PETA RADIKALISME AGAMA DI INDONESIA - fsh.unsiq.ac.id · diulang- ulang untuk mengingatkan...

30
27 PETA RADIKALISME AGAMA DI INDONESIA (Analisis Kritis terhadap Dinamika Politik Mahasiswa dan Masa Depan Demokrasi di Indonesia) Oleh: Prof. Dr. Masykuri Bakri dan Anas Saidi*) ABSTRAK Ada sejumlah masalah yang menjadi bahan kajian dalam penelitian ini; Pertama, tentang perbedaan latarbelakang ideologis keagamaan dalam kehidupan mahasiswa, apakah perbedaan orientasi ideologis keagamaan yang ada (Tarbiyah-Ihwanul Muslimin, Salafi, Hizbut Tahrir Indonesia, Ahli Sunnah Wal-Jama’ah dsb) yang menjadi landasan bertindak itu memperlihatkan semangat yang serba kontradiktoris, ataukah dalam tahap terbatas bersifat saling mengisi (komplementer). Jika sifatnya kontradiktoris, dalam bidang apa saja perbedaan kognisi itu mengundang kecenderungan konflik latent yang membahayakan masa depan demokrasi di Indonesia. Sebaliknya, jika memiliki kesamaan terbatas, dalam wacana apa saja pemahaman ke-Islam-an itu dapat dipertemukan. Kedua, bagaimanakah pandangan-pandangan mahasiswa muslim yang memiliki perbedaan akar ideologis itu menanggapi isu-isu besar seperti: Multikulturalism, Plural- ism, Kesetaraan Gender, Demokrasi, HAM, Pancasila, Negara Islam, dan sejenisnya yang secara riil menjadi fakta sosial di Indonesia. Apakah fakta-fakta itu dipahami sebagai

Transcript of PETA RADIKALISME AGAMA DI INDONESIA - fsh.unsiq.ac.id · diulang- ulang untuk mengingatkan...

Page 1: PETA RADIKALISME AGAMA DI INDONESIA - fsh.unsiq.ac.id · diulang- ulang untuk mengingatkan kebutuhan kesadaran kolektif, serta mengoreksi seluruh perjalanan yang kini sedang dijalani

27

PETA RADIKALISME AGAMADI INDONESIA

(Analisis Kritis terhadap Dinamika PolitikMahasiswa dan Masa Depan Demokrasi

di Indonesia)

Oleh:Prof. Dr. Masykuri Bakri dan Anas Saidi*)

ABSTRAKAda sejumlah masalah yang menjadi bahan kajian

dalam penelitian ini; Pertama, tentang perbedaanlatarbelakang ideologis keagamaan dalam kehidupanmahasiswa, apakah perbedaan orientasi ideologiskeagamaan yang ada (Tarbiyah-Ihwanul Muslimin, Salafi,Hizbut Tahrir Indonesia, Ahli Sunnah Wal-Jama’ah dsb)yang menjadi landasan bertindak itu memperlihatkansemangat yang serba kontradiktoris, ataukah dalam tahapterbatas bersifat saling mengisi (komplementer). Jika sifatnyakontradiktoris, dalam bidang apa saja perbedaan kognisiitu mengundang kecenderungan konflik latent yangmembahayakan masa depan demokrasi di Indonesia.Sebaliknya, jika memiliki kesamaan terbatas, dalam wacanaapa saja pemahaman ke-Islam-an itu dapat dipertemukan.Kedua, bagaimanakah pandangan-pandangan mahasiswamuslim yang memiliki perbedaan akar ideologis itumenanggapi isu-isu besar seperti: Multikulturalism, Plural-ism, Kesetaraan Gender, Demokrasi, HAM, Pancasila,Negara Islam, dan sejenisnya yang secara riil menjadi faktasosial di Indonesia. Apakah fakta-fakta itu dipahami sebagai

Page 2: PETA RADIKALISME AGAMA DI INDONESIA - fsh.unsiq.ac.id · diulang- ulang untuk mengingatkan kebutuhan kesadaran kolektif, serta mengoreksi seluruh perjalanan yang kini sedang dijalani

28

International Seminar on Islamic Civilization

referensi bagaimana seharusnya relasi sosial dilakukan; atausebaliknya bagaimana fakta-fakta itu ditundukkan dalamgagasan baru yang terus diperjuangkan. Baik dengan temautama untuk menawarkan ideologi alternative (Negara Is-lam), ataukah ada pola adaptasi yang sedang dijalankan.Pengetahuan seperti ini penting untuk di dalami, gunamemastikan bagaimana mahasiswa mengkompromikanantara kenyataan sosiologis dengan pemahaman

ideologis keagamaan yang mereka yakini. Ketiga,bagaimana persisnya pola bergeseran ideologi keagamaanitu terjadi. Faktor apa saja yang menyebabkan pergeserandominasi kelompok Cipayung (HMI, IMM, dan PMII) begitumudah tergeser oleh pendatang baru, KAMMI. Apa sajayang menjadi faktor utama atas daya tarik tawaran Islamala-Ihwanul Muslimin, dibandingkan dengan Islam modelSunni yang menonjolkan unsur ke Indonesiaan. Masalah apasaja yang terus diwacanakan dalam lingkaran ke-Islamanyang ada di kampus. Keempat, bagaimana persisnyamekanisme demokrasi di kampus itu dijalankan. Apakahmodel representasi yang ada, seluruhnya merupakanperpanjangan partai kampus yang dilandasi oleh ideologikeagamaan yang menjadi referensi utama organisasi ekstrayang ada (Salafi, Hizbu Tahrir Indonesia, IhwanulMuslimin, Wahabi, Ahli Sunnah dsb); ataukah jugadipengaruhi oleh kelompok kepentingan sosial yang inde-pendent dan non-partisan. Apakah ada independensi yangdipertahankan dalam politik mahasiswa dalam meresponsetiap kondisi sosial, politik, ekonomi yang dituangkan dalamdemontrasi.

Keywords: radikalisme, dinamika politik, demokrasi

Page 3: PETA RADIKALISME AGAMA DI INDONESIA - fsh.unsiq.ac.id · diulang- ulang untuk mengingatkan kebutuhan kesadaran kolektif, serta mengoreksi seluruh perjalanan yang kini sedang dijalani

29

RELIGIOUS RADICALISM MAP ININDONESIA

(Critical Analysis of Student’ Political Dynamicsand the Future of Democracy in Indonesia)

By: Prof. Dr. Masykuri Bakri and Anas Saidi *)

ABSTRACTThis study analyzes several issues: First, different back-

ground of religious ideologies in students‘ lives, whether theexisting different orientation of religious ideologies (Tarbiyah-Ihwanul Muslimin, Salafi, Hizbut Tahrir-Indonesia, AhliSunnah Wal-Jama’ah etc.) that are becoming the basis ofaction show contradictory spirit, or in a limited stage arecomplementing one another. If it is contradictory, in whatfields those different cognitions trigger the tendencies of la-tent conflicts that endanger the future of Indonesian democ-racy. Conversely, if they have limited commonalities, in whatdiscourse, Islamic understanding can be reconciled. Second,how are the views of Muslim students who have differentideological roots in response to major issues such as:Multiculturalism, Pluralism, Gender Equality, Democracy,Human Rights, Pancasila (Five Principles), the Islamic State,and other issues that realistically become social facts in In-donesia. Whether those facts were understood as reference onhow social relations should be done; or conversely, how thosefacts were subdued in new ideas that continue to be fought.With the main theme to offer an alternative ideology (Is-lamic State), or is there a pattern of adaptation that is beingexecuted. Such knowledge is important to go into, in order to

