PERWUJUDAN AVATAR DALAM MITOLOGI AGAMA...
Transcript of PERWUJUDAN AVATAR DALAM MITOLOGI AGAMA...
PERWUJUDAN AVATAR
DALAM MITOLOGI AGAMA HINDU
Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat kelulusan Strata Satu
Untuk mendapat gelar Sarjana Theologi Islam
`
Oleh:
Gugah Khairul Zaman
103032127688
JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA
FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2008
DAFTAR ISI
Lembar Persetujuan Pembimbing …………………………………………. i
Kata Pengantar ……………………………………………………………….. ii
Daftar Isi ……………………………………………………………………… v
Daftar Gambar ………………………………………………………………. vii
Bab I Pendahuluan
a. La
tar Belakang Masalah..……………………………………………… 1
b. Pe
rumusan …………………………………………………………….. 6
c. Tu
juan Penelitian……………………………………………………….. 6
d. M
etode Dan Pendekatan ……………………………………………….. 6
e. Si
stematika Penulisan …………………………………………………. 7
BAB II Mitologi dan Juru Selamat
a. Mi
tologi: Warna Abadi Fenomena Kehidupan ………………………... 10
1. A
nggapan Dasar Tentang Mitologi ………………………………. 12
2. Ha
kikat Mitologi Dalam Agama ………………………………….. 14
b. Mi
tologi Dalam Agama Hindu ………………………………………… 18
c. Ha
kikat Juru Selamat Dalam Agama ………………………………….. 21
d. A
vatar: Juru Selamat Agama Hindu ………………………………….. 23
BAB III Avatar Dalam Mitologi Agama Hindu
a. De
finisi dan Fungsi Avatar Dalam Kitab Suci (Purana) …………..… 26
b. M
acam Dan Bentuk Perwujudan Avatar……………………………….. 32
1. A
vatara Sang Hyang Vidhi …………………………………… 33
2. Tr
i Guna Purushan Avatar ……………………………………. 38
3. Da
sa Avatara Vishnu …………………………………………. 47
c. Ka
lki Avatar : Sang Juru Selamat Yang Dinantikan …………………. 66
1. Ra
malan-ramalan Para Pemuka Agama Hindu
Tentang Kalki Avatar…………………………………………… 66
2. Si
kap Umat Hindu Dalam Menanti
Turunnya Kalki Avatar………………………………………… 67
BAB IV Avatar Sang Juru Selamat Dalam Mitologi Agama Hindu
a. Pe
ngaruh Avatar Terhadap Keimanan Umat Hindu …………………. 69
b. A
vatar Dalam Pandangan Hindu Masa Kini………………………….. 70
1. H
ubungan Avatar Dengan Nabi-Nabi Agama Lain ………………. 71
2. H
ubungan Kalki Avatar Dengan Nabi Muhammad.………………. 73
BAB V Penutup
a. Ke
simpulan …………………………………………………..……….. 79
b. Sa
ran ………………………………………………………...………… 81
Daftar Pusaka ……………………………………………………..…………. 82
Lampiran ………………………………………………………..…………… 84
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Urutan Inkarnasi Sang Hyang Vidhi Menjadi Avatar
Gambar 2 Urutan Inkarnasi Dan Perinkarnasian Tri Guna Avatar
Gambar 3 Sang Hyang Vidhi Menjelma Menjadi 3 Fungsi
Gambar 4 Deva Vishnu
Gambar 5 Deva Siva
Gambar 6 Matsa Avatara
Gambar 7 Kurma Avatar
Gambar 8 Waraha Avatara
Gambar 9 Narasimha Avatar
Gambar 10 Wamana Avatar
Gambar 11 Parasunama Avatar
Gambar 12 Rama Avatar
Gambar 13 Kresna Avatar
Gambar 14 Buddha Avatar
Gambar 15 Kalki Avatar
PERWUJUDAN AVATAR
DALAM MITOLOGI AGAMA HINDU
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin dan Filsafat
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar Sarjana S1
Oleh:
Gugah Khairul Zaman
103032127688
Di Bawah Bimbingan
Media Zainul Bahri, S.Ag, MA
NIP: 150326894
JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA
FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2008
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Tiada
daya dan upaya melainkan berkat uluran tangan-Nya. Tiada karya atau cipta
melainkan ispirasi dari-Nya. Dan tiada harta maupun nyawa melainkan dari
cinta dan kasih saying-Nya. Hanya karna keagungan dan kebesaran-Nya
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam selalu
tercurah kepada Nabi Muhammas saw beserta keluarga, sahabat, dan para
pengikutnya sampai akhir masa.
Perkenankanlah penulis dalam kesempatan ini menyampaikan pada
mereka-mereka yang terkasih. Pertama penulis sampaikan terima kasih
yang tak terkatakan kepada orang tua, bapakku Maman Kosasih dan ibuku
Nikmawati yang tercinta. Semoga rahmat Tuhan terlimpahkan kepadanya.
Jika tanpa uluran tangannya, cintanya, motivasinya dan kasih sayangnya
penulis tidak akan dapat menempuh jalan hidup ini dalam fase kehidupan di
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Semoga Tuhan selalu memberikan rahmat
dan Hidayah-Nya kepada mereka.
Terima kasih kepada Bapak Media Zainul Bahri, S.Ag, MA selaku
pembimbing yang telah memberikan bimbingan, kritikan, saran dan
motivasi yang membangun dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.
Tidak lupa penulis sampaikan banyak terima kasih yang tak
terhingga kepada Dr. Amin Nurdin, MA selaku Dekan Fakultas Ushuluddin
dan Filsafat. Kepada Ibu Dra. Hj. Ida Rosyidah, MA dan Bapak Maulana,
M.Ag selaku Ketua dan Sekretaris jurusan Perbandingan Agama. Kepada
seluruh dosen dan staf Fakultas Ushuluddin dan Filsafat yang telah banyak
memberikan motivsi yang sangat luar biasa sehingga terselesaikanlah
skripsi ini.
Juga tidak lupa penulis haturkan terima kasih kepada teman-teman
seperjuangan. Tanpa semangat dan motivasi yang mereka berikan, penulis
tidak akan pernah sempurna dalam penulisan. Dengan motivasi, kritikan,
semangat dan saran menjadikan penulis terus bersemangat mencoba
menyelesaikan skripsi ini.
Semoga apa yang mereka telah berikan sehingga terselesaikannya
skripsi ini mendapat barokah dan balasan yang setingkat juga dengan
terselesaikannya sekripsi ini semoga menjadi manfaat bagi penulis pada
khususnya dan bagi semua pada umumnya, terutama untuk jurusan tercinta
Perbandingan Agama Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Terakhir penulis mengharapkan kesudian pembaca bila terdapat
kekeliruan dan kesalahan pada skripsi ini. Karena hanya inilah yang bisa
penulis berikan. Sehoga dihari datang akan ada pembaharuan tentang
skripsi ini.
Jakarta, Mai 2008
Gugah Khairul Zaman
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penciptaan alam semesta ini adalah hasil dari perjalanan panjang sebuah
cerita tentang zat maha tunggal di alam semesta, yaitu Sang Hyang Vishnu Tuhan
Yang Maha Esa yang memiliki segala sesuatu di alam ini, termasuk menciptakan
Dewa yang mengatur tiga aspek dari sifat manusia, juga Ia menciptakan Avatar
Sang Tokoh yang meyakinkan umat Hindu dan meyelamatkan umat Hindu dari
keraguan hingga mengantarkan mereka sampai di tempat yang diharapkan dan
didambakan umat manusia yaitu Swarga1.
Dalam perjalanan hidup umat manusia tidaklah selalu lurus dan benar di
jalan ajaran agama yang selalu taat, patuh, beriman dan tunduk kepada Sang
Hyang Vishnu Tuhan Alam Semesta, tapi pasti ada jalan yang rusak yang
berbelok, berpaling dan bahkan yang terputus dari ajaran agama sehingga manusia
tidak lagi beriman dan mengamalkan ajaran yang telah tersirat dalam alam
semesta ini dan akan jauh dari cita-cita akhir. Dari sinilah Sang Hyang Vishnu
mencoba memberikan kembali petunjuk kebenaran kepada jalan yang lurus
dengan berinkarnasi sebagai Avatar sang penyelamat yang akan mengembalikan
umat manusia kepada ajaran agama dan menumbuhkan kembali ketaatan kepada
1 Kalimat lain dari surga
1
ajaran dan Tuhan Sang Hyang Vishnu sehingga mereka akan mendapatkan cita-
cita mereka.
Inkarnasi Sang Hyang Vishnu sendiri menjadi beberapa Avatar adalah
sebuah cermin, bahwa Tuhan Semesta Alam telah memberikan kehidupan bagi
umat manusia serta menunjukkan jalan kebenaran dan keimanan yang benar dan
suci2. Inkarnasi Sang Hyang Vishnu menjadi Purusha Avatar3 yang diyakini
sebagai Avatar pertama yang menciptakan alam semesta dan isinya, seharusnya
membuat manusia menyadari dan bersyukur atas pengorbanan dan penjelmaan
Sang Hyang Vishnu ini. Juga seperti inkarnasi Sang Hyang Vishnu menjadi Guna
Avatar4 yang bertugas sebagai pengatur tiga aspek dalam mahluk hidup, sehingga
semua mahluk hidup diawasi dan selalu diperhatikan tingkah laku dan
perbuatannya setiap saat sehingga ia seharusnya menyadari perbuatan yang mesti
dilakukannya. Lalu Shang Hyang Vidhi juga menjelma sebagai Lila Avatar5 yang
turun ke bumi demi memperbaiki kembali keimanan umat manusia yang mulai
rusak dan menunjukkan kembali kepada jalan kebenaran dan ajaran agama dan
2 I Made Titib, Vishnu Purana (Surabaya, Paramitha, 2000), h. 67
3 Purushan Avatar adalah Inkarnasi pertama Sang Hyang Vishnu. Dan dari inkarnasi pertama
inilah Sang Hyang Vishnu menciptakan alam dan isinya juga termasuk manusia. Diceritakan pula
dalam Bhagavad GitaSang Hyang Vishnu menjelma Purushan Avatar dengan tiga rupa pula. 1,
Karanodakasayi Vishnu, yang menghembuskan nafasnya menjadi banyak alam semesta (galaksi).
2. Garbhodakashi Vishnu, yang menciptakan apa-apa yang ada didalam alam semesta. 2.
Kirodakasayi Vishnu, Vishnu menjadikan mahluk dan atom dan Vishnu masuk kedalamnya. 4 Guna Avatar adalah penjelmaan Sang Hyang Vihsnu menjadi tiga dewa yang mengatur tiga sifat
manusia, yaitu Dewa Brahma dengan dewa pengatur nafsu dan keinginan. Dewa Vhisnu yang
mengatur sifat-sifat kebaikan dan Dewa Siva yang mengatur sifat-sifat kemalasan. 5 Lila Avatar adalah para Avatar yang turun kemuka bumi secara bertahap dari zaman ke zaman
untuk menegakkan dharma dan menunjukkan jalan bhakti dan moksha.
keimanan kepada Tuhan Alam Semesta sehingga manusia akan mencapai cita-
citanya yaitu Moksa6.
Masalahnya, banyak diantara orang-orang Hindu yang beranggapan bahwa
inkarnasi atau penjelmaan Sang Hyang Vishnu sebagai Avatar adalah dongeng
yang mungkin terjadi atau tidak. Karena itu kepercayaan Sang Hyang Vidhi
menjadi Avatar tidak banyak mempengaruhi umat Hindu di masa kini. Jika kita
kembali kepada teologi Hindu maka inkarnasi Tuhan adalah sebagai doktrin
keimanan yang harus dianut oleh umat Hindu, tepatnya menjadi sebuah pondasi
keimanan beragama bagi umat Hindu.
Umat Hindu mempercayai bahwa, inkarnasi Sang Hyang Vishnu adalah
sebagai pengorbanan untuk seluruh umat manusia demi terciptanya dan
terwujudnya cita-cita akhir manusia, yaitu inkarnasi yang baik dan mencapai
swarga. Semuanya adalah pengorbanan Sang Hyang Vishnu demi membenahi
umat manusia yang telah berpaling dari ajaran agama. Dan umat Hindu percaya
bahwa Deva Vishnu telah berinkarnasi mnejadi 25 avatar, akan tetapi yang wajib
duimani adalah 10 Avatar. Dengan menjadi Lila Avatar yang di mulai dari Sanaka
Avatar hingga terakhir ia hanya berinkarnasi menjadi Buddha Avatar7, setelah itu
ia tidak berinkarnasi lagi hingga saat ini. Tetapi dalam Purana disebutkan bahwa
suatu saat nanti Avatar terakhir akan turun kemuka bumi dan menyelamatkan
umat manusia dari kerusakan dan kebodohan.
6 Moksa adalah konsep sebuah agama Hindu dan Buddha yang artinya adalah kelepasan atau
kebebasan dari inkarnasi duniawi 77
Buddha Avatar adalah salah satu dari penjelmaan Sang Hyang Vishnu menjadi manusia yang
sangat suci, Sang Hyang Vishnu menjelma menjadi sesosok manusia yang diberi nama Siddarta
Gautama. Adapun persamaan tokoh dari agama Hindu mempunyai kemiripan.
Avatar yang terakhir yang ditunggu-tunggu sampai sekarang bukan lagi
merupakan dongeng-dongeng belaka, cerita fiktif ataupun mitos-mitos ajaran
agama yang hanya untuk menenangkan dan untuk menambah keimanan umat
Hindu. Tapi Avatar lebih sebagai doktrin ajaran agama yang telah memberikan
peran penting bagi keimanan umat Hindu, karena ajaran dan poin kebenaran yang
ditunjukkan Avatar adalah hal yang asli dari Tuhan8. Namun, kita perlu bertanya
apakah Avatar itu?, siapakah Avatar terakhir yang ditunggu-tunggu oleh umat
Hindu itu?, apakah sama peran sang Avatar yang diharapkan oleh umat Hindu
dengan yang diharapkan umat Kristen?, ataukah juga sama antara sosok Avatar
yang diharapkan kedatangannya dengan sosok Imam Mahdi yang sampai kini
masih diharapkan kedatangannya oleh umat Islam?. Inilah ramalan-ramalan
tentang Kalki sang Avatar terakhir yang dilontarkan dari umat Hindu. Mulai dari
agamawan sampai para sarjanawan Hindu dan versi yang menggambarkan rupa
dan wujud Avatar terakhir ini sehingga masih menjadi sebuah misteri yang masih
belum terungkap, kapan dan dimana Avatar akan turun untuk menyelamatkan
umat manusia kembali kepada ajaran agama.
Dalam kontek ini, menarik pula untuk ditelusuri bagaimana sikap umat
Hindu dalam menyon0067song turunnya Avatar ke bumi. Apakah ada ritual-ritual
khusus yang dipersembahkan untuk kedatangannya atau pengorbanan-
pengorbanan khusus yang dipersembahkan kepadanya. Bahkan ada yang lebih
ekstrim lagi dalam penungguan dan pengharapan Kalki sang Avatar terakhir yaitu
8 I Made Titib, Purana Sumber Ajaran Hindu Komprehensip (Surabaya, Paramitha, 2004), h 178
dengan melakukan perusakan dan pelencengan dalam ajaran9. Hingga bisa
dikatakan ada kerusakan yang parah dalam ajaran agama Hindu, saat inilah para
pengikut sekte ini memprediksi bahwa Avatar akan turun kembali. Namun
adapula yang berpendapat bahwa di zaman yang edan10 ini sebenarnya sudah
terjadi kerusakan yang demikian parah dalam aspeknya. HIngga banyak orang
yang skeptis dan tidak ada sosok yang bisa membenahinya, padahal umur dunia
semakin hari semakin tua, semakin hari dunia, manusia, alam dan isinya semakin
kacau. Disaat inilah kelompok ke tiga berpendapat bahwa tidak lama lagi Kalki
sang Avatar terakhir akan turun kemuka bumi untuk membenahi secara total alam
raya ini, sehingga manusia kembali kepada ajaran dan ketaatannya kepada agama
dan Sang Hyang Vishnu.
Sehingga dari sinilah penuilis sangat tertarik untuk membahas apa,
bagaimana inkarnasi Sang Hyang Vishnu untuk berkorban demi umat manusia
yang sedang rusak juga membahas bagaimana pengaruh inkarnasi Sang Hyang
Vishnu menjadi Avatar-Avatar kepada keimanan umat Hindu. Bagaimana peran
aktifnya Avatar ketika mereka mempunyai misi untuk merubah watak-watak
manusia yang telah rusak imannya. Dan yang paling menarik lagi, penulis ingin
membahas juga bagaimana sikap umat Hindu dalam menerima Avatar yang turun
kemuka bumi, yang bukan menjadi kemustahilan banyak umat Hindu yang tidak
percaya dengan inkarnasiannya dan tentang ke Avatarannya. Sehingga dari poin-
poin inilah kita bisa menilai jelas seberapa berpengaruhnya sosok Avatar dalam
keimanan umat Hindu.
9 I Made Okta Arya, Kesustraan Hindu Kuna (Denpasar, Candi Press, 2006) h. 88 10
Zaman edan. Penulis meminjam kata dari Raden Ngabehi Ronggawisito
Memahami maksud dan tujuan perwujudan dan inkarnasi Sang Hyang
Vishnu menjadi Avatar dan memahami Kalki sang Avatar terakhir serta
mengetahui apa saja yang akan dilakukan oleh penganut agama Hindu untuk
menyongsong Avatar Terakhir turun kemuka bumi adalah sangatlah penting untuk
dibahas guna memahami makna dibalik inkarnasi Sang Hyang Vishnu.
Untuk itulah, pada kesempatan kesempatan kali ini penulis mengambil
tema skripsi ini “Perwujudan Avatar Dalam Mitologi Agama Hindu”, guna
memahami lebih luas tentang perwujudan Avatar didalam mitos-mitos ajaran
agama Hindu.
