Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan...

154
RAHASIA DAN MILIK NEGARA Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan Kementerian Keuangan Panduan Implementasi Sesuai Change Request 31 Desember 2014

Transcript of Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan...

Page 1: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA DAN MILIK NEGARA

Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan Kementerian Keuangan

Panduan Implementasi Sesuai Change Request 31 Desember 2014

Page 2: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 1

Ringkasan Perubahan Manual Implementasi TK (31 Desember 2014)

Perubahan Sentral (24 Inisiatif)

Perpajakan (16 Inisiatif)

Kepabeanan dan Cukai (10 Inisiatif)

Penganggaran (6 Inisiatif)

Perbendaharaan (33 Inisiatif)

Initiative Charter

Judul 3 Inisiatif 2 Inisiatif

- - -

Tujuan 2 Inisiatif

3 Inisiatif - - -

Latar Belakang 2 Inisiatif

3 Inisiatif - - -

Faktor Keberhasilan 2 Inisiatif

1 Inisiatif - - -

Perubahan Pada Model Operasional

- 1 Inisiatif - - 1 Inisiatif

Ringkasan Tindakan 8 Inisiatif

6 Inisiatif 3 Inisiatif - 13 Inisiatif

Key Outcome 11 Inisiatif 8 Inisiatif

6 Inisiatif 1 Inisiatif 16 Inisiatif

Dampak dan IKU 8 Inisiatif

6 Inisiatif 2 Inisiatif

- -

Struktur Tata Kelola 12 Inisiatif 13 Inisiatif - 5 Inisiatif -

Perubahan Model Operasional

- 5 Inisiatif - - -

Rencana Kerja 24 Inisiatif 9 Inisiatif

5 Inisiatif 1 Inisiatif 20 Inisiatif

Potensi Risiko Peraturan dan Hukum

4 Inisiatif 4 Inisiatif - - -

Page 3: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 2

Latar Belakang Baselining 31 Desember 2014

1. Baselining dilakukan berdasarkan change request yang diajukan Pimpinan Unit Eselon I kepada Ketua Pelaksana Harian CTO.

3. Pertimbangan dilakukannya perubahan manual implementasi TK

antara lain adalah: •  Memperjelas dan merinci charter; •  Penyesuaian dengan tugas dan fungsi; •  Rencana aksi yang beririsan; •  Waktu penyelesaian yang sudah melampaui target.

5. Baselining inisiatif Transformasi Kelembagaan telah mendapatkan

persetujuan Menteri Keuangan pada Rapat I Komite Pengarah Central Transformation Office, tanggal 13 Januari 2015, dan akan ditetapkan dengan Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan.

Page 4: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 158

Contents

Ringkasan

Pajak

Bea dan cukai

Anggaran

Perbendaharaan

Sumber daya manusia

Setjen

Itjen

Teknologi informasi

Organisasi

Transformation office

Manajemen perubahan

1-3

4-81

82-130

131-157

158-308

309-336

337-384

385-389

390-423

424-434

435-439

440-446

Page 5: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 159

Ringkasan inisiatif-inisiatif perbendaharaan (1/6)

Sistem pencairan dan peneri-maan yang efisien, akurat dan berbiaya renda

I

Penge-lolaan likuiditas yang terinte-grasi

II

▪  Mengumpulkan penerimaan pemerintah secara efisien dan akurat

2 Basis data penerimaan yang terintegrasi dengan saluran pengumpulan modern

▪  Implementasi penuh MPN G-2 dan penyempurnaan lainnya, termasuk utilisasi penyaluran utama untuk pengumpulan penerimaan

▪  Untuk mencairkan anggaran secara efisien dan akurat melalui saluran pembayaran yang modern

▪  Memberikan fungsi back office kepada satker dan K/L, khususnya dalam sentralisasi komitmen, penagihan dan and pelaporan

3

Sistem pembayaran, pengumpulan yang terpusat, dan verisifikasi yang bersifat elektronik serta dengan saluran pembayaran yang modern

Fungsi back office “Shared service” untuk seluruh K/L, dipusatkan di Kemenkeu

▪  Implementasi penuh SPAN, SAKTI ▪  Penempatan langsung ke rekening penerima akhir untuk semua pembayaran gaji ▪  Pembayaran ke rekening satker di luar negeri langsung dari RKUN Perbendaharaan di Bank Indonesia ▪  Menggunakan kartu plastik untuk menggantikan petty cash ▪  Memperkenalkan cashless choices untuk pembayaran bantuan sosial

▪  Meluncurkan dan memperbaiki basis data vendor ▪  Sistem pembayaran gaji pegawai terpusat untuk seluruh pegawai pemerintah ▪  Memusatkan penagihan, pembayaran dan pelaporan untuk pembayaran rutin (mis. listrik, air, pos, dll) ▪  Meluncurkan pengadaan terpusat yang mensentralisasi komitmen dan proses pelaporan untuk item belanja umum (mis.,

perjalanan udara)

▪  Memfasilitasi koordinasi antara seluruh stakeholder terkait guna mencapai pengelolaan kas negara yang optimal

4

▪  Membangun kapabilitas untuk investasi kelebihan saldo kas terkait perencanaan kas dan utang secara keseluruhan, melalui single face ke pasar

Meninjau kapabilitas TDR dan memastikan prudensi dalam operasional TDR

5 ▪  Memastikan prudensi dalam penempatan di Bank Indonesia ▪  Menyusun roadmap TDR lengkap

▪  Untuk menetapkan saldo cadangan kas baru yang mencakup target saldo kas total sebagai panduan perencanaan kas/utang

Panduan perencanaan kas dengan target saldo cadangan terdefinisi

6 ▪  Menganalisis dan memilih metodologi untuk menetapkan target saldo cadangan ▪  Menghitung target saldo kas yang wajar berdasarkan pola historis dan kebijakan serta asumsi di masa depan ▪  Mengajukan target saldo cadangan baru ke komite ALM dan meresmikannya ke dalam sebuah kebijakan

Pererat koordinasi pengelolaan likuiditas dengan Bank Indonesia

▪  Untuk mempererat koordinasi antara fungsi pengelolaan kas dan Bank Indonesia

8

Meningkatkan proses pengelolaan likuiditas yang bersifat end-to-end

▪  Meningkatkan kapabilitas SDM di Dit. PKN dan kontributor CPIN (DJP, DJA, DJBC, DJPU, DJKN, DJPK) ▪  Memperbaiki CPIN ▪  Meningkatkan fleksibilitas penerbitan T-bills/SPN jangka pendek untuk memperlancar perencanaan kas ▪  Merinci proses-proses ALM ▪  Mengembangkan koordinasi harian antara CMO-DMO-BI ▪  Mengembangkan berbagi data CPIN melalui pemanfaatan TI ▪  Pengintegrasian ALM CPIN/IT ke dalam SPAN

▪  Mengembangkan MOU dengan BI untuk menyertakan mereka dalam Daily cash call dan memfasilitasi pertukaran data ▪  Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR ▪  Mengembangkan mekanisme koordinasi dengan BI untuk perdagangan valas ▪  Fasilitasi pertukaran data CPIN dengan BI ▪  Pertukaran prakiraan data kas harian dengan BI

Memperbaiki prakiraan belanja dari para satker

▪  Untuk memperbaiki prakiraan belanja dari satker

7 ▪  Memperkenalkan AFS baru ▪  Memastikan pengiriman data prakiraan yang tepat waktu dari para satker besar sebelum tanggal pembayaran berdasarkan

jumlah surat perntah membayar ▪  Memantau kepatuhan dan keakuratan para satker dalam mengirim data dan melaporkannya dalam format score card ▪  Menghubungkann SAKTI ke AFS saat SAKTI sudah berfungsi dengan resmi

Fungsi Tujuan Inisiatif Tindakan utama

1

PERBENDAHARAAN

Page 6: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 160

Ringkasan inisiatif-inisiatif perbendaharaan (2/6)

Penge-lolaan likuiditas yang terinte-grasi

II Menetapkan strategi dan pedoman pengelolaan valuta asing jangka pendek untuk pengelolaan likuiditas

▪  Agar perdagangan valas memiliki pedoman strategi dan kebijakan serta koordinasi yang jelas dengan Bank Indonesia

10 ▪  Menganalisis strategi dan instrumen berbeda yang bisa digunakan untuk mengelola valas secara aktif ▪  Mengajukan kebijakan pengelolaan valas aktif dan meminta pengesahan komite ALM ▪  Meresmikannya ke dalam peraturan ▪  Mengajukan ke BI agar mengizinkan ketentuan perdagangan valas Kemenkeu yang lebih baik terhadap BI ▪  Koordinasi dengan BI tentang jumlah valas yang diperdagangkan dan arah kebijakan moneter serta strategi cadangan valas

keseluruhan

Memperluas jangkauan TSA ▪  Memperluas jangkauan TSA untuk mencakup rekening tidak likuid / kurang likuid saat ini

9 ▪  Menganalisis probabilitas yang mencakup rekening yang berbeda yang saat ini tidak termuat dalam TSA, mencakup hambatan dan kemudahan penyertaan dalam hukum dan peraturan

▪  Mengembangkan mekanisme untuk dapat memperluas ke dalam beberapa rekening tertentu ▪  Mengajukan perubahan kebijakan untuk memasukkan beberapa rekening dalam TSA

Pasar obligasi domestik yang likuid dan dalam

III

Meningkatkan kerangka kerja stabilisasi obligasi secara berkelanjutan

▪  Membangun kepercayaan diri bahwa pasar domestik dapat bertahan terhadap guncangan pasar;

▪  Menciptakan mekanisme untuk mendukung pasar ketika terjadi guncangan

13 ▪  Melakukan pengujian atas kelayakan penerapan Bonds Stabilization Funds di Indonesia dari sisi penganggaran, kegunaan, akuntansi dan ketentuan yang berlaku

▪  Melakukan kajian untuk potensi perluasan institusi partisipan yang terlibat dalam Bonds Stabilization Framework ▪  Melakukan simulasi BSF dengan seluruh partisipan ▪  Menganggarkan dan menerapkan Bonds Stabilization Funds (Jika diperlukan)

Pengelolaan utang: Konsolidasi benchmark surat berharga negara domestik

▪  Meningkatkan likuiditas surat berharga negara dengan mengkonsolidasi utang dalam beberapa seri on-the-run

14 §  Mengembangkan sistem atau infrastruktur pendukung transaksi Many to Many Debtswitch §  Implementasi Many to Many Debtswitch §  Koordinasi dengan unit terkait dalam rangka penyiapan panduan penerbitan SBN §  Menyusun konsep strategi pengelolaan tahunan §  Mengembangkan sistem atau infrastruktur pendukung transaksi Staple Bonds §  Implementasi Staple Bonds

Meluncurkan sistem baru primary dealer

▪  Mengembangkan dan meresmikan sistim primary dealer yang disempurnakan yang di benchmark dengan standar global dan disesuaikan dengan kebutuhan lokal

12 ▪  Melakukan evaluasi terhadap PMK tentang Dealer Utama ▪  Menyusun kerangka kerja PD’s baru dengan tanggung jawab dan insentif yang direvisi (dalam hal diperlukan) ▪  Implementasi kerangka kerja PD’s baru

Pengenalan platform perdagangan elektronik

▪  Mengembangkan dan meluncurkan sebuah ETP sebagai pelengkap perdagangan OTC untuk meningkatkan transparansi harga dan meningkatkan likuiditas

11 ▪  Menyampaikan kajian DJPU kepada Tim Pengembangan Pasar Surat Utang, OJK ▪  Melakukan koordinasi intensif dengan anggota, Tim Pengembangan Pasar Surat Utang OJK, Sub Tim Pengembangan ETP ▪  Berkontribusi dalam penyusunan regulasi ETP yang disusun oleh OJK

▪  Melaksanakan strategi IR yang ditargetkan untuk mendiversifikasi basis investor dan untuk berfokus pada investor-investor yang memiliki ketertarikan yang sesuai dengan situasi finansial Indonesia

Memperkuat Hubungan Investor (IR)

15 ▪  Mendukung penyiapan infrastruktur IRU ▪  Melaksanakan roadshow/komunikasi dengan calon investor secara reguler.

Fungsi Tujuan Inisiatif Tindakan utama

PERBENDAHARAAN

Page 7: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 161

Ringkasan inisiatif-inisiatif perbendaharaan (3/6)

Pasar obligasi domestik yang likuid dan dalam

III

▪  Mengembangkan sebuah kerangka kerja risiko yang holistik dengan pendekatan neraca (balance sheet approach) untuk mengagregasi data risiko individual

Kerangka kerja risiko yang bersifat holistik

19 ▪  Diskusi risiko sebagai bagian dari pertemuan komite ALM ▪  Memulai mengagregasi informasi dari pemilik risiko ke dalam sebuah format yang dapat disajikan untuk pembuatan

keputusan dalam pertemuan ALM ▪  Menetapkan sebuah agenda / format komite ALM yang tetap terkait pengelolaan risiko, mencakup input yang diperlukan dan

keputusan yang dibuat; termasuk item-item risiko utama (contoh, pensiun, bantuan sosial) ke dalam diskusi pertemuan ALM ▪  Meresmikan komite ALM dengan peran baru, ditetapkan ke dalam PMK ▪  Meresmikan format / agenda komite ALM baru ke dalam regulasi (KMK) ▪  Meresmikan SOP untuk kerangka kerja agregasi risiko ▪  Mengembangkan secara lengkap TI ALM yang mendukung kerangka kerja risiko

▪  Memiliki sebuah badan yang mengaggregasi view yang komprehensif terkait risko, dan sebuah saluran untuk mendiskusikan permasalahan terkait pengelolaan risiko

Tata kelola risiko untuk keseluruhan sovereign risk

18 ▪  Mendesain unit risiko, sebuah unit Eselon-3 di bawah PPRF di DJPU sebagai Subdit. ALM yang bertanggung jawab dalam mengaggregasi risiko data dan mengajukan kebijakan dan rekomendasi untuk risiko; mengembangkan peran, kegiatan, SOP dan IKU

▪  Mengusulkan unit ke Menpan ▪  Mempekerjakan pegawai yang handal dalam unit

▪  Untuk mengembangkan kerangka kerja yang holistik melalyui pendekatan neraca untuk agregasi data siriko individual

Mengaktifkan pengelolaan risiko pada area-area risiko utama

20 ▪  Mengasuransikan aset-aset fisik pemerintah ▪  Menginisiasi pengelolaan risiko pada sumber daya alam utama ▪  Mengkaji dan memonitoring kewajiban pensiun ▪  Menganalisis pilihan skema pensiun dan memberikan rekomendasi skema pensiun baru ▪  Mengkaji BUMN tertentu yang memiliki dampak fiskal signifikan dan merekomendasikan cara terbaik untuk

mengelola risiko mereka ▪  Mengkaji "special missions“ terpilih, misalnya: dana infrastruktur, unit PPP, dll, merekomnendasikan cara terbaik

untuk mengelola risiko mereka ▪  Meningkatkan proyeksi pendapatan dan belanja jangka menengah untuk menghitung present value dari porsi fiskal

aset dan kewajiban ▪  Mengkaji kewajiban bantuan sosial ▪  Penyusunan Kerangka Kerja Kesinambungan Utang ▪  Memulai komunikasi mengenai komposisi cadangan devisa / portofolio utang antara Kemenkeu / Bank Indonesia

▪  Memperoleh dukungan berupa kebijakan untuk meningkatkan partisipasi investor-investor utama di pasar obligasi domestik baik dari publik dan swasta

Meningkatkan partisipasi domestik dari investor-investor utama

17 ▪  Berkoordinasi dengan unit-unit terkait di lingkungan Kementerian Keuangan yang melakukan pengelolaan dana-dana pemerintah

▪  Menyampaikan usulan untuk perubahan PMK dimaksud

▪  Mengembangkan pasar repo yang likuid dan dalam yang mendukung likuiditas yang lebih tinggi di pasar obligasi

Mendukung OJK dalam mengembangkan pasar repo yang likuid dan dalam

16 ▪  Berkoordinasi dengan OJK dan BI ▪  Melakukan edukasi dengan para pelaku pasar

Pengelolaan sovereign risk yang aktif dan transparan

IV

Fungsi Tujuan Inisiatif Tindakan utama

PERBENDAHARAAN

Page 8: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 162

Ringkasan inisiatif-inisiatif perbendaharaan (4/6)

Mengoptimalisasi aset

V

Fungsi Tujuan Inisiatif Tindakan utama

Membuat pengelolaan aset dan pengelolaan portofolio dalam bentuk digital

▪  Membuat pengelolaan aset dan portofolio dalam bentuk digital

22 ▪  Mengkaji infrastruktur IT tambahan yang dibutuhkan ▪  Mengintegrasikan aplikasi KND dan KNL ▪  Mengembangkan SIMAN yang menghubungkan Kemenkeu dengan sistem pengelolaan aset K/L seperti ketika

K/L membeli atau menghapus aset akan terekam di dalam SIMAK ▪  Mengimplementasikan SIMAN dengan pendekatan yang bertahap ▪  Mengembangkan SMART yang mendigitalisasi proses-proses pengelolaan aset DJKN ▪  Mengimplementasikan SMART dengan pendekatan yang bertahap ▪  Mengevaluasi apakah memerlukan infrastruktur IT tambahan ▪  Mengembangkan dan mengimplementasikan infrastruktur IT tambahan, jika diperlukan, untuk mendukung

pengelolaan aset dan pengelolaan portofolio aktif

Menegakkan regulasi, panduan dan proses untuk memastikan aset teroptimalkan secara penuh oleh K/L

▪  Menegakkan regulasi, panduan dan proses untuk mengelola aset melalui K/L

23 ▪  Mengidentifikasi pendorong utama utilisasi aset melalui kebijakan berdasarkan kategori aset ▪  Melakukan studi kelayakan untuk menemukan solusi yang tepat untuk optimalisasi aset ▪  Membentuk regulasi (Peraturan Pemerintah) untuk menempatkan tanggung jawab optimalisasi aset ke K/L ▪  Memperbaiki panduan yang sudah ada untuk kebutuhan aset (baru dan perluasan) – K/L perlu untuk

mengajukan kebutuhan aset dan mengikuti panduan terkait penggunaan aset ▪  Membuat panduan baru untuk optimalisasi aset seperti penggunaan gedung ▪  Mensosialisasikan regulasi dan panduan baru dengan K/L ▪  Bekerja bersama dengan auditor internal K/L untuk memonitor dan mengendalikan aset dan melaporkannya ke

Kemenkeu ▪  Feedback terhadap kebijakan, panduan, dan proses pengelolaan aset yang baru

21 Membuat kebijakan terkait inventarisasi dan penilaian

▪  Memperbaiki kebijakan inventarisasi dan penilaian untuk meningkatkan akurasi pencatatan aset

▪  Membuat Pedoman Penilaian SDA Minyak Bumi. ▪  Membuat Pedoman Penilaian SDA Panas Bumi. ▪  Membuat Pedoman Penilaian SDA Hutan Produksi. ▪  Membuat Pedoman Penilaian SDA Batubara. ▪  Membuat Pedoman Penilaian SDA Hutan Lindung dan Konservasi. ▪  Membuat Pedoman Penilaian SDA Gas Bumi. ▪  Membuat Pedoman Penilaian SDA Mineral. ▪  Pembuatan panduan untuk melakukan penilaian SDA lainnya. ▪  Membuat regulasi untuk K/L dalam rangka bekerja sama melakukan inventarisasi dan penilaian. ▪  Pembangunan Kapabilitas untuk melakukan penilaian SDA pada Kemenkeu atau K/L. ▪  Mengidentifikasi dan memetakan aset BPPN . ▪  Mengumpulkan dokumen untuk mendukung pemetaan proses bisnis eks-BPPN, yang dibutuhkan untuk keperluan audit. ▪  Menilai properti (aset tetap) PT PPA (Persero). ▪  Bekerja bersama dengan bagian akuntansi untuk mengikuti standar dan panduan akuntansi untuk aset BPPN.

Mengoptimalkan jenis aset tertentu yang berada di bawah tanggung jawab Kemenkeu langsung

▪  Mengoptimalkan jenis aset tertentu yang berada di bawah tanggung jawab Kemenkeu langsung

24 ▪  Mengidentifikasi dan mengklasifikasikan jenis aset ▪  Membuat dan mencari persetujuan terkait strategi ownership untuk setiap jenis aset (menilai apakah

Kemenkeu adalah owner of asset); strategi-stratei yang mungkin ▪  Menyempurnakan kebijakan, panduan dan peraturan untuk mengimplementasikan strategi ▪  Untuk aset yang baru dan sudah ada: bekerja bersama dengan Dit. APK Kemenkeu untuk mengubah

peraturan dan memperbolehkan Kemenkeu untuk menerima kesenjangan yang terjadi di dalam pencatatan antara: –  Pemilik sebelumnya dari aset dan Kemenkeu –  Standar akuntansi publik dan swasta

▪  Mengimplementasikan strategi pengelolaan aset (penghapusan sebagian besar aset yang berada di bawah tanggung jawab lagsung Kemenkeu)

PERBENDAHARAAN

Page 9: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 163

Ringkasan inisiatif-inisiatif perbendaharaan (5/6)

Mengoptimalisasi aset

V

Memaksimalkan pemanfaatan aset dan return on asset

▪  Melaksanakan kajian portofolio aset tahunan untuk memastikan portofolio aset teroptimalkan

25 Pengelolaan aset secara aktif dimulai dengan real estate ▪  Melakukan studi kelayakan untuk menilai dampak / biaya yang mungkin timbul dengan melakukan pengelolaan real estate secara aktif ▪  Memulai melakukan perekrutan perencana untuk real estate dan pembuat kebijakan ▪  Melaksanakan penyaringan portofolio real estate untuk mengidentifikasi permasalahan- permasalahan utama ▪  Mengimplementasikan pilot solusi dengan K/L terkait tanah dan bangunan ▪  Memulai pengelolaan aktif untuk kelompok aset lain Melakukan outsource pengelolaan aset ke lembaga lain ▪  Mengkaji perlunya membentuk lembaga pengelolaan tanah dan bangunan milik negara ▪  Membentuk lembaga pengelolaan tanah dan bangunan milik negara ▪  Membuat undang-undang dan peraturan yang dapat memberikan hak pengelolaan tanah dan bangunan kepada lembaga pengelolaan

real estate Piutang negara ▪  Mengevaluasi keseluruhan portofolio piutang negara dan mengidentifikasi area perbaikan utama untuk meningkatkan keuntungan dari

agunan dan untuk memaksimalkan hasil / perolehan ▪  Membuat peraturan (Peraturan Pemerintah) untuk K/L agar dapat mengelola piutang mereka secara lebih baik

Melaksanakan kajian portofolio aset setiap tahun

▪  Melaksanakan kajian portofolio aset setiap tahun untuk memastikan bahwa portofolio aset teroptimalkan

26 ▪  Memulai tinjauan keseluruhan semua aset yang berada di bawah pengelolaan Kemenkeu termasuk item off balance sheet seperti aset eks-BPPN

▪  Membuat strategi ownership untuk setiap kelompok aset yang dimulai dengan jenis aset terbesar ▪  Mengevaluasi setiap kelompok aset terhadap strategi ownership yang dimulai dengan jenis aset terbesar (mengevaluasi

apakah pemerintah sebaiknya memiliki aset tersebut) ▪  Memulai melakukan evaluasi tahunan struktur portofolio secara keseluruhan

–  Menyertakan penilaian portofolio struktur risiko dengan tim risiko di Kemenkeu –  Menyertakan rencana strategis pembangunan negara dengan bekerja bersama dengan DJA, DJPU, dan

BAPPENAS (RPJP dan RPJM) ▪  Mengubah struktur portofolio jika diperlukan dengan menambah atau melakukan divestasi aset ▪  Membuat studi pendahuluan tentang pentingnya melakukan evaluasi tahunan atas portofolio aset

Menerapkan tata kelola, pelaporan, dan struktur hukum yang jelas

▪  Menerapkan peningkatan tata kelola, pelaporan dan struktur hukum bagi perangkat special mission

28 Tata kelola ▪  Menentukan struktur tata kelola baru berdasarkan jumlah dan ukuran special mission yang tersisa ▪  Menugaskan pimpinan yang memimpin proses transformasi ▪  Membentuk tim transformasi yang dipimpin oleh Sesditjen (DJKN, DJPB, BKF, dan KaRo Organta) yang terdiri dari anggota Eselon 2

dan Eselon 3 dari DJKN, DJPB, Setjen, dan BKF untuk mengusulkan dan mengimplementasikan proses transisi yang akan disetujui oleh steerco perbendaharaan

▪  Merancang rencana transisi organisasi untuk special mission ▪  Melaksanakan rencana transisi organisasi Risiko ▪  Mengidentifikasi ruang lingkup risiko yang dikaji oleh PPRF ▪  Mengidentifikasi pihak yang bertanggung jawab untuk melakukan interaksi dengan PPRF (melakukan komunikasi dengan dan

mengirim data ke tim) ▪  Membuat SOP

Memperjelas mandat dan strategi dari setiap unit special missions dan meningkatkan kinerja mereka

▪  Memperjelas strategi dan meningkatkan kinerja perangkat special mission

27 ▪  Memulai melakukan pembaharuan strategi untuk semua perangkat special mission dan mengimplementasikan proses pembaharuan strategi setiap tahun

▪  Mengubah kebijakan dan undang-undang yang diidentifikasi sebagai penghambat perangkat special mission untuk memenuhi tujuannya

Merasionalisasi fungsi “Special Mission”

VI

Fungsi Tujuan Inisiatif Tindakan utama

PERBENDAHARAAN

Page 10: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 164

Ringkasan inisiatif-inisiatif perbendaharaan (6/6)

Akuntabilitas dan transparansi

VII

Pengintegrasian sistem akuntansi antara pemerintah pusat dan daerah

▪  Sistem akuntansi yang terintegrasi antara pemerintah pusat dan daerah

31 ▪  Membentuk satuan kerja yang terkoordinasi yang menilai kebutuhan pengintegrasian dan pengimplementasian sistem akuntansi dan sistem IT

▪  Mengembangkan sistem akuntansi terintegrasi ▪  Menempatkan sistem akuntansi terintegrasi baru melalui sistem IT ▪  Pilot sistem akuntansi terintegrasi dengan pemerintah daerah ▪  Pengguliran sistem akuntansi yang terintegrasi ▪  Perjanjian yang dilakukan oleh pejabat tingkat tinggi Kemendagri untuk mengintegrasikan sistem akuntansi ▪  Membuat regulasi untuk mengintegrasikan sistem akuntansi

Meningkatkan pengelolaan keuangan K/L dan BUN

▪  Meningkatkan pengelolaan keuangan K/L dan BUN

32 ▪  Mendorong komite untuk mengevaluasi temuan audit ▪  Memperbaiki proses audit dengan K/L untuk menangani potensi permasalahan audit ▪  Meningkatkan koordinasi dengan BPK ▪  Membuat sistem IT yang dapat memberikan peringatan terkait temuan audit yang akan muncul dan menelusuri temuan audit ▪  Membangun kapabilitas untuk proses monitoring audit yang telah diperbaiki – bukan IT (mis. proses) ▪  Membangun kapabilitas untuk proses monitoring audit yang telah diperbaiki – IT ▪  Pengguliran program pilot

Menempatkan proses-proses yang tepat

▪  Menempatkan proses-proses dengan tepat untuk mengelola perangkat special mission

29 Menetapkan proses dan target kinerja yang jelas ▪  Membuat perspektif strategis yang terperbaharui ▪  Menetapkan target dan tujuan / IKU yang jelas serta memastikan monitoring kinerja yang dilakukan secara teliti ▪  Membuat proses komunikasi yang baik ▪  Membuat proses pengangkatan, evaluasi dan penggantian anggota dewan yang baik ▪  Membuat proses pengelolaan portofolio ▪  Membangun proses yang kuat untuk melakukan akuisisi, divestasi dan investasi ekuitas yang potensial ▪  Mengoordinasikan dana di seluruh special mission Mengimplementasikan pengelolaan portofolio secara sistematis ▪  Membuat proses untuk memperjelas alasan ownership untuk setiap portofolio perusahaan yang dilaksanakan setiap tahun ▪  Melaksanakan kajian tahunan terhadap semua perangkat special mission untuk mengidentifikasi perangkat mana yang tidak

memerlukan ownership pemerintah dalam jangka panjang ▪  Mengkaji perangkat terhadap kriteria pengelolaan kinerja special mission Kemenkeu ▪  Membuat kriteria mengapa Kemenkeu mengelola kinerja perangkat special mission

Pengimplementasian road map strategi akuntansi akrual

▪  Pengimplementasian road map strategi akuntansi akrual

30 ▪  Pengguliran proyek pilot ▪  Membuat standar akuntansi berbasis akrual ▪  Merumuskan regulasi, panduan ▪  untuk akuntansi akrual ▪  Mendapatkan komitmen yang tinggi dari pimpinan ▪  Pengimplementasian perubahan sistem IT untuk akuntansi akrual ▪  Membangun kapabilitas di K/L terhadap transisi menuju akuntansi akrual

Meningkatkan sistem pengendalian internal

▪  Meningkatkan sistem pengendalian internal

33 ▪  Memulai melakukan komunikasi dengan BPKP terkait strategi reformasi bagi sistem pengendalian internal untuk temuan audit

▪  Mendorong BPKP untuk mengevaluasi permasalan-permasalah serupa yang muncul dengan sistem pengendalian internal ▪  Bekerja bersama BPKP untuk memperbaiki panduan bagi sistem pengendalian internal, khususnya untuk temuan audit ▪  Mendorong BPKP untuk membuat kriteria untuk penilaian dan penelusuran kualitas sistem pengendalian internal untuk

temuan audit ▪  Mendorong BPKP untuk mengedukasi K/L dalam meningkatkan sistem pengendalian internal untuk temuan audit

Merasionalisasi fungsi “Special Mission”

VI

Fungsi Tujuan Inisiatif Tindakan utama

PERBENDAHARAAN

Page 11: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 165

Sistem pembayaran, pengumpulan yang terpusat, dan verifikasi yang bersifat elektronik serta dengan saluran pembayaran modern

Dampak dan IKU

Struktur tata kelola Champion : Direktur Transformasi

Perbendaharaan Owner : Subdit Transformasi Proses

Bisnis Eksternal, Subdit Transformasi Proses Bisnis Internal dan Organisasi

Anggota 1.  Kasubdit Dabantek, Dit. PA 2.  Kasubdit Penerimaan, Dit. PKN 3.  Kasubdit Pengelolaan Basis Data dan

Dukungan TI, Dit. SP 4.  Kasubdit Peraturan dan Standardisasi

Teknis BLU, Dit. PPK BLU 5.  Kasi Transformasi Proses Bisnis

Eksternal I, Dit. TP 6.  Kabag OTL

Tujuan Untuk mencairkan anggaran secara efisien dan akurat melalui saluran pembayaran yang modern

Latar belakang

Faktor keberhasilan

Ringkasan tindakan yang diajukan

Perubahan dalam model operasional

Outcome utama

Sistem pembayaran, pengumpulan, dan verifikasi yang bersifat elektronik 2014 – Implementasi SPAN 100% 2015 – 75% satker menggunakan SAKTI

▪  Penyerahan dan verifikasi elektronik SPM, sekaligus pembayaran secara elektronik ke penerima akhir yang benar, didukung oleh hubungan ke sistem perbankan

▪  Pembayaran secara elektronik untuk pembayaran langsung ke penerima akhir melalui berbagai saluran, misalnya ATM, kartu prabayar, penambahan rekening dsb.

