Petunjuk Evolusi Dalam Bidang Geologi Dan Paleontologi
-
Upload
lutfia-upi -
Category
Documents
-
view
186 -
download
5
description
Transcript of Petunjuk Evolusi Dalam Bidang Geologi Dan Paleontologi
PETUNJUK EVOLUSI DALAM BIDANG GEOLOGI DAN PALEONTOLOGI
1. PENDAHULUAN
Evolusi adalah proses perubahan pada seluruh bentuk kehidupan dari satu generasi ke
generasi selanjutnya, dan biologi evolusioner mempelajari bagaimana evolusi ini terjadi. Pada
setiap generasi, organisme mewarisi sifat-sifat yang dimiliki oleh orang tuanya melalui gen.
Perubahan (yang disebut mutasi) pada gen ini akan menghasilkan sifat baru pada keturunan suatu
organisme. Pada populasi suatu organisme, beberapa sifat akan menjadi lebih umum, manakala
yang lainnya akan menghilang. Sifat-sifat yang membantu keberlangsungan hidup dan
reproduksi organisme akan lebih berkemungkinan berakumulasi dalam suatu populasi daripada
sifat-sifat yang tidak menguntungkan. Proses ini disebut sebagai seleksi alam.
Penghasilkan jumlah keturunan yang lebih banyak daripada jumlah orang tua beserta
keterwarisan sifat-sifat ini merupakan fakta tambahan mengenai kehidupan yang mendukung
dasar-dasar ilmiah seleksi alam. Gaya dorong seleksi alam dapat terlihat dengan jelas pada
populasi yang terisolasi, baik oleh karena perbedaan geografi maupun mekanisme lain yang
mencegah pertukaran genetika. Dalam waktu yang cukup lama, populasi yang terisolasi ini akan
menjadi spesies baru.
Mempelajari evolusi tidak bisa meninggalkan fosil. Dahulu teori evolusi banyak diuji
dengan melihat fosil-fosil yang merupakan peninggalan makhluk hidup pada masa lalu. Bahkan
ada kasus pemalsuan fosil (piltdown case),karena saking pentingnya fosil dalam pengujian teori
evolusi ini. Tetapi perlu diketahui juga bahwa Charles Darwin ketika membuat buku “the origin
of species” tidak diawali dengan fosil namun lebih banyak memanfaatkan fenomena burung-
burung di Galapagos. Perkembangan teori evolusi saat ini sudah menggunakan bermacam-
macam metode mutahir, tetapi jelas tidak hanya kearah masa kini dengan menafaatkan DNA
saja. Fosil masih merupakan alat terbaik dalam mempelajari, mengkaji, dan menguji teori
evolusi. Bukti ilmiah evolusi berasal dari banyak aspek biologi yang meliputi fosil, homologi
struktur, dan persamaan molekuler DNA antar spesies
Fosil merupakan bukti kehidupan sebelumnya. Fosil yang paling jelas adalah bagian tubuh
seperti cangkang, tulang, dan gigi; namun fosil juga termasuk aktivitas kehidupan, seperti
kotoran atau jejak kaki (disebut fosil jejak) dan senyawa organic yang tebentuk (fosil kimiawi).
Saat organisme mati, bagian tubuhnya yang lembut akan dimakan atau dihancurkan oleh
mikroba. Proses geologis terbentuknya fosil adalah sebagai berikut:
- Proses Fisika, misalnya proses yang menyebabkan bangkai makhluk hidup mengalami
pembekuan dan pengeringan. Akibat proses fisika tersebut, bangkai mengalami
pengawetan secara fisik.
- Proses kimiawi, misalnya oleh adanya zat pengawet alami sehingga bangkai tidak dapat
didekomposisi oleh mikroba.
Fosil terbentuk ketika suatu sisa organisme terawetkan dalam deposit endapan di dasar.
Endapan tersebut kemudian dapat membentuk batuan sedimen oleh pemadatan seiring waktu.
