PERUBAHAN PERILAKU SEHAT & TEORI PERUBAHAN PERILAKU...

22
Ade Heryana, S.SiT, M.KM Perubahan Perilaku Sehat & Teori Perubahan Perilaku Sehat 1 PERUBAHAN PERILAKU SEHAT & TEORI PERUBAHAN PERILAKU SEHAT Ade Heryana Dosen Prodi Kesmas FIKES Universitas Esa Unggul Jakarta Email: [email protected] FAKTOR PENYEBAB PERUBAHAN PERILAKU SEHAT Beberapa faktor turut menyebabkan terjadinya perubahan sikap dan perilaku sehat pada seseorang. Faktor-faktor tersebut adalah: 1. Pendidikan Seseorang akan mengubah kebiasaan sehatnya jika mereka memiliki informasi yang baik tentang kebiasaan sehat tersebut. Untuk itu dibutuhkan penyampaian informasi yang bisa diterima oleh seseorang untuk mengubah perilakunya. Berikut adalah berbagai cara komunikasi agar informasi kesehatan dapat diterima dengan efektif (lihat tabel 1). 2. Faktor rasa takut Bila seseorang takut kebiasaan tidak sehat akan mengganggu kesehatannya, maka orang tersebut akan mengubah perilakunya untuk mengurangi rasa takut. Namun demkian, pesan-pesan kesehatan yang mengandung banyak unsur menakutkan, cenderung akan mengurangi perubahan perilaku sehat seseorang. Dengan demikian rasa takut itu sendiri tidak cukup untuk mengubah perilaku sehat seseorang, karena umumnya tujuan utama orang mengubah perilaku sehat adalah mengurangi rasa takut bukan penyakitnya. Tabel 1. Karakteristik Komunikasi Efektif untuk Mengubah Perilaku Sehat (Sumber: Taylor, 2015:46) Komunikasi sebaiknya penuh warna dan hidup/animasi, jangan hanya berupa data statistik dan jargon-jargon. Bila memungkinkan ditambahkan kisah nyata; Penyampai pesan sebaiknya seseorang yang ahli di bidangnya, prestisius, dapat dipercaya, disukai, dan setara dengan audiens Argumen yang kuat (tentang perilaku sehat) sebaiknya disajikan di awal atau di akhir presentasi Pesan yang disampaikan sebaiknya singkat, jelas, dan langsung Pesan yang disampaikan sebaiknya terdapat konklusi/simpulan secara jelas Pesan yang ekstrim akan menimbulkan perubahan sikap yang sangat nyata, namun disampaikan secara ringkas saja. Hindari pesan yang sangat berlebihan. Misalnya: anjuran untuk berolahraga 30-60 menit sehari lebih efektif dibanding menganjurkan olahraga 3 jam per hari; Anjuran untuk mendeteksi penyakit (mis: HIV, Mamogram) dilakukan jika faktor perilaku tidak efektif mengatasi masalah kesehatan. Anjuran yang berifat promotif (mis: menggunakan krim matahari) sebaiknya ditekankan pada manfaat yang didapat; Jika audiens terlihat mau menerima perubahan perilaku sehat, maka komunikasi sebaiknya difokuskan pada hal-hal yang menyenangkan. Jika audiens terlihat menolak perubahan perilaku sehat, maka komunikasi ditekankan pada diskusi terhadap issue penolakan; Intervensi yang disarankan sebaiknya memperhatikan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Misalnya: intervensi penggunaan kondom untuk mencegah HIV sebaiknya jangan disampaikan pada anak remaja.

Transcript of PERUBAHAN PERILAKU SEHAT & TEORI PERUBAHAN PERILAKU...

Page 1: PERUBAHAN PERILAKU SEHAT & TEORI PERUBAHAN PERILAKU SEHATadeheryana.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/... · Ade Heryana, S.SiT, M.KM Perubahan Perilaku Sehat & Teori Perubahan Perilaku

Ade Heryana, S.SiT, M.KM Perubahan Perilaku Sehat & Teori Perubahan Perilaku Sehat

1

PERUBAHAN PERILAKU SEHAT & TEORI PERUBAHAN PERILAKU SEHAT

Ade Heryana

Dosen Prodi Kesmas FIKES Universitas Esa Unggul Jakarta Email: [email protected]

FAKTOR PENYEBAB PERUBAHAN PERILAKU

SEHAT

Beberapa faktor turut menyebabkan

terjadinya perubahan sikap dan perilaku sehat

pada seseorang. Faktor-faktor tersebut adalah:

1. Pendidikan

Seseorang akan mengubah

kebiasaan sehatnya jika mereka memiliki

informasi yang baik tentang kebiasaan

sehat tersebut. Untuk itu dibutuhkan

penyampaian informasi yang bisa diterima

oleh seseorang untuk mengubah

perilakunya. Berikut adalah berbagai cara

komunikasi agar informasi kesehatan dapat

diterima dengan efektif (lihat tabel 1).

2. Faktor rasa takut

Bila seseorang takut kebiasaan

tidak sehat akan mengganggu

kesehatannya, maka orang tersebut akan

mengubah perilakunya untuk mengurangi

rasa takut. Namun demkian, pesan-pesan

kesehatan yang mengandung banyak unsur

menakutkan, cenderung akan mengurangi

perubahan perilaku sehat seseorang.

Dengan demikian rasa takut itu sendiri tidak

cukup untuk mengubah perilaku sehat

seseorang, karena umumnya tujuan utama

orang mengubah perilaku sehat adalah

mengurangi rasa takut bukan penyakitnya.

Tabel 1. Karakteristik Komunikasi Efektif untuk Mengubah Perilaku Sehat

(Sumber: Taylor, 2015:46)

Komunikasi sebaiknya penuh warna dan hidup/animasi, jangan hanya berupa data statistik dan jargon-jargon. Bila memungkinkan ditambahkan kisah nyata;

Penyampai pesan sebaiknya seseorang yang ahli di bidangnya, prestisius, dapat dipercaya, disukai, dan setara dengan audiens

Argumen yang kuat (tentang perilaku sehat) sebaiknya disajikan di awal atau di akhir presentasi

Pesan yang disampaikan sebaiknya singkat, jelas, dan langsung

Pesan yang disampaikan sebaiknya terdapat konklusi/simpulan secara jelas

Pesan yang ekstrim akan menimbulkan perubahan sikap yang sangat nyata, namun disampaikan secara ringkas saja. Hindari pesan yang sangat berlebihan. Misalnya: anjuran untuk berolahraga 30-60 menit sehari lebih efektif dibanding menganjurkan olahraga 3 jam per hari;

Anjuran untuk mendeteksi penyakit (mis: HIV, Mamogram) dilakukan jika faktor perilaku tidak efektif mengatasi masalah kesehatan. Anjuran yang berifat promotif (mis: menggunakan krim matahari) sebaiknya ditekankan pada manfaat yang didapat;

Jika audiens terlihat mau menerima perubahan perilaku sehat, maka komunikasi sebaiknya difokuskan pada hal-hal yang menyenangkan. Jika audiens terlihat menolak perubahan perilaku sehat, maka komunikasi ditekankan pada diskusi terhadap issue penolakan;

Intervensi yang disarankan sebaiknya memperhatikan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Misalnya: intervensi penggunaan kondom untuk mencegah HIV sebaiknya jangan disampaikan pada anak remaja.

Page 2: PERUBAHAN PERILAKU SEHAT & TEORI PERUBAHAN PERILAKU SEHATadeheryana.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/... · Ade Heryana, S.SiT, M.KM Perubahan Perilaku Sehat & Teori Perubahan Perilaku

Ade Heryana, S.SiT, M.KM Perubahan Perilaku Sehat & Teori Perubahan Perilaku Sehat

2

JENIS PESAN KESAHATAN

Pesan yang disampaikan dalam upaya

mengubah perilaku sehat terbagi menjadi dua,

yaitu: pesan yang bersifat positif dan bersifat

negatif. Pesan yang bersifat positif lebih

mengutamakan keuntungan-keuntungan yang

didapat jika menjalankan upaya kesehatan

atau disebut juag pesan yang berorientasi

promosi kesehatan. Sedangkan yang bersifat

negatif lebih memunculkan rasa takut atau

ancaman, atau disebut juga pesan yang

berorientasi pencegahan.

Misalnya pada anjuran untuk

melakukan vaksinasi flu. Pesan yang positif

lebih menonjolkan keuntungan-keuntungan

yang didapat jika melakukan vaksinasi.

Sedangkan pesan yang bersifat negatif lebih

menonjolkan pada ketidaknyamanan jika

menderita influenza.

