Perubahan Tradisi Masyarakat Indonesia Akibat Perkembangan Teknologi

9
PERUBAHAN TRADISI MASYARAKAT INDONESIA AKIBAT PERKEMBANGAN TEKNOLOGI Tidak dapat dipungkiri lagi, Indonesia sebagai negara berkembang menjadi tujuan mangsa pasar perusahaan- perusahaan besar dalam menjual produknya. Kita sadar negara ini masih dalam tahap negara berkembang, namun faktanya warga negara Indonesia tergolong warga negara yang konsumtif. Hal ini yang patut dipertanyakan, apakah perkembangan teknologi yang semakin maju mengakibatkan bangsa ini menjadi bangsa yang konsumtif? Khususnya pada produk-produk sekunder dan tersier yang seyogyanya bukan kebutuhan pokok. Arus pergerakan negara maju yang semakin memonopoli pasar dan kemampuan mereka dalam penguasaan teknologi sangat mempengaruhi kondisi sosial dan ekonomi negara kita. Di satu sisi masyarakat Indonesia menerima pengaruh perkembangan teknologi dan disisi lain perlu adanya filter yang menyaring masuknya pengaruh teknologi terhadap tradisi dan budaya bangsa. Definisi teknologi adalah Metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis ilmu pengetahuan terapan. Dalam teori Gerhard Lenski, dikenal proses pembentukan dan perubahan (evolusi) masyarakat yang menjelaskan bagaimana teknologi mengubah masyarakat sejak 10 ribu tahun lalu hingga saat ini. Lenski

Transcript of Perubahan Tradisi Masyarakat Indonesia Akibat Perkembangan Teknologi

Page 1: Perubahan Tradisi Masyarakat Indonesia Akibat Perkembangan Teknologi

PERUBAHAN TRADISI MASYARAKAT INDONESIA AKIBAT

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI

Tidak dapat dipungkiri lagi, Indonesia sebagai negara berkembang menjadi

tujuan mangsa pasar perusahaan-perusahaan besar dalam menjual produknya. Kita

sadar negara ini masih dalam tahap negara berkembang, namun faktanya warga

negara Indonesia tergolong warga negara yang konsumtif. Hal ini yang patut

dipertanyakan, apakah perkembangan teknologi yang semakin maju mengakibatkan

bangsa ini menjadi bangsa yang konsumtif? Khususnya pada produk-produk

sekunder dan tersier yang seyogyanya bukan kebutuhan pokok.

Arus pergerakan negara maju yang semakin memonopoli pasar dan kemampuan

mereka dalam penguasaan teknologi sangat mempengaruhi kondisi sosial dan

ekonomi negara kita. Di satu sisi masyarakat Indonesia menerima pengaruh

perkembangan teknologi dan disisi lain perlu adanya filter yang menyaring

masuknya pengaruh teknologi terhadap tradisi dan budaya bangsa. Definisi

teknologi adalah Metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis ilmu

pengetahuan terapan.

Dalam teori Gerhard Lenski, dikenal proses pembentukan dan perubahan

(evolusi) masyarakat yang menjelaskan bagaimana teknologi mengubah masyarakat

sejak 10 ribu tahun lalu hingga saat ini. Lenski menjelaskan bagaimana perubahan

dalam masyarakat terjadi segera setelah mereka memproduksi (atau mengadaptasi)

teknologi baru. Melalui kajian Lenski atas pengaruh teknologi atas evolusi sosial

budaya, Lenski membagi masyarakat ke dalam lima kategori, yang terdiri atas:

masyarakat pemburu dan peramu, masyarakat hortikultural dan pastoral, masyarakat

agraris, masyarakat industri, dan masyarakat pos-industri.

1. Pemburu dan Peramu 

Masyarakat pemburu dan peramu adalah bentuk masyarakat paling

sederhana. Kegiatan mereka umumnya sekadar berburu hewan (memburu)

serta mengumpulkan hasil tanaman nonbudidaya dengan teknologi berupa

peralatan sederhana (meramu). Akibat teknologi diterapkan hanya mampu

mengelola alam secara pasif, sebagian besar kegiatan sosial mereka

Page 2: Perubahan Tradisi Masyarakat Indonesia Akibat Perkembangan Teknologi

habiskan untuk mencari makanan berupa hewan buruan ataupun tanam-

tanaman demi pemenuhan kebutuhan subsisten. Dalam aktivitasnya,

masyarakat pemburu dan peramu bergantung pada keluarga. Ketergantungan

berkisar pada distribusi makanan, perlindungan anggota, dan sosialisasi

budaya.

