Pertemuan 5 Imbalan Kerja

37
BAB I PENDAHULUAN Pada era globalisasi sekarang ini, banyak perusahaan harus mampu menghasilkan produk dan jasa yang berkualitas agar dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Setiap perusahaan berusaha untuk mencapai sasarannya dalam bentuk kemampuan menghasilkan laba yang optimal. Dalam mencapai tujuan tersebut, peran manajemen sangat menentukan dalam mengalokasikan secara efektif sumber daya yang dimiliki perusahaan seperti modal, manusia dan sumber alam, pasar, teknologi dan lain-lain. Dalam proses mencapai tujuan, perusahaan akan menghadapi kendala atau masalah–masalah yang tentunya harus diselesaikan. Salah satu masalah yang dihadapi oleh perusahaan adalah masalah apakah sudah sesuai perusahaan dalam pemberian imbalan kerja dengan Undang-undang No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Keberhasilan suatu perusahaan baik itu perusahaan kecil maupun besar itu pelaku utamanya dipastikan sumber daya yang berkualitas dari itu, jika perusahaan ingin mendapatkan kontribusi yang lebih dari setiap pekerjanya, imbalan yang didapat oleh pekerjanya pun harus jelas. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penentu terhadap efisiensi dan efektivitas dari pemakaian sumber daya lainnya. Untuk itu diperlukan suatu pendekatan yang mengarah pada penciptaan suatu manajemen tenaga kerja yang baik yang dapat meningkatkan motivasi kerja karyawan. 1

description

Pertemuan 5 Imbalan Kerja

Transcript of Pertemuan 5 Imbalan Kerja

Page 1: Pertemuan 5 Imbalan Kerja

BAB I

PENDAHULUAN

Pada era globalisasi sekarang ini, banyak perusahaan harus mampu menghasilkan

produk dan jasa yang berkualitas agar dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Setiap

perusahaan berusaha untuk mencapai sasarannya dalam bentuk kemampuan menghasilkan

laba yang optimal. Dalam mencapai tujuan tersebut, peran manajemen sangat menentukan

dalam mengalokasikan secara efektif sumber daya yang dimiliki perusahaan seperti modal,

manusia dan sumber alam, pasar, teknologi dan lain-lain. Dalam proses mencapai tujuan,

perusahaan akan menghadapi kendala atau masalah–masalah yang tentunya harus

diselesaikan.

Salah satu masalah yang dihadapi oleh perusahaan adalah masalah apakah sudah

sesuai perusahaan dalam pemberian imbalan kerja dengan Undang-undang No.13 tahun 2003

tentang Ketenagakerjaan. Keberhasilan suatu perusahaan baik itu perusahaan kecil maupun

besar itu pelaku utamanya dipastikan sumber daya yang berkualitas dari itu, jika perusahaan

ingin mendapatkan kontribusi yang lebih dari setiap pekerjanya, imbalan yang didapat oleh

pekerjanya pun harus jelas.

Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penentu terhadap efisiensi dan

efektivitas dari pemakaian sumber daya lainnya. Untuk itu diperlukan suatu pendekatan yang

mengarah pada penciptaan suatu manajemen tenaga kerja yang baik yang dapat

meningkatkan motivasi kerja karyawan.

Salah satu cara yang paling efektif adalah pemberian imbalan kerja yang tidak hanya

terbatas pada gaji pokok, tetapi juga terdapat imbalan kerja lainnya yang diharapkan oleh

para pekerja, dimana perusahaan menjamin keadilan atas hak para pekerjanya berdasarkan

kinerja mereka masing–masing sesuai kontribusinya pada perusahaan.

Imbalan kerja pada suatu perusahaan disajikan kedalam laporan keuangan dimana

laporan keuangan tersebut merupakan bentuk informasi yang dihasilkan oleh bagian

Accounting. Informasi tersebut digunakan oleh manajemen perusahaan untuk memberikan

pertanggungjawaban keuangan kepada pemilik perusahaan. Sehingga manajemen

perusahaan dapat menetapkan langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan dalam

meningkatkan laba perusahaan.Salah satu bentuk laporan keuangan yang digunakan untuk

1

Page 2: Pertemuan 5 Imbalan Kerja

melaporkan imbalan kerja adalah Neraca. Imbalan kerja pada Neraca dilaporkan pada posisi

kredit tepatnya pada Kewajiban Lancar.

Sejak pertama kali diterapkan tahun 2004, akuntansi imbalan kerja merupakan salah

satu komponen penting dalam neraca dan laba rugi perusahaan. Jasa aktuaria sebagai jasa

yang sangat diperlukan dalam kaitannya dengan perhitungan imbalan kerja juga menjadi jasa

yang berkembang cukup pesat. Imbalan kerja memiliki dampak yang signifikan bagi

perusahaan mengingat keterkaitannya dengan jasa yang diberikan oleh karyawan selama

jangka waktu tertentu pada sebuah entitas dimana atas jasanya tersebut seorang kaaryawan

berhak atas uang pensiun yang akan diterimanya nanti. PSAK 24 berusaha untuk mengatur

mengenai perhitungan serta penyajian imbalan kerja tersebut.

Dana Pensiun merupakan suatu badan hukum yang berdiri sendiri dan terpisah dari

Pemberi Kerja, yang berfungsi untuk mengelola dan menjalankan program pensiun sesuai

dengan peraturan perundangan yang berlaku. Dana Pensiun mempunyai tujuan dan kegiatan

usaha yang berlainan dengan perusahaan pada umumnya, maka perlu disusun Standar

Akuntansi Keuangan yang berlaku khusus untuk Dana Pensiun sebagai pedoman proses

akuntansi serta proses penyusunan laporan keuangan. Kekhususan Standar Akuntansi

Keuangan Dana Pensiun terutama mengenai isi laporan keuangan, penilaian aset dan

penentuan kewajiban manfaat pensiun.

Pelaporan keuangan dana pensiun, juga ditentukan oleh faktor kebijakan manajemen

perusahaan mengatur program pensiun. Kebijakan manajemen ini nantinya akan

mempengaruhi keputusan manajemen perusahaan mengenai kewajaran laporan keuangan.

Apakah laporan keuangan yang telah disusun sudah sesuai dengan peraturan program pensiun

yang telah ditetapkan dan sesuai standar pelaporan.