Pesan yang bersifat positif akan efektif

digunakan pada :

- Perubahan perilaku dengan kepastian

dampak yang dihasilkan tinggi misalnya

pada upaya pencegahan kanker kulit,

berhenti merokok, dan anjuran

berolahraga.

- Orang-orang yang lebih berorientasi pada

upaya promosi atau meningkatkan

kesehatan. Contoh: pesan “Kalsium akan

menjaga kesehatan tulang Anda”

- Orang-orang yang memulai perubahan

perilaku

Sedangkan pesan yang bersifat negatif

sebaiknya digunakan pada:

- Upaya mengubah perilaku sehat yang

memiliki ketidakpastian hasil dan hanya

membutuhkan sekali intervensi, misalnya

pada vaksinasi;

- Orang-orang yang memiliki orientasi

pencegahan penyaki. Contohnya dengan

pesan: “Asupan kalsium yang rendah akan

meningkatkan kekeroposan tulang”

- Orang-orang yang memelihara perubahan

perilaku selamanya.

PENDEKATAN PERUBAHAN PERILAKU SEHAT

Terdapat berbagai macam pendekatan

yang dapat dilajkukan dalam rangka

perubahan perilaku sehat pada seseorang.

Pendekatan tersebut antara lain:

1. Pendekatan Sikap yaitu mengubah perilaku

sehat dengan melakukan perubahan sikap

pada seseorang. Pendekatan ini terdiri dari:

Health Belief Model (HBM), Theory of

Planned Behavior, dan Self-Determination

Theory;

2. Pendekatan Kognitif, yaitu mengubah

perilaku sehat dengan melakukan

modifikasi pada cara berfikir seseorang.

Salah satunya yang sering diterapkan

adalah Cognitive-Behavior Therapy (CBT);

3. Pendekatan Transformatif, yaitu mengubah

perilaku sehat yang dilakukan melalui

berbagai tahap transformatif. Pendejakan

ini antara lain adalah Transtheoretical

Model of Behavior Change; dan

Page 3: PERUBAHAN PERILAKU SEHAT & TEORI PERUBAHAN PERILAKU SEHATadeheryana.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/... · Ade Heryana, S.SiT, M.KM Perubahan Perilaku Sehat & Teori Perubahan Perilaku

Ade Heryana, S.SiT, M.KM Perubahan Perilaku Sehat & Teori Perubahan Perilaku Sehat

3

4. Pendekatan rekayasa sosial, yaitu

mengubah perilaku sehat dengan

memodifikasi lingkungan sosial seseorang.

HEALTH BELIEF MODEL (HBM)

Teori ini merupakan teori perubahan

perilaku sehat yang mendasarkan pada

pemodifikasian sikap seseorang, yang paling

awal ditemukan yakni pada tahun 1958 oleh

Hochbaum, dan dilanjutkan oleh Rosenstock

tahun 1966.

Menurut teori ini, seseorang

menjalankan perilaku sehat dipengaruhi oleh

dua faktor yaitu: 1) Keyakinan terhadap

gangguan kesehatan; dan 2) keyakinan

terhadap efektifitas upaya kesehatan dalam

mengurangi gangguan kesehatan (lihat gambar

1).

Persepsi terhadap gangguan

kesehatan dipengaruhi oleh tiga hal yaitu:

a. Nilai-nilai kesehatan secara umum, seperti:

minat dan perhatian terhadap kesehatan;

b. Keyakinan terhadap kerentanan seseorang

terhadap gangguan kesehatan; dan

c. Keyakinan terhadap konsekuensi yang

timbul akibat gangguan kesehatan.

Misalnya: seseorang akan merubah

perilaku diet dengan mengurangi asupan

kolesterol bila mereka memiliki nilai-nilai

kesehatan yang baik, yakin bahwa orang yang

tidak diet kolesterol akan mengalami sakit

jantung, dan yakin bahwa gangguan kesehatan

akibat penyakit jantung bisa berbahaya.

Keyakinan terhadap efektifitas upaya

kesehatan dalam mengurangi gangguan

kesehatan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:

a. Keyakinan bahwa upaya kesehatan akan

berjalan efektif; dan

b. Keyakinan bahwa biaya yang dikeluarkan

untuk upaya kesehatan akan memberikan

keuntungan/benefit.

Misalnya: seseorang yang dianjurkan

untuk mengubah pola makan untuk mencegah

penyakit jantung, memiliki keyakinan bahwa

mengubah pola makan bukan satu-satunya

penyebab sakit jantung, dan mengubah pola

makan akan banyak mengurangi kesenangan

hidup. Sehingga meskipun persepsi terhadap

kerentanan penyakit jantung sangat tinggi,

bisa jadi ia tidak mau mengubah pola makan.

THE THEORY OF PLANNED BEHAVIOR

Pendekatan lain dalam perubahan

perilaku sehat melalui pendekatan modifikasi

sikap adalah the theory of planned behavior,

dimana hubungan antara perilaku sehat

dengan keyakinan akan kesehatan lebih dekat

dibandingkan dengan HBM.

Menurut teori ini, perilaku sehat

merupakan hasil langsung dari tujuan perilaku

seseorang. Tujuan perilaku seseorang

ditentukan oleh tiga faktor (lihat gambar 2),

antara lain:

1. Sikap terhadap aktifitas tertentu;

2. Norma-norma yang berhubungan aktifitas

tertentu; dan

3. Persepsi terhadap pengontrol perilaku

Page 4: PERUBAHAN PERILAKU SEHAT & TEORI PERUBAHAN PERILAKU SEHATadeheryana.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/... · Ade Heryana, S.SiT, M.KM Perubahan Perilaku Sehat & Teori Perubahan Perilaku

Ade Heryana, S.SiT, M.KM Perubahan Perilaku Sehat & Teori Perubahan Perilaku Sehat

4

Gambar 1. Health Belief Model yang Diaplikasikan pada Perilaku Berhenti Merokok

Gambar 2. The Theory of Planned Behavior yang Diaplikasikan pada Pola Makan Sehat

Keyakinan terhadap gangguan kesehatan

- Nilai-nilai kesehatan secara umum (“saya sangat memperhatikan kesehatan”)

- Keyakinan terhadap kerentanan seseorang terhadap gangguan kesehatan (“sebagai perokok, saya bisa terkena kanker paru”)

- Keyakinan terhadap konsekuensi yang timbul akibat gangguan kesehatan (“saya akan mati, jika saya menderita kanker paru”)

Keyakinan terhadap efektifitas upaya kesehatan dalam mengurangi gangguan kesehatan

- Keyakinan bahwa upaya kesehatan akan berjalan efektif (“jika saya berhenti merokok sekarang, saya tidak akan terserang kanker paru ”)

- Keyakinan bahwa biaya yang dikeluarkan untuk upaya kesehatan akan memberikan keuntungan/benefit

(“meskipun untuk berhenti merokok sulit, namun untuk mencegah kanker paru lebih bermanfaat ”)

Perilaku Sehat (“Saya akan berhenti merokok)

Sikap terhadap aktivitas tertentu

- Keyakinan terhadap hasil dari perubahan perilaku (“bila saya mengubah pola makan, maka berat badan saya akan turun, kesehatan akan meningkat, dan lebih menarik”)

- Evaluasi terhadap hasil dari perubahan perilaku (“Menjadi sehat dan terlihat menarik merupakan hal yang penting”)

Norma-norma yang berhubungan aktifitas tertentu

- Keyakinan normatif (“keluarga dan teman menganjurkan saya untuk mengubah pola makan ”)

- Motivasi untuk mengikuti anjuran (“saya akan menjalankan apa yang mereka inginkan dari saya ”)

Persepsi terhadap pengontrol perilaku tertentu (“saya akan sanggup mengubah pola makan”)

Tujuan perilaku (“bermaksud

mengubah pola makan”)

Perubahan perilaku

(”menjalankan pola makan

sehat)

Page 5: PERUBAHAN PERILAKU SEHAT & TEORI PERUBAHAN PERILAKU SEHATadeheryana.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/... · Ade Heryana, S.SiT, M.KM Perubahan Perilaku Sehat & Teori Perubahan Perilaku

Ade Heryana, S.SiT, M.KM Perubahan Perilaku Sehat & Teori Perubahan Perilaku Sehat

5

Sikap terhadap aktivitas tertentu

menekankan pada: keyakinan dan evaluasi

terhadap hasil dari perubahan perilaku.

