Petunjuk Teknis Pencairan & Pemanfaatan BLM

109

description

bh

Transcript of Petunjuk Teknis Pencairan & Pemanfaatan BLM

PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM  i 

 

PETUNJUK TEKNIS PENDAMPINGAN, PENCAIRAN DAN PEMANFAATAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM)

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI - PERKOTAAN

Diterbitkan Oleh: Direktorat Jenderal Cipta Karya - Kementerian Pekerjaan Umum

ii  PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 

 

PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM  i 

 

DAFTAR ISI  

DAFTAR ISI | i BAB I | PENDAHULUAN | 1 BAB II | PEMAHAMAN TENTANG DANA BLM | 3 BAB III | TUJUAN PEMANFAATAN DANA BLM | 5 BAB IV | JENIS DANA BLM | 7 BAB V | MODEL PENCAIRAN DANA BLM | 9 BAB VI | MEKANISME PENCAIRAN DAN PEMANFAATAN DANA BLM | 11 VI.1. BLM PNPM Mandiri Perkotaan | 12

a. Persyaratan Pencairan dan Penyaluran Dana BLM | 12

b. Mekanisme Pencairan Dana BLM | 13

 c. Biaya Operasional BKM | 13

d. Alur Pancairan Dana BLM | 14

e. Langkah-Langkah Operasional Pendampingan | 16  

VI.2. BLM PLPBK | 22

a. Lingkup Penggunaan Dana | 22

b. Persyaratan Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM PLPBK | 22  c. Alur Pencairan Dana BLM PLPBK | 26  d. Langkah-Langkah Oprasional Pendampingan | 28  

ii  PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 

 

  LAMPIRAN-LAMPIRAN | 33

PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 1 

 

BAB I PENDAHULUAN

 

2  PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 

 

Proses  pembelajaran  masyarakat  untuk menanggulangi  masalah  kemiskinan dilakukan  melalui  praktek  langsung  di lapangan oleh masyarakat  sendiri. Dalam praktek ini masyarakat diberikan stimulan dana  yang  dinamakan Bantuan  Langsung Masyarakat (BLM). Dana BLM ini langsung dikelola  oleh  masyarakat  melalui BKM/LKM  dan  dimanfaatkan  langsung oleh masyarakat miskin sebagai penerima manfaat melalui KSM. 

Harapan melalui pembelajaran  ini adalah masyarakat  secara  bertahap  belajar 

menumbuhkembangkan  keberdayaan  dalam  tiga  aspek,  yaitu  lingkungan,  sosial,  dan ekonomi (TRIDAYA). 

Jenis‐jenis  kegiatan  dapat  ditentukan  sendiri  oleh  masyarakat  melalui  rembug  warga, dengan tetap memperhatikan keselarasan dan keberlanjutan pembangunan (aspek tridaya) sesuai  kebutuhan  masyarakat  sebagaimana  layaknya  pembelajaran  pada  kontek  realita (bukan laboratorium). 

Sesuai dengan proses transformasi sosial yang ada di dalam P2KP, maka BLM juga diberikan sesuai  dengan  fasenya  tetapi  dengan  peruntukan  dan  sasaran  yang  berbeda.  Di  dalam PNPM Mandiri Perkotaan, BLM dipergunakan untuk membiayai kegiatan tridaya yang sudah direncanakan  di  dalam  PJM  Pronangkis,  sedangkan  di  dalam  PLPBK,  BLM  dipergunakan bukan hanya untuk membiayai seluruh rencana pembangunan yang telah dibuat melainkan dana stimulan untuk belajar praktek melaksanakan pembangunan lingkungan permukiman, sehingga  masih  diperlukan  upaya  lanjut  untuk  menggalang  dana  dan  sumberdaya  dari berbagai pihak lain (Community Base Neighbourhood Development) 

 

          

PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 3 

 

BAB II PEMAHAMAN TENTANG DANA BLM

4  PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 

 

BLM merupakan  dana  stimulan  untuk mendorong masyarakat membangun modal  sosial melalui  pembelajaran  kritis  di  tiga  bidang  (lingkungan,  sosial  dan  ekonomi)  yang  dikenal sebagai  Tridaya  agar  mandiri  dalam  menanggulangi  persoalan  kemiskinan  dan  mampu memberikan kontribusi pada peningkatkan IPM serta pencapaian MDGs di wilayahnya.  Substansi makna  dana  BLM  sesungguhnya merupakan media  pembelajaran masyarakat untuk terus membangun kapital sosial dan menumbuhkan nilai‐nilai universal kemanusiaan maupun  prinsip‐prinsip  kemasyarakatan  sehingga  pada  gilirannya  akan  mampu menyelesaikan persoalan sosial, ekonomi dan  lingkungan/permukiman mereka. Lebih dari itu, Komponen Dana BLM diadakan  juga dengan  tujuan membuka akses bagi masyarakat miskin  ke  sumber  dana  yang  dapat  langsung  digunakan  oleh  masyarakat  miskin  untuk upaya‐upaya penanggulangan kemiskinan. 

Makna Dana BLM harus disikapi sebagai pelengkap sarana proses pembelajaran untuk perubahan 

sikap  dan  perilaku  masyarakat  dalam  melaksanakan  kegiatan  penanggulangan  kemiskinan 

berbasis nilai‐nilai universal dan berorientasi pada peningkatan IPM‐MDGs . Sehingga tolok ukur 

dari  pembelajaran  BLM  dapat  dilihat  pada  sejauhmana  BLM  dimanfaatkan  oleh  masyarakat 

secara bertanggungjawab dan proporsional sesuai PJM Pronangkis/RPLP. 

 

Dana  BLM  adalah  dana  publik  yang  diberikan  sebagai  bantuan  sosial  dari  pemerintah kepada masyarakat yang   bermakna bahwa penggunaan dana BLM oleh masyarakat hanya dapat dimanfaatkan bagi kepentingan penanggulangan kemiskinan, dan bukan hadiah atau dana tak bertuan yang dapat digunakan sekehendak hati.   

Harus disadari pula bahwa sebagian besar sumber dana PNPM‐Mandri Perkotaan maupun PLPBK adalah hutang luar negeri yang harus dibayar kembali di kemudian hari. Diharapkan masyarakat mampu memanfaatkan dana tersebut secara tepat, benar, efesien, efektif, dan dapat  menanggulangi  persoalan  kemiskinan  di  wilayahnya,  yang  pada  gilirannya  akan meningkatkan  produktifitas  mereka,  sehingga  dapat  menjadi  bagian  dari  sumber pendapatan untuk dapat membayar kembali hutang luar negerinya.  

 

Sebagai  dana    yang  berasal  dari  pinjaman  hutang  luar  negeri  dan  harus  dibayar  kembali  oleh 

seluruh  rakyat  Indonesia  tanpa  terkecuali,  maka  dana  BLM  merupakan  "Dana  Publik"  yang 

diberikan sebagai waqaf (titipan) dari pemerintah kepada masyarakat kelurahan/desa! Pada satu 

sisi hal ini berarti bahwa seluruh pihak berhak memperoleh informasi tentang status keberadaan 

dan pemanfaatan dana tersebut, dan pada sisi  lain masyarakat yang dipercaya mengelola dana 

tersebut  juga  harus    menjunjung  tinggi  transparansi  dan  akuntabilitas,  terutama  kepada 

pemerintah, termasuk pemerintah kota/kabupaten 

PETUNJUK TEKNIS Pengembangan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) 5 

 

BAB III TUJUAN PEMANFAATAN DANA BLM

6  PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 

 

Dana  BLM  harus  dimanfaatkan  bagi  kepentingan  perbaikan  kesejahteraan masyarakat miskin setempat. Dengan demikian tujuan dari pemanfaatan dana BLM adalah : 

1. Yang  paling  utama  adalah membuka  akses masyarakat miskin  ke  sumber  dana yang  dapat  dipergunakan  untuk  menanggulangi  persoalan  kemiskinan  di wilayahnya 

2. Menumbuhkembangkan  proses  pembelajaran  bagi  masyarakat  khususnya masyarkat  miskin  melalui  kegiatan‐kegiatan  di  bidang  sarana  dan  parasarana dasar lingkungan, bidang sosial, dan bidang ekonomi; 

3. Tumbuhnya  rasa  kebersamaan  (munculnya  kepedulian dan  solidaritas  sosial) di masyarakat kelurahan/desa tersebut; 

4. Tumbuhnya  rasa  kepemilikan  yang  besar  terhadap  program  melalui  kegiatan‐kegiatan  yang  dilaksanakannya  serta  membangkitkan  potensi  swadaya masyarakat baik berupa materi, tenaga maupun pikiran. 

 

PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM  7 

 

BAB IV JENIS DANA BLM

 

8  PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 

 

Dana BLM yang sedang dan akan dilaksanakan di PNPM Mandiri Perkotaan terdiri dari 2 (dua) jenis dana BLM antara lain : 

1. BLM Reguler adalah stimulan dana BLM yang dialokasikan setiap tahun diseluruh kelurahan lokasi sasaran PNPM Mandiri Perkotaan; 

2. BLM  Non  Reguler  adalah  stimulan  dana  BLM  yang  dialokasikan  di  kelurahan terpilih sesuai kriteria yang ditetapkan. Jenis BLM non reguler seperti BLM PLPBK, BLM PPMK, BLM PRB BM, dll 

PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM  9 

 

BAB V MODEL PENCAIRAN DANA BLM

10  PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 

 

    MODEL PENCAIRAN DANA BLM   a. Model Mekanisme Pencairan Dana BLM 

Model mekanisme pencairan dana BLM di PNPM Mandiri Perkotaan dibagi  ke dalam 2 (dua) model yaitu : 

1. Pencairan di tingkat Kota/Kabupaten melalui satker PIP Kabupaten/Kota; 

2. Pencairan di tingkat Propinsi melalui satker PBL Propinsi.  

 b. Model Tahap Pencairan Dana BLM 

Model  tahap pencairan dana BLM di PNPM Mandiri Perkotaan dibagi ke dalam 2  (dua) model yaitu : 

1. Pencairan 2 (dua) tahap yaitu apabila pagu BLM yang dialokasikan ≤ 500 juta; 

2. Pencairan 3 (tiga) tahap yaitu apabila pagu BLM yang dialokasikan > 500 juta. 

PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM  11 

 

BAB VI MEKANISME PENCAIRAN DAN

PEMANFAATANDANA BLM  

12  PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 

 

VI.I BLM PNPM Mandiri Perkotaan 

a.  Persyaratan Pencairan dan Penyaluran Dana BLM PNPM  Dana  BLM  disalurkan  langsung  kepada  BKM/LKM  (Lembaga  Keswadayaan Masyarakat), secara bertahap melalui 2 (termin), yaitu sebagai berikut  

 Tahap 

Pencairan Syarat Pencairan  Syarat Pemanfaatan 

Tahap I (60%) 

BKM/LKM  telah  melaksanakan review  partisipatif  (kelembagaan, keuangan  dan  PJM/Renta Pronangkis);  anggota  BKM/LKM yang  telah  habis  masa  baktinya harus  sudah  dipilih  ulang  dengan minimum  30%  penduduk  dewasa mengikuti pemilihan tingkat basis  

BKM/LKM  menandatangani  Surat Perjanjian  Pemberian  Bantuan (SPPB)  dengan  pihak  pemerintah yang diwakili PJOK;  

Melengkapi  form  dokumen pencairan  (PP‐BLM,  BAPPD, Kwitansi, Copy Rek.BKM/LKM) 

Melampirkan  PJM  dan  Rencana Tahunan  Pronangkis hasil  review  yang telah  disepakati  masyarakat  dan diverifikasi KMW/OC (Korkot);  

Melampirkan  rencana  penggunaan dana  /  RPD  BLM  tahap  I  yang  telah disepakati masyarakat  dan  diverifikasi KMW/OC (Korkot);  

Terbentuk KSM yang dinilai  layak oleh KMW/OC (Korkot) 

proposal/usulan  KSM  untuk penggunaan  dana  BLM  tahap  I  telah dinyatakan  layak  oleh  KMW/OC (Korkot)  dan  disetujui  oleh  Rapat BKM/LKM. 

Administrasi  keuangan  (pembukuan) Sekretariat  dan  UPK  telah  diverifikasi oleh  KMW/OC  (Askot Ekonomi/Manajemen  Keuangan) dengan hasil baik 

Tahap II (40%) 

Administrasi keuangan (pembukuan) Sekretariat  dan  UPK  telah diverifikasi  oleh  KMW/OC  (Askot Ekonomi/Manajemen  Keuangan) dengan hasil baik 

Melengkapi  form  dokumen pencairan  (PP‐BLM,  BAPPD, Kwitansi,  Copy  Rek.BKM/LKM, Resume SP‐3) 

   

Melampirkan  rencana  penggunaan dana  /  RPD  BLM  tahap  II  yang  telah disepakati masyarakat dan diverifikasi KMW/OC (Korkot);  

proposal/usulan  KSM  untuk penggunaan  dana  BLM  tahap  II  telah dinyatakan  layak  oleh  KMW/OC (Korkot)  dan  disetujui  oleh  Rapat BKM/LKM 

Administrasi  keuangan  (pembukuan) Sekretariat  dan  UPK  telah  diverifikasi oleh  KMW/OC  (Askot Ekonomi/Manajemen  Keuangan) dengan hasil baik 

dana  tahap  I yang  tersalurkan ke KSM telah  dimanfaatkan  dan dipertanggungjawabkan  secara  teknis dan administrasi minimal 50% , 

kegiatan‐kegiatan  yang  dilaksanakan telah  diperiksa  dan  ditandatangani oleh  Tim  Fasilitator  serta  diverifikasi KMW/OC (Korkot), 

 

PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM  13 

 

b.  Mekanisme Pencairan Dana BLM 

Sebagaimana kita ketahui bahwa dana BLM merupakan dana urusan bersama antara pemerintah  dan pemerintah daerah, maka mekanisme pencairan dana BLM  akan di atur sebagaimana tabel dibawah ini : 

No  Tahap Pencaiaran  APBN  APBD  Keterangan 

1  Tahap I  60%  ‐   

2  Tahap II 

35%  5%  IFKD Rendah 

30%  10%  IFKD Sedang 

25%  15%  IFKD Tinggi 

20%  20% IFKD Sangat 

Tinggi 

Keterangan  : Pada  tahap  I, dana BLM yang akan dicairkan sebesar 60% adalah DUB yang bersumber dari APBN. Pada tahap  II dana BLM yang akan dicairkan sebesar 5% s/d  20%  (tergantung  IFKD)  adalah  DDUB  yang  bersumber  dari  APBD,  kemudian dilanjutkan dengan pencairan DUB yang bersumber dari APBN.  

c.  Biaya Operasional BKM/LKM dan Peningkatan Kapasitas Masyarakat    

Untuk kelurahan/desa yang prosentase miskinnya  ≥ 10% baik di  lokasi  lama maupun lokasi baru besarnya BOP dan dana peningkatan kapasitas masyarakat untuk masing‐masing pagu BLM adalah sebagai berikut :  

Untuk  katagori  kelurahan/desa  kecil,  maka  besarnya  biaya  operasional BKM/LKM sebesar 5 juta dan 10 juta untuk peningkatan kapasitas masyarakat; 

Untuk  katagori  kelurahan/desa  sedang,  maka  besarnya  biaya  operasional BKM/LKM sebesar 7,5 juta dan 10 juta untuk peningkatan kapasitas masyarakat; 

Untuk  katagori  kelurahan/desa  besar,  maka  besarnya  biaya  operasional BKM/LKM sebesar 10 juta dan 10 juta untuk peningkatan kapasitas masyarakat;. 

 Sedangkan untuk kelurahan/desa yang prosentase miskinnya < 10% baik di lokasi lama maupun  lokasi baru besarnya BOP dan dana peningkatan kapasitas masyarakat untuk masing‐masing pagu BLM adalah sebagai berikut :  

Untuk  katagori  kelurahan/desa  kecil,  maka  besarnya  biaya  operasional BKM/LKM sebesar 5 juta dan 10 juta untuk peningkatan kapasitas masyarakat; 

Untuk  katagori  kelurahan/desa  sedang  dan  besar,  maka  besarnya  biaya operasional BKM/LKM sebesar 7,5 juta dan 10 juta untuk peningkatan kapasitas masyarakat; 

 Penarikan dana BOP dan dana peningkatan  kapasitas masyarakat  ini  akan dilakukan secara bertahap sesuai tahapan pencairan dana BLM yang diajukan. 

14  PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 

 

Dalam pengelolaannya, penggunaan dana BOP BKM/LKM  ini dapat digunakan untuk keperluan: 

Biaya rapat BKM/LKM/UP‐UP; 

Insentif sementara UPK, UPL UPS dan Sekretariat; 

ATK UPK, UPL UPS dan Sekretariat; 

Biaya rumah tangga sekretariat ( listrik, telepon,PAM) 

Transport UP‐UP dan Sekretariat; 

Biaya penggandaan dokumen pencairan dana BLM; 

Biaya‐biaya lain atas persetujuan rapat BKM dan biaya operasional BKM ini tidak dapat digunakan untuk honor/insentif anggota BKM.  

Dana  peningkatan  kapasitas  masyarakat  digunakan  untuk  keperluan  pelatihan  dan sosialisasi ditingkat komunitas/ masyarakat. 

 Pengelolaan keuangan BOP BKM/LKM dan dana peningkatan kapasitas masyarakat ini dikelola  oleh  kesekretariatan  BKM/LKM  yang  akan  mengatur  pengeluaran  biaya operasional  BKM.  Kesekretariatan  harus menyusun  rencana  keuangan  tersebut  dan dipertanggungjawabkan secara periode kepada BKM serta diaudit oleh  lembaga audit pemerintah (BPKP, Bawasda) maupun lembaga audit independen   

 d.  Alur Pencairan Dana BLM  

Dana  bantuan  langsung masyarakat  ini mencakup  Bantuan  Langsung Masyarakat  di lokasi lama dan lokasi baru (katagori 1‐kelurahan/desa grant and sub loan). 

Alur  Pencairan Dana BLM mencakup beberapa katagori sebagai berikut : 

 

PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM  15 

 

                                      

 

  

16  PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 

 

e.   Langkah‐langkah Operasional Pendampingan  

Siklus     : PENDAMPINGAN PENCAIRAN DANA BLM 

Kode Kegiatan   : L‐1 Nama Kegiatan  : Bimbingan Pendampingan Pencairan dan Pemanfaatan  dana BLM   

A. SASARAN KEGIATAN 

No  Sasaran  Indikator  Sumber Informasi 

1 Fasilitator paham dan menguasai seluruh proses dan mekanisme pendampingan pencairan dana BLM  

Fasilitator mampu memfasilitasi BKM & UP‐UP untuk pencairan dana BLM 

Hasil bimbingan Faskel 

 B. PROSEDUR PELAKSANAAN 

No  Prosedur  Alat Bantu  Output Kegiatan 

1 KMW/OC melaksanakan bimbingan faskel tentang pendampingan pencairan dana BLM  

Modul dan Buku Pedoman Teknis Pendampingan Pencairan Dana BLM 

Laporan pelaksanaan kegiatan bimbingan oleh KMW/OC 

Hasil monitoring KMP 

KMW/OC/Korkot bersama‐sama fasilitator menyusun jadwal rencana bimbingan bagi BKM & UP‐UP tentang pendampingan pencairan dana BLM.  

Data Quick Status masing-masing korkot Jadwal tentatif pelaksanaan bimbingan  

                        

PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM  17 

 

  

Siklus     : PENDAMPINGAN PENCAIRAN DANA BLM 

Kode Kegiatan   : L‐2   Nama Kegiatan   :Bimbingan Pencaiaran Dana BLM kepada UP‐UP oleh Tim Fasilitator 

 A. SASARAN KEGIATAN 

No  Sasaran  Indikator  Sumber Informasi 

1 UP‐UP & BKM mengerti dan paham tentang mekanisme pendampingan pencairan dana BLM  

UP‐UP & BKM mampu menyiapkan usulan pencairan dana BLM 

Hasil bimbingan UP‐UP & BKM 

 B. PROSEDUR PELAKSANAAN 

No  Prosedur  Alat Bantu  Output Kegiatan 

1  Fasilitator bersama BKM/LKM melakukan Koordinasi kepada lurah/kades tentang rencana bimbingan proses pencarian dana BLM. 

Buat kesepakatan tentang jadwal bimbingan definitif.  

Jadwal tentatif pelaksanaan bimbingan 

 

Jadwal definitif pelaksanaan bimbingan 

 

2  Fasilitator melaksanakan bimbingan tentang pendampingan pencairan dana BLM kepada BKM/LKM & UP‐UP sesuai jadwal definitive yang telah disepakati 

Modul dan Buku Pedoman Teknis Pendampingan Pencairan Dana BLM 

Laporan hasil bimbingan oleh Tim fasilitator 

Hasil monitoring KMW/OC 

3 Tim fasilitator bersama‐sama BKM/LKM & UP‐UP menyusun rencana pencairan dana BLM sesuai tahapan‐tahapan yang harus dilakukan. 

Buku Pedoman Teknis Pendampingan Pencairan Dana BLM 

Schedule kegiatan fasilitator 

 

Rencana kegiatan bersama proses pencairan dana BLM 

 

                   

18  PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 

 

 Siklus     : PENDAMPINGAN PENCAIRAN DANA BLM  

Kode Kegiatan      : L‐3 Nama Kegiatan  :Penyiapan  Dokumen  Pencairan  oleh  BKM/LKM  &  UP‐UP  yang 

difasilitasi oleh Fasilitator *) A. SASARAN KEGIATAN 

No  Sasaran  Indikator  Sumber Informasi 

1 BKM/LKM  dapat  mencairkan  dana  BLM sesuai  dengan  PJM  Pronangkis  yang berorientasi pada peningkatan IPM‐MDGs 

Adanya kesiapan BKM/LKM dalam melakukan proses penyiapan kelengkapan pencairan

Kelengkapan pencairan (8 rangkap) sesuai tahapan yang akan dicairan (Tahap 1 dan II) yang telah di tanda tangani dan di cap 

 B. PROSEDUR PELAKSANAAN 

No  Prosedur  Alat Bantu  Pelaporan Kegiatan 

Siapkan kelengkapan yang telah ada  (semuanya 7 rangkap : 1 untuk arsip BKM/LKM, 1 untuk arsip KMW/OC dan 5 rangkap untuk syarat pencairan)  

Lihat dalam lampiran Format Pencairan dana BLM 

Kelengkapan pencairan sesuai tahapan yang akan dicairan (Tahap 1 dan II) 

Siapkan format‐format yang harus diisi dan ditandatangni (semuanya 7 rangkap : 1 untuk arsip BKM/LKM, 1 untuk arsip KMW/OC dan 5 rangkap untuk syarat pencairan) yaitu : 

SPPB  (I) bermaterai 6000 

BAPPD (I & II) 

Kuitansi (I,& II) bermaterai 6000 

Resume SP3 (II) 

Berdasarkan format verifikasi yang telah disediakan ,cek kembali oleh fasilitator dan pastikan bahwa semua pengisian format telah benar sesuai yang dicontohkan 

Format verifikasi pencairan dana BLM   

Minta tanda tangan dan cap kepada pihak‐pihak yang berkepentingan seperti BKM/LKM, Lurah/Kades, KSM (sesuai dalam format yang diminta) 

Kelengkapan pencairan sesuai tahapan yang akan dicairkan (Tahap I atau II) untuk lokasi baru dan tahap I & II untuk lokasi lama 

Kelengkapan pencairan (7 rangkap) sesuai tahapan yang akan dicairan dan telah di tanda tangani dan di cap 

5 Sampaikan semua kelengkapan pencairan oleh fasilitator kepada PJOK & KMW/OC untuk di verifikasi. 

   

Catatan : *) untuk proses pencairan  tahap  II dapat diajukan setelah mendapatkan verifikasi dari KMW/OC/Korkot untuk pengajuan pencairan tahap selanjutnya. 

         

PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM  19 

 

Siklus    :  PENDAMPINGAN PENCAIRAN DANA BLM 

Kode Kegiatan   :  L‐6 & L‐7 Nama Kegiatan   : Verifikasi Kelengkapan Dokumen Pencairan oleh PJOK & KMW/OC/Korkot   A. SASARAN KEGIATAN 

No  Sasaran  Indikator  Sumber Informasi 

1 PJOK  &  KMW/OC  dapat  memverifikasi kelengkapan  administrasi  dan    teknis dokumen pencairan dana BLM. 

PJOK  &  KMW/OC  mampu  memberikan justifikasi  kelayakan  dokumen  pencairan dana BLM yang diusulkan BKM/LKM. 

