PETUNJUK TEKNIS (JUKNIS) …

22
PETUNJUK TEKNIS (JUKNIS) KEGIATANPEMBANGUNANPENGOLAHAN HASIL PERTANIAN T.A. 2009 DIREKTORAT PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN DEPARTEMEN PERTANIAN

Transcript of PETUNJUK TEKNIS (JUKNIS) …

Page 1: PETUNJUK TEKNIS (JUKNIS) …

I I I I I I I I I I I I

PETUNJUK TEKNIS (JUKNIS) KEGIATANPEMBANGUNANPENGOLAHAN

HASIL PERTANIAN T.A. 2009

DIREKTORAT PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN

DEPARTEMEN PERTANIAN

Page 2: PETUNJUK TEKNIS (JUKNIS) …

I I I I I I I I I I

I I I I I

PETUNJUK TEKNIS KEG IATAN

PENGAWALAN AGROINDUSTRI AREN

DIREKTORAT JENDERAL PENGOLAHAN

DAN PEMASARA HASIL PERTANIAN

2009

Page 3: PETUNJUK TEKNIS (JUKNIS) …

I I I I I I I I I I I I I I

KATA PENGANTAR

Salah satu upaya untuk menghasilkan komodi ti

perkebunan yang berdaya saing, meningkatkan nilai tambah,

dan meningkatkan penghasilan petani adalah dengan cara

meningkatkan efisiensi pengolahan serta menumbuh

kembangkan usaha pengolahan skala kecil, menengah dan

koperasi, untuk komoditi aren yang dibeberapa daerah sanga t

potensial untuk dikembangkan .

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan ini disusun sebagai

acuan dalam rangka pelaksanaan kegiatan pengembangan

agroindustri aren yang · dialokasikan melalui T ugas

Perbantuan pacia Kabupaten/Kota Tahun 2009.

Semoga petunjuk pelaksanaan ini dapat di manfaatkan

sebagairnana mestinya.

Jakarta, Januari 2009 Direkturt Pn lahan

~t~ n

le. Cha,c~ achman, MM + NIP : 080.048.537

Page 4: PETUNJUK TEKNIS (JUKNIS) …

I I I I I I I I I I I I I I

DAFTAR ISi

KATA PENGANTAR ... ..... .. ................................. .. .

DAFTAR ISI .... ...... ..... ...... . ... ... .... ....... .. .......... .... .

I. PENDAHULUM~ .............. .......... ............. ..

II. TUJUAN .......... .... ....... ... ...... ... ......... .......... .

III. SASARAN .. ... ..... .. ........ ... ... .... ... ..... ...... .. ..... .

IV. INDIKATOR KEBERHASILAN ... .. .... ...... ...... .

V. SARANA DAN PRASARANA ...... .. ...... .... .. .. .... .

VI. ORGANISASI DAi\J PENGAWALAN ... ... .. .... ... .

VII. PENUTUP

VIII . LAMPIRAN ...... .. ... .. .... ....... .. ..... ........ ..... ...... .

II

Halama n

II

1

2

3

3

4

8

9

11

Page 5: PETUNJUK TEKNIS (JUKNIS) …

I I I I I I I I I I I I I I

I. PENDAHULUAN

Swasembada gula selain diupayakan melalui pengembangan dari tebu sebagai bahan bakunya juga dapat dikembangan melalui sumber bahan baku lain seperti dari aren dan kelapa. Gula aren selama ini cukup dikenal dalam rnasyarakat telah rnarnpu menyerap tenaga kerja petani. Hal ini dimungkinkan karena aren selama ini cukup tersedia walaupun tanpa rnelalui upaya budidaya. Aren dapat turnbuh tersebar hampir diseluruh Indonesia. Data potensi dibeberapa daerah utama penghasil aren (terlampir) dengan total luas lebih dari 36.905 ha dan produksi lebih dari 20.949 ton per tahun . Gula aren dikonsumsi sebagai bahan rnakanan dan industri. Industri yang selama ini dapat menggunakan aren sebagai bahan baku antara lain untuk pembuatan kecap dan minuman mengandung alkohol (tuak) .

Potensi aren yang cukup besar mcrupakan potensi ekonomi yang dapat memberikan kontribusi dalam pembangunan. Hal ini <lapa t d ilakukan dengan upaya memc.erdayakan masyaraka t dengan sentuhan industrialisasi di pedesaan.

