta dengan

skala 1 : 5.000 atau 1 : 10.000.

5) Kegiatan dilaksanakan dengan sistem kontraktual oleh penyedia

barang/jasa pembuatan tanaman atau swakelola, dengan masa kegiatan dalam satu tahun anggaran 2014 dengan berpedoman kepada Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 jo. Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012

tentang pengadaan barang dan jasa pemerintah.

6) Untuk pulau Jawa, lokasi kegiatan DAK di dalam kawasan hutan adalah pada kawasan hutan yang tidak termasuk dalam pengelolaan Perum

Perhutani.

7) Kegiatan rehabilitasi hutan secara vegetatif bisa dilaksanakan dalam

bentuk agroforestry (wanatani) dan pengembangan hasil hutan bukan kayu.

8) Rancangan teknis kegiatan disusun oleh pejabat eselon IV, dinilai oleh pejabat eselon III yang membidangi rehabilitasi, disahkan oleh Kepala Satuan Kerja yang bersangkutan dan disupervisi oleh BPDAS setempat.

Page 14: Petunjuk Teknis Penggunaan Dak 2014

- 10 -

b. Rehabilitasi Lahan Secara Vegetatif.

Kegiatan rehabilitasi lahan terdiri dari : penanaman dan pengkayaan

hutan rakyat, pembangunan dan/atau pengelolaan hutan kota, penghijauan lingkungan, dan pembangunan dan/atau pengelolaan

sumber benih.

1) Penanaman dan pengkayaan hutan rakyat

a). Sasaran lokasi

(1).Tanah milik rakyat, yang menurut kesesuaian lahan dan pertimbangan ekonomis lebih sesuai untuk hutan rakyat;

(2).Tanah milik rakyat yang terlantar dan berada di bagian hulu DAS;

(3).Tanah desa, tanah marga/adat, tanah negara bebas serta tanah lainnya yang terlantar dan bukan kawasan hutan negara;

(4).Tanah milik rakyat/tanah desa/tanah lainnya yang sudah ada tanaman kayu-kayuan tetapi masih perlu dilakukan pengkayaan tanaman.

b).Kegiatan dilaksanakan dengan tahapan persiapan lapangan, penyediaan bibit, pembuatan tanaman dan pemeliharaan tanaman tahun berjalan;

c).Penyediaan bibit terdiri dari jenis kayu-kayuan dan MPTS. Sedangkan jarak tanam yang dikembangkan bervariasi sesuai dengan kondisi

lapangan.

d).Lokasi kegiatan rehabilitasi lahan ini wajib dipetakan pada peta dengan skala 1 : 5.000 atau 1 : 10.000 dan dilengkapi dengan titik

koordinat lokasi.

e).Pelaksanaan kegiatan secara sistem kontraktual oleh penyedia

barang/jasa atau swakelola sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dengan masa kegiatan selama satu tahun anggaran 2014;

f).Untuk penyediaan bibit dilakukan melalui pengadaan bibit oleh penyedia barang secara kontraktual atau swakelola dalam satu tahun anggaran 2014 dengan berpedoman kepada Peraturan Presiden No.

54 Tahun 2010 jo. Peraturan Presiden No.70 Tahun 2012 tentang pengadaan barang dan jasa pemerintah.

g).Rancangan teknis kegiatan disusun oleh pejabat eselon IV, dinilai oleh pejabat eselon III yang membidangi rehabilitasi, disahkan oleh Kepala Satuan Kerja yang bersangkutan dan disupervisi oleh BPDAS

setempat.

2) Pembangunan dan/atau pengelolaan hutan kota

a). Sasaran lokasi kegiatan adalah hamparan lahan kosong di dalam wilayah perkotaan baik pada tanah Negara maupun tanah hak, yang ditetapkan sebagai hutan kota oleh pejabat yang berwenang

mengacu kepada Peraturan Pemerintah No. 63 tahun 2001 tentang hutan kota.

b). Pembangunan dan/atau pengelolaan hutan kota dimaksudkan

sebagai upaya untuk perbaikan lingkungan perkotaan dengan tujuan untuk mewujudkan lingkungan hidup wilayah perkotaan

yang sehat, rapi, dan indah dalam suatu hamparan tertentu sehingga mampu memperbaiki dan menjaga iklim mikro, estetika, resapan air serta keseimbangan lingkungan perkotaan, kegiatan

terdiri dari tahapan persiapan lapangan, penyediaan bibit, pembuatan tanaman dan pemeliharaan tanaman tahun berjalan.

Page 15: Petunjuk Teknis Penggunaan Dak 2014

- 11 -

c). Pelaksanaan kegiatan dapat dilakukan secara swakelola dan atau kontraktual sesuai dengan Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010

jo. Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012 tentang pengadaan barang dan jasa pemerintah.

d). Rancangan teknis kegiatan disusun oleh pejabat eselon IV, dinilai oleh pejabat eselon III yang membidangi rehabilitasi, disahkan oleh Kepala Satuan Kerja yang bersangkutan dan disupervisi oleh

BPDAS setempat.

3) Penghijauan lingkungan

a) Sasaran lokasi kegiatan adalah lahan fasilitas umum dan fasilitas

sosial serta hamparan lahan kosong antara lain halaman tempat ibadah, perkantoran, sekolah dan pemukiman;

b) Kegiatan dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kualitas lingkungan melalui penanaman pohon jenis kayu dan MPTS;

c) Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan secara swadaya oleh

masyarakat/pramuka/pelajar/mahasiswa/LSM/Ormas pengusul, yang diarahkan agar sesuai kaidah teknis penanaman pada umumnya;

d) Komponen kegiatan meliputi persiapan, pembibitan, penanaman dan pemeliharaan;

4) Pembangunan dan/atau Pengelolaan Sumber Benih

a). Sasaran lokasi pembangunan dan/atau pengelolaan sumber benih adalah di dalam dan di luar kawasan hutan atau lahan milik

pemerintah;

b). Pembangunan dan/atau pengelolaan sumber benih bertujuan

produksi benih bermutu untuk mendukung kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan;

c). Standar pembangunan dan pengelolaan sumber benih berpedoman

pada Peraturan Menteri Kehutanan No. P.01/Menhut-II/2009 jo. No.P.72/Menhut-II/2009 tentang Penyelenggaraan Perbenihan Tanaman Hutan;

d). Pelaksanaan pembangunan dan/atau pengelolaan sumber benih dilakukan secara swakelola atau kontraktual dalam satu tahun

anggaran 2014;

c. Konservasi Tanah dan Air (KTA)

a) Pembuatan bangunan KTA dengan menerapkan teknologi teknis sipil yang

menurunkan aliran permukaan dan meningkatkan infiltrasi serta dapat diterima oleh masyarakat;

b) Kegiatan dilaksanakan baik di dalam maupun di luar kawasan hutan disesuaikan dengan kondisi lahan setempat;

c) Bangunan KTA dapat berupa dam pengendali, dam penahan, pengendali

jurang/gully plug, embung air, sumur resapan air, biopori serta lainnya;

d) Kegiatan pembuatan bangunan KTA dilaksanakan secara swakelola atau

kontraktual oleh pihak III yang dillaksanakan dalam satu tahun anggaran 2014 dengan berpedoman kepada Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 jo. Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012 tentang pengadaan barang dan

jasa pemerintah;

e) Rancangan teknis kegiatan disusun oleh pejabat eselon IV, dinilai oleh pejabat eselon III yang membidangi rehabilitasi, disahkan oleh Kepala

Satuan Kerja yang bersangkutan dan disupervisi oleh BPDAS setempat.

Page 16: Petunjuk Teknis Penggunaan Dak 2014

- 12 -

d. Rehabilitasi Mangrove dan Pantai

Penggunaan DAK Bidang Kehutanan untuk peningkatan fungsi lahan

mangrove dan pantai yaitu berupa kegiatan rehabilitasi mangrove dan pantai yang dirinci sebagai berikut :

a. Sasaran lokasi kegiatan adalah pada lahan mengrove dan pantai yang telah terdegradasi dan lahan yang potensi terkena dampak bencana seperti tsunami, abrasi dan intrusi air laut. Sasaran lokasi dimaksud

meliputi :

1) Mangrove dan pantai pada kawasan hutan lindung, hutan produksi yang tidak dibebani hak, lahan di luar kawasan hutan serta tidak

dicadangkan/proses perizinan untuk pembangunan HTI/HTR, serta Taman Hutan Raya (Tahura) yang dikelola oleh Pemerintah

Provinsi/Kabupaten/Kota, serta Kawasan Hutan yang telah dikelola oleh KPHL dan KPHP.

2) Kawasan pantai berhutan mangrove baik di dalam maupun di luar

kawasan hutan (sekurang-kurangnya 130 kali nilai rata-rata perbedaan air pasang tertinggi dan terendah diukur dari garis surut terendah ke arah darat) yang mengalami degradasi/deforestasi atau dipandang perlu

untuk dilakukan penanaman/pengkayaan jenis tanaman mangrove.

3) Sempadan pantai baik di luar maupun di dalam kawasan hutan

(sekurang-kurangnya 100 meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat) yang telah mengalami degradasi/deforestasi atau dipandang perlu untuk dilakukan kegiatan penanaman/pengkayaan jenis tanaman

pantai.

b. Untuk pulau Jawa, lokasi kegiatan DAK di dalam kawasan hutan adalah

pada kawasan hutan yang tidak termasuk dalam pengelolaan Perum Perhutani.

c. Pelaksanaan kegiatan dapat dilaksanakan secara swakelola atau

kontraktual oleh penyedia barang pembuatan tanaman yang dikerjakan dalam satu tahun anggaran 2014 dengan berpedoman kepada Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 jo. Peraturan Presiden No.70 Tahun 2012

tentang pengadaan barang dan jasa pemerintah.

d. Kegiatan di luar kawasan hutan meliputi penyediaan bibit, penanaman

dan pemeliharaan tanaman tahun berjalan. Pelaksanaan penyediaan bibit dapat dilaksanakan secara kontraktual maupun melalui pembuatan secara swakelola.

e. Komponen kegiatan terdiri dari penanaman dan pemeliharaan tanaman tahun berjalan dilaksanakan secara swakelola atau secara kontraktual

dengan kelompok tani hutan/rehabilitasi lahan atau nelayan setempat.

f. Rancangan teknis kegiatan disusun oleh pejabat eselon IV, dinilai oleh pejabat eselon III yang membidangi rehabilitasi, disahkan oleh Kepala

Satuan Kerja yang bersangkutan dan disupervisi oleh BPDAS/Balai Pengelolaan Hutan Mangrove setempat.