B. Perumusan
Skripsi ini penulis merumuskan beberapa pertanyaan-pertanyaan:
1. Bagaimana konsep Avatar dalam agama Hindu?
2. Bagaimana pandangan umat Hindu terhadap Kalki Avatar sebagai Avatar
terakhir?
3. Sejauh mana konsep Kalki Avatar mempengaruhi keimanan umat Hindu?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Untuk mengetahui bagaimana konsep Avatar dalam agama Hindu.
2. Untuk mengetahui bagaimana pandangan umat Hindu terhadap Kalki Avatar
sebagai Avatar terakhir.
3. Untuk mengetahui sejauh mana konsep Kalki Avatar mempengaruhi keimanan
umat Hindu.
D. Metode dan Pendekatan
Model penelitian Penelitian ini adalah studi keperpustakaan dengan cara
menelusuri data-data yang bersifat primer dan skunder. Selanjutnya penulis akan
melakukan deskriptif analisis. Yaikni selain menggambarkan sumber-sumber
primer dan skunder penulis akan mencoba menganalisisnya dengan pendekatan
fenomenologis.
Dan guna kesempurnaan juga demi terangnya penjelasan skripsi ini,
penulis menyisipkan juga beberapa gambar-gambar perwujudan Avatar yang akan
dibahas dalam skripsi ini.
Mengenai teknik penulisan skripsi ini, penulis mengacu pada standar
penulisan skripsi yang bersandarkan pada buku “Pedoman Akadmeik 2008-
2009” yang diterbitkan oleh Universitas Islam Negeri Sarif Hidayatullah Jakarta
tahun 2009.
E. Sistematika Penulisan
Mengacu pada metode penelitian di atas, pembahasan skripsi ini akan
disusun sebagai berikut :
Dalam Bab I Pendahuluan penulis memberikan sub bab sebagai berikut :
f. Latar Belakang Masalah
g. PerumusanTujuan Penelitian
h. Metode Dan Pendekatan
i. Sistematika Penulisan
Dalam BAB II Mitologi dan Juru Selamat penulis memberikan sub bab
sebagai berikut
3. Mitologi: Warna Abadi Fenomena Kehidupan
a. Anggapan Dasar Tentang Mitologi
b. Hakikat Mitologi Dalam Agama
c. Mitologi Dan Agama Hindu
d. Hakikat Juru Selamat Dalam Agama
e. Avatar: Juru Selamat Agama Hindu
Dalam BAB III Avatar Dalam Mitologi Agama Hindu penulis
memberikan sub bab sebagai berikut:
d. Definisi dan Fungsi Avatar Dalam Kitab Suci (Purana)
e. Macam Dan Bentuk Perwujudan Avatar
4. Avatara Sang Hyang Vidhi
5. Tri Guna Purushan Avatar
6. Dasa Avatara Vishnu
f. Kalki Avatar : Sang Juru Selamat Yang Dinantikan
3. Ramalan-ramalan Para Pemuka Agama Hindu
Tentang Kalki Avatar
4. Sikap Umat Hindu Dalam Menanti
Turunnya Kalki Avatar
Dalam BAB IV Avatar Sang Juru Selamat Dalam Mitologi Agama Hindu
penulis memberikan sub bab sebagai berikut:
c. Pengaruh Avatar Terhadap Keimanan Umat Hindu
d. Avatar Dalam Pandangan Hindu Masa Kini
3. Hubungan Avatar Dengan Nabi-Nabi Agama Lain
4. Hubungan Kalki Avatar Dengan Nabi Muhammad
Dan Yang Terakhir adalah BAB V Penutup penulis memberikan sub bab
sebagai berikut:
c. Kesimpulan
d. Saran
BAB II
MITOLOGI DAN JURU SELAMAT
A. Mitologi: Warna Abadi Fenomena Kehidupan.
Mitologi berasal dari dua suku kata yakni “mite dan logos”11
. Mite12
adalah hikayat tentang Dewa-Dewa seperti Hikayat Mahabrata, Hikayat Sang
Boma13
, dan mite (sinonim dengan mitos) diartikan sebagai Cerita yang berlatar
belakang sejarah dan diyakini sebuah peristiwa yang benar. Dan logos adalah
ilmu. Jadi mitologi adalah ilmu yang menjelaskan tentang mitos-mitos14 yang
dipercayai secara temurun oleh suatu masyarakat. Seperti contoh, dalam mitologi
Jawa sesajen adalah menu yang wajib ada ketika melakukan penghormatan atau
penyembahan terhadap leluhur.
Selanjutnya mitos atau mite, myth (dalam bahasa Inggris) secara
terminologi berawal cerita tentang dewa atau makhluk setengah dewa pada masa
lampau dan dianggap benar-benar terjadi oleh yang empunya cerita atau
penganutnya. Pada perkembangannya mitos umumnya bercerita tentang terjadinya
alam semesta, dunia, bentuk khas binatang, bentuk topografi, petualangan para
11
Zainal Arifin M, Kamus Besar Bahasa Indonesia Terbaru (Jakarta, Gramedia, 2007), h.352 12
Cerita yang berlatar belakang sejarah dan diyakini terjadi 13 Badudu Zain, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta, Pustaka Sinar Harapan,
2001), h. 903 14
Arti sebenarnya dari mitos adalah kata, berita, pesan. Tetapi mitos dapat juga berarti peristiwa,
pesan, sejarah. Dalam pembicaraan sehari-hari kata itu mempunyai nada negatif dan berbau tidak enak. Adakalanya kata itu diperlawanka dengan sejarah. Memang mitos pertama-tama hasil
ciptaan manusia dan rekaannya sendiri untuk menerangkan pelbagai gejala alam serta peristiwa
kehidupan ini. Makanya Mitos dianggap dongeng, khayalan yang tidak mengandung biji
kebenaran sedikitpun.
dewa, kisah percintaan mereka dan sebagainya.Keberadaan mirtos itu hamper di
pastikan ada pada setiap bangsa.
Mitos-mitos yang populer yang terjadi pada bangsa-bangsa yang besar
semisal Yunani, Romawi, India dan lain-lain telah mengalami perubahan dan
pengolahan lebih lanjut, sehingga tidak asing lagi karena perubahan Zaman.
Menurut Moens-Zoeb seperti yang dikutip Aulia, orang jawa bukan saja telah
mengambil mitos-mitos dari India, melainkan juga telah mengadopsi dewa-dewa
Hindu sebagai dewa Jawa. Bahkan orang Jawa pun percaya bahwa mitos-mitos
tersebut terjadi di Jawa. Di Jawa Timur misalnya, Gunung Semeru dianggap oleh
orang Hindu Jawa dan Bali sebagai gunung suci Mahameru atau sedikitnya
sebagai Puncak Mahameru yang dipindahkan dari India ke Pulau Jawa.15
Istilah mitos selalu dianggap tidak pernah terjadi atau tidak dipercayai
kebenarannya sehingga ia juga dianggap sesuatu yang bersifat misteri. Ataupun
pula kata yang terlontar kepada sesuatu yang menjadi misteri. Perlu ditelusuri asal
usul keberadaan mitos yang pada akhirnya mewarnai pemikiran mereka sehingga
manusia dapat melakukan sesuatu yang tidak masuk akal bagi orang yang tidak
percaya mitos tersebut.
Mircea Eliade dalam bukunya The Mute of The Eternal Return or’ Cosmos
and History (Mitos Gerak Kembali Yang Abadi Kosmos dan Sejarah menjelaskan
bahwa mitos dipandang dan dilihat dari sisi manapun ia akan tetap ada dan abadi.
Fenomena-fenomena yang telah terjadi adalah sebuah percikan dari eksistensi
15
Aulia, Menanggapi Mitos-Mitos Disekitar Kita (Yogyakarta, Raitma, 2000), h.7
mitos, sehingga mitos memberi warna dalam setiap apapun yang terjadi16
. Bukan
hanya itu bagi Eliade fenomena-fenomena yang sekarang terjadi akan menjadi
sebuah cerita beberapa abad yang akan datang sehingga fenomena-fenomena yang
terjadi sekarang menjadi sebuah legenda mistis dimasa datang.
Pengertian mitos dalam skripsi ini adalah mitos yang mempunyai makna
yang positif (makna yang memang benar terjadi dan diyakini oleh penganutnya),
bukan makna yang negatif (makna yang tidak benar dan tidak mungkin terjadi).
Dengan makna demikian maka kita akan lebih mengerti dan memahami isi dari
skripsi ini.
1. Anggapan Dasar Tentang Mitologi
Mitologi berasal dari kata Mitos dan Logos. Mitos adalah hikayat
tentang Dewa-Dewa dan Logos artinya ilmu Jadi, mitologi adalah
pengetahuan yang menyangkut dewa dewa atau tokoh-tokoh dalam cerita
dongeng. Secara singkat mitologi adalah pengetahuan tentang mitos.
P.S. Hary Susanto dalam bukunya Mitos Menurut Pemikiran
Mircea Eliade menjelaskan secara utuh bagaimana munculnya tentang
mitos. Mitos yang sering diartikan sebagai ungkapan kepada hal-hal yang
berbau mistik, atau ungkapan yang dilontarkan ketika seseorang
beranggapan itu tidak ada atau tahayul, maka kalimat mitos akan terucap17
.
Tapi Hary Susanto menjelaskan bahwa sebenarnya mitos itu benar-benar
16
Mircea Eliade, Mitos Gerak Kembali Yang Abadi. Kosmos dan Sejaran (Yogyakarta, Ikon
Teralitera, 2002), h.35 17
Hary Susanto, Mitos Menurut Pemikiran Mircea Eliade (Yogyakarta, Kanisius, 1987), h.97
nyata dan ada pada masa lampau dan untuk masa sekarang ini menjadi
sebuah sejarah yang sakral.
Dalam perkembangan mitos sebagai ilmu, banyak tokoh-tokoh
yang mengkaji tentang mitos, lalu mereka berpendapat bahwa mitos
bukanlah dongeng akan tetapi hal yang benar terjadi dan memiliki makna
tertulis dan ontologis. Sehingga tidak pantasnya kita beranggapan salah
tentang mitos.
Dalam hal ini anggapan dasar tentang mitos bisa kita kutip dari
Nurcholis Madjid yang mengatakan
“ Berfikir realistis bukan hanya terdapat dalam pemikiran yang rasional saja, atau bukan hanya pemikiran untuk hari ini dan akan
datang. Tapi berfikir realistis adalah berfikir secara sistematis mulai dari asal-usul, sekarang dan akan datang”18.
Dari sini dapat difahami bahwa Caknur mengingatkan kita untuk
tidak menyampaikan sejarah asal usul Dari sini kita dapat memahami
bahwa, Nurcholis Madjid ingin Dari mengungkapkan setidaknya jika kita
berfikir jangan pernah lupa dengan mitos-mitos yang ada, sehingga cara
berfikir kita tidak akan keluar dari jalur-jalur yang telah ditetapkan
(Agama).
Selain itu Buddhadasa P. Kirtisinghe seorang cendikiawan Buddhis
berpendapat bahwa
“Teori peristiwa-peristiwa (Theory of events) menjadi tolah ukur
kehidupan sekarang, seperti sabda-sabda orang-orang suci, dan perjalanan panjang tentang dewa-dewi yang menjelma menjadi
manusia, dan teori-teori yang ada di Tripitaka19
, peristiwa itu akan
18 Achmad Baihaqy, Ritual Rohani Manusia (Jakarta, Ilmu Press, 2003), h.44 19
Kitab suci agama Buddha
menunjukan peristiwa yang sama dengan teori lapangan masa kini”20.
Buddhasa kembali menunjukkan pentingnya memahami asal usul
peristiwa masa lampau yang memiliki kaitannya masa kini.
Dari kisah-kisah diatas, bahwa mitos dalam pengertiannya yang
positif menjadi dasar dalam keimanan untuk sekarang ini, dan mitos akan
selalu dipelajari dan di imani oleh setiap penganut agama, dan mitologi
akan selalu abadi disetiap saat.
2. Hakikat Mitologi dalam Agama
Seperti yang sudah di jelaskan diatas, mitologi akan selalu ada di
manapun, karena di mana ada mitos di sanalah akan ada keilmuannya.
Begitu juga di dalam agama-agama terdapat mitos-mitos yang telah di
percayai oleh setiap penganutnya. Banyak sekali contoh-contohnya yang
kita akan bahas pada kesempatan kali ini.
Mitologi yang telah kita fahami terangkum secara detail dalam
setiap agama-agama, kitab suci adalah salah satu sarana yang
menggambarkan mitos dalam agama. Dalam agama banyak gambaran-
gambaran tentang masa lalu, tentang cerita alam-alam diluar kehidupan
manusia, dan tentang fenomena-fenomena mistis. Dari sinilah kita dapat
menyimpulkan bahwa agama kental sekali dengan mitos sehingga kita
dapat mempelajari mitologi dari agama.
20 Buddhadasa P. Kirthisinghe, Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan (Jakarta, Badan Penerbit
Buddhis Aryasuryacandra, 2004), h.43
Dalam perjalannya, segala fenomena dan kisah-kisah dahulu kala
menjadi sebuah kenyataan yang memang terjadi. Pada dasarnya para
pelaku mitos tersebut tidak akan pernah menyadari bahwa apa yang telah
ia lakukan akan menjadi sebuah mitologi untuk orang-orang sekarang,
mereka hanya menyadari bahwa apa yang mereka lakukan adalah perintah
dari Tuhan, dan apa yang mereka lalukan akan menjadi pelajaran bagi
orang-orang akan datang. Dan dari sinilah mitos dalam agama terwujud
dan tergambarkan.
Mircea Eliade menjelaskan bagaimana mitologi menceritakan
tentang mitos-mitos agama yang diyakinkan bisa menjadi bahan acuan
dan pelajaran bagi orang-orang pada masa kini. Adapun bagaimana
mitologi menceritakan tentang mitos antara lain Mitologi Menjelaskan
Mitos-Mitos Kosmogoni, Mitologi Menjelaskan Mitos-Mitos Asal-Usul,
Mitologi Menjelaskan Mitos-Mitos tentang Dewa-Dewa dan Mahluk-
Mhaluk Illahi, Mitologi Menjelaskan Mitos-Mitos Androgini dan Mitologi
Menjelaskan Mitos-Mitos Akhir Dunia21
a. Mitologi Menjelaskan Mitos-Mitos Kosmogoni
Mitos Kosmogoni menceritakan terjadinya alam semesta
keseluruhan. Mitos ini menceritakan tentang penciptaan dan
pembangunan alam semesta, oleh karena itu mitos ini mitos yang
paling awal terjadi. Ada dua macam mitos kosmogoni ini yang
21
Hary Susanto, Mitos Menurut Pemikiran Mircea Eliade (Yogyakarta, Kanisius, 1987), h.71
pertama, mitos kosmogoni yang mengisahkan penciptaan alam semesta
yang tidak bereksistensi dalam bentuk apapun juga sebelum penciptaan
itu. Mitos ini mengisahkan penciptaan melalui hasil ucapan dan
kekuatan Sang Pencipta. Jadi mitos ini sebenarnya langsung dari sang
Pencipta, tanpa campurtangan mahluk lainnya.
Yang kedua mitos kosmogoni yang mengisahkan terjadinya
alam semesta alam semesta yang membutuhkan pertolongan dan
campur tangan mahluk lain selain Tuhan. Seperti kelahiran manusia,
hewan dan lain-lainnya yang memang Tuhan menciptakan tapi harus
melalui mahluk selain Tuhan.
b. Mitologi Menjelaskan Mitos-Mitos Asal-Usul
Mitos asal-usul menceritakan asal mula segala sesuatu. Asal
mula binatang, tumbuhan, manusia benda-benda, tempat suci, orang
suci dll. Mitos ini menceritakan bagaimana sesuatu itu muncul dan
bereksistensi. Semua peristiwa asal mula yang terjadi pada waktu
mistis itu menjadi tolak ukur bagi kegiatan-kegiatan manusia sekarang.
Secara lengkapnya mitos asal-usul itu merupakan sejarah dunia yang
lengkap
c. Mitologi Menjelaskan Mitos-Mitos tentang Dewa-Dewa dan Mahluk-
Mahluk Illahi
Mitos dewa tertinggi menceritakan bahwa, setelah Ia
menciptakan dunia, kehidupan dan manusia, dia merasa payah.
Seakan-akan seluruh tenaga dan kekuasaannya terkuras habis oleh
penciptaan yang banyak sekali. Kemudian Ia mengundurkan diri
kelangit ketujuh dan menciptakan mahluk-mahluk Illahi yang lain dan
mahluk itu dibuat seperti sifat Tuhan sebagai pencipta.
d. Mitologi Menjelaskan Mitos-Mitos Androgini
Mitos androgini merupakan suatu rumusan keseluruhan untuk
mengungkapkan suatu keseluruhan, ko-eksistensi dari hal-hal yang
bertentangan atau coincidentia oppositorum. Ada dua macam mitos
androgini. Yang pertama mitos androgini Illahi dan mitos androgini
manusiawi.
e. Mitologi Menjelaskan Mitos-Mitos Akhir Dunia
Mitos yang menjelaskan akhir dunia merupakan hal umum
terdapat di kalangan manusia religius. Dan mitos-mitos itu sudah ada
di dalam setiap agama-agama dahulu dan agama masa kini, agama
lama ataupun agama yang baru muncul dan berkembang. Agama
memberikan dogma yang menjanjikan tentang adanya hari setelah
akhir dunia.
Dari penjelasan poin di atas kita dapat mengetahui bahwa mitologi
akan selalu ada di setiap sisi apapun, baik suatu perkumpulan, agama,
Negara maupun budaya. Sehingga kita tidak akan pernah lepas dengan
mitos. Begitu juga dalam agama, terdapat banyak sekali mitos-mitos yang
harus dipercayai oleh setiap penganutnya. Dan secara pasti kita akan
merasa mengimani, mempelajari dari kelima poin diatas dalam agama kita.
