Petunjuk Praktikum SPH_2

download Petunjuk Praktikum SPH_2

of 45

Transcript of Petunjuk Praktikum SPH_2

  • 8/15/2019 Petunjuk Praktikum SPH_2

    1/45

    PETUNJUK PRAKTIKUM

    STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN HEWAN

    Disusun oleh:

    TIM LABORATORIUM

    BIOLOGI STRUKTUR DAN FUNGSI HEWAN

    LAB. BIOLOGI STRUKTUR DAN FUNGSI HEWAN

    JUR. BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    APRIL, 2014

  • 8/15/2019 Petunjuk Praktikum SPH_2

    2/45

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atassegala karunia-Nya sehingga buku Petunjuk Praktikum inidapat diselesaikan oleh Tim Laboratorium Biologi Struktur danFungsi Hewan, Fakultas Sains dan Matematika Undip. BukuPetunjuk Praktikum ini berisi materi yang dilengkapi dengangambar untuk membantu mempermudah praktikan dalammemahami materi praktikum.

    Terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yangtelah membantu penyusunan buku petunjuk praktikum ini.

    Semoga buku petunjuk ini bermanfaat bagi kalanganakademisi maupun pihak-pihak yang membutuhkan.

    Semarang, April 2014

  • 8/15/2019 Petunjuk Praktikum SPH_2

    3/45

    TATA TERTIB

    1. Semua praktikan wajib mempersiapkan diri sebelumkegiatan praktikum dimulai dan mempelajari materi yang

    berkaitan dengan acara praktikum

    2. Praktikan harus memakai pakaian yang rapi dan tidak

    diperbolehkan memakai kaos oblong dan sandal.

    3. Praktikan wajib menggunakan jas praktikum setiap

    melakukan acara praktikum di laboratorium.

    4. Praktikan harus hadir di laboratorium 10 menit sebelum

    acara dimulai.

    5. Setiap acara praktikum selalu diawali dengan  pretest . Bagi

    praktikan yang terlambat, tidak ada penambahan waktu

    untuk pretest .

    6. Praktikan harus hadir pada setiap acara praktikum. Bagi

    praktikan yang tidak bisa hadir harus menunjukkan surat

    keterangan tertulis yang disertai dengan lampiran/bukti

    yang menguatkan.

    7. Praktikan yang tidak hadir harus inhal  (mengganti hari

    praktikum) dengan konsekuensi semua biaya untuk

    pembelian bahan dan pelaksanaan praktikum ditanggung

    praktikan yang bersangkutan.

    8. Laboratorium menyediakan lembar laporan sementara

    untuk setiap praktikan yang digunakan untuk mencatat hasil

    pengamatan setiap acara praktikum. Laporan sementara

    dari praktikan harus disahkan oleh asisten masing-masing.

    9. Setiap praktikan wajib membuat laporan resmi praktikum

    dengan format yang sudah ditentukan oleh Tim

    Laboratorium Biologi Struktur dan Fungsi Hewan. Laporan

    resmi wajib dikumpulkan satu minggu setelah pelaksanaan

    praktikum.

    10. Praktikan wajib menjaga ketenangan dan ketertiban selama

    pelaksanaan praktikum

  • 8/15/2019 Petunjuk Praktikum SPH_2

    4/45

    11. Praktikan yang memecahkan atau merusakkan peralatan

    praktikum, diwajibkan mengganti dengan peralatan yang

    sama.12. Setiap praktikan wajib mengikuti responsi (ujian akhir

    praktikum) setelah menjalankan semua acara praktikum.

    13. Praktikum dinyatakan selesai setelah semua praktikan

    mengikuti semua acara praktikum dan responsi.

  • 8/15/2019 Petunjuk Praktikum SPH_2

    5/45

    FORMAT LAPORAN

    Laporan resmi praktikum memiliki format sebagai berikut:

    I. Judul Acara

    II. Tujuan

    III. Tinjauan Pustaka

    IV. Metodologi (Alat, Bahan, dan Cara Kerja)

    V. Hasil dan Pembahasan

    VI. KesimpulanDAFTAR PUSTAKA

  • 8/15/2019 Petunjuk Praktikum SPH_2

    6/45

    DAFTAR ISI

    HalHALAMAN JUDUL............................................................. 1

    KATA PENGANTAR.......................................................... 2

    TATA TERTIB PRAKTIKUM.............................................. 3

    FORMAT LAPORAN.......................................................... 4

    DAFTAR ISI....................................................................... 6

     ACARA I PERKEMBANGAN EMBRIO KATAK........ 7

     ACARA II PERKEMBANGAN EMBRIO AYAM......... 12

     ACARA III STRUKTUR ORGAN TURUNANEKTODERM..........................

    22

     ACARA IV STRUKTUR ORGAN TURUNAN

    MESODERM.........................

    30

     ACARA V STRUKTUR ORGAN TURUNAN

    ENDODERM.........................

    40

  • 8/15/2019 Petunjuk Praktikum SPH_2

    7/45

    ACARA I

    PERKEMBANGAN EMBRIO KATAK

    Kompetensi Dasar

    Setelah mengikuti kegiatan praktikum dengan acara ini,

    praktikan diharapkan dapat mengenal dan menjelaskan

    tahapan perkembangan embrio katak dengan benar.

    DASAR TEORI

    Perkembangan/Ontogeni KatakOntogeni atau ontogenesis/morfogenesis adalah proses

    perkembangan organisme mulai dari fertilisasi, zigot sampai

    terbentuk organisme dewasa yang memiliki sistem tubuh

    dengan sel-sel yang matang fungsional. Ontogeni pada katak

    dapat dibagi menjadi beberapa tahap sebagai berikut:

    1. Peleburan sifat-sifat genetik yang berasal dari sel gamet

     jantan (spermatozoa) dengan sel telur (ovum) yang

    menghasilkan zigot2. Embriogenesis: tahap perkembangan lanjutan dari zigot

    yang terdiri dari pembelahan, gastrulasi, dan dilanjutkan

    dengan organogenesis.

    Pembelahan (cleavage) merupakan tahap awal dari

    perkembangan zigot yang ditandai dengan terjadinya beberapa

    kali pembelahan mitosis secara cepat. Sitoplasma dari zigot

    akan dibagi secara proporsional ke dalam beberapa sel hasil

    proses pembelahan.Pembelahan katak dikenal dengan istilah radial

    holoblastik/holoblastic unequal . Telur katak memiliki kuning

    telur (yolk ) yang lebih banyak dan terkonsentrasi pada bagian

    kutub vegetal (vegetal pole). Hasil pembelahan blastomer di

    daerah kutub animalis (animal pole) akan menghasilkan

    mikromer (sel yang berukuran kecil), sedangkan di daerah

  • 8/15/2019 Petunjuk Praktikum SPH_2

    8/45

    kutub vegetal akan menghasilkan makromer (sel yang

    berukuran lebih besar).

