PERUBAHAN PSIKOLOGIS PADA MASA KEHAMILAN

20
PERUBAHAN PSIKOLOGIS PADA MASA KEHAMILAN Oleh: Eka Lusiandani Koncara 2009

description

PERUBAHAN PSIKOLOGIS PADA MASA KEHAMILANKehamilan adalah masa di mana seorang wanita membawa embrio atau fetus di dalam tubuhnya. Dalam kehamilan dapat terjadi banyak gestasi (misalnya, dalam kasus kembar, atau triplet).Bagi yang butuh unduhan file ini dalam format editable (‘.doc’, ‘.docx’, atau ‘.rtf’), dapat menghubungi alamat berikut:[email protected]

Transcript of PERUBAHAN PSIKOLOGIS PADA MASA KEHAMILAN

Page 1: PERUBAHAN PSIKOLOGIS PADA MASA KEHAMILAN

PERUBAHAN PSIKOLOGIS PADA MASA KEHAMILAN

Oleh: Eka Lusiandani Koncara

2009

Page 2: PERUBAHAN PSIKOLOGIS PADA MASA KEHAMILAN

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 1

1.3 Tujuan ........................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 2

2.1 Kondisi Psikologi Ibu Hamil ........................................................................ 2

2.2 Proses Kehamilan ...................................................................................... 5

2.3 Masa Kehamilan ........................................................................................ 5

2.3.1 Trimester Pertama .............................................................................. 5

2.3.2 Trimester Kedua ................................................................................. 6

2.3.3 Triemester Ketiga ............................................................................... 6

2.4 Beberapa Kiat untuk Menyeimbangkan Kondisi Psikologi Ibu Hamil ......... 6

2.5 Trauma Kehamilan dan Pengaruhnya pada Janin ..................................... 8

2.6 Janin Tidak Berkembang ........................................................................... 12

BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 16

3.1 Kesimpulan ................................................................................................ 16

3.2 Saran ......................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA

Page 3: PERUBAHAN PSIKOLOGIS PADA MASA KEHAMILAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan adalah masa di mana seorang wanita membawa embrio atau fetus di

dalam tubuhnya. Dalam kehamilan dapat terjadi banyak gestasi (misalnya, dalam kasus

kembar, atau triplet).

Kehamilan manusia terjadi selama 40 minggu antara waktu menstruasi terakhir

dan kelahiran (38 minggu dari pembuahan). Istilah medis untuk wanita hamil adalah

gravida, sedangkan manusia di dalamnya disebut embrio (minggu-minggu awal) dan

kemudian janin (sampai kelahiran). Seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya

disebut primigravida atau gravida 1. Seorang wanita yang belum pernah hamil dikenal

sebagai gravida 0.

Dalam banyak masyarakat definisi medis dan legal kehamilan manusia dibagi

menjadi tiga periode triwulan, sebagai cara memudahkan tahap berbeda dari

perkembangan janin. Triwulan pertama membawa resiko tertinggi keguguran (kematian

alami embrio atau janin), sedangkan pada masa triwulan ke-2 perkembangan janin dapat

dimonitor dan didiagnosa. Triwulan ke-3 menandakan awal 'viabilitas', yang berarti janin

dapat tetap hidup bila terjadi kelahiran awal alami atau kelahiran dipaksakan.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini antara lain:

a. Bagaimana gambaran tentang proses kehamilan?

b. Bagaimana kondisi psikologis ibu hamil pertama?

c. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi psikologisnya?

1.3 Tujuan

Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk:

a. Memperoleh gambaran tentang proses kehamilan.

b. Mengetahui kondisi psikologis ibu hamil pertama.

c. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi psikologisnya.

Page 4: PERUBAHAN PSIKOLOGIS PADA MASA KEHAMILAN

2

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kondisi Psikologi Ibu Hamil

Kehamilan pertama yang dialami oleh setiap wanita pasti akan menimbulkan

banyak efektifitas baik fisik maupun psikologis. Bagi setiap wanita kehamilan yang

dialaminya merupakan suatu kebahagiaan tersendiri yang mana dengan kehamilan

tersebut secara psikologis memberikan kepercayaan diri yang kuat bahwa ia adalah

memang benar-benar telah menjadi wanita sejati. Secara sosial pun ia akan merasa lebih

percaya diri dalam kehidupan bermasyarakat. Tetapi di sisi lain kehamilan apalagi

kehamilan pertama membawa efektifitas yang tidak bisa begitu saja disepelekan. Secara

fisik ibu hamil akan merasa letih, lesu payah dan sebagainya. Sedang secara psikologis

ibu hamil akan dibayangi dan dihantui rasa cemas dan takut akan hal-hal yang mungkin

akan terjadi baik pada dirinya sendiri maupun pada bayinya.

Dra. Risa Kolopaking, Msi., seorang psikolog pada RSIA Hermina Bekasi

menjelaskan bahwa : “Selama hamil, sangat normal apabila calon ibu mengalami mood

swing, emosi dan suasana hati yang naik-turun secara fluktuatif. Sebagian besar ibu hamil

mengalaminya, hanya saja ada yang ringan, dan ada yang ekstrim. Penyebab secara

internal, perubahan tubuh dan hormonal ibu hamil. Di samping itu tentu ada faktor

psikologis yang juga bisa mencetus.

Meskipun mood swing adalah hal umum bagi sebagian besar ibu hamil, namun 1

dari 10 ibu hamil yang mengalaminya, dapat mengalami fluktuasi ekstrim dan mengalami

masalah yang signifikan.

