PETA KONSEP - Web viewTampak pencari kerja di sedang antri di melamar pekerjaan. Data Badan Pusat...

83
BAB 2. KETENAGAKERJAAN DI INDONESIA Oleh : TRIWAHONO KOMPETENSI INTI : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah KOMPETENSI DASAR : 3.2. Menganalisis permasalahan ketenagakerjaan di Indonesia 4.2. Menyajikan hasil analisis masalah ketenagakerjaan di Indonesia PETA KONSEP

Transcript of PETA KONSEP - Web viewTampak pencari kerja di sedang antri di melamar pekerjaan. Data Badan Pusat...

Page 1: PETA KONSEP - Web viewTampak pencari kerja di sedang antri di melamar pekerjaan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sampai Februari 2013, jumlah total pengangguran di Indonesia

BAB 2. KETENAGAKERJAAN DI INDONESIA

Oleh : TRIWAHONO

KOMPETENSI INTI :Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya

tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan

wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait

penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan

prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan

minatnya untuk memecahkan masalah

KOMPETENSI DASAR :3.2. Menganalisis permasalahan ketenagakerjaan di Indonesia

4.2. Menyajikan hasil analisis masalah ketenagakerjaan di Indonesia

PETA KONSEP

Page 2: PETA KONSEP - Web viewTampak pencari kerja di sedang antri di melamar pekerjaan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sampai Februari 2013, jumlah total pengangguran di Indonesia

KATA KUNCI

1 Ketenagakerjaan 8 Jenis-jenis Tenaga Kerja 2 Usia Kerja 9 Peningkatan Kualitas Kerja 3 Jumlah penduduk 10 Pemagangan4 Angkatan Kerja 11 Sistem Upah 5 Tingkat Partisipasi Angkatan kerja 12 Penetapan UMR6 Kesempatan Kerja. 13 Pengangguran 7 Pasar Tenaga Kerja. 14 Tingkat Pengangguran

TUJUAN PEMBELAJARANSetelah mempelajari bab ini Anda diharapkan dapat:

1. Mendeskripsikan Pengertian ketenagakerjaan, kesempatan kerja, tenaga

kerja dan angkatan kerja

2. Mendeskripsikan Pasar Tenaga Kerja.

3. Mendeskripsikan Jenis-jenis Tenaga Kerja

4. Mendeskripsikan Upaya Peningkatan Kualitas Kerja

5. Mendeskripsikan Sistem Upah Yang Berlaku Di Indonesia

6. Mendeskripsikan Pengangguran

7. Berbagai Permasalahan Ketenagakerjaan di Indonesia

8. Upaya Mengatasi Masalah Ketenagakerjaan di Indonesia

Page 3: PETA KONSEP - Web viewTampak pencari kerja di sedang antri di melamar pekerjaan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sampai Februari 2013, jumlah total pengangguran di Indonesia

PENDAHULUAN

Tampak pencari kerja di sedang antri di melamar pekerjaan. Data

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sampai Februari 2013, jumlah

total pengangguran di Indonesia mencapai 7,17 juta orang dan 360 ribu

orang diantaranya merupakan lulusan perguruan tinggi.

Setelah mengamati gambar dan ilustrasi diatas. Pertanyaan-

pertanyaan apakah yang akan muncul dari diri anda. Dari pertanyaan-

pertanyaan yang muncul cobalah dijawab menurut anda sendiri. Jika

anda ingin mengetahui lebih banyak tentang jawabannya bacalah

pengembangan konsep di bawah ini.

suasana mencari kerjaSumber gambar: http://mas-bhen.do.am

Page 4: PETA KONSEP - Web viewTampak pencari kerja di sedang antri di melamar pekerjaan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sampai Februari 2013, jumlah total pengangguran di Indonesia

PENGEMBANGAN KONSEPSalah satu persoalan sulit sebagaimana sering dihadapi oleh

pemerintah di berbagai negara adalah penyediaan kesempatan kerja bagi

penduduknya. Itulah mengapa keberhasilan pemerintah dari suatu negara

sering diukur dari kemampuannya dalam menyediakan lapangan kerja atau

menekan tingkat penggangguran bagi penduduknya. Tenaga kerja

merupakan salah satu faktor produksi yang penting, bukan hanya karena

peranannya pada proses produksi, tetapi juga karena menyangkut

kesejahteraan masyarakat. Selain itu, untuk menciptakan hasil produksi perlu

keterpaduan antara tenaga kerja atau angkatan kerja dan kesempatan kerja.

Pada bab ini kita akan membahas tentang Pengertian penduduk,

ketenaga kerjaan, kesempatan kerja, tenaga kerja dan angkatan kerja, Upaya

meningkatkan kualitas tenaga kerja, Sistem upah dan Pengangguran di

Indonesia.

A. Pengertian ketenagakerjaan, kesempatan kerja, tenaga kerja dan angkatan kerja

Ketenagakerjaan berasal dari kata tenaga kerja, yang dalam

Pasal 1 angka 2 UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yaitu

“Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan

guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi

kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.” Sedangkan pengertian

dari ketenagakerjaan sesuai dengan Pasal 1 angka 1 UU No. 13 tahun

2003 tentang Ketenagakerjaan adalah “Ketenagakerjaan adalah segala

hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum,

selama, dan sesudah masa kerja.”

Apabila kita cermati semua permasalahan dalam

ketenagakerjaan, maka kita akan menemukan hubungan yang saling

berkaitan antara jumlah penduduk, angkatan kerja, kesempatan kerja,

dan pengangguran, hubungan tersebut tampak seperti pada peraga 2.1.

Page 5: PETA KONSEP - Web viewTampak pencari kerja di sedang antri di melamar pekerjaan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sampai Februari 2013, jumlah total pengangguran di Indonesia

Peraga 2.1. Hubungan antara Penduduk, Tenaga Kerja, Angkatan Kerja dan Pengangguran

Tenaga Kerja. Tenaga Kerja (manpower) adalah penduduk

dalam usia kerja yang siap melakukan pekerjaan, antara lain mereka

yang sudah bekerja, mereka yang sedang mencari pekerjaan, mereka

yang bersekolah, dan mereka yang mengurus rumah tangga. Penduduk

yang bersekolah dan mereka yang mengurus rumah tangga termasuk

tenaga kerja, karena secara fisik golongan ini mampu dan sewaktu-

waktu dapat ikut bekerja.

Usia Kerja. Usia Kerja merupakan tingkat umur seseorang yang

diharapkan dapat bekerja dan memperoleh pendapatan. Usia kerja ini

sejak Sensus Penduduk 2000 (SP2010) dan sesuai dengan ketentuan

internasional, dan Undang-Undang Wajib Belajar 9 Tahun diberlakukan,

adalah penduduk yang berusia 15 tahun atau lebih. Di luar batas tingkat

umur ini disebut sebagai penduduk di luar usia kerja, seperti anak-anak

dan penduduk usia lanjut. Usia kerja di Indonesia semula berkisar antara

10 sampai 55 tahun. Mungkin ini disebabkan karena anak anak di

Indonesia, terutama di pedesaan, sudah bekerja pada umur yang sangat

muda. Meskipun demikian,

Lalu berapa banyak jumlah tenaga kerja Indonesia saat ini? Untuk

menghitung besarnya jumlah tenaga kerja dapat dilakukan dengan

menjumlahkan seluruh penduduk usia kerja (15 tahun keatas) dalam

suatu negara. Angka tersebut biasanya didapatkan dari Sensus

Penduduk (terakhir sensus penduduk tahun 2010), Survei Sosial dan

Ekonomi Nasional (Susenas), dan Survei Ketenagakerjaan Nasional

Page 6: PETA KONSEP - Web viewTampak pencari kerja di sedang antri di melamar pekerjaan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sampai Februari 2013, jumlah total pengangguran di Indonesia

(Sakernas), Berdasarkan data pada tabel 3.1 kita dapat mengetahui

bahwa jumlah penduduk berumur 15 tahun ke atas menurut jenis

kegiatan dari tahun 2011 terus mengalami kenaikan hingga bulan

Februari 2013 tercatat sebesar 175,10 juta jiwa.

Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 menurut hasil

Sensus Penduduk 2010 (SP2010) menunjukkan bahwa jumlah

penduduk Indonesia pada Mei 2010 sebanyak 237.641.326 jiwa,

yang terdiri dari laki- laki sebanyak 119.630.913 orang dan perempuan

sebanyak 118.010.413 orang (Tabel 5.1). Jumlah itu tersebar di 33

provinsi dimana sekitar 57 persen dari jumlah penduduk tersebut

tinggal di Pulau Jawa. Adapun laju pertumbuhan penduduk

diproyeksikan sebesar 1,49 persen per tahun. Artinya, setiap tahun

jumlah populasi membengkak 3,5 juta hingga 4 juta orang,”, dan tahun

2013 jumlah penduduk Indonesia diproyeksikan mencapai 242,013.80 jiwa

Piramida penduduk Indonesia tahun 2010 termasuk tipe

expansive, dimana sebagian besar penduduk berada pada kelompok

umur muda. Bagian tengah piramida cembung dan bagian atas

cenderung meruncing (lihat Grafik 2.1).

Grafik 2.1Piramida Penduduk Indonesia 2010

Sumber: Sensus Penduduk 2010

Page 7: PETA KONSEP - Web viewTampak pencari kerja di sedang antri di melamar pekerjaan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sampai Februari 2013, jumlah total pengangguran di Indonesia

Beban ketergantungan merupakan perbandingan antara

penduduk tidak produktif (umur kurang dari 15 tahun dan lebih dari 64

tahun) terhadap penduduk produktif (umur 15-64 tahun) tahun 2010

sebesar 51,3. Setiap 100 orang umur produktif menanggung beban

sekitar 51 orang umur tidak produktif. Angka ketergantungan terus

turun dibandingkan angka hasil sensus penduduk sebelumnya (lihat

Grafik 2.2). Ketika tahun 1971 sebesar 86,8 lalu kondisi terakhir tahun

2010 sebesar 51,3. Artinya beban besar yg harus ditanggung tiap pelaku

ekonomi (pengusaha, profesional, pedagang dll) atau pembayar pajak di

negeri ini untuk membantu mereka yg dibawah garis kemiskinan untuk

meningkatkan kualitas hidupnya.

Selanjutnya dari jumlah penduduk sebanyak itu , berapakah yang

termasuk tenaga kerja? Untuk itu kita dapat menghitung tingkat

persentase tenaga kerja dengan cara membandingkan antara jumlah

penduduk usia kerja dengan total jumlah penduduk seperti rumus berikut

ini:

% Tenaga Kerja = Jumlah Penduduk usia 15 tahun atau lebihJumlah penduduk

x 100

Grafik 2.2Rasio Ketergantungan Penduduk Indonesia, 1971−2010

Page 8: PETA KONSEP - Web viewTampak pencari kerja di sedang antri di melamar pekerjaan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sampai Februari 2013, jumlah total pengangguran di Indonesia

% Tenaga Kerja = 175,10242,01

x 100 = 72,35%

Tabel 2.1Penduduk Berumur 15 tahun ke atas menurut jenis kegiatan tahun, 2011 –

2013 (Juta orang)Jenis Kegiatan 2011 2012 2013

    FebruariAgustu

sFebruari

Agustus

Februari

1 Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas 170,66 171,76 172,87 173,93 175,10

2 Angkatan Kerja 119,40 117,37 120,42 118,05 121,19

 a. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

(%) 69,96% 68,34% 69,66% 67,88% 69,21%

  b. Bekerja 111,282 109,670 112,803 110,808 114,021

  c. Penganguran Terbuka *) 8,118 7,700 7,614 7,245 7,171

  d. Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 6,80% 6,56% 6,32% 6,14% 5,92%

3 Bukan Angkatan Kerja 51 257 54 386 52 449 55 874 53 907

  a. Sekolah 13,944 13,104 14,308 14,085 14,972

  b. Mengurus Rumah Tangga 30,006 32,890 31,448 33,629 32,186

  c. Lainnya 7,307 8,391 6,693 8,160 6,749

*) Pengangguran Terbuka : Mencari Pekerjaan, Mempersiapkan Usaha, Merasa Tidak Mungkin

Mendapat Pekerjaan, Sudah Punya Pekerjaan tetapi belum dimulai

Sumber :BPS, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) dimodifikasi

Angkatan Kerja. Angkatan kerja adalah mereka yang mempunyai

pekerjaan, baik sedang bekerja maupun yang sementara tidak sedang

bekerja karena suatu sebab, seperti petani yang sedang menunggu

panen/hujan, pegawai yang sedang cuti, sakit, dan sebagainya. Di

samping itu, mereka yang tidak mempunyai pekerjaan tetapi sedang

mencari pekerjaan/mengharapkan dapat pekerjaan atau bekerja secara

tidak optimal disebut pengangguran.

Bukan Angkatan Kerja. Bukan angkatan kerja adalah mereka

yang sedang bersekolah, pengurus rumah tangga tanpa mendapat upah,

lanjut usia, cacat jasmani dan sebagainya, dan tidak melakukan suatu

kegiatan yang dapat dimasukkan ke dalam kategori bekerja, sementara

tidak bekerja, atau mencari pekerjaan. Untuk bulan Februari 2013

tercatat sebesar 53.9 juta jiwa yang terdiri atas penduduk yang masih

Page 9: PETA KONSEP - Web viewTampak pencari kerja di sedang antri di melamar pekerjaan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sampai Februari 2013, jumlah total pengangguran di Indonesia

sekolah 14,9 juta jiwa, Mengurus rumah tangga 32,2 juta jiwa dan

lainnya sebesar 6,7 juta jiwa.

Jumlah angkatan kerja di Indonesia pada Februari 2013 mencapai

121,2 juta orang, bertambah sebanyak 3,1 juta orang dibanding

angkatan kerja Agustus 2012 sebanyak 118,1 juta orang atau bertambah

sebanyak 780 ribu orang dibanding Februari 2012. Adapun jumlah

penduduk yang bekerja di Indonesia pada Februari 2013 mencapai

114,0 juta orang, bertambah sebanyak 3,2 juta orang dibanding keadaan

pada Agustus 2012 sebanyak 110,8 juta orang, atau bertambah 1,2 juta

orang dibanding keadaan Februari 2012. Keadaan ketenagakerjaan

terus membaik ditandai oleh penurunan jumlah penganggur. Pada

Februari 2013 jumlah penganggur mencapai 7,17 juta orang, mengalami

penurunan sebanyak 70 ribu orang jika dibanding keadaan Agustus

2012, dan mengalami penurunan sebanyak 440 ribu orang jika dibanding

keadaan Februari 2012.

Gambar 2.1 Pelamar kerja

Sumber : Tribunnews.com

Tingkat Angka Partisipasi Angkatan kerja (TPAK). TPAK

adalah Indikator ketenagakerjaan yang sering digunakan untuk

mengukur besarnya jumlah angkatan kerja (bekerja dan mencari kerja)

Page 10: PETA KONSEP - Web viewTampak pencari kerja di sedang antri di melamar pekerjaan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sampai Februari 2013, jumlah total pengangguran di Indonesia

berbanding dengan penduduk usia kerja (15 tahun keatas) atau disebut

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) atau Angka Partisipasi

Angkatan Kerja (APAK). Indikator ini bermanfaat untuk mengetahui

bagian dari tenaga kerja yang sesungguhnya terlibat, atau berusaha

untuk terlibat, dalam kegiatan produktif yaitu memproduksi barang dan

jasa, dalam kurun waktu tertentu.

