PERTOBATAN ZAKHEUS

9
PERTOBATAN ZAKHEUS (LUKAS 19 : 1 - 10) Luk 19:1: Yesus masuk ke kota Yerikho dan berjalan terus memasuki kota itu. Luk 19:2 Di situ ada seorang bernama Zakheus, kepala pemungut cukai, dan ia seorang yang kaya. Luk 19:3 Ia berusaha untuk melihat orang apakah Yesus itu, tetapi ia tidak berhasil karena orang banyak, sebab badannya pendek. Luk 19:4 Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang akan lewat di situ. Luk 19:5 Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: “Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu.” Luk 19:6 Lalu Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita. Luk 19:7 Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut- sungut, katanya: “Ia menumpang di rumah orang berdosa.” Luk 19:8 Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: “Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat.” Luk 19:9 Kata Yesus kepadanya: “Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang inipun anak Abraham. Luk 19:10 Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.”

Transcript of PERTOBATAN ZAKHEUS

Page 1: PERTOBATAN ZAKHEUS

PERTOBATAN ZAKHEUS (LUKAS 19 : 1 - 10)

Luk 19:1: Yesus masuk ke kota Yerikho dan berjalan terus memasuki kota itu.

Luk 19:2 Di situ ada seorang bernama Zakheus, kepala pemungut cukai, dan ia seorang yang

kaya.

Luk 19:3 Ia berusaha untuk melihat orang apakah Yesus itu, tetapi ia tidak berhasil karena

orang banyak, sebab badannya pendek.

Luk 19:4 Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk

melihat Yesus, yang akan lewat di situ.

Luk 19:5 Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: “Zakheus,

segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu.”

Luk 19:6 Lalu Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita.

Luk 19:7 Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya: “Ia

menumpang di rumah orang berdosa.”

Luk 19:8 Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: “Tuhan, setengah dari milikku

akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang

akan kukembalikan empat kali lipat.”

Luk 19:9 Kata Yesus kepadanya: “Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena

orang inipun anak Abraham.

Luk 19:10 Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.”

Pembahasan secara garis besar:

Di kota Yerikho, tinggal seorang kepala pemungut pajak, Zakheus, yang sangat dibenci oleh

orang banyak. Ia adalah koruptor, dan penghianat bangsa, karena dia menarik uang lebih

daripada yang seharusnya, dan dia bekerja pada pemerintah Roma, yang pada waktu itu menjajah

bangsa Yahudi. Semua orang tidak mau berteman dengannya, walaupun ia sangat kaya. Orang-

orang memandang dia sebagai seorang pendosa yang harus dijauhi.

Page 2: PERTOBATAN ZAKHEUS

Sebelum lewat di kota Yerikho, Yesus menyembuhkan orang buta di tengah jalan. Maka orang-

orang banyak mengerumuni Dia, demikian juga Zakheus. Namun karena badannya pendek, maka

ia memanjat pohon ara untuk dapat melihat Yesus dengan jelas. Yesus mengetahui maksud hati

Zakheus, maka ketika Ia lewat, Dia memandang Zakheus dengan penuh kasih. Dia memanggil

nama “Zakheus”, dan bahkan mau tinggal dan makan bersama dengannya.

Kasih inilah yang merubah kehidupan Zakheus, dan ia mengalami pertobatan yang benar.

Pertobatan/Metanoia adalah perubahan sikap 180 derajat. Berubah dari sikap dosa dan berbalik

kepada Kristus, serta menyadari jati diri kita yang sebenarnya, sebagai anak-anak Allah. Itu juga

yang dialami oleh Zakheus, setelah mengalami kasih dari Tuhan, mengalami pertobatan, dia mau

memperbaiki hidup, dan membagi kasih kepada orang lain, termasuk orang-orang yang pernah

dia rugikan.