Dana Pensiun mempunyai tujuan dan kegiatan usaha yang berlainan dengan perusahaan pada

umumnya, maka perlu disusunStandar Akuntansi Keuangan yang berlaku khusus untuk Dana

Pensiun sebagai pedoman proses akuntansi serta proses penyusunan laporan keuangan,yakni

PSAK 18. Kekhususan Standar Akuntansi Keuangan Dana Pensiun terutama mengenai isi

laporan keuangan, penilaian aktiva dan penentuan kewajiban manfaat pensiun. Pernyataan

Standar Akuntansi Keuangan No. 18 tentang Akuntansi Dana Pensiun ini disusun dengan

mengadaptasi IAS 26 Accounting and Reporting by Retirement Benefit Plans dengan

memperhatikan peraturan perundangan tentang Dana Pensiun yang berlaku di Indonesia,

khususnya Undang-Undang No. 11 tahun 1992 tentang Dana Pensiun serta peraturan

pelaksanaanny

2

Page 3: Pertemuan 5 Imbalan Kerja

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN IMBALAN KERJA

Imbalan Kerja adalah semua bentuk imbalan yang diberikan entitas sebagai

pertukaran atas jasa yang diberikan oleh pekerja, termasuk direktur dan manajemen. Terdapat

empat jenis Imbalan Kerja, antara lain :

a. Imbalan kerja jangka pendek, adalah imbalan kerja ( selain pesangon pemutusan kerja) yang jatuh tempo seluruhnya dalam waktu 12 bulan setelah akhir periode pekerja memberikan jasanya. Contoh dari Imbalan Kerja Jangka Pendek ini adalah; Gaji, iuran Jaminan Sosial, cuti tahunan, cuti sakit, bagi laba dan bonus (jika terutang dalam waktu 12 bulan pada periode akhir pelaporan), dan imbalan yang tidak berbentuk uang (imbalan kesehatan, rumah, mobil, barang dan jasa yang diberikan secara cuma-cuma atau memalui subsidi)

a) Imbalan Pasca Kerja, adalah imbalan kerja ( selain pesanon pemutusan kerja) yang

terutang seelah pekerja menyelesaikan masa bekerjanya. Contoh dari Imbalan Pasca

Kerja ini adalah : Imbalan Pensiun, Imbalan asuransi jiwa pasca kerja, imbalan

kesehatan pasca kerja. Jika dikaitkan dengan penjelasan diawal tulisan ini, imbalan

pasca kerja yang tercantum di perundangan ketenagakerjaan adalah; Imbalan Pensiun,

Meninggal Dunia, Disability/cacat/medical unfit dan mengundurkan diri.

b) Imbalan Kerja Jangka Panjang, adalah imbalan kerja ( selain imbalan pasca kerja dan

pesangon pemutusan kerja) yang tidak seluruhnya jatuh tempo dalam waktu 12 bulan

setelah akhir periode pekerja memberikan jasanya. Contoh dari Imbalan Jangka

Panjang ini adalah: Cuti besar/cuti panjang, penghargaan masa kerja (jubilee) berupa

sejumlah uang atau berupa pin/cincin terbuat dari emas dan lain-lain

c) Pesangon pemutusan kerja adalah imbalan kerja yang yang terutang akibat :

i. Keputusan entitas untuk memutuskan hubungan kerja sebelum usian pensiun

normal.

ii. Keputusan pekerja menerima tawaran untuk mengundurkan diri secara

sukarela dengan mendapatkan imbalan.

3

Page 4: Pertemuan 5 Imbalan Kerja

2.1.1. PRINSIP UMUM PENGAKUAN UNTUK IMBALAN KERJA

Entitas harus mengakui biaya atas seluruh imbalan kerja yang menjadi hak pekerja

akibat dari jasa yang diberikan kepada entitas selama periode laporan:

1. Sebagai kewajiban, setelah dikurang jumlahyang telah dibayar secara langsung

kepada pekerja atau sebagai kontribusi kepada dana imbalan kerja. Jika pembayaran

kontribusi melibihi kewajiban yang timbul dari jasa sebelum tanggal pelaporan, maka

entitas harus melaporkan kelebihan tersebut sebagai aset di bayar di muka yang akan

mengurangi pembayaran di masa datang atau sebagai pengembalian kas.

2. Sebagai beban, biaya tersebut diakui sebagai biaya perolehan suatu aset seperti

persediaan atau aset tetap.

2.1.2. IMBALAN KERJA JANGKA PENDEK

Imbalan kerja yang jatuh tempo dalam waktu 12 bulan setelah akhir periode pelaporan

saat pekerja memberikan jasa (selain dari pesangon Pemutusan Kontrak Kerja (PKK) dan

imbalan berbasis ekuitas). Contoh dari Imbalan Kerja Jangka Pendek antara lain :

Upah, gaji, dan iuran jaminan sosial.

Cuti-berimbalan jangka pendek (compensated absences)

Hutang bagi laba dan hutang bonus

Imbalan non moneter (non monetary benefits) yang diberikan secara gratis atau

melalui subsidi untu pekerja seperti:

Jaminan kesehatan

Rumah

Mobil, barang atau jasa lainnya.

Gaji dan Upah diakui pada saat pekerja telah memberikan jasanya kepada perusahaan

dalam satu periode akuntansi sebesar jumlah tak terdiskonto (undiscounted amount) atas

imbalan kerja yang diperkirakan untuk dibayar sebagai imbalan atas jasa tersebut.

Cuti berimbalan jangka pendek dapat diakui dengan tiga cara yakni, Diakui pada saat

pekerja memberikan jasa yang menambah hak cuti berimbalan di masa depan ( Cuti boleh

diakumulasi ) , diakui pada saat cuti terjadi ( Cuti tidak boleh diakumulasi ),Diakui dan

4

Page 5: Pertemuan 5 Imbalan Kerja

diukur sebesar jumlah tak terdiskonto dari perkiraan biaya imblan kerja jangka pendek dalam

bentuk cuti berimbalan. Perusahaan harus mengukur perkiraan biaya cuti berimbalan yang

boleh diakumulasi sebagai tambahan yang diperkirakan akan dibayar oleh perusahaan karena

akibat Hak belum digunakan; dan terakumulasi pada tanggal neraca.