Penghitungan APAK dapat dilakukan dengan membandingkan

antara jumlah penduduk yang termasuk dalam angkatan kerja dengan

jumlah penduduk yang termasuk dalam usia kerja.

TPAK =Jumlah Angkatan Kerja (bekera + mencari pekerjaan )Jumlah penduduk 15 tahun atau lebih

x 100

TPAK Tahun 2013 = 121,19 175,10

x 100 = 69,21%

Berdasarkan data pada tabel 3.1, pada kondisi Februari 2013

diamana jumlah angkatan kerja tercatat sebesar 121,19 dan jumlah

penduduk berumur 15 tahun ke atas sebesar 175,10, maka besarnya

TPAK adalah 69,21%. Semakin tinggi TPAK menunjukkan semakin

besar bagian dari penduduk usia kerja yang sesungguhnya terlibat, atau

berusaha untuk terlibat, dalam kegiatan produktif yaitu memproduksi

barang dan jasa, dalam kurun waktu tertentu.

Gambar 2.2 Pelamar kerja

Page 11: PETA KONSEP - Web viewTampak pencari kerja di sedang antri di melamar pekerjaan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sampai Februari 2013, jumlah total pengangguran di Indonesia

Kesempatan Kerja. Kegiatan ekonomi di masyarakat

membutuhkan tenaga kerja. Sementara itu, kebutuhan akan tenaga kerja

itu dapat disebut sebagai kesempatan kerja (demand for labor). Selain

itu, kesempatan kerja juga dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan

yang menggambarkan tersedianya lapangan kerja (pekerjaan) untuk diisi

pencari kerja.

Dari kedua definisi tersebut maka kesempatan kerja dapat juga

diartikan sebagai permintaan akan tenaga kerja atau seberapa banyak

tenaga kerja yang terserap ke dalam dunia kerja. Semakin meningkat

pembangunan, semakin besar pula kesempatan kerja yang tersedia. Hal

ini berarti semakin besar pula permintaan akan tenaga kerja. Sebaliknya,

semakin besar jumlah penduduk, semakin besar pula kebutuhan akan

lowongan pekerjaan (kesempatan kerja). Untuk menciptakan

kesempatan kerja bagi masyarakat, pemerintah terus berupaya

meningkatkan perluasan kesempatan kerja melalui berbagai kebijakan.

Salah satu kebijakan di bidang kesempatan kerja adalah pemerataan

kesempatan kerja.

Gambar 2.3 Pelamar kerja

Page 12: PETA KONSEP - Web viewTampak pencari kerja di sedang antri di melamar pekerjaan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sampai Februari 2013, jumlah total pengangguran di Indonesia

Ilustrasi : penerbit

B. Pasar Tenaga Kerja.Pasar tenaga kerja adalah keseluruhan aktivitas yang

mempertemukan penawaran tenaga kerja pencari kerja) dengan

permintaan tenaga kerja (lowongan kerja). Penawaran tenaga kerja

datang dari sektor rumah tangga. Sementara itu, permintaan tenaga

kerja datang dari perusahaan atau unit-unit usaha dan kantor- kantor

pemerintah

Proses mempertemukan pencari kerja dan lowongan pekerjaan

ternyata memerlukan waktu lama. Ini terjadi antara lain karena baik

pengusaha maupun pencari kerja sama-sama mempunyai informasi

yang tidak lengkap mengenai kondisi pencari kerja dan kondisi

perusahaan. Semakin terbatas informasi yang diketahui oleh masing-

masing pihak, semakin lama proses mempertemukan pencari kerja dan

lowongan kerja. Sebelum seseorang memutuskan untuk menerima atau

tidak menerima suatu lowongan pekerjaan, seseorang tersebut

seringkali berusaha memperoleh informasi yang benar-benar perlu.

Berikut adalah sejumlah informasi sebagaimana dibutuhkan oleh pencari

kerja.

a. Jenis usaha dan gambaran umum dari perusahaan di mana

lowongan pekerjaan itu berada.

Page 13: PETA KONSEP - Web viewTampak pencari kerja di sedang antri di melamar pekerjaan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sampai Februari 2013, jumlah total pengangguran di Indonesia

b. Kecocokan pekerjaan tersebut dengan pendidikan atau latar

belakang si pencari kerja.

c. Tingkat upah atau gaji dan lingkungan pekerjaan.

d. Keuntungan-keuntungan lain di luar gaji fringe benefits), seperti

tunjangan kesehatan, hari tua, libur, dan lain-lain.

e. Prospek masa depan seperti kemungkinan naik pangkat,

kesempatan menjadi anggota pimpinan, kesempatan latihan di

dalam dan luar negeri.

Begitu pula dengan perusahaan. Setiap perusahaan tentu

mencari sejumlah calon yang paling tepat untuk mengisi lowongan yang

ada. Sebelum memutuskan untuk erekrut pegawai atau karyawan baru,

perusahaan seringkali mempertimbangkan dan memerlukan sejumlah

berkaitan dengan kondisi si pelamar tersebut. Informasi itu antara lain

sebagai berikut.

1. jenis dan tingkat pendidikan calon.

2. keahlian khusus yang dimiliki calon.

3. kejujuran, sikap, dan penampilan.

4. pengalaman kerja.

5. kesehatan.

Di Indonesia, penyelenggaraan bursa tenaga kerja ditangani oleh

Departemen Tenaga Kerja (Depnaker). Orang-orang atau lembaga-

lembaga yang membutuhkan tenaga kerja dapat melapor ke Depnaker

dengan menyampaikan jumlah dan kualifikasi tenaga kerja yang

dibutuhkan beserta persyaratannya. Kemudian Depnaker akan

mengumumkan kepada masyarakat umumnya tentang adanya

permintaan tenaga kerja tersebut.

Gambar 2.3 Pasar Tenaga Kerja

Page 14: PETA KONSEP - Web viewTampak pencari kerja di sedang antri di melamar pekerjaan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sampai Februari 2013, jumlah total pengangguran di Indonesia

Fungsi dan Manfaat Pasar Tenaga Kerja. Bursa tenaga kerja

mempunyai fungsi yang sangat luas, baik dalam sektor ekonomi maupun

sektor-sektor yang lain. Fungsi Pasar Tenaga Kerja yaitu :

Sebagai Sarana Penyaluran Tenaga Kerja,

Sebagai sarana untuk mendapatkan informasi tentang ketenagakerjaan,

Sebagai sarana untuk mempertemukan pencari kerja dan orang atau

lembaga yang membutuhkan tenaga kerja,

Manfaat adanya bursa tenaga kerja yaitu :

Dapat membantu para pencari kerja dalam memperoleh pekerjaan

sehingga dapat mengurangi penggangguran,

Dapat membantu orang-orang atau lembaga-lembaga yang memerlukan

tenaga kerja untuk mendapatkan tenaga kerja,

Dapat membantu pemerintah dalam mengatasi permasalahan

ketenagakerjaan,

C. Jenis-jenis Tenaga Kerja Tenaga kerja merupakan faktor produksi insani yang secara

langsung maupun tidak langsung menjalankan kegiatan produksi. Faktor

produksi tenaga kerja juga dikategorikan sebagai faktor produksi asli.

Gambar pasar tenaga kerja

Page 15: PETA KONSEP - Web viewTampak pencari kerja di sedang antri di melamar pekerjaan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sampai Februari 2013, jumlah total pengangguran di Indonesia

Dalam faktor produksi tenaga kerja, terkandung unsur fisik, pikiran, serta

kemampuan yang dimiliki oleh tenaga kerja. Oleh karena itu, tenaga

kerja dapat dikelompokan berdasarkan kualitas (kemampuan dan

keahlian) dan berdasarkan sifat kerjanya.

Berdasarkan kualitasnya, tenaga kerja terbagi atas 4 (empat)

golongan, antara lain sebagai berikut :

1. Tenaga Kerja Terdidik. Yaitu tenaga kerja yang memiliki kelebihan

dengan mengikuti pendidikan formal yang diselenggarakan oleh negara

maupun swasta. Golongan tenaga kerja seperti ini biasanya memiliki

surat / ijazah yang telah diakui. Contohnya pekerjaan guru harus

memiliki ijazah pendidikan kuliah di perguruan tinggi keguruan.

Pekerjaan dokter harus memiliki ijazah pendidikan kedokteran dari

perguruan tinggi resmi.

2. Tenaga Kerja Terlatih. Yaitu tenaga kerja yang memiliki kelebihan

dengan mengikuti kepelatihan-kepelatihan yang diselenggarakan oleh

negara maupun swasta atau lembaga-lembaga tenaga kerja. Contohnya

pekerjaan baby sister, pekerjaan mekanik bengkel dan tukang potong

rambut profesional. Mereka mendapatkan pekerjaan setelah memiliki

ketrampilan yang terlatih dengan baik.

3. Tenaga Kerja Terdidik dan Terlatih. Yaitu tenaga kerja yang memiliki

kelebihan selain mengikuti pendidikan resmi juga memiliki ketrampilan

lain yang menunjang dalam pekerjaan. Sebagai contoh seorang calon

tenaga kerja yang memiliki ijazah dari perguruan tinggi namun juga

memiliki keahlian menguasai komputer dan perakitannya. jenis tenaga

kerja seperti inilah yang paling banyak dibutuhkan dalam suatu

perusahaan.

4. Tenaga Kerja Tidak Terdidik dan Tidak Terlatih. Yaitu tenaga kerja yang

tidak memiliki ketrampilan maupun pendidikan, akan sangat sulit

mendapatkan pekerjaan. Selain kurang berpengalaman, tenaga kerja

golongan ini juga membebani perusahaan apabila dipekerjakan.

Berdasarkan sifat kerjanya, tenaga kerja dibagi menjadi tenaga

kerja rohani dan tenaga kerja jasmani. Tenaga kerja rohani adalah

tenaga kerja yang menggunakan pikiran, rasa, dan karsa. yang produktif

dalam proses produksi. Misalnya manajer, guru, editor, konsultan, dan

Page 16: PETA KONSEP - Web viewTampak pencari kerja di sedang antri di melamar pekerjaan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sampai Februari 2013, jumlah total pengangguran di Indonesia

pengacara. Sementara itu, tenaga kerja jasmani adalah tenaga kerja

yang menggunakan kekuatan fisik dalam kegiatan produksi. Misalnya

tukang las, pengayuh becak, dan sopir.

D. Upaya Peningkatan Kualitas Kerja Terdapat kecenderungan pada lapangan kerja sektor modern

untuk hanya menerima angkatan kerja yang siap kerja atau siap pakai

dan berpengalaman untuk menjadi karyawannya. Sementara itu,

angkatan kerja muda tamatan sekolah menengah ataupun perguruan

tinggi pada umumnya belum mempunyai kesiapan dan pengalaman.

Situasi semacam ini mengakibatkan sejumlah angkatan kerja muda

tamatan sekolah menengah ataupun perguruan tinggi menjadi

pengangguran. Perhatikan pengangguran terbuka menurut pendidikan

dan jenis kelamin tahun 2011-2013 pada Tabel 3.2.

Tabel 2.2. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) MenurutPendidikan Tertinggi yang Ditamatkan 2011–2013 (persen)

Pendidikan Tertinggi yang

Ditamatkan

2011 2012 2013

Februari Agustus Februari Agustus Februari

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. SD kebawah 3,37 3,56 3,69 3,64 3,61

2. Sekolah Menengah Pertama 7,83 8,37 7,80 7,76 8,24

3. Sekolah Menengah Atas 12,17 10,66 10,34 9,60 9,39

4. Sekolah Menengah Kejuruan 10,00 10,43 9,51 9,87 7,68

5. Diploma I/II/III 11,59 7,16 7,50 6,21 5,65

6. Universitas 9,95 8,02 6,95 5,91 5,04

Jumlah 6,80 6,56 6,32 6,14 5,92

Sumber :BPS, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) dimodifikasi

Selain masalah kesiapan dan pengalaman di atas, rendahnya

mutu kerja tidak hanya mengakibatkan rendahnya produktivitas kerja

dan penghasilan, tetapi juga menyulitkan pengolahan sumber daya alam

Page 17: PETA KONSEP - Web viewTampak pencari kerja di sedang antri di melamar pekerjaan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sampai Februari 2013, jumlah total pengangguran di Indonesia

yang melimpah. Indonesia sebenarnya memiliki keunggulan komparatif

di bidang sumber daya alam, baik sumber daya yang berada di darat

maupun di laut dan jumlah tenaga kerja. Sayangnya, mutu tenaga kerja

Indonesia secara umum belum memadai, sehingga perlu ditingkatkan

supaya jumlah tenaga kerja yang besar itu benarbenar dapat menjadi

kekuatan efektif dalam pembangunan.

Upaya untuk meningkatkan mutu dan kemampuan tenaga kerja

tidak hanya berkaitan dengan umlah angkatan kerja yang perlu dididik

dan dilatih, akan tetapi juga berkaitan dengan kesesuaian antara hasil

pendidikan dan latihan dengan permintaan lapangan kerja dan

persyaratan kerja. Pendidikan formal, baik yang bersifat umum maupun

kejuruan, merupakan jalur yang sangat penting untuk membangun dan

mengembangkan pengetahuan, bakat, kepribadian, sikap mental,

kreativitas, penalaran, dan kecerdasan seseorang. Pendidikan formal itu

merupakan pondasi penting untuk membangun mutu sumber daya

manusia di masa yang akan datang. Selain melalui pendidikan formal,

peningkatan kualitas sumber daya manusia dapat juga dilakukan melalui

pendidikan nonformal. Upaya-upaya untuk meningkatkan mutu tenaga

kerja melalui pendidikan nonformal antara sebagai berikut.

1. Latihan Kerja. Latihan kerja merupakan proses pengembangan keahlian dan

keterampilan kerja yang langsung dikaitkan dengan pekerjaan dan

persyaratan kerja. Dengan kata lain, latihan kerja berkaitan erat dengan

pengembangan profesionalisme tenaga kerja. Terkait dengan

peningkatan mutu tenaga kerja, latihan kerja dapat berfungsi sebagai

suplemen ataupun komplemen terhadap pendidikan formal. Sistem

Latihan Kerja Nasional sebagaimana telah ditetapkan oleh Menteri

Tenaga Kerja memberikan pedoman dan arahan untuk pengembangan

jalur latihan kerja, baik yang dilakukan oleh lembaga latihan kerja

maupun oleh perusahaan. Upaya-upaya pemerintah dalam

melaksanakan latihan keterampilan antara lain dilakukan melalui Balai

Latihan Kerja (BLK). Kursus dan Balai Latihan Kerja ini bertujuan untuk

memberikan keterampilan dan emampuan kepada pengikut kursus, baik

Page 18: PETA KONSEP - Web viewTampak pencari kerja di sedang antri di melamar pekerjaan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sampai Februari 2013, jumlah total pengangguran di Indonesia

untuk mengisi berbagai macam lowongan kerja di masyarakat yang

menuntut berbagai macam kemampuan dan keterampilan tertentu,

maupun kemampuan dan keterampilan untuk kerja mandiri, seperti

usaha kerajinan, perbengkelan, dan lain sebagainya. Begitu

keterampilan tersebut diperoleh, para pencari kerja dapat memenuhi

persyaratan- ersyaratan khusus sebagaimana dituntut oleh dunia kerja.