Untuk mengembangkan potensi tersebut di beberapa daerah eksisti.ng area tanarnan aren hendaknya dibangun industri pengolahan aren terpadu serta adanya energi panas burni atau energi alternatif lainnya dapat dimanfaatkan sebagai pengganti bahan bakar w1tuk proses pembuatan gula aren khususnya gula semut.

Pada tahun anggaran 2005-2008 Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian telah melakukan pembangunan pengolahan gula semut berskala besar

Page 6: PETUNJUK TEKNIS (JUKNIS) …

I I I I I I I I I I I I I I

dari gula aren sebagai salah u pay a menga ta si kekurangan produk gula dan sebagai upaya pemberdayaan produk perkebunan dalam ha! ini aren . Unit pengolahan ini diharapkan dapat beroperasional sehingga dapat memberikan manfaat atau nilai tambah bagi petani maupun masyarakat sekitar.

Atas dasar berbagai pertimbangan tersebut maka Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian melakukan pengawalan pada unit usaha pengolahan gula semut dari komoditi aren yang telah dibangun pada tahun anggaran 2005-2008.

II. TUJUAN

Tujuan utama pengawalan pengolahan gula aren yang dilaksanakar. pada tahun 2009 antara lain : 1. Operasionalisasi UPH gula aren dan diversuikasi

produk olahan. 2. Meningkatkan kemampuan petani/pok tan /

gapoktan dalam pengelolaan dan teknis operasionalisasi UPH.

III. SASARAN

Sasaran yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah : 1. Terbinanya petani/kelompok tani (Pok tan)

/gabungan kelompok tan.i (gapoktan) ya ng mampu dalam mengelola unit usaha agroindustri aren dari segi tekn.is usaha, manajemen dan pemasaran .

2. Beroperasinya unit pengolahan gula aren .

2

Page 7: PETUNJUK TEKNIS (JUKNIS) …

I I I I I I I I I I I I I I

3. Berkembangnya pengolahan aren menjadi produk gula.

IV. INDIKATOR KEBERHASILAN

Terbangunnya kelembagaan usaha kelompok petc1ni kelapa yang mengelola/mengusahakan produksi dan pemasaran produk olahan aren untuk keperluan masyarakat. Terbentuknya gapoktan yang mandiri dan profesiond yang mam pu mengelola unit usaha agroindustri aren dengan baik.

V. PELAKSANAAN KEGIATAN

Pengawalan unit usaha agroindustri aren merupakan salah satu upaya dalam pengernbangan pengolahan hasil pertanian dan peningkatan rnutu hasil, peningkatan nilai tambah dan daya saing dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya pe tani . Dc1lam mengimplementasikan program terse but peIT1erintah memberikan dukungan pelayanan, fasilitas, iklim yang kondusif, pengadaan alat mesin pengolahan sesuai kebutuhan petani / kelompok tani serta bimbingan teknis dan manajemen. Untuk mewujudkan pelaksanaan pengawalan unit usaha agroindustri aren, adalah sebagai berikut:

3

Page 8: PETUNJUK TEKNIS (JUKNIS) …

I I I I I I I I I I I I I I

1. Pengawalan dan pendampingan

a. Pusat

► Menyusun pedoman teknis kegia tan pengembangan unit usaha agroindustri aren.

► Melaksanakan sosialisasi pedoman teknis

~ Melakukan koordinasi dengan pihak terkait

► Monitoring dan evaluasi perkembangan pelaksanaan kegiat.an pengembangan unit usaha pengolahan/agroindustri aren .

b. Propinsi .

► Merekrut Supervisor

► Menyusun rencana pengawalan

► Melakukan koordinasi dengan pihak terkait

► Memfasilitasi bimbingan teknis

► Monitoring dan evaluasi perkembangan pelaksanaan kegiat.an pengembangan unit usaha/ agroindustri aren.

c. Kabupaten

,- Merekrut site manager

,- Menyusun program pendampingan bersama site manager

► Melakukan koordinasi dengan pihak terkait

► Monitoring dan evaluasi perkembangan pelaksanaan kegia t.an pengem bang an unit usaha/ agroindustri aren.