Page 4: PETA RADIKALISME AGAMA DI INDONESIA - fsh.unsiq.ac.id · diulang- ulang untuk mengingatkan kebutuhan kesadaran kolektif, serta mengoreksi seluruh perjalanan yang kini sedang dijalani

30

International Seminar on Islamic Civilization

ascertain how students compromise sociological reality andideological understanding of their religious beliefs. Third,how exactly the impingement patterns of religious ideologyhappen. What factors cause dominance shift of Cipayunggroup (HMI, IMM, and

PMII) so that easily displaced by newcomer, KAMMI.What are the main factors of the attractiveness of IslamIhwanul Muslimin, compared to Sunni Islam Model thatpromotes Indonesian entity. What are the problems continueto be discussed in Islamic circle existing in campus. Fourth,how exactly the mechanism of democracy on campus is run.Is the representation of existing models, entirely an extensionof campus parties that are based on religious ideology whichbecame the primary reference of existing students extra or-ganizations (Salafi, Hizbu Tahrir Indonesia, IhwanulMuslimin, Wahabi, Ahli Sunnah, etc.); or also influencedby social interest groups that are independent and non-par-tisan. Is there any independency that is maintained in stu-dents‘ politics in response to any social, political, economicas reflected in the demonstration.

Keywords: radicalism, political dynamics, democracy

Pendahuluan

Sekiranya kita boleh membesar-besarkan peristiwa dalamsebuah episode sejarah, paling tidak ada dua keajaiban

yang pernah terjadi di paruh 1998-an. Pertama, jatuhnyaPresiden Soeharto, yang tak pernah dapat diramalkansebelumnya oleh siapapun termasuk oleh mantan penguasaOrde Baru itu sendiri. Peristiwa istimewa itu kemudianmelahirkan gelombang demokrasi bagaikan bak tsunamiyang tidak dapat dihentikan atau dibendung. Elemen-elemenorganisasi keagamaan, entitas, dan politik, yang di masa Orde

Page 5: PETA RADIKALISME AGAMA DI INDONESIA - fsh.unsiq.ac.id · diulang- ulang untuk mengingatkan kebutuhan kesadaran kolektif, serta mengoreksi seluruh perjalanan yang kini sedang dijalani

31

Baru terkubur oleh rejim otoritarian, secara serentak munculberhamburan bagaikan jamur di musim cendawan.

Seluruh eforia yang dilahirkan oleh transformasi besar(great transformation) itu seolah tanpa tapal batas. Sepertilazimnya sebuah perubahan besar yang tanpa direncanakania akan dikerumuni oleh sejumlah distorsi. Parlemen jalanantiba-tiba hadir sebagai pola baru dalam memaksakankehendak. Anarkis menjadi pemandangan harian sebagaisebuah eforia negative yang tanpa diikuti oleh penegakanhukum memadai. Negara tiba-tiba kehilangan kewibawaanyang paling minimal dan nyaris jatuh pada? messy state?.

Sementara partai politik bermunculan persis pada zamansistem parlementer, minus ruh ideologis. Terbukanya ruangpublic dari semangat antagonistik, membuat modeldemokrasi liberal sebagai pilihan. Semua pejabat publik,mulai dari bupati sampai presiden dipilih secara langsung.Pilkada peristiwa harian dengan biaya yang tak terkirakan.Partai bukan lagi menjadi tempat berjuang mengkontes-tasikan gagasan (ideologi), tetapi lebih sebagai tempatperburuan kekuasaan.

Konsolidasi demokrasi menjadi proses terpanjang dalampenantian. Demokrasi terkungkung oleh prosedur, ritual,yang kosong soal subtansi. Pemilihan kepala daerah secaralangsung yang dimaksudkan untuk menemukan pemimpimterbaik, telah dirusak oleh? money politics? Para pemimpinyang paling besar kemungkinannya terpilih, jadinya, sekedarpara rent seekers politik, yang sejak awal sebagai wakil modalyang ditanamkan. Ijon politik menjadi pemandangan sehari-

Peta Radikalisme Agama Di Indonesia

Page 6: PETA RADIKALISME AGAMA DI INDONESIA - fsh.unsiq.ac.id · diulang- ulang untuk mengingatkan kebutuhan kesadaran kolektif, serta mengoreksi seluruh perjalanan yang kini sedang dijalani

32

International Seminar on Islamic Civilization

hari yang tak dapat dielakkan. Konsekuensi yang tak dapatdihindari, ketika kekuasaan sudah diraih, langkah berikutnyamenghitung-hitung: bagaimana modal yang telah ditanam-kan segera kembali. Efek domino dari sejumlah distorsi itulahyang melahirkan masifikasi korupsi.

Di tengah-tengah siklus krisis moralitas semacam itulahmuncul keajaiban kedua, Islamisasi yang berporos dari tradisiIhwanul Muslimin, tiba-tiba menggeser posisi mainstream(Ahli Sunnah Wal-Jama’ah). Meskipun kecenderunganIslamisasi awal sudah dimulai ketika mantan PresidenSoeharto diujung kekuasaan, yang terkenal atas terbangun-nya kabinet? ijo royo-royo? yang lahir dari kandungan ICMI,tetapi corak Islam skriptualis atau syari’ah mindedness justrumemiliki daya tahan yang menakjubkan. Ikatan CendikawanMuslim Indonesia (ICMI) yang lahir dari persekutuan barumantan Presiden Soeharto dengan kelompok modernis –sebagai bentuk kegusaran atas? perasaan? menyusutnyadukungan militer— justru malah layu.

Sebaliknya corak ke-Islaman yang sering disebut sebagaihardliners, seperti: DDI, FPI, HTI, NII yang sebagian besarmerupakan perkawinan kultur Masyumi dengan tradisiIchawanul Muslimin, mulai mendapatkan tempat yangkokoh. Puncaknya setelah kelompok Tarbiyah ini,mendirikan Partai Dakwah yang diberi nama PKS (PartaiKeadilan Sejahtera) yang dulu bernama PK (Partai Keadilan),peta ke-Islaman di Indonesia benar-benar berubah. Partai-partai lama yang dulu mengaku sebagai ahli waris Masyumiseperti PBB, ikut tenggelam bersama menyusutnyadukungan partai-partai Islam berbasis Islam? lama?, seperti

Page 7: PETA RADIKALISME AGAMA DI INDONESIA - fsh.unsiq.ac.id · diulang- ulang untuk mengingatkan kebutuhan kesadaran kolektif, serta mengoreksi seluruh perjalanan yang kini sedang dijalani

33

PPP. Pendatang Baru, PKS, yang memiliki seperangkatideologi ke-Islaman yang jelas dan dibangun dalam sel-selmodel Ihwanul Muslimin ala al-Banna yang ketat, mulaimenunjukkan kekuatannya. Partai dakwah yang berhasilmembangun? trade mark? sebagai partai? bersih?, berhasilmengembangkan sayapnya secara massif, terutama dikalangan mahasiswa. Meskipun belakangan stigma positifpartai? bersih? telah tergeser menjadi partai biasa yang serba?pragmatis? yang sering menjual-belikan cek kosong padacalon kepala daerah. Meskipun begitu mesin ideologisnyalewat sistem kerja sel yang dibangun dalam semangatpuritanisasi yang kuat, terlanjur membiak sebagai kekuatanbaru.