Jika batuan sedimen tersebut kemudian mengarah ke permukaan bumi, fosil dapat dilepaskan
dari sana.
Dalam evolusi mamalia dari reptil-seperti-mamalia, banyak cirri telah berubah. Postur
dari berjalan melata menjadi tegak, dan artikulasi rahang dan fisiologi sirkulasi juga berubah.
Beberapa, meski tidak semua, ciri ini meninggalkan rekaman fosil, dan dapat diduga yang mana
karakteristik yang milik nenek moyang dan yang mana yang turunan dengan melihat penemuan
fosil sebelumnya.
Tidak semua bentuk antara dua macam makhluk hidup dapat ditemukan. Meskipun
demikian, terdapat fosil yang lebih lengkap dan dapat menceritakan kembali urutan filogeni.
Banyak ahli paleontologi di tahun 1930-an tetap teguh menjelaskan evolusi fosil dengan apa
yang disebut proses orthogenesis. Orthogenesis menitikberatkan perkembangan makshluk hidup
pada garis lurus artinya terjadi perkembangan yang semakin besar, semakin bervariasi, namun
semuanya bertolak dari yang sudah ada. Orthogenesis merupakan pemikiran yang berhubungan
dengan konsep mutasi langsung pra-Mendel, dan bisa terlihat pada teori Lamarck. George
Gaylord Simpson dalam Tempo and Mode in Evolution (1944) berpendapat bahwa proses
tersebut tidaklah dibutuhkan dalam observasi rekaman fosil. Simpson juga menunjukkan cara
menganaslisis tingkat evolusi dan asal sebagian besar kelompok baru dengan teknik yang
diturunkan dari asumsi sintesis modern.
Eldredge & Gould (1972),dalam sebuah essay nya yang terkenal, berpendapat bahwa
paleontogis telah salah menginerpretasikan neo-Darwinisme. Rekaman fosil telah menjadi
masalah nyata bagi Darwin karena tidak dapat menunjukkan transisi evolusi yang halus. Pola
umumnya adalah, suatu spesies muncul tiba-tiba, bertahan selama periode tertentu, dan
kemudian punah. Spesies yang berhubungan mungkin kemudian muncul, namun dengan sedikit
sekali bentuk transisi antara moyang dan keturunannya. Sejak Darwin, banyak paleontologis
yang menjelaskan pola ini terjadi karena tidak lengkapnya rekaman fosil. Jika evolusi sungguh
terjadi secara berangsur, tapi sebagian rekamannya hilang, hasilnya akan seperti pola yang
teramati sekarang ini.
II. PEMBAHASAN
A. Sejarah Munculnya Bukti Evolusi
Teori Evolusi menyatakan bahwa setiap jenis makhluk hidup berasal dari satu nenek
moyang yang sama. Berdasarkan hal ini dapat diartikan bahwa spesies yang ada sebelumnya
lambat laun mengalami perubahan menjadi spesies lain, dari spesies primitif menjadi maju. Di
samping itu,Leonardo da Vinci (1452–1519) menyatakan bahwa fosil merupakan bukti adanya
kehidupan pada masa lampau. Oleh karena itu, diharapkan dengan mempelajari fosil, teori
Evolusi dapat dibuktikan. Jika anggapan itu benar, maka akan terdapat sejumlah fosil yang
mengarah terjadinya evolusi makhluk hidup.
Fosil berasal dari bahasa Latin fossilis, artinya menggali. Istilah fosil diartikan sebagai
sisa-sisa binatang dan tumbuhan yang telah membatu. Fosil merupakan catatan sejarah penting
sebagai petunjuk adanya evolusi. Dengan membandingkan struktur tubuh hewan masa lampau
yang telah menjadi fosil dengan hewan sekarang dapat disimpulkan bahwa keadaan lingkungan
di masa lampau berbeda dengan sekarang. Tokoh yang mempelajari fosil dan hubungannya
dengan evolusi adalah:
1. Leonardo da Vinci (Italia 1452-1519)
Orang yang pertama kali berpendapat fosil merupakan bukti adanya makhluk hidup di masa
lampau.