▪  Proses di beberapa poin pemeriksaan d i l a k u k a n s e c a r a m a n u a l — penyerahan dokumen, verifikasi, dan pembayaran

▪  Untuk beberapa jenis pencairan, dana tidak secara langsung ditransfer ke penerima akhir, tetapi dicairkan oleh satker dalam bentuk tunai

▪  SPAN saat ini sedang dirintis dan SAKTI sedang dikembangkan sebagai perubahan ke arah pencairan yang lebih elektronik dan akurat, dengan s a t u b a s i s d a t a t u n g g a l d i Perbendaharaan

▪  Pengembangan sistem IT pendukung dan anggaran yang dibutuhkan untuk menjalankan program

▪  Dukungan pimpinan untuk menjalin hubungan eksternal khususnya sistem perbankan, K/L dan saluran pembayaran

▪  Tim yang memiliki kemampuan tinggi dan didedikasikan untuk melaksanakan proyek IT yang mutakhir

▪  Data dan statistik terkait transaksi pembayaran pemerintah, mis. pegawai, penerima bantuan sosial, dll.

▪  Mekanisme hubungan dan koordinasi (termasuk sistem IT) dengan penyelenggara perbankan

2014: ▪  95% pembayaran gaji via penyaluran langsung dari Perbendaharaan ▪  Rancangan mekanisme pembayaran ke rekening satker di luar negeri

langsung dari RKUN Perbendaharaan di Bank Indonesia 2015: ▪  Implementasi penuh SPAN ▪  Melakukan pilot pencairan langsung dari Perbendaharaan ke bank di luar

negeri melalui Bank Indonesia 2016: ▪  Piloting untuk SAKTI ▪  Meluncurkan kartu plastik untuk petty cash di beberapa satker 2017: §  Implementasi penuh SAKTI ▪  Meluncurkan pembayaran bantuan sosial yang bersifat cashless choice

1.  Implementasi penuh SPAN, SAKTI a) Mengembangkan basis data penerima dan transaksi (banyak dan jumlah)

2.  Penempatan langsung ke rekening penerima akhir untuk semua pembayaran gaji

3.  Pembayaran ke rekening satker di luar negeri langsung dari RKUN Perbendaharaan di Bank Indonesia

4.  Menggunakan kartu plastik untuk menggantikan petty cash 5.  Memperkenalkan cashless choices untuk pembayaran bantuan sosial

Pencairan yang bersifat Cashless 2014 – 95% pembayaran gaji via penyaluran langsung dari Perbendaharaan 2015 – 50% pembayaran ke luar negeri via penempatan langsung dari RKUN Perbendaharaan di Bank Indonesia 2017– 95% pejabat yang memenuhi syarat dibekali dengan kartu plastik untuk petty cash 2018 – 25% penerima menerima bantuan sosial melalui pembayaran yang bersifat cashless choices

PERBENDAHARAAN 1

Page 12: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 166

Keadaan saat ini Keadaan yang diinginkan ▪  Proses di beberapa poin pemeriksaan

dilakukan secara manual — penyerahan dokumen, verifikasi, dan pembayaran ▪  Untuk beberapa jenis pencairan, dana

tidak secara langsung ditransfer ke penerima akhir, tetapi dicairkan oleh satker dalam bentuk tunai ▪  SPAN saat ini sedang dirintis dan SAKTI

s e d a n g d i k e m b a n g k a n s e b a g a i perubahan ke arah pencairan yang lebih elektronik dan akurat, dengan satu basis data tunggal di Perbendaharaan

▪  Penyerahan dan verifikasi elektronik SPM, sekaligus pembayaran secara elektronik ke penerima akhir, didukung oleh hubungan ke sistem perbankan ▪  Pembayaran secara elektronik untuk

pembayaran langsung ke penerima akhir melalui berbagai saluran, misalnya ATM, kartu prabayar, penambahan rekening dsb.

Sistem pembayaran, pengumpulan yang terpusat, dan verifikasi yang bersifat elektronik serta dengan saluran pembayaran modern - perubahan pada model operasional

PERBENDAHARAAN 1

Page 13: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 167

Sistem pembayaran, pengumpulan yang terpusat, dan verifikasi yang bersifat elektronik serta dengan saluran pembayaran modern – rencana kerja (1/3)

2014 2015 2016 2017

Jan Mar May Jul Sep Nov Jan Mar May Jul Sep Nov Jan Mar May Jul Sep Nov Jan Mar May Jul Sep Nov Tindakan

Implementasi penuh SPAN, SAKTI ▪  Implementasi penuh SPAN

▪  Implementasi penuh SAKTI

▪  Mengembangkan basis data penerima dan transaksi (banyak dan jumlah)

Penempatan langsung ke rekening penerima akhir untuk semua pembayaran gaji

▪  Mengidentifikasi satker yang pegawainya tidak menerima penyaluran langsung dan mengidentifikasi alasan mengapa penyaluran langsung tidak dilaksanakan

▪  Pemecahan masalah dengan cara satker untuk memfasilitasi penempatan langsung ke semua pegawai

▪  Mengetahui pegawai yang tidak memiliki rekening bank untuk mendaftarkannya

▪  Semua satker memiliki basis data yang terkomputerisasi dalam berbagai format tentang rincian rekening bank pegawai

▪  100% penempatan ke rekening bank pegawai untuk pembayaran gaji

Pembayaran ke rekening satker di luar negeri langsung dari RKUN Perbendaharaan di Bank Indonesia

▪  Membangun dan meluncurkan: –  Melakukan pilot dengan satker dengan lokasi yang telah ditentukan –  Membangun hubungan dengan perbankan yang diperlukan untuk melaksanakan pelayanan –  Sosialisasi ke satker –  Memperluas pelayanan ke area geografi lain

▪  Mendesain –  Memetakan pencairan di luar negari (lokasi, jenis pembayaran, jenis satker, volum, nilai dll.) –  Pemilihan jenis pencairan di luar negeri yang perlu dilaksanakan melalui penempatan langsung –  Prioritasi lokasi untuk melakukan pilot berdasarkan kemudahan pelaksanaan vs. dampak, mencakup analisis cost-benefit pelaksanaannya

PERBENDAHARAAN 1

Page 14: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 168

2014 2015 2016 2017

Jan Mar May Jul Sep Nov Jan Mar May Jul Sep Nov Jan Mar May Jul Sep Nov Jan Mar May Jul Sep Nov

Menggunakan kartu plastik untuk menggantikan petty cash

▪  Mendesain –  Melaksanakan studi kelayakan –  Mengembangkan desain end-state secara keseluruhan yang mencakup pemilihan produk (kartu debit, ATM, kartu pra bayar, dll.), format hubungan dengan perbankan dan pihak ketiga lainnya, protokol keamanan dan rencana pengguliranya

▪  Membangun –  Melakukan shortlist dan memilih vendor untuk kartu plastik dan infrastruktur baru lainnya –  Membangun jaringan perbankan dan pihak ketiga lainnya yang diperlukan –  Membuat modul IT yang melekat pada SPAN

▪  Meluncurkan –  Melakukan pilot kartu plastik ke pejabat yang memenuhi syarat di satker tertentu –  Terus menggulirkan kartu plastik ke lebih banyak satker –  Sosialisasi ke satker

Tindakan

Sistem pembayaran, pengumpulan yang terpusat, dan verifikasi yang bersifat elektronik serta dengan saluran pembayaran modern – rencana kerja (2/3)

PERBENDAHARAAN 1

Page 15: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 169

2014 2015 2016 2017

Jan Mar May Jul Sep Nov Jan Mar May Jul Sep Nov Jan Mar May Jul Sep Nov Jan Mar May Jul Sep Nov Tindakan

▪  Meluncurkan –  Melakukan pilot kartu plastik di area tertentu –  Terus menggulirkan kartu plastik ke area geografis yang lebih luas dan memperluas saluran yang sesuai –  Sosialisasi terhadap pembayaran bantuan sosial

▪  Membangun –  Membuat modul IT yang melekat pada SPAN –  Melakukan shortlist dan memilih vendor untuk kartu plastik dan infrastruktur baru lainnya –  Membangun jaringan perbankan dan pihak ketiga lainnya yang diperlukan

▪  Mendesain –  Melakukan studi kelayakan –  Mengembangkan basis data penerima bantuan sosial –  Memetakan lokasi penerima bantuan sosial dan proksimitinya terhadap jenis saluran dan titik akses yang berbeda –  Mengembangkan desain end-state secara keseluruhan mencakup pemilihan produk (kartu debit, ATM, kartu pra bayar, dll.), format hubungan dengan perbankan dan pihak ketiga lainnya, protokol keamanan dan rencana pengguliranya

Memperkenalkan cashless choices untuk pembayaran bantuan sosial

Sistem pembayaran, pengumpulan yang terpusat, dan verifikasi yang bersifat elektronik serta dengan saluran pembayaran modern – rencana kerja (3/3)

PERBENDAHARAAN 1

Page 16: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 170

Sistem pembayaran, pengumpulan yang terpusat, dan verifikasi yang bersifat elektronik serta dengan saluran pembayaran modern – potensi risiko peraturan dan hukum

▪  Melakukan pendekatan ke berbagai stakeholder pemerintah termasuk Bank Indonesia

▪  Proposisi nilai yang jelas kepada counterparts perbankan, mis. kemungkinan untuk membuka akses terhadap masyarakat yang tidak memiliki akses terhadap bank (unbanked)

▪  Infrastruktur dan regulasi perbankan tidak mendukung tingginya volum pembayaran G2P; biaya perbankan tidak mendukung kemajuan da lam penca i ran yang dilakukan oleh pemerintah

Risiko Mitigasi ▪  Regulasi saat ini tidak mendukung

beberapa metode pencairan modern ▪  Daftar peraturan yang komprehensif

diperlukan ketika mendesain end-state yang terinci dari setiap tindakan

▪  Memulai melakukan pendekatan lebih awal kepada badan regulator

PERBENDAHARAAN 1

Page 17: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 171

Basis data penerimaan yang terintegrasi dengan saluran pengumpulan modern

Dampak dan IKU

Struktur tata kelola

Champion : Direktur Transformasi Perbendaharaan

Owner : Subdit Transformasi Proses Bisnis Eksternal, Subdit Transformasi Proses Bisnis Internal dan Organisasi

Anggota

Tujuan: Mengumpulkan penerimaan pemerintah secara efisien dan akurat melalui implementasi MPN G-2 dan penyempurnaan lainnya, termasuk utilisasi channeling utama untuk pengumpulan penerimaan.

Latar belakang

Faktor keberhasilan

Ringkasan tindakan yang diusulkan

Perubahan dalam model operasional

Outcome utama

Basis data pembayar 2015 – 100% basis data pembayar untuk PNBP dikembangkan 2015 – 100% basis data pembayar terintegrasi dengan MPN G-2 Penerapan MPN G-2 2015 – 100% lembaga pengumpul menerapkan MPN G-2 Pembukaan saluran pembayaran modern 2014 – 50% bank persepsi memungkinkan pembayaran ATM, 25% memungkinkan internet banking 2014 – 10% wajib pajak besar1 menggunakan saluran elektronik2 2015 – 100% bank persepsi memungkinkan pembayaran ATM, 100% memungkinkan internet banking (untuk mereka yang memiliki internet banking) 2015 – 25% wajib pajak besar1 menggunakan channel elektronik2

2019 – 20% transaksi PNBP utama1 dilakukan lewat website penerimaan pemerintah

▪  Proses di beberapa poin pemeriksaan dilakukan secara manual

▪  Basis data yang tidak terhubung; tidak terdapat penghubung real-time antara data penerimaan dan piutang

▪  Penagihan dilakukan melalui kunjungan ke bank persepsi dan penempatan langsung ke Bank Indonesia dan pilihan-pilihan modern yang terbatas (internet banking dimungkinkan bagi beberapa bank)

▪  MPN G-2 diluncurkan tahun depan untuk mengaktifkan pengintegrasian basis data dan berbagai saluran pembayaran

▪  Berhasil meluncurkan MPN G-2 ▪  Perbaikan basis data pembayar yang

terhubung dengan MPN G-2 dan SPAN ▪  Upaya khusus untuk pendekatan dan

penetapan saluran pengumpulan baru seperti opsi internet banking yang diperluas, ATM, dll. 2014:

▪  Peluncuran MPN G-2 ▪  Memulai program sosialisasi ke wajib pajak untuk bermigrasi ke saluran

elektronik 2015: ▪  Integrasi penuh basis data pembayar dengan MPN dan saluran

pengumpulan yang utama 2018: ▪  Peluncuran pilot website penerimaan pemerintah yang memungkinkan

pembayaran kartu kredit dan pembayaran lainnya

▪  Platform tunggal yang terintegrasi (mis. memperluas cakupan MPN G-2) untuk mengelola seluruh penerimaan secara elektronik yang menghubungkan pengumpulan penerimaan dan basis data piutang di lembaga penagihan (DJP, DJBC, DJA dsb.) bersama seluruh penerimaan pemerintah yang terhubung pada suatu ID tagihan khusus

▪  Saluran modern dan bersifat elektronik (mis. internet banking, mobile banking , ATM, dsb.) yang tersedia luas bagi berbagai penerimaan pemerintahan dengan upaya berkelanjutan untuk melakukan migrasi pembayar ke saluran elektronik

▪  Website penerimaan pemerintah memungkinkan pembayaran elektronik untuk banyak jenis penerimaan

1.  Implementasi penuh MPN G-2 dan penyempurnaan lainnya, termasuk utilisasi penyaluran utama untuk pengumpulan penerimaan a)  Perbaikan basis data pembayar b)  Integrasi penuh basis data pembayar dengan MPN dan saluran

pengumpulan utama c)  Pendekatan terhadap berbagai titik akses untuk memungkinkan

pembayaran penerimaan pemerintah d)  Sosialisasi ke pembayar untuk memindahkan mereka ke saluran

pembayaran secara elektronik e)  Pengembangan website penerimaan pemerintah yang memungkinkan

pembayaran kartu kredit dan elektronik lainnya untuk pembayaran pajak, bea cukai dan PNBP pada berbagai lembaga pemerintah

1.  Kasubdit Dabantek, Dit. PA 2.  Kasubdit Penerimaan, Dit. PKN 3.  Kasubdit Pengelolaan Basis Data dan Dukungan TI, Dit. SP 4.  Kasubdit Peraturan dan Standardisasi Teknis BLU, Dit. PPK

BLU 5.  Kasi Transformasi Proses Bisnis Eksternal I, Dit. TP 6.  Kabag OTL

1 Sebagaimana dipiilih di fase desain. 2 Mis. Pembayaran internet banking, mobile banking, kartu kredit/debit/ATM dan channel lain yang tidak perlu kunjungan langsung ke bank persepsi

PERBENDAHARAAN 2

Page 18: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 172

Keadaan saat ini Keadaan yang diinginkan ▪  Perbaikan proses dengan melakukan

perpindahan dari beberapa sistem untuk pencatatan dan administrasi penerimaan dengan pengolahan manual di berbagai titik pemeriksaan yang beragam, ke dalam satu platform elektronik

▪  Platform tunggal yang terintegrasi (mis. memperluas cakupan MPN G-2) untuk mengelola seluruh penerimaan secara e lektronik yang menghubungkan pengumpulan penerimaan dan basis data piutang di lembaga penagihan (DJP, DJBC, DJA dsb.) bersama seluruh penerimaan pemerintah yang terhubung pada suatu ID tagihan khusus ▪  Saluran modern dan bersifat elektronik

(mis. internet banking, mobile banking , ATM, dsb.) yang tersedia luas bagi berbagai penerimaan pemerintahan ▪  Upaya yang dilakukan secara

berkelanjutan untuk memindahkan pembayar ke dalam saluran pembayaran elektronik

Basis data penerimaan yang terintegrasi dengan saluran pengumpulan modern – perubahan pada model operasional

PERBENDAHARAAN 2

Page 19: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 173

Basis data penerimaan yang terintegrasi dengan saluran pengumpulan modern – rencana kerja

2014 2015 2016 2017 2018

Jan Mar May Jul Sep Nov Jan Mar May Jul Sep Nov Jan Mar May Jul Sep Nov Jan Mar May Jul Sep Nov Jan Mar May Jul Sep Nov Tindakan

▪  Meluncurkan –  Peluncuran pilot website untuk beberapa penerimaan pemerintah –  Memperluas jenis penerimaan dan jumlah lembaga yang menggunakan sistem ini

▪  Membangun –  Membangun infrastruktur perbankan yang diperlukan –  Membangun interface dengan MPN G-2 dan basis data piutang

▪  Mendesain –  Desain dan pengembangan produk yang terinci dari pengguna interface sampai back-end system –  Memilih jenis penerimaan untuk dijadikan sebagai pilot –  Merancang rencana pengguliran dan sosialisasi

Pengembangan website penerimaan pemerintah yang memungkinkan pembayaran kartu kredit dan elektronik lainnya untuk pembayaran pajak, bea cukai dan PNBP pada berbagai lembaga pemerintah khususnya satker PNBP

▪  Sosialisasi ke para pembayar untuk memindahkan mereka ke dalam saluran elektronik, bersama dengan DJP, DJA dan DJBC

▪  Pendekatan terhadap berbagai titik akses untuk melaksanakan pembayaran penerimaan pemerintah

▪  Basis data pembayar yang terintegrasi penuh dengan MPN dan saluran pengumpulan utama

▪  Perbaikan basis data pembayar (DJP dan Satker-K/L)

Implementasi penuh MPN G-2 dan penyempurnaan lainnya, termasuk utilisasi penyaluran utama untuk pengumpulan penerimaan

PERBENDAHARAAN 2

Page 20: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 174

Basis data penerimaan yang terintegrasi dengan saluran pengumpulan modern – potensi risiko peraturan dan hukum

Risiko Mitigasi ▪  NA ▪  NA

PERBENDAHARAAN 2

Page 21: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 175

Fungsi back office “Shared service” untuk seluruh K/L, dipusatkan di Kemenkeu

Dampak dan IKU

Struktur tata kelola Champion : Direktur Transformasi

Perbendaharaan

Owner : Subdit Transformasi Proses Bisnis Eksternal, Subdit Transformasi Proses Bisnis Internal dan Organisasi

Anggota

Tujuan: Memberikan fungsi back office kepada satker dan K/L, khususnya dalam sentralisasi komitmen, penagihan dan pelaporan

Latar belakang

Faktor keberhasilan

Ringkasan tindakan yang diajukan

Perubahan dalam model operasional

Outcome utama

Basis data vendor 2014 – 100% vendor dengan transaksi besar 1

terdaftar pada basis data vendor Pusat shared service untuk pembayaran gaji 2018 – 100% Pembayaran gaji Kemenkeu yang terpusat 2020 – 100% Pembayaran gaji di seluruh K/L terpusat Pusat shared service untuk pengadaan 2020 – 75% Satker Kemenkeu menggunakan shared services untuk item yang terdaftar di sana

▪  Basis data yang tidak terhubung di K/L ▪  Komitmen dan proses pengumpulan

pembayaran yang dilakukan terpisah oleh se t i ap sa tke r un tuk se t i ap i t em pengeluaran

▪  Basis data vendor diluncurkan bersamaan dengan SPAN

▪  Berhasil mengadopsi basis data vendor ▪  Basis data pengadaan IT yang kuat yang

terdapat pada SPAN ▪  Pengembangan basis data pembayaran

gaji terpusat untuk seluruh pegawai pemerintah

▪  Dukungan dari K/L dan satker ▪  Dukungan atas perubahan organisasi

untuk mendirikan pusat shared service

2014: ▪  Basis data vendor diluncurkan dan stabil 2016: ▪  Pilot pembayaran gaji terpusat untuk pegawai Kemenkeu 2018: ▪  Meluncurkan pembayaran gaji terpusat untuk beberapa K/L di Kemenkeu ▪  Meluncurkan katalog vendor pilihan untuk digunakan oleh satker 2019: ▪  Meluncurkan pusat shared service untuk seluruh pembayaran gaji pegawai

pemerintah di Kemenkeu ▪  Meluncurkan pusat shared service untuk komitmen pengadaan dan proses

penyelesaian di Kemenkeu

▪  Basis data akuntansi tunggal yang dilakukan oleh Kemenkeu, mencakup transaksi serta basis data aset

▪  Proses komitmen yang terpusat oleh Perbendaharaan untuk gaji dan item belanja bersama

▪  Basis data vendor yang terpusat untuk mengoptimalkan pengadaan di satker ▪  Memperluas fungsi pelaporan terpusat yang dilakukan oleh Perbendaharaan

§  Meluncurkan dan memperbaiki basis data vendor §  Sistem pembayaran gaji pegawai terpusat untuk seluruh pegawai pemerintah

yang akan mendukung sentralisasi proses komitmen dan penyelesaian untuk pembayaran gaji dengan basis data pegawai yang terpusat

§  Sistem terpusat untuk invoicing, pembayaran, dan settlement untuk pembayaran rutin (misalnya listrik, air, etc.)

§  Meluncurkan pusat pengadaan terpusat yang memusatkan proses komitmen dan penyelesaian untuk pembayaran rutin (contoh, listrik, air) dan item pengeluaran umum (contoh, perjalanan udara, dll)

1.  Kasubdit Dabantek, Dit. PA 2.  Kasubdit Penerimaan, Dit. PKN 3.  Kasubdit Pengelolaan Basis Data dan

Dukungan TI, Dit. SP 4.  Kasubdit Peraturan dan Standardisasi Teknis

BLU, Dit. PPK BLU 5.  Kasi Transformasi Proses Bisnis Eksternal I,

Dit. TP 6.  Kabag OTL

PERBENDAHARAAN 3

1 Untuk ditentukan

Page 22: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 176

Fungsi back office “Shared service” untuk seluruh K/L, dipusatkan di Kemenkeu - perubahan pada model operasional

Keadaan saat ini End-state proses bisnis (2025) ▪  Basis data akuntansi tunggal yang dilakukan

oleh Kemenkeu, mencakup transaksi serta basis data aset

▪  Proses komitmen yang terpusat oleh Perbendaharaan untuk gaji dan item belanja bersama

▪  Basis data vendor yang terpusat untuk mengoptimalkan pengadaan di satker

▪  Memperluas fungsi pelaporan terpusat yang dilakukan oleh Perbendaharaan

▪  Basis data yang tidak terhubung di K/L

▪  Komitmen dan proses pengumpulan pembayaran yang dilakukan terpisah oleh setiap satker untuk setiap item pengeluaran

▪  Memulai menciptakan basis data vendor

PERBENDAHARAAN 3

Page 23: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 177

Fungsi back office “Shared service” untuk seluruh K/L, dipusatkan di Kemenkeu– rencana kerja (1/3)

2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Oct Jan Mar May Jul Sep Nov Jan Mar May Jul Sep Nov Jan Mar May Jul Sep Nov Jan Mar May Jul Sep Nov Jan Mar May Jul Sep Nov Jan Mar May Jul Sep Nov

▪  Mengusulkan rencana memasukkan basis data vendor yang mencakup identifikasi ambang batas dan tipe transaksi yang perlu dicatat pada basis data vendor

▪  Mendesain –  Mendesain basis data pembayaran gaji terpusat bersama BKN

▪  Sosialisasi kepada satker

▪  Membangun pilot –  Memindahkan data gaji Kemenkeu dari satker ke K/L; yang terpusat di Setjen –  Mengatur mekanisme baru ke dalam kebijakan formal –  Mengembangkan database pegawai yang terintegrasi dan aplikasi IT yang terhubung dengan SPAN –  Mendesain perubahan organisasi pusat layanan pembayaran gaji

▪  Mengusulkan kebijakan yang bertujuan menanamkan kepatuhan dalam memasukkan data vendor terkait pengeluaran besar

Sistem pembayaran gaji pegawai terpusat untuk seluruh pegawai pemerintah yang akan mendukung sentralisasi proses komitmen dan penyelesaian untuk pembayaran gaji dengan basis data pegawai yang terpusat

Meluncurkan dan memperbaiki basis data vendor ▪  Meluncurkan basis data vendor bersama dengan peluncuran SPAN

Tindakan

▪  Meluncurkan –  Meluncurkan di beberapa satker besar –  Melanjutkan pengguliran –  Sosialisasi mekanisme baru ke K/L, BKN, DJA, seluruh sakter

▪  Mendesain dan membangun untuk pengguliran penuh

–  Mendesain sentralisasi pembayaran gaji di Kemenkeu untuk K/L lain –  Mengatur mekanisme baru ke dalam kebijakan yang formal –  Memindahkan data penggajian dari satkers ke K/L

▪  Meluncurkan pilot –  Menggunakan data pembayaran gaji yang terintegrasi untuk Kemenkeu

PERBENDAHARAAN 3

Page 24: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 178

Fungsi back office “Shared service” untuk seluruh K/L, dipusatkan di Kemenkeu– rencana kerja (2/3)

2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Oct Jan Mar May Jul Sep Nov Jan Mar May Jul Sep Nov Jan Mar May Jul Sep Nov Jan Mar May Jul Sep Nov Jan Mar May Jul Sep Nov Jan Mar May Jul Sep Nov

Memusatkan penagihan, pembayaran dan pelaporan untuk pembayaran rutin (mis. listrik, air, pos, dll)

▪  Mendesain –  Mengidentifikasi pembayaran rutin dan vendor –  Mendesain bersama rencana pelaksanaan dengan K/L dan vendor –  Mendesain proses untuk pengaktifan pelayanan –  Mengidentifikasi perubahan peraturan yang diperlukan

▪  Membangun –  Membangun interface IT yang terhubung ke SPAN/SAKTI untuk melaksanakan sentralisasi penagihan dan pelaporan –  Mengatur proses bisnis dan SOP ke dalam kebijakan –  Mengusulkan perubahan hukum dan peraturan lain yang diperlukan

▪  Meluncurkan –  Pilot mengutamakan memusatkan penagihan, pembayaran dan pelaporan dengan vendor –  Sosialisasi kepada satker dan K/L –  Memperluas pelayanan ke vendor lain

Tindakan

PERBENDAHARAAN 3

Page 25: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 179

2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Oct Jan Mar May Jul Sep Nov Jan Mar May Jul Sep Nov Jan Mar May Jul Sep Nov Jan Mar May Jul Sep Nov Jan Mar May Jul Sep Nov Jan Mar May Jul Sep Nov

▪  Meluncurkan –  Meluncurkan katalog "vendor yang diutamakan" untuk penggunaan satker –  Sosialisasi kepada satker dan K/L

▪  Pilot meluncurkan sistem pengadaan terpusat dengan beberapa item belanja utama (mis., kendaraan, computer peripherals) ▪  Sosialisasi kepada to satker dan K/L ▪  Memperluas jenis item yang memungkinkan dalam pengadaan terpusat

Tindakan

Pusat pengadaan terpusat yang memusatkan komitmen dan proses pelaporan untuk item belanja umum (mis., perjalanan udara) ▪  Mendesain

–  Mengidentifikasi item belanja umum –  Mendesain katalog "vendor yang diutamakan" –  Mendesain komitmen dan proses penyelesaian terpusat termasuk jenis layanan yang ditawarkan, proses bisnis, infrastruktur, sistem IT –  Mendesain organisasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan layanan –  Mengidentifikasi perubahan kebijakan yang diperlukan untuk menjalankan shared service centre –  Mendesain bersama dengan K/L terkait –  rencana pengguliran dan harga transfer layanan

