Perubahan Iklim

12

Click here to load reader

description

API-AFA issue paper tentang perunahan iklim global (climate change)

Transcript of Perubahan Iklim

Page 1: Perubahan Iklim
Page 2: Perubahan Iklim

2

C ara hidup kita yang tidak berkelanjutanmengakibatkan krisis pada lingkungan global.Perubahan iklim ini mengancam masa depan planetkita. Krisis ini sebagian besar terjadi akibat ulah kitasendiri, dan kita jualah yang mempunyai cara untukmengatasinya kalau kita mau untuk melakukannya.Para petani, nelayan, dan masyarakat asli yangmengandalkan alam untuk kelangsungan hidupnya,adalah kelompok yang paling rentan terhadapdampak perubahan iklim. Akan tetapi, mereka jugayang berperan khusus dalam menghadapi perubahaniklim. Apa yang mereka butuhkan untuk bertahanhidup, dengan praktik-praktik ramah lingkungan danberkelanjutan adalah apa yang kita butuhkan untukmemulihkan planet kita.

Apakah perubahan iklim itu?Perubahan iklim adalah perubahan pada iklim yangsecara langsung atau tidak langsung berhubungandengan kegiatan manusia yang mengubah susunanatmosfir dunia di samping adanya variasi alami dalamiklim sepanjang masa ini. Keadaan ini sering disebutsebagai Pemanasan Global.

Rata-rata suhu di permukaan bumi meningkat 0,74oCsejak akhir tahun 1800-an. Suhu ini diperkirakan akanmeningkat lagi 1,8°C sampai 4°C sebelum tahun2010 - sebuah perubahan yang serius – jika tindakanberarti tidak kita lakukan. Meskipun jika peningkatanyang kecil diperkirakan terjadi, penngkatan suhu inimasih akan lebih besar daripada abad-abad laludalam 10.000 tahun terakhir (UNFCC, Feeling theheat: 2008)

Wujud dari perubahan iklim meliputi: (1) pemanasanglobal yaitu mencairnya tudung kutub dan sungai-sungai es; (2) Kondisi cuaca yang ekstrem sepertikekeringan yang berkepanjangan, topan dahsyat,badai, dan lain-lain; serta (3) perubahan cuaca danpola curah hujan (Dano: 2008).

Perubahan Iklim:Sebab, Dampak,dan TanggapanPada Pertanian Asia

Apa penyebab perubahan iklim?Masyarakat ilmiah sepakat, perubahan iklimmemang terjadi dan 90 persen dari ilmuwan setujubahwa hal ini banyak disebabkan oleh kegiatanmanusia. Menurut mereka, dampak yang kita alamisekarang adalah akibat dari emisi gas rumah kacayang dipancarkan 30 tahun lalu.

Gas-gas rumah kaca di antaranya karbondioksida(CO2), metana (CH4), nitrogen oksida (N2O), dangas-gas lainnya yang dihasilkan selama prosesindustri — pembakaran minyak, bensin, dan batubaradalam jumlah yang besar, penebangan liar, danpenerapan metode pertanian tertentu. Secara alami,gas-gas tersebut memang ada, penting bagikehidupan di bumi, menjaga hangatnya matahariyang memancar kembali ke angkasa, tanpa gas-gastersebut dunia menjadi tempat yang dingin dantandus. Namun dalam jumlah besar dan terusmeningkat, gas-gas tersebut membuat suhu bumimeningkat dan mengubah iklim. Sebelas dari 12tahun terakhir tercatat sebagai keadaan terpanas,dan tahun 1998 merupakan tahun terpanas (UNFCC,Feelinh the heat: 2008).

Ada tiga penyebab utama meningkatnya emisigas rumah kaca, yaitu bahan bakar fosil,pemanfaatan lahan, dan kegiatan pertanian.

Energi — dan pertanian yang intensif bahan kimia –telah menambah tingkat emisi gas rumah kaca,terutama sebagai hasil penggunaan pupuk yangberlebihan, pembukaan lahan, degradasi (kerusakan)tanah, dan peternakan yang intensif. Jumlahkontribusi dunia pertanian kepada perubahan iklimmeliputi penggundulan hutan untuk lahan pertaniandan perubahan penggunaan lahan, diperkirakan 17%-32% merupakan emisi gas rumah kaca yangdisebabkan kegiatan manusia. Pemakain pupuk yangberlebihan merupakan penyebab andil terbesar emisigas rumah kaca dari pertanian. Penggunaan pupukyang berlebihan mengakibatkan emisi nitrogenoksida (N2O) 300 kali lebih kuat dari karbondioksidadalam mengubah iklim (Greenpeace: 2008).

Pupuk kimia dan pestisida tersebut juga dihasilkandari penggunaan bahan bakar fosil. Tanamanpertanian serta berbagai pangan dan produkpertanian diangkut ke pasar lokal dan internasionaldengan kendaraan dan kapal berbahan bakar fosil.Dan setelah masyarakat menjadi modern dankebarat-baratan, lahan-lahan pertanian diubahmenjadi lahan industri dan komersial, seperti pabrik,gedung perkantoran, pusat perbelanjaan yang

Page 3: Perubahan Iklim

3

menggunakan bahan bakar fosil sebagai energinya.Oleh karena itu, berkurangnya lahan pertanian berartiberkurang pula lahan penghasil makanan sehinggadapat menyebabkan tidak amannya pangan kita.

Apa saja dampak utama perubahan iklim?Sementara banyak orang masih ragu atas perubahaniklim, banyak dari kita yang terbiasa menghadapibentuk-bentuk perubahan iklim itu. Cuaca yangekstrem seperti kekeringan, hujan lebat, gelombangpanas, dan topan badai dahsyat kini lebih seringterjadi. Gletser (sungai-sungai es) dan tudung es dikutub mencair dan menyumbang kepadameningkatnya permukaan laut. Perubahan-perubahan dalam proses fisik dan jenis-jenis ataukomunitas hayati tumbuhan dan hewan tertentu mulaibermigrasi atau musnah.