Kita semua adalah seperti Zakheus, yang datang dengan latar belakang yang berbeda, dan kita

ingin melihat Tuhan, serta mengalami jamahan kasih-Nya. Tidak ada kesalahan yang terlalu

besar bagi Tuhan untuk diampuni. Dimana dosa semakin besar, maka kasih-Nya akan semakin

besar dan nyata. Tuhan tidak mempermasalahkan masa lalu, dosa-dosa kita. Yang Dia mau

adalah, kita menyadari akan semua dosa-dosa kita, bertobat, dan mengalami kasih-Nya yang

begitu besar. Kasih yang sempurna, kasih yang “Agape”, yang bukan dari dunia ini, yang dapat

merubah segalanya.

Orang yang sudah mengalami jamahan kasih Allah, seharusnya tidak boleh menjadi manusia

yang sama lagi. Kehidupannya harus benar-benar berubah, karena tidak ada kasih yang dapat

disimpan sendiri. Dengan sendirinya kasih ini akan mengalir keluar, dan akan menular dengan

cepat. Alangkah indahnya, jika di dalam keluarga, komunitas, lingkungan, dan paroki kita,

semua orang mengalami kasih Allah yang benar-benar nyata, dan membagikannya kepada semua

orang. Dunia kita akan menjadi tempat bagi kita untuk mempraktekkan hukum Tuhan, yaitu

hukum cinta kasih. Tempat bagi kita untuk melakukan pelayan dengan penuh kasih dan sukacita.

Page 3: PERTOBATAN ZAKHEUS

PERTOBATAN AURELIUS AUGUSTINUS

Ia merupakan seorang bapa gereja yang pandangan-pandangan teologianya sangat berpengaruh

dalam Gereja Barat. Dilahirkan di Tagaste, Afrika Utara, tidak jauh dari Hippo Regius pada 13

Nopember 354. Ayahnya bernama Patricius, seorang kafir dan ibunya bernama Monica, seorang

ibu yang saleh dan yang penuh kasih. Augustinus lama menjadi anggota katekumen, namun tidak

bersedia untuk segera menerima sakramen baptisan. Ia memulai pendidikannya di kota

kelahirannya, Tagaste, kemudian belajar retorika dan filsafat di Kartago, ibukota provinsi Afrika

Utara. Setelah belajar di Kartago, Augustinus kembali ke kota kelahirannya dan di sana ia

menjadi guru retorika. Pada tahun 372 ia pindah ke Kartago dan menjadi guru retorika di sana.

Augustinus mengalami pergumulan yang hebat, yaitu keinginannya untuk mencari kebenaran

yang sejati yang memberikan kepadanya suatu kedamaian hidup. Seluruh perjuangannya dalam

mencari kebenaran tersebut diuraikannya dalam bukunya yang berjudul Confessiones

(Pengakuan-Pengakuan). Kira-kira tahun 373 ia membaca buku Hortensius, karangan Cicero,

yang membawanya menjadi seorang pengikut Platonisme. Namun, Platonisme tidak memberikan

kepadanya kedamaian sehingga ia berpindah lagi menjadi pengikut Manikheisme. Sementara itu,

Augustinus memelihara seorang wanita dan dari wanita ini lahir seorang anak laki-laki yang

diberinya nama, Adeodatus. Hubungannya dengan wanita ini berlangsung selama lima belas

tahun lamanya.

Ibunya, Monica, sangat sedih karena kelakuan anaknya itu. Ia senantiasa berdoa dengan

bercucuran air mata agar anaknya ini bertobat dari jalan yang sesat itu. Monica berkali-kali

mengunjungi uskupnya untuk meminta nasihatnya. Sang uskup menghibur Monica dengan kata-

kata, "Anak yang didoakan dengan banyak air mata, mustahil ia binasa."

Tahun 382, Augustinus berangkat ke Roma. Di sini ia membuka sekolah retorika, namun

sekolahnya itu dipindahkan ke Milano. Di Milano ia meninggalkan Manikheisme dan berpindah

sebagai seorang pengikut Neo-Platonisme. Kemudian ibunya juga datang ke Milano.