▪  Membangun –  Membangun basis data dari vendor yang “diutamakan" untuk beberapa item belanja umum –  Membangun interface IT yang terhubung dengan SPAN/SAKTI yang menampilkan katalog item belanja umum dan memungkinkan penagihan terpusat oleh Perbendaharaan –  Mengatur proses bisnis dan SOP ke dalam kebijakan –  Mengusulkan perubahan hukum dan peraturan lain yang diperlukan

PERBENDAHARAAN 3 Fungsi back office “Shared service” untuk seluruh K/L, dipusatkan di

Kemenkeu– rencana kerja (3/3)

Page 26: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 180

Fungsi back office “Shared service” untuk seluruh K/L, dipusatkan di Kemenkeu - potensi risiko peraturan dan hukum

▪  Shared service dengan komitmen terpusat, proses penagihan dan pelaporan tidak selaras dengan peraturan pencairan saat ini

▪  Membutuhkan peraturan untuk mendorong K/L agar memanfaatkan shared service, karena terdapat potensi keengganan K/L untuk beralih kepada praktik baru

▪  Pendekatan kepada K/L besar, dan potensial melakukan pendekatan ke tingkat Presiden / Wakil Presiden untuk mengilustrasikan manfaat yang diperoleh seluruh pemerintah jika menggunakan shared service ▪  Mengajukan peraturan untuk memaksa K/

L agar berpindah ke shared service center, mungkin secara bertahap ▪  Rencana sosialisasi fitur baru dan

digabungkan dengan manfaat bagi seluruh pemerintahan ▪  Melakukan pilot pada satu atau dua K/L

besar sebagai beachheads

Risiko Mitigasi

▪  Struktur Kemenkeu saat ini tidak mengakomodasi shared service center

▪  Diperlukan pengajuan kepada Menpan di tahap awal untuk mengakomodasi perubahan dalam struktur organisasi demi mendukung shared service center

PERBENDAHARAAN 3

Page 27: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 181

Meningkatkan proses pengelolaan likuiditas yang bersifat end-to-end Tujuan: Memfasilitasi koordinasi antara seluruh stakeholder terkait guna mencapai pengelolaan kas negara yang optimal

Latar belakang

Faktor keberhasilan

▪  Terdapat keterbatasan tautan antara penerbitan utang dan saldo kas dengan dua perencanaan kas secara paralel mendorong mekanisme pasar berbeda yang mengakibatkan kelebihan saldo kas

▪  CPIN dibentuk untuk mengonsolidasikan prakiraan kas, namun komitmen rendah para anggotanya menjadikan pengumpulan data berkualitas rendah

▪  Komite ALM baru terbentuk untuk mentautkan penerbitan utang dengan saldo kas, namun masih belum memiliki peluang untuk lebih difokuskan pada beberapa masalah paling penting yang ada

▪  Komitmen dari para pimpinan Kemenkeu untuk mendukung rapat CPIN dan ALM

▪  Pengembangan platform IT untuk pembagian data

▪  Kepatuhan mengikuti mekanisme koordinasi yang terjadwal

▪  Tim analisis khusus berkualitas tinggi

▪  Koordinasi dengan BI tentang penerbitan SPN dan proses likuiditas lainnya

Dampak dan IKU

Struktur tata kelola

Ringkasan tindakan yang diajukan

Perubahan dalam model operasional

Outcome utama

1.  Meningkatkan kapabilitas SDM di Dit. PKN dan kontributor CPIN (DJP, DJA, DJBC, DJPU, DJKN, DJPK) 2.  Memperbaiki CPIN

a)  Mengembangkan sebuah kebijakan yang menguraikan proses CPIN baru dan mendaftarkan anggota CPIN b)  Mengembangkan SOP untuk menguraikan proses-proses sangat terinci serta mekanisme kepatuhan lainnya c)  Mengajukan perubahan terhadap deskripsi pekerjaan anggota CPIN termasuk kaitannya dengan IKU d)  Mengajukan anggaran lebih untuk rapat CPIN yang lebih sering

3.  Meningkatkan fleksibilitas penerbitan T-bills/SPN jangka pendek untuk memperlancar perencanaan kas a)  Mengajukan perubahan terhadap proses bisnis untuk memungkinkan T-bill dalam 30 hari b)  Sosialisasi ke Primary Dealers dan Bank Indonesia

4.  Merinci proses-proses ALM a)  Mengembangkan kebijakan menguraikan struktur komite dan rapat ALM untuk likuiditas dengan sangat terinci b)  Mengembangkan suatu agenda rapat ALM termasuk jenis input seperti apa dan kebutuhan apa yang

dibutuhkan, dan pemisahan yang jelas selama CPIN dan ALM 5.  Mengembangkan koordinasi harian antara CMO-DMO-BI

a)  Mengembangkan kebijakan dan SOP untuk menguraikan daily cash call 6.  Mengembangkan berbagi data CPIN melalui pemanfaatan TI

a)  Memberikan akses kepada stakeholder yang berbeda-beda ke CPIN b)  Menampilkan data IT ALM pada interface CPIN c)  Mengembangkan mekanisme untuk mengetahui, mengukur dan melaporkan akurasi data yang diserahkan

oleh anggota ke Eselon 1 7.  Pengintegrasian ALM CPIN/IT ke dalam SPAN

a)  Mengembangkan modul tambahan dalam SPAN yang menjadi rumah bagi historis transaksi, penyerahan prakiraan CPIN, IT ALM bermodel data prakiraan

2014 ▪  Proses CPIN dan ALM baru dan diperbaiki ▪  Cash call harian CMO-DMO-BI berjalan ▪  Penerbitan pertama T-bills 30 hari (sebagaimana dibutuhkan) 2015 ▪  Portal internet menunjukkan CPIN dan IT ALM 2019 ▪  IT ALM dan CPIN terintegrasi dalam SPAN

▪  Proses komite ALM yang diperkuat di setiap level, termasuk frekuensi & hasil pertemuan untuk setiap tingkat (tingkat teknikal/E-3, deputi/E-2, komite/E1)

▪  Proses pengelolaan likuiditas terintegrasi antara pengelolaan kas dan utang dengan satu rencana kas untuk mendorong keputusan pembiayaan, investasi dan mekanisme pasar lainnya, melalui mekanisme koordinasi berikut: –  Memperkuat proses CPIN –  Berbagi data melalui IT –  Daily cash call antara CMO dan DMO untuk mentautkan perencanaan utang dan kas ebih lanjut

Rapat CPIN ▪  2014 – 95% akurasi data CPIN (total

arus kas dua mingguan) ▪  2014 – 95% rata-rata kehadiran ▪  2015 – 95% data disampaikan

sebelum rapat CPIN Daily cash call ▪  2014 – 100% daily cash call

berlangsung ▪  2014 – 100% kehadiran oleh CMO,

DMO, BI

Champion : Direktur Pengelolaan Kas Negara

Owner : Subdit Perencaaan dan Pengendalian Kas (DJPB) dan Subdit Portofolio dan Risiko Utang (DJPU)

Anggota

1. Kasi Penyusunan Strategi Pengelolaan Kas dan Penyediaan Dana

2. Kasi Perencanaan Kas 3. Kepala Sub Direktorat Analisis

Keuangan dan Pasar SUN

PERBENDAHARAAN 4

Page 28: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 182

Meningkatkan proses pengelolaan likuiditas yang bersifat end-to-end - perubahan pada model operasional

Keadaan saat ini End state dari proses bisnis (2025) ▪  Proses komite ALM yang diperkuat di

setiap level, termasuk frekuensi & hasil pertemuan untuk setiap tingkat (tingkat teknikal/E-3, deputi/E-2, komite/E1) ▪  Proses pengelolaan likuiditas terintegrasi

antara pengelolaan kas dan utang dengan satu rencana kas untuk mendorong keputusan pembiayaan, investasi dan mekanisme pasar lainnya, melalui mekanisme koordinasi berikut: –  Memperkuat proses CPIN –  Berbagi data melalui IT –  Daily cash call antara CMO dan DMO

untuk mentautkan perencanaan utang dan kas ebih lanjut

▪  Terdapat keterbatasan tautan antara penerbitan utang dan saldo kas dengan dua perencanaan kas secara paralel mendorong mekanisme pasar berbeda yang mengakibatkan kelebihan saldo kas ▪  CPIN dibentuk untuk mengonsolidasikan

prakiraan kas, namun komitmen rendah para anggotanya menjadikan pengumpulan data berkualitas rendah ▪  Komite ALM baru terbentuk untuk

mentautkan penerbitan utang dengan saldo kas, namun masih belum memiliki peluang untuk lebih difokuskan pada beberapa masalah paling penting yang ada

PERBENDAHARAAN 4

Page 29: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 183

Meningkatkan proses pengelolaan likuiditas yang bersifat end-to-end – rencana kerja

2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4

▪  Mengajukan anggaran lebih untuk rapat CPIN yang lebih sering

Meningkatkan fleksibilitas dalam penerbitan T-bills/SPN jangka pendek untuk memperlancar perencanaan kas

▪  Mengajukan perubahan terhadap proses bisnis untuk memungkinkan T-bill dalam 30 hari

▪  Sosialisasi ke Primary Dealers dan Bank Indonesia

Merinci proses-proses ALM ▪  Mengembangkan sebuah kebijakan yang menguraikan struktur komite serta agenda dan frekuensi rapat ALM dengan sangat terinci

▪  Mengembangkan suatu agenda rapat ALM termasuk jenis input seperti apa dan kebutuhan apa yang dibutuhkan, dan pemisahan yang jelas selama CPIN dan ALM

Mengembangkan koordinasi harian antara CMO-DMO-BI ▪  Mengembangkan kebijakan dan SOP untuk menguraikan daily cash call yang dilakukan oleh CMO dan dihadiri oleh DMO dan BI

Mengembangkan berbagi data CPIN melalui pemanfaatan TI ▪  Memberikan akses kepada berbagai stakeholder ke CPIN

▪  Menampilkan data IT ALM pada interface CPIN

▪  Mengembangkan mekanisme untuk mengetahui, mengukur dan melaporkan akurasi data yang diserahkan oleh anggota ke Eselon 1

▪  Mengajukan perubahan terhadap deskripsi pekerjaan anggota CPIN termasuk kaitannya dengan anggota IKU terhadap kualitas data prakiraa yang diserahkan dan tingkat partisipasi dalam rapat CPIN

Pengintegrasian ALM CPIN/TI ke dalam SPAN

Meningkatkan kapabilitas SDM di Dit. PKN dan kontributor CPIN

Tindakan

Memperbaiki CPIN

▪  Mengembangkan modul tambahan dalam SPAN yang menjadi rumah bagi historis transaksi, penyerahan prakiraan CPIN, IT ALM bermodel data prakiraan

▪  Mengembangkan sebuah kebijakan yang menguraikan proses CPIN baru dan mendaftarkan anggota CPIN

▪  Mengembangkan SOP untuk menguraikan proses-proses dengan sangat terinci serta mekanisme kepatuhan lainnya

PERBENDAHARAAN 4

Page 30: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 184

Potensi risiko peraturan dan hukum

Risiko Mitigasi ▪  Pendekatan bertahap ke BI dan

penyusunan MOU antara Kemenkeu-BI yang menggariskan berbagai mekanisme koordinasi untuk tujuan pengelolaan likuiditas dan risiko

▪  Kesulitan melibatkan BI dalam daily cash call

▪  Koordinasi dengan BI ▪  T-bills jangka pendek dapat membawa dampak bagi kondisi moneter

▪  Mengusulkan kebijakan untuk memandu operasional

▪  Mekanisme terinci penggunaan T-bills 30 hari untuk memperlancar saldo kas belum dituangkan dalam kebijakan

PERBENDAHARAAN 4

Page 31: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 185

Meninjau kapabilitas TDR dan memastikan prudensi dalam operasional TDR

Dampak dan IKU

Struktur tata kelola

Tujuan: Membangun kapabilitas untuk investasi kelebihan saldo kas terkait perencanaan kas dan utang secara keseluruhan, melalui single face ke pasar

Latar belakang

Faktor keberhasilan

Perubahan dalam model operasional

Outcomes utama

NA

Ringkasan tindakan yang diajukan

1.  Memastikan prudensi penempatan di Bank Indonesia a)  Mengembangkan analisis cost benefit untuk memodelkan jumlah

return untuk semua pemerintah melalui model company excess return vs. cost of monetary policy; untuk mencakup skenario yang berbeda (best case, worst case)

b)  Berkoordinasi dengan Bank Indonesia terkait volum maksimum penempatan dan jenis penempatan yang diizinkan

c)  Meresmikan rencana tanggal mulainya penempatan TDR di bank-bank komersial

2.  Menyusun roadmap TDR lengkap

2013 ▪  Melakukan model analisis cost benefit di bank komersial 2014 ▪  Roadmap TDR yang lengkap ▪  Pengajuan bagi DJPU untuk dapat melakukan transaksi SBN 2015 ▪  Pengajuan besaran penempatan TDR di bank-bank komersil

▪  Kelebihan kas saat ini diinvestasikan di Bank Indonesia pada rekening penempatan yang memperoleh 65%* dari BI rate

▪  DJPB telah membangun TDR yang akan memungkinkan investasi kas di bank komersial, perdagangan SBN dan melakukan repo/excess repo –  Memiliki kapabilitas terbangun

dalam TDR DJPB cukup berisiko, untuk itu dibutuhkan pengkajian menyeluruh mengenai apa saja yang menjadi imperatifnya sebelum setiap kapabilitas dimanfaatkan

–  Belum terdapat roadmap resmi yang menggariskan setiap kapabilitas yang akan disediakan

▪  Koordinasi dengan Bank Indonesia ▪  Personil berkapabilitas tinggi

▪  Roadmap TDR meliputi: –  Penilaian kembali seluruh mekanisme yang memungkinkan, dan

kapan masing-masing mekanisme tersebut dapat diterapkan –  Daftar kapabilitas dan imperatif yang dibutuhkan untuk memulai

setiap mekanisme –  Panduan operasional

▪  Analisis cost benefit investasi di luar Bank Indonesia telah dilakukan secara menyeluruh; BI memperoleh informasi lengkap tentang kegiatan penempatan Perbendaharaan, sehingga Kemenkeu dan BI dapat berkoordinasi mengenai jumlah maksimum investasi yang diizinkan

Champion : Direktur Pengelolaan Kas Negara

Owner : Subdit Perencaaan dan Pengendalian Kas (DJPB) dan Subdit Portofolio dan Risiko Utang (DJPU)

Anggota 1. Kasi Penyusunan Strategi Pengelolaan

Kas dan Penyediaan Dana 2. Kasi Perencanaan Kas 3. Kepala Sub Direktorat Analisis Keuangan

dan Pasar SUN

PERBENDAHARAAN 5

Page 32: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 186

Meninjau kapabilitas TDR dan memastikan prudensi dalam operasional TDR- perubahan pada model operasional

Keadaan saat ini End state proses bisnis (2025) ▪  Roadmap TDR meliputi:

–  Penilaian kembali seluruh mekanisme yang memungkinkan, dan kapan masing-masing mekanisme tersebut dapat diterapkan

–  Daftar kapabilitas dan imperatif yang dibutuhkan untuk memulai setiap mekanisme

–  Panduan operasional ▪  Analisis cost benefit investasi di luar Bank

Indonesia telah dilakukan secara menyeluruh; BI memperoleh informasi lengkap tentang kegiatan penempatan Perbendaharaan, sehingga Kemenkeu dan BI dapat berkoordinasi mengenai jumlah maksimum investasi yang diizinkan

▪  Belum ada roadmap TDR yang menggariskan mekanisme investasi apa yang akan diterapkan dan kapan, serta kapabilitas apa yang dibutuhkan untuk melaksanakannya

▪  Investasi terencana di bank-bank komersial akan dimulai, tetapi mekanisme koordinasi dengan Bank Indonesia belum dibentuk, dengan konsekuensi yang berisiko

PERBENDAHARAAN 5

Page 33: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 187

Meninjau kapabilitas TDR dan memastikan prudensi dalam operasional TDR – rencana kerja

2013 2014 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Tindakan

Menilai kapabilitas TDR secara keseluruhan dan instrumen penahapan yang dapat digunakan

▪  Meresmikan rencana tanggal mulainya penempatan TDR di bank-bank komersial

▪  Berkoordinasi dengan Bank Indonesia terkait volum maksimum penempatan dan jenis penempatan yang diizinkan

▪  Mengembangkan analisis cost benefit untuk memodelkan jumlah return untuk semua pemerintah melalui model company excess return vs. cost of monetary policy; untuk mencakup skenario yang berbeda (best case, worst case)

Memastikan prudensi penempatan di Bank Indonesia

PERBENDAHARAAN 5

2015

Q1 Q2 Q3 Q4

Page 34: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 188

Meninjau kapabilitas TDR dan memastikan prudensi dalam operasional TDR – potensi risiko peraturan dan hukum

Risiko Mitigasi ▪  Usulan untuk melakukan amandemen

pada PMK sebagaimana diperlukan ▪  Terdapat PMK yang telah menggariskan

kapabilitas TDR yang meliputi perdagangan SBN, repo/reverse repo

▪  Perangkat transisi ke TDR DJPU dan untuk keperluan lainnya

▪  Memungkinkan terdapatnya audit BPK akibat biaya yang muncul yang mungkin tidak termanfaatkan dalam membangun kapasitas TDR

PERBENDAHARAAN 5

Page 35: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 189

Panduan perencanaan kas dengan target saldo cadangan terdefinisi 6

Dampak dan IKU

Struktur tata kelola

Champion : Direktur Pengelolaan Kas Negara

Owner : Subdit Perencaaan dan Pengendalian Kas (DJPB) dan Subdit Portofolio dan Risiko Utang (DJPU)

Anggota 1. Kasi Penyusunan Strategi

Pengelolaan Kas dan Penyediaan Dana

2. Kasi Perencanaan Kas 3. Kepala Sub Direktorat Analisis

Keuangan dan Pasar SUN

Tujuan: Untuk menetapkan saldo cadangan kas baru yang mencakup target saldo kas total sebagai panduan perencanaan kas/utang

Latar belakang

Faktor keberhasilan

Ringkasan tindakan yang diajukan

Perubahan dalam model operasional

Outcome utama

N/A

1.  Menganalisis dan memilih metodologi untuk menetapkan target saldo cadangan

2.  Menghitung target saldo kas yang wajar berdasarkan pola historis dan kebijakan serta asumsi di masa depan

3.  Mengajukan target saldo cadangan baru ke komite ALM dan meresmikannya ke dalam sebuah kebijakan

2014: ▪  Target-target baru ditetapkan

▪  Keahlian analitis untuk membuat model kas total yang diperlukan

▪  Target saldo cadangan RKUN ditetapkan sebesar Rp 2 triliun untuk mengoptimalisasi kepemilikan kas dan memastikan likuiditas pencairan, tanpa target kas secara keseluruhan

▪  Target saldo cadangan kas baru untuk RKUN dan keseluruhan untuk memandu perencanaan kas termasuk penerbitan utang, serta memperhitungkan: –  Toleransi risiko –  Volatilitas arus kas –  Akurasi prakiraan –  Kapasitas dalam penggalangan dana –  Kecepatan dalam penggalangan dana –  Rencana kontinjensi yang ada

PERBENDAHARAAN

2015: ▪  Persetujuan Target Saldo Kas dan perumusan kebijakan

Page 36: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 190

Panduan perencanaan kas dengan target saldo cadangan terdefinisi- perubahan pada model operasional

Keadaan saat ini End state dari proses bisnis (2025) ▪  Target saldo cadangan kas baru untuk

RKUN dan keseluruhan untuk memandu perencanaan kas termasuk penerbitan utang, serta memperhitungkan: –  Toleransi risiko –  Volatilitas arus kas –  Akurasi prakiraan –  Kapasitas dalam penggalangan dana –  Kecepatan dalam penggalangan dana –  Rencana kontinjensi yang ada

▪  Target saldo cadangan RKUN ditetapkan sebesar Rp 2 triliun untuk mengoptimalisasi kepemilikan kas dan memastikan likuiditas pencairan, tanpa target kas secara keseluruhan

6 PERBENDAHARAAN

Page 37: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 191

Panduan perencanaan kas dengan target saldo cadangan terdefinisi – rencana kerja

2014 Q1 Q2 Q3 Q4 Tindakan

Mengajukan target saldo cadangan baru ke fungsi ALM dan meresmikannya ke dalam sebuah kebijakan

Menghitung target saldo kas yang wajar berdasarkan pola historis dan kebijakan serta asumsi di masa depan

Menganalisis dan memilih metodologi untuk menetapkan target saldo cadangan

6 PERBENDAHARAAN

2015 Q1 Q2 Q3 Q4

Page 38: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 192

Panduan perencanaan kas dengan target saldo cadangan terdefinisi - potensi risiko peraturan dan hukum

Risiko Mitigasi ▪  Membuat proposal untuk merevisi target

yang sudah ditetapkan dan mendefisikan sebuah target keseluruhan

▪  Kebijakan-kebijakan yang ada saat ini menetapkan target cadangan sebesar Rp 2 Triliun untuk kas dalam Rp dan US$ 1 Juta untuk mata uang asing

6 PERBENDAHARAAN

Page 39: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 193

Dampak dan IKU

Struktur tata kelola

Champion : Direktur Pengelolaan Kas Negara

Owner : Subdit Perencaaan dan Pengendalian Kas (DJPB) dan Subdit Portofolio dan Risiko Utang (DJPU)

Anggota 1. Kasi Penyusunan Strategi

Pengelolaan Kas dan Penyediaan Dana

2. Kasi Perencanaan Kas 3. Kepala Sub Direktorat Analisis

Keuangan dan Pasar SUN 4. Kepala Sub Direktorat Transformasi

Proses Bisnis Internal dan Organisasi

Memperbaiki prakiraan belanja dari para satker Tujuan : Untuk memperbaiki prakiraan belanja dari satker

Later belakang

Faktor keberhasilan

Ringkasan tindakan yang diajukan

Perubahan dalam model operasional

Outcome utama

2014 : §  100% para satker besar dilibatkan §  95% data prakiraan mingguan

dikirim secara rutin oleh para satker besar

§  90% keakurasian data prakiraan mingguan

1.  Memperkenalkan AFS baru 2.  Memastikan pengiriman data prakiraan yang tepat waktu dari

para satker besar sebelum tanggal pembayaran berdasarkan jumlah surat perntah membayar

3.  Memantau kepatuhan dan keakuratan para satker dalam mengirim data dan melaporkannya dalam format score card

4.  Menghubungkann SAKTI ke AFS saat SAKTI sudah berfungsi dengan resmi

2014: ▪  AFS baru diluncurkan ▪  100% para satker besar mengirim data belanja ▪  Pemantauan kinerja untuk hasil prakiraan para satker dimulai

pada tahun 2016 (dalam pembahasan) 2015: ▪  Diperkenalkannya AFS baru kepada satker 2016 (TBD): ▪  AFS ditautkan ke SAKTI

▪  Prakiraan yang tidak optimal atas kas untuk kebutuhan belanja disebabkan oleh rendahnya kepatuhan satker dalam mengirim prakiraan belanja, dan pengeluaran yang bersifat ad hoc

▪  Peluncuran SPAN / SAKTI untuk memastikan komitmen pengiriman data

▪  Menghubungkan SAKTI dengan AFS

▪  Program edukasi kepada para satker besar

▪  Hanya satker besar yang dapat mengirim data prakiraan melalui AFS1 yang sudah ditingkatkan

▪  Kepatuhan 100% dari satker-satker utama dalam mengirim hasil prakiraan berkualitas tinggi; memperbaharui prakiraan saat ketentuan pembayaran berubah

▪  Kepatuhan dan akurasi dipantau DJPB dan dilaporkan ke tiap K/L; ada potensi untuk memperkenalkan sistem penghargaan untuk satker dengan kinerja terbaik

▪  Kebutuhan pencairan utama yang lebih dapat diperkirakan dari informasi komitmen lanjutan

▪  AFS diintegrasikan ke SAKTI untuk menghindari interface ganda untuk para satker

1 AFS singkatan dari Aplikasi Forecasting Satker (Satker Forecasting Application)

PERBENDAHARAAN 7

Page 40: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 194

Memperbaiki prakiraan belanja dari para satker- perubahan pada model operasional

Keadaan saat ini End state dari proses bisnis (2025) ▪  Hanya satker besar yang dapat mengirim

data prakiraan melalui AFS1 yang sudah ditingkatkan ▪  Kepatuhan 100% dari satker-satker utama

dalam mengirim hasil prakiraan berkualitas tinggi; memperbaharui prakiraan saat ketentuan pembayaran berubah ▪  Kepatuhan dan akurasi dipantau DJPB

dan dilaporkan ke tiap K/L; ada potensi untuk memperkenalkan sistem penghargaan untuk satker dengan kinerja terbaik ▪  Kebutuhan pencairan utama yang lebih

dapat diperkirakan dari informasi komitmen lanjutan ▪  AFS diintegrasikan ke SAKTI untuk

menghindari interface ganda untuk para satker

▪  Semua satker diwajibkan mengirim data prakiraan dengan menggunakan AFS

▪  Kepatuhan para satker rendah dalam mengirim prakiraan belanja

▪  Data prakiraan yang dikirim memiliki tingkat akurasi yang rendah

▪  Banyak belanja yang bersifat ad hoc

▪  Sakter mengisi data secara terpisah masing-masing ke aplikasi AFS dan SPM

1 AFS stands for Aplikasi Forecasting Satker (Satker Forecasting Application)

PERBENDAHARAAN 7

Page 41: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 195

Memperbaiki prakiraan belanja dari para satker - rencana kerja

AFS singkatan dari Aplikasi Forecasting Satker (Satker Forecasting Application)

2014 2015 2016 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Tindakan

Menghubungkan SAKTI ke AFS saat SAKTI sudah berfungsi dengan resmi

Memantau kepatuhan dan keakuratan para satker dalam mengirim data dan melaporkannya dalam format score card

Memastikan pengiriman data prakiraan yang tepat waktu dari para satker besar sebelum tanggal pembayaran berdasarkan jumlah surat perntah membayar

Memperkenalkan AFS baru

PERBENDAHARAAN 7

Page 42: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 196

Memperbaiki prakiraan belanja dari para satker- potensi risiko peraturan dan hukum

Risiko Mitigasi ▪  N/A ▪  N/A

PERBENDAHARAAN 7

Page 43: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 197

Dampak dan IKU

Struktur tata kelola

Champion : Direktur Pengelolaan Kas Negara

Owner : Subdit Perencaaan dan Pengendalian Kas (DJPB) dan Subdit Portofolio dan Risiko Utang (DJPU)

Anggota 1. Kasi Penyusunan Strategi

Pengelolaan Kas dan Penyediaan Dana

2. Kasi Perencanaan Kas 3. Kepala Sub Direktorat Analisis

Keuangan dan Pasar SUN

Mempererat koordinasi pengelolaan likuiditas dengan Bank Indonesia Tujuan : Untuk mempererat koordinasi antara fungsi pengelolaan kas dan Bank Indonesia

Latar Belakang

Faktor keberhasilan

Ringkasan tindakan yang diajukan

Perubahan dalam model operasional

Outcome utama

N/A

1.  Mengembangkan MOU dengan BI untuk menyertakan mereka dalam Daily cash call dan memfasilitasi pertukaran data

2.  Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR

3.  Mengembangkan mekanisme koordinasi dengan BI untuk perdagangan valas

4.  Fasilitasi pertukaran data CPIN dengan BI 5.  Pertukaran prakiraan data kas harian dengan BI

2014: ▪  MOU dengan BI mengenai mekanisme koordinasi ▪  Pertukaran data CPIN dan data prakiraan kas ▪  Pertukaran data likuiditas pasar oleh BI 2015 ▪  Perizinan penempatan kas di bank umum tanpa mengganggu

kebijakan moneter ▪  Perizinan perdagangan valas Kemenkeu tanpa mengganggu

penyimpanan valas serta kebijakan moneter BI secara keseluruhan

▪  Selama ini, koordinasi dengan Bank Indonesia hanya bersifat ad-hoc

▪  Bank Indonesia tidak mendapat informasi menyeluruh tentang prakiraan pencairan/penerimaan dari Perbendaharaan

▪  Karena kini Perbendaharaan mengizinkan TDR untuk menempatkan kelebihan kas ke bank umum, koordinasi dengan Bank Indonesia menjadi lebih penting agar kegiatan Perbendaharaan tidak berdampak negatif terhadap operasi moneter

▪  MOU yang berhasil ditandatangani dengan Bank Sentral

▪  Daily cash call antara CMO-DMO-BI ▪  Pertukaran data prakiraan antara CMO dan BI termasuk data

CPIN

8 PERBENDAHARAAN

Page 44: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 198

Mempererat koordinasi pengelolaan likuiditas dengan Bank Indonesia - perubahan pada model operasional

Keadaan saat ini End-state dari proses bisnis (2025) ▪  Daily cash call antara CMO-DMO-BI

▪  Pertukaran data prakiraan antara CMO dan BI termasuk data CPIN

▪  Pertukaran data tentang situasi moneter di pasar dari BI dalam memungkinkan penempatan kas di bank umum tanpa mengganggu kebijakan moneter

