PERUBAHAN PERILAKU SEHAT & TEORI PERUBAHAN PERILAKU...
Transcript of PERUBAHAN PERILAKU SEHAT & TEORI PERUBAHAN PERILAKU...
Ade Heryana, S.SiT, M.KM Perubahan Perilaku Sehat & Teori Perubahan Perilaku Sehat
1
PERUBAHAN PERILAKU SEHAT & TEORI PERUBAHAN PERILAKU SEHAT
Ade Heryana
Dosen Prodi Kesmas FIKES Universitas Esa Unggul Jakarta Email: [email protected]
FAKTOR PENYEBAB PERUBAHAN PERILAKU
SEHAT
Beberapa faktor turut menyebabkan
terjadinya perubahan sikap dan perilaku sehat
pada seseorang. Faktor-faktor tersebut adalah:
1. Pendidikan
Seseorang akan mengubah
kebiasaan sehatnya jika mereka memiliki
informasi yang baik tentang kebiasaan
sehat tersebut. Untuk itu dibutuhkan
penyampaian informasi yang bisa diterima
oleh seseorang untuk mengubah
perilakunya. Berikut adalah berbagai cara
komunikasi agar informasi kesehatan dapat
diterima dengan efektif (lihat tabel 1).
2. Faktor rasa takut
Bila seseorang takut kebiasaan
tidak sehat akan mengganggu
kesehatannya, maka orang tersebut akan
mengubah perilakunya untuk mengurangi
rasa takut. Namun demkian, pesan-pesan
kesehatan yang mengandung banyak unsur
menakutkan, cenderung akan mengurangi
perubahan perilaku sehat seseorang.
Dengan demikian rasa takut itu sendiri tidak
cukup untuk mengubah perilaku sehat
seseorang, karena umumnya tujuan utama
orang mengubah perilaku sehat adalah
mengurangi rasa takut bukan penyakitnya.
Tabel 1. Karakteristik Komunikasi Efektif untuk Mengubah Perilaku Sehat
(Sumber: Taylor, 2015:46)
Komunikasi sebaiknya penuh warna dan hidup/animasi, jangan hanya berupa data statistik dan jargon-jargon. Bila memungkinkan ditambahkan kisah nyata;
Penyampai pesan sebaiknya seseorang yang ahli di bidangnya, prestisius, dapat dipercaya, disukai, dan setara dengan audiens
Argumen yang kuat (tentang perilaku sehat) sebaiknya disajikan di awal atau di akhir presentasi
Pesan yang disampaikan sebaiknya singkat, jelas, dan langsung
Pesan yang disampaikan sebaiknya terdapat konklusi/simpulan secara jelas
Pesan yang ekstrim akan menimbulkan perubahan sikap yang sangat nyata, namun disampaikan secara ringkas saja. Hindari pesan yang sangat berlebihan. Misalnya: anjuran untuk berolahraga 30-60 menit sehari lebih efektif dibanding menganjurkan olahraga 3 jam per hari;
Anjuran untuk mendeteksi penyakit (mis: HIV, Mamogram) dilakukan jika faktor perilaku tidak efektif mengatasi masalah kesehatan. Anjuran yang berifat promotif (mis: menggunakan krim matahari) sebaiknya ditekankan pada manfaat yang didapat;
Jika audiens terlihat mau menerima perubahan perilaku sehat, maka komunikasi sebaiknya difokuskan pada hal-hal yang menyenangkan. Jika audiens terlihat menolak perubahan perilaku sehat, maka komunikasi ditekankan pada diskusi terhadap issue penolakan;
Intervensi yang disarankan sebaiknya memperhatikan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Misalnya: intervensi penggunaan kondom untuk mencegah HIV sebaiknya jangan disampaikan pada anak remaja.
Ade Heryana, S.SiT, M.KM Perubahan Perilaku Sehat & Teori Perubahan Perilaku Sehat
2
JENIS PESAN KESAHATAN
Pesan yang disampaikan dalam upaya
mengubah perilaku sehat terbagi menjadi dua,
yaitu: pesan yang bersifat positif dan bersifat
negatif. Pesan yang bersifat positif lebih
mengutamakan keuntungan-keuntungan yang
didapat jika menjalankan upaya kesehatan
atau disebut juag pesan yang berorientasi
promosi kesehatan. Sedangkan yang bersifat
negatif lebih memunculkan rasa takut atau
ancaman, atau disebut juga pesan yang
berorientasi pencegahan.
Misalnya pada anjuran untuk
melakukan vaksinasi flu. Pesan yang positif
lebih menonjolkan keuntungan-keuntungan
yang didapat jika melakukan vaksinasi.
Sedangkan pesan yang bersifat negatif lebih
menonjolkan pada ketidaknyamanan jika
menderita influenza.
Pesan yang bersifat positif akan efektif
digunakan pada :
- Perubahan perilaku dengan kepastian
dampak yang dihasilkan tinggi misalnya
pada upaya pencegahan kanker kulit,
berhenti merokok, dan anjuran
berolahraga.
- Orang-orang yang lebih berorientasi pada
upaya promosi atau meningkatkan
kesehatan. Contoh: pesan “Kalsium akan
menjaga kesehatan tulang Anda”
- Orang-orang yang memulai perubahan
perilaku
Sedangkan pesan yang bersifat negatif
sebaiknya digunakan pada:
- Upaya mengubah perilaku sehat yang
memiliki ketidakpastian hasil dan hanya
membutuhkan sekali intervensi, misalnya
pada vaksinasi;
- Orang-orang yang memiliki orientasi
pencegahan penyaki. Contohnya dengan
pesan: “Asupan kalsium yang rendah akan
meningkatkan kekeroposan tulang”
- Orang-orang yang memelihara perubahan
perilaku selamanya.
PENDEKATAN PERUBAHAN PERILAKU SEHAT
Terdapat berbagai macam pendekatan
yang dapat dilajkukan dalam rangka
perubahan perilaku sehat pada seseorang.
Pendekatan tersebut antara lain:
1. Pendekatan Sikap yaitu mengubah perilaku
sehat dengan melakukan perubahan sikap
pada seseorang. Pendekatan ini terdiri dari:
Health Belief Model (HBM), Theory of
Planned Behavior, dan Self-Determination
Theory;
2. Pendekatan Kognitif, yaitu mengubah
perilaku sehat dengan melakukan
modifikasi pada cara berfikir seseorang.
Salah satunya yang sering diterapkan
adalah Cognitive-Behavior Therapy (CBT);
3. Pendekatan Transformatif, yaitu mengubah
perilaku sehat yang dilakukan melalui
berbagai tahap transformatif. Pendejakan
ini antara lain adalah Transtheoretical
Model of Behavior Change; dan
Ade Heryana, S.SiT, M.KM Perubahan Perilaku Sehat & Teori Perubahan Perilaku Sehat
3
4. Pendekatan rekayasa sosial, yaitu
mengubah perilaku sehat dengan
memodifikasi lingkungan sosial seseorang.
HEALTH BELIEF MODEL (HBM)
Teori ini merupakan teori perubahan
perilaku sehat yang mendasarkan pada
pemodifikasian sikap seseorang, yang paling
awal ditemukan yakni pada tahun 1958 oleh
Hochbaum, dan dilanjutkan oleh Rosenstock
tahun 1966.
