perubahan menuju Sistem akuntansi berbasis akrual

13
TUGAS MATA KULIAH SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH CURRENT ISSUE OVERVIU SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL Disusun Oleh: KELOMPOK 3 / KELAS VIII C AKUNTANSI KURIKULUM KHUSUS 1 . Hepy Siskayani 12 2 . Langgeng Wahyu Pamungkas 15 3 . Safitriani 25 4 . Usyuluddin 27

description

Akuntansi Pemerintahan

Transcript of perubahan menuju Sistem akuntansi berbasis akrual

TUGAS MATA KULIAH SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH

CURRENT ISSUE OVERVIU SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL

Disusun Oleh:KELOMPOK 3 / KELAS VIII C AKUNTANSI KURIKULUM KHUSUS

1.Hepy Siskayani12

2.Langgeng Wahyu Pamungkas15

3.Safitriani 25

4.Usyuluddin27

SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARATAHUN 2015

1. Latar belakang perubahan SAP dari Cash toward Accrual Basis menjadi Accrual Basis (amanat UU KN No. 17/2003)Penyelenggara Laporan Keuangan Pemerintah memerlukan basis akuntansi yang tepat demi menghasilkan kualitas laporan keuangan yang baik. Hal ini dikarenakan Penyelenggara Laporan Keuangan Pemerintah memiliki tanggung jawab untuk menyampaikan laporan keuangan secara transparan dan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku kepada rakyat. Oleh karena itu perlu dipertimbangkan dengan tepat mengenai basis akuntansi yang digunakan.Seperti yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara dalam pasal 32 yang mengamanatkan bahwa bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.Selanjutnya dalam pasal 36 ayat 1 UU Nomor 17 tahun 2003 yang berbunyi sebagai berikut : Ketentuan mengenai pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 angka 13, 14, 15, dan 16 undang-undang ini dilaksanakan selambat-lambatnya dalam 5 (lima) tahun. Selama pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual belum dilaksanakan, digunakan pengakuan dan pengukuran berbasis kas. Dari dasar inilah maka perlunya ada penegasan dengan diterbitkannya peraturan-peraturan yang baru mengenai basis akuntansi yang digunakan dalam akuntansi pemerintahan.Seiring dengan harapan bisa diterapkannya basis akrual pada sektor pemerintahan sebagaimana diamanatkan dalam UU Nomor 17 Tahun 2003, maka telah dibuat standar untuk pemerintahan oleh KSAP. Dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) maka mulai tahun ini Indonesia telah memiliki standar baku untuk akuntansi pemerintahan. SAP tersebut menggunakan basis kas untuk pengakuan transaksi pendapatan, belanja, dan pembiayaan, dan basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dana. Namun PP Nomor 24 Tahun 2005 ini masih bersifat sementara karena sebagaimana telah diamanatkan dalam UU Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara menyatakan bahwa selama pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual belum dilaksanakan, digunakan pengakuan dan pengukuran berbasis kas. Pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual dilaksanakan paling lambat lima tahun kemudian. Permasalahan yang terjadi adalah masih banyaknya satuan pemerintah daerah yang belum menerapkan SAP tersebut, karena seharusnya lima tahun setelah itu adalah tahun 2010. Bahkan setelah dikeluarkannya PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang SAP sebagai pengganti dari PP Nomor 24 Tahun 2005, penerapan basis akrual pada akuntansi pemerintahan belum bisa dilaksanakan. Dengan kata lain masih banyak yang menggunakan basis kas untuk keseluruhan proses akuntansinya atau masih menggunakan basis kas menuju akrual. Hal tersebut bisa dikarenakan berbagai macam kendala yang dihadapi dalam penerapan SAP baru, adanya kelebihan dan kekurangan, serta peluang dan tantangan dalam penerapan basis ini. Sehingga perlu dibuat kajian terhadap berbagai macam perubahan SAP, baik SAP yang lama ataupun SAP yang baru, serta perlu adanya pengkajian terhadap berbagai macam perspektif dari penerapan SAP yang telah diundangkan tersebut sehingga diharapkan mampu menjadi pandangan bagi para satuan kerja pemerintahan untuk menerapkan SAP dengan basis akrual secara penuh.Pada awal tahun 2015 ini adalah saat dimulainya penggunaan standar akuntansi berbasis akrual, dikeluarkannya Peraturan Menteri Keuangan PMK No. 270/PMK.05/2014 tanggal 31 Desember 2014 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Pada Pemerintah Pusat adalah sebagai Kick Off atas implementasi Akuntansi Pemerintahan berbasis Akrual.