Gejala seperti ini telah menjanjikan banyak harapansekaligus kecemasan. Dengan munculnya puritanisasi carakeberagamaan yang terus bergulir di seluruh lapisan, telahmenghadirkan harapan baru kemungkinan hadirnya? char-acter building? yang bersumber dari nilai-nilai agama. Modelpemahaman agama yang hitam-putih, berpeluang untukmenghadirkan kesetiaan moral yang tidak banyak diper-tanyaan legilimasinya (sami’na wa atho’na). Kecemasannya,cara kerja kognisi seperti ini cenderung ada? trade off?.Semangat yang berlebihan dalam keta‘atan syari‘ah yangtekstualis, cenderung diikuti oleh perasaan berlebihan dalammenolak semua sistem nilai yang di luar registrasi keyakin-annya. Cara berfikir tapal kuda seperti ini, jarang dapatdikompromikan dengan nilai-nilai baru, seperti: demokrasi,nation state, pluralism, multikulturalisme dsb. Jika dapatdikompromikan sifatnya hanya sementara.

Peta Radikalisme Agama Di Indonesia

Page 8: PETA RADIKALISME AGAMA DI INDONESIA - fsh.unsiq.ac.id · diulang- ulang untuk mengingatkan kebutuhan kesadaran kolektif, serta mengoreksi seluruh perjalanan yang kini sedang dijalani

34

International Seminar on Islamic Civilization

Munculnya sejumlah labeling yang diberangkatkan darifakta sosial dalam banyak kasus diproduksi kelompokhardliners dengan pemaksaan pendapat lewat sweeping,pengrusakan tempat ibadah agama non-Muslim dan sikap-sikap intoleransi lainnya, merupakan daftar kecemasan yangpaling permanen. Pemandangan yang secara negative terusdiproduksi dari sikap berlebihan itu adalah munculnya sikapintoleran dalam menyikapi keyakinan yang berbeda yangdisertai oleh sejumlah ancaman dan kekerasan. Penebaranmoral tidak disajikan dengan cara membujuk secara bijaksana(billati hiya ahsan), tetapi malah dengan keberingasan jalanan.Standar ganda antara nilai-nilai dakwah yang dianjurkandengan sistem tindakan yang dipertontonkan menjadi sebuahparadoks yang terus mengundang kecemasan.

Dari sejumlah bergulatan, distorsi politik, defisit moral,standar ganda yang terus mengalir dalam arus perubahanitu, telah melahirkan sejumlah kegamangan. Apakah Indo-nesia masih memiliki masa depan sebagai negara muslimterbesar di dunia yang sedang menerapkan demokrasi, ataukelak akan tenggelam dalam model negara-negara Arab yangdigerakkan oleh dinasti kerajaan yang tidak pernah demokra-tis. Jika pilihan pertama yang akan diimajinasikan makadampak keharusannya adalah mengakui pluralitas sebagaicondition sine qua non, Kebhenika Tunggal Ikaan sebagai etosberbangsa dan bernegara dan Pancasila sebagai pengikatintegrasi bangsa. Sejumlah kata klise ini rupanya yang harusdiulang- ulang untuk mengingatkan kebutuhan kesadarankolektif, serta mengoreksi seluruh perjalanan yang kini sedangdijalani oleh generasi penerus yang bernama mahasiswa.

Page 9: PETA RADIKALISME AGAMA DI INDONESIA - fsh.unsiq.ac.id · diulang- ulang untuk mengingatkan kebutuhan kesadaran kolektif, serta mengoreksi seluruh perjalanan yang kini sedang dijalani

35

Pertanyaan seperti ini layak diajukan dengan sejumlahalasan; Pertama, sebagai generasi muda terdidik, mahasiswaseringkali menjadi harapan terdepan masa depan bangsa dansekaligus sebagai radar hati nurani rakyat yang palingdianggap? bebas? dari kepentingan. Minimnya kalkulasipolitik yang dilakukan mahasiswa membuat gerakannyadisebut sebagai? moral force?. Sebagai gerakan moralgerakan mahasiswa seringkali menjadi parameter suhu politikyang paling sensitive dari setiap pergolakan yang dikobarkan.

Meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa dalam kadartertentu organisasi ekstra (kelompok Cipayung plus KAMMI),pada dasarnya merupakan? perpanjangan? ideologis partaipolitik yang tidak pernah netral atau vakum dari kepenting-an. Dunia politik mahasiswa pada akhirnya lebih merupakancikal-bakal kehidupan politik nasional yang tidak sepenuhnyabebas dari jangkauan ideologis. Karenanya, tidaklah mudahuntuk menilai secara cepat, apakah demonstrasi yangdilakukan mahasiswa, misalnya, benar-benar merupakangerakan moral; ataukah lebih merupakan perpanjangan darikekuatan politik yang menjadi sponsor ideologisnya.

Kedua, ditingkat sosiologis ada sejumlah pola pergeseranorientasi mahasiswa Muslim yang menarik untuk diamati.Jika sampai paruh kedua dasawarsa 90-an HMI yang berbasispada kelompok Islam modernis telah menjadi kelompokdominan, kini kekuatan itu telah bergeser pada KAMMI yangberbasis pada Ihwanul Muslimin. Apakah perubahan formasiini akan berdampak pada formasi model demokrasi di Indo-nesia; mengingat landasan ideologis keduanya sangatberbeda.

Peta Radikalisme Agama Di Indonesia

Page 10: PETA RADIKALISME AGAMA DI INDONESIA - fsh.unsiq.ac.id · diulang- ulang untuk mengingatkan kebutuhan kesadaran kolektif, serta mengoreksi seluruh perjalanan yang kini sedang dijalani

36

International Seminar on Islamic Civilization

Ketiga, dari perspektif ideologis Indonesia yangmenetapkan diri berideologi Pancasila --bukan sebagaiNegara agama dan bukan pula sebagai Negara sekuler--, saatini, sedang dalam himpitan dua tawaran ideologi besar. Disatu pihak tawaran ideologi sekuler yang menuntutpemisahan antara agama dan Negara; di lain pihak tawaranideologi keagamaan yang menginginkan penyatuan antaraagama dan Negara dalam bentuk syari‘ah yang ada dalamterma Islam Kaffah (total). Benturan ideologis yang tidakmudah dikompromikan ini, rupanya ikut mempengaruhidinamika kehidupan politik mahasiswa.

Keempat, dalam rangka memproyeksikan masa depandemokrasi di Indonesia, seluruh dinamika politik mahasiswa,termasuk dasar-dasar pemikiran yang mendasarinya,membutuhkan kepastian. Dalam konteks seperti ini agaknyaada benarnya apa yang dinyatakan Martin Van Bruinessen(2009): bahwa? Dinamika pemikiran Islam di Indonesia tidakbisa dipahami tanpa memperhatikan aktivisme Islam dikampus, karena banyak perdebatan-perdebatan penting telahdimulai disitu. Begitu pula gerakan-gerakan dan diskusi-diskusi di kampus hari ini pasti akan berdampak padawacana public Islam di masa depan. Satu dasawarsa setelah?reformasi?, ketika gerakan mahasiswa merupakan bagianpenting dari proses politik dan cukup menarik perhatian,kehidupan kampus sekarang hampir luput dari perhatian parapengamat?.

Kelima, untuk memastikan apa saja persisnya yangmenjadi perbedaan mendasar dari kedua ideologi itu, baikyang dipersepsikan mahasiswa maupun yang sedangkan dan

Page 11: PETA RADIKALISME AGAMA DI INDONESIA - fsh.unsiq.ac.id · diulang- ulang untuk mengingatkan kebutuhan kesadaran kolektif, serta mengoreksi seluruh perjalanan yang kini sedang dijalani

37

telah diperjuangkan dalam politik kampus, termasukbagaimana perbedaan itu dinegosiasikan, membutuhkanuntuk direkam. Termasuk bagaimana sikap mereka terhadapPancasila sebagai ideologi yang memiliki fungsi integrativeitu dipahami. Sekiranya telah terjadi kritik ideologis terhadapPancasila, argumentasi apa saja yang di bangun, baikterhadap mereka yang menganut paham sekuler maupunpara pendukung paham ideologi keagamaan: keduanyamembutuhkan elaborasi.