Maka tanpa kita sadari kita telah belajar mitologi dari agama kita.
B. Mitologi Dalam Agama Hindu
Mitologi Hindu adalah suatu istilah yang digunakan oleh para sarjana
modern kepada kesusastraan Hindu yang luas, yang menjabarkan dan
menceritakan tentang kehidupan tokoh-tokoh legendaris, Dewa-Dewi, makhluk
supernatural, dan inkarnasi Tuhan yang dijelaskan dengan panjang lebar dalam
aliran filsafat dan ilmu akhlak. Mitologi Hindu juga menjabarkan kisah-kisah
kepahlawanan yang diklaim sebagai sejarah India masa lampau, seperti Ramayana
dan Mahābhārata.22
Satya Yuga dalam ajaran agama Hindu, adalah suatu kurun zaman yang
disebut sebagai “zaman keemasan”, ketika umat manusia sangat dekat dengan
Tuhan dan para Dewa, ketika kebenaran ada dimana-mana, dan kejahatan adalah
sesuatu yang tak biasa. Satya Yuga, merupakan tahap awal dari empat (catur)
Yuga. Siklus Yuga merupakan siklus yang berputar seperti roda. Setelah Satya
Yuga berakhir, untuk sekian lamanya kembali lagi kepada Satya Yuga. Satya
22
Putu Putra, Hindu dan Kisa Kuno (Surabaya, Paramitha, 2006), h.44
Yuga berlangsung kurang lebih selama 1.700.000 tahun. Setelah masa Satya Yuga
berakhir, disusul oleh masa Treta Yuga. Setelah itu masa Dwapara Yuga, lalu
diakhiri dengan masa kegelapan, Kali Yuga. Setelah dunia kiamat pada akhir
zaman Kali Yuga, Tuhan yang sudah membinasakan orang jahat dan
menyelamatkan orang saleh memulai kembali masa kedamaian, zaman Satya
Yuga.
Zaman yang pertama adalah zaman Satya Yuga. Satya Yuga merupakan
zaman keemasan, ketika orang-orang sangat dekat dengan Tuhan. Hampir tidak
ada kejahatan. Pelajaran agama, penebusan dosa, dan meditasi (mengheningkan
pikiran) merupakan sesuatu yang sangat penting pada zaman ini. Konon rata-rata
umur umat manusia bisa mencapai 4.000 tahun ketika hidup di zaman ini.
Menurut Natha Shastra, di masa Satya Yuga tidak ada Natyam karena pada masa
itu semua orang berbahagia.
Pada masa Satya Yuga, orang-orang tidak perlu menulis kitab, sebab
orang-orang dapat berhubungan langsung dengan Yang Maha Kuasa. Pada masa
tersebut, tempat memuja Tuhan tidak diperlukan, sebab orang-orang sudah dapat
merasakan di mana-mana ada Tuhan, sehingga pemujaan dapat dilakukan
kapanpun dan di manapun
Zaman yang kedua adalah zaman Treta Yuga. Menurut ajaran agama
Hindu, Treta Yuga adalah jenjang zaman yang kedua dalam siklus Yuga. Zaman
ini merupakan lanjutan dari zaman Satya Yuga, zaman ketika moral manusia
sempurna. Zaman Treta Yuga merupakan zaman sebelum Dwapara Yuga. Zaman
ini berlangsung selama 1.296.000 tahun.
Jika diibaratkan seperti Lembu Dharma (simbol perkembangan moralitas),
keempat siklus Yuga seperti lembu yang berdiri dengan empat kakinya, dimana
setiap zaman berganti, kaki lembu juga ikut berkurang satu. Zaman Satya Yuga
seperti lembu yang berdiri dengan empat kaki, mantap. Pada masa Treta Yuga,
lembu Dharma berdiri dengan tiga kaki.
Pada zaman ini, manusia mulai melakukan dosa-dosa. Penjahat mulai
bermunculan. Namun semua masih berjalan seimbang. Aktivitas yang
berhubungan dengan agama dan kerohanian terjadi dimana-mana dan sangat erat
dengan kehidupan manusia . Pada zaman ini muncul berbagai peristiwa. Peristiwa
yang paling terkenal adalah munculnya Awatara Wisnu yang kelima, keenam, dan
kedelapan, yakni: Wamana Awatara, Parasurama Awatara, dan Rama Awatara.
Zaman yang ketiga adalah zaman Swapara Yuga. Dwapara Yuga adalah
jaman ketiga dalam siklus Yuga. Zaman ini merupakan lanjutan dari zaman Treta
Yuga, zaman ketika moral manusia sempurna. Zaman Dwapara Yuga merupakan
zaman sebelum Kali Yuga. Zaman ini berlangsung selama 864.000 tahun.
Merujuk pada apa yang tertulis di dalam Purana, jaman Dwapara Yuga berakhir di
kala Krishna kembali ke kediaman abadinya di Vaikuntha.
Zaman Yang Terakhir adalah zaman Kali Yuga. Dalam ajaran agama
Hindu, Kali Yuga (disebut juga: “zaman kegelapan”) adalah salah satu dari empat
jenjang zaman yang merupakan siklus dari Yuga. Jenjang yang lain bernama
Dwapara Yuga, Treta Yuga, dan Satya Yuga. Menurut Surya Siddhanta (kitab
ilmu astronomis yang menjadi dasar perhitungan kalender Hindu dan Buddha),
Kali Yuga dimulai tengah malam pada pukul 00.00 (atau 24.00), pada tanggal 18
Februari 3102 SM menurut perhitungan kalender Julian, atau tanggal 23 Januari
3102 SM menurut perhitungan kalender Gregorian, yang mana pada saat tersebut
diyakini oleh umat Hindu sebagai saat ketika Kresna meninggal dunia. Kali Yuga
berlangsung selama 432.000 tahun.
Kebanyakan umat Hindu meyakini sekarang adalah masa Kali Yuga, meskipun
ada yang mengatakan sekarang masa Dwapara Yuga. Menurut Sri Yukteswar,
semenjak tahun 1699 Masehi, bumi telah memasuki kembali zaman Dwapara
Yuga. Namun, dilihat dari situasi dan kondisi, bagi kebanyakan umat Hindu,
zaman sekarang cenderung menunjukkan tanda-tanda zaman Kali Yuga.
Semenjak tahun 3102 SM sampai sekarang, zaman Kali Yuga baru berjalan
selama kurang lebih 5000 tahun.
Kata “Kali” dalam Kali Yuga tidak sama dengan Dewi Kali. Dalam kata Kali
Yuga, Kali berarti: perselisihan, permusuhan, persaingan, atau perkelahian.
Sedangkan kata “Kali” pada Dewi Kali berarti “waktu”.
Dalam kitab Wisnu Purana dituturkan:
“ Pada masa Kali Yuga, ada banyak aturan yang saling bersaing satu
sama lain. Mereka tidak akan punya tabiat. Kekerasan, kepalsuan, dan
tindak kejahatan akan menjadi santapan sehari-hari. Kesucian dan tabiat
baik perlahan-lahan akan merosot..... Gairah dan nafsu menjadi pemuas
hati di antara pria dan wanita. Wanita akan menjadi objek yang memikat
nafsu birahi. Kebohongan akan digunakan untuk mencari nafkah. Orang-
orang terpelajar kelihatan lucu dan aneh. Hanya orang-orang kaya yang
akan berkuasa.”
Pada zaman Kali Yuga, banyak perubahan tak diinginkan yang akan
terjadi. Tangan kiri akan menjadi tangan kanan, dan tangan kanan menjadi tangan
kiri. Orang yang kurang terpelajar akan mengajari kebenaran. Yang tua kurang
sensitif terhadap yang muda, dan yang muda akan berani melawan yang tua. Pada
zaman Kali Yuga, orang-orang yang berbuat dosa akan bertambah berlipat-lipat,
kebajikan akan meredup dan berhenti berkembang.
Pada zaman Kali Yuga, kehamilan di usia remaja bukanlah hal yang asing
lagi. Penyebab utamanya kebanyakan karena dampak sosial dari pergaulan yang
dijadikan salah satu kebutuhan utama dalam hidup. Pada zaman tersebut, umat
manusia menjadi semakin pendek, raganya melemah secara mental dan rohaniah.
Pada zaman Kali Yuga, para guru akan dilawan oleh para muridnya.
Mereka perlahan-lahan kehilangan rasa hormat. Pelajarannya akan dicela dan
Kama (nafsu) akan mengontrol semua keinginan manusia. Semakin bertambahnya
orang-orang berdosa, keadilan menjadi ternoda, dan kemarahan Tuhan akan
mendera. Orang-orang berdosa akan dihukum melalui kejadian yang disebabkan
oleh kuasa Tuhan, tetapi orang-orang yang masih hidup dan sempat
menyaksikannya masih punya kesempatan untuk bertobat, atau tidak bertobat dan
ikut dihukum bersama orang-orang berdosa yang lain.
Ketika pohon-pohon berhenti berbunga, dan pohon-pohon buah berhenti
berbuah, maka pada saat itulah masa-masa menjelang akhirnya Kali Tuga. Hujan
akan turun bukan pada musimnya ketika akhir zaman Kali Yuga sudah mendekat.
Cerita-cerita dalam mitologi Hindu terjalin dalam empat jenjang zaman yang
disebut Catur Yuga. Masing-masing Yuga memiliki karakter yang berbeda.
Berbagai legenda, kisah tentang Dewa-Dewi dan Avatar diyakini terjadi pada
zaman yang berbeda-beda pula. Cerita itu dapak disimak dalam kesusastraan
Hindu. Kesusastraan mitologi Hindu terjalin oleh etos agama Veda kuno dan
kebudayaan Veda, dan cerita-cerita tersebut didasari oleh sistem filsafat Hindu.23
Akar dari segala mitologi Hindu dan cerita-cerita keagamaannya berasal
dari kebudayaan Veda24, dan merupakan agama kuno yang berkembang pada saat
Veda muncul. Veda berjumlah empat, yaitu: Rg Weda, Sama Weda, Yajur Weda,
dan Atharwa Weda. Di samping itu, terdapat bagian-bagian dalam tubuh Veda
yang luas, dan merupakan kitab-kitab tersendiri, seperti Jyotisha, Purana, Itihāsa,
Niti Sastra, Sulwa Sutra, Tantra, Darsana, dan lain-lain. Ajaran yang terkandung
dalam bagian tubuh Weda tersebut adalah: filsafat, teologi, astronomi, ilmu tata
negara, cerita keagamaan, dan biografi tokoh-tokoh masa lampau. Ajaran tersebut
menjadi dasar kepercayaan dan peradaban agama Hindu dan memberikannya
beragam mitologi.
Mitologi Hindu umurnya ribuan tahun, setua umur agama Hindu. Tahun
kemunculan mitologi ini tidak pasti dan sukar diperkirakan secara tepat. Mitologi
ini diyakini muncul bersamaan ketika Veda mulai berkembang di anak benua
India. Pada saat itu lagu-lagu pujian pada Rig Veda (Veda pertama) mulai
dinyanyikan. Lagu tersebut memuji-muji alam dan unsur-unsurnya, seperti: udara,
air, petir, matahari, api, dan sebagainya. Hal tersebut diwujudkan dalam bentuk
Dewa-Dewa yang memiliki gelar masing-masing sesuai dengan unsur alam,
23
Nadi Putu, “Hindu Kini dan Hindu Masa Lampau,” Majalah Hindu Indonesia, 10 September
2007, h.33 24
Sebuah ungkapan kepada masa dimana Vedha dipimpin
seperti Bayu, Waruna, Indra, Surya, Agni, dan sebagainya. Dewa-Dewi inilah
yang akan menjadi bagian dari mitologi Hindu.25
Menurut para sarjana modern, pada zaman Veda, Dewa-Dewi dalam
mitologi Hindu masih dalam konsep. Pada zaman ini, pemujaan dan mitologi
mengenai Dewa-Dewa merupakan bagian dari pengetahuan ilmu ketuhanan.
Setelah zaman Veda, lalu oleh kebudayaan zaman Brāhmana. Pada zaman ini,
ilmu Veda dikembangkan dengan pengetahuan tentang upacara keagamaan.
Zaman ini ditandai dengan kecendrungan terhadap pelaksanaan upacara daripada
pengajaran filsafat. Pada zaman ini pula mulai disusun kitab-kitab yang
menceritakan tentang mitologi, legenda, kosmologi, dan sebagainya. Pada zaman
Veda umat Hindu memohon anugerah dari para Dewa, sedangkan pada zaman
Brāhmana para Dewa memiliki kedudukan yang penting terutama dalam sistem
upacara.26
Zaman Purana merupakan perkembangan dari kebudayaan zaman
Brahmana. Zaman ini merupakan masa-masa ketika mitologi Hindu dihimpun.
Pada zaman tersebut, Dewa-Dewi tersebut memiliki karakter khusus dan
dilukiskan secara detail. Pada zaman ini pula, terjadi kisah epos Ramayana dan
Mahābhārata, yang dipercaya sebagai kejadian bersejarah. Pada epos Ramayana,
dikisahkan bahwa Sri Rama dan bala tentaranya membangun sebuah jembatan
dari India menuju Alengka (kini Sri Lanka). Reruntuhan jembatan kuno yang
menghubungkan antara India dan Sri Lanka yang kini terpendam di dasar laut
dianggap dan diyakini sebagai bukti sejarah. Bukti arkeologi sangat dibutuhkan
25
Astawa Bumi, Pemikiran Manusia Hindu (Jakarta, Gramedia Press, 2005), h.27 26 Eko Pasijar, Tuhan Hindu Telah Menggambarkan Fenomena Alam (Surabaya, Paramitha Press,
2005), h.54
untuk meyakinkan apakah cerita tersebut merupakan bagian dari sejarah atau
mitologi belaka.27
Mitologi Hindu mengenal adanya empat belas dunia (bukan planet) selain
bumi; tujuh dunia berada di atas, tujuh dunia lagi berada di bawah. Dunia-dunia
tersebut merupakan wilayah khusus yang menjadi tempat persinggahan sementara
bagi jiwa yang sudah meninggalkan raganya. Setelah mencapai dunia yang sesuai
dengan “karma” (perbuatan) semasa hidup, jiwa dilahirkan kembali (reinkarnasi).
Di antara empat belas dunia tersebut, tujuan yang tertinggi adalah Moksha, yakni
filsafat Hindu yang mengatakan bahwa jiwa berada dalam keadaan bahagia; lepas
dari siklus reinkarnasi, tidak terikat pada sesuatu dan tidak dipenuhi oleh berbagai
nafsu, atau menyatu dengan Tuhan.28
Mitologi Hindu tak lepas dari cerita para makhluk supranatural, seperti:
Dewa, Asura, Rakshasa, Detya, Gandharwa, Yaksa, dan lain-lain. Makhluk
supernatural yang paling terkenal adalah Dewa, Asura, dan Rakshasa.29
C. Hakikat Juru Selamat Dalam Agama-Agama
Ketika manusia tidak lagi menjalankan aturan-aturan agama yang telah
ditetapkan oleh Tuhan, ketika alam semesta sudah tidak seimbang lagi, ketika
bumi telah dirusak oleh manusia, ketika manusia mengharapkan sosok yang bisa
membebaskan mereka dari kesulitan, ketika umat manusia mengharapkan sang
perubah alam. Maka Tuhan mengutus sang Juru Selamat untuk membenahi umat
27
Bumi, Pemikiran Manusia Hindu, h. 13 28
Ida Hanum, Mau Kemanakah Umat HinduNanti (Depok, Pura Makarya Press, 2007), h.101 29 Ngakan Putu Putra, Tuhan Upanishad Menyelamatkan Masa Depa (Jakarta, Penebar Swadaya,
2008), h. 103
manusia dan mengembalikan mereka kepada jalan Tuhan. Itulah yang disebut
Juru Selamat.
Istilah Juru Selamat tidak selalu digunakan oleh setiap agama, tetapi mitos
tentang Juru Selamat akan selalu ada di dalam setiap agama. Lihat saja dalam
agama Kristen, mereka mempercayai bahwa Yesus adalah Juru Selamat mereka
yang akan turun di akhir zaman untuk meluruskan ajaran agama Kristen30, oleh
karena itu Yesus diberi gelar Almasih. Juga dalam agama Islam, Imam Mahdi
dalam Komunitas Sunni dan Imam yang ke-12 (Al-Muntazhar/yang ditunggu)
dalam komunitas Syi’ah adalah Juru Selamat yang diharapkan/dinantikan turun di
akhir zaman untuk membunuh Dajjal dan membawa manusia ke jalan yang benar.
Begitu juga dalam agama Hindu, Avatar 31
dianggap sebagai Juru Selamat umat
Hindu yang membenahi manusia yang sedang rusak.
Dari contoh diatas kita bisa menyimpulkan bahwasanya konsep Juru
Selamat memang selalu ada dalam setiap agama. Bukan hanya itu saja, Juru
Selamat yang dinantikan sekarang ini dalam setiap agama-agama itu ada. Seperti
contohnya dalam agama Islam terdapat konsep pengharapan untuk turunnya
Almahdi yang akan memberitahukan alhaq. Dan dalam agama Kristen
mengharapkan turunnya kembali Sang Yesus, di dalam agama Hindu terdapat
pengharapan turunnya kembali Avatar, yaitu diketahui yang akan turun adalah
30
Lihat Saja Al-Kitab surat yang ke yang menerangkan tentang kebangkitan Yesus kembali untuk
meluruskan agama Kristen. Namun, hal ini bertentangan dalam ajaran agama Islam. Umat Islam meyakini bahwa Yesus akan turun kemuka bumi pada akhir zaman bukan untuk meluruskan
agama Kristen. Akan tetapi untuk menghancurkan Salib dan membunuh Babi (Lihat Sohih
Bukhori) 31
Dibaca Awatar atau Awatara
Kalki Avatar, di dalam agama Sikh juga ada pengharapan turunnya guru32
guna
memperbaiki umat manusia.