Dokumen kelengkapan pencairan yang telah verifikasi oleh PJOK & KMW/OC 

 B. PROSEDUR PELAKSANAAN 

No  Prosedur  Alat Bantu  Pelaporan Kegiatan 

1 Berkas kelengkapan dokumen pencairan dukumpulkan oleh tim fasilitator 

 Dokumen kelengkapan pencairan yang telah di verifikasi tim fasilitator 

2 Selanjutnya tim faskel membawa  berkas kelengkapan pencairan ke PJOK untuk di verifikasi 

Format verifikasi pencairan dana BLM  Dokumen kelengkapan pencairan yang telah verifikasi oleh PJOK 

3 PJOK memverifikasi berkas kelengkapan pencaiaran dan menerbitkan surat Permohonan Pembayaran BLM (PP‐BLM) 

Format PP‐BLM Dokumen kelengkapan pencairan yang telah verifikasi oleh PJOK dan PP‐BLM 

Dokumen kelengkapan pencairan yang telah verifikasi oleh PJOK, selanjutnya berdasarkan berkas yang telah diverifikasi oleh PJOK, PJOK akan menerbitkan surat PP‐BLM. Dokumen pencairan yang telah dilengkapi dengan PP‐BLM, selanjutnya di bawa oleh tim fasilitator ke kantor KMW/OC/Korkot untuk di verifikasi  

   

5 KMW/OC/Korkot memverifikasi Dokumen kelengkapan pencairan  

Format verifikasi pencairan dana BLM    

Berkas disiapkan oleh KMW/OC/Korkot untuk selanjutnya akan di bawa kepada Kepala Satker P2KP sesuai jadwal rencana rinci pengririman dokumen. 

   

Catatan : Proses pelaksanaan L‐6 s/d L8 adalah proses yang dilaksanakan oleh masing‐masing instansi, dimana bukan lagi menjadi kewenangan Konsultan untuk menjelaskan proses secara detail 

              

20  PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 

 

Siklus      :  PENDAMPINGAN PENCAIRAN DANA BLM 

Kode Kegiatan   :  L‐9 s/d 10 Nama Kegiatan   : Penyaluran dan Pemanfaatan Dana BLM ke KSM 

 A. SASARAN KEGIATAN 

No  Sasaran  Indikator  Sumber Informasi 

BKM/LKM  dapat  menyalurkan  dana BLM ke KSM sesuai PJM pronangkis dan KSM  dapat  memanfaatkan  dana  BLM sebagai  pelengkap  bagi  pembelajaran mereka. 

KSM  menerima  dana  BLM  sesuai BAPPUK/RPD  dan  melaksanakan  kegiatan KSM  sesuai  proposal  yang  disetujui BKM/LKM/UP‐UP 

BAPPUK/RPD 

Proposal KSM 

Laporan Kegiatan KSM 

 B. PROSEDUR PELAKSANAAN 

No  Prosedur  Alat Bantu  Pelaporan Kegiatan 

1  BKM/LKM dalam waktu kurang lebih dua hari dari sejak diterbitkannya SP2D akan menerima transfer dana BLM sesuai yang diajukan.  

Lembar SP2D 

Lembar penarikan dana 

 

2  Setelah dipastikan bahwa dana BLM telah masuk ke rek.BKM/LKM, selanjutnya anggota BKM/LKM yang menandatangani di Rek. BKM/LKM bisa mencairkan dana BLM di Bank pelaksana daerah setelah memenuhi syarat pemanfaatan dana BLM. 

Untuk keamanan dan efisiensi, kesekretariatan yang ditunjuk BKM/LKM bisa saja pada hari itu juga membagikan kepada KSM (sesuai BAPPUK/RPD) melalui transfer ke rekening KSM  atau ke KSM langsung yang dibagikan di Bank dan disaksikan oleh pihak‐pihak yang terkait (wakil RW, aparat kelurahan/desa, BPD/LPM dan masyarakat). 

Namun apabila dirasakan aman untuk membawa dana BLM ke kelurahan/desa, BKM/LKM melalui kesekretariatan dapat menyalurkan dana BLM ke KSM di masing‐masing kelurahan/desa yang dihadiri oleh warga, sehingga masyarakat setempat dapat mengetahui secara terbuka proses penyaluran dana BLM 

Saat pulang membawa dana BLM, sebaiknya KSM di kawal bersama‐sama. 

Khusus untuk UPK, wajib mencatat transaksi penyaluran dana BLM ke KSM dalam pembukuan UPK seketika pada saat Kesekretariatan 

Lihat syarat‐syarat pemanfaatan dana BLM dalam setiap tahap pencairan 

BAPPUK/RPD pencairan dana BLM 

Bukti penyaluran dana ke KSM 

PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM  21 

 

No  Prosedur  Alat Bantu  Pelaporan Kegiatan 

menyerahkan dana BLM ke KSM. 

Setelah melaksanakan kegiatannya, KSM mempertanggungjawabkan baik secara fisik maupun administrasi kepada UP‐UP. 

Format Laporan pelaksanaan kegiatan KSM Laporan pelaksanaan kegiatan KSM 

Dari seluruh laporan KSM , UP‐UP membuat laporan pertanggungjawaban kepada BKM/LKM dan diserahkan melalui kesekretariatan. 

Laporan pelaksanaan kegiatan KSM 

Laporan rekapitulasi kegiatan KSM 

Surat Pernyataan Penyelesaian Pekerjaan (SP‐3) 

Khusus untuk KSM usaha ekonomi, maka KSM mempunyai kewajiban mengembalikan dana pinjaman ke UPK dan dana pengembalian dari KSM diterima kembali oleh UPK.Beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan oleh UPK adalah sebagai berikut : 

Dana pengembalian KSM tidak dibenarkan mengendap secara cash di UPK lebih dari 2 (dua) hari; 

Jumlah dana cash maksimum yang boleh dipegang oleh UPK adalah 1,5 juta, apabila lebih dari 2 (dua) hari belum terjadi perguliran, maka UPK wajib menyetorkan dana yang ada ke rekening BKM/LKM; 

UPK harus terus berupaya memfasilitasi penyusunan dan penilaian kelayakan teknis proposal KSM serta memfasilitasi KSM layak yang selanjutnya diajukan kepada BKM/LKM untuk permohonan perguliran. 

Atas dasar proposal yang layak tersebut BKM/LKM akan mengadakan rapat prioritas KSM dan menetapkan sejumlah KSM sesuai dana yang tersedia kemudian hasil ketetapan tersebut dituangkan ke dalam BAPPUK/RPD perguliran. 

Berdasarkan BAPPUK/RPD perguliran tersebut KSM, BKM/LKM melalui Kesekretariatan akan mencairkan sejumlah dana ke UPK yang selanjutnya oleh UPK akan disalurkan kepada KSM sesuai usulan kegiatan. 

   

      

22  PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 

 

VI.2 BLM PLPBK a. Lingkup Penggunaan Dana 

Untuk kegiatan PLPBK pemanfaatan dana BLM meliputi: 

1. Perencanaan  dan  penganggaran,  dimana  masyarakat  secara  bersama‐sama memahami  kebutuhannya  dan  potensi  yang  mereka  miliki  untuk  kemudian menyusun rencana anggarannya. 

2. Perencanaan, dimana masyarakat merencanakan secara bersama apa yang akan dilakukan pada setiap tahapan siklus PLPBK 

3. Pemanfaatan,  dimana  masyarakat  mengoptimalkan  dana  BLM  yang  sudah diberikan untuk dimanfaatakan pada setiap siklus PLPBK sebagai stimulan, serta 

4. Pertanggungjawaban publik, hal ini sangat penting karena asas transparansi dan akuntabilitas merupakan hal yang dipersyarakan dalam kegiatan PLPBK 

 b. Persyaratan Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM PLPBK 

 BLM  untuk  kegiatan  PLPBK    secara  umum  akan  terbagi  atas  dua  kelompok pemanfaatan yaitu: 

  Maksimum  Rp  150  juta,  dimanfaatkan  untuk  BOP  BKM  dan  dukungan 

perencanaan dan pemasaran kawasan, dengan komposisi pemanfaatan sebagai berikut: (1) biaya tenaga ahli pendamping masyarakat, (2) biaya pengembangan kapasitas  masyarakat,  (3)  dukungan  proses  perencanaan  partisipatif  dan pemasaran  hasil‐hasil  perencanaan.  BOP  BKM  termasuk  BOP  untuk  kegiatan TIPP dsb. 

Dana sisanya dimanfaatkan untuk pelaksanaan pembangunan fisik dalam rangka meningkatkan  kualitas  pelayanan  lingkungan  permukiman,  prasarana  dan sarana.   Dana  tersebut hanya merupakan bagian  kecil dari  seluruh dana  yang diperlukan  kelurahan  untuk mewujudkan  hasil  perencanaan  partisipatif.  Oleh karena  itu perlu mendorong masyarakat bersama pemerintah  kabupaten/kota untuk menjalin kemitraan dengan pihak‐pihak  lainnya  (dunia usaha, SKPD Lain, LSM dan kelompok peduli lainnya).  

 

Dana  tersebut  hanya  merupakan  bagian  kecil  dari  seluruh  dana  yang  diperlukan kelurahan/desa untuk mewujudkan hasil perencanaan partisipatif.: 

  Dana BLM  Tahap  I  .Untuk  kelurahan/desa  terpilih, dialokasikan dana  stimulan 

BLM tahap I untuk dapat menghasilkan : (a) Sosialisasi dan diseminasi PLPBK (b) Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) kelurahan/desa  (c) Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) yang dilengkapi 

Detail Engineering Desain (DED)   (d) Aturan  bangunan  dan  lingkungan  setempat  serta  aturan‐aturan  lain  yang 

menjadi kesepakatan bersama (Aturan Bersama),  (e) Pemasaran hasil‐hasil perencanaan, terutama kawasan prioritas yang akan 

ditata kembali 

PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM  23 

 

  Dana BLM  Tahap  II,  setelah dana BLM  tahap  I dimanfaatkan  secara maksimal 

maka  pada  tahap  2  akan  dialokasikan  dana  stimulan  BLM  tahap  II  yang dimanfaatkan untuk pelaksanaan kegiatan  fisik yang  telah direncanakan dalam Rencana  Tindak  Penataan  Lingkungan  Permukiman  (RTPLP)  Kawasan  Prioritas permukiman miskin 

  Dana  BLM  Tahap  III.  Untuk  kelurahan/desa  yang  telah  menerima  dan 

memanfaatkan  dana  BLM  tahap  II  dengan  kinerja  baik  , maka  akan  diberikan dana BLM melalui pencairan BLM  tahap  III. Hal  ini dimaksudkan agar kegiatan yang  telah  direncanakan  dalam  Rencana  Tindak  Penataan  Lingkungan Permukiman dapat terus dilaksanakan 

 

Tahap Pencairan  Syarat Pencairan  Syarat Pemanfaatan 

 BLM‐1 Rp. 150.000.000  Alokasi peruntukan : 1. BOP BKM/LKM untuk 

kegiatan PLPBK (10 juta) 

2. Biaya Tenaga/Tim Ahli Pendamping Peren‐canaan Partisipatif ( 25 juta) 

3. Biaya Tenaga Ahli/Tim Pendamping Pemasaran ( 25 juta) yang dapat dimanfaat‐kan  pada saat proses penyusunan RPLP dan RTPLP.  

4. Dukungan pengembangan kapasitas masyarakat, (terkait kegiatan peren‐canaan, pemasaran, pelaksanaan dan pengelolaan pembangunan) serta dukungan proses perencanaan dan pemasaran (90 juta) 

 

    1. Rencana Kerja (Actionplan) 

Kegiatan (termasuk RAB dan Jadwal) Perencanaan dan Pemasaran disepakati dan diverifikasi Korkot/Askot mandiri. Ketentuan Action plan dan RAB disajikan pada Lampiran 1  

2. Setelah SPPB ditandatangani dan diverifikasi oleh Korkot/ Askot Mandiri. Ketentuan SPPB disajikan pada Lampiran 2  

    1. Action plan dan RAB 

Perencanaan partisipatif sudah dilakukan revisi (jika ada perubahan). 

2. Rencana Penggunaan Dana (RPD) telah disusun TIPP dan diverifikasi Korkot / Askot Mandiri. 

3. Rencana Penggunaan Dana Detail (RPD Detail) TIPP dan atau KSM sudah diverifikasi dan dinyatakan layak 

4. Untuk pemanfaatan dana pertama kali (pasca pencairan) harus memenuhi syarat poin 1, 2 dan 3 di atas, dan untuk pemanfaatan selanjutnya dilengkapi dengan Laporan Penggunaan Dana (LPD) Tim Inti Perencana (TIPP) dan atau KSM yang sudah diverifikasi dan dinyatakan layak, oleh Korkot/Askot Mandiri.  

5. Kinerja pembukuan BKM minimal memadai.  

24  PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 

 

BLM‐2 Rp. 600.000.000  Alokasi peruntukan : 1. Pelaksanaan  Pembangunan Fisik (1)  

  

1. RPLP, selesai dan disepakati warga & Pemerintah kota/kabupaten 

2. Rencana kerja tindak lanjut  (termasuk RAB dan Jadwal) untuk penyusunan perencanaan kawasan prioritas (RTPLP) dan pemasaran hasil  perencanaan partisipatif telah disepakati dan diverifikasi Korkot/Askot Mandiri  

3. Rancangan Rencana kerja (actionplan) dan RAB Pelaksana an Pembangunan fisik 1 yang diverifikasi Korkot /Askot Mandiri   

 

1. RTPLP termasuk DED dan RAB pelaksanaan pembangunan fisik 1, selesai dan telah disepakati warga dan Pemerintah Kabupaten/ Kota yang disetujui Korkot/ Askot Mandiri 

2. Dana BLM‐ 1  telah dimanfaatkan sekurang‐kurangnya 30%  dan sudah   dilengkapi Laporan Penggunaan Dana (LPD) yang sudah diverifikasi Korkot/Askot Mandiri  

3. Rencana Penggunaan Dana (RPD) untuk pelaksanaan kegiatan  pembangunan fisik  telah disusun KSM dan diverifikasi Korkot / Askot Mandiri. 

4. Rencana Penggunaan Dana Detail (RPD Detail) KSM sudah diverifikasi dan dinyatakan layak. 

5. Laporan Penggunaan Dana (LPD) KSM sudah diverifikasi dan dinyatakan layak 

6. Kegiatan‐kegiatan yang dilaksanakan telah diperiksa dan ditandatangani oleh Tim Fasilitator serta diverifikasi Korkot/Askot Mandiri 

BLM‐3 Rp. 250.000.000  Alokasi peruntukan : 1. Pelaksanaan kegiatan 

fisik‐ 2 (kedua) Rp.250 juta 

1. Penggunaan dana untuk pelaksanaan kegiatan fisik 1 (kesatu) sekurang‐kurangnya telah termanfaatkan 50 %,  dan dilengkapi Laporan Kemajuan pekerjaan ( Lihat Lampiran 3: Form Kemajuan pekerjaan fisik) dan Laporan Penggunaan Dana  (LPD). Laporan tersebut telah diverifikasi Korkot /Askot Mandiri 

a. Laporan  Penggunaan Dana (LPD) BLM ‐ 2  khusus  alokasi pembangunan  Fisik 1 telah 100% dan sudah diverifikasi Korkot dan Askot Mandiri dan dinyatakan benar. 

b. Dokumen Rencana Tindak (Action Plan) dan RAB untuk pelaksanaan 

PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM  25 

 

2. Rencana kerja, DED dan RAB pelaksanaan kegiatan fisik tahap 2  dan diverifikasi/disepakati Korkot /Askot Mandiri dan Tim Teknis Pemerintah Kabupaten/Kota  

pembangunan sudah dilakukan revisi (jika ada perubahan). 

c. Rencana Penggunaan Dana (RPD) telah disusun KSM dan diverifikasi Korkot / Askot Mandiri 

d. Rencana Penggunaan Dana Detail (RPD Detail) KSM sudah diverifikasi dan dinyatakan layak oleh Korkot dan Askot Mandiri 

e. Laporan Penggunaan Dana (LPD) KSM sudah diverifikasi dan dinyatakan layakoleh  Korkot dan Askot Mandiri 

f. Kegiatan‐kegiatan yang dilaksanakan telah diperiksa dan ditandatangani oleh Tim Fasilitator serta diverifikasi Korkot/Askot Mandiri 

  

   Catatan: Ketentuan khusus Pemanfaatan BLM PLPBK  

1) Tahapan  kegiatan  dalam  rencana  kerja  (actionplan)  dan  RAB  disusun  sesuai 

Lampiran  1.  Besaran  nilai  RAB  setiap  tahapan  pelaksanaan  kegiatan  yang 

sesuai rencana kerja, tidak harus direalisasikan 100%. Realisasi tersebut perlu  

memperhatikan prinsip‐prinsip penghematan. Bila ada dana tersisa, maka sisa 

dana tersebut dapat dialokasikan kembali untuk merealisasikan kegiatan pada 

tahap berikutnya. 

2) BLM‐1  yang  dialokasikan  untuk  kegiatan  Pemasaran  dapat  direalisasikan 

sampai dengan pelaksanaan pembangunan fisik berakhir 

 

3) BLM‐1  yang  dialokasikan  untuk  pengembangan  kapasitas masyarakat  dapat 

direalisasikan  sampai dengan pelaksanaan kegiatan PLPBK berakhir 

4) Ketentuan Pemanfaatan BOP BKM/LKM untuk kegiatan PLPBK 

a. BOP  BKM/LKM  untuk  PLPBK  sebesar  10  juta  rupiah  dimanfaatkan  untuk 

mendukung  tugas‐tugas  BKM/LKM  dalam melaksanakan  seluruh  tahapan 

kegiatan  Perencanaan  Partisipatif,  Pemasaran  dan  Pelaksanaan 

Pembangunan Fisik 

b. BOP  diperkenankan  untuk  membiayai  komponen‐komponen  pendukung 

pelaksanaan tugas BKM/LKM termasuk tugas TIPP, sebagai berikut: 

26  PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 

 

Biaya Transportasi 

Administrasi & ATK 

Konsumsi 

c. Pemanfaatan BOP perlu memperhatikan prinsip‐prinsip penghematan 

d. BKM/LKM  berkewajiban  melaporkan  penggunaan  dana  BOP  dan  dapat 

dipertanggungjawabkan serta tercatat dalam pembukuan PLPBK 

5) Ketentuan  pemanfaatan  biaya  Tenaga  ahli/Tim  Pendamping  Perencanaan 

partisipatif dan Tim Pendamping Pemasaran 

a. Tenaga ahli yang direkrut dan dikontrak oleh BKM/LKM dan Lurah/Kepala 

desa diperkenankan secara  individual untuk satu Kelurahan/desa dan atau 

secara Tim yang dapat mengelola satu atau lebih Kelurahan/Desa Penerima 

BLM PLPBK dalam satu Kabupaten/Kota 

b. Tenaga ahli/Tim Pendamping bertugas selama 6 (enam) bulan atau 180 hari 

Kalender  yang  dapat  dibayarkan  berdasarkan  tahapan  progres  kegiatan 

Perencanaan partisipatif dan Pemasaran yang disepakati keduabelah pihak 

c. BKM/LKM  melaporkan  setiap  penggunaan  dana  Tenaga  ahli/Tim 

Pendamping dan dicatatkan dalam pembukuan PLPBK 

6) Ketentuan‐ketentuan  lain  akan  diatur  kemudian, melalui  SOP  dan  kebijakan 

PMU dan atau Satker P2KP Pusat. 

 

c.  Alur Pencairan Dana BLM PLPBK 

Dana  BLM  PLPBK  merupakan  dana  loan  yang  dimasukan  dalam  mata  anggaran Bantuan Sosial dan dicairkan melalui Satker PBL Propinsi. Alur   Pencairan Dana BLM PLPBK mencakup beberapa katagori sebagai berikut : 

                  

PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM  27 

 

    

28  PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 

 

 d.   Langkah‐langkah Operasional Pendampingan  

Siklus    : PENDAMPINGAN PENCAIRAN DANA BLM PLPBK 

Kode Kegiatan   : L‐1   Nama Kegiatan  : Bimbingan Pendampingan Pencairan dan Pemanfaatan  dana BLM    A. SASARAN KEGIATAN 

No  Sasaran  Indikator  Sumber Informasi 

1 Fasilitator paham dan menguasai seluruh proses dan mekanisme pendampingan pencairan dana BLM  

Fasilitator mampu memfasilitasi BKM & UP‐UP untuk pencairan dana BLM 

Hasil bimbingan Faskel 

 B. PROSEDUR PELAKSANAAN 

No  Prosedur  Alat Bantu  Output Kegiatan 

1 KMW/OSP/OC melaksanakan bimbingan faskel tentang pendampingan pencairan dana BLM  

Modul dan Buku Pedoman Teknis Pendampingan Pencairan Dana BLM 

Laporan pelaksanaan kegiatan bimbingan oleh KMW/OSP/OC 

Hasil monitoring KMP 

KMW/OSP/OC/Korkot bersama‐sama fasilitator menyusun jadwal rencana bimbingan bagi BKM/LKM & UP‐UP tentang pendampingan pencairan dana BLM.  

Data Quick Status masing-masing korkot Jadwal tentatif pelaksanaan bimbingan  

                       

PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM  29 

 

 

Siklus    : PENDAMPINGAN PENCAIRAN DANA BLM PLPBK 

Kode Kegiatan   : L‐2   Nama Kegiatan  : Bimbingan Pencaiaran Dana BLM kepada BKM & UP‐UP oleh  

  Tim Fasilitator  A. SASARAN KEGIATAN 

No  Sasaran  Indikator  Sumber Informasi 

1 UP‐UP & BKM/LKM mengerti dan paham tentang mekanisme pendampingan pencairan dana BLM  

UP‐UP & BKM/LKM mampu menyiapkan usulan pencairan dana BLM 

Hasil bimbingan UP‐UP & BKM/LKM 

 B. PROSEDUR PELAKSANAAN 

No  Prosedur  Alat Bantu  Output Kegiatan 

1  Fasilitator bersama BKM/LKMmelakukan Koordinasi kepada lurah/kades tentang rencana bimbingan proses pencarian dana BLM. 

Buat kesepakatan tentang jadwal bimbingan definitif.  

Jadwal tentatif pelaksanaan bimbingan 

 

Jadwal definitif pelaksanaan bimbingan 

 

2  Fasilitator melaksanakan bimbingan tentang pendampingan pencairan dana BLM kepada BKM/LKM & UP‐UP sesuai jadwal definitive yang telah disepakati 

Modul dan Buku Pedoman Teknis Pendampingan Pencairan Dana BLM 

Laporan hasil bimbingan oleh Tim fasilitator 

Hasil monitoring KMW/OSP/OC 

3 Tim fasilitator bersama‐sama BKM/LKM & UP‐UP menyusun rencana pencairan dana BLM sesuai tahapan‐tahapan yang harus dilakukan.  

Buku Pedoman Teknis Pendampingan Pencairan Dana BLM 

Schedule kegiatan fasilitator 

 

Rencana kegiatan bersama proses pencairan dana BLM 

                       

30  PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 

 

 

Siklus  :  PENDAMPINGAN PENCAIRAN DANA BLM PLPBK 

Kode Kegiatan   :  L‐3 Nama Kegiatan   : Penyiapan Dokumen Pencairan oleh BKM/LKM & UPL yang         

  difasilitasi  oleh Fasilitator *)  A. SASARAN KEGIATAN 

No  Sasaran  Indikator  Sumber Informasi 

BKM/LKM dapat mencairkan dana BLM sesuai dengan  Actionplan  dan  RAB  untuk  BLM  1 (Perencanaan  dan  pemasaran)  dan  sesuai dengan RPLP & RTPLP untuk BLM PLPBK tahap ke 2 & 3 Kegiatan Fisik 

Adanya kesiapan BKM/LKM dalam melakukan proses penyiapan kelengkapan pencairan

Kelengkapan pencairan (7 rangkap) sesuai tahapan yang akan dicairan (Tahap I, II dan III) yang telah di tanda tangani dan di cap 

 B. PROSEDUR PELAKSANAAN 

No  Prosedur  Alat Bantu  Pelaporan Kegiatan 

Siapkan kelengkapan yang telah ada  (semuanya 7 rangkap : 1 untuk arsip BKM/LKM, 1 untuk arsip KMW/OSP/OC dan 5 rangkap untuk syarat pencairan)  

Lihat dalam lampiran Format Pencairan dana BLM 

Kelengkapan pencairan sesuai tahapan yang akan dicairan (Tahap I, II dan III) 

Siapkan format‐format yang harus diisi dan ditandatangni (semuanya 7 rangkap : 1 untuk arsip BKM/LKM, 1 untuk arsip KMW/OSP/OC/Korkot dan 5 rangkap untuk syarat pencairan) yaitu : 

SPPB  (I) bermaterai 6000 

BAPPD (I,II,III) 

Kuitansi (I, II & III) bermaterai 6000 

Berdasarkan format verifikasi yang telah disediakan ,cek kembali oleh fasilitator dan pastikan bahwa semua pengisian format telah benar sesuai yang dicontohkan 

Format verifikasi pencairan dana BLM   

Minta tanda tangan dan cap kepada pihak‐pihak yang berkepentingan seperti BKM/LKM, Lurah/Kades, KSM (sesuai dalam format yang diminta) 

Kelengkapan pencairan sesuai tahapan yang akan dicairkan (Tahap I, II dan III)  

Kelengkapan pencairan (7 rangkap) sesuai tahapan yang akan dicairan dan telah di tanda tangani dan di cap 

5 Sampaikan semua kelengkapan pencairan oleh fasilitator kepada PJOK & KMW/OSP/OC/Korkot untuk di verifikasi. 

   

         

PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM  31 

 

 

Siklus    :  PENDAMPINGAN PENCAIRAN DANA BLM PLPBK 

Kode Kegiatan   :  L‐6 & L‐7 Nama Kegiatan   : Verifikasi Kelengkapan Dokumen Pencairan oleh PJOK &     

  KMW/OSP/OC/Korkot   A. SASARAN KEGIATAN 

No  Sasaran  Indikator  Sumber Informasi 

1 PJOK  &  KMW/OSP/OC/Korkot  dapat memverifikasi  kelengkapan  administrasi  dan  teknis dokumen pencairan dana BLM. 

PJOK & KMW/OSP/OC/Korkot mampu memberikan  justifikasi  kelayakan dokumen  pencairan  dana  BLM  yang diusulkan BKM/LKM. 