Menurut teori ini, seseorang
menjalankan perilaku sehat dipengaruhi oleh
dua faktor yaitu: 1) Keyakinan terhadap
gangguan kesehatan; dan 2) keyakinan
terhadap efektifitas upaya kesehatan dalam
mengurangi gangguan kesehatan (lihat gambar
1).
Persepsi terhadap gangguan
kesehatan dipengaruhi oleh tiga hal yaitu:
a. Nilai-nilai kesehatan secara umum, seperti:
minat dan perhatian terhadap kesehatan;
b. Keyakinan terhadap kerentanan seseorang
terhadap gangguan kesehatan; dan
c. Keyakinan terhadap konsekuensi yang
timbul akibat gangguan kesehatan.
Misalnya: seseorang akan merubah
perilaku diet dengan mengurangi asupan
kolesterol bila mereka memiliki nilai-nilai
kesehatan yang baik, yakin bahwa orang yang
tidak diet kolesterol akan mengalami sakit
jantung, dan yakin bahwa gangguan kesehatan
akibat penyakit jantung bisa berbahaya.
Keyakinan terhadap efektifitas upaya
kesehatan dalam mengurangi gangguan
kesehatan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:
a. Keyakinan bahwa upaya kesehatan akan
berjalan efektif; dan
b. Keyakinan bahwa biaya yang dikeluarkan
untuk upaya kesehatan akan memberikan
keuntungan/benefit.
Misalnya: seseorang yang dianjurkan
untuk mengubah pola makan untuk mencegah
penyakit jantung, memiliki keyakinan bahwa
mengubah pola makan bukan satu-satunya
penyebab sakit jantung, dan mengubah pola
makan akan banyak mengurangi kesenangan
hidup. Sehingga meskipun persepsi terhadap
kerentanan penyakit jantung sangat tinggi,
bisa jadi ia tidak mau mengubah pola makan.
THE THEORY OF PLANNED BEHAVIOR
Pendekatan lain dalam perubahan
perilaku sehat melalui pendekatan modifikasi
sikap adalah the theory of planned behavior,
dimana hubungan antara perilaku sehat
dengan keyakinan akan kesehatan lebih dekat
dibandingkan dengan HBM.
Menurut teori ini, perilaku sehat
merupakan hasil langsung dari tujuan perilaku
seseorang. Tujuan perilaku seseorang
ditentukan oleh tiga faktor (lihat gambar 2),
antara lain:
1. Sikap terhadap aktifitas tertentu;
2. Norma-norma yang berhubungan aktifitas
tertentu; dan
3. Persepsi terhadap pengontrol perilaku
Ade Heryana, S.SiT, M.KM Perubahan Perilaku Sehat & Teori Perubahan Perilaku Sehat
4
Gambar 1. Health Belief Model yang Diaplikasikan pada Perilaku Berhenti Merokok
Gambar 2. The Theory of Planned Behavior yang Diaplikasikan pada Pola Makan Sehat
Keyakinan terhadap gangguan kesehatan
- Nilai-nilai kesehatan secara umum (“saya sangat memperhatikan kesehatan”)
- Keyakinan terhadap kerentanan seseorang terhadap gangguan kesehatan (“sebagai perokok, saya bisa terkena kanker paru”)
- Keyakinan terhadap konsekuensi yang timbul akibat gangguan kesehatan (“saya akan mati, jika saya menderita kanker paru”)
Keyakinan terhadap efektifitas upaya kesehatan dalam mengurangi gangguan kesehatan
- Keyakinan bahwa upaya kesehatan akan berjalan efektif (“jika saya berhenti merokok sekarang, saya tidak akan terserang kanker paru ”)
- Keyakinan bahwa biaya yang dikeluarkan untuk upaya kesehatan akan memberikan keuntungan/benefit
(“meskipun untuk berhenti merokok sulit, namun untuk mencegah kanker paru lebih bermanfaat ”)
Perilaku Sehat (“Saya akan berhenti merokok)
Sikap terhadap aktivitas tertentu
- Keyakinan terhadap hasil dari perubahan perilaku (“bila saya mengubah pola makan, maka berat badan saya akan turun, kesehatan akan meningkat, dan lebih menarik”)
- Evaluasi terhadap hasil dari perubahan perilaku (“Menjadi sehat dan terlihat menarik merupakan hal yang penting”)
Norma-norma yang berhubungan aktifitas tertentu
- Keyakinan normatif (“keluarga dan teman menganjurkan saya untuk mengubah pola makan ”)
- Motivasi untuk mengikuti anjuran (“saya akan menjalankan apa yang mereka inginkan dari saya ”)
Persepsi terhadap pengontrol perilaku tertentu (“saya akan sanggup mengubah pola makan”)
Tujuan perilaku (“bermaksud
mengubah pola makan”)
Perubahan perilaku
(”menjalankan pola makan
sehat)
Ade Heryana, S.SiT, M.KM Perubahan Perilaku Sehat & Teori Perubahan Perilaku Sehat
5
Sikap terhadap aktivitas tertentu
menekankan pada: keyakinan dan evaluasi
terhadap hasil dari perubahan perilaku.
Norma-norma merupakan hal-hal yang
diyakini oleh seseorang yang sebaiknya
dilakukan (keyakinan normatif atau normative
belief) dan motivasi yang dibutuhkan untuk
mengikuti anjuran atau keyakinan normatif
tersebut. Persepsi terhadap pengontrol
perilaku merupakan persepsi bahwa seseorang
dapat menjalankan aktifitas dan menghasilkan
efek yang diinginkan. Faktor yang terakhir
mirip dengan self-efficacy.
Misalnya: seorang perokok yang
percaya bahwa perilaku merokok
menyebabkan masalah kesehatan serius, yang
percaya bahwa orang lain menganjurkan
sebaiknya berhenti merokok, yang termotivasi
untuk mengikuti norma-norma yang ada, yang
percaya bahwa ia memiliki kemampuan
berhenti merokok, yang menjalankan tujuan
dari perilaku-perilaku di atas, memiliki
kemungkinan untuk berhenti merokok
dibandingkan seseorang yang tidak percaya
akan hal-hal di atas.
Theory of planned bevahior secara
empiris terbukti bisa memprediksi perilaku
kesehatan seperti penggunaan kondom,
konsumsi minuman ringan, dan penerapan
food safety.
SELF-DETERMINATION THEORY (SDT)
Teori ini disusun berdasarkan
pemikiran bahwa setiap orang termotivasi
untuk mengejar tujuan mereka. Target yang
dituju dalam teori ini adalah dua komponen
yaitu motivasi otonom dan persepsi terhadap
kompetensi. Seseorang termotivasi secara
otonom ketika mereka bebas menentukan
pilihan dan mengambil keputusan. Kompetensi
berarti keyakinan bahwa seseorang mampu
melakukan perubahan perilaku.
Misalnya: ketika seorang wanita
mengubah pola makannya karena anjuran dari
dokter, dia tidak merasakan kebebasan
otonom melainkan merasakan bahwa
aktifitasnya ada dalam pengawasan orang. Hal
ini dapat mengurangi komitmennya untuk
mengubah perilaku. Namun demikian jika
perubahan pola makan merupakan pilihan
pribadinya, hal ini akan meningkatkan
motivasinya. Teori SDT terbukti sukses dalam
mengubah perilaku merokok, konsumsi
alkohol.
COGNITIVE-BEHAVIORAL THERAPY
Mengubah perilaku dan kebiasaan
sehat dengan pendekatan kognitif
memfokuskan kepada tiga hal berikut: 1)
perilaku target itu sendiri; 2) kondisi yang
menimbulkan atau memelihara perilaku
tersebut; dan 3) faktor-faktor yang
memperkuat perilaku tersebut.