Keenam, oleh karena dalam kenyataannya, para tokohmahasiswa baik yang berkecimpung dalam kegiatanorganisasi intra maupun organisasi esktra kampus, merupa-kan stock kader-kader kepemimpinan? terpilih? dari seluruhtebaran jabatan, baik dalam partai politik, parlemen, birokra-si, perusahaan dsb, maka memastikan bagaimana merekaberkonflik, bernegosiasi dan bertemu, dan merespon seluruhpersoalan bangsa penting untuk diketahui. Singkatnya dalamterminolog Islam, bagaimana mereka melakukan? fastabihulchairat? (berlomba-lomba dalam kebaikan).

Ketujuh, dalam kaitanya dengan gerakan, sejauh yangkita baca dalam media, letupan-letupan protes gerakanmahasiswa yang dituangkan dalam bentuk demontrasi,ternyata bersifat variatif dan berjenjang. Ada sejumlahdemontrasi yang merupakan hasil kesepakan kolektif di antaraberbagai faksi yang ada dalam payung BEM, tetapi ada jugajenis demonstrasi yang lebih mencerminkan kepentingankelompok studi atau faksi-faksi pengajian keagamaan kampusyang lebih sektarian dalam merespon setiap fenomena sosialyang ada. Kondisi seperti ini setidaknya memberikan

Peta Radikalisme Agama Di Indonesia

Page 12: PETA RADIKALISME AGAMA DI INDONESIA - fsh.unsiq.ac.id · diulang- ulang untuk mengingatkan kebutuhan kesadaran kolektif, serta mengoreksi seluruh perjalanan yang kini sedang dijalani

38

International Seminar on Islamic Civilization

gambaran tentang pluralitas aspirasi mahasiswa dalammenyikapi setiap event yang dihadapi. Warna-warni gerakanseperti ini setidaknya mengundang dua pertanyaan: Pertama,apakah perbedaan reaksi atas perlu-tidaknya kesepakatanbersama yang dituangkan dalam demontrasi, lebih disebabkanoleh perbedaan persepsi atas realitas politik yang ada: ataukahlebih disebabkan oleh perbedaan landasan ideologis yang ingindiperjuangkan. Kedua, apakah cara-cara yang ditempuh secaranormatif mengharamkan cara-cara kekerasan sebagaiprasyarat utama keadaban politik, ataukah sebaliknya telahmenghalalkan segala cara, termasuk kekerasan, baik bersifatfisik maupun ideologis (pemaksaan pandangan) dalammemperjuangkan cita-cita. Kedua sikap seperti ini tentu adareasoning yang dibangun atas landasan ideologi yang menjadireferensi. Jika asumsi ini benar, maka pandangan-pandangan,hasil konstruksi dan negosiasi yang ditampilkan menarik untukdirekonstruksikan kembali. Kegunaannya, di luar untukmemastikan bagaimana mahasiswa memperagakan prinsip-prinsip demokrasi, juga, untuk memastikan derajat-derajatseperti apa sikap perbedaan itu akan mengundang bahayalatent di kelak kemudian hari.

Akhirnya dalam upaya memperoleh kepastian jawabansejumlah pertanyaan seperti diuraikan di atas penting untukdiperoleh guna menakar derajat relasi kekuasaan dan carapenegosiasian yang dilakukan serta pandangan ideolgis yangmendalanginya. Apakah dunia politik mahasiswa padaakhirnya hanya akan menjadi embrio negative terhadap masadepan demokrasi di Indonesia; ataukah warna-warniperbedaan ideologis itu masih dalam bingkai tradisi demokrasi

Page 13: PETA RADIKALISME AGAMA DI INDONESIA - fsh.unsiq.ac.id · diulang- ulang untuk mengingatkan kebutuhan kesadaran kolektif, serta mengoreksi seluruh perjalanan yang kini sedang dijalani

39

yang sehat. Karenanya untuk memastikan perbedaanlandasan ideologis dengan segala agendanya dan cara-caramenegosiasikan di tingkat tindakan politik kampus yangmenjadi alasan utama mengapa penelitian ini pentingdilakukan.

Tujuan PenelitianTujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap terkait

dengan masalah; Pertama, proses pemahaman kognisiideologi keagamaan mahasiswa yang ada dalam lingkungankampus. Apakah ada perbedaan prinsipil yang menyebabkanproses negoisasi itu tidak mungkin dilakukan. Sekiranya halitu terjadi faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kendalaideologis ini tidak dapat dicairkan sebagai mediasi untukmembangun konsensus. Bagaimana persisnya mahasiswamenyikapi seluruh perbedaan-perbedaan tersebut. Apakahdalam memahami doktrinasi keagamaan yang diberikanditerima dengan semangat? sami‘na wa atho‘na? (taken forgranted), ataukah ada pemikiran kritis ketika dihadapkanpada realitas sosial yang ada.

Kedua, seperti apa persisnya pandangan-pandanganideologis keagamaan mahasiswa, beserta seluruh keyakinan-nya dipahami, terutama ketika disandingkan dengan fakta-fakta sosiologis terhadap kebutuhan atas bangsa Indonesiayang plural dan sebagainya. Apakah wacana yang dikem-bangkan memuat unsur dominan tentang Ke-Indonesiaan;atau sebaliknya seluruhnya bersifat transnasional yangmemperjuangkan homoginisasi dan menafikan fakta-faktapluralitas yang menagih sikap toleransi (heteroginitas).

Peta Radikalisme Agama Di Indonesia

Page 14: PETA RADIKALISME AGAMA DI INDONESIA - fsh.unsiq.ac.id · diulang- ulang untuk mengingatkan kebutuhan kesadaran kolektif, serta mengoreksi seluruh perjalanan yang kini sedang dijalani

40

International Seminar on Islamic Civilization

Ketiga, secara persis faktor-faktor yang menyebabkanterjadinya pola pergeseran dari referensi Islam Sunni yangditingkat national menjadi mainstream, dengan Islam modelIhwanul Muslimin yang mengedepankan pola Arabisasi.Apakah wacana yang terjadi lebih mengedepankanpenguatan etika ke-Islaman yang memperkuat? characterbuilding?; ataukah lebih bercorak pada cita- cita Negara Is-lam versi Salafi dan/atau Ihwanul Muslimin.

Keempat, secara empirik ada-tidaknya kaitan antarakeyakinan ideologis keagamaan yang dijadikan referensi,dengan pilihan terhadap tema demonstrasi yang dilakukan.Sekiranya ada perbedaan apa pilihan-pilihan itu merupakanbagian dari kampanye ideolgis atau lebih merupakankekuatan moral yang berangkat dari semangatmemperjuangkan keadilan (justice for all).

Metode PenelitianOleh karena penelitian ini pada dasarnya melihat

aktivitas mahasiswa dalam dua dimensi: Pertama, dimensiaktivitas politik yang dipertontonkan dalam aktivitas duniakemahasiswaan, dan Kedua, dalam dimensi ideologi(keagamaan) yang menjadi landasan bertindak, maka pal-ing tidak ada dua pendekatan yang akan digunakan. Pertama,kajian-kajian ideologi pemahaman keagamaan yang selamaini menjadi rujukan tindakan yang lebih bersifat inner- circle,yang dalam tahap tertentu bersifat back stage, dan dalamsisi lain bersifat front stage, maka pendekatan dramadurgiGoffman menarik untuk digunakan. Disini peneliti -- untukmemahami layar belakang (back stage)-- dilakukan

Page 15: PETA RADIKALISME AGAMA DI INDONESIA - fsh.unsiq.ac.id · diulang- ulang untuk mengingatkan kebutuhan kesadaran kolektif, serta mengoreksi seluruh perjalanan yang kini sedang dijalani

41

pengamatan terlibat, dalam seluruh kegiatan keagamaanyang dilakukan mahasiswa. Untuk memahami dan melihatseluruh kegiatan keagamaan tersebut, mulai dari tahap-tahappengkaderan, doktrinasi dan penguatan-penguatanpengkaderan, yang paling intensif dilakukan oleh kelompokSalafi dan Tarbiyah, sejauh dimungkinkan peneliti berusahamengikuti seluruh proses itu, dengan terlibat langsung dalamfase-fase yang dijalankan.