2. Hortikultural dan Pastoral 

Masyarakat hortikultural menerapkan teknologi peralatan tangan

untuk mengkoleksi hasil pertanian. Masyarakat pastoral menerapkan

teknologi domestikasi hewan. Material surplus (jumlah kebutuhan subsisten

lebih besar dari persyaratan hidup) masyarakat hortikultural dan pastoral

berbeda dengan masyarakat sebelumnya. Tingkat produksi makanan mereka

lebih besar karena teknologi yang mereka terapkan memungkinkan campur

tangan manusia atas produksi tanaman dan hewan. Akibatnya, populasi

masyarakat hortikultural dan pastoral mengalami peningkatan. Masyarakat

pastoral hidup nomadik dengan menggembala ternak, sementara masyarakat

hortikultural mulai mendirikan pemukiman permanen. Mereka baru pindah

tatkala tanah tempat tumbuhnya tanaman tidak lagi subur atau ditemukan

tanah garapan baru yang lebih subur dan mampu menampung jumlah

populasi mereka. 

Saat masyarakat mengalami material surplus memungkinkan adanya

waktu luang (leissure time) bagi sebagian anggotanya. Waktu luang

mendorong munculnya kreativitas teknologi dan mewujud dalam

spesialisasi pekerjaan baru seperti membuat peralatan rumah tangga,

berdagang hewan dan tanaman, membuat rumah, membuat jalan, dan

sebagainya. Teknologi baru bisa ditemukan karena banyak individu yang

tidak perlu lagi terlibat langsung dalam kegiatan ekonomi subsisten

(menyediakan pangan) karena teknologi sudah dapat membantu

penyelesaian pekerjaan. Akibat pokok perkembangan teknologi di dalam

masyarakat hortikultural dan pastoral adalah munculnya kelompok yang

lebih kaya dan lebih berkuasa. Ketimpangan sosial mulai muncul. Satu

keluarga lebih berpengaruh ketimbang keluarga lainnya. Satu kelompok

lebih mendominasi kelompok lain.

Page 3: Perubahan Tradisi Masyarakat Indonesia Akibat Perkembangan Teknologi

3. Agraris 

Masyarakat agraris dicirikan kegiatan cocok tanam berskala besar.

Cocok tanam skala besar dimungkinkan akibat ditemukannya teknologi

pembantu produksi manusia, semisal tenaga hewan (sapi untuk menarik

bajak, kuda untuk menarik pedati). Masyarakat ini juga ditengarai telah

menemukan teknologi irigasi, teknik baca tulis, dan penggunaan peralatan

yang terbuat dari logam. Lewat bantuan bajak, teknik irigasi, dan peralatan

logam, masyarakat agraris dapat menetap di suatu wilayah, tidak perlu lagi

berpindah layaknya masyarakat hortikultural. Mereka mampu melakukan

refertilization tanah garapan. Populasi masyarakat agraris semakin

menumpuk di suatu wilayah karena lahan tanaman dapat digunakan oleh

beberapa generasi dengan tingkat kesuburan yang berkurang lambat.

Produksi cocok-tanam masyarakat agraris berlipat ganda dibandingkan

hortikultural. Peningkatan material-surplus membuat peningkatan serupa

pada jumlah manusia yang tidak perlu terlibat langsung dalam kegiatan

produksi subsisten. Waktu luang mereka manfaatkan untuk menemukan

teknologi baru. Diferensiasi dan spesialisasi kerja yang lebih rumit

ketimbang masyarakat sebelumnya (hortikultural dan pastoral) jadi tidak

terelakkan. Diferensiasi dan spesialisasi kerja muncul akibat semakin

banyak waktu luang yang dimanfaatkan dalam dalam masyarakat ini. Di

dalam masyarakat agraris, jaringan perdagangan tumbuh lebih pesat, dan

uang mulai digunakan sebagai alat tukar. 