    Gambar 1. Tahap pembelahan dan gastrulasi embrio katak

    Pembelahan pertama pada embrio katak terjadi secara

    meredional melalui bagian tengah gray crescent . Pembelahan

    kedua juga terjadi secara meredional dan tegak lurus dengan

    bidang pembelahan pertama. Pembelahan pertama dan kedua

    terjadi di dekat kutub vegetal dan mengalami perlambatan

  • 8/15/2019 Petunjuk Praktikum SPH_2

    9/45

    karena adanya yolk yang banyak. Pembelahan ketiga terjadi

    secara equatorial   lebih dekat ke kutub anima yang

    menghasilkan 4 mikromer dan 4 makromer di daerah kutubvegetal. Selanjutnya, tahap pembelahan ini akan menghasilkan

    sel-sel mikromer yang banyak di kutub anima dan sel-sel

    makromer yang lebih sedikit di kutub vegetal. Sel-sel embrio

    akan terus membelah dan memasuki tahap morula. Embrio

    morula pada katak terdiri atas 16-64 sel yang kemudian akan

    terus berkembang memasuki tahap blastula (128 sel). Tahap

    blastula ditandai dengan terjadinya kompaksi sel-sel hasil

    pembelahan (blastomer) ke bagian tepi (kortek) yang diikutisekresi bahan-bahan spesifik ke dalam rongga yang terbentuk

    di bagian dalam embrio. Tahap pembelahan juga dikenal

    dengan tahap pembentukan rongga embrio/blastosul yang

    disebut kavitasi (cavitation).

    Gastrulasi merupakan tahap perkembangan lanjutan dari

    embrio blastula. Tahap ini ditandai dengan terjadinya

    penurunan kecepatan mitosis dari blastomer, migrasi dan

    perubahan tata letak dari blastomer untuk membentuk tigalapisan bakal benih ( primordial germ cell ), yaitu ektoderm,

    mesoderm, dan endoderm. Ektoderm adalah lapisan yang

    terletak di bagian luar, sedangkan mesoderm dan endoderm,

    berturut-turut terletak di bagian tengah dan dalam embrio.

    Tahap ini juga ditandai dengan terbentuknya peta nasib ( fate

    mape) dari ketiga lapisan germinal tersebut. Lapisan ektoderm

    akan berkembang lebih lanjut membentuk sel-sel epidermis

    dan sel-sel saraf, lapisan mesoderm berkembang membentuk

    beberapa organ, seperti jantung, ginjal, jaringan otot, tulang,

    dan sel-sel darah. Lapisan endoderm akan berkembang

    membentuk dinding saluran pencernaan, dan jaringan

    turunannya, seperti hati dan pankreas. Akhir dari tahap ini juga

    ditandai dengan adanya gastrosol yang akan berkembang

    lebih lanjut membentuk rongga perut primitif.

  • 8/15/2019 Petunjuk Praktikum SPH_2

    10/45

    10 

    Gambar 2. Ontogeni perkembangan katak.

    Perkembangan lanjutan dari gastrulasi adalah

    organogenesis. Proses ini ditandai dengan neurulasi

    (pembentukan bumbung neural). Sel-sel pada lapisan germinal

    (ektoderm, mesoderm, endoderm) yang terbentuk pada akhir

    gastrulasi akan melakukan interaksi satu dengan lainnya untuk

    membentuk organ-organ tubuh. Organogenesis dimulai

    dengan terjadinya interaksi antara sel-sel mesoderm di daerah

    tertentu dengan lapisan ektoderm di sebelah luarnya sehingga

    terbentuk tabung/bumbung neural (neural tube) yang

    merupakan bakal dari sistem saraf. Proses ini di sebut

    neurulasi. Akhir dari organogenesis akan dihasilkan beberapa

    organ tubuh dengan sel-sel spesifik yang telah matang

    fungsional.

  • 8/15/2019 Petunjuk Praktikum SPH_2

    11/45

    11 

    METODOLOGI

    Alat dan Bahan

    1. Sediaan awetan embrio katak2. Model morula, blastula, dan gastrula embrio katak

    3. Mikroskop biologi

    4. Mikroskop stereo binokuler

    5. Pipet dan gelas arloji

    Cara Kerja

    1. Amati sediaan awetan embrio katak pada embrio tahap

    pembelahan, morula, blastula dan gastrula denganmenggunakan mikroskop stereo binokuler. Gambar dan beri

    keterangan!

    2. Amati, gambar, dan beri keterangan model embrio katak

    pada stadium morula, blastula, dan gastrula!

  • 8/15/2019 Petunjuk Praktikum SPH_2

    12/45

    12 

    ACARA II

    PERKEMBANGAN EMBRIO AYAM

    Kompetensi Dasar

    Setelah mengikuti kegiatan praktikum, praktikan diharapkan

    dapat mengenal dan menjelaskan tahapan perkembangan

    embrio ayam dengan benar.

    DASAR TEORI

    Perkembangan embrio ayam diawali dengan pembentukan

    stria primitiva,  processus cephalicus, dan diferensiasi lanjutdari blastoderm. Bagian-bagian tersebut mulai terbentuk pada

    embrio umur 16-24 jam. Stria primitiva  terletak di sepanjang

    sumbu tengah yang terdiri atas beberapa bagian, antara lain:

    a. Primitive ridge, terdiri atas sel-sel mesoderm, terkonsentrasi

    di bagian tengah, dan berfungsi sebagai pembatas

    b. Primitive groove, terdiri atas sel-sel mesoderm yang

    terkonsentrasi di bagian tengah yang berfungsi sebagai alur

    c. Primitive knot   (nodus Hensen), merupakan suatu simpulyang terletak di ujung anterior stria primitive. 

    Processus cephalicus  merupakan garis yang membentuk

    lipatan kepala (head fold ) yang meluas ke arah anterior, mulai

    dari nodus Hensen. Di sebelah anterior dari lipatan kepala

    terdapat daerah bening yang disebut proamnion.

