PERUBAHAN KEBUDAYAAN

39
PERUBAHAN KEBUDAYAAN DI ERA GLOBALISASI Disusun Oleh : Ambar S (03) Asti Lingga (06) Chusnul K (07) Norma Rosalia (20) 1

description

materi kelas XI

Transcript of PERUBAHAN KEBUDAYAAN

Page 1: PERUBAHAN KEBUDAYAAN

PERUBAHAN KEBUDAYAAN

DI ERA GLOBALISASI

Disusun Oleh :

Ambar S (03)

Asti Lingga (06)

Chusnul K (07)

Norma Rosalia (20)

SMA NEGERI 2 BOYOLALI

1

Page 2: PERUBAHAN KEBUDAYAAN

TAHUN AJARAN 2008 / 2009

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat

rahmat dan hidayahNya kami dapat menyelesaikan tugas karya ilmiah ini. Karya

ilmiyah ini di susun dengan segala ke sungguhan dan ketulusan hati dan kami juga

menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Tetapi penulis pun menyadari

kurangnya kemampuan dan terbatasnya daya fikir yang di miliki penulis, maka isi

dan susunannya pun sangat sederhana serta jauh dari kesempurnaan.

Oleh karena itu penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada

semua pihak yang ikut serta membantu dalam penyusunan karya ilmiah ini. Tak

lupa kami ucapkan terima kasih kepada :

Ibu Rini Susilowati sebagai guru bidang studi dan juga guru Mapel.

Kepada kedua orang tua kami yang selalu mendukung dan mendoakan

kami sehingga karya ilmiah ini dapat terselesaikan.

Kepada semua pihak yang turut serta membantu dalam penyusunan karya

ilmiah ini.

Harapan penulis semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pelajar

dan masyarakat pada umumnya. Akhirnya kita kembalikan segala daya dan upaya

ini keharibaan illahi ya rabbi, semoga Allah berkenan menerima amal ibadah kita

semua. Semoga amal dan budi baik itu selalu mendapatkan petunjuk serta rahmat

dari yang Maha Kuasa …

Boyolali, Maret 2009

Penyusun

2

i

Page 3: PERUBAHAN KEBUDAYAAN

MOTTO

1. Barangsiapa menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu maka dengan

ilmunya itu Allah mempermudah jalan ke surga (Sab’da Rasulullah riwayat

Muslim Abu Hurairah).

2. Kemauan yang keras akan dapat mengerjakan pekerjaan yang sukar sekalipun.

3. Dimana ada jalan di situ ada kemauan.

4. Tiada yang manis jika tiada keringat.

PERSEMBAHAN

Karya ilmiah ini kami persembahkan untuk :

1. Ayah dan Ibu tercinta

2. Guru pembimbing yang bijaksana

3. Teman-teman seperjuangan

3

ii

Page 4: PERUBAHAN KEBUDAYAAN

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................. i

KATA PENGANTAR ............................................................................ ii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................... iii

DAFTAR ISI ........................................................................................... iv

BAB I ...................................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang .................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ............................................................... 1

1.3. Manfaat Penelitian .............................................................. 1

1.4. Sistematika Karya Tulis ...................................................... 2

BAB II ..................................................................................................... 3

2.1. Landasan Teori .................................................................... 3

2.2. Proses Penelitian ................................................................. 6

2.3. Analisis Data ....................................................................... 6

BAB III ................................................................................................... 7

3.1. Hasil Penelitian ................................................................... 7

BAB IV ................................................................................................... 18

4.1. Kesimpulan ......................................................................... 18

4.2. Saran ...................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................

BIOGRAFI PENULIS ............................................................................ 21

4

iii

Page 5: PERUBAHAN KEBUDAYAAN

5

iv

Page 6: PERUBAHAN KEBUDAYAAN

BAB I

1.1. Latar Belakang

Sistem kehidupan globalisasi saat ini memang sulit di bendung,

bahkan tidak dapat di bendung lagi. Sehubungan dengan hal ini bangsa kita

harus pro aktif dalam menangapi masalah tersebut. Terciptanya era

globalisasi merupakan kelanjutan dari era sebelumnya yang cenderung

mementingkan kehidupan satu kelompok negara dalam masa globalisasi ada

suatu kecenderungan untuk melakukan kesepakatan-kesepakatan terlebih

dahul sebelum terjadinya suatu upaya kerja sama yang di harapkan saling

menguntungkan.

Pada masa-masa kini orang-orang sering menyebut kata “globalisasi”

sebenarnya apakah globalisasi itu ? Globalisasi dapat di artikan sebagai

keadaan yang “mendunia” atau keadaan hidup manusia yang di motifasi oleh

kesadaran hidup manusia yang di motifasi oleh kesadaran hidup dalam suatu

bumi atau suatu dunia, sebenarnya apa yang membuat manusia di bumi ini

memiliki semacam semangat untuk memiliki suatu dunia dan mengajak yang

lain untuk menengok keadaan bumi ini dan menelaah berbagai persoalan

dibumi ini ?

