Pertemuan ke 6 & 7 - logical framework approach

44

description

 

Transcript of Pertemuan ke 6 & 7 - logical framework approach

Page 1: Pertemuan ke 6 & 7 - logical framework approach
Page 2: Pertemuan ke 6 & 7 - logical framework approach

2

Suatu kerangka logis yang disusun sebagai tahap terakhir perencanaan sebelum masuk dalam tahapan pengorganisasian program

Logical Framework sebagai kemampuan teknis program karena dapat digunakan sebagai alat untuk Perencanaan, Penilaian, Monitoring dan Evaluasi dari kegiatan-kegiatan dalam program yang telah dibuat.

Page 3: Pertemuan ke 6 & 7 - logical framework approach

3

“a tool to help designers of projects think logically about what the project is trying to achieve (the purpose), what things the project needs to do to bring that about (the outputs) and what needs to be done to produce these outputs (the activities). The purpose of the Project from the DFID viewpoint is to serve our higher level objectives (the goal)“ (Department for International

Development)

Page 4: Pertemuan ke 6 & 7 - logical framework approach

Serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk mencapai sasaran yang ditentukan secara spesifik dalam periode

waktu yang ditentukan dan dengan anggaran yang dipastikan *

Sebuah organisasi temporer yang dibutuhkan untuk memproduksi hasil atau outcome yang unik dan pasti

dalam waktu yang ditentukan menggunakan sumberdaya yang ditetapkan**

* EU (2004) Aid Delivery Methods. Volume 1 Project Cycle Management Guidelines. ** OGC (2005) Managing successful projects with PRINCE 2

Page 5: Pertemuan ke 6 & 7 - logical framework approach

5

Metode LFA dikembangkan oleh Leon J. Rosenberg ketika dikontrak USAID pada tahun 1969

Practical Concepts, Inc. —sebuah perusahaan yang didirikan Rosenberg— kemudian meluaskan penggunaan metode ini di 35 negara

Metode LFA ini telah diadopsi oleh banyak LSM dan secara meluas telah digunakan oleh beberapa lembaga donor bilateral maupun multilateral seperti AECID, GTZ, SIDA, NORAD, DFID, UNDP, EC dan IADB.

Pada 1990-an, menjadi kewajiban yang disyaratkan dalam penyusunan proposal program, namun sekarang sudah lebih menjadi sebagai suatu pilihan

Page 6: Pertemuan ke 6 & 7 - logical framework approach

KEUNGGULAN LOGFRAME Mewadahi pernyataan dari semua komponen kunci dari suatu program. Ini sangat membantu —khususnya saat ada pergantian staff dalam program tersebut.

Dapat menjelaskan dan merunut secara logis bagaimana kemungkinan program itu bisa diimplementasikan.

Membantu untuk mengenali skala prioritas capaian program, serta memastikan jika input dan output program tidak saling membingungkan antara satu dengan yang lain, dan mengidentifikasi capaian-capaian diluar target yang sebelumnya tidak diketahui.

Menyediakan suatu dasar untuk melakukan monitoring dan evaluasi dengan mengidentifikasi indikator-indikator kesuksesan, dan maksud dari suatu perhitungan atau penaksiran (angka).

Menjelaskan hubungan-hubungan yang mendasari penilaian terhadap efisiensi dan efektivitas program.

Mengidentifikasi faktor utama terkait kesuksesan dari sebuah program.

Mendorong pendekatan multidispliner untuk persiapan dan pengawasan dari suatu program.

Page 7: Pertemuan ke 6 & 7 - logical framework approach

Pendekatan kerangka kerja logis berbeda dengan matriks kerangka kerja logis. Pendekatan kerangka kerja logis merupakan proses, sedangkan matriks kerangka kerja logis merupakan dokumentasi dari produk yang dihasilkan melalui proses pendekatan kerangka kerja logis. WWF (2005) menegaskan:

It is useful to distinguish between LFA, which is a process involving stakeholder analysis, problem analysis, objective setting and strategy selection – and the logical framework matrix, often called the logframe, which documents the product of the LFA process.