    Blastoderm merupakan lapisan sel yang ditemukan pada

    embrio tahap blastula yang terdiri atas sel-sel yang disebut

    blastomer. Blastula pada ayam disebut blastodiskus. Embrio

    tahap blastula memiliki daerah bagian tengah di atas blastosol

    yang disebut area pellusida. Area ini terletak di bagian dalam

    dari area opaca, jernih dan bebas vitelus. Adapun, area opaca 

    terletak di bagian luar, tampak agak keruh, dan terisi penuh

    dengan vitelus/yolk. Blastodiskus tersusun oleh dua lapisan,

    yaitu epiblas yang terletak di sebelah luar dan hipoblas yang

    terletak di sebelah bawah dari epiblas. Tahap perkembangan

  • 8/15/2019 Petunjuk Praktikum SPH_2

    13/45

    13 

    selanjutnya, lapisan epiblas akan berkembang menjadi embrio,

    sedang lapisan hipoblas berkembang membentuk selaput yang

    melindungi dan memberi nutrisi embrio. Selaput-selaput inidikenal dengan selaput ekstraembrional.

    Gastrulasi pada ayam memiliki ciri khas, yaitu adanya garis

    primitif ( primitive streak ). Daerah ini terbentuk diawali dengan

    terjadinya penebalan pada bagian midposterior dari area

    pellusida (Kohler cycle). Penebalan tersebut sebagai akibat

    adanya migrasi sel-sel dari bagian lateral dari epiblas bagian

    posterior menuju ke bagian tengah (sentral). Garis primitif

    terbentuk, karena adanya penyempitan di area yangmengalami penebalan yang memanjang dari posterior ke

    anterior mencapai 60-75% dari sumbu anterior-posterior

    embrio. Selanjutnya, pada garis primitif akan terbentuk lekuk

    primitif ( primitif ridge) yang berfungsi sebagai tempat terjadinya

    involusi dari sel-sel yang akan masuk ke dalam blastosol.

    Ujung anterior dari garis dan lekuk primitif ini ditemukan

    bonggol yang membentuk cekungan pada bagian tengahnya,

    yang berfungsi sebagai area masuknya sel-sel ke dalamblastosol. Bonggol ini disebut nodus Hensen.

    Nodus Hensen mempunyai peran penting dalam proses

    perkembangan, yaitu tempat bermigrasinya sel-sel yang akan

    membentuk mesoderm ke bagian anterior/kepala. Migrasi

    selanjutnya juga melalui area ini, yaitu sel-sel mesoderm yang

    bergerak ke arah anterior yang akan membentuk notokord.

     Adapun sel-sel yang bermigrasi ke arah lateral dari garis

    primitif akan membentuk mesoderm dan endoderm embrio.

    Selanjutnya, sel-sel yang akan membentuk mesoderm

    bergerak antara lapisan endoderm dengan mesoderm,

    kemudian mendesak ke atas epiblas di bagian midanterior

    untuk membentuk tonjolan kepala. Secara bersamaan, sel-sel

    yang bermigrasi ke arah dalam pada garis primitif akan

    membentuk dua arus sel, satu bermigrasi ke bagian yang lebih

    dalam bergabung dengan hipoblas di bagian tengah dan

  • 8/15/2019 Petunjuk Praktikum SPH_2

    14/45

    14 

    menggeser hipoblas ke arah lateral. Sel-sel di daerah ini

    selanjutnya akan berkembang membentuk organ-organ

    endodermal dan selaput ekstraembrional. Arus kedua darimigrasi sel ini terjadi pada bagian antara epiblas dengan

    hipoblas dalam balstosol yang selanjutnya akan berkembang

    membentuk lapisan mesoderm embrio.

    Tahap selanjutnya dari gastrulasi ayam adalah terjadinya

    pemendekan dari garis primitif yang diikuti pergeseran nodus

    Hensen ke posterior. Bagian anterior dari nodus Hensen yang

    terdesak ke arah posterior terbentuk tonjolan kepala dari sel-

    sel epiblas dan notokord dari sel-sel korda mesoderm.Pemendekan dari garis primitif terjadi sejalan dengan

    terjadinya pemanjangan dari notokord dari antarior ke

    posterior. Posisi paling posterior dari nodus Hensen ini akan

    terbentuk anus dari embrio. Tahap ini, seluruh epiblas terdiri

    dari sel-sel yang akan menjadi ektoderm. Ketika terjadi migrasi

    bakal mesoderm dan endoderm ke arah dalam embrio, bakal

    ektoderm akan berepiboli mengelilingi atau membungkus yolk

    sehingga yolk akan terbungkus oleh sel-sel ektoderm,endoderm bermigrasi ke bagian paling dalam embrio, sedang

    mesoderm terdapat diantara kedua lapisan tersebut.

    Gambar 3. Migrasi sel pada primitive streak  dan peta nasib

    embrio ayam

  • 8/15/2019 Petunjuk Praktikum SPH_2

    15/45

    15 

    Gambar 4. Migrasi sel pada  primitive streak   dan peta nasib

    embrio ayam tahap lanjutan

  • 8/15/2019 Petunjuk Praktikum SPH_2

    16/45

    16 

    Gambar 5. Embrio ayam tahap inkubasi 16-24 jam

  • 8/15/2019 Petunjuk Praktikum SPH_2

    17/45

    17 

    Gambar 6. Embrio ayam tahap inkubasi 30-38 jam

  • 8/15/2019 Petunjuk Praktikum SPH_2

    18/45

    18 

    Gambar 7. Embrio ayam tahap inkubasi 48 jam

  • 8/15/2019 Petunjuk Praktikum SPH_2

    19/45

    19 

    Gambar 8. Embrio ayam tahap inkubasi 24, 33, 72, dan 96 jam

    Perkembangan lanjutan dari embrio ayam ditandai dengan

    terbentuknya beberapa organ dan sistem organ yang semakin

    lengkap. Embrio ayam dengan umur inkubasi antara 30-38 jam

    ditemukan beberapa struktur yang telah mengalami

    perkembangan, antara lain peredaran darah, sistem saraf,

    somit, pembentukan tubuh embrio, dan bakal amnion.

    Sistem saraf pada embrio ayam periode inkubasi ini terdiri

    atas otak, canalis centralis, dan vesicula otica  (calon rongga

    telinga). Otak telah berkembang menjadi bagian-bagian yang

    spesifik, antara lain proensefalon, mesensefalon, dan

    rhombensefalon. Proensefalon ditandai oleh bagian ujung yang

    membesar, di sebelah kiri dan kanan terdapat vesicula optica.

    Mesensefalon terletak di bagian tengah antara prosensefalon

  • 8/15/2019 Petunjuk Praktikum SPH_2

    20/45

    20 

    dan rhombensefalon yang pendek, sedangkan rhombensefalon

    terdiri atas 3-4 segmen yang disebut rhombomer.