2. Tujuan dan kelebihan/manfaat penerapan basis akrualDalam banyak literatur dijelaskan bahwa akuntansi akrual diyakini mempunyai manfaat yang lebih baik dibandingkan dengan akuntansi kas. Diamond (2002 : 9-10) dalam dokumen International Monetary Fund (IMF) yang berjudul : Performance Budgeting: Is Accrual Accounting Required?, menuliskan ada empat manfaat dari akuntansi akrual yaitu :1. Meningkatkan Kualitas Penggunaan Sumber daya (Improve Resource Allocation).2. Penguatan Akuntabilitas (Strengthened Accountability).3. Meningkatkan Transparansi atas Total Biaya dari Aktivitas Pemerintahan (Enhanced Transparency on Total Resources Costs of Government Activities).4. Melihat dengan Lebih Komprehensif atas Pengaruh dari Aktivitas Pemerintahan Terhadap Perekonomian (More Comprehensive View of Governments Impact on The Economy).

Akuntansi akrual diyakini mempunyai beberapa manfaat yang lebih baik dibandingkan dengan akuntansi kas, yang oleh Eriotis, Filippos dan Dimitrios (2011 : 155) dikelompokkan dan diikhtisarkan sebagai berikut : (i) it provides a clear picture of the total cost of government programs, activities and services provided; better measurement of costs and revenues; enhancement of control process and transparency; (ii) greater focus on outputs; focus on the long-term impact of decisions; (iii) more efficient and effective use and management of resources and greater accountability; (iv) reduction and better measurement of public expenditures; (v) better presentation of the financial position of the public sector organisations; (vi) better financial management; improvement of performance measurements and greater comparability of managerial performance between periods and organizations by calculating indicators on the basis of comprehensive and consistent financial and operational data; (vii) greater attention to assets and more complete information on public organisations liabilities through better assets and liabilities management; (viii) better planning for future funding requirements (ix) helps with make/buy or rent/buy decisions; (x) better decisions on feasibility of providing services; (Mellett, 2002; and Olsen dkk., 2001; Barrett, 1993; Evans, 1995; Pallot, 2000; Mellor, 1996; Brusca, 1997; Funnel and Cooper, 1998; Ryan, 1998; Chan, 2003; Guthrie, 1998; Jones, 2004; Barzelay, 1992; Moe, 1994; Venieris and Cohen, 2004; Cohen dkk., 2007; Aucoin, 1995; Pessina and Steccolini, 2007; OECD, 2005; and International Federationof Accountants - Public Sector Committee, 2000 and 2002, pp. 710).Diamond, (2002 : 8-9) menyatakan bahwa , an accrual system recognize a financial flow, which does not result in cash flows e.g., depreciation, transfer, write-off of physical assets, and accrued interest which were necessary to consider from an efficiency viewpoint, representing the full costs of providing government services, and which also allowed a wider assessment of government operations.. Selanjutnya Diamond (2002 : 9-10) menjelaskan berbagai manfaat yang bisa diperoleh dari penggunaan akuntansi akrual, yang utama adalah :1. Meningkatkan Kualitas Penggunaan Sumber daya (Improve Resource Allocation).Akuntansi kas tidak dapat menyediakan informasi yang berkaitan dengan seluruh biaya (full costs) dari penyediaan layanan publik. Sementara akuntansi akrual mampu menyediakan informasi keuangan yang dapat digunakan untuk menghitung seluruh biaya pelayanan berdasarkan pada biaya seluruh sumber daya yang digunakan (termasuk sumber daya non kas seperti penggunaan aset tetap/fixed assets). Dengan menggunakan metode full cost bisa dilakukan analisis efisiensi dan perkiraan kebutuhan dana untuk mengganti aset yang sekarang digunakan.2. Penguatan Akuntabilitas (Strengthened Accountability)Akuntabilitas akan semakin baik ketika pertanggungjawaban pengelolaan keuangan tidak hanya terbatas pada sumber daya kas masuk (cash inflows) dan kas keluar (cash outflows), tetapi juga terhadap asset selain kas (non cash asset) dan kewajiban (liabilities). Dengan akuntansi akrual, entitas perlu menentukan secara jelas kinerja pelayanan yang ingin dicapai dan biaya keseluruhan (full cost) dari pelaksanaan pelayanan tersebut, lebih jauh definisi yang kinerja yang jelas akan menentukan informasi keuangan dan non keuangan yang dibutuhkan untuk mengelola organisasi dan mengelola pengeluaran.3. Meningkatkan Transparansi atas Total Biaya dari Aktivitas Pemerintahan (Enhanced Transparency on Total Resources Costs of Government Activities).Akuntansi akrual juga mempunyai manfaat yang bersifat umum dalam menyediakan informasi operasional pemerintahan yang berpotensi untuk meningkatkan transparansi dan memperbaiki tanggung jawab fiskal (fiscal responsibility). Akuntansi akrual mempunyai prinsip pengungkapan penuh (full disclosure) atas aset dan kewajiban serta pendapatan dan beban.4. Melihat dengan Lebih Komprehensif atas Pengaruh dari Aktivitas Pemerintahan Terhadap Ekonomi (More Comprehensive View of Governments Impact on The Economy).Informasi kas dalam laporan arus kas (cash flow statement) lebih jelas menunjukan rekonsiliasi antara arus kas bersih terhadap perubahan dalam saldo kas dan bank sebagaimana disajikan dalam neraca (balance sheet), hal ini akan mengurangi berbagai hal yang tidak dapat dijelaskan dalam data laporan fiskal. Lebih jauh lagi klasifikasi arus kas kedalam kelompok aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pembiayan, akan menyedian informasi yang dapat digunakan untuk menelusuri pengaruh arus kas pemerintah terhadap aktvitas ekonomi yang terkait.

