PESAWAT ADWOOD
-
Upload
ga-pratama -
Category
Documents
-
view
128 -
download
1
Transcript of PESAWAT ADWOOD
PESAWAT ADWOOD
I. TUJUAN
2.1 Tujuan
Menentukan percepatan gravitasi bumi g.
2.2 Manfaat
Dapat menghitung percepatan gravitasi bumi g.
Ddapat menjelaskan factor-faktor yang mempengaruhi percepatan
graviatasi bumi.
II. DASAR TEORI
2.1 Gravitasi
Gravitasi adalah interaksi tarik menarik antar dua buah benda
pengamatan, gaya graviatsi sangat sulit kecuali untuk benda-benda
yang bermassa besar namun gaya gravitasi sangat penting, karena
gravitasilah yang telah mengikat benda-benda. Gaya gravitasi dapat
ditulis seebagai berikut:
F=Gm1 .m2
r2
Keterangan;
F : gaya graviatasi antar kedua massa (N)
G : konstanta gravitasi (6,67 x 10-11 N/kg2)
r : jarak antara kedua massa (m)
m1m2 : massa titik 1 dan 2 (kg)
(Alonso dan Finn,1994)
2.2 Massa
Massa adalah ukuran ari inersia (kelembaman) massa selalu
berhubungan dengan gaya gesek benda. Hal ini terdapat dalam hokum
Newton. Massa suatu partikel juga menentukan kuat antar aksi
gravitasinya dengan partikel-partikel lain. Massa juga dapat
didefinisikan secara operasional dengan prinsip neraca. Ada cara
mengukur massa yaitu secara dinamis, yaitu bila partikel bergerak
sebagai akibat bekerjanya garis yang sama.
2.3 Hukum II Newton
Sejumlah gaya yang ada dalam system ada atau terjadi karena
adanya interaksi antara dua massa dan percepatan . dalam kasus
pesawat adwood, adanya interaksi antara massa atau massa benda
yang tergantung pada katrol berinteraksi antara massa atau massa
benda yang tergantung pada katrol berinteraksi antara massa dengan
percepatan gravitasi bumi. Gaya yang terjadi dalam system membuat
system bergerak mengikuti arah dari percepatan gravitasi bumi. Dalam
hal ini sering disebut dengan gaya berat arah gaya akan mengarah pada
massa yang lebih besar dan akan menimbulkan percepatan tertentu
pada system katrol tersebut dimana jumlah massa yang berpengaruh
adalah selisih dari kedua massa benda yang tergantung pada katrol.
Dengan percepatan pergerakan, system akan lebih kecil daripada
percepatan gravitasi,
Σ=Σ m. a
a= ΣFΣm
…………………………..(2.2)
a=(m1−m2 ) g(m1+m2)
dimana;
F : gaya (N)
m : massa (kg)
g : gaya gravitasi (m/s2)
a percepatan
artinya katrol akan bergerak kearah massa yang lebih besar dengan
percepatan sebesar selisih jumlah massa yang berinteraksi dengan
percepatan gravitasi, karena itu secara fisis gaya dapat dikatakan
sebagai ungkapan kuantitatif dari interaksi. (Priyambodo dan Eka
Jati,2009)
2.4 Hukum III Newton
Bunyi hukum ketiga Newton
“Bila kedua partikel berinteraksi , maka gaya pada partikel yang
satu sama besar dan berlawanan arah dengan gaya yang bekerja pada
partikel lain.”
F1=−F2
Hal ini juga terjadi pada pesawat adwood, dimana gaya aksi
merupakan gaya yang mengarah kearah gravitasi bumi dan gaya reaksi
berlawanan dengan arah gaya aksi. Karena m1m2 dihubungkan dengan
tali maka gaya reaksi akan memberikan kontribusinya terhadap tali
yang disebut gaya tegangan tali, yang tentu saja besarnya sama dengan
gaya aksi. (Soedojo,2000)
2.5 Momen Kelembaman
Kita dapat meninjau momen inersia dengan meninjau benda
sederhana, yaitu sebuah benda titik bermassa m yang ditempatkan
diujung sebuah tongkat. Massa tongkat dianggap nol, panjang tongkat
adalah r. jika benda berotasi terhadap sumbu dengan kecepatan sudut
w, maka kecepatan translasi benda adalah N=wr dengan energy
kinetiknya adalah
k=12
m v2
¿ 12
m ( wr )2
¿ 12(mr¿¿2)w2 ¿
Dengan;
M= massa (kg)
w= kecepatan sudut
r= jari-jari obyek dari pusat massa
k= konstanta tidak berdimensi yang dinamakan “konstanta inersia”.