Istilah Juru Selamat tidak selalu disebutkan dalam setiap agama, dalam
agama Kristen istilah Juru Selamat digunakan, tetapi dalam agama Islam istilah
itu tidak digunakan, akan tetapi umat Islam hanya mengatakan Almahdi, begitu
juga dalam agama Hindu, istilah Juru Selamat tidak digunakan, akan tetapi umat
Hindu menyebutnya sebagai Avatar, dalam agama Sikh juga tidak menyebutkan
Juru Selamat tetapi ia memakai istilah guru sebagai Juru Selamat.
Dalam agama Kristen, istilah bahasa Indonesia "Juru Selamat" selalu
menggunakan huruf kapital (variasi lain adalah "Juru Selamat"). Istilah ini telah
dipercayai sejak jaman Perjanjian Lama dan dinanti-nantikan oleh umat Israel
sebagai perjanjian yang akan digenapi oleh Allah. Bangsa Israel percaya bahwa
pada suatu hari nanti akan lahir seorang "Juru Selamat" yang akan menyelamatkan
bangsa Israel (dari bermacam-macam hal dan berganti-ganti sepanjang waktu,
misalnya pada pembuangan ke Babel dari tangan penguasa Babilonia, pada jaman
Romawi dari tangan penguasa Romawi, dan lain-lainnya). Hingga saat ini mereka
masih menunggu datangnya sang Juru Selamat.
D. Avatar: Juru Selamat Agama Hindu
Iman manusia tidak selalu tetap dan stabil, kadang kala kendor dan lemah,
kadang pula menjadi kuat. Sama halnya dalam kurun waktu. Ketika zaman di
mana diturunkannya seorang messiah, maka pada zaman itu manusia terasa kuat
32
Guru menurut agama Sikh bukan seperti pengajar yang biasa kita kenal dengan guru akan tetapi
guru menurut agama Sikh adalah sang Juru Selamat yang akan datang pada akhir nanti untuk
menyelamatkan manusia dan alam semesta.
iman dan keteguhan hatinya dalam beragama. Akan tetapi ketika messiah itu tidak
ada, banyak di antara manusia yang keluar dari keimanannya, juga rusak
kelakuannya dan ahlaknya menjauh dari ajaran agama. Maka orang-orang yang
masih bertahan dalam keimanannya, sangat mengharapkan sekali kedatangan Juru
Selamat.
Begitu juga dalam sejaun dan perkembangannya ajaran agama Hindu.
Umat Hindu tidak selalu sempurna dan serasi dengan ajaran agama, namun selalu
ada perusak dan pelenceng ajaran agama. Maka kedatangan Avatar sangat
dinantikan dan diharapkan oleh orang-orang yang masih beriman. Lihat kisah-
kisah tentang Bhatara Vishnu, Mahabrata, Buddha dan lain-lain. Itu
mencerminkan manusia sangat mengharapkan kembali sang Juru Selamat dunia.
Juga Tuhan tidak akan tinggal diam, Ia berinkarnasi menjadi Avatar-Avatar untuk
membenahi manusia-manusia yang rusak dan menyelamatkan manusia yang
masih beriman. Sesuai dengan penjelasan kitab purana:
“ Manakala kebenaran merosot dan kejahatan merajalela .Pada saat itulah
aku menjelama kemuka bumi, Wahai keturuanan Bharata (Arjuna) Untuk
menyelamatkan orang saleh dan membinasahkan orang jahat Dan
menegakkan kembali kebenaran. Aku sendiri menjelma dari zaman ke
zaman”.33
I Made Astawa, seorang pemangku Pura Bakti Bekasi mengatakan
“Anda bisa saja mengatakan bahwa Avatar adalah Juru Selamat dalam agama Hindu. Seperti layaknya para messiah-mesiah yang lain. Tetapi
umat Hindu menyebut Avatar lebih dari Juru Selamat, karena ia sebagai inkarnasi dari Tuhan”.34
33 I Made Titib, Purana Sumber Ajaran Hindu Komprehensif (Surabaya, Paramitha, 2004), h. 144 34
Wawancara Pribadi dengan I Made Astawa, Bekasi, 11 April 2008
Dalam wawancara penulis dengan pemangku tentang seputar juru mitos,
Juru Selamat dan Avatar, penulis menemukan kalimat yang menarik untuk
pembahasan ini, yaitu :
“Seorang Hindu pada dasarnya tidak mengharapkan kedatangan Avatar
lagi, semua manusia akan musnah, hancur dan menghilang, dan pada
akhirnya ia akan berinkarnasi kembali. Jika seseorang berbuat baik, maka
ia akan mendapatkan reinkarnasi yang baik pula. Tapi sebaliknya, jika ia
berbuat buruk, maka ia akan berinkarnasi menjadi hal yang buruk juga.
Sedangkan Avatar diturunkan bermaksud untuk membenahi ahlak manusia
sehingga ia mendapatkan moksa. Maka Avatar diturunkan untuk
menuntun manusia kepada moksa tetapi inkarnasi yang baik atau buruk itu
ditentukan dengan perbuatan di dunia”.35
Konsep inkarnasi Avatar adalah menyelamatkan umat manusia dari
kehancuran. Akan tetapi seorang pandita mempunyai pendapat bahwa semua
manusia akan menjalani kehancuran dirinya atau kemusnahan dirinya (meninggal)
dan akan merasakan reinkarnasi sesuai dengan kelakuannya selama hidupnya.
Maka tidak sepatutnya orang Hindu berbuat tidak baik atau jahat karna hukum
karma akan dirasakan oleh setiap umat Hindu, itulah balasan bagi setiap manusia.
Dengan demikian Avatar tidak diharapkan lagi, karena semua akibat
adalah hasil dari dirinya sendiri.
35
Wawancara Pribadi dengan Pandita Eko Wanata, Depok, 2 April 2008.
BAB III
PERWUJUDAN AVATAR DALAM AGAMA HINDU
A. Definisi dan Fungsi Avatar dalam Kitab Suci Purana
Pembahasan tentang Avatar mejadi salah satu bagian dari kitab suci
Purana, cerita-cerita legendaris yang memberikan makna bagi umat Hindu
tersusun rapi di satu bab dalam kitab suci itu. Salah satu di antara kitab suci
Purana yang menceritakan tentang Avatar adalah Vishnu Purana, didalamnya
menceritakan tentang inkarnasi dan perinkarnasian Dewa Vishnu. Didalam kitab
suci Purana inilah kita dapat menemukan berbagai cerita tokoh-tokoh legendaries
yang belum tentu ditemukan didalam kitab suci lain di agama Hindu. Kitab suci
Purana ini menjadi salah satu kitab yang sangat diperhatikan oleh umat Hindu
terutama para agamawan Hindu maupun para sarjanawan Hindu, karena disinilah
terdapat ensiklopedi agama Hindu purbakala.36
Sebelum penulis membahas Avatar dalam kitab suci Purana, penulis akan
menjelaskan sedikit tentang kitab suci Purana. Kata Purana berasal dari kata Pura
dan ana menjadi kata Purana. Pura berarti kuno dan ana berarti mengatakan Jadi
Purana adalah sejarah kuno, Karena itulah kitab suci Purana menceritakan cerita
Dewa-Dewa, raja-raja dan rsi-rsi kuno. Purana juga bisa diartikan sebagai cerita
kuno, pencerita sejarah, koleksi cerita agama Hindu dan tentunya setiap cerita
mengandung makna unsur agama yang sangat penting bagi keimanan umat Hindu.
Secara etimologi, istilah Purana juga dapat dijumpai dalam kitab Vayu Purana
36 Putu Putra, Hindu dan Kisa Kuno (Surabaya, Paramitha, 2006), h.64
26
(1.203) yakni (pada masa purba, terdahulu) dan kata an (bernafas atau hidup).
Oleh Karena itu, Purana adalah merek ayang hidup dimasa purba (Yasmatpura
hynatidam Puranam tena tastmrtam). Sedangkan Padma Purana (V.2.53) sedikit
berbeda dalam menerangkan etimologi Purana, yang menyatakan: “hal tersebut
dinamakan Purana karena merindukan dan menginginkan (kehidupan) masa
lampau, dari kata Pura dan akar kata vas yang berarti merindukan atau
menginginkan (pura param vasistha Puranam tena vai smrtam).37
Purana yang disebut-sebut sebagai kitab suci yang menceritakan dan
menjelaskan semua inkarnasi Tuhan (yang disebut dengan Avatar) ternyata
memiliki peran penting bagi keimanan umat Hindu. Karen akitab suci Purana
memiliki tempat yang sangat strategis bagi tata urutan kitab suci Veda dan
susastraan agama Hindu. Seperti yang telah kita tahu bahwa Veda adalah kitab
suci yang paling utama bagi umat Hindu, Karena diyakini berasal dari Sang
Hyang Vishnu Tuhan Yang Maha Maha Esa dan merupakan sumber utama ajaran
agama Hindu. Didalam agamaHindu tidak hanya termasuk kitab-kitab Catur Veda
Sasmita, seperti Rgveda, Yajurveda, Samaveda dan Atharvaveda, tetapi selain itu
masih terdapat lagi sumber ajaran agama Hindu yang lain, yaitu kitab-kitab
Itihasa, Purana, Dharmasastra dan Darsana.
Kitab suci Purana digolongkan sebagai gudang pengetahuan agama yang
luas karena Purana disusun secara hati-hati oleh para Rsi yang dimaksudkan
untuk menjelaskan dan menjabarkan kitab suci Veda tentang kesustraannya
37 Mohsa Katini, Dewa Kita (Semarang, Kail, 2006), h.5
Veda38
. Maka hasil catatan dari uraian kitab suci Veda itu dinamakan Purana.
Seperti yang dijelaskan dalam Sloka Vayu Purana (1.201)
Itihasa Puranabhyam vedam samupbrhayet,
Bibhetyalpasrutad vedo mamayam praharisyati
“Hendaklah Veda dijelaskan melalui sejarah (Itihasa) Veda dan
sejarah Dewa-Dewa dan raja-raja (Purana). Veda merasa takut
kalau seorang bodoh membacanya. Veda berfikir bahwa dia
(orang-orang bodoh) akan memukul-Ku”.39
Seperti yang dipaparkan dalam sloka Vayu Purana tersebut kita dapat
menarik benang merah bahwa tanpa kitab suci Purana penjelasan kitab suci Veda
kurang dinilai baik, karena ditakutkan ada pemahaman-pemahaman yang sempit
yang akan mengakibatkan kerusakan makna dari kitab suci Veda. Ciri khas dari
kitab suci Purana ini nampaknya telah baku dan tetap, yakni setiap kitab suci
Purana selalu memberikan informasi tentang Istadevata, yakni devata yang
tertinggi dan dipuja atau yang menjadi fokus kebaktian didalam kitab suci Purana.
Maka kitab suci Purana bisa dibagi menajadi empat bagian konsentrasi yaitu yang
pertama adalah Purana Brahma atau Bramhapaksa. Kedua adalah Vishnu Purana
atau Vaisna vapaksa, kitab-kitab Siva Purana atau Saivapaksa, dan kitab-kitab
yang mengagungkan dewi-dewi sebagai Isadevata seperti Devibhagavatam dan
lain-lain. Kelompok yang keempat ini sering disebut kelompok Sakti atau
Saktapaksa. Keempat Purana ini adalah merupakan rujukan yang sangat penting
bagi ajaran, hukum dan kesustraan agama Hindu.40
38 I Titib Katsuri, Hindu Agama Tuhan (Semarang, Kail, 2005), h.20 39 Direktorat Hindu Buddha, Vayu Purana 1.201 (Denpasar, Hindu Indonesia Press, 2007) 40 Made I Titib, Purana dan Weda (Yogyakarta, Saraswati, 2008), h.55
Tetapi kitab suci Purana secara keseluruhan menjelaskan topik-topik
utama dalam hukum dan kesustraan Hindu yang meliputi Sarga (Penciptaan alam
semesta beserta isinya), Pratisarga (penciptaan kembali alam semesta bersama
isinya), Manvantara (masa dan perubahan Manu41), Vamsa (sejarah raja-raja yang
berkuasa dari masa kemasa) dan Vamsanucaritam (uraian lengkap cerita raja-raja
dimasa sila dan yang akan memerintah lagi). Tetapi selain dari itu ada beberapa
lagi yang mejadi inti dari kitab suci Purana yang disebut dengan Pasalaksana42
seperti yang terkutip dalam Bhagavata Purana (XII.7.9-10)
Sargo ‘syatha virgasca
Vrttiraksanatarani ca,
Samstha hetur apasrayah (9)
Dasabhir laksanair yaktam
Puranam tadvido viduh
Kecit pancidham Brahman
Mahadalpvyavasthaya” (10)
“Mereka yang menguasaiseluruh isi kitab-kitab Purana
menyatakan bahwa kitab-kitab Purana dibedakan menjadi
(meliputi) 10 topik sebagai cirri utama, sebagai berikut: (1) Sarga
(pencipta dalam bentuk halus) (2). Visarga (penciptaan unsure-
unsur yang nyata) (3). Vrtti (makanan) (4). Raksa (perlindungan
alam semesta) (5). Manvantara (priodisasi Manu) (6) Vamsa
(dinasti raja-raja) (7) Vamsanucarita (karyaTuhan Yang Maha
Esa, devata dan dinasti raja-raja) (8). Samstha (kehancuran fisik
alam semesta) (9). Hettu (keinginan atau dorongan nafsu untuk
melakukan karma) (10). Apasraya (dukungan terakhir dan tujuan atau realitas tertinggi)”.
43
Berdasarkan dari pemaparan di atas maka dapat di simpulkan bahwa, kitab
suci Purana merupakan salah satu susastra Veda (Hindu) yang didalamnya penuh
41 Manusia pertama yang turun mejelma dari masa kemasa 42 10 Topik utama secara umum kitab suci Purana 43Direktorat Hindu Buddha, Bhagavat Purana XII.7.9-10 (Denpasar, Hindu
Indonesia Press, 2007)
dengan cerita keagamaan, member tuntunan bagi hidup dan kehidupan umat
manusia. Kitab suci Purana bagaikan glosari, ensiklopedi dan kompedium dari
Veda dan susastra Hindu. Dengan membaca kitab suci Purana orang yang awam
akan lebih mudah memahami, menghayati dan mengamalkan. Karena didalam
kitab suci Purana kita dapat menjumpai berbagai aspek ajarana agama Hindu,
mulai dari teologi atau Sraddha (keimanan), moralitas (etika), berbagai aspek
acara (ritual) sampai cerita-serita yang menggambarkan tentang perjuangan tokoh-
tokoh penting agama Hindu. Dengan kata lain kitab suci Purana adalah ringkasan
dari kitab suci Veda.44
Salah satu penjelasan dari kitab suci Purana adalah tentang inkarnasi dan
perinkarnasia Sang Hyang Vidhi Tuhan Yang Maha Esa yang menjadi dirinya
sendiri menjadi Avatar-Avatar. Diawali dengan Tuhan berinkarnasi sebagai alam
semesta hingga Ia menjadikan diri-Nya sendiri menjadi orang-orang suci yang
sering disebut dengan Avatar. Juga termasuk didalam penjelasan kitab suci Purana
diceritakan tentang kisah-kisah masa lampau atau cerita-cerita zaman para devata.
Maksud dari penjelasan kitab suci tentang perinkarnasian Tuhan menjadi sosok
Avatar tentunya mempunyai makna agamis yang ditonjolkan dalam cerita-cerita
tersebut guna menjadi sebuah pelajaran bagi umat Hindu dalam mengamalkan
ajaran agamanya.45
Sebenarnya dalam kitab suci Purana tidak di jelaskan secara khusus dan
langsung tentang etimologi kata Avatar, tetapi dalam Ensiklopedi of Religion
44 Nadi Putu, “Hindu Kini dan Hindu Masa Lampau,” Majalah Hindu Indonesia, 10
September 2007, h.34 45 Ida Hanum, Mau Kemanakah Umat HinduNanti (Depok, Pura Makarya Press,
2007), h.43
dijelaskan bahwa kata Avatar menurut bahasa adalah “penurunan” maksud dari
penurunan disini adalah penurunan Dewa dari langit ke bumi, dan arti Dewa disini
para teolog mengartikan sebagai Avatar, dan Avatar juga bisa diartikan sebagai
“manifestasi” Tuhan menjadi sosok orang suci atau menjadi sosok Dewa dewi
yang sudah turun kealam raya ini.46
Istilah Avatar banyak disingguilihatng oleh kitab-kitab suci dalam agama
Hindu termasuk kitab suci Purana. Seperti dalam Bhagavata Purana (10.1.22)
disebutkan
“Dewa Brahma memberitahukan para Dewa
“sebelum kami menyampaikan kepada Ia Ia telah ssadar
terhadap kesengsaraan dimuka bumi. Untuk dari itu selama
beliaa turun kemuka bumi dan menuntaskan kewajiban dengan
memakai kebuatannya sendiri sebagai sang waktu, wahai kalian
para Dewa”47
Dalam Bhagavata Purana ini kita dapat mengerti bahwa Tuhan akan
menjelma atau berinkarnasi menjadi Avatar jika terdapat kerusakan dan ketidak
stabilan dimuka bumi dan perlunya pembenahan terhadap umat manusia karna
mereka tidak lagi berkelakuan sesuai apa yang diajarkan Tuhan, juga tidak lagi
menghiraukan ajaran-ajaran agama yang pada hakikatnya menjadi sebuah
pedoman bagi umat manusia. Maka Tuhan perlu menjelma menjadi Avatar-Avatar
sesuai dengan tingkat dan masa kerusakannya. Seperti yang telah terkutip dalam
bhagavad gita (4.7-8)
“ Manakala kebenaran merosot dan kejahatan merajalela .
