Pertobatan Zakeus
-
Upload
glory-tyas -
Category
Documents
-
view
47 -
download
1
Transcript of Pertobatan Zakeus
VIII B
Pertobatan Zakheus (Luk 19:1-10)
Pembahasan secara garis besar:
Di kota Yerikho, tinggal seorang kepala
pemungut pajak, Zakheus, yang sangat dibenci
oleh orang banyak. Ia adalah koruptor, dan
penghianat bangsa, karena dia menarik uang
lebih daripada yang seharusnya, dan dia bekerja
pada pemerintah Roma, yang pada waktu itu
menjajah bangsa Yahudi. Semua orang tidak
mau berteman dengannya, walaupun ia sangat
kaya. Orang-orang memandang dia sebagai
seorang pendosa yang harus dijauhi.
Sebelum lewat di kota Yerikho, Yesus
menyembuhkan orang buta di tengah jalan. Maka orang-orang banyak mengerumuni Dia, demikian
juga Zakheus. Namun karena badannya pendek, maka ia memanjat pohon ara untuk dapat melihat
Yesus dengan jelas. Yesus mengetahui maksud hati Zakheus, maka ketika Ia lewat, Dia memandang
Zakheus dengan penuh kasih. Dia memanggil nama “Zakheus”, dan bahkan mau tinggal dan makan
bersama dengannya.
Kasih inilah yang merubah kehidupan Zakheus, dan ia mengalami pertobatan yang benar.
Pertobatan/Metanoia adalah perubahan sikap 180 derajat. Berubah dari sikap dosa dan berbalik
kepada Kristus, serta menyadari jati diri kita yang sebenarnya, sebagai anak-anak Allah. Itu juga yang
dialami oleh Zakheus, setelah mengalami kasih dari Tuhan, mengalamipertobatan, dia mau
memperbaiki hidup, dan membagi kasih kepada orang lain, termasuk orang-orang yang pernah dia
rugikan.
Kita semua adalah seperti Zakheus, yang datang dengan latar belakang yang berbeda, dan kita ingin
melihat Tuhan, serta mengalami jamahan kasih-Nya. Tidak ada kesalahan yang terlalu besar bagi
Tuhan untuk diampuni. Dimana dosa semakin besar, maka kasih-Nya akan semakin besar dan nyata.
Tuhan tidak mempermasalahkan masa lalu, dosa-dosa kita. Yang Dia mau adalah, kita menyadari
akan semua dosa-dosa kita, bertobat, dan mengalami kasih-Nya yang begitu besar. Kasih yang
sempurna, kasih yang “Agape”, yang bukan dari dunia ini, yang dapat merubah segalanya.
Orang yang sudah mengalami jamahan kasih Allah, seharusnya tidak boleh menjadi manusia yang
sama lagi. Kehidupannya harus benar-benar berubah, karena tidak ada kasih yang dapat disimpan
sendiri. Dengan sendirinya kasih ini akan mengalir keluar, dan akan menular dengan cepat. Alangkah
indahnya, jika di dalam keluarga, komunitas, lingkungan, dan paroki kita, semua orang mengalami
kasih Allah yang benar-benar nyata, dan membagikannya kepada semua orang. Dunia kita akan
1 Pertobatan Zakheus (Luk 19:1-10) | Tugas Agama Katolik
VIII B
menjadi tempat bagi kita untuk mempraktekkan hukum Tuhan, yaitu hukum cinta kasih. Tempat bagi
kita untuk melakukan pelayan dengan penuh kasih dan sukacita.
b
Pembahasan ayat-ayat
Luk 19:1: Yesus masuk ke kota Yerikho dan berjalan terus memasuki kota itu.
Yerikho adalah suatu kota di mana terletak di sebelah Timur dari Yerusalem, dan dekat dengan sungai
Yordan. Ditempat inilah tempat tembok yang terkenal, yaitu tembok Yerikho yang dirubuhkan oleh
Yosua, atas bantuan Tuhan. Ketika itu para iman berjalan mengelilingi tembok dan pada hari ketujuh
mereka mengeliliungi tembok Yerikho dan bersorak sorai, dan tembok itu runtuh (Yos 6:13-16). Di
tempat ini juga yang menginspirasikan lagu “Dari Yerikho ke Yerusalem ada jalan belas kasih ….).