Apakah saat ini masyarakat memikirkan dampak “globalisasi

terhadap kebudayaan ? tentu saja masyarakat belum memikirkan sejauh itu.

Sebenarnya globalisasi sudah menggerogoti masyarakat Indonesia dalam

segala bidang namun sayang masyarakat belum menyadarinya.

1.2. Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana dampak globalisasi terhadap kebudayaan Indonesia ?

1.2.2 Bagaimanakah dengan kecenderungan dan respon masyarakat terhadap

globalisasi ?

1.3. Manfaat Penelitian

Penelitian ini di harapkan nantinya dapat bermanfaat bagi penulis

dan pembaca pada khususnya selain itu juga karya ilmiah ini dapat berguna

bagi dunia pendidikan dan dunia kehidupan.

1

Page 7: PERUBAHAN KEBUDAYAAN

1.4. Sistematika Karya Ilmiah

Sistematika karya tulis ini di maksudkan untuk mempermudah

penulis dalam penyelesaian karya tulis ini. Sistematika karya tulis adalah

langkah-langkah yang di tempuh penulis dalam penyusunan karya tulis guna

menempuh hasil yang sempurna.

Sistematika karya tulis dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini

adalah sebagai berikut :

1.4.1 Halaman Judul

1.4.2 Kata Pengantar

1.4.3 Motto dan Persembahan

1.4.4 Bab I

1.4.4.1 Latar Belakang

1.4.4.2 Rumusan Masalah

1.4.4.3 Manfaat Penelitian

1.4.4.4 Sistematika Karya Tulis

1.4.5 Bab II

1.4.5.1 Landasan Teori

1.4.5.2 Proses Penelitian

1.4.5.3 Lokasi Penelitian

1.4.5.4 Analisis Data

1.4.6 Bab III

1.4.6.1 Hasil Penelitian

1.4.7 Bab IV

1.4.7.1 Kesimpulan

1.4.7.2 Saran

1.4.8 Daftar Pustaka

1.4.9 Biografi Penulis

2

Page 8: PERUBAHAN KEBUDAYAAN

BAB II

2.1. Landasan Teori

Perubahan kebudayaan merupakan suatu fenomena yang abadi dalam

kehidupan di dunia ini. Perubahan kebudayaan adalah adanya ketidak

sesuaian di antara unsur-unsur kebudayaan yang saling berbeda, sehingga

terjadilah keadaan yang tidak sesuai dengan fungsinya bagi kehidupan.

Apalagi manusia makhluk hidup lainnya. Tidak ada yang bisa

mempertahankan hidup selamanya. Segala sesuatu yang ada di dunia ini akan

mengalami kerusakan dan hanya ada satu yang abadi yakni Tuhan YME.

Yang menyebabkan perubahan kebudayaan

2.2.1. Akulturasi

A. Kroeber mendevinisikan akulturasi merupakan bentuk

perubahan kebudayaan yang di sebabkan oleh adanya pengaruh

dari luar. Suatu akulturasi dapat terjadi jika di antara dua

kebudayaan memiliki hubungan yang sangat erat serta saling

membutuhkan untuk kemudian menjadikan bagian dari

kebudayaan masing-masing.

Koentjaningrat mengemukakan akulturasi timbul jika suatu

kelompok manusia dengan kebudayaannya di hadapan dengan

unsur kebudayaan asing yang berbeda sedemikian rupa sehingga

unsur kebudayaan asih itu di terima dan diolah dalam kebudayaan

asing itu di terima dan diolah dalam kebudayaan sendiri tanpa

menghilangkan kebudayaan sendiri.

2.2.2. Asimilasi

Asimilasi dapat di devinisikan sebagai suatu proses sosial yang

telah lanjut dan di tandai dengan makin berkurangnya perbedaan-

perbedaan antar individu dan antar kelompok serta dengan semakin

eratnya persatuan dalam dalam segiaktifitas.

3

Page 9: PERUBAHAN KEBUDAYAAN

2.2.3. Difusi Kebudayaan

Perkembangan kebudayaan dan kemajuan sebagian besar

disebabkan adanya pengaruh kebudayaan dari suatu masyarakat

lainnya proses penyebaran inilah yang di sebut difusi kebudayaan.

2.2.4. Inovasi

Inovasi sangatlah penting bagi terjadinya suatu perubahan

budaya. Sebab perubahan dalam aspek budaya apapun tidak muncul

begitu saja, melainkan melalui proses penemuan yang kemudian

menghasilkan perubahan besar. Perubahan melalui penemuan baru

itu, berlangsung dengan proses belajar yang mungkin cukup lama,

setahap demi setahap baru kemudian dihasilkan. Hasil inovasi

tersebut ketika diterapkan dalam kehidupan masyarakat yang

bersangkutan menghasilkan suatu perubahan. Bisa jadi hasil inovasi

tersebut kemudian dipinjam dan menyebar sehingga tidak lagi

menjadi milik masyarakat lainnya. Misalnya dalam penemuan

pesawat terbang yang ditemukan oleh bangsa Eropa pada abad ke-19,

hasil inovasi tersebut telah menyebar ke berbagai negara, bahkan ke

Indonesia. Namun demikian yang menarik perhatian para ahli

antropologi adalah bagaimana proses ditemukannya nilai inovasi

tersebut ?

