pertemuan ke 6.ppt

12
TEORI CONDITIONING, BEHAVIORISME, DAN OPERANT CONDITIONING. Sulastry Pardede M. Psi Pertemuan ke 6

Transcript of pertemuan ke 6.ppt

Page 1: pertemuan ke 6.ppt

TEORI CONDITIONING, BEHAVIORISME, DAN OPERANT

CONDITIONING.

Sulastry Pardede M. Psi

Pertemuan ke 6

Page 2: pertemuan ke 6.ppt

Classical Conditioning

Tokoh :Ivan P. Pahlov (1849 – 1936) Percobaannya : Anjing dimasukkan ke dalam

ruangan khusus/Lab & diukur Jumlah air liur yg dikeluarkan dengan dibunyikannya bel

STIMULUS CS (BEL) diulang2 setiap beberapa detik

US (MAKANAN) --------UR (LIUR)

II. TEST TRIAL CS (BEL) -------------- C.R (LIUR)

Proses belajar terbentuk

Page 3: pertemuan ke 6.ppt

Elemen Belajar dalam Classical Conditioning

US (Unconditioned Stimulus)Stimulus/rangsang yg secara konstan/pasti akan merangsang (memunculkan) respon tertentuContoh :Makanan otomatis keluar air liur

CS (Conditioned Stimulus)Stimulus yg merangsang “perhatian”, tetapi tidak merangsang respon.Contoh :Bel

UR (unconditioned Respon)Respon yang dirangsang oleh kehadiran USContoh : Makanan ---air liur

CR (Conditioned respon)Respon yang sama dengan UR, tetapi merupakan hasil proses ConditioningContoh :Bel -- air liur

Page 4: pertemuan ke 6.ppt

Yang Terjadi dalam Prinsip Belajar Classical Conditioning

EXTINCTIONBukan lupa, conditioned respon tidak dilakukan lagi karena telah beberapa waktu tidak diberikan CS

SPONTANEOUS RECOVERYSesudah proses extinction, conditioned respon dilakukan kembali karena ada “jejak ingatan”

RECONDITIONINGTerjadi lebih cepat karena masih ada “some” learning yang tersimpan pada organisme.

STIMULUS GENERALIZATIONMenyamakan stimulus yg hampir mirip = yaitu conditioned respon dilakukan sebagai respon dari CS lain yg mirip dengan asli

Page 5: pertemuan ke 6.ppt

Contoh : kasus Phobia, takut hewan berbulu takut pd boneka berbulu jaket berbulu kapas

DISCRIMINATION LEARNINGBelajar berespon terhadap stimulus yang berbeda, yaitu belajar membedakan CS + dan CS –Contoh : Bunyi BEL berespon (liur)

Bunyi pukulan benda tidak berespon STIMULUS SUBSTITUTION

CS mempunyai kapasitas khusus mengganti USterjadi asosiasi di otak dan otak mencatat CS – US secara simultan. CS dapat menjadi substitusi yg merangsang terjadinya respon.

Page 6: pertemuan ke 6.ppt

INFORMATION & EXPECTATIONCS menjadi sinyal (informasi) datangnya US.CS memberikan harapan hadirnya US. Terjadinya aso- siasi adalah karena US merupakan sesuatu yg unik & suprising. Jadi US merangsang organisme untuk ingat pada pengalamannya.

CONTOH PENERAPAN Classical Conditioning dalam pembentukan Tingkah Laku :

Psikosamatis misalnya :asma Respon emosi misalnya : takut (phobia) Drug tolerance Sikap

Page 7: pertemuan ke 6.ppt

Teori Behaviorisme

1. John B. Watson (1878-1958) Bapak Behaviorisme Stimulus Respons Menolak adanya pengaruh naluri (instinct). Makan lapar Kegiatan makan bukan karena naluri tetapi

karena adanya stimulus dan respon. Watson mengadakan eksperimen terhadap

Albert, seorang bayi berumur sebelas bulan.

Page 8: pertemuan ke 6.ppt

Albert adalah seorang bayi yang gembira dan tidak takut bahkan senag bermain-main dengan tikus putih berbulu halus. Dalam eksperimennya watson memulai proses pembiasaannya dengan cara memukul sebatang besi dengan sebuah palu setiap kali Albert mendekati dan ingin memegang tikus putih itu. Akibatnya, tidak lama kemudian Albert menjadi takut terhadap tikus putih juga kelinci putih. Bahkan terhadap semua benda putih, termasuk jaket dan topeng Sinterklas yang berjenggot putih.

Page 9: pertemuan ke 6.ppt

2. Skinner (1957) Operant Conditioning Misalnya, jika seorang anak bayi kecil

mengatakan minta susu dan orangtuanya memberinya susu, maka operant dikuatkan.

Menurut Skinner, perilaku verbal adalah perilaku yang dikendalikan oleh akibatnya. Bila akibatnya itu hadiah, perilaku itu akan terus dipertahankan. Namun, bila akibatnya adalah hukuman, atau kurang adanya penguatan, perilaku itu akan diperlemah atau pelan-pelan akan disingkirkan.

Page 10: pertemuan ke 6.ppt

Ada seorang anak kecil menangis meminta es kepada ibunya. Tetapi, karena ibunya yakin dan percaya bahwa es itu menggunakan pemanis buatan maka sang ibu tidak meluluskan permintaan anaknya. Sang anak terus menangis. Tetapi, sang ibu bersikukuh untuk tidak menuruti permintaan anaknya. Lama kelamaan tangis anak tersebut reda dengan sendirinya dan dilain waktu tidak meminta es semacam itu lagi kepada ibunya, apalagi dengan menangis.

Page 11: pertemuan ke 6.ppt

Seandainya anak itu kemudian dituruti keinginannya oleh ibunya, apa yang akan terjadi?

Pada kesempatan lain anak tersebut akan meminta es lagi. Apabila ibunya tidak meluluskannya, maka ia akan menangis dan terus menangis karena dengan menangis ia akan mendapatkan es.

Kalau ibunya memberikan es lagi, maka perbuatan menangis itu dikuatkan.

Pada kesempatan lain, anak tersebut akan menangis manakala ia meminta sesuatu pada ibunya

Page 12: pertemuan ke 6.ppt

TERIMA KASIHSulastry Pardede M.Psi