Norma-norma merupakan hal-hal yang

diyakini oleh seseorang yang sebaiknya

dilakukan (keyakinan normatif atau normative

belief) dan motivasi yang dibutuhkan untuk

mengikuti anjuran atau keyakinan normatif

tersebut. Persepsi terhadap pengontrol

perilaku merupakan persepsi bahwa seseorang

dapat menjalankan aktifitas dan menghasilkan

efek yang diinginkan. Faktor yang terakhir

mirip dengan self-efficacy.

Misalnya: seorang perokok yang

percaya bahwa perilaku merokok

menyebabkan masalah kesehatan serius, yang

percaya bahwa orang lain menganjurkan

sebaiknya berhenti merokok, yang termotivasi

untuk mengikuti norma-norma yang ada, yang

percaya bahwa ia memiliki kemampuan

berhenti merokok, yang menjalankan tujuan

dari perilaku-perilaku di atas, memiliki

kemungkinan untuk berhenti merokok

dibandingkan seseorang yang tidak percaya

akan hal-hal di atas.

Theory of planned bevahior secara

empiris terbukti bisa memprediksi perilaku

kesehatan seperti penggunaan kondom,

konsumsi minuman ringan, dan penerapan

food safety.

SELF-DETERMINATION THEORY (SDT)

Teori ini disusun berdasarkan

pemikiran bahwa setiap orang termotivasi

untuk mengejar tujuan mereka. Target yang

dituju dalam teori ini adalah dua komponen

yaitu motivasi otonom dan persepsi terhadap

kompetensi. Seseorang termotivasi secara

otonom ketika mereka bebas menentukan

pilihan dan mengambil keputusan. Kompetensi

berarti keyakinan bahwa seseorang mampu

melakukan perubahan perilaku.

Misalnya: ketika seorang wanita

mengubah pola makannya karena anjuran dari

dokter, dia tidak merasakan kebebasan

otonom melainkan merasakan bahwa

aktifitasnya ada dalam pengawasan orang. Hal

ini dapat mengurangi komitmennya untuk

mengubah perilaku. Namun demikian jika

perubahan pola makan merupakan pilihan

pribadinya, hal ini akan meningkatkan

motivasinya. Teori SDT terbukti sukses dalam

mengubah perilaku merokok, konsumsi

alkohol.

COGNITIVE-BEHAVIORAL THERAPY

Mengubah perilaku dan kebiasaan

sehat dengan pendekatan kognitif

memfokuskan kepada tiga hal berikut: 1)

perilaku target itu sendiri; 2) kondisi yang

menimbulkan atau memelihara perilaku

tersebut; dan 3) faktor-faktor yang

memperkuat perilaku tersebut.

Metode Cognitive-Behavioral Therapy

(CBT) merupakan pendekatan perubahan

perilaku sehat yang paling efektif dengan

pendekatan kognitif.

Page 6: PERUBAHAN PERILAKU SEHAT & TEORI PERUBAHAN PERILAKU SEHATadeheryana.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/... · Ade Heryana, S.SiT, M.KM Perubahan Perilaku Sehat & Teori Perubahan Perilaku

Ade Heryana, S.SiT, M.KM Perubahan Perilaku Sehat & Teori Perubahan Perilaku Sehat

6

Metode CBT yang disajikan pada paper

ini terdiri dari berbagai teknik mengubah

perilaku antara lain:

- Self-monitoring

- Stimulus control

- The self-control behavior

- Self-reinforcement

- Behavioral assignments

- Social skills training

- Relaxational trainings

- Motivational Interviewing

- Relapse prevention

Self Monitoring

Dengan prinsip self-monitoring,

metode CBT berusaha menghilangkan kondisi-

kondisi yang memungkinkan timbulnya

perilaku sehat/tidak sehat. Prinsip ini

menyatakan bahwa setiap orang harus

memahami dimensi-dimensi dari kebiasaan

sehat sebelum memulai mengubah perilaku

sehat.

Tahap-tahap dalam self-monitoring

meliputi:

1. Memahami perilakunya sehingga bisa

membedakan perilaku tersebut dengan

orang lain. Pada beberapa perilaku, hal ini

mudah dilakukan. Misalnya pada perilaku

merokok, orang yang akan mengubah

perilakunya harus memahami bahwa dia

termasuk kelompok perokok atau bukan;

2. Memetakan perilaku. Misalnya seorang

perokok yang akan mengubah perilakunya

bisa memetakan kebiasaannya dengan

mencatat hal-hal yang berhubungan

dengan perilakunya tersebut, seperti

mencatat kapan merokok dilakukan,

berapa kali sehari, situasi-situasi yang

mendorong perilaku merokok, dan bila ada

dengan siapa merokok dilakukan.

Dengan langkah-langkah di atas,

seseorang yang akan mengubah perilaku

sehatnya dapat mengidentifikasi kondisi-

kondisi yang memungkinkan perilaku tersebut

muncul, atau disebut dengan discriminative

stimulus atau rangsangan diskriminan.

Misalnya kondisi melihat dan mencium aroma

makanan merupakan discriminative stimulus

dari perilaku makan. Melihat sebungkus rokok

dan menicum aroma kopi bisa menjadi

discriminative stimulus dari perilaku merokok.

Stimulus Control

Ketika kondisi-kondisi yang

mendukung perilaku seseorang telah

dipahami, maka selanjutnya faktor-faktor di

dalam lingkungan yang ikut memelihara

perilaku tidak sehat dapat dimodifikasi,

dengan intervensi stimulus control.

Prinsip stimulus-control mengurangi

perilaku tidak sehat seseorang dengan dua

cara:

1. Menghilangkan discriminative stimulus

yang menimbulkan perilaku tidak sehat.

Misalnya pada perilaku makan, diketahui

bahwa discriminative stimulus-nya adalah

adanya makanan yang disukai dan aktivitas

lain seperti menonton televisi. Seseorang

Page 7: PERUBAHAN PERILAKU SEHAT & TEORI PERUBAHAN PERILAKU SEHATadeheryana.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/... · Ade Heryana, S.SiT, M.KM Perubahan Perilaku Sehat & Teori Perubahan Perilaku

Ade Heryana, S.SiT, M.KM Perubahan Perilaku Sehat & Teori Perubahan Perilaku Sehat

7

yang akan menurangi berat badan dapat

mengubah perilaku makan dengan

mengurangi stimulus tersebut, misalnya

dengan menghilangkan makanan yang

menggemukkan, membatasi makan hanya

di satu tempat dalam rumah, dan

menghindari makan sambil melakukan

aktifitas lain (misalnya menonton televisi).

2. Menciptakan discriminative stimulus yang

baru untuk mengurangi kebiasaan tidak

sehat. Misalnya dengan menempelkan

peringatan-peringatan untuk mengurangi

discrimative stimulus di lokasi strategis di

rumah, seperti tulisan “jangan makan

sambil menonton TV” atau “kurangi belanja

makanan yang bikin gemuk”.

The Self-Control of Behavior

Metode ini mendasarkan keyakinan

bahwa setiap orang melakukan dialog dengan

dirinya sendiri (monolog) dalam rangka

mengubah perilaku mereka. Misalnya: pada

perokok yang hampir menyerah dengan

upayanya untuk berhenti merokok akan

menyemangati dirinya dengan monolog “Saya

tidak akan pernah menyerah untuk berhenti

merokok”.

Pada metode ini teknik yang dipakai

untuk mengubah perilaku tidak sehat adalah

dengan menciptakan dan memodifikasi

monolog-monolog yang berpengaruh

terhadap perubahan perilaku atau disebut

dengan cognitive-restructuring.

Self-reinforcement

Metode ini merupakan teknik

memberikan ganjaran (positif atau negatif)

dalam rangka meningkatkan atau menurunkan

faktor-faktor yang mengubah perilaku

seseorang.

Ganjaran positif misalnya dengan

memberikan sesuatu yang disukai apabila

seseorang sukses memodifikasi perilaku tidak

sehat. Misalnya: mengiming-imingi nonton

film di bioskop jika berhasil menurunkan berat

badan.

Sedangkan ganjaran negatif misalnya

dengan menghilangkan hal-hal atau kondisi

yang tidak disukai jika seseorang berhasil

mengubah perilakunya. Misalnya: seorang

anak boleh bermain games jika selama

seminggu selalu menggosok gigi sebelum tidur.

Behavioral Assignments

Metode ini merupakan teknik dengan

pendekatan kognitif yang dilakukan dengan

memberikan penugasan-penugasan di rumah

pada seseorang yang ingin mengubah perilaku

tidak sehat. Metode ini umumnya diberikan

oleh ahli atau terapis kepada pasiennya

setelah melakukan konsultasi.