Program bagi laba dan bonus diakui jika, dan hanya jika mempunyai kewajiban

hukum atau kewajiban konstruktif atas pembayaran beban tersebut sebagai akibat dari

peristiwa masa lalu; dan Kewajiban tersebut dapat diestimasi secara andal. Kewajiban kini

timbul jika, dan hanya jika, perusahaan tidak mempunyai alternatif realistis lainnnya kecuali

melakukan pembayaran

2.1.3. IMBALAN PASCA KERJA

Imbalan pascakerja adalah imbalan kerja (selain pesangon pemutusan kerja)

yang terutang setelah pekerja menyelesaikan masa kerjanya.Imbalan pascakerja

termasuk misalnya:

a) Tunjangan pensiun

b) Imbalan pascakerja lain, seperti : asuransi jiwa dan perawatan kesehatan

pascakerja. Perjanjian dimana entitas memberikan imbalan pascakerja adalah

program imbalan  pascakerja. Entitas harus menerapkan bagian ini untuk semua

perjanjian tersebut baik entitas terlibat atau tidak terlibat atas pendirian entitas

terpisah yang menerima iuran dan membayar imbalan. Dalam beberapa kasus,

perjanjian ini diwajibkan oleh hukum dan bukan sekadar inisiatif entita

Program imbalan pascakerja diklasifikasikan sebagai program iuran pasti atau program

imbalan pasti, bergantung pada substansi ekonomis atas program sebagai turunan dari syarat

dan kondisi utamanya. Program tersebut akan dijelaskan sebagai berikut :

a) Program iuran pasti adalah program imbalan pasca kerja dimana entitas membayar

iuran tetap kepada  entitas erpisah (dana) dan tidak memiliki kewajiban hukum

atau konstruktif untuk membayar iuran berikutnya atau melakukan pembayaran

langsung ke pekerja jika dana yang ada tidak mencukupi untuk membayar seluruh

imbalan pekerja terkait dengan jasa mereka pada periode kini dan periode lalu.

Sehingga jumlah imbalan pascakerja yang diterima pekerja ditentukan oleh

jumlah iuran yang dibayar oleh entitas (dan mungkin juga oleh pekerja) ke

5

Page 6: Pertemuan 5 Imbalan Kerja

program imbalan pascakerja atau perusahaan asuransi, ditambah hasil investasi

iuran tersebut.

b) Program imbalan pasti adalah program imbalan pascakerja selain iuran pasti.

Dengan imbalan pasti, kewajiban entitas adalah menyediakan imbalan yang telah

disepakati kepada pekerja dan mantan pekerja, dan risiko aktuarial (dimana

imbalan akan lebih besar daripada yang diperkirakan) dan risiko investasi secara

substantif berada pada entitas. Jika pengalaman aktuarial atau investasi lebih

buruk daripada yang diperkirakan, maka kewajiban entitas akan meningkat.

c) Untuk pengakuan Program Iuran Pasti, Entitas harus mengakui iuran yang

terutang untuk periode berjalan :

d) Sebagai kewajiban, setelah dikurangi dengan jumlah yang telah dibayar. Jika

pembayaran iuran melebihi iuran yang terutang sebelum tanggal pelaporan, maka

entitas harus mengakui kelebihan tersebut sebagai aset. 

e) Sebagai beban, kecuali Bab lain mensyaratkan biaya tersebut diakui sebagai

bagian biaya perolehan suatu aset seperti persediaan atau aset tetap.

f) Dalam menerapkan prinsip pengakuan umum untuk program imbalan pasti, maka

entitas ‘ yang timbul dalam program imbalan pasti neto setelah aset program

(kewajiban imbalan pasti atau defined benefit liability)  

g)  mengakui perubahan neto dalam kewajiban tersebut selama periode sebagai biaya

program imbalan pasti selama periode tersebut

h) Entitas harus mengukur kewajiban imbalan pasti untuk kewajiban dalam program

imbalan pasti pada nilai neto dari total jumlah berikut :

i) nilai kini dari kewajiban dalam program imbalan pasti (kewajiban imbalan pasti

atau defined benefit obligation) pada tanggal pelaporan

j) nilai wajar aset program pada tanggal pelaporan (jika ada) yang digunakan untuk

menutup secara langsung kewajiban tersebut.

2.1.4. IMBALAN JANGKA PANJANG LAINNYA

Imbalan kerja yang termasuk dalam imbalan kerja jangka panjang meliputi:

a. Kompensasi cuti jangka panjangseperti cuti pengabdian dan cuti hari raya.

b. Imbalan pengabdian

c. Imbalan cacat jangka panjang

6

Page 7: Pertemuan 5 Imbalan Kerja

d. Bagi hasil dan bonus yang terutang 12 bulan atau lebihsetelah akhir periode

dimana pekerja memberikan jasa terkait

e. Kompensasi yang ditunda dibayarkan 12 bulan atau lebihsetelah akhir periode

kompensasi tersebut diperole

2.1.5.PESANGON PEMUTUSAN KERJA

Perjanjian kontraktual atau perjanjian lainnya dengan pekerja atau perwakilan pekerja

atau kewajiban konstruktif berdasarkan praktik bisnis, kebiasaan atau keinginan untuk

bertindak adil, untuk melakukan pembayaran kepada pekerja untuk menghentikan

pekerjaannya. Pembayaran tersebut adalah pesangon pemutusan kerja.

Dikarenakan pesangon pemutusan kerja tidak memberikan entitas manfaat ekonomi

masa yang akan datang, maka entitas harus segera mngakuinya sebagai beban dalam laporan

laba rugi. Ketika entitas mengakui pesangon pemutusan kerja, entitas juga mencatat

pengurangan atas tunjangan pensiun atau imbalan kerja lainnya.

Entitas harus mengakui pesangon pemutusan kerja sebagai kewajiban dan beban

hanya ketika entitas mampu menunjukkan komitmen, baik:

a)    memutus masa kerja pekerja atau sekelompok pekerja sebelum masa pensiun normalnya;

b)    memberikan pesangon pemutusan kerja sebagai akibat penawaran yang dibuat dalam

rangka pengurangan jumlah pekerja secara sukarela. Entitas dianggap mampu menunjukkan

komitmen untuk melakukan pemutusan hanya ketika entitas memiliki program formal yang

detail untuk melakukan pemutusan kerja dan tanpa kemungkinan realistis untuk menarik

programtersebut.

Pengukuran

Entitas harus mengukur pesangon pemutusan kerja pada estimasi terbaik pembayaran

yang akan dibutuhkan untuk menyelesaikan kewajiban pada tanggal pelaporan. Dalam

kasus penawaran pengurangan pekerja secara sukarela, pengukuran pesangon

pemutusan kerja harus berdasarkan jumlah pekerja yang diekspektasikan akan

menerima tawaran tersebut. Ketika pesangon pemutusan kerja terutang lebih dari 12

bulan setelah akhir periode pelaporan, nilainya harus diukur pada nilai kini

terdiskonto.