4

Page 9: PETUNJUK TEKNIS (JUKNIS) …

I I I I I I I I I I I I I I

2. Pelatihan gapoktan/ kelompok tani a. Site manager menyusun program pelatihan,

materi pelatihan dan metode pelatihan. b. Site manager mendampingi gapoktan dalam

implernentasi manajemen usaha dan manajemen kelernbagaan, agar mencapai kriteria indikator keberhasilan yang telah ditargetkan dalam program kegiatan usaha gapoktan.

c. Gapoktan bersama dengan site manajer melakukan pembinaan kepada kelornpok tani, agar mencapai kriteria indikator keberhasilan yang ditargetkan dalam progra1!1 kegiatan kelompok tani

3. Pelatihan site manager . a. Supervisor membuat program pelatihan kq 1c1d ,1

site manajer termasuk materi dan metodenya , agar site manager memiliki kompetensi dalarn melakukan pendampingan kepada gapoktan / kelompok tani

b. Supervisor melakukan pelatihan, serta melakukan evaluasi terhadap hasil pelatihan

c. Supervisor rnemonitor dan rnengevaluasi kinetja site manager dalam rnelakukan pendampingan

d. Supervisor membantu site manager, manakala site manager menghadapi rnasalah dalam penda m pingan.

4. Pendampingan Site manager yang s udah dilatih dan kom pc ten, melakukan pendampingan kepad a gapoktan da lam manajemen usaha, manaJemen kelembagaan seca r,1

5

Page 10: PETUNJUK TEKNIS (JUKNIS) …

I I I I I I I I I I I I I I

full time sehingga gapoktan yang didampingi dapat mandiri, profesional dalam berusaha dan dapat mensejahterakan anggotanya.

5. Fasilitasi akses pembiayaan a. Site manager dapat melakukan koordinasi dengan

tim pengawalan baik dari Pusat, maupun dari Propinsi, supervisor dan Dinas Kabupaten serta instansi terkait untuk memperoleh akses permodalan.

b. Akses permodalan dapat iuga dikoordinasikan dengan mitra usaha.

6. Temu usaha a. Dalam rangka mendapatkan mitra usaha dapat

dilakukan melalui temu usaha yang difasilitasi oleh supervisor, tim pengawalan pusat, propinsi maupun Dinas kabupaten/kota bersama site manager.

b. Peserta temu usaha dapat dari kalangan industri ataupun produsen lain.

c. Dalam temu usaha diupayakan terjadi kontrak kemitraan yang saling menguntungkan dengan resiko kerugian yang proporsional.

VI. ORGANISASI PF.NGELOLA

1. Gapoktan a. Gapoktan merupakan unit gabungan

kelompok tani kelapa yang mandiri, dengan pengurus yang berasal dari kelom pok tani, dipimpin oleh seorang yang kompeten dalam

6

Page 11: PETUNJUK TEKNIS (JUKNIS) …

I I I I I I I I I I I I I I

wirausaha yang dipilih secara rnusyawarah, dan rnemiliki AD-ART yang jelas.

b. Mempunyai tugas : membuat program kegiatan usaha, melaksanaakan usaha secara profesional dan transparan (akuntabilitasnya tetjamin) sehingga menguntungkan, serta membuat laporan perkembangan usaha secara periodik kepada anggotanya

c. Mempunyai fungsi: pemasaran prod uk, mengelola unit pembiayaan usaha dtHI

mengakses lembaga finansial yang ada, Melakukan pembinaan kepada kelompok tani agar . menghasilkan produk sesua1 standar, rnemfasilitasi penyediaan sarana produksi pertanian, sirnpan pinjam dsb.

d. Mempunyai kewenangan: memberikan

sangsi kepada anggota yang melanggar

aturan yang telah disepakati .

2. Kelompok tani a. Kelompok tani merupakan wadah petani

penghasil kelapa, ciipimpi.n oleh seorang kch1c1

yang dapat mengkoordinasikan dalam menghasilkan produk gula a ren, penghubung antara petani dan gapoktan 1..falam memperoleh fasilitas dari gapoktan.

b. Berhak rnem peroleh informasi pasar, informasi teknologi, birnbingan teknis dan kelernbagaan, fasilitas saprotan atau pm1aman bi.la memungkinkan dari Gapoktan / mitra bisnis

c. Melakukan pertemuan dalam rangka menyusun rencana produksi dan program

7

Page 12: PETUNJUK TEKNIS (JUKNIS) …

I I I I I I I I I I I I I I

3.

kerja kelompok dengan menerapkan CAP, GHP dan GMP serta inovasi teknologi .