Dokumen kelengkapan pencairan yang telah verifikasi oleh PJOK & KMW/OSP/OC/Korkot 

 B. PROSEDUR PELAKSANAAN 

No  Prosedur  Alat Bantu  Pelaporan Kegiatan 

1 Berkas kelengkapan dokumen pencairan dukumpulkan oleh tim fasilitator 

 Dokumen kelengkapan pencairan yang telah di verifikasi tim fasilitator 

2 Selanjutnya tim faskel membawa  berkas kelengkapan pencairan ke PJOK untuk di verifikasi 

Format verifikasi pencairan dana BLM  Dokumen kelengkapan pencairan yang telah verifikasi oleh PJOK 

3 PJOK memverifikasi berkas kelengkapan pencaiaran dan menerbitkan surat Permohonan Pembayaran BLM (PP‐BLM) 

Format PP‐BLM 

Dokumen kelengkapan pencairan yang telah verifikasi oleh PJOK dan PP‐BLM 

Dokumen kelengkapan pencairan yang telah verifikasi oleh PJOK, selanjutnya berdasarkan berkas yang telah diverifikasi oleh PJOK, PJOK akan menerbitkan surat PP‐BLM. Dokumen pencairan yang telah dilengkapi dengan PP‐BLM, selanjutnya di bawa oleh tim fasilitator ke kantor KMW/OSP/OC/Korkot untuk di verifikasi  

   

5 KMW/OC/Korkot memverifikasi Dokumen kelengkapan pencairan  

Format verifikasi pencairan dana BLM    

Berkas disiapkan oleh KMW/OC/Korkot untuk selanjutnya akan di bawa kepada Kepala Satker PBL Sementara P2KP/PBL Provinsi  sesuai jadwal rencana rinci pengririman dokumen. 

   

 Catatan : Proses pelaksanaan L‐6 s/d L8 adalah proses yang dilaksanakan oleh masing‐masing instansi, dimana bukan lagi menjadi kewenangan Konsultan untuk menjelaskan proses secara detail.          

32  PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 

 

Siklus    :  PENDAMPINGAN PENCAIRAN DANA BLM PLPBK 

Kode Kegiatan   :  L‐9 s/d 10 Nama Kegiatan   : Penyaluran dan Pemanfaatan Dana BLM ke KSM  A. SASARAN KEGIATAN 

No  Sasaran  Indikator  Sumber Informasi 

BKM/LKM  dapat  menyalurkan  dana  BLM  ke KSM  sesuai Rincian Kegiatan  (Actionplan) dan RAB  untuk  pemanfaatan  BLM  tahap  1 Perencanaan & Pemasaran dan sesuai RPLP & RTPLP untuk BLM  tahap 2 & 3 Kegiatan Fisik. KSM dapat memanfaatkan dana BLM  sebagai pelengkap bagi pembelajaran mereka. 

KSM  menerima  dana  BLM  sesuai proposal  dan  RAB/RPD  dan melaksanakan  kegiatan  KSM  sesuai proposal  yang  disetujui  BKM/LKM/UP‐UP 

RAB/RPD 

Proposal KSM 

Laporan Kegiatan KSM 

 B. PROSEDUR PELAKSANAAN No  Prosedur  Alat Bantu  Pelaporan Kegiatan 

1  BKM/LKM dalam waktu kurang lebih dua hari dari sejak diterbitkannya SP2D akan menerima transfer dana BLM sesuai yang diajukan.  

Lembar SP2D 

Lembar penarikan dana 

 

2  Setelah dipastikan bahwa dana BLM telah masuk ke rek.BKM/LKM, selanjutnya anggota BKM/LKM yang menandatangani di Rek. BKM/LKM bisa mencairkan dana BLM di Bank pelaksana daerah setelah memenuhi syarat pemanfaatan dana BLM. 

Untuk keamanan dan efisiensi, kesekretariatan yang ditunjuk BKM/LKM bisa saja pada hari itu juga membagikan kepada KSM (sesuai proposal/actionplan/RAB/RPD) melalui transfer ke rekening KSM  dan disaksikan oleh pihak‐pihak yang terkait (wakil RW, aparat kelurahan/desa, BPD/LPM dan masyarakat). 

Lihat syarat‐syarat pemanfaatan dana BLM dalam setiap tahap pencairan 

Actionplan/RAB/RPD pencairan dana BLM 

Bukti penyaluran dana ke KSM 

4 Setelah melaksanakan kegiatannya, KSM mempertanggungjawabkan baik secara fisik maupun administrasi kepada UP‐UP. 

Format Laporan pelaksanaan kegiatan KSM 

Laporan pelaksanaan kegiatan KSM 

Dari seluruh laporan KSM , UP‐UP membuat laporan pertanggungjawaban kepada BKM/LKM dan diserahkan melalui kesekretariatan. 

Laporan pelaksanaan kegiatan KSM 

Laporan rekapitulasi kegiatan KSM 

Surat Pernyataan Penyelesaian Pekerjaan (SP‐3) 

 

      

PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM  33 

 

                      

     

   

 LAMPIRAN-LAMPIRAN

              

34  PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 

 

       

LEMBAR VERIFIKASI DOKUMEN PENCAIRAN DANA BLM PNPM-MP

Nama BKM/LKM :........................................ Kelurahan/Desa :........................................ Kecamatan :........................................ Kota/Kabupaten :........................................ Propinsi :........................................ KMW :........................................

A. Verifikasi Kelengkapan & Kebenaran Dokumen

No. Jenis Dokumen Tahap Kelengkapan Kebenaran Pengisian

Data

Ada Tidak Benar Salah 1 PP-BLM 1, 2 2 SPPB-BLM 1 3 BAPPD 1, 2 4 Kuitansi 1, 2 5 Resume SP3 (BA PPP) 2 6 Fotocopy Rekening BKM/LKM 1, 2

B. Rekomendasi Verifikator

No. Level Nama, Tanda Tangan & Cap

Lembaga/Instansi

Tanggal Keterangan/Catatan

1.

Tim Faskel

2.

PJOK

3.

Korkot/Askorkot

4.

PK Kabupaten/Kota

5.

Satker Kabupaten/Kota

   

FORMAT PENCAIRAN DANA BLM ( LOKASI BARU, LAMA/ LANJUTAN)

PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM  35 

 

 Kepada Yth. Pejabat Yang Melakukan Tindakan Yang Mengakibatkan Pengeluaran Anggaran Belanja Satker Kab./Kota................................................ Di Tempat Pada Hari ini…………tanggal……bulan………tahun……, kami yang bertandatangan dibawah ini: Nama : ……………………………….. Jabatan : Penanggung Jawab Operasional Kegiatan (PJOK) PNPM-MP di

Kecamatan ………………………….….., Kota/Kab. ……………………….., berdasarkan keputusan Bupati/Walikota …………… Nomor ……, bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Republik Indonesia

Berdasarkan hasil verifikasi bersama KMW terhadap kesiapan pelaksanaan kegiatan PNPM-MP dan kelengkapan dan kebenaran dokumen pencairan dana, maka dengan ini kami mengajukan Permohonan Pembayaran Dana BLM Tahap I / II * untuk:

BKM/LKM : (tulis nama BKM/LKM) Kelurahan/Desa : Kecamatan : Kota/Kabupaten : Provinsi : Yang Membuka Rekening di Bank : (tulis nama Bank secara jelas dan lengkap) Alamat Bank : Rekening Atas Nama : (tulis Nama Pemegang Rek. sesuai buku

tab./giro) No. Rekening : Jumlah Dana BLM yang Diajukan : Rp. Terbilang :

Demikian Permohonan Pembayaran Dana BLM ini kami ajukan agar dapat diproses sebagaimana mestinya. Penanggung Jawab Operasional Kegiatan PNPM-MP, Kecamatan .................................. ..................................................................... Catatan: Kelengkapan dan kebenaran dokumen terlampir * Coret yang tidak perlu

   

PERMOHONAN PEMBAYARAN DANA BLM (PP BLM)

36  PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 

 

  

Kelurahan : _______________________ Kecamatan : _______________________ Kota/kabupaten : _______________________ SWK : _______________________ Berdasarkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan, Nomor: .............................., tanggal .............................. A. Kami yang bertanda tangan di bawah ini: I. Nama : ……………………………….. Jabatan : Penanggung jawab Operasional Kegiatan (PJOK) PNPM-MP Kecamatan………………Kabupaten/Kota…………….Propinsi………… Berdasarkan keputusan Bupati/Walikota ……………..Nomor………………

Bertindak atas nama Pemerintah Indonesia, selanjutnya disebut Pihak Pertama. II. Nama : ………………………………. Jabatan : Koordinator Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM)………………….

Desa/Kelurahan……………………Kecamatan……………………. Kabupaten/Kota……………….Propinsi………………Berdasarkan musyawarah masyarakat kelurahan dan disahkan/dicatatkan di Notaris…………………………………. No. ……………, tanggal ……………

Alamat : ……………(diisi alamat Nama Koordinator)……………………. Selanjutnya disebut Pihak Kedua B. Kedua belah pihak sepakat : 1. Pihak kedua berwewenang dan bertanggungjawab untuk menerima serta menyalurkan

dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) PNPM-MP dari pemerintah ke masyarakat melalui kelompok swadaya masyarakat (KSM) setempat. KSM akan menerima BLM melalui proses seleksi yang ditetapkan oleh BKM/LKM. KSM akan melaksanakan kegiatan sesuai dengan usulan yang diajukan dan memenuhi seluruh persyaratan umum perjanjian, sebagaimana terlampir dalam SPPB ini.

2. Pihak kedua akan melaksanakan kegiatan sesuai dengan Perencanaan Jangka

Menengah (PJM) dan Rencana Tahunan Program Penanggulangan Kemiskinan (Pronangkis) yang disusun serta disepakati masyarakat kelurahan setempat dan telah diverifikasi oleh KMW.

3. Pihak kedua bersedia mematuhi berbagai ketentuan yang berlaku di PNPM-MP,

sebagaimana disebutkan dalam Buku Pedoman P2KP dan Juklak PNPM Mandiri P2KP dan ketentuan-ketentuan lainnya, serta memenuhi persyaratan umum perjanjian (terlampir).

4. Surat Perjanjian Penyaluran Bantuan ini ditandatangani oleh kedua belah pihak setelah

Pihak Kedua menyerahkan hasil verifikasi KMW terhadap PJM dan Rencana Tahunan Pronangkis yang disepakati masyarakat kepada PJOK.

SURAT PERJANJIAN PENYALURAN BANTUAN (SPPB)

PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM  37 

 

5. Tahapan Penyaluran Dana

a. Untuk Katagori Fiskal Rendah

Pembayaran Tahap I (60%) Porsi APBN : Rp. Pembayaran Tahap II (35%) Porsi APBN : Rp. (5%) Porsi APBD*) : Rp. --------------------------- Jumlah dana Bantuan PNPM-MP : Rp

b. Untuk Katagori Fiskal Sedang

Pembayaran Tahap I (60%) Porsi APBN : Rp. Pembayaran Tahap II (30%) Porsi APBN : Rp. (10%) Porsi APBD*) : Rp. --------------------------- Jumlah dana Bantuan PNPM-MP : Rp

c. Untuk Katagori Fiskal tinggi

Pembayaran Tahap I (60%) Porsi APBN : Rp. Pembayaran Tahap II (25%) Porsi APBN : Rp. (15%) Porsi APBD*) : Rp. --------------------------- Jumlah dana Bantuan PNPM-MP : Rp

d. Untuk Katagori Fiskal sangat tinggi

Pembayaran Tahap I (60%) Porsi APBN : Rp. Pembayaran Tahap II (20%) Porsi APBN : Rp. (20%) Porsi APBD*) : Rp. --------------------------- Jumlah dana Bantuan PNPM-MP : Rp

Catatan  :  *)mekanisme pencairan melalui DDUPB-APBD diserahkan kepada masing-masing Kabupaten/Kota yang mengacu pada Permendagri No. 32 Tahun 2011 Tanggal 27 Juli 2011 Tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari APBD, Permendagri No. 39 Tahun 2012 Tanggal 21 Mei 2012 Tentang Perubahan atas Permendagri No. 32 Tahun 2011 dan Permenkeu (PMK) No. 81 Tahun 2012 Tanggal 1 Juni 2012 Tentang Belanja Bantuan Sosial Pada Kementerian/Lembaga

6. Usulan kegiatan prasarana dimaksud harus diusulkan secara partisipatif, transparan dan

akuntabel atas dasar kesepakatan masyarakat, melalui serangkaian rembug warga masyarakat di kelurahan tersebut, dengan berpedoman pada PJM Pronangkis. Usulan kegiatan prasarana dimaksud harus terlebih dahulu disetujui oleh KMW.

7. Pembatalan Pembayaran BLM. Pihak kedua menyerahkan hak otorisasi kepada KMW dan Tim Koordinasi Kota/Kabupaten untuk membatalkan pembayaran dana BLM, sebagian atau seluruhnya, jika, menurut penelitian KMW dan Tim Koordinasi Kota/Kab., BKM/LKM dan/atau KSM-KSM di Kelurahan itu, tidak membutuhkan dana dimaksud, dan/atau gagal mencapai target kegiatan dan/atau gagal memenuhi prinsip dan nilai serta ketentuan dalam PNPM-MP maupun target proyek, dengan pertanda atau indikator-indikator sebagai berikut:

a. Tidak terdapat atau dipilih relawan masyarakat di kelurahan tersebut setelah 4 (empat) bulan Tim fasilitator bertugas di lokasi sasaran tersebut;dan/atau

b. BKM/LKM tidak terbentuk dan/atau kinerjanya tidak efektif setelah satu tahun pelaksanaan PNPM-MP di kelurahan tersebut;

c. Pencapaian kemajuan dan perkembangan proyek PNPM-MP tidak memuaskan dalam kurun waktu satu tahun pelaksanaan proyek;

38  PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 

 

d. Diketemukan indikasi adanya penyalahgunaan dalam penggunaan dana bantuan PNPM-MP;

e. Tidak terdapat indikasi potensi keberlanjutan (sustainability) program/kegiatan, dana dan kelembagaan di kelurahan tersebut.

f. Terdapat indikasi bahwa visi, misi, tujuan, prinsip dan nilai PNPM-MP tidak mungkin dapat dilaksanakan secara taat asas dan konsisten;

Dalam kondisi salah satu atau lebih pertanda di atas terpenuhi, maka SPPB BLM ini berlaku sebagai Surat Kuasa Otorisasi dari BKM/LKM kepada KMW dan Tim Koordinasi Kota/Kabupaten. Keduanya akan memberitahukan masyarakat kelurahan bersangkutan melalui Surat Pemberitahuan Pembatalan Bantuan Kelurahan

8. Bantuan PNPM-MP sudah termasuk biaya operasional, dana peningkatan kapasitas masyarakat dan pengendalian BKM/LKM. Untuk kelurahan/desa yang prosentase miskinnya ≥ 10% baik di lokasi lama maupun lokasi baru besarnya BOP dan dana peningkatan kapasitas masyarakat untuk masing-masing pagu BLM adalah sebagai berikut:

Untuk katagori kelurahan kecil, maka besarnya biaya operasional BKM/LKM sebesar 5 juta dan 10 juta dana peningkatan kapasitas masyarakat;

Untuk katagori kelurahan sedang, maka besarnya biaya operasional BKM/LKM sebesar 7,5 juta dan 10 juta dana peningkatan kapasitas masyarakat;

Untuk katagori kelurahan besar, maka besarnya biaya operasional BKM/LKM sebesar 10 juta dan 10 juta dana peningkatan kapasitas masyarakat.

Penarikan dana BOP ini akan dilakukan secara bertahap sesuai tahapan pencairan dana BLM yang diajukan. Untuk kelurahan/desa yang prosentase miskinnya < 10% baik di lokasi lama maupun lokasi baru besarnya BOP dan dana peningkatan kapasitas masyarakat untuk masing-masing pagu BLM adalah sebagai berikut: Untuk katagori kelurahan/desa kecil, maka besarnya biaya operasional BKM/LKM

sebesar 5 juta dan 10 juta dana peningkatan kapasitas masyarakat; Untuk katagori kelurahan/desa sedang dan besar, maka besarnya biaya

operasional BKM/LKM sebesar 7,5 juta dan 10 juta dana peningkatan masyarakat 9. Dana Bantuan PNPM-MP disalurkan melalui rekening Bank pihak kedua, sebagai berikut

Rekening atas nama :……………………………………………………………… Nama bank :……………………………………………………………… Alamat bank :………………………………………………………………

Nomor Rekening :………………………………………………………………

……………………,20….. Pihak Pertama Pihak Kedua, Penanggung Jawab Operasional Kegiatan Koordinator BKM/LKM (___________________________) (____________________)

*SPPB, salah satunya dilengkapi dengan materai Rp 6,000, lampiran SPPB dan berikut lampirannya dibuat 5 (lima) rangkap untuk dokumen penagihan ke Satker.

PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM  39 

 

 Lampiran ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari SPPB dan memiliki ketentuan yang mengikat. 

A. Definisi Kecuali apabila di dalam konteks kalimatnya mengharuskan diartikan lain, istilah yang digunakan dalam Surat Perjanjian Penyaluran Bantuan ini diartikan sebagai berikut:

1. “Hukum yang berlaku” berarti hukum dan segala perangkatnya yang ditetapkan dan

dinyatakan berlaku di Pemerintah Indonesia;

2. “SPPB” berarti Surat Perjanjian Penyaluran Bantuan PNPM-MP yang ditandatangani oleh kedua belah pihak, dimana persyaratan umum terlampir, bersama-sama dengan seluruh dokumen yang tercantum pada butir 12 Surat Perjanjian Penyaluran Bantuan PNPM-MP yang ditandatangani;

3. “Persyaratan Umum” berarti persyaratan umum pada SPPB ini;

4. “Pemerintah” berarti Pemerintah Indonesia, yang dalam hal ini Satker PNPM-MP Pusat

5. “Pihak Pertama” berarti Penanggung Jawab Operasional Kegiatan (PJOK) Kecamatan......... di tingkat Kabupaten/Kota, yang bertindak atas nama Pemerintah Indonesia;

6. “Pihak Kedua” berarti Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM)…………………, yang bertindak atas nama Masyarakat Kelurahan……………………… Kecamatan…………………… Kabupaten/ Kota ………………. Propinsi………………,

7. Pelaksana kegiatan di tingat masyarakat adalah KSM, bilamana KSM tidak mampu melaksanakan kegiatan disebabkan karena tingkat kerumitan pekerjaan maka KSM diperbolehkan untuk membentuk Panitia*). Panitia tersebut bertanggung jawab penuh kepada KSM pembentuknya.

B. Tanggungjawab

1. Tanggungjawab BKM/LKM: (a) Menjamin bahwa anggota KSM adalah masyarakat miskin dan masyarakat yang berhak

mendapat bantuan PNPM-MP, berdasarkan peta kemiskinan yang disusun melalui proses pemetaan swadaya yang dilakukan masyarakat sendiri;

(b) Menjamin bahwa usulan-usulan kegiatan yang diajukan, dinilai kelayakan oleh UP-UP terkait dan kemudian disetujui BKM/LKM adalah merupakan kegiatan yang didasarkan dari hasil pemetaan swadaya dan perencanaan partisipatif (baik PJM maupun rencana tahunan Pronangkis) yang telah disusun dan disepakati sebelumnya oleh masyarakat.

(c) Menjamin bahwa usulan-usulan kegiatan yang disetujui telah dipilih dengan menggunakan kriteria yang ditetapkan dalam Buku-Buku Pedoman PNPM-MP maupun kriteria tambahan yang ditetapkan Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Satker PNPM-MP Pusat;

(d) Menjamin bahwa usulan-usulan kegiatan KSM telah dinyatakan layak oleh UPK/UPL/UPS dan hasil penilaian kelayakan tersebut telah direkomendasi serta ditandatangani oleh KMW;

(e) Menjamin jumlah kebutuhan dana seluruh usulan kegiatan, ditambah alokasi dana untuk biaya operasional dan pengendalian BKM/LKM, tidak melebihi alokasi dana Desa/Kelurahan;

Lampiran 1 SPPB 

PERSYARATAN UMUM PERJANJIAN PENYALURAN BANTUAN

40  PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 

 

(f) Menjamin bahwa dana yang akan disalurkan ke masyarakat oleh KSM-KSM adalah sesuai dengan usulan yang telah diajukannya. Dalam hal terdapat perubahan dari rencana usulan semula, harus dibuat Berita Acara pertemuan KSM bersangkutan yang selanjutnya dibahas dan disahkan oleh Rapat Anggota BKM/LKM serta diverifikasi oleh KMW;

(g) Menjamin bahwa kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip transparansi dan akuntabilitasi sebagaimana tertuang dalam pedoman pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan Melakukan pengelolaan keuangan secara benar, tranparansi dan akuntabilitas sesuai dengan standar akuntansi yang ditetapkan.

(h) Mengundang pemeriksa keuangan independen untuk memeriksa laporan keuangan BKM/LKM, minimal satu kali satu tahun dengan biaya BKM/LKM. Selain itu, BKM/LKM juga akan terbuka terhadap pemeriksa keuangan yang ditunjuk oleh BPKP atau instansi pemeriksa lainnya.

(i) Jika hasil pemeriksaan menunjukkan adanya penyimpangan penggunaan dana oleh BKM/LKM, maka BKM/LKM wajib mengembalikan dana yang dimaksud.

(j) BKM/LKM wajib menyimpan catatan dan bukti-bukti pengeluaran terkait dengan PNPM-MP selama jangka waktu 5 tahun.

(k) Melakukan monitoring dan evaluasi setiap tahapan pelaksanaan sub-proyek dan menyerahkan laporan kemajuan setiap bulan ke PJOK, Kelurahan/Desa dan KMW; Selain itu memberikan kesempatan juga kepada instansi pemerintah, dan perwakilan donor untuk mendapatkan salinan laporan dimaksud dan salinan-salinan laporan lainnya, serta mengadakan peninjauan lapangan. Pada akhir pekerjaan, BKM/LKM berkewajiban menyerahkan laporan akhir penyelesaian pekerjaan kepada PJOK dan KMW.

(l) Menjamin bahwa dalam proses pengajuan usulan, penilaian kelayakan, persetujuan usulan, hingga pelaksanaan kegiatan maupun pemeliharaan kegiatan senantiasa didasarkan pada penerapan prinsip dan nilai PNPM-MP secara konsisten oleh segenap pelaku di tingkat masyarakat, KSM, UP dan BKM/LKM.

(m) Menjamin bahwa pelaksanaan usulan-usulan kegiatan, terutama pembangunan atau rehabilitasi prasarana lingkungan dan permukiman, didasarkan pada pedoman pengadaan, pedoman perlakuan penduduk asli, pedoman pembebasan lahan dan pemukiman kembali serta pedoman pengelolaan lingkungan sebagaimana diatur Panduan PNPM-MP dan/atau peraturan perundangan yang berlaku.

(n) Menjamin bahwa usulan-usulan kegiatan yang akan dilaksanakan dari bantuan dana BLM PNPM-MP adalah bukan kegiatan yang termasuk dalam daftar kegiatan yang dilarang di PNPM-MP (negatif list).

(o) Menjamin bahwa pelaksanaan usulan kegiatan didasarkan padat karya atau dengan cara lain yang membuka peluang kesempatan kerja seluas-luasnya bagi masyarakat miskin dan penganggur di lokasi kegiatan.

2. Tanggung jawab KSM (a) Melaksanakan kegiatan sesuai dengan usulan, prinsip-prinsip transparansi dan

akuntabilitas, pedoman perlakuan penduduk asli, pedoman pengelolaan lingkungan, pedoman pedoman pembebasan lahan dan pemukiman kembali (jika diperlukan, dilampirkan di perjanjian ini).

(b) Bila usulan sub-proyek harus dilaksanakan oleh pihak ke-3, maka prosedur pengadaan harus mengacu pada pedoman pengadaan/undang-undang yang berlaku.

(c) Menjamin bahwa dalam keseluruhan pelaksanaan kegiatan di KSM, sejak tahap penyusunan usulan kegiatan hingga pelaksanaan dan pemeliharaan kegiatan, senantiasa didasarkan pada prinsip dan nilai serta ketentuan PNPM-MP.

PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM  41 

 

(d) Menyediakan kontribusi swadaya, uang dan natura atau lainnya, dalam jumlah dan waktu sesuai yang tercantum pada usulan.

(e) Menjamin pengelolaan dan pelestarian hasil-hasil kegiatan yang telah dilaksanakan secara bertanggungjawab, transparan dan akuntabel.

(f) Menyerahkan laporan kemajuan setiap bulan ke UP-UP-BKM/LKM dan Fasilitator; Selain itu memberikan kesempatan juga kepada PJOK, KMW, Kelurahan dan lainnya untuk mendapatkan salinan laporan dimaksud dan salinan-salinan laporan lainnya, serta mengadakan peninjauan lapangan. Pada akhir pekerjaan, KSM berkewajiban menyerahkan laporan akhir penyelesaian pekerjaan kepada UPK-BKM/LKM.