Metode Cognitive-Behavioral Therapy
(CBT) merupakan pendekatan perubahan
perilaku sehat yang paling efektif dengan
pendekatan kognitif.
Ade Heryana, S.SiT, M.KM Perubahan Perilaku Sehat & Teori Perubahan Perilaku Sehat
6
Metode CBT yang disajikan pada paper
ini terdiri dari berbagai teknik mengubah
perilaku antara lain:
- Self-monitoring
- Stimulus control
- The self-control behavior
- Self-reinforcement
- Behavioral assignments
- Social skills training
- Relaxational trainings
- Motivational Interviewing
- Relapse prevention
Self Monitoring
Dengan prinsip self-monitoring,
metode CBT berusaha menghilangkan kondisi-
kondisi yang memungkinkan timbulnya
perilaku sehat/tidak sehat. Prinsip ini
menyatakan bahwa setiap orang harus
memahami dimensi-dimensi dari kebiasaan
sehat sebelum memulai mengubah perilaku
sehat.
Tahap-tahap dalam self-monitoring
meliputi:
1. Memahami perilakunya sehingga bisa
membedakan perilaku tersebut dengan
orang lain. Pada beberapa perilaku, hal ini
mudah dilakukan. Misalnya pada perilaku
merokok, orang yang akan mengubah
perilakunya harus memahami bahwa dia
termasuk kelompok perokok atau bukan;
2. Memetakan perilaku. Misalnya seorang
perokok yang akan mengubah perilakunya
bisa memetakan kebiasaannya dengan
mencatat hal-hal yang berhubungan
dengan perilakunya tersebut, seperti
mencatat kapan merokok dilakukan,
berapa kali sehari, situasi-situasi yang
mendorong perilaku merokok, dan bila ada
dengan siapa merokok dilakukan.
Dengan langkah-langkah di atas,
seseorang yang akan mengubah perilaku
sehatnya dapat mengidentifikasi kondisi-
kondisi yang memungkinkan perilaku tersebut
muncul, atau disebut dengan discriminative
stimulus atau rangsangan diskriminan.
Misalnya kondisi melihat dan mencium aroma
makanan merupakan discriminative stimulus
dari perilaku makan. Melihat sebungkus rokok
dan menicum aroma kopi bisa menjadi
discriminative stimulus dari perilaku merokok.
Stimulus Control
Ketika kondisi-kondisi yang
mendukung perilaku seseorang telah
dipahami, maka selanjutnya faktor-faktor di
dalam lingkungan yang ikut memelihara
perilaku tidak sehat dapat dimodifikasi,
dengan intervensi stimulus control.
Prinsip stimulus-control mengurangi
perilaku tidak sehat seseorang dengan dua
cara:
1. Menghilangkan discriminative stimulus
yang menimbulkan perilaku tidak sehat.
Misalnya pada perilaku makan, diketahui
bahwa discriminative stimulus-nya adalah
adanya makanan yang disukai dan aktivitas
lain seperti menonton televisi. Seseorang
Ade Heryana, S.SiT, M.KM Perubahan Perilaku Sehat & Teori Perubahan Perilaku Sehat
7
yang akan menurangi berat badan dapat
mengubah perilaku makan dengan
mengurangi stimulus tersebut, misalnya
dengan menghilangkan makanan yang
menggemukkan, membatasi makan hanya
di satu tempat dalam rumah, dan
menghindari makan sambil melakukan
aktifitas lain (misalnya menonton televisi).
2. Menciptakan discriminative stimulus yang
baru untuk mengurangi kebiasaan tidak
sehat. Misalnya dengan menempelkan
peringatan-peringatan untuk mengurangi
discrimative stimulus di lokasi strategis di
rumah, seperti tulisan “jangan makan
sambil menonton TV” atau “kurangi belanja
makanan yang bikin gemuk”.
The Self-Control of Behavior
Metode ini mendasarkan keyakinan
bahwa setiap orang melakukan dialog dengan
dirinya sendiri (monolog) dalam rangka
mengubah perilaku mereka. Misalnya: pada
perokok yang hampir menyerah dengan
upayanya untuk berhenti merokok akan
menyemangati dirinya dengan monolog “Saya
tidak akan pernah menyerah untuk berhenti
merokok”.
Pada metode ini teknik yang dipakai
untuk mengubah perilaku tidak sehat adalah
dengan menciptakan dan memodifikasi
monolog-monolog yang berpengaruh
terhadap perubahan perilaku atau disebut
dengan cognitive-restructuring.
Self-reinforcement
Metode ini merupakan teknik
memberikan ganjaran (positif atau negatif)
dalam rangka meningkatkan atau menurunkan
faktor-faktor yang mengubah perilaku
seseorang.
Ganjaran positif misalnya dengan
memberikan sesuatu yang disukai apabila
seseorang sukses memodifikasi perilaku tidak
sehat. Misalnya: mengiming-imingi nonton
film di bioskop jika berhasil menurunkan berat
badan.
Sedangkan ganjaran negatif misalnya
dengan menghilangkan hal-hal atau kondisi
yang tidak disukai jika seseorang berhasil
mengubah perilakunya. Misalnya: seorang
anak boleh bermain games jika selama
seminggu selalu menggosok gigi sebelum tidur.
Behavioral Assignments
Metode ini merupakan teknik dengan
pendekatan kognitif yang dilakukan dengan
memberikan penugasan-penugasan di rumah
pada seseorang yang ingin mengubah perilaku
tidak sehat. Metode ini umumnya diberikan
oleh ahli atau terapis kepada pasiennya
setelah melakukan konsultasi.
Misalnya pada seseorang yang ingin
mengubah perilaku diet, seorang terapis bisa
memberikan penugasan seperti: 1. Saat
makan, hitung jumlah kunyahan makanan
menggunakan stopwatch; 2) catat jumlah
kunyahan, waktunya, lokasinya, dan apa yang
Anda makan; 3) Catat jenis makanan yang
Anda makan selama seminggu; 4) buat
Ade Heryana, S.SiT, M.KM Perubahan Perilaku Sehat & Teori Perubahan Perilaku Sehat
8
perjanjian konsultasi lagi; dan 5) bawa catatan
Anda saat konsultasi berikutnya.
Teknik behavioral assignments
memiliki keunggulan antara lain:
- Melibatkan pasien dalam proses
penyembuhan (perubahan perilaku);
- Pasien ikut melakukan analisa terhadap
perilakunya;
- Pasien menjadi lebih komitmen dalam
proses pengobatan (perubahan perilaku);
- Tanggung jawab untuk mengubah perilaku
secara bertahap menjadi meningkat; dan
- Meningkatkan keinginan untuk mengontrol
diri pasien.
Social skill trainings
Metode social skill trainings atau
assertiveness trainings digunakan untuk
mengubah perilaku yang tidak sehat yang
diakibatkan oleh reaksi kecemasan terhadap
masalah sosial (social anxiety). Misalnya pada
beberapa orang dewasa kebiasaan merokok
dilakukan untuk mengurangi kegugupan saat
menghadapi situasi tertentu untuk
memudahkan komunikasi atau
membayangkan hal-hal menyenangkan.
Minum alkohol dan makan berlebih bisa juga
diakibatkan oleh kecemasan terhadap
lingkungan sosial.