Diperkirakan dalam 100 tahun yang akan datang,suhu bumi akan terus naik lebih dari suhu semenjaktahun 1900-an. Peristiwa cuaca ekstrem akan terusterjadi lebih sering. Permukaan laut akan terusmeningkat. Banjir dan badai hebat akan mengancamkehidupan di pesisir pantai yang padat. Panen disebagian besar daerah tropis dan sub tropis akanmenurun dan menyebabkan gangguan persediaanpangan di seluruh dunia. Intrusi air asin akibatnaiknya permukaan laut akan menurunkan kualitasdan jumlah cadangan air bersih. Banyak spesieslangka di dunia akan musnah. Penyakit-penyakitberbahaya seperti malaria akan menyebar luas(UNFCC, Feeling the Heat: 2008).

Dengan keadaan seperti ini, akan muncul ancamanserius terhadap keamanan dan kecukupan pangandunia, kehilangan besar atas budaya dan tradisi, yangmerupakan ancaman serius bagi kelangsungan hidupmanusia.

Apa dampaknya terhadap pertanian?

Dalam pertanian, perubahan iklim akan berdampakpada: (1) pertumbuhan tanaman, mikroorganisme;(2) suhu yang lebih tinggi di pertanian dan praktik-praktik/sistem pertanian; (3) ketersediaan air; (4)variasi iklim; (5) kesuburan dan erosi tanah; (6) hamadan penyakit; serta (7) peningkatan tinggi permukaanlaut. Dampak perubahan iklim akan diperparah olehmasalah lingkungan, kependudukan, dankemiskinan. Karena lingkungan rusak, alam akanlebih rapuh terhadap perubahan iklim.

Dampak terhadap pertumbuhan tanamanBeberapa tanaman seperti gandum, padi, dan kedelai

paling sensitif terhadap meningkatnyakarbondioksida (CO2) di udara, sementara tanamanlainnya seperti tebu, jagung, dan sorgum kurangsensitif terhadap meningkatnya CO2 di udara. Adabeberapa dampak yang tidak kita ketahui terhadapfisiologi tumbuhan, namun dapat diketahui daripercobaan yang diawasi. Begitu juga ada dampakpengaruh lain yang belum kita ketahui terhadapmikroorganisme tanah.

Pengaruh tingginya temperaturSuhu yang lebih tinggi akan mengubah pola tanamandi seluruh wilayah, baik tinggi atau rendah. Pertaniandapat meluas di daerah-daerah yang lebih tinggi, tapihasilnya sedikit karena tanahnya kurang subur. Akantimbul pula dampak dampak sangat merugikanterhadap pertumbuhan dan produktifitas tanaman olehsuhu yang lebih tinggi.

Ketersediaan airTekanan kelembaban akibat perubahan curah hujandan pola penguapan dapat membahayakanpertumbuhan tanaman. Permintaan akan irigasi akanbertambah hingga akan menimbulkan persainganlebih sengit dalam mendapatkan sumber daya.Bahkan pertanian menkonsumsi air bersih sampai77% air bersih di Asia Tenggara. Selain itu, akanmuncul permintaan investasi yang lebih besar dalampenyediaan infrastruktur irigasi. Dan penguapanmakin intensif akan meningkatkan akumulasi garamdalam tanah.

Variasi IklimKondisi cuaca yang ekstrem mengganggu produksitanaman. Peningkatan suhu dapat menggangguperkembangan tanaman, khususnya padi yang ditanam di daerah-daerah dengan batas suhumaksimum untuk pertumbuhan padi. Begitu jugakekeringan berkepanjangan dapat mengurangipasokan air.

Kesuburan tanah dan erosiKondisi yang lebih panas akan mempercepatpembusukan alami bahan-bahan organik dan akanmeningkatkan laju proses-proses tanah lainnya yangberdampak pada kesuburan. Belum ada penelitiankomprehensif yang dilakukan untuk mengetahuidampak perubahan iklim terhadap pertumbuhanmikroba tanah. Hilangnya kesuburan tanah akanberakibat pada penggunaan pupuk buatan yang padagilirannya akan berdampak lebih parah pada kualitastanah dan air. Keadaan yang lebih panas juga akanmeningkatkan siklus berkelanjutan nutrisi tumbuhan

Page 4: Perubahan Iklim

4

dalam sistem ruang tanah-tumbuhan, kemudianmeningkatkan emisi gas rumah kaca (CO2 dan N2O).Penambatan nitrogen dalam tanah dapat juga berlipatganda dengan kelembaban terbatas, lalumenghasilkan tanah yang lebih kering yang dapatmenekan pertumbuhan akar sehingga membuattanah mudah terkena erosi udara.

Hama dan PenyakitKondisi yang menguntungkan bagi hama seranggadi daerah beriklim panas akan bertambah, sejalandengan musim pertumbuhan yang lebih panjang akanmemungkinkan serangga menyempurnakan siklusreproduksinya. Pola udara yang tidak tetap dapatmengubah penyebaran hama dan agen-agen yangdisebarkan oleh angin. Banyaknya serangan hamadan penyakit berbuntut pada makin besarnyapenggunaan pestisida.

Naiknya permukaan lautPermukaan laut akan naik akibat denganmeningkatnya suhu air laut dan mencairnya sebagiandaratan berbasis gletser (es) dan bongkahan es dilaut. Menurut IPCC, naiknya permukaan air lautberkisar antara 0,1 sampai 0,5 meter sebelumpertengahan abad berikutnya. Keadaan seperti inimerupakan ancaman besar terhadap pertanian didaerah pesisir yang rendah dan di negara-negarakepulauan (Dano: 2008).

Siapa saja yang terpengaruh?Perubahan iklim akan berdampak pada manusia,namun negara-negara miskin atau orang miskinadalah yang paling rapuh dan paling terkenadampaknya. Ironisnya, negara miskin atau orangmiskin paling sedikit kontribusinya kepada perubahaniklim ini. Mereka mengemisi gas rumah kaca perkapita yang rendah dan punya catatan sejarahpemakaian karbon yang rendah (sebuah ukurandampak kegiatan manusia pada lingkungan mengenaikadar gas rumah kaca yang diproduksi, diukur dalamsatuan unit karbondioksida) (Dano: 2008).