► Menjual hasilnya melalui Gapoktan ► Melalui ketua kelompok dapat menyalurkan

aspirasi dalam perbaikan usaha di Gapoktan

► Mendapat sanksi sesuai aturan bila melanggar

aturan yang disepakati bersama.

Supervisor

► Perorangan/ tim yang berasal dari Perguruan

Tinggi /LSM/Swasta yang mempunya1

kompetensi dalam pemberdayaan masya rakat

(gapoktan aren)

► Membuat program pengawalan

r Bertugas: mengawa l dan membina kegiatan

yang di:akukan site manager (3 s/ d 5 site

manager, memberikan

(pengolahan gula aren),

pelatihan te knis

mana1emen usaha

(manajemen prodtiksi, pemasaran dan

keuangan), serta manajemen kelembagaan

(organisasi gapoktan, hak dan tanggung jawab

pengurus dsb.)

► Mengadakan pertem uan ru tin

mingguan/bulanan dengan site manager

maupun instansi terkait untuk pengawalan

kegiatan dan keberhasilan pengelolaan

kegiatan pada gapoktan yang dibina.

► Membuat laporan dan perkembangan kegia tan

8

Page 13: PETUNJUK TEKNIS (JUKNIS) …

I I

II I I I I I I I I I I I

► Supervisor direkrut dengan penunjukan

langsung oleh Oinas sesuai dengan ke tentua n

yang berlaku, dan kontrak kerja selama 10

bulan

► Dana supervisi dapat dirinci dalam OE,

rnisalnya : honor, operasional supervisor,

rapat/perternuan, pelaporan di!.

4. Site Manager ► Oiangka t rnelalui kepu tusan Kepala

Oinas/KPA, dengan kontrak kerja ya ng tersedia selarna 10 bulan, honor Rp 1.400.000,­/bulan, dan tidak rnenuntut menjad i tenaga honorer/ PNS

► Site manager harus kompe ten dal a m melakukan pendampingan, untuk itu perlu dilakukan pela tihan.

► Meny11sun program pendarn pingan

► Bertu.gas : rnendarnpingi dan rnernbimbing gapoktan/ kelornpok tani anggota gapoktan secara terns rnenerus (full time), rnembina gapoktan agar rnandiri dan profesional dalam rnenjalankan usahanya rnela lu i pendampingan dibidang teknis (pengolahan gula aren), manajernen usaha (manajemen produksi, pernasaran terrnasuk akses pasar /kemitraan dan keuangan termasuk akses modal) , serta manajernen kelernbagaan (organisas i gapok tan , hak dan tanggung jawab pengurus dsb .)

9

Page 14: PETUNJUK TEKNIS (JUKNIS) …

I I I I I I I I I I I I I I

► Melakukan pendampingan terkait dengan pendokumentasian kegiatan usaha gapoktan.

► Berkewajiban membuat laporan pendarnpingan dan hasilnya setiap bulan dan melaporkannya kepada Kepala Dinas Kabupaten/Kota dan Supervisor.

5. Sarana Bangunan Secara umum bangunan yang diperlukan

dalam kegiatan pengembangan agroindus tri a rl'n adalah sebagai berikut

Tanah untuk lokasi pembangunan UPH Agroindustri aren merupakan tanah milik anggota kelompok tani dengan luas areal yang diperlukan minimum 1.000 m2. Luas bangunan UPH seluas 500 m2 terdiri dari bangunan gudang , ruang produksi, kantor, mushola, bengkel dan gudang peralatan/spnre pnrt serta halaman.

VII. ORGANISASI PEMBI AAN DAN PENDANAA. 1

a. Organisasi Pembinaan.

1. Pusat

Dalam rangka pengawalan pelaksanaan pembangunan pabrik dan pengembangan usaha agroindustri aren oleh Kelompok/Gapoktan, dibentuk suatu Tim Pengawalan. Adapun Tugas Tim Pengawalan adalah:

10

Page 15: PETUNJUK TEKNIS (JUKNIS) …

I I I I I I I I I I I I I I

a. Menyusun pedoman pelaksanaan dan rencana kegia tan

b. Melaksanakan sosialisasi pedoman pelaksanaan

c. Melakukan koordinasi dengan pihak terkait d . Merancang pola pengawalan dan

rnelakukan pengawalan sesuai kebutuhan program/ kegia tan

e. Menyusun data base dan pelaporan pelaksanaan program di kabupaten.