Kedua, dalam upaya untuk memahami seluruh politicalbehavior mahasiswa dilakukan dua pendekatan. Pertama,melakukan analisa isi (content of analysis) terhadap praktik-praktik politik yang dilakukan mahasiswa, khususnya yangdituangkan dalam demonstrasi, pertarungan kepentingan/kegiatan yang dilaporkan majalah kampus, maupundinamika internal antar mahasiswa dalam menegosiasikankepentingannya khususnya dalam penetapan program BEMdan sebagainya. Kedua, dalam rangka ingin mendalami apayang diinginkan, direncanakan dan dijalankan, baik dalamkaitannya dengan Pemilu Raya Mahasiswa maupun dalammewacanakan hal-hal yang berkaitan dengan pandangan-pandangan keagamamaan, proses negoisasi, persaingan,kompromi, cara mengelola manajemen konflik dsb, termasukpandangan mereka terhadap masalah-masalah dasar, seperti:konsep Negara Islam, Pancasila, Pluralisme, Multikultural,gender dsb., dilakukan wawancara mendalam tak berstruk-tur, tetapi terfokus yang dipandu dengan checklist yangdisusun secara rinci.

Prinsipnya, disini, pendekatan emic yang paling lazimdigunakan dalam penelitian ethnografi akan dijalankan

Peta Radikalisme Agama Di Indonesia

Page 16: PETA RADIKALISME AGAMA DI INDONESIA - fsh.unsiq.ac.id · diulang- ulang untuk mengingatkan kebutuhan kesadaran kolektif, serta mengoreksi seluruh perjalanan yang kini sedang dijalani

42

International Seminar on Islamic Civilization

secara optimal. Peneliti dengan setia menggambarkan,mencatat dan mengkatagorikan data yang telah dikumpulkandengan tanpa melakukan judgment atau penilain awal,sebelum seluruh data dikatagorikan dan di biarkan? berbicaradengan atas namanya sendiri? seperti diyakini dalam tradisifenomenologi.

Oleh karena penelitian ini bertemakan? Dinamika PolitikMahasiswa Muslim di Universitas Umum, maka pilihanlokasi dipilih secara purposive (disengaja), masing-masingUniversitas Indonesia (UI) di Jakarta, Institut Pertanian Bogor(IPB) di Bogor, Universitas Gaja Mada (UGM) di Yogyakarta,Universitas Erlangga (UNAIR) di Surabaya dan UniversitasBrawijaya (UNIBRAW) di Malang. Argumentasi utamapilihan lokasi tersebut lebih didasarkan pada asumsi bahwakelima universitas tersebut, relative mewakili apa yang sedangterjadi di universitas negeri besar di Jawa. Meskipun, idealnyaInstitute Teknologi Bandung (ITB) di Bandung, UniversitasDiponegoro (UNDIP) di Semarang dan Universitas SebelasMaret (UNS) di Solo, juga dipilih sebagai lokasi penelitian.Mengingat masalah teknis dan asumsi bahwa ITB memilikikemiripan dengan IPB dalam homoginitas corak aktivitaskeagamaannya, UNS dan UNDIP memiliki kesamaandengan UGM dalam hal heteroginitasnya, maka alasan tidakdipilihnya dua Universitas dan satu institute negeri itu, lebihdalam asumsi dasar ini dan tentu saja juga mempertimbang-kan alasan administrative/teknis.

Seperti lazimnya penelitian kualitatif yang lebih mene-kankan faktor kedalaman daripada prinsip representativeness(keterwakilan), teknik pemilihan informan didasarkan pada

Page 17: PETA RADIKALISME AGAMA DI INDONESIA - fsh.unsiq.ac.id · diulang- ulang untuk mengingatkan kebutuhan kesadaran kolektif, serta mengoreksi seluruh perjalanan yang kini sedang dijalani

43

pemilihan secara sengaja (purposive), sekaligus menerapkanprinsip snoball sampling, khususnya digunakan untukmengeksplorasi data.

Dari prinsip pengambilan sample seperti ini, telahdilakukan wawancara mendalam (depth interview) dengan:para fungsionaris BEM universitas, unit-unit UKM yang adadalam Universitas, seperti ketua redaksi jurnal Kampus, ketuaBEM Fakultas, Forum Mahasiswa Jurusan, dan para aktivis(pimpinan demontrasi) atau yang sering disebut korlab(koordinasi lapangan), dsb.

Di tingkat organisasi ekstra, dilakukan wawancara danFGD dengan para tokoh dan fungsionaris: HimpunanMahasiwa Islam (HMI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indo-nesia (PMII), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM),Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), paratakmir masjid kampus, para mentor mahasiswa, para ketuapartai peserta Pemilihan Umum Raya Mahasiswa, dan parapejabat kampus, seperti ketua jurusan, pembantu dekandalam bidang kemahasiswaan dan pengamat lokal.

Partisipasi terlibat dilakukan dalam menonton perde-batan antar calon presiden BEM, suasana pencoblosan,penghitungan suara dan yang tak kalah penting mengikutiseluruh kegiatan keagamaan yang dilakukan mahasiswaseperti pengajian-pengajian, halaqoh- halaqoh, dsb.Semuanya dilakukan untuk mencocokkan antara yangdikatakan dengan apa yang dilakukan.

Peta Radikalisme Agama Di Indonesia

Page 18: PETA RADIKALISME AGAMA DI INDONESIA - fsh.unsiq.ac.id · diulang- ulang untuk mengingatkan kebutuhan kesadaran kolektif, serta mengoreksi seluruh perjalanan yang kini sedang dijalani

44

International Seminar on Islamic Civilization

PembahasanFakta empiris atas minimnya negara-negara Muslim

yang menempuh jalan demokrasi, serta adanya kenyataansosiologis atas maraknya anarkisme sebagai model?pemaksaan? kehendak, rasanya sudah cukup memadai untukmembangun keraguan tentang masa depan kemapanandemokrasi di Indonesia.

Banyak kalangan yang mulai mempercayai, bahwaterjadinya berbagai distorsi tersebut, sebagian lebihdisebabkan oleh minimnya dukungan kultural keagamaanyang kondusif bagi percepatan pertumbuhan masa kanak-kanak demokrasi ini. Corak keagamaan, yang pada akhirdekade 60-an, disebut Geertz, sebagai? religious mindedness?,yaitu sebuah sikap keagamaan yang open- mind, serbatoleran, inklusif, sinkretis, adaptatif; kini telah berubahmenjadi model keagamaan yang bercorak? religiousness?,yang eksklusif, radikal, fundamentalis dan sama sekali tidaktoleran dengan perbedaan. Ada sejumlah asumsi atasmekarnya kembali gerakan model Ihwanul Muslimin ini,mulai dari ketidakadilan tata dunia, khususnya sikap ambigunegara-negara barat dalam menangani kasus Palestina-Israel,sampai akutnya ketidakadilan ekonomi yang melandanegara-negara ketiga.