Besarnya populasi dunia, yang mayoritas miskin,lebih rapuh terhadap tekanan iklim. Bahkan,perubahan iklim akan berdampak yang tidakseimbang terhadap negara-negara berkembangan.Sebagaimana yang dijelaskan UNFCC, “Pemanasanglobal terjadi secara tidak adil. Negara-negara industridi Amerika Utara dan Eropa Barat beserta segelintirnegara lainnya bertanggung jawab atas emisi gasrumah kaca terbesar pada masa lalu dan masa kini.Emisi tersebut merupakan hutang yang secara tidak

langsung terkait dengan tingginya standard hidupyang dinikmati oleh segelintir orang di dunia. Akantetapi mereka yang paling menderita akibatperubahan iklim berada di negara-negaraberkembang. Mereka memiliki sumber daya yangminim untuk mengatasi badai, banjir, kekeringan,wabah penyakit, dan gangguan pasokan pangan sertaair. Mereka lebih mendambakan pertumbuhanekonomi, namun kini menemui kesulitan akibatperubahan iklim. Negara-negara yang lebih miskindi seluruh dunia hampir tidak punya andil terhadappemanasan global menjadi yang paling terkenadampaknya” (UNFCC, Feeling the heat: 2008).

Perempuan adalah kelompok yang palingterpengaruh oleh perubahan iklim mengingat merekasedikit sarana untuk menyesuaikan danmempersiapkan diri untuk menghadapi kondisi cuacadan bencana yang ekstrem. Perempuan yang hidupmiskin paling terancam oleh bahaya pemanasan glo-bal. Mereka juga berperan penting dalam menjaminkemampuan komunitas mereka untuk menghadapidan beradaptasi dengan perubahan iklim. Ketika kitamemahami perubahan iklim dari sudut pandangperempuan, kita akan melihat cara-cara perempuandibuat rentan terhadap ancaman yang berkaitandenga perubahan iklim ini, dan keterampilan dankepemimpinan perempuan penting bagikelangsungan hidup dan perbaikan manusia. Makadari itu, mempertahankan hak-hak perempuansepenuhnya dalam hal perubahan iklim sangatpenting untuk melindungi mereka sendiri dan untukmemperkuat kapasitas kepemimpinannya di manabanyak hidup bergantung padanya (MADRE: 2008)

Bagaimana kelompok petani kecil terpengaruh olehperubahan iklim, daerah tertentu yangterpengaruh, dan bagaimana mereka akanterpengaruh?

Ka Rene Penas, PAKISAMA, Filipina:“Di Provinsi Bukidnon di Selatan Filipina, dampakperubahan iklim telah diamati. Pada tahun 1980-an hingga 1990-an, panen jagung pertama padabulan April hingga Mei. Kemudian panen kedua,bulan Agustus sampai September. Namun padatahun 2000, musim tanam berubah. Musim tanamsekarang dilakukan pada minggu terakhir bulanMei atau pada minggu pertama bulan Juni, dankami tidak lagi yakin akan mengalami musimpanen kedua”.

“Musim hujan sekarang lebih pendek. Khususnya,di Provinsi Bukidnon sekarang mengalami

Page 5: Perubahan Iklim

5

kekeringan yang tidak pernah terjadi sebelumnya”.

“Perubahan pola iklim juga mempengaruhi petaniyang secara tradisional bercocok tanam padawaktu tertentu. Jika terjadi kekeringan pada masaitu, akan sangat sulit bagi kami. Contohnya, salahsatu tanaman yang paling terpengaruh kekeringanadalah kelapa. Bibitnya akan mengecil sehinggaakan berkurang produksinya”.

Huang, Tsung-Chi, TDFA, Taiwan:“Perubahan iklim berdampak pada impor rumputdari Australia yang digunakan sebagai pakan sapiperah. Jika harga pakan meningkat, para petanihanya mampu membeli sedikit rumput, sehinggaberakibat pada menurunnya produksi susu sapi.”

Vu Le Y Voan, VNFU, Vietnam:“Delta sungai dan daerah pesisir di Asia akanmenjadi wilayah yang paling buruk terpengaruh.Vietnam merupakan salah satu negara terkenadampak paling parah oleh perubahan iklim. Sekitarsepertiga penduduk dan seperenam wilayahnyaakan terkena dampaknya.”

“Perubahan iklim merampas atau menurunkanaset dan sumber penghasilan petani. Rumah,ternak, dan fasilitas kerja hancur setiap ada badai,banjir, dan angin topan hebat”.

“Pada tahun 2007, Vietnam mengalami badaidahsyat dari bulan Mei/Juni hingga Desember diwilayah utara, wilayah pesisir tengah, dan dibagian selatan. Pada tahun 2006, Vietnammengalami kerugian sebesar US $ 1,2 milyarakibat angin topan. Kekeringan panjang terjadi diwilayah pegunungan barat laut, dataran tinggi dibagian tengah, dan provinsi-provinsi di bagianselatan (di Ninh Thuan dan Binh Thuan, hampir 2milyar orang bergantung pada tanah yang dilandakekeringan tersebut). Banjir seringkali terjadi diprovinsi-provinsi di bagian utara dan tengah (dariNghe An sampai Quang Nam, Quang Ngai).Kenaikan permukaan laut (berkisar 10 cm-85 cmpada tahun 2007 dan 2100) akan menyebabkanhilangnya lahan di pesisir dan berakibat padamenurunnya produktivitas pertanian. Hal ini jugamenyebabkan ketidakamanan pangan danmenghadapkan Vietnam kepada berbagai risiko.Pada tahun 2007, produksi padi di Vietnammencapai 43% dari pendapatan kotor di pertanian.Pada tahun 2008, panen padi kemungkinanmenurun akibat musim dingin berkepanjangan(hampir 40 hari). Jika iklim berubah drastis, dan

suhu kadang sangat tinggi atau sangat rendah,panen padi menurun. Pada bulan Februari 2008,provinsi di Vietnam Utara mengalami cuaca dinginyang parah dan menyebabkan kerugian sebesar400 milyar VND (US $ 1 = 15.900 VND), berupa5.000 ternak mati, 146.150 hektar padi anakan/semaian rusak, dan 15.000 hektar tanamanseperti jagung, kacang, dan kedelai hancur.”