(g) Menjamin keterbukaan terhadap pemeriksaan keuangan yang ditentukan oleh BPKP, maupun pemeriksa keuangan independen yang diundang oleh BKM/LKM. Jika hasil pemeriksaan menunjukkan adanya penyimpangan penggunaan dana, seperti untuk keperluan di luar rencana (konsumtif, dipinjamkan kembali dll), maka KSM penanggungjawab wajib mengembalikan dana dimaksud, sejumlah perhitungan penyimpangan yang telah terjadi. KSM wajib menyimpan catatan dan bukti-bukti pengeluaran berkaitan dengan PNPM-MP selama jangka waktu 3 tahun.

Namun demikian, KSM diperkenankan untuk tidak melaksanakan kegiatan setelah dana diterima, jika:

1) Terjadi force majeure, yaitu suatu kejadian yang mengganggu atau merusak pekerjaan di luar kemampuan pengendalian KSM. Dalam keadaan demikian, KSM wajib melaporkan kepada BKM/LKM untuk dibahas dan ditetapkan dalam Rapat Anggota BKM/LKM. Selanjutnya BKM/LKM melaporkan kepada KMW dalam batas waktu 7 hari setelah Rapat Anggota BKM/LKM dimaksud dan keputusan harus diambil KMW dalam batas waktu 14 hari;

2) Terdapat tanda-tanda yang menunjukkan bahwa sebaiknya kegiatan itu dibatalkan. Dalam keadaan demikian, maka keputusan dimaksud harus dilaporkan kepada KMW dalam batas waktu 7 hari dan keputusan diambil dalam batas waktu 14 hari;

Untuk berbagai kasus di atas, pencairan dana selanjutnya akan ditinjau kembali. Peninjauan kembali pencairan dana dapat juga terjadi jika KSM melalaikan kewajiban dan/atau kegiatannya. Dalam keadaan demikian, maka KMW harus mempelajari dan menentukan langkah-langkah selanjutnya; uang yang telah diterima mungkin harus dikembalikan segera oleh KSM, jika BKM/LKM memutuskan demikian.

3. Tanggung jawab KMW: (a) Memfasilitasi penyiapan usulan kegiatan oleh masyarakat dalam hal ketepatan sasaran,

kesesuaian dengan prinsip dan nilai PNPM-MP, serta pembelajaran masyarakat untuk membuat usulan kegiatan berdasarkan kebutuhan dan kemampuannya, khususnya melalui analisis Ekonomi Rumah Tangga (ERT) maupun Detailed Engineering Design (DED) dan lainnya.

(b) Memfasilitasi penguatan kapasitas UP-UP untuk mampu memberikan pertimbangan profesional (teknis, keuangan, dan lingkungan) terhadap usulan-usulan yang diajukan KSM.

(c) Menilai dan memberikan rekomendasi terhadap proses dan hasil penilaian kelayakan oleh UP apakah telah memenuhi kesesuaian dengan prinsip dan nilai PNPM-MP serta standard penilaian kelayakan proposal/usulan kegiatan;

(d) Mengawasi dan memfasilitasi proses prioritas dan persetujuan usulan kegiatan yang dilakukan oleh BKM/LKM.

(e) Membantu BKM/LKM dan PJOK dalam memproses administrasi pencairan dana.

(f) Melakukan pengawasan pelaksanaan kegiatan.

42  PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 

 

(g) Melaksanakan pengecekan keabsahan pengeluaran BKM/LKM dan KSM-KSM serta menandatangani dokumen pembayaran.

(h) Menyelesaikan perbedaan-perbedaan pendapat yang mungkin terjadi antara KSM, BKM/LKM dan fasilitator berdasarkan bukti-bukti faktual dan perjanjian yang ada.

(i) Mengadakan penyesuaian biaya bila terjadi perubahan dalam rincian awal pekerjaan, dan perubahan ini dibenarkan oleh KMW. Perubahan spesifikasi pekerjaan ini harus dituangkan dalam Perjanjian Tambahan.

(j) Senantiasa menjaga konsistensi penerapan prinsip dan asas PNPM-MP oleh masyarakat, KSM, UP dan BKM/LKM dalam keseluruhan proses kegiatan PNPM-MP di wilayah itu.

(k) Menjamin bahwa kegiatan yang disetujui telah memenuhi Pedoman Pembebasan Lahan dan Penampungan, dan Rencana Pengelolaan Lingkungan, jika diharuskan, atau persyaratan teknis lainnya, sebagai prasyarat pencairan dana.

(l) Bersama dengan PJOK, melakukan verifikasi dan penilaian terhadap kinerja BKM/LKM maupun pencapaian hasil keseluruhan kegiatan KSM sebagai dasar pertimbangan untuk memberikan rekomendasi pembayaran dana tahap berikutnya.

(m) Memfasilitasi BKM/LKM sedemikian rupa sehingga menjamin BKM/LKM memiliki kemampuan untuk berkelanjutan (sustainability) dan mandiri.

C. Sanksi

1. Sanksi Terhadap Penyimpangan Ketentuan Teknis PNPM-MP: (a) Definisi Penyimpangan Ketentuan Teknis PNPM-MP

(1) Dimaksud dengan penyimpangan ketentuan teknis PNPM-MP adalah tindakan dan kegiatan yang dilaksanakan oleh pihak kedua yang tidak sesuai atau bertentangan dengan Buku-Buku Pedoman PNPM-MP, ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia, dalam hal ini PMU PNPM-MP, serta ketentuan-ketentuan yang diatur di SPPB ini beserta lampirannya.

(2) Termasuk penyimpangan ketentuan teknis PNPM-MP dalam hal ini, antara lain ialah: ketidaksesuaian terhadap prinsip dan nilai PNPM-MP, ketidaksesuaian dengan tujuan dan sasaran PNPM-MP, dan bentuk-bentuk penyimpangan lainnya, dengan indikator-indikator antara lain:

o Terdapat indikasi bahwa prinsip dan nilai PNPM-MP tidak dapat dilaksanakan oleh pihak kedua secara taat asas dan konsisten; dan/atau

o Pelaksanaan kegiatan oleh pihak kedua tidak melibatkan dan/atau tidak bermanfaat bagi kepentingan perbaikan kesejahteraan masyarakat miskin; dan/atau

o Tidak terdapat atau dipilih kader-kader masyarakat di kelurahan tersebut setelah 4 (empat) bulan Tim fasilitator bertugas di lokasi sasaran tersebut; dan/atau

o BKM/LKM tidak terbentuk dan/atau kinerjanya tidak efektif setelah satu tahun pelaksanaan PNPM-MP di kelurahan tersebut; dan/atau

o Pencapaian kemajuan dan perkembangan proyek PNPM-MP tidak memuaskan dalam kurun waktu satu tahun pelaksanaan proyek; dan/atau

o Diketemukan indikasi adanya penyalahgunaan wewenang dan keputusan dalam penggunaan dana bantuan PNPM-MP; dan/atau

o Tidak terdapat indikasi potensi keberlanjutan (sustainability) program/kegiatan, dana dan kelembagaan di kelurahan tersebut; dan/atau

o Terdapat indikasi bahwa pihak kedua mengabaikan tanggungjawab dan kewajibannya sesuai dengan ketentuan dalam SPPB ini beserta lampirannya

PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM  43 

 

(b) Sanksi Selama Masa Proyek PNPM-MP

(1) Sanksi Penghentian Bantuan Yang Bersifat Sementara

i. Apabila berdasarkan penilaian KMW dan PJOK, pihak kedua dinilai melakukan penyimpangan ketentuan teknis PNPM-MP, maka pihak pertama berhak menghentikan bantuan untuk sementara waktu sampai batas yang ditetapkan oleh pihak pertama.

ii. Selama penghentian bantuan sementara waktu tersebut, pihak kedua diberi kesempatan untuk memperbaiki kinerjanya hingga telah dapat memenuhi ketentuan teknis PNPM-MP, sebagaimana ditetapkan pada Buku-Buku Pedoman PNPM-MP, SPPB beserta lampirannya dan ketentuan-ketentuan lain yang ditetapkan Pemerintah Indonesia.

iii. Selama penghentian bantuan sementara waktu tersebut, pihak pertama berhak menunjuk pihak tertentu untuk melakukan pemeriksaan, pendampingan masyarakat, maupun langkah-langkah lainnya yang dianggap perlu agar ketentuan teknis PNPM-MP dapat dilaksanakan dengan baik oleh pihak kedua.

iv. Termasuk kategori sanksi penghentian yang bersifat sementara ini adalah penundaan atau penghentian sementara pelaksanaan kegiatan PNPM-MP, penundaan atau penghentian sementara pembayaran dana BLM tahap berikutnya dan tindakan lain yang ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia.

(2) Sanksi Penghentian Bantuan Yang Bersifat Tetap/Permanen

i. Dalam hal setelah diberi kesempatan untuk memenuhi ketentuan teknis PNPM-MP, dengan difasilitasi oleh KMW ataupun bentuk bantuan teknis lainnya yang diberikan oleh pihak pertama, ternyata pihak kedua dinilai masih tidak mampu memenuhi ketentuan teknis yang berlaku di PNPM-MP sampai batas waktu yang ditetapkan, maka pihak pertama berhak menghentikan bantuan PNPM-MP secara tetap/permanen di wilayah tersebut.

ii. Melalui penghentian bantuan PNPM-MP yang bersifat tetap/permanen, maka pihak pertama berhak untuk menghentikan bantuan teknis maupun bantuan dana BLM tahap berikutnya. Hal ini berarti bahwa pihak kedua tidak diperkenankan lagi diikutsertakan dalam pelaksanaan PNPM-MP.

(c) Sanksi Pasca Proyek PNPM-MP

(1) Sanksi Pengambilalihan Sementara dan Tindakan Korektif

i. Apabila setelah berakhirnya masa proyek PNPM-MP hingga batas waktu yang ditetapkan dalam ketentuan hukum yang berlaku, pihak kedua dinilai melakukan penyimpangan ketentuan teknis PNPM-MP, maka Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Satker PNPM-MP Pusat, berhak menunjuk pihak tertentu untuk mengambil alih permasalahan yang berwewenang melakukan tindakan-tindakan korektif yang diperlukan.

ii. Termasuk dalam kategori tindakan-tindakan korektif yang dapat dilakukan antara lain adalah restrukturisasi BKM/LKM, pembekuan kegiatan PNPM-MP di wilayah bersangkutan dan tindakan-tindakan lainnya yang ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia

(2) Sanksi Pengembalian Asset PNPM-MP ke Kas Negara

i. Apabila pengambilalihan sementara dan tindakan korektif yang dilakukan Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Satker PNPM-MP, ternyata tidak dapat

44  PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 

 

mendorong pihak kedua untuk mampu melaksanakan ketentuan teknis PNPM-MP, maka Satker PNPM-MP Pusat berhak untuk menarik kembali asset-asset PNPM-MP yang dikelola pihak kedua untuk dikembalikan atau disetor kepada kas negara.

ii. Asset-asset PNPM-MP yang dapat ditarik kembali untuk dikembalikan atau disetor ke kas negara adalah dana BLM, inventaris, dan asset-asset dalam bentuk lainnya.

iii. Pihak pertama akan menarik kembali asset-asset PNPM-MP untuk dikembalikan atau disetor ke kas negara sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku

2. Sanksi Terhadap Penyimpangan atau Penyalahgunaan Dana Bantuan PNPM-MP: (a) Definisi Penyimpangan atau Penyalahgunaan Dana Bantuan PNPM-MP

1) Dimaksud dengan penyimpangan atau penyalahgunaan Dana Bantuan PNPM-MP adalah penggunaan, pengelolaan dan pemanfaatan dana bantuan PNPM-MP yang tidak sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam PNPM-MP, ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Satker PNPM-MP, serta ketentuan-ketentuan yang diatur di SPPB ini beserta lampirannya.

2) Termasuk penyimpangan atau penyalahgunaan Dana Bantuan PNPM-MP dalam hal ini, antara lain ialah:

o Dana Bantuan PNPM-MP digunakan atau dimanfaatkan untuk kegiatan fiktif; dan/atau

o Dilakukan potongan dana Bantuan PNPM-MP yang disalurkan kepada KSM atau masyarakat yang tidak sesuai dengan ketentuan PNPM-MP; dan/atau

o Menggelapkan atau Melarikan Dana Bantuan (BLM) PNPM-MP; dan/atau

o Penggunaan dana yang tidak dapat dipertanggungjawabkan; dan/atau

o Bentuk-bentuk penyalahgunaan dana bantuan (BLM) PNPM-MP lainnya. (b) Sanksi Selama Proyek PNPM-MP

1) Sanksi Penghentian Sementara Bantuan PNPM-MP dan Audit Khusus

i. Apabila terdapat indikasi bahwa pihak kedua melakukan penyimpangan atau penyalahgunaan dana bantuan PNPM-MP, Pemerintah Indonesia, dalam Satker PNPM-MP Pusat berhak melakukan penghentian kegiatan dan bantuan PNPM-MP untuk sementara waktu di wilayah bersangkutan.

ii. Selama masa penghentian bantuan sementara tersebut Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Satker PNPM-MP, berhak menunjuk auditor independent untuk melakukan audit khusus kepada pihak kedua.

2) Sanksi Penghentian Bantuan PNPM-MP dan Tindakan Hukum

i. Apabila berdasarkan hasil audit khusus tersebut menunjukkan secara nyata adanya penyimpangan atau penyalahgunaan dana bantuan PNPM-MP, maka Pihak pertama menghentikan kegiatan dan bantuan PNPM-MP secara tetap

ii. Pihak Pertama berhak untuk melakukan tindakan hukum sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku

iii. Pihak Kedua berkewajiban untuk mengembalikan dana bantuan PNPM-MP kepada Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Satker PNPM-MP Pusat, untuk selanjutnya disetor ke kas negara, sesuai ketentuan hukum yang berlaku.

PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM  45 

 

(c) Sanksi Pasca Proyek PNPM-MP 1) Sanksi Tindakan Hukum

Terhadap penyimpangan atau penyalahgunaan dana bantuan PNPM-MP yang dilakukan pihak kedua pada periode setelah berakhirnya proyek PNPM-MP, Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Satker PNPM-MP Pusat, berhak melakukan tindakan hukum sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

2) Sanksi Pengembalian Asset Bantuan PNPM-MP ke Kas Negara

Pihak Pertama berhak untuk menuntut proses sita jaminan maupun meminta penarikan kembali dana bantuan dan asset PNPM-MP yang diterima serta dikelola oleh pihak kedua sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

D. Keadaan Memaksa (Force Majeure)

1. Definisi: (a) Untuk keperluan SPPB ini, “Keadaan Memaksa” (“Force Majeure”) berarti sebagai suatu

kejadian yang tidak dapat dihindari dan diluar kemampuan salah satu pihak, yang menyebabkan salah satu pihak tersebut tidak mungkin melaksanakan tanggungjawabnya, atau tidak dapat melaksanakan tugasnya; Keadaan seperti itu termasuk, perang, huru-hara, epidemi, gempa bumi, badai, banjir atau akibat dari kondisi alam lainnya, pemogokan masal (kecuali apabila dalam hal pemogokan, larangan bekerja atau gangguan industri tersebut, Kedua belah pihak atau salah satu pihak memiliki kemampuan untuk mencegah terjadinya Keadaan Memaksa), penyitaan atau tindakan lain oleh pemerintah.

(b) Keadaan memaksa tidak termasuk (i) kejadian yang disebabkan oleh kelalaian atau tindakan disengaja dari salah satu pihak. (ii) kejadian dimana salah satu pihak dapat menduga hal-hal sebagai berikut: (A) Pada saat itu sudah bisa mempertimbangkan konsekuensi dari adanya SPPB, (B) menghindari atau mengatasi kendala dalam pelaksanaan kewajiban-kewajiban yang ditentukan dalam proyek.

2. Tidak Merupakan Pelanggaran atas SPPB:

Kegagalan salah satu pihak dalam memenuhi kewajibannya yang diatur dalam SPPB ini, tidak dapat dianggap sebagai suatu pelanggaran atau ingkar janji, jika kegagalan tersebut karena suatu “Keadaan Memaksa”, dengan ketentuan bahwa pihak yang terkena kejadian tersebut telah melakukan segala tindakan pencegahan yang wajar dan melakukan upaya alternatif yang dapat dipertanggungjawabkan, semua itu dilakukan dengan tujuan melaksanakan ketentuan dan syarat SPPB. 3. Langkah-Langkah Yang Harus Diambil:

a. Pihak yang mengalami Keadaan Memaksa harus secepatnya melakukan segala tindakan yang dapat mengatasi halangan tersebut agar dapat memenuhi kewajiban SPPB dengan sekecil mungkin keterlambatan.

b. Pihak yang mengalami Keadaan Memaksa harus memberitahukan secepatnya kepada Pihak lainnya selambat-lambatnya empat belas (14) hari sejak terjadinya keadaan memaksa tersebut, menyampaikan fakta dan menjelaskan sifat dari kejadian tersebut, demikian pula secepat mungkin memberitahukan jika keadaan telah normal kembali.

c. Kedua belah Pihak harus melakukan segala tindakan yang wajar agar Konsekuensi dari kejadian Keadaan Memaksa tersebut menjadi sekecil mungkin.

46  PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 

 

4. Konsultasi:

Selambat-lambatnya tiga puluh (30) hari, dari terjadinya keadaan memaksa yang mengakibatkan salah satu pihak tidak dapat melaksanakan kewajibannya tersebut, Para Pihak harus saling berkonsultasi untuk memperoleh kesepakatan mengenai tindakan tepat apa yang harus dilakukan dalam keadaan itu.

E. Berlaku Jujur, Adil, Transparan dan Akuntabel

Para Pihak yang terikat dalam SPPB ini harus berlaku jujur, menghormati hak-hak pihak lain, transparan, akuntabel serta harus menjalankan semua keputusan-keputusan yang telah disepakati untuk merealisasikan SPPB ini.

F. Penyelesaian Perselisihan

1. Penyelesaian Secara Musyawarah:

Para Pihak yang kan mencari jalan keluar terbaik untuk menyelesaikan setiap perselisihan yang timbul, atau perselisihan yang berhubungan dengan pasal-pasal dalam SPPB ini atau perselisihan yang timbul karena penafsiran atas SPPB ini .

2. Penyelesaian Sesuai Ketentuan Hukum Yang Berlaku:

Jika ada perselisihan yang timbul diantara para pihak dalam SPPB ini yang tidak dapat diselesaikan secara musyawarah dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari setelah diterima oleh satu pihak dari pihak yang lain, permintaan penyelesaian masalah dapat dimintakan oleh salah satu pihak untuk diselesaikan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. ………………….,20…… Pihak Pertama Pihak Kedua, Penanggung Jawab Operasional Kegiatan/PJOK Koordinator BKM/LKM (___________________________) (____________________) KSM-KSM **) Mengetahui, (Disesuaikan dengan jumlah KSM) KMW…………………….. 1. ____________________ 2. ____________________ 3. ____________________ 4. ____________________ 5. ____________________ (____________________)

(Korkot) *) Tim Pelaksana **) Diisi oleh Wakil KSM (Ketua/Anggota).   

PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM  47 

 

Kelurahan/desa : _______________________ Kecamatan : _______________________ Kota/kabupaten : _______________________ SWK : _______________________ Pada Hari ini…………tanggal……bulan………tahun……, kami yang bertandatangan dibawah ini: 1. Nama : ……………………………….. Jabatan : Penanggung jawab Operasional Kegiatan (PJOK) PNPM-MP di

kecamatan tersebut di atas, berdasarkan keputusan Bupati/Walikota …………… Nomor ……, bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Republik Indonesia, selanjutnya disebut Pihak Pertama.

2. Nama : ………………………………. Jabatan : Ketua Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM/LKM)……………….

…………. di Kelurahan tersebut di atas, Berdasarkan musyawarah warga masyarakat dan disahkan/dicatatkan di Notaris …………………………….. No. ….………., tanggal ……………. Selanjutnya disebut Pihak Kedua

Dengan ini secara bersama-sama telah melakukan penelitian dan menyatakan bahwa:

KSM-KSM di Desa/Kelurahan dimaksud telah siap melaksanakan kegiatan yang diusulkan dan disetujui oleh BKM/LKM, dengan bantuan PNPM-MP

BKM/LKM berhak menerima pencairan dana tahap …... dan telah memenuhi persyaratan*) berikut: Ya Tidak

1. Persyaratan pencairan tahap I: LKM telah melaksanakan review partisipatif (kelembagaan, keuangan

dan PJM/Renta Pronangkis); anggota LKM yang telah habis masa baktinya harus sudah dipilih ulang dengan minimum 30% penduduk dewasa mengikuti pemilihan tingkat basis

LKM menandatangani Surat Perjanjian Pemberian Bantuan (SPPB) dengan pihak pemerintah yang diwakili PJOK;

Melengkapi form dokumen pencairan (PP-BLM, BAPPD, Kwitansi, Copy Rek.LKM)

2. Persyaratan pencairan tahap II: Administrasi keuangan (pembukuan) Sekretariat dan UPK telah

diverifikasi oleh KMW (Askot Ekonomi/Manajemen Keuangan) dengan hasil baik

Melengkapi form dokumen pencairan (PP-BLM, BAPPD, Kwitansi, Copy Rek.LKM, Resume SP-3)

*) Persyaratan dinilai terpenuhi jika BKM/LKM menjawab “Ya” untuk setiap syarat di atas !

BERITA ACARA PENARIKAN/PENGGUNAAN DANA BLM (BAPPD BLM)

48  PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 

 

Rekapitulasi penarikan/penggunaan dana:

No. Uraian Jumlah

1. Total bantuan yang disetujui (a) Rp …………………..

2. Pencairan sampai dengan tahap lalu (b) Rp …………………..

3. Dana yang telah dimanfaatkan/ditarik dari rekening BKM/LKM (c) Rp …………………..

4. Sisa dana yang belum dimanfaatkan (b-c) Rp …………………..

5. Pengajuan Pencairan tahap ini (d) Rp …………………..

6. Sisa bantuan yang belum dicairkan (a-b-d) Rp …………………..

Dengan disepakatinya pencairan dana tahap ini, maka BKM/LKM bertanggungjawab untuk menyalurkannya kepada KSM-KSM di Desa/Kelurahan dimaksud sesuai dengan persyaratan, jadwal dan sasaran yang telah disepakati. Demikian Berita Acara ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Pihak Pertama Pihak Kedua, Penanggung Jawab Operasional Kegiatan BKM/LKM

................................. (___________________________) (____________________) Koordinator Pernyataan KMW, Catatan : Format ini merupakan bagian dari lampiran yang harus dilengkapi untuk setiap tahap pencairan Dana BLM.  

Kami telah meneliti Surat Pernyataan di atas dan bertanggung jawab atas kebenaran isinya, serta menyanggupi untuk turut mengawasi pelaksanaannya (_____________________) Nama Jelas, Tanda tangan

Korkot dan cap KMW/OC/OSP

PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM  49 

 

Tahun Anggaran : ………………………

Nomor Bukti : ……kosongkan…… MAK : ……kosongkan……

Nomor : ……………kosongkan…………………

Sudah Terima Dari : Pejabat Yang Melakukan Tindakan Yang Mengakibatkan Pengeluaran Anggaran Belanja Satker Kabupaten/Kota.................................................................

Jumlah Uang : Rp. ....................................... Terbilang : .........................................................................................

.................................................................................................

Untuk Pembayaran : Pencairan Dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) Tahap .....................(........%)

Sesuai BAPPD Tgl. .............. Untuk BKM/LKM

..............................................................................

…............................,...................200....

BKM/LKM …………………………………….

…………………………………….

     

 

KUITANSI BUKTI PEMBAYARAN

Mengetahui : Kuasa Pengguna Anggaran

Satker Kabupaten/Kota ………………………….

(..............................................)

Setuju dibayar : a.n. Kuasa Pengguna Anggaran/Pembuat Komitmen

Pejabat Yang Melakukan Tindakan Yang Mengakibatkan Pengeluaran Anggaran Belanja

Kabupaten/Kota ………………………….

(..............................................)

50  PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 

 

  Kelurahan/Desa : ………………………………….. Kecamatan : ………………………………….. Kota/Kabupaten : ………………………………….. SWK : ………………………………….. Yang bertanda tangan di bawah ini Koordinator Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM/LKM) di Kelurahan sebagaimana di maksud di atas, dengan ini secara bersama-sama menyatakan bahwa pelaksanaan kegiatan oleh KSM penerima BLM Tahap I / II per tanggal........bulan.................tahun.................telah mencapai kemajuan sebagaimana berikut ini : No. Nama KSM Jenis/Judul

Usulan Kegiatan

Katagori Kegiatan

(Sosial/Ekonomi/Lingkungan)

Dana BLM PNPM-MP (Rp.)

% Kemajuan

Tanda Tangan Wakil KSM

Cat.: diisi sesuai jumlah KSM penerima BLM ……………………,…............ 200xx Yang Membuat Pernyataan 1 .......................................... (Koordinator BKM/LKM) 2. …………………………….. (UPL) 3. …………………………….. (UPS) 4. …………………………….. (UPK)

          

Pernyataan KMW/OC/OSP Kami telah meneliti Berita Acara di atas

dan dengan ini menyatakan turut bertanggungjawab atas kebenaran isinya

(_________________________) Nama jelas dan tanda tangan Korkot

serta Cap KMW/OC/OSP

BERITA ACARA STATUS PENYELESAIAN PEKERJAAN BLM (RESUME SP-3)

PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM  51 

 

                                                 

FORMAT PEMANFAATAN DANA BLM  ( LOKASI LAMA PNPM MP) 

52  PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 

 

LEMBAR VERIFIKASI PEMANFAATAN DANA BLM PNPM-MP

Nama BKM/LKM :........................................ Kelurahan/Desa :........................................ Kecamatan :........................................ Kota/Kabupaten :........................................ Propinsi :........................................ KMW :........................................