2. George Cuvier (Perancis 1769-1832)
Ia merupakan ahli anatomi perbandingan. Ia mengadakan studi perbandingan antara fosil-fosil
dari berbagai lapisan bumi dan makhluk hidup yang ada sekarang. Cuvier menyimpulkan
bahwa pada masa tertentu telah diciptakan makhluk-makhluk hidup yang berbeda dari masa
ke masa. Setiap masa diakhiri kehancuran alam. Paham ini dikenal dengan kataklisma.
3. Darwin
Mengatakan bahwa makhluk hidup pada lapisan bumi tua mengadakan perubahan bentuk
untuk menyesuaikan diri dengan lapisan bumi yang lebih muda. Oleh sebab itu, fosil pada
lapisan bumi muda berbeda dengan fosil di lapisan bumi tua.
4. Alexander Ivanovich Oparin
Mengemukakan bahwa evolusi zat-zat kimia terjadi sebelum di bumi terdapat kehidupan.
Seperti sebelumnya, zat anorganik berupa air, metana, karbon dioksida,dan amonia terkandung
dalam atmosfer bumi. Zat anorganik tersebut membentuk zat-zat organik akibat adanya radiasi
dari energi listrik yang berasal dari petir. Suhu di bumi terus menurun. Ketika sampai padatitik
kondensasi, terjadi hujan yang mengikis batuan di bumi yang banyak mengandung zat-zat
anorganik. Zat-zat anorganik tersebut terbawa ke lautan yang panas. Di lautan ini terbentuk sup
purba atau sup primordial. Sup purba terus berkembang selama berjuta-juta tahun. Di dalam
sup purba, terkandung zat anorganik, RNA & DNA. RNA yang dibutuhkan dalam proses
sintesis protein dapat terbentuk dari DNA. Akibatnya, terbentuklah sel pertama. Sel pertama
tersebut mampu membelah diri sehingga jumlahnya semakin banyak. Sejak saat itulah evolusi
biologi berlangsung.
Tahapanya meliputi :
a. Terbentuknya Makhluk Hidup Prokariotik
Sejarah kesuksesan makhluk hidup prokariotik dimulai sedikitnya pada 3,5 miliar
tahun yang lalu. Prokariotik merupakan bentuk kehidupan pertama dan paling sederhana.
Mereka hidup dan berevolusi di bumi selama 2 miliar tahun. Prokariotik dianggap paling
primitif, karena selnya hanya memiliki membran sel. DNA, RNA hasil transkripsi, dan
molekul-molekul organik berada dalam sitoplasma tanpa dibatasi membran. Prokariotik
pertama kemungkinan merupakan kemoautrotof yang menyerap molekul organik bebas
danATP di sup purba melalui sintesis abiotik. Seleksi alam menyebabkan prokariotik
yang dapat mengubah ADP menjadi ATP melalui glikolisis bertambah. Akhirnya,
prokariotik yang dapat melakukan fermentasiberkembang dan hal tersebut menjadi cara
hidup organisme di bumi karena belum tersedianya O2. Beberapa Archaebacteria dan
beberapa bakteri obligat anerob yang sekarang hidup melalui fermentasi, mirip dengan
prokariotik terdahulu.
b. Terbentuknya Organisme Fotoautotrof
Ketika kecepatan konsumsi bahan organik oleh fermentasi prokariotik melebihi
kecepatan sintesis untuk menggantikan molekul organik, berkembanglah prokariotik
yang dapat membuat molekul organiknya sendiri. Pada prokariotik awal, pigmen yang
dapat menyerap cahaya digunakan untuk menyerap kelebihan energi cahaya (terutama
dari sinar ultraviolet) yang membahayakan bagi sel yang hidup di permukaan.