Proses penemuan berlangsung seiring dengan kebutuhan

masyarakat. Semakin berkembang suatu masyarakat dengan

kebudayaannya, semakin sering pula inovasi dihadirkan.

Inovasi dibedakan dalam dua kategori yakni “discovery” dan

“invention”, di antara para ahli belum mempunyai kesepakatan

objektif sehingga sulit untuk menarik garis yang tegas perbedaannya,

sekalipun akhirnya mengarah pada makna perubahan.

Berikut adalah beberapa pendapat dari para ahli tentang

perbedaan antara discovery dan invention.

4

Page 10: PERUBAHAN KEBUDAYAAN

a. Linton mengartikan discovery sebagai penemuan yang bersifat

penambahan pada pengetahuan, dan invention adalah penerapan

dari pengetahuan tersebut.

b. Harrison (1930) seorang ahli dalam kebudayaan material,

membedakan discovery sebagai penemuan benda atau material

yang baru dan bersifat dasar, artinya belum jadi karena belum

memiliki bentuk. Sedangkan invention adalah penemuan benda

atau barang yang masih sederhana, seperti kapak tangan buatan

masyarakat yang berkebudayaan pra sejarah, namun mempunyai

konstruksi dan bentuk tertentu.

c. Dixon (1928) telah menyampaikan pengertian discovery dan

invention secara lebih luas. Baik discovery maupun invention

keduanya dapat menimbulkan hasil yang bersifat material

maupun non-material. Dixon membedakan dari sisi motivasi dan

tujuan juga membedakan terdapatnya faktor-faktor yang

mempengaruhi inovasi, yakni faktor kesempatan, pengamatan,

penilaian, dan kebutuhan, serta keinginan.

d. Hobart Barnet memandang inovasi sebagai rekombinasi dari

ide-ide yang ada sebelumnya kemudian membentuk ide baru.

Atau dengan kata lain inovasi adalah konfigurasi mental yang

ada pada individu tertentu.

e. Parsudi Suparlan (1987) menyatakan, bahwa discovery adalah

suatu penemuan baru yang berupa persepsi mengenai hakikat

suatu gejala atau hakikat mengenai hubungan antara dua gejala

atau lebih. Sedangkan invention adalah ciptaan baru yang berupa

benda atau pengetahuan yang diperoleh melalui proses

penciptaan yang didasarkan atas pengkombinasian dari

pengetahuan-pengetahuan yang sudah ada mengenai benda atau

lainnya.

5

Page 11: PERUBAHAN KEBUDAYAAN

2.2. Proses Penelitian

- Proses penelitian di lakukan dengan cara observasi langsung ke

lingkungan masyarakat tepatnya di desa Kaporan, Papringan, Kaliwungu,

Semarang

2.3. Analisis Data

Analisis data di lakukan dengan cara menggabungkan antar beberapa

metode yaitu metode kepustakaan dan observasi hingga menghasilkan data

yang di inginkan.

6

Page 12: PERUBAHAN KEBUDAYAAN

BAB III

3.1. Hasil Penelitian

3.1.1. Kecenderungan dan respon masyarakat terhadap globalisasi

Sistem kehidupan globalisasi saat ini memang tidak mungkin

dapat dibendung. Sehubungan dengan hal tersebut, bagi bangsa kita

harus pro-aktif dalam menanggapi gejala tersebut. Suatu usaha yang

bersifat pro-aktif memerlukan suatu perencanaan dan kesiapan-

kesiapan yang matang, agar globalisasi tersebut dapat ditangkap

secara tepat dan dimanfaatkan semaksimal mungkin. Sebaliknya

bilamana suatu negara atau masyarakat yang tidak mempersiapkan

diri, maka globalisasi tersebut akan menggilas kehidupannya.

Apakah yang harus disiapkan dengan sistem tersebut ?

Kesiapan yang pertama adalah berkenan dengan kesiapan dari

manusianya, terutama kesiapan dengan sistem pengetahuan yang

dimiliki oleh masyarakat bersangkutan. Di mana pengetahuan

tersebut tidak hanya sekedar digunakan untuk kehidupan di

lingkungannya, melainkan pengetahuannya itu dapat memahami

kejadian-kejadian yang ada di luar lingkungannya. Dalam kaitan

dengan kesiapan manusia Indonesia, berarti sistem pengetahuan

bangsa Indonesia tersebut yakni mampu berinteraksi dengan bangsa-

bangsa di dunia dalam bentuk pemahaman berbagai kerja sama yang

saling menguntungkan antara dua belah pihak atau lebih. Kesiapan ini

erat kaitannya dengan apa yang kita namakan peningkatan sumber

daya manusia.