Ketika itu seorang Samaria menolong seorang yahudi, setelah dia dirampok. Juga ada seorang buta,
yang disembuhkan Yesus (Lukas 18:35-43). Dan ditempat inilah terjadi suatu drama kehidupan, yang
memberikan pengharapan kepada semua pendosa, termasuk kita semua, yaitu drama kasih yang
membawa pertobatan yang sejati, kisah Zakheus.
Luk 19:2 Di situ ada seorang bernama Zakheus, kepala pemungut cukai, dan ia seorang yang kaya.
Zakheus yang berarti “suci” , dari Zakchaios, atau “zakkay”.
Dia yang memang suci, karena dimurnikan sendiri oleh Yesus Kristus. Dia seorang pendosa yang
diubah oleh Yesus menjadi seorang kudus.
Dia adalah seorang pemungut cukai, bahkan kepala dari pemungut cukai di daerah Yerikho. Sebagai
latar belakang, pada masa pemerintahan Roma, orang-orang Yahudi diharuskan untuk membayar
pajak kepada kaisar/pemerintah Roma. Dan amatlah umum pada masa itu, bahwa seorang pemungut
pajak, biasanya menarik pajak lebih daripada yang ditetapkan oleh pemerintah Roma. Dengan
kebiasaan seperti itu, maka seorang pemungut pajak menjadi sangat dibenci rakyat. Karena Zakheus
seorang yahudi, maka dia dianggap seorang yang berkhianat terhadap bangsanya sendiri, karena dia
bekerja pada pemerintah Roma, bangsa penjajah.
2 Pertobatan Zakheus (Luk 19:1-10) | Tugas Agama Katolik
VIII B
Zakheus, dengan pekerjaannya sebagai pemungut pajak, adalah seseorang yang mengambil hak orang
lain yang bukan menjadi haknya, dalam hal ini adalah uang milik masyarakat. Dengan cara seperti
inilah Zakheus menjadi kaya.
Permenungan: Apakah kita seperti Zakheus, yang mengambil hak orang lain?
Sebagai orangtua, apakah kita mengambil hak anak-anak, yang berhak untuk bercanda, bercerita, dan
bersukacita bersama-sama dengan orang tuanya?
Sebagai seorang guru, apakah kita memberikan yang menjadi hak bagi murid, yaitu untuk mengetahui
kebenaran, juga memberikan nilai-nilai moral yang benar?
Sebagai seorang Katolik, apakah kita sudah memberikan hak kepada keluarga, masyarakat, untuk
membiarkan mereka mengetahui, bagaimana sebenarnya imanKatolik yang benar, yang berdasarkan
kasih yang sejati?
Sebagai umat Tuhan, apakah kita juga sudah memberikan apa yang menjadi hak Tuhan, untuk
disembah dan dimuliakan? Apakah kita juga seperti Zakheus, yang “korupsi waktu”, waktu untuk
pergi ke gereja, waktu berdoa, waktu membaca alkitab, berkomunitas, dll?
Tuhan tidak menentang kita untuk menjadi kaya, namun Tuhan menentang, jika kekayaan yang ada
didapat dengan cara yang tidak halal, dan merugikan orang lain.
Luk 19:3 Ia berusaha untuk melihat orang apakah Yesus itu, tetapi ia tidak berhasil karena orang banyak, sebab badannya pendek.
Zakheus, tentu sudah mendengar tentang Yesus, dimana terlihat dari keinginannya untuk melihat
Yesus. Dia sudah mendengar, bagaimana Yesus sudah menyembuhkan begitu banyak orang dari
berbagai macam penyakit, juga membuat begitu banyak mukjijat. Dia juga mungkin sudah
mendengar, bagaimana Yesus tidak pernah menolak seorangpun untuk datang kepada-Nya, juga
termasuk pendosa …..
Namun karena keterbatasannya, karena badannya pendek, dan juga ada begitu banyak orang, maka
kita dia tidak dapat melihat Yesus.
Permenungan: Apakah kita seperti Zakheus, yang juga mempunyai keterbatasan untuk
bertemu dengan Yesus?
Mungkin karena situasi pekerjaan kita, yang menuntut kita harus begitu sibuk, kita tidak dapat
meluangkan waktu untuk berdoa. Mungkin karena kesibukan kita, sebagai seorang istri, begitu sibuk
dengan melayani anak-anak, sehingga tidak ada waktu untuk Tuhan. Juga sebagai aktifis di gereja,
membuat kita terlalu sibuk dengan urusan gereja, sehingga tidak dapat meluangkan waktu untuk
berdoa?