7

Page 8: Pertemuan 5 Imbalan Kerja

PENGUNGKAPAN

Imbalan Kerja Jangka PendekBagian ini tidak mensyaratkan secara spesifik

pengungkapan imbalan kerja jangka pendek.Program Iuran Pasti. Entitas harus

mengungkapkan jumlah biaya iuran pasti untuk periode dan jumlah yang diakui

dalam laporan laba rugi sebagai beban untuk program iuran pasti. Jika entitas

memperlakukan program imbalan pasti multi pemberi kerja sebagai program iuran

pasti karena informasi yang memadai tidak tersedia untuk menggunakan akuntansi

imbalan pasti (lihat paragraf 23.10), maka entitas harus mengungkapkan fakta bahwa

program tersebut adalah program imbalan pasti dan alasan dicatat sebagai program

iuran pasti, bersama dengan semua informasi yang tersedia mengenai surplus atau

defisit program dan implikasinya terhadap entitas (jika ada). Program Imbalan Pasti

Entitas harus mengungkapkan informasi berikut tentang program imbalan pasti

(kecuali program multi pemberi kerja yang dicatat sebagai program iuran pasti sesuai

dengan paragraf 23.10, dimana menerapkan pengungkapan dalam paragraf 23.37).

Jika entitas memiliki lebih dari satu program imbalan pasti, maka pengungkapan ini

dibuat secara total  erpisah untuk setiap program atau pengelompokkan tersebut

dianggap paling bermafaat:

a. penjelasan umum jenis program, termasuk kebijakan pendanaan.

b. kebijakan akuntansi entitas untuk mengakui keuntungan dan kerugian

aktuarial (dalam laporan laba rugi atau ekuitas) dan jumlah atas keuntungan

dan kerugian aktuarial yang diakui selama periode berjalan.

c. penjelasan naratif jika entitas menggunakan penyederhanaan pada paragraf

23.17 dalam mengukur kewajiban imbalan pasti.

d. tanggal penilaian aktuarial komprehensif paling kini dan (jika tidak dilakukan

pada periode pelaporan) penjelasan mengenai penyesuaian untuk mengukur

kewajiban imbalan pasti pada tanggal pelaporan

e. rekonsiliasi saldo awal dan saldo akhir kewajiban imbalan pasti yang

menunjukkan keuntungan dan kerugian aktuarial yang diakui selama periode

f. rekonsiliasi saldo awal dan saldo akhir atas nilai wajar aset program dan saldo

awal dan saldo akhir setiap hak penggantian yang diakui sebagai aset,

ditunjukkan secara terpisah (jika dapat diterapkan):

iuran

imbalan yang dibayarkan; dan

perubahan lainnya dalam aset program

8

Page 9: Pertemuan 5 Imbalan Kerja

g. total biaya yang terkait dengan program imbalan pasti untuk periode,

diungkapkan secara terpisah jumlah:

diakui dalam laporan laba rugi sebagai beban; dan

termasuk biaya perolehan suatu aset

h. untuk setiap kategori besar aset program, dimana seharusnya termasuk tetapi

tidak terbatas pada instrumen ekuitas, instrumen utang, properti, dan semua

aset lainnya, persentase dan jumlah masing-masing kategori tersebut

berdasarkan nilai wajar aset program pada tanggal pelaporan.

i. jumlah yang termasuk nilai wajar aset program untuk:

setiap kelompok instrumen keuangan yang dimiliki entitas; dan

setiap properti yang dikuasai oleh, atau aset lainnya yang digunakan

oleh, entit

j. pengembalian aktual aset program.

k. asumsi aktuarial utama yang digunakan, termasuk, jika dapat diterapkan:

tingkat diskonto;

tingkat imbal hasil yang diekspektasikan atas setiap aset program

untuk periode yang disajikan dalam laporan keuangan

ekspektasi tingkat kenaikan gaji;

tingkat tren kenaikan biaya kesehatan; dan

asumsi aktuatial material lainnya.

Rekonsiliasi di (e) dan (f) di atas tidak perlu disajikan untuk periode lalu.

1. Imbalan Jangka Panjang Lainnya

Untuk setiap kategori imbalan jangka panjang lainnya yang diberikan oleh entitas

kepada pekerja, maka entitas harus mengungkapkan sifat imbalan, jumlah kewajiban dan

status pendanaan pada tanggal pelaporan.

2. Pesangon Pemutusan Kerja

Untuk setiap kategori pesangon pemutusan kerja yang diberikan oleh entitas

kepada pekerja, maka entitas harus mengungkapkan sifat imbalan, kebijakan akuntansi,

dan jumlah atas kewajiban dan status pendanaan pada tanggal pelaporan. Ketika terdapat

ketidakpastian tentang jumlah pekerja yang akan menerima tawaran pesangon pemutusan

kerja, maka timbul kewajiban kontinjensi. Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontijensi

9

Page 10: Pertemuan 5 Imbalan Kerja

mensyaratkan entitas untuk mengungkapkan informasi tentang kewajiban kontijensi

kecuali kemungkinan terjadinya penyelesaian kecil sekali.

2.2. AKUNTANSI DANA PENSIUN

Sebagaimana disebutkan dalam Pernyataan Standard Akuntansi Keuangan –PSAK–

No.18 tentang Akuntansi Dana Pensiun bahwa pengertian Dana Pensiun adalah badan hukum

yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensius.

2.2.1. Akuntansi dan Pelaporan Dana Pensiun

Program Pensiun dapat dibedakan menjadi dua yaitu Program Pensiun luran Pasti

(PPIP) dan Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP).Dana Pensiun dapat berupa Dana

Pensiun Pemberi Kerja atau Dana Pensiun Lembaga Keuangan. Dana Pensiun Pemberi Kerja

dapat menyelenggarakan PPIP atau PPMP, sedangkan Dana Pensiun Lembaga Keuangan

hanya dapat menyelenggarakan PPIP.

10 Pembentukan dan pengelolaan Dana Pensiun harus didasarkan pada peraturan

perundangan yang berlaku

2.2.2. Kewajiban Aktuaria

Dalam laporan keuangan Dana Pensiun yang menyelenggarakan PPMP, perlu diungkapkan

penjelasan yang memadai mengenai sumber perhitungan kewajiban aktuaria seperti metode

penilaian dan asumsi aktuarial yang digunakan aktuaris, nama aktuaris dan tanggal laporan

aktuaris yang terakhir

2.2.3. Frekuensi Penilaian Aktuarial

Dana Pensiun yang menyelenggarakan PPMP wajib memiliki laporan aktuaris sesuai dengan

peraturan perundangan yang berlaku. Dalam laporan keuangan Dana Pensiun harus

disebutkan tanggal laporan aktuaris terakhir yang digunakan sebagai dasar penyusunan

laporan keuangan yang bersangkutan.