Berikut beberapa tanda yang perlu dicermati:

Kehamilan tak diinginkan

Kehamilan berisiko

Jarak kehamilan yang terlalu dekat

Riwayat keguguran

Kehamilan normal tapi punya pengalaman anak pertama sakit berat atau

pengalaman mengasuh anak pertama sulit

Benarkah semakin calon ibu banyak tahu dan kritis dengan berbagai

perkembangan, prevalensi terjadinya pre-baby blues makin besar? “Memang belum ada

Page 5: PERUBAHAN PSIKOLOGIS PADA MASA KEHAMILAN

3

studi yang berkait dengan hal ini, tapi dari pengalaman saya di lapangan, ini banyak saya

temukan. Menariknya, ini khas ibu-ibu perkotaan. Sebab, pengetahuan yang diterima calon

ibu sebelum dan selama hamil banyak secara jumlah tapi sayangnya tidak utuh,” ungkap

Risa.

Akibat memiliki banyak pengetahuan, kesadaran ibu meningkat. Tetapi tanpa

informasi yang utuh, kesadaran yang awalnya merupakan hal baik berbalik menimbulkan

“tekanan” pada diri ibu. Ibu ingin agar anaknya mendapat stimulasi tepat, terhindar dari

penyakit, ingin segalanya serba sempurna. “Sudah begini, ibu sebaiknya banyak

berdiskusi dengan orang yang ahli di bidangnya, agar dapat gambaran yang utuh. Apabila

menyangkut penyakit anak, berdiskusilah dengan dokter anak, seputar gizi tanyalah pada

ahli gizi dan seterusnya.

Meskipun calon ibu tak menyadari adanya perubahan emosi yang fluktuatif

bahkan ketika telah terakumulasi menjadi depresi, setiap ayah dan ibu harus menerima

kenyataan bahwa perubahan yang dialami ibu hamil, tak hanya sebatas perubahan fisik.

Mood swing adalah perubahan pada tataran psikologis yang umum dialami sebagian besar

ibu hamil. Anda dan pasangan memang tak perlu membesar-besarkan masalah ini, namun

fenomena ini tak boleh diabaikan.

Masa trimester pertama, saat perubahan besar-besaran, calon ibu mengalami

morning sickness disertai mood swing yang cukup menyolok. Memasuki trimester kedua,

calon ibu biasanya sudah mulai beradaptasi. Memasuki trimester tiga,sekitar usia

kehamilan 7 – 8 bulan, mood swing hebat bisa menghinggapi calon ibu.

“Sebagian ibu hamil, justru baru mengalami mood swing di trimester terakhir. Di

antaranya, karena kelelahan fisik mencapai puncaknya, rasanya seperti “bisul” yang mau

pecah. Selain itu, muncul pula rasa bosan terhadap kondisi fisik yang serba kurang

nyaman ini. Apabila ibu hamil mengisi hari-harinya dengan kegiatan yang bisa

mengalihkan perhatiannya dari kondisi ini, mood swing parah bisa dihindari, bahkan

diminimalkan,” jelas Risa.

Memiliki bekal pengetahuan yang banyak ternyata tidaklah cukup. Belajar

menerima mengenali dan beradaptasi dengan perubahan adalah kunci sukses menjadi ibu

dan ayah baru. Sudah terlanjur kurang menyadarinya?! Tak perlu merasa bersalah.

Apapun pengalaman Anda selama bertransformasi jadi orang tua adalah “guru” terbaik

bagi Anda dan si kecil.

Page 6: PERUBAHAN PSIKOLOGIS PADA MASA KEHAMILAN

4

Tingkatan paling parah dari fluktuasi emosi dan psikologis ibu hamil ini disebut

sebagai gejala pre-baby blues atau mood disorder, yang apabila terakumulasi bisa menjadi

depresi. Bukan hanya karena memiliki ciri yang mirip dengan baby blues, yang dialami ibu

setelah melahirkan. Istilah ini juga mengacu pada hasil temuan para psikiater, apabila tak

terdeteksi dini dan ditangani dengan tuntas, bisa menjadi “akar” dari baby blues atau post

partum depression.

“Selama calon ibu mendapat cukup dukungan dari orang-orang sekitar, merasa

bahagia, memiliki pandangan positif terhadap kehamilan, didampingi orang-orang yang

berpandangan positif terhadap kehamilan, juga suami yang memberi ketenangan,

perhatian dan kasih sayang, ia akan survive. Yang tak boleh dilupakan adalah asupan zat

gizi dan istirahat yang cukup.

Bagaimana cara membedakan mood swing biasa dengan depresi kehamilan?

Tentu calon ibu dan ayah perlu teliti membaca beberapa tanda. Apabila Anda mengalami

beberapa hari suasana hati yang kelabu atau cemas, tak perlu terlalu khawatir. Ini masih

taraf normal. Tapi jika Anda mengalaminya lebih dari seminggu bahkan beberapa minggu

dan tak bisa mengendalikan diri, cepatlah cari bantuan.

Risa mengungkap checklist tanda “siaga satu” yang harus dicermati calon ibu dan

ayah, berikut:

Calon ibu tidak bisa berkonsentrasi, mengingat, atau mengambil keputusan

Mengganggu pekerjaan dan aktivitas sehari-hari

Mngganggu hubungan calon ibu dengan orang-orang sekitarnya

Calon ibu tak bisa mengurus diri sendiri, keluarga dan anak (apabila kehamilan kedua)

Kondisi calon ibu mengancam keselamatan janin (misalnya, menolak makan, atau

makan berlebihan, sampai keinginan untuk bunuh diri)

Bantuan bisa diperoleh dari dokter kandungan, psikolog dan apabila diperlukan,

ibu bisa konsultasi dengan psikiater. Biasanya konsultasi dengan psikolog sudah cukup.