Selanjutnya, pigmen ini mampu melakukan transfer elektron untuk sintesis ATP.
Prokariotik ini mirip dengan Archaebacteria yang disebut bakteri halofik. Pigmen
yang menangkap cahaya dikenal dengan bakteriorhodopsin yang dibuat pada membran
plasma. Prokariotik lain memiliki pigmen yang dapat menggunakan cahaya untuk
transfer elektron dari hidrogen sulfida (H2S) menjadi NADP+ dan dapat memfiksasi
CO2. Akhirnya, Eubacteria memiliki cara untuk menggunakan H2O sebagai sumber
elekton dan hidrogen. Bakteri ini adalah Cyanobacteria pertama yang mampu membuat
molekul organik dari air dan CO2. Cyanobacteria berkembang dan mengubah bumi
dengan melepaskan O2 sebagai efek fotosintesis. Cyanobacteria berkembang antara 2,5
miliar hingga 3,4 miliar tahun yang lalu. Mereka hidup bersama prokariotik lain membuat
koloni. Fosil koloni ini disebut stromatolit yang banyak ditemukan di perairan air tawar
dan air laut.
Gambar Fosil Stromatolit berusia
c. Bangkitnya Organisme Eukariotik Eukariotik berkembang sekitar 1,2 miliar tahun
yang lalu.
Hal yang sangat membedakan eukariotik dengan prokariotik adalah adanya
organel-organel yang memiliki membran. Bagaimana sel eukariotik yang kompleks dapat
terbentuk dari prokariotik yang sederhana? Sistem membran organel-organel pada
eukariotik dapat terbentuk dari invaginasi yang terspesialisasi. Padaeukariotik terdahulu,
invaginasi (pelekukan ke dalam) dapat terjadi sehingga membentuk membran inti dan
retikulum endoplasma.
5. Lynn Margulis
Proses lain yang disebut endosimbiosis menjelaskan pembentukan mitokondria,
kloroplas, dan beberapa organel eukariotik lain. Teori ini dikemukakan oleh Lynn Margulis.
Endo berarti di dalam dan simbiosis berarti hidup bersama. Endosimbiosis terjadi ketika sel
simbion hidup secara permanen di dalam sel lain (sel inang) dan interaksi ini menguntungkan
keduanya (Gambar 2.4). Berdasarkan teori ini, eukariotik berkembang setelah sel fotosintesis
muncul dan oksigen melimpah di atmosfer. Kloroplas dan mitokondria tampaknya.
B. Proses Fosilisasi
C. Penentuan Usia Fosil
Penentuan usia fosil dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan menaksir umur relative dan
umur absolute, umur relative ditentukan dengan penentuan usia sedimen batuan dimana fosil ditemukan.
Tumpukan sedimen tidak mengalami perubahan, misalnya karena gempa teknonik, erosi, dan sebagainya.
Umur relative juga dapat ditentukan dengan prinsip korelasi fosil, yaitu dengan cara mempelajari
kandungan fosil pada tiap sedimen. Sedimen dengan kandungan fosil yang sama tentu memiliki usia
geologis yang sama. Dengan cara-cara penentuan umur secara relative, skala waktu geologis dapat
ditnetukan. Umur absolute dapat ditaksir dengan berdasarkan waktu paruh atom-atom radioaktif yang
terdapat pada fosil tersebut. Waktu paruh adalah waktu yang dibuughkan agar separuh atom-atom
radioaktif berubah menjadi isotopnya yang lebih stabil.
D. Contoh Fosil
1). Fosil Kuda
Evolusi merupakan proses perubahan struktur tubuh makhluk hidup yang
berlangsung sangat lambat dan dalam kurun waktu yang sangat lama. Evolusi berjalan
terus sepanjang masa. Evolusi menyebabkan keanekaragaman makhluk hidup, Begitu
banyak hewan dan tumbuhan yang mengalami evolusi. salah satu hewan yang mengalami
evolusi adalah Kuda (Equus caballus atau Equus ferus caballus),
Kuda adalah salah satu dari sepuluh spesies modern mamalia dari genus Equus,
kuda adalah salah satu hewan yang fosilnya ditemukan sangat lengkap, kuda adalah hewan
yang penting secara ekonomis dan sangat berperan penting dalam asa pengangkutan.