Misalnya pada seseorang yang ingin

mengubah perilaku diet, seorang terapis bisa

memberikan penugasan seperti: 1. Saat

makan, hitung jumlah kunyahan makanan

menggunakan stopwatch; 2) catat jumlah

kunyahan, waktunya, lokasinya, dan apa yang

Anda makan; 3) Catat jenis makanan yang

Anda makan selama seminggu; 4) buat

Page 8: PERUBAHAN PERILAKU SEHAT & TEORI PERUBAHAN PERILAKU SEHATadeheryana.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/... · Ade Heryana, S.SiT, M.KM Perubahan Perilaku Sehat & Teori Perubahan Perilaku

Ade Heryana, S.SiT, M.KM Perubahan Perilaku Sehat & Teori Perubahan Perilaku Sehat

8

perjanjian konsultasi lagi; dan 5) bawa catatan

Anda saat konsultasi berikutnya.

Teknik behavioral assignments

memiliki keunggulan antara lain:

- Melibatkan pasien dalam proses

penyembuhan (perubahan perilaku);

- Pasien ikut melakukan analisa terhadap

perilakunya;

- Pasien menjadi lebih komitmen dalam

proses pengobatan (perubahan perilaku);

- Tanggung jawab untuk mengubah perilaku

secara bertahap menjadi meningkat; dan

- Meningkatkan keinginan untuk mengontrol

diri pasien.

Social skill trainings

Metode social skill trainings atau

assertiveness trainings digunakan untuk

mengubah perilaku yang tidak sehat yang

diakibatkan oleh reaksi kecemasan terhadap

masalah sosial (social anxiety). Misalnya pada

beberapa orang dewasa kebiasaan merokok

dilakukan untuk mengurangi kegugupan saat

menghadapi situasi tertentu untuk

memudahkan komunikasi atau

membayangkan hal-hal menyenangkan.

Minum alkohol dan makan berlebih bisa juga

diakibatkan oleh kecemasan terhadap

lingkungan sosial.

Pada metode ini, seseorang yang akan

mengubah perilakunya diberi pelatihan

bagaimana menghadapi situasi-situasi sosial

yang tidak diinginkan dengan cara-cara yang

lebih efektif dan tidak mengganggu kesehatan.

Pasien diajarkan berbagai cara untuk

menurangi kecemasan akibat lingkungan.

Misalnya: teknik menghadapi orang-orang

yang memiliki dominasi tinggi dengan berani

mengatakan “tidak”.

Relaxational Trainings

Teknik relaksasi juga diberikan untuk

mengubah perilaku tidak sehat akibat tekanan

sosial. Misalnya pada beberapa karyawan yang

akan presentasi di hadapan klien, ada yang

merokok hanya untuk menghilangkan stress,

atau menggigit kuku, menggaruk kulit dan

sebagainya.

Teknik ini dilakukan dengan menarik

nafas lebih dalam dan merelaksasi otot. Saat

menarik nafas lebih dalam, seseorang akan

merasa tenang, pernafasan terkontrol,

mengurangi detak jantung dan tekanan darah,

serta meningkatkan kadar oksigen di dalam

darah. Selesai menarik nafas dalam, proses

dilanjutkan dengan melakukan peregangan

agar otot tidak kaku.

Motivational Interviewing

Metode wawancara motivasional pada

awalnya digunakan untuk mengurangi perilaku

adiksi pada seseorang. Dalam perkembangan

selanjutnya metode ini digunakan juga untuk

mengurangi perilaku merokok, diet,

membiasakan olahraga, skrining kanker, dan

perilaku seks tidak wajar.

Metode ini dilakukan dengan

menggunakan gaya konseling kepada pasien

Page 9: PERUBAHAN PERILAKU SEHAT & TEORI PERUBAHAN PERILAKU SEHATadeheryana.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/... · Ade Heryana, S.SiT, M.KM Perubahan Perilaku Sehat & Teori Perubahan Perilaku

Ade Heryana, S.SiT, M.KM Perubahan Perilaku Sehat & Teori Perubahan Perilaku Sehat

9

yang mengalami kebingungan atau khawatir

bagaimana mengubah perilakunya.

Prinsip-prinsip yang dijalankan dalam

metode ini antara lain:

- Tidak menghakimi, tidak konfrontatif,

mendorong ke arah yang baik, dan

mendukung;

- Bertujuan menggali pemikiran pasien baik

yang positif maupun yang negatif tentang

perilakunya atau membuat pasien

berkomunikasi sebanyak mungkin dengan

konselor;

- Tidak berusaha membujuk pasien untuk

mengubah perilakunya atau menganalisis

kepercayaan yang irasional, melainkan

berusaha agar pasien memikirkan dan

menjelaskan alasan kenapa ia memiliki

perilaku tidak sehat. Sehingga konselor

harus banyak mendengar dan mendorong

ke arah yang baik.

Relapse Prevention

Metode pencegahan kekambuhan

atau relapse prevention merupakan teknik

mengubah perilaku dengan pendekatan

kognitif yang dilakukan untuk mencegah

kembalinya seseorang memiliki perilaku yang

tidak sehat, misalnya pada perilaku alkoholik,

merokok, adiksi obat, dan makan berlebih.

Seseorang yang merokok sebatang

sigaret pada saat berkumpul atau makan es

krim saat akhir pekan, meskipun belum tentu

menimbulkan ketagihan (atau kekambuhan),

namun dapat menimbulkan satu keadaan yang

disebut abstinence violation effect. Keadaan ini

adalah suatu rasa kehilangan kontrol diri akibat

melanggar aturan yang dibuatnya sendiri, yang

memicu ketagihan (atau kekambuhan)

seseorang terutama saat dirinya sedang goyah.

Saat awal mengubah perilaku,

seseorang memiliki tingkat kewaspadaan yang

tinggi, lama-lama menghilang dan

kemungkinan kambuh akan meningkat.

Seseorang yang memiliki self-efficacy

(kemampuan dan kesadaran menyembuhkan

diri sendiri) tinggi akan terhidar dari

kekambuhan. Misalnya: saat seorang yang

sedang berhenti merokok akibat asma masuk

ke dalam situasi yang memungkin ia harus

merokok seperti pesta kecil. Seseorang yang

memiiliki self-efficacy rendah berisiko untuk

kambuh, misalnya ia merasa terpukul akibat

sakit asmanya yang tidak sembuh-sembuh

maka orang tersebut akan melampiaskan

dengan merokok.

Faktor penyebab atau pemicu

kekambuhan umumnya berasal dari hal-hal

yang negatif seperti depresi, kecemasan, atau

di bawah tekanan. Contohnya saat mengalami

kondisi putus hubungan atau kesulitan

menyelesaikan satu pekerjaan atau tugas.

Tahap-tahap dalam program

mencegah kekambuhan (relapse prevention)

antara lain:

1. Menyeleksi pasien (atau anggota) yang

benar-benar serius akan mengubah

perilakunya. Orang yang tidak memiliiki

Page 10: PERUBAHAN PERILAKU SEHAT & TEORI PERUBAHAN PERILAKU SEHATadeheryana.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/... · Ade Heryana, S.SiT, M.KM Perubahan Perilaku Sehat & Teori Perubahan Perilaku

Ade Heryana, S.SiT, M.KM Perubahan Perilaku Sehat & Teori Perubahan Perilaku Sehat

10

keseriusan untuk mengubah kekambuhan

sebaiknya dikeluarkan dari program, karena

akan berpengaruh negatif kepada pasien

lain dan kepada terapis/dokter, serta

menghambat program;

2. Mengidentifikasi situasi-situasi yang

memungkinkan timbulnya kekambuhan,

misalnya menghadiri pesta, nongkrong

dengan teman, makan bersama di luar

rumah dan sebagainya;

3. Menyarankan untuk menghindari situasi-

situasi yang memicu perilaku tidak sehat.

Misalnya: mengurangi makan bersama di

luar rumah dengan teman, yang

menyebabkan keinginan merokok jadi

timbul. Seseorang yang ingin terhindar dari

kekambuhan minum alkohol, bisa

mengurangi kebiasaan mengunjungi

bar/pub.

4. Menyarankan pasien untuk melakukan

penyeimbangan gaya hidup atau lifestyle

rebalancing merupakan metode yang

dilakukan untuk perawatan jangka panjang

yang bertujuan seseorang memiliki

kehidupan yang lebih sehat dan

menghindari kekambuhan. Metode ini

umumnya digunakan untuk meningkatkan

kesehatan seseorang secara keseluruhan.