Apakah kita juga terhalang bertemu dengan Yesus, karena orang lain? Mungkin kita takut
ditertawakan ketika kita mau menunjukkan bahwa kita adalah murid Yesus. Kita takut dianggap sok
suci. Kita tidak mau korupsi, tapi semua orang korupsi, sehingga kalau kita tidak ikut-ikut, maka kita
3 Pertobatan Zakheus (Luk 19:1-10) | Tugas Agama Katolik
VIII B
takut dijauhi dan dibenci rekan sekerja kita. Kalau kita tidak ikut nyontek, merokok, kita takut
dianggap banci oleh teman sekolah kita?
Bagaimana kita dapat bertemu dengan Yesus?
o Berdoa: Yer 29:12-13 (Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku
akan mendengarkan kamu; apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu
menanyakan Aku dengan segenap hati).
Apakah kalau macet di jalan, menunggu anak di sekolah, pada saat mencuci piring, dll, kita
melakukannya dengan doa?
o Membaca Firman Tuhan: 2Ti 3:15 (Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab
Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman
kepada Kristus Yesus).
Apakah kita benar-benar meluangkan waktu untuk membaca Firman-Nya, yang sebenarnya adalah
surat kasih dari pencipta kita?
o Komunitas: Mat 18:20 (Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku
ada di tengah-tengah mereka.”).
Apakah kita lebih suka berkumpul untuk memuji Tuhan, ataukah kita lebih suka berkumpul untuk ke
café, ngerumpi, belanja, dll?
o Pelayanan Kasih: Mat 25:45 (Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini,
kamu tidak melakukannya juga untuk Aku).
Apakah kita juga peka terhadap orang-orang di sekitar kita yang membutuhkan kita? Mungkin tidak
dalam bentuk uang, namun perhatian dan kasih.
o Sakrament-sakrament, secara istimewa dalam Perayaan Ekaristi: 1 Kor 10:16 (Bukankah cawan
pengucapan syukur, yang atasnya kita ucapkan syukur, adalah persekutuan dengan darah Kristus?
Bukankah roti yang kita pecah-pecahkan adalah persekutuan dengan tubuh Kristus?).
Apakah kita benar-benar percaya, bahwa Yesus hadir dalam rupa roti dan anggur dalam perayaan
ekaristi? Kalau ya, apakah kita merasa cukup untuk menerimanya seminggu sekali? Apakah kita
menghadiri perayaan ekaristi setiap Jum’at pertama? Misa harian? Adorasi di hari-hari tertentu?
Luk 19:4 Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang akan lewat di situ.
Zakheus tidaklah menyerah karena keterbatasannya, dan karena orang banyak yang menghalangi dia
untuk bertemu dengan Yesus. Yang dia lakukan adalah memanjat pohon ara.
Permenungan: Apakah kita seperti Zakheus, yang mau terus berusaha untuk bertemu dengan
Yesus, dengan segala keterbatasannnya?
Marilah kita lihat segala keterbatasan yang kita miliki. Mungkin kita terbatas karena waktu luang
yang kita miliki adalah sedikit. Kita tidak mempunyai waktu untuk berdoa. Pertanyaannya adalah,
4 Pertobatan Zakheus (Luk 19:1-10) | Tugas Agama Katolik
VIII B
apakah kalau kita diberi waktu lebih, misal pada saat liburan, kita mau meluangkan waktu kita untuk
berdoa? Kalau kita mau menjawab dengan jujur, maka kita akan menjawab tidak. Apakah ditengah
keterbatasan kita, kita mau berdoa pada saat jalan macet, saat mencuci piring, saat menyapu rumah,
saat sebelum dan setelah makan, sebelum dan setelah tidur, atau pada saat kita bermain dengan anak-
anak kita?
Mungkin ada sebagian dari kita berkata “saya tidak pandai untuk bicara di depan umum. Saya mau
melayani, tapi saya tidak mampu”. Bagaimana kalau kita melayani dengan senyuman kita, membawa
damai di dalam kelompok atau lingkungan kita? Melayani anggota keluarga dengan sukacita?
Kita punya banyak keterbatasan, namun kita juga punya kemampuan untuk berkata “Di tengah
keterbatasanku, aku mau seperti Zakheus, yang mau lari dan memanjat pohon ara untuk bertemu
dengan Yesus.”
Luk 19:5 Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: “Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu.”