Evolusi pada kuda merupakan suatu contoh klasik evolusi morfologi. Kuda
termasuk ke dalam ordo yang dikenal sebagai Perissodactyla, atau "hewan berkuku
ganjil", yang semua anggotanya memiliki kaki berkuku serta jumlah jari yang ganjil pada
tiap kakinya, selain juga bibir atas yang mudah bergerak dan struktur gigi yang serupa.
Kuda mulai berevolusi, ketika spesies rumput mulai muncul dan berkembang, para
equid mulai berganti makanan dari dedaunan menjadi rerumputan, yang berujung pada
gigi yang lebih kuat dan lebih awet. Evolusi kuda didorong oleh dua mekanisme utama,
yaitu seleksi alam dan hanyutan genetik. Seleksi alam merupakan sebuah proses yang
menyebabkan sifat terwaris yang berguna untuk keberlangsungan hidup dan reproduksi
organisme menjadi lebih umum dalam suatu populasi - dan sebaliknya, sifat yang
merugikan menjadi lebih berkurang.
Bentuk kuda pada zaman dahulu tidak seperti bentuk kuda yang kita lihat saat ini,
karna pada zaman dahulu kuda tidak berentuk kuat dan kekar seperti yag kita lihat saat
ini bentuk tubuh kuda berubah/berkembang dari masa kemasa karna menyesuaikan
dengan lingkungannya , karna faktor utama penyebab evolusi adalah lingkungan
perubahan kuda, pertama terlihat dari jumlah jari dan membesarnya jari kuda tersebut hal
itu terjadi karenamenyesuaikan diri terhadap tempat berpijaknya yang awal mulanya
berupa hutan berawa mejadi padang berumput
Hyracotherium (Eohippus)
Fosil kuda tertua yang dikenal yakni Hyracotherium (Eohippus). Fosil
hyracotherium yang ditemukan di Eropa pada abad ke-18, oleh Richard Owen yang diberi
nama dengan Hyracoterium yang berarti “binatang seperti hyrax”. Hyracotherium telah
ada sekitar 52 juta tahun lalu dan telah tinggal di benua Amerika Utara. Hewan ini
berukuran sebesar kancil atau anjing dan tingginya hanya sekitar 30 cm. Memiliki kepala
dan leher dan tulang belakang lengkungan berbentuk tangguh yang relatif singkat.
Diperkirakan kuda primitif ini memakan semak belukar apabila ditinjau dari struktur
giginya. Giginya yang berjumlah 22. Kaki depannya terdiri dari empat jari dan satu
rudimen, sedangkan kaki belakangnya mempunyai tiga jari dan dua jari rudimen.
Hyracotherium juga memiliki otak kecil, ada juga lobus frontal kecil. Beberapa dari tulang
kaki tidak stabil dan tidak memiliki fleksibilitas.
Mesohippus
Pada Zaman Oligosen sekitar 40 juta tahun silam, Hyracotherium mengalami
kepunahan. Akan tetapi, mamalia ini telah menurunkan keturunannya yang dinamakan
Mesohippus. Mesohippus berukuran lebih besar daripada Hyracotherium. Struktur tubuh
Mesohippus menunjukkan bahwa hewan ini telah beradaptasi dengan sangat baik untuk
hidup di padang rumput, hal ini ditunjukkan dengan berkurangnya jumlah jari pada setiap
kaki Mesohippus menjadi tiga jari di setiap kakinya. Jari tengahnya juga lebih besar
daripada jari-jari lainnya. Selain itu, hewan ini juga memiliki kaki yang lebih kuat dan
lincah dibandingkan dengan Hyracotherium. Hewan ini memiliki leher yang agak
panjang. Pada mulutnya, ditemukan beberapa gigi pra-geraham yang hampir berkembang
menjadi gigi geraham. Gigi seperti ini tentu akan meningkatkan kemampuannya untuk
mengunyah makanan.