    Selain perkembangan sistem saraf, embrio tahap ini jugaditandai dengan perkembangan sistem peredaran darah.

    Organ/jaringan yang telah terbentuk, antara lain jantung, aorta

    ventralis, aorta dorsalis, arteria omfalomesenterika, dan vena

    omfalomesenterika. Tata letak beberapa organ/jaringan

    tersebut, adalah sebagai berikut:

    a. Jantung berupa gelembung yang terletak di sebelah sinister

    pada fasia ventralis.

    b. Aorta ventralis, merupakan percabangan trunkus arteriosuske arah kranial

    c. Aorta dorsalis, merupakan lanjutan aorta ventralis ke arah

    dorsakaudal

    d. Arteri omfalomesenterika, merupakan lanjutan aorta

    dorsalis yang bercabang menjadi arteri vitelina

    e. Vena omfalomesenterika, merupakan pertemuan vena

    vitelina yang masuk ke dalam jantung dari arah

    posterior/dorsal.Tahap perkembangan embrio ini juga ditandai terbentuknya

    somit yang berjumlah 11-18 pasang. Somit adalah untaian

    segmen longitudinal yang berbentuk seperti blok yang terdiri

    atas sel-sel mesoderm dan terletak di kedua sisi tulang

    belakang embrio yang sedang mengalami proses

    perkembangan/diferensiasi. Somit merupakan lempengan

    vertebra (calon ruas-ruas tulang belakang). Diferensiasi lebih

    dari somit akan membentuk sklerotom, saraf tulang primordial,

    dermatom, jaringan mesenkim, dan miotom/otot primordial.

    Selain somit, juga terbentuk usus depan primitif ( fore gut )

    dan aksis badan. Usus depan terletak di bawah

    rombensefalon, mengalami perluasan, dan bermuara pada

    bagian intestinal portal anterior yang berhubungan dengan

    vitelus. Bentuk aksis badan terdapat dalam satu bidang yang

    disebut bidang sagital. Waktu inkubasi 38 jam akan ditandai

  • 8/15/2019 Petunjuk Praktikum SPH_2

    21/45

    21 

    terjadinya torsi, yaitu gerakan memutar pada bagian anterior

    dan membelok ke arah belakang dengan arah dorso-ventral.

    Embrio ayam taap 72 jam ditandai dengan terbentuknyabeberapa struktur tubuh yang tampak lebih lengkap, seperti

    terbentuknya calon sayap dan kaki (limb bud ), selaput amnion,

    dan tonjolan alantois. Alantois adalah selaput yang terdapat

    pada bagian posterior embrio yang akan berdiferensiasi lebih

    lanjut membentuk saluran pencernaan dan pernafasan. Selain

    itu, tahap ini juga ditandai dengan perkembangan sistem saraf,

    yaitu terbentuknya telensefalon yang dilengkapi dengan

    hemisperium serebri dan diensefalon dengan tonjolan epifisis.Tahap ini juga ditandai dengan perkembangan saluran

    pencernaan, sistem peradaran darah, dan bentuk embrio

    semakin sempurna.

    METODOLOGI

    Alat dan Bahan

    1. Whole mount embrio ayam umur inkubasi 16-24 jam

    2. Whole mount embrio ayam umur inkubasi 30-38 jam3. Whole mount embrio ayam umur inkubasi 48 jam

    4. Whole mount embrio ayam umur inkubasi 72 jam

    6. Mikroskop biologi

    7. Mikroskop stereo binokuler

    Cara Kerja

    1. Amati sediaan awetan whole mount   embrio eyam pada

    embrio tahap blastula, gastrula, dan organogenesis dengan

    menggunakan mikroskop stereo binokuler. Gambar dan beri

    keterangan!

    5. Amati, gambar, dan beri keterangan model embrio ayam

    pada stadium blastula, gastrula, dan organogenesis

    tersebut!

  • 8/15/2019 Petunjuk Praktikum SPH_2

    22/45

    22 

    ACARA III

    STRUKTUR ORGAN TURUNAN EKTODERM

    Kompetensi Dasar

    Setelah mengikuti kegiatan praktikum ini, diharapkan praktikan

    dapat menjelaskan proses perkembangan sel-sel ektoderm

    menjadi jaringan kulit dan saraf dan menyebutkan bagian-

    bagian penyusun jaringan turunan ektoderm tersebut.

    DASAR TEORI

    Ektoderm akan berkembang membentuk sel-sel epitel yangterletak di bagian luar tubuh dan turunannya, seperti rambut,

    kuku, kelenjar epitelium, lapisan mulut, email gigi, lensa mata,

    bagian dalam telinga, epitelium penciuman (olfactory ), kelenjar

    kutaneus, mamae, hipofisis anterior, dan nasal.

    Gambar 9. Jaringan saraf turunan dari ektoderm

  • 8/15/2019 Petunjuk Praktikum SPH_2

    23/45

    23 

    Selain itu, ektoderm juga akan berkembang membentuk

    bumbung neural (neural tube), yang meliputi otak, korda

    spinalis, retina, badan pineal, hipofisis posterior, dan sarafmotoris. Turunan lainnya dari ektoderm adalah pial neural

    (neural crest ). Selama perkembangan, bagian ini akan

    berkembang menjadi beberapa bagian, antara lain saraf dan

    ganglion sensoris, ganglion simpatik, medula adrenalis,

    tengkorak/kranium, lapisan dentin pada gigi, sel-sel pigmen,

    mesenkim kepala, dan lengkung kartilago brakialis.

    Sistem saraf pusat (SSP) berasal dari bumbung neural

    yang dihasilkan dari proses neurulasi.

    Gambar 10. Neurulasi

  • 8/15/2019 Petunjuk Praktikum SPH_2

    24/45

    24 

    Bumbung neural dan salurannya (neurusoel) berdiferensiasimenjadi otak (brain) dan sumsum tulang belakang (medula

    spinalis). Saluran dalam otak terdiri atas 4 ventrikel dan didalam tulang belakang terdapat kanalis sentralis.

    Gambar 11. Diferensiasi bumbung neural

  • 8/15/2019 Petunjuk Praktikum SPH_2

    25/45

    25 

    Saluran di dalam telensefalon (telosoel) lateral kiri dan kananmerupakan ventrikel I dan II, telesoel median dan diosoel

    merupakan ventrikel III, sedangkan metasoel dan mielosoelmerupakan ventrikel IV. Mesosoel tidak membentuk ventrikel,namun berdiferensiasi membentuk duktus Sylvius.