C. Peningkatan Sarana dan Prasarana Perlindungan dan Pengamanan Hutan.

1. Ketentuan Umum

a. Peruntukan dan pemanfaatan sarana dan prasarana perlindungan dan pengamanan hutan dipergunakan untuk mendukung kegiatan

perlindungan dan pengamanan hutan.

b. Pelaksanaan penyediaan sarana Prasarana Perlindungan dan pengamanan Hutan mengacu kepada standar, pedoman dan petunjuk teknis sebagai

berikut:

Page 17: Petunjuk Teknis Penggunaan Dak 2014

- 13 -

1) Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.05/Menhut-II/2010 tentang Standar Sarana dan Prasarana Polisi Kehutanan.

2) Peraturan Menteri Kehutanan Nomor:P.71/Menhut-II/2008 tanggal 31 Desember 2008 tentang pakaian, atribut, dan kelengkapan seragam

Patroli Kehutanan.

3) Keputusan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Nomor SK.114/IV-PKH/2010 tentang Pedoman Pakaian dan Atribut

Manggala Agni;

4) Surat Keputusan Direktur Jenderal Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Nomor SK.21/KPTS/DJ-IV/2002 tentang Pedoman

Pembentukan Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan Di Indonesia;dan

5) Standar, pedoman dan petunjuk teknis pengelolaan Tahura dan

Kawasan Ekosistem Esensial dimasing-masing Propinsi, Kabupaten/Kota setempat.

c. Untuk Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Utara, Riau,

Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur dan Sulawesi Selatan, pengadaan sarana dan prasarana perlindungan dan pengamanan hutan

diprioritaskan untuk pemadaman kebakaran hutan dan diarahkan untuk belanja modal dalam rangka pencegahan dan penanggulangan kebakaran

hutan.

d. Penyediaan sarana dan prasarana kawasan ekosistem esensial diperuntukkan bagi provinsi/kabupaten/kota yang wilayahnya sudah

ditetapkan oleh Gubernur /Bupati/Walikota setempat.

2. Ragam Peningkatan Sarana Prasarana Perlindungan dan Pengamanan Hutan

Peningkatan sarana prasarana perlindungan dan pengamanan hutan yang dimaksud, adalah: Kendaraan Roda 2 untuk patroli perlindungan dan

pengamanan hutan, Kendaraan air (Speed Boat/Hovercraft), Seragam Polhut dan perlengkapannya, Pakaian Pemadam Kebakaran dan perlengkapannya,

GPS, Kompas, Peta, dan Binokuler, Kamera, Handycam, Menara Pengintai/Pengawas, Pos Jaga/Pos Loket, Pondok Kerja, Kantor Resort, Jalur Tracking/jalur trail, Pagar Pengaman, Gerbang/Gapura, dan Papan

Informasi/Peringatan, Alat pemadam kebakaran manual (kapak, golok, gergaji, garu, sekop api, cangkul, dan kepyok), Pompa Jinjing/Portable Centrifugal Pump dan perlengakapannya (selang hisap, selang kirim, dan

nozzle), dan Pompa Punggung/Back Pack Pump (jet shooter).

D. Peningkatan Sarana dan Prasarana Pengolahan Hasil Hutan Berbasis

Kelompok ;

Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana pengolahan hasil hutan berbasis

kelompok dilakukan melalui penyediaan alat/mesin sederhana pengolahan untuk peningkatan nilai tambah hasil hutan kayu dan/atau bukan kayu (rotan, madu, bambu, ulat sutera, gaharu, cendana, obat-obatan, minyak

atsiri), serta peralatan/mesin pengolahan bio energi bahan baku hasil hutan atau limbah industri kehutanan.

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam bergeraknya sektor riil dalam rangka mendukung pembangunan kehutanan sesuai dengan potensi daerah setempat.

Page 18: Petunjuk Teknis Penggunaan Dak 2014

- 14 -

E. Peningkatan Sarana dan Prasarana Penyuluhan Kehutanan

Penyuluhan kehutanan merupakan salah satu mata rantai pengurusan hutan selain pokok kegiatan perencanaan, pengelolaan hutan dan pengawasan.

Penyuluhan kehutanan berperan penting dalam mewujudkan pengelolaan hutan berbasis KPH yang dilakukan melalui pendampingan masyarakat

sebagai pelaku utama pembangunan. Pendampingan dilakukan mulai dari fase prakondisi, output, outcome sampai tataran dampak/manfaat sebagaimana diilustrasikan pada Gambar 1. Pedoman pendampingan kegiatan

pembangunan kehutanan mengacu pada Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.29/ Menhut-II/2013.

Gambar 1. Proses Keberhasilan Kegiatan Pembangunan Kehutanan di Masyarakat

Untuk meningkatkan kinerja penyuluh kehutanan dalam melaksanakan tugas pendampingan secara efektif dan efisien, perlu dukungan fasilitasi bagi para penyuluh kehutanan utamanya dalam bentuk operasionalisasi proses

pembelajaran dengan masyarakat, pengembangan materi penyuluhan maupun penyediaan sarana prasarana yang memadai disesuaikan dengan kebutuhan di tingkat lapangan. Proses pembelajaran dengan masyarakat antara lain

dilakukan melalui pertemuan kelompok tani, sosialisasi rancangan, maupun penguatan kelembagaan.

Untuk efektifitas pengembangan materi penyuluhan kehutanan dan penyediaan sarana prasarana, maka instansi penyelenggara penyuluhan kehutanan propinsi/kabupaten/kota (Bakorluh/Bappeluh/Dinas Kehutanan)

perlu melakukan identifikasi kebutuhan di lapangan. Pengembangan materi penyuluhan mengarah pada kebijakan pengelolaan hutan berbasis KPH,

rehabilitasi hutan lahan, perlindungan dan pengamanan hutan, serta pengembangan produksi hasil hutan.

Secara substantif materi penyuluhan kehutanan mencakup seluruh aspek

yang berkaitan dengan pembangunan kehutanan, sebagai berikut:

1. Aspek teknologi, antara lain untuk meningkatkan produktifitas, efisiensi dan efektifitas usaha bidang kehutanan dengan tetap memperhatikan kearifan

lokal. 2. Aspek manajemen, antara lain untuk meningkatkan kemampuan dan

kemandirian masyarakat. 3. Aspek ekonomi, antara lain untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat, meliputi akses permodalan, sarana produksi, akses potensi

sumber daya, peluang usaha, akses informasi pasar. 4. Aspek ekologi, berkaitan dengan pemahaman dan kesadaran tentang

pentingnya kelestarian sumber daya hutan sebagai sistem penyangga kehidupan bagi kesejahteraan masyarakat.

Page 19: Petunjuk Teknis Penggunaan Dak 2014

- 15 -

5. Aspek sosial budaya, antara lain untuk mengembangkan kondisi sosial dan kesadaran kultural dengan memperhatikan adat setempat sehingga dapat

meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan kehutanan. 6. Aspek hukum, antara lain pemberian informasi tentang peraturan

perundang-undangan sehingga masyarakat menyadari hak dan kewajibannya khususnya yang berkaitan dengan bidang kehutanan.

Penyediaan sarana prasarana penyuluhan kehutanan berupa, komputer

jinjing, global positioning system (GPS), LCD proyektor, kendaraan bermotor roda-2, unit percontohan, serta alat peraga lainnya, utamanya ditujukan untuk

menunjang kinerja penyuluh kehutanan dalam hal:

1. Mengakses informasi berkaitan dengan hasil-hasil penelitian, menyusun database penyuluhan kehutanan pada setiap wilayah kerjanya.

2. Melakukan proses pembelajaran dalam rangka pelaksanaan kegiatan penyuluhan.

3. Memperlancar operasionalisasi kegiatan penyuluhan.

4. Meningkatkan kompetensi dan kinerja penyuluh kehutanan antara lain dalam penyusunan materi penyuluhan.

5. Memperlancar kegiatan pelaporan kegiatan penyuluhan kehutanan.

Pemanfaatan sarana dan prasarana penyuluhan kehutanan mempedomani Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.35/Menhut-II/2012. Khusus untuk

pembangunan unit percontohan, maka pelaksanaannya harus didahului dengan penyusunan rancangan teknis oleh penyuluh kehutanan yang disetujui

Bappeluh. Penyusunan rancangan teknis pembangunan unit percontohan mengacu pada pedoman unit percontohan penyuluhan kehutanan yang diterbitkan oleh Badan P2SDMK.

Setelah selesai proses pengadaan sarana prasarana penyuluhan kehutanan, selanjutnya diserahkan ke Bakorluh/Bappeluh/instansi penyelenggara penyuluhan kehutanan provinsi/kabupaten/kota untuk dipergunakan

penyuluh kehutanan. Proses penyerahan sarana prasarana dilengkapi dengan Berita Acara Serah Terima Sarana Prasarana Penyuluhan Kehutanan dengan

format sebagaimana terlampir. Dokumen Berita Acara Serah Terima tersebut disampaikan kepada Badan P2SDMK cq. Pusat Penyuluhan Kehutanan.