Merychippus
Pada pertengahan Zaman Miocene sekitar 25 juta tahun yang lalu, Hidup sejenis
kuda yang disebut Merychippus. Seperti nenek moyangnya, Merychippus masih memiliki
leher yang agak panjang yang khas. Merychippus memiliki tiga jari pada kaki
belakangnya, dan empat jari pada kaki depannya. Kaki Merychippus berkembang menjadi
kaki yang panjang, agak berbeda dangan kaki yang dimiliki kuda zaman sekarang.
Penyebab kepunahannya diperkirakan akibat perubahan iklim besar-besaran yang
mengakibatkan terjadinya zaman es.
Pliohippus
Kemudian sekitar 10 juta tahun yang lalu, semasa jaman Pliocene kuda
berkembang menjadi Pliohippus. Leluhur kuda jenis ini mempunyai satu jari atau satu
tracak pada tiap kakinya. Pliohippus merupakan hewan monodaktil (hewan bertracak
tunggal) sejati yang pertama dalam sejarah evolusi .
Equus caballus
Akhirnya sekitar 2 juta tahun yang lalu, kuda seperti yang kita kenal sekarang
yaitu Equus caballus, muncul sebagai makhluk yang lebih besar. Namun sekitar 8 ribu
tahun yang lalu, spesies Equus ini punah di daratan Amerika Serikat dan tidak muncul lagi
sampai orang-orang Spanyol membawa kuda masuk ke benua Amerika pada tahun 1400-
an. Jari-jemari pada nenek moyangnya telah berkurang jumlahnya sampai tinggal satu jari
di setiap kakinya yang telah dilindungi oleh kuku yang sangat keras dan telah
termodifikasi. Struktur kaki kuda zaman sekarangpun telah beradaptasi bukan hanya
untuk hidup di padang rumput tetapi juga untuk berlari dengan sepat. Jenis kaki ini
membuat kuda dapat berlari dengan sangat cepat tanpa khawatir akan resiko terkilir.
2) Fosil Ikan Paus
Ikan paus dahulu dan sekarang memiliki perbedaan pada letak nostril. Pakicetus
dikatakan sebagai nenek moyang paus modern. Meskipun Pakietus adalah mamalia darat,
kemungkinan mereka terhubung dengan paus dan lumba-lumba berdasarkan spesialisasi
telinga, terkait dengan pendengaran. Tengkorak paus yang ada saat ini memiliki nostril
yang terletak di atas, sedangkan posisi nostril dua specimen lainnya berbeda.
3) Fosil Unta
KESIMPULAN
- Fosil merupakan bukti kehidupan sebelumnya. Fosil yang paling jelas adalah bagian
tubuh seperti cangkang, tulang, dan gigi; namun fosil juga termasuk aktivitas kehidupan,
seperti kotoran atau jejak kaki (disebut fosil jejak) dan senyawa organic yang tebentuk
(fosil kimiawi).
- Proses geologis terbentuknya fosil terjadi secara proses fisika dan proses kimiawi.
- Fosil merupakan catatan sejarah penting sebagai petunjuk adanya evolusi. Dengan
membandingkan struktur tubuh hewan masa lampau yang telah menjadi fosil dengan hewan
sekarang dapat disimpulkan bahwa keadaan lingkungan di masa lampau berbeda dengan
sekarang.
DAFTAR PUSTAKA
Ridley, Mark. 2004. Evolution. Australia: Blackwell Publishing Company
Pojeta Jr., John and Dale Springer. 2001. Evolution and Fossil Record. Virginia:
American Geological Institute.
Campbell, Reece, dkk. 2003. Biology. Jakarta: Erlangga.