Dari persamaan tersebut gerak rotasi besaran mr2 sebagai
momen inersia. (Abdullah, 2007)
Momen inersia (kelembaman) adalahg komponen momentum sudut
total benda berotasi dan didapat dengan menambah hasil kali massa
dengan kuadrat jarak terhadap sumbu. Oleh karena itu, semakin
melebar suatu benda semakin besar momen inersianya. Percepatan
sama dengan selisih dari massa benda yang berinteraksi dengan
gravitasi berbanding terbalik dengan jumlah massa keseluruhan
system, termasuk massa katrol yang dapat digantikan oleh momen
inersia katrol tersebut.
2.6 Gaya Gesek
Gaya gesek adalah gaya yang disebabkan adanya interaksi
antara molekul-molekul benda-benda yang saling bergerak (relative)
berupa gaya-gaya dan kohesi. Gejala ini sukar dan bergantung pada
banyak factor misalnya: keadaan permukaan, kecepatan relative dan
lain-lain. Besar gaya gesek f berbanding lurus dengan gaya normal N
dengan suatu konstanta perbandingan µ yang dibnamakan koefisien
gesek. Gaya gesek pada gerak relative antara dua benda yang
bersinggungan adalah gaya gesek luncur.
f = µ.N
dengan;
f = gaya gesek
µ= koefisien gesekan
N = gaya normal pada benda yang ditinjau gaya geseknya
Gaya gesek luncur selalu melawan gerakan benda, karena itu
arahnya selalu berlawanan dengan kecepatan. Umumnya ada dua
macam koefisien gesekan. Koefisien gesekan statis (fs) yang bila
dikalikan dengan gaya normal, memberikan gaya minimum yang
diperlukan untuk gaya normal, memberikan gaya minimum yang
diperlukan untuk menimbulkan gerak relative antara dua benda yang
mula-mula saling bersentuhan dan relative diam. Koefisien gerak
luncur (fk) bila dikalikan dengan gaya normal memberikan gaya yang
diperlukan untuk mempertahankan kedua benda gerak relative lurus
berlawanan.
(Sarojo,2002)
2.7 Tegangan Tali
Benda bermassa m1,m2 dan m3 dihubungkan dengan tali. Benda
m3 ditarik dengan gaya mendatar F. percepatan ketiga benda sama
besarnya (karena dihubungkan oleh tali) yaitu:
a= Fm1 m2m3
Dengan;
a= percepatan
F= gaya
M1=massa benda 1
M2= massa benda 2
M3= massa benda 3
Tegangan tali yang menghubungkan benda m1 dan m2 berbeda
dengan tegangan tali yang menghubungkan benda m2 dan m3. Gaya
mendatar yang bekerja pada benda m1 hanya tegangan tali yang
menghubungkan dengan benda m1.
Gaya mendatar (T1) menghasilkan percepatan a, sehingga
terpenuhi:
T 1=m1a
Pada pesawat adwood m1 dan m2 dihubungan dengan tali
melalui sebuah katrol. Massa tali biasanya sangat kecil dibandingkan
dengan massa dua beban sehingga massa tali dapat diabaikan. Jika
katrol juga sangat kecil dibandingkan dua massa beban maka katrol
juga dianggap tidak bermassa. Untuk mengasumsi m1>m2, kita harus
menganalisis gerakan dua benda kita misalkan tegangan tali T. Dengan
asumsi ini maka benda m1 bergerak ke bawah dan benda m2 bergerak
ke atas.