Page 20: Petunjuk Teknis Penggunaan Dak 2014

- 16 -

BAB IV PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN

A. Rencana Kerja

1. Setelah mendapatkan alokasi DAK Bidang Kehutanan berdasarkan

Peraturan Menteri Keuangan tentang Pedoman Umum dan Alokasi DAK Tahun 2014, Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)/Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) pelaksana DAK Bidang Kehutanan, menyusun Rencana

Kerja dan Anggaran (RKA).

2. Berdasarkan RKA DAK Bidang Kehutanan, pemerintah daerah provinsi/ kabupaten/kota, menetapkan Daftar Pelaksanaan Anggaran (DPA). Pagu

DPA meliputi alokasi DAK murni dan dana pendamping minimal 10% dari DAK murni yang digunakan untuk kegiatan fisik. Dana pendukung untuk

kegiatan non fisik minimal 10% dari DAK murni dapat menjadi bagian dari DPA DAK Bidang Kehutanan, atau dialokasikan pada DPA lain pada SKPD pelaksana DAK Bidang Kehutanan.

3. Berdasarkan RKA dan setelah diterbitkan DPA, SKPD pelaksana DAK Bidang Kehutanan menyusun rencana kerja sesuai Form Lampiran 1, dengan mengisi kolom “rencana” (lihat petunjuk pengisian format).

Dokumen rencana kerja di atas disampaikan oleh SKPD pelaksana DAK melalui elektronic mail (email) / surat elektronik (surel), kepada:

a. Kementerian Kehutanan cq. Sekretariat Jenderal cq.:

1) Biro Perencanaan, dengan alamat email: [email protected].

2) Pusat Pengendalian Pembangunan Kehutanan, sesuai regional

masing-masing dengan alamat email:

(a) Pusdal Regional I: [email protected].

(b) Pusdal Regional II: [email protected].

(c) Pusdal Regional III: [email protected].

(d) Pusdal Regional IV: [email protected].

b. Dinas kehutanan / yang membidangi kehutanan Provinsi

Tembusan dokumen disampaikan kepada:

a. Unit-unit kerja lingkup Kemenhut di pusat

1) Direktorat Jenderal Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial (BPDASPS), cq. Sekretaris Ditjen BPDASPS, dengan alamat email: [email protected].

2) Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA), cq.Sekretaris Ditjen (PHKA), dengan alamat email: [email protected].

3) Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan, cq. Sekretaris Ditjen Planologi Kehutanan, dengan alamat email:

[email protected].

4) Direktorat Jenderal Bina Usaha Kehutanan (BUK), cq. Sekretaris Ditjen BUK, dengan alamat email: [email protected]..

5) Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (SDM) Kehutanan (P2SDMK), cq. Sekretaris Badan P2SDM Kehutanan,

dengan alamat email: [email protected]..

b. Unit-unit kerja kehutanan di provinsi :

Page 21: Petunjuk Teknis Penggunaan Dak 2014

- 17 -

1) Badan Koordinasi Penyuluhan (Bakorluh). 2) UPT lingkup kehutanan terkait di wilayah kerjanya (sesuai dengan

kegiatan yang dilaksanakan), meliputi: a) Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS)

b) Balai Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH) c) Balai Pemantauan Pemanfaatan Hutan Produksi (BP2HP) d) Balai Besar/Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BB/BKSDA)

e) Balai Besar/Balai Taman Nasional (BB/BTN)

4. Berdasarkan dokumen perencanaan pada butir 3, dinas kehutanan / yang membidangi kehutanan provinsi membuat dokumen perencanaan provinsi

sebagaimana Form Lampiran 2 pada kolom “rencana’ (lihat petunjuk pengisian form).

Dokumen rencana kerja pada butir 3 disampaikan oleh dinas kehutanan / yang membidangi kehutanan melalui elektronic mail (email) / surat elektronik (surel), kepada Kementerian Kehutanan cq. Sekretariat Jenderal

cq.:

a. Biro Perencanaan

b. Pusat Pengendalian Pembangunan Kehutanan, sesuai regional masing-masing

Beradasarkan dokumen perencanaan, Badan Koordinsi Penyuluhan dan

UPT terkait, membuat dokumen perencanaan sesuai dengan Form Lampiran 2 yang terkait dengan bidangnya. Dokumen perencanaan disampaikan

kepada eselon I cq. Secretariat/Direktorat teknis terkait unit eselon I.

5. Berdasarkan butir 4, Kementerian Kehutanan membuat rekapitulasi nasional (Form Lampiran 3)

B. Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan (PEP)

1. Pemantauan

a. Untuk menjamin pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang dibiayai dari DAK Bidang Kehutanan dilakukan pemantauan.

b. Pemantauan dilakukan secara berjenjang, yakni di tingkat SKPD pelaksana DAK, tingkat provinsi, dan tingkat nasional.

c. Pemantauan dapat dilakukan secara administrasi berdasarkan laporan-laporan dan secara fisik terhadap pelaksanaan kegiatan.

2. Evaluasi

a. Berdasarkan hasil pemantauan, SKPD pelaksana DAK, unit kerja terkait pada tingkat provinsi (dinas kehutanan/yang membidangi kehutanan, Badan Koordinasi Penyuluhan dan UPT Kementerian Kehutanan terkait)

dan tingkat pusat pada unit-unit eselon I terkait, melakukan evaluasi.

b. Evaluasi dapat dilakukan secara administratif berdasarkan laporan-

laporan dan secara fisik terhadap pelaksanaan kegiatan.

c. Evaluasi dilakukan dengan membandingkan capaian terhadap target/rencana yang telah ditetapkan, serta memberikan penjelasan

terhadap kondisi-kondisi terhadap capaian pelaksanaan kegiatan, termasuk permasalahan dan tindak lanjut.

3. Pelaporan

a. Pelaporan pelaksanaan DAK Bidang Kehutanan meliputi laporan triwulanan dan laporan tahunan.

b. Laporan-laporan disampaikan kepada unit kerja terkait yang dikirim

melalui elektronic mail (email) / surat elektronik (surel). Dalam hal tidak memungkinkan dilakukan pengiriman melalui email/surel, maka dapat dilakukan pengiriman melalui pihak jasa pengiriman.

Page 22: Petunjuk Teknis Penggunaan Dak 2014

- 18 -

c. Pelaporan dilakukan secara berjenjang:

1) Tingkat SKPD pelaksana DAK Bidang Kehutanan

SKPD pelaksana DAK membuat laporan pelaksanaan DAK Bidang Kehutanan, meliputi:

a) Laporan triwulanan sebagaimana format pada Form Lampiran 1 dengan mengisi kolom realisasi (lihat petunjuk pengisian)

b) Laporan Tahunan sebagaimana outline pada outline Laporan

Tahunan

Laporan disampaikan kepada dinas kehutanan / yang membidangi

kehutanan provinsi, dengan tembusan disampaikan kepada:

a) Sekretariat Jenderal cq.:

(1) Biro Perencanaan

(2) Pusat Pengendalian Pembangunan Kehutanan Regional terkait

b) Badan Koordinasi Penyuluhan

c) UPT Kementerian Kehutanan:

(1) BPDAS/BPTH/BPHM (2) BB/BKSDA/BB/BTN

(3) BPKH (4) BPPHP

2) Tingkat provinsi

a) Dinas kehutanan / yang membidangi kehutanan provinsi

membuat laporan pelaksanaan DAK Bidang Kehutanan provinsi, meliputi:

(1) Laporan triwulanan sebagaimana Form Lampiran 2, dengan

mengisi kolom realisasi (lihat petunjuk pengisian)

(2) Laporan tahunan sebagaimana outline pada outline Laporan

Tahunan

Laporan disampaikan kepada Sekretariat Jenderal cq.:

(1) Biro Perencanaan (2) Pusat Pengendalian Pembangunan Kehutanan Regional

b) Badan Koordinasi Penyuluhan dan Unit Pelaksana Teknis (UPT)

Kementerian Kehutanan terkait, membuat laporan teknis pelaksanaan DAK Bidang Kehutanan lingkup provinsi/wilayah kerja.

Laporan meliputi:

(1) Laporan triwulanan

(2) Laporan tahunan

Format laporan triwulanan mengacu pada Form Lampiran 2 sesuai bidang terkait, dan laporan tahunan sesuai outline Laporan

Tahunan

Laporan disampaikan kepada unit eselon I (sekretariat Ditjen/

Badan terkait), dengan tembusan kepada dinas kehutanan / yang membidangi kehutanan provinsi.

3) Tingkat nasional

a) Unit eselon I terkait, yaitu Ditjen BPDASPS, Ditjen Planologi

Kehutanan, Ditjen BUK, Ditjen PHKA, dan Badan P2SDM Kehutanan cq. Sekretariat Ditjen/Direktorat teknis terkait dan Badan membuat laporan teknis pelaksanaan DAK Bidang

Kehutanan, meliputi:

Page 23: Petunjuk Teknis Penggunaan Dak 2014

- 19 -

(1) Laporan Triwulanan (2) Laporan Tahunan

Laporan disampaikan kepada Sekretaris Jenderal cq.:

(1) Biro Perencanaan

(2) Pusat Pengendalian Pembangunan Kehutanan Regional I-IV.

Format laporan triwulanan sesuai Form Lampiran 3 sesuai bidang terkait, sedangkan format laporan tahunan sesuai outline

Laporan Tahunan.

b) Sekretariat Jenderal cq.:

(1) Pusat Pengendalian Pembangunan Regional membuat laporan

pelaksanaan DAK Bidang Kehutanan regional, meliputi:

(a) Laporan triwulanan (b) Laporan tahunan

Format laporan triwulanan mengacu pada Form Lampiran 3, dan format laporan tahunan sesuai outline Laporan Tahunan

(2) Biro Perencanaan membuat laporan pelaksanaan DAK Bidang kehutanan, meliputi:

(a) Laporan triwulanan

(b) Laporan tahunan

Format laporan triwulanan sesuai Form Lampiran 3, dan format laporan tahunan sesuai outline Laporan Tahunan

Format-format laporan dapat diadakan perbaikan/penyempurnaan berdasarkan Surat Edaran (SE) Sekretaris Jenderal An. Menteri

Kehutanan.