Selain itu, latihan keterampilan juga dapat dilakukan melalui kursus-

kursus keterampilan sebagaimana banyak diselenggarakan oleh

masyarakat.

2. Pemagangan. Pemagangan adalah latihan kerja langsung di tempat kerja. Jalur

pemagangan ini bertujuan untuk memantapkan profesionalisme yang

dibentuk melalui latihan kerja. Dengan bimbingan dan pengalaman yang

terus-menerus dalam dunia kerja maka profesionalisme tenaga kerja

akan dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan keterampilan yang

dipelajari selama magang pada suatu perusahaan.

3. Perbaikan Gizi dan Kesehatan. Perbaikan gizi dan kesehatan perlu dilaksanakan untuk

mendukung ketahanan kerja dan kemampuan belajar (kecerdasan) alam

menerima pengetahuan baru dan meningkatkan semangat kerja. Selain

itu, peningkatan kemampuan teknis melalui jalur-jalur pengembangan

sumber daya manusia perlu diupayakan agar tercipta manusia

berkualitas dengan ciri taat menjalankan agama, toleran dan saling

menghargai sesama manusia, berwawasan kepentingan nasional,

berbudi luhur, ulet, tangguh, cerdas dan terampil, produktif, disiplin dan

bertanggung jawab, inovatif, dan berpandangan jauh ke depan.

E. Sistem Upah Yang Berlaku Di Indonesia Sistem Penentuan Upah (pengupahan) yang berlaku di Indonesia

adalah sistem yang berbasis indeks biaya hidup dan Pendapatan

Domestik Bruto (PDB) per Kapita sebagai proksi (tingkat pencapaian)

Page 19: PETA KONSEP - Web viewTampak pencari kerja di sedang antri di melamar pekerjaan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sampai Februari 2013, jumlah total pengangguran di Indonesia

dari tingkat kemakmuran, dengan kata lain berbasiskan angka

Kehidupan hidup layak (KHL) dan tingkat inflasi.

Sistem pengupahan di Indonesia juga mendasarkan

penentuannya melalui mekanisme konsultasi tripartit dalam menetapkan

upah minimum antara wakil pengusaha, wakil pekerja dan wakil dari

pemerintahan. Wakil pemerintahan selain dalam fungsinya sebagai

fasilitator dan mediator bila diperlukan pada akhirnya akan juga berperan

sebagai pengambil kebijakan sekaligus mengesahkannya secara hukum.

Upah bagi pekerja merupakan hak yang harus diperoleh karena

nilai sumbangsihnya dalam proses produksi menciptakan nilai tambah.

Upah harus mencerminkan nilai jabatan yang dipangku seseorang di

suatu organisasi perusahaan dan organisasi-organisasi pada umumnya

dalam suatu industri. Nilai jabatan yang lebih tinggi akan memberikan

besaran upah yang lebih tinggi. Besarnya upah yang diterima seseorang

atau perbedaan nilai jabatan harus mencerminkan rasa keadilan dalam

organisasi itu (equity) dan nilai jabatan yang ada di pasar (kompetitif).

Tidak ada kenaikan upah tanpa kenaikan nilai jabatan kecuali bagi

perusahaan yang mampu dapat melakukan penyesuaian atau

pemberian insentif untuk mempertahankan karyawan yang baik.

Mekanisme penyesuaian diatur dalam ketentuan perusahaan dengan

mempertimbangkan prestasi kerja yang telah dicapai secara individu

Tujuan pengupahan. Peningkatan kesejahteraan tenaga kerja,

produktivitas tenaga kerja dan pertumbuhan produksi, khususnya bagi

tenaga kerja penerima upah dan gaji rendah merupakan sasaran bagi

pelaksanaan kebijaksanaan di bidang pengupahan. Dengan

kebijaksanaan tersebut diharapkan akan mempersempit perbedaan

upah untuk jabatan yang sama, baik antar wilayah, antar sektor maupun

antar perusahaan.

Dalam rangka itu ketentuan upah minimum diberlakukan agar

penetapan upah berada di atas kebutuhan hidup minimum. Penetapan

upah minimum mencakup upah minimum regional, sektoral dan sub-

sektoral yang sekaligus diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan

tenaga kerja, meningkatkan produktivitas serta mengupayakan

pemerataan pendapatan dalam rangka menciptakan keadilan sosial.

Page 20: PETA KONSEP - Web viewTampak pencari kerja di sedang antri di melamar pekerjaan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sampai Februari 2013, jumlah total pengangguran di Indonesia

Penetapan UMR. Pemerintah telah resmi menandatangani Surat

Keputusan Bersama (SKB) 4 menteri mengenai penetapan Upah

Minimum Regional (UMR). SKB ini intinya akan mengatur penetapan

upah minimum berdasarkan negosiasi bipartit antara manajemen dan

buruh. Pemerintah kini tidak lagi ikut campur dalam negosiasi UMR

terutama dalam masa krisis global karena kalau kondisi normal

melakukan negosiasi tripartit.

Pemerintah, dalam rangka mewujudkan penghasilan yang layak

bagi pekerja, perlu menetapkan upah minimum. Penetapan upah

minimum itu antara lain dilakukan dengan mempertimbangkan

peningkatan kesejahteraan pekerja, tanpa mengabaikan meningkatan

produktivitas dan kemajuan perusahaan, serta perkembangan

perekonomian pada umumnya.

Sebelum tahun 2000, Indonesia menganut sistem pengupahan

berdasarkan kawasan (regional) atau sering kita kenal sebagai Upah

Minimum Regional (UMR). Artinya, untuk kawasan yang berbeda, upah

minimum yang harus diterima oleh pekerja juga berbeda. Ini

berdasarkan pada perbedaan biaya hidup pekerja di setiap daerah. Akan

tetapi, penentuan upah berdasarkan kawasan ini masih dirasakan belum

cukup untuk mewakili angka biaya hidup di setiap daerah. Untuk itu

pemerintah melakukan perubahan peraturan tentang upah minimum.

Dengan adanya Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000

tentang kewenangan pemerintah dan kewenangan provinsi sebagai

daerah otonom, maka pemberlakuan Upah Minimum Regional (UMR)

berubah menjadi Upah Minimum Provinsi (UMP) atau upah minimum

kabupaten/kota. Dengan adanya peraturan baru ini, provinsi-provinsi di

Indonesia mulai menyeuaikan upah minimum regional di daerah mereka.

Penetapan upah dilaksanakan setiap tahun melalui proses yang

panjang. Mula-mula Dewan Pengupahan Daerah (DPD) yang terdiri dari

birokrat, akademisi, buruh dan pengusaha mengadakan rapat,

membentuk tim survei dan turun ke lapangan mencari tahu harga

sejumlah kebutuhan yang dibutuhkan oleh pegawai, karyawan dan

buruh. Setelah survei di sejumlah kota dalam provinsi tersebut yang

dianggap representatif, diperoleh angka Kebutuhan Hidup Layak (KHL) -

Page 21: PETA KONSEP - Web viewTampak pencari kerja di sedang antri di melamar pekerjaan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sampai Februari 2013, jumlah total pengangguran di Indonesia

dulu disebut Kebutuhan Hidup Minimum (KHM). Berdasarkan KHL, DPD

mengusulkan upah minimum regional (UMR) kepada Gubernur untuk

disahkan. Komponen kebutuhan hidup layak digunakan sebagai dasar

penentuan upah minimum berdasarkan kebutuhan hidup pekerja lajang

(belum menikah).

Saat ini UMR juga dikenal dengan istilah Upah Minimum Provinsi

(UMP) karena ruang cakupnya biasanya hanya meliputi suatu provinsi.

Selain itu setelah otonomi daerah berlaku penuh, dikenal juga istilah

Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK).

Berikut Daftar Provinsi yang telah menetapkan Upah Minimum

Provisini UMP Tahun 2014 Terbaru berdasarkan data Kemenakertrans,

antara lain:

Tabel 2.3. Upah Minimum Provisini UMP Tahun 2014

Propinsi 2014 Kenaikan 2013

1. Kalimantan Tengah Rp 1,723,970.00 11 % Rp 1,553,127.00

2. Kalimantan Barat Rp 1,380,000.00 30 % Rp 1,060,000.00

3. Jambi Rp 1,502,300.00 15,56 % Rp 1,300,000.00

4. Sulawesi Tenggara Rp 1,400,000.00 24,42 % Rp 1,125,207.00

5. Sumatera Barat Rp 1,490,000.00 10,37 % Rp 1,350,000.00

6. Bangka-Belitung Rp 1,640,000.00 29,64 % Rp 1,265,000.00

7. Papua Rp 1,900,000.00 11,11 % Rp 1,710,000.00

8. Bengkulu Rp 1,350,000.00 45 % Rp 930,000.00

9. NTB Rp 1,210,000.00 10 % Rp 1,100,000.00

10. DKI Jakarta Rp 2,441,301.00 9 % Rp 2,200,000.00

Sumber:http://pusdatinaker.balitfo.depnakertrans.go.id/viewpdf.php?id=294

Sanksi bagi pelanggar. Sesuai dengan Undang-Undang No. 13

tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, pegusaha yang tidak

membayarkan upah sesuai ketentuan UMP dianggap sebagai pelaku

kejahatan dengan ancaman sanksi penjara dari satu hingga empat tahun

dan denda minimal Rp100 juta dan maksimal Rp400 juta.

UMP yang ditetapkan merupakan gaji pokok bagi pekerja yang

masih belum menikah dan punya masa kerja 0-12 bulan. Dalam hal

Page 22: PETA KONSEP - Web viewTampak pencari kerja di sedang antri di melamar pekerjaan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sampai Februari 2013, jumlah total pengangguran di Indonesia

komponen upah terdiri dari upah pokok dan tunjangan tetap maka

besarnya upah pokok sedikit-dikitnya 75 % (tujuh puluh lima perseratus)

dari jumlah upah pokok dan tunjangan tetap.

Apakah Anda mengetahui apa saja yang termasuk dalam

komponen upah?

Berikut adalah pengertian dari gaji pokok, tunjangan tetap dan

tunjangan tidak tetap menurut Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No.

SE-07/Men/1990 tentang Pengelompokan Upah dan Pendapatan Non

Upah :

a. Gaji Pokok

Gaji pokok adalah adalah imbalan dasar (basic salary) yang

dibayarkan kepada pekerja menurut tingkat atau jenis pekerjaan

yang besarnya ditetapkan berdasarkan kesepakatan.

b. Tunjangan Tetap

Tunjangan tetap adalah pembayaran kepada pekerja yang

dilakukan secara teratur dan tidak dikaitkan dengan kehadiran

pekerja atau pencapaian prestasi kerja tertentu (penjelasan pasal

94 UU No. 13/2003). Tunjangan tetap tersebut dibayarkan dalam

satuan waktu yang sama dengan pembayaran upah pokok, seperti

tunjangan isteri dan/atau tunjangan anak, tunjangan perumahan,

tunjangan daerah tertentu.

c. Tunjangan Tidak Tetap

Tunjangan Tidak Tetap adalah pembayaran yang secara langsung

atau tidak langsung berkaitan dengan pekerja yang diberikan

secara tidak tetap dan dibayarkan menurut satuan waktu yang tidak

sama dengan waktu pembayaran upah pokok, seperti tunjangan

transpor dan/atau tunjangan makan yang didasarkan pada

kehadiran.

F. Pengangguran Pada keadaan ideal, besarnya kesempatan kerja sama dengan

besarnya angkatan kerja, sehingga semua angkatan kerja akan

mendapatkan pekerjaan. Meskipun demikian, keadaan tersebut pada

kenyataannya sulit untuk dicapai. Secara umum, kesempatan kerja lebih

Page 23: PETA KONSEP - Web viewTampak pencari kerja di sedang antri di melamar pekerjaan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sampai Februari 2013, jumlah total pengangguran di Indonesia

kecil daripada angkatan kerja, sehingga tidak semua angkatan kerja

akan mendapatkan pekerjaan. Itulah mengapa timbul penggangguran.

Pengangguran tidak hanya disebabkan oleh kurangnya lowongan

pekerjaan, tetapi juga disebabkan oleh kurangnya keterampilan yang

dimiliki pencari kerja. Selain itu, persyaratan persyaratan yang

dibutuhkan oleh dunia kerja juga tidak dapat dipenuhi oleh pencari kerja.

1. Jumlah dan Tingkat Pengangguran Jumlah pengangguran menurut BPS, Survei Angkatan Kerja

Nasional (Sakernas) tahun 2011-2013 pada Tabel 3.1. menunjukkan

jumlah pengangguran terbuka pada Agustus tahun 2012 mencapai

7,245 juta jiwa dan terus menurun di bulan Februari 2013 sebesar Rp

7,171 juta jiwa dari angkatan kerja sebanyak 121,19 juta orang.

Tingkat Pengangguran adalah hubungan jumlah penduduk

berusia 15 tahun atau lebih yang sedang mencari pekerjaan, dengan

jumlah penduduk yang termasuk dalam angkatan kerja yang yang

dinyatakan dalam persen yaitu :

Tingkat Pengangguran Terbuka = Pengangguran terbukaAngkatan Kerja

X 100

Berdasarkan data pada tabel 3.1 maka tingkat atau angka

pengangguran terbuka tahun 2013 dapat kita hitung :

Tingkat Pengangguran Tahun 2013 = 7 . 171121, 19

x 100 % = 5 , 92 %

Tingkat Pengangguran Tahun 2013 = 7 .245118 , 05

x 100% = 6 , 14 %

Besarnya angka pengangguran terbuka mempunyai implikasi

sosial yang luas karena mereka yang tidak bekerja tidak mempunyai

Page 24: PETA KONSEP - Web viewTampak pencari kerja di sedang antri di melamar pekerjaan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sampai Februari 2013, jumlah total pengangguran di Indonesia

pendapatan. Semakin tinggi angka pengangguran terbuka maka

semakin besar potensi kerawanan sosial yang ditimbulkannya contohnya

kriminalitas. Sebaliknya semakin rendah angka pengangguran terbuka

maka semakin stabil kondisi sosial dalam masyarakat. Sangatlah tepat

jika pemerintah seringkali menjadikan indikator ini sebagai tolok ukur

keberhasilan pembangunan. Selain itu Proporsi atau jumlah

pengangguran terbuka dari angkatan kerja berguna sebagai acuan

pemerintah bagi pembukaan lapangan kerja baru. Disamping itu, trend

indikator ini akan menunjukkan keberhasilan progam ketenagakerjaan

dari tahun ke tahun.

2. Jenis Pengangguran Secara garis besar, pengangguran dapat dibedakan menjadi dua

golongan, menurut lama waktu kerja dan menurut penyebabnya.

a. Jenis Pengangguran menurut Lama Waktu Kerja Seseorang dapat dianggap bekerja penuh atau ‘full employed’’

apabila dia bekerja 39-48 jam per minggu. Petani seringkali bekerja lebih

dari 40 jam seminggu, dan seringkali tidak mengenal hari libur.

Sebaliknya, banyak orang yang bekerja sepenggal waktu, ada juga

orang yang tidak bekerja sama sekali. Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas

yang bekerja Menurut Jumlah Jam Kerja tahun 2013 dapat dilihat pada

Tabel 2.4 .