Kedua, yakni kesiapan dalam memodernisasi perangkat

kehidupan sosialnya yang berupa kesiapan dalam struktur

kehidupannya yang siap untuk terciptanya suasana yang kompetitif

dalam berbagai sektor kehidupan. Kesiapan perangkat juga untuk

menerima pola-pola hubungan dengan negara lain dalam bentuk

saluran-saluran resmi yang digunakan oleh berbagai negara. Di

7

Page 13: PERUBAHAN KEBUDAYAAN

samping hal di atas struktur kehidupan sosial masyarakat yang

modern adalah sesuatu yang bersifat dinamis dalam proses memberi

dan menerima sehingga pada gilirannya kesiapan ini mendorong

untuk mendapatan hal-hal yang baik kemudian dijadikan sebagai

salah satu kebudayaannya. Dengan begitu perangkat sosial yang siap

ini dipergunakan untuk lebih menggerakkan laju hubungan-hubungan

dengan dunia luar.

Ketiga adalah kesiapan keamanan, baik stabilitas politik dalam

negeri maupun stabilitas keamanan kawasan regional, seperti

misalnya kawasan ASEAN. Tidak akan ada yang berhasil suatu

negara dalam perubahan dengan kehidupan dunia, manakala stabilitas

keamanan tidak terjaga. Demikian halnya keamanan kawasan yang

tidak aman akan mengganggu hubungan-hubungan dengan negara di

luar kawasan. Sebab pada prinsipnya suatu tata kehidupan baru dunia,

bilamana di sekitar negara tersebut tidak terjadi konfliks-konfliks

yang berkepanjangan. Misalnya tampak kawasan Timur Tengah, di

mana masing-masing negara tidak secara bersahabat saling

berhubungan sehingga sangat sulit para investor dari luar

menanamkan sahamnya di negara-negara tersebut. Lain halnya

negara kita dengan kawasan ASEAN yang relatif stabil dan telah

dilakukan berbagai kerja sama, jauh sebelum era globalisasi tersebut

muncul.

Keempat yakni kesiapan bangsa kita dalam membenahi

sekaligus memperkuat perekonomian rakyat. Seperti kita ketahui

ekonomi bangsa kita berasaskan gotong-royong, dalam bentuk

“koperasi”. Ekonomi bangsa kita yang kebanyakan berada di

pedesaan tersebut sungguh merupakan tulang punggung ekonomi

bangsa kita. Lumpuhnya sistem ekonomi demikian, berarti lumpuh

pula ekonomi swasta yang kian maju perkembangannya dan

mendesak ekonomi rakyat yang sebenarnya menjadi kewajiban

penting. Pada prinsipnya kepentingan ekonomi rakyat ini diharapkan

8

Page 14: PERUBAHAN KEBUDAYAAN

dapat bekerja sama dengan ekonomi swasta dalam negeri, namun

kenyataan tersebut sulit untuk dijalin.

Berdasarkan kesiapan-kesiapan dalam menghadapi tantangan

globalisasi tersebut diharapkan dapat meraih keuntungan bagi

kehidupan bangsa. Kesiapan ini penting sekali karena globalisasi

adalah bersifat universal, yakni pada saatnya akan terjadi semacam

penyatuan antara ekonomi suatu negara dengan ekonomi dunia.

Untuk itu di berbagai kalangan masyarakat Indonesia

menanggapi hadirnya gejala globalisasi berbeda-beda. Bagi

masyarakat awam, barangkali mereka tidak memahami sehingga

tidak memiliki respon dalam menanggapi persoalan ini. Akan tetapi

bagi kalangan terpelajar yang memahami persoalan ini sebagai

persoalan yang penting, akan terpecah dalam dua kategori respon.

Pertama kelompok yang merasa khawatir akan tergusurnya ekonomi

global. Kedua, kelompok yang merasa optimis, bahwa sekalipun

terdapat tantangan yang besar, bangsa Indonesia optimis akan dapat

menghadapi tantangan itu dan akan menguntungkan bagi kehidupan

bangsa.

Kategori respon masyarakat pertama didasarkan pada

kenyataan, bahwa belum terintegrasinya kesiapan-kesiapan bangsa

Indonesia dalam perekonomiannya. Mereka lebih melihat

perekonomian rakyat yang saat ini kehidupannya sangat lemah.

Di samping ada kecenderungan sebagai kalangan yang merasa

menghawatirkan, namun terdapat pula kalangan yang merasa optimis

bahwa bangsa Indonesia akan dapat meraih keuntungan dalam

kehidupan ekonomi yang global tersebut. Pandangan ini didasarkan

pada kenyataan kemampuan bangsa Indonesia yang

perekonomiannya telah berkembang dengan baik. Masyarakat

Indonesia dengan perekonomiannya telah menunjukkan kepada

dunia, kemampuannya dalam menangani perekonomian nasional

tatkala terjadi resesi dunia yang demikian lama. Namun kekuatan dan

9

Page 15: PERUBAHAN KEBUDAYAAN

kemampuan bangsa Indonesia mampu keluar dari kemelut tersebut

dan tetap menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi.