Dari seorang psikolog, calon ibu bisa mendapatkan bimbingan perilaku, cara pandang dan

advis yang menenangkan agar ibu bisa berperasaan positif. Bedanya, konsultasi dengan

psikiater, selain advis, apabila diperlukan, ibu akan memperoleh antidepresan dalam dosis

rendah agar depresi ibu terkendali tetapi tak membahayakan janin.

Page 7: PERUBAHAN PSIKOLOGIS PADA MASA KEHAMILAN

5

2.2 Proses Kehamilan

Seorang wanita disebut hamil jika sel telur berhasil dibuahi oleh sel sperma. Hasil

pembuahan akan menghasilkan zigot, yang lalu berkembang (dengan cara pembelahan

sel secara besar-besaran) menjadi embrio. Pembuahan itu sendiri berlangsung setelah

terjadinya hubungan seksual (persetubuhan) antar lawan jenis, meskipun tidak semua

hubungan seksual akan menghasilkan pembuahan.

Pembuahan hanya dapat terjadi ketika wanita sedang berada dalam masa subur.

Pada masa itu, seorang wanita akan melepaskan sel telur yang sudah matang dan siap

untuk dibuahi.

Dalam keadaan normal, seorang pria akan mengeluarkan jutaan sperma saat

melakukan persetubuhan. Dari berjuta-juta sel sperma tersebut, hanya satu yang akan

berhasil membenamkan diri dalam dinding sel telur yang sudah masak, dan menyatukan

dua inti sel.

Sel yang telah dibuahi akan membelah diri. Mula-mula menjadi 2, lalu 4, 8, 16, 32,

64 dan seterusnya. Seminggu setelah pembuahan, kelompok sel yang terus tumbuh itu

telah sampai di dalam rongga rahim dan melekatkan diri di dinding rahim (uterus).

Bila berlangsung normal, proses kehamilan akan berjalan terus sampai janin siap

untuk dilahirkan ke dunia. Tahap-tahap kehamilan kita bagi menjadi 3 trimester, yaitu

trimester pertama, kedua dan ketiga. Trimester pertama adalah trimester yang sangat

menentukan karena pada saat inilah pembentukan organ yang vital telah dimulai,

termasuk pembentukan dan perkembangan otak. Tapi tentu saja trimester lain pun punya

peranan penting dan harus dijaga dengan baik.

2.3 Masa Kehamilan

Masa kehamilan dibagi menjadi tiga periode atau trimester, masing-masing

selama 13 miggu. Trimester membantu pengelompokan tahap perkembangan janin dan

tubuh Anda. Kehamilan itu unik pada setiap wanita. Jadi tidak usah cemas jika Anda

mengalami pengalaman sedikit berbeda dengan ibu hamil lainnya.

2.3.1 Trimester Pertama

Pada kehamilan trimester pertama, Anda akan melihat perubahan yang amat

kecil pada tubuh, meskipun janin yang Anda kandung tumbuh dan berubah amat

cepat. Anda bahkan mungkin tidak sadar tengah hamil hingga usia kehamilan

Page 8: PERUBAHAN PSIKOLOGIS PADA MASA KEHAMILAN

6

mencapai 12 minggu. Selama periode ini, hanya terjadi sedikit kenaikan berat badan,

kemungkinan tidak melebihi 2,25 kg selama 13 minggu. Perut akan berubah karena

pembesaran rahim 7,6 cm di bawah pusar. Janin belum bergerak di masa ini.

2.3.2 Trimester Kedua

Pada trimester kedua, mulai terjadi perubahan pada tubuh. Orang akan

mengenali Anda sedang hamil. Pada akhir trimester kedua, rahim akan membesar

sekira 7,6 cm di atas pusar. Pertambahan berat badan rata-rata 7,65-10,8 kg termasuk

pertambahan berat dari trimester pertama. Janin mulai aktif bergerak pada periode ini.

2.3.3 Trimester Ketiga

Anda akan mengalami banyak perubahan fisik selama trimester ini karena

bayi bertumbuh pesat. Menjelang persalinan, rahim membesar 16,5-20,3 cm di atas

pusar. Bobot bayi bertambah pesat pada trimester ketiga, meskipun kemungkinan

berat badan Anda stabil. Total berat badan Anda hingga semester ketiga antara 11,25-

15,75 kg.

Jika ini kehamilan pertama, mungkin butuh waktu lama melihat perubahan

nyata pada perut. Mungkin Anda tidak terlihat hamil hingga trimester kedua. Tidak

usah cemas, perut Anda akan membesar juga nantinya.

Bagi perempuan kehamilan adalah suatu anugrah yang ditunggu-tunggu

kehadirannya. Belum lengkap rasanya sebagai seorang perempuan jika Anda belum

dapat melahirkan seorang keturunan.

2.4 Beberapa Kiat untuk Menyeimbangkan Kondisi Psikologis Ibu Hamil

Ibu yang sedang hamil, pasti akan mengalami berbagai macam perubahan bukan

hanya perubahan secara fisik namun juga secara psikologis. Jangan heran jika ibu yang

hamil tiba-tiba menangis atau marah. Ini terjadi karena adanya perubahan hormonal yang

lazim dialami oleh ibu-ibu yang sedang hamil.

Untuk itu ibu-ibu yang kini sedang mengandung buah hati, harus selalu menjaga

kondisi psikologisnya agar tetap baik dan seimbang. Jika kondisi psikologis sang ibu baik

pastinya sang ibu akan lebih tenang atau rileks saat menjalani masa-masa kehamilannya.