Tabel 2.4. Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang bekerja Menurut Jumlah Jam Kerja Seluruhnya, 2011-2013 (juta orang)

Jumlah jam ker per minggu 2011 2012 2013

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1-7 1.37 1.44 1.55 1.46 1.61

8-14 4.79 5.2 5.31 5.16 5.43

15-24 12.63

12.8

12.67 12.79 13.02

25-34 15.4 15.0 16.02 14.89 15.65

Page 25: PETA KONSEP - Web viewTampak pencari kerja di sedang antri di melamar pekerjaan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sampai Februari 2013, jumlah total pengangguran di Indonesia

6

1-35 34.19

34.5

35.55 34.3 35.71

35+ *) 77.09

75.0

77.25 76.51 78.31

*) termasuk sementara tidak bekerja

Sumber : Berita Resmi Statistik No. 35/05/Th. XVI, 6 Mei 2013

Pengangguran jika dilihat dari tolok ukur berdasarkan lama waktu

kerja maka dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok sebagai berikut.

1) Pengangguran Terbuka (Open Unemployment). Pengangguran terbuka adalah tenaga kerja yang betul-betul tidak

mempunyai pekerjaan, meskipun mereka sedang mencari pekerjaan.

Pengangguran ini terjadi apabila seseorang belum mendapat pekerjaan

padahal telah berusaha secara maksimal, sementara lapangan kerja

yang tersedia tidak cocok dengan latar belakang pendidikannya, atau

ada juga yang karena malas mencari pekerjaan atau malas bekerja.

Tabel 1.5 memperlihatkan jumlah penganggur terbuka Tingkat

Pengangguran Terbuka (TPT) Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas

Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

Tabel 2.5. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas

Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2011-2013 (persen)

Pendidikan tertinggi yang ditamatkan

2012 2013

Februari Agustus Februari Agustus

1. SD ke bawah 3.69 3.64 3.61 3.51

2. Sekolah Menengah Pertama 7.80 7.76 8.24 7.60

3. Sekolah Menengah Atas 10.34 9.60 9.39 9.74

4. Sekolah Menengah Kejuruan 9.51 9.87 7.68 11.19

5. Diploma I / II / III 7.50 6.21 5.65 6.01

Page 26: PETA KONSEP - Web viewTampak pencari kerja di sedang antri di melamar pekerjaan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sampai Februari 2013, jumlah total pengangguran di Indonesia

6. Universitas 6.95 5.91 5.04 5.50

  6.32 6.14 5.92 6.25

Sumber : Berita Resmi Statistik No. 35/05/Th. XVI, 6 Mei 2013

2) Setengah Menganggur (Underemployment). Setengah menganggur terjadi apabila tenaga kerja tidak bekerja

secara optimum karena ketiadaan lapangan kerja atau pekerjaan.

Sejumlah pendapat mengatakan bahwa tenaga kerja setengah

menganggur ini adalah tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam

selama seminggu. Sebagai contoh, seorang petani setelah musim tanam

biasanya tidak bekerja secara optimum. Mereka hanya menunggu

musim penyiangan dan setelah musim penyiangan lewat mereka

kembali menganggur sampai ke musim panen. Contoh lain lagi adalah

seorang buruh bangunan yang telah menyelesaikan pekerjaan di suatu

proyek untuk sementara menganggur sambil menunggu proyek

berikutnya.

3) Pengangguran Terselubung (Disguised Unemployment).Pengangguran terselubung terjadi apabila tenaga kerja tidak

bekerja secara optimum karena tidak memperoleh pekerjaan yang

sesuai dengan bakat dan kemampuannya. Sebagai contoh, suatu kantor

memperkerjakan sepuluh orang karyawan padahal pekerjaan dalam

kantor itu dapat dikerjakan dengan baik walau hanya dengan delapan

orang karyawan saja, sehingga terdapat kelebihan dua orang tenaga

kerja. Orang-orang semacam itu disebut sebagai pengangguran

terselubung. Keadaan ini nampak jelas di pedesaan. Orang yang tidak

memperoleh pekerjaan sering membantu di sawah, di mana sebidang

sawah yang sempit dikerjakan oleh banyak orang. Mereka itu

kelihatannya bekerja, tetapi sebenarnya tidak memberikan tambahan

hasil apa-apa. Barangkali dalam konteks perekonomian Indonesia,

orang yang menganggur itu sama sekali tidak ada, karena mereka yang

tidak bekerja ini boleh menumpang membantu seadanya pada

keluarganya

Page 27: PETA KONSEP - Web viewTampak pencari kerja di sedang antri di melamar pekerjaan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sampai Februari 2013, jumlah total pengangguran di Indonesia

b. Jenis Pengangguran menurut PenyebabPengangguran jika dilihat dari penyebabnya maka dapat

digolongkan menjadi pengangguran struktural, siklikal, musiman, dan

friksional. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut dari masing-masing

jenis pengangguran tersebut (lihat Tabel 1.6).

1) Pengangguran Struktural. Pengangguran struktural disebabkan oleh ketidakcocokan antara

keterampilan (kualifikasi) tenaga kerja yang dibutuhkan dan keterampilan

tenaga kerja yang tersedia. Latar belakang ketidakcocokan itu karena

perubahan struktur ekonomi yang berasal dari beberapa faktor, seperti

perubahan teknologi atau adanya perubahan komposisi angkatan kerja,

antara lain berupa perubahan truktur permintaan-penawaran dalam

jangka panjang sebagai dampak kemajuan teknologi, perubahan selera,

dan persaingan antarperusahaan. Sebagai contoh, karena ingin

transportasi yang lebih cepat, permintaan terhadap jasa kendaraan

bermotor meningkat, sementara permintaan terhadap jasa tukang becak

menurun. Padahal jumlah tukang becak lebih banyak daripada jumlah

pengemudi kendaraan. Perubahan permintaan itu menimbulkan

ketidakcocokan antara keterampilan yang dibutuhkan (mengemudi

kendaraan) dan keterampilan yang tersedia (mengemudi becak).

Sebaliknya akibatnya, sejumlah tukang becak terpaksa menganggur.

2) Pengangguran Siklikal. Pengangguran siklikal berkaitan dengan naik-turunnya aktivitas

atau keadaan perekonomian suatu negara (business cycle). Suatu

ketika, perekonomian mengalami masa pertumbuhan (menaik). Di saat

lain, mengalami resesi (menurun) atau bahkan depresi. Pada saat

krisis ekonomi, daya beli masyarakat mengalami penurunan sehingga

tingkat permintaan terhadap barang dan jasa juga menurun. Turunnya

permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa memaksa produsen

untuk menurunkan kegiatan produksi. Produsen melakukan ini antara

lain dengan cara mengurangi pemakaian faktor produksi, termasuk

Page 28: PETA KONSEP - Web viewTampak pencari kerja di sedang antri di melamar pekerjaan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sampai Februari 2013, jumlah total pengangguran di Indonesia

tenaga kerja. Itulah mengapa, pada saat krisis ekonomi, kita

menyaksikan banyaknya pegawai atau buruh terkena PHK sehingga

menganggur. Oleh karena itu, pengangguran yang diakibatkan oleh

menurunnya aktivitas perekonomian ini sering dinamakan pengang

guran siklikal (siklus).

3) Pengangguran Musiman. Pengangguran musiman disebabkan oleh perubahan

permintaan terhadap tenaga kerja yang sifatnya berkala.

Pengangguran seperti ini biasa terjadi pada tenaga kerja paruh waktu

(part time). Mereka ini irekrut saat ada pekerjaan (proyek) yang

membutuhkan banyak tenaga. Setelah proyek selesai, mereka tidak

lagi dibutuhkan dan kembali menganggur. Contoh penganggur

musiman adalah para tukang bangunan. Mereka bekerja selama ada

proyek bangunan, entah berupa gedung atau perumahan. Setelah

proyek selesai, tukang itu kembali menganggur sampai ada pekerjaan

yang sesuai dengan keahlian mereka. Contoh lain lagi adalah penjaga

stand pameran. Mereka bekerja selama pameran berlangsung. Setelah

pameran selesai, mereka menunggu proyek berikutnya.

4) Pengangguran Friksional. Pengangguran friksional disebabkan oleh pergantian pekerjaan

atau pergeseran tenaga kerja. Sering kita jumpai tenaga kerja yang

berpindah dari satu perusahaan ke perusahaan lain, atau berpindah

dari jenis pekerjaan tertentu ke jenis pekerjaan lain. Perpindahan itu

tidak terjadi begitu saja. Tenaga kerja yang bersangkutan

membutuhkan sementara waktu untuk mencari pekerjaan atau

perusahaan yang cocok. Selama waktu pencarian itu, tenaga kerja

tersebut menganggur. Pengangguran friksional disebut juga

pengangguran sukarela (voluntary unemployment) yaitu pengangguran

secara sukarela tidak mau bekerja dengan alasan sudah mampu dan

berkecukupan. Berbeda dengan tiga jenis pengangguran sebelumnya,

pengangguran ini muncul dari kemauan tenaga kerja yang

bersangkutan. Ia menganggur untuk sementara aktu dalam rangka

Page 29: PETA KONSEP - Web viewTampak pencari kerja di sedang antri di melamar pekerjaan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sampai Februari 2013, jumlah total pengangguran di Indonesia

mencari pekerjaan yang lebih baik, menantang, dan menunjang

karirnya.

3. Dampak Negatif Pengangguran Terhadap Lingkungan Sosial Masalah ketenagakerjaan di Indonesia sekarang ini sudah

mencapai kondisi yang cukup memprihatinkan, antara lain ditandai oleh

jumlah pengangguran dan setengah pengangguran yang besar,

pendapatan yang relatif rendah dan kurang merata. Sebaliknya

pengangguran dan setengah pengangguran yang tinggi merupakan

pemborosan sumber daya dan potensi yang ada, menjadi beban

keluarga dan masyarakat, sumber utama kemiskinan, dapat mendorong

peningkatan keresahan sosial dan kriminal, dan dapat menghambat

pembangunan dalam jangka panjang. Jadi dapat disimpulkan bahwa

pengangguran adalah merugikan baik bagi yang bersangkutan maupun

bagi masyarakat itu sendiri. Berikut adalah kerugian-kerugian

sebagaimana ditimbulkan oleh pengangguran.

a. Produktivitas.

Tenaga kerja akan menurun produktivitasnya jika tidak

dimanfaatkan. Peningkatan rasa frustasi, patah semangat, dan perasaan

tidak berdaya, yang terjadi pada pengangguran, dalam jangka panjang

akan menumbuhkan sikap masa bodoh. Para penganggur tidak mampu

lagi mengelola dirinya sendiri dan tidak mampu menangkap peluang

yang ada secepatnya. Mereka ‘tidak siap bekerja’. Jadi, pengalaman dan

pelatihan yang telah diperoleh sebelumnya, apalagi dengan biaya yang

besar pula, menjadi sia-sia. Jika pengalaman dan pelatihan tersebut

diperoleh dari perusahaan atau pemerintah (misalnya BLK), maka

berapa rupiah uang negara yang hilang percuma? Biaya yang besar

harus dikeluarkan lagi karena pemerintah arus menyediakan berbagai

sarana/prasarana kesehatan jiwa bagi para penganggur.

b. Standar Kehidupan.

Jika pekerja menganggur, maka pendapatannya anjlok dan

standar kehidupannya menurun. Sebagian pekerja mungkin dapat

Page 30: PETA KONSEP - Web viewTampak pencari kerja di sedang antri di melamar pekerjaan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sampai Februari 2013, jumlah total pengangguran di Indonesia

meminta bantuan kepada pasangannya atau pihak lain untuk membuka

usaha, tetapi kebanyakan dari mereka terpaksa harus melakukan

penghematan besar-besaran. Jika banyak orang menganggur maka

akan mengakibatkan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa

turun. Lebih jauh, pengeluaran masyarakat akan turun, sehingga akan

mengakibatkan pengangguran berikutnya di perusahaan lain.

c. Penerimaan Negara.

Semakin besar jumlah pengangguran, semakin menurun

pendapatan negara dari pajak penghasilan. Begitu pendapatan

menurun, semakin menurun pula kemampuan pemerintah melayani

kebutuhan warganya.

d. Aktivitas Ekonomi Keseluruhan.

Pengangguran akan menurunkan daya beli masyarakat, sehingga

permintaan terhadap barang-barang hasil produksi berkurang. Hal ini

akan menurunkan para penanam modal atau para pengusaha untuk

memperluas usahanya. Sebagai akibatnya, aktivitas perekonomian dan

pertumbuhan ekonomi akan terhambat.

e. Biaya Sosial.

Pengangguran mengakibatkan masyarakat harus menanggung

sejumlah biaya sosial, antara lain ada kaitan erat antara peningkatan

pengangguran dan kejahatan. Selain itu, masyarakat harus menanggung

biaya pengangguran melalui peningkatan tugas-tugas medis yang

berkaitan dengan perawatan psikologis, peningkatan kualitas

pengamanan wilayah, dan peningkatan volume proses peradilan karena

meningkatnya tindak kejahatan.

4. Cara-Cara Mengatasi Pengangguran Cara paling utama untuk mengatasi pengangguran adalah

melakukan perluasan kesempatan kerja. Itulah mengapa perluasan

kesempatan kerja sangat penting untuk tenaga kerja karena menyangkut

Page 31: PETA KONSEP - Web viewTampak pencari kerja di sedang antri di melamar pekerjaan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sampai Februari 2013, jumlah total pengangguran di Indonesia

pemenuhan kesejahteraan hidup. Bagi tenaga kerja yang bekerja,

pemenuhan kesejahteraan hidup itu antara lain dipenuhi melalui balas

jasa berupa upah atau gaji. Jadi, kesempatan kerja merupakan

kesempatan untuk memperoleh penghasilan bagi tenaga kerja. Sejumlah

upaya dapat dilakukan untuk mengatasi pengangguran. Meskipun

demikian, upaya itu juga berbeda-beda tergantung pada jenis

pengangguran itu. Berikut ini akan dibahas cara mengatasi

pengangguran pada beberapa jenis pengangguran.

Gambar 2.4 Aktivitas Tenaga Kerja pada suatu perusahaan

Sumber : penerbit

a. Peningkatan Mobilitas Tenaga Kerja dan Modal. Peningkatan mobilitas tenaga kerja dilakukan dengan

memindahkan pekerja ke kesempatan kerja yang lowong dan melatih

Page 32: PETA KONSEP - Web viewTampak pencari kerja di sedang antri di melamar pekerjaan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sampai Februari 2013, jumlah total pengangguran di Indonesia

ulang keterampilannya sehingga dapat memenuhi tuntutan kualifikasi di

tempat baru. Peningkatan mobilitas modal dilakukan dengan

memindahkan industri (padat karya) ke wilayah yang mengalami

masalah pengangguran parah. Cara ini baik digunakan untuk mengatasi

masalah pengangguran struktural. Untuk cara ini, harus ditingkatkan

pembangunan yang dapat menyerap banyak tenaga kerja (padat karya)

di wilayah yang mengalami masalah pengangguran parah, seperti

pembangunan berbagai macam proyek pengairan, pembangkit listrik,

pembangunan jalan raya, dan lainnya.

b. Pengelolaan Permintaan Masyarakat. Pemerintah dapat mengurangi pengangguran dengan cara

melakukan pengelolaan permintaan masyarakat dengan cara membuka

proyek yang bersifat umum, seperti membangun jalan, jembatan, irigasi,

dan kegiatan lainnya. Cara lain adalah dengan mengarahkan permintaan

masyarakat untuk membeli barang dan jasa, serta memperluas pasar

barang dan jasa.