Sebagaimana disebutkan di atas, pendekatan kerangka kerja logis dilaksanakan melalui langkah-langkah: analisis pemangku kepentingan (stakeholder analysis), analisis permasalahan (problem analisis), penetapan tujuan (objective setting), dan pemilihan strategi (strategy selection).

Page 8: Pertemuan ke 6 & 7 - logical framework approach

8

Dalam pelaksanaannnya Logframe disusun dalam bentuk Matrix atau biasa disebut dengan logframe matrix yang terdiri atau mempunyai 4 elemen dasar yaitu

Hubungan antara Tujuan (Goals), Sasaran (Purpose/Objectives), Keluaran (Outputs) dan Kegiatan (Activities)

Logika Vertikal dan Logika Horisontal

Indikator

Asumsi dan resiko yang perlu diidentifikasi pada tahap penyusunan program

Page 9: Pertemuan ke 6 & 7 - logical framework approach

“an instrumen which gives you information” (The English Language Dictionary)

“a quantitative or qualitative factor or variable that provides a simple and reliable means to measure achievement, to reflect changes connected to an intervention, or to help assss the performance of a development actor” (OECD)

“sebuah variabel, yang tujuannya adalah untuk mengukur perubahan dalam sebuah fenomena atau proses” (USAID)

“suatu deskripsi sasaran proyek dalam hal kuantitas, kualitas, kelompok target, waktu dan tempat” (OECD)

Page 10: Pertemuan ke 6 & 7 - logical framework approach
Page 11: Pertemuan ke 6 & 7 - logical framework approach

11

Sebuah Logframe memiliki 2 tahapan:

1. Tingkatan Analisis / Deskripsi

2. Tingkatan Perencanaan / Desain

Ada empat elemen dalam tingkatan analisis: • analisis stakeholder: mengidentifikasi dan mendeskripsikan stakeholder kunci yang potensial • analisis problem: mengidentifikasi problem utama, peluang dan hambatan, dan menentukan hubungan sebab-akibat • analisis obyektif: mengembangkan solusi dari problem yang teridentifikasi dan hubungan sarana-tujuan. • analisis strategi: memilih strategi paling tepat untuk

mencapai solusi

Page 12: Pertemuan ke 6 & 7 - logical framework approach

Dalam tahapan desain, hasil dari analisis kemudian diterjemahkan ke dalam sebuah strategi praktis yang siap dijalankan.

Fase perencanaan ini meliputi: • mempersiapkan matriks logframe – yang akan

memerlukan analisis lebih lanjut, debat, dan perbaikan ide yang dikembangkan selama analisis

• merancang rencana kerja • menyusun kebutuhan sumberdaya dan menyiapkan anggaran program

12

Page 13: Pertemuan ke 6 & 7 - logical framework approach

13

ANALISIS SITUASI

1. Analisis Stakeholder

2. Analisis Problem

3. Analisis Obyektif

ANALISIS STRATEGI

TABEL / MATRIX PERENCANAAN PROGRAM

1. Matrix

2. Asumsi

3. Indikator Obyektif

4. Verifikasi

IMPLEMENTASI

Page 14: Pertemuan ke 6 & 7 - logical framework approach
Page 15: Pertemuan ke 6 & 7 - logical framework approach
Page 16: Pertemuan ke 6 & 7 - logical framework approach
Page 17: Pertemuan ke 6 & 7 - logical framework approach

17

PROJECT

STRUCTURE OBJECTIVELY

VERIFIABLE

INDICATORS (OVI)

MEANS OF

VERIFICATION

(MOV)