▪  Koordinasi dengan Bank Sentral hanya bersifat ad-hoc ▪  Bank Sentral tidak mendapat informasi

menyeluruh tentang prakiraan pencairan/penerimaan dari Perbendaharaan

8 PERBENDAHARAAN

Page 45: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 199

Pererat koordinasi pengelolaan likuiditas dengan Bank Indonesia – rencana kerja

2013 2014 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Tindakan

Pertukaran prakiraan data kas harian dengan BI

Fasilitasi pertukaran data CPIN dengan BI

Mengembangkan mekanisme koordinasi dengan BI untuk perdagangan valas

Koordinasi dengan ketentuan dan volume penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR

Mengembangkan MOU dengan BI untuk menyertakan mereka dalam pertemuan kas harian dan fasilitasi pertukaran data

8 PERBENDAHARAAN

Q1 Q2 Q3 Q4 2015

Page 46: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 200

Pererat koordinasi pengelolaan likuiditas dengan Bank Indonesia - potensi risiko peraturan dan hukum

Risiko Mitigasi ▪  Pejabat dengan kedudukan yang lebih

tinggi melakukan pendekatan ke Bank Indonesia, dan memasukkan isu koordinasi ke dalam sebuah MOU yang terpisah jika diperlukan

▪  Kesulitan untuk melakukan MOU dengan BI karena masalah-masalah yang masih tertunda

8 PERBENDAHARAAN

Page 47: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 201

Dampak dan IKU

Struktur tata kelola

Champion : Direktur Pengelolaan Kas Negara

Owner : Subdit Perencaaan dan Pengendalian Kas (DJPB) dan Subdit Portofolio dan Risiko Utang (DJPU)

Anggota 1. Kasi Penyusunan Strategi

Pengelolaan Kas dan Penyediaan Dana

2. Kasi Perencanaan Kas 3. Kepala Sub Direktorat Analisis

Keuangan dan Pasar SUN

Memperluas jangkauan TSA Tujuan : Memperluas jangkauan TSA untuk mencakup rekening tidak likuid / kurang ilikuid saat ini

Latar belakang

Faktor keberhasilan

Ringkasan tindakan yang diajukan

Perubahan dalam model operasional

Outcome utama

N/A

1.  Menganalisis probabilitas yang mencakup rekening yang berbeda yang saat ini tidak termuat dalam TSA, mencakup hambatan dan kemudahan penyertaan dalam hukum dan peraturan

2.  Mengembangkan mekanisme untuk dapat memperluas ke dalam beberapa rekening tertentu

3.  Mengajukan perubahan kebijakan untuk memasukkan beberapa rekening dalam TSA

2014: ▪  Analisis potensi perluasan TSA 2015: ▪  Usulan regulasi untuk memasukkan rekening ke TSA 2017: ▪  Implementasi rekomendasi; memasukkan rekening baru ke TSA

▪  TSA tidak mencakup rekening yang kurang likuid dan tidak likuid (mis.: BLU, petty cash, minyak & gas, rekening SAL)

▪  Terdapat peluang menggunakan saldi idle pada rekening tersebut untuk memperkecil cost of fund secara keseluruhan

▪  Keahlian analisis untuk memodelkan total kas yang diperlukan

▪  Sistem perbankan pendukung ▪  Regulasi pendukung

▪  Analisis berbagai rekening tidak likuid / kurang likuid serta hambatan hukum dan regulasi menyertakannya dalam TSA

▪  Mekanisme untuk secara potensial mencakup uang di rekening yang saat ini belum diintegrasikan pada TSA

9 PERBENDAHARAAN

Page 48: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 202

Memperluas jangkauan TSA-perubahan pada model operasional

Keadaan saat ini End state proses bisnis (2025) ▪  TSA yang lebih luas yang mencakup

rekening-rekening yang saat ini belum termasuk, sehingga memungkinkan saldo kas lebih rendah secara keseluruhan

▪  TSA tidak mencakup beberapa rekening yang kurang likuid dan tidak likuid (mis.: BLU, petty cash, minyak & gas, rekening SAL)

9 PERBENDAHARAAN

Page 49: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 203

Memperluas jangkauan TSA – rencana kerja

2015 2016 2017 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4

Mengajukan perubahan kebijakan untuk memasukkan beberapa rekening dalam TSA

Tindakan

Mengembangkan mekanisme untuk dapat memperluas ke dalam beberapa rekening tertentu

Menganalisis probabilitas yang mencakup rekening yang berbeda yang saat ini tidak termuat dalam TSA, mencakup hambatan dan kemudahan penyertaan dalam hukum dan peraturan

9 PERBENDAHARAAN

Page 50: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 204

Memperluas jangkauan TSA - potensi risiko peraturan dan hukum

Risiko Mitigasi ▪  Analisis yang mencakup analisis

kemudahan implementasi vs. dampak potensial (besaran rekening kas)

▪  Memungkinkan mengusulkan perubahan dalam peraturan

▪  Secara hukum dilarang untuk melakukan tapping sejumlah rekening tidak likuid / kurang likuid

9 PERBENDAHARAAN

Page 51: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 205

Dampak dan IKU

Struktur tata kelola

Champion : Direktur Pengelolaan Kas Negara

Owner : Subdit Perencanaan dan Pengendalian Kas (DJPB) dan Subdit Portofolio dan Risiko Utang (DJPU)

Anggota 1. Kasi Penyusunan Strategi Pengelolaan

Kas dan Penyediaan Dana 2. Kasi Perencanaan Kas 3. Kepala Sub Direktorat Analisis

Keuangan dan Pasar SUN

Menetapkan strategi dan pedoman pengelolaan valuta asing jangka pendek untuk pengelolaan likuiditas

Tujuan : Agar perdagangan valas memiliki pedoman strategi dan kebijakan serta koordinasi yang jelas dengan Bank Indonesia

Latar Belakang

Faktor keberhasilan

Ringkasan tindakan yang diajukan

Perubahan dalam model operasional

Outcomes utama

N/A

1.  Menganalisis strategi dan instrumen berbeda yang bisa digunakan untuk mengelola valas secara aktif

2.  Mengajukan kebijakan pengelolaan valas aktif dan meminta pengesahan komite ALM

3.  Meresmikannya ke dalam peraturan 4.  Mengajukan ke BI agar mengizinkan ketentuan perdagangan valas

Kemenkeu yang lebih baik terhadap BI 5.  Koordinasi dengan BI tentang jumlah valas yang diperdagangkan dan

arah kebijakan moneter serta strategi cadangan valas keseluruhan

2015: ▪  Penerbitan strategi dan pedoman valas

▪  Terbatasnya strategi valas dan penggunaan instrumen hedging valas

▪  Tidak ada pedoman pengelolaan valas yang terurai jelas

▪  Perdagangan valas hanya dilakukan secara ad-hoc berdasarkan persepsi kebutuhan kas

▪  Perdagangan valas dilakukan terhadap BI dengan suku bunga yang rendah dan mekanisme terbatas untuk pertukaran valas satu dengan lainnya

▪  Strategi valas yang terurai jelas ▪  Pedoman pengelolaan valas yang jelas, termasuk seperangkat

mekanisme valas yang diperbolehkan serta toleransi risiko ▪  Koordinasi dengan Bank Indonesia untuk memastikan bahwa

perdagangan valas tidak bertentangan dengan kebijakan pengelolaan cadangan devisa –  Informasi dari BI tentang pengelolaan cadangan keseluruhan dan

tujuan kebijakan moneter yang dikomunikasikan dengan Kemenkeu

▪  Mekanisme perdagangan valas terhadap BI dengan suku bunga yang lebih menarik dan dengan kemampuan untuk menukarkan satu mata uang dengan lainnya

▪  Strategi dan pedoman valas yang disetujui komite ALM

▪  Koordinasi dengan Bank Sentral

10 PERBENDAHARAAN

Page 52: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 206

Menetapkan strategi dan pedoman pengelolaan valuta asing jangka pendek untuk pengelolaan likuiditas - perubahan pada model operasional

Keadaan saat ini End-state proses bisnis (2025) ▪  Strategi valas yang terurai jelas ▪  Pedoman pengelolaan valas yang jelas,

termasuk seperangkat mekanisme valas yang diperbolehkan serta toleransi risiko ▪  Koordinasi dengan Bank Indonesia untuk

memastikan bahwa perdagangan valas tidak bertentangan dengan kebijakan pengelolaan cadangan devisa –  Informasi dari BI tentang pengelolaan

cadangan keseluruhan dan tujuan kebijakan moneter yang dikomunikasikan dengan Kemenkeu

▪  Mekanisme perdagangan valas terhadap BI dengan suku bunga yang lebih menarik dan dengan kemampuan untuk menukarkan satu mata uang dengan lainnya

▪  Terbatasnya strategi valas dan penggunaan instrumen hedging valas ▪  Tidak ada pedoman pengelolaan valas

yang terurai jelas ▪  Perdagangan valas hanya dilakukan

secara ad-hoc berdasarkan persepsi kebutuhan kas ▪  Perdagangan valas dilakukan terhadap BI

dengan suku bunga yang rendah dan mekanisme terbatas untuk pertukaran valas satu dengan lainnya

10 PERBENDAHARAAN

Page 53: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 207

Memperluas strategi dan pedoman pengelolaan valuta asing untuk pengelolaan likuiditas – rencana kerja

2014 2015 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Tindakan

Koordinasi dengan BI tentang jumlah valas yang diperdagangkan dan arah kebijakan moneter serta strategi cadangan valas keseluruhan

Mengajukan ke BI agar mengizinkan ketentuan perdagangan valas Kemenkeu yang lebih baik terhadap BI

Mengajukan kebijakan pengelolaan valas aktif dan meminta pengesahan komite ALM

Menganalisis strategi dan instrumen berbeda yang bisa digunakan untuk mengelola valas secara aktif

Meresmikannya ke dalam peraturan

10 PERBENDAHARAAN

Page 54: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 208

Memperluas strategi dan pedoman pengelolaan valuta asing untuk pengelolaan likuiditas - potensi risiko peraturan dan hukum

Risiko Mitigasi ▪  Memahami akar permasalahan dari

mekanisme pertukaran valas saat ini

▪  Mengajukan solusi untuk mencapai keuntungan bagi negara secara keseluruhan

▪  BI mungkin tidak dapat mengubah mekanismenya dalam menawarkan suku bunga yang menarik untuk Kemenkeu

10 PERBENDAHARAAN

Page 55: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 209

Latar belakang

Ringkasan tindakan yang diajukan

Faktor keberhasilan

Perubahan dalam model operasional

Pengenalan platform perdagangan elektronik

▪  Pasar obligasi Indonesia saat ini menggunakan sistem OTC manual untuk perdagangan obligasi

▪  Negara lain sepert i Malaysia Thailand, AS dan hampir seluruh negara UE memiliki ETP yang beroperasi dengan pasar OTC sedangkan India dan Vietnam sedang dalam proses peluncuran ETP

▪  Sebuah platform perdagangan elektronik akan membantu untuk –  Menghilangkan ketidakefisienan

sistem OTC manual –  Meningkatkan transparasi harga –  Meningkatkan likuiditas

▪  Transparansi harga penawaran ▪  Pelaporan dan analisis data ▪  Infrastruktur trading

▪  Des 2017 – 100% perdagangan PD untuk 1 seri benchmark pada platform

▪  Des 2018 – 100% perdagangan PD untuk 2 seri benchmark on-the-run pada platform

▪  Des 2019 – Seluruh perdagangan PD untuk banyak seri benchmark berada pada platform ETP

▪  Menyampaikan kajian DJPU kepada Tim Pengembangan Pasar Surat Utang, OJK

▪  Melakukan koordinasi intensif dengan anggota, Tim Pengembangan Pasar Surat Utang OJK, Sub Tim Pengembangan ETP

▪  Berkontribusi dalam penyusunan regulasi ETP yang disusun oleh OJK

▪  Des 2015 – Persetujuan rancangan final ▪  Des 2015 – Memperoleh persetujuan OJK ▪  Des 2016 – Meluncurkan E-trading platform

▪  Kolaborasi efektif dengan Bursa Efek Indonesia untuk menciptakan, mendukung dan menjalankan ETP

▪  Persetujuan OJK untuk ETP ▪  Dukungan dari dealer utama dan

partisipan pasar lainnya

Outcome utama

Tujuan: ▪  Mengembangkan dan meluncurkan sebuah ETP sebagai pelengkap perdagangan OTC untuk meningkatkan transparansi harga dan meningkatkan likuiditas

Dampak dan IKU

Struktur tata kelola

▪  DJPU

Champion inisiatif Unit Ditjen DJPU

▪  Direktur SUN

Pemilik inisiatif Unit Ditjen DJPU

▪  PPSUN – Dit. SUN

Tim Unit Ditjen DJPU

▪  PSUNEK - Dit. SUN DJPU

11 PERBENDAHARAAN

Page 56: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 210

Pengenalan platform perdagangan elektronik –perubahan pada model operasional

▪  Kurangnya transparansi dalam harga penawaran (mis. bid-ask spreads, perusahaan vs. indikatif) lintas dealer

▪  Transparansi harga real time mengarah kepada volume perdagangan yang lebih tinggi per investor

▪  Data dan visibilitas yang terbatas atas informasi perdagangan (mis. counter-parties, harga yang diterima, kepastian harga dll)

▪  Informasi perdagangan dicatat secara elektronik dan dan dapat dimanfaatkan oleh DJPU untuk pelaporan / analisis dan dapat juga disediakan bagi pelaku pasar ▪  ETP juga membantu mengevaluasi

kinerja dealer utama terkait kualitas harga yang ditawarkan

▪  Perdagangan OTC dilakukan secara besar-besaran antara dealer utama ▪  Investor tidak memiliki akses langsung

ke pasar saham pemerintah

▪  Mengimplementasikan satu atau suatu kombinasi platform ETP –  Platform “dari penerbit kepada dealer”

atau platform “antar-dealer” untuk meningkatkan kegiatan terkait dealer

–  Platform “proses langsung” untuk meningkatkan kegiatan investor langsung

Keadaan saat ini Keadaan yang diinginkan

11 PERBENDAHARAAN

Page 57: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 211

Pengenalan platform perdagangan elektronik – rencana kerja

2014 2015 Mar May Jul Sep Nov Jan Mar May Jul Sep Nov

▪  Koordinasi dengan OJK dalam rangka penyusunan regulasi ETP

Peluncuran secara resmi ETP

Memperoleh persetujuan OJK untuk e-trading platform

Berkontribusi dalam penyusunan regulasi ETP yang disusun oleh OJK

▪  Melakukan study literature

▪  Meminta masukan pelaku pasar terhadap kajian

Tindakan

▪  Melakukan pembahasan dengan anggota tim tentang konsep ETP

▪  Menyusun draft konsep ETP

Melakukan koordinasi intensif dengan anggota, Tim Pengembangan Pasar Surat Utang OJK, Sub Tim Pengembangan ETP

Menyampaikan kajian DJPU kepada Tim Pengembangan Pasar Surat Utang OJK

11 PERBENDAHARAAN

▪  Melakukan koordinasi dengan stakeholder terkait

Jan Mar May Jul Sep Nov 2016

Page 58: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 212

Resiko Mitigasi

Pengenalan platform perdagangan elektronik – potensi risiko peraturan dan hukum

11 PERBENDAHARAAN

OJK mungkin tidak akan menyetujui ETP ▪  Konsultasi reguler mengenai desain ETP dengan OJK

A

PD mungkin tidak akan terbuka pada ETP

B ▪  Perubahan regulasi untuk memastikan ETP akan digunakan ▪  Berkonsultasi secara reguler dengan PD

mengenai pengunaan ETP

Page 59: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 213

Latar belakang Dampak dan IKU

Meluncurkan sistem baru primary dealer

Tujuan: ▪  Mengembangkan dan meresmikan sistem primary dealer yang disempurnakan yang di benchmark dengan standar global dan disesuaikan dengan kebutuhan lokal

▪  Sistem Primary Dealer (PD) telah diluncurkan di 2008

▪  Kerangka kerja PD yang ada saat ini tidak memiliki kewajiban dan insentif yang mengoptimalkan kinerja primary dealer di pasar sekunder

▪  Perubahan kerangka kerja PD akan membantu meningkatkan likuiditas dan pembangunan pasar melalui

–  Meningkatkan kinerja PD

–  Mendiversifikasi basis investor

▪  N/A

Faktor keberhasilan

▪  Kerjasama dan kemauan primary dealers berpartisipasi menggunakan sistem PD baru

▪  Anggaran untuk insentif finansial jika hal ini akan tercakup

Struktur tata kelola

Ringkasan tindakan yang diajukan

Koordinasi yang erat dengan partisipan BSF dan biro hukum

▪  Jumlah dan campuran PD untuk membantu memenuhi target penerbitan dan menciptakan kondisi pasar

▪  Kewajiban khusus dan keistimewaan untuk meningkatkan kapabilitas dan meningkatkan kinerja PD

▪  Kerangka kerja evaluasi kinerja yang Transparan dan efektif

▪  Des 2016 – Menyelesaikan studi benchmark terkait praktik PD

▪  D e s 2 0 1 7 – K e r a n g k a k e r j a P D b a r u diimplementasikan

Outcomes utama

▪  Melakukan evaluasi terhadap PMK tentang Dealer Utama

▪  Menyusun kerangka kerja PD’s baru dengan tanggung jawab dan insentif yang direvisi

(dalam hal diperlukan)

▪  Implementasi kerangka kerja PD’s baru

▪  DJPU

Inisiatif champion Unit Ditjen

DJPU

▪  Direktur SUN

Pemilik inisiatif Unit Ditjen

DJPU

▪  PPSUN – Dit. SUN

Tim Unit Ditjen

DJPU

▪  PSUNEK - Dit. SUN DJPU

▪  AKPSUN - Dit. SUN DJPU

12 PERBENDAHARAAN

Page 60: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 214

Meluncurkan sistem baru primary dealer – perubahan pada model operasional

▪  Kewajiban khusus –  Pasar primer (mis. mendiversifikasi distribusi, keberhasilan

melakukan penawaran) –  Pasar sekunder (mis. kualitas dalam melakukan penawaran harga,

turnover pasar di semua jatuh tempo) –  Penasihatan (mis. kegiatan pasar sekunder, feedback investor )

▪  Kewajiban PD yang terbatas dengan hanya 2% target volume ditentukan untuk pasar primer dan sekunder

▪  Jumlah PD secara sistematis ditentukan berdasarkan pada parameter seperti karakteristik utang (mis. besar penerbitan, instrumen, dll) dan kapabilitas PD (mis. menjangkau pengguna jasa, kekuatan finansial, keahlian produk)

▪  Tidak terdapat pendekatan sistematis untuk menetapkan jumlah PD; saat ini terdapat 19 PD

▪  Sistem PD yang homogen (mis. semua dealer memiliki tanggung jawab yang sama) dengan kriteria terbatas untuk pemilihan PD

▪  Sistem pengklasifikasian PD secara parsial berdasarkan pada kajian kemampuan unik PD dengan kumpulan kewajiban minimum dan kewajiban spesifik / insentif untuk PD tertentu

▪  Tidak terdapat insentif eksplisit untuk PD di luar dari akses istimewa ke pasar dan informasi DMO

▪  Sebuah Securities Lending Facility (SLF) sedang dipertimbangkan dalam kerangka kerja PD baru untuk diluncurkan di Q3/Q4 2013

▪  Insentif yang menarik dapat mencakup insentif finansial –  Pasar primer (mis. akses ke persetujuan pembelian non kompetitif,

waktu ekstra untuk melakukan penawaran, league tables) –  Pasar sekunder (mis. SLF, hak untuk pengumpulan obligasi,

akses jalur eksklusif untuk meminjam dari Bank Indonesia)

▪  Tidak terdapat pendekatan sistematis untuk mengevaluasi kinerja PD; hal ini sedang direvisi dalam kerangka kerja PD yang baru

▪  Kerangka kerja evaluasi sistematis terdiri dari sebuah campuran kriteria kinerja yang kuantitatif (mis. market share, keberhasilan melakukan penawaran, transparansi penawaran harga) dan kualitatif (mis. saran, kepuasan investor)

Keadaan yang diinginkan Keadaan saat ini

12 PERBENDAHARAAN

Page 61: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 215

Meluncurkan sistem baru primary dealer – rencana kerja

Implementasi kerangka kerja PD’s baru

Menyusun kerangka kerja PD's baru dengan tanggung jawab dan insentif yang direvisi (dalam hal diperlukan)

▪  Evaluasi terhadap aturan mengenai evaluasi kinerja dealer utama

Melakukan evaluasi terhadap PMK tentang Dealer Utama

Tindakan

12 PERBENDAHARAAN

2016 2017 Jan Mar May Jul Sep Nov Jan Mar May Jul Sep Nov

▪  Evaluasi terhadap aturan mengenai kewajiban dan hak dealer utama

▪  Menyusun draft revisi PMK tentang dealer utama

▪  Koordinasi dengan stakeholder terkait

Page 62: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 216

Risiko Mitigasi

Meluncurkan sistem baru primary dealer – potensi risiko peraturan dan hukum

PD tidak sepenuhnya menyesuaikan diri dengan perubahan

▪  Menjaga komunikasi dengan PD ▪  Memastikan kerangka kerja baru sesuai

dengan ketertarikan PD

A

Mengajukan priviliges dan kewajiban mungkin tidak akan efektif dalam mendorong perilaku PD sesuai dengan yang diharapkan

▪  Melakukan studi banding ▪  Menerapkan komunikasi feedback yang

aktif dengan pelaku pasar, PD dan regulator

B

12 PERBENDAHARAAN

Page 63: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 217

Meningkatkan kerangka kerja stabilisasi obligasi secara berkelanjutan

▪  Membangun kepercayaan diri bahwa pasar domestik dapat bertahan terhadap guncangan pasar; ▪  Menciptakan mekanisme untuk mendukung pasar ketika terjadi guncangan

Tujuan:

Ringkasan tindakan yang diajukan

▪  N/A ▪  Penarikan arus modal dalam jumlah besar dapat menyebabkan destabilisasi pasar surat berharga negara dan keseluruhan pasar utang

▪  30% kepemilikan asing dalam obligasi menunjukkan risiko terhadap stabilitas pasar

▪  Perlu memastikan terdapat kerangka kerja yang bereaksi j ika terjadi destabilisasi pasar obligasi

▪  Melakukan pengujian atas kelayakan penerapan Bonds Stabilization Funds di Indonesia dari sisi penganggaran, kegunaan, akuntansi dan ketentuan yang berlaku

▪  Melakukan kajian untuk potensi perluasan institusi partisipan yang terlibat dalam Bonds Stabilization Framework

▪  Melakukan simulasi BSF dengan seluruh partisipan ▪  Menganggarkan dan menerapkan Bonds

Stabilization Funds (Jika diperlukan)

Faktor keberhasilan

▪  Daftar partisipasi dan petunjuk tindakan yang jelas

Latar belakang Dampak dan IKU Prinsip desain utama

▪  Mengkaji kerangka kerja saat ini untuk memastikan bahwa kerangka tersebut dapat paling bertahan terhadap guncangan

▪  Memastikan partisipan mengetahui peran mereka dan siap bertindak

▪  Berpotensi membuat dana stabilisasi obligasi

Outcomes utama ▪  Des 2014 – Menentukan perlu membuat dana

stabilisasi obligasi ▪  Des 2014 – Menentukan daftar potensi partisipan

lengkap dalam BSF ▪  Desember 2015 – Menyelesaikan MOU dengan

partisipan baru ▪  Jan 2019 – dana stabilisasi obligasi rampung (jika

perlu)

Struktur tata kelola

▪  DJPU

Champion inisiatif Unit Ditjen DJPU

▪  Direktur SUN

Pemilik inisiatif Unit Ditjen DJPU

▪  PPSUN – Dit. SUN

Tim Unit Ditjen DJPU

▪  PSUNEK - Dit. SUN DJPU

13 PERBENDAHARAAN

Page 64: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 218

Meningkatkan kerangka kerja stabilisasi obligasi secara berkelanjutan – perubahan pada model operasional

13 PERBENDAHARAAN

Keadaan saat ini Target state

▪  Simulasi tahunan dilaksanakan untuk memastikan semua partisipan mengetahui perannya dan dapat bertindak cepat

▪  Simulasi tahunan dilaksanakan untuk memastikan semua partisipan mengetahui perannya dan dapat bertindak cepat

▪  Mengumpulkan secara penuh semua partisipan potensial dalam BSF

▪  Terdapat kerangka kerja stabilisasi obligasi (BSF) tetapi berpotensi untuk diperluas dengan menyertakan pihak lain (mis., pemerintah daerah)

▪  N/A ▪  Berpotensi membentuk sebuah dana stabilisasi obligasi

Page 65: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 219

Meningkatkan kerangka kerja stabilisasi obligasi secara berkelanjutan – rencana kerja

2014 2015 2016 2017 2018 2019

Mar May Jul Sep Nov Jan Mar May Jul Sep Nov Jan Mar May Jul Sep Nov Jan Mar May Jul Sep Nov Jan Mar May Jul Sep Nov Jan

▪  Mengidentifikasi calon-calon partisipan BSF

Melakukan simulasi BSF dengan seluruh partisipan

Melakukan kajian untuk potensi perluasan institusi partisipan yang terlibat dalam Bonds Stabilization Framework

▪  Melakukan koordinasi dengan unit terkait untuk implementasi penyediaan Bonds Stabilization Funds

Melakukan pengujian atas kelayakan penerapan Bonds Stabilization Funds di Indonesia dari sisi penganggaran, kegunaan, akuntansi dan ketentuan yang berlaku

Tindakan

▪  Melaksanakan studi banding

13 PERBENDAHARAAN

▪  Melakukan koordinasi dengan calon-calon partisipan BSF yang telah diidentifikasi

Menganggarkan dan menerapkan Bonds Stabilization Funds (Jika diperlukan)

Mar May Jul Sep Nov

Page 66: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 220

Berpotensi terjadinya benturan peraturan untuk partisipasi BSF yang dapat menghambat partisipasi penuh mereka

▪  Koordinasi yang erat dengan partisipan BSF dan biro hukum

Risiko Mitigasi A

Meningkatkan kerangka kerja stabilisasi obligasi secara berkelanjutan-potensi risiko peraturan dan hukum

13 PERBENDAHARAAN

Page 67: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 221

Pengelolaan utang: Konsolidasi benchmark surat berharga negara domestik

Latar belakang

Ringkasan tindakan yang diajukan

Dampak dan IKU

Enablers untuk berhasil

Perubahan dalam model operasional

Tujuan: ▪  Meningkatkan likuiditas surat berharga negara dengan mengkonsolidasi utang dalam beberapa seri on-the-run

▪  Saat ini Indonesia memiliki 40 obligasi outstanding dalam negeri mata uang lokal (5 benchmark obligasi) dengan ukuran penerbitan terbesar USD 4,3 miliar, dibandingkan dengan Swedia yang memiliki 11 seri benchmark utang, masing-masing dengan besar USD ~10 miliar

▪  Konsolidasi obligasi domestik dalam mata uang lokal akan membantu untuk meningkatkan ukuran seri benchmark yang akan meningkatkan likuiditas

▪  Mengurangi pengenalan seri baru ▪  Menciptakan program yang secara sistematis

melakukan buyback atau menukar obligasi off-the-run menjadi on-the-run

▪  Pada 2019, obligasi on-the-run ditargetkan minimal 25% dari total obligasi mata uang lokal yang dapat diperdagangkan

▪  Pada 2025, setiap seri on-the-run memiliki USD 5010 miliar dalam ukuran penerbitannya

▪  Mengembangkan sistem atau infrastruktur pendukung transaksi Many to Many Debtswitch

▪  Implementasi Many to Many Debtswitch

▪  Koordinasi dengan unit terkait dalam rangka penyiapan panduan penerbitan SBN

▪  Menyusun konsep strategi pengelolaan tahunan ▪  Mengembangkan sistem atau infrastruktur

pendukung transaksi Staple Bonds

▪  Implementasi Staple Bonds ▪  Keahlian penataan obligasi jika persyaratan obligasi berubah (mis., penghapusan)

▪  Mengkaji reaksi pasar pada high coupon, konsolidasi, buy-back/pertukaran

▪  Sistem debt-switch

▪  Anggaran buy-back/pertukaran

▪  Des 2014 – Debtswitch many-to-many ▪  Des 2014 – Panduan penerbitan surat berharga

negara

▪  Des 2015 – Defeanse Bonds

Outcome utama

Struktur tata kelola

▪  DJPU

Initiative champion Unit DItjen DJPU

▪  Direktur Surat Utang Negara

Pemilik inisiatif Unit Ditjen DJPU

▪  PPSUN – Dit. SUN

Tim Unit Ditjen DJPU

▪  PSU, PRU & APU – Dit. SPU DJPU

14 PERBENDAHARAAN

Page 68: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 222

Pengelolaan utang: Konsolidasi benchmark surat berharga negara domestik – perubahan pada model operasional

14 PERBENDAHARAAN

Keadaan yang diinginkan Keadaan saat ini

▪  Penerbitan dikonsentrasikan pada tipe-tipe instrumen tertentu yang dapat melakukan penetrasi maksimal ke seluruh segmen investor

▪  Berbagai jenis instrumen (mis. variable rate, fixed rate, retail) yang ditargetkan pada segmen pengguna jasa yang serupa