Berikut beberapa kiat yang dapat menyeimbangkan kondisi psikologis saat ibu sedang

mengandung:

Page 9: PERUBAHAN PSIKOLOGIS PADA MASA KEHAMILAN

7

1. Informasi

Carilah informasi seputar kehamilan terutama mengenai perubahan yang terjadi

dalam diri ibu termasuk hal-hal yang perlu dihindari saat sedang mengandung

agar janin tumbuh sehat. Pengetahuan atau informasi yang tepat akan membuat

ibu merasa lebih yakin sekaligus bisa mengurangi rasa cemas yang sering muncul

karena ketidaktahuan mengenai perubahan yang terjadi.

Komunikasi dengan suami

Bicarakanlah perubahan yang terjadi pada diri Anda selama hamil dengan sang

suami, sehingga ia juga tahu dan dapat memaklumi perubahan yang terjadi pada

diri Anda. Tidak jarang jika Anda mengkomunikasikan hal ini, sang suami akan

memberikan dukungan psikologis yang dibutuhkan.

2. Rajin chek up

Periksakan kehamilan secara teratur. Cari informasi dari dokter atau bidan

terpercaya mengenai kehamilan yang sekarang Anda jalani. Jangan lupa, ajaklah

suami saat berkonsultasi ke dokter atau bidan.

3. Makan Sehat

Pahami benar pengetahuan mengenai asupan makanan yang sehat bagi

perkembangan janin. Hindarilah mengonsumsi bahan yang dapat membahayakan

janin, seperti makanan yang mengandung zat-zat aditif, alkohol, rokok, atau obat-

obatan yang tidak dianjurkan bagi ibu hamil. Jauhkan juga zat berbahaya seperti

gas buang kendaraan yang mengandung timah hitam yang berbahaya bagi

perkembangan kecerdasan otak janin.

4. Jaga Penampilan

Perhatikanlah penampilan fisik dengan menjaga kebersihan dan berpakaian yang

sesuai dengan kondisi badan Anda yang sedang berbadan dua. Jangan lupa

untuk melakukan latihan fisik ringan, seperti berenang atau jalan kaki ringan untuk

memperlancar persalinan.

5. Kurangi Kegiatan

Lakukanlah penyesuaian kegiatan dengan kondisi fisik saat hamil. Memasuki

masa persalinan, Anda dan suami harus sudah siap dengan berbagai perubahan

yang akan terjadi setelah kelahiran sang bayi.

Page 10: PERUBAHAN PSIKOLOGIS PADA MASA KEHAMILAN

8

6. Dengarkan Musik

Upayakan berbagai cara agar terhindar dari stres. Atasilah kecemasan maupun

emosi negatif lainnya dengan mendengarkan musik lembut, belajar memusatkan

perhatian, berzikir, yoga atau relaksasi lainnya.

7. Senam Hamil

Bergabunglah dengan kelompok senam hamil sejak usia kandungan menginjak

usia 5-6 bulan. Jangan lupa untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter

kandungan. Senam hamil tidak hanya bermanfaat melatih otot-otot yang

diperlukan dalam proses persalinan, melainkan juga memberi manfaat psikologis.

Pertemuan sesama calon ibu biasanya diisi dengan acara berbagi pengalaman

yang dapat dijadikan pelajaran positif. Melalui kegiatan itu pula secara perlahan

kesiapan psikologis calon ibu dalam menghadapi persalinan menjadi semakin

mantap.

8. Latihan Pernafasan

Lakukanlah latihan relaksasi dan latihan pernapasan secara teratur. Latihan ini

bermanfaat untuk ketenangan dan kenyamanan sehingga kondisi psikologis bisa

lebih stabil.

2.5 Trauma Kehamilan dan Pengaruhnya pada Janin

Mengingat dampaknya yang dapat mempengaruhi pertumbuhan janin, sebisa

mungkin hindari trauma.

Beban fisik dan mental biasa dialami oleh ibu hamil karena perubahan fisik dan

hormonalnya, seperti bentuk tubuh yang melebar dan kondisi emosi yang naik turun.

Beban ini sering diperparah dengan munculnya trauma-trauma kehamilan, sehingga

masalah yang dihadapi ibu pun makin kompleks.

Trauma masa hamil, bisa datang dari banyak faktor. Hal sepele seperti

menyaksikan film horor bisa saja mendatangkan trauma padahal sebelumnya tidak

masalah bila ibu menyaksikan film jenis apa pun: horor, laga, atau thriller. Namun di saat

hamil, adegan yang menyeramkan, mengerikan, atau menyedihkan bisa sangat

membekas dan berujung menjadi trauma. Ibu jadi takut pergi ke kamar mandi sendirian,

takut menyetir mobil, khawatir bakal terjadi sesuatu yang mengancam jiwanya, cemas

Page 11: PERUBAHAN PSIKOLOGIS PADA MASA KEHAMILAN

9

kalau sendirian di malam hari, dan sebagainya. Ketakutan ini menjadi sangat berlebihan,

sehingga sangat mengganggu kondisi psikologisnya.

Menurut Dra. Shinto B. Adelaar MSc. dari RS Internasional Bintaro, Tangerang,

Banten, bila beban trauma ini terus berlanjut, dampaknya akan berbekas pada janin.

Terlebih jika ibu sampai mengalami stres. “Untuk itu, ibu hamil tidak boleh memperhatikan

kesehatan fisik saja, melainkan juga kesehatan psikologisnya. Salah satunya dengan

menghindari trauma masa hamil yang dapat berujung pada stres, yakni timbunan

permasalahan yang tidak bisa diatasi dengan baik.”