Misalnya menganjurkan kebiasaan

berolahraga dan menggunakan teknik

mengelola stress.

Metode CBT memiliki kelebihan antara

lain:

a. Beberapa teknik dalam CBT dapat

mengatasi berbagai masalah;

b. Rencana terapi dapat dimodifikasi sesuai

dengan kebutuhan; dan

c. Dapat mengatasi masalah perilaku secara

bersama-sama, misalnya: perilaku diet dan

olahraga dilakukan secara bersama-sama.

PENDEKATAN TRANSFORMATIF

Perubahan perilaku sehat tidak terjadi

secara tiba-tiba dalam satu waktu, melainkan

melalui melalui berbagai tahapan.

Salah teori yang akan dikemukakan

adalah the transtheoretical model of behavior

change yang dikembangkan oleh Prochaska

dan kawan-kawan tahun 1994. Model ini

menganalisis tahap-tahap seseorang

mengalami perubahan perilaku sehat dan

mengusulkan intervensi serta tindakan yang

sebaiknya dilakukan pada setiap tahapan.

Awalnya teori ini diterapkan pada

perilaku akibat gangguan zat aditif seperti

merokok, konsumsi obat terlarang, dan

alkohol. Saat ini juga diterapkan pada

perubahan perilaku seperti olahraga dan

perilaku melindungi dari radiasi sinar matahari.

Tahapan-tahap seseorang untuk

mengubah perilaku tidak sehat antara lain:

tahap Prekontemplasi (precontemplation),

Kontemplasi (contemplation), Persiapan

(preparation), Tindakan (action), dan

Pemeliharaan (maintenance).

Page 11: PERUBAHAN PERILAKU SEHAT & TEORI PERUBAHAN PERILAKU SEHATadeheryana.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/... · Ade Heryana, S.SiT, M.KM Perubahan Perilaku Sehat & Teori Perubahan Perilaku

Ade Heryana, S.SiT, M.KM Perubahan Perilaku Sehat & Teori Perubahan Perilaku Sehat

11

Tahap prekontemplasi adalah tahap

yang terjadi saat seseorang tidak memiliki

keinginan untuk mengubah perilakunya.

Beberapa orang pada tahap ini tidak sadar

bahwa dirinya mengalami masalah kesehatan,

meskipun lingkungan sosial sekitarnya

memiliki perilaku yang sehat. Misalnya pada

perilaku minum alkohol yang sebagian besar

menyebabkan masalah pada keluarganya.

Peminum alkohol pada tahap ini umumnya

mau mengubah perilaku bila keluarga

mendorongnya atau menekannya untuk

memperbaiki diri. Sebagian besar orang pada

tahap ini kembali melakukan perilaku tidak

sehat, yang menyebabkan sulitnya program

intervensi atau upaya perubahan perilaku.

Tahap kontemplasi adalah tahap

dimana seseorang sadar bahwa ia memiliki

masalah kesehatan dan telah memikirkan

masalahnya, namun belum memiliki komitmen

untuk berubah. Rata-rata seseorang berada

pada tahap ini selama beberapa tahun.

Intervensi perubahan perilaku yang dilakukan

bertujuan meningkatkan penerimaannya akan

perubahan perilaku.

Tahap persiapan atau preparation

adalah tahap dimana seseorang berniat untuk

mengubah perilaku, namun tidak berhasil

mengubahnya. Pada beberapa kasus, orang

pada tahap ini mengubah perilaku seadanya

saja dan belum ada komitmen untuk

mengubah perilakunya, misalnya mengurangi

jumlah rokok yang dihisap.

Tahap tindakan atau action adalah

tahap yang terjadi saat seseorang

memodifikasi perilaku mereka untuk

mengatasi masalahnya. Pada tahap ini

dibutuhkan komitmen dan energi yang tinggi

untuk mengubah perilaku seseorang.

Intervensi yang dilakukan adalah

memberhentikan perilaku dan memodifikasi

gaya hidup serta lingkungan sosial.

Tahap pemeliharaan atau

maintenance adalah tahap untuk mencegah

kekambuhan dan mengkonsolidasi upaya yang

sudah dijalankan. Misalnya: bila seseorang

telah mampu menghindari perilaku aditif

selama 6 bulan maka ia dianggap berada pada

tahap pemeliharaan.

PENDEKATAN REKAYASA SOSIAL

Pendekatan ini memodifikasi

lingkungan yang mempengaruhi perubahan

perilaku sehat seseorang. Contoh rekayasa

sosial antara lain:

- Kewajiban vaksinasi sebelum masuk

sekolah

- Membatasi peredaran obat-obat terlarang

- Membatasi kecepatan kendaraan di jalan

tol

- Membatasi pembelian alkohol dan rokok

pada usia tertentu

REFERENSI

Sarafino, Edward P. 1990. Health Psychlogy: Biopsychosocial Interactions, 4th edition. John-Willey and Sons.

Page 12: PERUBAHAN PERILAKU SEHAT & TEORI PERUBAHAN PERILAKU SEHATadeheryana.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/... · Ade Heryana, S.SiT, M.KM Perubahan Perilaku Sehat & Teori Perubahan Perilaku

Ade Heryana, S.SiT, M.KM Perubahan Perilaku Sehat & Teori Perubahan Perilaku Sehat

12

Taylor, Shelley A. 2015. Health Psychology, 9th edition. Los Angeles. Mc-Graw Hill Education.

LATIHAN SOAL

1. Faktor-faktor yang menyebabkan

terjadinya perubahan sikap dan perilaku

sehat pada seseorang adalah:

A. Pendidikan

B. Rasa takut

C. Jawaban A dan B benar

D. Jawaban A dan B salah

2. Dari pernyataan berikut, manakah yang

TIDAK TEPAT tentang teknik penyampaian

informasi dan komonikasi yang efektif

untuk mengubah perilaku sehat:

A. Komunikasi sebaiknya hanya berupa

data statistik dan jargon-jargon

B. Penyampai pesan sebaiknya

seseorang yang ahli di bidangnya,

prestisius, dapat dipercaya, disukai,

dan setara dengan audiens

C. Argumen yang kuat (tentang perilaku

sehat) sebaiknya disajikan di awal

atau akhir presentasi

D. Pesan yang disampaikan sebaiknya

seingkat, jelas, dan langsung

3. Dalam menyampaikan pesan tentang

kesehatan dan perubahan perilaku sehat,

sebaiknya memperhatikan hal-hal sebagai

berikut agar efektif:

A. Pesan yang disampaikan sebaiknya

terdapat konklusi/simpulan secara

jelas

B. Pesan yang sifatnya ekstrim sebaiknya

disampaikan secara ringkas

C. Hindari pesan yang berlebihan

D. Jawaban A, B, C benar

4. Dalam menyampaikan informasi dan

komunikasi tentang perubahan perilaku

maka pemberian nasihat/anjuran

sebaiknya:

A. Anjuran untuk mendeteksi penyakit

(mis: HIV, Mamogram) dilakukan jika

faktor perilaku tidak efektif mengatasi

masalah kesehatan

B. Anjuran yang berifat promotif (mis:

menggunakan krim matahari)

sebaiknya ditekankan pada manfaat

yang didapat

C. Jawaban A dan B benar

D. Jawaban A dan B salah

5. Komunikasi tentang perubahan perilaku

sehat sebaiknya difokuskan pada hal-hal

yang menyenangkan jika:

A. Audiens terlihat menolak perubahan

perilaku

B. Audiens terlihat mau menerima

perubahan perilaku

C. Audiens terlihat ragu-ragu menerima

perubahan perilaku

D. Audiens terlihat tidak berminat untuk

mengubah perilaku

6. Jika audiens terlihat menolak perubahan

perilaku sehat, maka komunikasi

ditekankan pada:

A. Diskusi terhadap issue penolakan

B. Hal-hal yang menyenangkan

Page 13: PERUBAHAN PERILAKU SEHAT & TEORI PERUBAHAN PERILAKU SEHATadeheryana.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/... · Ade Heryana, S.SiT, M.KM Perubahan Perilaku Sehat & Teori Perubahan Perilaku

Ade Heryana, S.SiT, M.KM Perubahan Perilaku Sehat & Teori Perubahan Perilaku Sehat

13

C. Hal-hal yang menakutkan

D. Pesan negatif

7. Manakah pernyataan yang TIDAK BENAR

tentag faktor rasa takut yang

menyebabkan seseorang mau mengubah

perilaku sehat:

A. Bila seseorang takut kebiasaan tidak

sehat akan mengganggu

kesehatannya, maka orang tersebut

akan mengubah perilakunya untuk

mengurangi rasa takut.