(Abdullah,2007)
2.8 Massa
Massa adlah ukuran dari inersia (kelembaman). Massa selalu
berhubungan dengan gaya dan gerak benda. Hal ini terdapat pada
hukum Newton. Massa suatu partikel juga menentukan kuat antar aksi
gravitasinya dengan partikel-partikel lain. Massa juga dapat
didefinisikan secara operasional dengan prinsip neraca berlengan
sama. Ada cara mengukur massa yaitu secara dinamis, biula partikel
bergerak sebagai akibat bekerjanya gaya yang sama. (Alonso dan
Finn,1994)
III. METODE PENGAMBILAN DATA
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
1. Katrol : tempat menggantung beban
2. Tali : pengikat beban
3. Stopwatch : menghitung waktu ketika percobaan
4. Timbangan : untuk menimbang sebuah massa
5. Penggaris : untuk mengukur panjang tali
6. Statif : untuk menggantung katrol dan beban
3.2 Cara kerja
3.2.1 Diagram Kerja
Mulai
Menimbang massa m1,m2, dan beban ekstra
kemudian mengukur dan menimbang, diameter dan massa katrol
mengukur jarak yang akan ditempuh olehg katrol
mencatat waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak tersebut.
Mengulangi percobaan dengan menambah dan mengurangi beban
ekstra
Selesai
3.1 gambar diagram kerja
3.2.2 Diagram Fisis
Beban m1 dan m2 memiliki massa yang sama jumlah partikel
penyusun sama sehingga seimbang
M1 diberi beban tambahan dikarenakan massanya lebih besar dari
m2, maka m1 turun mengikuti arah percepatan gravitasi
Dengan jarak yang telah ditentukan m1 berhenti saat itu dilihat
waktu yang diperlukan beban m1 untuk mencapai jarak yang
ditentukan.
3.3 gambar diagram fisis
IV. PENGOLAHAN DATA
IV.1 Pengolahan data
IV.1.1 Data Hasil percobaan
a. Massa benda
NO massa
(gram)
m-mrata2
(gram)
|m-m
rata2|²∂=√ Σ(m−m)2
n(n−1)
m=mrata2
± δm
1 89,30 0,14 0,0196 0,05 (89,16±0,05)
gram
2 89,20 0,04 0,0016
3 89,20 0,04 0,0016
4 89,00 -0,016 0,0256
5 89,10 -0,06 0,0036
m
rata2=
89,16
=
0,052
RN= δmm
x 100%
=0,06%
K=100%-RN
=99,94%
b. Massa katrol
N
O
massa
(gram)
m-mrata2
(gram)
|m-m
rata2|²∂=√ Σ(m−m)2
n(n−1)
m=mrata2
± δm
1 29,80 0,04 0,016 0,02 (29,76±0,02)
gram
2 29,70 -0,06 0,0036
3 29,80 0,04 0,0016
4 29,80 0,04 0,0016
5 29,70 -0,06 0,0036
m
rata2=2
9,76
=
0,012
RN= δmm
x 100%
=0,07%
K=100%-RN
=99,93%
c. Massa beban ekstra 1
NO massa
(gram)
m-mrata2
(gram)
|m-m
rata2|²∂=√ Σ(m−m)2
n(n−1)
m=mrata2
± δm
1 13,80 -0,06 0,0036 0,02 (13,86±0,02)
gram
2 13,90 0,04 0,0016
3 13,90 0,04 0,0016
4 13,80 -0,06 0,0036
5 13,90 0,04 0,0016
m
rata2=
13,86
=
0,012
RN= δmm
x 100%
=0,14%
K=100%-RN
=99,86%
d. Massa beban ekstra 2
NO massa
(gram)
m-mrata2
(gram)
|m-m
rata2|²∂=√ Σ(m−m)2