4. Industrial

Masyarakat industrial adalah masyarakat dengan ciri utama produksi

barang, makanan, pakaian, bahan bangunan, dengan bantuan teknologi

mesin yang digerakkan sumberdaya energi non hewani (sumber daya baru).

Teknologi mesin yang operasinya didukung sumber daya energi baru (bahan

bakar fosil), membuat proses produksi jauh lebih cepat dengan hasil jauh

lebih banyak ketimbang yang bisa dilakukan masyarakat sebelumnya.

Material-surplus dalam masyarakat ini terjadi berkali-kali lipat. Apalagi

dengan turut ditemukannya teknologi kereta uap, kapal uap, listrik, rel-rel

besi, juga komunikasi kawat, yang kesemuanya memungkinkan proses

Page 4: Perubahan Tradisi Masyarakat Indonesia Akibat Perkembangan Teknologi

distribusi hasil produksi semakin cepat dan ekstensif. Perluasan pasar dan

pencarian sumber daya mendorong munculnya imperialisme. Imperialisme

memungkinkan pemilik alat produksi dari bangsa imperial mencapai

keuntungan yang semakin besar. Akibatnya, ketimpangan sosial di dalam

masyarakat industri jauh lebih besar dan rumit lagi. 

5. Posindustrial

Masyarakat posindustrial dicirikan kegiatan produksi untuk

menghasilkan informasi yang dimungkinkan oleh adanya teknologi

komputer. Jika masyarakat industri kegiatannya terpusat pada pabrik dan

mesin penghasil barang material, maka masyarakat posindustri fokus pada

pengelolaan dan manipulasi informasi, yang produksinya bergantung pada

komputer dan peralatan elektronik lain. Teknologi utamanya digunakan

untuk memproduksi, memproses, menyimpan, dan menerapkan informasi.

Jika individu masyarakat industri belajar keahlian teknis, maka individu

masyarakat posindustri mengembangkan kemampuan teknologi informasi

menggunakan komputer dan perangkat teknologi informasi lain sebagai alat

bantu kerja. Masyarakat posindustri cenderung mengembangkan softskill

ketimbang hardskill. 

Lalu dimanakah posisi bangsa kita saat ini? Dalam hal ini kita khususkan

pada unsur agrikultur dan industrial. Kemajuan teknologi dalam segala lini

kehidupan mengubah tradisi masyarakat Indonesia. Kita mengetahui Indonesia

adalah Negara yang dibangun dengan ekonomi yang ditopang oleh sektor pertanian

atau agraris yang lebih dominan dibanding sektor industri, perdagangan, dan

pertambangan, Karena itu sebagian besar warga Negara Indonesia berprofesi

sebagai petani atau nelayan.

Namun seiring berkembangnya zaman, faktor-faktor internal seperti

bertambahnya penduduk, dan sempitnya lahan pertanian serta faktor eksternal yaitu

kebijakan pemerintah yang memberatkan sektor pertanian menambah terpuruknya

sektor pertanian di Indonesia. Banyak dari para petani yang beralasan meninggalkan

lahannya dikarenakan pendapatan mereka berkurang akibat biaya-biaya yang

dikeluarkan untuk menggarap ladang sangat tinggi dari tahun ke tahun, selain itu

Page 5: Perubahan Tradisi Masyarakat Indonesia Akibat Perkembangan Teknologi

karena adanya lapangan kerja baru non pertanian yaitu di bidang industri yang lebih

menjamin dari segi pendapatan mereka.

Dewasa ini perkembangan sektor industri manufaktur di Indonesia semakin

pesat. Akhirnya industrialisasi menggeser aktifitas perekonomian Indonesia yang

semula pertanian beralih ke sektor industrial. Kita sadar sektor industri maju karena

perkembangan teknologi saat ini. Secara langsung hal ini mengubah tradisi mata

pencaharian masyarakat Indonesia dari bercocok tanam menjadi karyawan pabrik.

Industrialisasi yang dimaksud disini adalah pembangunan industri manufaktur.

Kebijakan pemerintah yang mengedepankan pembangunan industri manufaktur

mempengaruhi sistem pendidikan saat ini. Sistem pendidikan sekarang mengajarkan

hardskill pada peserta didiknya dalam bidang kompetensi tertentu. Tentunya bidang

keahlian ini dipengaruhi oleh berkembangnya teknologi yang masuk di Indonesia.