Oun Sophal, FNN, Kamboja:“Ada peningkatan biaya untuk mengatasipenyakit-penyakit. Produktivitas akan menurun,baik dalam jumlah ataupun kualitasnya.Akibatnya, makanan di meja petani berkurang”.

Khun Prawit Pancharen, SORKORPOR,Tailand:“Di Tailand, dampak perubahan iklim telahdibahas beberapa kali, namun petani belumbanyak membahasnya. Kami sedikit pahamtentang keadaan ini. Tetapi kami bisa merasakanperubahan tersebut. Kami melihat kekeringandan penyakit sudah semakin parah. Dalam 20tahun terakhir, hujan lebat sering terjadi, sudah2 kali melanda wilayah bagian selatan, sekali diUtara menghancurkan tanah dan berpengaruhpada komunitas dan pertanian. Selain hujanlebat, musim kemarau berkepanjangan jugaseringkali terjadi selama 20 tahun terakhir. Dalam10 tahun terakhir, kami mengalami kemaraupanjang di wilayah bagian Selatan Thailand.Pohon karet mati kekurangan air. Musimkemarau ini juga berpengaruh pada sungai.Duapuluh tahun yang lalu, kami tidak mampumelewati hari-hari menyedihkan itu, tetapisekarang kami mampu. Air bawah tanah yangsebelumnya kami gunakan sepanjang tahun, kiniberhenti. Pada awal bulan Maret menjelang Mei,kini petani karet mengalami kerugian produksi.Di banyak daerah, para petani bersaingmendapatkan air guna menyirami pohon buah-buahan mereka, padahal keaadan seperti inibelum pernah terjadi di Thailand sebelumnya.”

Muhammad Naruddin, API, Indonesia:“Pada tahun 1970an sampai 1990an, panenpertama di Indonesia berlangsung pada Oktoberhingga Januari, panen kedua pada bulan Februarihingga Mei, kemudian dari Mei hingga Agustusmerupakan musim tanam jagung dan kedelai.Kini, kalender musim ini berubah antara wilayahbarat dan timur. Di bagian barat, ada irigasi yangbagus, sebaliknya wilayah timur merupakan

Page 6: Perubahan Iklim

6

lahan kering. Kini, panen pertama dilakukan daribulan Januari hingga Maret, sedang panen keduadari bulan Maret sampai Juni. Dan pada bulanJuni hingga Oktober, petani tidak lagi dapatbertanam”.

Park, Eui Kyu, KAFF, Korea:“Peternak babi juga terkena dampak perubahaniklim manakala harga pakan naik atau ketikapasokan menurun akibat perubahan kondisicuaca”.

(Diambil dari Prosiding Konsultasi AFA tentangperubahan iklim di Cheanan, Korea Selatan, 29Februari-2 Maret 2008)

Apa yang sedang dan bisa kita lakukan?Pemanasan global merupakan persoalan “modern”yang pelik, melibatkan seluruh dunia, dan menjeratkita dalam persoalan sulit, seperti kelaparan,pertumbuhan ekonomi, dan pertambahan penduduk.Memang tidak mudah menghadapi masalah ini,namun akan lebih buruk jika kita mengabaikannya(UNFC, Feeling the Heat: 2008).

Ketimbang dugaan mengerikan mengenai perubahaniklim, ada beberapa upaya yang dapat kita lakukan,sebagai bangsa, komunitas, dan perorangan, untukmemperlambat laju pemanasan global danmembantu dunia mengatasi perubahan iklim yangterjadi. Kita harus mengurangi emisi denganmenggunakan minyak dan batubara lebih efisien,menggantinya dengan bentuk-bentuk energiterbarukan, dan mengembangkan teknologi industridan transportasi baru. Kita juga harus memperluashutan yang mampu membantu menyerapkarbondioksida dari udara. Kita harus mengubahgaya hidup dan kebijakan pemerintah serta aturan-aturan untuk mempromosikan penggunaan energilebih efisien dan mengurangi pemanasan global. Kitaharus mengembangkan mekanisme untukmengurangi segala dampak yang tak terhindarkanakibat pemanasan global (UNFCC, Feeling the Heat:2008).

Suatu kebutuhan bagi kita untuk berpindah kepertanian organik, seperti ditegaskan oleh FAOsebagai “sistem manajemen produksi yangmenyeluruh agar terhindar dari penggunaan pupukbuatan dan pestisida, serta organisme hasil rekayasagenetis, meminimalkan pencemaran udara, tanahdan air, mengoptimalkan kesehatan dan produktivitastanaman, hewan dan manusia.”

Pertanian organik tidak tergantung pada bahan bakarfosil, sumber daya yang tersedia di sekitar yangsejalan dengan minimnya hambatan agroekologisdan hemat biaya. FAO menyebutnya sebagai “sistempangan neo-tradisional yang menggabungkan antarailmu pengetahuan modern dan kearifan lokal”(ISIS:2007).

Lebih dari satu dasawarsa lalu, banyak negarabergabung dalam perjanjian internasional yaitu padakonvensi perserikatan bangsa-bangsa untukperubahan iklim (United Nations Framework Conven-tion on Climate Change atau UNFCCC), guna mulaimempertimbangkan tindakan yang bisa kita lakukanuntuk mengurangi pemanasan global dan mengatasisuhu yang tak terhindarkan meningkat. Akhir-akhirini, sejumlah bangsa menyepakati adanyapenambahan perjanjian, seperti Protokol Kyoto yangmempunyai aturan lebih kuat (dan mengikat secarahukum atau legally binding). Masa perjanjian pertamadimulai pada tahun 2008 dan berakhir pada tahun2012. Forum kerja multirateral yang kuat perludibentuk pada tahun 2009 agar tidak ada jarak antaraberakhirnya perjanjian pertama Protokol Kyoto padatahun 2012 dengan masa berlaku rejim yang akandatang (UNFCC, Feeling the Heat: 2008).