RISKS &

ASSUMPTIONS

GOAL /

IMPACT/OVERALL

OBJECTIVE

PURPOSE/

OBJECTIVE/

OUTCOME

OUTPUTS

ACTIVITIES

Page 18: Pertemuan ke 6 & 7 - logical framework approach

18

STRUKTUR

PROYEK

INDIKATOR

VERIFIKASI

SASARAN TUJUAN

CARA

VERIFIKASI

RESIKO &

ASUMSI

HASIL AKHIR /

TUJUAN UTAMA

SASARAN

KELUARAN/HASIL

SPESIFIK

AKTIVITAS/

KEGIATAN

Page 19: Pertemuan ke 6 & 7 - logical framework approach

19

1. Identifikasi stakeholder penting dan kepentingan mereka

2. Asesmen kekuasaan dan pengaruh stakeholder terkait dengan proyek/kegiatan

3. Tentukan respon proyek yang tepat pada masing-masing stakeholder/kelompok

4. Rencanakan stakeholder mana yang akan berpartisipasi dalam lingkaran proyek, kapan dan bagaimana

5. Mulai untuk identifikasi resiko dari stakeholder

6. Kembangkan strategi untuk membangun partisipasi dan komitmen stakeholder

Page 20: Pertemuan ke 6 & 7 - logical framework approach
Page 21: Pertemuan ke 6 & 7 - logical framework approach

Stakeholder Kepentingan Dampak

S.1

S.2

S.3

Page 22: Pertemuan ke 6 & 7 - logical framework approach

1. Identifikasi sebab segera dan langsung dari masalah inti (focal problem)

2. Identifikasi akibat segera dan langsung dari masalah inti (focal problem)

3. Bangun pohon masalah yang menunjukkan hubungan sebab dan akibat dari masalah tersebut

4. Review pohon masalah dan verifikasi bahwa telah lengkap dan valid

Page 23: Pertemuan ke 6 & 7 - logical framework approach

Focal Problem

Effects of the Focal Problem

Causes of the Focal Problem

Direct

Effects

Higher-level

Effects

Immediate

and Direct

Causes

Root

Causes

Sebab Masalah Inti

Akibat Masalah Inti

Masalah Inti

Akibat Langsung

Akibat Jangka Panjang

Sebab Segera dan

Langsung

Akar Masalah

Page 24: Pertemuan ke 6 & 7 - logical framework approach

Keterkaitan Analisis Stakeholder (Stakeholder Analysis) dan Analisis Jalur/Pohon Masalah (Problem Analysis) dengan penyusunan Logframe

Page 25: Pertemuan ke 6 & 7 - logical framework approach

Jika Sumberdaya/Input tersedia, Maka AKTIVITAS dapat dilaksanakan

Jika AKTIVITAS dapat dilaksanakan, Maka KELUARAN/OUTPUT dapat dihasilkan

Jika KELUARAN/OUTPUT dapat dihasilkan, Maka SASARAN dapat dicapai

Jika SASARAN dapat dicapai, Maka seharusnya ini berkontribusi pada pencapaian TUJUAN TUJUAN / GOAL

SASARAN / OUTCOME / OBJECTIVE

KEGIATAN / ACTIVITIES

KELUARAN / OUTPUT

STRUKTUR PROYEK

ASUMSI SUMBER

VERIFIKASI INDIKATOR

LOGIKA LOGFRAME

Page 26: Pertemuan ke 6 & 7 - logical framework approach

SRUKTUR PROYEK

INDIKATOR SUMBER VERIFIKASI

ASUMSI

TUJUAN / GOAL

SASARAN / OUTCOME / OBJECTIVE

KELUARAN / OUTPUT

KEGIATAN / ACTIVITIES

Jika logika horizontal

diikuti DAN asumsi

terpenuhi, Maka

proyek lebih berpeluang

untuk berhasil

LOGIKA LOGFRAME

Page 27: Pertemuan ke 6 & 7 - logical framework approach

PSIF Project Resources Stakeholder Analysis 27

Page 28: Pertemuan ke 6 & 7 - logical framework approach

PSIF Project Resources Stakeholder Analysis 28

Page 29: Pertemuan ke 6 & 7 - logical framework approach
Page 30: Pertemuan ke 6 & 7 - logical framework approach
Page 31: Pertemuan ke 6 & 7 - logical framework approach
Page 32: Pertemuan ke 6 & 7 - logical framework approach