2. Tingkat Provinsi 0alarn rangka pembinaan perencanaan,

pelaksanaan, evaluasi dan pengembangan lebih lanjut agroindustri aren, di mas ing­masing propinsi yang bersangku tan da pat membentuk kelom pok kerja pernbangunan aren Provinsi (POKJA Provinsi) POKf A Provinsi dibentuk dengan SK Gubernur, dengan Ketua ada lah Kepala 0inas Pertanian / Perkebunan dan anggota dari instansi terkait tingkat propinsi antara lain dari Dinas lingkup Pertanian, Bappeda, Dinas Perindag, Dinas Koperasi dan UKM, Lernbaga Keuangan / Bank, pelaku usaha, Perguruan Tinggi, Kepala Dinas Pertanian / Perkebunan Kabupaten yang bersangku tan, LSM dll.

Tugas POKJ A Provinsi adalah: a. Merurnuskan kebijakan

Pengembangan Agroindustri tingkat wilayah Propinsi .

11

operasional Aren di

Page 16: PETUNJUK TEKNIS (JUKNIS) …

I I I I I I I I I I I I I I

b. Melakukan koordinasi li.ntas sektor / sub sektor, kabupaten/kota untuk meningkatkan upaya pembangunan terkait dengan pengembangan agroindsutri aren serta peningkatan efektivitas dan efisiensi pelaksanaannya.

c. Melakukan fasili tasi / sosialisasi perencanaan, pelaksanaan dan perr..bi.naan serta bimbingan teknis dan manajemen Pengembangan Agroindustri Aren.

d. Melakukan pembinaan, pemantauan, pengendalian dan evaluasi program pengembangan agrqind ustri aren serta menyampaikan laporan kepa da 0itjen Pengolahan dan Pemasara n Ha sil Pertanian.

3. Tingkat Kabupaten 0alam rangka pembinaan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pengembangan lebih lanjut agroi.ndustri aren, di masi.ng­masing kabupaten yang bersangkutan dapat membentuk Kelompok Ketja Pembangunan aren Kabupaten (POKJA Kabupaten) . POKJA Kabupaten dibentuk dengan SK Bupati, dengan ketua adalah Kepala Dinas Pertanian/Perkebunan dan anggota dari instansi terkait tingkat kabupaten antara Iain dari 0inas lingkup Pertanian, Bappeda, 0i.nas Perind ag, 0inas Koperasi dan UKM, Lembaga Keuangan/ Bank, pelaku usa ha, C1mc1t yang bersangkutan, LSM dan lai n-1;-iin .

12

Page 17: PETUNJUK TEKNIS (JUKNIS) …

I I I I I I I I I I I I I I

Tugas POKJ A Ka bu paten adalah: a. Merurnuskan kebijakan

Pengernbangan Gula Aren wilayah Kabupaten,

operasional di tingkat

b. Memfasilitasi penerapan teknologi manajemen usaha pengolahan hasil, manajemen pernasarannya .

c. Fasilitasi, dan pengembanga n pasar

dan dan

d . Fasilitasi akses terhadap permodalan yang diper lukan oleh Kelompok/Gapoktan .

e. Melakukan koordinasi lintas sector/sub sector untuk rneningkatkan upaya pernbangunan terkait dengan pengolahan gula aren serta peningkatan efektifitas dan efisiensi pelaksanaannya.

f. Melakukan pernbinaan, pernantauan, pengendalian serta rnenyarnpaikan laporan kepada Dinas Pertanian Provinsi dan Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian set:iap bulan.

g. Mernfasilitasi peny1apan lokas i pembangunan unit pengolahan gula a ren sesuai dengan lokasi yang disarankan dari basil studi kelayakan (FS) gula aren.