Sejauh ini apa yang telah AFA lakukan dalamisu perubahan iklim?AFA aktif dalam advokasi perubahan iklimMelalui anggotanya di Indonesia (API), AFAberpartisipasi dalam konferensi perubahan iklim diBali, Indonesia pada Desember 2007 lalu bertema“Petani Asia Bersama Menyerukan Dukungan Penuhatas Pertanian Organik Berkelanjutan”.

Konferensi tersebut menggelar workshop konsultasiregional bertema “Pembangunan China, PerubahanIklim dan Kenyataan Petani Asia: Masalah Lama,Tantangan Baru bagi Organisasi Tani di Asia” pada28 Februari-3 Maret 2008 di Korea Selatan.Konferensi ini dihadiri “Para Pihak Konsultasi denganOrganisasi Masyarakat Sipil/Organisasi NonPemerintah” dan Konferensi Tingkat Tinggi untukKeamanan Pangan Dunia dan Tantangan PerubahanIklim dan Bioenergi yang diorganisir oleh FAO akhirFebruari dan Juni 2008 di Roma, Italia.

Melalui Ainoukai, anggota AFA di Jepang, AFAberpartisipasi di sebuah simposium internasionaltentang perubahan iklim yang diselenggarakan olehgerakan Perubahan Pertanian Nasional pada 25 Mei2008 di Kobe, Jepang. Pertemuan ini merupakan

Page 7: Perubahan Iklim

7

salah satu kegiatan persiapan masyarakat sipil untukKTT G8.

Anggota-anggota AFA menerapkan berbagai bentukpertanian keberlanjutan di lahan mereka, seperti:natural farming, bio-extract, bio-kompos, bio-hormon,penggunaan benih lokal dan terpilih, pestisida herba,pertanian terpadu, penganekaragaman tanaman, budidaya ayam ramah lingkungan dan pelayanansukarela masalah kesehatan hewan di desa.Organisasi-organisasi anggota AFA juga mempunyaiinsiatif sendiri untuk perubahan iklim.

Inisiatif dan Proposal untuk membantu anggotamenangani dan/atau Menangkal DampakPerubahan Iklim:

Ka Vic Fabe, PAKISAMA, Filipina:“Para petani melakukan tumpangsari jagung dansingkong, karena hasil panen jagung yang keduatidak lagi sukses. Singkong baru dipanen setelah10 bulan.”

Huang, Shun-Fa, TWADA, Taiwan:“Twada memberikan pelatihan teknis kepada paraanggotanya untuk menyesuaikan produksi ditengah ekstremnya perubahan iklim. Para anggotayang berpengalaman berbagi pengetahuan merekadengan anggota lainnya”.

Vu Le Y Voan, VNFU, Vietnam:“Kami meminta pemerintah untuk menyediakandukungan yang segera dalam hal pangan dan in-put untuk produksi setelah bencana alam.Pemerintah harus membuat strategi penyesuaianguna meminimalkan kerugian petani dan sektorpertanian serta mengembangkan pertaniankeberlanjutan dengan teknologi ramah lingkungan(pertanian organik, IPM, GAP). Petani akanmenyesuaikan kalender tanaman (kapanmenanam, apa yang ditanam, dimana menanam).Contohnya, menentukan kalender untuk tanamanmusim pendek. Memperbaiki sistem irigasi-drainase air, khususnya di lahan padi.Meningkatkan penelitian pengembangan varietasbaru mempertimbangkan kondisi perubahan iklim”.

Oun Sophal, FNN, Kamboja:FNN akan mengajak anggotanya agar lebihwaspada atas dampak perubahan iklim. Upaya iniakan membawa anggota untuk menanam kembalipohon, membangun zona-zona bencana, dan

memperbaiki kompor memasak untukmenyelamatkan pohon sebagai kayu bakersehingga akan mempromosikan pertanian ramahlingkungan. FNN menerapkan proyek yangmenghubungkan petani kecil ke pasar untukmenjual produk organik mereka. FNN akanmengorganisir workshop pelatihan tentangperubahan iklim untuk wakil-wakil petani. Hal ituakan mendorong anggota untuk menanggulangiperubahan iklim melalui pendanaan dan dukunganlainnya.

Khun Prawit Panchareon, SORKORPOR,Thailand:“SorKorPor terlibat dalam penanaman pohonuntuk mengatasi hutang. Menanam lebih banyakpohon akan mengurangi dampak perubahan iklimdan membantu para petani membayar hutangmereka.

(Diambil dari Proseding Konsultasi AFA padaPerubahan Iklim di Cheonan, Korea Selatan, 29Februari – 2 Maret 2008)

Apa tuntutan kita kepada pemerintah, baik ditingkat nasional maupun internasional?

Kami menuntut hubungan antar badan pemerintahuntuka. Memastikan inisiatif-inisiatif untuk penyesuaiandan mitigasi atas perubahan iklim agar bermanfaatbagi negara berkembang dan Negara terbelakang,dan memastikan proposal pembiayaan perubahaniklim terbuka kepada kepemilikan yang lebih luasdan keterlibatan para pihak yang meliputi laki-lakidan perempuan petani skala kecil, nelayan, danmasyarakat asli.

Kita menuntut institusi regional dan multilateralseperti ASEAN, FAO, IFAD, ADB, dan Bank Duniauntuk:a. Mendukung kominutas pedesaan dalamkegiatan penyesuaian diri (adaptasi) dan mitigasiuntuk memastikan mekanisme pendanaan yangtersedia dan masa depan untuk kegiatan perubahaniklim akan mendukung upaya petani dalam adaptasidan mitigasi, seperti (i) adaptasi pendanaan di bawahProtocol Kyoto, (ii) berbagai program bilateral danmultirateral, dan (iii) fasilitas pendanaan baru BankDunia untuk perubahan iklim.