Pada metode ini, seseorang yang akan
mengubah perilakunya diberi pelatihan
bagaimana menghadapi situasi-situasi sosial
yang tidak diinginkan dengan cara-cara yang
lebih efektif dan tidak mengganggu kesehatan.
Pasien diajarkan berbagai cara untuk
menurangi kecemasan akibat lingkungan.
Misalnya: teknik menghadapi orang-orang
yang memiliki dominasi tinggi dengan berani
mengatakan “tidak”.
Relaxational Trainings
Teknik relaksasi juga diberikan untuk
mengubah perilaku tidak sehat akibat tekanan
sosial. Misalnya pada beberapa karyawan yang
akan presentasi di hadapan klien, ada yang
merokok hanya untuk menghilangkan stress,
atau menggigit kuku, menggaruk kulit dan
sebagainya.
Teknik ini dilakukan dengan menarik
nafas lebih dalam dan merelaksasi otot. Saat
menarik nafas lebih dalam, seseorang akan
merasa tenang, pernafasan terkontrol,
mengurangi detak jantung dan tekanan darah,
serta meningkatkan kadar oksigen di dalam
darah. Selesai menarik nafas dalam, proses
dilanjutkan dengan melakukan peregangan
agar otot tidak kaku.
Motivational Interviewing
Metode wawancara motivasional pada
awalnya digunakan untuk mengurangi perilaku
adiksi pada seseorang. Dalam perkembangan
selanjutnya metode ini digunakan juga untuk
mengurangi perilaku merokok, diet,
membiasakan olahraga, skrining kanker, dan
perilaku seks tidak wajar.
Metode ini dilakukan dengan
menggunakan gaya konseling kepada pasien
Ade Heryana, S.SiT, M.KM Perubahan Perilaku Sehat & Teori Perubahan Perilaku Sehat
9
yang mengalami kebingungan atau khawatir
bagaimana mengubah perilakunya.
Prinsip-prinsip yang dijalankan dalam
metode ini antara lain:
- Tidak menghakimi, tidak konfrontatif,
mendorong ke arah yang baik, dan
mendukung;
- Bertujuan menggali pemikiran pasien baik
yang positif maupun yang negatif tentang
perilakunya atau membuat pasien
berkomunikasi sebanyak mungkin dengan
konselor;
- Tidak berusaha membujuk pasien untuk
mengubah perilakunya atau menganalisis
kepercayaan yang irasional, melainkan
berusaha agar pasien memikirkan dan
menjelaskan alasan kenapa ia memiliki
perilaku tidak sehat. Sehingga konselor
harus banyak mendengar dan mendorong
ke arah yang baik.
Relapse Prevention
Metode pencegahan kekambuhan
atau relapse prevention merupakan teknik
mengubah perilaku dengan pendekatan
kognitif yang dilakukan untuk mencegah
kembalinya seseorang memiliki perilaku yang
tidak sehat, misalnya pada perilaku alkoholik,
merokok, adiksi obat, dan makan berlebih.
Seseorang yang merokok sebatang
sigaret pada saat berkumpul atau makan es
krim saat akhir pekan, meskipun belum tentu
menimbulkan ketagihan (atau kekambuhan),
namun dapat menimbulkan satu keadaan yang
disebut abstinence violation effect. Keadaan ini
adalah suatu rasa kehilangan kontrol diri akibat
melanggar aturan yang dibuatnya sendiri, yang
memicu ketagihan (atau kekambuhan)
seseorang terutama saat dirinya sedang goyah.
Saat awal mengubah perilaku,
seseorang memiliki tingkat kewaspadaan yang
tinggi, lama-lama menghilang dan
kemungkinan kambuh akan meningkat.
Seseorang yang memiliki self-efficacy
(kemampuan dan kesadaran menyembuhkan
diri sendiri) tinggi akan terhidar dari
kekambuhan. Misalnya: saat seorang yang
sedang berhenti merokok akibat asma masuk
ke dalam situasi yang memungkin ia harus
merokok seperti pesta kecil. Seseorang yang
memiiliki self-efficacy rendah berisiko untuk
kambuh, misalnya ia merasa terpukul akibat
sakit asmanya yang tidak sembuh-sembuh
maka orang tersebut akan melampiaskan
dengan merokok.
Faktor penyebab atau pemicu
kekambuhan umumnya berasal dari hal-hal
yang negatif seperti depresi, kecemasan, atau
di bawah tekanan. Contohnya saat mengalami
kondisi putus hubungan atau kesulitan
menyelesaikan satu pekerjaan atau tugas.
Tahap-tahap dalam program
mencegah kekambuhan (relapse prevention)
antara lain:
1. Menyeleksi pasien (atau anggota) yang
benar-benar serius akan mengubah
perilakunya. Orang yang tidak memiliiki
Ade Heryana, S.SiT, M.KM Perubahan Perilaku Sehat & Teori Perubahan Perilaku Sehat
10
keseriusan untuk mengubah kekambuhan
sebaiknya dikeluarkan dari program, karena
akan berpengaruh negatif kepada pasien
lain dan kepada terapis/dokter, serta
menghambat program;
2. Mengidentifikasi situasi-situasi yang
memungkinkan timbulnya kekambuhan,
misalnya menghadiri pesta, nongkrong
dengan teman, makan bersama di luar
rumah dan sebagainya;
3. Menyarankan untuk menghindari situasi-
situasi yang memicu perilaku tidak sehat.
Misalnya: mengurangi makan bersama di
luar rumah dengan teman, yang
menyebabkan keinginan merokok jadi
timbul. Seseorang yang ingin terhindar dari
kekambuhan minum alkohol, bisa
mengurangi kebiasaan mengunjungi
bar/pub.
4. Menyarankan pasien untuk melakukan
penyeimbangan gaya hidup atau lifestyle
rebalancing merupakan metode yang
dilakukan untuk perawatan jangka panjang
yang bertujuan seseorang memiliki
kehidupan yang lebih sehat dan
menghindari kekambuhan. Metode ini
umumnya digunakan untuk meningkatkan
kesehatan seseorang secara keseluruhan.
Misalnya menganjurkan kebiasaan
berolahraga dan menggunakan teknik
mengelola stress.
Metode CBT memiliki kelebihan antara
lain:
a. Beberapa teknik dalam CBT dapat
mengatasi berbagai masalah;
b. Rencana terapi dapat dimodifikasi sesuai
dengan kebutuhan; dan
c. Dapat mengatasi masalah perilaku secara
bersama-sama, misalnya: perilaku diet dan
olahraga dilakukan secara bersama-sama.
PENDEKATAN TRANSFORMATIF
Perubahan perilaku sehat tidak terjadi
secara tiba-tiba dalam satu waktu, melainkan
melalui melalui berbagai tahapan.
Salah teori yang akan dikemukakan
adalah the transtheoretical model of behavior
change yang dikembangkan oleh Prochaska
dan kawan-kawan tahun 1994. Model ini
menganalisis tahap-tahap seseorang
mengalami perubahan perilaku sehat dan
mengusulkan intervensi serta tindakan yang
sebaiknya dilakukan pada setiap tahapan.
Awalnya teori ini diterapkan pada
perilaku akibat gangguan zat aditif seperti
merokok, konsumsi obat terlarang, dan
alkohol. Saat ini juga diterapkan pada
perubahan perilaku seperti olahraga dan
perilaku melindungi dari radiasi sinar matahari.