B. Pesan-pesan kesehatan yang

mengandung banyak unsur

menakutkan, cenderung akan

mengurangi perubahan perilaku sehat

seseorang.

C. Rasa takut itu sendiri sangat cukup

untuk mengubah perilaku sehat

seseorang

D. Umumnya tujuan utama orang

mengubah perilaku sehat adalah

mengurangi rasa takut bukan

penyakitnya.

8. Pesan yang disampaikan dalam upaya

mengubah perilaku sehat antara lain

berbentuk:

A. Pesan yang bersifat positif

B. Pesan yang bersifat negatif

C. Pesan yang bersifat netral

D. Jawaban A dan B benar

9. Karakteristik pesan-pesan yang bersifat

positif adalah lebih mengutamakan

keuntungan-keuntungan yang didapat

jika menjalankan upaya kesehatan dan

berorientasi pada:

A. Promosi kesehatan

B. Pengobatan

C. Pencegahan

D. Pemeliharaan

10. Pesan kesehatan yang lebih

memunculkan rasa takut atau ancaman

dan berorientasi pencegahan, merupakan

karakteristik:

A. Pesan kesehatan yang bersifat positif

B. Pesan kesehatan yang bersifat netral

C. Pesan kesehatan yang bersifat negatif

D. Pesan kesehatan yang tidak jelas

11. Menonjolkan keuntungan-keuntungan

yang didapat jika melakukan vaksinasi,

merupakan contoh pesan kesehatan

yang:

A. Bersifat negatif

B. Bersifat positif

C. Bersifat netral

D. Bersifat positif dan negatif

12. Pesan yang lebih menonjolkan pada

ketidaknyamanan jika menderita

influenza bila tidak melakukan vaksinasi

flu, adalah pesan yang:

A. Bersifat positif

B. Bersifat negatif

C. Bersifat netral

D. Bersifat positif dan negatif

13. Pesan yang bersifat positif akan efektif

digunakan pada pada situasi berikut ini

KECUALI:

Page 14: PERUBAHAN PERILAKU SEHAT & TEORI PERUBAHAN PERILAKU SEHATadeheryana.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/... · Ade Heryana, S.SiT, M.KM Perubahan Perilaku Sehat & Teori Perubahan Perilaku

Ade Heryana, S.SiT, M.KM Perubahan Perilaku Sehat & Teori Perubahan Perilaku Sehat

14

A. Pada perubahan perilaku dengan

kepastian dampak yang dihasilkan

tinggi

B. Ditujukan pada orang-orang yang

lebih berorientasi pada upaya

promosi atau meningkatkan

kesehatan

C. Ditujukan pada orang-orang yang

memulai perubahan perilaku

D. Ditujukan pada orang-orang yang

memelihara perubahan perilaku

selamanya

14. Pesan kesehatan yang bersifat negatif

sebaiknya digunakan pada:

A. Upaya mengubah perilaku sehat yang

memiliki ketidakpastian hasil dan

hanya membutuhkan sekali

intervensi, misalnya pada vaksinasi

B. Ditujukan pada orang-orang yang

memiliki orientasi pencegahan

penyakit

C. Ditujukan pada orang-orang yang

memelihara perubahan perilaku

selamanya

D. Jawaban A, B, C benar

15. Terdapat berbagai macam pendekatan

yang dapat dilakukan dalam rangka

perubahan perilaku sehat pada

seseorang. Pendekatan tersebut antara

lain:

1. Pendekatan .............

2. Pendekatan .............

3. Pendekatan .............

4. Pendekatan .............

16. Health Belief Model (HBM), Theory of

Planned Behavior, dan Self-Determination

Theory adalah metode perubahan

perilaku yang dilakukan dengan

pendekatan:

A. Sikap

B. Kognitif

C. Transformatif

D. Rekayasa sosial

17. Pengertian pendekatan Kognitif dalam

mengubah perilaku sehat seseorang

adalah mengubah perilaku sehat dengan

melakukan modifikasi pada:

A. Sikap

B. Lingkungan sosial

C. Perilaku pada setiap tahap perubahan

D. Cara berfikir seseorang

18. Pendekatan Transformatif adalah metode

mengubah perilaku sehat yang dilakukan

melalui berbagai tahap transformatif.

Contoh pendejakan ini adalah:

A. Health Belief Model

B. Transtheoretical Model of Behavior

Change

C. Self-Determination Theory

D. Cognitive-behavioral Theory

19. Metode mengubah perilaku sehat dengan

memodifikasi lingkungan sosial

seseorang, merupakan teori perubahan

perilaku sehat dengan pendekatan:

A. Sikap

B. Kognitif

C. Transformatif

D. Rekayasa sosial

Page 15: PERUBAHAN PERILAKU SEHAT & TEORI PERUBAHAN PERILAKU SEHATadeheryana.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/... · Ade Heryana, S.SiT, M.KM Perubahan Perilaku Sehat & Teori Perubahan Perilaku

Ade Heryana, S.SiT, M.KM Perubahan Perilaku Sehat & Teori Perubahan Perilaku Sehat

15

20. Menurut teori Health Belief Model

seseorang menjalankan perilaku sehat

dipengaruhi oleh faktor-faktor

A. Keyakinan terhadap gangguan

kesehatan

B. Keyakinan terhadap efektifitas upaya

kesehatan dalam mengurangi

gangguan kesehatan

C. Jawaban A dan B benar

D. Jawaban A dan B salah

21. Pada teori HBM, persepsi seseorang

terhadap gangguan kesehatan

dipengaruhi oleh hal-hal berikut KECUALI:

A. Nilai-nilai kesehatan secara umum,

seperti: minat dan perhatian terhadap

kesehatan

B. Keyakinan terhadap kerentanan

seseorang terhadap gangguan

kesehatan

C. Keyakinan terhadap konsekuensi

yang timbul akibat gangguan

kesehatan

D. Keyakinan terhadap pengetahuan

secara umum

22. Menurut teori HBM, seseorang mau dan

akan mengubah perilaku diet dengan

mengurangi asupan kolesterol bila:

A. Mereka memiliki nilai-nilai kesehatan

yang baik, yakin bahwa orang yang

tidak diet kolesterol akan mengalami

sakit jantung

B. Mereka yakin bahwa gangguan

kesehatan akibat penyakit jantung

bisa berbahaya

C. Jawaban A dan B benar

D. Jawaban A dan B salah

23. Pada teori HBM, keyakinan terhadap

efektifitas upaya kesehatan dalam

mengurangi gangguan kesehatan

dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut:

A. Keyakinan bahwa upaya kesehatan

akan berjalan efektif

B. Keyakinan bahwa biaya yang

dikeluarkan untuk upaya kesehatan

akan memberikan keuntungan/

benefit

C. Jawaban A dan B benar

D. Jawaban A dan B salah

24. Pada teori HBM, seseorang yang

dianjurkan untuk mengubah pola makan

untuk mencegah penyakit jantung akan

efektif jika:

A. Memiliki keyakinan bahwa mengubah

pola makan bukan satu-satunya

penyebab sakit jantung

B. Mengubah pola makan akan banyak

mengurangi kesenangan hidup,

namun memberi manfaat bagi

kesehatan

C. Jawaban A dan B benar

D. Jawaban A dan B salah

25. Perbedaan utama antara teori Health

Belief Model (HBM) dengan The Theory of

Planned Behavior (TPB) adalah:

A. Hubungan antara perilaku sehat

dengan keyakinan akan kesehatan

pada TPB lebih dekat dibandingkan

dengan HBM

Page 16: PERUBAHAN PERILAKU SEHAT & TEORI PERUBAHAN PERILAKU SEHATadeheryana.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/... · Ade Heryana, S.SiT, M.KM Perubahan Perilaku Sehat & Teori Perubahan Perilaku

Ade Heryana, S.SiT, M.KM Perubahan Perilaku Sehat & Teori Perubahan Perilaku Sehat

16

B. TPB pendekatan sikap, HBM

pendekatan kognitif

C. Hubungan antara perilaku sehat

dengan keyakinan akan kesehatan

pada TPB lebih jauh dibandingkan

dengan HBM

D. TPB pendekatan kognitif, HBM

pendekatan TPB

26. Menurut teori TPB, perilaku sehat

merupakan hasil langsung dari tujuan

perilaku seseorang, yang ditentukan oleh

faktor-faktor:

A. Sikap terhadap aktifitas tertentu;

B. Norma-norma yang berhubungan

aktifitas tertentu

C. Persepsi terhadap pengontrol

perilaku

D. Jawaban A, B, C benar semua

27. Pada teori TPB, seseorang akan lebih

memiliki kemungkinan berhenti merokok

jika:

A. Percaya bahwa perilaku merokok

menyebabkan masalah kesehatan

serius

B. Percaya bahwa orang lain

menganjurkan sebaiknya berhenti

merokok, dan termotivasi untuk

mengikuti norma-norma yang ada

C. Percaya bahwa ia memiliki

kemampuan berhenti merokok, dan

menjalankan tujuan dari perilaku-

perilaku di atas

D. Jawaban A, B, C benar

28. Teori perubahan perilaku yang disusun

berdasarkan pemikiran bahwa setiap

orang termotivasi untuk mengejar tujuan

mereka melalui motivasi otonom dan

persepsinya terhadap kemampuan

melakukan perubahan perilaku, adalah

teori:

A. Self-Determination Theory (SDT)

B. Health Belief Model (HBM)

C. The Theory of Planned Behavior (TPB)

D. Cognitive-Behavior Therapy (CBT)

29. Menurut pendekatan kognitif (mis: CBT),

mengubah perilaku dan kebiasaan sehat

difokuskan kepada:

A. Perilaku target itu sendiri

B. Kondisi yang menimbulkan atau

memelihara perilaku tersebut

C. Faktor-faktor yang memperkuat

perilaku tersebut

D. Jawaban A, B, C benar

30. Isilah titik-titik pada pernyataan di bawah

ini.

Metode perubahan perilaku sehat dengan

teori CBT terdiri dari berbagai teknik

antara lain:

1. Self-monitoring

2. ..... control

3. The self-control ....

4. Self-reinforcement

5. Behavioral ....

6. ..... skills training

7. ..... trainings

8. ..... Interviewing

9. ..... prevention

Page 17: PERUBAHAN PERILAKU SEHAT & TEORI PERUBAHAN PERILAKU SEHATadeheryana.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/... · Ade Heryana, S.SiT, M.KM Perubahan Perilaku Sehat & Teori Perubahan Perilaku

Ade Heryana, S.SiT, M.KM Perubahan Perilaku Sehat & Teori Perubahan Perilaku Sehat

17

31. Prinsip-prinsip yang digunakan dalam

metode self-monitoring dari teori CBT

adalah:

A. Berusaha menghilangkan kondisi-

kondisi yang memungkinkan

timbulnya perilaku sehat/tidak sehat

B. Setiap orang harus memahami

dimensi-dimensi dari kebiasaan sehat

sebelum memulai mengubah perilaku

sehat

C. Jawaban A dan B benar

D. Jawaban A dan B salah

32. Tahap-tahap dalam teori CBT dengan

metode self-monitoring meliputi:

A. Memahami perilakunya sehingga bisa

membedakan perilaku tersebut

dengan orang lain.

B. Memetakan perilaku

C. Mengidentifikasi discriminative

stimulus

D. Jawaban A, B, C benar

33. Pada metode self-monitoring, seseorang

akan mengubah perilaku sehatnya dapat

mengidentifikasi kondisi-kondisi yang

memungkinkan perilaku tersebut muncul

yang disebut dengan:

A. Discriminative stimulus

B. General stimulus

C. Behavior stimulus

D. Discriminative behavior

34. Pada intervensi perubahan perilaku CBT

dengan stimulus control, dilakukan

dengan cara-cara:

A. Menghilangkan discriminative

stimulus yang menimbulkan perilaku

tidak sehat

B. Menciptakan discriminative stimulus

yang baru untuk mengurangi

kebiasaan tidak sehat

C. Jawaban A dan B benar

D. Jawaban A dan B salah

35. Menempelkan peringatan-peringatan di

lokasi strategis di rumah dalam rangka

mengubah perilaku diet, seperti tulisan

“jangan makan sambil menonton TV” atau

“kurangi belanja makanan yang bikin

gemuk” merupakan teknik CBT dengan

metode stimulus control, berupa:

A. Menciptakan discriminative stimulus

baru

B. Menghilangkan discriminative

stimulus

C. Mempertahankan discriminative

stimulus

D. Mengganti discriminative stimulus

36. Metode pada pendekatan CBT yang

mendasarkan keyakinan bahwa setiap

orang melakukan dialog dengan dirinya

sendiri (monolog) dalam rangka

mengubah perilaku mereka, sehingga

perlu diciptakan dan dimodifikasi

monolog-monolog yang berpengaruh

terhadap perubahan perilaku (cognitive-

restructuring) adalah metode:

A. Stimulus control

B. Self-monitoring

C. The self-control behavior

Page 18: PERUBAHAN PERILAKU SEHAT & TEORI PERUBAHAN PERILAKU SEHATadeheryana.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/... · Ade Heryana, S.SiT, M.KM Perubahan Perilaku Sehat & Teori Perubahan Perilaku

Ade Heryana, S.SiT, M.KM Perubahan Perilaku Sehat & Teori Perubahan Perilaku Sehat

18

D. Self-reinforcement

37. Self-reinforcement adalah metode dalam

pendekatan CBT:

A. Yang memberikan ganjaran (positif

atau negatif) dalam rangka

meningkatkan atau menurunkan

faktor-faktor yang mengubah perilaku

seseorang

B. Yang menghilangkan discriminative

stimulus dan menciptakan

discriminative stimulus yang baru

C. Menciptakan monolog-monolog

untuk mengubah perilaku

D. Memahami dan memetakan perilaku

tidak sehat

38. Manakah yang BUKAN contoh metode

self-reinforcement:

A. Mengiming-imingi nonton film di

bioskop jika berhasil menurunkan

berat badan

B. Seorang anak boleh bermain games

jika selama seminggu selalu

menggosok gigi sebelum tidur

C. Seorang anak remaja ditambah uang

jajannya jika selalu tidur tepat waktu

D. Membuat peringatan tertulis di

tempat-tempat strategis di rumah

39. Metode dalam CBT yang dilakukan

dengan memberikan penugasan-

penugasan di rumah pada seseorang yang

ingin mengubah perilaku tidak sehat oleh

ahli atau terapis kepada pasiennya setelah

melakukan konsultasi, adalah:

A. Self-monitoring

B. The self-control behavior

C. Behavioral assignments

D. Self-reinforcement

40. Isilah titik-titik pada pernyataan di bawah

ini.

Teknik behavioral assignments memiliki

keunggulan antara lain:

1. Melibatkan pasien dalam proses .....

(perubahan perilaku)

2. Pasien ikut melakukan .... terhadap

perilakunya

3. Pasien menjadi lebih ..... dalam proses

pengobatan (perubahan perilaku)

4. ..... untuk mengubah perilaku secara

bertahap menjadi meningkat

5. Meningkatkan keinginan untuk .....

pasien.

41. Metode pada pendekatan CBT yang

digunakan untuk mengubah perilaku yang

tidak sehat akibat reaksi kecemasan

terhadap masalah sosial (social anxiety)

dengan memberi pelatihan bagaimana

menghadapi situasi-situasi sosial yang

tidak diinginkan dengan cara-cara yang

lebih efektif dan tidak mengganggu

kesehatan adalah:

A. Self-reinforcement

B. Social skill trainings

C. Behavioral assignments

D. Stimulus control

42. Teknik relaksasi atau relaxational training

dalam metode CBT cocok diberikan untuk

mengubah perilaku tidak sehat akibat:

A. Tekanan sosial

Page 19: PERUBAHAN PERILAKU SEHAT & TEORI PERUBAHAN PERILAKU SEHATadeheryana.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/... · Ade Heryana, S.SiT, M.KM Perubahan Perilaku Sehat & Teori Perubahan Perilaku

Ade Heryana, S.SiT, M.KM Perubahan Perilaku Sehat & Teori Perubahan Perilaku Sehat

19

B. Pengaruh internal

C. Kebiasaan pribadi

D. Cara berfikir yang salah

43. Pada beberapa karyawan yang akan

presentasi di hadapan klien, ada yang

merokok hanya untuk menghilangkan

stress, atau menggigit kuku, menggaruk

kulit dan sebagainya, merupakan contoh

perilaku yang disebabkan oleh tekanan

sosial. Perilaku tidak sehat ini efektif

dikurangi dengan metode:

A. Social skill training

B. Assertive training

C. Relaxational training

D. Social engineering

44. Manakah pernyataan yang TIDAK BENAR

tentang metode wawancara motivasional

(motivational interview):