▪  Pemilihan antara switch atau buy-back dilakukan secara sistematis berdasarkan penilaian terhadap kas yang tersedia, waktu pematangan sumber obligasi, dan ukuran obligasi benchmark yang ditargetkan

▪  Pemilihan untuk melakukan switch atau buy-back sifatnya tidak terencana atau bergantung pada keadaan

▪  Jika terdapat manfaat yang bisa diambil dari penetapan harga switch, pemerintah dapat mempertimbangkan untuk memberitahu para investor agar mendorong terjadinya peningkatan tingkat permintaan

▪  Penetapan harga untuk buy-back berdasarkan lelang dan tanpa menggunakan sistem profit share

▪  Memperkenalkan kebijakan sistematis untuk mengatur –  Buy-back obligasi berdasarkan ketersediaan kas perbendaharaan untuk membantu

para investor menyelesaikan surat berharga tidak likuid –  Bond switches untuk mengurangi risiko refinancing atau meningkatkan likuiditas

benchmark utama –  Konversi penuh dari obligasi yang bersifat off-the-run menjadi benchmark untuk

meningkatkan likuiditas benchmark

▪  Tidak ada kebijakan sistematis yang mengatur buy-back, switch, atau konversi

▪  Mengembangkan rencana pembayaran obligasi yang komunikasinya dilakukan di muka ▪  Tidak ada rencana pembayaran obligasi kembali oleh pemerintah (redemption) yang ditetapkan untuk melakukan buy-back maupun switch

▪  Sasaran penerbitan tiap tahunnya cukup sebanyak 3-4 tenor saja untuk membantu meningkatkan ukuran

▪  Jika mungkin, lebih baik membuka seri-seri lama daripada menerbitkan seri-seri baru

▪  Biasanya DJPU menerbitkan 5 tenor tiap tahunnya tetapi pada tahun 2013 jumlah yang diterbitkan hanya 4 tenor

▪  Besar minimal tiap seri obligasi on-the-run adalah USD 10 miliar ▪  Persentase obligasi yang bersifat on-the-run saat ini hanya sebesar 16% dari total obligasi domestik dengan mata uang lokal

▪  Target siklus berdasarkan tenor instrumen (mis. 1 tahun untuk obligasi dengan tenor pendek dan 2 tahun untuk tenor panjang)

▪  Siklus obligasi benchmark biasanya antara 1-1,5 tahun

Page 69: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 223

Pengelolaan utang: Konsolidasi benchmark surat berharga negara domestik – rencana kerja

2014 2015 2016

Mar May Jul Sep Nov Jan Mar May Jul Sep Nov Jan Mar May Jul Sep Nov

Implementasi Staple Bonds

▪  Berkoordinasi dengan BEI, BI dan Dit. EAS untuk penyiapan sistem MOFIDS yang mendukung Staple Bonds

▪  Menggunakan defeasement

▪  Mempelajari opsi untuk menghapus obligasi

Tindakan

▪  Koordinasi dengan Middle Office DJPU, BI, PD's

▪  Melakukan Many To Many Debtswitch

▪  Menyusun konsep panduan penerbitan SUN untuk dituangkan dalam strategi pengelolaan utang tahunan

Implementasi Many to Many Debtswitch

▪  Berkoordinasi dengan BEI, BI untuk penyiapan sistem MOFIDS yang mendukung Many to Many Debtswitch

Mengembangkan sistem atau infrastruktur pendukung transaksi Many to Many Debtswitch

▪  Menyusun jadwal rencana Many to Many Debtswitch

14 PERBENDAHARAAN

Koordinasi dengan unit terkait dalam rangka penyiapan panduan penerbitan SBN

Menyusun konsep strategi pengelolaan tahunan

Mengembangkan sistem atau infrastruktur pendukung transaksi Staple Bonds

Page 70: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 224

Risiko Mitigasi Pasar tidak mau menukarkan / menjual surat utang off-the-run

▪  Meningkatkan komunikasi dengan pasar ▪  Besar anggaran untuk pemberian insentif

bagi pemegang obligasi yang menjual kembali obligasi

A

Penghapusan belum sepenuhnya dikembangkan

▪  Mengembangkan keahlian dalam melakukan penghapusan ▪  Menjalankan komunikasi aktif dengan

pelaku pasar

B

Pengelolaan utang: Konsolidasi benchmark surat berharga negara domestik - potensi risiko peraturan dan hukum

14 PERBENDAHARAAN

Page 71: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 225

Latar Belakang

Ringkasan dari tindakan yang diajukan

Enablers untuk berhasil

Perubahan dalam model operasional

Memperkuat Hubungan Investor (IR)

▪  DJPU ) hanya memiliki tim sekitar 5 orang di Front Office untuk surat berharga negara yang fokus pada hubungan investor

▪  Tim IR tidak menargetkan secara aktif segmen investor tertentu (contoh. Berdasarkan industri ataupun negara)

▪  Strategi IR yang lebih terarah akan dapat membantu untuk mendiversifikasikan basis investor dan untuk mencapai arus modal yang lebih stabil dan dapat diprediksi

▪  Pendekatan yang terarah untuk menyaring dan melakukan prioritas terhadap investors

▪  Cakupan model yang disesuaikan dengan tujuan IR yang berbeda

▪  Menjalin komunikasi dengan investor ▪  Laporan informasi yang sistematis mengenai

investor untuk mendukung tindakan pimpinan ▪  Tim khusus IR yang berada dalam Kemenkeu

untuk melakukan koordinasi dengan badan lain

▪  Rincian daftar investor yang sesuai dengan strategi IR (akan ditentukan sebagai bagian dari rencana pelaksanaan inisiatif)

▪  Mendukung penyiapan infrastruktur IRU ▪  Melaksanakan roadshow/komunikasi dengan

calon investor secara reguler. ▪  Kemampuan berkomunikasi / hubungan investor di dalam Kemenkeu (mungkin perlu untuk membangun kemampuan internal atau merekrut tenaga eksternal)

▪  Anggaran tambahan untuk komunikasi –  Road shows –  Modal –  Sistem komunikasi (VC)

▪  Koordinasi yang kuat dengan BI dan BKF yang juga melakukan komunikasi dengan investor

Melaksanakan strategi IR yang ditargetkan untuk mendiversifikasi basis investor dan untuk berfokus pada investor-investor yang memiliki ketertarikan yang sesuai dengan situasi finansial Indonesia Objektif

Dampak dan IKU

Outcome utama

▪  Des 2015 – Pembentukan unit IR di DJPU

Struktur tata kelola

▪  DJPU

Inisiatif Champioin DG unit DJPU

▪  Dalam diskusi

Pemilik Inisiatif DG unit DJPU

▪  PP– Dit. SUN

Tim DG unit DJPU

▪  Dit. PS, Dit. SPU, Dit. PH, Setditjen

DJPU

15 PERBENDAHARAAN

Page 72: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 226

Memperkuat Hubungan Investor (IR) – perubahan pada model operasional

Keadaan saat ini Keadaan yang diinginkan

▪  Pendekatan cakupan homogen melalui gabungan non-deal roadshows, investor calls, dan komunikasi melalui website IR

▪  Penyesuaian pendekatan cakupan mulai dari pertemuan 1on1 yang disesuaikan untuk investor prioritas hingga conference calls dengan seluruh investor

▪  Tidak ada kebijakan yang jelas untuk menentukan dan menargetkan investor prioritas

▪  Kebijakan yang sistematis terkait penyaringan, penargetan dan klasifikasi berjenjang atas investor (baik investor yang ada saat ini dan potensial) dengan menyesuaikan objektif IR

▪  Standarisasi presentasi investor yang digunakan untuk diskusi dengan semua investor

▪  Cerita investasi yang menguraikan alasan dan pembaruan investasi

▪  Komunikasi yang disesuaikan untuk segmen investor prioritas berdasarkan kebutuhan dan ciri-ciri utama

▪  Tidak ada standarisasi laporan internal terkait investor

▪  Laporan investor terperinci bagi pimpinan dengan rincian investor, pembaruan dan intervensi utama yang diperlukan

15 PERBENDAHARAAN

Page 73: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 227

Memperkuat Hubungan Investor (IR) – rencana kerja (1/2)

2015 Jan Mar May Jul Sep Nov

Mendukung penyiapan infrastruktur IRU

▪  Menyiapkan format presentasi yang standar

▪  Menyiapkam Datebase investor

Melaksanakan roadshow/komunikasi dengan calon investor secara reguler

▪  Menyusun jadwal roadshow, sosialisasi, premarketing

▪  Menyiapkan SDM yang terlatih

▪  Melakukan roadshow, sosalisasi, pre-marketing

Tindakan

▪  Menyiapkan FAQ

▪  Menyiapkan SDM yang akan terlibat dalam penyusunan Database informasi

▪  Menyusun Database informasi yang akan dipublikasi lewat IRU

15 PERBENDAHARAAN

Page 74: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 228

Risiko Mitigasi Peran dan koordinasi yang tidak jelas dengan lembaga lain yang terlibat dalam hubungan investor (mis., BI)

▪  Rapat koordinasi rutin serta konsultasi dengan BI dan lembaga lainnya terkait inisiatif hubungan investor

A

Memperkuat Hubungan Investor (IR) – potensi risiko peraturan dan hukum

15 PERBENDAHARAAN

Page 75: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 229

Mendukung OJK dalam mengembangkan pasar repo yang likuid dan dalam

Latar belakang

Ringkasan dari tindakan yang diajukan

Dampak dan IKU

Enablers untuk berhasil

Perubahan dalam model operasional

Objektif ▪  Mengembangkan pasar repo yang likuid dan dalam yang mendukung likuiditas yang lebih tinggi di pasar obligasi

▪  Pasar repo Indonesia memiliki volum yang cukup rendah dibandingkan dengan pasar uang antar-bank atau volum pasar obligasi

▪  Tingkat likuiditas pasar repo rendah utamanya dikarenakan: –  Batas counter-party yang rendah

dsebabkan oleh regulasi yang membatasi peminjaman pada satu bank

–  Dana asuransi memiliki akses ke repo Bank Indonesia dan

–  Biaya yang tinggi (mis. 200bps spread di atas tarif overnight)

▪  Menghapus batasan-batasan yang menghambat penggunaan repo

–  Permasalahan perpajakan

–  Permasalahan Akuntansi

–  Peraturan yang melarang penggunaan repo

▪  Mengedukasi stakeholders terkait peggunaan repo

▪  Besaran pasar repo (disesuaikan dengan objektif OJK))

▪  Berkoordinasi dengan OJK dan BI ▪  Melakukan edukasi dengan para pelaku pasar

▪  Dukungan dari berbagai badan regulasi ( A P K , O J K , D J A / B K F ) u n t u k menghapus / memperjelas peraturan yang menghambat pengunaan repo

▪  Mengedukasi pengguna repo potensial terkait mekanisme dan risikonya

▪  Penggunan repo yang aktif oleh Bank Indonesia dan CMO

▪  Des 2014 – Memfinalisasi master repo agreement

Outcomes tama

Struktur tata kelola

▪  OJK

Inisiatif champion Unit Ditjen

Pemilik inisiatif Unit Ditjen

Tim Unit Ditjen

OJK

▪  OJK OJK

▪  Dipantau oleh Dit. SUN DJPU

16 PERBENDAHARAAN

Page 76: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 230

Keadaan saat ini Keadaan yang diinginkan

Mendukung OJK dalam mengembangkan pasar repo yang likuid dan dalam – perubahan pada model operasional

▪  Partisipasi terbatas Bank Indonesia di pasar repo (mis. dalam hal volum perdagangan)

▪  CMO tidak menggunakan repo

▪  Keterlibatan Bank Indonesia secara aktif (mis. menggunakan repo untuk kebijakan moneter)

▪  Penggunaan potensial oleh CMO

▪  Berbagai hambatan dalam peraturan untuk repo –  Pajak ganda –  Penghitungan akuntansi yang tidak jelas –  Larangan penggunaan repo

▪  Merevisi peraturan repo dengan hanya mempertahankan peraturan yang dibutuhkan

▪  Memperjelas pajak / penghitungan akuntansi repo

▪  kurang memiliki kejelasan terhadap istilah-istilah kunci (seperti, kewajiban ketika counter party default)

▪  Mendefinisikan secara jelas kontrak mater repo (seperti, hak legal vis-à-vis counterpart jika mengalami default)

▪  Prosedur penyelesaian yang ketat untuk mencakup delivery vs Payment (DvP) untuk membatasi eksposur kredit

▪  Pengguna repo tidak sepenuhnya peduli terkait mekanisme, risiko dan keuntungan repo

▪  Fitur struktur pasar yang jelas mencakup counterparty risk awareness, kecukupan instrumen repo, custody rules, dll.

▪  Menetapkan petunjuk untuk mengatur pasaryang mencakup code of conduct dan inisitaif-inisiatif strategis (mis. clearing melalui CCP

16 PERBENDAHARAAN

Page 77: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 231

Mendukung OJK dalam mengembangkan pasar repo yang likuid dan dalam – rencana kerja

2015 2016 Mar May Jul Sep Nov Jan Mar May Jul Sep Nov

▪  Terlibat aktif dalam Tim Pengembangan Pasar Surat Utang, Sub Tim Penyusunan Global Market Repurchase Agreement (GMRA)

▪  Memberikan sosialisasi terkait GMRA terhadap PD's, Asosiasi, dan pelaku pasar lainnya

Tindakan

Berkoordinasi dengan OJK dan BI

Melakukan edukasi dengan para pelaku pasar

16 PERBENDAHARAAN

Page 78: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 232

Mendukung OJK dalam mengembangkan pasar repo yang likuid dan dalam - potensi risiko peraturan dan hukum

Risiko Mitigasi Kemungkinan peraturan yang tidak menguntungkan (pada akuntansi, pajak, lainnya)

A ▪  Bekerja secara erat dengan OJK, APK dan regulator la innya untuk menjelaskan pentingnya sebuah pasar repo yang aktif dan meredakan kekhawatiran terkait pasar repo

16 PERBENDAHARAAN

Page 79: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 233

Memperoleh dukungan berupa kebijakan untuk meningkatkan partisipasi investor-investor utama di pasar obligasi domestik baik dari publik dan swasta

Objektif

Latar belakang Perubahan dalam model operasional Dampak dan IKU

▪  Jumlah surat berharga negara yang dimiliki oleh setiap kelompok yang diinginkan (untuk ditentukan sebagai bagian dari inisiatif)

▪  2013 – meningkatkan partisipasi investor domestik hingga 7%

▪  Partisipasi investor domestik yang terbatas seperti dana asuransi dan pensiun dan kepemilikan asing yang tinggi (~33%) dan cenderung menjadi sumber utang yang volatil

▪  Kepemilikan oleh dana pensiun dan asuransi rendah dikarenakan industri yang relatif kecil dan alokasi yang lebih rendah terhadap obligasi pemerintah. Peningkatan alokasi yang dilakukan oleh dana pensiun dan asuransi dapat membantu memberikan sebuah sumber permintaan yang stabil bagi obligasi pemerintah

▪  Berpotensi untuk membuka perangkat investasi pemerintah (baik pusat dan daerah) sebagai investor potensial dalam surat berharga negara

▪  Membentuk sebuah tim yang mengkaji peraturan secara rutin yang menghambat perkembangan pasar

▪  Membuka perangkat investasi pemerintah pusat sebagai sumber investasi

▪  Membuka dana pemerintah daerah

▪  Membuka dana swasta sebagai sumber potensi investasi

Enablers untuk berhasil

▪  Dukungan dari regulator untuk mengubah peraturan yang mendukung investasi di surat berharga pemerintah

▪  Anggaran/persetujuan untuk membuat tim ini

Ringkasan tindakan yang diajukan

▪  Berkoordinasi dengan unit-unit terkait di lingkungan Kementerian Keuangan yang melakukan pengelolaan dana-dana pemerintah

▪  Menyampaikan usulan untuk perubahan PMK dimaksud

Meningkatkan partisipasi domestik dari investor-investor utama

Outcomes utama

▪  Des 2014 – Mengidentifikasi semua potensi dana investasi pemerintah

▪  Des 2014 – Merubah PMK yang menghambat dana investasi pemerintah untuk diinvestasikan

Struktur tata kelola

▪  DJPU

Champion Inisiatif Unit Ditjen

DJPU

▪  Direktur SUN

Pemilik inisiatif Unit Ditjen

DJPU

▪  PP– Dit. SUN

Tim Unit Ditjen

DJPU

▪  PPSBSN-Dit. PS DJPU

17 PERBENDAHARAAN

Page 80: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 234

Keadaan saat ini Keadaan yang diinginkan

Meningkatkan partisipasi domestik dari investor-investor utama- perubahan pada model operasional

▪  Pemerintah daerah memiliki kas dalam jumlah besar, tetapi tidak selalu diizinkan untuk diinvestasikan dalam surat berharga negara

▪  Pemer intah daerah t idak secara akt i f mempertimbangkan surat berharga negara sebagai pilihan dalam berinvestasi

▪  Pemerintah daerah secara aktif berinvestasi dalam surat berharga negara

▪  Peraturan terkait pencocokan kewajban aset tidak sepenuhnya dikembangkan

▪  Merubah peraturan ALM secara lengkap untuk mendorong dana disalurkan ke surat berharga pemerintah

▪  Peraturan d i rubah untuk mengiz inkan dilakukannya investasi dalam surat berharga negara yang bersifat pruden

▪  Beberapa dana investasi pemerintah tidak diizinkan untuk diinvestasikan di dalam surat berharga pemerintah

▪  Berpotensi memperbaiki peraturan- peraturan ALM yang membutuhkan pencocokan durasi kewajiban aset

▪  Memperkenalkan peraturan-peraturan ALM untuk menjamin bahwa kewajiban jangka panjang disesuaikan berdasarkan obligasi pemerintah jangka panjang yang bebas risiko yang dimiliki dalam protofolio

▪  Beberapa dana membuat keputusan investasi didasarkan pada returns / yields absolut

▪  Pengenalan kebutuhan terhadap dana untuk evaluasi investasi berdasarkan risk adjusted returns

17 PERBENDAHARAAN

Page 81: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 235

Meningkatkan partisipasi domestik dari investor-investor utama – rencana kerja

17 PERBENDAHARAAN

2015 Jan Mar May Jul Sep Nov

Berkoordinasi dengan unit-unit terkait di lingkungan Kementerian Keuangan yang melakukan pengelolaan dana-dana pemerintah

Melaksanakan roadshow/komunikasi dengan calon investor secara reguler

▪  Melakukan identifikasi terhadap pasal-pasal di dalam peraturan yang menghambat dana investasi pemerintah untuk diinvestasikan

▪  Melakukan koordinasi dengan Dit. SMI, DJPB

▪  Mengirimkan usulan perubahan atas pasal-pasal yang menghambat dana investasi pemerintah untuk diinvestasikan

Tindakan

▪  Berkoordinasi dengan PIP, LPDP

Page 82: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 236

Meningkatkan partisipasi domestik dari investor-investor utama-potensi risiko peraturan dan hukum

Risiko Mitigasi Regulator tidak bekerja sama A ▪  Keterlibatan aktif dengan regulator

untuk mengedukasi mereka tentang risk-adjusted return dan ALM serta keuntungan mengembangkan pasar domestik

Kurangnya koord inas i dengan lembaga lain yang terlibat dalam mengembangkan pasar obligasi pemerintah

B ▪  S e c a r a a k t i f t e r l i b a t d a l a m Pengembangan Pasar Surat Berharga Negara OJK

17 PERBENDAHARAAN

Page 83: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 237

Dampak dan IKU

Struktur tata kelola

Champion : Kepala Pusat Pengelolaan Risiko Fiskal

Owner : Subdit ALM, PPRF

Anggota 1. Direktur Strategi dan Portofolio

Utang

2. Kepala Bidang Analisis Risiko Ekonomi, Keuangan, dan Sosial-PPRF

3. Kepala Sub Direktorat Perencanaan dan Strategi Utang, DJPU

4. Kepala Sub Direktorat Portofolio dan Risiko Utang, DJPU

Tata kelola risiko untuk keseluruhan sovereign risk

Tujuan: Memiliki sebuah badan yang mengaggregasi view yang komprehensif terkait risko, dan sebuah saluran untuk mendiskusikan permasalahan terkait pengelolaan risiko

Latar belakang

Faktor keberhasilan

Ringkasan tindakan yang diajukan

Perubahan dalam model operasional

Outcomes utama

N/A

1.  Mendesain unit risiko, sebuah unit Eselon-3 di bawah PPRF di DJPU sebagai Subdit. ALM yang bertanggung jawab dalam mengaggregasi risiko data dan mengajukan kebijakan dan rekomendasi untuk risiko; mengembangkan peran, kegiatan, SOP dan IKU

2.  Mengusulkan unit ke Menpan 3.  Mempekerjakan pegawai yang handal dalam unit

▪  Tidak terdapat satu unit tunggal yang bertanggung jawab mengumpulkan informasi risiko di Kemenkeu

▪  ALM committee telah dibentuk untuk mendiskusikan terkait pengelolaan risiko dan risiko fiskal jangka pendek (anggaran)

▪  Pembentukan sebuah unit yang terinstitusionalkan sebagai PIC keseluruhan risiko

▪  Diskusi risiko sebagai bagian dari ALM meeting

▪  Komitmen Menteri dan E1 dalam mendukung ALM meetings

2015: ▪  Subdit. ALM telah terbentuk

▪  Rapat ALM reguler mendiskusikan outlook risiko dan membuat keputusan mengenai mitigasi risiko sesuai keperluan dengan: –  Cakupan yang diperluas, misalnya, diskusi tentang

pensiun, kewajiban sosial, BUMN, kewajiban kontijensi –  Horison waktu yang lebih panjang

▪  Sebuah unit terlembagakan sebagai PIC keseluruhan risiko, dengan tanggung jawab: –  Mengagregasi data risiko –  Mengusulkan kebijakan risiko, termasuk: ambang risiko,

instrumen keuangan yang diperbolehkan, protokol pembuatan keputusan, dan juga rencana mitigasi sebagai input untuk pengambilan keputusan dalam rapat

–  Mengelola rapat ALM bersama termasuk pra-rapat lembaga risiko untuk mensindikasi input

18 PERBENDAHARAAN

Page 84: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 238

Tata kelola risiko untuk keseluruhan sovereign risk- perubahan pada model operasional

Keadaan saat ini Keadaan yang diharapkan ▪  Rapat ALM reguler mendiskusikan outlook risiko

dan membuat keputusan mengenai mitigasi risiko sesuai keperluan dengan: –  Cakupan yang diperluas, misalnya, diskusi

tentang pensiun, kewajiban sosial, BUMN, kewajiban kontijensi

–  Horison waktu yang lebih panjang

▪  Sebuah unit terlembagakan sebagai PIC keseluruhan risiko, dengan tanggung jawab: –  Mengagregasi data risiko

–  Mengusulkan kebijakan risiko, termasuk: ambang risiko, instrumen keuangan yang diperbolehkan, protokol pembuatan keputusan, dan juga rencana mitigasi sebagai input untuk pengambilan keputusan dalam rapat

–  Mengelola rapat ALM bersama termasuk pra-rapat lembaga risiko untuk mensindikasi input

▪  Tidak terdapat satu unit tunggal yang bertanggung jawab mengumpulkan informasi risiko di Kemenkeu

▪  ALM committee telah dibentuk untuk mendiskusikan terkait pengelolaan risiko dan risiko fiskal jangka pendek (anggaran)

18 PERBENDAHARAAN

Page 85: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 239

Tata kelola risiko untuk keseluruhan sovereign risk- rencana kerja 18 PERBENDAHARAAN

2015 Jan Mar May Jul Sep Nov

Mendesain unit risiko, sebuah unit Eselon-3 di bawah PPRF di DJPU sebagai Subdit. ALM yang bertanggung jawab dalam mengaggregasi risiko data dan mengajukan kebijakan dan rekomendasi untuk risiko; mengembangkan peran, kegiatan, SOP dan IKU

▪  Menyusun RPMK Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan di mana salah satunya berisi pembentukan unit Eselon 3 di DJPPR sebagai Subdit. ALM

▪  Menyusun SOP dan IKU Subdit. ALM

▪  Menteri Keuangan mengusulkan unit ke Menpan ▪  Pembahasan dan persetujuan oleh Menpan

Tindakan

Mengusulkan unit ke Menpan

Mempekerjakan pegawai yang handal dalam unit

▪  Menyusun uraian jabatan ▪  Pemetaan kebutuhan pegawai dan mekanisme pengadaannya ▪  Pengadaan dan penempatan pegawai

Page 86: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 240

Tata kelola risiko untuk keseluruhan sovereign risk- potensi risiko peraturan dan hukum

Risiko Mitigasi ▪  Mengajukan proposal untuk membentuk unit di

bawah PPRF secepat mungkin ▪  Menpan menyetujui pembentukan

Subdit. ALM di bawah Middle Office DJPUR

▪  Sekretariat ALM yang sekarang akan tetap melaksanakan tugas-tugas sekarang; sementara itu PPRF akan mengalokasikan tim khusus untuk melaksanakan pengumpulan data risiko

▪  Menpan tidak dapat menyetujui secara cepat menyetujui pembentukan Subdit. ALM

18 PERBENDAHARAAN

Page 87: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 241

Kerangka kerja risiko yang bersifat holistik

Dampak dan IKU

Tujuan : Mengembangkan sebuah kerangka kerja risiko yang holistik dengan pendekatan neraca (balance sheet approach) untuk mengagregasi data risiko individual

Latar belakang

Faktor keberhasilan

Ringkasan tindakan yang diajukan

Perubahan dalam model operasional

Outcome utama

NA ▪  Tidak terdapat kerangka kerja tetap untuk mengagregasi risiko dari pemilik risiko individual

▪  Tidak terdapat taksonomi tunggal dari data input risiko di seluruh unit Kemenkeu

▪  Tidak terdapat pendekatan neraca terhadap risiko

▪  Unit risiko pusat membutuhkan sebuah kerangka kerja risiko untuk mengagregasi risiko dari pemilik risiko individual, menganalisisnya, dan menyajikannya ke dalam sebuah format untuk pembuatan keputusan oleh para pemimpin Kemenkeu

▪  Pembentukan unit risiko pusat ▪  Kerangka kerja untuk mengagregasi

risiko ▪  Kepatuhan semua pemilik risiko

untuk menyerahkan data ke unit risiko pusat

▪  Kebijakan dan SOP yang mendukung

▪  Sistem TI untuk mendukung unit risiko pusat dalam mengagregasi dan menganalisis data

2015: - Diskusi risiko sebagai bagian dari pertemuan komite ALM - Meresmikan komite ALM dengan peran baru, ditetapkan ke dalam PMK - Meresmikan SOP untuk kerangka kerja agregasi risiko - Mengembangkan secara lengkap TI ALM yang mendukung kerangka kerja risiko

▪  Daftar tunggal risiko umum yang bisa diketahui dengan satu output dari sebuah metodologi yang disetujui bersama seluruh stakeholder

▪  Kerangka, tools, dan protokol yang diperkuat untuk meng-agregasi risiko individu dari pemilik risiko –  Kebijakan dan SOP pendukung untuk memastikan kepatuhan dari

pemilik risiko –  Sistem IT pendukung

▪  Memulai pendekatan neraca pembayaran terhadap risiko

1.  Diskusi risiko sebagai bagian dari pertemuan komite ALM 2.  Memulai mengagregasi informasi dari pemilik risiko ke dalam sebuah

format yang dapat disajikan untuk pembuatan keputusan dalam pertemuan ALM

3.  Menetapkan sebuah agenda / format komite ALM yang tetap terkait pengelolaan risiko, mencakup input yang diperlukan dan keputusan yang dibuat; termasuk item-item risiko utama (contoh, pensiun, bantuan sosial) ke dalam diskusi pertemuan ALM

4.  Meresmikan komite ALM dengan peran baru, ditetapkan ke dalam PMK 5.  Meresmikan format / agenda komite ALM baru ke dalam regulasi (KMK) 6.  Meresmikan SOP untuk kerangka kerja agregasi risiko 7.  Mengembangkan secara lengkap TI ALM yang mendukung kerangka

kerja risiko

Sruktur tata kelola

Champion : Kepala Pusat Pengelolaan Risiko Fiskal

Owner : Subdit ALM, PPRF

Anggota 1. Direktur Strategi dan Portofolio Utang 2. Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro,

BKF 3. Kepala Bidang Analisis Risiko Ekonomi,

Keuangan, dan Sosial-PPRF 4. Kepala Sub Direktorat Perencanaan dan

Strategi Utang, DJPU 5. Kepala Sub Direktorat Portofolio dan

Risiko Utang, DJPU

19 PERBENDAHARAAN

Page 88: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 242

Keadaan saat ini Keadaan yang diinginkan

Kerangka kerja risiko yang bersifat holistik - perubahan pada model operasional

▪  Daftar tunggal risiko umum yang bisa diketahui dengan satu output dari sebuah metodologi yang disetujui bersama seluruh stakeholder

▪  Kerangka, tools, dan protokol yang diperkuat untuk mengagregasi risiko individu dari pemilik risiko –  Kebijakan dan SOP pendukung untuk

memastikan kepatuhan dari pemilik risiko

–  Sistem IT pendukung

▪  M e m u l a i p e n d e k a t a n n e r a c a pembayaran terhadap risiko

▪  Tidak ada taksonomi risiko tunggal di seluruh unit Kemenkeu

▪  Kerangka agregasi risiko bersifat ad-hoc

▪  Tidak ada pendekatan neraca keuangan terhadap risiko

19 PERBENDAHARAAN

Page 89: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 243

Kerangka kerja risiko yang bersifat holistik – rencana kerja

Meresmikan komite ALM dengan peran baru, ditetapkan ke dalam PMK

Meresmikan SOP untuk kerangka kerja agregasi risiko

Tindakan

Memulai mengagregasi informasi dari pemilik risiko ke dalam sebuah format yang dapat disajikan untuk pembuatan keputusan dalam ALM meeting