Tahapan-tahap seseorang untuk
mengubah perilaku tidak sehat antara lain:
tahap Prekontemplasi (precontemplation),
Kontemplasi (contemplation), Persiapan
(preparation), Tindakan (action), dan
Pemeliharaan (maintenance).
Ade Heryana, S.SiT, M.KM Perubahan Perilaku Sehat & Teori Perubahan Perilaku Sehat
11
Tahap prekontemplasi adalah tahap
yang terjadi saat seseorang tidak memiliki
keinginan untuk mengubah perilakunya.
Beberapa orang pada tahap ini tidak sadar
bahwa dirinya mengalami masalah kesehatan,
meskipun lingkungan sosial sekitarnya
memiliki perilaku yang sehat. Misalnya pada
perilaku minum alkohol yang sebagian besar
menyebabkan masalah pada keluarganya.
Peminum alkohol pada tahap ini umumnya
mau mengubah perilaku bila keluarga
mendorongnya atau menekannya untuk
memperbaiki diri. Sebagian besar orang pada
tahap ini kembali melakukan perilaku tidak
sehat, yang menyebabkan sulitnya program
intervensi atau upaya perubahan perilaku.
Tahap kontemplasi adalah tahap
dimana seseorang sadar bahwa ia memiliki
masalah kesehatan dan telah memikirkan
masalahnya, namun belum memiliki komitmen
untuk berubah. Rata-rata seseorang berada
pada tahap ini selama beberapa tahun.
Intervensi perubahan perilaku yang dilakukan
bertujuan meningkatkan penerimaannya akan
perubahan perilaku.
Tahap persiapan atau preparation
adalah tahap dimana seseorang berniat untuk
mengubah perilaku, namun tidak berhasil
mengubahnya. Pada beberapa kasus, orang
pada tahap ini mengubah perilaku seadanya
saja dan belum ada komitmen untuk
mengubah perilakunya, misalnya mengurangi
jumlah rokok yang dihisap.
Tahap tindakan atau action adalah
tahap yang terjadi saat seseorang
memodifikasi perilaku mereka untuk
mengatasi masalahnya. Pada tahap ini
dibutuhkan komitmen dan energi yang tinggi
untuk mengubah perilaku seseorang.
Intervensi yang dilakukan adalah
memberhentikan perilaku dan memodifikasi
gaya hidup serta lingkungan sosial.
Tahap pemeliharaan atau
maintenance adalah tahap untuk mencegah
kekambuhan dan mengkonsolidasi upaya yang
sudah dijalankan. Misalnya: bila seseorang
telah mampu menghindari perilaku aditif
selama 6 bulan maka ia dianggap berada pada
tahap pemeliharaan.
PENDEKATAN REKAYASA SOSIAL
Pendekatan ini memodifikasi
lingkungan yang mempengaruhi perubahan
perilaku sehat seseorang. Contoh rekayasa
sosial antara lain:
- Kewajiban vaksinasi sebelum masuk
sekolah
- Membatasi peredaran obat-obat terlarang
- Membatasi kecepatan kendaraan di jalan
tol
- Membatasi pembelian alkohol dan rokok
pada usia tertentu
REFERENSI
Sarafino, Edward P. 1990. Health Psychlogy: Biopsychosocial Interactions, 4th edition. John-Willey and Sons.
Ade Heryana, S.SiT, M.KM Perubahan Perilaku Sehat & Teori Perubahan Perilaku Sehat
12
Taylor, Shelley A. 2015. Health Psychology, 9th edition. Los Angeles. Mc-Graw Hill Education.
LATIHAN SOAL
1. Faktor-faktor yang menyebabkan
terjadinya perubahan sikap dan perilaku
sehat pada seseorang adalah:
A. Pendidikan
B. Rasa takut
C. Jawaban A dan B benar
D. Jawaban A dan B salah
2. Dari pernyataan berikut, manakah yang
TIDAK TEPAT tentang teknik penyampaian
informasi dan komonikasi yang efektif
untuk mengubah perilaku sehat:
A. Komunikasi sebaiknya hanya berupa
data statistik dan jargon-jargon
B. Penyampai pesan sebaiknya
seseorang yang ahli di bidangnya,
prestisius, dapat dipercaya, disukai,
dan setara dengan audiens
C. Argumen yang kuat (tentang perilaku
sehat) sebaiknya disajikan di awal
atau akhir presentasi
D. Pesan yang disampaikan sebaiknya
seingkat, jelas, dan langsung
3. Dalam menyampaikan pesan tentang
kesehatan dan perubahan perilaku sehat,
sebaiknya memperhatikan hal-hal sebagai
berikut agar efektif:
A. Pesan yang disampaikan sebaiknya
terdapat konklusi/simpulan secara
jelas
B. Pesan yang sifatnya ekstrim sebaiknya
disampaikan secara ringkas
C. Hindari pesan yang berlebihan
D. Jawaban A, B, C benar
4. Dalam menyampaikan informasi dan
komunikasi tentang perubahan perilaku
maka pemberian nasihat/anjuran
sebaiknya:
A. Anjuran untuk mendeteksi penyakit
(mis: HIV, Mamogram) dilakukan jika
faktor perilaku tidak efektif mengatasi
masalah kesehatan
B. Anjuran yang berifat promotif (mis:
menggunakan krim matahari)
sebaiknya ditekankan pada manfaat
yang didapat
C. Jawaban A dan B benar
D. Jawaban A dan B salah
5. Komunikasi tentang perubahan perilaku
sehat sebaiknya difokuskan pada hal-hal
yang menyenangkan jika:
A. Audiens terlihat menolak perubahan
perilaku
B. Audiens terlihat mau menerima
perubahan perilaku
C. Audiens terlihat ragu-ragu menerima
perubahan perilaku
D. Audiens terlihat tidak berminat untuk
mengubah perilaku
6. Jika audiens terlihat menolak perubahan
perilaku sehat, maka komunikasi
ditekankan pada:
A. Diskusi terhadap issue penolakan
B. Hal-hal yang menyenangkan
Ade Heryana, S.SiT, M.KM Perubahan Perilaku Sehat & Teori Perubahan Perilaku Sehat
13
C. Hal-hal yang menakutkan
D. Pesan negatif
7. Manakah pernyataan yang TIDAK BENAR
tentag faktor rasa takut yang
menyebabkan seseorang mau mengubah
perilaku sehat:
A. Bila seseorang takut kebiasaan tidak
sehat akan mengganggu
kesehatannya, maka orang tersebut
akan mengubah perilakunya untuk
mengurangi rasa takut.
B. Pesan-pesan kesehatan yang
mengandung banyak unsur
menakutkan, cenderung akan
mengurangi perubahan perilaku sehat
seseorang.
C. Rasa takut itu sendiri sangat cukup
untuk mengubah perilaku sehat
seseorang
D. Umumnya tujuan utama orang
mengubah perilaku sehat adalah
mengurangi rasa takut bukan
penyakitnya.