Page 24: Petunjuk Teknis Penggunaan Dak 2014

- 20 -

BAB V

KOORDINASI DAN EVALUASI KINERJA

1. Dinas yang membidangi kehutanan provinsi melakukan koordinasi, bimbingan,

pembinaan dan pengendalian manajerial perencanaan, pelaksanaan, dan PEP DAK Bidang Kehutanan lingkup provinsi.

2. Badan Koordinasi Penyuluhan dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian

Kehutanan melakukan koordinasi, bimbingan, pembinaan dan pengendalian teknis perencanaan, pelaksanaan, dan PEP DAK Bidang Kehutanan lingkup provinsi.

3. Tingkat capaian, kepatuhan membuat dan menyampaikan laporan, serta kesesuaian kegiatan yang dilaksanakan dengan petunjuk teknis, menjadi

bahan penilaian kinerja pelaksanaan DAK oleh SKPD pelaksana. Hasil-hasil penilaian menjadi bagian dalam penetapan kriteria teknis alokasi DAK Bidang Kehutanan selanjutnya.

4. Dalam hal terdapat indikasi penyimpangan dalam pelaksanaan kegiatan yang dibiayai DAK Bidang Kehutanan, Menteri Kehutanan menyampaikan indikasi tersebut kepada Badan Pemerika Keuangan (BPK) dan/atau Badan Pengawas

Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk diambil langkah-langkah tindak lanjut sesuai peraturan yang berlaku.

Page 25: Petunjuk Teknis Penggunaan Dak 2014

- 21 -

BAB VI

P E N U T U P

Dengan Petunjuk Teknis Pengunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Kehutanan

Tahun 2014 ini diharapkan SKPD pelaksana DAK Bidang Kehutanan dapat melaksanakan kegiatan DAK Bidang Kehutanan secara efektif dan efisien dalam rangka menjaga keberlangsungan fungsi kawasan hutan melalui

implementasi kebijakan pengelolaan hutan secara lestari berbasis unit Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) di tingkat tapak yang strategis dan selaras dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010-2014 dan

Rencana Kerja Pemerintah 2014.

Kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan, peningkatan sarana prasarana

operasionalisasi KPH, peningkatan sarana prasarana perlindungan dan pengamanan hutan, peningkatan sarana prasarana pengolahan hasil hutan berbasis kelompok, dan peningkatan sarana prasarana penyuluhan

kehutanan diupayakan dapat meningkatkan akses masyarakat terhadap sumber daya hutan guna mendorong perbaikan lingkungan hidup serta mengurangi resiko bencana alam.

Dinas yang membidangi kehutanan provinsi, Badan Koordinasi Penyuluhan dan Unit Pelaksana Teknis Kementerian Kehutanan secara aktif melakukan

koordinasi, bimbingan, pembinaan dan pengendalian manajerial perencanaan, pelaksanaan, dan PEP DAK Bidang Kehutanan sebagai bahan evaluasi/penilaian dalam penetapan kriteria teknis alokasi DAK Bidang

Kehutanan selanjutnya. Semoga pembangunan kehutanan di pusat dan daerah berjalan secara selaras dan serasi dalam mewujudkan Hutan Lestari

Untuk Kesejahteraan Masyarakat Yang Berkeadilan.

Salinan sesuai dengan aslinya MENTERI KEHUTANAN KEPALA BIRO HUKUM DAN ORGANISASI, REPUBLIK INDONESIA,

ttd. ttd.

KRISNA RYA ZULKIFLI HASAN

Page 26: Petunjuk Teknis Penggunaan Dak 2014

1

FORM 1

PERENCANAAN, SERTA PEMANTAUAN, EVALUASI, DAN PELAPORAN TRIWULAN ......

PELAKSANAAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) BIDANG KEHUTANAN TAHUN 2014

1. Nama SKPD : .....................................................

2. Provinsi : .....................................................

3. Pagu Anggaran Tahun 20.... : Rp. .......................

a. DAK Murni : Rp. .......................

b. Dana Pendamping : Rp. ....................... (.... % terhadap pagu DAK)

c. Dana Pendukung : Rp. ....................... (.... % terhadap pagu DAK)

4. Realisasi Anggaran s/d saat ini : Rp. ....................... (....% terhadap pagu)

a. Kinerja (progres) : ......... %

b. Anggaran (kumulatif s/d TW ybs.) : Rp. ....................... (....% terhadap pagu Anggran)

5. Rencana dan Realisasi : .....................................................

- Rencana kegiatan: kolom 2,3,4,5,6,7, dan 10

- Realisasi pelaksanaan kegiatan: kolom 8,9,11,12 dan 13

- Kolom 4,5,6,7 rencana progres kumlutif triwulanan dari setiap tahapan kegiatan

Page 27: Petunjuk Teknis Penggunaan Dak 2014

2

- Kolom 8: realiasi capaian dari rencana volume kegiatan pada kolom 2

- Kolom 9: progres pelaksanaan berdasarkan tahapan kegiatan sampai dengan triwulan laporan (kumulatif)

- Kolom 10,11, dan 12: jelas

- Kolom 13: menjelaskan capaian pelaksanaan kegiatan setiap triwulan laporan

- Cell dengan shading: tidak perlu diisi:

Page 28: Petunjuk Teknis Penggunaan Dak 2014

3

FORM 1

LEMBAR PERENCANAAN, SERTA PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN TRIWULAN ....

PELAKSANAAN KEGIATAN YANG DIBIAYAI DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG KEHUTANAN TAHUN 2013

No

Kegiatan / Tahapan

Bobot capaia

n maks.

(%)

Kinerja (fisik) Anggaran

Penjelasan

atas realisasi

Rencana Realisasi

Pagu (Rp.)

Realisasi (kumulatif s/d TW

ybs) (% kumulatif) Volu

me

(satuan)

Progre

s (%) TW

1

TW

2

TW

3

TW

4 (Rp.) %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1 Penyediaan Sarpras Pendukung Operasionalisasi

KPH

a. Bangunan kantor resort … Unit

b. Pemeliharaan dan renovasi kantor KPH/Resort KPH … Unit

c. Sarana lingkungan kantor KPH … Unit

d. Kendaraan operasional KPH…. Unit:

- Roda 4 … Unit

- Roda 2 … Unit

- Speed boat … Unit

e. Peralatan operasional kantor KPH … Unit:

Page 29: Petunjuk Teknis Penggunaan Dak 2014

4

No

Kegiatan / Tahapan

Bobot capaia

n

maks. (%)

Kinerja (fisik) Anggaran

Penjelasan atas

realisasi

Rencana Realisasi

Pagu (Rp.)

Realisasi (kumulatif s/d TW

ybs) (% kumulatif) Volu

me (satua

n)

Progres (%) TW

1 TW 2

TW3

TW 4

(Rp.) %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

- Meja, kursi, lemari … Set

- Komputer … Unit

- Printer … Unit

f. Peralatan teknis … Unit:

- GPS … Unit

- Kompas … Unit

- Peralatan survey … Unit

g. Sarpras pendukung pengelolaan hutan … Unit:

- Kendaraan ringan pengangkut bibit .. Unit

- Peralatan pemelihara antanaman .. Unit

- Peralatan ringan pengolah pasca panen hasil

hutan bukan kayu … Unit

h. Sarana penataan hutan … Unit:

Page 30: Petunjuk Teknis Penggunaan Dak 2014

5

No

Kegiatan / Tahapan

Bobot capaia

n

maks. (%)

Kinerja (fisik) Anggaran

Penjelasan atas

realisasi

Rencana Realisasi

Pagu (Rp.)

Realisasi (kumulatif s/d TW

ybs) (% kumulatif) Volu

me (satua

n)

Progres (%) TW

1 TW 2

TW3

TW 4

(Rp.) %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

- Patok batas … buah

- Jalan inspeksi … m

g Papan pengumuman/ peringatan ... buah

PROGRES TAHAP 1 Penyusunan dokumen

awal pengadaan yang berisi: 1. Kerangka Acuan

2. Rencana Kerja 3. Spesifikasi Barang

4. HPrs

25 0 25 25 25

PROGRES TAHAP 2

1.Proses pengadaan 2. Pembuatan kontrak

25 0 25

PROGRES TAHAP 3

1. Serah terima barang/pekerjaan.

2. Serah terima

kepada pengguna

(KPH apabila sudah

menjadi satker)

25 0 25

Page 31: Petunjuk Teknis Penggunaan Dak 2014

6

No

Kegiatan / Tahapan

Bobot capaia

n

maks. (%)

Kinerja (fisik) Anggaran

Penjelasan atas

realisasi

Rencana Realisasi

Pagu (Rp.)

Realisasi (kumulatif s/d TW

ybs) (% kumulatif) Volu

me (satua

n)

Progres (%) TW

1 TW 2

TW3

TW 4

(Rp.) %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

PROGRES TAHAP 4 Penatausahaan BMN

(pencatatan dalam SIMAK BMN)

25 0 25

Total 1 100 0 25 100

2 Rehabilitasi hutan secara vegetatif ... Ha

a. Penanaman ... Ha:

- Hutan Lindung ... Ha

- Tahura ... Ha

- Hutan Produksi ... Ha

- KPHL .... Ha

- KPHP .... Ha

PROGRES TAHAP 1 Identifikasi sasaran

lokasi penanaman

25 25

PROGRES TAHAP 2

Penyusunan rancangan kegiatan

penanaman

25 25

PROGRES TAHAP 3 Persiapan

pelaksanaan:

25 25

Page 32: Petunjuk Teknis Penggunaan Dak 2014

7

No

Kegiatan / Tahapan

Bobot capaia

n

maks. (%)

Kinerja (fisik) Anggaran

Penjelasan atas

realisasi

Rencana Realisasi

Pagu (Rp.)