Pada saat itulah aku menjelama kemuka bumi,
Wahai keturuanan Bharata (Arjuna)
46 Noordin Kitip, Dewa Dewi Agama Hindu (Surabaya, Detail Press, 2007), h.40 47 Lihat Bhagavad Purana (10.1.22)
Untuk menyelamatkan orang saleh dan membinasahkan orang
jahat
Dan menegakkan kembali kebenaran.
Aku sendiri menjelma dari zaman ke zaman48
Dari keterangan di atas, jelas bahwa Avatar dalam Bhagavad Gita
merupakan penjelmaan yang bertujuan untuk menyelamatkan orang saleh,
membinasakan orang jahat, menunjukkan kebenaran dan menghapuskan
kezaliman di muka bumi dan juga membenahi alam dari kerusakannya akibat dari
ulah manusia yang tidak mengamalkan ajaran agama.
Kata Avatar sering dimaksudkan sebagai inkarnasi Deva Vishnu yang
sering kita kenal dengan Dasa Avatar (10 Avatar Deva Vishnu). Tapi sebenarnya
kata Avatar dipakai kepada semua inkarnasi Sang Hyang Vidhi Tuhan Yang Maha
Esa. Seperti, Purusha Avatar yang menjadikan alam semesta ini adalah hasil dari
inkarnasi Sang Hyang Vidhi Tuhan Yang Maha Esa. Kemudian juga tiga deva
yang mengatur tiga aspek kehidupan manusia (Brahma, Vishnu dan Siva) yang
sering di sebut dengan Triguna Avatar adalah hasil inkarnasian Tuhan Sang
Pencipta Alam Semesta. Jadi, kata Avatar sebenarnya adalah kata sebutan kepada
semua inkarnasi Tuhan YME atau semua manufestasi Sang Hyang Vidhi Tuhan
Semesta Alam dengan tujuan memperbaiki alam ini.
B. Macam dan Bentuk Perwujudan Avatar
Penjelmaan Sang Hyang Vidhi menjadi sosok Avatar adalah sebuah
perwujudan guna menjalankan visi-misi keTuhanan demi terciptanya umat Hindu
48 Lihat Bahagavad Purana (4. 7-8)
yang menjalankan perintah Sang Pencipta, juga demi terciptanya kebaikan di alam
raya sehingga tercapainjya cita-cita umat Hindu mendapatkan swarga atau
mencapai moksa.
Konsep Avatar dalam agama Hindu sebenarnya memiliki kemiripan
dengan konsep Juru Selamat di dalam setiap agama-agama. Seperti dalam agama
Islam, Allah akan menurunkan Juru Selamat ketika manusia kacau dan tidak lagi
menghiraukan ajaran agama, juga dalam agama Kristen, Yesus adalah Juru
Selamat yang dinantikan kedatangannya,. Begitu juga konsep Avatar dalam ajaran
agama Hindu. Tuhan akan menjelma sebagai Avatar jika umat manusia sudah
kacau dan dibutuhkannya pembaharu alam semesta ini juga menyelamatkan
orang-orang soleh dan membinasakan orang jahat. Karena itu ada kemiripan
tentang konsep Juru Selamat pada agama-agama besar.
Perwujudan Juru Selamat dalam setiap agama adalah nyata, mereka adalah
sosok manusia yang mengajarkan dan mengajak kembali kepada ajaran agama.
Seperti contoh Juru Selamat Muhammad, Yessus dan sosok Juru Selamat manusia
yang lain di dalam agama-agama. Akan tetapi, dalam tradisi Hindu berbeda sosok
Juru Selamat/Avatar tidak hanya berwujud sebagai manusia namun dapat
berwujud binatang. Seperti Matsa sang Ikan, Wahana sang babi hutan, Narasimha
sang Manusia Singa.49
. Di bawah ini penulis akan mejelaskan macam-macam
Avatar..
B.1. Avatar Sang Hyang Vidhi (Tuhan Semesta Alam)
49 Ngakan Putu Putra , Tuhan Upanisad Menyelamatkan Masa Depan Manusia
(Percetakan Penebar Swara, Jakarta, 2008), h. 59
Konsep Avatar hanya dikenal dalam ajaran agama Hindu. Avatar
adalah perwujudan Tuhan yang muncul di muka bumi untuk
menegakkan dharma. Dalam kitab Bhagavadgita jelas disebutkan kapan
kerusakan merajalela, pada saat itulah Avatar akan muncul ke bumi
untuk menegakkan dharma.
Sang Hyang Vidhi, Tuhan Semesta Alam berikarnasi menjadi
sosok Avatar-Avatar dalam banyak bentuk dan tidak terhitung. Tidak ada
satupun orang yang mengetahui berapa jumlah Avatar yang telah turun
kemuka bumi untuk menyelamatkan alam semesta beserta isinya.
Bahkan kitab Vedha dan Purana pun tidak pernah menyebutkan berapa
banyak Avatar yang tuun kemuka bumi ini.
Tetapi ada beberapa Avatar yang harus diketahui dan diimani
oleh umat Hindu dari segi sosoknya dan yang harus di pahami pula dari
fungsi penjelmaan Avatar dan yang harus di maknai adalah kisah
kisahnya. Seperti yang telah dijelaskan kitab suci.
Dalam agama Hindu yang wajib dipercaya ada sepuluh Avatar.
yang sudah menjalankan tugasnya adalah sembilan Avatar. Avatar yang
terakhir turun adalah Buddha dan yang belum turun adalah Kalki Avatar,
tidak diketahui kapan kedatangannya. Perlu di pahami kembali, konsep
Avatar ini berbeda dengan konsep nabi di dalam agama lain. Nabi adalah
utusan Tuhan, dan bukan Tuhan sendiri. tetapi, Avatar adalah
penjelmaan dari Tuhan. Namun ada beberapa Avatar yang perlu
diketahui oleh umat Hindu. Yaitu Avatar-Avatar yang dijelma Tuhan
pertama kali adalah Avatar Sang Hyang Vidhi (Tuhan Semesta Alam).
Avatar inilah yang nantinya akan menjadi pengatur umat manusia dan
yang akan berinkarnasi kembali menjadi Avatar-Avatar yang akan turun
langsung ke alam semseta.
SA
NG
HY
AN
G V
IDH
I
Tu
han
Yan
g M
ah
a E
sa
PURUSH AVATAR
GUNA AVATAR
LILA AVATAR
MANWANTARA
AVATAR
SHAKTYAWESA
AVATAR
VASUDEVA
SANKARSHAN
PRADYUMNA
ANIRUDHA
BRAHMA
NISHNU
SIVA
Gambar: 1
a. Purusha Avatar
Purusha Avatar adalah penjelmaan pertama Sang Hyang
Vhisnu (Tuhan Alam Semesta) dan Avatar ini yang
mempengaruhi penciptaan alam semesta dan jagad raya. Maka
yang pertama diciptakan adalah Avatar untuk berkerja
menciptakan alam semesta.50
Seperti yang dikatakan Bhagavadgita:
• Kāranodakaśāyi Vishnu (Mahā Vishnu): Wisnu yang
berbaring dalam lautan penyebab dan Ia menghembuskan
banyak alam semesta (galaksi?) yang jumlahnya tak dapat
dihitung;
• Garbhodakaśāyī Vishnu: Wisnu masuk ke dalam setiap alam
semesta dan menciptakan aneka rupa;
• Ksirodakasāyī Vishnu (Roh utama): Wisnu masuk ke dalam
setiap makhluk dan ke dalam setiap atom.51
b. Guna Avatar
Guna Avatar adalah penjelmaan kedua Shang Hyang
Vishnu menjadi Avatar. Fungi dari Avatar ini adalah sebagai
pengatur tiga aspek dalam diri manusia. Tiga aspek itu adalah:
• Brahmā, pengatur nafsu dan keinginan (Rajas)
• Wisnu, pengatur sifat-sifat kebaikan (Sattwam)
• Siwa, pengatur sifat kemalasan (Tamas)52
50 I Made Titib, Purana Sumber Ajaran Komperhensif (Paramitha, Surabaya, 2004)
h. 73 51 Pranita Dharma, Sang Hyang Vidhi Melihat Alam (Jakarta, Srutt, 2007), h.31 52 Ibub., h.43
Dari ketiga Guna Avatar ini berinkarnasi macam-macam
Avatar yang lain. Agar lebih di pahami pembahasan guna Avatar
ini penulis akan jelaskan ketiga aspek di atas.
c. Lila Avatar
Avatar yang sering ditampilkan dalam kitab-kitab Purana,
seperti Dasa Avatar dan Avatar lainnya. Avatar tersebut turun
secara teratur ke dunia, dari zaman ke zaman untuk menjalankan
misi menegakkan Dharma dan menunjukkan jalan Bhakti dan
Moksha53
d. Manwantara Avatar
Avatar yang diyakini sebagai pencipta para leluhur dari
umat manusia di muka bumi54.
e. Shaktyawesa Avatar
Ada dua jenis Shaktyawesa Avatar (1) makhluk
yang merupakan penjelmaan Wisnu secara
langsung; dan (2) makhluk diberkati yang
mendapatkan kekuatan dari Wisnu. Jenis tersebut
53 Mustika Titib, Vishnu Purana (Surabaya, Paramitha, 2007), h.7 54 Pranita Dharma, Sang Hyang Vidhi Melihat Alam, h.55
memiliki jumlah yang besar, dan merupakan Avatar
yang istimewa. Avatar jenis ini, misalnya saja Narada
Muni atau Sang Buddha. Avatar jenis tersebut
kadang-kadang dikenal dengan sebutan
SaktyamsAvatar, SaktyaveshAvatar atau Avesha
Avatar. Avatar lain yang termasuk jenis kedua,
misalnya Parashurama, yang mana Dewa Wisnu tidak
secara langsung menjelma. Dalam jenis yang kedua
tersebut, menurut Srivaishnavism, ada dua macam
lagi, yakni: 1)Wisnu memasuki jiwa makhluk yang
terpilih tersebut (seperti Parashurama); 2)Wisnu tidak
memasuki jiwa secara langsung, namun memberikan
kekuatan suci (misalnya Vyasa, penyusun Veda).55
B.2. Tri Guna Purusha Avatar
Didalan Vayu Purana (II.5.104) disebutkan bahwa Brahma
membagi kedalam diri-Nyatiga fungsi utama, yakni sebagai: Pencipta,
Pemelihara dan Pelebur kembali alam semesta beserta segala isinya56
,
yang menurut G.V. Tarage dalam komentarnya terhadap terjemahan
tersebut di atas (II.1988.505) dan mengatakan sebagai suatu sintensis
dari Brahma, Vishnu, Siva (Sloka 99) menunjukkan bahwa Tuhan Yang
55 Pranita Dharma, Sang Hyang Vidhi Melihat Alam, h. 80 56 Lihat Bahagavad Purana (9.1-2)
Maha Esa sesungguhnya satu dalam fungsinya dilihat kedalam 3 aspek
atau wujud yang selanjutnya atau dikenal dengan sebutan Trimurti.
SANG HYANG VIDHI
BRAHMA VISHNU SIVA
MATSA
KURMA
WARAHA
NARASIMHA
WAMANA
DURVASA
VANARA
SAKTI
VARUNA
KALKI
BUDDHA
RAMA
KRESNA
CPARASURAMA
Gambar: 2
Kitab Veda, Dharmasastra, Samkhya dan Yoga menyatakan bahwa
realitas tertinggi adalah satu (Esa) yang merupakan sumber ciptaan dan
leburnya kembali alam semesta. Realitas tertinggi digambarkan oleh
kitab Purana sebagai penguasa berbagai Yuga dan sifat Tri Guna seperti
yang disebutkan Sloka berikut:
rahma a kila-yuge devas ti-etiavi
Magavdii ravih, dvfipare bhagavan
visimh kalau devo niahe.vatwh.
Artinya: “ Brahma adalah Devata pada zaman Kerta Yuga Ravi
pada Treta Yuga, pada masa Dvapara Yuga adalah Vishnu dan
pada masa Kali Yuga adalah Mahesvara”57
57 Lihat Bahagavad Purana (4. 7-8)
Berdasarkan kutipan terjemahan mantra itu Devata Tri Murti
disebut penguasa masing-masing Yuga dari Catur Tuga. Disamping Hal
Tersebut di atas, realitas tertinggi digambarkan sebagai pengentali atau
penguasa Tri Guna, seperti disebutkan dalam seloka berikut:
Sattvikesupurdiiesu
nilidtin.vani adhikaiii Hareh,
Rdjosesu ca indlidtin - vain
adhikali, Brahman viduh.
Tadvadagitesca nuiliatnqain
tdmasesu Siva, jw ca,
Saihkiriiesu Saivirafaj iavh ca iq'gtvate.
Artinya : “Menurut Purana, Pemimpin Sttvika adalah Vishnu,
Rajas adalah Brahma dan Pemimpin Tamas adalah Agni yang
utama tidak lain adalah Siva dan pada acara pemujaan kepada
pitra adalah Sarasvati”.58
Berdasarkan kutipan tersebut di atas, devata Tri Murti yang dikenal
dengan Tri Guna Purusha Avatar adalah pengatur dari segala sifat
manusia.
B2.1. Brahma
Kata Brahma yang berarti yang tumbuh, yang
berkembangm berevolusi, yang bertambah besar, yang meluap dari
dirinya, dan sejenisnya59
. Ciptaan-Nya muncul dari diri-Nya,
58 Lihat Vedha, 8.12-15 59 Lihat Bhagavad Gita, Mani: 737
seperti halnya Veda muncul dari nafasnya. Kemahakuasaannya
Hyang Brahma sebagai pencipta jagad raya didukung oleh sakti-
Nya yang disebut Sarasvati, Devi pengetahuan dan Devi
kebijaksanaan yang memberikan insiprasi untuk kebajikan umat
manusia. Bila disebut sebagai Brahma, maka Ia adalah manifestasi
utama Tuhan Yang Maha Esa Sebagai Pencipta.
Menurut ajaran agama Hindu, Brahma adalah Dewa
pencipta. Dalam filsafat Hindu, ia dipandang sebagai salah satu
manifestasi dari Brahman (sebutan Tuhan dalam konsep
Hinduisme) yang bergelar sebagai Dewa pencipta
Dewa Brahma adalah salah satu di antara Trimurti (Brahma,
Wisnu, Siwa). Dewa Brahma juga bergelar sebagai Dewa
pengetahuan dan kebijaksanaan. Beberapa orang bijaksana
memberi-Nya gelar sebagai Dewa api. Dewa Brahma sakti-Nya
Dewi Saraswati, yang menurunkan segala ilmu pengetahuan ke
dunia.
Menurut cerita kuno, pada saat penciptaan alam semesta,
Brahma menciptakan sepuluh Prajapati, yang konon merupakan
ayah-ayah (kakek moyang) manusia pertama. Menurut Manusmrti,
sepuluh Prajapati tersebut adalah: Marichi, Atri, Angirasa, Pulastya,
Pulaha, Kratu, Vasishtha, Prachetas atau Daksha, Bhrigu, dan
Narada. Ia juga konon menciptakan tujuh pujangga besar yang
disebut Sapta Rsi untuk menolong-Nya menciptakan alam
semesta.60
Gambar : 3
Dewa Brahma memiliki ciri-ciri sesuai dengan karakter
yang dimilikinya. Ada ciri-ciri umum yang dimiliki Dewa
Brahma, yakni:
• bermuka empat yang memandang ke empat penjuru mata
angin (catur muka), yang mana pada masing-masing
wajah mengumandangkan salah satu dari empat Veda.
• bertangan empat, masing-masing membawa:
� teratai, kadangkala sendok (Brahma terkenal sebagai
Dewanya yajña)
� Weda / kitab suci
� kendi / teko / tempat air
60 Mustika Titib, Brahma Puran (Surabaya, Paramitha, 2000), h. 4
� genitri61
B2.2. Vishnu
Dalam ajaran agama Hindu, Wisnu (disebut juga Sri Wisnu
atau Nārāyana) adalah Dewa yang bergelar sebagai "shtiti"
(pemelihara) yang bertugas memelihara dan melindungi segala
ciptaan Brahman. Dalam filsafat Hindu Waisnawa, Ia dipandang
sebagai roh suci dan Dewa yang tertinggi. Dalam filsafat Advaita
Vedanta dan tradisi Hindu umumnya, Dewa Wisnu di pandang
sebagai salah satu manifestasi Brahman dan enggan untuk di puja
sebagai Tuhan tersendiri yang menyaingi atau sederajat dengan
Brahman
Susastra Hindu banyak menyebut-nyebut nama Wisnu di
antara Dewa-Dewi lainnya. Dalam kitab Veda, Dewa Wisnu
muncul sebanyak 93 kali. Ia sering muncul bersama dengan Indra,
yang membantu-Nya membunuh Vritra, dan bersama-Nya Ia
meminum soma. Hubungan-Nya yang dekat dengan Indra
membuat-Nya disebut sebagai saudara.62
Dalam Veda, Wisnu muncul tidak sebagai salah satu dari
delapan Aditya, namun sebagai pemimpin mereka. Karena mampu
melangkah di tiga alam, maka Wisnu dikenal sebagai "Tri-
wikrama" atau "Uru-krama" untuk langkah-Nya yang lebar.
61 Mustika Titib, Brahma Purana (Surabaya, Paramitha, 2007), h.5 62 Mustika Titib, Vishnu Purana (Paramitha, Surabaya, 2000), h. 7
Langkah pertama-Nya di bumi, langkah kedua-Nya di langit, dan
langkah ketiga-Nya di dunia yang tidak bisa dilihat oleh manusia,
yaitu di suwarga.63
Dalam Purana, Dewa Wisnu menjelma sebagai Avatar yang
turun ke dunia untuk menyelamatkan dunia dari kejahatan dan
kehancuran. Wujud dari penjelmaan Wisnu tersebut beragam,
hewan atau manusia. Avatar yang umum dikenal oleh umat Hindu
berjumlah sepuluh yang disebut Dasa Avatar atau Maha Avatār.