Kerentanan yang paling merisaukan atas meluasnyagerakan fundamentalisme Islam di Indonesia adalah,dikuasainya ruang-ruang pusat sosialisasi, khususnya disekolah-sekolah dan kampus-kampus umum, yang terusmenjadi sasaran Islamisasi versi ini, tanpa ada tandinganpemahaman Islam alternative yang moderat. Minimnya

Page 19: PETA RADIKALISME AGAMA DI INDONESIA - fsh.unsiq.ac.id · diulang- ulang untuk mengingatkan kebutuhan kesadaran kolektif, serta mengoreksi seluruh perjalanan yang kini sedang dijalani

45

pengetahuan agama, serta semangat yang kuat dalammenerima kepatuhan agama (sami’na waatho’na) yang diikatoleh bai’at merupakan cara klasik dalam membangunkesetiaan. Meskipun fundamentalisme bukanlah sebuahsolusi, tetapi semangat yang terus berkobar-kobar menebarkebencian, dalam jangka panjang jelas merupakan bom-waktu atas meledaknya? clash of ideology? dalam bentukkekerasan-kerasan yang lebih massif yang terlalu mengerikanuntuk dibayangkan.

Sebagai generasi muda terdidik, mahasiswa seringkalimenjadi harapan terdepan masa depan bangsa dan sekaligussebagai radar hati nurani rakyat yang paling dianggap?bebas? dari kepentingan. Minimnya kalkulasi politik yangdilakukan mahasiswa membuat gerakannya disebut sebagaimoral force. Sebagai gerakan moral gerakan mahasiswaseringkali menjadi parameter suhu politik yang paling sensi-tive dari setiap pergolakan yang dikobarkan.

Meskipun begitu, tidak dapat dipungkiri bahwa dalamkadar tertentu organisasi ekstra (kelompok Cipayung plusKAMMI), pada dasarnya merupakan? perpanjangan?ideologis partai politik yang tidak pernah netral atau vakumdari kepentingan. Dunia politik mahasiswa pada akhirnyalebih merupakan cikal-bakal kehidupan politik nasional yangtidak sepenuhnya bebas dari jangkauan ideologis. Karenanya,tidaklah mudah untuk menilai secara cepat, apakahdemontrasi yang dilakukan mahasiswa, misalnya, benar-benar merupakan gerakan moral; ataukah lebih merupakanperpanjangan dari kekuatan politik yang menjadi sponsorideologisnya.

Peta Radikalisme Agama Di Indonesia

Page 20: PETA RADIKALISME AGAMA DI INDONESIA - fsh.unsiq.ac.id · diulang- ulang untuk mengingatkan kebutuhan kesadaran kolektif, serta mengoreksi seluruh perjalanan yang kini sedang dijalani

46

International Seminar on Islamic Civilization

Ada sejumlah pola pergeseran orientasi mahasiswa Mus-lim yang menarik untuk diamati. Jika sampai paruh keduadasawarsa 90- an HMI yang berbasis pada kelompok Islammodernis telah menjadi kelompok dominan, kini kekuatanitu telah bergeser pada KAMMI yang ajarannya nampaknyalebih terilhami oleh Ikhawanul Muslimin di Mesir. Perubahanformasi ini nampaknya akan berdampak pada formasi modeldemokrasi di Indonesia.

Sementara itu dari perspektif ideologis Indonesia yangmenetapkan diri berideologi Pancasila --bukan sebagaiNegara agama dan bukan pula sebagai Negara sekuler--, saatini, sedang dalam himpitan dua tawaran ideologi besar. Disatu pihak tawaran ideologi sekuler yang menuntutpemisahan antara agama dan Negara; di lain pihak tawaranideologi keagamaan yang menginginkan penyatuan antaraagama dan negara. Benturan ideologis yang tidak mudahdikompromikan ini, rupanya ikut mempengaruhi dinamikakehidupan politik mahasiswa.

Karena itu, dalam memproyeksikan masa depandemokrasi di Indonesia, rupanya perlu direkam seluruhdinamika politik mahasiswa, termasuk dasar-dasar pemikiranyang mendasarinya. Nampaknya ada benarnya apa yangdinyatakan Martin Van Bruinessen (2009): bahwa? Dinamikapemikiran Islam di Indonesia tidak bisa dipahami tanpamemperhatikan aktivisme Islam di kampus, karena banyakperdebatan-perdebatan penting telah dimulai di situ. Begitupula gerakan-gerakan dan diskusi-diskusi di kampus hari inipasti akan berdampak padawacana public Islam di masadepan. Satu dasawarsa setelah? reformasi?, ketika gerakan

Page 21: PETA RADIKALISME AGAMA DI INDONESIA - fsh.unsiq.ac.id · diulang- ulang untuk mengingatkan kebutuhan kesadaran kolektif, serta mengoreksi seluruh perjalanan yang kini sedang dijalani

47

mahasiswa merupakan bagian penting dari proses politik dancukup menarik perhatian, kehidupan kampus sekaranghampir luput dari perhatian para pengamat?

Apa saja persisnya yang menjadi perbedaan mendasardari kedua ideology itu, baik yang dipersepsikan mahasiswamaupun yang sedangkan dan telah diperjuangkan dalampolitik Kampus, termasuk bagaimana perbedaan itudinegoisasikan, jelas menarik untuk direkam. Termasukbagaimana sikap mereka terhadap Pancasila sebagai ideol-ogy yang memiliki fungsi integrative itu dipahami. Sekiranyatelah terjadi kritik ideologis terhadap Pancasila, argumentasiapa saja yang di bangun, baik terhadap mereka yangmenganut paham sekuler maupun para mendukung pahamideology keagamaan: keduanya membutuhkan elaborasi.

Sementara itu, dalam kenyataannya, para tokoh mahasiswabaik yang berkecimpung dalam kegiatan organisasi intramaupun organisasi esktra kampus, merupakan stock kader-kader kepemimpinan? terpilih? dari seluruh tebaran jabatan,baik dalam partai politik, parlemen, birokrasi, perusahaan dsb.Karenanya jika ingin memastikan kualitas kepemimpinan In-donesia dan arah demokratisasi di masa depan, pada dasarnyadapat dimulai dengan melihat dinamika kehidupan mahasiwasaat ini. Termasuk dalam mewacanakan problem-problemempiris, soal ke bhinekaan, NKRI, HAM, keadilan sosial, dsb.

Dalam kaitanya dengan gerakan, sejauh yang kita bacadalam media, letupan-letupan protes gerakan mahasiswayang dituangkan dalam bentuk demontrasi, rupanya bersifatvariatif dan berjenjang. Ada sejumlah demontrasi yangmerupakan hasil kesepakan kolektif di antara berbagai faksi

Peta Radikalisme Agama Di Indonesia

Page 22: PETA RADIKALISME AGAMA DI INDONESIA - fsh.unsiq.ac.id · diulang- ulang untuk mengingatkan kebutuhan kesadaran kolektif, serta mengoreksi seluruh perjalanan yang kini sedang dijalani

48

International Seminar on Islamic Civilization

yang ada dalam payung BEM, tetapi ada juga jenisdemontrasi yang lebih mencerminkan kepentingan kelompokstudi atau faksi-faksi pengajian keagamaan Kampus yanglebih sektarian dalam merespon setiap fenomena sosial yangada. Kondisi seperti ini setidaknya memberikan gambarantentang pluralitas aspirasi mahasiswa dalam menyikapi setiapevent yang dihadapi. Warna-warni gerakan seperti inisetidaknya mengundang dua pertanyaan: Pertama, apakahperbedaan reaksi atas perlu-tidaknya kesepakan bersamayang dituangkan dalam demontrasi, lebih disebabkan olehperbedaan persepsi atas realitas politik yang ada: ataukah lebihdisebabkan oleh perbedaan landasan ideologis yang ingindiperjuangkan. Kedua, apakah cara-cara yang ditempuhsecara normatif mengharamkan cara-cara kekerasan sebagaiprasyarat utama keadaban politik, ataukah sebaliknya telahmenghalalkan segala cara, termasuk kekerasan, baik bersifatfisik maupun ideologis (pemaksaan pandangan) dalammemperjuangkan cita-cita. Kedua sikap seperti ini tentu adareasoning yang dibangun atas landasan ideology yangmenjadi referensi. Jika asumsi ini benar, maka pandangan-pandangan, hasil kontruksi dan negoisasi yang ditampilkanmenarik untuk direkontruksikan.