2.2.4. Laporan Keuangan Dana Pensiu

Laporan keuangan Dana Pensiun terdiri dari laporan aktiva bersih, laporan perubahan

aktiva bersih, neraca, perhitungan hasil usaha, laporan arus kas, dan catatan atas laporan

10

Page 11: Pertemuan 5 Imbalan Kerja

keuangan. 20 Khusus untuk Dana Pensiun yang menyelenggarakan PPMP, laporan mengenai

kewajiban aktuaria dan perubahannya perlu disusun sebagai lampiran laporan keuangan.

Sebagai informasi tambahan atas laporan keuangan perlu disajikan antara lain portofolio

investasi, rincian biaya yang merupakan beban Dana Pensiun selama satu periode sesuai

dengan Peraturan Dana Pensiun (untuk Dana Pensiun Pemberi Kerja) atau rincian biaya yang

dapat dipungut dari Peserta atau dibebankan pada rekening Peserta selama satu periode sesuai

dengan Peraturan Dana Pensiun (untuk Dana Pensiun Lembaga Keuangan)

2.2.4. Penilaian Aktiva Dana Pensiun

Aktiva Dana Pensiun dinilai sesuai dengan SAK yang berlaku, namun mengingat tujuan

Dana`Pensiun dan kekhususan informasi yang diperlukan maka dalam neraca, untuk aktiva

tertentu disamping nilai historis perlu ditentukan pula nilai wajarnya. Selisih antara nilai

historis dan nilai wajar disajikan sebagai Selisih Penilaian Investasi.

Untuk tujuan penyusunan laporan aktiva bersih dan laporan perubahan aktiva bersih,

investasi Dana Pensiun dinilai berdasarkan nilai wajar (fair value). Surat-surat berharga

dinilai berdasarkan harga pasar karena dianggap sebagai nilai yang paling tepat untuk

mengukur nilai surat berharga pada tanggal laporan dan hasil investasi selama periode

tersebut. Surat-surat berharga yang nilai jatuh temponya sudah ditetapkan dan memang

dimaksudkan untuk membayar manfaat pensiun dinilai berdasarkan nilai jatuh temponya

dengan asumsi tingkat pengembalian yang tetap. Jika suatu investasi tidak mempunyai nilai

wajar maka perlu diungkapkan alasan mengapa nilai wajar tidak dapat ditentukan. Aktiva

operasional dinilai berdasarkan nilai buku

2.2.5. Penyajian Informasi dalam Laporan Keuangan

Laporan keuangan Dana Pensiun perlu mengungkapkan informasi relevan antara lain sebagai

berikut:

a) laporan aktiva bersih

i. nilai aktiva pada akhir periode dengan klasifikasi yang tepat

ii. dasar penilaian aktiva,

iii. investasi sesuai dengan rincian jumlah investasi menurut jenis,

11

Page 12: Pertemuan 5 Imbalan Kerja

iv. kewajiban selain daripada kewajiban aktuaria

b) laporan perubahan aktiva bersih:

• biaya jasa kini (iuran normal) yang jatuh tempo baik yang berasal dari pemberi

kerja atau pemberi kerja dan peserta atau peserta,

• biaya jasa lalu (iuran tambahan) yang jatuh tempo,

• hasil investasi antara lain bunga, dividen, dan sewa,

• pendapatan lain-lain,

• manfaat yang sudah dibayarkan dan yang masih terhutang, dirinci untuk peserta

yang pensiun, yang meninggal atau yang cacat, juga untuk pembayaran manfaat

secara sekaligus,

• beban administrasi,

• beban investasi,

• beban lain-lain

• pajak penghasilan,

• keuntungan atau kerugian dari pelepasan investasi dan penurunan atau kenaikan

nilai investasi,dan

• pengalihan dana ke/dan dari Dana Pensiun lain;

c) neraca:

• posisi keuangan Dana Pensiun

• nilai historis, khusus untuk investasi ditentukan juga nilai wajarnya;

d) perhitungan hasil usaha:

• pendapatan dan beban investasi,

• beban administrasi,

• pendapatan lain-lain;

12

Page 13: Pertemuan 5 Imbalan Kerja

e) laporan arus kas:

laporan arus kas disajikan sesuai dengan sifat kegiatan usaha Dana Pensiun selama periode

pelaporan;

f) catatan atas laporan keuangan, mencakup:

• penjelasan mengenai program pensiun serta perubahan yang terjadi selama periode

laporan, antara lain:

i. nama pendiri Dana Pensiun dan mitra pendiri (jika ada),

ii. kelompok karyawan yang menjadi peserta program pensiun,

iii. jumlah peserta program pensiun dan jumlah pensiunan,

iv. jenis program pensiun,

v. iuran yang berasal dari peserta, jika ada,

vi. untuk PPMP, penjelasan mengenai manfaat pensiun yang dijanjikan,

vii. penjelasan mengenai rencana penggabungan, pemisahan, pemindahan

kelompok peserta dan pembubaran Dana Pensiun (jika besar kemungkinannya

terjadi);

• penjelasan singkat mengenai kebijakan akuntansi yang penting,

• penjelasan mengenai kebijakan pendanaan,

• rincian portofolio investasi, dan

• perhitungan kewajiban aktuaria, metode penilaian, asumsi aktuarial, nama dan

tanggal laporan aktuaris terakhir (dalam hal PPMP).

2.3. Laporan Keuangan Dana Pensiun

Laporan keuangan Dana Pensiun, baik yang menyelenggarakan Program Pensiun

Manfaat Pasti (PPMP) maupun Program Pensiun luran Pasti (PPIP) mencakup:

2.3.1. Laporan Aktiva Bersih

13

Page 14: Pertemuan 5 Imbalan Kerja

Laporan ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang jumlah aktiva bersih

yang tersedia untuk membayar kewajiban manfaat pensiun kepada peserta pada tanggal

laporan. Total seluruh aktiva Dana Pensiun tidak termasuk piutang jasa lalu (past service)

yang belum jatuh tempo,dikurangi seluruh kewajiban kecuali kewajiban aktuaria,

menunjukkan jumlah aktiva bersih yang tersedia untuk manfaat pensiun pada tanggal

laporan. Aktiva untuk tujuan penyusunan laporan ini, dinilai sesuai dengan penjelasan

pada butir 28.