Lihatlah…. Karena Zakheus sudah berusaha dengan segala keterbatasannya, dia akhirnya dapat
berjumpa dengan Yesus. Benarlah apa yang dikatakan di dalam alkitab, bahwa Dia akan membiarkan
diri-Nya ditemukan oleh orang yang mencari-Nya dengan tulus hati.
Dan bagaimana pertemuan Yesus dengan Zakheus? Yesuslah yang terlebih dahulu mengadakan
inisiatif. Dia yang terlebih dahulu membuka pembicaan dengan Zakheus. Yang Yesus lakukan adalah:
BERHENTI. Yesus berhenti di bawah pohon tempat Zakheus ada. Dia mau berhenti dimana saja,
juga ditempat kita ada.
Yesus berhenti setiap saat di dalam kehidupan kita, lebih-lebih pada saat kita benar-benar
membutuhkan uluran kasih-Nya,
MELIHAT KEATAS. Pada saat semua orang memandang rendah Zakheus, Yesus justru melihat
keatas, kepada Zakheus. Pada saat mata Yesus bertemu dengan mata Zakheus, mata-Nya bukanlah
mata yang benci dan menuduh, seperti yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi. Tatapan mata yang
dipancarkan oleh Yesus adalah tatapan penuh kasih.
Jangan pernah berfikir bahwa kita tidaklah pantas untuk menerima Yesus, karena dosa-dosa kita.
Yesus tidak pernah merendahkan kita kalau kita menyadari dosa-dosa kita. Dia akan meninggikan
kita, dan membawa kita ke tempat yang seharusnya, yaitu menjadi anak-anak Allah.
MEMANGGIL. Bayangkan, tidak ada orang yang memanggil Zakheus dengan namanya. Semua
orang memanggil Zakheus dengan sebutan “pemungut cukai”.
Yesuslah yang juga memanggil kita dengan nama kita masing-masing, “James, Heri, Doni, …”
Terlebih dia juga memanggil kita dengan sebutan “sahabat”, karena meskipun kita adalah hamba,
namun Dia menganggap kita adalah sabahat-Nya. Yang terpenting, adalah Dia memanggil kita
dengan sebutan “anak-anak Allah”. Sebutan yang memungkinkan kita untuk memanggil Allah,
sebagai Abba, Bapa, Papa, Bapak.
5 Pertobatan Zakheus (Luk 19:1-10) | Tugas Agama Katolik
VIII B
MEMINTA. Jangankan meminta untuk menjadi teman, berbicarapun orang segan kepada Zakheus.
Yesus meminta kepada Zakheus untuk dapat tinggal dirumahnya.
Mungkin pada saat ini, Tuhan Yesus, meminta sesuatu kepada kita. Dan mungkin juga itu adalah
permintaan yang sama, yaitu untuk turun dari tempat kita, tempat di mana kita biasa berada. Tempat
di mana dosa dan kebiasaan buruk harus ditanggalkan.
TINGGAL. Yesus mau tinggal menginap di rumah Zakheus. Tuhan, pencipta langit dan bumi, mau
memilih untuk tinggal di rumah Zakheus, sang pendosa, sementara orang menganggap najis untuk
menginjakkan kaki di rumah sang pendosa.
Yesus juga mau tinggal di hati kita, di kehidupan kita, di permasalahan kita. Dia sudah menawarkan
dirinya kepada kita. “….. Aku mau tinggal di rumah hatimu”. Lalu apakah jawaban kita?
Permenungan: Apakah kita seperti Zakheus yang mengalami pengalaman yang serupa? ;
Pengalaman di mana Yesus yang penuh kasih, mau menerima kita apa adanya?
Pada saat kita sakit, kita dapat mengalami Yesus yang begitu baik, yang memberikan kekuatan kepada
kita. Dimana Dia selalu memberikan kekuatan.
Pada saat kita menerima merayakan ekaristi, lihatlah Yesus yang merendahkan diri-Nya dalam rupa
roti dan anggur, supaya kita dapat menerima-Nya di dalam keberadaan kita.
Pada saat kita menerima sakrament pengakuan dosa, alamilah Yesus yang penuh belas kasih, dan mau
menerima segala kekurangan kita, dan merangkul kita kembali kepada-Nya dan gereja-Nya.
Luk 19:6 Lalu Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita.