Kepastian jawaban itu penting untuk diperoleh gunamenakar derajat relasi kekuasaan dan cara penegoisasianyang dilakukan serta pandangan ideolgis yang mendalangi-nya. Apakah dunia politik mahasiswa pada akhirnya hanyaakan menjadi embrio negative terhadap masa depan demo-krasi di Indonesia; ataukah warna-warna perbedaan ideologisitu masih dalam bingkai tradisi demokrasi yang sehat.

Page 23: PETA RADIKALISME AGAMA DI INDONESIA - fsh.unsiq.ac.id · diulang- ulang untuk mengingatkan kebutuhan kesadaran kolektif, serta mengoreksi seluruh perjalanan yang kini sedang dijalani

49

Karenanya untuk memastikan perbedaan landasan ideologisdengan segala agendanya dan cara-cara menegoisasikan ditingkat tindakan politik Kampus menarik untuk direkam.

KesimpulanDi tingkat ideologis perbedaan pemahaman ke-Islaman

di kampus-kampus umum ini memiliki distingsi yang jelas.Tarbiyah Islamiyah yang merujuk pada pandangan-pandangan Ihwanul Muslimin, yang menjadi rujukan utamaKesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI),memiliki sejumlah prinsip umum yang berbeda dengankelompok mainstream.

Ichwanul Muslimin yang awalnya berdiri dengan namaHarakah Tarbiyah, yang berarti? gerakan pendidikan?,benar-benar telah mendominasi hampir di lima kampus yangditeliti. Gerakan ini berkembang dengan pola perekrutanmelalui system sel, yang sangat sistematis dam terpelihara.Dengan system ini, halaqah dan daurah diadakan di rumah-rumah anggota dan tempat-tempat tertutup lainnya, yangdisebut usrah. System perikrutannya yang paling efektifdilakukan dengan system sel. Setiap sel terdiri antara 5-10maksimal 20 anggota di bawah pimpinan seorang murabbi,yang secara harfiah berarti instruktur, mengkaderan itu telahberjalan dengan sistematis. Dengan sifat pertemuan-pertemuan itu yang sangat rahasia, semua anggota sel dimintauntuk menyebarkan melalui mulut ke mulut pemikiranideolog-ideolog gerakan—lewat buku-buku mereka yangterkenal, seperti Ma‘alim fi‘l Tarig karya Qutb—kepadapengikut potensial. Mereka yang berminat diundang

Peta Radikalisme Agama Di Indonesia

Page 24: PETA RADIKALISME AGAMA DI INDONESIA - fsh.unsiq.ac.id · diulang- ulang untuk mengingatkan kebutuhan kesadaran kolektif, serta mengoreksi seluruh perjalanan yang kini sedang dijalani

50

International Seminar on Islamic Civilization

mengikuti halaqah dan daurah. Sekali memutuskan untukmenjadi anggota, mereka didorong untuk mendekatipengikut potensial lainnya dan mengundang mereka untukmengikuti kegiatan-kegiatan serupa Model pemeliharaaninilah yang tidak dimiliki organisasi keagamaan lainnya.

Salah satu kekuatan dari pola Ichwanul Muslimin yangdianut kelompok Tarbiyah maupun model Salafi ala HisbutTahrir ini, tidak hanya semata-mata pada pola perekrutanyang sangat sistematis dengan jenjang-jenjang yang jelas,tetapi juga, pada pemeliharaan pengkaderannya yang sangatterjaga. Ketatnya pemeliharaan mindset yang dikurung olehsemangat? sami’na wa atho’na? (taken for granted), membuatgerakan ini bergerak bagaikan tombol dengan kecepatanyang nyaris tidak terukur. Minimnya pilihan wacana yangterbuka bagi para anggotanya, membuat pandangantunggal (tapal kuda), memudahkan kader-kader yang sudahdibai‘at itu terjaga dari pengaruh-pengaruh ideology luar,yang selalu dianggap tidak Islami.

Tawaran ideologis kembali pada al-Qur‘an dan As-Sunnah secara murni dan konsekuen, sebagai pra-syaratmenuju Islam Kaffah (total), merupakan jargon yang palingmudah diterima, tanpa membutuhkan argumenasi yangrumit dan berfikir. Peragaan kesolihan pribadi yangdipertontonkan dengan kedisiplinan dalam menjalankanibadah Mahdloh (ritual), merupakan daya tarik tersendiridibandingan dengan model ke-Islam yang menawarkanwacana-wacana kritis, tetapi tidak mencontohkan tingkahlaku Islam simbolik. Apa yang terlihat dalam komunitas yangmemunculkan solidaritas yang tinggi para anggotanya,

Page 25: PETA RADIKALISME AGAMA DI INDONESIA - fsh.unsiq.ac.id · diulang- ulang untuk mengingatkan kebutuhan kesadaran kolektif, serta mengoreksi seluruh perjalanan yang kini sedang dijalani

51

semangat saling menolong dan kesinambungan karir politikyang ada dalam Partai Keadilan dan Kesejahteraan,merupakan daya tarik lain, yang nyaris tidak dimiliki olehorganisasi Islam non-KAMMI.

Meskipun begitu, pada dasarnya merebaknya komunitasIslam model Tarbiyah ini, sebenarnya bukan dalam sekejap,khususnya ketika krant demokrasi dibuka. Semuanya itu,lahir dari embrional yang panjang, ketika Dakwah diKampus-Kampus umum marak dibawah sponsor MasjidSalma di ITB.

Tarbiyah yang hampir memonopoli kampus-kampusumum yang diteliti, meskipun tujuan akhirnya adalahmenegakkan syari‘at Islam (Negara Islam), agaknya merekabelajar dari pengalaman Masyumi. Karena ketidaksabaran-nya dalam menegakkan syari‘at Islam, membuat pengusungutama Piagam Jakarta ini yang dibubarkan Soekarno. Sikapkeras yang tanpa strategi adaptasi yang memadai, membuatperjuangan mendirikan Negara Islam itu, layu sebelumberkembang.

PKS rupanya begitu yakin bahwa jalan itu bisa ditempuhmelalui jalur demokrasi, dan dirintis melalui system dakwahyang ketat, sistematis dan terukur. Karenanya, partai yangmerujuk pada pandangan-pandangan al-Banna ini, palingtidak terlalu tertarik untuk mewacanakan masalah-masalahsensitive, seperti Pancasila, demokrasi, pluralime,multikulturalimse, HAM dan kesetaraan Jender. Sejauh tema-tema itu tidak menagih jawaban mendesak lebih baikdihindarkan untuk diwacanakan. Sikap seperti menerimaPemilu sudah dianggap mencukupi untuk menjawab:

Peta Radikalisme Agama Di Indonesia

Page 26: PETA RADIKALISME AGAMA DI INDONESIA - fsh.unsiq.ac.id · diulang- ulang untuk mengingatkan kebutuhan kesadaran kolektif, serta mengoreksi seluruh perjalanan yang kini sedang dijalani

52

International Seminar on Islamic Civilization

apakah PKS menerima demokrasi atau tidak. Peragaankonkrit ini rupanya yang membuat PKS berhasil menampil-kan partai ala Ihwanul Muslimin yang soft dan disesuaikandengan kondisi sementara yang ada di Indonesia.