Mengubah masalah sosial menjadi agenda perencanaan program intervensi sosial melalui skema Logical

Framework Approach (LFA) dengan analisis stakeholder dan analisis pohon masalah (analisis obyektif)

Page 33: Pertemuan ke 6 & 7 - logical framework approach

CONTOH MASALAH

SOSIAL berupa Kekerasan pada

perempuan dan anak

Page 34: Pertemuan ke 6 & 7 - logical framework approach

STAKEHOLDER KEPENTINGAN DAMPAK

Badan KB Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Forum Penanganan Korban Kekerasan Perempuan Anak (FPK2PA)

Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A)

LSM Peduli Perempuan dan Anak (Rifka Annisa, LSPPA, PSAA, dsb)

Korban KDRT dari Perempuan dan Anak

Kepolisian Resor Sleman

Tim Penggerak PKK Kabupaten Sleman

Unit PKH Dinsosnakertrans Kabupaten Sleman

BP4 Kabupaten Sleman

Organisasi Kewanitaan (Kowani, Aisyiyah, Muslimat, Fatayat, Nasyiatul Aisyiyah, dsb)

Media Massa Lokal (KR, Bernas, Tribun, dsb)

CONTOH ANALISIS STAKEHOLDER dengan memetakan siapa yang

berkepentingan dan terdampak dari rencana mengatasi masalah

KDRT

Page 35: Pertemuan ke 6 & 7 - logical framework approach

Tingginya kekerasan terhadap perempuan dan anak di Sleman

Lemahnya perlindungan hukum

Rendahnya penghormatan HAM

Rendahnya pengawasan UU PP & PA

Minimnya pendidikan karakter

Disharmoni dan retaknya keluarga

Menurunkan kualitas Sleman sebagai KLA

Terganggunya fungsi keluarga

Meningkatnya PPKS dari perempuan dan anak

Rendahnya derajat kesejahteraan sosial

MASALAH POKOK

SEBAB

AKIBAT

A N A L I S I S

P O H O N

M A S A L A H

Rendahnya penghormatan HAM

Page 36: Pertemuan ke 6 & 7 - logical framework approach

Turunnya kekerasan terhadap perempuan dan anak di Sleman

Perlindungan perempuan dan anak secara efektif

Kuatnya pengawasan terhadap implementasi UU PP & PA

Adanya kesadaran tentang hak-hak perempuan & anak

Kehidupan keluarga yang harmonis

Meningkatnya status Sleman sebagai KLA

Fungsi keluarga yang mengayomi

Turunnya jumlah PPKS dari perempuan dan anak

Kesejahteraan perempuan dan anak di Sleman

SASARAN

SEBAB

AKIBAT A N A L I S I S

O B Y E K T I F

Menguatnya penghormatan terhadap HAM

Page 37: Pertemuan ke 6 & 7 - logical framework approach

DESKRIPSI PROYEK

HASIL AKHIR / TUJUAN UTAMA – Kesejahteraan perempuan dan anak di Sleman

SASARAN – Turunnya kekerasan terhadap perempuan dan anak di Sleman

KELUARAN/HASIL SPESIFIK a. Perlindungan

perempuan dan anak secara efektif

b. Menguatnya penghormatan terhadap HAM

AKTIVITAS/KEGIATAN

Turunnya kekerasan terhadap perempuan dan anak di Sleman

Perlindungan perempuan dan anak secara efektif

Menguatnya penghormatan terhadap HAM

Kesejahteraan perempuan dan anak di Sleman

BAGAIMANA KEMUDIAN ANALISIS TERSEBUT ‘SAMBUNG’