4. Tingkat Kecarnatan Di tingkat kecarnatan dapat dibentuk

Forum Pengernbangan Gula Aren (FPG) dengan SK Bupati yang bersangkutan. FPG dibentuk berdasarkan atas kesamaan dan kepentingan bersama dan merupakan orgarusas1 stakeholder yang berperan sangat

13

Page 18: PETUNJUK TEKNIS (JUKNIS) …

I I I I I I I I I I I I I I

penting dan strategis dalam pengembangan usaha pengolahan gula aren. FPG terdiri dari ketua, sekretaris dan beberapa orang anggota. Anggota FPG terdiri dari Petugas Pertanian Kecamatan, aparat desa yang bersangkutan, petani/kelompok tani, penyuluh/tenaga pendamping.

Tugas FPG antara Iain adalah: a). Memfasilitasi dalam melakukan

sosialisasi program dan menggerakkan partisipasi masyarakat serta berbagai pihak terkait dengan peng mbangan gula aren.

b) . Memfasilitasi Ke.iompok / Gapoktan dalam melakukan pemecahan masalah yang dihadapi dan upaya - upaya penumbuhan dan pengembangan usaha Kelompok / Gapoktan yang bersangkutan maupun usaha· masyarakat • lainnya yang terkai t.

b. Pendanaan

Anggaran penga walan usaha pengolahan gula aren pada tahun anggaran 2009 untuk komponen-komponen yang telah ditentukan dise­diakan pada DIPA Ditjen PPHP Tahun 2009.

14

Page 19: PETUNJUK TEKNIS (JUKNIS) …

I I I I I I I I I I I I I I

IX. PENUTUP

Industrialisasi pertanian di perdesaan melalui Program Pengembangan Agroindustri Aren merupakan suatu proses konsolidasi usaha agribisnis khususnya pengolahan hasil pertanian yang disertai dengan koordinasi vertikal dan horizontal dalarn setiap tahapan pembangunannya mulai dari penyediaan sarana produksi, pengembangan kelembagaan usaha Kelompok / Gapoktan, penyediaan bahan baku, pengolahan dan pemasaran hasil. Program Pengawalan Agroi..ndustri Aren merupakan merupakan langkah strategis ya ng di..harapkan_ mampu memacu perturnbuhan ekonomi dc1n meningkatkan kesempatan ketja serta meningkcltkd11 nilai tambah dan daya sa ing serta pendapatan peta ni dc111

pengembangan perekonomian wilayah / daerah . Keberhasilan pengembangan usaha agroindustri aren pada setiap lokasi yang telah ditentukan sangat tergantung kepada dedikasi dan semangat juang serta adanya rnanajemen yang baik dari pelaku usaha yang bersangkutan dalam hal ini yaitu kelompok / gapoktan serta dukungan yang ikhlas dari berbagai pi..hak terkait.

(Catatan: Alat da:1 bangunan pengolahan aren merupakan rnilik pernerintah pusat dan daerah. Gapoktan berhak untuk rnemanfaatkan alat dan bangunan agroindustri aren. Dalam pelaksanaannya jika gapoktan pengelola tidak bisa rnemanfaatkan alat pengolahan aren tersebut, bisa dialihkan ke gapoktan lain).

15

Page 20: PETUNJUK TEKNIS (JUKNIS) …

I I I I I I I I I I I I I I

Lampiran .. ...

Spesifikasi Teknis

PERALATAN PENGOLAHAN GULA AREN

No Alat dan Spesifikasi

1 Tangki Penampung Nira Mentah 1000 It

2 Saringan Nira

3 Masakan dan Putaran

4 Wajan Perebusan Nira 150 It

5 Wajan Penguapan 50 It .

6 Cetakan Berdiameter 5 cm

7 Meja Cetakan 1 x 3 m

8 Peralatan Lain - lain

16

Kapasitas I 1 buah

1 buah

1 unit I

2 buah i

2 buah ' !

1000 buah !

3 buah ' I 1 pa ket

Page 21: PETUNJUK TEKNIS (JUKNIS) …

I I I I I I I I I I I I I I

Daftar perusahaan produsen alat gula aren :

1. TokoMesin.com - Maksindo Cipta Utama - PT. Toko Mesin

Maksindo

JI. Kresna No. 2 Malang - Indonesia.

2. Budi Mukti lndustri, katalok Prociuk.

JI. Raya Kartasura Km. 8; Pabelan - Surakarta.

17

Page 22: PETUNJUK TEKNIS (JUKNIS) …

I I I I I I I I I I I I I

I I

Contoh Gambar :

Unit pemasakan nira

Cetakan gula

18