Cara ini paling cocok untuk, mengatasi pengangguran siklikal

(siklis) dimana kegiatan perekonomian menurun karena resesi.

Penurunan kegiatan perekonomian umumnya dimulai dengan

melemahnya permintaan akan barang. Akibat penurunan permintaan,

produksi barang juga akan berkurang. Dampak pengurangan produksi

adalah terjadinya penurunan investasi.

c. Penyediaan Informasi Tentang Kebutuhan Tenaga Kerja. Untuk mengatasi pengangguran musiman, perlu ada pemberian

informasi yang cepat mengenai empat-tempat mana yang sedang

memerlukan tenaga kerja. Masalah pengangguran dapat muncul karena

orang tidak tahu perusahaan apa saja yang membuka lowongan kerja,

atau perusahaan seperti apa yang cocok dengan keterampilan yang

dimiliki. Masalah tersebut dalah persoalan informasi. Untuk mengatasi

masalah tersebut, perlu diadakan sistem informasi yang memudahkan

orang mencari pekerjaan yang cocok. Sistem seperti itu antara lain dapat

berupa pengumuman lowongan kerja di kampus dan media massa. Bisa

Page 33: PETA KONSEP - Web viewTampak pencari kerja di sedang antri di melamar pekerjaan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sampai Februari 2013, jumlah total pengangguran di Indonesia

juga berupa pengenalan profil perusahaan di sekolah-sekolah kejuruan,

kampus, dan balai latihan kerja.

d. Pertumbuhan Ekonomi. Kesempatan kerja juga berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi

dan pendapatan nasional. Pendapatan nasional merupakan jumlah

barang dan jasa yang dihasilkan penduduk suatu negara dalam satu

tahun (Gross Domestic roduct). Semakin banyak barang dan jasa yang

dihasilkan oleh suatu negara, semakin tinggi pendapatan nasional.

Pendapatan nasional tinggi memungkinkan pembentukan modal menjadi

Iebih besar melalui tabungan perorangan maupun tabungan perusahaan

serta tabungan pemerintah. Tabungan-tabungan tersebut memberikan

kesempatan membentuk investasi yang menyebabkan perluasan usaha,

yang berarti menciptakan kesempatan kerja baru.

e. Program Pendidikan dan Pelatihan Kerja. Pengangguran terutama disebabkan oleh masalah tenaga kerja

yang tidak terampil dan ahli. Perusahaan lebih menyukai calon pegawai

yang sudah memiliki keterampilan atau keahlian tertentu. Masalah

tersebut amat relevan di negara kita, mengingat sejumlah besar

penganggur adalah orang yang belum memiliki keterampilan atau

keahlian ertentu. Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu digalakkan

lembaga yang mendidik tenaga kerja menjadi siap pakai. Yang paling

penting dalam pendidikan dan latihan kerja itu adalah kesesuaian

program dengan kualifikasi yang dituntut oleh kebanyakan perusahaan.

f. Pengiriman Tenaga Kerja ke Luar Negeri. Pengiriman tenaga kerja ke luar negeri merupakan salah satu

pilihan dalam usaha memperluas kesempatan kerja sekaligus dapat

menghasilkan devisa bagi negara.

g. Wiraswasta. Selama orang masih tergantung pada upaya mencari kerja di

perusahaan tertentu, pengangguran akan tetap menjadi masalah pelik.

Page 34: PETA KONSEP - Web viewTampak pencari kerja di sedang antri di melamar pekerjaan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sampai Februari 2013, jumlah total pengangguran di Indonesia

Masalah menjadi gak terpecahkan apabila muncul keinginan untuk

menciptakan lapangan usaha sendiri atau berwiraswasta. Fakta

memperlihatkan cukup banyak wiraswasta yang berhasil. Meskipun

demikian, wiraswasta pun bukanlah hal yang mudah. Kendala utama

wiraswasta adalah modal dan peluang. Seseorang dengan keterampilan

dan keahlian tertentu tidak sanggup berbuat apapun apabila seseorang

ersebut tidak memiliki modal dan peluang usaha, karena bidang usaha

yang menguntungkan hampir pasti telah dikuasai oleh perusahaan

raksasa. Itulah mengapa upaya menggerakkan wiraswasta perlu disertai

keleluasan memperoleh modal dan peluang bisnis.

Page 35: PETA KONSEP - Web viewTampak pencari kerja di sedang antri di melamar pekerjaan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sampai Februari 2013, jumlah total pengangguran di Indonesia

EKONOMIKA

Empat Masalah Ketenagakerjaan di Indonesia

Kamis, 20 September 2012 15:37 wib |

Marieska Harya Virdhani - Okezone

DEPOK - Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja Kemenekertrans Firdaus Badrun mengungkap, ada empat permasalahan ketenagakerjaan di Indonesia. Permasalahan pertama yakni terbatasnya kesempatan kerja.

Menurut Firdaus, situasi perekonomian Indonesia pada tahun yang akan datang dipenuhi dengan tantangan yang cukup berat dengan adanya krisis ekonomi yang melanda negara Eropa saat ini. Pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam beberapa tahun terakhir diklaim meningkat, terlihat pada triwulan kedua 2012 mencapai 6,4 persen.

"Namun tingkat pertumbuhan ekonomi tersebut tidak dapat menyerap angkatan kerja yang masuk ke dalam pasar kerja dan jumlah penganggur yang telah ada," ujarnya saat membacakan sambutan Menakertrans Muhaimin Iskandar dalam acara UI Career and Scholarship Expo XIV di

Balairung, Kampus Depok, Kamis (20/9/2012).

Permasalahan kedua, kata dia, yakni rendahnya kualitas angkatan kerja. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Februari 2012, rendahnya kualitas angkatan kerja terindikasi dari perkiraan komposisi angkatan kerja yang sebagian besar berpendidikan SD ke bawah yaitu 47,87 persen, SMP 18,28 persen dan yang berpendidikan lebih tinggi termasuk perguruan tinggi hanya 9,72 persen.

"Hal ini berdampak kepada daya saing dan kompetensi dalam memperoleh kesempatan kerja baik di dalam maupun di luar negeri," paparnya.

Permasalahan selanjutnya, imbuh Firdaus, yakni besarnya pengangguran. Pada Februari 2012, angkatan kerja Indonesia berjumlah 120,41 juta orang. Dari jumlah itu, pengangguran terbuka mencapai 7,61 juta orang atau 6,32 persen.

"Permasalahan keempat yakni globalisasi arus barang dan jasa, permasalahan ini dangat terkait dengan

Suasana UI Career & Scholarship Expo XIV. (Foto: Marieska/Okezone)

Page 36: PETA KONSEP - Web viewTampak pencari kerja di sedang antri di melamar pekerjaan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sampai Februari 2013, jumlah total pengangguran di Indonesia

bidang ketenagakerjaan. Sebagai contoh dalam sistem perdagangan bebas baik dalam kerangka WTO, APEC, dan AFTA mempengaruhi perpindahan manusia untuk bekerja dari suatu negara ke negara lain yang telah menjadi salah satu modalitas perdagangan jasa yang harus ditaati oleh setiap anggota," ungkapnya.

Karena itu, kata dia, untuk mengantisipasinya maka pemerintah harus meningkatkan daya saing tenaga kerja Indonesia. "Dengan banyaknya bursa tenaga kerja bisa membantu percepatan pertemuan antara pencari kerja dan lowongan kerja yang tersedia," tandasnya. (rfa)

RANGKUMAN1. Tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja yang siap melakukan

pekerjaan, yaitu mereka yang sudah bekerja, mereka yang sedang

mencari pekerjaan, mereka yang bersekolah, dan mereka yang

mengurus rumah tangga.

2. Angkatan kerja adalah mereka yang mempunyai pekerjaan, baik sedang

bekerja maupun yang sementara tidak sedang bekerja karena suatu

sebab, seperti petani yang sedang menunggu panen/ hujan, pegawai

yang sedang cuti, sakit, dan sebagainya.

3. Pengangguran adalah mereka yang tidak mempunyai pekerjaan tetapi

sedang mencari pekerjaan/mengharapkan dapat pekerjaan, juga

termasuk dalam kelompok angkatan kerja.

4. Bukan Angkatan adalah mereka yang sedang bersekolah, mengurus

rumah tangga tanpa mendapat upah, lanjut usia, cacat jasmani dan

sebagainya, dan tidak melakukan suatu kegiatan yang dapat

dimasukkan ke dalam kategori bekerja, sementara tidak bekerja, atau

mencari pekerjaan.

5. Usia Kerja, umur angkatan kerja di Indonesia ditetapkan menjadi

maksimum 15 sampai 16 tahun.

6. Kesempatan Kerja (demand for labor) adalah suatu keadaan yang

menggambarkan tersedianya lapangan kerja (pekerjaan) untuk diisi

pencari kerja.

7. Pasar Tenaga Kerja adalah keseluruhan aktivitas yang mempertemukan

penawaran tenaga kerja (pencari kerja) dengan permintaan tenaga kerja

(lowongan kerja).

8. Upaya peningkatan kualitas kerja dapat melalui latihan kerja,

pemagangan, perbaikan gizi dan kesehatan.

Page 37: PETA KONSEP - Web viewTampak pencari kerja di sedang antri di melamar pekerjaan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sampai Februari 2013, jumlah total pengangguran di Indonesia

9. Jenis pengangguran menurut lama waktu kerja dibagi menjadi

pengangguran terbuka, setengah menganggur, dan pengangguran

terselubung.

10.Jenis pengangguran menurut penyebab yaitu pengangguran struktural,

pengangguran siklikal, pengangguran musiman, dan pengangguran

friksional.

11.Cara mengatasi pengangguran dapat melalui peningkatan mobilitas

tenaga kerja dan modal, pengelolaan permintaan masyarakat,

penyediaan informasi tentang kebutuhan tenaga kerja, pertumbuhan

ekonomi, program pendidikan dan pelatihan kerja, wiraswasta.

12.Tenaga Kerja (manpower) adalah penduduk dalam usia kerja yang siap

melakukan pekerjaan, antara lain mereka yang sudah bekerja, mereka

yang sedang mencari pekerjaan, mereka yang bersekolah, dan mereka

yang mengurus rumah tangga.

13.Usia Kerja. Usia Kerja merupakan tingkat umur seseorang yang

diharapkan dapat bekerja dan memperoleh pendapatan, yaitu penduduk

yang berusia 15 tahun atau lebih.

14.Tingkat Angka Partisipasi Angkatan kerja (TPAK) adalah besarnya jumlah

angkatan kerja (bekerja dan mencari kerja) berbanding dengan

penduduk usia kerja (15 tahun keatas)

15.Kesempatan Kerja. adalah kebutuhan akan tenaga kerja, suatu keadaan

yang menggambarkan tersedianya lapangan kerja (pekerjaan) untuk diisi

pencari kerja.

16.Pasar tenaga kerja adalah keseluruhan aktivitas yang mempertemukan

penawaran tenaga kerja pencari kerja) dengan permintaan tenaga kerja

(lowongan kerja).

17.Jenis tenaga kerja meliputi Tenaga Kerja Terdidik, Tenaga Kerja Terlatih,

Tenaga Kerja Terdidik dan Terlatih, Tenaga Kerja Tidak Terdidik dan

Tidak Terlatih.

18.Latihan kerja merupakan proses pengembangan keahlian dan

keterampilan kerja yang langsung dikaitkan dengan pekerjaan dan

persyaratan kerja.

Page 38: PETA KONSEP - Web viewTampak pencari kerja di sedang antri di melamar pekerjaan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sampai Februari 2013, jumlah total pengangguran di Indonesia

19.Pemagangan adalah latihan kerja langsung di tempat kerja. Jalur

pemagangan ini bertujuan untuk memantapkan profesionalisme yang

dibentuk melalui latihan kerja.

20.Sistem Penentuan Upah (pengupahan) yang berlaku di Indonesia adalah

sistem yang berbasis indeks biaya hidup dan Pendapatan Domestik

Bruto (PDB) per Kapita

21.Upah Minimum Regional (UMR) adalah sistem upah ini ditetapkan

berdasarkan biaya hidup pekerja di setiap daerah.

22.Tingkat Pengangguran adalah jumlah penduduk berusia 15 tahun atau

lebih yang sedang mencari pekerjaan dibagi angkatan kerja

23.Pengangguran menurut lamanya meliputi pengangguran terbuka

Setengah menganggur dan pengangguran terselubung

24.Pengangguran menurut penyebabnya meliputi pengangguran struktural

Pengangguran siklikal, Pengangguran musiman, Pengangguran

friksional

SOAL PG

1. Penduduk dalam usia kerja yang siap melakukan pekerjaan, yaitu

mereka yang sudah bekerja, mereka yang sedang mencari pekerjaan,

mereka yang bersekolah, dan mereka yang mengurus rumah tangga

adalah ,,,,

A. Tenaga kerjaB. Angkatan kerja

C. Kesempatan kerja

D. Bukan angkatan kerja

E. Pasar tenaga kerja

2. Mereka yang tidak mempunyai pekerjaan tetapi sedang mencari

pekerjaan/ mengharapkan dapat pekerjaan adalah….

A. Tenaga kerja

B. Angkatan kerja

C. PengangguranD. Bukan angkatan kerja

E. Pasar tenaga kerja

Page 39: PETA KONSEP - Web viewTampak pencari kerja di sedang antri di melamar pekerjaan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sampai Februari 2013, jumlah total pengangguran di Indonesia

3. suatu keadaan yang menggambarkan tersedianya lapangan kerja

(pekerjaan) untuk diisi pencari kerja. Adalah ….

A. Tenaga kerja

B. Angkatan kerja

C. Kesempatan kerjaD. Bukan angkatan kerja

E. Pasar tenaga kerja

4. Keseluruhan aktivitas yang mempertemukan penawaran tenaga kerja

(pencari kerja) dengan permintaan tenaga kerja (lowongan kerja).

A. Tenaga kerja

B. Angkatan kerja

C. Kesempatan kerja

D. Bukan angkatan kerja

E. Pasar tenaga kerja

5. Mereka yang mempunyai pekerjaan, baik sedang bekerja maupun yang

sementara tidak sedang bekerja karena suatu sebab, seperti petani yang

sedang menunggu panen/hujan, pegawai yang sedang cuti, sakit, dan

sebagainya adalah ….

A. Tenaga kerja

B. Angkatan kerja

C. Kesempatan kerja

D. Bukan angkatan kerjaE. Pasar tenaga kerja

6. Mereka yang sedang bersekolah, mengurus rumah tangga tanpa

mendapat upah, lanjut usia, cacat jasmani dan sebagainya, dan tidak

melakukan suatu kegiatan termasuk

A. Tenaga kerja

B. Angkatan kerja

C. Pengangguran

D. Bukan angkatan kerja

Page 40: PETA KONSEP - Web viewTampak pencari kerja di sedang antri di melamar pekerjaan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sampai Februari 2013, jumlah total pengangguran di Indonesia

E. Pasar tenaga kerja

7. Penduduk dalam usia kerja (Working age populatioan ) adalah ….

A. tenaga kerjaB. angkatan kerja

C. kesempatan kerja

D. pengangguran

E. ketenagakerjaan

8. Perhatikan tabel ketenagakerjaan berikut ini!

Jenis Kegiatan 2013

    Februari

1 Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas 175,10

2 Angkatan Kerja 121,19

3 Penganguran Terbuka 7,171

4 Bukan Angkatan Kerja 53 907

Berdasarkan data pada tabel tersebut, maka besarnya Tingkat

Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) adalah ….