Page 8: Perubahan Iklim

8

Kami menuntut pemerintah nasional untuka. Mengurangi risiko perubahan iklim di antara laki-laki dan perempuan petani miskin skala kecil,nelayan, dan penduduk asli.Mengembangkan program manajemen bencanaberbasis komunitas. Membangun sistem peringatandini dengan mekanisme penyebaran informasi yanghandal terutama untuk kelompok-kelompok yangrentan.- Mendukung para peneliti yang membantu petani

dan nelayan skala kecil untuk mengatasidampak perubahan iklim – seperti tanaman,varietas benih untuk digunakan denganpendekatan yang berkelanjutan dan ramahlingkungn. Mendukung penelitan lapangantentang hal-hal tersebut. Memastikan kerja-kerjapenyuluh lapang pertanian yang efektif danefisien dalam upaya menyebarluaskan hasil-hasil penelitian.

- Merumuskan strategi dan program perubahaniklim nasional, khususnya yang berkaitandengan pertanian dengan konsultasi bersamalaki-laki dan perempuan petani skala kecil.

Mengalokasikan sumber keuangan yang memadai,dukungan teknis, dan lain-lain untuk upaya-upayaadaptasi dan mitigasi perubahan iklim di pertanianseperti peningkatan kesadaran komunitas pedesaanpada perubahan iklim dan dampaknya, memobilisasikomunitas dalam ukuran-ukuran adaptasi dankegiatan-kegiatan adaptasi

Membalik kecenderungan perubahan iklim denganpertanian keberlanjutan, ramah lingkungan, danorganis, serta menggunakan energi yang terbarukan.

Mengakui peran petani, nelayan skala kecil, danpenduduk asli sebagai pemelihara sumber daya alam.Membangun dan secara efektif melaksanakankebijakan-kebijakan yang memberi mereka aksesdan kendali atas sumber daya alami tersebut, sepertitanah, air, laut dan benihMempromosikan pertanian dan perikanan yang efektifmengangkat masyarakat pedesaan, baik laki-lakimaupun perempuan dari kemiskinan, penggunaankearifan lokal, teknologi tepat guna yang ramahlingkungan, mendapatkan harga yang adil dari pasaryang berkeadilan, dan menjaga warisan pertaniankomunitas pedesaan dari dampak yang merusak daripertaniaan dan perikanan yang dijalankan industri/perusahaan.

Mencanangkan pertanian berkelanjutan dan organikmelalui perluasan dan promosi besar-besaran.Mendukung konservasi tanah dan memberikaninsentif bagi praktik-praktik produksi yangberkelanjutan kepada laki-laki dan perempuan petaniskala kecil, nelayan dan penduduk asli.

Merumuskan standar pemasaran produksi danpemasaran yang adil dan berkelanjutan, sehinggapetani dan pedagang didorong untuk berani hanyamemproduksi dan menjual produk dengan cara amandan berkelanjutan dan dapat memberikan keuntunganyang adil bagi produsen kecil

Mengembangkan sebuah kebijakan energi yangmendorong peningkatan penggunaan sumber-sumber energi yang dapat digunakan lagi, sepertimatahari, air, energi angin dan bahan bakar nabati(bio-fuel). Namun pengembangan sumber-sumberterbarukan khususnya bio-fuel, hendaknyamempertimbangkan keseimbangan antaraterpenuhinya kebutuhan energi dan keamananpangan bagi manusia khususnya laki-laki danperempuan petani skala kecil, nelayan danmasyarakat asli. Sedapat mungkin mendukung danmembantu kelompok-kelompok petani berbasiskomunitas untuk mengelola produksi, pemasaran danperdagangan bio-fuel, utamanya bagi kebutuhanenergi local mereka.

Apa tuntutan kita kepada sesama produser kecil?Kami meminta setiap laki-laki dan perempuanprodusen kecil untuk mendukung dan menerapkanberbagai bentuk teknologi pertanian yangkeberlanjutan, ramah lingkungan, dan organik. AFAberkomitmen mempromosikan pertaniankeberlanjutan dan organik serta berusahamenyebarluaskan praktik-praktik tersebut kepadaanggotanya. Bersama dengan pendukung pertanianorganik lainnya, pembangunan pedesaan yangkeberlanjutan, perdagangan yang berkesetaraan danreforma agraria, energi terbarukan, serta gaya hidupsederhana, kami akan bergabung untuk menjadikanbumi bukan hanya menjadi tempat lebih sejuk tetapijuga lebih berkeadilan, adil dan peduli terhadap laki-laki dan perempuan petani kecil, nelayan danmasyarakat asli.

Kami mendorong laki-laki dan perempuan petaniskala kecil baik sebagai individu maupun sebagaiaggota organisasi di tingkat internasional dannasional agar:

Page 9: Perubahan Iklim

9

- Mengajak pemerintah untuk menjamin bantuandan pinjaman untuk mitigasi perubahan iklim,keuntungan adaptasi dan pencegahan danmemberikan kepada komunitas mereka.Contohnya, pada bulan September 2008, negaraindustri terdepan menjanjikan lebih dari $ 6,1milyar untuk dana investasi iklim, sebuah alatinvestasi internasional yang dirancang untukpendanaan sementara untuk membantu negaraberkembang mengurangi peningkatan emisi gasrumah kaca (GRK) dan beradaptasi denganperubahan iklim. Secara resmi, hal ini disetujuipada 1 Juli oleh Direktur Ekskutif Bank Dunia,proposal dana pertama di bawah CIF akandiumumkan pada awal tahun 2009. Danatersebut akan diberikan dalam bentuk bantuan,pinjaman konsesi tinggi, dan/atau sebagai alatmitigasi risiko, yang akan diatur melalui bank-bank pembangunan multirateral dan KelompokBank Dunia

Selain itu, dua dana perwalian sedang dibuat dibawah dana investasi iklim. Clean Technology Fundakan berinvestasi dalam proyek dan program-programdi negara berkembang yang akan menyumbangkepada demonstrasi, penyebaran dan alih teknologirendah karbon. Program ini harus punya potensipenting bagi penghematan gas rumah kaca dalamjangka waktu lama. Dana yang kedua adalah Strate-gic Climate Fund (dana strategi iklim), akan lebihluas dan fleksibel jangkauannya. Dana ini merupakandana pengalihan dalam berbagai program untukmenguji pendekatan inovatif atas perubahan iklim.Program pertama dari dana ini adalah rintisan yangditujukan untuk meningkatkan daya lenting iklim dinegara-negara berkembang. Sebuah programinvestasi hutan (Forest Investment Program) dan pro-gram energi terbarukan (Scaling-Up Renewable En-ergy) juga diharapkan lahir pada bulan-bulanberikutnya (Bank dunia: 2008).