3.1.2. Dampak globalisasi terhadap kebudayaan Indonesia

Dampak globalisasi merupakan suatu konsekuensi logis pada

setiap masyarakat. Di mana suatu masyarakat dengan kebudayaannya

bila berhadapan dengan berbagai kebudayaan dari luar, akan

menghasilkan suatu dampak tertentu. Apalagi pengaruh tersebut

berjalan secara cepat dan menyangkut berbagai kehidupan. Pengaruh

tersebut tentu akan menghasilkan dampak yang meluas pada sistem

kebudayaan masyarakat kita. Demikian derasnya pengaruh tersebut

nampak seperti penyerbuan kebudayaan secara bertubi-tubi. Dampak

tersebut belum tentu menghasilkan sesuatu yang negatif, melainkan

juga akan menghasilkan suatu yang negatif, melainkan juga akan

menghasilkan suatu yang positif dalam arti dapat memperkaya

kehidupan budaya bangsa. Hal tersebut sangat bergantung dari

kesiapan kebudayaan yang bersangkutan dalam menghadapi

kenyataan hidup yang global.

Lebih-lebih lagi dampak tersebut dilihat dalam konteks

kebudayaan Indonesia. Dimana pada bangsa kita kenyataan akan

bermacam-ragam kehidupan suku bangsa dengan budaya, agama,

letak geografis serta tingkat sosialnya yang ada di masyarakat kota

merupakan faktor yang tidak bisa dipungkiri akan menjadi pengaruh

dalam pertemuan dengan budaya luar. Sedangkan kita menyadari

bahwa pada setiap suku bangsa kita menunjukkan adanya

pengalaman-pengalaman yang berbeda dalam merespon unsur-unsur

kebudayaan dari luar. Kenyataan yang demikian akan menyebabkan

adanya perbedaan-perbedaan dalam cara-cara menanggapi,

menganalisis, menginternalisasi, aspek-aspek perbedaan tersebut

yang berdampak pula bagi kehidupan kebudayaan bangsa kita.

Dampak dari luar tersebut bermacam-macam bentuknya,

dimulai dari hal-hal yang bersifat kecil sampai dengan dampak yang

10

Page 16: PERUBAHAN KEBUDAYAAN

meluas bagi lingkungan kita. Demikian halnya secara kualitatif ada

yang menimpa pada aspek yang bersifat perilaku saja, namun juga

sampai pada aspek substantif. Dari sekian variasi tersebut, dampak

hubungan yang diakibatkan oleh globalisasi dapat dikategorikan ke

dalam tiga kelompok besar, yaitu :

1. Akan terjadinya keguncangan budaya (cultural shock).

Keguncangan budaya ini merupakan dampak yang paling berat

dirasakan oleh masyarakat.

2. Ketimpangan kebudayaan (cultural lag) yang merupakan

perbedaan antara wujud dengan nilai kebudayaan yang diserap.

3. Dampak tersebut akan memperkaya kehidupan kebudayaan bangsa

kita. Dampak yang terakhir ini bersifat positif, karena di dalamnya

akan terkandung kemampuan masyarakat untuk menyerap

budayaan dari luar menjadi kebudayaan baru masyarakat yang

bersangkutan.

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang dampak dari globalisasi

di atas, perhatikanlah uraian berikut ini.

1. Keguncangan Budaya (Cultural Shock)

Berkenaan dengan dampak yang menyebabkan terjadinya

keguncangan kebudayaan (cultural shock), kita dapat menelusuri

makna keguncangan atau “shock” tersebut sebagai suatu keadaan

yang tidak stabil. Terguncang artinya suatu keadaan di mana orang

tersebut merasakan kekurang mampuan dalam menstabilkan

hidupnya. Guncangan kebudayaan artinya suatu keadaan

masyarakat dan kebudayaannya yang tidak mampu secara ajeg

menahan berbagai tarikan akibat pengaruh kebudayaan yang

datang dari luar. Kebudayaan yang terkena guncangan tersebut

bukan berarti lemah tetapi kekuatan dari luar ternyata demikian

kuatnya sehingga terjadi instabilitas dalam kehidupan masyarakat

yang bersangkutan.

11

Page 17: PERUBAHAN KEBUDAYAAN

Kita telah mengenal tentang salah satu prinsip perubahan

kebudayaan yang diakibatkan oleh unsur kebudayaan dari luar,

yakni terjadinya penyesuaian-penyesuaian. Penyesuaian itu

dilakukan karena adanya penerimaan unsur kebudayaan dari luar,

kemudian bagian dalam kebudayaannya. Begitu selanjutnya suatu

kebudayaan luar. Namun tatakala penyesuaian-penyesuaian itu

melebihi kemampuan kebudayaan yang bersangkutan untuk

dijadikan sebagai kebudayaannya, disebabkan karena begitu

gencarnya kebudayaan luar menyerbu kebudayaan suatu

masyarakat maka terjadilah apa yang disebut instabilitas atau

dengan kala lain, bentuk guncangan kebudayaan.

Bentuk goncangan kebudayaan ini suatu keadaan yang

tidak mampu mempersepsikan secara utuh dan merekonstruksi ke

dalam suatu kebudayaan baru. Kita tahu penyesuaian kebudayaan

itu memerlukan waktu atau tahapan yang cukup lama. Dalam

keadaan guncangan, bentuk penyesuaian yang satu belum selesai

sudah datang unsur kebudayaan lain yang harus disesuaikan.