A. 144.48 %

B. 69.21 %C. 59.17 %

D. 44.48 %

E. 40.95 %

9. Baru-baru ini beberapa perusahaan melakukan efisiensi di segala

bidang termasuk ketenagakerjaan. Perusahaan mengadakan pemutusan

hubungan kerja pada sebagian karyawannya. Akibat langsung dari

peristiwa tersebut adalah ….

A. Menurunnya kualitas produk dalam negeri

B. pendapatan perkapita menjadi menurun

C. meningkatnya kuota impor

D. menurunnya angkatan kerja

E. meningkatnya jumlah pengangguran

Page 41: PETA KONSEP - Web viewTampak pencari kerja di sedang antri di melamar pekerjaan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sampai Februari 2013, jumlah total pengangguran di Indonesia

10. Kesempatan kerja adalah......

A. Kesempatan bekerja bagi warga negara yang telah lulus pelatihan

di bidang ketenagakerjaan

B. tersedianya lapangan kerja bagi angkatan kerja yang membutuhkan pekerjaan

C. adanya lapangan kerja bagi tenaga kerja yang membutuhkan

pekerjaan

D. penyediaan pekerjan bagi kelompok tenaga kerja yang

membutuhkan

E. tersedianya pekerjaan bagi semua warganegara dari semua umur

untuk bekerja

11. Pengangguran adalah ..

A. pekerja yang belum memiliki keahlian

B. pekerja yang mendapat pekerjaan tidak sesuai

C. angkatan kerja yang belum termasuk kelompok usia kerja

D. tenaga kerja yang belum termasuk ke dalam kelompok angkatan

kerja

E. pekerja yang sedang mengikuti pendidikan dan latihan kerja

12. Jenis pengangguran terbuka, setengah menganggur, dan pengangguran

terselubung adalah pembagian jenis pengangguran menurut.

A. lama waktu kerjaB. tempat bekerja

C. volume kerja

D. upah kerja

E. penyebabnya

13. Tiara yang baru lulus SMA memiliki keahlian mengoperasikan komputer.

Ia memutuskan untuk bekerja, namun tidak segera menemukan

pekerjaan yang diinginkan karena ia tidak tahu perusahaan mana yang

membutuhkan tenaga kerja sesuai dengan keahlian yang dimilikinya.

Kasus Tiara dapat digolongkan sebagai pengangguran

Page 42: PETA KONSEP - Web viewTampak pencari kerja di sedang antri di melamar pekerjaan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sampai Februari 2013, jumlah total pengangguran di Indonesia

A. Pengangguran normal

B. Pengangguran friksional

C. Pengangguran struktural

D. Pengangguran teknologi

E. Pengangguran musiman

14. Pengangguran yang terjadi akibat tidak sesuainya jenis pekerjaan yang

diminta dengan yang ditawarkan disebut pengangguran:

A. Pengangguran Siklis

B. Pengangguran Musiman

C. Pengangguran Struktural

D. Pengangguran Friksional

E. Pengangguran Teknologi

15. Pak Hasan di PHK oleh perusahaan tempat ia bekerja, karena

perusahaan mengurangi kapasitas produksi akibat permintaan pasar

terus menurun. Jenis pengangguran yang dialami Pak Hasan adalah….

A. pengangguran siklisB. pengangguran sukarela

C. pengangguran musiman

D. pengangguran friksional

E. pengangguran structural

16. Berikut ini yang menyebabkan terjadinya pengangguran struktural

adalah ….

A. Terjadinya karena berhentinya PMA

B. Timbul karena adanya perputaran usaha

C. Timbul karena lesunya ekspor

D. Karena adanya pergantian pekerjaan atau pergeseran tenaga kerja

E. ketidak sesuaian jenis pekerjaan dengan keahlian pekerja

Page 43: PETA KONSEP - Web viewTampak pencari kerja di sedang antri di melamar pekerjaan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sampai Februari 2013, jumlah total pengangguran di Indonesia

17. Pengangguran yang terjadi karena adanya perubahan komposisi

perekonomian, agraris menjadi perekonomian yang bersifat Industri,

adalah ...

A. Pengangguran friksional

Page 44: PETA KONSEP - Web viewTampak pencari kerja di sedang antri di melamar pekerjaan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sampai Februari 2013, jumlah total pengangguran di Indonesia

B. Pengangguran musiman

C. Pengangguran strukturalD. Pengangguran siklus

E. Pengangguran teknologi

18. Cara-cara mengatasi pengangguran antara lain:

1. Peningkatan mobilitas modal

2. Menggalakkan pengembangan sektor informal seperti home

industri.

3. Mengadakan pelatihan tenaga kerja

4. Mendirikan pusat-pusat latihan kerja

5. Kebijakan padat karya.

Yang tergolong cara mengatasi pengangguran siklis adalah....

A. 1, 2 dan 3

B. 1, 2 dan 5 C. 2, 3 dan 4

D. 2, 4 dan 5

E. 3, 4 dan 5

19. Perhatikan table berikut !

Jenis pengangguran

(A)

Cara mengatasi pengangguran

(B)

1. Pengangguran

friksional

2. Pengangguran

teknologi

3. Pengangguran

siklus

4. Pengangguran

musiman

5. Pengangguran

struktural

1. Membuka lapangan kerja baik baru maupun

yang sudah ditutup

2. Memberikan informasi dan pelatihaan yang

tepat guna sesuai dengan perubahan struktur

perekonomian

3. Memberikan informasi yang cepat tentang

kriteria-kriteria penting yang dikehendaki baik

dari si pemberi maupun si pencari kerja

4. Harus selektif memilih teknologi yang tepat

guna

Page 45: PETA KONSEP - Web viewTampak pencari kerja di sedang antri di melamar pekerjaan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sampai Februari 2013, jumlah total pengangguran di Indonesia

5. Memanfaatkan waktu dengan keterampilan

sampai panen tiba

Berdasarkan tabel di atas cara mengatasi pengangguran yang benar

adalah ...

A. A1 dan B3B. A2 dan B2

C. A3 dan B5

D. A4 dan B1

E. A5 dan B4

20. Berikut ini yang merupakan usaha meningkatkan mutu tenaga kerja

adalah ….

A. penambahan jam kerja dan penambahan alat produksi

B. penambahan upah dan penambahan jam kerja

C. perbaikan jaminan sosial dan penggantian alat produksi

D. pengawasan pelaksanaan kerja dan penambahan jam kerja

E. penyelenggaraan latihan kerja dan pemeliharaan kesehatan

karyawan

Untuk soal No 21 s/d 25 pilihlah:

A. Jika pernyataan 1 benar dan pernyataan 2 benar dan keduanya

mempunyai hubungan sebab akibat.

B. Jika pernyataan 1 benar dan pernyataan 2 benar tetapi keduanya tidak

mempunyai hubungan sebab akibat.

C. Jika pernyataan 1 salah dan pernyataan 2 benar

D. Jika pernyataan pertama benar dan pernyataan 2 salah

E. Jika pernyataan 1 salah dan pernyataan 2 salah

21. Tidak semua tenaga kerja adalah angkatan kerja

Sebab

Seorang pelajar dan mahasiswa tidak tergolong angkatan kerja

Page 46: PETA KONSEP - Web viewTampak pencari kerja di sedang antri di melamar pekerjaan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sampai Februari 2013, jumlah total pengangguran di Indonesia

22. Pengangguran yang terjadi pada sektor agraris (petani) disebut

pengangguran musiman.

Sebab

Pengangguran yang terjadi pada sektor agraris (petani) waktu

menganggurnya tidak terbatas

23. Pengangguran siklikal dapat diatasi dengan memberikan pembinaan

sektor informal.

Sebab

Pengangguran siklikal terjadi akibat tidak bertemunya antara faktor

permintaan dan penawaran terhadap tenaga kerja

24. Antara jumlah pengangguran dengan pendapatan nasional mempunyai

hubungan yang bersifat positif.

Sebab

Jika pengangguran naik maka pendapatan nasional menurun, demikian

sebaliknya.

25. Pengangguran terbuka adalah tenaga kerja yang betul-betul tidak

mempunyai pekerjaan.

Sebab

Pengangguran ini terjadi apabila seseorang belum mendapat pekerjaan

padahal telah berusaha secara maksimal.

Untuk soal No 26 s/d 30 pilihlah:

A. Jika 1, 2, dan 3 Benar

B. Jika 1 dan 3 Benar

C. Jika 2 dan 4 Benar

D. Jika hanya 4 Benar

E. Jika semua Benar

26. Angkatan kerja adalah mereka yang mempunyai pekerjaan, baik sedang

bekerja maupun yang sementara tidak sedang bekerja karena suatu

sebab, seperti petani yang sedang menunggu panen/hujan, pegawai

Page 47: PETA KONSEP - Web viewTampak pencari kerja di sedang antri di melamar pekerjaan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sampai Februari 2013, jumlah total pengangguran di Indonesia

yang sedang cuti, sakit, dan sebagainya. Di bawah ini yang tidak

termasuk angkatan kerja adalah:

1. Andi yang sedang duduk di kelas X suatu SMA

2. Ibu Marina yang hanya berjualan sayuran keliling

3. Armani seorang mahasiswi semester terakhir suatu Perguruan

Tinggi swasta.

4. Pak Bondan seorang pemilik tambal ban di bawah pohon besar di

pinggir jalan.

27. Banyak sekali cara-cara mengatasi pengangguran agar jumlah

pengangguran menurun, cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi

pengangguran musiman adalah:

1. Memberikan bantuan modal usaha bagi pengusaha menengah dan

kecil

2. Membuka proyek padat karya terutama di daerah pedesaan

3. Memberikan informasi yang seluas-luasnya tentang lapangan kerja

yang tersedia.

4. Memberikan pelatihan dibidang ketrampilan seperti anyaman

28. Pasar tenaga kerja termasuk dalam pasar input, yang mempunyai

fungsi:

1. Sebagai sarana penyaluran tenaga kerja

2. Sebagai sarana untuk mendapatkan informasi tentang

ketenagakerjaan

3. Sebagai tempat untuk mempertemukan antara permintaan dan

penawaran tenaga kerja.

4. sebagai tempat untuk mengadu para buruh dalam menuntut upah

29. Tenaga kerja merupakan faktor produksi insani yang secara langsung

maupun tidak langsung menjalankan kegiatan produksi, berdasarkan

kualitasnya tenaga kerja dapat digolongkan menjadi:

1. Tenaga kerja terdidik

2. Tenaga kerja terlatih

3. Tenaga kerja terdidik dan terlatih

4. Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih

Page 48: PETA KONSEP - Web viewTampak pencari kerja di sedang antri di melamar pekerjaan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sampai Februari 2013, jumlah total pengangguran di Indonesia

30. Banyak sekali cara-cara mengatasi pengangguran agar jumlah

pengangguran menurun, cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi

pengangguran siklikal adalah:

1. Memberikan informasi yang seluas-luasnya tentang lapangan kerja

yang tersedia.

2. Membuka usaha baru terutama di daerah yang banyak

pengangguran

3. Memberikan pelatihan dibidang ketrampilan seperti anyaman

4. Memberikan bantuan modal usaha bagi pengusaha menengah dan

kecil

Page 49: PETA KONSEP - Web viewTampak pencari kerja di sedang antri di melamar pekerjaan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sampai Februari 2013, jumlah total pengangguran di Indonesia

REFLEKSI DIRI :Setelah anda mempelajari Ketenagakerjaan di Indonesia diharapkan

dapat terbentuk karakter:

1. Religius. Dengan mempelajari Ketenagakerjaan di Indonesia diharapkan

dapat terbentuk rasa syukur karena memperoleh ilmu pengetahuan

tentang Ketenagakerjaan di Indonesia

2. Jujur. Dengan mempelajari tentang Ketenagakerjaan di Indonesia

diharapkan dapat terbentuk sikap jujur, tidak menipu, tidak memalsukan

dan tidak berbuat curang dalam menjalankan tugas pembelajaran

disekolah

3. Tanggung jawab, dengan mempelajari Ketenagakerjaan di Indonesia

diharapkan dapat terbentuk sikap tanggung jawab dalam bekerja dan

belajar sesuai standar pembelajaran

4. Kreatif, dengan mempelajari Ketenagakerjaan di Indonesia diharapkan

dapat terbentuk sikap kreatif siswa, sehingga siswa dapat menemukan

cara-cara baru dalam melakukan pembelajaran

5. Kerjasama, dengan mempelajari Ketenagakerjaan di Indonesia

diharapkan dapat terbentuk sikap kerjasama mematuhi ketentuan yang

telah disepakati dalam proses belajar mengajar.

PENILAIAN DIRI.Setelah mempelajari masalah Ketenagakerjaan di Indonesia lakukanlah

penilaian diri tentang sikap anda dengan memberikan checklis pada

pernyataan di bawah dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Bacalah pernyataan-pernyataan dalam kolom secara teliti.

b. Berilah tanda (v) sesuai dengan kondisi dan keadaan anda sehari-hari

secara jujur dengan kriteria sebagai berikut:

4 = Selalu, apabila secara terus menerus melakukan aspek yang

diamati.

3 = Sering, apabila cenderung lebih banyak melakukan aspek yang

diamati

2 = Kadang-kadang, , apabila cenderung lebih melakukan aspek

yang diamati

Page 50: PETA KONSEP - Web viewTampak pencari kerja di sedang antri di melamar pekerjaan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sampai Februari 2013, jumlah total pengangguran di Indonesia

1 = Tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan aspek yang

diamati

c. Jika anda mendapatkan jumlah skor dari masing-masing aspek yang

diamati/dinilai maka disimpulkan sebagai berikut:

1. Kurang

2. Sedang

3. Baik

4. Amat baik

Nama Peserta Didik :..........................................................

K e l a s : X (.......)

Materi Pokok : Refleksi diri tentang Ketenagakerjaan

Tanggal Penilaian : ......................................

N PERNYATAAN NILAI JUMLAH

SKOR1 2 3 4

1 Saya bersyukur kepada Tuhan Yang Maha

Esa telah memahami tentang Ketenagakerjaan

di Indonesia

2 Saya akan bersikap jujur tidak menipu, tidak

memalsukan dan tidak berbuat curang dalam

menjalankan pekerjaan sehari-hari

3 Saya akan bertanggung jawab dalam bekerja

dan belajar sesuai standar pembelajaran

4 Saya akan bersikap responsif sehingga dapat

menemukan cara-cara baru dalam melakukan

pembelajaran

5 Saya akan bekerjasama dan mematuhi

ketentuan yang telah disepakati dalam proses

belajar mengajar

Page 51: PETA KONSEP - Web viewTampak pencari kerja di sedang antri di melamar pekerjaan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sampai Februari 2013, jumlah total pengangguran di Indonesia

REFERENSI

Berbagai Permasalahan Ketenagakerjaan di IndonesiaAda banyak faktor yang mempengaruhi terhadap munculnya berbagai permasalahan

angkatan kerja dan tenaga kerja di Indonesia, antara lain sebagai berikut.1. Jumlah angkatan kerja yang tidak seimbang dengan kesempatan kerja;2. Kualitas tenaga kerja yang relatif rendah;3. Penyebaran tenaga kerja yang tidak merata;4. Pengangguran;5. Adanya ketidaksesuaian antara kemampuan tenaga kerja dengan pekerjaannya;6. Rendahnya tingkat upah;7. Masih minimnya perlindungan terhadap tenaga kerja;8. Membanirnya tenaga kerja asing.