Sepuluh Avatar Wisnu:
� Matsya (Sang ikan)
� Kurma (Sang kura-kura)
� Waraha (Sang babihutan)
� Narasimha (Sang manusia-singa)
� Wamana (Sang orang cebol)
� Parasurama (Sang Brāhmana-Kshatriya)
� Rama (Sang pangeran)
� Kresna (Sang pengembala)
� Buddha (Sang pemuka agama)
� Kalki (Sang penghancur)
63
Gambar : 4
Di antara sepuluh Avatar tersebut, sembilan di antaranya
diyakini sudah menjelma dan pernah turun ke dunia oleh umat
Hindu, sedangkan Avatar terakhir (Kalki) masih di tunggu
kelahirannya dan diyakini menjelma pada penghujung zaman Kali
Yuga.
Adapun penjelasan tentang Avatar Vishnu akan dijelaskan
dengan singkat pada sub bab berikutnya.
B2.3. Siva
Siwa (bahasa berasal dari bahasa Sansekerta: Śiva), atau
kadangkala ditulis Shiva, menurut ejaan bahasa Inggris, adalah
salah satu Dewa Utama, Trimurti dalam agama Hindu yang
berjumlah tiga. Kedua Dewa lainnya adalah Brahma dan Wisnu.
Dalam ajaran agama Hindu, Dewa Siwa (Siwa / Shiva)
adalah manifestasi dari Tuhan Yang Maha Esa sebagai pelebur,
melebur segala sesuatu yang sudah usang dan tidak layak berada di
dunia fana lagi sehingga segala ciptaan Tuhan tersebut harus
dikembalikan kepada asalnya (Tuhan).64
Dalam keyakinan umat Hindu (khususnya Hindu India),
Dewa Siwa memiliki ciri-ciri yang sesuai dengan karakternya,
yakni:
� bertangan empat, masing-masing membawa:
trisula, cemara, tasbih/genitri, kendi
� bermata tiga (tri netra)
� pada hiasan kepalanya terdapat ardha chandra (bulan sabit)
� ikat pinggang dari kulit harimau
� hiasan di leher dari ular kobra
� kendaraannya lembu nandini65.
Orang bijaksana memberinya gelar Dewa angin dan Dewa
cinta kasih. Ia tampak sebagai Dewa yang memancarkan kasih
sayang kepada makhluk hidup. Sebaliknya bagi orang yang
hidupnya penuh dosa, Ia tampak sebagai Dewa yang
64 Mustika Titib, Siva Purana (Surabaya, Paramitha, 2000), h. 4 65 I Makarya, Wisnu Hindu (Yogyakarta, parkita, 2008), h.35
menyeramkan, matanya melotot dan memegang banyak senjata,
seolah-olah hendak membinasakan apapun dan siapapun yang ada
di hadapan-Nya.
Gambar : 5
Di Bali, Ia dipuja di Pura Dalem, sebagai Dewa yang
mengembalikan manusia ke unsurnya, menjadi Panca Maha Bhuta.
Dalam pengider Dewata Nawa Sanga, Dewa Siwa menempati arah
tengah dengan warna panca warna. Ia bersenjata padma dan
mengendarai lembu nandini. Aksara sucinya I dan Ya. Dipuja di
Pura Besakih.
B.3. Dasa Avatar Visnu
Ketika terjadi kehancuran dunia, hukum Hindu dilanggar dan
kejahatan merajalela di alam semesta ini, Vishnu menjelma dan turun
kebumi untuk menyelamatkan manusia dalam berbagai wujud dan
bentuk, yang akan mengusir kejahatan dan akan menegakkan kebajikan.
Itulah konsep perwujudan Vishnu mejadi Avatar-Avatar. Adapun Avatar
Vishnu yang harus dikenal adalah :
1. Matsya (Sang ikan)
Dalam ajaran Agama Hindu, Matsya (Sansekerta: matsya,
berarti ikan), adalah Avatar Wisnu yang pertama, yang muncul pada
masa Satya Yuga, pada masa pemerintahan Maharaja Manu, putera
Vivasvan Sang Dewa matahari, yang diyakini sebagai ayah umat
manusia masa kini. Matsya Avatar turun ke dunia untuk
memberitahu raja Manu mengenai bencana air bah yang akan
melanda bumi. Ia memerintahkan raja Manu untuk segera membuat
perahu besar.
Oleh beberapa orang, karena temanya sama, kisah ini
disamakan dengan kisah Nabi Nuh, yang konon membuat bahtera
besar untuk melindungi umatnya dari bencana air bah yang melanda
bumi. Kisah dengan tema yang sama juga ditemukan di beberapa
negara, seperti kisah dari Vietnam dan Yunani
Gambar : 6
Pada suatu hari, saat raja Manu mencuci tangan di sungai,
seekor ikan kecil menghampiri tangannya dan raja tahu ikan itu
meminta perlindungan. Akhirnya Ia memelihara ikan tersebut. Ia
menyiapkan kolam kecil sebagai tempat tinggal ikan tersebut.
Namun lambat laun ikan tersebut bertambah besar, hampir
memenuhi seluruh kolam. Akhirnya Ia memindahkan ikan tersebut
ke kolam yang lebih besar. Kejadian tersebut terus terjadi berulang-
ulang sampai akhirnya Ia sadar bahwa ikan yang ia pelihara
bukanlah ikan biasa.
Akhirnya melalui upacara, diketahuilah bahwa ikan tersebut
merupakan penjelmaan Dewa Wisnu. Ia menyampaikan kabar bahwa
di bumi akan terjadi bencana air bah yang sangat hebat. Ia berpesan
agar raja Manu membuat sebuah bahtera besar untuk menyelamatkan
diri dari banjir besar, dan mengisi bahtera tersebut dengan berbagai
makhluk hidup yang setiap jenisnya berjumlah sepasang (betina dan
jantan). Akhirnya amanat tersebut dipatuhi. Raja Manu beserta
pengikutnya selamat dari bencana.66
2. Kurma (Sang kura-kura)
Dalam keyakinan agama Hindu, Kurma (Sansekerta) adalah
penjelmaan kedua Dewa Wisnu. Seperti Matsya, Avatar Wisnu yang
muncul pada masa Satya Yuga. Wisnu mengambil wujud seekor
kura-kura dan duduk di dasar lautan susu setelah banjir besar.
Sebuah gunung ditempatkan di punggungnya. Di bawah gunung
tersebut konon terdapat harta karun dan tirta amerta yang dapat
membuat peminumnya hidup abadi. Para Dewa dan Asura berlomba-
lomba mendapatkannya. Para Dewa dan para Asura mengikat
gunung tersebut dengan naga Wasuki dan memutar gunung tersebut.
Dewa Indra memegang puncak gunung tersebut agar tidak terangkat
ke atas. Setelah sekian lama tirta amerta berhasil didapat dan Dewa
Wisnu mengambil alih.67
66 Sahtya Kumara, Matsa Purana beserta Isinya (Surabaya, Paramitha, 2005), h. 33 67 I Idewa Ayu, Dewa Kura-Kura (Yogyakarta, Makari Jogja, 2007), h.31
Gambar : 7
Dikisahkan pada zaman Satya Yuga, para Dewa, asura, dan
rakshasa bersidang di puncak gunung Mahameru untuk mencari cara
mendapatkan tirta amerta, yaitu air suci yang dapat membuat hidup
menjadi abadi. Sang Hyang Nārāyana (Wisnu) bersabda, “Kalau
kalian menghendaki tirta amerta tersebut, aduklah lautan Ksira,
sebab dalam lautan tersebut terdapat tirta amerta. Maka dari itu,
kerjakanlah!”.68
Setelah mendengar perintah Sang Hyang Nārāyana,
berangkatlah para Dewa, asura, dan rakshasa pergi ke laut Ksira
(Ksirārnawa). Terdapat sebuah gunung bernama Gunung Mandara
(Mandaragiri) di Sangka Dwipa (Pulau Sangka), tingginya sebelas
ribu yojana. Gunung tersebut dicabut oleh Sang Anantabhoga beserta
segala isinya. Setelah mendapat izin dari Dewa Samudera, gunung
Mandara dijatuhkan di laut Ksira sebagai tongkat pengaduk lautan
68 Sahtya Kumara, Kurma Purana beserta Isinya (Surabaya, Paramitha, 2005), h.
18
tersebut. Seekor kura-kura (kurma) raksasa bernama Akupa yang
konon katanya sebagai penjelmaan Wisnu, menjadi dasar pangkal
gunung tersebut. Ia disuruh menahan gunung Mandara supaya tidak
tenggelam.69
3. Waraha (Sang Babi Hutan)
Waraha Avatar (Sansekerta: Varaha Avatāra) adalah Avatar
ketiga dari Dewa Wisnu yang berwujud babi hutan. Avatar ini
muncul pada masa Satya Yuga, dimana pada waktu itu ada seorang
raksasa bernama Hiranyaksha, adik raksasa Hiranyakashipu, yang
hendak menenggelamkan Pertiwi (planet bumi) ke dalam lautan
kosmik, suatu tempat antah berantah di ruang angkasa.70
Melihat dunia belum waktunya kiamat, Dewa Wisnu
menjelma menjadi babi hutan yang memiliki dua taring panjang
mencuat. Pertempuran antara raksasa Hiranyaksha dan Dewa Wisnu
berlangsung sengit. Konon pertarungan ini terjadi ribuan tahun yang
lalu dan memakan waktu ribuan tahun pula. Pada akhirnya, Dewa
Wisnu yang menang.
Setelah Ia memenangkan pertarungan, Ia mengangkat bumi
yang bulat seperti bola dengan dua taringnya yang panjang mencuat,
dari lautan kosmik, dan meletakkan kembali bumi pada orbitnya.
69 Suyono Rana, Babi Hutan Penegak Kebenaran. Cerita Hindu Anak-Anak (Yogyakarta, Pura Press, 2008), h. 4 70 Sakti, Tuhan Yang Maha Esa (Surabaya, Makari Surabaya, 2006), h.20
Setelah itu, Dewa Wisnu menikahi Dewi Pertiwi dalam wujud
Avatar tersebut.71
Gambar : 8
Waraha Avatar dilukiskan sebagai babihutan yang membawa
planet bumi dengan kedua taringnya dan meletakkannya di atas
hidung, di depan mata. Kadangkala dilukiskan sebagai manusia
berkepala babi hutan, dengan dua taring menyangga bola dunia,
bertangan empat, masing-masing membawa: cakra, terompet dari
kulit kerang, teratai, dan gada.72
4. Narasimha (Sang manusia-singa)
Dalam keyakinan agama Hindu, Narasinga (Devanagari:
disebut juga Narasingh, Narasimha) adalah Avatar Wisnu yang turun
71 Mumki Astuti, Kisah Dongeng 1000 Dewa (Jakarta, STAHPress, 2006), h.57 72 Mumki Astuti, Kisah Dongeng 1000 Dewa, h. 80
ke dunia, berwujud manusia dengan kepala singa, kukunya tajam
seperti pedang, dan memiliki banyak tangan yang memegang senjata.
Narasimha merupakan simbol Dewa pelindung yang melindungi
setiap pemuja Wisnu jika terancam bahaya.73
Gambar : 9
Pada menjelang akhir masa Satya Yuga, ada seorang bangsa
Asura yang bernama Hiranyakasipu, kakak Hiranyaksa. Semenjak
adiknya dibunuh oleh Waraha (Avatar Wisnu), ia membenci Dewa
Wisnu dan menjadikannya busuh bebuyutan.
Hiranyakasipu memohon kepada Brahma, agar memberinya
kehidupan abadi, tak akan bisa mati dan tak akan bisa dibunuh.
Namun Dewa Brahma menolak, dan menyuruhnya untuk meminta
permohonan lain. Akhirnya Hiranyakashipu meminta, bahwa ia tidak
akan bisa dibunuh oleh manusia, hewan ataupun Dewa, tidak bisa
dibunuh pada saat pagi, siang ataupun malam, tidak bisa dibunuh di
73 I Putu, Singa Sang Hyang Vishnu (Yogyakarta, Pura Press, 2007), h.60
darat, air, api, ataupun udara, tidak bisa dibunuh di dalam ataupun di
luar rumah, dan tidak bisa dibunuh oleh segala macam senjata.
Mendengar permohonan tersebut, Dewa Brahma mengabulkannya.
Namun, kesaktian itu justru membuatnya sangat angkuh dan
terjerumus ke dalam kegelapan.
Sementara ia meninggalkan rumahnya untuk memohon
berkah, para Dewa yang dipimpin oleh Dewa Indra, menyerbu
rumahnya. Narada datang untuk menyelamatkan istri Hiranyakasipu
yang tak berdosa, Lilawati. Akhirnya anaknya yang diberi nama
Prahlada lahir dan dididik oleh Narada untuk menjadi anak yang
budiman, menyuruhnya menjadi pemuja Wisnu, dan menjauhkan diri
dari sifat-sifat keraksasan ayahnya.74
5. Wamana (Sang orang cebol)
Dalam kepercayaan agama Hindu, Wamana (Devanagari:
Vamana) adalah Avatar Wisnu yang kelima, turun pada masa Treta
Yuga, sebagai putera Aditi, seorang Brahmana. Ia (Batara Wisnu)
turun ke dunia guna menegakkan kebenaran dan memberi pelajaran
kepada raja Bali (Mahabali), seorang Asura, cucu dari Prahlada. Raja
Bali telah merebut surga dari kekuasaan Dewa Indra, karena itu
Wisnu turun tangan dan menjelma ke dunia, memberi hukuman pada
Raja Bali. Wamana Avatar dilukiskan sebagai Brahmana dengan
74 Rani Swatsya Putri, Bagaimanakah Tuhan Kita. Serial Kisah Tuhan Untuk Anak-
Anak (Yogyakarta, Pura Press, 2008), H. 51
raga anak kecil yang membawa payung. Wamana Avatar merupakan
penjelmaan pertama Dewa Wisnu yang mengambil bentuk manusia
lengkap, meskipun berwujud Brahmana mungil. Wamana kadang-
kadang dikenal juga dengan sebutan Upendra.75
Gambar : 10
Kisah Wamana Avatar dimuat dalam kitab Bhagawata
Purana. Menurut cerita dalam kitab, Wamana sebagai Brahmana
cilik datang ke istana Raja Bali karena pada saat itu Raja Bali
mengundang seluruh Brahmana untuk diberikan hadiah. Ia sudah
dinasehati oleh Guru Sukracharya agar tidak memberikan hadiah
apapun kepada Brahmana yang aneh dan lain daripada biasanya.
Pada waktu pemberian hadiah, seorang Brahmana kecil muncul di
antara Brahmana-Brahmana yang sudah tua-tua. Brahmana tersebut
juga akan diberi hadiah oleh Bali.
75 Mumki Astuti, Kisah Dongeng 1000 Dewa, h. 105
Brahmana kecil itu meminta tanah seluas tiga jengkal yang
diukur dengan langkah kakinya. Raja Bali pun takabur dan
melupakan nasihat Guru Sukracharya. Ia menyuruh Brahmana kecil
itu melangkah.
Pada waktu itu juga, Brahmana tersebut membesar dan terus
membesar. Dengan ukurannya yang sangat besar, ia mampu
melangkah di surga dan bumi sekaligus. Pada langkah yang pertama,
ia menginjak surga. Pada langkah yang kedua, ia menginjak bumi.
Pada langkah yang ketiga, ia menginjak kepala Raja Bali. Tamatlah
riwayat Bali
6. Parasurama (Sang Brāhmana-Kshatriya)
Dalam ajaran agama Hindu, Parasurama atau Ramaparasu
(Sansekerta: Parashurama Bhargava) (Parashu berarti kapak;
Parashurama-Rama bersenjata kapak) disebut juga Parashurama
Bhargawa, adalah Avatar Wisnu yang keenam yang turun pada masa
Treta Yuga. Ia merupakan salah satu Chiranjiwin atau makhluk
abadi. Saat kelahirannya, Wisnu menjelma sebagai seorang
Brahmana kesatria, putera Jamadagni. Pada masa tersebut ada
banyak sekali ksatria yang gemar berperang dan menjadi ancaman di
muka bumi. Maka dari itu, Ia berusaha untuk menumpas ksatria-
ksatria tersebut dan meminimalisir jumlahnya. Meskipun demikian,
tidak semua ksatria ditumpas olehnya. Ksatria-ksatria yang mampu
bertahan hidup bersembunyi dan melanjutkan keturunannya.76
Gambar : 11
Parasurama dilukiskan sebagai Brahmana ksatria yang
berwajah sangar dan menyeramkan. Rambutnya kusut terurai sampai
menyentuh tanah. Senjata Ia adalah kapak. Ia adalah seorang ksatria
hebat yang paling ditakuti bangsa ksatria. Banyak para ksatria yang
gemetar dan ketakutan bila berhadapan dengannya.
Meski peran Wisnu sebagai Parasurama pada masa Treta
Yuga telah berakhir, namun Parasurama tetap hidup dan muncul
pada inkarnasi Wisnu yang berikutnya, yakni pada kehidupan Rama,
masa Treta Yuga (sebagai Brahmana yang marah karena Rama
mematahkan busur Siwa), dan pada kehidupan Kresna, masa
Dwapara Yuga (sebagai guru Karna yang mengajarinya cara
76 Abid Surya Made, Parasunama (Jakarta, STAHPress, 2007), h.16
menggunakan panah sakti Brahmāstra namun mengutuknya begitu
menyadari Karna ternyata seorang keturunan Ksatria). Ia diyakini
masih hidup sampai saat ini dan sedang bertapa di atas gunung atau
dalam hutan belantara yang lebat.77
7. Rama (Sang pangeran)
Dalam kepercayaan agama Hindu, Rama (Sanskerta; Rāma)
atau Ramacandra (Sansekerta: Rāmacandra) adalah seorang raja
legendaris yang terkenal dari India yang konon hidup pada zaman
Tretayuga, keturunan Dinasti Surya atau Suryawangsa. Ia berasal
dari Kerajaan Kosala yang beribukota Ayodhya. Menurut pandangan
Hindu, ia merupakan Avatar Dewa Wisnu yang ketujuh yang turun
ke bumi pada zaman Treta Yuga. Sosok dan kisah kepahlawanannya
yang terkenal dituturkan dalam sebuah sastra Hindu Kuno yang
disebut Ramayana, tersebar dari Asia Selatan sampai Asia Tenggara.