n(n−1)
m=mrata2
± δm
1 5 0 0 0 (5±0) gram
2 5 0 0
3 5 0 0
4 5 0 0
5 5 0 0
m
rata2=
5
=
0,012
RN= δmm
x 100%
=0%
K=100%-RN
=100%
e. Massa beban ekstra 3
NO massa
(gram)
m-mrata2
(gram)
|m-m
rata2|²∂=√ Σ(m−m)2
n(n−1)
m=mrata2
± δm
1 5,90 0,02 0,0004 0,04 (5,88±0,04)
gram
2 5,80 -0,08 0,0064
3 5,80 -0,08 0,0064
4 5,90 0,02 0,0004
5 6,00 0,12 0,0144
m
rata2=
5,88
=
0,028
RN= δmm
x 100%
=0,7%
K=100%-RN
=99,3%
f. Waktu yang dibutuhkan beban + beban ekstra 1 untuk
menempuh jarak 10 cm
NO jarak
(detik)
x-xrata2
(gram)
|x-x
rata2|²∂=√ Σ(x−x )2
n(n−1)
x=xrata2± δm
1 0,54 0,11 0,0121 0,03 (0,73±0,03)
detik
2 0,71 -0,02 0,0004
3 0,69 -0,04 0,0016
4 0,63 -0,1 0,01
5 0,78 0,05 0,0025
x
rata2=
0,73
=
0,0266
RN= δmm
x 100%
=4,10%
K=100%-RN
=95,90%
g. Waktu yang dibutuhkan beban + beban ekstra 1 untuk
menempuh jarak 20 cm
NO jarak
(detik)
x-xrata2
(gram)
|x-x
rata2|²∂=√ Σ(x−x )2
n(n−1)
x=xrata2± δm
1 1,06 0,046 0,0021
16
0,018 (1,014±0,018
) detik
2 1,03 0,016 0,0002
56
3 0,97 -0,044 0,0019
36
4 0,97 -0,044 0,0019
36
5 1,04 0,026 0,0006
76
x
rata2=
1,014
=
0,0069
2
RN= δmm
x 100%
=1,77%
K=100%-RN
=98,78%
h. Waktu yang dibutuhkan beban + beban ekstra 2 untuk
menempuh jarak 10 cm
NO jarak
(detik)
x-xrata2
(gram)
|x-x
rata2|²∂=√ Σ(x−x )2
n(n−1)
x=xrata2± δm
1 0,69 -0,042 0,0017
64
0,020 (0,73±0,020)
detik
2 0,75 0,018 0,0003
29
3 0,75 0,018 0,0032
4
4 0,72 -0,012 0,0001
44
5 0,75 0,018 0,0032
4
x
rata2=
0,73
=
0,0087
12
RN= δxx
x 100%
=2,73%
K=100%-RN
=97,27%
i. Waktu yang dibutuhkan beban + beban ekstra 1+2 untuk
menempuh jarak 30 cm
NO jarak
(detik)
x-xrata2
(gram)
|x-x
rata2|²∂=√ Σ(x−x )2
n(n−1)
x=xrata2± δm
1 1,120 0,0556 0,0031 0,017 (1,176±0,017
36 ) detik
2 1,190 0,014 0,0001
96
3 1,190 0,014 0,0001
96
4 1,220 0,044 0,0019
36
5 1,160 -0,016 0,0002
56
x
rata2=
1,176
=
0,0057
20
RN= δxx
x 100%
=1,45%
K=100%-RN
=98,55%
j. Waktu yang dibutuhkan beban 1 &3 untuk menempuh jarak
30 cm
NO jarak
(detik)
x-xrata2
(gram)
|x-x
rata2|²∂=√ Σ(x−x )2
n(n−1)
x=xrata2± δm
1 1,03 -0,102 0,0104
04
0,031 (1,132±0,031
) detik
2 1,16 0,026 0,0006
76
3 1,09 -0,042 0,0017
64
4 1,19 0,0528 0,0033
64
5 1,19 0,0528 0,0033
64
x
rata2=
1,132
=
0,0195
72
RN= δxx
x 100%
=2,74%
K=100%-RN
=97,26%
IV.1.2 Ralat Rambat
g=2 s (m1+m2+
12
mk)
t 2(m1−m2)
∂ g∂ m1
=−2 s ¿¿
∂ g∂ mk
=2 s2 m1
12
mk
¿¿
∂ g∂ s
=s (m1−m2 )
¿¿¿
∂ g∂ s
=2¿¿¿
∂ g∂t
=−4 st {m1
2−m22+ 1
2mk (m1 m2 )}
¿¿¿
a. Ralat rambat benda dan beban ekstra 1 (10cm)
g I=2.0,1
(0,734 )2x{(89,16+13,56+89,16+
12
29,76)}{(89,16+13,86 )−89,16 }
=5,55m
s2