1. Jumlah Angkatan KerjaIndonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di

dunia setelah Cina, India, dan Amerika Serikat. Jumlah penduduk yang besar di satu sisi bisa merupakan dijadikan modal dasar yang sangat menguntungkan, karena tersedianya tenaga kerja untuk berbagai sektor usaha. Namun demikian, jika jumlah penduduk yang besar tidak diimbangi dengan lapangan kerja yang memadai dapat menimbulkan permasalahan. Indonesia merupakan salah satu negara yang menghadapi masalah tersebut.

Salah satu tujuan negara Indonesia yang tercantum di dalam pembukaan UUD 1945 adalah mencerdasakan kehidupan bangsa dan memajukan kesejahteraan umum. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, pemerintah telah berupaya menerapkan program wajib belajar 9 tahun, pemberian dana BOS (bantuan operaisonal sekolah), pemberian bea siswa, dan lain-lain. Program tersebut setidaknya telah memberikan hasil yang cukup menggembirakan.

Hal tersebut ditandai dengan semakin banyaknya penduduk Indonesia yang bisa sekolah sampai ke jenjang perguruan tinggi dan mendapat gelar sarjana. Sayangnya keberhasilan di bidang pendidikan tersebut belum bisa diikuti oleh kerbehasilan di bidang lapang kerja. Jumlah lapangan kerja yang tersedia masih sangat kecil jika dibandingkan dengan jumlah lulusan tenaga terdidik.

Akibat adanya ketidakmampuan pemerintah dalam menyediakan lapangan kerja, angka pengangguran di Indonesia semakin tinggi. Tentu saja hal tersebut menjadi pekerjaan rumah yang harus segera dituntaskan agar cita-cita pembangunan seperti yang diamanatkan oleh UUD 1945 tersebut dapat segera tercapai.

2. Kualitas Tenaga KerjaSemakin banyaknya lulusan tenaga terdidik dari jenjang pendidikan perguruan

tinggi, tidak menjadikan otomatis para lulusan dapat memenuhi kriteria yang ditawarkan oleh perusahaan. Tidak bisa dipungkiri bahwa kualitas para lulusan perguruan tinggi di Indonesia masih rendah. Sehingga para perusahaan lebih suka mengisi kekosongan lowongan di perusahaannya dengan tenaga kerja yang sudah berpengalaman. Meskipun demikian, tentu ada para lulusan yang berkualitas dan dapat memenuhi kriteria yang dibutuhkan oleh perusahaan namun jumlahnya relatif lebih sedikit.

3. Penyebaran Tenaga KerjaSalah satu sebab terjadinya ketidamerataan tenaga kerja adalah adanya

keberatan dari para orang tua untuk melepaskan putra-putrinya pergi merantau. Mereka lebih merelakan putra-putrinya berkerja di daerahnya meskipun dengan kompensasi yang kecil, atau bahkan berkeja pada lapangan kerja yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Falsafah “makan tidak makan yang penting ngumpul” telah menghambat aliran tenaga kerja secara merata.

Page 52: PETA KONSEP - Web viewTampak pencari kerja di sedang antri di melamar pekerjaan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sampai Februari 2013, jumlah total pengangguran di Indonesia

Padahal jika saja mereka mau merantau maka kompensasi upah atau gaji yang diterima akan jauh lebih besar sehingga tingkat kesejahteraanpun akan meningkat. Selain itu, dengan adanya keberanian untuk meninggalkan kampung halaman akan menambah wawasan dan pengalaman yang sangat baik bagi putra-putrinya.

4. Ketidaksesuaian Tenaga KerjaSalah satu fungsi manajemen adalah ketepatan perusahaan untuk menempatkan

pekerja agar sesuai dengan pekerjaannya. Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh F.W. Taylor “the right man in the right place” atau seseorang seharusnya bekerja sesuai dengan kemampuannya. Seorang tenaga kerja yang dapat bekerja sesuai dengan keahliannya, maka ia akan dapat bekerja dengan efektif, efisien, dan merasa nyaman, sehingga ia dapat memberikan kualitas dan kuantitas yang baik bagi perusahaan. Namun faktanya di Indonesia, masih banyak sekali ditemukan orang-orang yang bekerja tidak sesuai dengan keahliannya. Hal ini terjadi karena adanya permasalahan seperti kurangnya lapangan kerja, sehingga seorang tenaga kerja mengorbankan pengetahuan dan keterampilannya hanya dengan alasan “untuk mengisi waktu daripada menganggur”.

5. Upah Tenaga KerjaIndonesia sebagai negara dengan penduduk yang sangat tinggi, mempunyai

jumlah angkatan kerja yang melimpah. Namun sayangnya hal tersebut tidak diimbangi dengan ketersediaan lapangan kerja yang memadai. Hal tersebut telah mengakibatnya tingginya tingkat penawaran tenaga kerja dan menurunkan tingkat permintaan tenaga kerja. Berdasarkan hukum penawaran dan permintaan, jika jumlah penawaran lebih besar daripada permintaan maka harga yang diberikan akan turun. Begitu juga dengan kondisi ketenagakerjaan di Indonesia. Upah yang diterima oleh para pegawai di Indonesia masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan upah para pegawai di negara-negara lain.

6. Perlindungan Tenaga KerjaSeorang tenaga kerja, ketika bekerja tentunya berhadapan dengan berbagai

resiko yang harus dihadapi dan diterimanya. Baik itu resiko kecelakaan kerja maupun resiko pemutusan hubungan kerja (PHK). Negara Indonesia masih terkatagori sebagai negara yang belum baik dalam memberikan perlindungan kepada para pekerja, baik pekerja yang berkerja di dalam negeri maupun di dalam negeri. Biasanya, pemerintah baru akan memberikan reaksi setelah resiko kerja yang dialami oleh para pekerja tersiar melalui media massa.

7. Tenaga Kerja AsingBenarkah Indonesia dibanjiri tenaga asing? Bukankah justru sebaliknya

Indonesia banyak mengirimkan tenaga kerjanya ke luar negeri untuk menjadi TKI atau TKW? Globalisasi telah memungkinkan apapun di dunia ini, termasuk masuknya tenaga kerja asing ke Indonesia. Biasanya, masuknya tenaga kerja asing ke Indonesia bersamaan dengan masuknya perusahaan asing ke Indonesia. Jika Indonesia banyak mengirimkan tenaga kerjanya ke luar negeri untuk menempati posisi sopir atau pembantu rumah tangga, maka tenaga kerja asing yang datang ke Indonesia untuk menempati posisi jabatan tenaga ahli. Ironis, bukan?

Berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas, semoga kita dapat mengambil hikmah. Setidaknya tumbuh motivasi di dalam hati kita untuk menjadi tenaga ahli di negeri sendiri. Setuju?

Page 53: PETA KONSEP - Web viewTampak pencari kerja di sedang antri di melamar pekerjaan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sampai Februari 2013, jumlah total pengangguran di Indonesia

Upaya Mengatasi Masalah Ketenagakerjaan di Indonesia

Telah banyak cara dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk mengurai berbagai permasalahan ketenagakerjaan di Indonesia. Beberapa kebijakan tersebut, antara lain sebagai berikut.

1. Membuat Perundangan-undangan2. Kebijakan Bidang Pendidikan3. Kebijakan Perluasan Lapangan Kerja4. Kebijakan Pengupahan5. Pelayanan Informasi Kerja6. Pemerataan Lapangan Kerja7. Mengurangi Tingkat Pengangguran

1. Membuat berbagai kebijakan perundang-undangan ketenagakerjaan;2. kebijakan di bidang pendidikan;3. kebijakan perluasan lapangan kerja;4. kebijakan pengupahan;5. pelayanan informasi kerja dan penempatan kerja;6. memperluas pemerataan lapangan kerja;7. menciptakan program padat karya;8. pengiriman tenaga kerja ke luar negeri;9. melakukan pembinaan kewirausahaan; dan10. mengurangi tingkat pengangguran.

1. Membuat Perundangan-undanganBeberapa perundang-undangan telah digulirkan oleh pemerintah untuk

memperbaiki masalah ketenagakerjaan di Indonesia, di antaranya sebagai berikut.1. Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan;2. Undang-undang Nomor 21 tahun 1999 tentang diskriminasi dalam pekerjaan dan

jabatan; dan3. Undang-undang Nomor 20 tahun 1999 tentang usia minimum untuk diperbolehkan

bekerja.

2. Kebijakan Bidang PendidikanKebijakan di bidang pendidikan merupakan salah satu kebijakan yang paling

strategis untuk meningkatkan produktivitas kerja dan mengatasi pengangguran. Kebijakan yang dilaksanakan oleh pemerintah adalah dengan mengadakan pendidikan dan latihan. Melalui pendidikan dan pelatihan diharapkan mampu melahirkan tenaga kerja-tenaga kerja terdidik yang berkualitas baik dari segi penguasaan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dibutuhkan oleh dunia kerja.

Salah satu tujuan yang paling penting dari kebijakan di bidang pendidikan dan pelatihan adalah kemampuan angkatan kerja untuk meciptakan lapangan kerja sendiri dengan berwiraswasta. Dengan berwiraswasta seorang angkatan kerja tidak hanya bisa menciptakan lapangan kerja untuk dirinya sendiri tetapi juga untuk orang lain. Dengan demikian, angka penganguran dapat berkurang.

Upaya lain yang telah dilakukan pemerintah di bidang pendidikan dan pelatihan adalah sebagai berikut.1. Mendirikan dan mengembangkan sekolah-sekolah kejuruan yang diharapkan mampu

melahirkan kualitas lulusan yang diharapkan oleh dunia kerja.2. Menyelenggarakan pelatihan untuk para pencari kerja. Penulis pernah menulis kasus

Nirmala Bonet pada artikel tenaga kerja jasmani. Pelatihan-pelatihan yang diberikan kepada para pencari kerja terutama para TKI atau TKW yang akan bekerja di luar negeri, agar kasus yang menimpa Nirmala Bonet tidak terulang kembali.

Page 54: PETA KONSEP - Web viewTampak pencari kerja di sedang antri di melamar pekerjaan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sampai Februari 2013, jumlah total pengangguran di Indonesia

3. Menyelenggarakan pelatihan manajerial di daerah-daerah, terutama daerah-daerah terpencil, agar memiliki kesejajaran dengan daerah-daerah lain dalam melakukan pembangunan.

4. Meningkatkan prasarana pelatihan untuk para pencari kerja dan para pegawai pengawas ketenagakerjaan.

3. Kebijakan Perluasan Lapangan KerjaKebijakan yang dilakukan oleh pemerintah untuk memperluas lapangan

pekerjaan terdiri dari dua cara, yaitu:1. Kebijakan Langsung

Kebijakan langsung adalah kebijakan yang secara langsung dilakukan oleh pemerintah dengan menciptakan lapangan kerja baru, diantaranya dengan melakukan pengangkatan pegawai negeri.

2. Kebijakan Tidak LangsungKebijakan tidak langsung dilakukan oleh pemerintah dengan cara mendorong pihak swasta untuk menciptakan lapangan kerja baru. Pemerintah menetapkan kebijakan fiskan dan moneter. Kebijakan fiskal merupakan kebijakan pemerintah untuk mengatur anggararan baik itu APBN maupun APBN.Adapun tujuan utama dengan diterapkannya kebijakan fiskal adalah mendorong terciptanya lapangan kerja baru melalui berbagai proyek-proyek pembangunan pemerintah yang mampu menyerap lapangan pekerjaan. Beberapa contoh proyek tersebut antara lain pembangunan jalan raya, jembatan, bandara, pasar tradisional, dan lain-lain.Sedangkan kebijakan moneter merupakan kebijakan yang mendasarkan pada pengelolaan jumlah uang beredar. Salah satu kebijakan moneter yang diterapkan oleh pemerintah adalah dengan memberikan kredit berbunga rendah. Dengan pemberian kredit tersebut diharapkan dapat mendorong sektor swasta untuk memperluas lapangan kerja, sehingga dapat mengurangi pengangguran.

4. Kebijakan PengupahanKebijakan pengupahan perlu diambil oleh pemerintah untuk melindungi para

pekerja dari pemberian upah yang terlalu kecil oleh para pengusaha. Pendapatan yang kecil akan memberi dampak yang buruk bagi perkerja, seperti buruknya kesehatan, rendahnya tingkat pendidikan, bahkan menurunkan produktivitas kerja. Para pekerja dikhawatirkan tidak memiliki sarana lagi untuk dapat mengembangkan diri, adanya ketidakmampuan untuk memperoleh bahan makanan dengan kandungan gizi yang cukup dan seimbang, serta kondisi keluarga yang tidak harmonis. Melihat dampaknya yang sangat negatif baik bagi tenaga kerja itu sendiri maupun kepada perusahaan, maka pemerintah perlu melakukan kebijakan dan pengawasan terhadap perusahaan-perusahaan dalam memberikan upah kepada para tenaga kerja.

Beberapa upaya lain yang dapat memperbaiki kesejahteraan para tenaga kerja adalah:1. Menetapkan upah minimum regional (UMR);2. Mewajibkan setiap pengusaha untuk mengikutsertakan pegawainya dalam asuransi

jaminan sosial;3. Mewajibkan setiap perusahaan untuk memberikan pelayanan kesehatan dan

keselamatan kerja kepada para pegawainya.4. Mewajibkan setiap perusahaan untuk memenuhi hak-hak ketenagakerjaan selain gaji

seperti hak untuk cuti, hak untuk istirahat, hak untuk menjalankan ibadah, dan lain-lain.

5. Pelayanan Informasi KerjaSalah satu masalah ketenagakerjaan di Indonesia adalah masalah kesenjangan

informasi. Salah satu akibat yang ditimbulkannya adalah menyebabkan terjadinya

Page 55: PETA KONSEP - Web viewTampak pencari kerja di sedang antri di melamar pekerjaan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sampai Februari 2013, jumlah total pengangguran di Indonesia

pengangguran friksional. Dalam artikel bertema Pengangguran Menulis telah menuliskan sebagai berikut:

Pengangguran friksional adalah merupakan jenis pengangguran yang terjadi karena adanya ketidaksinkronan informasi adanya kesempatan dengan pencari kerja. Pengangguran friksional bukan terjadi akibat ketidakmampuan pencari kerja untuk mengisi suatu posisi di perusahaan, melainkan karena adanya kesenjangan informasi tentang berbagai informasi kesempatan kerja yang lebih baik. Kesenjangan tersebut terjadi dikarenakan adanya beberapa faktor berikut.

1. Kondisi GeografisSeorang pencari kerja yang tingga di daerah terpencil ataupun letak lapangan kerja di daerah pelosok yang bergunung-gunung atau diseberang lautan, dapat menjadi salah satu penyebab ketidaksamapaian informasi bagi salah satu pihak.

2. Informasi Tidak SempurnaKurangnya sarana komunikasi dapat menjadi penyebab terjadinya pengangguran friksional. Informasi penyebaran tentang terbukanya lapangan kerja atau tersedianya pencari kerja yang kurang lancar dapat menjadi hambatan bagi terjadinya permintaan dan penawaran jasa kerja bagi kedua belah pihak. Untuk menghindari hal tersebut, maka diperlukan adanya jasa tenaga kerja seperti di balai-balai latihan kerja yang terdapat di setiap kabupaten, atau agen-agen penyalur tenaga kerja.