Realisasi (kumulatif s/d TW

ybs) (% kumulatif) Volu

me (satua

n)

Progres (%) TW

1 TW 2

TW3

TW 4

(Rp.) %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1. Persiapan

Kelembagaan,

2. Persiapan sarpras,

dan

3. Persiapan areal

PROGRES TAHAP 4 Pelaksanaan kegiatan

penanaman

25 25

Total a 100 100

b. Pengkayaan ... Ha

- Hutan Lindung ... Ha

- Tahura ... Ha

- Hutan Produksi ... Ha

- KPHL .... Ha

- KPHP .... Ha

PROGRES TAHAP 1 Identifikasi sasaran

lokasi penanaman

25 25

PROGRES TAHAP 2

Penyusunan rancangan kegiatan

25 25

Page 33: Petunjuk Teknis Penggunaan Dak 2014

8

No

Kegiatan / Tahapan

Bobot capaia

n

maks. (%)

Kinerja (fisik) Anggaran

Penjelasan atas

realisasi

Rencana Realisasi

Pagu (Rp.)

Realisasi (kumulatif s/d TW

ybs) (% kumulatif) Volu

me (satua

n)

Progres (%) TW

1 TW 2

TW3

TW 4

(Rp.) %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

penanaman

PROGRES TAHAP 3

Persiapan pelaksanaan: 1. Persiapan

Kelembagaan,

2. Persiapan sarpras,

dan

3. Persiapan areal

25 25

PROGRES TAHAP 4 Pelaksanaan kegiatan penanaman

25 25

Total b 100 100

c. Pemeliharaan tanaman pertama (P1)... Ha

- Hutan Lindung ... Ha

- Tahura ... Ha

- Hutan Produksi ... Ha

- KPHL .... Ha

- KPHP .... Ha

PROGRES Pemeliharaan

100 100

Page 34: Petunjuk Teknis Penggunaan Dak 2014

9

No

Kegiatan / Tahapan

Bobot capaia

n

maks. (%)

Kinerja (fisik) Anggaran

Penjelasan atas

realisasi

Rencana Realisasi

Pagu (Rp.)

Realisasi (kumulatif s/d TW

ybs) (% kumulatif) Volu

me (satua

n)

Progres (%) TW

1 TW 2

TW3

TW 4

(Rp.) %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

tanaman (P1)

Total c 100 100

Total 2

- Untuk kolom 10,11:

a+b+c

- untuk kolom

3,4,5,6,9: a+b+c/ 3

3 Rehabilitasi lahan secara vegetatif ... Ha

a. Hutan Rakyat ... Ha ....

PROGRES TAHAP 1

Identifikasi sasaran lokasi penanaman

25

PROGRES TAHAP 2 Penyusunan rancangan kegiatan

penanaman

25 25

PROGRES TAHAP 3

Persiapan pelaksanaan: 1. Persiapan

25 25

Page 35: Petunjuk Teknis Penggunaan Dak 2014

10

No

Kegiatan / Tahapan

Bobot capaia

n

maks. (%)

Kinerja (fisik) Anggaran

Penjelasan atas

realisasi

Rencana Realisasi

Pagu (Rp.)

Realisasi (kumulatif s/d TW

ybs) (% kumulatif) Volu

me (satua

n)

Progres (%) TW

1 TW 2

TW3

TW 4

(Rp.) %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Kelembagaan,

2. Persiapan sarpras,

dan

3. Persiapanareal

PROGRES TAHAP 4 Pelaksanaan kegiatan

penanaman

25 25

Total a 100 100

b. Hutan Kota ... Ha ...

PROGRES TAHAP 1

Identifikasi sasaran lokasi penanaman

25 25

PROGRES TAHAP 2 Penyusunan rancangan kegiatan

penanaman

25 25

PROGRES TAHAP 3

Persiapan pelaksanaan: 1. Persiapan

Kelembagaan,

25 25

Page 36: Petunjuk Teknis Penggunaan Dak 2014

11

No

Kegiatan / Tahapan

Bobot capaia

n

maks. (%)

Kinerja (fisik) Anggaran

Penjelasan atas

realisasi

Rencana Realisasi

Pagu (Rp.)

Realisasi (kumulatif s/d TW

ybs) (% kumulatif) Volu

me (satua

n)

Progres (%) TW

1 TW 2

TW3

TW 4

(Rp.) %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

2. Persiapan sarpras,

dan

3. Persiapan areal

PROGRES TAHAP 4 Pelaksanaan kegiatan penanaman

25 25

Total b 100 100

c. Penghijauan Lingkungan .... Ha ...

PROGRES TAHAP 1 Identifikasi sasaran

lokasi penanaman

25 25

PROGRES TAHAP 2

Penyusunan rancangan kegiatan

penanaman

25 25

PROGRES TAHAP 3 Persiapan

pelaksanaan: 1. Persiapan

Kelembagaan,

2. Persiapansarpras,

25 25

Page 37: Petunjuk Teknis Penggunaan Dak 2014

12

No

Kegiatan / Tahapan

Bobot capaia

n

maks. (%)

Kinerja (fisik) Anggaran

Penjelasan atas

realisasi

Rencana Realisasi

Pagu (Rp.)

Realisasi (kumulatif s/d TW

ybs) (% kumulatif) Volu

me (satua

n)

Progres (%) TW

1 TW 2

TW3

TW 4

(Rp.) %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

dan

3. Persiapanareal

PROGRES TAHAP 4 Pelaksanaankegiatan penanaman

25 25

Total c 100 100

d. Pembangunan semuber benih .... Ha ...

PROGRES TAHAP 1 Identifikasi calon

lokasi

25 25

PROGRES TAHAP 2

Penyusunan rancangan

25 25

PROGRES TAHAP 3 Pembangunan sumber benih

25 25

PROGRES TAHAP 4 Persiapan

pelaksanaan:

- Persiapan belih

25 25

Page 38: Petunjuk Teknis Penggunaan Dak 2014

13

No

Kegiatan / Tahapan

Bobot capaia

n

maks. (%)

Kinerja (fisik) Anggaran

Penjelasan atas

realisasi

Rencana Realisasi

Pagu (Rp.)

Realisasi (kumulatif s/d TW

ybs) (% kumulatif) Volu

me (satua

n)

Progres (%) TW

1 TW 2

TW3

TW 4

(Rp.) %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

- Persiapan bibit

- Prrsiapan sarpras

pendukung

Total d 100 100

e. Pengelolaan sumber benih .... Ha ...

PROGRES TAHAP 1

Penyusunan rancangan pengelolaan sumber

benih seluas

25 25

PROGRES TAHAP 2

Pelaksanaan kegiatan pengelolaan sumber benih seluas

50 50

PROGRES TAHAP 3 Pelaksanaan kegiatan

pengelolaan sumber benih seluas

25 25

Total e 100 100

f. Bangunan Konservasi Tanah dan Air (KTA) ... Unit ...

Page 39: Petunjuk Teknis Penggunaan Dak 2014

14

No

Kegiatan / Tahapan

Bobot capaia

n

maks. (%)

Kinerja (fisik) Anggaran

Penjelasan atas

realisasi

Rencana Realisasi

Pagu (Rp.)

Realisasi (kumulatif s/d TW

ybs) (% kumulatif) Volu

me (satua

n)

Progres (%) TW

1 TW 2

TW3

TW 4

(Rp.) %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

- Dam Pengendali (DPi) .......Unit

- Dam penaham (DPn) ... unit

- Pengedali jurang (gully plug) .... unit

- Embung air .... unit

- Sumur resapan air (SRA) .... unit

- Biopori dan lainnya (BiL) .... unit

PROGRES TAHAP 1

Identifikasi sasaran lokasi bangunan KTA

25 25

PROGRES TAHAP 2 Penyusunan rancangan dan

persiapan pembuatan bangunan KTA

(pengadaan sarpras dan pemetaan areal kerja)

25 25

PROGRES TAHAP 3 Pembuatan bangunan

50 50

Page 40: Petunjuk Teknis Penggunaan Dak 2014

15

No

Kegiatan / Tahapan

Bobot capaia

n

maks. (%)

Kinerja (fisik) Anggaran

Penjelasan atas

realisasi

Rencana Realisasi

Pagu (Rp.)

Realisasi (kumulatif s/d TW

ybs) (% kumulatif) Volu

me (satua

n)

Progres (%) TW

1 TW 2

TW3

TW 4

(Rp.) %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

KTA

Total f 100 100

Total 3

- Untuk kolom 10,11:

jmlh a-f

- untuk kolom

3,4,5,6,9: jmlh a-

f/6

4 Rehabilitasi Mangrove dan Pantai .... Ha

a. Mangrove ......... Ha ...

PROGRES TAHAP 1 Identifikasi sasaran

lokasi penanaman mangrove

25 25

PROGRES TAHAP 2 Penyusunan rancangan dan

persiapan kegiatan penanaman mangrove

25 25

PROGRES TAHAP 3 Pelaksanaan kegiatan

25 25

Page 41: Petunjuk Teknis Penggunaan Dak 2014

16

No

Kegiatan / Tahapan

Bobot capaia

n

maks. (%)

Kinerja (fisik) Anggaran

Penjelasan atas

realisasi

Rencana Realisasi

Pagu (Rp.)

Realisasi (kumulatif s/d TW

ybs) (% kumulatif) Volu

me (satua

n)

Progres (%) TW

1 TW 2

TW3

TW 4

(Rp.) %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

penanaman mangrove

PROGRES TAHAP 4

Pelaksanaan kegiatan penanaman mangrove

25 25

Total a 100 100

b. Pantai ......... Ha ...