8. Pesan yang disampaikan dalam upaya
mengubah perilaku sehat antara lain
berbentuk:
A. Pesan yang bersifat positif
B. Pesan yang bersifat negatif
C. Pesan yang bersifat netral
D. Jawaban A dan B benar
9. Karakteristik pesan-pesan yang bersifat
positif adalah lebih mengutamakan
keuntungan-keuntungan yang didapat
jika menjalankan upaya kesehatan dan
berorientasi pada:
A. Promosi kesehatan
B. Pengobatan
C. Pencegahan
D. Pemeliharaan
10. Pesan kesehatan yang lebih
memunculkan rasa takut atau ancaman
dan berorientasi pencegahan, merupakan
karakteristik:
A. Pesan kesehatan yang bersifat positif
B. Pesan kesehatan yang bersifat netral
C. Pesan kesehatan yang bersifat negatif
D. Pesan kesehatan yang tidak jelas
11. Menonjolkan keuntungan-keuntungan
yang didapat jika melakukan vaksinasi,
merupakan contoh pesan kesehatan
yang:
A. Bersifat negatif
B. Bersifat positif
C. Bersifat netral
D. Bersifat positif dan negatif
12. Pesan yang lebih menonjolkan pada
ketidaknyamanan jika menderita
influenza bila tidak melakukan vaksinasi
flu, adalah pesan yang:
A. Bersifat positif
B. Bersifat negatif
C. Bersifat netral
D. Bersifat positif dan negatif
13. Pesan yang bersifat positif akan efektif
digunakan pada pada situasi berikut ini
KECUALI:
Ade Heryana, S.SiT, M.KM Perubahan Perilaku Sehat & Teori Perubahan Perilaku Sehat
14
A. Pada perubahan perilaku dengan
kepastian dampak yang dihasilkan
tinggi
B. Ditujukan pada orang-orang yang
lebih berorientasi pada upaya
promosi atau meningkatkan
kesehatan
C. Ditujukan pada orang-orang yang
memulai perubahan perilaku
D. Ditujukan pada orang-orang yang
memelihara perubahan perilaku
selamanya
14. Pesan kesehatan yang bersifat negatif
sebaiknya digunakan pada:
A. Upaya mengubah perilaku sehat yang
memiliki ketidakpastian hasil dan
hanya membutuhkan sekali
intervensi, misalnya pada vaksinasi
B. Ditujukan pada orang-orang yang
memiliki orientasi pencegahan
penyakit
C. Ditujukan pada orang-orang yang
memelihara perubahan perilaku
selamanya
D. Jawaban A, B, C benar
15. Terdapat berbagai macam pendekatan
yang dapat dilakukan dalam rangka
perubahan perilaku sehat pada
seseorang. Pendekatan tersebut antara
lain:
1. Pendekatan .............
2. Pendekatan .............
3. Pendekatan .............
4. Pendekatan .............
16. Health Belief Model (HBM), Theory of
Planned Behavior, dan Self-Determination
Theory adalah metode perubahan
perilaku yang dilakukan dengan
pendekatan:
A. Sikap
B. Kognitif
C. Transformatif
D. Rekayasa sosial
17. Pengertian pendekatan Kognitif dalam
mengubah perilaku sehat seseorang
adalah mengubah perilaku sehat dengan
melakukan modifikasi pada:
A. Sikap
B. Lingkungan sosial
C. Perilaku pada setiap tahap perubahan
D. Cara berfikir seseorang
18. Pendekatan Transformatif adalah metode
mengubah perilaku sehat yang dilakukan
melalui berbagai tahap transformatif.
Contoh pendejakan ini adalah:
A. Health Belief Model
B. Transtheoretical Model of Behavior
Change
C. Self-Determination Theory
D. Cognitive-behavioral Theory
19. Metode mengubah perilaku sehat dengan
memodifikasi lingkungan sosial
seseorang, merupakan teori perubahan
perilaku sehat dengan pendekatan:
A. Sikap
B. Kognitif
C. Transformatif
D. Rekayasa sosial
Ade Heryana, S.SiT, M.KM Perubahan Perilaku Sehat & Teori Perubahan Perilaku Sehat
15
20. Menurut teori Health Belief Model
seseorang menjalankan perilaku sehat
dipengaruhi oleh faktor-faktor
A. Keyakinan terhadap gangguan
kesehatan
B. Keyakinan terhadap efektifitas upaya
kesehatan dalam mengurangi
gangguan kesehatan
C. Jawaban A dan B benar
D. Jawaban A dan B salah
21. Pada teori HBM, persepsi seseorang
terhadap gangguan kesehatan
dipengaruhi oleh hal-hal berikut KECUALI:
A. Nilai-nilai kesehatan secara umum,
seperti: minat dan perhatian terhadap
kesehatan
B. Keyakinan terhadap kerentanan
seseorang terhadap gangguan
kesehatan
C. Keyakinan terhadap konsekuensi
yang timbul akibat gangguan
kesehatan
D. Keyakinan terhadap pengetahuan
secara umum
22. Menurut teori HBM, seseorang mau dan
akan mengubah perilaku diet dengan
mengurangi asupan kolesterol bila:
A. Mereka memiliki nilai-nilai kesehatan
yang baik, yakin bahwa orang yang
tidak diet kolesterol akan mengalami
sakit jantung
B. Mereka yakin bahwa gangguan
kesehatan akibat penyakit jantung
bisa berbahaya
C. Jawaban A dan B benar
D. Jawaban A dan B salah
23. Pada teori HBM, keyakinan terhadap
efektifitas upaya kesehatan dalam
mengurangi gangguan kesehatan
dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut:
A. Keyakinan bahwa upaya kesehatan
akan berjalan efektif
B. Keyakinan bahwa biaya yang
dikeluarkan untuk upaya kesehatan
akan memberikan keuntungan/
benefit
C. Jawaban A dan B benar
D. Jawaban A dan B salah
24. Pada teori HBM, seseorang yang
dianjurkan untuk mengubah pola makan
untuk mencegah penyakit jantung akan
efektif jika:
A. Memiliki keyakinan bahwa mengubah
pola makan bukan satu-satunya
penyebab sakit jantung
B. Mengubah pola makan akan banyak
mengurangi kesenangan hidup,
namun memberi manfaat bagi
kesehatan
C. Jawaban A dan B benar
D. Jawaban A dan B salah
25. Perbedaan utama antara teori Health
Belief Model (HBM) dengan The Theory of
Planned Behavior (TPB) adalah:
A. Hubungan antara perilaku sehat
dengan keyakinan akan kesehatan
pada TPB lebih dekat dibandingkan
dengan HBM
Ade Heryana, S.SiT, M.KM Perubahan Perilaku Sehat & Teori Perubahan Perilaku Sehat
16
B. TPB pendekatan sikap, HBM
pendekatan kognitif
C. Hubungan antara perilaku sehat
dengan keyakinan akan kesehatan
pada TPB lebih jauh dibandingkan
dengan HBM
D. TPB pendekatan kognitif, HBM
pendekatan TPB
26. Menurut teori TPB, perilaku sehat
merupakan hasil langsung dari tujuan
perilaku seseorang, yang ditentukan oleh
faktor-faktor:
A. Sikap terhadap aktifitas tertentu;
B. Norma-norma yang berhubungan
aktifitas tertentu
C. Persepsi terhadap pengontrol
perilaku
D. Jawaban A, B, C benar semua
27. Pada teori TPB, seseorang akan lebih
memiliki kemungkinan berhenti merokok
jika:
A. Percaya bahwa perilaku merokok
menyebabkan masalah kesehatan
serius
B. Percaya bahwa orang lain
menganjurkan sebaiknya berhenti
merokok, dan termotivasi untuk
mengikuti norma-norma yang ada
C. Percaya bahwa ia memiliki
kemampuan berhenti merokok, dan
menjalankan tujuan dari perilaku-
perilaku di atas
D. Jawaban A, B, C benar
28. Teori perubahan perilaku yang disusun
berdasarkan pemikiran bahwa setiap
orang termotivasi untuk mengejar tujuan
mereka melalui motivasi otonom dan
persepsinya terhadap kemampuan
melakukan perubahan perilaku, adalah
teori:
A. Self-Determination Theory (SDT)
B. Health Belief Model (HBM)
C. The Theory of Planned Behavior (TPB)
D. Cognitive-Behavior Therapy (CBT)
29. Menurut pendekatan kognitif (mis: CBT),
mengubah perilaku dan kebiasaan sehat
difokuskan kepada:
A. Perilaku target itu sendiri
B. Kondisi yang menimbulkan atau
memelihara perilaku tersebut
C. Faktor-faktor yang memperkuat
perilaku tersebut
D. Jawaban A, B, C benar
30. Isilah titik-titik pada pernyataan di bawah
ini.