Mengutip hasil studi yang dilakukan oleh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), McPhee(2006 : 3) menyampaikan beberapa manfaat dari pelaksanaan akuntansi akrual yang dapat diperoleh oleh entitas publik, termasuk kemampuan untuk :1. Reflect and provide the basis for accountability for the additional flexibility provided to public sector managers;2. Underpin objectives for a more competitive approach to public sector provision;3. Facilitate more efficient and effective resource management;4. Improve accountability by extending the notion of performance beyond the use and application of cash; and5. Provide a longer term focus on the effect of government and management decisions.

Uraian deskriptif atas berbagai manfaat akuntansi akrual sudah banyak dituliskan. Namun hasil penelitian atas manfaat dari praktik akuntansi akrual yang telah berjalan di entitas pemerintahan, terutama di Indonesia, masih sedikit.

Menurut International Federation of Accountants (IFAC) dalam Public Committee Study Nomor 14 tentang Transition to The Accrual Basis of Accounting: Guidance for Governments and Government Entities (second edition) terdapat beberapa kekurangan dalam penerapan basis akrual pada akuntansi pemerintahan Adapun kekurangan dalam penerapan basis akrual, antara lain:1. Biaya yang cukup besar yang harus disiapkan untuk menangani hal-hal sebagai berikut :a. Biaya untuk penilaian aset;b. Biaya untuk penyiapan kebijakan akuntansi;c. Biaya untuk membangun sistem akuntansi termasuk membeli computer atau peralatan lainnya untuk mendukung sistem tersebut;d. Biaya untuk menyiapkan sumber daya manusia yang memadai dan mumpuni untuk menangani akuntansi pemrintahan berbasis akrual;2. Basis akrual pada dasarnya didesain untuk mengukur laba sehingga kurang memberikan arti pada sektor publik atau pemerintahan;3. Basis akrual lebih kompleks dibandingkan dengan basis kas sehingga ada kemungkinan parlemen (DPR/DPRD) kurang memberikan perhatian dalam penelaahan sehingga mengurangi akuntabilitas laporan keuangan tersebut;4. Memerlukan ruang yang lebih luas dalam hal pertimbangan profesional (professional judgement) baik oleh penyedian laporan keuangan (entitas pelaporan/entitas akuntansi) maupun auditor pemerintah.