DENGAN LOGFRAME

Page 38: Pertemuan ke 6 & 7 - logical framework approach

DESKRIPSI PROYEK

INDIKATOR CARA VERIFIKASI

ASUMSI

HASIL AKHIR / TUJUAN UTAMA – Kesejahteraan perempuan dan anak di Sleman

Tingginya derajat kesejahteraan perempuan dan anak di Sleman dilihat dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Data IPM Kabupaten Sleman

Data survei persepsi kepuasan tinggal di Sleman

Laporan penelitian terkait kondisi perempuan dan anak

Tersedianya anggaran untuk mendukung program –program kesejahteraan perempuan dan anak

SASARAN – Turunnya kekerasan terhadap perempuan dan anak di Sleman

Jumlah kekerasan terhadap perempuan dan anak turun 50% dalam 12 bulan

Data di Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A)

Adanya efek jera terhadap pelaku kekerasan

Menguatnya budaya perlindungan perempuan & anak

Page 39: Pertemuan ke 6 & 7 - logical framework approach

DESKRIPSI PROYEK INDIKATOR CARA VERIFIKASI ASUMSI

KELUARAN/HASIL SPESIFIK a. Perlindungan

perempuan dan anak secara efektif

b. Menguatnya penghormatan terhadap HAM

Adanya instrumen perlindungan perempuan & anak Menurunnya angka KDRT dan berkurangnya jumlah korban perempuan dan anak menjadi nol persen

Dokumen tool/perangkat perlindungan perempuan & anak Data FPK2PA, Data P2TP2A, Data Polres Sleman, Data LSM Peduli Perempuan & Anak dsb

Tidak ada ego sektoral dalam upaya perlindungan perempuan & anak Adanya peran aktif elemen masyarakat

AKTIVITAS/KEGIATAN a.1. Sosialisasi UU PKDRT & PA melalui PKK, Dasawisma, Rapat RT, Karang Taruna a.1. Monitoring pelaksanaan UU PKDRT & PA b.1. Adopsi kurikulum pro perempuan dan anak b.2. Penyuluhan hak dan kewajiban pasutri oleh BP4

Terselenggaranya sosialisasi UU PKDRT & PA melalui kegiatan lembaga masyarakat

Adanya monitoring pelaksanaan UU PKDRT & PA

Pengadopsian kurikulum pro perempuan dan anak di sekolah

Terselenggaranya penyuluhan oleh BP4

Daftar hadir kegiatan sosialisasi di PKK, Dasawisma, Rapat RT, Karang Taruna

Dokumentasi dan laporan kegiatan monitoring

Silabus kurikulum pro perempuan dan anak di sekolah

Daftar peserta penyuluhan oleh BP4

Tidak ada hambatan kultural mengikuti sosialisasi dan penyuluhan

Tingginya partisipasi kaum remaja di Karang Taruna, bapak di RT, dan ibu di Dasawisma/PKK

Pasutri bersedia ikut kegiatan BP4

Page 40: Pertemuan ke 6 & 7 - logical framework approach
Page 41: Pertemuan ke 6 & 7 - logical framework approach
Page 42: Pertemuan ke 6 & 7 - logical framework approach
Page 43: Pertemuan ke 6 & 7 - logical framework approach
Page 44: Pertemuan ke 6 & 7 - logical framework approach

DIPRESENTASIKAN SENIN, 21 OKTOBER 2013 (KELAS A) dan KAMIS 17 OKTOBER 2013 (KELAS B & C)

BISA DENGAN MEDIA: KERTAS PLANO/SLIDE POWERPOINT

SETIAP KELOMPOK MEMPRESENTASIKAN DAN MENDAPATKAN TANGGAPAN/PERTANYAAN DARI KELOMPOK LAIN

SILAKAN MELAKUKAN KONSULTASI DENGAN DOSEN DENGAN MELAKUKAN PERJANJIAN TERLEBIH DAHULU