∂ mg /(∂ m1)=(−2.0,1 {(2 (59,16+13,86)+1/2 x 29,76)})/({0,734 x (89,16+13,86)}2+(0,734 x 89,16)2−2(89,16+13,86)(89,16))
=9,23 x10−4
∂ mg∂m2
=2.0,1{¿¿
=1,05 x10−3
∂ g∂ mk
=2.0,1 {(89,16+13,86 )−89,16 }{0,734 (89,16+13,86 ) }2+¿¿
=4,66x10-4
∂ g∂ s
=2{¿¿
=0,37
∂ g∂t
=−4 x 0,1 x0,734¿¿
=15,11
δg={( ∂ g∂ m1
)2
∂ m12+( ∂ g
∂ m2)∂ m2
2+( ∂ g∂ mk )
2
∂ mk2+( ∂ g∂ s )∂ s2+( ∂ g
∂ t )2
∂ t 2}δg=¿1/2
=0,51 m/s2
Maka nilai g adalah
g = g ± δg
g = (5,5 ± 0,51) m/s2
b. Ralat rambat benda dan beban ekstra 1 (20cm)
g I=2.0,2
(1,01 )2x{(89,16+13,86¿89,16+
12
29,76)}{(89,16+13,86 )−89,16 }
=5,92 m/s2
∂ g∂ m1
=−2.0,2 {(2 x89,16 )+( 1
2x 29,76)}
{0,1 x (89,16+13,86 )}2+¿¿
=0,14
∂ mg∂m2
=2.0,2{¿¿
=0,06
∂ g∂ mk
=2.0,2 {(89,16+13,86 )−89,16 }{1,01 (89,16+13,86 )}2+¿¿
=1,68x10-4
∂ g∂ s
=2{¿¿
=0,21
∂ g∂t
=−4 x 0,2 x1,01¿¿
=11,6
δg=¿1/2
=0,23
Nilai g yang digunakan
g = gI ± δg
g = (5,92 ± 0,23) m/s2
c. Ralat rambat benda dan beban ekstra 2 (10cm)
g I=2.0,1
(0,722 )2x{(89,16+13,86+5¿89,16+
12
29,76)}{(89,16+13,86+5 )−89,16 }
=4,21 m/s2
∂ g∂ m1
=−2.0,1 {(2 x 89,16 )+(1
2x29,76)}
{0,722 x (89,16+13,86+5 )}2+¿¿
=4,28x10-3
∂ mg∂m2
=2.0,1{¿¿
=5,11x10-3
∂ g∂ mk
=2.0,1 {(89,16+13,86+5 )−89,16 }
{0,722 (89,16+13,86 ) }2+¿¿
=1,53x10-4
∂ g∂ s
=2{¿¿
=0,47
∂ g∂t
=−4 x 0,1 x0,722¿¿
=17,95
δg=¿1/2
=0,25
Maka nilai g yang dipakai
g = g±δg
g = (4,2 ± 0,25) m/s2
d. Ralat rambat benda dan beban ekstra 2 (30cm)
g I=2.0,3
(1,176 )2{(89,16+13,86+5¿89,16+
12
29,76)}{(89,16+13,86+5 )−89,16 }
=4,88 m/s2
∂ g∂ m1
=−2.0,3 {(2 x 89,16+13,86+5 )+( 1
2x29,76)}
{1,176 x (89,16+13,86+5 )}2+¿¿
=1,5x10-2
∂ mg∂m2
=2.0,3 {(2 (89,16+13,86+5 )+1
2.29,76)}
{1,176 (89,16+13,86+5 ) }2+¿¿
=1,7x10-2
∂ g∂ mk
=0,3 {(89,16+13,86+5 )−89,16 }{1,76 (89,16+13,86+5 ) }2+¿¿
=7,19x10-4
∂ g∂ s
=2{¿¿
=1,09
∂ g∂t
=−4 x 0,3 x1,176¿¿
=8,29
δg=¿1/2
=0,14
Maka nilai g yang dipakai
g = g±δg
g = (4,88 ± 0,14) m/s2
e. Ralat rambat benda dan beban ekstra 2 (30cm)
g I=2.0,3
(1,312 )2{(89,16+13,86+5¿89,16+
12
29,76)}{(89,16+13,86+5 )−89,16 }
=4,17m/s2
∂ g∂ m1
=−2.0,3 {(2 x 89,16+13,86+5 )+( 1
2x29,76)}
{1,312 x (89,16+13,86+3,76 )}2+¿¿
=1,5x10-2
∂ mg∂m2
=2.0,3 {(2 (89,16+13,86+3,76 )+ 1
2.29,76)}
{1,312 (89,16+13,86+3,76 ) }2+¿¿
=9,61x10-3
∂ g∂ mk
=0,3 {(89,16+13,86+3,76 )−89,16 }{1,312 (89,16+13,86+3,76 ) }2+¿¿
=3,7x10-4
∂ g∂ s
=2{¿¿
=0,56
∂ g∂t
=−4 x 0,3 x1,312¿¿
=6,36
δg=¿1/2
=0,06
Maka nilai g yang dipakai
g = g±δg
g = (4,17 ± 0,06) m/s2
V. PEMBAHASAN
Pada percobaan pesawat adwood ini bertujuan untuk mencari nilai
percepatan gravitasi bumii. Konsep kerja pesawat adwood ini dengan
mengganntungkan dua benda yang tersambung dengan tali pada katrol.