Terlahir sebagai putera sulung dari pasangan Raja Dasarata dengan
Kosalya, ia dipandang sebagai Maryada Purushottama, yang artinya
"Manusia Sempurna". Setelah Dewasa, Rama memenangkan
sayembara dan beristerikan Dewi Sita, inkarnasi dari Dewi Laksmi.
Rama memiliki anak kembar, yaitu Kusa dan Lawa
77 Rama Sakti, Parasunama (Yogyakarta, Middi, 2008), h.19
Gambar : 11
Rāmá dalam kitab Regweda dan Atharwaweda adalah kata
sifat yang berarti "gelap, hitam", atau kata benda yang berarti
"kegelapan", bentuk feminim dari kata sifat tersebut adalah rāmī.
Dua Rama muncul dalam pustaka Weda, dengan nama keluarga
Mārgaweya dan Aupataswini; Rama yang lain muncul dengan nama
keluarga Jāmadagnya yang dianggap sebagai penulis himne
Regweda. Menurut Monier-Williams, tiga Rama dihormati pasca
masa Weda, yaitu:
Rāma-candra ("Rama-rembulan"), putera Dasarata, keturunan
Raghu dari Dinasti Surya.
Parashu-rāma ("Rama besenjata kapak"), Avatar Wisnu yang
keenam, kadangkala dianggap sebagai Jāmadagnya, atau sebagai
Bhārgawa Rāma (keturunan Brigu), seorang "Chiranjiwi" atau
makhluk abadi.
Bala-rāma ("Rama yang kuat"), juga disebut Halāyudha (bersenjata
bajak saat bertempur), kakak sekaligus teman dekat Kresna, Avatar
Wisnu yang kedelapan.78
8. Kresna (Sang pengembala)
Kresna atau Krishna adalah salah satu Dewa yang banyak
dipuja oleh umat Hindu karena dianggap merupakan aspek dari
Brahman. Ia disebut pula Nārāyana, yaitu sebutan yang merujuk
kepada perwujudan Dewa Wisnu yang berlengan empat di
Waikuntha. Ia biasanya digambarkan sebagai sosok pengembala
muda yang memainkan seruling (seperti misalnya dalam
BhagawataPurana) atau pangeran muda yang memberikan tuntunan
filosofis (seperti dalam Bhagawadgita). Dalam kepercayaan agama
Hindu pada umumnya, Kresna dipuja sebagai Avatar Wisnu yang
kedelapan, dan dianggap sebagai Dewa yang paling hebat dalam
perguruan Waisnawa. Dalam tradisi Gaudiya Waisnawa, Kresna
dipuja sebagai sumber dari segala Avatar (termasuk Wisnu).79
78 Mumki Astuti, Kisah Dongeng 1000 Dewa, h. 90 79 Made I Titib, Mahabrata (Surabaya, Pura, 2008), h.101
Gambar : 12
Menurut kitab Mahabharata, Kresna berasal dari Kerajaan
Surasena, namun kemudian ia mendirikan kerajaan sendiri yang
diberi nama Dwaraka. Dalam wiracarita Mahabharata, Ia dikenal
sebagai tokoh raja yang bijaksana, sakti, dan berwibawa. Dalam
kitab Bhagawadgita, Ia adalah perantara kepribadian Brahman yang
menjabarkan ajaran kebenaran mutlak (dharma) kepada Arjuna. Ia
mampu menampakkan secercah kemahakuasaan Tuhan yang hanya
disaksikan oleh tiga orang pada waktu perang keluarga Bharata akan
berlangsung. Ketiga orang tersebut adalah Arjuna, Sanjaya, dan
Byasa. Namun Sanjaya dan Byasa tidak melihat secara langsung,
melainkan melalui mata batin mereka yang menyaksikan perang
Bharatayuddha.80
9. Buddha (Sang pemuka agama)
Buddha sebagai Avatar Wisnu adalah sebuah konsep dalam
agama Hindu yang dimaksudkan untuk menghormati sang Buddha,
Siddhartha Gautama, pendiri agama Buddha. Buddha Avatar atau
sang Buddha merupakan seorang tokoh penting yang muncul dalam
kitab Purana (Susastra Hindu) sebagai Avatar kesembilan dari Dasa
Avatar Dewa Wisnu. Dalam Bhagavata Purana, Ia disebut sebagai
Avatar kedua puluh empat dari dua puluh lima Avatar Wisnu. Kata
Buddha berarti "Dia yang mendapat pencerahan". Buddha Avatar
terlahir sebagai putera mahkota Raja Suddhodana di sebuah kerajaan
Hindu bernama Kapilawastu di India Utara (sekarang merupakan
wilayah kerajaan Nepal) dengan nama Siddharta Gautama yang
berarti "Dia yang mencapai segala hasratnya".
80 Mustika, Ramayana (Jakarta, STAHPress, 2005), h.12
Gambar : 13
Namun ajaran Siddhartha Gautama tidak menekankan
keberadaan "Tuhan sang Pencipta" dan konsekuenskinya, agama
Buddha termasuk bagian dari salah satu mazhab nāstika (heterodoks,
harafiah "Itu tidak ada") menurut mazhab-mazhab agama Dharma
lainnya, seperti Dvaita. Namun beberapa mazhab lainnya, seperti
Advaita, sangat mirip dengan ajaran Buddhisme, baik bentuk
maupun filsafat.81
Pangeran Siddharta Gautama lahir sekitar abad ketujuh
sebelum Masehi (± tahun 623 SM) (2400 tahun yang lalu). Siddharta
bukanlah anak biasa. Dalam usia yang sangat muda, Siddharta ahli
dalam segala bidang pengetahuan, bahkan melampaui anak-anak
yang sebaya dengannya. Selain itu ia rajin bermeditasi, sangat gagah
81Made I Titib, Buddha Avatara (Surabaya, Pura, 2007), h.31
dan tampan, dan selalu menjadi pemenang dalam setiap perlombaan.
Pada usia muda ia dinikahkan dengan puteri Yasodhara. Ia kemudian
memiliki seorang putera yang diberi nama Rahula.82
Ayahnya, Raja Suddhodana, sangat menginginkan dia
menjadi Maharaja Dunia, namun pikirannya dibayang-bayangi oleh
ramalan petapa Kondanna yang mengatakan bahwa anaknya akan
menjadi Buddha karena melihat empat hal: orang sakit, orang tua,
orang mati, dan orang peminta-minta. Keempat hal tersebut selalu
berusaha ditutupi olah ayahnya. Ia tidak akan membiarkan sesuatu
yang bersifat sakit, tua, mati, dan peminta-minta dilihat oleh
Siddharta.
Namun Siddharta memang sudah ditakdirkan untuk menjadi
Buddha. Ramalan pertapa Kondanna menjadi kenyataan. Keinginan
Siddharta untuk menjadi Buddha terlintas ketika ia melihat empat hal
tersebut, orang tua, orang sakit, orang mati, dan peminta-minta.
Keempat hal tersebut pula yang membuka pikirannya untuk mencari
obat penawarnya. Akhirnya ia memutuskan untuk menjadi pertapa
dan berkeliling mencari pertapa-pertapa terkenal dan mengikuti
ajarannya, namun semuanya tidak membuat Siddharta puas.
Akhirnya ia menemukan pencerahan ketika bertapa di bawah pohon
Bodhi di Bodh Gaya pada malam Purnama Sidhi bulan Waisak83
82 Ginanjar, Buddha Adalah Vishnu (Yogyakarta, Pura Yogya, 2007), h.72 83 Buddhasa Tarma, Buddha Kita (Jakarta, Candi, 2006), h.46
10. Kalki (Sang penghancur)
Dalam ajaran Agama Hindu, Kalki juga disalin sebagai Kalki
dan Kalaki) adalah Avatar kesepuluh dan Maha Avatāra (inkarnasi)
terakhir Dewa Wisnu Sang pemelihara, yang akan datang pada akhir
zaman Kali Yuga ini (zaman kegelapan dan kehancuran). Kata Kalki
seringkali merupakan suatu kiasan dari “keabadian” atau “masa”.
Asal mula nama tersebut barangkali berasal dari kata “Kalka” yang
bermakna “kotor”, “busuk”, atau “jahat” dan oleh karena itu Kalki
berarti “Penghancur kejahatan”, “Penghancur kekacauan”,
"Penghancur kegelapan", atau “Sang Pembasmi Kebodohan”. Dalam
bahasa Hindi, Kalki Avatar berarti “inkarnasi hari esok”84
Gambar : 14
84 Mustika Titib, Vishnu Purana (Surabaya, Paramitha, 2000), h.302
C. Kalki Avatar : Sang Juru Selamat Yang Dinantikan
Ketika dunia akan hancur dan manusia akan rusak maka Vishnu
akan menjelma kembali menjadi Avatar yakni Kalki Avatar. Dari teori di
atas bahwa setiap agama mempunyai Juru Selamat sendiri-sendiri. Maka
umat Hindu menyebutnya adalah Kalki Avatar. Dialah yang suatu saat
akan turun kebumi dan menghancurkan kejahatan dan menyelamatkan
orang-orang yang saleh.
Kerusakan dimuka bumi ini telah dirasakan oleh umat manusia.
Dan mereka telah memprediksikan bahwa ajaran-ajaran agama telah
tidak digunakan dalam kesehari-harian. Artinya kerusakan dimuka bumi
telah Nampak. Maka dari pemikiran tersebut manusia membutuhkan
orang yang dapat merubah sebalanya. Sehingga semua akan menjadi
setabil kembali. 85
1. Ramalan-Ramalan Para Pemuka Agama Hindu Tentang Kalki Avatar
Berbagai tradisi memiliki berbagai kepercayaan dan pemikiran
mengenai kapan, bagaimana, di mana, dan mengapa Kalki Avatar
muncul. Penggambaran yang umum mengenai Kalki Avatar yaitu Ia
adalah Avatar yang mengendarai kuda putih (beberapa sumber
mengatakan nama kudanya “Devadatta” (anugerah Dewa) dan dilukiskan
sebagai kuda bersayap). Kalki memiliki pedang berkilat yang digunakan
85 Ngakan Putu Putra , Tuhan Upanisad Menyelamatkan Masa Depan Manusia
(Jakarta, Percetakan Penebar Swara, 2008), h. 80
untuk memusnahkan kejahatan dan menghancurkan iblis Kali, kemudian
menegakkan kembali Dharma dan memulai zaman yang baru.
Salah satu sumber yang pertama kali menyebutkan istilah Kalki
adalah Wisnu Purana, yang diduga muncul setelah masa Kerajaan Gupta
sekitar abad ke-7 sebelum Masehi. Wisnu adalah Dewa pemelihara dan
pelindung, salah satu bagian Trimurti, dan merupakan penengah yang
mempertimbangkan penciptaan dan kehancuran sesuatu. Kalki juga
muncul di salah satu dari 18 kitab Purana yang utama, Agni Purana. Kitab
Purana yang memuat khusus tentang Kalki adalah Kalki Purana. Di sana
dibahas kapan, dimana, bagaimana, dan mengapa Kalki muncul.86
2. Sikap Umat Hindu Dalam Menanti Turunnya Kalki Avatar
Konsep messiah atau Juru Selamat dapat ada pada setiap agama
dan diyakini oleh para pemeluknya. Karena itu menjadi sebuah dogma
yang membuat para pengikut mengharapkan kedatangannya. Begitu juga
dalam agama Hindu, terdapat konsep messiah (Juru Selamat) yang
diajarkan untuk memberikan rasa ketenangan kepada penganutnya dan
membuat mereka untuk mengharapkan kedatangannya. Dalam hal ini kita
akan membahas bagaimana para umat Hindu bersikap dalam pengharapan
turunnya Kalki kemuka bumi untuk menegakkan kebenaran dimuka
bumi.
86 I Makarya, Umat Hindu Kini (Yogyakarta, parkita, 2008), h.35
Sebelumnya sebelum kita mengetahui dengan jelas bagaimana
umat Hindu bersikap dalam pengharapan turunnya Kalki Avatar penulis
mencoba membagi dua sikap umat Hindu. Yaitu, pertama umat Hindu
yang mengharapkan turunnya Kalki Avatar, dan yang kedua adalah umat
Hindu yang tidak lagi mengharapkan turunnya Kalki Avatar walaupun
Kalki Avatar memang akan turun menyelamatkan dunia.
Yang pertama. Umat Hindu yang mengharapkan turunnya Kalki
Avatar. Di dalam diri mereka terdapat pengharapan besar turunnya Kalki
Avatar untuk menyelamatkan duni dan menyelamatkan orang-orang baik
sehingga alam semesta akan menjadi seimbang kembali, kehancuranpun
akan terhindarkan. Mereka akan melakukan hal-hal yang akan
mewujudkan pengharapan itu sehingga Sang Hyang Vidhi dapat
mempercepat inkarnasinya menjadi Kalki Avatar dan melakukan misinya
didunia.
Seperti yang dilakukan umat Hindu di Pura Tantera Bogor. Mereka
mempunyai acara ritual sendiri dalam pengharapan sosok Kalki Avatar.
Dengan memberikan beberapa sajian untuk merayu Tuhan Sang pencipta
Alam agar berinkarnasi kembali menjadi Avatar terakhir guna
memperbaiki umat manusia. Disana terdapat riyul-ritual khusus yang
dilakukan bahkan terdapat sebuah patung besar yang berdiri tegak dengan
kuda dan pedangnya layaknya sang penyelamat yang diharpkan.
Juga dalam Pura Adhitia Jaya terdapat acara khusus dalam
pengharapan turunnya Kalki Avatar. Disana umat Hindu mempunyai
ritual khusus dalam pengharapan turunnya Kalki Avatar dengan
memberikan sesaji-sesaji yang khusus dan berdoa kepada Shang Hyang
Vidhi guna meminta kedatangan Kalki Avatar yang akan merubah dunia
kembalis eperti Avatar-Avatar yang telah turun kemuka bumi.87
Dan kelompok yang kedua adalah kelompok yang tidak
mengharapkan kedatangan Kalki Avatar. Mereka mempunyai pendapat
bahwa :
“Manusia akan menjadi Hancur dan akan berinkarnasi kembali kepada apa yang telah dilakukannya sebelumnya, manusia melakukan hal yang
terbaik dimuka bumi, maka karmanya akan baik. Akan tetapi jika orang melakukan hal buruk didunia maka karmanya adalah buruk pula. Maka
umat Hindu tidak akan mengharapkan seorang Juru Selamat yang akan menyelamatkan dirinya. Akan tetapi dialah yang akan menyelamatkan
dirinya sendiri”.88
Dari sini kita dapat kesimpulan bahwa, ada sebagian umat Hindu
yang tidak mengharapkan Kalki Avatar. Mereka mempunyai pendapat
bahwa yang akan menyelamatkan kita didunia adalah kelakuan sendiri.
87 I Makarya, Hindu Masa Kini, h.60 88 Hasil Wawancara Pribadi dengan Nyoman Astawa, Jakarta, 17 Maret 2008
BAB IV
KONSEP AVATAR
DALAM PERDEBATAN PARA SARJANA HINDU
A. Avatar dalam mempengaruhi Keimanan Umat Hindu
Avatar sosok manifestasi Sang Hyang Vidhi (Tuhan Semesta Alam)
memberikan peran penting dalam segala hal, mulai dari penciptaan sampai
peleburan manusia sehingga secara sepatutnya umat Hindu bersujud taat dan
patuh kepada-Nya sebagai rasa syukur. Ini yang sering kita sebut dengan
keimanan. Keimanan manusia bisa di ukur dari ritual dan tingkah laku keseharian.
Jika banyak diantara manusia dimuka bumi yang tidak patuh pada ajaran agama,
maka Sang Hyang Vidhi (Tuhan Yang Mahas Esa) akan berinkarnasi kembali
menjadi Avatar guna memperbaiki kembali manusia yang telah rusak.
Banyak para umat Hindu tidak mengganggap bahwa Avatar adalah sang
Messiah atau sang juru selamat yang dinantikan oleh umat Hindu. Tetapi pada
dasarnya teori Avatar adalah sosok yang dinanti oleh umat untuk memberikan dan
memperbaiki alam semesta itu sangatlah benar. Boleh kita lihat ke beberapa abad
yang lalu. Ketika kejahatan sudah meraja lela sang raja Manu sangat
mengharapkan kedatangan sang revolusioner, sehingga diadakannya ritual untuk
memohon kedatangan juru selamat yang bisa mendamaikan dunia. Pada akhirnya
ia mengetahui bahwa Tuhan telah menjawab dengan diinkarnasikannya Matsa
Avatar dengan menyuruh raja Manu membuat kapal laut karna akan ada banjir.
Dari sini kita dapat memahami bahwa Matsa Avatar adalah sebagai sosok
juru selamat yang telah dinantikan oleh umat Hindu pada saat itu sehingga secara
pasti dengan ucapan-ucapan Avatar yang telah diyakinkan benar maka umat
Hindu akan bertambah keimannya kepada Syang Hyang Vidhi (Tuhan Yang
Maha Esa).