Tidak semua ibu menyadari bahwa aspek fisik dan psikis adalah dua hal yang

terkait erat, saling pengaruh-mempengaruhi, atau hampir tidak terpisahkan. Jika kondisi

fisiknya kurang baik, maka proses berpikir, suasana hati, kendali emosi dan tindakan yang

bersangkutan dalam kehidupan sehari-hari akan terkena imbas negatifnya. Antara lain,

suasana hati atau keadaan emosi cepat berubah, kepekaan meningkat, dan perubahan

pola atau pilihan makanan yang juga akan berpengaruh pada konsep diri sang ibu.

Kondisi psikologis yang dialami ibu selama hamil, kemudian akan kembali

mempengaruhi aktivitas fisiologis dalam dirinya. Suasana hati yang kelam dan emosi yang

meledak-ledak dapat mempengaruhi detak jantung, tekanan darah, produksi adrenalin,

aktivitas kelenjar keringat, sekresi asam lambung, dan lain-lain. Trauma, stres, atau

tekanan psikologis juga dapat memunculkan gejala fisik seperti letih, lesu, mudah marah,

gelisah, pening, mual atau merasa malas.

Karena perubahan yang terjadi pada fisik mempengaruhi aspek psikologis dan

sebaliknya, maka mudah bagi ibu hamil untuk mengalami trauma. Menurut Shinto, trauma

ini ternyata dapat dirasakan juga oleh janin. Bahkan, janin sudah menunjukkan reaksi

terhadap stimulasi yang berasal dari luar tubuh ibunya. Sementara dalam masa

perkembangan janin, ada masa-masa yang dianggap kritis yang menyangkut

pembentukan organ tubuh. Oleh karena itu, mau tidak mau ibu hamil harus menjaga

kondisi fisik maupun psikisnya agar bayinya dapat tumbuh sehat.

Biasanya, masa paling berat bagi beban psikis ibu hamil terjadi di trimester

pertama, yakni ketika perubahan aktivitas hormonal ibu sedang besar-besarnya.

Perubahan inilah yang dapat dengan mudah mempengaruhi stabilitas emosi ibu, selain

menyebabkan keluhan mual-muntah, terutama di pagi hari (morning sickness) selama dua

Page 12: PERUBAHAN PSIKOLOGIS PADA MASA KEHAMILAN

10

bulan pertama. Akibatnya, beban psikologis pun semakin bertambah. Makanya, wajar bila

di usia kehamilan ini banyak ibu rentan terhadap trauma.

Bukan cuma itu. Ibu hamil pun sering mengalami kecemasan berkaitan dengan

penampilan fisiknya. Bagi istri yang hubungannya dengan suami relatif rapuh atau memiliki

konsep diri rendah, kehamilan kerap dipersepsikan sebagai keadaan yang mengancam.

Cukup banyak ibu yang merasa khawatir bahwa kehamilan akan menurunkan daya

tariknya dan membuat pasangan melirik pada perempuan lain. Hal inilah yang terkadang

menambah beban trauma.

Apalagi semakin tua usia kehamilan, bentuk tubuh perempuan semakin jauh dari

patokan ideal. Bagi yang mendewakan keremajaan, kehamilan mereka dapat menjadi

sumber kecemasan terhadap berbagai perubahan atau “kerusakan” bagian tubuh sejalan

dengan perkembangan kehamilan. Berbagai upaya pun dilakukan untuk memperkecil

risiko agar tubuh dapat segera kembali ke kondisi sebelum hamil. “Hal ini menjadikan

kehamilan tidak selamanya disambut dengan rasa bahagia, cukup banyak juga yang

kurang percaya diri, sehingga dengan berbagai alasan dan cara berusaha

menyembunyikannya,” sesal Shinto.

Pengaruh trauma terhadap perkembangan janin, menurutnya, sangat terasa jika

kejadiannya berlangsung di trimester pertama. Pada masa ini pertumbuhan awal baru

dimulai, sehingga janin sangat rentan terhadap pengaruh dari luar, didukung susunan

syaraf pusat dan jantung yang sudah bertumbuh. Dari luar, pada janin juga sudah tampak

mata, hidung, mulut yang mini, dan tunas bakal tangan serta kaki. Kemudian, di akhir

trimester pertama, janin mulai bergerak, bernapas dan mencerna makanan. Itulah

mengapa fase ini rentan terhadap gangguan, apalagi yang bersifat traumatis.

Sebenarnya, beban trauma terhadap janin bisa ditepis jika ibu cepat

menenangkan diri. Justru yang lebih dikhawatirkan adalah bila trauma tersebut membuat

ibu tidak memperhatikan kehamilannya, jatuh sakit, minum obat-obatan sembarangan,

apalagi mengonsumsi zat berbahaya yang akan berdampak fatal pada janin.

Apabila ibu sudah sampai mengonsumsi zat berbahaya, terkadang kehamilan

tidak bisa dipertahankan. Bilapun dipertahankan, janin akan terpapar pada risiko tinggi

berupa kelainan pada susunan saraf pusat, jantung, panca indra dan anggota tubuh.

Menurut Shinto, janin yang dikandung oleh para ibu yang mengalami stres berat

dan tidak memperhatikan kehamilannya banyak yang mengalami kelainan perkembangan

Page 13: PERUBAHAN PSIKOLOGIS PADA MASA KEHAMILAN

11

pada kedua belahan otaknya. Misalnya, otak kiri tidak dapat memproses informasi lebih

cepat daripada belahan otak bagian kanan, sehingga mengakibatkan hambatan dalam

perkembangan kemampuan berbahasa anak di kemudian hari. Penelitian lain

menunjukkan, ibu hamil yang mengalami trauma dan stres berkepanjangan karena

masalah rumah tangga cenderung melahirkan anak hiperaktif. “Dampak yang terjadi pada

anak-anak memang tidak mudah diramalkan sebelumnya. Oleh karena itu, cara yang

terbaik adalah melakukan pemeliharaan diri secara fisik dan psikologis selama masa

kehamilan,” tandas Shinto.