3. Pengaruh Basis Akrual terhadap Pengakuan TransaksiPengakuan dalam akuntansi adalah proses penetapan terpenuhinya kriteria pencatatan suatu kejadian atau peristiwa dalam catatan akuntansi sehingga akan menjadi bagian yang melengkapi unsur aset, kewajiban, ekuitas dana, pendapatan, belanja, dan pembiayaan, sebagaimana akan termuat pada laporan keuangan entitas pelaporan yang bersangkutan.Kriteria minimum yang perlu dipenuhi oleh suatu kejadian atau peristiwa untuk diakui yaitu:1. Terdapat kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang berkaitan dengan kejadian atau peristiwa tersebut akan mengalir keluar dari atau masuk ke dalam entitas pelaporan yang bersangkutan;2. Kejadian atau peristiwa tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur atau dapat diestimasi dengan andal.Sementara itu, Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan memasukkan setiap pos dalam laporan keuangan.Dalam basis kas menuju akrual dan basis akrual, penerapan pengakuan dan pengukuran terhadap aset dan kewajiban adalah sama karena neraca yang disusun menggunakan basis akrual. Sementara pengakuan pendapatan dan belanja dalam basis kas menuju akrual menggunakan basis kas yang terdapat dalam Laporan Realisasi Anggaran, dan dalam basis akrual pengakuan pendapatan dan pengakuan beban serta belanja menggunakan basis akrual yang terdapat dalam Laporan Operasional. Berikut adalah penjelasan terhadap pengakuan-pengakuan tersebut :1. Pengakuan dan Pengukuran Dalam NeracaPrinsip pengakuan dan pengukuran yang berlaku dalam penyusunan neraca adalah :Pengakuan/PengukuranPenjelasan

1Pengakuan Aset1aset diakui pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh oleh pemerintah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal

2aset diakui pada saat diterima atau kepemilikannya dan/atau kepenguasaannya berpindah

2Pengukuran Aset1kas dicatat sebesar nilai nominal

2investasi jangka pendek dicatat sebesar nilai perolehan

3piutang dicatat sebesar nilai nominal

4persediaan dicatat sebesar:

biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian

biaya standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri

nilai wajar apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi/rampasan

3Pengakuan Kewajiban1kewajiban diakui jika besar kemungkinan bahwa pengeluaran sumber daya ekonomi akan dilakukan atau telah dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban yang ada sekarang, dan perubahan atas kewajiban tersebut mempunyai nilai penyesuaian yang dapat diukur dengan andal.

2kewajiban diakui pada saat dana pinjaman diterima atau pada saat kewajiban timbul

4Pengukuran Kewajiban1kewajiban dicatat sebesar nilai nominal. Kewajiban dalam mata uang asing dijabarkan dan dinyatakan dalam mata uang rupiah.

2. Pengakuan Pendapatan dan Belanja/BebanPengakuan Pendapatan & Belanja dalam LRAPengakuan Pendapatan & Beban dalam LO

(Basis Kas)(Basis Akrual)

Pendapatan-LRA diakui pada saat diterima di rekening kas umum negara/daerah atau oleh entitas pelaporanPendapatan-LO diakui pada saat:

-Timbulnya hak atas Pendapatan

-Pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran masuk sumber daya ekonomi

Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari rekening kas umum negara/daerah atau entitas pelaporanBeban diakui pada saat:

-Timbulnya kewajiban

-Terjadinya konsumsi aset

-Terjadinya penurunan manfaat ekonomis atau potensi jasa

4. Pengaruh basis akrual terhadap laporan keuangan pemerintah (di lihat dari komponen dan elemen laporan keuangan)Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah adalah basis akrual, untuk pengakuan pendapatan-LO, beban, aset, kewajiban, dan ekuitas. Dalam hal peraturan perundangan mewajibkan disajikannya laporan keuangan dengan basis kas, maka entitas wajib menyajikan laporan demikian. Basis akrual untuk LO berarti bahwa pendapatan diakui pada saat hak untuk memperoleh pendapatan telah terpenuhi walaupun kas belum diterima di Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau oleh entitas pelaporan dan beban diakui pada saat kewajiban yang mengakibatkan penurunan nilai kekayaan bersih telah terpenuhi walaupun kas belum dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau entitas pelaporan. Pendapatan seperti bantuan pihak luar/asing dalam bentuk jasa disajikan pula pada LO.

Referensi_____. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 270 Tahun 2014 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Pada Pemerintah Pusat. 2014. Jakarta._____. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. 2005. Jakarta._____. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah. 2010. Jakarta._____. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. 2003. Jakarta.