PROGRES TAHAP 1 Identifikasi sasaran

lokasi penanaman

25 25

PROGRES TAHAP 2

Penyusunan rancangan kegiatan penanaman

25 25

PROGRES TAHAP 3 Persiapan

pelaksanaan: 1. Persiapan

Kelembagaan,

2. Persiapan sarpras,

dan

3. Persiapan areal

25 25

Page 42: Petunjuk Teknis Penggunaan Dak 2014

17

No

Kegiatan / Tahapan

Bobot capaia

n

maks. (%)

Kinerja (fisik) Anggaran

Penjelasan atas

realisasi

Rencana Realisasi

Pagu (Rp.)

Realisasi (kumulatif s/d TW

ybs) (% kumulatif) Volu

me (satua

n)

Progres (%) TW

1 TW 2

TW3

TW 4

(Rp.) %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

PROGRES TAHAP 4 Pelaksanaan kegiatan

penanaman

25 25

Total b 100 100

Total 4

- Untuk kolom 10,11:

a+b

- untuk kolom

3,4,5,6,9: a+b/2

100 100

5 Pengembangan Sarpras Pamhut:

a. Alat komunikasi .... Unit

b. Alat navigasi... Unit

c. Alat dokumentasi dan intelijen ... Unit

d. Alat pemadam kebakaran ..... Unit

e. Alat pendakian, selam, dan penyelamatan ...... Unit

f. Kendaraan patroli ..... Unit

Page 43: Petunjuk Teknis Penggunaan Dak 2014

18

No

Kegiatan / Tahapan

Bobot capaia

n

maks. (%)

Kinerja (fisik) Anggaran

Penjelasan atas

realisasi

Rencana Realisasi

Pagu (Rp.)

Realisasi (kumulatif s/d TW

ybs) (% kumulatif) Volu

me (satua

n)

Progres (%) TW

1 TW 2

TW3

TW 4

(Rp.) %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

g. Pos dan pondok jaga ... Unit

h. Seragam Polhut ... Stel

i. Personal-use petugas pemadam kebakaran ... Set

PROGRES TAHAP 1

Penyusunan dokumen awal pengadaan yang berisi:

1. Kerangka Acuan 2. Rencana Kerja

3. Spesifikasi Barang 4. HPS

25 25

PROGRES TAHAP 2 1.Proses pengadaan 2. Pembuatan kontrak

25 25

PROGRES TAHAP 3 Serah terima

barang/pekerjaan.

25 25

PROGRES TAHAP 4

Penatausahaan BMN (pencatatan dlm SIMAK BMN)

25 25

Total 5. 100 100

Page 44: Petunjuk Teknis Penggunaan Dak 2014

19

No

Kegiatan / Tahapan

Bobot capaia

n

maks. (%)

Kinerja (fisik) Anggaran

Penjelasan atas

realisasi

Rencana Realisasi

Pagu (Rp.)

Realisasi (kumulatif s/d TW

ybs) (% kumulatif) Volu

me (satua

n)

Progres (%) TW

1 TW 2

TW3

TW 4

(Rp.) %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

6 Peningkatan Sarana dan Prasarana pengolahan hasil hutan

berbasis kelompok

a. Peralatan/mesin pengolah kayu .....Unit ...

b. Peralatan/mesin pengolah HHBK ...... Unit ...

PROGRES TAHAP 1

Penyusunan dokumen awal pengadaan yang berisi:

1. Kerangka Acuan 2. Rencana Kerja

3. Spesifikasi Barang 4. HPS

25 25

PROGRES TAHAP 2 1.Proses pengadaan 2. Pembuatan kontrak

25 25

PROGRES TAHAP 3 1. Serah terima

barang/pekerjaan 2. Serah terima

kepada pengguna

(Bapeluh)

25 25

Page 45: Petunjuk Teknis Penggunaan Dak 2014

20

No

Kegiatan / Tahapan

Bobot capaia

n

maks. (%)

Kinerja (fisik) Anggaran

Penjelasan atas

realisasi

Rencana Realisasi

Pagu (Rp.)

Realisasi (kumulatif s/d TW

ybs) (% kumulatif) Volu

me (satua

n)

Progres (%) TW

1 TW 2

TW3

TW 4

(Rp.) %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

PROGRES TAHAP 4 Penatausahaan BMN

(pencatatan dalam SIMAK BMN).

25 25

Total 6 100 100

7 Pengembangan Sarpras Pengelolaan Tahura :

a. Pagar pengaman .. m

b. Gerbang/gapura .. unit

c. Pos loket .. unit

d. Pusat informasi .. unit

e. Shelter/gazebo .. unit

f. Menara .. unit

g. Pos jaga/pondok kerja ... unit

h. Jalur pengaman .. m

Page 46: Petunjuk Teknis Penggunaan Dak 2014

21

No

Kegiatan / Tahapan

Bobot capaia

n

maks. (%)

Kinerja (fisik) Anggaran

Penjelasan atas

realisasi

Rencana Realisasi

Pagu (Rp.)

Realisasi (kumulatif s/d TW

ybs) (% kumulatif) Volu

me (satua

n)

Progres (%) TW

1 TW 2

TW3

TW 4

(Rp.) %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

i. Peralatan lapangan .. unit

j. Peralatan kerja .. unit

k. Kendaraan roda 2 .. unit

l. Seragam Polhut .. set

m. Personal use petugas pemadam kebakaran ... Set

PROGRES TAHAP 1 Penyusunan dokumen

awal pengadaan yang berisi: 1. Kerangka Acuan

2. Rencana Kerja 3. Spesifikasi Barang 4. HPS

25 25

PROGRES TAHAP 2 1.Proses pengadaan

2. Pembuatan kontrak

25 25

PROGRES TAHAP 3

1. Serah terima barang/pekerjaan

3. Serah terima

25 25

Page 47: Petunjuk Teknis Penggunaan Dak 2014

22

No

Kegiatan / Tahapan

Bobot capaia

n

maks. (%)

Kinerja (fisik) Anggaran

Penjelasan atas

realisasi

Rencana Realisasi

Pagu (Rp.)

Realisasi (kumulatif s/d TW

ybs) (% kumulatif) Volu

me (satua

n)

Progres (%) TW

1 TW 2

TW3

TW 4

(Rp.) %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

kepada pengguna

(Bapeluh)

PROGRES TAHAP 4

Penatausahaan BMN (pencatatan dalam SIMAK BMN

25 25

Total 7 100 100

8 Pengembangan Sarpras Penyuluhan:

a. Kendaraan bermotor roda 2 .....Unit

b. Komputer ..... Unit

c. GPS ....... Unit

d. Unit percontohan ..... Unit

e. Alat peraga lainnya ... Unit

PROGRES TAHAP 1

Penyusunan dokumen awal pengadaan yang berisi:

1. Kerangka Acuan

25 25

Page 48: Petunjuk Teknis Penggunaan Dak 2014

23

No

Kegiatan / Tahapan

Bobot capaia

n

maks. (%)

Kinerja (fisik) Anggaran

Penjelasan atas

realisasi

Rencana Realisasi

Pagu (Rp.)

Realisasi (kumulatif s/d TW

ybs) (% kumulatif) Volu

me (satua

n)

Progres (%) TW

1 TW 2

TW3

TW 4

(Rp.) %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

2. Rencana Kerja 3. Spesifikasi Barang

4. HPS

PROGRES TAHAP 2

1.Proses pengadaan 2. Pembuatan kontrak

25 25

PROGRES TAHAP 3

1. Serah terima barang/pekerjaan

4. Serah terima

kepada pengguna

(Bapeluh)

25 25

PROGRES TAHAP 4 Penatausahaan BMN

(pencatatan dalam SIMAK BMN)

25 25

Total 8. 100 100

9 .... ...

PROGRES TAHAP 1:

(diisi, disesuaikan dengan tahapan kegiatan yang akan

Page 49: Petunjuk Teknis Penggunaan Dak 2014

24

No

Kegiatan / Tahapan

Bobot capaia

n

maks. (%)

Kinerja (fisik) Anggaran

Penjelasan atas

realisasi

Rencana Realisasi

Pagu (Rp.)

Realisasi (kumulatif s/d TW

ybs) (% kumulatif) Volu

me (satua

n)

Progres (%) TW

1 TW 2

TW3

TW 4

(Rp.) %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

dilaksanakan)

PROGRES TAHAP 2:

PROGRES TAHAP 3:

PROGRES TAHAP 4:

Total 9 100 100

Grand Total

- Untuk kolom 10,11:

jlmh 1-9

- untuk kolom

3,4,5,6,9: jllh 1-9/9

6. Permasalahan/Hambatan:

a. ...

b. ....

7. Upaya Tindak Lanjut:

a. ...

b. ....

Kepala ...... (SKPD pelaksana DAK Bidang Kehutanan)

..................................

NIP. .......

Page 50: Petunjuk Teknis Penggunaan Dak 2014

25

FORM 2

LEMBAR PERENCANAAN, SERTA PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN TRIWULAN ....

PELAKSANAAN KEGIATAN YANG DIBIAYAI DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG KEHUTANAN TAHUN 2013

PROVINSI .......