Usai trimester pertama, biasanya beban kehamilan sudah bisa diantisipasi lebih

baik. Selain perubahan hormonal lebih stabil, ibu pun sudah mulai terbiasa dengan kondisi

tubuhnya. Sementara, janin pun sudah lebih kuat dari sebelumnya. Namun demikian, ibu

tetap perlu berhati-hati mengingat di akhir trimester kedua janin mulai mampu mendengar

dan dapat bereaksi terhadap sentuhan dari luar. Dia pun sudah bisa merasakan kondisi

psikologis orang tuanya. Kondisi ibu yang selalu menyenangkan bisa membuat

pertumbuhan janin optimal. Sedangkan bila tidak, mungkin saja ada gangguan-gangguan

yang nantinya bisa berpengaruh pada kondisi psikologis anak setelah lahir.

Direncanakan atau tidak, calon ibu perlu mempersiapkan diri secara psikologis

sejak sebelum, selama, dan sesudah kehamilan. Calon ayah dan ibu perlu bersiap-siap

menyesuaikan diri terhadap perubahan peran, tanggung jawab, pembagian waktu,

maupun perhatian yang berkaitan dengan kehadiran sang bayi 9 bulan mendatang.

“Di awal masa kehamilan, baik calon ibu maupun ayah, harus memiliki

pengetahuan mengenai perubahan yang terjadi di dalam diri ibu, hingga lebih percaya diri

dan tidak mudah mengalami kecemasan menghadapi gejala-gejala umum kehamilan,”

tutur Shinto.

Calon ayah perlu tahu bahwa ada kemungkinan sang isteri akan menunjukkan

tingkah laku yang “luar biasa” selama masa kehamilan. Dengan demikian calon ayah pun

harus belajar memahami dan meningkatkan toleransi terhadap “ketidaklaziman” tingkah

laku istrinya. Dengan kata lain, calon ayah juga mesti bersedia menyesuaikan diri terhadap

perubahan-perubahan yang terjadi pada sang istri, baik fisik maupun psikologis.

Page 14: PERUBAHAN PSIKOLOGIS PADA MASA KEHAMILAN

12

2.6 Janin Tidak Berkembang

Perempuan hamil yang menderita depresi klinis atau serangan stres yang ekstrim

membutuhkan perawatan medis ekstra. Sebab, kondisi psikologis ibu hamil sangat

mempengaruhi perkembangan janinnya. Demikian ungkap Dr. Miguel A. Diego, seorang

peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Miami, Amerika Serikat.

"Hasil penelitian yang muat dalam Psychosomatic Medicine Journal ini

mengungkapkan bahwa ukuran bayi yang dilahirkan seorang ibu yang sedang stres atau

depresi cenderung lebih kecil, baik berat badan maupun panjang tubuhnya dibandingkan

bayi yang dilahirkan dari ibu yang tidak mengalami stres," demikian tulis reuters.com.

Dr. Miguel A. Diego dan timnya menemukan bahwa hormon kortisol yang

dihasilkan kelenjar adrenalin saat stres menjadi faktor penyebabnya. Dr. Miguel A. Diego

menggunakan alat ukur ultrasonografi (USG) untuk melihat perkembangan janin dalam

kandungan 98 perempuan pada usia kehamilan 16 hingga 29 minggu. Mereka mengukur

level hormon dan melakukan evaluasi keseluruhan untuk mengukur tingkat stres ibu.

Semakin berat tekanan yang dialami ibu hamil, semakin kecil kemungkinan bayi untuk

berkembang. Analisa statistik menunjukkan bahwa kadar hormon kortisol yang tinggi

sebanding dengan stres yang dialami dan berat tubuh yang turun.

Untuk mengatasi stres pada ibu hamil, dibutuhkan terapi psikologi atau dukungan

sosial yang baik. Sebab pengaruh penggunaan obat-obatan antistres untuk perempuan

hamil juga masih menimbulkan pro dan kontra di kalangan ahli kesehatan. "Selain Janin

tidak berkembang, stres pada perempuan hamil dapat memicu kelahiran prematur," ujar

Dr. Miguel A. Diego.

Ada dua jenis janin tidak berkembang, yaitu :

1. Janin yang dari awal tidak tampak. Hanya ada kantong kehamilan yang bahasa

medisnya disebut blighted ovum (kantong kosong). Tidak tampak janin sama

sekali, yang ada hanya semacam suatu rongga di dalam rahim. Pada USG akan

tampak gambaran hitam, berisi cairan, dan tidak tampak bayangan calon janin

sama sekali.

2. Sudah mulai tampak bayangan calon janin. Gambarannya biasanya pipih dan kecil

berada di dalam rahim. Disebut tidak berkembang kalau memang diameter dan

panjang janin tidak sesuai dengan usia kehamilan. Biasanya pemeriksaan

kehamilan ini dilakukan secara serial, yaitu minimal dua kali dengan jarak dua

Page 15: PERUBAHAN PSIKOLOGIS PADA MASA KEHAMILAN

13

minggu. Bilamana didapatkan ukuran janin tidak bertambah atau bertambah tetapi

sesuai dengan pertambahan usia kehamilan, itu yang disebut dengan janin tidak

berkembang.

Ada beberapa penyebab janin tidak berkembang, antara lain :

1. Genetik, bukan faktor keturunan, melainkan dari sperma atau sel telur. Dalam hal

ini kualitas dan kuantitas sperma serta sel telur tidak baik sehingga saat

penyatuan keduanya hasilnya tidak berkembang secara prima.