    Membran sistem saraf pusat berkembang darineuroepitelium yang merupakan sumber sel-sel saraf danneuroglia. Neuroepitelium pada sumsum tulang belakang danbatang otak terdiri atas ventrikular/ependum (berbatasandengan lumen), mantel (materi kelabu/gray matter ) yang berisibanyak sel-sel saraf dan neuroglia, marginal (materi

    putih/white matter ) yang berisi banyak akson bermielin.Hipofisis dibentuk oleh dua komponen, yaitu kantungRathke dari stomodeum yang berdiferensiasi membentuklobus anterior, sedangkan komponen infundibulum daridiensefalon berdiferensiasi membentuk lobus posterior. Lobusintermidiet terletak di perbatasan kantung Rathke bagianposterior dengan infundibulum. Perkembangan lainnya dariektoderm akan membentuk beberapa organ indera.Pembentukan organ ini ditandai dengan terjadinyapenebalan/plakoda pada ektoderm yang berhadapan denganotak. Plakoda nasal (olfaktorius), optik, dan otik (auditorius)masing-masing berhadapan dengan telensefalon, diensefalon,dan mielensefalon. Mata berkembang dari plakoda optik (bakallensa) dan vesikula optik pada diensefalon (bakal retina).Telinga yang pertama kali dibentuk adalah bakal telinga dalam,yang berasal dari plakoda otik, kemudian bakal telinga tengahdan terakhir bakal telinga luar.

    Jaringan saraf sebagai turunan dari ektoderm mempunyaifungsi penting dalam koordinasi berbagai macam organ tubuh.Jaringan saraf disusun oleh sel saraf yang disebut neuron.Neuron saraf tersusun atas badan sel, dendrit, dan aakson(neurit). Akson pada sistem saraf perifer (saraf tepi)diselubungi oleh lapisan mielin yang dibentuk oleh sel Schwan,sedangkan dalam sistem saraf pusat disebut oligodendrosit.Selubung mielin pada sel saraf memiliki beberapa fungsi,antara lain: melindungi akson sel saraf, memberi nutrisi saraf,mempercepat aliran impuls saraf, melindungi saraf daritekanan mekanis, dan lain-lain.

  • 8/15/2019 Petunjuk Praktikum SPH_2

    26/45

    26 

    Berdasarkan struktur dan fungsinya, neuron dapatdiklasifikasikan menjadi neuron sensorik, motorik, dan asosiasi

    (intermidiet). Neuron sensorik berfungsi menghantarkan impulsdari reseptor ke sistem saraf pusat, yaitu otak dan sumsumtulang belakang (medula spinalis).

    Neuron motoris berfungsi mengirim impuls dari sistem saraf

    pusat ke otot atau kelenjar yang menghasilkan respons tubuh

    terhadap rangsangan. Neurons intermidiet berfungsi

    menghubungkan neurons sensoris dengan neurons motorik di

    dalam sistem saraf pusat.

    Gambar 12. Struktur neuron

  • 8/15/2019 Petunjuk Praktikum SPH_2

    27/45

    27 

    Selain jaringan saraf, turunan ektoderm lainnya adalah

     jaringan kulit. Kulit merupakan jaringan tubuh yang terletak di

    bagian luar yang berfungsi sebagai pembatas (barier) denganlingkungan luar. Kulit terdiri dari 3 lapisan utama, yaitu

    epidermis, dermis, dan hipodermis. Epidermis terdiri atas

    lapisan tanduk (stratum korneum), lusidum,

    granulosum/keratohialin, spinosum (stratum malphigi/pickle cell

    layer ), dan lapisan basa (stratum basale). Adapun dermis

    terdiri dari pars papilaris dan retikularis.

    Stratum korneum merupakan lapisan kulit yang paling luar,

    terdiri atas beberapa sel yang berbentuk gepeng dan matiakibat dari proses kornifikasi, tidak berinti, protoplasma telah

    berubah menjadi keratin/zat tanduk, terdiri atas 15-30 lapisan

    sel keratin. Adapun stratum lusidum merupakan lapisan yang

    terletak di bawah stratum korneum. Lapisan ini tampak terang,

    terdiri atas sel-sel yang berbentuk gepeng tanpa inti,

    protoplasma telah berubah menjadi protein (elerdin), terdapat

    pada kulit yang tebal, seperti pada telapak tangan dan kaki.

    Lapisan lainnya adalah stratum granulosum. Lapisan ini terdiridari 2-3 lapis sel berbentuk gepeng, grainy  (lapisan bulir padi),

    sitoplasma bergranula kasar (keratohialin), berinti, terdapat

    pada telapak tangan dan kaki. Lapisan yang terletak di bawah

    stratum granulosum adalah stratum spinosum. Lapisan ini dari

    5-8 lapisan dengan tebal 0,22 mm (lapisan kulit paling tebal),

    sel berbentuk poligonal, terdapat sel Langerhans,

    memproduksi keratin (protein tidak larut dalam air yang

    berfungsi menjaga kelembapan kulit). Lapisan epidermis yang

    paling dalam adalah stratum basale. Lapisan ini terdiri atas sel-

    sel berbentuk kubus/kolumner, mengandung sel-sel pigmen

    penghasil melanin, aktif bermitosis dan mempunyai fungsi

    reproduktif.

    Lapisan dermis terdiri atas 3 jaringan, yang meliputi kolagen

    dan serat elastis, otot, dan saraf. Lapisan ini mendapat suplai

    darah dan inervasi saraf, lebih tebal dari epidermis, dan

  • 8/15/2019 Petunjuk Praktikum SPH_2

    28/45

    28 

    mengandung aparatus sensoris, seperti sentuhan, tekanan,

    temperatur, dan nyeri. Lapisan dermis terdiri 2 lapisan, yaitu

    pars papilaris yang menonjol ke epidermis, berisi ujung serabutsaraf, dan pembuluh darah. Pars retikularis adalah lapisan

    yang banyak mengandung jaringan ikat, folikel rambut,

    pembuluh darah, saraf, kelenjar keringat, kelenjar minyak, dan

    kolagen.

    Gambar 13. Struktur jaringan kulit

    Lapisan yang paling dalam adalah subkutan atau

    hipodermis. Lapisan ini merupakan kelanjutan dari dermis,

    terdiri atas jaringan ikat longgar yang berisi sel-sel lemak.

    Lapisan sel-sel lemak disebut panikulus adiposa yang

  • 8/15/2019 Petunjuk Praktikum SPH_2

    29/45

    29 

    berfungsi sebagai cadangan makanan. Lapisan ini terdapat

    ujung-ujung saraf tepi, pembuluh darah, dan getah bening.