Dan dikatakan bahwa “….Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita”. Bayangkan
jika ada seorang superstar atau presiden yang mengatakan, bahwa dia mau bermalam di rumah kita
dan makan bersama kita. Kita tentu akan segera bergegas dan menyambutnya. Inilah, Yesus, Tuhan
yang menciptakan seluruh alam semesta, raja dari segala raja, meminta kita, untuk diperbolehkan
tinggal di hati kita.
Apa yang dilakukan oleh Zakheus:
TURUN. Zakheus turun dari pohon untuk bertemu dengan Yesus secara pribadi. Kita juga harus
turun dari ketinggian pohon yang menghalangi kita untuk berjumpa dengan Yesus lebih dekat lagi.
Kita harus meninggalkan segala kesombongan kita, masa lalu kita, ketakutan, kekuatiran, merasa
sikap merasa tidak dikasihi, kesendirian kita, untuk bertemu secara pribadi dengan Yesus.
MENERIMA. Sama seperti Zakheus, pada saat Yesus datang dan memanggil kita, kita harus
menerima-Nya. Adalah untuk kebaikan kita untuk menerima panggilan-Nya, agar kita dapat
merasakan damai sejahtera dan agar kita mendapatkan kekuatan dalam mengarungi bahtera kehidupan
ini yang penuh tantangan.
SUKACITA. Sudah selayaknyalah, bahwa panggilan Tuhan, harus kita sambut dengan sukacita.
Permenungan: Apakah kita seperti Zakheus yang bereaksi sama, yaitu menyambut Yesus
dengan penuh sukacita?
6 Pertobatan Zakheus (Luk 19:1-10) | Tugas Agama Katolik
VIII B
Pada saat kita menerima Yesus dalam ekaristi, apakah kita juga menyambut-Nya dengan penuh
sukacita dan penuh harap?
Pada saat kita melayani yang terkecil, anak-anak, saudara satu iman yang membutuhkan bantuan kita,
apakah kita melakukannya dengan penuh sukacita? Bagaimana di dalam pelayanan kita, apakah kita
melayani Tuhan dengan hati yang bersuka dan gembira?
Luk 19:7 Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya: “Ia menumpang di rumah orang berdosa.”
Semua orang bersungut-sungut, merasa bahwa Yesus yang begitu suci tidak layak untuk tinggal di
rumah sang pendosa dan sang pendosa tidaklah layak untuk menerima Yesus, sang Maha Suci.
Permenungan: Apakah kita seperti semua orang yang bersungut-sungut, melihat bahwa Yesus
mau tinggal bersama dengan pendosa?
Apakah kita sering mengatakan dalam hati kita, bahwa kita lebih baik dari orang lain? Bahwa kita
lebih layak untuk melayani Tuhan daripada orang lain?
Ketika seorang bekas pemabuk, orang yang tidak pernah ke gereja, tiba-tiba mengalami kasih Kristus,
dan menjadi orang yang berubah, kita mungkin mengatakan “Ah, dia khan dulu hidupnya nggak
baik… kok sok-soknya melayani begitu. Kalau aku sih memperbaiki hidup dulu, baru melayani.”
Kita semua adalah seperti orang banyak dalam cerita ini. Kita semua adalah “orang-orang yang
munafik”. Namun Tuhan mengerti segala kekurangan kita, dan Dia yang secara terus-menerus
menyempurnakan kita, hingga suatu saat kita akan bertemu Dia, muka dengan muka. Dan pada saat
itulah, kita menyerupai Dia, dimana tidak ada selubung kemunafikan lagi, karena semua yang terjadi
di dalam kegelapan akan dibawa ke dalam terang.
Luk 19:8 Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: “Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat.”
Salah satu bentuk dari pertobatan yang benar adalah semangat dan tindak lanjut untuk melakukan
sesuatu untuk memperbaiki kesalahan. Yesus mengatakan kepada Maria Magdalena, si pelacur “….
Pergilah dan janganlah berbuat dosa lagi…(Yoh 8:11)”. Dan kasih merubah segalanya. Mungkin ada
banyak orang yang mengatakan kepada Zakheus bahwa dia harus berubah, dan mungkin semua itu
membuat Zakheus semakin marah. Namun kasih dari Yesus, yang mau menyapa dan tinggal bersama
dia, yang mau menerima dia apa adanya, menjadi suatu kekuatan untuk merubah apa yang tidak dapat
dia rubah sebelumnya.