Menurut Anita, hal ini biasanya mengarah ke blighted ovum. “Yang jelas, kalau

bicara tentang blighted ovum, kita bicara juga tentang kualitas dan kuantitas.

Faktor ini bisa berulang dan bisa tidak, tergantung ada masalah produksi sperma

dan sel telur atau tidak,” ungkapnya. Penyebab kualitas sperma dan sel telur

macam-macam, tergantung dari produksi “pabriknya” (sel telur dari indung telur

dan sperma dari produksi spermanya).

Jadi, otomatis gangguan dari proses pembentukan itu bisa bermacam-macam dan

tidak bisa dipastikan, dari faktor higienis atau infeksi. Bisakah dicegah? “Susah.

Karena sel telur dan sperma sudah ada sejak kita di kandungan ibu. Gangguan-

gangguan itu muncul begitu kita lahir.”

2. Infeksi TORCH, yang disebabkan oleh toksoplasma, rubella, CMV atau cito

megalo virus, herpes simplex I dan simplex II. Dalam hal ini yang dilihat adalah

reflek di tubuh kita, yaitu terbentuknya antibodi terhadap kuman dan virus ini. Jika

diasumsikan bermasalah harus segera diterapi. Sebaiknya pemeriksaan ini

dilakukan sebelum hamil agar tidak menganggu kondisi si ibu. Jika sudah hamil

sebaiknya dilakukan terapi sepanjang kehamilan. Untuk faktor yang disebabkan

infeksi semua terapinya dengan oral atau obat yang diminum.

3. ACA (anticardiolipin) atau pembekuan yang menyumbat pembuluh-pembuluh

darah yang arahnya ke janin sehingga akhirnya pertumbuhan janin terhenti.

Penyebabnya karena faktor imun dimana tergantung pada sensitivitas masing-

masing orang. “Semisal, kakak kandung kita memiliki ACA tinggi, walaupun

bersaudara belum tentu kita memiliki ACA tinggi. Orang yang tadinya tidak

memiliki ACA tinggi, di kemudian hari bisa memiliki ACA tinggi,” jelas Anita.

Page 16: PERUBAHAN PSIKOLOGIS PADA MASA KEHAMILAN

14

Jadi, begitu ada kehamilan dia mengangap kehamilan ini musuhnya dan langsung

terbentuk pembekuan. Darah membeku dan menyumbat daerah-daerah yang

arahnya ke janin. Janin otomatis tidak mendapat suplai baik makanan, minuman,

maupun oksigen.

Jika terjadi seperti ini harus segera diterapi, yaitu dengan memberikan obat anti

pembekuan darah (bisa berupa obat minum atau suntik, tergantung seberapa

berat kasus).

Jika si ibu dikondisikan sudah normal kembali, pada saat hamil pun biasanya

dalam pengawasan ketat dan tetap diterapi sampai bayi lahir. Pasalnya, sewaktu-

waktu bisa terjadi pembekuan lagi yang menganggu suplai makanan sehingga

mengakibatkan janin tidak berkembang atau pertumbuhan bayi terhambat. Tidak

semua janin dapat berkembang dengan sempurna, ada kalanya terjadi kelainan-

kelainan pada janin.

Malformasi atau cacat dapat terjadi melalui tiga cara yaitu:

1. Pengaruh bahan berbahaya dari lingkungan luar selama periode awal

perkembangan.

2. Penerusan abnormalitas genetik dari induknya.

3. Aberasi kromosom yang terdapat pada salah satu gamet atau yang timbul pada

pembelahan pertama.

Kelainan-kelainan pada janin diantaranya adalah :

1. Teratoma, yaitu tumor yang mengandung jaringan derivat dua, tiga lapis benih.

Terjadi saat janin masih embrio. Terjadinya teratoma adalah karena embrio awal

(tingkat clivage, blastula, awal grastula) lepas dari kontrol organizer. Ia seperti

tubuh yang kembar tidak seimbang yang satu dapat tumbuh normal yang lain

hanya gumpalan jaringa yang tdak utuh atau tidak wajar. Teratoma disebut juga

fetus in fetu atau bayi dalam bayi.

2. Sindrom down, yaitu kelainan fisik janin dengan ciri ciori yang khas seperti retardsi

mental, kelainan jantung bawaan, otot-otot melemah (hypotonia), leukimia, hingga

gangguan penglihatan dan pendengaran. Kelainan ini terjadi karena kelainan pada

Page 17: PERUBAHAN PSIKOLOGIS PADA MASA KEHAMILAN

15

kromosom yaitu pada kromosom 21. Pada penderita ini memiliki tiga unting

kromosom 21 (Corebima, 1997).

3. Sindrom Edward, yaitu kelainan pada janin karena kromosom janin mengalami

kelainan. Kelainan ini terjadi karena kromosom 18nya mengalami kelebihan yaitu

terdapat tiga untai kromosom 18. ciri kelaian janin ini adalah retardasi mental

berat, gangguan pertumbuhan, ukuran kepala dan pinggul kecil, kelaianan pada

tangan dan kaki.

4. Sindrom Patau, nama lain dari trisomi 13. hal ini karena terjadi kelainan pada

kromosom ke13 dari pendeita tersebut, yaitu memiliki tiga untai kromosom 13. Ciri

dari kelainan ini adalah bibir sumbing, ganggaun berat pada perkembangan otak,

jantung, ginjal, tangan dan kaki.biasanya jika gejalanya sangat berat janin akan

mati setelah beberapa saat dari kelahiran.