Langkah-langkah Adaptasi dan Mitigasi Iklim Apayang paling baru dan paling popular bagi pertanian?

Teknik-teknik adaptasi perubahan iklim di antaranya:(1) mengembangkan varietas benih yang adaptif,seperti tahan kekeringan, toleran terhadap banjir atauvarietas tanaman yang lambat matang melaluipemuliaan komvensional yang menggunakan varietaslokal dan tradisional yang adaptif; (2) menggantivarietas tanaman atau tipe tanaman; (3) mengaturwaktu manajemen tanaman atau kegiatan dipertanian; (4) pelestarian kelembaban tanah melaluisystem tanpa olah tanah, dan lain-lain ;(5)

meningkatkan efisiensi irigasi; (6) mengalihkanpusat-pusat produksi regional; (7) menentukanalokasi modal, tanah dan buruh (mengubah investasidan buruh ke kegiatan non pertanian); (8)menentukan pasar dan perdagangan (9) relokasi kedaerah lain, yang melahirkan fenomena “pengungsiiklim”.

Pertanian organik perlu dipromosikan untuk mitigasidan adaptasi perubahan iklim. Pertanian organik (1)tidak bergantung pada asupan bahan kimia: (2)menggunaan bahan-bahan lokal yang tersedia; (3)bergantung pada biomasa alami; (4) menggunakanteknologi tepat guna dan yang mudah diakses; (5)meminimalkan ketergantungan air melalui berbagaipendekatan seperti SRI (sistem intensifikasi padi);(6) mengandalkan varietas tanaman (dan ternak)tradisional dan beradaptasi secara lokal; (7)menciptakan keanekaragaman jenis-jenis tanamandi pertanian yang dapat menjadi “carbon sink”(“pencuci karbon”); dan (8) membantu mengurangi“food miles” (makanan yang diangkut dari tempatjauh) melalui pasar lokal produk-produk organik.

KesimpulanPerubahan iklim adalah salah satu ancaman seriusyang dihadapi dunia saat ini. Para ilmuwanmemperkirakan dampak malapetaka dalam tahun-tahun mendatang jika hal ini tidak diatasi. Namun,dampak perubahan iklim ini telah dirasakah seluruhdunia. Pertanian, khususnya di Negara-negaraberkembang, adalah yang paling rapuh. Petani kecilmenjadi kelompok yang paling terancam.Penyumbang terbesar pada perubahan iklim adalahindustri dan perusahaan-perusahaan pertanian besar.negara-negara yang menandatangani UNFCC danProtokol Kyoto berusaha menghentikan emisi gas-gas rumah kaca.

Kami percaya pertanian keberlanjutan, organi/ramahlingkungan yang telah dimiliki, dikendalikan dan diaturoleh laki-laki dan perempuan petani skala kecil,nelayan, dan penduduk pribumi, dan dengandidukung oleh program-program dan kebijakanpemerintah, adalah kunci untuk mengurangi emisigas-gas rumah kaca secara signifikan. Masih banyakhal lain yang harus dilakukan. Petani berperan khususdi dalamnya. Apa yang mereka perlukan untukbertahan sebagai produsen kecil yang dekat denganalam adalah apa yang juga diperlukan dunia untukbertahan, yaitu praktik-praktik pertanian dan gayahidup yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Page 10: Perubahan Iklim

10

PustakaAFA and API. Asian Farmers Call for Massive Sup-port for Sustainable, Organic Agriculture. Statementread during the Climate Change Conference, Decem-ber 8, 2007, Bali, Indonesia.

AFA, China’s Development, Climate Change andAsian Farmers’ Realities: Old Problems, NewChallengees for Farmers’ Organization in Asia. Pro-ceedings of AFA consultation-workshop, February 29-March 2, 2008, Cheonan, South Korea.

Elenita Dano (2008) Climate Change: Cause, Impactand Possible Responses in Asia Agriculture. Pre-sentation during the AFA consultation-workshop,February 29-March 2, 2008, Cheonan, South Korea.

Greenpeace (2008). Agriculture’s climate change roledemand urgent action. Available online at: http://www.greenpeace.org/canada/en/recent/agriculture-and-climate-change.

IPCC (1995). Glossary. Available online at: http//www.ipcc.ch/pdf/glossary/ipcc-glossary-pdf.

ISIS (2007). FAO Promote Organic Agriculture. Avail-able online at: http://www.isis.org.uk/FAOPromotesAgriculture.php.

MADRE (2008). A Women’s Right -based approachto Climate Change. Available online at: http:///www.madre.org/print-/articles/int/climatechange.htm.

UNFCCC. Feeling the Heat (2008) Available onlineat: http://unfccc.int/essential_background/feeling_the_heat/items/2918.php.

World Bank (2008). Donor Nation Plege Over $6.1Bilion to Climate Investment Funds. Available onlineat: http://go.worldbank.org/36H73DPMV0.

World Bank (2008). Climate Change. Available onlineat: http://go.worldbank.org/BPY7QIRNA0.

Aliansi Petani Indonesia(API)SEJARAH SINGKATAliansi Petani Indonesia (API) adalah organisasipetani di tingkat nasional. API didirikanberdasarkan kesepakatan diantara organisasi-organisasi petani independen di Jawa dan Sumatra.Pendirian organisasi ini berdasarkan kepentingangerakan petani untuk menjadi sebuah kekuatanpenekan terhadap kebijakan-kebijakan yang tidakadil yang meminggirkan kehidupan jutaan petaniIndonesia.