Bahkan Zakheus melakukan silih atas segala dosa-dosanya. Mengembalikan empat kali lipat adalah
hukum orang Yahudi bagi orang yang mencuri lembu atau domba, dia harus menggantinya empat kali
lipat (lihat kel 22:1). Secara hukum/adat dengan mengganti empat kali lipat sudahlah lebih dari cukup,
namun tidak bagi Zakheus yang baru saja menerima kasih yang berlimpah dari Yesus. Kasih dari
Yesus meluap, seperti yang digambarkan Daud dalam mazmurnya “… pialaku penuh melimpah
(Mazmur 23:5)”. Kasih inilah yang mendorong Zakheus untuk melakukan hal yang lain, yang
melebihi hukum yang berlaku, melebihi tingkat keadilan, yaitu dengan mengatakan “Tuhan, setengah
dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin…”
7 Pertobatan Zakheus (Luk 19:1-10) | Tugas Agama Katolik
VIII B
Permenungan: Apakah kita seperti Zakheus, yang sudah mengalami kasih Yesus, dan hidup
kita berubah 180 derajat?
Apakah kita sudah mengalami kasih yang seperti Zakheus alami, di mana merubah seluruh kehidupan
kita? Merubah cara pandang kita terhadap kehidupan ini? Sampai kita mengalami kasih ini, maka
kehidupan rohani kita akan berhenti dan tidak bergerak…. Kecaplah dan lihatlah betapa baiknya
Tuhan itu… (Maz 34:8)
Apakah kita mengalami kasih yang Tuhan berikan adalah berlimpah dan tidak mungkin kita simpan
hanya untuk kita sendiri?
Luk 19:9 Kata Yesus kepadanya: “Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang inipun anak Abraham.
Yesus mengatakan “… Hari ini, telah terjadi keselamatan…”. Pertobatan yang benar selalu akan
menghasilkan keselamatan. Zakheus yang mengalami kasih Tuhan, dan kemudian bertobat dan
melakukan silih atas dosa-dosanya, akhirnya mendapatkan sesuatu yang paling berharga, yaitu
mendapatkan keselamatan.
Kitapun sama seperti Zakheus, bahwa kita adalah anak-anak Abraham di dalam iman. Kita
mempunyai iman seperti Abraham. Abraham dibenarkan karena iman, kitapun dibenarkan karena
iman, yaitu iman kepada Yesus Kristus. Namun lebih lagi keselamatan yang kita terima adalah melulu
karena berkat Tuhan, pemberiaan cuma-cuma dari Tuhan. Kalau kita mencari siapa yang layak
menerima keselamatan, maka semua orang tidaklah layak untuk menerimanya, karena kita semua
telah berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah.
Permenungan: Apakah kita sama seperti Zakheus, yang menerima perkataan Yesus “.. Hari ini
terjadi keselamatan, karena engkau sudah beriman kepadaku..?”.
Yesus yang pertama-tama merindukan untuk mengucapkan perkataan ini kepada kita semua. Dia
rindu agar kita semua, dan seluruh umat manusia untuk mendapatkan keselamatan. Agar hidupnya
juga diberkati dan melimpah, dan damai
Apakah kita juga menjadi alat Tuhan untuk keselamatan keluarga kita, komunitas kita, tempat kerja
kita? Selama kita terus membawa Yesus dalam setiap hal yang kita lakukan, maka kita akan terus
menjadi alat-Nya.
Luk 19:10 Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.”
Yesus datang ke dunia ini untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang. Sama seperti gembala yang
baik, Ia tidak membiarkan satu dombapun hilang dari kawanannya. Sama seperti yang Dia katakan,
bahwa orang sakitlah yang membutuhkan dokter.
Permenungan: Kita semua adalah orang yang sakit, yang membutuhkan dokter, dokter dari
segala dokter, yaitu Yesus sendiri.
Kita mungkin sakit karena kurang kasih dan perhatian. Tersiksa karena masa lalu kita, dan kuatir akan
masa depan. Sakit, karena kurang peka terhadap penderitaan sesama, terlalu egois, mengejar
kesenangan sendiri. Mungkin kita sakit, karena menganggap bahwa harta, karir adalah nomor satu
dalam hidup ini.
8 Pertobatan Zakheus (Luk 19:1-10) | Tugas Agama Katolik
VIII B
Mari pada saat ini kita mengundang Yesus untuk masuk dalam hidup kita, dalam setiap sendi
kehidupan kita, dan dalam keberadaan diri kita, sehingga kita dapat menjadi bait suci-Nya yang
kudus.
9 Pertobatan Zakheus (Luk 19:1-10) | Tugas Agama Katolik