Menetapkan sebuah agenda / format komite ALM yang tetap terkait pengelolaan risiko, mencakup input yang diperlukan dan keputusan yang dibuat; termasuk item-item risiko utama (contoh, pensiun, bantuan sosial) ke dalam diskusi ALM meeting

19 PERBENDAHARAAN

2015 Jan Mar May Jul Sep Nov

▪  Mengidentifikasi informasi dari pemilik risiko yang akan disajikan dalam diskusi risiko pada pertemuan ALM

▪  Menyusun template format penyajian informasi

▪  Menyusun format komite ALM ▪  Menyusun agenda komite ALM

Meresmikan format / agenda komite ALM baru ke dalam regulasi (KMK) ▪  Menyusun draft regulasi tentang format dan agenda komite

ALM ▪  Membahas draft regulasi tentang format dan agenda komite

ALM dengan pihak-pihak terkait ▪  Penetapan regulasi tentang format dan agenda komite ALM

oleh Menteri Keuangan

▪  Menetapkan kerangka kerja mengagregasi informasi dari pemilik risiko (contoh pendekatan neraca) dan mencakup kebijakan dan SOP ke dalam regulasi (PMK)

▪  Mengembangkan sebuah daftar data risiko umum untuk mengetahui dan mengembangkan mekanisme untuk mendistribusikannya kepada stakeholders Kemenkeu

Mengembangkan secara lengkap TI ALM yang mendukung kerangka kerja risiko ▪  Meningkatkan TI ALM guna mengakomodasi risiko yang lebih

luas

Page 90: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 244

Kerangka kerja risiko yang bersifat holistik-potensi risiko peraturan dan hukum

Risiko Mitigasi ▪  N/A ▪  N/A

19 PERBENDAHARAAN

Page 91: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 245

Mengaktifkan pengelolaan risiko pada area-area risiko utama

Dampak dan IKU

Tujuan : Untuk mengembangkan kerangka kerja yang holistik melalyui pendekatan neraca untuk agregasi data siriko individual

Latar belakang

Faktor keberhasilan

Rangkuman tindakan yang diajukan

Perubahan dalam model operasional

Outcome utama

Tidak ada ▪  Inklusi area-area risiko utama dalam diskusi komite ALM ▪  Inisiasi pengelolaan risiko pada item-item utama

▪  Penge lo laan r i s i ko yang terbatas pada risiko-risiko utama

▪  Risiko-risiko terkait dengan banyak Kewaj iban utama, misalnya pensiun dan bantuan sosial tidak termonitoring

▪  B e b e r a p a r i s i k o u t a m a memerlukan cakupan yang lebih mendalam

▪  Pimpinan KemenKeu untuk memberikan risiko-risiko utama kepada para pemilik risiko

▪  Pengawasan dan pengelolaan risiko yang aktif oleh para pemilik risiko

▪  2015: –  Mengkalkulasikan total Kewajiban pensiun dan memasukkan pensiun sebagai bagian dari diskusi ALM –  Rekomendasi atas cara terbaik dalam mengelola risiko-risiko BUMN –  Paparan atas analisis risiko unit-unit special mission –  Meningkatkan metodologi untuk prakiraan pengeluaran/penerimaan jangka panjang –  Mengkalkulasikan dampak anggaran pada Kewajiban bantuan sosial dan mengajukan perubahan atas

program yang sekarang sedang berajalan –  Mengintegrasikan kerangka kerja kesinambungan utang ke strategi utang –  Memulai berbagi data atas kepemilikan cadangan devisa dengan Bank Indonesia

▪  2016: –  Memulai asuransi untuk aset-aset tetap

▪  2017: –  Menginisiasi pengelolaan risiko sumber daya alam utama

▪  By 2025: –  Rekomendasi atas skema baru pensiun

1.  Mengasuransikan aset-aset fisik pemerintah 2.  Menginisiasi pengelolaan risiko pada sumber daya alam utama 3.  Mengkaji dan memonitoring kewajiban pensiun 4.  Menganalisis pilihan skema pensiun dan memberikan rekomendasi skema pensiun baru 5.  Mengkaji BUMN tertentu yang memiliki dampak fiskal signifikan dan merekomendasikan

cara terbaik untuk mengelola risiko mereka 6.  Mengkaji "special missions“ terpilih, misalnya: dana infrastruktur, unit PPP, dll,

merekomnendasikan cara terbaik untuk mengelola risiko mereka 7.  Meningkatkan proyeksi pendapatan dan belanja jangka menengah untuk menghitung

present value dari porsi fiskal aset dan kewajiban 8.  Mengkaji kewajiban bantuan sosial 9.  Penyusunan Kerangka Kerja Kesinambungan Utang 10.  Memulai komunikasi mengenai komposisi cadangan devisa / portofolio utang antara

Kemenkeu / Bank Indonesia

Struktur tata kelola

Champion : Kepala Pusat Pengelolaan Risiko Fiskal

Pemilik : Subdit ALM, PPRF

Anggota

1.  Direktur Strategi dan Portofolio Utang 2.  Direktur Penyusunan APBN, DJA 3.  Kepala Pusat Kebijakan APBN, BKF 4.  Kepala Bidang Analisis Risiko Ekonomi,

Keuangan, dan Sosial-PPRF 5.  Kasi KND 1C, DJKN 6.  Kasubdit Pengembangan Profesi dan

Program Pensiun, DJPB 7.  Kasubdit Perencanaan dan Strategi

Utang, DJPU 8.  Kasubdit Portofolio dan Risiko Utang,

DJPU 9.  Kasubdit BMN 4, DJKN 10. Kasubdit KND 1, DJKN

Co-champions : Dirjen Kekayaan Negara; Dirjen Perbendaharaan

20 PERBENDAHARAAN

Page 92: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 246

Mengaktifkan pengelolaan risiko pada area-area risiko utama-perubahan pada model operasional

Keadaan saat ini Keadaan yang ingin dicapai

▪  Asuransi pada aset utama pemerintah ▪  Aset tetap milik pemerintah tidak diasuransikan

▪  Pengelolaan risiko sumber daya alam utama ▪  Tidak ada pengelolaan risiko sumber daya alam utama

▪  Analisis dan pengawasan yang terperinci terhadap Kewajiban pensiun dan mengusulkan rekomendasi skema pensiun yang baru

▪  Present value pada Kewajiban pensiun tidak dikalkulasikan dan beban kesinambungan fiskal jangka panjang tidak dianalisis

▪  Analisis yang lebih mendalam terhadap BUMN yang memiliki kontribusi risiko fiskal yang signifikan, serta rekomendasi kepada BUMN dan Kementerian BUMN bagaimana cara terbaik dalam mengelola risiko yang mereka miliki

▪  Stress testing pada BUMN utama sudah dilakukan tetapi hasil tidak sepenuhnya termanfaatkan

▪  Analisis dan monitoring yang terperinci terkait bantuan sosial ▪  Present value bantuan sosial tidak dikalkulasikan dan beban kesinambungan fiskal jangka panjang tidak dianalisis

▪  Menyusun Kerangka kerja Kesinambungan Utang (DSF) dan melaksanakan Analisis Kesinambungan Utang (DSA) untuk mengevaluasi kekuatan indikator beban utang terhadap guncangan ekonomi makro, dan menggunakan DSA untuk menangkap beban ekonomi yang sesungguhnya dalam beberapa skenario utang yang berbeda

▪  DJPU tidak melakukan Analisis Kesinambungan Utang untuk stress testing dampak guncangan utang terhadap asumsi fiskal utama; hanya indikator makro seperti utang atau bunga pada PDB yang di stress test pada tingkat penuh

▪  Komunikasi antara Kemenkeu dan Bank Indonesia dalam komposisi valas dalam kepemilikan cadangan devisa pada portofolio utang Bank Indonesia dan pemerintah pusat

▪  Terbatasnya komunikasi antara Kemenkeu dan Bank Indonesia dalam komposisi valas diseluruh neraca pemerintah

20 PERBENDAHARAAN

Page 93: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 247

Mengaktifkan pengelolaan risiko pada area-area risiko utama – rencana kerja (1/3)

2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4

▪  Menyertakan kewajiban pensiun dalam diskusi ALM

Menganalisis pilihan skema pensiun dan memberikan rekomendasi skema pensiun baru

▪  Identifikasi jenis aset dan nilai minimum aset yang memenuhi kriteria untuk diasuransikan (misalnya: bangunan, mesin, barang-barang bernilai tinggi)

▪  Mengevaluasi bentuk hukum dan regulasi asuransi aset negara

Tindakan

▪  Merekomendasikan skema pensiun yang baru

▪  Memulai mengasuransikan aset

▪  Mengajukan perubahan peraturan / perundangan yang untuk mendukung skema baru

▪  Identifikasi jenis sumber daya alam yang dikelola (misalnya: minyak dan gas, mineral, kehutanan, perikanan)

NA

▪  Mengembangkan kerangka kerja untuk memproyeksikan nilai dari sumber daya alam utama

▪  Menerapkan skema baru

Menginisiasi pengelolaan risiko pada sumber daya alam utama

▪  Mengembangkan strategi mitigasi risiko untuk sumber daya alam utama yang berisiko

Mengkaji dan memonitoring kewajiban pensiun

▪  Membuat sebuah task force / tim untuk menjalankan peran ini

Mengasuransikan aset-aset fisik pemerintah

▪  Mengembangkan kerangka kerja aktuarial untuk menghitung total Kewajiban pensiun

▪  Invetarisasi penuh dan sertifikat kepemilikan pada aset-aset utama

▪  Menganalisa beberapa opsi berbeda untuk skema pensiun baru

20 PERBENDAHARAAN

Page 94: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 248

Mengaktifkan pengelolaan risiko pada area-area risiko utama – rencana kerja (2/3)

2014 2015 2016 2017 2018

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Tindakan

▪  Menyajikan risiko dalam special mission untuk audiens luas KemenKeu termasuk diskusi risiko special mission pada rapat ALM dan merekomendasikan tindakan mitigasi risiko jika diperlukan

N/A

▪  Mengembangkan perangkat analitikal untuk menganalisa dampak operasi special mission terhadap neraca sovereign

▪  Menciptakan kerangka kerja untuk mengumpulkan data keuangan dan operasional utama dari beberapa unit special mission terpilih

Mengkaji "special missions“ terpilih, misalnya: ana infrastruktur, unit PPP dan merekomendasikan cara terbaik untuk mengelola risiko mereka miliki

▪  Mengembangkan mekanisme intervensi sesuai kebutuhan

▪  Mempresentasikan kasus risiko BUMN dalam ALM meeting

N/A

▪  Mengembangkan mekanisme data sharing antara DJKN, PPRF dan Dit. SMI dari DJPB

▪  Mengembangkan alat untuk mengumpulkan data dari BUMN dan menganalisisnya dengan benar, termasuk mekanisme koordinasi dengan BUMN

▪  Mengidentifikasi lingkup risiko pada setiap BUMN besar, misalnya: kegiatan apa yang harus diawasi oleh pemilik risiko

Mengkaji BUMN tertentu yang memiliki dampak fiskal signifikan dan merekomendasikan bagaimana cara terbaik mengelola risiko mereka

20 PERBENDAHARAAN

Page 95: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 249

Mengaktifkan pengelolaan risiko pada area-area risiko utama – rencana kerja (3/3)

2014 2015 2016 2017 2018

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4

▪  Menginisiasi data sharing dengan Bank Indonesia

▪  Mengembangkan SOP untuk data sharing

▪  Mengembangkan MOU untuk data sharing dengan Bank Indonesia

Memulai komunikasi mengenai komposisi cadangan devisa / portofolio utang antara Kemenkeu / Bank Indonesia

▪  Mengembangkan proyeksi belanja dan dampak terhadap anggaran

Penyusunan Kerangka kerja Kesinambungan Utang (DSF

▪  Mengembangkan perangkat evaluasi untuk mengukur realisasi belanja bantuan sosial, dan mengembangkan perangkat analitikal untuk membandingkan realisasi ke rencana

Mengembangkan proyeksi pendapatan dan belanja jangka menengah untuk kesinambungan fiskal

Mengkaji kewajiban bantuan sosial dan pengajuan terhadap strategi-strategi mitigasi risiko

▪  Memperbaiki metodologi dalam memproyeksikan penerimaan dan proyeksi pengeluaran jangka menengah, termasuk juga analisis skenario

▪  Merevisi dan mengajukan perubahan pada skema yang sekarang sesuai dengan kebutuhan

▪  Mengembangkan metodologi dan perangkat untuk DSF

▪  Mengintegrasikan DSF kedalam strategi utang jangka menengah

Tindakan

20 PERBENDAHARAAN

Page 96: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 250

Risiko Mitigasi

Mengaktifkan pengelolaan risiko pada area-area risiko utama – potensi risiko peraturan dan hukum

▪  Pendekatan kepada BUMN, Kementerian BUMN dan stakeholder lainnya yang terkait mengenai risiko-risiko yang teridentifikasi dan bagaimana cara terbaik mengelolanya ▪  Berpotensi untuk mengkaji lingkup

Kemenkeu / Kementerian BUMN yang dituangkan dalam Peraturan Pemerintah

▪  Tidak ada kendali mutlak atas risiko yang dimiliki oleh BUMN dengan risiko fiskal yang signifikan dikarenakan ruang lingkup Kemenkeu yang terbatas sesuai Peraturan Presiden

▪  Pengajuan untuk menciptakan kebijakan asuransi pada aset pemerintah

▪  Tidak ada kebijakan untuk mengasuransikan aset pemerintah

▪  Mengajukan ke BI mekanisme koordinasi untuk mengkomunikasikan komposisi valas dalam portofolio, sebagai bagian MOU antara BI dan Kemenkeu

▪  Kendala hukum dengan adanya kebebasan BI dalam mengkomunikasikan kepemilikan cadangan devisa

20 PERBENDAHARAAN

Page 97: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 251

Tujuan :

Latar belakang

Ringkasan tindakan yang diajukan

Dampak dan IKU

Faktor keberhasilan

Struktur tata kelola

Perubahan dalam model operasional

Outcome utama

Membuat Kebijakan Terkait Inventarisasi dan Penilaian

Initiative champion Unit Ditjen

▪  Dirjen Kekayaan Negara DJKN

Initiative owner Unit Ditjen

▪  Direktur Penilaian ▪  Direktur PN-KNL (co)

DJKN

Tim/UIC Unit Ditjen

▪  PNKNL, PKNSI, dan Penilaian DJKN

▪  Memperbaiki kebijakan inventarisasi dan penilaian untuk meningkatkan akurasi pencatatan aset

▪  Pedoman penilaian sumber daya alam yang terbatas dan K / L tidak memiliki kemampuan yang cukup untuk menginventarisasi sumber daya alam

▪  Audit BPK menemukan masalah dengan aset eks-BPPN karena historis proses bisnis tidak diketahui

▪  Memperoleh aset sumber daya alam strategis dan menghitung potensi fiskal dari sumber daya alam

▪  Mengumpulkan dan melaporkan proses bisnis eks-BPPN untuk keperluan audit BPK

▪  Membuat Pedoman Penilaian SDA Minyak Bumi. ▪  Membuat Pedoman Penilaian SDA Panas Bumi. ▪  Membuat Pedoman Penilaian SDA Hutan Produksi. ▪  Membuat Pedoman Penilaian SDA Batubara. ▪  Membuat Pedoman Penilaian SDA Hutan Lindung dan

Konservasi. ▪  Membuat Pedoman Penilaian SDA Gas Bumi. ▪  Membuat Pedoman Penilaian SDA Mineral. ▪  Pembuatan panduan untuk melakukan penilaian SDA

lainnya. ▪  Membuat regulasi untuk K/L dalam rangka bekerja

sama melakukan inventarisasi dan penilaian. ▪  Pembangunan Kapabilitas untuk melakukan penilaian

SDA pada Kemenkeu atau K/L. ▪  Mengidentifikasi dan memetakan aset BPPN . ▪  Mengumpulkan dokumen untuk mendukung pemetaan

proses bisnis eks-BPPN, yang dibutuhkan untuk keperluan audit.

▪  Menilai properti (aset tetap) PT PPA (Persero). ▪  Bekerja bersama dengan bagian akuntansi untuk

mengikuti standar dan panduan akuntansi untuk aset BPPN.

▪  Membuat panduan untuk melakukan penilaian untuk sumber daya alam utama

▪  Membuat regulasi untuk K/L untuk bekerjasama melakukan penilaian dan inventarisasi

▪  Membangun kapabilitas untuk melakukan penilaian di Kemenkeu atau K/L

▪  Perlu untuk memutuskan apakah penilaian dan inventarisasi sumber daya alam dilakukan oleh K/L atau Kemenkeu

▪  2017: Panduan dibuat untuk semua penilaian keseluruhan sumber daya alam

▪  2020: Kapabilitas penilaian terbangun di Kemenkeu atau K/L

▪  Pelaporan proses bisnis eks-BPPN untuk keperluan audit BPK

▪  IKU: Persentase sumber daya alam yang dinilai dan terinventorisasi

21 PERBENDAHARAAN

Page 98: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 252

Keadaan saat ini Keadaan yang diinginkan

Membuat kebijakan terkait inventarisasi dan penilaian – perubahan pada model operasional

▪  Historis terkait proses bisnis dikumpulkan dan dilaporkan

▪  Audit BPK menemukan masalah dengan aset eks-BPPN

▪  Pedoman penilaian sumber daya alam yang terbatas dan K/L tidak memiliki kemampuan yang cukup untuk menginventarisasi sumber daya alam

▪  Menyusun pedoman penilaian sumber daya alam dan membangun kapabilitas K /L untuk menginventarisasi aset sumber daya alam

21 PERBENDAHARAAN

Page 99: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 253

Membuat pengelolaan aset dan pengelolaan portofolio dalam bentuk digital – rencana kerja

2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025

▪  Membuat Pedoman Penilaian SDA Minyak Bumi.

▪  Membuat Pedoman Penilaian SDA Mineral.

▪  Membuat Pedoman Penilaian SDA Batubara.

▪  Pembuatan panduan untuk melakukan penilaian SDA lainnya.

Tindakan

▪  Membuat Pedoman Penilaian SDA Panas Bumi.

▪  Membuat Pedoman Penilaian SDA Hutan Produksi.

▪  Membuat Pedoman Penilaian SDA Hutan Lindung dan Konservasi.

▪  Membuat Pedoman Penilaian SDA Gas Bumi.

22 PERBENDAHARAAN

▪  Membuat regulasi untuk K/L dalam rangka bekerja sama melakukan inventarisasi dan penilaian.

▪  Pembangunan Kapabilitas untuk melakukan penilaian SDA pada Kemenkeu atau K/L.

▪  Mengidentifikasi dan memetakan aset BPPN .

Page 100: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 254

Membuat pengelolaan aset dan pengelolaan portofolio dalam bentuk digital – rencana kerja

2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025

▪  Mengumpulkan dokumen untuk mendukung pemetaan proses bisnis eks-BPPN, yang dibutuhkan untuk keperluan audit.

Tindakan

▪  Menilai properti (aset tetap) PT PPA (Persero).

▪  Bekerja bersama dengan bagian akuntansi untuk mengikuti standar dan panduan akuntansi untuk aset BPPN.

22 PERBENDAHARAAN

Page 101: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 255

Membuat kebijakan terkait inventarisasi dan penilaian – potensi risiko peraturan dan hukum

Risiko Mitigasi ▪  Melibatkan K/L dalam mendukung kebijakan

penilaian ▪  Mensosialisasikan kebijakan baru dengan

memanfaatkan berbagai perangkat ▪  Memperoleh kepercayaan dari pejabat di tingkat

tinggi (Tingkat Menteri) ▪  Memastikan point if contact yang jelas bagi K/L ▪  Memperoleh feedback dari K/L bagi proses

penilaian dan inventarisasi sumber daya alam baru

▪  Sumber daya alam K/L mungkin tidak mendukung penilaian dan inventarisasi

▪  Lihat cetak biru IT ▪  Lihat cetak biru IT

21 PERBENDAHARAAN

Page 102: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 256

▪  Membuat pengelolaan aset dan portofolio dalam bentuk digital Tujuan :

Latar belakang

Ringkasan tindakan yang diajukan

Dampak dan IKU

▪  Beberapa data pengelolaan aset dan proses bisnis pengelolaan aset tercatat atau selesai dilakukan secara manual, bukan secara digital

Faktor keberhasilan

Struktur tata kelola

Perubahan dalam model operasional

▪  N/A ▪  Semua data pengelolaan aset dan bisnis proses pengelolaan aset sebaiknya digital

Outcomes utama

▪  Pak Hadiyanto

Initiative champion Unit Ditjen DJKN

▪  PKNSI

Tim Unit Ditjen

▪  Pak Dodi Iskandar

Initiative owner Unit Ditjen DJKN

DJKN

Membuat pengelolaan aset dan pengelolaan portofolio dalam bentuk digital

▪  Mengkaji infrastruktur IT tambahan yang dibutuhkan ▪  Mengintegrasikan aplikasi KND dan KNL ▪  Mengembangkan SIMAN yang menghubungkan Kemenkeu

dengan sistem pengelolaan aset K/L seperti ketika K/L membeli atau menghapus aset akan terekam di dalam SIMAK

▪  Mengimplementasikan SIMAN dengan pendekatan yang bertahap

▪  Mengembangkan SMART yang mendigitalisasi proses-proses pengelolaan aset DJKN

▪  Mengimplementasikan SMART dengan pendekatan yang bertahap

▪  Mengevaluasi apakah memerlukan infrastruktur IT tambahan ▪  Mengembangkan dan mengimplementasikan infrastruktur IT

tambahan, jika diperlukan, untuk mendukung pengelolaan aset dan pengelolaan portofolio aktif

▪  Membuat dan mempercepat aplikasi software untuk mendukung digitalisasi pengelolaan kekayaan negara

▪  Menggunakan software yang saat ini tersedia di pasar untuk beberapa proses bisnis tertentu

▪  TBD: Mengimplementasikan SIMAN dengan pendekatan yang bertahap

▪  2014: Mengimplementasikan SMART dengan pendekatan yang bertahap

▪  2025: Mengembangkan dan mengimplementasikan infrastruktur IT tambahan, jika diperlukan, untuk mendukung pengelolaan aset dan pengelolaan portofolio aktif

22 PERBENDAHARAAN

Page 103: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 257

Keadaan saat ini Keadaaan yang diinginkan

Membuat pengelolaan aset dan pengelolaan portofolio dalam bentuk digital – perubahan pada model operasional

▪  Beberapa data pengelolaan aset dan proses bisnis pengelolaan aset tercatat atau selesai dilakukan secara manual, bukan secara digital

▪  Semua data pengelolaan aset dan bisnis proses pengelolaan aset tercatat atau selesai secara digital

22 PERBENDAHARAAN

Page 104: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 258

Membuat pengelolaan aset dan pengelolaan portofolio dalam bentuk digital – rencana kerja

2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025

▪  Mengkaji infrastruktur IT tambah yang dibutuhkan (software dan hardware) untuk memenuhi kebutuhan pengelolaan aset dan pengelolaan portofolio DJKN – membutuhkan pengintegrasian antara aplikasi yang berbeda

▪  Mengevaluasi apakah memerlukan infrastruktur IT tambahan untuk mendukung pengelolaan aset dan pengelolaan portofolio aktif

▪  Mengimplementasikan SIMAN dengan pendekatan yang bertahap

▪  Mengembangkan dan mengimplementasikan infrastruktur IT tambahan, jika diperlukan, untuk mendukung pengelolaan aset dan pengelolaan portofolio aktif

Tindakan

▪  Mengintegrasikan aplikasi KND dan KNL

TBD ▪  Mengembangkan SIMAN yang menghubungkan Kemenkeu dengan sistem pengelolaan aset K/L seperti ketika K/L membeli atau menghapus aset akan terekam di dalam SIMAK

TBD

▪  Mengembangkan SMART yang mendigitalisasi proses-proses pengelolaan aset DJKN

▪  Mengimplementasikan SMART dengan pendekatan yang bertahap

22 PERBENDAHARAAN

Page 105: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 259

Membuat pengelolaan aset dan pengelolaan portofolio dalam bentuk digital – potensi risiko peraturan dan hukum

Risiko Mitigasi ▪  Lihat cetak biru IT ▪  Lihat cetak biru IT

22 PERBENDAHARAAN

Page 106: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 260

Tujuan: ▪  Menegakkan regulasi, pandangan dan proses untuk mengelola aset melalui K/L

Latar belakang Dampak dan IKU

Faktor keberhasilan

Struktur tata kelola

Perubahan dalam model operasional

Outcome utama

Menegakkan regulasi, panduan dan proses untuk memastikan aset teroptimalkan secara penuh oleh K/L

Ringkasan tindakan yang diajukan

Initiative champion Unit Ditjen

Initiative owner Unit Ditjen

Tim Unit Ditjen

▪  2019: Membuat regulasi (Instruksi Presiden) untuk menempatkan tanggung jawab optimalisasi aset kepada K/L

▪  2021: Membuat panduan baru terkait optimalisasi aset

▪  Mengidentifikasi pendorong utama utilisasi aset melalui kebijakan berdasarkan kategori aset –  Keseluruhan: Beban modal (capital charge) –  Tanah dan bangunan: pegawai per kaki persegi tanah,

menyewakan tanah dan bangunan, biaya perawatan –  Perlengkapan: Kebijakan terkait pembelian dan

penghapusan ▪  Melakukan studi kelayakan untuk menemukan solusi yang tepat

untuk optimalisasi aset ▪  Membentuk regulasi (Peraturan Pemerintah) untuk menempatkan

tanggung jawab optimalisasi aset ke K/L –  Memberdayakan K/L untuk pengelolaan aset (untuk

beberapa jenis aset dan/atau nilai aset) di samping penggunaan (mis. penjualan, penghapusan, penyerahan)

–  Penyempurnaan regulasi untuk membuat tanggung jawab optimalisasi aset K/L

–  Membuat IKU pengelolaan aset ▪  Memperbaiki panduan yang sudah ada untuk kebutuhan aset

(baru dan perluasan) – K/L perlu untuk mengajukan kebutuhan aset dan mengikuti panduan terkait penggunaan aset

▪  Membuat panduan baru untuk optimalisasi aset seperti penggunaan gedung –  Membuat IKU untuk K/L untuk mengelola aset, membuat

insentif finansial dan bukan finansial serta sangsi bagi K/L terkait pengelolaan aset

▪  Mensosialisasikan regulasi dan panduan baru dengan K/L ▪  Bekerja bersama dengan auditor internal K/L untuk memonitor dan

mengendalikan aset dan melaporkannya ke Kemenkeu ▪  Feedback terhadap kebijakan, panduan, dan proses pengelolaan

aset yang baru

▪  K/L harus diberdayakan untuk mengelola aset (untuk beberapa jenis aset dan/atau nilai aset) di samping penggunaan (mis. penjualan, penghapusan, penyerahan)

▪  Regulasi harus disempurnakan untuk membuat tanggung jawab optimalisasi aset K/L

▪  Harus membuat IKU pengelolaan aset untuk K/L

▪  Kebijakan pemanfaatan dan pengelolaan aset saat ini menempatkan tanggung jawab berada di Kemenkeu, bukan K/L, untuk memastikan aset termanfaatkan secara penuh –  K/L bertanggung jawab untuk pembelian aset –  K/Ls tidak harus melaporkan aset yang tidak

termanfaatkan –  K/L tidak bertanggung jawab untuk aset yang

dimilikinya –  K/L tidak diberikan insentif untuk menghapus

aset ▪  K/L terkadang tidak patuh dengan regulasi

pemanfaatan aset yang ada saat ini

▪  K/L akan bertanggung jawab untuk memastikan aset terutilisasi secara penuh

▪  Persentase aset yang terutilisasi

DJKN ▪  Pak Hadiyanto

DJKN ▪  Pak Dodi Iskandar

DJKN ▪  BMN dan PKNSI

23 PERBENDAHARAAN

Page 107: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 261

Keadaan saat ini Keadaan yang diinginkan

Menegakkan regulasi, panduan dan proses untuk memastikan aset teroptimalkan secara penuh oleh K/L – perubahan pada model operasional

ILUSTRATIF

▪  Kebijakan pemanfaatan dan pengelolaan aset saat ini menempatkan tanggung jawab berada di Kemenkeu, bukan K/L, untuk memastikan aset termanfaatkan secara penuh –  K/Ls tidak harus melaporkan aset yang tidak

termanfaatkan –  K/L tidak bertanggung jawab untuk aset

yang dimilikinya –  K/L tidak diberikan insentif untuk menghapus

aset ▪  K/L terkadang tidak patuh dengan regulasi

pemanfaatan aset yang ada saat ini

▪  Regulasi, panduan dan proses ditegakkan untuk memastikan aset termanfaatkan secara penuh oleh K/L, seperti –  K/L harus membeli aset melalui metode

yang disetujui –  K/L akan bertanggung jawab untuk aset

yang dimilikinya –  K/L harus memenuhi panduan dan IKU

utilisasi aset Kemenkeu –  K/L harus melaporkan aset yang tidak

termanfaatkan –  K/L akan diizinkan untuk menyimpan

sebagian dari hasil divestasi aset

23 PERBENDAHARAAN

Page 108: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 262

Menegakkan regulasi, panduan dan proses untuk memastikan aset teroptimalkan secara penuh oleh K/L – rencana kerja