Banyak pengaruh-pengaruh Avatar dalam mempengaruhi keimanan umat
Hindu, seperti layaknya nabi-nabi yang telah diturunkan dalam agama Islam guna
untuk memberikan petunjuk yang benar kejalan agama. Juga dalam agama Kristen
dan agama lain-lain.
B. Avatar dalam Pandangan Hindu Masa Kini
Dalam kitab suci purana disebutkan bahwa, Avatar mempunyai misi yang
suci dan kesuciannya akan mepengaruhi tempat dimana Avatar itu akan
menginjak buminya89
. Pembenahan dan pembetulan gaya hidup manusia, renovasi
alam kembali . perbaikan ahlak manusia dan penyelamatan orang-orang saleh
menjadikan misi utama perinkarnasian Tuhan Yang Maha Esa menjadi Avatar-
Avatar90.
Agama Hindu memiliki sejarah yang sangat panjang sehingga dapat
terangkum dalam dua kitab suci yang membahas atau menceritakan sejarah agama
89 I Ida Swasta , Pendidikan Hindu Dalam Kitab Suci ( Denpasar, Majalah Hindu
Raditrya, 2006), h.43 90 Ngakan Putu Putra, Tuhan Upanisad Menyelamatkan Masa Depan Manusia
(Jakarta, Media Hindu, 2008), h. 33
Hindu. Yaitu Kitab Purana dan Kitab Itihasa. Kedua kitab itulah yang
membimbing umat Hindu kepada pemikiran dan keimanan Hindu dengan
diceritakannya mitologi-mitologi agama Hindu yang terdahulu dan yang masih
menjadi sejarah pada dini hari. Dalam sloka dikatakan bahwa, tidak akan faham
seseorang tentang Vedha jika tidak mempelajari Kitab Purana dan Ihtihasa91.
Berjalannya waktu terlihat bahwa banyak persepsi-persepsi yang tercipta
dari berbagai kalangan umat Hindu, tentunya berdasarkan keilmuan-keilmuan
mereka seperti pendapat mereka tentang kesamaan konsep Avatar dengan nabi-
nabi umat agama lain dan seperti persamaan konsep kalki Avatar dengan konsep
pengharapan juru selamat kembali dalam agama lain. Dalam bab ini kita akan
membahas perdebatan para sarjana tentang Avatar dipandang pada Hindu Kini.
1. Hubungan Avatar dengan nabi-nabi agama-Agama Lain
Beberapa para sarjana Hindu berpendapat bahwa Avatar
mempunyai kesamaan dengan nabi-nabi yang terdapat dalam agama lain.
Dan bisa saja terbukti bahwa nabi-nabi agama lain adalah hasil inkarnasi
Shang Hyang Vidhi menjadi Avatar-Avatar yang tidak disebutkan dalam
agama hindu. Dalam hal ini penulis akan membahas dengan singkat
tentang persamaan Avatar dengan nabi-nabi agama lain.92
Yang pertama. Perdebatan terjadi ketika pemahaman tentang-
persamaan konsep Avatar dalam setiap agama-agama. Mereka
berpendapat bahwa misi inkarnasi Avatar adalah memperbaiki alam
91 Lihat Veda sloka (3.13) 92 Kunto Arahab, Messiah, sebuah Konsep Agama (Jakarta, Gramedia Press,
2007), h.45
semesta, memperbaiki ahlak-ahlak umat manusia, menyelamatkan orang-
orang yang sholeh dan menasehati kembali orang-orang yang telah keluar
dari ajaran agama93
. Dari hal ini mereka menggambarkan bahwa Avatar
tidak akan turun dalam lingkungan agama Hindu saja akan tetapi Avatar
akan ada ketika umat manusia sudah rusak dan perlu adanya yang
memperbaiki kembali.
Akan tetapi pemahaman seperti ini dibantah oleh umat Hindu
Dharma yang berpendapat bahwa jika konsep misi inkarnasi Avatar
dengan misi penurunan nabi-nabi dalam agama-agama ternyata sama itu
memang sama. Akan tetapi Avatar dengan nabi itu sangat berbeda jasad
dan rohaninya94
. Dalam hal ini mereka berpendapat bahwa konsep
inkarnasi Avatar tenyata sama, yaitu memperbaiki umat manusi dan
menyelamatkan orang-orang shaleh. Konsep ini akan sama dengan konsep
penurunan nabi dalam agama lain. Seperti dalam agama Yahudi, Kristen,
Islam dan agama Sikh.95
Akan tetapi jasadnya sangatlah berbeda, jika nabi adalah utusan
Tuhan YME, akan tetapi Avatar adalah inkarnasi atau manifestasi Tuhan
Yang Maha Esa menjadi Avatar-Avatar, maka umat Hindu berpendapat
bahwa Avatar adalah kecilnya Tuhan Yang Maha Esa.
Yang Kedua. Terdapat kesamaan kisah tentang Avatar dan nabi-
nabi yang dianut oleh agama lain. Seperti kisah Matsa Avatar dengan Nabi
93 Made Mustika, Perlukah Avatara Dibela (Raditya, Bali, Denpasar, 2006), h. 15 94 Ibid., h.44 95 Arahab, Messiah, sebuah Konsep Agama, h. 96
Nuh. Yaitu dengan kisah air bah atau banjir yang membinasahkan orang-
orang yang tidak menghiraukan agama. Matsa Avatar menyelamatkan
manusia dengan membuat perahu besar untuk menyelamatkan manusia
dari bahasa banjir yang akan menimpa negri itu, begitu juga kisah dalam
agama Islam, nabi nuh pun memerintahkan umatnya untuk membuat
perahu besar guna menampung manusia yang sholeh dari bahaya banjir.
Terlihat kesamaan kisah dan kesamaan tokoh, akan tetapi umat
Hindu lain berpendapat bahwa, sejarah awal tidak akan bisa
diselewengkan. Yaitu apakah perwujudan Matsa Avatar dan apakah wujud
Nabi Nuh. Matsa Avatar adalah seekor Ikan hasil penjelmaan Shang
Hyang Vidhi yang ditemukan oleh raja manu. Sedangkan Nabi nuh adalah
sosok manusia yang diturunkan dan ditahbiskan menjadi Nabi untuk
menyelamatkan manusia.
Dari hal ini kita dapat mengetahui dengan jelas bagaimana
perdebatan tentang konsep Avatar dalam kalangan para sarjana Hindu.
Sehingga menjadi beberapa pengetahuan untuk memperluas khazanah
keilmuan kita.
2. Hubungan Kalki Avatar Dengan Nabi Muhammad
Seperti kita ketahui, Nabi Muhammad dianggap sebagai rasul atau
nabi terakhir dalam Islam. Namun, nama dan missi kemunculan Beliau
telah diramalkan dalam kitab Atharva Weda , Kanda 20, Sukta 127,
Mantra 1 - 3. Dalam kitab Bhavishya Purana, Parva 3, Kandha 3, Adhya 3,
Sloka 5 Nabi Muhammad diramalkan dalam ayat sebagai berikut :
etan mitrantare mleccha
acaryena samanvitah
Mahamad iti Khyatah
siyyagrasva samanvitah
“An illeterate teacher will come along, Mohhamed by name, and
he will give religion to his fifth-class companion"
Artinya : Seorang guru (acarya) yang buta huruf akan datang,
namanya Mohammad. Beliau akan mengajarkan agama pada kaum pemuja berhala (mleccha)
96
Setelah membaca ramalan Nabi Muhammad dalam Bhavisya
Purana, ada orang-orang yang kemudian menghubungkannya dengan
ramalan kemunculan Kalki dalam Bhagavata Purana, dan kitab Weda
lainnya. Dengan penafsiran yang dipaksa-paksakan, mereka lalu
berkesimpulan bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad lah yang
dimaksudkan sebagai Kalki Avatara. Secara meyakinkan, lantas mereka
menganjurkan orang-orang Hindu untuk beralih agama menjadi Islam,
karena Nabi Muhammad tiada lain adalah Kalki Avatara yang sedang
dinanti-nantikan kemunculannya oleh umat Hindu. Publikasi mereka
sempat membuat gerah suasana India pada waktu itu, dan menimbulkan
ketegangan antara kedua agama.
Prediksi atau ramalan kemunculan Avatara Sri Wishnu dalam
bentuk Kalki, dapat kita jumpai dalam beberapa kitab : Bhagavata Purana,
96 I Rasha Munir, “Kalki Avatar”, Jakarta, Media Hindu, 2008), h.18
Wishnu Purana, Padma Purana dan Agni Purana. Paling tidak, ada 3 sloka
Bhagavata Purana yang menguraikan tentang ciri-ciri dan misi
kemunculan Kalki.Dalam Bhagavata Purana ramalan kemuncuan Kalki
Avatara diuraikan setelah paparan tentang ramalan kemunculan Sang
Buddha. Salah satunya adalah bahwa Kalki akan muncul pada akhir jaman
Kali, yaitu masa menjelang pergantian antara Kali Yuga dan Satya Yuga.97
Nama “Kalki” memang disebutkan secara langsung dalam sloka
itu. Kalau ada yang mengklaim bahwa Kalki tidak lain adalah Nabi
Muhammad, itu karena dalam Bhagavata Purana Kalki juga diramalkan
akan menghunus pedang, menunggang kuda berwarna putih, dan
membinasakan orang-orang biadab yang sudah sangat merosot.
Persamaannya, Nabi Muhammad juga lebih banyak menggunakan pedang
dalam menyebarkan ajaran Islam pada masa itu. Nabi Muhammad harus
menggunakan cara itu, karena memang yang harus dihadapi adalah suku-
suku Arab yang tidak bisa lagi diajarkan agama secara damai.
Kesalahan utama klaim bahwa Nabi Muhammad adalah Kalki
Avatar, terletak pada masa kemunculannya. Dari kitab-kitab Weda, kita
tahu bahwa jaman Kali atau Kali Yuga mulai sejak Sri Krishna mengakhiri
lila atau kegiatan rohani di bumi ini, pada tahun 3102 Sebelum Masehi.
Menurut Bhaktivedanta Swami, Kali Yuga akan berlangsung selama
432.000 tahun. Saat ini, kita baru memasuki tahun 5107 dari jumlah tahun
itu. Angka 5107 itu diperoleh dengan menjumlahkan angka 3102
97 Mimka, Kalki Avatar (Jakarta, Hindu Press, 2008), h.06
(mulainya Kali Yuga) dengan angka 2005 (tahun Masehi). Dengan
demikian, saat ini kita baru memasuki tahun-tahun awal Kali Yuga. Masih
ada sisa 427.000 tahun lagi, sebelum Kali Yuga berakhir.98
Kalki dijadwalkan akan turun atau menjelma pada akhir Kali Yuga,
menjelang pergantian dengan zaman Satya Yuga. Sedangkan Nabi
Muhammad lahir pada tanggal 29 Agustus 570 Masehi, atau sekitar tahun
3672 Kali. Angka itu yang membuat Nabi Muhammad tidak dapat kita
terima sebagai Kalki Avatara. Karena, ramalan dalam Weda tidak pernah
salah. Bhagavata Purana meramalkan kemunculan Buddha pada awal Kali
Yuga, dan memang Sang Buddha lahir pada tahun 623 SM, yang memang
tahun-tahun awal Kali Yuga. Bhagavata Purana menyebutkan bahwa Kali
Yuga akan berlangsung selama 432.000 tahun baru kemudian akan terjadi
pralaya (kiamat).
Dari perdebatan diatas kita dapat menyimpulkan bahwa sebagian
umat Hindu yang mempercayai Nabi Muhammad adalah Kalki Avatar
mempunyai keyakinan ciri-ciri Kalki Avatar yang di ramalkan oleh
Buddha Avatar.
“Pada masanya Sang Hyang Vishnu akan menjelmakan dirinya menjadi Rama lain. Ketika kejahatan merajalela, kebaikan tidak
dipertahankan Vishnu menjelma menjadi sosok yang mengubah alam raya, dengan pedang yang menghunus hingga masa Satya Yuga dan hewan yang
ditunggang untuk berperang. Wahai Arjuna!”99
.
98 Pranita Dharma, Kalki Avatar (Jakarta, Srutt, 2007), h.31 99 Bhagavat Purana XII.7.9-10
Sebagian kecil umat Hindu yang berpendapat bahwa Nabi
Muhammad adalah Kalki Avatar mengartikan kutipan diatas bahwa sosok
Kalki Avatar adalah seorang yang gagah membawa pedang dengan
menunggang hewan tunggangan dan membinasahkan orang jahat. Dari
sini mereka berpendapat bahwa sosok Nabi Muhammad adalah sosok yang
diramalkan oleh Bhagavad Gita yang memberitakan kebenaran dan
menghancurkan kejahatan dengan memakai pedang dan menunggang
hewan tunggangan (onta).
Tapi dari konsep Kalki Avatar ini banyak yang tidak sefaham dari
kalangan umat Hindu sendiri. Mereka berpendapat bahwa persepsi
ramalan itu salah dan mengada-ada. Golongan kedua ini berpendapat
bahwa Ayah Nabi Muhammad bernama Abdullah, sedangkan ayah Kalki
akan bernama Vishnuyasa, Nabi Muhammad lahir di kota Madinah,
sedangkan Kalki akan terlahir di desa Sambala. Dari hal ini mereka tidak
sama pendapat maka mereka menggambarkan Kalki Avatar dengan sosok
satria yang gagah dan menunggang kuda putih yang bertanduk.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari banyak hal dalam penelitian ini, penulis dapat menyimpulkan banyak
hal:
1. Tiga dalam Hindu, yakni: Brahma, Vishnu dan Siva, bukanlah tiga Tuhan
yang berbeda-beda seperti yang difahami dan disangka orang-orang.
Sesungguhnya ketiga sosok agung itu adalah Avatar-Avatar sebagai
bentuk inkarnasi Sang Hyang Vishi.
2. Apa yang disebut mitologi Hindu sesungguhnya tidak dikenal pada masa-
masa pembentukkan dan perkembangannya agama ini. Istilah mitologi
Hindu diciptakan oleh para teolog untuk membedakannya dari teologi
Hindu. Mitologi Hindu mengandung banyak doktrin/aspek, salah satunya
adalah Avatar yang telah dijelaskan panjang lebar dalam skripsi ini.
3. Avatar atau sang Juru Selamat sejatinya ada pada tiap-tiap agama besar
yang sengaja dirancang Tuhan untuk memperbaaiki dan menyelamatkan
umat manusia dari kehancuran/kerusakan. Dalam teologi Hindu tepatnya
dalam kitab suci Purana disebutkan bahwa Tuhan akan berinkarnasi
menjadi Avatar ketika dunia dalam keadaan chaos. Yang unik dari konsep
Avatar ini bentuk-bentuk Avatar yang tak hanya berupa manusia,
79
melainkan dapat berupa binatang. Satu keadaan serupa yang tidak
ditemukan dalam agama-agama yang dipercaya dengan adanya Sang Juru
Selamat. Avatar dalam mitologi agama Hindu bersifat universal, dalam
arti ia bertugasuntuk “umat manusia seluruhnya”, tidka seperti Juru
Selamat dalam agama Kristen atau Islam misalnya, yang meyakini bahwa
Juru Selamat keduanya hanya bertugas untuk menyelamatkan
komunitasnya masing-masing. Satu lagi yang unik dari konsep Avatar
Hindu.
4. Dalam keyakinan umat Hindu, Avatar terakhir yang akan turun untuk
memperbaiki dan menyelamatkan umat manusia adalah Kalki Avatar.
Disebagian kecil umat Hindu ada yang berpendapat bahwa Nabi
Muhammad dan Yesus adalah Kalki Avatar. Namun mayoritas umat
Hindu tidak mempercayainya. Mereka meyakiki bahwa sang Kalki belum
muncul (terwujud), dengan kata lain Sang Hyang Vidhi belum
berinkarnasi menjadi Kalki Avatar. Penelusuran penulis juga menyatakan
bahwa tidak terdapat bukti yang kuat kalau Muhammad dan Yesus adalah
Kalki Avatar.
5. Konsep Kalki Avatar ini jelas mempengaruhi sebagian besar keimanan
umat Hindu. Mereka selalu menantikan/mengharapkan Sang Kalki Avatar
cepat turum untukmembimbing, memperbaiki dan menyelamatkan umat
manusia dan kekacauan (moral) yang saat ini sedang terjadi. Bentuk-
bentuk pengharapan mereka diekspresikan dengan cara membuat ritual-
ritual khusus, yaknu mempersembahkan beberapa sesajian demi merayu
Sang pencipta Alam agar berinkarnasi kembali menjadi Avatar terakhir
guna memperbaiki umat manusia.
B. Saran
Ada beberapa hal yang menjadi saran penulis, antara lain adalah:
1. Ada teman-teman Perbandingan Agama yang melanjutkan tema dalam
skripsi ini dengan focus yang berbeda.
2. Pihak Fakultas atau Perpustakaan FUF mesti menyediakan buku-
buku/reference tentang tema ini, mengingat penulis kesulitan menemukan
dan mengakses tulisan-tulisan tentang tema dimaksud, sebagai bahan
untuk mehasiswa yang akan dating.
3. FUF mesti selalu melakukan enrichment (pengkayaan) dalam bidang
studi-studi keagamaan (religious studies) demi membekali mahasiswa/i
Perbandingan Agama untuk menunjang keahlian/profesionalitas dalam
bidang ilmu Perbandingan Agama.
Lampiran 1
GAMBAR GAMBAR PENDUKUNG
Avatara Vishnu dengan bermacam-macam bentuk dan fungsi
Dewa Vishnu dengan 10 Avatara Visnu
Dewa-dewa Dalam Hindu
Tri Guna Avatar (Brahma, Vishnu, Siva)
Tri Guna Avatar (Brahma, Vishnu, Siva)
Penggambaran kehancuran bumi sebelum avatar diturunkan
Purana dalam menceritakan mitologi Hindu Kuno
Peperangan dalam Mitologi Hindu
Penyembahan Deva Vishnu