    Gambar 14. Lapisan penyusun epidermis kulit

    METODOLOGI

    Alat dan Bahan

    1. Preparat jaringan saraf

    2. Preparat jaringan kulit

    3. Mikroskop biologi

    Cara Kerja

    1. Amatilah preparat jaringan saraf dan kulit hewan mamalia di

    bawah mikroskop biologi dengan perbesaran lensa objektif

    10x, kemudian 40x.

    2. Perhatikan lapisan sel yang menyusun kulit dan bagian-

    bagian sel saraf. Gambar dan beri diskripsi !

  • 8/15/2019 Petunjuk Praktikum SPH_2

    30/45

    30 

    ACARA IV

    STRUKTUR ORGAN TURUNAN MESODERM

    Kompetensi Dasar

    Setelah mengikuti kegiatan praktikum ini, diharapkan praktikan

    dapat menjelaskan proses perkembangan sel-sel mesoderm

    menjadi jaringan tulang, otot, dan ovarium dan menyebutkan

    bagian-bagian penyusunnya.

    DASAR TEORI

    Perkembangan mesoderm dapat membentuk berbagaimacam organ yang memiliki bentuk dan fungsi yang spesifik.

    Mesoderm terdiri atas berbagai macam, meliputi mesoderm

    aksial, paraksial, intermidiet, dan lateral. Selama

    organogenesis, mesoderm aksial akan berdiferensiasi menjadi

    notokord yang kemudian membentuk nukleus pulposus.

     Adapaun, mesoderm paraksial akan berdiferensiasi

    membentuk otot-otot tulang dan jaringan ikat. Selanjutnya,

    mesoderm intermidiet akan berdiferensiasi membentuk sistemurogenital, meliputi gonad, berbagai macam duktus, dan

    kelenjar asesoris. Mesoderm lateral akan berdiferensiasi

    membentuk jaringan ikat dan otot-otot pada organ dalam dan

    anggota tubuh, membran serosa pada pleura, perikardium,

    peritoneum, sel-sel limfosit dan darah, sistem kardiovaskuler

    dan limfatik, dan kortek adrenal.

    Selama organogenesis, mesoderm akan berkembang

    membentuk notokord, epimer, mesomer, dan hipomer.

    Notokord pada hewan vertebrata akan berdiferensiasi menjadi

    sumsum tulang belakang. Epimer berdiferensiasi menjadi

    dermatom (dermis kulit), sklerotom (sumsum tulang), dan

    miotom (otot kerangka). Mesomer berkembang menjadi organ

    ekskresi (ginjal, uretra, ovarium, testis, saluran genital, dan

    korteks adrenal). Hipomer berkembang menjadi somatopleura

  • 8/15/2019 Petunjuk Praktikum SPH_2

    31/45

    31 

    (peritoneum), splachnopleura (mesenterium, jantung, sel

    darah, sumsum tulang, pembuluh darah, dan rongga tubuh.

    Gambar 15. Diferensiasi mesoderm

  • 8/15/2019 Petunjuk Praktikum SPH_2

    32/45

    32 

    Epimer yang berdiferensiasi menjadi sklerotom akan

    memisahkan diri dari somit berupa sekelompok sel mesenkim

    yang bermigrasi ke bagian tengah (median) mengelilinginotokord dan ke bagian dorsal mengelilingi bumbung neural.

    Kelompok sel mesenkim membentuk vertebrae yang

    mengelilingi notokord dan bumbung neural. Kemudian, somit

    menyusun diri menjadi bumbung, terdiri atas 2 bagian, yang

    meliputi dermatom (sebelah luar), menghasilkan mesenkim

    yang akan bermigrasi ke bagian bawah epidermis membentuk

    lapisan dermis dan miotom yang terletak di bagian bawah.

     Adapun hipomer, dibedakan menjadi 2 daerah, yaitu jembatangenital (genital ridge) yang akan berdiferensiasi menjadi gonad

    dan nefrotom yang akan berdiferensiasi menjadi ginjal dan

    salurannya. Hipomer yang berdiferensiasi menjadi mesoderm

    somatik dan splanchnic akan berkembang menjadi bagian

    tengah faring (fore gut ). Hipomer lainnya akan berkembang

    menjadi selaput rongga tubuh dan alat dalam (visceral), seperti

    perikardium pleura, peritoneum, dan mesenterium. Semua

    selaput ini disusun oleh epitelium pipih yang disebutmesotelium dan jaringan ikat.

    Tulang merupakan turunan dari mesoderm yang

    mempunyai peran penting bagi tubuh, yaitu sebagai tempat

    menempelnya otot yang memungkinkan tubuh dapat

    melakukan gerakan secara aktif. Di dalam tulang terdapat vasa

    darah, vasa limfatik, dan nervus (saraf). Tulang disusun oleh

    masa organik dan anorganik. Masa organik merupakan

    sepertiga dari berat tulang, yang terdiri atas kolagen dan

    polisakarida yang mengandung kondroitin sulfat

    (glikosaminoglikan). Adapun, masa anorganik merupakan

    duapertiga dari berat tulang yang terdiri garam kalsium dan

    fosfat yang terdeposit dalam kerangka organik.

    Komponen penyusun sistem tulang, terdiri dari tulang

    (bone/skeleton), sendi, kartilago/rawan, ligamen (ikatan tulang

    dengan tulang), dan tendon (ikatan tulang dengan otot). Tulang

  • 8/15/2019 Petunjuk Praktikum SPH_2

    33/45

    33 

    memiliki struktur pembentuk tulang, yaitu rawan/kartilago dan

    tulang sejati (bone). Rawan/kartilago disusun oleh kondrosit

    (sel kartilago) yang terdapat pada lakuna pada matriks proteinkolagen (proteoglikan). Berdasarkan fungsi dan komponen

    penyusunnya, kartilago dibedakan menjadi kartilago hialin,

    elastin, dan fibrosa (fibrokartilago). Kartilago hialin berfungsi

    melapisi permukaan tulang yang bersendi. Kartilago elastin

    merupakan campuran antara kartilago dengan serabut elastik

    yang terdapat pada hidung dan telinga luar. Adapun, kartilago

    fibrosa adalah merupakan campuran antara kartilago dengan

    kolagen yang membentuk bantalan semi elastik, terdapat padadiskus intervertebralis. Proses kalsifikasi dapat menyebabkan

    rawan/kartilago tumbuh dan berkembang menjadi tulang keras.