2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 Langkah-langkah

▪  Feedback terhadap kebijakan, panduan, dan proses pengelolaan aset yang baru

▪  Bekerja bersama dengan auditor internal K/L untuk memonitor dan mengendalikan aset dan melaporkannya ke Kemenkeu

▪  Mensosialisasikan regulasi dan panduan baru dengan K/L

▪  Membuat panduan baru untuk optimalisasi aset (seperti Rancangan PMK untuk pemanfaatan, transfer, dan penghapusan aset) untuk utilisasi real estat

–  Membuat IKU untuk K/L untuk mengelola aset –  Membuat insentif finansial dan bukan finansial serta sangsi bagi K/L terkait pengelolaan aset

▪  Memperbaiki panduan yang sudah ada (seperti Rancangan PMK) untuk kebutuhan aset (baru dan perluasan) – K/L perlu untuk mengajukan kebutuhan aset dan mengikuti panduan terkait penggunaan aset

▪  Membentuk regulasi (Rancangan Peraturan Pemerintah untuk pengelolaan aset) untuk menempatkan tanggung jawab optimalisasi aset ke K/L

–  Memberdayakan K/L untuk pengelolaan aset (untuk beberapa jenis aset dan/atau nilai aset) di samping penggunaan (mis. penjualan, penghapusan, penyerahan) –  Penyempurnaan regulasi untuk membuat tanggung jawab optimalisasi aset K/L –  Membuat IKU pengelolaan aset

▪  Melakukan studi kelayakan untuk menemukan solusi yang tepat untuk optimalisasi aset

▪  Mengidentifikasi pendorong utama utilisasi aset melalui kebijakan berdasarkan kategori aset

–  Keseluruhan: Beban modal (capital charge) –  Tanah dan bangunan: pegawai per kaki persegi tanah, menyewakan tanah dan bangunan, biaya perawatan –  Perlengkapan: Kebijakan terkait pembelian

dan penghapusan

23 PERBENDAHARAAN

Page 109: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 263

Menegakkan regulasi, panduan dan proses untuk memastikan aset teroptimalkan secara penuh oleh K/L – potensi risiko peraturan dan hukum

Risiko Mitigasi ▪  Memperoleh kepercayaan dari tingkat

pimpinan tinggi (Tingkat Menteri) ▪  Mensosialisasikan peraturan dan panduan

baru dengan K/L ▪  Bekerja bersama dengan auditor internal

K/L untuk memonitor dan mengendalikan aset dan melaporkannya ke Kemenkeu ▪  Memperoleh feedback untuk proses

pengelolaan aset yang baru

▪  K/L yang terlibat mungkin tidak akan patuh dengan standar yang baru

23 PERBENDAHARAAN

Page 110: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 264

Latar belakang

Ringkasan tindakan yang diajukan

Dampak dan IKU

Faktor keberhasilan

Struktur tata kelola

Perubahan dalam model operasional

Outcomes utama

Mengoptimalkan jenis aset tertentu yang berada di bawah tanggung jawab Kemenkeu langsung

▪  Mengoptimalkan jenis aset tertentu yang berada di bawah tanggung jawab Kemenkeu langsung

▪  N/A

▪  2019: Menyempurnakan kebijakan, panduan dan peraturan terkait pengimplementasian strategi

▪  2025: Mengimplementasikan strategi pengelolaan aset

▪  Jenis aset tertentu yang berada di bawah tanggung jawab Kemenkeu langsung akan teroptimalkan seperti melalui penjualan / divestasi

▪  Mengidentifikasi dan mengklasifikasikan jenis aset seperti –  Aset eks-BPPN –  Aset BRR (Badan Rekontruksi dan Rehabilitasi NAD - Nias) –  Eks-KKKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama) seperti wilayah

kerja dan peralatan ▪  Membuat dan mencari persetujuan terkait strategi ownership untuk

setiap jenis aset (menilai apakah Kemenkeu adalah owner of asset); strategi-stratei yang mungkin mencakup: –  Penghapusan –  Penjualan –  Penyimpanan dan pemeliharaan –  Penyewaan –  Transfer

▪  Menyempurnakan kebijakan, panduan dan peraturan untuk mengimplementasikan strategi

▪  Untuk aset yang baru dan sudah ada: bekerja bersama dengan Dit. APK Kemenkeu untuk mengubah peraturan dan memperbolehkan Kemenkeu untuk menerima kesenjangan yang terjadi di dalam pencatatan antara: –  Pemilik sebelumnya dari aset dan Kemenkeu –  Standar akuntansi publik dan swasta

▪  Mengimplementasikan strategi pengelolaan aset (penghapusan sebagian besar aset yang berada di bawah tanggung jawab lagsung Kemenkeu)

DJKN ▪  Pak Hadiyanto

Unit Ditjen Initiative champion

Unit Ditjen

▪  Pak Dodi Iskandar

Initiative owner

DJKN

▪  BMN dan PKNSI

Tim/UIC Unit Ditjen

DJKN

▪  Pengelolaan jenis aset tertentu yang berada di bawah tanggung jawab Kemenkeu langsung tidak dilakukan secara optimal seperti –  Kemenkeu tidak diperbolehkan untuk menghapus

piutang dari aset eks-BPPN yang mungkin tidak pernah dapat dipiutangkan

–  Kemenkeu tidak diperbolehkan untuk menyewakan aset seperti real estate

▪  Mengubah peraturan untuk memperbolehkan menghapus piutang eks-BPPN

▪  Mengubah peraturan yang dapat memberdayakan Kemenkeu untuk mengelola aset sepenuhnya seperti mengizinkan Kemenkeu untuk melakukan penyewausahaan aset (lease)

▪  Bekerja bersama dengan Dit. APK Kemenkeu untuk mengubah peraturan dan memperbolehkan Kemenkeu untuk menerima kesenjangan yang terjadi di dalam pencatatan antara: –  Pemilik sebelumnya dari aset dan Kemenkeu –  Standar akuntansi publik dan swasta

Tujuan :

24 PERBENDAHARAAN

Page 111: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 265

Keadaan saat ini Keadaan yang diinginkan

Mengoptimalkan jenis aset tertentu yang berada di bawah tanggung jawab Kemenkeu langsung – perubahan pada model operasional

ILUSTRATIF

▪  Pengelolaan jenis aset tertentu yang berada di bawah tanggung jawab Kemenkeu langsung tidak dilakukan secara optimal seperti –  Kemenkeu tidak diperbolehkan untuk

menghapus piutang dari aset eks-BPPN yang mungkin tidak pernah dapat dipiutangkan

–  Kemenkeu tidak diperbolehkan untuk menyewakan aset seperti real estate

▪  Obyektif dan IKU ditetapkan dan dicapai untuk jenis aset tertentu yang berada di bawah tanggung jawab langsung Kemenkeu –  Aset teroptimalkan sepenuhnya seperti

melalui penyewausahaan (lease) –  Aset yang tidak memenuhi kriteria

kepemilikan dihapus / didivestasikan

24 PERBENDAHARAAN

Page 112: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 266

Mengoptimalkan jenis aset tertentu yang berada di bawah tanggung jawab Kemenkeu langsung – rencana kerja

2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025

▪  Mengimplementasikan strategi pengelolaan aset (penghapusan sebagian besar aset yang berada di bawah tanggung jawab lagsung Kemenkeu)

▪  Untuk aset yang baru dan sudah ada: bekerja bersama dengan Dit. APK Kemenkeu untuk mengubah peraturan dan memperbolehkan Kemenkeu untuk menerima kesenjangan yang terjadi di dalam pencatatan antara:

–  Pemilik sebelumnya dari aset dan Kemenkeu –  Standar akuntansi publik dan swasta

▪  Menyempurnakan kebijakan, panduan dan peraturan untuk mengimplementasikan strategi

–  Mengubah peraturan untuk memperbolehkan menghapus piutang eks-BPPN –  Mengubah peraturan yang dapat memberdayakan Kemenkeu untuk mengelola aset sepenuhnya seperti mengizinkan Kemenkeu untuk melakukan penyewausahaan aset (lease)

▪  Membuat dan mencari persetujuan terkait strategi ownership untuk setiap jenis aset (menilai apakah Kemenkeu adalah owner of asset); strategi-stratei yang mungkin mencakup:

–  Penghapusan –  Penjualan –  Penyimpanan dan pemeliharaan –  Penyewaan –  Transfer

▪  Mengidentifikasi dan mengklasifikasikan jenis aset seperti –  Aset eks-BPPN –  Aset BRR (Badan Rekontruksi dan Rehabilitasi NAD - Nias) –  Eks-KKKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama) seperti wilayah kerja dan peralatan

Tindakan

24 PERBENDAHARAAN

Page 113: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 267

Mengoptimalkan jenis aset tertentu yang berada di bawah tanggung jawab Kemenkeu langsung - potensi risiko peraturan dan hukum

Risiko Mitigasi ▪  N/A ▪  N/A

24 PERBENDAHARAAN

Page 114: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 268

Memaksimalkan pemanfaatan aset dan return on asset

Tujuan :

Latar belakang Dampak dan IKU

Faktor keberhasilan

Struktur tata kelola

▪  Pak Hadiyanto

▪  Pak Dodi

Initiative owner

▪  BMN dan PKNSI

Tim

Initiative champion Unit Ditjen

DJKN

Unit Ditjen

Unit Ditjen

DJKN

DJKN

▪  Melaksanakan kajian portofolio aset tahunan untuk memastikan portofolio aset teroptimalkan

▪  Aset, seperti tanah, tidak dikelola secara aktif oleh kemenkeu melalui realokasi ketika aset dikembalikan ke Kemenkeu

▪  Tidak terdapat badan pengelolaan real estate yang aktif

▪  Piutang negara yang belum termaksimalkan –  Tingkat pengembalian piutang

negara yang rendah (15%) –  Piutang tidak memiliki jaminan

yang mencukupi

▪  Membutuhkan kapabilitas baru untuk dapat melakukan pengelolaan aktif aset seperti kebijakan dan strategi real estate

▪  Memperoleh kepercayaan di tingkat pimpinan tertinggi di K/L agar sepakat untuk melakukan perubahan dalam pengelolaan real estate

Ringkasan tindakan yang diajukan

Perubahan dalam model operasional

Outcomes utama

Pengelolaan aset secara aktif dimulai dengan real estate ▪  Melakukan studi kelayakan untuk menilai dampak / biaya yang mungkin

timbul dengan melakukan pengelolaan real estate secara aktif ▪  Memulai melakukan perekrutan perencana untuk real estate dan

pembuat kebijakan ▪  Melaksanakan penyaringan portofolio real estate untuk mengidentifikasi

permasalahan- permasalahan utama ▪  Mengimplementasikan pilot solusi dengan K/L terkait tanah dan

bangunan ▪  Memulai pengelolaan aktif untuk kelompok aset lain Melakukan outsource pengelolaan aset ke lembaga lain ▪  Mengkaji perlunya membentuk lembaga pengelolaan tanah dan

bangunan milik negara ▪  Membentuk lembaga pengelolaan tanah dan bangunan milik negara ▪  Membuat undang-undang dan peraturan yang dapat memberikan hak

pengelolaan tanah dan bangunan kepada lembaga pengelolaan real estate

Piutang negara ▪  Mengevaluasi keseluruhan portofolio piutang negara dan

mengidentifikasi area perbaikan utama untuk meningkatkan keuntungan dari agunan dan untuk memaksimalkan hasil / perolehan

▪  Membuat peraturan (Peraturan Pemerintah) untuk K/L agar dapat mengelola piutang mereka secara lebih baik

▪  Melakukan realokasi dan pengelolaan aset secara aktif untuk memastikan pemanfaatan dan optimalisasi return aset secara penuh

▪  2017: Memulai melakukan evaluasi tahunan struktur portofolio secara keseluruhan

▪  2020: Merubah struktur portofolio jika dibutuhkan dengan menambahkan atau melakukan divestasi aset

▪  Persentase aset yang terutiliasi

25 PERBENDAHARAAN

Page 115: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 269

Keadaan saat ini Keadaan yang diinginkan

Memaksimalkan pemanfaatan aset dan return on asset – perubahan pada model operasional

ILUSTRATIF

▪  Aset, seperti tanah, tidak dikelola secara aktif oleh kemenkeu melalui realokasi ketika aset dikembalikan ke Kemenkeu

▪  Aset seperti tanah dan perlengkapan dikembalikan ke Kemenkeu yang dikelola secara aktif melalui realokasi untuk memastikan penggunaan dan return yang optimal

▪  Piutang negara yang belum termaksimalkan –  Tingkat pengembalian piutang negara

yang rendah (15%) –  Piutang tidak memiliki jaminan yang

mencukupi

▪  Piutang negara termaksimalkan melalui peningkatan pengembalian seperti meningkatnya komunikasi dengan debitur, penelusuran yang membaik terhadap debitur dan aset

▪  Tidak terdapat badan pengelolaan real estate yang aktif

▪  Badan pengelola real estate agar mengelola real estate pemerintah secara aktif

25 PERBENDAHARAAN

Page 116: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 270

Memaksimalkan pemanfaatan aset dan return on asset – rencana kerja (1/3)

2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025

▪  Memulai melakukan perekrutan perencana untuk real estate dan pembuat kebijakan (ahli dengan diploma International Chartered Surveyor)

▪  Melakukan studi kelayakan untuk menilai dampak / biaya yang mungkin timbul dengan melakukan pengelolaan real estate secara aktif

▪  Melaksanakan penyaringan portfolio real estate untuk mengidentifikasi permasalahan-permasalahan utama yang berkaitan dengan memaksimalkan aset dan returns seperti

–  Mengidentifikasi tanah dan bangunan perkantoran yang digunakan oleh K/L yang tidak termanfaatkan –  Mengidentifikasi cara untuk menghilangkan ketidak- efisienan dalam penghapusan atau pemakaian kembali tanah dan bangunan –  Mengidentifikasi tanah dan bangunan pemerintah yang kosong –  Mengidentifikasi tanah dan bangunan pemerintah yang penggunaan alternatifnya memiliki nilai tinggi (seperti real estate di area primer) dan memaksimal -kan returns atas tanah melalui penyewausahaan atau penjualan

▪  Mengajukan solusi untuk setiap permasalahan seperti –  Tanah dan bangunan yang digunakan bersamaan dan/atau disewausahakan –  Tanah dan bangunan yang dihapus atau dipakai kembali –  Tanah yang dikembalikan ke Kemenkeu untuk realokasi –  Memanfaatkan bidang tanah yang kosong seperti menjadikannya sebagai tempat parkir –  Memindahkan real estate pemerintah dari lokasi yang memiliki nilai yang tinggi

▪  Melaksanakan pilot solusi dengan K/L terkait tanah dan bangunan

–  Memberikan saran kepada K/L terkait penyewa- usahaan, penghapusan, pemanfaatan, perpindahan atau pengembalian real estate –  Membangun kapabilitas untuk dapat melakukan realokasi tanah yang dikembalikan kepada Kemenkeu

Tindakan

▪  Memulai pengelolaan aktif untuk kelompok aset lain yang teridentifikasi yang memiliki potensi perbaikan seperti mengelola perlengkapan dan mesin secara aktif melalui penjualan atau penyewausahaan perlengkapan dan mesin

Real estate

Lain-lain

Kelompok aset

25 PERBENDAHARAAN

Page 117: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 271

Memaksimalkan pemanfaatan aset dan return on asset – rencana kerja (2/3)

2020 2021 2022 2023 2024 2025

Apr Jul Oct Jan Apr Jul Oct Jan Apr Jul Oct Jan Apr Jul Oct Jan Apr Jul Oct Jan Apr Jul Oct

▪  Mengevaluasi perlunya membentuk lembaga

pegelolaan tanah dan bangunan milik negara

▪  Mengidentifikasi peran lembaga pegelolaan tanah

dan bangunan milik negara

▪  Membentuk lembaga pegelolaan tanah dan bangunan

milik negara

–  Menilai apakah sebuah lembaga baru perlu dibentuk

atau apakah BPN dapat mengambil peran sebagai

lembaga pegelolaan tanah dan bangunan milik negara

–  Mengajukan tata kelola dan strukrur pelaporan

lembaga baru

▪  Membuat undang-undang dan peraturan yang dapat memberikan hak pengelolaan tanah dan bangunan kepada lembaga pengelolaan real estate

▪  Membentuk lembaga baru

–  Menilai dan memenuhi kebutuhan kapabilitas

dan tenaga kerja

–  Menyiapkan kantor untuk lembaga baru

▪  Mensosialisasikan lembaga pegelolaan real estate baru

dan peraturannya dengan K/L

▪  Melakukan pengkajian apakah pengelolaan kelompok aset lainnya sebaiknya dilakukan outsource

Tindakan

25 PERBENDAHARAAN

Page 118: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 272

Memaksimalkan pemanfaatan aset dan return on asset – rencana kerja (3/3)

2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025

▪  Bekerja bersama dengan auditor internal K/L untuk memonitor, mengendalikan piutang dan melaporkan temuan ke Kemenkeu

▪  Menerima feedback untuk mendapatkan area perbaikan utama yang baru

Tindakan

▪  Melanjutkan diskusi dengan DPR agar mengesahkan undangan-undang penagihan piutang negara yang diajukan

▪  Mengevaluasi apakah jenis piutang yang tidak dapat ditagih lain seperti pajak dan bea cukai sebaiknya dikelola oleh satu Ditjen (saat ini dikelola oleh berbagai Ditjen dan mungkin dapat lebih efisien untuk mengkonsolidasikan pengelolaannya)

▪  Mengevaluasi keseluruhan portofolio piutang negara dan mengidentifikasi area perbaikan utama untuk meningkatkan keuntungan dari agunan dan untuk memaksimalkan hasil / perolehan

–  Memperbaiki pendekatan dan komunikasi, khususnya dengan debitur yang kurang dapat bekerja sama –  Memperbaiki penelusuran terhadap debitur dan aset –  Memperbaiki perjanjian hukum terkait perjanjian agunan dan penagihan –  Melakukan pertukaran data tentang kekayaan dan bisnis debitur dengan lembaga lainnya seperti DJP, KPK, Bareskrim Polri

▪  Menyempurnakan peraturan yang ada yang diperlukan untuk mendukung upaya perbaikan utama yang sudah disebutkan di atas (perubahan peraturan bergantung pada perbaikan utama yang teridentifikasi)

▪  Membuat peraturan (Peraturan Pemerintah) agar K/L dapat mengelola piutangnya secara lebih baik

▪  Mensosialisasikan peraturan baru dengan K/L

▪  Mengimplementasikan peraturan baru dan yang sudah diperbaiki

25 PERBENDAHARAAN

Page 119: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 273

Memaksimalkan pemanfaatan aset dan return on asset – potensi risiko peraturan dan hukum

Risiko Mitigasi ▪  Memperoleh kepercayaan secara politik

dari pejabat tingkat tinggi untuk perubahan kebijakan ▪  Memperkuat kapabilitas hukum

▪  K/L yang terkena dampak perubahan mungkin tidak setuju terhadap temuan utilisasi dan terhadap solusi yang disarankan ▪  Terdapat perselisihan hukum terkait real

estate

25 PERBENDAHARAAN

Page 120: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 274

Melaksanakan Kajian Portofolio Aset Setiap Tahun

Tujuan :

Latar belakang

Ringkasan tindakan yang diajukan

Dampak dan IKU

Faktor keberhasilan

Struktur tata kelola

Perubahan dalam model operasional

Outcomes utama

Initiative owner

Tim

Initiative champion Unit Ditjen

DJKN

Unit Ditjen

Unit Ditjen

DJKN

DJKN

▪  Melaksanakan kajian portofolio aset setiap tahun untuk memastikan bahwa portofolio aset teroptimalkan

▪  Tidak terdapat proses untuk mengkaji portofolio aset berdasarkan opportunity cost

▪  Kajian portofolio aset tahunan akan mengevaluasi kebutuhan terhadap perubahan struktur portofolio aset

▪  Memulai tinjauan keseluruhan semua aset yang berada di bawah pengelolaan Kemenkeu termasuk item off balance sheet seperti aset eks-BPPN

▪  Membuat strategi ownership untuk setiap kelompok aset yang dimulai dengan jenis aset terbesar

▪  Mengevaluasi setiap kelompok aset terhadap strategi ownership yang dimulai dengan jenis aset terbesar (mengevaluasi apakah pemerintah sebaiknya memiliki aset tersebut)

▪  Memulai melakukan evaluasi tahunan struktur portofolio secara keseluruhan –  Menyertakan penilaian portofolio struktur risiko

dengan tim risiko di Kemenkeu –  Menyertakan rencana strategis pembangunan

negara dengan bekerja bersama dengan DJA, DJPU, dan BAPPENAS (RPJP dan RPJM)

▪  Mengubah struktur portofolio jika diperlukan dengan menambah atau melakukan divestasi aset

▪  Membuat studi pendahuluan tentang pentingnya melakukan evaluasi tahunan atas portofolio aset

▪  2017: Memulai melakukan evaluasi tahunan struktur portofolio secara keseluruhan

▪  2020: Mengubah struktur portofolio jika diperlukan dengan menambah atau melakukan divestasi aset

▪  Menyertakan penilaian portofolio struktur risiko dengan tim risiko di Kemenkeu

▪  Menyertakan rencana strategis pembangunan negara dengan bekerja bersama dengan DJA, DJPU, dan BAPPENAS (RPJP dan RPJM)

▪  Dirjen Kekayaan Negara

▪  Dir. BMN ▪  TP- HK

▪  BMN, PN-KNL, dan PKNSI, KND

▪  IKU: N/A

26 PERBENDAHARAAN

Page 121: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 275

Keadaan saat ini Keadaan yang diinginkan

Melaksanakan kajian portofolio aset setiap tahun - perubahan pada model operasional

ILUSTRATIF

▪  Tidak terdapat proses untuk mengkaji portofolio aset berdasarkan opportunity cost

▪  Portofolio aset dikaji secara sistematis berdasarkan struktur kelompok aset, eksposur risiko dan strategi ekonomi

26 PERBENDAHARAAN

Page 122: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 276

2014 2015 2016 2017 2018 2019

Mar May Jul Sep Nov Jan Mar May Jul Sep Nov Jan Mar May Jul Sep Nov Jan Mar May Jul Sep Nov Jan Mar May Jul Sep Nov Jan Mar May Jul Sep Nov

▪  Membuat strategi ownership untuk setiap kelompok aset yang dimulai dengan jenis aset terbesar

▪  Memulai tinjauan keseluruhan semua aset yang berada di bawah pengelolaan Kemenkeu termasuk item off balance sheet seperti aset eks-BPPN

Tindakan

▪  Mengubah struktur portofolio jika diperlukan dengan menambah atau melakukan divestasi aset

▪  Memulai melakukan evaluasi tahunan struktur portofolio secara keseluruhan

-  Menyertakan penilaian portofolio struktur risiko dengan tim risiko di Kemenkeu

-  Menyertakan rencana strategis pembangunan negara dengan bekerja bersama dengan DJA, DJPU, dan BAPPENAS (RPJP dan RPJM)

▪  Mengevaluasi setiap kelompok aset terhadap strategi ownership yang dimulai dengan jenis aset terbesar (mengevaluasi apakah pemerintah sebaiknya memiliki aset tersebut)

Melaksanakan kajian portofolio aset setiap tahun - rencana kerja

26 PERBENDAHARAAN

▪  Membuat studi pendahuluan tentang pentingnya melakukan evaluasi tahunan atas portofolio aset

Page 123: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 277

Melaksanakan kajian portofolio aset setiap tahun - potensi risiko peraturan dan hukum

Risiko Mitigasi ▪  N/A ▪  N/A

26 PERBENDAHARAAN

Page 124: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 278

Memperjelas mandat dan strategi dari setiap unit special missions dan meningkatkan kinerja mereka

Tujuan :

Latar belakang Dampak dan IKU

Faktor keberhasilan

Struktur tata kelola

Perubahan dalam model operasional

Outcomes utama

▪  Memperjelas strategi dan meningkatkan kinerja perangkat special mission

▪  Ambisi kepemilikan dan mandat politik tidak jelas

▪  Kebijakan dan undang-undang yang mengatur perangkat special mission tidak memungkinkan perangkat untuk memenuhi tujuan yang optimal

▪  Kinerja perangkat special mission tidak optimal

▪  IKU: N/A

▪  2014 –  Memperjelas strategi jangka panjang dan

mandat perangkat special mission

▪  Terdapat proses standar untuk memperbaharui strategi dan mandat IKU

▪  Memastikan kebijakan dan undang-undang yang mengatur perangkat special mission membantu perangkat tersebut memenuhi tujuannya

Ringkasan tindakan yang diajukan ▪  Memulai melakukan pembaharuan strategi untuk

semua perangkat special mission dan mengimplementasikan proses pembaharuan strategi setiap tahun

▪  Mengubah kebijakan dan undang-undang yang diidentifikasi sebagai penghambat perangkat special mission untuk memenuhi tujuannya

▪  Politik dan mandat yang jelas dari K/L serta pimpinan politik yang jelas

▪  Kerjasama yang erat dari perangkat-perangkat special mission

PERBENDAHARAAN 27

▪  Dirjen ▪  Dirjen

DJPB DJKN

▪  Dit. KND ▪  Dit. SMI ▪  PPRF

Initiative owner Unit Ditjen

▪  Dit. KND ▪  Dit. SMI ▪  Dit. BLU ▪  Setjen , tim PIP / LPDP ▪  PPRF

Tim Unit Ditjen

DJKN DJPB BKF

DJKN DJPB DJPB Setjen BKF

Initiative champion Unit Ditjen

▪  2015 –  Melakukan transisi terhadap special mission

yang perlu dipindahkan –  Memfinalisasi pengkajian terhadap

kebijakan, peraturan dan SOP yang terkait dengan special mission

Page 125: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 279

Memperjelas mandat dan strategi dari setiap unit special missions dan meningkatkan kinerja mereka – perubahan pada model operasional

Keadaan saat ini Keadaan yang diinginkan

▪  Kinerja perangkat special missions tidak optimal

▪  Semua perangkat special missions memenuhi target kinerja dan IKU yang disepakati misalnya, rasio NPL, pertumbuhan keuntungan

▪  Ambisi kepemilikan dan mandat politik tidak jelas

▪  Rasional ownership dan mandat yang jelas untuk perangkat special missions

PERBENDAHARAAN 27

▪  Kebijakan dan undang-undang yang mengatur perangkat special mission tidak memungkinkan perangkat untuk memenuhi tujuan secara optimal

▪  Memiliki kebijakan dan undang-undang yang mengatur tugas-tugas dan mendukung perangkat memenuhi tujuannya secara optimal

Page 126: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 280

Memperjelas mandat dan strategi dari setiap unit special missions dan meningkatkan kinerja mereka– rencana kerja (1/2)

2014 2015

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec

▪  Memulai mengkaji strategi dan mandat perangkat special mission (berpotensi dipimpin oleh BKF)

▪  Bekerja bersama dengan stakeholder utama untuk memvalidasi temuan

▪  Melakukan transisi perangkat special mission yang tidak sesuai bagi Kemenkeu

Langkah-langkah

PERBENDAHARAAN 27

Page 127: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 281

Memperjelas mandat dan strategi dari setiap unit special missions dan meningkatkan kinerja mereka– rencana kerja (2/2)

2014 2015 2016

Mar May Jul Sep Nov Jan Mar May Jul Sep Nov Jan Mar May Jul Sep Nov Langkah-langkah

▪  Menysusun peratuan untuk mengubah kebijakan, peraturan dan SOP

▪  …

▪  Membahas perubahan terhadap sistem dan investasi keuangan

▪  Mengkaji kebijakan dan undang-undang yang diidentifikasi sebagai penghambat perangkat special mission untuk memenuhi tujuannya, misalnya SOP investasi

▪  Tim transformasi memulai mengkaji kebijakan dan undang-undang yang mengatur perangkat special mission dan menilai apakah mereka dapat ditingkatkan untuk memenuhi obyektifnya

PERBENDAHARAAN 27

Page 128: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 282

Memperjelas mandat dan strategi dari setiap unit special missions dan meningkatkan kinerja mereka– potensi risiko peraturan dan hukum

PERBENDAHARAAN 27

Risiko Mitigasi ▪  Menyertakan semua stakeholder secara aktif

dalam strategi penyegaran ▪  Risiko politis jika stakeholder lainnya tidak

menyetujui revisi strategi misalnya Kementerian Pendidikan untuk LPDP atau Kementerian Perumahan Rakyat untuk SMF

▪  Mengkaji undang-undang secara hati-hati termasuk semua stakeholder sebelum membuat perubahan apapun

▪  Risiko tidak dapat mengubah undang-undang dan kebijakan yang mengatur struktur hukum special mission

Page 129: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 283

Menerapkan tata kelola, pelaporan, dan struktur hukum yang jelas

Tujuan :