Contohnya sekolah-sekolah vokasi yang membuka jurusan Teknik, seperti Teknik

Audio Video, Teknik Elektronika, Teknik Mesin, Teknik Otomotif, Teknik

Mekatronika dan lain sebagainya. Sistem pendidikan ini dimaksudkan agar generasi

penerus bangsa mampu menguasai perkembangan teknologi. Sehingga lulusan-

lulusan sekolah vokasi mampu bekerja di industri manufaktur.

Pertanyaannya adalah apakah Indonesia harus berubah menjadi negara

industri dan meninggalkan identitas sebagai negara agraris? Faktanya kebijakan

pemerintah saat ini cenderung mengedepankan sektor industri manufaktur

dibandingkan dengan sektor agraris. Mengapa demikian? Sektor industri

menufaktur dipandang lebih cepat memajukan negeri ini dibanding sektor agraris.

Selain itu sektor industri mampu menyerap banyak tenaga kerja sehingga mengatasi

pengangguran. Yang menjadi permasalahan disini adalah kurangnya ketrampilan

masyarakat untuk menguasai teknologi industri. Sebenarnya menjadikan

maysarakat buruh pabrik belum mengatasi masalah kesejahteraan masyarakat. Cara

sebenarnya adalah membuat masyarakat mampu menguasai, menerapkan bahkan

membuat suatu trobosan teknologi baru untuk kesejahteraan mereka.

Tetap mengembangkan sektor agraris dapat menjadi solusi pemerintah

dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Jika teknologi tepat guna

diterapkan pada industri agrikultur, sektor ini merupakan sektor yang sangat ideal

untuk berkembang. Dengan demikian teknologi diterapkan pada proses pengolahan

agrikultur dan merubah tradisi agrikultur di Indonesia. Gagasan perubahan/

industrialisasi pertanian telah muncul dewasa ini. Industrialisasi pertanian berarti

merubah sistem pertanian tradisional menjadi sistem pertanian baru, dalam hal ini

agriculture value added /pertanian nilai tambah yang memungkinkan sistim baru ini

menjadikan usaha pertanian akan lebih kompetitif di pasar global, lebih efisen, lebih

Page 6: Perubahan Tradisi Masyarakat Indonesia Akibat Perkembangan Teknologi

responsif terhadap permintaan konsumen, kurang tergantung pada bantuan

pemerintah dan mampu lebih cepat mengadopsi tehnologi baru.

Perkembangan teknologi komunikasi terhadap tradisi masyarakat Indonesia.

Perubahan tradisi masyarakat memang dinamis. Hal ini terbukti setiap ada

perkembangan teknologi baru yang diterapkan pada masyarakat maka tradisi

masyarakat akan luntur dengan adanya kebiasaan-kebiasaan baru. Buktinya terlihat

pada perkembangan teknologi komunikasi saat ini. Tradisi saling surat-menyurat

ataupun mengunjungi saudara telah tergantikan dengan adanya alat komunikasi

seperti handphone. Bahkan dalam perkembangannya saat ini telah tersedia jaringan

internet yang mampu menghubungkan individu-individu diseluruh dunia. Setiap

individu tertampung dalam sebuah wadah sosial media yang dapat

mengkomunikasikan mereka. Dampak positif dan negatif media ini sangat

dirasakan masyarakat saat ini. Sosial media dirasakan mendekatkan yang jauh dan

menjauhkan yang dekat. Parahnya tradisi saling salam sapa atar rukun tangga di

masyarakat telah terganti. Perubahan tradisi sebagai akibat perkembangan teknologi tidak dapat

dihindari. Perubahan masyarakat merupakan perubahan yang terus-menerus sesuai

kebutuhan dan kemajuan teknologi. Tradisi-tradisi masyarakat akan berubah sesuai

kebutuhan, namun nilai-nilai luhur dari setiap tradisi masyarakat terdahulu tidak

akan hilang dan bahkan menjiwai setiap tradisi baru yang muncul. Apakah yang

dibutuhkan untuk melindungi tradisi luhur? Jawabannya adalah menanamkan nilai

moral dan budi pekerti kepada generasi penerus bangsa.