2.3.2. Laporan Perubahan Aktiva Bersih

Laporan ini berisi informasi tentang perubahan atas jumlah aktiva bersih yang

tersedia untuk manfaat pensiun, serta menguraikan penyebab perubahan tersebut yang

diperinci atas pertambahan dan atau pengurangan yang terjadi selama suatu periode

tertentu. Neraca, Perhitungan Hasil Usaha dan Laporan Arus Kas Neraca, laporan hasil

usaha dan laporan arus kas disusun berdasarkan Kerangka Dasar Penyusunan dan

Pelaporan Laporan Keuangan yang berazas utama biaya historis. Khusus untuk investasi,

ditentukan juga nilai wajarnya. Selisih antara nilai historis dan nilai wajar disajikan

sebagai Selisih Penilaian Investasi. Selisih Penilaian Investasi bukan merupakan unsur

hasil usaha, tetapi akan mengoreksi nilai historis menjadi nilai wajar. Untuk penyusunan

laporan keuangan Dana Pensiun yang menyelenggarakan PPMP, penentuan kewajiban

aktuaria berdasarkan laporan aktuaris terakhir. Di dalam Neraca, selisih antara nilai

kewajiban aktuaria dan aktiva bersih disajikan sebagai Selisih Kewajiban Aktuaria.

Dalam Neraca Dana Pensiun yang menyelenggarakan PPMP, piutang kepada pemberi

kerja sehubungan dengan jasa masa lalu karyawan diakui sebesar jumlah yang telah jatuh

tempo pada tanggal laporan.

2.3.3. Penilaian Aktiva Dana Pensiun

Untuk tujuan penyusunan laporan aktiva bersih dan laporan perubahan aktiva bersih, aktiva

dinilai sebagai berikut:

(a) uang tunai, rekening giro dan deposito di bank dinilai menurut nilai nominal;

(b) sertifikat deposito, Surat Berharga Bank Indonesia, Surat Berharga Pasar Uang

dan surat pengakuan hutang lebih dari setahun dinilai berdasarkan nilai tunai;

14

Page 15: Pertemuan 5 Imbalan Kerja

(c) surat berharga berupa saham dan obligasi yang diperjualbelikan di bursa efek,

dinilai menurut nilai pasar yang wajar pada tanggal laporan;

(d) penyertaan pada perusahaan yang sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek,

dilaporkan berdasarkan nilai appraisal sebagai hasil penilaian independen;

(e) investasi pada tanah dan bangunan dilaporkan berdasarkan nilai appraisal sebagai

hasil penilaian independen;

(f) piutang dilaporkan berdasarkan jumlah yang dapat ditagih,

setelahmemperhitungkan penyisihan piutang tak tertagih; dan

(g) aktiva operasional antara lain komputer, peralatan kantor dan peralatan lainnya

dilaporkan berdasarkan nilai buku.

Bila suatu aktiva, misalnya gedung digunakan sebagian untuk investasi dan sebagian

untuk kegiatan operasional, maka penggolongan aktiva sebagai investasi atau aktiva

operasional ditentukan berdasarkan yang mana yang lebih signifikan.

2.3.4. Pengungkapan

Informasi tentang hal tersebut di bawah ini perlu diungkapkan secukupnya dalam catatan

atas laporan keuangan, antara lain:

penjelasan mengenai program pensiun serta perubahan yang terjadi selama

periode laporan,

nama pendiri Dana Pensiun dan mitra pendiri (jika ada);

- kelompok karyawan yang menjadi peserta program pensiun;

- jumlah peserta program pensiun dan jumlah pensiunan;

- jenis program pensiun;

- iuran yang berasal dari peserta, jika ada;

- untuk PPMP, penjelasan mengenai manfaat pensiun yang dijanjikan;

- penjelasan mengenai rencana penggabungan, pemisahan, pemindahan

kelompok peserta dan pembubaran Dana Pensiun (jika besar kemungkinannya

terjadi);

15

Page 16: Pertemuan 5 Imbalan Kerja

penjelasan singkat mengenai kebijakan akuntansi yang penting,

penjelasan mengenai kebijakan pendanaan,

rincian portofolio investasi,

perhitungan kewajiban aktuaria, metode penilaian, asumsi aktuarial, nama dan

tanggal laporan aktuaris terakhir (dalam hal PPMP).

2.3.5. Masa Transisi

Jika penerapan Pernyataan ini mengakibatkan perubahan kebijakan akuntansi, perubahan

tersebut dilaporkan secara prospektif.

2.3.6. Tanggal Efektif

Pernyataan ini mulai berlaku untuk laporan keuangan Dana Pensiun yang mencakup

periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 1995. Penerapan lebih dini sangat

dianjurkan .

16

Page 17: Pertemuan 5 Imbalan Kerja

2.4. Dana Pensiun

Dana pensiun adalah hak seseoarng untuk memperoleh penghasilan setelah bekerja sekian

tahun dan sudah memasuki usia pensiun atau ada sebab lain sesuai dengan perjanjian yang

telah ditetapkan. Penghasilan ini biasanya berupa uang yang dapat diambil setiap bulannya

atau diambil sekaligus pada saat seseorang memasuki masa pensiun, hal ini tergantung dari

kebijakan yang terdapat dalam suatu perusahaan.Tujuan Penyelenggaraan Dana Pensiun

2.4.1. Bagi Pemberi Kerja

Jika dipandang dari sisi pemberi kerja, tujuan penyelenggara dana pensiun adalah sebagai

berikut:

1. Kewajiban moral

Perusahaaan mempunyai kewajiban moral untuk memberikan rasa aman kepada

karyawan pada saat mencapai usia pensiun. Tenaga kerja tidak dapat dipandang sebelah mata

sebagai faktor produksi. Kewajiban moral tersebut diwujudkan dengan memberkan jaminan

ketenangan atas masa depan para karyawannya. Karyawan yang sudah memasuki masa

pensiun tidak dapat dilepas begitu saja. Perusahaan masih memiliki tanggung jawab moral

terhadap mereka. Oleh karena itu, sudah menjadi kewajiban perusahaan untuk mengikuti atau

membentk sendiri dana pensiun untuk para karyawannya.

2. Loyalitas

Jaminan yang diberikan untuk karyawan akan memberikan dampak positif pada

perusahaan. Karyawan akan termotivasi untuk bekerja lebih baik dengan loyalitas dan

dedikasi yang tinggi. Loyalitas tersebut akan semakin besar dengan jaminan keamanan yang

diterima oleh karyawan.