Latar belakang

Ringkasan tindakan yang diajukan

Dampak dan IKU

Faktor keberhasilan

Struktur tata kelola

Perubahan dalam model operasional

Outcomes utama

▪  Menerapkan peningkatan tata kelola, pelaporan dan struktur hukum bagi perangkat special mission

▪  IKU: N/A ▪  Pengelolaan kinerja dan kebijakan untuk perangkat special mission tersebar di 3 Ditjen

▪  Risiko yang dijalankan oleh perangkat special mission di monitor oleh Ditjen yang berbeda

▪  Memastikan terdapat kejelasan ownership bagi perangkat-perangkat special mission dan menetapkan kebijakan terkait perangkat-perangkat tersebut

Tata kelola ▪  Menentukan struktur tata kelola baru berdasarkan jumlah dan

ukuran special mission yang tersisa ▪  Menugaskan pimpinan yang memimpin proses transformasi ▪  Membentuk tim transformasi yang dipimpin oleh Sesditjen

(DJKN, DJPB, BKF, dan KaRo Organta) yang terdiri dari anggota Eselon 2 dan Eselon 3 dari DJKN, DJPB, Setjen, dan BKF untuk mengusulkan dan mengimplementasikan proses transisi yang akan disetujui oleh steerco perbendaharaan

▪  Merancang rencana transisi organisasi untuk special mission ▪  Melaksanakan rencana transisi organisasi Risiko ▪  Mengidentifikasi ruang lingkup risiko yang dikaji oleh PPRF ▪  Mengidentifikasi pihak yang bertanggung jawab untuk

melakukan interaksi dengan PPRF (melakukan komunikasi dengan dan mengirim data ke tim)

▪  Membuat SOP

▪  2016: Menerapkan struktur tata kelola baru

▪  Koordinasi dan kerjasama antara Ditjen yang berbeda yang bertanggung jawab untuk unit special mission dilakukan selama perubahan organisasi terjadi

PERBENDAHARAAN

▪  Dirjen ▪  Dirjen

DJPB DJKN

▪  Dit. KND ▪  Dit. SMI ▪  PPRF

Initiative owner Unit Ditjen

▪  Dit. KND ▪  Dit. SMI ▪  Dit. BLU ▪  Setjen , tim PIP / LPDP ▪  PPRF

Tim Unit Ditjen

DJKN DJPB BKF

DJKN DJPB DJPB Setjen BKF

Initiative champion Unit Ditjen

28

Page 130: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 284

Keadaan saat ini Keadaan yang diinginkan

Menerapkan tata kelola, pelaporan, dan struktur hukum yang jelas-perubahan pada model operasional

▪  Pengelolaan kinerja untuk perangkat special mission tidak efisien karena tersebar di 3 Ditjen

▪  Mengkaji tata kelola dan lini pelaporan yang ada untuk special mission berdasarkan pada organisasi special mission di masa depan

▪  Saat ini, jenis risiko yang dikelola hanya risiko investasi

▪  Saat ini, DJKN dan Dit. SMI hanya mengelola risiko investasi melalui kebijakan korporat dan investasi

▪  Keahlian terkait risiko untuk perangkat special mission yang terpusat di tim risiko, di PPRF yang juga akan mengawasi risiko BUMN

PERBENDAHARAAN 28

Page 131: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 285

Menerapkan tata kelola, pelaporan, dan struktur hukum yang jelas– rencana kerja (1/2)

2014 2015 2016

Mar May Jul Sep Nov Jan Mar May Jul Sep Nov Jan Mar May Jul Sep Nov

▪  Menentukan struktur tata kelola baru berdasarkan jumlah dan ukuran special mission yang tersisa

▪  Menugaskan pimpinan yang akan memimpin proses transformasi

▪  Menyertakan pengawasan proses transisi special missions sebagai agenda untuk steerco perbendaharaan

▪  Membentuk tim transformasi yang dipimpin oleh Sesditjen (DJKN, DJPB, BKF, dan

KaRo Organta) yang terdiri dari anggota Eselon 2 dan Eselon 3 dari DJKN, DJPB,

Setjen, dan BKF untuk mengusulkan dan mengimplementasikan proses transisi

yang akan disetujui oleh steerco perbendaharaan

▪  Merancang rencana transisi organisasi untuk special mission –  Mendesain lini pelaporan perangkat special mission yang berbeda-beda yang semuanya memberikan laporan kepada satu Ditjen –  Menyesuaikan proses-proses untuk mengelola semua perangkat special mission seperti:

▫  Proses untuk pelaporan, strategi, kinerja IKU ▫  Pertemuan utama dengan manajemen perangkat-perangkat special mission

–  Mengalokasikan sumber daya manusia untuk struktur baru dengan mengkaji: ▫  Perubahan-perubahan yang dibutuhkan untuk pengalokasian sumber daya manusia untuk perangkat special mission ▫  Segala perubahan terhadap struktur pelaporan

▪  Mengajukan rencana transisi organisasi –  Izin dari KEMENPAN –  Mengubah peraturan terkait struktur pelaporan (PMK)

▪  Melaksanakan rencana transisi organisasi –  Jabatan staf –  Menetapkan peran dan tanggung jawab individu

Tindakan

PERBENDAHARAAN 28

Page 132: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 286

Menerapkan tata kelola, pelaporan, dan struktur hukum yang jelas– rencana kerja (2/2)

2014 2015

Jan Mar May Jul Sep Nov Jan Mar May Jul Sep Nov Tindakan

▪  Membuat SOP untuk –  Data yang dikirim ke PPRF (formulir data, frekuensi pengumpulan data) –  Pengkomunikasian data dan hasil evaluasi risiko

▪  Mengidentifikasi pihak yang bertanggung jawab untuk melakukan interaksi dengan PPRF (melakukan komunikasi dengan dan mengirim data ke tim)

▪  Mengidentifikasi ruang lingkup risiko yang dikaji oleh PPRF

PERBENDAHARAAN 28

Page 133: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 287

Menerapkan tata kelola, pelaporan, dan struktur hukum yang jelas – potensi risiko peraturan dan hukum

Risiko Mitigasi ▪  N/A ▪  N/A

PERBENDAHARAAN 28

Page 134: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 288

Menempatkan proses-proses yang tepat

Tujuan :

Latar belakang

Ringkasan tindakan yang diajukan

Dampak dan IKU

Faktor keberhasilan

Struktur tata kelola

Perubahan dalam model operasional

Outcomes utama

▪  Menempatkan proses-proses dengan tepat untuk mengelola perangkat special mission

Menetapkan proses dan target kinerja yang jelas ▪  Membuat perspektif strategis yang terperbaharui ▪  Menetapkan target dan tujuan / IKU yang jelas serta

memastikan monitoring kinerja yang dilakukan secara teliti ▪  Membuat proses komunikasi yang baik ▪  Membuat proses pengangkatan, evaluasi dan penggantian

anggota dewan yang baik ▪  Membuat proses pengelolaan portofolio ▪  Membangun proses yang kuat untuk melakukan akuisisi,

divestasi dan investasi ekuitas yang potensial ▪  Mengoordinasikan dana di seluruh special mission Mengimplementasikan pengelolaan portofolio secara sistematis ▪  Membuat proses untuk memperjelas alasan ownership untuk

setiap portofolio perusahaan yang dilaksanakan setiap tahun ▪  Melaksanakan kajian tahunan terhadap semua perangkat

special mission untuk mengidentifikasi perangkat mana yang tidak memerlukan ownership pemerintah dalam jangka panjang

▪  Mengkaji perangkat terhadap kriteria pengelolaan kinerja special mission Kemenkeu

▪  Membuat kriteria mengapa Kemenkeu mengella kinerja perangkat special mission

▪  Tidak terdapat proses penetapan dan monitoring target yang sistematis untuk semua perangkat

▪  Tidak terdapat kajian yang holistik untuk keseluruhan portofolio perangkat special mission seperti mengkaji perangkat special mission mana yang dapat ditutup

▪  Monitoring kinerja yang dilakukan secara teliti dan konsisten

▪  Kajian semua perangkat special mission yang holistik untuk mengidentifikasi perangkat mana yang tidak memerlukan ownership pemerintah dalam jangka panjang

▪  2016: Memastikan monitoring kinerja yang dilakukan secara teliti dan konsisten

▪  2016: Melaksanakan kajian tahunan terhadap semua perangkat special mission untuk mengidentifikasi perangkat mana yang tidak memerlukan ownership pemerintah dalam jangka panjang

▪  Proses yang digunakan untuk mengelola unit special mission sistematis dan terstandarisasi

▪  IKU: N/A

▪  Dirjen ▪  Dirjen

DJPB DJKN

▪  Dit. KND ▪  Dit. SMI ▪  PPRF

Initiative owner Unit Ditjen

▪  Dit. KND ▪  Dit. SMI ▪  Dit. BLU ▪  Setjen , tim PIP / LPDP ▪  PPRF

Tim Unit Ditjen

DJKN DJPB BKF

DJKN DJPB DJPB Setjen BKF

Initiative champion Unit Ditjen

PERBENDAHARAAN 29

Page 135: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 289

Keadaan saat ini Keadaan yang diinginkan

Menempatkan proses-proses yang tepat – perubahan pada model operasional

▪  Tidak terdapat proses penetapan dan monitoring target yang sistematis untuk semua perangkat

▪  Terdapat proses yang sistematis untuk memonitor perangkat special mission seperti milestone standar monitoring IKU, proses komunikasi

▪  Tidak terdapat kajian yang holistik untuk keseluruhan portofolio perangkat special mission seperti mengkaji perangkat special mission mana yang dapat ditutup, beberapa perangkat atau dana disimpan secara terbuka karena alasan warisan

▪  Terdapat proses pengelolaan portofolio yang sistematis dan holistik yang akan mengkaji dan mengidentifikasi perangkat mana yang tidak memerlukan ownership pemerintah dalam jangka panjang

PERBENDAHARAAN 29

Page 136: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 290

Menempatkan proses-proses yang tepat – rencana kerja (1/2)

2015 2016

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Langkah-langkah

▪  Meningkatkan kapabilitas pegawai perangkat special missions untuk memastikan perangkat memiliki pegawai yang memiliki kapabilitas untuk memenuhi tujuannya

▪  Membangun proses komunikasi yang baik dengan stakeholders utama (dewan, manajemen perusahaan portofolio, politisi)

▪  Memastikan monitoring kinerja yang dilakukan secara teliti dan konsisten

▪  Menetapkan target dan tujuan / IKU yang jelas

▪  Membangun proses yang kuat untuk melakukan akuisisi, divestasi dan investasi ekuitas yang potensial

▪  Membuat proses pengangkatan, evaluasi dan penggantian anggota dewan yang baik

▪  Membuat dan menjaga perspektif strategis yang terperbaharui

PERBENDAHARAAN 29

Page 137: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 291

2015 2016

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec

▪  Membuat proses untuk memperjelas alasan ownership untuk setiap portofolio perusahaan yang dilaksanakan setiap tahun

▪  Melaksanakan kajian tahunan terhadap semua perangkat special mission untuk mengidentifikasi perangkat mana yang tidak memerlukan ownership pemerintah dalam jangka panjang

▪  Mengkaji perangkat terhadap kriteria pengelolaan kinerja special mission Kemenkeu

▪  Membuat kriteria mengapa Kemenkeu mengelola kinerja perangkat special mission

Langkah-langkah

Menempatkan proses-proses yang tepat – rencana kerja (2/2) PERBENDAHARAAN

29

Page 138: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 292

Menempatkan proses-proses yang tepat – potensi risiko peraturan dan hukum

Risiko Mitigasi ▪  N/A ▪  N/A

PERBENDAHARAAN 29

Page 139: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 293

Pengimplementasian road map strategi akuntansi akrual

▪  Pengimplementasian road map strategi akuntansi akrual Tujuan :

Latar belakang

Ringkasan tindakan yang diajukan

Dampak dan IKU

▪  Perlunya implementasi road map strategi akuntansi akrual

▪  Perlunya bekerja bersama Kemendagri dalam pengimplementasian akuntansi akrual di pemerintah daerah

Faktor keberhasilan

Struktur tata kelola

Perubahan dalam model operasional

▪  IKU: Persentase K/L dan SATKER yang disosialisasikan terkait penyusunan laporan akrual

▪  Persentase LKKL berbasis akrual yang memperoleh WTP

▪  Opini audit atas LKPP berbasis akrual

▪  2016: Pengimplementasian perubahan sistem IT untuk akuntansi akrual

▪  2017: Membangun kapabilitas di K/L terhadap transisi menuju akuntansi akrual

▪  Akuntansi berbasis akrual diimplementasikan dan bekerja bersama dengan Kemendagri untuk mengimplementasikannya di pemerintah daerah

Outcome utama

▪  Membuat standar akuntansi berbasis akrual ▪  Merumuskan regulasi, panduan, dan kebijakan

untuk akuntansi akrual ▪  Mendapatkan komitmen yang tinggi dari

pimpinan –  Memperoleh kepercayaan dari pemerintah

daerah karena kemungkinan pemerintah daerah belum siap untuk mengimplementasikan akuntansi akrual sampai 2015

–  Memperoleh komitmen dari stakeholder terdepan

▪  Pengimplementasian perubahan sistem IT untuk akuntansi akrual

▪  Membangun kapabilitas di K/L terhadap transisi menuju akuntansi akrual –  Pelatihan terkait standar dan regulasi –  Pelatihan terkait aplikasi IT

▪  Pengguliran proyek pilot

▪  Pak Boediarso (DJPB)

Initiative champion Unit Ditjen DJPB

▪  Ibu Yuniar (Dir. APK) ▪  Pak Sudarto (Dir. TP)

Initiative owner Unit Ditjen

▪  Dit. APK, transformasi perbendaharaan (SPAN, SAKTI)

Tim Unit Ditjen

DJPB DJPB

N/A

▪  Mendapatkan komitmen yang tinggi dari pimpinan –  Memperoleh kepercayaan dari

pemerintah daerah karena kemungkinan pemerintah daerah belum siap untuk mengimplementasikan akuntansi akrual sampai 2015

–  Memperoleh komitmen dari stakeholder terdepan

▪  Membangun kapabilitas di K/L terhadap transisi menuju akuntansi akrual

30 PERBENDAHARAAN

Page 140: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 294

Keadaan saat ini Keadaan yang diinginkan

Pengimplementasian road map strategi akuntansi akrual – perubahan pada model operasional

ILUSTRATIF

▪  Kas dan akuntansi berbasis akrual ▪  Standar akuntansi akrual sudah

ditetapkan ▪  Perubahan peraturan diperlukan untuk

mencerminkan perpindahan menuju akuntansi akrual

▪  Akuntansi akrual diimplementasikan di seluruh lapisan pemerintahan –  Implementasi di seluruh pemerintah

pusat –  Bekerja bersama dengan Kemendagri

untuk pengimplementasian di pemerintah daerah

30 PERBENDAHARAAN

Page 141: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 295

Pengimplementasian road map strategi akuntansi akrual – rencana kerja

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Jan Jan Jan Jan Langkah-langkah

▪  Membangun kapabilitas di K/L terhadap transisi menuju akuntansi akrual

▪  Pengimplementasian perubahan sistem IT untuk akuntansi akrual

▪  Merumuskan regulasi, panduan, dan kebijakan untuk akuntansi akrual

–  Pelatihan terkait standar dan regulasi

▪  Membuat standar akuntansi berbasis akrual

▪  Mendapatkan komitmen yang tinggi dari pimpinan –  Memperoleh kepercayaan dari pemerintah daerah karena kemungkinan pemerintah daerah belum siap untuk mengimplementasikan akuntansi akrual sampai 2015 –  Memperoleh komitmen dari stakeholder terdepan

▪  Pengguliran proyek pilot

–  Pelatihan terkait aplikasi IT

30 PERBENDAHARAAN

2015 2016 2017

Jan Jan Jan Jan Jan Jan Jan Jan

Page 142: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 296

Pengimplementasian road map strategi akuntansi akrual – potensi risiko peraturan dan hukum

Risiko Mitigasi ▪  Pengawasan yang erat, pembinaan dan

pedoman yang jelas yang diberikan kepada K/L untuk transisi menuju akuntansi akrual

▪  Berkurangnya persentase K/L yang memperoleh status WTP karena K/L kurang begitu familiar dengan sistem akntansi

30 PERBENDAHARAAN

Page 143: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 297

Latar belakang

Ringkasan tindakan yang diajukan

Dampak dan IKU

Faktor keberhasilan

Struktur tata kelola

Perubahan dalam model operasional

Outcome utama

Pengintegrasian sistem akuntansi antara pemerintah pusat dan daerah

▪  Sistem akuntansi yang terintegrasi antara pemerintah pusat dan daerah

▪  Perlu bekerja bersama Kemendagri untuk menilai kebutuhan, pengembangan, dan pengintegrasian sistem akuntansi yang digunakan oleh lembaga-lembaga pemerintah pusat dan daerah

▪  Perjanjian antara Kemenkeu dengan Kemendagri untuk mengintegrasikan sistem akuntansi

▪  2024/25: Sistem akuntansi yang terintegrasi antara pemerintah pusat dan daerah

▪  Sistem akuntansi yang terintegrasi antara pemerintah pusat dan daerah

▪  Membentuk satuan kerja yang terkoordinasi yang menilai kebutuhan pengintegrasian dan pengimplementasian sistem akuntansi dan sistem IT

▪  Mengembangkan sistem akuntansi terintegrasi

▪  Menempatkan sistem akuntansi terintegrasi baru melalui sistem IT

▪  Pilot sistem akuntansi terintegrasi dengan pemerintah daerah

▪  Pengguliran sistem akuntansi yang terintegrasi

▪  Perjanjian yang dilakukan oleh pejabat tingkat tinggi Kemendagri untuk mengintegrasikan sistem akuntansi

▪  Membuat regulasi untuk mengintegrasikan sistem akuntansi

▪  Membentuk sebuah satuan kerja untuk menilai kebutuhan pengintegrasian sistem akuntansi dan sistem IT

▪  Pak Boediarso (Dirjen DJPB) ▪  Pak Marwanto (Dirjen DJPK)

Initiative champion Unit Ditjen DJPB

▪  Ibu Yuniar (Dir APK) ▪  Pak Yusrizal (Dir EPIKD)

Initiative owner Unit Ditjen

▪  APK, DJPK, PUSINTEK Tim Unit Ditjen

DJPB

N/A

Tujuan :

31 PERBENDAHARAAN

Page 144: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 298

Keadaan saat ini Keadaan yang diinginkan

Pengintegrasian sistem akuntansi antara pemerintah pusat dan daerah- perubahan pada model operasional

ILUSTRATIF

▪  Sistem akuntansi yang berbeda-beda antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah ▪  Membentuk satuan kerja yang menilai

kebutuhan pengembangan suatu sistem IT untuk semua pemerintah daerah

▪  Sistem akuntansi terintegrasi antara pemerintah pusat dan daerah

▪  Perjanjian yang dilakukan di tingkat tinggi dari Kemendagri untuk mengintegrasikan sistem akuntansi

31 PERBENDAHARAAN

Page 145: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 299

Pengintegrasian sistem akuntansi antara pemerintah pusat dan daerah – rencana kerja

2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025

Jan Jan Jan Jan Jan Jan Jan Jan Jan Jan Jan Jan Jan Oct Dec Langkah-langkah

▪  Pengguliran sistem akuntansi yang terintegrasi

▪  Pilot sistem akuntansi terintegrasi yang baru dengan pemerintah daerah

▪  Menempatkan sistem akuntansi terintegrasi baru melalui sistem IT

▪  Mengembangkan sistem akuntansi yang terintegrasi

▪  Membuat regulasi terkait pengintegrasian sistem akuntansi

▪  Memperoleh perjanjian yang dilakukan oleh pejabat tingkat tinggi Kemendagri untuk mengintegrasikan sistem akuntansi

▪  Membuat satuan kerja untuk menilai kebutuhan terkait

pengintegrasian sistem akuntansi

▪  Mengembangkan, mengimplementasikan dan memonitor

interface untuk data pemerintah daerah yang terkonsolidasikan (SIKD)

▪  Membentuk satuan kerja untuk

menilai kebutuhan pengembangan

suatu sistem IT untuk semua pemerintah daerah (DJPK)

–  Studi kelayakan untuk pengintegrasian sistem IT

–  Koordinasi antara kemendagri, Kemenkeu dan

BPKP

–  Hasil dari kelayakan untuk pengintegrasian

31 PERBENDAHARAAN

Page 146: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 300

Pengintegrasian sistem akuntansi antara pemerintah pusat dan daerah - potensi risiko peraturan dan hukum

Risiko Mitigasi ▪  Memerlukan kepercayaan politik tingkat

tinggi ▪  Pemerintah daerah mungkin tidak sepakat

dengan pengintegrasian sistem

31 PERBENDAHARAAN

Page 147: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 301

Tujuan :

Latar belakang

Ringkasan tindakan yang diajukan

Dampak dan IKU

Faktor keberhasilan

Struktur tata kelola

Perubahan dalam model operasional

Outcomes utama

▪  Pak Boediarso (Dirjen DJPB)

Initiative champion Unit Ditjen

DJPB

▪  Ibu Yuniar (Dir. APK)

Initiative owner Unit Ditjen

▪  APK

Tim Unit Ditjen

DJPB

DJPB

Meningkatkan pengelolaan keuangan K/L dan BUN

▪  Meningkatkan pengelolaan keuangan K/L dan BUN

▪  Monitoring dan pembinaan pelaporan keuangan K/L dan BUN memerlukan perbaikan guna memperbaiki pengelolaan keuangan

▪  Perbaikan diperlukan pada pelaksanaan dan monitoring rencana tindak terhadap temuan audit dengan cara membentuk sistem penelusuran yang akan membantu K/L dan BUN dalam perumusan rencana tindak atas temuan audit yang lebih terarah

▪  Persentase LKKL berbasis akrual yang memperoleh WTP

▪  Opini audit atas LKPP berbasis akrual

▪  2025: Membuat sistem IT yang dapat memberikan peringatan terkait temuan audit yang akan muncul

▪  2024: Membangun kapabilitas untuk proses monitoring audit yang telah diperbaiki – bukan IT (mis. proses)

▪  2025: Membangun kapabilitas untuk proses monitoring audit yang telah diperbaiki – IT

▪  Meningkatkan pengelolaan keuangan K/L dan BUN

▪  Mendorong komite untuk mengevaluasi temuan audit ▪  Memperbaiki proses audit dengan K/L untuk

menangani potensi permasalahan audit –  Membuat struktur insentif untuk mengurangi

temuan audit ▪  Meningkatkan koordinasi dengan BPK ▪  Membuat sistem IT yang dapat memberikan peringatan

terkait temuan audit yang akan muncul dan menelusuri temuan audit

▪  Membangun kapabilitas untuk proses monitoring audit yang telah diperbaiki – bukan IT (mis. proses)

▪  Membangun kapabilitas untuk proses monitoring audit yang telah diperbaiki – IT

▪  Pengguliran program pilot ▪  Memperoleh komitmen tingkat tinggi dari para pimpinan untuk meningkatkan pengelolaan keuangan K/L dan BUN

32 PERBENDAHARAAN

Page 148: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 302

Keadaan saat ini Keadaan yang diinginkan

Meningkatkan pengelolaan keuangan K/L dan BUN – perubahan pada model operasional

ILUSTRATIF

§  Monitoring dan pembinaan pelaporan keuangan K/L dan BUN memerlukan perbaikan guna memperbaiki pengelolaan keuangan

▪  Tercapai dan terjaganya status WTP dengan cara memastikan bahwa K/L dan BUN memiliki pengelolaan keuangan yang efektif dan efisien serta patuh terhadap regulasi, dan juga melakukan penyelesaian terhadap temuan audit

§  Perbaikan diperlukan pada pelaksanaan dan monitoring rencana tindak terhadap temuan audit dengan cara membentuk sistem penelusuran yang akan membantu K/L dan BUN dalam perumusan rencana tindak atas temuan audit yang lebih terarah

32 PERBENDAHARAAN

Page 149: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 303

Meningkatkan pengelolaan keuangan K/L dan BUN – rencana kerja

2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025

Mar May Jul Sep Nov Jan Mar May Jul Sep Nov Jan Mar May Jul Sep Nov Jan Mar May Jul Sep Nov Jan Mar May Jul Sep Nov Jan Mar May Jul Sep Nov Jan Mar May Jul Sep Nov Jan Langkah-langkah

▪  Membangun kapabilitas untuk proses monitoring audit yang telah diperbaiki – bukan IT (mis. proses)

▪  Membangun kapabilitas untuk proses monitoring audit yang telah diperbaiki – IT

▪  Pengguliran program pilot

▪  Mendorong komite untuk mengevaluasi temuan audit

▪  Memperbaiki proses audit dengan K/L untuk menangani

▪  potensi permasalahan audit –  Membuat struktur insentif untuk

mengurangi temuan audit

▪  Meningkatkan koordinasi dengan BPK

▪  Membuat sistem IT yang dapat memberikan peringatan terkait temuan audit yang akan muncul dan menelusuri temuan audit

32 PERBENDAHARAAN

Page 150: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 304

Meningkatkan pengelolaan keuangan K/L dan BUN – potensi risiko peraturan dan hukum

Risiko Mitigasi ▪  Kerangka kerja tunggal untuk akuntansi

dan penganggaran bagan rekening ▪  Berpotensi menjadi temuan audit jika definisi

di dalam penganggaran dan akuntansi tidak sama

32 PERBENDAHARAAN

Page 151: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 305

Meningkatkan sistem pengendalian internal

Tujuan :

Latar belakang

Ringkasan tindakan yang diajukan

Dampak dan IKU

Faktor keberhasilan

Struktur tata kelola

Perubahan dalam model operasional

Outcomes utama

▪  Pak Boediarso (Dirjen DJPB) ▪  Eselon 1 BPKP

Initiative champion Unit Ditjen DJPB BPKP

▪  Ibu Yuniar (Dir. APK) ▪  Eselon 1 BPKP

Initiative owner Unit Ditjen

▪  APK Tim Unit Ditjen

DJPB BPKP

DJPB

▪  Meningkatkan sistem pengendalian internal

▪  Persentase LKKL berbasis akrual yang memperoleh WTP

▪  Opini audit atas LKPP berbasis akrual

▪  2024/25: Mendorong BPKP untuk membuat kriteria untuk penilaian dan penelusuran kualitas sistem pengendalian internal untuk temuan audit

▪  Mendorong BPKP untuk mengedukasi K/L dalam meningkatkan sistem pengendalian internal untuk temuan audit

▪  Peningkatan sistem pengendalian internal melalui kerjasama dengan auditor internal

▪  Memulai melakukan komunikasi dengan BPKP terkait strategi reformasi bagi sistem pengendalian internal untuk temuan audit

▪  Mendorong BPKP untuk mengevaluasi permasalan-permasalah serupa yang muncul dengan sistem pengendalian internal

▪  Bekerja bersama BPKP untuk memperbaiki panduan bagi sistem pengendalian internal, khususnya untuk temuan audit

▪  Mendorong BPKP untuk membuat kriteria untuk penilaian dan penelusuran kualitas sistem pengendalian internal untuk temuan audit

▪  Mendorong BPKP untuk mengedukasi K/L dalam meningkatkan sistem pengendalian internal untuk temuan audit

▪  Perlu untuk mendorong auditor internal untuk melakukan evaluasi terhadap sistem pengendalian internal yang ada dan menegakkan mekanisme guna menanamkan kepatuhan terhadap regulasi

▪  Koordinasi yang erat dengan BPKP yang menjadi penanggung jawab dari sistem pengendalian internal

33 PERBENDAHARAAN

Page 152: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 306

Keadaan saat ini Keadaan yang diinginkan

Meningkatkan sistem pengendalian internal – perubahan pada model operasional

ILUSTRATIF

▪  Perbaikan diperlukan pada sistem pengendalian internal yang ada untuk melaksanakan mekanisme guna menanamkan kepatuhan terhadap regulasi

▪  Peningkatan sistem pengendalian internal untuk mendukung tercapainya status WTP

33 PERBENDAHARAAN

Page 153: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 307

2014 2015 2016 2017 2018

Mar May Jul Sep Nov Jan Mar May Jul Sep Nov Jan Mar May Jul Sep Nov Jan Mar May Jul Sep Nov Jan

▪  Mendorong BPKP untuk mengevaluasi permasalan-permasalah serupa yang muncul dengan sistem pengendalian internal

▪  Bekerja bersama BPKP untuk memperbaiki panduan bagi sistem pengendalian internal, khususnya untuk temuan audit

▪  Mendorong BPKP untuk membuat kriteria untuk penilaian dan penelusuran kualitas sistem pengendalian internal untuk temuan audit

▪  Mendorong BPKP untuk ▪  mengedukasi K/L dalam meningkatkan sistem pengendalian internal untuk temuan audit

Langkah-langkah

▪  Memulai melakukan komunikasi dengan BPKP terkait strategi reformasi bagi sistem pengendalian internal untuk temuan audit

Meningkatkan sistem pengendalian internal – rencana kerja 33 PERBENDAHARAAN

Page 154: Perubahan Manual Implementasi Transformasi Kelembagaan … · 2018-10-05 · Koordinasi dengan ketentuan dan volum penempatan di bank umum Bank Indonesia berdasarkan TDR Mengembangkan

RAHASIA 308

Meningkatkan sistem pengendalian internal - potensi risiko peraturan dan hukum

Risiko Mitigasi ▪  N/A ▪  N/A

33 PERBENDAHARAAN