    Gambar 17. Sel-sel kartilago

    Komponen tulang yang kedua adalah tulang sejati. Tulang

    ini dibentuk oleh sel-sel tulang yang ada di matriks kolagen

    dan mineral kalsium fosfat (hidroksiapatit). Ada 3 tipe sel yang

  • 8/15/2019 Petunjuk Praktikum SPH_2

    34/45

    34 

    menyusun tulang sejati, yaitu osteosit, osteoblas, dan

    osteoklas.

    Gambar 16. Sel-sel penyusun tulang sejati

    Osteosit adalah sel tulang yang matang fungsional,

    berperan penting memelihara struktur tulang. Sel lainnyaadalah osteoblas. Sel ini merupakan sel pembentuk tulang

    yang masih muda dan mempunyai fungsi dalam

    perkembangan matriks ekstraseluler keras tulang. Adapun

    osteoklas adalah sel-sel yang sudah larut ke dalam tulang.

    Gambar 18. Morfologi sel penyusun tulang sejati

  • 8/15/2019 Petunjuk Praktikum SPH_2

    35/45

    35 

    Tulang sejati dibedakan menjadi dua macam, yaitu tulang

    spongiosa dan tulang kompak. Tulang spongiosa, contohnya

    sumsum merah (red bone marrow ) dan rongga sumsum(marrow cavity ) tempat sumsum kuning (yellow bone marrow ).

    Gambar 19. Tulang spongiosa dan kompak

    Secara mikroskopis tulang tersusun dari sistem Havers

    yang terdiri dari saluran saraf, pembuluh darah, dan saluran

    limfe. Selain itu, dalam tulang terdapat lamela yang merupakan

    lempeng tulang yang tersusun konsentris dan lakuna berupa

    ruang kecil yang terdapat diantara lempengan tulang yang

    mengandung sel-sel tulang. Diantara lakuna terdapat kanalikuli

  • 8/15/2019 Petunjuk Praktikum SPH_2

    36/45

    36 

    yang berfungsi sebagai tempat difusi makanan sampai ke

    osteon.

    Ovarium merupakan salah satu organ dalam tubuh yangmerupakan turunan dari mesoderm. Ovarium merupakan

    organ penghasil gamet betina sekaligus hormon. Secara

    struktural, ovarium dilapisi oleh jaringan ikat yang membentuk

    tunika albuginea yang terdiri atas bagian korteks dan medula

    yang tersusun atas sel-sel berbentuk bulat yang mengandung

    serabut kolagen halus. Bagian perifer ovarium mengandung

    sejumlah folikel primordial. Selain bagian perifer, ovarium

    mempunyai bagian stroma yang terdiri dari sel-sel epitel yangdisebut sel granulosa. Sel-sel ini dapat memproduksi hormon

    estrogen. Melalui pengamatan mikroskopis, dapat dilihat

    bahwa ovarium memiliki berbagai macam folikel, berturut-turut

    folikel primordia, folikel antral, dan folikel de Graaf. Selain itu,

    pada ovarium dapat ditemukan korpus luteum, yaitu jaringan

    ikat dengan sel-sel yang mengalami piknosis yang

    menghasilkan hormon progesteron.

    Gambar 20. Perkembangan folikel ovarium

  • 8/15/2019 Petunjuk Praktikum SPH_2

    37/45

    37 

    Organ lain yang merupakan turunan mesoderm adalah otot.

    Di dalam tubuh, otot mempunyai fungsi melakukan kontraksi

    dan relaksasi. Serabut otot/sel otot merupakan komponenutama jaringan otot. Ada 3 macam otot di dalam tubuh, yaitu

    otot rangka, otot polos, dan otot jantung. Unit struktural otot

    rangka adalah serabut, sedangkan otot jantung dan otot polos

    adalah sel otot.

    Gambar 21. Tata letak otot rangka, jantung, dan polos

    Otot rangka atau otot lurik memiliki ciri-ciri yang sangat

    spesifik, antara lain serabut berbentuk pita memanjang

    (penampang membujur) yang tersusun sejajar satu dengan

    lainnya. Inti berbentuk lonjong, berjumlah banyak, terdapat di

    bagian tepi serabut otot tepat di bawah sarkolema. Memiliki

    miofibril yang terdiri atas keping gelap dan keping terang

  • 8/15/2019 Petunjuk Praktikum SPH_2

    38/45

    38 

    secara berurutan. Diantara serabut-serabut otot terdapat

     jaringan ikat kendur yang disebut endomisium.

    Gambar 22. Struktur otot rangka

    Otot jantung adalah otot yang memiliki struktur seperti otot

    lurik, namun bersifat involunter. Otot ini memiliki ciri-ciri,

    sebagai berikut, sel panjang, bercabang, dan bergabung satudengan lainnya melalui perantara cabang-cabangnya. Inti

    berbentuk lonjong terletak di tangah sel otot. Serabut otot

     jantung bergaris melintang tetapi tidak sejelas pada otot

    rangka, dan memiliki keping interkalar pada tempat-tempat

    tertentu. Diantara serabut-serabut otot terdapat jaringan ikat

    kendur yang disebut endomisium.

  • 8/15/2019 Petunjuk Praktikum SPH_2

    39/45

    39 

    (a) (b)

    Gambar 23. Struktur otot jantung (a) dan polos (b)

    Otot polos memiliki struktur yang berbeda, baik dengan otot

    rangka maupun otot jantung. Otot polos tampak tersusun

    dalam dua lapis, lapisan dalam yang tersusun melingkat

    (sirkuler) dan lapisan di sebelah luar yang tersusun

    memanjang (longitudinal). Inti sel otot polos berbentuk lonjong,

    pada otot polos yang mengkerut, inti berbentuk sirkuler.

    Miofibril sel otot polos berbentuk homogen, oleh karena itutidak tampak garis gelap dan terang.

    METODOLOGI

    Alat dan Bahan

    1. Preparat tulang, ovarium, dan otot

    2. Mikroskop biologi

    Cara Kerja1. Amatilah preparat tulang, ovarium, dan otot hewan mamalia

    di bawah mikroskop biologi dengan perbesaran lensa

    objektif 10x, kemudian 40x.

    2. Perhatikan struktur penyusun tulang, berbagai macam

    folikel dan komponen penyusun pada ovarium, dan struktur

    penyusun otot rangka, jantung, dan polos. Gambar dan beri

    diskripsi !

  • 8/15/2019 Petunjuk Praktikum SPH_2

    40/45

    40 

    ACARA V

    STRUKTUR ORGAN TURUNAN ENDODERM

    Kompetensi Dasar

    Setelah mengikuti kegiatan praktikum ini, diharapkan praktikan

    dapat menjelaskan proses perkembangan sel-sel endoderm

    menjadi jaringan intestinum, hepar, dan trakea dan

    menyebutkan bagian-bagian penyusunnya.