A. Verifikasi Kelengkapan & Kebenaran Dokumen

No. Jenis Dokumen Tahap Kelengkapan

Kebenaran Pengisian Data

Ada Tidak Benar Salah 1 Dokumen PJM Pronangkis 1 2 Rencana Penggunaan Dana (RPD) 1,2 3 Proposal Layak (termasuk

lampiran Daftar Anggota KSM) 1,2

4 Resume Proposal 1,2 5 SP-3 2

B. Rekomendasi Verifikator

No. Level Nama, Tanda Tangan & Cap

Lembaga/Instansi

Tanggal Keterangan/Catatan

1.

Tim Faskel

2.

PJOK

3.

Korkot/Askorkot

4.

PK Kabupaten/Kota

5.

Satker Kabupaten/Kota

PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM  53 

 

Nama BKM/LKM : _______________________ Kelurahan : _______________________ Kecamatan : _______________________ Kota/kabupaten : _______________________

SWK : _______________________ Sesuai hasil kesepakatan Rapat Anggota BKM/LKM, tanggal ………………, bertempat di ………………, maka dari daftar usulan kegiatan pada Rencana Tahunan Pronangkis dan proposal yang layak dan direkomendasi KMW, serta disesuaikan dengan alokasi dana BLM tahap I/II yang tersedia, telah dipilih melalui forum pengambilan keputusan tertinggi BKM/LKM, sejumlah usulan kegiatan untuk dilaksanakan dengan seluruh ketentuan PNPM-MP adalah sebagai berikut:

No Nama KSM Jenis

Usulan Kegiatan

Lokasi dan Volume

Nilai Usulan

Kegiatan (Rp)

Sumber Pendanaan BLM

PNPM-MP (Rp)

Swadaya (Rp)

APBD (Rp.)

1 2 3 4 5 6 7

dst Biaya Operasional BKM/LKM Total

Demikian kesepakatan ini diambil untuk dilaksanakan dengan tanggungjawab dan kesadaran penuh. ………………………..,……………………..20…….. Pihak-pihak yang membuat kesepakatan *): Wakil KSM: Pengurus BKM/LKM : Pernyataan KMW (Korkot)

1. _________________ 1. _____________ 2. _________________ 2. _____________ 3. _________________ 3. _____________ 4. _________________ 5. dst Mengetahui, Kepala Kelurahan/Desa _______________ *) Diisi oleh Wakil KSM dan Pengurus BKM/LKM yang hadir dalam pertemuan dan memenuhi quórum. Ditulis nama dan Tanda Tangan

Kami telah memverifikasi sesuai kewenangan, dan menyatakan bahwa proses serta hasil dari PJM Pronangkis dan penilaian usulan-usulan kegiatan di atas telah memenuhi prinsip, dan nilai serta ketentuan PNPM-MP. (________________________) Cap, Nama Jelas dan Tanda tangan Korkot (KMW/OC/OSP)

RENCANA PENGGUNAAN DANA BLM TAHAP 1/2 (RPD BLM TAHAP 1/2)

54  PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 

 

  

                                           

   

PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM  55 

 

 

  

56  PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 

 

 Kelurahan/Desa : ___________________

Kecamatan : ___________________ Kotamadya/Kabupaten : ___________________ SWK :___________________

Yang bertandatangan di bawah ini, Koordinator Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM/LKM) di Kelurahan sebagaimana dimaksud di atas, dengan ini secara bersama-sama menyatakan bahwa pelaksanaan kegiatan oleh Kelompok Swadaya Masyarakat penerima BLM Tahap I/II*) telah mencapai kemajuan.....% (minimal 50% dari seluruh rencana yang diusulkan dalam proposal) sebagaimana dalam proposal yang disetujui. Dengan selesainya pelaksanaan kegiatan tersebut, maka tanggungjawab pengoperasian dan pemeliharaan sarana dan prasarana kegiatan sosial dan atau pengembangan usaha dan perguliran dana berada ditangan masyarakat/KSM bersangkutan dan BKM/LKM. No. Nama KSM Jenis/Judul

Usulan Kegiatan

Katagori Kegiatan

(Sosial/Ekonomi/Lingkungan)

Dana BLM PNPM-MP (Rp.)

% Kemajuan

dari rencana dalam

proposal

Tanda Tangan Wakil KSM

Cat : diisi sesuai jumlah KSM penerima BLM Yang Membuat Pernyataan, KSM ………………….. Badan Keswadayaan Masyarakat (___________________________) (____________________) Ketua/Penanggungjawab Koordinator,

Pernyataan KMW/OC/OSP (Korkot),

(* Coret yang tidak perlu)

Kami telah meneliti Surat Pernyataan di atas dan dengan ini menyatakan turut bertanggung jawab atas kebenaran isinya (_________________________)

Nama jelas dan tandatangan Korkot serta cap KMW/OC/OSP

BERITA ACARA PENYELESAIAN PEKERJAAN BLM (SP-3)

PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM  57 

 

     

RENCANA KERJA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK) Desa / kelurahan : ............................................ Kecamatan : ............................................ Kabupaten : ............................................ Provinsi : ............................................

No. Kegiatan

Bulan......................

20...

Bulan......................

20...

Bulan......................

20... dst........ Pelaksana

kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Tanggal penyusunan : ................................ Perwakilan pelaksana kegiatan Menyetujui : Nama Tanda tangan BKM/LKM 1. ............................ (...............................) 2. ............................ (...............................) Mengetahui : Lurah / Kepala Desa Unsur Pemda SF Korkot 3. ............................ (...............................) (........................) (........................) (......................) (......................) Catatan : Form ini bisa dimodifikasi sesuai kebutuhan Action plan/rencana kerja dan RAB Pencairan BLM 1 bisa disusun sebelum ditetapkannya TIPP

   

PENCAIRAN DANA BLM PLPBK

58  PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 

 

RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) PELAKSANAAN KEGIATANPENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK) Desa / kelurahan : ............................................ Kecamatan : ............................................ Kabupaten : ............................................ Provinsi : ............................................

No

Kegiatan

Rincian Kebutu

han Biaya

Satuan

Volume

Biaya Sumber Dana Penangg

ung jawab

Biaya

Satuan

Jumlah

Swadaya

BLM PLPBK

Pemda

Lainnya

1 2 3 4 5 6 7=(5X6) 8 9 10 11 12

Tanggal penyusunan : ................................ Perwakilan pelaksana kegiatan Menyetujui : Nama Tanda tangan BKM/LKM 1. ............................ (...............................) 2. ............................ (...............................) Mengetahui : Lurah / Kepala Desa/Unsur Pemda Korkot 3. ............................ (...............................) SF (........................) (........................) (......................) (.........................) Catatan : Form ini bisa dimodifikasi sesuai kebutuhan

     

PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM  59 

 

                                     

CHECKLIST PENGENDALIAN REVIEW KONDISI KELOMPOK DAN ORGANISASI            

BERKAS PENCAIRAN DANA BLM PLPBK P2KP/PNPM-MP

TAHAP 1 TAHUN 20....

BKM ....................... KELURAHAN ........................ KECAMATAN ..........................

KOTA/KABUPATEN ....................

60  PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 

 

 LEMBAR VERIFIKASI

DOKUMEN PENCAIRAN DANA BLM PLPBK BLM Tahap I P2KP/PNPM MP BKM : .................................................................... Kelurahan : ............................................................. Kecamatan : ............................................................. Kota/ Kabupaten : .............................................................

A. Verifikasi Kelengkapan & Kebenaran Dokumen

No. Jenis Dokumen Tahap Kelengkapan Kebenaran Pengisian

Data

Ada Tidak Benar Salah 1 Dokumen RAB & Rencana Tindak

(Action Plan) yang disesuaikan dengan Format Pemanfaatan BLM Tahap 1 Perencanaan Partisipatif & Pemasaran , oleh TIPP

1

2 Kuitansi 2 3 Fotocopy Rekening BKM 2

B. Rekomendasi Verifikator

No

Level Nama Tanda Tangan &

Cap Lembaga/Instansi

Tanggal Keterangan/Catatan

1.

PJOK Kecamatan

2.

TL KMW/OSP /Korkot / Askot Mandiri

3.

SNVT PBL Prov

           

PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM  61 

 

Kepada Yth. Pejabat Yang Melakukan Tindakan Yang Mengakibatkan Pengeluaran Anggaran Belanja SNVT PBL Provinsi ................ Di Tempat Pada Hari ini ...... tanggal ...... bulan ...... tahun dua ribu ................... kami yang bertandatangan dibawah ini: Nama : ......................................................... Jabatan : Penanggung Jawab Operasional Kegiatan (PJOK) P2KP/PNPM

MANDIRI-PERKOTAAN di Kecamatan........................... berdasarkan keputusan Bupati/Walikota ........................, bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Republik Indonesia

Berdasarkan hasil verifikasi bersama Koorkot dan KMW/OSP..... terhadap kesiapan pelaksanaan kegiatan PLPBK program P2KP/PNPM MANDIRI-PERKOTAAN dan kelengkapan dan kebenaran dokumen pencairan dana, maka dengan ini kami mengajukan Permohonan Pembayaran Dana BLM PLPBK Tahap I untuk:

BKM : ............................ Kelurahan : ............................ Kecamatan : ............................ Kabupaten : ............................ Provinsi : ............................ Yang Membuka Rekening di Bank : Bank ................... Alamat Bank : ............................ Rekening Atas Nama : BKM ................... No. Rekening : ............................ Jumlah Dana BLM yang Diajukan : Rp......................,- Terbilang : ............................

Demikian Permohonan Pembayaran Dana BLM ini kami ajukan agar dapat diproses sebagaimana mestinya. Penanggung Jawab Operasional Kegiatan P2KP/PNPM MANDIRI-PERKOTAAN Kecamatan .......................Kota/Kabupaten ................... ........................... NIP ...................  

PERMOHONAN PEMBAYARAN DANA BLM (PP BLM)

62  PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 

 

BKM : ................... Kelurahan : ................... Kecamatan : ................... Kabupaten : ................... Berdasarkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan, Nomor: ..................., tanggal ...................,Refisi II Nomor ..................., Tanggal .................... A. Kami yang bertanda tangan di bawah ini: 1. Nama : ................... Jabatan : SNVT PBL Provinsi ................... Berdasarkan SK Menteri Pekerjaan Umum Nomor ..................., Tanggal ....................

Bertindak atas nama Pemerintah Indonesia, selanjutnya disebut Pihak Pertama. II. Nama : ................... Jabatan : Koordinator Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) ...................

Kelurahan ................... Kecamatan ................... Kabupaten ................... Provinsi .................... Berdasarkan musyawarah masyarakat kelurahan dan disahkan/dicatatkan di Notaris ................... . No. ......, tanggal ..................

Alamat : ................... Kelurahan .................. Selanjutnya disebut Pihak Kedua B. Kedua belah pihak sepakat : A. Pihak kedua berwewenang dan bertanggungjawab untuk menerima serta menyalurkan

dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) PLPBK Tahap I dari pemerintah kepada masyarakat melalui BKM. Dana tersebut akan dimanfaatkan sesuai dengan tahapan kegiatan dan penggunaan dana BLM PLP-BK serta memenuhi seluruh persyaratan umum perjanjian, sebagaimana terlampir dalam SPPB ini.

B. Pihak kedua akan melaksanakan kegiatan sesuai dengan alokasi peruntukan dana yang

diatur dalam Pedoman Pelaksanaan PLP-BK dan/ ketentuan lain yang berlaku C. Pihak kedua bersedia mematuhi berbagai ketentuan yang berlaku Pada kegiatan Penataan

Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK)-P2KP/PNPM MANDIRI-PERKOTAAN, sebagaimana disebutkan dalam Buku Pedoman Pelaksanaan dan Pedoman Teknis PLPBK dan ketentuan-ketentuan lainnya, serta memenuhi persyaratan umum perjanjian (terlampir).

D. Surat Perjanjian Penyaluran Bantuan ini ditandatangani oleh kedua belah pihak setelah

Pihak Kedua menyerahkan hasil verifikasi KMW/Koorkot/Askot Mandiri........... terhadap Dokumen Rencana Tindak (Action Plan) dan RAB Pelaksanaan Kegiatan Perencanaan partisipatif dan Pemasaran Sosial

E. Likuidasi. Apabila berdasarkan penilaian KMW/Koorkot/Askot Mandiri ................. dan

PJOK, pihak kedua dinilai tidak mampu mengelola dana sesuai proses penyusunan Pemasaran Sosial yang dijabarkan Pedoman Pelaksanaan dan Pedoman Teknis PLPBK dan terindikasi terjadi kecurangan serta belum menunjukkan potensi keberlanjutannya, maka pembayaran dana tahap selanjutnya ditangguhkan dan diberlakukan ketentuan

SURAT PERJANJIAN PENYALURAN BANTUAN (SPPB) BLM PLP-BK

PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM  63 

 

likuidasi, hingga pihak kedua telah memenuhi syarat yang menjamin keberlangsungan kegiatan PLPBK di kelurahan dimaksud.

F. Pembatalan Pembayaran BLM. Pihak kedua menyerahkan hak otorisasi kepada KMW/

Koorkot/Askot Mandiri.................... dan Tim Koordinasi Kabupaten/Kota untuk membatalkan pembayaran dana BLM, sebagian atau seluruhnya, jika, menurut penelitian KMW/Korkot /Askot Mandiri ................... dan Tim Koordinasi Kabupaten/Kota, menyimpulkan bahwa: TIPP dan BKM di Kelurahan itu, tidak membutuhkan dana dimaksud, dan/atau gagal mencapai target kegiatan Perencanaan partisipatif dan Pemasaran Sosial dan/atau gagal memenuhi prinsip dan nilai serta ketentuan indikator-indikator yang tertuang dalam Pedoman Pelaksanaan PLPBK.

Dalam kondisi salah satu atau lebih pertanda di atas terpenuhi, maka SPPB BLM ini berlaku sebagai Surat Kuasa Otorisasi dari BKM kepada KMW/Koorkot/Askot Mandiri ........... dan Tim Koordinasi Kabupaten/Kota. Keduanya akan memberitahukan masyarakat kelurahan bersangkutan melalui Surat Pemberitahuan Pembatalan Bantuan Kelurahan

G. Dana Bantuan BLM PLP-BK P2KP/PNPM - MP ini disalurkan melalui rekening Bank pihak

kedua, sebagai berikut

Rekening atas nama : BKM ................... Nama bank : Bank ................... Alamat bank : ................... Nomor Rekening : ...................

Tempat, Tanggal ................... Pihak Pertama Pihak Kedua, SNVT PBL Provinsi ...................... Koordinator BKM

................... ( ................................ ) ( .......................... ) NIP ...................                  

64  PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 

 

 

Lampiran ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari SPPB dan memiliki ketentuan yang mengikat.

A. Definisi Kecuali apabila di dalam konteks kalimatnya mengharuskan diartikan lain, istilah yang digunakan dalam Surat Perjanjian Penyaluran Bantuan ini diartikan sebagai berikut:

1. “Hukum yang berlaku” berarti hukum dan segala perangkatnya yang ditetapkan dan

dinyatakan berlaku di Pemerintah Indonesia;

2. “SPPB” berarti Surat Perjanjian Penyaluran Bantuan Dana yang ditandatangani oleh kedua belah pihak, dimana persyaratan umum terlampir, bersama-sama dengan seluruh dokumen yang ditandatangani;

3. “Persyaratan Umum” berarti persyaratan umum pada SPPB ini;

4. “Pemerintah” berarti Pemerintah Indonesia, yang dalam hal ini Satker P2KP Pusat

5. “Pihak Pertama” berarti SNVT PBL Provinsi ................... yang bertindak atas nama Pemerintah Indonesia;

6. “Pihak Kedua” berarti Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) ..................., yang bertindak atas nama Masyarakat Kelurahan ................... Kecamatan ................... Kabupaten/Kota. ................... Provinsi ...................

B. Tanggungjawab

1. Tanggungjawab BKM/LKM:

(a) Bersama fasilitator kelurahan, merumuskan rencana kerja (action plan) dan RAB pelaksanaan kegiatan perencanaan partisipatif dan pemasaran, sesuai tahapan siklus PLPBK

(b) Bersama Lurah/Kepala desa, melakukan sosialisasi pelaksanaan kegiatan PLPBK diwilayahnya

(c) Bersama pemerintah Kabupaten/Kota dan Lurah/Kepala Desa membentuk Tim Inti Perencanaan partisipatif dan pemasaran sosial dan pokja-pokja PLPBK

(d) Bersama Pemerintah Kabupaten/Kota dan Konsultan pendamping, melakukan perekrutan Tenaga ahli pendamping Perencanaan partisipatif dan Tenaga ahli Pemasaran PLPBK, sesuai tatacara dan prosedur yang telah ditetapkan.

(e) Bersama Lurah/Kepala Desa menyepakati Surat Kontrak kerja Tenaga Ahli Pendamping, dan memastikan tenaga ahli pendamping bekerja efektif serta merekomendasikan pembayaran Tenaga ahli pendamping sesuai kalusul kontrak kerja yang disepakati.

(f) Memastikan UPS, UPK dan UPL dapat bekerjasama dengan TIPP yang didampingi Tenaga ahli perencanaan partisipatif dan tenaga ahli pemasaran, dalam melaksanakan setiap tahapan proses penyusunan perencanaan partisipatif dan pemasaran yang tertuang dalam rencana kerja

(g) Menjamin bahwa usulan-usulan kegiatan KSM telah dinyatakan layak oleh UPK/UPL/UPS dan hasil penilaian kelayakan tersebut telah diverifikasi oleh TIPP dan direkomendasi serta ditandatangani oleh KMW/Koorkot/Askot Mandiri....

Lampiran 1 SPPB 

PERSYARATAN UMUM PERJANJIAN PENYALURAN BANTUAN

PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM  65 

 

(h) Menjamin pelaksanaan kegiatan perencanaan partisipatif dan pemasaran, sesuai pedoman dan dapat dipertanggungjawabkan. BKM berkewajiban menyusun Laporan Pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan perencanaan partisipatif dan pemasaran sosial.

2. Tanggung jawab TIPP Tim Inti Perencanaan partisipatif dan Pemasaran adalah tim adhoc yang dibentuk oleh BKM bersama Pemerintah Kabupaten/Kota. Tugas utamanya, adalah: a) Menyempurnakan Rencana Kerja (Action Plan) dan RAB kegiatan Perencanaan

Partisipatif dan Pemasaran yang disusun BKM b) Melaksanakan seluruh rangkaian proses penyusunan RPLP, Aturan Bersama dan RTPLP, c) Menyusun Strategi Pemasaran d) Melaksanakan seluruh rangkaian kegiatan pemasaran sosial, yaitu:

Melakukan sosialisasi & desiminasi hasil-hasil perencanaan partisipatif, Menyusun tols kegiatan pemasaran (bahan presentasi, leaflet, bookleat dll) Melaksanakan event-event pemasaran ditingkat Kabupaten/Kota, Provinsi dan Pusat

(Presentasi, seminar, workshop, pameran dll) Merumuskan legalitas kemitraan dengan para pihak

e) Menyusun proposal, RPD, LPD dan LPJ kegiatan perencanaan partisipatif dan pemasaran sosial yang dilaksanakan oleh TIPP

f) Melakukan verifikasi proposal, RPD, LPD dan LPJ kegiatan perencanaan partisipatif dan pemasaran sosial yang dilaksanakan oleh pokja-pokja PLPBK dan KSM perencanaan & pemasaran

g) TIPP bertanggungjawab kepada BKM

3. Tanggung jawab TAPP Tenaga Ahli atau Tim Ahli pendamping Perencanaan partisipatif dan Pemasaran direkrut oleh BKM bersama Pemerintah Kabupaten/Kota. TAPP dapat bertugas secara individual ditingkat Kelurahan dan atau bertugas secara tim yang mendampingi satu atau lebih Kelurahan PLPBK dalam satu Kabupaten/Kota. Bila pendampingan perencanaan dan pemasaran secara tim, maka setiap tim wajib menempatkan satu personilnya disetiap Kelurahan. Tenaga ahli Perencanaan partisipatif dan Pemasaran dikontrak oleh BKM dan Lurah yang diketahui Pemerintah Kabupaten/Kota, selama 12 (dua belas) bulan dan atau sampai selesainya produk perencanaan partisipatif dan pelaksanaan kegiatan pemasaran hasil-hasil perencanaan PLPBK. Durasi 12 bulan terbagi kedalam kegiatan perencanaan dan pemasaran. Tugas utama TAPP, adalah:

a) Memberikan bimbingan dan bantuan teknis perencanaan dan pemasaran kepada TIPP dan Pokja-pokja, terkait penyusunan RPLP, Aturan bersama dan RTPLP serta strategi pemasaran

b) Menterjemahkan hasil-hasil kesepakatan rembug dan FGD setiap tahapan siklus PLPBK kedalam materi perencanaan partisipatif

c) Menggalang kemitraan untuk mendapatkan dukungan dari para pihak/kelompok peduli yang dimulai dari tahapan perencanaan partisipatif (Pemetaan Swadaya)

d) Menyusun RPLP, Aturan Bersama dan RTPLP sesuai hasil kesepakatan rembug dan FGD

e) Tenaga ahli perencanaan bersama tenaga ahli pemasaran, mempersiapkan materi yang diperlukan untuk Uji Publik hasil perencanaan ditingkat Kelurahan dan Kabupaten/Kota

f) Merumuskan strategi pemasaran sosial g) Bersama TIPP dan pemerintah kabupaten/kota menyusun rencana kerja dan

mempersiapkan tols kegiatan pemasaran sosial h) Bersama TIPP dan pemerintah kabupaten/Kota melaksanakan event-event pemasaran

hasil-hasil pemasaran

66  PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 

 

i) TAPP dan TIPP bersama Pemerintah Kabupaten/Kota mampu dan berhasil menjalin kemitraan dan atau merealisasikan program-program pembangunan dari para pihak, dengan nilai sekurang-kurangnya 400 juta rupiah

j) TAPP bersama TIPP mampu menjaring 5 calon mitra yang memiliki komitmen dan 10 calon mitra yang prospektif.

k) Pembayaran terminasi TAPP direalisasikan berdasarkan progres kegiatan pemasaran yang telah diselesaikan dan disepakati.

l) Pembayaran terminasi TAPP direalisasikan berdasarkan progres dan produk perencanaan serta hasil-hasil kegiatan pemasaran yang telah diselesaikan dan disepakati bersama.

4. Tanggung jawab OSP/KMW prov....... /Korkot/Askot Mandiri : a. Memfasilitasi Pemerintah Daerah/Provinsi untuk melakukan sosialisasi dan Lokakarya

pelaksanaan program PLPBK diwilayah kerjanya b. Mendukung Koorkot dalam melaksanakan penguatan kapasitas Pemerintah

Kabupaten/Kota, yang difasilitasi dan didampingi oleh Tim KMP PNPM Mandiri Perkotaan

c. Memperkuat Tim Koorkot, untuk menyusun Best Practise kegiatan PLPBK, dibawah koordinasi Tim KMP PNPM Mandiri Perkotaan

d. Memperkuat tim Koorkot dalam kegiatan monitoring dan evaluasi setiap tahapan pelaksanaan program PLPBK (Persiapan, Perencanaan Partisipatif, Perencanaan dan Pelaksanaan Pembangunan Kawasan), dibawah koordinasi KMP PNPM Mandiri Perkotaan

C. Sanksi

1. Sanksi Terhadap Penyimpangan Ketentuan Teknis PLPBK: (a) Definisi Penyimpangan Ketentuan Teknis PLPBK

(1) Dimaksud dengan penyimpangan ketentuan teknis PLPBK adalah tindakan dan kegiatan yang dilaksanakan oleh pihak kedua yang tidak sesuai atau bertentangan dengan Buku-Buku Pedoman PLPBK, ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia, serta ketentuan-ketentuan yang diatur di SPPB ini beserta lampirannya.