Akibatnya kebudayaan tersebut tidak mengalami masa isirahat dan

terus berproses atau bergulir seiring dengan derasnya kebudayaan

dari luar. Kenyataan ini tentu amatlah membingungkan, di mana

yang terjadi adalah suatu kegamangan, karena tidak terdapatnya

satu pegangan budaya yang diyakini

Keadaan tersebut sebenarnya dialami oleh sebagian

masyarakat yang dalam kapasitasnya tidak mampu secara utuh

menyelami perubahan tersebut. Kita dapat melihat keadaan

tersebut dengan kenyataan masyarakat kita yang begitu cepat

berbah. Bila hari ini kita menerima suatu nilai yang baru, nilai

tersebut kemudian berubah lagi dengan secepatnya. Pengembalian

nilai yang baru tersebut didasarkan karena nilai yang lama sudah

tidak cocok lagi digunakan oleh masyarakat. Dalam masyarakat

yang memiliki daya beli ekonomi yang kuat, kita melihat

12

Page 18: PERUBAHAN KEBUDAYAAN

terjadinya perubahan-perubahan dalam barang yang dimilikinya.

Sebagai contoh, mereka memiliki rumah yang besar dan kokoh.

Rumah tersebut dapat dikatakan aman untuk melindungi dari

berbagai ancaman keamanan. Namun dalam waktu yang cepat

mereka harus mengganti model rumah tersebut, tidak hanya besar

melainkan harus menggunakan gaya yang kebarat-baratan. Mereka

memakai tiang dari gaya Romawi, atapnya atap Spanyol, dan lain-

lain. Mengingat gaya tersebut telah banyak dibuat orang mereka

juga membuat gaya rumah yang bergaya tropis, yakni dengan

mengenakan bahan-bahan kebanyakan dari kayu. Demikianlah

seterusnya, rumah tersebut berganti-ganti sesuai dengan

perkembangan waktu. Melihat keadaan tersebut dapat kita

persepsikan cara membangun dan menghuni rumah bukan

didasarkan pada satu nilai, melainkan dengan banyak nilai. Terjadi

pergantian nilai tersebut adalah suatu keadaan yang tidak stabil,

sebab nilai estetika rumah tidak ada yang dipegangnya.

2. Ketimpangan Budaya (Cultural Lag)

Dampak globalisasi dalam bentuk ketimpangan budaya ini

disebabkan penyerapan unsur budaya luar yang dilakukan secara

cepat dan tidak melalui suatu proses internalisasi secara mendalam

sehingga menyebabkan terjadinya ketimpangan antara wujud yang

ditampilkan dan nilai-nilai yang menjadi landasannya. Seperti

dimaklumi, suatu kebudayaan yang datang dari luar akan memiliki

sistem gagasan, sistem etos dan nilainya serta sistem

perwujudannya dalam bentuk fisik. Kadang-kadang unsur

kebudayaan tersebut hadir melalui saluran televisi misalnya dari

wujudnya saja, sehingga wujud tersebut disera sebagai bagian dar

kebudayaanya. Tatkala ditampilkan kembali dalam konteks

kebudayaan kita menjadi berbeda.

Ketimpangan budaya ini memiliki berbagai jenisnya,

seperti tampak dalam pergeseran kebudayaan. Bentuk pergeseran

13

Page 19: PERUBAHAN KEBUDAYAAN

kebudayaan ini disebabkan terdapat unsur yang baru yang

menyebabkan tergesernya unsur yang lama. Dalam bidang

kehidupan seperti sopan santun kepada orang tua misalnya, tampak

para generasi muda sekarang dengan generasi muda dahulu

berbeda dalam cara mengekspresikan penghormatan pada orang

tuanya. Upaya menghormati orangtua dahulu misalnya dilakukan

dengan cara selalu mengikuti apa yang diminta dan diperintahkan

oleh orangtuanya. Sekalipun perintah tersebut bertentangan dengan

apa yang diinginkannya, tetapi tindaklah ditampakkan dengan cara

terus terang. Berbeda halnya dengan yang ditampilkan oleh

generasi muda sekarang, yang cenderung tidak selalu mengikuti

apa yang diinginkan oleh mereka. Kenyataan tersebut

menunjukkan nilai-nilai penghormatan dahulu berbeda

penampilannya dengan nilai sekarang.