1. Pagu Anggaran Tahun 20 .... : Rp. ....................... (sesuai DPA)

a. DAK Murni : Rp. .......................

b. Dana Pendamping : Rp. ....................... (.... % terhadap pagu DAK)

c. Dana Pendukung : Rp. ....................... (.... % terhadap pagu DAK)

2. Realisasi :

a. Progres kinerja : ..... fisik

b. Anggaran : Rp. ....................... (....% terhadap pagu dana pendamping)

Rincian : format di bawah Petunjuk pengsian format:

- Kolom

Petunjuk pengisian - Kolom 1,2, dan 3: jelas

- Kolom 4 : kumulatif jumlah volume yang direncanakan dalam satu tahun seluruh SKPD

(kumulatif dari kolom 2 FORM 1: kegiatan)

- Kolom 5 : kumulatif seluruh anggaran SKPDA untuk setiap rincian kegiatan dalam 1 tahun

(kumulatif kolom 10 FORM 1)

Page 51: Petunjuk Teknis Penggunaan Dak 2014

26

- Kolom 6 : kumulatif seluruh realisasi volume kinerja SKPD apabila volume tersebut telah lengkap

dilaksanakan oleh SKPD (kumulatif kolom 8 FORM 1)

- Kolom 7 : kumulatif seluruh progres pelaksanaan konerja SKPD apabila barua sebagian volume

kegiatan sudah dilaksanakan, namu belum secara lengkap dilaksanakan. Diisi hanya untuk

judul kegiatan yang diambil dari kumulatif total progres tahapan pada kolom 9 FORM 1

- Kolom 8 : kumulatif seluruh realisasi anggaran SKPD (dari kolom 11 FORM 1)

- Kolom 9 : kolom 8 / kolom 5 x 100%

- Kolom 10 : menjelaskan capaian pelaksanaan kegiatan setiap triwulan laporan, dasarikan dari kolom 13

FORM 1

- Cell dengan shading: tidak perlu diisi:

Page 52: Petunjuk Teknis Penggunaan Dak 2014

27

No

. Kegiatan

Satua

n

Rencana Realisasi

Keterangan Penjelasan atas

realisasi)

Kinerja

(volume)

Anggaran

(Rp.)

Kinerja Anggaran

Volume

Progres (%)

Rp. %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Penyediaan Sarpras Pendukung Operasionalisasi KPH

....

i. Bangunan kantor resort Unit

j. Pemeliharaan dan renovasi kantor Unit

k. KPH/Resort KPH Unit

l. Sarana lingkungan kantor KPH Unit

m. Kendaraan operasional KPH:

- Roda 4

- Roda 2

- Speed boat

Unit

Unit Unit Unit

n. Peralatan operasional kantor KPH:

- Meja, kursi, lemari

- Komputer

- Printer

Unit

Set Unit unit

o. Peralatan teknis:

- GPS

- Kompas

- Peralatan survey

Unit

Unit Unit Unit

p. Sarpras pendukung pengelolaan hutan

- Kendaraan ringan

Unit Unit

Unit

Page 53: Petunjuk Teknis Penggunaan Dak 2014

28

No

. Kegiatan

Satua

n

Rencana Realisasi

Keterangan Penjelasan atas

realisasi)

Kinerja

(volu

me)

Anggaran (Rp.)

Kinerja Anggaran

Volume

Progres (%)

Rp. %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

pengangkut bibit

- Peralatan pemelihara antanaman

- Peralatan ringan pengolah pasca panen hasil hutan bukan kayu

Unit

q. Sarana penataan hutan

- Patok batas

- Jalan inspeksi

Unit Buah

M

g. Papan pengumuman/ peringatan Buah

2 Rehabilitasi hutan secara vegetatif Ha

a. Penanaman Ha

- Hutan Lindung Ha

- Tahura Ha

- Hutan Produksi Ha

- KPHL Ha

- KPHP Ha

b. Pengkayaan Ha

- Hutan Lindung Ha

- Tahura Ha

- Hutan Produksi Ha

- KPHL Ha

- KPHP Ha

c. Pemeliharaan tanaman pertama Ha

Page 54: Petunjuk Teknis Penggunaan Dak 2014

29

No

. Kegiatan

Satua

n

Rencana Realisasi

Keterangan Penjelasan atas

realisasi)

Kinerja

(volu

me)

Anggaran (Rp.)

Kinerja Anggaran

Volume

Progres (%)

Rp. %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

(P1

- Hutan Lindung Ha

- Tahura Ha

- Hutan Produksi Ha

- KPHL Ha

- KPHP Ha

3 Rehabilitasi lahan secara vegetatif Ha

a. Hutan Rakyat Ha

b. Hutan Kota Ha

c. Penghijauan Lingkungan Ha

d. Pembangunan semuber benih Ha

e. Pengelolaan sumber benih Ha

f. Bangunan Konservasi Tanah dan Air (KTA)

Unit

- Dam Pengendali (DPi) Unit

- Dam penaham (DPn) Unit

- Pengedali jurang (gully plug)

Unit

- Embung air Unit

- Sumur resapan air (SRA)

Unit

- Biopori dan lainnya (BiL)

Unit

Page 55: Petunjuk Teknis Penggunaan Dak 2014

30

No

. Kegiatan

Satua

n

Rencana Realisasi

Keterangan Penjelasan atas

realisasi)

Kinerja

(volu

me)

Anggaran (Rp.)

Kinerja Anggaran

Volume

Progres (%)

Rp. %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

4 Rehabilitasi Mangrove dan Pantai Ha

a. Mangrove Ha

b. Pantai Ha

5 Pengembangan Sarpras Pamhut

j. Alat komunikasi Unit

k. Alat navigasi Unit

l. Alat dokumentasi dan intelijen Unit

m. Alat pemadam kebakaran Unit

n. Alat pendakian, selam, dan penyelamatan

Unit

o. Kendaraan patroli Unit

p. Pos dan pondok jaga Unit

q. Seragam Polhut Stel

r. Personal-use petugas pemadam

kebakaran

Unit

6 Peningkatan Sarana dan Prasarana pengolahan hasil hutan berbasis

kelompok

a. Peralatan/mesin pengolah kayu Unit

b. Peralatan/mesin pengolah HHBK Unit

7 Pengembangan Sarpras Pengelolaan Tahura

Page 56: Petunjuk Teknis Penggunaan Dak 2014

31

No

. Kegiatan

Satua

n

Rencana Realisasi

Keterangan Penjelasan atas

realisasi)

Kinerja

(volu

me)

Anggaran (Rp.)

Kinerja Anggaran

Volume

Progres (%)

Rp. %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

a. Pagar pengaman M

b. Gerbang/gapura Unit

c. Pos loket Unit

d. Pusat informasi Unit

e. Shelter/gazebo Unit

f. Menara Unit

g. Pos jaga/pondok kerja Unit

h. Jalur pengaman M

i. Peralatan lapangan Unit

j. Peralatan kerja Unit

k. Kendaraan roda 2 Unit

l. Seragam Polhut Set

m. Personal use petugas pemadam kebakaran

Set

8 Pengembangan Sarpras Penyuluhan Unit

a. Kendaraan bermotor roda 2 Unit

b. Komputer Unit

c. GPS Unit

d. Unit percontohan Unit

e. Alat peraga lainnya Unit

9 .........

.........

.........

Page 57: Petunjuk Teknis Penggunaan Dak 2014

32

No

. Kegiatan

Satua

n

Rencana Realisasi

Keterangan Penjelasan atas

realisasi)

Kinerja

(volu

me)

Anggaran (Rp.)

Kinerja Anggaran

Volume

Progres (%)

Rp. %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Total

(kolom 7: rata-rata; kolom 9:kolom 8 / kolom 5 x 100%

8. Permasalahan / Hambatan:

a. ...

b. ....

9. Upaya Tindak Lanjut:

a. ...

b. ....

Kepala Dinas ....(provinsi)

..................................

NIP. .......

Page 58: Petunjuk Teknis Penggunaan Dak 2014

33

FORM 3

LEMBAR PERENCANAAN, SERTA PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN TRIWULAN .... PELAKSANAAN KEGIATAN YANG DIBIAYAI DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG KEHUTANAN TAHUN 2013

(Nasional)

.... FORM MENYUSUL ....

Page 59: Petunjuk Teknis Penggunaan Dak 2014

34

Lampiran ....

TATACARA / MEKANISME / PROTOKOL PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PEAPORAN (PEP) PELAKSANAAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) BIDANG KEHUTANAN

PEMANTAUAN EVALUASI PELAPORAN

Llangkah-langkah untuk menjamin terlaksananya

kegiatan sesuai

pedoman/petunjuk teknis yang ditetapkan.

Berdasarkan hasil pemantauan dapat dilakukan

bimbingan dan pembinaan

baik manajerial maupun teknis oleh unit kerja secara

berjenjang.

Langkah-langkah

membandingkatn antara capaian pelaksanaan kegiatan

dengan rencana kerja. Berdasarkan hasil

perbandingan tersebut dapat

diketahuan apakah pelaksanaan kegiatan

dilakukan terlambat, tepat waktu, atau lebih cepat dari

rencana. Terhadap hasil

perbandingan dibuat penjelasan atas kondisi

capaian tersebut, termasuk

permasalahan dan langlah tindak lanjut.

Sesuai hasil perbadingan dan penjelasanya dapat

dirumuskan langkah-langkah

pengendalian.

Langkah-langkah menyampaikan informasi kepada unit kerja terkait secara berjenjang, atas hasil-hasil

kegiatan yang telah dilaksanakan. Berdasarkan laporan tersebut dapat dilakukan langkah-langkah

pengendalian baik aspek manajerial maupun teknis.

Tingkat SKPD/Satker pelaksana DAK (provinsi, kabupaten, kota)

SKPD/Satker pelaksana DAK melakukan pemantauan

pelaksanaan kegiatan-kegiatan DAK Kehutanan,

Berdasarkan hasil pemantauan dilakukan evaluasi progres

pelaksanaan DAK, dengan membandingkan target dan

SKPD/Satker pelaksana DAK laporan pelaksanaan DAK Bidang Kehutanan, meliputi:

- Laporan triwulanan sesuai FORM 1 - Laporan tahunan sesuai outline Laporan Tahunan

Page 60: Petunjuk Teknis Penggunaan Dak 2014

35

PEMANTAUAN EVALUASI PELAPORAN

berdasarkan DPA dan Rencana kerja.

realisasi, serta memberikan penjelasan-penjelasan

terhadap kondisi capaian

pelaksanaan kegiatan DAK, termasuk permasalahan dan

tindal lanjut.