Pesawat adwood ini tidak akan terjadi apa-apa dikarenakan massa benda
sama sehingga seimbang. Dalam percobaan ini massa pertama
ditambahkan dengan beban ekstra sehingga beban yang massanya lebih
besar akan turun mengikuti arah percepatan gravitasi bumi. Ketika beban
turun maka waktu mulai diperhitungkan hingga beban jatuh pada
ketinggian yang telah ditentukan.
Factor-faktor yang mempengaruhi percobaan yaitu:
1) Baban 1dan beban 2
Mempengaruhi keadaan awal benda ketika beban 1 dan beban 2
memiliki massa yang sama sehingga membuat kondisinya jadi
seimbang.
2) Panjang lintasan
Semakin panjang lintasannya maka semakin lama pula waktu yang
dibutuhkan beban untuk mencapai titik yang telah ditentukan.
3) Beban ekstra
Beban ekstra ini akan mempengaruhi karena massa yang
ditambahkan beban ekstra akan lebih besar dan menyebabkan
ketidak seimbangan lagi pada pesawat adwood.
4) Massa tali
Dalam percobaan ini massa tali diabaikan dan juga gaya gesek tali
diabaikan dan juga gaya gesek tali pada katrol, pahal hal tersebut
berpengaruh juga dalam percobaan.
5) Gaya gesek
Gaya gesek disebabkan adanya interaksi antara molekul benda-
benda yang bergerak. Gaya gesek pada percobaan ini dipengaruhi
oleh keadaan permukaan pada katrol, percepatan tali ketika
menarik beban yang lebih berat serta mempengaruhi waktu
percepatan. Gaya gesek yang tidak searah juga akan menghalangi
atau memperlambat jatuhnya beban dan beban ekstra yang
ditambah.
VI. KESIMPULAN dan SARAN
VI.1 Kesimpulan
a. Nilai percepatan gravitasi dipengaruhi oleh beberapa factor
diantaranya; gaya gesek,, perhitungan waktu, panjang lintasan,
panjan tali,beban yang dipakai.
b. Tali yang memiliki beban yang lebih berat akan lebih cepat
mempengaruhi lintasan yang telah ditentukan dibandingkan massa
beban yang lebih ringan.
c. Panjang lintasan menentukan waktu yang dibutuhkan beban untuk
mencapai titik.
d. Jika beban massa ditambah dengan beban ekstra maka yang lebih
berat akan mempercepat waktu tempuhnya.
VI.2 Saran
Lakukan praktikum dengan teliti dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, mikrajuddin.2007.Fisika Dasar.Bandung:ITB
Alonso,Marcello dan Edward J.Finn.1994. Dasar-Dasar Fisika
Universitas Jilid I Mekanika dan Termodinamika. Jakarta: Erlangga
Priyambodo, Tri Kuntoro dan Bambang Murdaka Jati.2009. Fisika
Dasar. Jakarta: Andi
Sarojo, Ginijanti.2002.Mekanika Dasar. Jakarta: Erlangga
Soedojo, Peter. 2004. Fisika Dasar. Yogyakarta: Andi