(2) Termasuk penyimpangan ketentuan teknis PLPBK sebagai bagian dari kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan, dalam hal ini, antara lain ialah: ketidaksesuaian terhadap prinsip dan nilai, ketidaksesuaian dengan tujuan dan sasaran PLPBK sesuai dengan prinsip standard, dan bentuk-bentuk penyimpangan lainnya, dengan indikator-indikator antara lain:

Terdapat indikasi bahwa prinsip dan nilai, tidak dapat dilaksanakan oleh pihak kedua secara taat asas dan konsisten; dan/atau

Pelaksanaan kegiatan oleh pihak kedua tidak melibatkan dan/atau tidak bermanfaat bagi kepentingan perbaikan kesejahteraan masyarakat miskin; dan/atau

Tidak terdapat atau dipilih relawan masyarakat di kelurahan tersebut setelah 4 (empat) bulan fasilitator bertugas di lokasi sasaran tersebut; dan/atau

Pencapaian kemajuan dan perkembangan kegiatan PLPBK tidak memuaskan dalam kurun waktu satu tahun pelaksanaan tahapan kegiatan; dan/atau

Diketemukan indikasi adanya penyalahgunaan wewenang dan keputusan dalam penggunaan dana bantuan PLPBK; dan/atau

Tidak terdapat indikasi potensi keberlanjutan (sustainability) program/kegiatan, dana dan kelembagaan di kelurahan tersebut; dan/atau

PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM  67 

 

Terdapat indikasi bahwa pihak kedua mengabaikan tanggungjawab dan kewajibannya sesuai dengan ketentuan dalam SPPB ini beserta lampirannya

(b) Sanksi Selama Masa Kegiatan PLPBK

(1) Sanksi Penghentian Bantuan Yang Bersifat Sementara

i. Apabila berdasarkan penilaian KMW prov....... dan PJOK, pihak kedua dinilai melakukan penyimpangan ketentuan teknis PLPBK, maka pihak pertama berhak menghentikan bantuan untuk sementara waktu sampai batas yang ditetapkan oleh pihak pertama.

ii. Selama penghentian bantuan sementara waktu tersebut, pihak kedua diberi kesempatan untuk memperbaiki kinerjanya hingga telah dapat memenuhi ketentuan teknis PLPBK, sebagaimana ditetapkan pada Buku-Buku Pedoman PLPBK, SPPB beserta lampirannya dan ketentuan-ketentuan lain yang ditetapkan Pemerintah Indonesia.

iii. Selama penghentian bantuan sementara waktu tersebut, pihak pertama berhak menunjuk pihak tertentu untuk melakukan pemeriksaan, pendampingan masyarakat, maupun langkah-langkah lainnya yang dianggap perlu agar ketentuan teknis PLPBK dapat dilaksanakan dengan baik oleh pihak kedua.

iv. Termasuk kategori sanksi penghentian yang bersifat sementara ini adalah penundaan atau penghentian sementara pelaksanaan kegiatan PLPBK, penundaan atau penghentian sementara pembayaran dana BLM tahap berikutnya dan tindakan lain yang ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia.

(2) Sanksi Penghentian Bantuan Yang Bersifat Tetap/Permanen

i. Dalam hal setelah diberi kesempatan untuk memenuhi ketentuan teknis PLPBK, dengan difasilitasi oleh KMW prov............. ataupun bentuk bantuan teknis lainnya yang diberikan oleh pihak pertama, ternyata pihak kedua dinilai masih tidak mampu memenuhi ketentuan teknis yang berlaku di PLPBK sampai batas waktu yang ditetapkan, maka pihak pertama berhak menghentikan bantuan PLPBK secara tetap/permanen di wilayah tersebut.

ii. Melalui penghentian bantuan PLPBK yang bersifat tetap/permanen, maka pihak pertama berhak untuk menghentikan bantuan teknis maupun bantuan dana BLM tahap berikutnya. Hal ini berarti bahwa pihak kedua tidak diperkenankan lagi diikutsertakan dalam pelaksanaan kegiatan PLPBK.

(c) Sanksi Pasca Kegiatan PLPBK

(1) Sanksi Pengambilalihan Sementara dan Tindakan Korektif

i. Apabila setelah berakhirnya masa pelaksanaan kegiatan PLPBK hingga batas waktu yang ditetapkan dalam ketentuan hukum yang berlaku, pihak kedua dinilai melakukan penyimpangan ketentuan teknis PLPBK, maka Pemerintah Indonesia, dalam hal ini PJOK, berhak menunjuk pihak tertentu untuk mengambil alih permasalahan yang berwewenang melakukan tindakan-tindakan korektif yang diperlukan.

ii. Termasuk dalam kategori tindakan-tindakan korektif yang dapat dilakukan antara lain adalah restrukturisasi BKM/LKM, pembekuan kegiatan PLPBK di wilayah bersangkutan dan tindakan-tindakan lainnya yang ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia

(2) Sanksi Pengembalian Asset PLPBK ke Ke Kas Negara

i. Apabila pengambilalihan sementara dan tindakan korektif yang dilakukan Pemerintah Indonesia, dalam hal ini PJOK, ternyata tidak dapat mendorong pihak kedua untuk mampu melaksanakan ketentuan teknis PLPBK, maka SNVT P2KP Pusat berhak

68  PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 

 

untuk menarik kembali asset-asset PLPBK yang dikelola pihak kedua untuk dikembalikan atau disetor kepada kas negara.

ii. Asset-asset PLPBK yang dapat ditarik kembali untuk dikembalikan atau disetor ke kas negara adalah dana BLM, inventaris, dan asset-asset dalam bentuk lainnya.

iii. Pihak pertama akan menarik kembali asset-asset PLPBK untuk dikembalikan atau disetor ke kas negara sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku

2. Sanksi Terhadap Penyimpangan atau Penyalahgunaan Dana Bantuan PLPBK: (a) Definisi Penyimpangan atau Penyalahgunaan Dana Bantuan PLPBK

1) Dimaksud dengan penyimpangan atau penyalahgunaan Dana Bantuan PLPBK adalah penggunaan, pengelolaan dan pemanfaatan dana bantuan PLPBK yang tidak sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam PLPBK, ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia, dalam hal ini SNVT P2KP, serta ketentuan-ketentuan yang diatur di SPPB ini beserta lampirannya.

2) Termasuk penyimpangan atau penyalahgunaan Dana Bantuan PLPBK dalam hal ini, antara lain ialah:

Dana Bantuan PLPBK digunakan atau dimanfaatkan untuk kegiatan fiktif; dan/atau

Dilakukan potongan dana Bantuan PLPBK yang disalurkan kepada KSM atau masyarakat yang tidak sesuai dengan ketentuan PLPBK; dan/atau

Menggelapkan atau Melarikan Dana Bantuan (BLM) PLPBK; dan/atau

Penggunaan dana yang tidak dapat dipertanggungjawabkan; dan/atau

Bentuk-bentuk penyalahgunaan dana bantuan (BLM) PLPBK lainnya. (b) Sanksi Selama Pelaksanaan Kegiatan PLPBK

1) Sanksi Penghentian Sementara Bantuan PLPBK dan Audit Khusus

i. Apabila terdapat indikasi bahwa pihak kedua melakukan penyimpangan atau penyalahgunaan dana bantuan P2KP/PNPM Mandiri Perkotaan (BLM-PLPBK), Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Satker P2KP/PNPM MP Pusat, berhak melakukan penghentian kegiatan dan bantuan P2KP/PNPM terhadap kegiatan PLPBK untuk sementara waktu di wilayah bersangkutan.

ii. Selama masa penghentian bantuan sementara tersebut Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Satker P2KP/PNPM Mandiri Perkotaan, berhak menunjuk auditor independent untuk melakukan audit khusus kepada pihak kedua.

2) Sanksi Penghentian Bantuan PLPBK dan Tindakan Hukum

i. Apabila berdasarkan hasil audit khusus tersebut menunjukkan secara nyata adanya penyimpangan atau penyalahgunaan dana bantuan PLPBK, maka Pihak pertama menghentikan kegiatan dan bantuan PLPBK secara tetap

ii. Pihak Pertama berhak untuk melakukan tindakan hukum sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku

iii. Pihak Kedua berkewajiban untuk mengembalikan dana bantuan PLPBK kepada Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Satker P2KP/PNPM Mandiri Perkotaan Pusat, untuk selanjutnya disetor ke kas negara, sesuai ketentuan hukum yang berlaku.

(c) Sanksi Pasca Pelaksanaan Kegiatan PLPBK

1) Sanksi Tindakan Hukum

Terhadap penyimpangan atau penyalahgunaan dana bantuan PLPBK yang dilakukan pihak kedua pada periode setelah berakhirnya pelaksanaan kegiatan PLPBK,

PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM  69 

 

Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Satker P2KP/PNPM MP Pusat, berhak melakukan tindakan hukum sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

2) Sanksi Pengembalian Asset Bantuan PLPBK ke Kas Negara

Pihak Pertama berhak untuk menuntut proses sita jaminan maupun meminta penarikan kembali dana bantuan dan asset PLPBK yang diterima serta dikelola oleh pihak kedua sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

D. Keadaan Memaksa (Force Majeure)

1. Definisi: (a) Untuk keperluan SPPB ini, “Keadaan Memaksa” (“Force Majeure”) berarti sebagai suatu

kejadian yang tidak dapat dihindari dan diluar kemampuan salah satu pihak, yang menyebabkan salah satu pihak tersebut tidak mungkin melaksanakan tanggungjawabnya, atau tidak dapat melaksanakan tugasnya; Keadaan seperti itu termasuk, tapi tidak terbatas pada, perang, huru-hara, epidemi, gempa bumi, badai, banjir atau akibat dari kondisi alam lainnya, pemogokan masal (kecuali apabila dalam hal pemogokan, larangan bekerja atau gangguan industri tersebut, Kedua belah pihak atau salah satu pihak memiliki kemampuan untuk mencegah terjadinya Keadaan Memaksa), penyitaan atau tindakan lain oleh pemerintah.

(b) Keadaan memaksa tidak termasuk (i) kejadian yang disebabkan oleh kelalaian atau tindakan disengaja dari salah satu pihak. (ii) kejadian dimana salah satu pihak dapat menduga hal-hal sebagai berikut: (A) Pada saat itu sudah bisa mempertimbangkan konsekuensi dari adanya SPPB, (B) menghindari atau mengatasi kendala dalam pelaksanaan kewajiban-kewajiban yang ditentukan dalam proyek.

2. Tidak Merupakan Pelanggaran atas SPPB:

Kegagalan salah satu pihak dalam memenuhi kewajibannya yang diatur dalam SPPB ini, tidak dapat dianggap sebagai suatu pelanggaran atau ingkar janji, jika kegagalan tersebut karena suatu “Keadaan Memaksa”, dengan ketentuan bahwa pihak yang terkena kejadian tersebut telah melakukan segala tindakan pencegahan yang wajar dan melakukan upaya alternatif yang dapat dipertanggungjawabkan, semua itu dilakukan dengan tujuan melaksanakan ketentuan dan syarat SPPB. 3. Langkah-Langkah Yang Harus Diambil:

Pihak yang mengalami Keadaan Memaksa harus secepatnya melakukan segala tindakan yang dapat mengatasi halangan tersebut agar dapat memenuhi kewajiban SPPB dengan sekecil mungkin keterlambatan.

Pihak yang mengalami Keadaan Memaksa harus memberitahukan secepatnya kepada Pihak lainnya selambat-lambatnya empat belas (14) hari sejak terjadinya keadaan memaksa tersebut, menyampaikan fakta dan menjelaskan sifat dari kejadian tersebut, demikian pula secepat mungkin memberitahukan jika keadaan telah normal kembali.

Kedua belah Pihak harus melakukan segala tindakan yang wajar agar Konsekuensi dari kejadian Keadaan Memaksa tersebut menjadi sekecil mungkin.

4. Konsultasi:

Selambat-lambatnya tiga puluh (30) hari, dari terjadinya keadaan memaksa yang mengakibatkan salah satu pihak tidak dapat melaksanakan kewajibannya tersebut, Para Pihak harus saling berkonsultasi untuk memperoleh kesepakatan mengenai tindakan tepat apa yang harus dilakukan dalam keadaan itu.

70  PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 

 

E. Berlaku Jujur, Adil, Transparan dan Akuntabel

Para Pihak yang terikat dalam SPPB ini harus berlaku jujur, menghormati hak-hak pihak lain, transparan, akuntabel serta harus menjalankan semua keputusan-keputusan yang telah disepakati untuk merealisasikan SPPB ini.

F. Penyelesaian Perselisihan

1. Penyelesaian Secara Musyawarah:

Para Pihak yang akan mencari jalan keluar terbaik untuk menyelesaikan setiap perselisihan yang timbul, atau perselisihan yang berhubungan dengan pasal-pasal dalam SPPB ini atau perselisihan yang timbul karena penafsiran atas SPPB ini .

2. Penyelesaian Sesuai Ketentuan Hukum Yang Berlaku:

Jika ada perselisihan yang timbul diantara para pihak dalam SPPB ini yang tidak dapat diselesaikan secara musyawarah dalam jangka waktu tiga puluh (30) hari setelah diterima oleh satu pihak dari pihak yang lain, permintaan penyelesaian masalah dapat dimintakan oleh salah satu pihak untuk diselesaikan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. .................., ................... Pihak Pertama Pihak Kedua, SNVT PBL Provinsi ................... Koordinator BKM ................... ( ……………………… ) (……………………….) Nip. ...................

Mengetahui, Lurah ………………. KMW/PROV………./Koorkot/Askot

Mandiri (…………………………….) (…………………………………...) NIP. ………………….. Team Leader

PJOK Kecamatan ……………….

( ………………… ) NIP ………………

PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM  71 

 

   BKM : ……………. Kelurahan : ……………….. Kecamatan : ……………….. Kabupaten : ……………….. Pada Hari ini ....... tanggal ............ bulan .......... tahun............., kami yang bertandatangan dibawah ini: 1. Nama : …………………………………………………. Jabatan : Penanggung jawab Operasional Kegiatan (PJOK) P2KP/PNPM MP

Kecamatan..........,bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Republik Indonesia, selanjutnya disebut Pihak Pertama.

2. Nama : …………………………………………………. Jabatan : Koordinator Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) ………………… di

Kelurahan.........., Berdasarkan musyawarah warga masyarakat dan disahkan/dicatatkan di Notaris …………………….. No. ….., tanggal …………….

Selanjutnya disebut Pihak Kedua Dengan ini secara bersama-sama telah melakukan penelitian dan menyatakan bahwa:

KSM-KSM di Kelurahan dimaksud telah siap melaksanakan kegiatan yang diusulkan dan disetujui oleh BKM, dengan bantuan P2KP/PNPM-MP

BKM berhak menerima pencairan dana BLM PLPBK Tahap I, Tahun..... dan telah memenuhi persyaratan berikut:

No Uraian Ya Tidak

1. KSM-KSM yang dinilai berhasil melaksanakan kegiatan yang disetujui BKM, jumlahnya setengah atau lebih

2. Persyaratan pencairan Tahap I:

BKM telah diaktanotariskan/dicatatkan (Perkumpulan/Paguyuban) dan memiliki rekening bank (Giro/Tabungan) atas nama BKM dengan spesimen tanda tangan minimal 3 (tiga) orang dari Anggota BKM.

BKM telah menyerahkan hasil verifikasi KMW/PROP………./Koorkot/Askot Mandiri. terhadap Action Plan dan RAB pelaksanaan kegiatan perencanaan partisipatif dan pemasaran ;

Telah menandatangani SPPB BLM dan administrasi lainnya

3. Persyaratan pencairan Tahap II: Dana BLM tahap I untuk kebutuhan perencanaan partisipatif dan

pemasaran PLPBK, sekurang-kurangnya telah termanfaatkan sebesar 30% yang dilengkapi Laporan Penggunaan Dana BLM tahap 1 dengan dilampirkan Berita Acara sesuai kebutuhan dan atau kondisi riil di lapangan.

Selesainya produk perencanaan RPLP Tersusunnya Action plan dan RAB lanjutan kegiatan perencanaan

(RTPLP) dan pemasaran serta pelaksanaan kegiatan pembangunan tahap 1, dengan memanfaatkan BLM 2 PLPBK

BERITA ACARA PENARIKAN/ PENGGUNAAN DANA BLM (BAPPD BLM)

72  PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 

 

Actionplan/RAB/RPD BLM, SPKMB BLM, BAPPD BLM dan SP3 BLM telah ditandatangani dan diverifikasi oleh KMW/PROP………./Koorkot/Askot Mandiri;

BKM, UP-UP dan KSM atau masyarakat telah menerapkan prinsip serta

asas PNPM-P2KP secara taat asas dan konsisten.

4. Persyaratan pencairan Tahap III:

Kinerja pengelolaan kegiatan dan dana PLPBK tahap sebelumnya telah menunjukkan hasil yang memuaskan, sebagaimana hasil verifikasi KMW/PROP………./Koorkot/Askot Mandiri

Kinerja potensi keberlanjutan kelembagaan, kegiatan dan dana PLPBK sebelumnya menunjukkan hasil yang memuaskan, sebagaimana hasil verifikasi KMW/PROP………./Koorkot /Askot Mandiri

Pemanfaatan dana BLM tahap II telah termanfaatkan 50 % yang dilengkapi dengan Laporan Penggunaan Dana (LPD) dan progres kegiatan fisik 1 telah mencapai 75 % sesuai form kemajuan /progres pelaksanaan pembangunan fisik 1, sesuai Berita Acara sesuai kebutuhan dan atau kondisi riil di lapangan.

Actionplan/RAB/RPD BLM, SPKMB BLM, BAPPD BLM dan SP3 BLM telah ditandatangani dan diverifikasi oleh KMW/PROP………./Koorkot /Askot Mandiri.;

BKM, UPK dan KSM atau masyarakat telah menerapkan prinsip serta asas PLPBK dan P2KP/PNPM MP secara taat asas dan konsisten

Rekapitulasi penarikan/penggunaan dana: No. Uraian Jumlah

1. Total bantuan yang disetujui (a) Rp……………………

2. Pencairan sampai dengan tahap lalu (b) Rp……………………

3. Dana yang telah dimanfaatkan/ditarik dari rekening BKM (c) Rp……………………

4. Sisa dana yang belum dimanfaatkan (a-c) Rp…………………..

5. Pengajuan Pencairan tahap ini (d) Rp……………………

6. Sisa bantuan yang belum dicairkan (a-b-d) Rp……………………

Dengan disepakatinya pencairan dana tahap ini, maka BKM bertanggungjawab untuk menyalurkannya kepada KSM-KSM di Kelurahan/Desa dimaksud sesuai dengan persyaratan, jadwal dan sasaran yang telah disepakati.

PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM  73 

 

Demikian Berita Acara ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Pihak Pertama Pihak Kedua, Penanggung Jawab Operasional Kegiatan (PJOK) Kecamatan

BKM ................ ( ........................... ) ( .................) NIP .......................

Koordinator

Pernyataan KMW/PROP………./Koorkot /Askot Mandiri,

                     

Kami telah meneliti Surat Pernyataan di atas dan bertanggung jawab atas kebenaran isinya, serta menyanggupi untuk turut mengawasi pelaksanaannya

( .....................) TL KMW/PROP…../Koorkot/

Askot Mandiri PNPM MP

74  PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 

 

Tahun Anggaran : 201.. Nomor Bukti : ………… MAK : …………

Nomor : …………… …………………

Sudah Terima Dari : Pejabat Yang Melakukan Tindakan Yang

Mengakibatkan Pengeluaran Anggaran Belanja SNVT

PBL Provinsi ................

Jumlah Uang : Rp. ...................

Terbilang : .........................

Untuk Pembayaran : Pencairan Dana BLM PLPBK Tahap I P2KP/PNPM -MP

…………….,………………..201..

 

Setuju dibayar : Kuasa Pengguna Angaran

SNVT PBL Provinsi ………………

( ………………………………… ) Nip. ……………

BKM …………………….

( ………………….. )

Koordinator BKM

KUITANSI  BUKTI  PEMBAYARAN 

PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM  75 

 

                                                 

BERKAS LAMPIRAN PENCAIRAN DANA BLM PLPBK –P2KP/PNPM MP 

TAHAP 2 TA.201.... 

BKM ............................ KELURAHAN .......................... KECAMATAN ..........................

KOTA/KABUPATEN……………….

76  PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 

 

LEMBAR VERIFIKASI DOKUMEN PENCAIRAN DANA BLM PLPBK BLM Tahap II P2KP/PNPM MP

BKM : .................................................................... Kelurahan : ............................................................. Kecamatan : ............................................................. Kota/ Kabupaten : .............................................................

A. Verifikasi Kelengkapan & Kebenaran Dokumen

No. Jenis Dokumen Tahap Kelengkapan Kebenaran Pengisian

Data

Ada Tidak Benar Salah 1 Dokumen Rencana Tindak (Action

Plan) Perencanaan (RTPLP) dan Strategi Pemasaran Sosial oleh TIPP serta Action Plan & RAB Pelaksanaan Pembangunan fisik 1 oleh TIPP & UPL

1

2 Dokumen RAB Rencana Tindak (Action Plan) yang disesuaikan dengan Format Pemanfaatan BLM Tahap 2 (600 juta rupiah) untuk Pelaksanaan pembangunan fisik 1, oleh TIPP & UPL

2

3 Berita Acara Penyelesaian Dokumen Perencanaan makro (RPLP) dan Konsep dasar Perencanaan Kawasan Prioritas (RTPLP)yang ditandatangani oleh TIPP, Tim Teknis, BKM, Lurah

1

4 Berita Acara pelaksanaan kegiatan perencanaan partisipa- tif dan pemasaran sosial yang dilengkapi Laporan penggunaan dana BLM I PLPBK

1

5 Kuitansi 2 6 Fotocopy Rekening BKM 2

B. Rekomendasi Verifikator

No

Level Nama Tanda Tangan &

Cap Lembaga/Instansi

Tanggal Keterangan/

Catatan

1.

PJOK Kecamatan

2.

TL KMW prov /Korkot/ Askot Mandiri

3.

SNVT PBL Prov

PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM  77 

 

Kepada Yth. Pejabat Yang Melakukan Tindakan Yang Mengakibatkan Pengeluaran Anggaran Belanja SNVT PBL Provinsi ................ Di Tempat Pada Hari ini Selasa tanggal sembilan bulan Desember tahun dua ribu ................... kami yang bertandatangan dibawah ini: Nama : ........................... Jabatan : Penanggung Jawab Operasional Kegiatan (PJOK) P2KP/PNPM

MANDIRI-PERKOTAAN di Kecamatan..........................., bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Republik Indonesia

Berdasarkan hasil verifikasi bersama Koorkot dan KMW Provinsi..... terhadap kesiapan pelaksanaan kegiatan PLPBK program P2KP/PNPM MANDIRI-PERKOTAAN dan kelengkapan dan kebenaran dokumen pencairan dana, maka dengan ini kami mengajukan Permohonan Pembayaran Dana BLM PLPBK Tahap II untuk:

BKM : ............................ Kelurahan : ............................ Kecamatan : ............................ Kabupaten : ............................ Provinsi : ............................ Yang Membuka Rekening di Bank : Bank ................... Alamat Bank : ............................ Rekening Atas Nama : BKM ................... No. Rekening : ............................ Jumlah Dana BLM yang Diajukan : Rp......................,- Terbilang : ............................

Demikian Permohonan Pembayaran Dana BLM ini kami ajukan agar dapat diproses sebagaimana mestinya. Penanggung Jawab Operasional Kegiatan (PJOK Kecamatan) P2KP/PNPM MANDIRI-PERKOTAAN Kecamatan............Kota/Kabupaten ................... ........................... NIP ...................  

PERMOHONAN PEMBAYARAN DANA BLM (PP BLM)

78  PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 

 

BKM : ................... Kelurahan : ................... Kecamatan : ................... Kabupaten : ................... Berdasarkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan, Nomor: ..................., tanggal ...................,Refisi II Nomor ..................., Tanggal .................... A. Kami yang bertanda tangan di bawah ini: I. Nama : ................... Jabatan : SNVT PBL Provinsi ...................

Berdasarkan SK Menteri Pekerjaan Umum Nomor ..................., Tanggal .................... Bertindak atas nama Pemerintah Indonesia, selanjutnya disebut Pihak Pertama.

II. Nama : ................... Jabatan : Koordinator Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) ...................

Kelurahan ................... Kecamatan ................... Kabupaten ................... Provinsi .................... Berdasarkan musyawarah masyarakat kelurahan dan disahkan/dicatatkan di Notaris ................... . No. ......, tanggal ..................

Alamat : ................... Kelurahan .................. Selanjutnya disebut Pihak Kedua B. Kedua belah pihak sepakat :

I. Pihak kedua berwewenang dan bertanggungjawab untuk menerima serta menyalurkan dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) PLPBK Tahap II dari pemerintah kepada masyarakat melalui BKM. Dana tersebut akan dimanfaatkan sesuai dengan tahapan kegiatan dan penggunaan dana BLM PLPBK serta memenuhi seluruh persyaratan umum perjanjian, sebagaimana terlampir dalam SPPB ini.

II. Pihak kedua akan melaksanakan kegiatan sesuai dengan alokasi peruntukan dana yang diatur dalam Pedoman Teknis PLPBK dan/ ketentuan lain yang berlaku

III. Pihak kedua bersedia mematuhi berbagai ketentuan yang berlaku Pada kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK)-P2KP/PNPM MANDIRI-PERKOTAAN, sebagaimana disebutkan dalam Buku Pedoman Peknis dan Petunjuk Teknis PLPBK dan ketentuan-ketentuan lainnya, serta memenuhi persyaratan umum perjanjian (terlampir).

IV. Surat Perjanjian Penyaluran Bantuan ini ditandatangani oleh kedua belah pihak setelah Pihak Kedua menyerahkan hasil verifikasi KMW prov/Koorkot/Askot Mandiri........... terhadap Dokumen Rencana Tindak (Action Plan) dan RAB Lanjutan Pelaksanaan Kegiatan Perencanaan partisipatif dan Pemasaran Sosial serta Rencana Tindak (Action Plan) dan RAB pelaksanaan kegiatan Pembangunan fisik 1

V. Likuidasi. Apabila berdasarkan penilaian KMW prov/Koorkot/Askot Mandiri................. dan PJOK Kecamatan, pihak kedua dinilai tidak mampu mengelola dana sesuai proses penyusunan Pelaksanaan pembangunan fisik 1 yang dijabarkan Pedoman Pelaksanaan dan Pedoman Teknis PLPBK dan terindikasi terjadi kecurangan serta belum menunjukkan potensi keberlanjutannya, maka pembayaran dana tahap selanjutnya ditangguhkan dan diberlakukan ketentuan likuidasi, hingga pihak kedua

SURAT PERJANJIAN PENYALURAN BANTUAN (SPPB) BLM PLP-BK

PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM  79 

 

telah memenuhi syarat yang menjamin keberlangsungan kegiatan PLPBK di kelurahan dimaksud.