Laporan Triwulan disampaikan paling lambat 4 (empat) hari kerja setelah triwulan bersangkutan

berakhir, dan laporan tahunan disampaikan paling

lambat 21 hari kerja pada tahun berikutnya, kepada Dinas Kehutanan / yang membidangi kehutanan

provinsi, dengan tembusan kepada:

1. Sekretaris Jenderal kementerian Kehutanan, cq.: - Biro Perencanaaan

- Pusdalbanghut sesuai regionalnya. 2. Badan Koordinasi Penyuluhan provinsi

3. UT Kementerian Kehutanan terkait (BB/BKSDA,

BPDAS, BPKH sesuai wilayah kerjanya)

Tingkat provinsi

1. Dinas kehutanan /

yang membidangi kehutanan provinsi

melakukan pemantauan pelaporan dari SKPD

pelaksana DAK Kehutanan,

serta melakukan koordinasi, bimbingan, pembinaan dan

pengendalian PEP DAK

tingkat provinsi

2. Bakorluh dan UPT

kemenhut terkait melakukan pemantauan,

bimibingan dan pembinaan

teknis kepada SKPD pelaksana DAK

Berdasarkan laporan

pelaksanaan DAK dari SKPD:

1. Dinas kehutanan / yang

membidangi kehutanan provinsi melakukan

pencermataan atas kemajuan

pelaksanaan DAK di provinsi, serta melakukan koordinasi dan pengendalian manajerial

tingkat provinsi.

2. Badan koordinasi

penyluhan dan UPT Kementerian Kehuanan

terkait melakukan evaluasi

atas kemajuan pelaksanaan kegiatan teknis DAK.

1. Dinas kehutanan / yang membidangi kehutanan provinsi, membuat:

- Laporan triwulanan sesuai FORM 2 - Laporan tahunan sesuai outline Laporan Tahunan.

Laporan triwulanan disampaikan paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah triwulan berkahir, dan laporan tahunan disampaikan paling lambat 30

hari kerja tahun berikutnya, kepada Sekretariat Jenderal Kementerian Kehutanan, cq.:

- Biro Perencanaan

- Pusat Pengendalian Pembangunan Kehutanan Regional.

Dengan tembusan disampaikan kepada Unit Eselon I terkait cq. Sekretariat Ditjen Planologi Kehutanan,

Sekretarit Ditjen BPDASPS, Sekretariat Ditjen PHKA,

Sekretrariat Ditjen BUK dan Sekretariat Badan P2SDM Kehutanan.

Page 61: Petunjuk Teknis Penggunaan Dak 2014

36

PEMANTAUAN EVALUASI PELAPORAN

2. Badan Korodinasi Penyluhan dan UPT Kemenhut membuat:

- Laporan teknis triwulanan dengan format mengacu

FORM 2 untuk bidang teknis terkait. - Laporan teknis tahunan sesuat outline Laporan

Tahunan Laporan disapaikan kepada unit eselon I plaling

lambat 30 hari kerja, dengan tembusan

disampaikan kepada dinas kehutanan / yang membidangi kehutanan provinsi.

Tingkat nasional

1. Setjen cq. Biro

Perencanaaan dan Pusat Pengendalian Pembangunan

Kehutanan Regional

melakukan pemantauan pelaporan dari Dinas

Provinsi dan SKPD/Satker pelaksana DAK Kehutanan, serta melakukan koordinasi,

bimbingan, pembinaan dan pengendalian PEP DAK

bidang kehutanan tingkat

nasional.

2. Unit Eselon I

Kementrian Kehutanan terkait melakukan

pemantauan dan koordinasi,

bimbingan, pembinaan,

Berdasarkan laporan

pelaksanaan DAK dari SKPD:

1. Setjen cq. Biro

Perencanaan dan Pusdalbanghut Regional

melakukan pencermataan

atas kemajuan pelaksanaan DAK di provinsi dan SKPD,

serta melakukan koordinasi,

pengawasan dan pengendalian manajerial.

2. Unit eselon I kemenhut terkait melakukan evaluasi atas kemajuan pelaksanaan

kegiatan teknis DAK

Berdasarkan laporan Dinas Provinsi dan SKPD:

1. Setjen cq: a. Pusdalbanghut Regional membuat:

1) Laporan triwulanan pelaksanaan DAK bidang

Kehutanan regional, paling lambat 10 hari kerja setelah triwulan bersangkutan berakhir

2) Laporan tahunan pelaksanaan DAK Bidang Kehutanan dan disampaikan kepada Sekjen cq. Kepala Biro Perencanaan paling lambat

37 hari tahun berikutnya Laporan disampaikan kepada Sekjen cq Biro

Perencanaan

b. Biro Perencanaan membuat: 1) Laporan triwulanan pelaksanaan DAK bidang

Kehutanan paling lambat 14 hari kerja setelah triwulan bersangkutan berakhir

2) Laporan tahunan pelaksanaan DAK Bidang

Kehutanan paling lambat 45 hari tahun

Page 62: Petunjuk Teknis Penggunaan Dak 2014

37

PEMANTAUAN EVALUASI PELAPORAN

teknis kepada Bakorluh dan UT, dan SKPD pelaksana

DAK

berikutnya Laporan disampaikan kepada Sekber DAK (Bappenas, Kemenkeu, dan Kemendagri)

2. Unit eselon I cq. Setditjen dan set.badan terkait membuat:

a. Laporan triwulanan pelaksanaan DAK bidang

Kehutanan paling lambat 19 hari kerja setelah triwulan bersangkutan berakhir

b. Laporan tahunan pelaksanaan DAK Bidang Kehutanan paling lambat 37 hari tahun

berikutnya

Laporan disampaikan Setjen cq. Biro Perencanaan.

Page 63: Petunjuk Teknis Penggunaan Dak 2014

38

PROTOKOL PEMANTAUAN, EVALUASI, DAN PELAPORAN (PEP)

DAK BIDANG KEHUTANAN

SKPD DAK BIDANG KEHUTANAN

PROV./KAB./KOTA.

Dishut/dinas yang membidangi

kehutanan provinsi

ESELON I Penanggung Jawab Program/Kegiatan

Pemantauan

Penyampaian Rencana dan Laporan

Tembusan rencana dan Laporan

Pembinaan/bimbingan/

pengendalian teknis

Koordinasi, pengawasan, dan pengendalian

Penyampaian Rencana dan Laporan

Penyampaian Rencana dan Laporan

UPT KEMENHUT

Bakorluh

Koordinasi, pengawasan, dan pengendalian

Koordinasi

KEMENHUT cq. SETJEN (Birocan dan Pusdal)

Koordinasi

Tembusan rencana dan Laporan

Page 64: Petunjuk Teknis Penggunaan Dak 2014

1

PEMERINTAH PROVINSI - KABUPATEN/KOTA …………………………………..

DINAS KEHUTANAN Alamat : …………………………………

e-mail : …………………………………

BERITA ACARA SERAH TERIMA

SARANA PRASARANA PENYULUHAN KEHUTANAN Nomor : ………………………/2014

Pada hari ini, ………… Tanggal ………… Bulan ………… Tahun Dua Ribu

Empat Belas, yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama/NIP : .....................................................

Jabatan : Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten/Kota

Alamat : .....................................................

dalam hal ini karena jabatannya bertindak untuk dan atas nama Penanggung

Jawab Dinas Kehutanan Kabupaten/Kota ……………………, yang selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA. Nama/NIP : .....................................................

Jabatan : Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten/Kota ………… .

Alamat : .....................................................

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Penanggung Jawab Badan Pelaksana Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten/Kota

……………………, yang selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA, bahwa sesuai dengan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P. …./Menhut-II/2012

tanggal …………………… 2012 Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Kehutanan Tahun 2014 Bab IV.F tentang Peningkatan Sarana dan Prasarana Penyuluhan Kehutanan, pengadaan sarana dan

prasarana penyuluhan kehutanan apabila telah dilaksanakan agar diserahkan kepada Penyuluh Kehutanan melalui Badan Pelaksana Penyuluhan (Bappeluh)

Kabupaten/Kota.

Dengan ini PIHAK PERTAMA menyerahkan Barang Milik Negara berupa Sarana Prasarana Penyuluhan Kehutanan PIHAK KEDUA selaku penanggungjawab

Pengguna Sarana Prasarana Penyuluhan Kehutanan di Kabupaten/Kota …………………… .

Dalam Berita Acara Serah Terima Barang ini menyatakan hal-hal sebagai berikut :

1. PIHAK PERTAMA telah menyerahkan kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK

KEDUA telah menerima dari PIHAK PERTAMA Barang Milik Negara dalam

keadaan baik dan dapat dipergunakan, berupa :

No Nama

Barang Merk/Type Warna

Tahun Pembuatan

Harga Pembelian

(Rp)

Keterangan

Page 65: Petunjuk Teknis Penggunaan Dak 2014

2

2. Dengan telah ditandatanganinya Berita Acara Serah Terima Barang ini,

maka wewenang dan tanggung jawab terhadap penggunaan/pemakaian,

pengamanan dan pemeliharaannya telah beralih dari PIHAK PERTAMA

kepada PIHAK KEDUA.

Demikian Berita Acara Serah Terima ini dibuat rangkap 2 (dua),

ditandatangani oleh kedua belah pihak dan mempunyai kekuatan hukum yang sama.

PIHAK PERTAMA

Yang Menyerahkan,

PIHAK KEDUA

Yang Menerima,

(………………………………)

NIP. (………………………………)

NIP.