    DASAR TEORI

    Endoderm berkembang membentuk berbagai macam organdengan spesifikasi sel yang dimilikinya, antara lain

    membentuk epitelium saluran pencernaan dan turunannya,

    seperti hati, pankreas, vesikula urinaria, epitelium saluran

    pernafasan, kelenjar tiroid, dan paratiroid. Organ-organ

    turunan utama endoderm adalah saluran pencernaan makanan

    dan kelenjar-kelenjarnya, paru-paru, dan saluran pernafasan.

    Pembentukan saluran pencernaan diawali dengan

    pembentukan archenteron, dilanjutkan dengan pelipatan-pelipatan splanknopleura di bagian anterior, posterior, dan

    lateral. Di bagian tengah saluran terdapat bagian yang terbuka,

    yaitu pada tangkai yolk yang menghubungkan saluran dengan

    kantung yolk. Saluran pencernaan terbagi menjadi wilayah

    usus depan (fore gut ), usus tengah (mid gut ), dan usus

    belakang (hind gut ). Usus depan akan menjadi faring,

    esofagus, lambung, dan duodenum anterior. Usus tengah

    adalah bakal duodenum posterior dan sebagian dari kolon.Usus belakang adalah bakal kolon dan rektum. Adapun,

    lubang mulut terdapat di ujung anterior usus depan, dari

    pertemuan ektoderm stomodeum dengan endoderm faring

    kemudian sel-sel pada tempat pertemuan mengalami

    peluruhan dan akhirnya membentuk lubang mulut. Ektoderm

    stomodeum masuk ke dalam rongga mulut. Oleh karena itu,

    epitel rongga mulut adalah turunan dari ektoderm. Hal yang

  • 8/15/2019 Petunjuk Praktikum SPH_2

    41/45

    41 

    sama terjadi di bagian kaudal, epitel rongga anus atau kloaka

    adalah ektoderm yang berasal dari ektoderm proktodeum.

    Saluran pencernaan merupakan organ yang telah matangfungsional, terbentuk dari proses diferensiasi lanjut ektoderm.

    Saluran ini tersusun atas empat lapisan utama, yaitu lapisan

    mukosa, submukosa, muskularis, dan adventisia/serosa.

    Gambar 24. Struktur umum organ pencernaan

    Lapisan mukosa adalah lapisan yang mengandung jaringan

    epitel dan terdiri atas kelenjar, jaringan limfoid, kapiler, dan

    muskularis mukosa. Adapun lapisan submukosa merupakan

    lapisan yang terletak di bagian lebih luar dan mengandung

     jaringan areolar, pleksus Heller dari pembuluh darah, pleksus

    saraf Meissner, dan kelenjar limfatika. Jaringan areolar adalah

  • 8/15/2019 Petunjuk Praktikum SPH_2

    42/45

    42 

     jaringan ikat longgar yang tipis, lunak, banyak mengandung

    serat kolagen dan elastis. Lapisan muskularis pada saluran

    pencernaan merupakan lapisan yang tersusun atas sel-sel ototpolos, baik yang tersusun melingkar (sirkuler) maupun

    memanjang (longitudinal) dan mengandung pleksus saraf

     Auerbach. Lapisan paling luar yang merupakan dinding saluran

    pencernaan adalah serosa/adventisia. Lapisan ini

    mengandung jaringan areolar, jaringan lemak, pembuluh

    darah, dan mesotelium. Jaringan ini terdiri dari sel-sel epitel

    yang berfungsi sebagai batas dengan rongga tubuh.

    Gambar 25. Struktur histologis usus halus (intestinum tenue)

    Hepar adalah kelenjar terbesar dalam tubuh yang

    merupakan turunan dari saluran pencernaan. Hepar terdiri atas

    unit struktural yang disebut lobulus hati, berbentuk prisma

    poligonal, bagian pusat ditempati oleh vena sentralis.

  • 8/15/2019 Petunjuk Praktikum SPH_2

    43/45

    43 

    Gambar 26. Komponen-komponen penyusun hepar

    Gambar 27. Struktur histologis hepar

  • 8/15/2019 Petunjuk Praktikum SPH_2

    44/45

    44 

    Dalam struktur hepar ditemukan sudut pertemuan interlobuli

    yang berbentuk segitiga (Trigonum Kiernan) yang

    mengandung sel-sel hati, vena dan arteri hepatika, pembuluhlimfe, dan duktus biliaris. Di dalam lobulus hepatikus,

    ditemukan sinusoid dan sel-sel hati yang tersusun menjadi pita

    sel hati yang bercabang dan beranastomase. Sinusoid adalah

    rongga yang melalui hati/jaringan hati yang memungkinkan

    terjadinya pertukaran nutrisi dan zat lainnya antara darah

    dengan hepatosit (sel hati). Diantara sinusoid pada jaringan

    hati ditemukan sel Kupffer yang termasuk sistem

    retikuloendotelial yang dapat melakukan aktivitas fagositosis.

    Gambar 28. Struktur histologis trakea

    Trakea merupakan komponen penyusun sistem pernafasan

    yang diturunkan dari sel-sel endoderm. Organ ini berbentuk

    tabung yang terdiri atas jaringan dasar, berupa serabut elastin

    dan kartilago hialin. Trakea memiliki 2 lapisan utama, yaitu

    muskularis dan mukosa. Jaringan otot pada lapisan muskularis

    merupakan otot polos yang tersusun sirkuler. Lapisan mukosa

    memiliki lamina propia (lapisan di bawah epitel organ yang

  • 8/15/2019 Petunjuk Praktikum SPH_2

    45/45

    mengandung jaringan ikat dan pembuluh darah) yang terdiri

    dari serabut elastin.

    Gambar 29. Struktur lapisan mukosa trakea

    Bagian permukaan trakea yang menghadap ke arah lumendilapisi oleh jaringan dasar berupa epitel berlapis banyak semu

    ( pseudostratified ), bersilia, dan mengandung sel-sel goblet.

    Kelenjar submukosa terdapat diantara kartilago hialin.

    METODOLOGI

    Alat dan Bahan

    1. Preparat intestinum, hepar, dan trakea

    2. Mikroskop biologi

    Cara Kerja

    1. Amatilah preparat intestinum, hepar, dan trakea hewan

    mamalia di bawah mikroskop biologi dengan perbesaran

    lensa objektif 10x, kemudian 40x.

    2. Perhatikan struktur penyusun intestinum, hepar, dan trakea,

    kemudian gambar dan beri diskripsi !