VI. Pembatalan Pembayaran BLM. Pihak kedua menyerahkan hak otorisasi kepada KMW prov/ Koorkot/Askot Mandiri.................... dan Tim teknis Kabupaten/Kota untuk membatalkan pembayaran dana BLM, sebagian atau seluruhnya, jika, menurut penelitian KMW prov/Koorkot /Askot Mandiri ................... dan Tim Teknis kabupaten/kota, menyimpulkan bahwa: TIPP/KSM dan BKM di Kelurahan itu, tidak membutuhkan dana dimaksud, dan/atau gagal mencapai target kegiatan pembangunan fisik 1 dan atau gagal memenuhi prinsip dan nilai serta ketentuan indikator-indikator yang tertuang dalam Pedoman Pelaksanaan PLPBK.

VII. Dalam kondisi salah satu atau lebih pertanda di atas terpenuhi, maka SPPB BLM ini berlaku sebagai Surat Kuasa Otorisasi dari BKM kepada KMW prov/Koorkot /Askot Mandiri ........... dan Tim Teknis Kabupaten/Kota. Keduanya akan memberitahukan masyarakat kelurahan bersangkutan melalui Surat Pemberitahuan Pembatalan Bantuan Kelurahan

VIII. Dana Bantuan BLM PLPBK P2KP/PNPM - MP ini disalurkan melalui rekening Bank pihak kedua, sebagai berikut:

Rekening atas nama : BKM ................... Nama bank : Bank ................... Alamat bank : ................... Nomor Rekening : ...................

Tempat, Tanggal ................... Pihak Pertama Pihak Kedua, SNVT PBL Provinsi ...................... Koordinator BKM ( ................................ ) ( .......................... ) Nip. ...................                   

80  PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 

 

 Lampiran ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari SPPB dan memiliki ketentuan yang mengikat. 

A. Definisi Kecuali apabila di dalam konteks kalimatnya mengharuskan diartikan lain, istilah yang digunakan dalam Surat Perjanjian Penyaluran Bantuan ini diartikan sebagai berikut:

1. “Hukum yang berlaku” berarti hukum dan segala perangkatnya yang ditetapkan dan

dinyatakan berlaku di Pemerintah Indonesia;

2. “SPPB” berarti Surat Perjanjian Penyaluran Bantuan Dana yang ditandatangani oleh kedua belah pihak, dimana persyaratan umum terlampir, bersama-sama dengan seluruh dokumen yang ditandatangani;

3. “Persyaratan Umum” berarti persyaratan umum pada SPPB ini;

4. “Pemerintah” berarti Pemerintah Indonesia, yang dalam hal ini Satker P2KP Pusat

5. “Pihak Pertama” berarti SNVT PBL Provinsi ................... yang bertindak atas nama Pemerintah Indonesia;

6. “Pihak Kedua” berarti Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) ..................., yang bertindak atas nama Masyarakat Kelurahan ................... Kecamatan ................... Kota/Kab. ................... Provinsi ...................

B. Tanggungjawab 1. Tanggungjawab BKM/LKM:

(a) Memastikan TIPP dapat menyelesaikan dokumen RTPLP yang dilengkapi DED pelaksanaan kegiatan fisik dan melanjutkan pelaksanaan kegiatan pemasaran sosial

(b) Menjamin TIPP/KSM dan UPL mampu melaksanakan tugas dengan baik, sesuai Pedoman Pelaksanaan dan Pedoman Teknis PLPBK

(c) Memastikan TIPP/KSM dan UPL bersama Tim Teknis Pemda memeriksa dokumen teknis DED dan jadwal pelaksanaan kegiatan pembangunan fisik 1

(d) Menjamin bahwa usulan-usulan kegiatan yang diajukan, dinilai kelayakan oleh UPL dan kemudian disetujui BKM/LKM adalah merupakan kegiatan yang didasarkan dari hasil perencanaan partisipatif (RPLP & RTPLP) yang telah disusun dan disepakati sebelumnya oleh masyarakat.

(e) Menjamin bahwa usulan-usulan kegiatan yang disetujui telah dipilih dengan menggunakan kriteria yang ditetapkan dalam Buku-Buku Pedoman PLPBK maupun kriteria tambahan yang ditetapkan Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Satker PBL Provinsi;

(f) Menjamin bahwa usulan-usulan kegiatan KSM telah dinyatakan layak oleh UPK/UPL/UPS dan hasil penilaian kelayakan tersebut telah direkomendasi serta ditandatangani oleh KMW prov/Koorkot/Askot Mandiri………..;

(g) Bersama TIPP/UPL melakukan pembentukan Pokja-Pokja PLPBK dan KSM-KSM Pembangunan Kelurahan/Desa.

Lampiran 1 SPPB 

PERSYARATAN UMUM PERJANJIAN PENYALURAN BANTUAN

PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM  81 

 

(h) Membuat berita acara setiap tahapan pelaksanaan kegiatan, sebagai kelengkapan administrasi proses pencairan dana BLM PLPBK

(i) UPL bersama TIPP/KSM siap merealisasikan Pembangunan sesuai hasil Perencanaan Partisipatif.

(j) Melaporkan pelaksanaan kegiatan perencanaan partisipatif dan pemasaran sosial, termasuk laporan pertanggung jawaban pengelolaan dana BLM PLPBK kepada PJOK Kecamatan dan KMW Prov, Korkot/Askot mandiri dan Pemerintah Kabupaten/Kota.

2. Tanggung jawab Pelaksana

b. KSM a. Melaksanakan kegiatan sesuai dengan usulan, pedoman lingkungan dan pedoman

pembebasan lahan dll (jika diperlukan, dilampirkan di perjanjian ini).

b. Menjamin bahwa dalam keseluruhan pelaksanaan kegiatan di KSM, sejak tahap penyusunan usulan kegiatan hingga pelaksanaan dan pemeliharaan kegiatan, senantiasa didasarkan pada prinsip dan nilai serta ketentuan P2KP/PNPM-MP.

c. Menyediakan kontribusi swadaya, uang dan natura atau lainnya, dalam jumlah dan waktu sesuai yang tercantum pada usulan.

d. Menjamin pengelolaan dan pelestarian hasil-hasil kegiatan fisik yang telah dilaksanakan secara bertanggungjawab, transparan dan akuntabel.

e. Menyerahkan laporan kemajuan setiap bulan ke UPL untuk diverifikasi dan diserahkan ke BKM/LKM dan Fasilitator; Selain itu memberikan kesempatan juga kepada PJOK, KMW prov….., Kelurahan dan lainnya untuk mendapatkan salinan laporan dimaksud dan salinan-salinan laporan lainnya, serta mengadakan peninjauan lapangan. Pada akhir pekerjaan, KSM berkewajiban menyerahkan laporan akhir penyelesaian pekerjaan kepada UPK-BKM/LKM.

f. Menjamin keterbukaan terhadap pemeriksaan keuangan yang ditentukan oleh BPKP, maupun pemeriksa keuangan independen yang diundang oleh BKM/LKM. Jika hasil pemeriksaan menunjukkan adanya penyimpangan penggunaan dana, seperti untuk keperluan di luar rencana (konsumtif, dipinjamkan kembali dll), maka KSM penanggungjawabnya wajib mengembalikan dana dimaksud, sejumlah perhitungan penyimpangan yang telah terjadi. KSM wajib menyimpan catatan dan bukti-bukti pengeluaran berkaitan dengan P2KP/PNPM-MP selama jangka waktu 3 tahun.

g. Bilamana KSM tidak mampu melaksanakan kegiatan disebabkan karena tingkat kerumitan pekerjaan maka KSM diperbolehkan untuk membentuk Panitia*). Panitia tersebut bertanggung jawab penuh kepada KSM pembentuknya.

Namun demikian, KSM diperkenankan untuk tidak melaksanakan kegiatan setelah dana diterima, jika:

1) Terjadi force majeure, yaitu suatu kejadian yang mengganggu atau merusak pekerjaan di luar kemampuan pengendalian KSM. Dalam keadaan demikian, KSM wajib melaporkan kepada BKM/LKM untuk dibahas dan ditetapkan dalam Rapat Anggota BKM/LKM. Selanjutnya BKM/LKM melaporkan kepada Koorkot dan KMW prov...... dalam batas waktu 7 hari setelah Rapat Anggota BKM/LKM dimaksud dan keputusan harus diambil Koorkot bersama KMW prov…... dalam batas waktu 14 hari;

2) Terdapat tanda-tanda yang menunjukkan bahwa sebaiknya kegiatan itu dibatalkan. Dalam keadaan demikian, maka keputusan dimaksud harus dilaporkan kepada KMW/Koorprov…. dalam batas waktu 7 hari dan keputusan diambil dalam batas waktu 14 hari;

Untuk berbagai kasus di atas, pencairan dana selanjutnya akan ditinjau kembali. Peninjauan kembali pencairan dana dapat juga terjadi jika KSM melalaikan kewajiban dan/atau kegiatannya. Dalam keadaan demikian, maka KMW/Koorprov…... harus

82  PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 

 

mempelajari dan menentukan langkah-langkah selanjutnya; uang yang telah diterima mungkin harus dikembalikan segera oleh KSM, jika BKM/LKM memutuskan demikian.

3. Sanksi 1. Sanksi Terhadap Penyimpangan Ketentuan Teknis PLPBK: (a) Definisi Penyimpangan Ketentuan Teknis PLPBK

(1) Dimaksud dengan penyimpangan ketentuan teknis PLPBK adalah tindakan dan kegiatan yang dilaksanakan oleh pihak kedua yang tidak sesuai atau bertentangan dengan Buku-Buku Pedoman PLPBK, ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Pemimpin Proyek PLPBK, serta ketentuan-ketentuan yang diatur di SPPB ini beserta lampirannya.

(2) Termasuk penyimpangan ketentuan teknis PLPBK dalam hal ini, antara lain ialah: ketidaksesuaian terhadap prinsip dan nilai PLPBK, ketidaksesuaian dengan tujuan dan sasaran PLPBK sesuai dengan prinsip standard, dan bentuk-bentuk penyimpangan lainnya, dengan indikator-indikator antara lain:

Terdapat indikasi bahwa prinsip dan nilai PLPBK tidak dapat dilaksanakan oleh pihak kedua secara taat asas dan konsisten; dan/atau

Pelaksanaan kegiatan oleh pihak kedua tidak melibatkan dan/atau tidak bermanfaat bagi kepentingan perbaikan kesejahteraan masyarakat miskin; dan/atau

Tidak terdapat atau dipilih relawan masyarakat di kelurahan tersebut setelah 4 (empat) bulan fasilitator bertugas di lokasi sasaran tersebut; dan/atau

Pencapaian kemajuan dan perkembangan kegiatan PLPBK tidak memuaskan dalam kurun waktu satu tahun pelaksanaan kegiatan; dan/atau

Diketemukan indikasi adanya penyalahgunaan wewenang dan keputusan dalam penggunaan dana bantuan PLPBK; dan/atau

Tidak terdapat indikasi potensi keberlanjutan (sustainability) program/kegiatan, dana dan kelembagaan di kelurahan tersebut; dan/atau

Terdapat indikasi bahwa pihak kedua mengabaikan tanggungjawab dan kewajibannya sesuai dengan ketentuan dalam SPPB ini beserta lampirannya

(b) Sanksi Selama Masa Proyek PLPBK

(1) Sanksi Penghentian Bantuan Yang Bersifat Sementara

i. Apabila berdasarkan penilaian KMW prov....... dan PJOK Kecamatan, pihak kedua dinilai melakukan penyimpangan ketentuan teknis PLPBK, maka pihak pertama berhak menghentikan bantuan untuk sementara waktu sampai batas yang ditetapkan oleh pihak pertama.

ii. Selama penghentian bantuan sementara waktu tersebut, pihak kedua diberi kesempatan untuk memperbaiki kinerjanya hingga telah dapat memenuhi ketentuan teknis PLPBK, sebagaimana ditetapkan pada Buku-Buku Pedoman PLPBK, SPPB beserta lampirannya dan ketentuan-ketentuan lain yang ditetapkan Pemerintah Indonesia.

iii. Selama penghentian bantuan sementara waktu tersebut, pihak pertama berhak menunjuk pihak tertentu untuk melakukan pemeriksaan, pendampingan masyarakat, maupun langkah-langkah lainnya yang dianggap perlu agar ketentuan teknis PLPBK dapat dilaksanakan dengan baik oleh pihak kedua.

iv. Termasuk kategori sanksi penghentian yang bersifat sementara ini adalah penundaan atau penghentian sementara pelaksanaan kegiatan PLPBK, penundaan

PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM  83 

 

atau penghentian sementara pembayaran dana BLM tahap berikutnya dan tindakan lain yang ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia.

(2) Sanksi Penghentian Bantuan Yang Bersifat Tetap/Permanen

i. Dalam hal setelah diberi kesempatan untuk memenuhi ketentuan teknis PLPBK, dengan difasilitasi oleh KMW prov............. ataupun bentuk bantuan teknis lainnya yang diberikan oleh pihak pertama, ternyata pihak kedua dinilai masih tidak mampu memenuhi ketentuan teknis yang berlaku di PLPBK sampai batas waktu yang ditetapkan, maka pihak pertama berhak menghentikan bantuan PLPBK secara tetap/permanen di wilayah tersebut.

ii. Melalui penghentian bantuan PLPBK yang bersifat tetap/permanen, maka pihak pertama berhak untuk menghentikan bantuan teknis maupun bantuan dana BLM tahap berikutnya. Hal ini berarti bahwa pihak kedua tidak diperkenankan lagi diikutsertakan dalam pelaksanaan PLPBK.

(c) Sanksi Pasca Proyek PLPBK

(1) Sanksi Pengambilalihan Sementara dan Tindakan Korektif

i. Apabila setelah berakhirnya masa proyek PLPBK hingga batas waktu yang ditetapkan dalam ketentuan hukum yang berlaku, pihak kedua dinilai melakukan penyimpangan ketentuan teknis PLPBK, maka Pemerintah Indonesia, dalam hal ini PJOK Kecamatan, berhak menunjuk pihak tertentu untuk mengambil alih permasalahan yang berwewenang melakukan tindakan-tindakan korektif yang diperlukan.

ii. Termasuk dalam kategori tindakan-tindakan korektif yang dapat dilakukan antara lain adalah restrukturisasi BKM/LKM, pembekuan kegiatan PLPBK di wilayah bersangkutan dan tindakan-tindakan lainnya yang ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia

(2) Sanksi Pengembalian Asset PLPBK ke Ke Kas Negara

i. Apabila pengambilalihan sementara dan tindakan korektif yang dilakukan Pemerintah Indonesia, dalam hal ini PJOK, ternyata tidak dapat mendorong pihak kedua untuk mampu melaksanakan ketentuan teknis PLPBK, maka SNVT P2KP Pusat berhak untuk menarik kembali asset-asset PLPBK yang dikelola pihak kedua untuk dikembalikan atau disetor kepada kas negara.

ii. Asset-asset PLPBK yang dapat ditarik kembali untuk dikembalikan atau disetor ke kas negara adalah dana BLM, inventaris, dan asset-asset dalam bentuk lainnya.

iii. Pihak pertama akan menarik kembali asset-asset PLPBK untuk dikembalikan atau disetor ke kas negara sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku

2. Sanksi Terhadap Penyimpangan atau Penyalahgunaan Dana Bantuan PLPBK: (d) Definisi Penyimpangan atau Penyalahgunaan Dana Bantuan PLPBK

1) Dimaksud dengan penyimpangan atau penyalahgunaan Dana Bantuan PLPBK adalah penggunaan, pengelolaan dan pemanfaatan dana bantuan PLPBK yang tidak sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam PLPBK, ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia, dalam hal ini SNVT P2KP, serta ketentuan-ketentuan yang diatur di SPPB ini beserta lampirannya.

2) Termasuk penyimpangan atau penyalahgunaan Dana Bantuan PLPBK dalam hal ini, antara lain ialah:

84  PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 

 

Dana Bantuan PLPBK digunakan atau dimanfaatkan untuk kegiatan fiktif; dan/atau

Dilakukan potongan dana Bantuan PLPBK yang disalurkan kepada KSM atau masyarakat yang tidak sesuai dengan ketentuan PLPBK; dan/atau

Menggelapkan atau Melarikan Dana Bantuan (BLM) PLPBK; dan/atau

Penggunaan dana yang tidak dapat dipertanggungjawabkan; dan/atau

Bentuk-bentuk penyalahgunaan dana bantuan (BLM) PLPBK lainnya. (e) Sanksi Selama Proyek PLPBK

1) Sanksi Penghentian Sementara Bantuan PLPBK dan Audit Khusus

i. Apabila terdapat indikasi bahwa pihak kedua melakukan penyimpangan atau penyalahgunaan dana bantuan P2KP/PNPM-PLPBK, Pemerintah Indonesia, dalam Satker P2KP/PNPM-PLPBK Pusat berhak melakukan penghentian kegiatan dan bantuan P2KP/PNPM-PLPBK untuk sementara waktu di wilayah bersangkutan.

ii. Selama masa penghentian bantuan sementara tersebut Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Satker P2KP/PNPM-PLPBK, berhak menunjuk auditor independent untuk melakukan audit khusus kepada pihak kedua.

2) Sanksi Penghentian Bantuan PLPBK dan Tindakan Hukum

i. Apabila berdasarkan hasil audit khusus tersebut menunjukkan secara nyata adanya penyimpangan atau penyalahgunaan dana bantuan PLPBK, maka Pihak pertama menghentikan kegiatan dan bantuan PLPBK secara tetap

ii. Pihak Pertama berhak untuk melakukan tindakan hukum sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku

iii. Pihak Kedua berkewajiban untuk mengembalikan dana bantuan PLPBK kepada Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Satker P2KP Pusat, untuk selanjutnya disetor ke kas negara, sesuai ketentuan hukum yang berlaku.

(f) Sanksi Pasca Proyek PLPBK

1) Sanksi Tindakan Hukum

Terhadap penyimpangan atau penyalahgunaan dana bantuan PLPBK yang dilakukan pihak kedua pada periode setelah berakhirnya proyek PLPBK, Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Satker PLPBK Pusat, berhak melakukan tindakan hukum sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

2) Sanksi Pengembalian Asset Bantuan PLPBK ke Kas Negara

Pihak Pertama berhak untuk menuntut proses sita jaminan maupun meminta penarikan kembali dana bantuan dan asset PLPBK yang diterima serta dikelola oleh pihak kedua sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

C. Keadaan Memaksa (Force Majeure)

1. Definisi: (a) Untuk keperluan SPPB ini, “Keadaan Memaksa” (“Force Majeure”) berarti sebagai suatu

kejadian yang tidak dapat dihindari dan diluar kemampuan salah satu pihak, yang menyebabkan salah satu pihak tersebut tidak mungkin melaksanakan tanggungjawabnya, atau tidak dapat melaksanakan tugasnya; Keadaan seperti itu termasuk, tapi tidak terbatas pada, perang, huru-hara, epidemi, gempa bumi, badai, banjir atau akibat dari kondisi alam lainnya, pemogokan masal (kecuali apabila dalam hal pemogokan, larangan bekerja atau gangguan industri tersebut, Kedua belah pihak atau salah satu pihak memiliki kemampuan

PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM  85 

 

untuk mencegah terjadinya Keadaan Memaksa), penyitaan atau tindakan lain oleh pemerintah.

(b) Keadaan memaksa tidak termasuk (i) kejadian yang disebabkan oleh kelalaian atau tindakan disengaja dari salah satu pihak. (ii) kejadian dimana salah satu pihak dapat menduga hal-hal sebagai berikut: (A) Pada saat itu sudah bisa mempertimbangkan konsekuensi dari adanya SPPB, (B) menghindari atau mengatasi kendala dalam pelaksanaan kewajiban-kewajiban yang ditentukan dalam proyek.

2. Tidak Merupakan Pelanggaran atas SPPB:

Kegagalan salah satu pihak dalam memenuhi kewajibannya yang diatur dalam SPPB ini, tidak dapat dianggap sebagai suatu pelanggaran atau ingkar janji, jika kegagalan tersebut karena suatu “Keadaan Memaksa”, dengan ketentuan bahwa pihak yang terkena kejadian tersebut telah melakukan segala tindakan pencegahan yang wajar dan melakukan upaya alternatif yang dapat dipertanggungjawabkan, semua itu dilakukan dengan tujuan melaksanakan ketentuan dan syarat SPPB. 3. Langkah-Langkah Yang Harus Diambil:

Pihak yang mengalami Keadaan Memaksa harus secepatnya melakukan segala tindakan yang dapat mengatasi halangan tersebut agar dapat memenuhi kewajiban SPPB dengan sekecil mungkin keterlambatan.

Pihak yang mengalami Keadaan Memaksa harus memberitahukan secepatnya kepada Pihak lainnya selambat-lambatnya empat belas (14) hari sejak terjadinya keadaan memaksa tersebut, menyampaikan fakta dan menjelaskan sifat dari kejadian tersebut, demikian pula secepat mungkin memberitahukan jika keadaan telah normal kembali.

Kedua belah Pihak harus melakukan segala tindakan yang wajar agar Konsekuensi dari kejadian Keadaan Memaksa tersebut menjadi sekecil mungkin.

4. Konsultasi:

Selambat-lambatnya tiga puluh (30) hari, dari terjadinya keadaan memaksa yang mengakibatkan salah satu pihak tidak dapat melaksanakan kewajibannya tersebut, Para Pihak harus saling berkonsultasi untuk memperoleh kesepakatan mengenai tindakan tepat apa yang harus dilakukan dalam keadaan itu.

D. Berlaku Jujur, Adil, Transparan dan Akuntabel

Para Pihak yang terikat dalam SPPB ini harus berlaku jujur, menghormati hak-hak pihak lain, transparan, akuntabel serta harus menjalankan semua keputusan-keputusan yang telah disepakati untuk merealisasikan SPPB ini.

E. Penyelesaian Perselisihan

1. Penyelesaian Secara Musyawarah:

Para Pihak yang akan mencari jalan keluar terbaik untuk menyelesaikan setiap perselisihan yang timbul, atau perselisihan yang berhubungan dengan pasal-pasal dalam SPPB ini atau perselisihan yang timbul karena penafsiran atas SPPB ini .

86  PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 

 

2. Penyelesaian Sesuai Ketentuan Hukum Yang Berlaku:

Jika ada perselisihan yang timbul diantara para pihak dalam SPPB ini yang tidak dapat diselesaikan secara musyawarah dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari setelah diterima oleh satu pihak dari pihak yang lain, permintaan penyelesaian masalah dapat dimintakan oleh salah satu pihak untuk diselesaikan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. ..................., ................... Pihak Pertama Pihak Kedua, SNVT PBL Provinsi ................... Koordinator BKM ................... ( ……………………… ) (……………………….) Nip. ...................

Mengetahui, Lurah ………………. KMW/PROV………./Koorkot /Askot Mandiri (…………………………….) (…………………………………...) NIP. ………………….. Team Leader

PJOK Kecamatan ………

( ………………… ) NIP ………………

*) Tim Pelaksana

             

PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM  87 

 

      BKM : ……………. Kelurahan : ……………….. Kecamatan : ……………….. Kabupaten : ……………….. Pada Hari ini........ tanggal ...........bulan ........ tahun dua ribu......, kami yang bertandatangan dibawah ini: 1. Nama : …………………….. Jabatan : Penanggung jawab Operasional Kegiatan (PJOK) PNPM-P2KP di

Kecamatan....dan Kota/Kabupaten tersebut di atas, berdasarkan keputusan Walikota/Bupati ………………. Nomor ………………..,bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Republik Indonesia, selanjutnya disebut Pihak Pertama.

2. Nama : …………………… Jabatan : Koordinator Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) ………………… di

Kelurahan tersebut di atas, Berdasarkan musyawarah warga masyarakat dan disahkan/dicatatkan di Notaris …………………….. No. ….., tanggal …………….

Selanjutnya disebut Pihak Kedua Dengan ini secara bersama-sama telah melakukan penelitian dan menyatakan bahwa:

KSM-KSM di Kelurahan dimaksud telah siap melaksanakan kegiatan yang diusulkan dan disetujui oleh BKM, dengan bantuan P2KP/PNPM-MP

BKM berhak menerima pencairan dana tahap II dan telah memenuhi persyaratan berikut:

No Uraian Ya Tidak

1. KSM-KSM yang dinilai berhasil melaksanakan kegiatan yang disetujui BKM, jumlahnya setengah atau lebih

2. Persyaratan pencairan Tahap I:

BKM telah diaktanotariskan/dicatatkan (Perkumpulan/Paguyuban) dan memiliki rekening bank (Giro/Tabungan) atas nama BKM dengan spesimen tanda tangan minimal 3 (tiga) orang dari Anggota BKM.