Metode perubahan perilaku sehat dengan
teori CBT terdiri dari berbagai teknik
antara lain:
1. Self-monitoring
2. ..... control
3. The self-control ....
4. Self-reinforcement
5. Behavioral ....
6. ..... skills training
7. ..... trainings
8. ..... Interviewing
9. ..... prevention
Ade Heryana, S.SiT, M.KM Perubahan Perilaku Sehat & Teori Perubahan Perilaku Sehat
17
31. Prinsip-prinsip yang digunakan dalam
metode self-monitoring dari teori CBT
adalah:
A. Berusaha menghilangkan kondisi-
kondisi yang memungkinkan
timbulnya perilaku sehat/tidak sehat
B. Setiap orang harus memahami
dimensi-dimensi dari kebiasaan sehat
sebelum memulai mengubah perilaku
sehat
C. Jawaban A dan B benar
D. Jawaban A dan B salah
32. Tahap-tahap dalam teori CBT dengan
metode self-monitoring meliputi:
A. Memahami perilakunya sehingga bisa
membedakan perilaku tersebut
dengan orang lain.
B. Memetakan perilaku
C. Mengidentifikasi discriminative
stimulus
D. Jawaban A, B, C benar
33. Pada metode self-monitoring, seseorang
akan mengubah perilaku sehatnya dapat
mengidentifikasi kondisi-kondisi yang
memungkinkan perilaku tersebut muncul
yang disebut dengan:
A. Discriminative stimulus
B. General stimulus
C. Behavior stimulus
D. Discriminative behavior
34. Pada intervensi perubahan perilaku CBT
dengan stimulus control, dilakukan
dengan cara-cara:
A. Menghilangkan discriminative
stimulus yang menimbulkan perilaku
tidak sehat
B. Menciptakan discriminative stimulus
yang baru untuk mengurangi
kebiasaan tidak sehat
C. Jawaban A dan B benar
D. Jawaban A dan B salah
35. Menempelkan peringatan-peringatan di
lokasi strategis di rumah dalam rangka
mengubah perilaku diet, seperti tulisan
“jangan makan sambil menonton TV” atau
“kurangi belanja makanan yang bikin
gemuk” merupakan teknik CBT dengan
metode stimulus control, berupa:
A. Menciptakan discriminative stimulus
baru
B. Menghilangkan discriminative
stimulus
C. Mempertahankan discriminative
stimulus
D. Mengganti discriminative stimulus
36. Metode pada pendekatan CBT yang
mendasarkan keyakinan bahwa setiap
orang melakukan dialog dengan dirinya
sendiri (monolog) dalam rangka
mengubah perilaku mereka, sehingga
perlu diciptakan dan dimodifikasi
monolog-monolog yang berpengaruh
terhadap perubahan perilaku (cognitive-
restructuring) adalah metode:
A. Stimulus control
B. Self-monitoring
C. The self-control behavior
Ade Heryana, S.SiT, M.KM Perubahan Perilaku Sehat & Teori Perubahan Perilaku Sehat
18
D. Self-reinforcement
37. Self-reinforcement adalah metode dalam
pendekatan CBT:
A. Yang memberikan ganjaran (positif
atau negatif) dalam rangka
meningkatkan atau menurunkan
faktor-faktor yang mengubah perilaku
seseorang
B. Yang menghilangkan discriminative
stimulus dan menciptakan
discriminative stimulus yang baru
C. Menciptakan monolog-monolog
untuk mengubah perilaku
D. Memahami dan memetakan perilaku
tidak sehat
38. Manakah yang BUKAN contoh metode
self-reinforcement:
A. Mengiming-imingi nonton film di
bioskop jika berhasil menurunkan
berat badan
B. Seorang anak boleh bermain games
jika selama seminggu selalu
menggosok gigi sebelum tidur
C. Seorang anak remaja ditambah uang
jajannya jika selalu tidur tepat waktu
D. Membuat peringatan tertulis di
tempat-tempat strategis di rumah
39. Metode dalam CBT yang dilakukan
dengan memberikan penugasan-
penugasan di rumah pada seseorang yang
ingin mengubah perilaku tidak sehat oleh
ahli atau terapis kepada pasiennya setelah
melakukan konsultasi, adalah:
A. Self-monitoring
B. The self-control behavior
C. Behavioral assignments
D. Self-reinforcement
40. Isilah titik-titik pada pernyataan di bawah
ini.
Teknik behavioral assignments memiliki
keunggulan antara lain:
1. Melibatkan pasien dalam proses .....
(perubahan perilaku)
2. Pasien ikut melakukan .... terhadap
perilakunya
3. Pasien menjadi lebih ..... dalam proses
pengobatan (perubahan perilaku)
4. ..... untuk mengubah perilaku secara
bertahap menjadi meningkat
5. Meningkatkan keinginan untuk .....
pasien.