Page 4: PERTOBATAN ZAKHEUS

Augustinus sama sekali tidak tertarik kepada Alkitab. la menganggap bahasa yang dipergunakan

oleh Alkitab sangat kasar dan rendah mutunya. Banyak hal-hal yang tidak masuk akal dan aneh.

Di Milano terdapat seorang uskup yang sangat cakap dalam berkhotbah dengan mempergunakan

bahasa yang menarik hati. Uskup itu adalah Ambrosius. Augustinus ingin berkenalan dengan

sang uskup dan sering masuk gereja untuk mendengarkan khotbah-khotbahnya. Dari khotbah-

khotbah Ambrosius, Augustinus kini melihat keindahan dalam Kitab Suci. Ia kini menemukan

jawaban-jawaban yang memuaskan hatinya.

Pada tahun 386 Augustinus sedang duduk dalam taman di rumahnya. Tiba-tiba ia mendengar

suara anak kecil yang sedang bermain di taman mengatakan, "Ambillah dan bacalah!" Suara

hatinya mengatakan bahwa yang disuruh ambil dan baca tidak lain daripada Alkitab. Ia

mengambil dan membukanya. Augustinus membaca Roma 13:13-14, "Marilah kita hidup dengan

sopan, seperti pada siang hari, jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan dalam

percabulan dan hawa nafsu, jangan dalam perselisihan dan iri hati. Tetapi kenakanlah Tuhan

Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk

memuaskan keinginannya." Augustinus yakin bahwa itulah suara Roh Kudus sehingga ia

mengalami pertobatan. Menjelang Augustinus dibaptis, pada hari Minggu Paskah 387 di Milano,

ia bersama ibunya, Adeodatus, dengan beberapa sahabatnya bersemedi di Cassaciacum, dekat

Milano. Ibunya sangat bergembira dengan pertobatan anaknya itu. Maka Augustinus pun

dibaptis oleh Uskup Ambrosius bersama-sama dengan anaknya, Adeodatus, dan beserta dengan

sahabatnya, Alypius, dan Evodius.

Sesudah pertobatan dan baptisannya, Augustinus memutuskan hubungannya dengan dunia. Harta

miliknya dijualnya dan dibagi-bagikannya kepada orang-orang miskin. Ia ingin melayani Kristus

sampai dengan ajalnya.

Kemudian Augustinus bersama-sama anak dan ibunya bersiap-siap untuk kembali ke Afrika.

Sayang ibunya meninggal dunia di kota pelabuhan Ostia sementara menunggu kapal yang akan

membawa mereka ke negerinya. Augustinus menguburkan ibu kekasihnya di Ostia sesuai dengan

permintaan Monica menjelang kematiannya, sebagai berikut. "Kuburkanlah aku di mana saja dan

janganlah dirimu susah karenanya; hanya satu perkara aku mohon, yaitu doakanlah aku di altar

Page 5: PERTOBATAN ZAKHEUS

Allah di mana pun engkau berada". Augustinus bersama Adeodatus berserta kedua temannya

berangkat ke Tagaste.

Cita-cita Augustinus sekarang adalah hidup sebagai seorang biarawan. Tahun 388 ia bersama

dengan Alypius dan Evodius membentuk suatu semibiara di Tagaste. Anaknya, Adeodatus,

meninggal dunia di Tagaste pada tahun 390.

Pada tahun 391 Augustinus berkunjung ke Hippo Regius. Umat di Hippo Regius meminta agar

Augustinus ditahbiskan menjadi presbiter untuk membantu Uskup Valerius yang sulit

berkhotbah dalam bahasa Latin. Tahun 396 Uskup Valerius meninggal dan Augustinus

ditahbiskan sebagai uskup Hippo Regius pengganti Valerius. Cita-citanya untuk hidup dengan

damai dalam biara terpaksa ditinggalkannya. Ia menjadi uskup Hippo Regius sampai dengan

meninggalnya pada 28 Agustus 430, ketika suku-suku bangsa Vandal mengepung kota Hippo

Regius.