3. Kompetisi pasar tenaga kerja

Dengan memasukkan program pensiun sebagai suatu bagian dari total kompensasi

yang diberikan kepada karyawan diharapkan perusahaan akan memiliki daya saing dan nilai

lebih dalam usaha mendapatkan karyawan yang berkualitas dan profesional di pasaran tenaga

17

Page 18: Pertemuan 5 Imbalan Kerja

kerja. Dengan tawaran manfaat yang kompetitif bagi para karyawan, perusahaan akan dapat

mempertahankan karyawan yang berkualitas. Di era yang semakin ketat, perusahaan-

perusahaan bersaig untuk mendapatkan tenaga yang profesional. Salah satu alat pengikat bagi

karyawan yang berkualitas adalah tawaran manfaat pensiun pada karyawan tersebut.

2.4.2. Bagi Karyawan

Jika dipandang dari sisi karyawan, tujuan penyelenggara dana pensun adalah sebagai berikut:

1. Rasa aman terhadap masa yang akan datang

Karyawan mengharapkan mendapatkan jaminan ekonomis karena penghasilan yang ia

terima memasuki masa pensiun. Harapan ini akan memengaruhi kinerja saat ini, pada saat ia

masih produktif.

2. Kompensasi yang lebih baik

Karyawan mempunyai tambahan kompensasi meskipun baru bisa ia nikmati pada saat

mencapai usia pensiun atau berhenti bekerja.

2.4.3. Jenis Kelembagaan Dana Pensiun

a. Dana Pensiun Pemberi Kerja

Dibentuk oleh orang atau badan yang memperkerjakan karyawan, selaku pendiri, dan

untuk menyelenggarakan PPMP atau PPIP bagi kepentingann sebagian atau seluruh

karyawannya sebagai peserta, dan yang menimbulkan kewajiban terhadap pemberi kerja.

b. Dana Pensiun Lembaga Keuangan

Dibentuk oleh Bank, atau Perusahaan Asuransi Jiwa (PAJ), yang menyelenggarakan

Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP) bagi perorangan, baik karyawan maupun pekerja mandiri

yang terpisah dari Dana Pensiun Pemberi Kerja pesertanya (UU No. 11/1992).

2.4.4. Jenis Program Pensiun

a. Program Pensiun Iuran Pasti (defined contribution plan)

18

Page 19: Pertemuan 5 Imbalan Kerja

Adalah program pensiun yang iurannya ditetapkan dalam Peraturan Dana

Pensiun dan seluruh iuran beserta hasil pengembangannya dibukukan pada rekening

masing-masing sebagai manfaat pensiun. Manfaat pensiun yang diterima oleh Peserta

tergantung pada besarnya iuran pasti, hasil pengembangan dana tersebut

diinvestasikan serta lamanya menjadi Peserta.

b. Program Pensiun Manfaat Pasti (defined benefit plan)

Adalah program pensiun yang manfaatnya ditetapkan dalam peraturan dana

pensiun atau program pensiun lain yang bukan merupakan Program Pensiun Iuran

Pasti.

c. Program Pensiun Berdasarkan Keuntungan

Adalah program pensiun iuran pasti, yang iurannya dari pemberi kerja

berdasarkan pada rumus yang dikaitkan dengan keuntungan pemberi kerja.

2.4.5. Sistem Pembayaran Pensiun

Pada saat menerima pensiun, biasanya perusahaan dapat menawarkan dua macam

sistem pembayaran kepada karyawan. Sistem pembayaran memiliki maksud tertentu

yang saling menguntungkan bagi karyawan dan perusahaan. Menurut Keputusan

Menteri Keuangan Nomor 343/KMK.017/1998. Tanggal 13 Juli 1998. Menurut

peraturan ini ada 2 jenis pembayaran dan ketentuan pembayaran.

Ada dua jenis pembayaran pensiun:

1.      Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) Pertimbangannya:

a. Perusahaan tidak mau mengurusi karyawannya yang sudah pensiun.

b. Memberikan kesempatan kepada karyawannya untuk berusaha dengan uang

pensiunnya.

c. Karena permintaan pensiunan itu sendiri.

Rumus sekaligus pada PPMP :

MP = FPd x MK x PDP

19

Page 20: Pertemuan 5 Imbalan Kerja

Keterangan :

MP = Manfaat Pensiun

FPd = Faktor Penghargaan dalam desimal

MK = Masa Kerja

PDP = Penghasilan Dasar Pensiun bulan terakhir atau rata-rata beberapa bulan terakhir.

Dalam hal ini manfaat pensiun dihitung dengan menggunakan rumus sekaligus besar faktor

penghargaan per tahun masa kerja tidak boleh melebihi 2,5% dan total manfaat pensiun tidak

boleh 80 kali penghasilan dasar pensiun.

Sedangkan menurut rumus bulanan pada PPMP :

MP = Fpe x MK x PDP

Keterangan :

MP = Manfaat Pensiun

FPe = Faktor Penghargaan dalam persentase

MK = Masa Kerja

PDP = Penghasilan Dasar Pensiun bulan terakhir atau rata-rata beberapa bulan terakhir.

Dalam hal ini manfaat pensiun dihitung dengan menggunakan rumus sekaligus besar

faktor penghargaan per tahun masa kerja tidak boleh melebihi 2,5% dan total manfaat

pensiun tidak boleh 80 kali penghasilan dasar pensiun.

2.       Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP)

Perhitungan menggunakan rumus sekaligus pada PPIP adalah sebagai berikut :

IP = 3 x FPd x PDP

Keterangan :

IP = Iuran Pensiun

FPd = Faktor Penghargaan per tahun dalam desimal

PDP = Penghasilan Dasar Pensiun per tahun

Sedangkan perhitungan dengan rumus bulanan adalah :

IP = 3 x Fpe x PDP

Keterangan :

20

Page 21: Pertemuan 5 Imbalan Kerja

IP = Iuran Pensiun

FPe = Faktor Penghargaan per tahun dalam persen

PDP = Penghasilan Dasar Pensiun per tahun

2.4.6. Keungguulan dan Kelemahan Dana Pensiun

1.      Program Pensiun Manfaat Pasti

Keeunggulan :

• Besar manfaat pensiun mudah dihitung

• Lebih memberikan kepastian kepada peserta

• Lebih mudah memberikan penghargaan untuk masa kerja lalu

Kekurangan :

• Beban biaya mudah berfluktuasi

• Nilai hak peserta sebelum pensiun tidak mudah ditentukan

2.      Program Pensiun Iuran Pasti

Keunggulan :

• Beban biaya stabil dan mudah diperkirakan

• Nilai hak peserta setiap saat mudah ditetapkan

• Risiko investasi dan mortalitas ditanggung oleh peserta.