BKM telah menyerahkan hasil verifikasi KMW/PROP………./Koorkot/Askot Mandiri. terhadap Action Plan dan RAB pelaksanaan kegiatan perencanaan partisipatif dan pemasaran ;

Telah menandatangani SPPB BLM dan administrasi lainnya

3. Persyaratan pencairan Tahap II: Dana BLM tahap I untuk kebutuhan perencanaan partisipatif dan pemasaran

PLPBK, sekurang-kurangnya telah termanfaatkan sebesar 30% yang dilengkapi Laporan Penggunaan Dana BLM tahap 1 dengan dilampirkan Berita Acara sesuai kebutuhan dan atau kondisi riil di lapangan.

Selesainya produk perencanaan RPLP Tersusunnya Action plan dan RAB lanjutan kegiatan perencanaan (RTPLP)

dan pemasaran serta pelaksanaan kegiatan pembangunan tahap 1, dengan memanfaatkan BLM 2 PLPBK

Actionplan/RAB/RPD BLM, SPKMB BLM, BAPPD BLM dan SP3 BLM telah ditandatangani dan diverifikasi oleh KMW/PROP………./Koorkot/Askot Mandiri;

BERITA ACARA PENARIKAN/ PENGGUNAAN DANA BLM (BAPPD BLM)

88  PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 

 

BKM, UP-UP dan KSM atau masyarakat telah menerapkan prinsip serta asas PNPM-P2KP secara taat asas dan konsisten.

4. Persyaratan pencairan Tahap III:

Kinerja pengelolaan kegiatan dan dana PLPBK tahap sebelumnya telah menunjukkan hasil yang memuaskan, sebagaimana hasil verifikasi KMW/PROP………./Koorkot/Askot Mandiri

Kinerja potensi keberlanjutan kelembagaan, kegiatan dan dana PLPBK sebelumnya menunjukkan hasil yang memuaskan, sebagaimana hasil verifikasi KMW/PROP………./Koorkot /Askot Mandiri

Pemanfaatan dana BLM tahap II telah termanfaatkan 50 % yang dilengkapi dengan Laporan Penggunaan Dana (LPD) dan progres kegiatan fisik 1 telah mencapai 75 % sesuai form kemajuan /progres pelaksanaan pembangunan fisik 1, sesuai Berita Acara sesuai kebutuhan dan atau kondisi riil di lapangan.

Actionplan/RAB/RPD BLM, SPKMB BLM, BAPPD BLM dan SP3 BLM telah ditandatangani dan diverifikasi oleh KMW/PROP………./Koorkot /Askot Mandiri.;

BKM, UPK dan KSM atau masyarakat telah menerapkan prinsip serta asas PLPBK dan P2KP/PNPM MP secara taat asas dan konsisten

Rekapitulasi penarikan/penggunaan dana: No. Uraian Jumlah

1. Total bantuan yang disetujui (a) Rp ……………………….

2. Pencairan sampai dengan tahap lalu (b) Rp ……………………….

3. Dana yang telah dimanfaatkan/ditarik dari rekening BKM (c) Rp ……………………….

4. Sisa dana yang belum dimanfaatkan (a-c) Rp ……………………….

5. Pengajuan Pencairan tahap ini (d) Rp ……………………….

6. Sisa bantuan yang belum dicairkan (a-b-d) Rp ……………………….

Dengan disepakatinya pencairan dana tahap ini, maka BKM bertanggungjawab untuk menyalurkannya kepada KSM-KSM di Kelurahan/Desa dimaksud sesuai dengan persyaratan, jadwal dan sasaran yang telah disepakati.

PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM  89 

 

Demikian Berita Acara ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Pihak Pertama Pihak Kedua, Penanggung Jawab Operasional Kegiatan BKM ................ ( ........................... ) ( .................) NIP ....................... Koordinator

  

Pernyataan KMW/PROV………./Koorkot /Askot Mandiri,

                       

Kami telah meneliti Surat Pernyataan di atas dan bertanggung jawab atas kebenaran isinya, serta menyanggupi untuk turut mengawasi pelaksanaannya

( .....................) TL KMW/PROV………./Koorkot/

Askot Mandiri

90  PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 

 

Tahun Anggaran : 2010 Nomor Bukti : ………… MAK : …………

Nomor : …………… …………………

Sudah Terima Dari : Pejabat Yang Melakukan Tindakan Yang

Mengakibatkan Pengeluaran Anggaran Belanja SNVT

PBL Provinsi ................

Jumlah Uang : Rp. ………..

Terbilang : …………………….

Untuk Pembayaran : Pencairan Dana BLM PLPBK Tahap II P2KP/PNPM -

MP

……………., ………………..201..

           

Setuju dibayar : Kuasa Pengguna Angaran

SNVT PBL Provinsi ………………

( ………………………………… ) NIP. ……………

BKM …………………….

( ………………….. ) Koordinator BKM

KUITANSI  BUKTI  PEMBAYARAN 

PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM  91 

 

                                              

BERKAS LAMPIRAN PENCAIRAN DANA BLM PLPBK – P2KP/PNPM MP 

TAHAP 3 TA.201... 

BKM ............................ KELURAHAN .......................... KECAMATAN ..........................

KOTA/KABUPATEN……………….

92  PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 

 

LEMBAR VERIFIKASI DOKUMEN PENCAIRAN DANA BLM PLPBK BLM Tahap III P2KP/PNPM MP

BKM : .................................................................... Kelurahan : ............................................................. Kecamatan : ............................................................. Kota/ Kabupaten : .............................................................

A. Verifikasi Kelengkapan & Kebenaran Dokumen

No.  Jenis Dokumen  Tahap 

KelengkapanKebenaran Pengisian Data 

Ada  Tidak Benar  Salah 

1 Dokumen Rencana Tindak (Action Plan) Pelaksanaan Pembangunan fisik Tahap 2 (250 Juta)

3

2 Dokumen RAB Rencana Tindak (Action Plan) Pelaksanaan Pembangunan fisik Tahap 2 (250 Juta), oleh UPL/TIPP

3

3 Berita Acara Penyelesaian Hasil pekerjaan tahap 2, yaitu: hasil kegiatan Pelaksanaan Pemba-ngunan fisik 1 Kawasan Prioritas. Hasil Pelaksanaan pembangunan harus berkualitas baik yang telah dilakukan sertifikasi oleh Tim Konsultan (Korkot dan Askot Infra) dan Tim Teknis Pemerintah Kabupaten/ Kota

2

4 Berita Acara Pertanggung jawaban penggunaan dana BLM 2

2

5 Kuitansi 2 6 Fotocopy Rekening BKM 2

B. Rekomendasi Verifikator

No Level Nama

Tanda Tangan & Cap

Lembaga/Instansi Tanggal Keterangan/Catatan

1.

PJOK Kecamatan

2.

TL KMW prov/ Korkot/ Askot Mandiri

3.

SNVT PBL Prov

PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM  93 

 

Kepada Yth. Pejabat Yang Melakukan Tindakan Yang Mengakibatkan Pengeluaran Anggaran Belanja SNVT PBL Provinsi ................ Di Tempat Pada Hari ini ........ tanggal ......... bulan ...... tahun dua ribu ................... kami yang bertandatangan dibawah ini: Nama : ........................... Jabatan : Penanggung Jawab Operasional Kegiatan (PJOK) P2KP/PNPM

MANDIRI-PERKOTAAN di Kecamatan........................... berdasarkan keputusan Bupati/Walikota ........................, bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Republik Indonesia

Berdasarkan hasil verifikasi bersama Koorkot Advance dan KMW/KoorPROP..... terhadap kesiapan pelaksanaan kegiatan PLPBK program P2KP/PNPM MANDIRI-PERKOTAAN dan kelengkapan dan kebenaran dokumen pencairan dana, maka dengan ini kami mengajukan Permohonan Pembayaran Dana BLM PLPBK Tahap III untuk:

BKM : ............................ Kelurahan : ............................ Kecamatan : ............................ Kabupaten : ............................ Provinsi : ............................ Yang Membuka Rekening di Bank : Bank ................... Alamat Bank : ............................ Rekening Atas Nama : BKM ................... No. Rekening : ............................ Jumlah Dana BLM yang Diajukan : Rp......................,- Terbilang : ............................

Demikian Permohonan Pembayaran Dana BLM ini kami ajukan agar dapat diproses sebagaimana mestinya. Penanggung Jawab Operasional Kegiatan P2KP/PNPM MANDIRI-PERKOTAAN Kecamatan...............Kota/Kabupaten ................... ........................... NIP ...................   

PERMOHONAN PEMBAYARAN DANA BLM (PP BLM)

94  PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 

 

  BKM : ................... Kelurahan : ................... Kecamatan : ................... Kabupaten : ................... Berdasarkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan, Nomor: ..................., tanggal ...................,Refisi II Nomor ..................., Tanggal .................... A. Kami yang bertanda tangan di bawah ini: I. Nama : ................... Jabatan : SNVT PBL Provinsi ...................

Berdasarkan SK Menteri Pekerjaan Umum Nomor ..................., Tanggal .................... Bertindak atas nama Pemerintah Indonesia, selanjutnya disebut Pihak Pertama.

II. Nama : ................... Jabatan : Koordinator Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) ...................

Kelurahan ................... Kecamatan ................... Kabupaten ................... Provinsi .................... Berdasarkan musyawarah masyarakat kelurahan dan disahkan/dicatatkan di Notaris ................... . No. ......, tanggal ..................

Alamat : ................... Kelurahan .................. Selanjutnya disebut Pihak Kedua B. Kedua belah pihak sepakat :

A. Pihak kedua berwewenang dan bertanggungjawab untuk menerima serta menyalurkan dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) PLPBK Tahap III dari pemerintah kepada masyarakat melalui BKM. Dana tersebut akan dimanfaatkan sesuai dengan tahapan kegiatan dan penggunaan dana BLM PLPBK serta memenuhi seluruh persyaratan umum perjanjian, sebagaimana terlampir dalam SPPB ini.

B. Pihak kedua akan melaksanakan kegiatan sesuai dengan alokasi peruntukan dana yang diatur dalam Pedoman Pelaksanaan PLPBK dan/ ketentuan lain yang berlaku

C. Pihak kedua bersedia mematuhi berbagai ketentuan yang berlaku Pada kegiatan

Pengembangan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK)-P2KP/PNPM MANDIRI-PERKOTAAN, sebagaimana disebutkan dalam Buku Pedoman Pelaksanaan dan Pedoman Teknis PLPBK dan ketentuan-ketentuan lainnya, serta memenuhi persyaratan umum perjanjian (terlampir).

D. Surat Perjanjian Penyaluran Bantuan ini ditandatangani oleh kedua belah pihak setelah

Pihak Kedua menyerahkan hasil verifikasi KMW prop/Koorkot/Askot Mandiri........... terhadap Dokumen Rencana Tindak (Action Plan) dan RAB Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan fisik 2

E. Likuidasi. Apabila berdasarkan penilaian KMW prop/Koorkot/Askot Mandiri.................

dan PJOK, pihak kedua dinilai tidak mampu mengelola dana sesuai proses Pelaksanaan Pembangunan fisik 2 kawasan prioritas yang dijabarkan Pedoman Pelaksanaan dan Pedoman Teknis PLPBK dan terindikasi terjadi kecurangan serta belum menunjukkan potensi keberlanjutannya, maka pembayaran dana tahap selanjutnya ditangguhkan dan

SURAT PERJANJIAN PENYALURAN BANTUAN (SPPB) BLM PLP-BK

PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM  95 

 

diberlakukan ketentuan likuidasi, hingga pihak kedua telah memenuhi syarat yang menjamin keberlangsungan kegiatan PLPBK di kelurahan dimaksud.

F. Pembatalan Pembayaran BLM. Pihak kedua menyerahkan hak otorisasi kepada KMW

prop/ Koorkot/Askot Mandiri.................... dan Tim Teknis Pemerintah Kabupaten/Kota untuk membatalkan pembayaran dana BLM, sebagian atau seluruhnya, jika, menurut penelitian KMW prop/Koorkot/Askot Mandiri................... dan Tim Teknis Pemerintah Kabupaten/kota, menyimpulkan bahwa: TPP dan BKM di Kelurahan itu, tidak membutuhkan dana dimaksud, dan/atau gagal mencapai target kegiatan Pembangunan fisik 2 dan/atau gagal memenuhi prinsip dan nilai serta ketentuan indikator-indikator yang tertuang dalam Pedoman Pelaksanaan PLPBK.

G. Dalam kondisi salah satu atau lebih pertanda di atas terpenuhi, maka SPPB BLM ini

berlaku sebagai Surat Kuasa Otorisasi dari BKM kepada KMW prop/Koorkot /Askot Mandiri ........... dan Tim Teknis Pemerintah Kabupaten/Kota. Keduanya akan memberitahukan masyarakat kelurahan bersangkutan melalui Surat Pemberitahuan Pembatalan Bantuan Kelurahan

H. Dana Bantuan BLM PLP-BK P2KP/PNPM - MP ini disalurkan melalui rekening Bank

pihak kedua, sebagai berikut

Rekening atas nama : BKM ................... Nama bank : Bank ................... Alamat bank : ................... Nomor Rekening : ...................

Tempat, Tanggal ................... Pihak Pertama Pihak Kedua, SNVT PBL Provinsi ...................... Koordinator BKM

................... ( ................................ ) ( .......................... ) Nip. ...................             

96  PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 

 

Lampiran ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari SPPB dan memiliki ketentuan yang mengikat.  A. Definisi Kecuali apabila di dalam konteks kalimatnya mengharuskan diartikan lain, istilah yang digunakan dalam Surat Perjanjian Penyaluran Bantuan ini diartikan sebagai berikut:

1. “Hukum yang berlaku” berarti hukum dan segala perangkatnya yang ditetapkan dan

dinyatakan berlaku di Pemerintah Indonesia;

2. “SPPB” berarti Surat Perjanjian Penyaluran Bantuan Dana yang ditandatangani oleh kedua belah pihak, dimana persyaratan umum terlampir, bersama-sama dengan seluruh dokumen yang ditandatangani;

3. “Persyaratan Umum” berarti persyaratan umum pada SPPB ini;

4. “Pemerintah” berarti Pemerintah Indonesia, yang dalam hal ini Satker P2KP Pusat

5. “Pihak Pertama” berarti SNVT PBL Provinsi ................... yang bertindak atas nama Pemerintah Indonesia;

6. “Pihak Kedua” berarti Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) ..................., yang bertindak atas nama Masyarakat Kelurahan ................... Kecamatan ................... Kota/Kab. ................... Provinsi ...................

B. Tanggungjawab 1. Tanggungjawab BKM/LKM:

a) Menjamin bahwa pelaksanaan fisik 2 sekurang-kurangnya telah memanfaatkan dana BLM 2 sebesar 50 % dengan capaian progres fisik 75 % yang dilengkapi Laporan Penggunaan Dana (LPD) dan Berita Acara pelaksanaan kegiatan.

b) Merumuskan rencana tindak (action plan) dan RAB pelaksanaan kegiatan pembangunan fisik 2

c) Menjamin bahwa usulan-usulan kegiatan KSM telah dinyatakan layak oleh UPK/UPL/UPS dan hasil penilaian kelayakan tersebut telah direkomendasi serta ditandatangani oleh KMW prop/Koorkot/Askot Mandiri………..;

d) Bersama TPP membentuk KSM Pembangunan fisik 2

e) Memastikan hasil pelaksanaan pembangunan fisik 2 berkualitas baik dan sesuai hasil perencanaan partisipatif

f) Memastikan terbentuknya tim pemeliharaan dengan memanfaatkan KSM pembangunan

g) Melaporkan pelaksanaan kegiatan pembangunan fisik 2, termasuk laporan pertanggung jawaban pengelolaan dana BLM PLPBK kepada PJOK Kecamatan dan KMW prov..... Korkot... dan Tim Teknis Pemerintah Kabupaten/Kota.

3. Tanggung jawab Pelaksana Pelaksana kegiatan Pembangunan Fisik 2 adalah Tim Pelaksana Pembangunan dan KSM Pembangunan fisik 2 serta didampingi tim Konsultan (KMW Prov, Korkot/Askot Mandiri). Tanggung jawab Tim pelaksana ini sama dengan tahap sebelumnya (fisik 1). Bila terjadi kasus khusus, maka KSM diperkenankan untuk tidak melaksanakan kegiatan setelah dana diterima, jika:

Lampiran 1 SPPB 

PERSYARATAN UMUM PERJANJIAN PENYALURAN BANTUAN

PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM  97 

 

1. Terjadi force majeure, yaitu suatu kejadian yang mengganggu atau merusak pekerjaan di luar kemampuan pengendalian KSM. Dalam keadaan demikian, KSM wajib melaporkan kepada BKM/LKM untuk dibahas dan ditetapkan dalam Rapat Anggota BKM/LKM. Selanjutnya BKM/LKM melaporkan kepada Koorkot dan KMW/OSP...... dalam batas waktu 7 hari setelah Rapat Anggota BKM/LKM dimaksud dan keputusan harus diambil Koorkot bersama KMW/OSP…... dalam batas waktu 14 hari;

2. Terdapat tanda-tanda yang menunjukkan bahwa sebaiknya kegiatan itu dibatalkan. Dalam keadaan demikian, maka keputusan dimaksud harus dilaporkan kepada KMW/OSP dalam batas waktu 7 hari dan keputusan diambil dalam batas waktu 14 hari;

Untuk berbagai kasus di atas, pencairan dana selanjutnya akan ditinjau kembali. Peninjauan kembali pencairan dana dapat juga terjadi jika KSM melalaikan kewajiban dan/atau kegiatannya. Dalam keadaan demikian, maka KMW/OSP…... harus mempelajari dan menentukan langkah-langkah selanjutnya; uang yang telah diterima mungkin harus dikembalikan segera oleh KSM, jika BKM/LKM memutuskan demikian.

Ketentuan sanksi, keadaan memaksa (Force Majeure) dan ketentuan-ketentuan lain sampai dengan ketentuan penyelesaian perselisihan sama dengan ketentuang yang tertuang dalam tahapan pencairan BLM 2 PLPBK ..................., ................... Pihak Pertama Pihak Kedua, SNVT PBL Provinsi ................... Koordinator BKM ................... ( ……………………… ) (……………………….) Nip. ...................

Mengetahui, Lurah ………………. KMW PROV………./Koorkot /Askot Mandiri (…………………………….) (…………………………………...) NIP. ………… Team Leader

PJOK Kecamatan ……………

( ………………… )

NIP ………………

    

98  PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 

 

     BKM : ……………. Kelurahan : ……………….. Kecamatan : ……………….. Kabupaten : ……………….. Pada Hari ini ..... tanggal ......bulan ....... tahun dua ribu.............., kami yang bertandatangan dibawah ini: 1. Nama : …………………….. Jabatan : Penanggung jawab Operasional Kegiatan (PJOK) P2KP/PNPM MP di

Kecamatan tersebut di atas, berdasarkan keputusan Walikota/Bupati ………………. Nomor ………………..,bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Republik Indonesia, selanjutnya disebut Pihak Pertama.

2. Nama : …………………… Jabatan : Koordinator Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) ………………… di

Kelurahan tersebut di atas, Berdasarkan musyawarah warga masyarakat dan disahkan/dicatatkan di Notaris …………………….. No. ….., tanggal …………….

Selanjutnya disebut Pihak Kedua Dengan ini secara bersama-sama telah melakukan penelitian dan menyatakan bahwa:

KSM-KSM di Kelurahan dimaksud telah siap melaksanakan kegiatan yang diusulkan dan disetujui oleh BKM, dengan bantuan P2KP/PNPM-MP

BKM berhak menerima pencairan dana tahap III dan telah memenuhi persyaratan berikut:

No Uraian Ya Tidak

1. KSM-KSM yang dinilai berhasil melaksanakan kegiatan yang disetujui BKM, jumlahnya setengah atau lebih

2. Persyaratan pencairan Tahap I:

BKM telah diaktanotariskan/dicatatkan (Perkumpulan/Paguyuban) dan memiliki rekening bank (Giro/Tabungan) atas nama BKM dengan spesimen tanda tangan minimal 3 (tiga) orang dari Anggota BKM.

BKM telah menyerahkan hasil verifikasi KMW/OSP………./Koorkot/Askot Mandiri. terhadap Action Plan dan RAB pelaksanaan kegiatan perencanaan partisipatif dan pemasaran ;

Telah menandatangani SPPB BLM dan administrasi lainnya

3. Persyaratan pencairan Tahap II: Dana BLM tahap I untuk kebutuhan perencanaan partisipatif dan pemasaran

PLPBK, sekurang-kurangnya telah termanfaatkan sebesar 30% yang dilengkapi Laporan Penggunaan Dana BLM tahap 1 dengan dilampirkan Berita Acara sesuai kebutuhan dan atau kondisi riil di lapangan.

Selesainya produk perencanaan RPLP Tersusunnya Action plan dan RAB lanjutan kegiatan perencanaan (RTPLP)

dan pemasaran serta pelaksanaan kegiatan pembangunan tahap 1, dengan memanfaatkan BLM 2 PLPBK

Actionplan/RAB/RPD BLM, SPKMB BLM, BAPPD BLM dan SP3 BLM telah ditandatangani dan diverifikasi oleh KMW/PROP………./Koorkot/Askot Mandiri;

BERITA ACARA PENARIKAN/ PENGGUNAAN DANA BLM (BAPPD BLM)

PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM  99 

 

BKM, UP-UP dan KSM atau masyarakat telah menerapkan prinsip serta asas PNPM-P2KP secara taat asas dan konsisten

4. Persyaratan pencairan Tahap III:

Kinerja pengelolaan kegiatan dan dana PLPBK tahap sebelumnya telah menunjukkan hasil yang memuaskan, sebagaimana hasil verifikasi KMW/OSP………./Koorkot/Askot Mandiri

Kinerja potensi keberlanjutan kelembagaan, kegiatan dan dana PLPBK sebelumnya menunjukkan hasil yang memuaskan, sebagaimana hasil verifikasi KMW/OSP………./Koorkot /Askot Mandiri

Pemanfaatan dana BLM tahap II telah termanfaatkan 50 % yang dilengkapi dengan Laporan Penggunaan Dana (LPD) dan progres kegiatan fisik 1 telah mencapai 75 % sesuai form kemajuan /progres pelaksanaan pembangunan fisik 1, sesuai Berita Acara sesuai kebutuhan dan atau kondisi riil di lapangan.

Actionplan/RAB/RPD BLM, SPKMB BLM, BAPPD BLM dan SP3 BLM telah ditandatangani dan diverifikasi oleh KMW/OSP………./Koorkot /Askot Mandiri.;

BKM, UPK dan KSM atau masyarakat telah menerapkan prinsip serta asas PLPBK dan P2KP/PNPM MP secara taat asas dan konsisten

Rekapitulasi penarikan/penggunaan dana:

No. Uraian Jumlah

1. Total bantuan yang disetujui (a) Rp ……………………….

2. Pencairan sampai dengan tahap lalu (b) Rp ……………………….

3. Dana yang telah dimanfaatkan/ditarik dari rekening BKM (c) Rp ……………………….

4. Sisa dana yang belum dimanfaatkan (a-c) Rp ……………………….

5. Pengajuan Pencairan tahap ini (d) Rp ……………………….

6. Sisa bantuan yang belum dicairkan (a-b-d) Rp ……………………….

Dengan disepakatinya pencairan dana tahap ini, maka BKM bertanggungjawab untuk menyalurkannya kepada KSM-KSM di Kelurahan/Desa dimaksud sesuai dengan persyaratan, jadwal dan sasaran yang telah disepakati.

100  PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 

 

Demikian Berita Acara ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Pihak Pertama Pihak Kedua, Penanggung Jawab Operasional Kegiatan BKM ................ (PJOK) Kecamatan............... ( ........................... ) ( .................) NIP ....................... Koordinator    

Pernyataan KMW Prov………./Koorkot/Askot Mandiri,

                     

Kami telah meneliti Surat Pernyataan di atas dan bertanggung jawab atas kebenaran isinya, serta menyanggupi untuk turut mengawasi pelaksanaannya

( .....................) TL KMW PROV……./Koorkot/

Askot Mandiri

PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM  101

 

 Tahun Anggaran : 201.......

Nomor Bukti : ………… MAK : …………

Nomor : …………… …………………

Sudah Terima Dari : Pejabat Yang Melakukan Tindakan Yang

Mengakibatkan Pengeluaran Anggaran Belanja SNVT

PBL Provinsi ................

Jumlah Uang : …………………….

Terbilang : …………………….

Untuk Pembayaran : Pencairan Dana BLM PLPBK Tahap III P2KP/PNPM -

MP

……………., ..……………......201........

       

Setuju dibayar : Kuasa Pengguna Angaran

SNVT PBL Provinsi ………………

( ………………………………… ) Nip. ……………

BKM …………………….

( ………………….. ) Koordinator BKM

KUITANSI  BUKTI  PEMBAYARAN 

KANTOR PUSATJL. Pattimura No.20 Kabayoran BaruJakarta Selatan, Indonesia - 12110

KANTOR PROYEKJl. Penjernihan 1 No. 19 F PejomponganJakarta Pusat Indonesia - 10210

SEKRETARIAT TP PNPM MANDIRIwww.pnpm-mandiri.org

PENGADUANP.O. BOX 2222 JKPMTSMS 0817 48048e-mail : [email protected] www.p2kp.org | www.pnpm-perkotaan.org