Augustinus adalah seorang teolog besar dalam sejarah gereja. Ia adalah murid Paulus. Ia banyak

menulis yang di dalamnya kita dapat menimba pandangan teologianya. Ia juga seorang yang

dikenal sebagai penentang penyesat-penyesat yang gigih. Perlawanannya dengan Donatisme

menyebabkan ia menguraikan pandangannya tentang gereja dan sakramen. Baginya, gereja

bukanlah persekutuan yang inklusif, yaitu yang hanya terdiri dari orang-orang suci. Gereja

adalah kudus pada dirinya sendiri dan bukan karena kekudusan (kesucian) anggota-anggotanya.

Di dalam gereja terdapat orang-orang yang baik dan orang-orang yang jahat. Di luar gereja juga

terdapat pula orang-orang yang baik. Tampaknya Augustinus berpendapat bahwa orang-orang

baik yang berada di luar gereja akan menjadi anggota gereja sebelum mereka meninggal.

Mengenai sakramen, Augustinus berpendapat bahwa sahnya sakramen bukanlah bergantung

kepada kesucian orang yang melayankan sakramen tetapi bergantung kepada Kristus sendiri.

Pelayan sakramen hanyalah alat dari Kristus. Itulah sebabnya, maka Augustinus menerima

sakramen baptisan yang dilaksanakan oleh golongan yang memisahkan diri sebagai sakramen

yang sah. Jikalau ada orang Donatisme yang kembali kepada gereja yang resmi, mereka tidak

perlu dibaptiskan kembali.

Page 6: PERTOBATAN ZAKHEUS

Dalam perlawanannya dengan ajaran Pelagius, ia melahirkan pandangan teologianya tentang

kehendak bebas, dosa turunan, dan rahmat. Ia mengajarkan bahwa manusia diciptakan Tuhan

Allah dengan karunia-karunia adikodrati. Karunia-karunia ini hilang pada waktu Adam jatuh ke

dalam dosa. Kehendak bebas hilang dan Adam serta keturunannya takluk di bawah dosa.

Manusia tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri. Manusia hanya dapat diselamatkan karena

rahmat Allah semata-mata. Sesudah Adam jatuh ke dalam dosa, seluruh manusia berada dalam

keadaan tidak mungkin tidak berdosa. Allah akan memilih orang-orang yang akan menerima

karunia-Nya. Nampaknya di sini Augustinus mengajarkan ajaran predestinasi, ajaran yang

kemudian dikembangkan oleh Calvin abad ke-16 dan Jansen pada abad ke-18.

Sepanjang hidupnya Augustinus banyak menulis. Tulisannya yang berjudul Confessiones

ditulisnya sebelum tahun 400. Di dalamnya diceritakan riwayat hidup sampai pertobatannya.

Karya besarnya yang lain adalah De Civitate Dei (Kota Allah) dan De Trinitate (Trinitas). De

Civitate Dei terdiri dari 22 buku. Sepuluh buku pertama menguraikan tentang iman Kristen. Dua

belas buku berikutnya menguraikan tentang perjuangan kota Allah (Civitas Dei) dengan kota

dunia (Civitas Terrena). Kota Allah akan mengalahkan kota dunia. Yang dimaksudkan dengan

Kota Allah adalah gereja dan Kota Dunia adalah kerajaan-kerajaan dunia ini, khususnya

kekaisaran Roma. De Trinitate terdiri dari lima belas buku. Sebagian besar merupakan kumpulan

surat-surat, khotbah-khotbah, dan suatu kumpulan dialog filosofis. Tidak lama sebelum

kematiannya ia menerbitkan bukunya yang berjudul Retractations, di mana ia meninjau kembali

karya literernya.