41. Metode pada pendekatan CBT yang
digunakan untuk mengubah perilaku yang
tidak sehat akibat reaksi kecemasan
terhadap masalah sosial (social anxiety)
dengan memberi pelatihan bagaimana
menghadapi situasi-situasi sosial yang
tidak diinginkan dengan cara-cara yang
lebih efektif dan tidak mengganggu
kesehatan adalah:
A. Self-reinforcement
B. Social skill trainings
C. Behavioral assignments
D. Stimulus control
42. Teknik relaksasi atau relaxational training
dalam metode CBT cocok diberikan untuk
mengubah perilaku tidak sehat akibat:
A. Tekanan sosial
Ade Heryana, S.SiT, M.KM Perubahan Perilaku Sehat & Teori Perubahan Perilaku Sehat
19
B. Pengaruh internal
C. Kebiasaan pribadi
D. Cara berfikir yang salah
43. Pada beberapa karyawan yang akan
presentasi di hadapan klien, ada yang
merokok hanya untuk menghilangkan
stress, atau menggigit kuku, menggaruk
kulit dan sebagainya, merupakan contoh
perilaku yang disebabkan oleh tekanan
sosial. Perilaku tidak sehat ini efektif
dikurangi dengan metode:
A. Social skill training
B. Assertive training
C. Relaxational training
D. Social engineering
44. Manakah pernyataan yang TIDAK BENAR
tentang metode wawancara motivasional
(motivational interview):
A. Pada awalnya digunakan untuk
mengurangi perilaku adiksi pada
seseorang
B. Dilakukan dengan menggunakan gaya
konseling kepada pasien
C. Efektif untuk orang yang mengalami
kebingungan atau khawatir
bagaimana mengubah perilakunya
D. Dilakukan dengan menggunakan gaya
mengajar/training satu arah
45. Prinsip-prinsip yang dijalankan dalam
metode motivational interview adalah:
A. Tidak menghakimi, tidak konfrontatif,
mendorong ke arah yang baik, dan
mendukung
B. Bertujuan menggali pemikiran pasien
baik yang positif maupun yang negatif
tentang perilakunya atau membuat
pasien berkomunikasi sebanyak
mungkin dengan konselor
C. Tidak berusaha membujuk pasien
untuk mengubah perilakunya atau
menganalisis kepercayaan yang
irasional, melainkan berusaha agar
pasien memikirkan dan menjelaskan
alasan kenapa ia memiliki perilaku
tidak sehat
D. Jawaban A, B, C benar
46. Metode mengubah perilaku dengan
pendekatan kognitif yang dilakukan untuk
mencegah kembalinya seseorang
memiliki perilaku yang tidak sehat atau
kekambuhan disebut dengan:
A. Social skill training
B. Relaxational training
C. Relapse prevention
D. Stimulus control
47. Pada metode relapse prevention terdapat
satu kedaan dimana seseorang kehilangan
kontrol diri akibat melanggar aturan yang
dibuatnya sendiri, yang memicu ketagihan
(atau kekambuhan) seseorang terutama
saat dirinya sedang goyah. Keadaan ini
disebut dengan
A. Abstinence violation effect
B. Presence violation effect
C. Abstinence reinforce effect
D. Presence reinforce effect
Ade Heryana, S.SiT, M.KM Perubahan Perilaku Sehat & Teori Perubahan Perilaku Sehat
20
48. Manakah pernyataan yang TIDAK BENAR
tentang relapse prevention:
A. Saat awal mengubah perilaku,
seseorang memiliki tingkat
kewaspadaan yang tinggi, lama-lama
menghilang dan kemungkinan
kambuh akan meningkat
B. Seseorang yang memiliki self-efficacy
(kemampuan dan kesadaran
menyembuhkan diri sendiri) tinggi
akan terhidar dari kekambuhan
C. Seseorang yang memiiliki self-efficacy
rendah berisiko untuk kambuh
D. Seseorang yang memiliki self-efficacy
tinggi berisiko untuk kambuh
49. Faktor penyebab atau pemicu
kekambuhan umumnya berasal dari hal-
hal yang negatif seperti:
A. Depresi
B. Kecemasan
C. Di bawah tekanan
D. Jawaban A, B, C benar
50. Upaya-upaya yang dilakukan dalam
program mencegah kekambuhan (relapse
prevention) antara lain sebagai berikut:
A. Mengidentifikasi situasi-situasi yang
memungkinkan timbulnya
kekambuhan
B. Menyarankan untuk menghindari
situasi-situasi yang memicu perilaku
tidak sehat
C. Menyarankan pasien untuk
melakukan penyeimbangan gaya
hidup atau lifestyle rebalancing
D. Jawaban A, B, C benar semua
51. Manakah yang BUKAN merupakan
kelebihan metode CBT:
A. Beberapa teknik dalam CBT dapat
mengatasi berbagai masalah
B. Rencana terapi dapat dimodifikasi
sesuai dengan kebutuhan
C. Dapat mengatasi masalah perilaku
secara bersama-sama
D. Hanya mengatasi satu masalah
perilaku tidak sehat
52. Teori perubahan perilaku yang meyakini
bahwa perilaku sehat tidak terjadi secara
tiba-tiba dalam satu waktu, melainkan
melalui melalui berbagai tahapan,
merupakan teori dengan pendekatan:
A. Sikap
B. Kognitif
C. Transformatif
D. Rekayasa sosial
53. Salah satu teori dengan pendekatan
transformatif yang dikembangkan oleh
Prochaska dan kawan-kawan tahun 1994,
dengan menganalisis tahap-tahap
seseorang mengalami perubahan perilaku
sehat dan mengusulkan intervensi serta
tindakan yang sebaiknya dilakukan pada
setiap tahapan, adalah:
A. The transtheoretical model of
behavior change
B. The Theory of Planned Behavior
C. Health Belief Model
D. Self-Determination Theory
Ade Heryana, S.SiT, M.KM Perubahan Perilaku Sehat & Teori Perubahan Perilaku Sehat
21
54. Pada pendejatan transformatif, tahapan-
tahap seseorang untuk mengubah
perilaku tidak sehat antara lain
1. Tahap ..........
2. Tahap ..........
3. Tahap ..........
4. Tahap ..........
5. Tahap ..........
55. Tahap yang terjadi saat seseorang tidak
memiliki keinginan untuk mengubah
perilakunya dan beberapa orang pada
tahap ini tidak sadar bahwa dirinya
mengalami masalah kesehatan, meskipun
lingkungan sosial sekitarnya memiliki
perilaku yang sehat disebut dengan tahap:
A. Tahap prekontemplasi
B. Tahap Kontemplas
C. Tahap persiapan
D. Tahap pemeliharaan
56. Kondisi dimana peminum alkohol mau
mengubah perilaku bila keluarga
mendorongnya atau menekannya untuk
memperbaiki diri merupakan contoh
perilaku pada tahap:
A. Kontemplasi
B. Prekontemplasi
C. Persiapan
D. Pemeliharaan
57. Karakteristik tahap kontemplasi adalah:
A. Seseorang sadar bahwa ia memiliki
masalah kesehatan
B. Seseorang telah memikirkan
masalahnya
C. Seseorang belum memiliki komitmen
untuk berubah
D. Jawaban A, B, C benar
58. Manakah yang BUKAN karakteristik
perilaku sehat pada tahap persiapan atau
preparation :
A. Seseorang sadar bahwa ia memiliki
masalah kesehatan
B. Seseorang mulai berniat untuk
mengubah perilaku
C. Seseorang masih tidak berhasil
mengubah perilakunya
D. Pada beberapa kasus, orang pada
tahap ini mengubah perilaku
seadanya saja dan belum ada
komitmen untuk mengubah
perilakunya, misalnya mengurangi
jumlah rokok yang dihisap
59. Tahap perubahan perilaku seseorang yang
terjadi saat seseorang memodifikasi
perilaku mereka untuk mengatasi
masalahnya, dan membutuhkan
komitmen dan energi yang tinggi untuk
mengubah perilaku disebut dengan
tahap:
A. Aksi
B. Persiapan
C. Pemeliharaan
D. Kontemplasi
60. Tujuan tahap pemeliharaan atau
maintenance dalam upaya mengubah
perilaku sehat adalah:
A. Mencegah kekambuhan
Ade Heryana, S.SiT, M.KM Perubahan Perilaku Sehat & Teori Perubahan Perilaku Sehat
22
B. Mengkonsolidasi upaya yang sudah
dijalankan
C. Jawaban A dan B benar
D. Jawaban A dan B salah
61. Pendekatan perubahan perilaku yang
dilakukan dengan memodifikasi
lingkungan yang mempengaruhi
perubahan perilaku sehat seseorang
adalah:
A. Pendekatan sikap
B. Pendekatan kognitif
C. Pendejatan transformatif
D. Pendekatan rekayasa sosial
62. Manakah yang TIDAK termasuk dalam
contoh pendekatan rekayasa sosial:
A. Mewajibkan vaksinasi sebelum masuk
sekolah
B. Membatasi peredaran obat-obat
terlarang
C. Menganjurkan pengemudi untuk
mengurangi kecepatan kendaraan di
jalan tol
D. Membatasi pembelian alkohol dan
rokok pada usia tertentu