Secara resmi API lahir pada 24 September 2003bertepatan dengan Temu Nasional Petani diCipayung, Bogor, Jawa Barat. Nilai-nilai yang dianutAPI adalah solidaritas dan kesetaraan dalam halmenfasilitasi serikat-serikat tani. Sebelumnya padaMaret 2001 di Yogyakarta diselenggarakan programPertukaran Petani yang mengilhami kembalisemangat berdirinya organisasi ini. Setelahpertemuan tersebut, pada 2-5 September diadakanrenstra (perencanaan strategis) petani di Garut,Jawa Barat yang membicarakan keberadaan API.Dari hasil pertemuan inilah akhirnya diperolahpemahaman yang lebih mendalam tentangkeberadaan API.

LATAR BELAKANGTidak satupun masalah agraria di Indonesiaterpecahkan. Sementara kesenjangan hak atastanah dan pendudukan atas tanah terus meningkatsejak masa penjajahan. Belum lagi, tidak efektifnyaUndang Undang Pokok Agraria mengeluarkanpetani dari keadaan yang tidak adil, yangditunjukkan dengan kasus-kasus yang terjadi diseluruh negeri dimana hak-hak petani dirampasdemi kepentingan industri. Contohnya,meningkatnya penggunaan kekerasan oleh aparatnegara yang menembak para petani dalammemperjuangkan hak atas tanah. Meski banyakorganisasi petanidi Indonesia, namun belum adaorganisasi yang menyatukan kelompok-kelompoktersebut dalam landasan yang sama. Oleh karenaitu, kehadiran API antara lain adalah untukmenyediakan akses informasi dan menfasilitasipengembangan kapasitas petani dan organisasi-organisasi petani.

Page 11: Perubahan Iklim

11

VISIKeadilan, Kesejahteraan dan Kemakmuran di antaramasyarakat petani

MISI- Mengembangkan kesadaran sosial, ekonomi dan

politik melalui pendidikan dan informasi- Memperkuat solidaritas di antara organisasi-

organisasi petani di tingkat lokal, nasional daninternasional serta mempertahankan hak-hakpetani

- Memperjuangkan pemerintahan dan sistemhukum yang memperjuangkan kebijakan politikpartisipatif di tingkat nasional

PROGRAM- Membangun jaringan di tingkat nasional dan

internasional- Menolak tegas Organisasi Perdagangan

Dunia (WTO) beserta kesepakatan-kespakatan di dalamnya terutama AoA(Perjanjian tentang Pertanian)

- Menyebarluaskan informasi di tingkat lokal- Mengembangkan pangkalan data tentang

kasus-kasus agraria- Mengembangkan aksi dan strategi taktis

KEANGGOTAANAPI merupakan organisasi petani yang juga beradahingga di tingkat kabupaten dan propinsi. Berikutadalah organisasi-organisasi petani anggota APIdi seluruh Indonesia:

Prop Kab/Kota Organisasi

Langkat Kelompok Tani Masyarakat Ingin Makmur (KTMIM)

Sumut Pematang Siantar Aliansi Petani Siantar Simalungun

SUMSEL OKI Solidaritas Perjuangan Rakyat (SPR) OKI OKU Solidaritas Perjuangan Rakyat (SPR) OKU Serikat Petani Bengkulu (STAB)

BENGKULU Serikat Tani Bengkulu (STAB)

LAMPUNG Lamp. Tengah Paguyuban Petani Mighak Nadai Tanggamus

JAMBI Persatuan Petani Jambi (PPJ)

JABAR Cianjur Paguyuban Petani Cianjur ( P P C ) Sumedang Petani Penggarap Awal (Petawa) Sukabumi Himpunan Petani dan Nelayan Pakidulan (HPNP) Bekasi Paguyuban Petani Samuderajaya (PPS)

Jateng Brebes Jaringan Musyawarah Petani (Jamuni)

JATIM Tuban Serikat Petani Kab. Tuban (SPT) Lamongan Serikat Petani Kab. Lamongan Gresik Paguyuban Petani Giri Nusantara Kab. Gresik Batu Serikat Petani Gunung Biru (SPGB) Batu Malang Serikat Petani Tlogo Makmur (SPTM) Tulungagung Serikat Tani Tulungagung

Page 12: Perubahan Iklim

Penulis: Jenina Jok Chaves, Koordinator Program Filipina, Focus on the Global SouthEditor: Ma. Estrella A. Penunia

Diterbitkan oleh: AFA dengan dukungan AgriterraRm 206, Partnership Center, 59 C. Salvador St., Loyola Heights, Quezon City , Philippines

www.asianfarmers.org; [email protected] oleh: Julia Puji Lestari.

Editor: Ika N. KrishnayantiEdisi Bahasa Indonesia diterbitkan oleh : API (Aliansi Petani Indonesia) atas dukungan AFA

Seknas API: Jl. Slamet Riyadi IV No. 50, Kel. Kebon Manggis, Kec. Jatinegara, Jakarta Timur 13150Telp: 021-8564164 E-mail: [email protected] / [email protected]

Website: www.aliansi-petani-indonesia.org

Prop Kab/Kota Organisasi

Ngawi Aliansi Petani Ngawi (ALPEN) Kediri Paguyuban Bina Tani Makmur Jombang Forum Musyawarah Petani Jombang Probolinggo Aspek Pro Kab. Probolinggo Lumajang Serikat Tani Lumajang

BALI Buleleng Sekaha Tani Buleleng Jembrana Sekaha Tani Jembrana

NTB Sumbawa Karang Tani Samawa Sumbawa Organisasi Tani Taloa (Ortata) Dompu Perhimpunan Tani Dompu (PETA)

NTT Flotim Jaringan Petani Wulan Gitan (Jantan)

Sulteng Banggai Ortabun/Organisasi Tani, Buruh Kebun dan Nelayan

Sekretaris Jendral : Muhammad Nuruddin

Treasurer : Muh. Rifai

Staf Divisi1. Education, Campaign and Information Division :

Dian, Nur Hady (Loji)2. Advocacy, Network and Information Division :

Fuad Bahari3. International Relationship Division :

Julia Puji Lestari4. Economic Development Division :

M. Herly Putra5. Konsultan Ahli Tentang Isu Perdagangan Bebas :

Lutfiyah Hanim6. Konsultan Ahli Tentang Isu Reforma Agraria :

Prof. Dr. H. Achmad Sodiqi, SHSyaiful Bahri

12