Ketimpangan kebudayaan berjalan dalam berbagai aspek

kehidupan. Di mana tidak hanya dalam kehidupan sehari-hari,

melainkan juga dalam kehidupan yang lebih luas. Dalam

kehidupan sehari-hari tampak jelas berkenaan dengan gaya hidup,

terutama berlangsung dikalangan muda-mudi yang tengah mencari

identitas diri. Sebagai kelompok yang tengah mencari identitas diri,

maka sangat peka dan mudah sekali terpengaruh oleh kebudayaan

popular yang tengah digandrungi oleh kelompok dunia. Ketika

pada permulaan dimunculkannya jenis musik rock and roll, yakni

musik lincah dan dinamis serta cenderung keras karena memiliki

misi protes sosial di lingkungannya, banyak ditampilkan oleh kaum

muda-mudi dari Eropa dan Amerika. Mereka memandang jenis

musik ini pas untuk jiwa mudanya dan sekaligus dapat

menyuarakan isi hatinya yang meledak-ledak. Hal itu tampak

tatkala terjadi pementasan di daerah atau lingkungan mereka, para

penduduk yang jadi penonton secara bersama-sama melakukan

gerakan berjingkrak-jingkrak mengikuti irama yang keras tersebut.

14

Page 20: PERUBAHAN KEBUDAYAAN

Tidak sedikit dari mereka merasa histeris dengan penampilan

bintang yang jadi idolanya. Manakala musik tersebut ditampilkan

dalam khalayak para muda-mudi di Indonesia, kenyataannya

berlainan. Sedemikian lincahnya para penyanyi dan pengiring

musik rock tersebut, sampai dengan berbagai cara dilakukan,

keringat pun bercucuran untuk menjadikan suasana ini meriah,

ternyata para penonton tetap diam terpaku. Mereka tidak

melakukan gerakan apapun, hanya melongo bengong apalagi

berjingkrak-jingkrak secara berbarengan ataupun histeris

sebagaimana penonton yang ada di Barat.

Kenyataan tersebut dapat kita golongkan dalam

ketimpangan kebudayaan karena para penonton musik rock

tersebut telah digandrungi oleh masyarakat dunia termasuk juga

digandrungi oleh masyarakat kaula muda bangsa kita. Lebih jauh

dapat kita lihat misalnya kegilaan kaula muda Eropa terhadap para

bintang rock tersebut, misalnya dengan kegilaannya tersebut

mereka berebut, bahkan sampai memperebutkan pakaian yang

sengaja dilempar ke penonton. Bahkan sampai tingkat rumput yang

diijak oleh sang bintang tersebut diciumi. Kegilaan mereka

beralasan dan sesuai dengan sistem kebudayaannya yang ditukangi

oleh nilai kebebasan berekspresi. Ekspresi kesenian apapun bagi

mereka adalah syah, membuka baju, melantunkan syair yang

bernada keras ataupun hal lainnya. Namun bagi kaula muda kita

tidak sampai pada ekspresi dan kegilaan seperti itu, disebabkan

sistem kebudayaannya berbeda.

Di samping pengaruh luar yang diakibatkan oleh globalisasi

akan berdampak seolah-olah negatif, terdapat pula dampak yang

bersifat positif. Sebagaimana dimaklumi, bahwa suatu kebudayaan

dari luar cepat atau lambat diserap akan menjadi bagian dari

kebudayaannya. Kebudayaan yang diserap tersebut manakala

memiliki fungsi bagi kehidupannya. Sebaliknya suatu kebudayaan

15

Page 21: PERUBAHAN KEBUDAYAAN

akan meninggalkan unsur kebudayaan yang lama, manakala

dipandang tidak lagi berfungsi bagi kehidupannya. Kenyataan

tersebut kalau kita terapkan dalam kehidupan masyarakat yang

tengah mengalami proses penerimaan dari luar manakala hal itu

memang benar-benar dibutuhkan bagi kehidupannya.

Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang memiliki

kebudayaan nasional adalah kebudayaan yang hidup dan senantiasa

berkembang kea rah kemajuan masyarakatnya. Dengan terciptanya

interaksi dengan kebudayaan dari luar memungkinkan akan terjadi

penyerapan-penyerapan unsur kebudayaan lainnya. Bisa kita

tengok kenyataan terdahulu, dimana kebudayaan bangsa kita telah

mendapat penambahan dari kebudayaan lainnya, seperti India,

negara-neara Islam, Belanda, dan lain-lain. Hal serupa juga kan

kita lihat dalam interaksinya dengan negara-negara lainnya. Kita

akan menyerap kebudayaan mereka bilamana memang dibutuhkan

aspek kebudayaan yang tidak ada dalam kehidupannya. Sebagai

contoh dalam teknologi, bangsa kita yang tengah berusaha

menguasai berbagai teknologi bagi kehidupannya, akan dengan

serius dan cepat mengambil bentuk teknologi dari manapun untuk

kehidupannya. Demikian halnya dalam lapangan ilmu

pengetahuan, di mana demikian banyaknya sumber daya alam yang

belum kita manfaatkan, dibutuhkan tenaga-tenaga ahli dalam

bidang kelautan, bidang sosial, bidang kehutanan, dan sebagainya.

Sebagai bidang-bidang dari luar telah berhasil dikuasai,

misalnyadalam teknologi pesawat terbang atau teknologi kapal air,

namun hal itu belumlah dirasakan cukup. Dalam bidang kendaraan

darat, kita masih banyak mengimpor dari luar, demikian halnya

dengan teknologi-teknologi lainnya. Dalam kenyataan misalnya

kita dapat mengembangkan teknologi dalam negeri, dalam hal

pembuatan senjata-senjata untuk keperluan persenjataan militer.