3. Proses Perekrutan BerlarutAdanya kelambanan dari pihak penyedia lapangan kerja dalam hal perusahaan untuk memutuskan diterima atau tidaknya seseorang di perusahaannya, menyebabkan seorang calon tenaga kerja harus menunggu dalam waktu relatif lama. Hal tersebut tentu saja telah menjadi sebab bagi seorang calon tenaga kerja terkategori sebagai pengangguran friksional.Untuk mencegah terjadinya hal-hal tersebut, maka pemerintah bekerja sama denga pihak swasta seperti media massa dan agen-agen tenaga kerja untuk menyebarluaskan adanya lowongan pekerjaan. Selain itu pemerintah juga berupaya menyebarkan luaskan informasi lowongan pekerjaan, melalui balai latihan kerja yang terdapat di setiap kabupaten atau kota.

6. Pemerataan Lapangan KerjaBerbagai upaya yang lakukan oleh pemerintah untuk memperluas pemerataan

lapangan kerja, di antaranya sebagai berikut.1. Mendirikan industri atau pabrik-pabrik baru yang dapat menyerap tenaga kerja lebih

banyak atau padat karya.2. Mendorong bangkitnya usaha kecil dan menengah dengan memberikan kredit

berbungan rendah.3. Membuka lapangan kerja di pedesaan dengan tujuan untuk mencegah terjadinya arus

urbanisasi.4. Meningkatkan investasi sektor swasta baik dari para pengusaha asing maupun

pengusaha dalam negeri.

7. Mengurangi Tingkat PengangguranPengangguran merupakan masalah buruk bagi berkembangnya suatu negara.

Oleh karena itu negara dalam hal ini pemerintah berkewajiban untuk menanggulanginya. Menurut John Maynard Keynes, pengaangguran tidak dapat dihapuskan, namun hanya dapat dikurangi. Adapun beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk mengurangi angka pengangguran adalah dengan cara-cara sebagai berikut.1. Pemberdayaan angkatan kerja dengan cara mengirimkannya ke daerah-daerah lain,

tentunya dengan sistem upah yang lebih tinggi.2. Mengembangkan sektor usaha informal, kecil, dan menengah.

Page 56: PETA KONSEP - Web viewTampak pencari kerja di sedang antri di melamar pekerjaan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sampai Februari 2013, jumlah total pengangguran di Indonesia

3. Melakukan pembinaan terhadap generasi muda yang termasuk ke dalam angkatan kerja untuk ikut melaksanakan kursus-kursus keterampilan dan home industri, sehingga diharapkan mereka dapat mandiri.

4. Melaksanakan program transmigrasi5. Mewajibkan setiap perusahaan untuk melakukan kerja sama dengan lembaga

pendidikan terutama sekolah-sekolah kejuruan untuk mengadakan pemagangan.6. Mendirikan berbagai tempat latihan kerja seperti balai latihan kerja.7. Mendorong lembaga-lembaga pendidikan terutama sekolah-sekolah kejuruan untuk

meningkatkan life skill, sehingga lulusannya dapat diterima oleh dunia kerja dan dunia usaha.

8. Mengefektifkan pemberian informasi ketenagakerjaan melalui lembaga-lembaga terkait dengan tujuan untuk menyerbarluaskan informasi kesempatan kerja.

Setelah memahami uraian tersebut semoga dapat mengambil hikmahnya. Kita tentu saja tidak bisa sepenuhnya menyerahkan permasalahan ketenagakerjaan tersebut kepada pemerintah. Namun kita juga berkewajiban untuk membantu menguraikannya. Setidaknya dengan menjadi penulis, pedagang, atau membuka counter pulsa diharapkan dapat sedikit memberikan kelonggaran bagi ketatnya masalah ketenagakerjaan di Indonesia.

PENGANGGURAN

Definisi PengangguranDalam standard internasional, pengertian dari pengangguran adalah seseorang yang

sudah digolongkan dalam angkatan kerja, yang secara aktif sedang mencari pekerjaan pada suatu tingkat upah tertentu, tetapi tidak dapat memperoleh pekerjaan yang diinginkannya.

Golongan penduduk yang tergolong sebagai angkatan kerja adalah penduduk yang berumur di antara 15 hingga 65 tahun, kecuali (i) ibu rumah tangga yang lebih suka menjaga keluarganya daripada bekerja, (ii) penduduk muda dalam lingkungan umur tersebut yang masih meneruskan pelajarannya di sekolah atau universitas, (iii) orang yang belum mencapai umur 65 tetapi sudah pensiun dan tidak mau bekerja lagi, dan (iv) pengangguran sukarela- yaitu golongan penduduk dalam lingkungan umur tersebut yang tidak secara aktif mencari pekerjaan.

Pengangguran menyebabkan produktivitas masyarakat berkurang sehingga dapat menyebabkan banyak timbulnya kemiskinan dan masalah sosial lainnya. Yang dalam jangka waktu yang panjang dapat menyebabkan kekacauan politik dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi sehingga mengakibatkan menurunnya GNP dan pendapatan perkapita suatu negara

Jenis JenisJenis Jenis Pengangguran.Pengangguran dapat digolongkan menjadi beberapa jenis diantaranya ialah :

Pengangguran friksional (Frictional Unemployment)Adalah suatu jenis pengangguran yang disebabkan oleh tindakan seorang pekerja untuk meninggalkan kerjanya dan mencari kerja yang lebih baik atau lebih sesuai dengan keinginannya.o -Seorang guru di Medan, misalnya berhenti bekerja karena mengikuti suaminya yang

dipindahkan ke Jakarta. Di tempat yang baru ini guru tersebut mencari kerja.o -Seorang wanita sedang bekerja mengandung anaknya yang pertama dan memutuskan

untuk berhenti kerja. Setelah anknya berumur beberapa bulan ia memutuskan mencari kerja kembali.

Page 57: PETA KONSEP - Web viewTampak pencari kerja di sedang antri di melamar pekerjaan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sampai Februari 2013, jumlah total pengangguran di Indonesia

Pengangguran Musiman (Seasonal Unemployment)Adalah suatu keadaan dimana seseorang harus sementara menganggur, karena adanya fluktuasi kegiatan ekonomi jangka pendek.o Petani, misalnya, akan selalu dapat digolongkan sebagai penganggur bermusim karena

mereka tidak selalu dapat bekerja sepanjang tahun. Untuk dapat menanam mereka harus menunggu musim hujan. Dan diantara menanam dan panen mereka harus menganggur karena beberapa bulan diperlukan agar tanamannya mendapatkan hasil.

Pengangguran SiklikalAdalah merupakan jenis pengangguran yang disebabkan karena adanya imbas dari naik turunnya siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran kerja.

Pengangguran StrukturalAdalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan ekonomi(berkembang atau mengalami kemunduran). Yang disebabkan karena perkembangan teknologi, persaingan dari luar negeri atau luar daerah, dan pertumbuhan yang pesat dari kawasan lain.o Sebelum industri komputer berkembang terdapat permintaan yang besar ke atas mesin

tik dan permintaan tersebut mengembangkan industri ini. Dengan penggunaan komputer yang semakin meluas, permintaan ke atas mesin tik berkurang dan industrinya mengalami kemunduran. Sebagian pekerja dalam industri ini akan menganggur.

Pengangguran SukarelaAdalah pengangguran yang diakibatkan apabila ada kesempatan kerja tetapi orang yang menganggur itu tidak bersedia menerimanya pada tingkat gaji yang berlaku.o Orang yang menganggur sadar bahwa pekerjaan itu ada, tetapi ia masih mencari pilihan

pekerjaan yang lebih baik. Pengangguran ini sering disebut dengan pengangguran karena memilih pekerjaan.

Pengangguran TerpaksaAdalah pengangguran yang diakibatkan apabila seseorang bersedia menerima pekerjaan pada tingkat gaji yang berlaku, tetapi pekerjaan itu tidak bersedia.o Seseorang yang memang sangat ingin mendapat pekerjaan tetapi perusahaan tersebut

tidak membutuhkan karyawan lagi atau persyaratannya untuk menjadi karyawan di perusahaan tersebut, tidak sesuai atau kurang.

Pengangguran TersembunyiKeadaan dimana suatu jenis kegiatan ekonomi dijalankan oleh tenaga kerja yang jumlahnya melebihi dari yang diperlukan.o Suatu kegiatan ekonomi dapat dijalankan secara efisien dengan menggunakan 5 pekerja,

tetapi pekerja yang sebenarnya adalah 8 orang. Dalam contoh ini kelebihan 3 pekerja tersebut dapat digolongkan sebagai penganggur tersembunyi.

Penganguran Setengah MenganggurKeadaan pengangguran dimana seseorang pekerja itu melakukan kerja jauh lebih rendah dari jam kerja yang normal.o Dalam pekerjaan yang normal, seseorang itu bekerja 40 jam seminggu atau 5/6 hari per

pekan. Seorang pekerja dapat digolongkan dalam golongan setengah menganggur apabila hanya bekerja tidak lebih dari 20 jam atau 3 hari per pekan.

Page 58: PETA KONSEP - Web viewTampak pencari kerja di sedang antri di melamar pekerjaan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sampai Februari 2013, jumlah total pengangguran di Indonesia

Jenis-jenis atau macam-macam pengangguran1. Pengangguran yang kelihatan (visible unemployment)

Jenis pengangguran yang pertama adalah pengangguran yang kelihatan. Pengangguran yang satu ini disebut juga dengan visible unemployment yang mana pengangguran semacam ini timbul karena disebabkan oleh kurangnya kesempatan kerja (atau dapat juga dikatakan karena penawaran tenaga kerja (orang yang mencari kerja) lebih besar daripada permintaan kerja (lowongan pekerjaan)).Penggangguran kelihatan dibagi menjadi dua macam, yaitu : Pengangguran kronis (chronic unemployment) yaitu salah satu jenis visible

unemployment yang mana pada pengangguran jenis ini sebagian angkatan kerja sama sekali tidak bekerja.

Pengangguran musiman (seasonal unemployment) yaitu pengangguran yang terjadi karena musiman. Biasanya terjadi di sektor-sektor pertanian atau perkebunan. Misalnya pada saat menunggu masa panen tiba, berhenti bertani disebakan musim kemarau yang berkepanjangan.

2. Pengangguran tak kentara (invisible unemployment)Macam pengangguran yang kedua adalah invisible unemployment atau pengangguran tak kentara. Pengangguran jenis ini biasanya terjadi di sektor-sektor pertanian, yang mana tambahan tekana kerja tidak akan berpengaruh pada hasil produksi dan tidak dapat meningkatakan hasil produksi karena tidak disertai dengan penambaan lahan pertanian.

3. Pengangguran potensialPengangguran ini terjadi apabila para pekerja ditarik ke sekktor lain, yang juga tidak akan mengurangi hasil produksi. Hal ini disebabkan terjadi perubahan-perubahan dalam teknik produksi, meteode produksi, dan tenaga manusia diganti dengan mesin, sehingga para pekerja di kurangi karena sudah digantikan oleh mesin. Dan pekerja yang disebabkan oleh hal semacam ini disebut pengangguran potensial.

Macam-macam pengangguran berdasarkan penyebabnyaBerdasarkan penyebabnya, pengangguran dapat dikelompokkan menjadi enam, yaitu :

1. Pengangguran strukturalPengangguran struktural terjadi karena berubahnya struktur ekonomi yang umumnya terjadi di negara-negara berkembang. Dimana negara-negara yang sedang berkembang tersebut berusaha untuk melakukan ekspansi atau pengembangan dan pembangunan sektor industri sehingga terjadi peralihan dari agraris ke sektor industri. Masa peralihan ini menimblkan kesulitan untuk mempersiapkan tenaga kerja dari agraris ke industri, karena membutuhkan ketrampilan dan keahlian di bidang industri sehingga timbulah pengangguran.

2. Pengangguran friksionalPengangguran friksional terjadi karena adanya kesulitan temporer dalam mempertemukan pencari kerja dengan lowongan kerja, yang disebabkan oleh : Sulitnya mencari informasi lowongan pekerjaan, atau juga bisa disebabkan oleh

pencari pekerja yang kurang berusaha dalam mencari lowongan pekerjaan Kondisi geografis yang sulit dan tidak mendukung Proses rekrutment yang panjang sehingga para pencari kerja harus menunggu dalam

waktu yang lama3. Pengangguran musiman

Pengangguran musiman ini terjadi karena disebabkan oleh terjadinya pergantian musim. Biasanya terjadi pada sektor pertanian, ekstraktif dan industri. Pada sektor pertanian terjadi pada sawah tadah hujan sehingga pada musim kemarau petani tersebut

Page 59: PETA KONSEP - Web viewTampak pencari kerja di sedang antri di melamar pekerjaan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sampai Februari 2013, jumlah total pengangguran di Indonesia

terpaksa harus mengganggur karena sawahnya tidak dapat mendapat air seperti pada saat musim hujan. Pada ekstraktif terjadi pada nelayan, di mana pengangguran terjadi pada waktu musim angin sehingga banyak nelayan yang tidak melau. Pada, industri terjadi pada industri yang bahan bakunya hanya terdapat pada musim tertentu, misal saja pabrik gula.

4. Pengangguran tekhnologiPengangguran tekhnologi terjadi karena banyak perusahaan yang mengganti tenaga kerja dengan robot-robot atau mesin yang lebih canggih dan cepat dalam pengerjaan. Sehingga banyak tenaga kerja yang di PHK karena sudah tidak dibutuhkan lagi, dengan digantinya manusia dengan robot maka perusahaan akan lebih irit dan efisien dalam jangkan panjang. Orang yang di PHK karena sudah digantikan oleh mesin dan menganggur disebut pengangguran tekhnologi. 

5. Pengangguran deflasioner (Deflationary Unemployment)Pengangguran deflasioner terjadi karena lowongan pekerjaan terlalu sedikit dibandingkan dengan jumlah pencari kerja. Bisa juga dikatan dengan jumlah lowongan pekerjaan tidak sebanding dengan jumlah pencari kerja, yang mana jumlah pencari kerja ini lebih banyak daripada lowongan pekerjaan yang tersedia. Semakin bertambahnya jumlah penduduk, maka pencari kerja akan semakin banyak sementara itu peningkatan jumlah lowongan pekerjaan tidak secepat peningkatan jumlah pencari kerja, sehingga banyak orang yang menganggur. Pengangguran jenis ini disebut dengan pengangguran deflasioner.

6. Pengangguran voluntary (voluntary unemployment)Pengangguran voluntary unemployment terjadi karena faktor dari diri tenaga kerja yang memilih untuk tidak bekerja walaupun masih mempunyai kemampuan untuk bekerja. Misalnya, pada orang yang mempunyai warisan atau tabungan yang banyak sehingga tidak habis dalam 7 turunan, he h

Page 60: PETA KONSEP - Web viewTampak pencari kerja di sedang antri di melamar pekerjaan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sampai Februari 2013, jumlah total pengangguran di Indonesia

BSEhttp://mirror.unpad.ac.id/bse/11_SMA/kelas2_ekonomi_chumidatus_sa'dyah.pdfUPAH MATERI UMR