5. Talasemia, yaitu salah satu kelainan pada janin. Talasemia ini memiliki ciri dimana

tubuh kekurangan salah satu zat pembentuk hemoglobin (Hb) sehingga penderita

mengalami anemia berat akibatnya harus transfusi darah seumur hidup

6. Fenilketinoria, yaitu gangguan metabolisme salah satu jenis asam amino

pembentuk protein yaitu fenilalanin yang menyebabkan hambatan atau radiasi

mental. Kelainan ini jika dideteksi sejak dini dapat diminimalkan dengan cara

memberi asupan fenilalanin yang banyak terdapat pada keju, susu, telur, ikan,

daging, pemberian obat atau vitamin tertentu.

Page 18: PERUBAHAN PSIKOLOGIS PADA MASA KEHAMILAN

16

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Proses kehamilan itu terjadi ketika sperma ( benih pria ) bertemu dengan sel telur (

benih wanita ), dan hal itu hanya bisa terjadi apabila hubungan kelamin dilakukan di sekitar

masa subur. Masa subur itu terjadi semenjak ovulasi ( keluarnya sel telur ) dari ovarium (

indung telur ) hingga akhir masa hidupnya ( kira kira 12-24 jam ). Sementara itu sel sperma

yang masuk hingga tuba fallopii bisa bertahan 1 hingga x 24 jam. Jadi hubungan seksual

yang dilakukan 1- 2 hari sebelum masa subur masih mungkin bisa terjadi kehamilan.

Dengan demikian meskipun hanya sekali saja melakukan hubungan seks, bisa saja terjadi

kehamilan kalau waktunya di sekitar masa ovulasi.

Dari pembahasan di atas, jelas sekali bahwa keadaan dan perubahan psikologis

ibu selama masa kehamilan dapat mempengaruhi keadaan dirinya serta janin yang

dikandungnya.Keadaan janin, baik fisik maupun mental akan terganggu dan akan

menyebabkan hal yang mengerikan nantinya.

3.2 Saran

Kehadiran anak biasanya dinantikan oleh pasangan muda, sebagai wujud buah

cinta. Satu hal yang paling penting adalah kesiapan kedua orang tua, terutama calon ibu,

yang meliputi kesiapan fisik, mental dan gizi. Generasi yang baik merupakan buah dari

kesiapan orang tua, yang dimulai sejak janin belum terbentuk.

Ketika seorang ibu hamil tidak siap untuk menerima kehamilan, maka secara fisik

ia semakin terasa berat. Ini akan menjadi suatu hal yang sangat tidak menyenangkan.

Penolakan terhadap kehamilan akan tercetus dalam ketidakstabilan emosi yang berlebih,

seperti perasaan dan suasana hati yang tidak menentu selama kehamilan.

Menurut penelitian di Amerika, 10% dari ibu hamil yang depresi akan menularkan

secara biokimia kesedihannya pada janinnya, yang akan meningkatkan hormon stress dan

aktivitas otak sang janin.

Untuk menghindarinya, ibu hamil harus mempersiapkan diri dalam hal berikut:

Kesiapan menghadapi perubahan bentuk fisik

Ibu hamil pastinya akan mengalami perubahan luar biasa terhadap bentuk

tubuhnya. Ia akan merasa tidak menarik dan tidak nyaman dengan bentuk

Page 19: PERUBAHAN PSIKOLOGIS PADA MASA KEHAMILAN

17

tubuhnya yang baru. Ini akan mempengaruhi suasana hati ibu hamil. Yakini,

perubahan ini sifatnya hanya sementara. Setiap ibu hamil pasti mengalaminya.

Kesiapan menghadapi perubahan peran

Seorang ibu akan menyandang peran yang sangat berbeda daripada sebelumnya.

Ini perlu dipersiapkan dengan baik, antara keinginan menggebu untuk segera

menimang bayi dan ketakutan luar biasa terhadap peran yang awam bagi dirinya.

Peninjauan kembali motivasi hamil

Sikap ibu hamil yang paling positif terhadap kehamilan adalah mereka yang

memandang peran orang tua sebagai kesiapan untuk mengembangkan diri.

Dengan sikap positif dan dukungan dari suami, maka ibu hamil akan lebih siap

menghadapi hari-hari sulit selama kehamilan.

Berikut beberapa saran bagi ibu hamil agar kehamilan menjadi optimal :

Menjalani konseling prahamil

Menyembuhkan penyakit yang ada

Menghentikan minum pil KB

Hindari rokok dan alcohol

Menjaga berat badan, usahakan berat badan normal.

Perhatikan lingkungan kerja, apakah berdampak negative atau tidak.

Sering berolahraga

Terus merawat diri dan menjaga kesehatan dengan baik, terutama pada periode 3

bulan pertama.

Perbanyak membaca, mempelajari segala sesuatu sesuatu tentang kehamilan,

melahirkan, bayi dan perawatan, serta proses pengasuhan anak.

Lakukan pemeriksaan secara berkala.

Hal lain yang perlu ibu hamil perhatikan adalah masalah gizi. Menurut penelitian,

seorang wanita yang sejak masa kanak-kanak, remaja, dewasa, dan selama hamil

keadaan gizinya selalu baik akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk melahirkan bayi

yang sehat, tanpa komplikasi.

Sedangkan ibu hamil yang berat badannya sebelum hamil di bawah batas normal,

maka akan melahirkan bayi yang berat badannya juga kurang, atau bahkan tidak berumur

panjang.

Page 20: PERUBAHAN PSIKOLOGIS PADA MASA KEHAMILAN

REFERENSI

http://id.wikipedia.org/

http://kuliahbidan.wordpress.com/

http://ibuanak.co.cc/pregnancy/

http://www.ayahbunda.co.id/

http://digilib.gunadarma.ac.id/

http://id.answers.yahoo.com/

http://www.dechacare.com/

http://www.hypno-birthing.web.id/

http://www.anneahira.com/