A. Pada awalnya digunakan untuk

mengurangi perilaku adiksi pada

seseorang

B. Dilakukan dengan menggunakan gaya

konseling kepada pasien

C. Efektif untuk orang yang mengalami

kebingungan atau khawatir

bagaimana mengubah perilakunya

D. Dilakukan dengan menggunakan gaya

mengajar/training satu arah

45. Prinsip-prinsip yang dijalankan dalam

metode motivational interview adalah:

A. Tidak menghakimi, tidak konfrontatif,

mendorong ke arah yang baik, dan

mendukung

B. Bertujuan menggali pemikiran pasien

baik yang positif maupun yang negatif

tentang perilakunya atau membuat

pasien berkomunikasi sebanyak

mungkin dengan konselor

C. Tidak berusaha membujuk pasien

untuk mengubah perilakunya atau

menganalisis kepercayaan yang

irasional, melainkan berusaha agar

pasien memikirkan dan menjelaskan

alasan kenapa ia memiliki perilaku

tidak sehat

D. Jawaban A, B, C benar

46. Metode mengubah perilaku dengan

pendekatan kognitif yang dilakukan untuk

mencegah kembalinya seseorang

memiliki perilaku yang tidak sehat atau

kekambuhan disebut dengan:

A. Social skill training

B. Relaxational training

C. Relapse prevention

D. Stimulus control

47. Pada metode relapse prevention terdapat

satu kedaan dimana seseorang kehilangan

kontrol diri akibat melanggar aturan yang

dibuatnya sendiri, yang memicu ketagihan

(atau kekambuhan) seseorang terutama

saat dirinya sedang goyah. Keadaan ini

disebut dengan

A. Abstinence violation effect

B. Presence violation effect

C. Abstinence reinforce effect

D. Presence reinforce effect

Page 20: PERUBAHAN PERILAKU SEHAT & TEORI PERUBAHAN PERILAKU SEHATadeheryana.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/... · Ade Heryana, S.SiT, M.KM Perubahan Perilaku Sehat & Teori Perubahan Perilaku

Ade Heryana, S.SiT, M.KM Perubahan Perilaku Sehat & Teori Perubahan Perilaku Sehat

20

48. Manakah pernyataan yang TIDAK BENAR

tentang relapse prevention:

A. Saat awal mengubah perilaku,

seseorang memiliki tingkat

kewaspadaan yang tinggi, lama-lama

menghilang dan kemungkinan

kambuh akan meningkat

B. Seseorang yang memiliki self-efficacy

(kemampuan dan kesadaran

menyembuhkan diri sendiri) tinggi

akan terhidar dari kekambuhan

C. Seseorang yang memiiliki self-efficacy

rendah berisiko untuk kambuh

D. Seseorang yang memiliki self-efficacy

tinggi berisiko untuk kambuh

49. Faktor penyebab atau pemicu

kekambuhan umumnya berasal dari hal-

hal yang negatif seperti:

A. Depresi

B. Kecemasan

C. Di bawah tekanan

D. Jawaban A, B, C benar

50. Upaya-upaya yang dilakukan dalam

program mencegah kekambuhan (relapse

prevention) antara lain sebagai berikut:

A. Mengidentifikasi situasi-situasi yang

memungkinkan timbulnya

kekambuhan

B. Menyarankan untuk menghindari

situasi-situasi yang memicu perilaku

tidak sehat

C. Menyarankan pasien untuk

melakukan penyeimbangan gaya

hidup atau lifestyle rebalancing

D. Jawaban A, B, C benar semua

51. Manakah yang BUKAN merupakan

kelebihan metode CBT:

A. Beberapa teknik dalam CBT dapat

mengatasi berbagai masalah

B. Rencana terapi dapat dimodifikasi

sesuai dengan kebutuhan

C. Dapat mengatasi masalah perilaku

secara bersama-sama

D. Hanya mengatasi satu masalah

perilaku tidak sehat

52. Teori perubahan perilaku yang meyakini

bahwa perilaku sehat tidak terjadi secara

tiba-tiba dalam satu waktu, melainkan

melalui melalui berbagai tahapan,

merupakan teori dengan pendekatan:

A. Sikap

B. Kognitif

C. Transformatif

D. Rekayasa sosial

53. Salah satu teori dengan pendekatan

transformatif yang dikembangkan oleh

Prochaska dan kawan-kawan tahun 1994,

dengan menganalisis tahap-tahap

seseorang mengalami perubahan perilaku

sehat dan mengusulkan intervensi serta

tindakan yang sebaiknya dilakukan pada

setiap tahapan, adalah:

A. The transtheoretical model of

behavior change

B. The Theory of Planned Behavior

C. Health Belief Model

D. Self-Determination Theory

Page 21: PERUBAHAN PERILAKU SEHAT & TEORI PERUBAHAN PERILAKU SEHATadeheryana.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/... · Ade Heryana, S.SiT, M.KM Perubahan Perilaku Sehat & Teori Perubahan Perilaku

Ade Heryana, S.SiT, M.KM Perubahan Perilaku Sehat & Teori Perubahan Perilaku Sehat

21

54. Pada pendejatan transformatif, tahapan-

tahap seseorang untuk mengubah

perilaku tidak sehat antara lain

1. Tahap ..........

2. Tahap ..........

3. Tahap ..........

4. Tahap ..........

5. Tahap ..........

55. Tahap yang terjadi saat seseorang tidak

memiliki keinginan untuk mengubah

perilakunya dan beberapa orang pada

tahap ini tidak sadar bahwa dirinya

mengalami masalah kesehatan, meskipun

lingkungan sosial sekitarnya memiliki

perilaku yang sehat disebut dengan tahap:

A. Tahap prekontemplasi

B. Tahap Kontemplas

C. Tahap persiapan

D. Tahap pemeliharaan

56. Kondisi dimana peminum alkohol mau

mengubah perilaku bila keluarga

mendorongnya atau menekannya untuk

memperbaiki diri merupakan contoh

perilaku pada tahap:

A. Kontemplasi

B. Prekontemplasi

C. Persiapan

D. Pemeliharaan

57. Karakteristik tahap kontemplasi adalah:

A. Seseorang sadar bahwa ia memiliki

masalah kesehatan

B. Seseorang telah memikirkan

masalahnya

C. Seseorang belum memiliki komitmen

untuk berubah

D. Jawaban A, B, C benar

58. Manakah yang BUKAN karakteristik

perilaku sehat pada tahap persiapan atau

preparation :

A. Seseorang sadar bahwa ia memiliki

masalah kesehatan

B. Seseorang mulai berniat untuk

mengubah perilaku

C. Seseorang masih tidak berhasil

mengubah perilakunya

D. Pada beberapa kasus, orang pada

tahap ini mengubah perilaku

seadanya saja dan belum ada

komitmen untuk mengubah

perilakunya, misalnya mengurangi

jumlah rokok yang dihisap

59. Tahap perubahan perilaku seseorang yang

terjadi saat seseorang memodifikasi

perilaku mereka untuk mengatasi

masalahnya, dan membutuhkan

komitmen dan energi yang tinggi untuk

mengubah perilaku disebut dengan

tahap:

A. Aksi

B. Persiapan

C. Pemeliharaan

D. Kontemplasi

60. Tujuan tahap pemeliharaan atau

maintenance dalam upaya mengubah

perilaku sehat adalah:

A. Mencegah kekambuhan

Page 22: PERUBAHAN PERILAKU SEHAT & TEORI PERUBAHAN PERILAKU SEHATadeheryana.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/... · Ade Heryana, S.SiT, M.KM Perubahan Perilaku Sehat & Teori Perubahan Perilaku

Ade Heryana, S.SiT, M.KM Perubahan Perilaku Sehat & Teori Perubahan Perilaku Sehat

22

B. Mengkonsolidasi upaya yang sudah

dijalankan

C. Jawaban A dan B benar

D. Jawaban A dan B salah

61. Pendekatan perubahan perilaku yang

dilakukan dengan memodifikasi

lingkungan yang mempengaruhi

perubahan perilaku sehat seseorang

adalah:

A. Pendekatan sikap

B. Pendekatan kognitif

C. Pendejatan transformatif

D. Pendekatan rekayasa sosial

62. Manakah yang TIDAK termasuk dalam

contoh pendekatan rekayasa sosial:

A. Mewajibkan vaksinasi sebelum masuk

sekolah

B. Membatasi peredaran obat-obat

terlarang

C. Menganjurkan pengemudi untuk

mengurangi kecepatan kendaraan di

jalan tol

D. Membatasi pembelian alkohol dan

rokok pada usia tertentu