Meskipun begitu, mengingat dalam system kepartaian-nya didominasi oleh dewan Syuro yang tidak memperhatikansystem demokrasi, maka penampilan PKS yang di forumdepan (front stage) itu sangat elegan, menjadi mudahditengarai sebagai taktik sementara untuk menyimpanagenda ideology yang sebenarnya. Gambaran seperti ini kira-kira yang juga dialami oleh KAMMI dalam menyikapi tema-tema yang selalu didesak untuk menjawab: apakah KAMMIsesunguhnya menyetujui HAM, Kesetaraan Jender,demokrasi, Pancasila dsb. Mereka umumnya tidak terlatihuntuk mewacanakan masalah-masalah yang membutuhkansikap kritis. Apa yang paling dikuasai adalah aktivisme yangdilakukan dalam versi Ichwanul Muslimin yang sudah baku.

Sementara itu Hizbut Tahrir, didirikan oleh Tqiy al-Dinal- Nabhani di Palestina tahun 1953 dan diperkenalkan oleh=Abd Rahman al-Bahdadi, seorang aktivis dari Australia,mengikuti inisiatif Ikhwanul Muslimin dalam upaya menebarpengaruh di kampus-kampus universitas. Seperti IkhwanulMuslimin, mereka juga menggunakan system sel rahasia.Tetapi dalam hal ideology, ia lebih radikal daripadaikhwanulimin, karena ia dengan penuh semangat memasuk-kan gagasan pembentukan? khilafah Islamiah? (Kekhalifah-an Islam). Untuk mencapai tujuan itu, ia tak segan-seganmenggunakan cara-cara kekerasan sebuah pendekatan yangtidak dilakukan oleh kelompok Tarbiyah.

Page 27: PETA RADIKALISME AGAMA DI INDONESIA - fsh.unsiq.ac.id · diulang- ulang untuk mengingatkan kebutuhan kesadaran kolektif, serta mengoreksi seluruh perjalanan yang kini sedang dijalani

53

Ketidaksabaran inilah nampaknya yang membuat HTIlebih sulit diterima di kalangan mahasiswa, khususnya yangada di jurusan sosial, sebaliknya mudah diterima di jurusaneksakta. Mudahnya para mahasiswa jurusan eksakta, untukmenerima dakwah yang lebih memperlihat ketegasan apayang boleh dan apa yang tidak boleh, sebagian ditengaraimengapa jurusan-jurasan ilmu alam, teknik dsb begitumudah menerima anjuran Ihwanul Muslimin, bahkankelompok Salafi yang lebih keras. Sekiranya ada fakta empiristentang tokoh-tokoh KAMMI yang berasal dari jurusan sosial-politik, seperti presiden BEM terpilihan UGM, umumnyamereka sudah terdidik sejak aktif Rohani Islam (ROHIS) diSMA-SMA.

Dalam asumsi ini tidaklah mengherankan jika KAMMIatau Tarbiyah menjadi mayoritas di IPB, ITB, ITS dan fakultas-fakultas eksakta lainya, tetapi mendapatkan perlawanan ketatdi fakultas-fakultas sosial-politik dan budaya, baik di UGM,UNAIR maupun Brawijaya.

Meskipun dalam tahap tertentu tidak terjadi polarisasiyang mencolok antara mahasiswa KAMMI yang menjadipenguasai BEM dalam pengelola program-programkemahasiswaan yang ada. Utamanya di kampus-kampusyang heterogintas masih terjaga, seperti UGM, UNAIR, UIdan UNIBRA kecuali kuatnya kesan terjadinya segmentasimahasiwa yang ekskusif atas dasar sektarian, sehingga potensiuntuk penajaman ideologis itu, tetaplah ada. Bahkan trademark KAMMI yang lebih mengedepankan ibadah Mahdzohdibandingkan HMI, PMII dan IMM, sangatlah terlihat.

Peta Radikalisme Agama Di Indonesia

Page 28: PETA RADIKALISME AGAMA DI INDONESIA - fsh.unsiq.ac.id · diulang- ulang untuk mengingatkan kebutuhan kesadaran kolektif, serta mengoreksi seluruh perjalanan yang kini sedang dijalani

54

International Seminar on Islamic Civilization

Karenanya yang paling merisaukan dalam kecenderung-an seperti ini jika hadirnya sikap toleransi yang ada sekarang,sebenarnya tidak didasarkan oleh pemahaman keagamaanyang mendalam, melainkan oleh tindakan bersyarat yangtentative. Selama KAMMI tidak diberikan ruang yang lebihterbuka dalam membaca khasanah-khasanah ke-Islamanlain, dengan cara berimpati pada pemikiran Islam non-Tarbiyah, kerentanan konflik di kalangan mahasiswa tetaplahterbuka.

*) Maskuri Bakri adalah Dosen Pascasarjana Universitas Islam Malang,sedangkan Anas Saidi adalah Peneliti LIPI

Page 29: PETA RADIKALISME AGAMA DI INDONESIA - fsh.unsiq.ac.id · diulang- ulang untuk mengingatkan kebutuhan kesadaran kolektif, serta mengoreksi seluruh perjalanan yang kini sedang dijalani

55

Daftar Rujukan

Altbach, Philip G. 1970. Student Movements in HistoricalPerspective: The Asian Case, Journal of SoutheastAsian Studies, Vol. 1, No. 1, pp. 74-84

Altbach, Philip G. 1984. Student Politics in the Third World,Higher Education, Vol. 13, No. 6, pp. 635-655.

Altbach, Philip G. 1989. Perspective on Student Political Ac-tivism, Comparative Education, Vol. 25 No. 1, pp. 97-110.

Khoirnafiya, Siti. 2005 Memurnikan Ajaran’: Suatu Kajiantentang Kelompok Halaqah Hizbut Tahrir Indone-sia di Universitas Indonesia. Depok: Skripsi padaJurusan Antropologi FISIP UI.

Rootes, Christopher A. 1980. Student Radicalism: Politics ofMoral Protest and the Legitimation Problems of theModern Capitalist State, Theory and Society, Vol. 9No.3,pp..473-502.

Claudia Nef Saluz (ed) Dynaminc of Islamic Student Move-ments: Iklim Intelektual Islam di Kalangan AktivisKampus, Insist, Yogyakarta.

Wahid, K.H. Abdurrahman. 2009. Ilusi Negara Islam.Ekspansi Gerakan Islam Transnasional di Indonesia.Jakarta: The Wahid Institute.

Hasan Noorhaidi, 2008. Laskar Jihad: Islam, Militansi, danPencarian Identitas di Indonesia Pasca Orde Baru,LP3ES, Jakarta.

Peta Radikalisme Agama Di Indonesia

Page 30: PETA RADIKALISME AGAMA DI INDONESIA - fsh.unsiq.ac.id · diulang- ulang untuk mengingatkan kebutuhan kesadaran kolektif, serta mengoreksi seluruh perjalanan yang kini sedang dijalani

56

International Seminar on Islamic Civilization

Yudi Latif, 2005. Inteligensia Muslim dan Kuasa: GenealogiInteligensia Muslim Indonesia Abad ke-20, Mizan,Jakarta.

Rahmat, Imaddun, 2007. Ideologi Politik PKS dari MasjidKampus ke Gedung Parlemen, LKis, Yogyakarta.Ramakrisnhna, Kumar. 2009.

Radical Pathways: Understanding Muslim Radicalization inIndonesia, Praeger security international, Westport,Connecticut, London.