Kekurangan :

• Besar manfaat pensiun tidak mudah ditentukan

• Lebih sulit memperkirakan besar penghargaan untuk masa kerja lampau

21

Page 22: Pertemuan 5 Imbalan Kerja

BAB III

ANALISIS KASUS

JAKARTA - PT Indosat Tbk (ISAT) mengakui jika pihaknya memang telah melakukan

rasionalisasi jumlah karyawannya dengan memberhentikan sekira 1.200 karyawannya.

Pemberhentian ini pun tampaknya masih akan dilakukan lagi oleh perseroan

Chief Corporate Services Officer Indosat Noor SDK Devi menuturkan jika pengurangan

jumlah karyawan merupakan hal yang biasa dilakukan perusahaan-perusahaan untuk

memaksimalkan anggarannya dalam raangka mengurangi beban keuangan perseroan

"Rasionalisasi itu kita akan lakukan tiap tahun," jelasnya usai konferensi pers RUPSLB, di

kantornya, Jakarta, Selasa (8/2/2011).Hanya saja, dia menyebut jika pemberhentian karyawan

yang dilakukannya ini mirip dengan program pensiun dini. Dia mengaku karyawan yang

diberhentikan ini pun mendapatkan uang pensiun. "Sifatnya ini voluntary," ungkapnya.

Sebelumnya, Indosat membantah kabar mengenai pemutusan hubungan kerja (PHK) 1.200

karyawannya. Namun, perusahaan telekomunikasi terbesar kedua di Indonesia itu tak

memungkiri perpindahan sumber daya manusia sebagai hal yang biasa dalam bisnis. "Itu

cuma gosip," tampik Dirut Indosat Harry Sasongko, kala itu. (ade)

Analisis kasus

Landasan teori UU No. 13 thn 2003, tentang Ketenagakerjaan

• Pasal 150 tentang Ketentuan mengenai pemutusan hubungan kerja dalam undang-undang

ini meliputi pemutusan hubungan kerja yang terjadi di badan usaha yang berbadan hukum

atau tidak, milik orang perseorangan, milik persekutuan atau milik badan hukum, baik milik

swasta maupun milik negara, maupun usaha-usaha sosial dan usaha-usaha lain yang

mempunyai pengurus dan mempekerjakan orang lain dengan membayar upah atau imbalan

dalam bentuk lain.

22

Page 23: Pertemuan 5 Imbalan Kerja

• Pasal 156 (1) Dalam hal terjadi pemutusan hubungan kerja, pengusaha diwajibkan

membayar uang pesangon dan atau uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak

yang seharusnya diterima.

BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian mengenai evaluasi penerapan PSAK 24 (Revisi 2010) pada perusahaan

modal ventura, penulis membuat beberapa kesimpulan sesuai dengan rumusan masalah yang

telah dibentuk. Berikut ini adalah beberapa kesimpulan yang dapat ditarik oleh penulis:

Perusahaan mulai menerapkan PSAK 24 (Revisi 2010) sejak tahun 2011 dan telah

menggunakan perhitungan berdasarkan PSAK 24 dan UU No 13 Tahun 2003 mulai

tahun 2012 sesuai dengan aturan yang berlaku mengenai tanggal efektif berlakunya

aturan tersebut. Secara umum, perusahaan juga telah menerapkan beberapa aktivitas

yang ada di dalam ruang lingkup imbalan kerja dalam perusahaan dan khususnya

telah menerapkan PSAK 24 (Revisi 2010) mengenai Imbalan Pascakerja.

Pada dasarnya perlakuan akuntansi imbalan pascakerja yang dilakukan perusahaan

telah sesuai dengan aturan PSAK 24 (Revisi 2010) dan UU Ketenagakerjaan.

Pencadangan imbalan pascakerja diakumulasi kedalam kelompok utang jangka

panjang yaitu rekening utang imbalan pascakerja (kewajiban perusahaan). Pencatatan

yang dilakukan perusahaan terhadap beban/imbalan pascakerja dikelompokkan dalam

rekening biaya pegawai. Perlakuan akuntansi atas PSAK 24 sudah dilakukan dengan

benar sebagaimana pada umumnya walaupun dana tersebut masih disimpan pada

perusahaan berupa utang.

Perusahaan mencadangkan beban imbalan pascakerja dengan cara tidak melakukan

pendanaan melalui lembaga dana pensiun ataupun asuransi. Imbalan pascakerja

dibayarkan langsung kepada karyawan pada saat dilakukan pemutusan hubungan

kerja dan imbalan pascakerja langsung dibukukan pada perusahaan dengan

membebankan imbalan kerja dan mengakui kewajiban imbalan pascakerja.

23

Page 24: Pertemuan 5 Imbalan Kerja

4.2. Saran

Sesuai dengan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah disampaikan, penulis

memiliki beberapa saran yang diharapkan dapat memberikan kontribusi dan menjadi bahan

pertimbangan bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Berikut ini adalah beberapa saran yang

dapat diberikan oleh penulis:

Untuk Perusahaan Perusahaan disarankan untuk menerapkan PSAK 24 secara

bertahap karena jika diberlakukan secara sekaligus, hal tersebut dapat berdampak besar bagi

laba rugi perusahaan dan akan mengurangi hak dari pemegang saham secara signifikan.

Sebagai alternatif lain, perusahaan juga disarankan melakukan pencadangan beban imbalan

pascakerja melalui pendanaan. Pendanaan imbalan pascakerja dapat dilakukan melalui dana

pensiun. Hal ini dilakukan dengan tujuan meringankan beban pembayaran imbalan

pascakerja pada masa yang akan datang.

24

Page 25: Pertemuan 5 Imbalan Kerja

DAFTAR PUSTAKA

UU No.,13 tahun 2003 tentang tenaga kerja hubungan kerja dan Imbalan kerja dan Pasca

Kerja

PSAK 24 Revisi 2010

Kieso, Weygandt, Walfield, IFRS edition, John Wiley. Intermediate Accounting

Standar Akuntansi Keuangan.Dewan Standar Akuntansi Keuangan, IAI

International Financial Reporting Standards – Certificate Learning Material The Institute of

Chartered Accountants, England and Wales

25