Namun yang harus dicatat masih jauh tertinggal peralatan tersebut

16

Page 22: PERUBAHAN KEBUDAYAAN

dibandingkan dengan kebutuhan penjagaan keamanan kawasan

negara kita yang demikian luas.

17

Page 23: PERUBAHAN KEBUDAYAAN

BAB IV

KESIMPULAN

1. Globalisasi dapat kita katakana sebagai suatu keadaan yang bersifat

“mendunia”, atau suatu keadaan hidup manusia yang dimotivasi oleh

kesadaran hidup dalam satu bumi atau satu dunia.

2. Terciptanya era globalisasi merupakan suatu kelanjutan dari masa sebelumnya

yang cenderung mementingkan kehidupan satu kelompok negara. Dalam masa

globalisasi ada semacam kecenderungan untuk melakukan kesepakatan-

kesepakatan terlebih dahulu sebelum terjadinya suatu upaya kerja sama yang

diharapkan akan saling menguntungkan.

3. Dampak globalisasi merupakan suatu konsekuensi logis pada setiap

masyarakat. Dimana suatu masyarakat dengan kebudayaannya bila

berhadapan dengan berbagai kebudayaan dari luar, akan menghasilkan suatu

dampak tertentu. Apalagi pengaruh tersebut berjalan secara cepat dan

menyangkut berbagai kehidupan, akan menghasilkan dampak yang meluas

pada sistem kebudayaan masyarakat kita. Demikian derasnya pengaruh

tersebut nampak seperti penyerbuan kebudayaan secara bertubi-tubi. Dampak

tersebut belum tentu menghasilkan sesuatu yang positif dalam arti dapat

memperkaya kehidupan budaya bangsa. Hal tersebut sangat bergantung dari

kesiapan kebudayaan yang bersangkutan dalam menghadapi kenyataan hidup

yang global.

4. Dampak hubungan yang diakibatkan oleh globalisasi dapat dikategorikan ke

dalam tiga kelompok besar, yakni :

a. akan terjadinya keguncangan budaya (cultural shock). Keguncangan

budaya ini merupakan dampak yang paling berat dirasakan oleh

masyarakat.

b. Ketimpangan kebudayaan (cultural lag) yang merupakan perbedaan

antara wujud dengan nilai kebudayaan yang diserap.

18

Page 24: PERUBAHAN KEBUDAYAAN

c. Dampak tersebut akan memperkaya kehidupan kebudayaan bangsa kita.

Dampak yang terakhir ini bersifat positif, karena di dalamnya akan

terkandung kemampuan masyarakat untuk menyerap kebudayaan dari

luar menjadi kebudayaan baru masyarakat yang bersangkutan.

19

Page 25: PERUBAHAN KEBUDAYAAN

DAFTAR PUSTAKA

20

Page 26: PERUBAHAN KEBUDAYAAN

BIOGRAFI PENULIS

Ambar Susilowati lahir di Klaten (Jawa Tengah) 11 Juni 1992 dari

pasangan Sumarno dan Sri Sumarni yang bertempat tinggal di Banjar rejo

Malangan Tulung Klaten. Mengenyam pendidikan di TK Pertiwi Malangan II

selama 2 tahun lalu melanjutkan di SD N 4 Tambak selama 6 tahun, yang

kemudian meneruskan di SMP N 1 Mojosongo selama 3 tahun dan sekarang di

SMA N 2 Boyolali yang tepatnya di kelas XI IPS 3.

Asti Lingga Utami lahir di Bekasi Jawa Barat 31 Juli 1993 dari

pasangan Suparji dan Eni yang bertempat tinggal di Kaporan Kaliwungu

Semarang. Mengenyam pendidikan di SD N 4 Papringan selama 6 tahun

kemudian melanjutkan di SMP N 2 Kaliwungu selama 3 tahun dan sekarang di

SMA N 2 Boyolali yang tepatnya di kelas XI IPS 3.

Chusnul Qotimah lahir di Semarang (Jawa Tengah) 28 September

1993 dari pasangan Sukono dan Sumiyem yang bertempat tinggal di Kaporan

Kaliwungu Semarang. Mengenyam pendidikan di SD N 04 Papringan selama 6

tahun kemudian melanjutkan di SMP N 2 Kaliwungu selama 3 tahun dan sekarang

di SMA N 2 Boyolali yang tepatnya di kelas XI IPS 3.

Norma Rosalia Dian P lahir di Boyolali pada tanggal 1 Maret 1993

dari pasangan Heru Mustajab dan Sri Rudatin yang bertempat tinggal di Desa

Ngadirejo Mojosongo Boyolali, ia mengenyam pendidikan di TK Al Amin

Tanggerang selama 1 tahun lalu melanjutkan di SD 1 Mojosongo selama 6 tahun

yang kemudian meneruskan di SMP Negeri 3 Mojosongo selama 3 tahun dan

akhirnya sekarang berada di SMA N 2 Boyolali khususnya XI IPS 3.

21