Pertemuan 2 Industri dan Regulasi Telematikarima.dosen.ittelkom-pwt.ac.id/wp-content/uploads/... ·...

43
Pertemuan 2 Industri dan Regulasi Telematika Rima Dias Ramadhani, S.Kom., M.Kom Regulasi Telematika

Transcript of Pertemuan 2 Industri dan Regulasi Telematikarima.dosen.ittelkom-pwt.ac.id/wp-content/uploads/... ·...

Pertemuan 2 Industri dan Regulasi Telematika

Rima Dias Ramadhani, S.Kom., M.Kom

Regulasi Telematika

Peraturan perundang-

undangan

Sektor Telekomunikasi

Sektor Telekomunikasi

Sektor TIK dan Broadband terbukti memberikan kontribusi ekonomi dan sosial signifikan.

• Penambahan 10 sambungan layanan 3G per 100 sambungan, dapat meningkatkan 1.5% GDP per kapita

• Pertumbuhan 1% penetrasi broadband terhadap jumlah “household” dapat mengurangi angka pengangguran sebesar 8.61%

Pembangunan broadband nasional sangat tergantung dari kemampuan industri selular mengembangkan layanan Mobile Broadband (>90%).

Profil Infrastruktur Telekomunikasi

• PEMBANGUNAN 2015-2019 adalah pembangunan kompetitif perekonomian

yang berbasis sumber daya alam yang tersedia, sumber daya manusia yang

berkualitas, serta kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Penggunaan

jaringan pita lebar (broadband) di tiga platform ini akan meningkatkan

kedayagunaan dan ketepatgunaan proses dan hasil pembangunan.

• Konektivitas bagi Indonesia sebagai negara kepulauan terkadang sulit

diwujudkan melalui pembangunan infrastruktur fisik, tetapi dimungkinkan

melalui infrastruktur komunikasi maya, terutama jaringan koridor pita lebar

(broadband)

• Indonesia belum masuk ke dalam negara dalam kelompok yang digerakkan

oleh efisiensi (efficiency-driven). Penyebabnya karena TIK Indonesia belum

secara optimal berkontribusi kepada peningkatan daya saing bangsa. Tingkat

penetrasi internet dan fixed broadband termasuk yang relatif rendah di

kawasan.

• Infrastruktur TIK Indonesia saat ini belum berkontribusi secara optimal

terhadap peningkatan daya saing nasional. Untuk itu, akselerasi

pembangunan broadband sangat diperlukan.

Sebaran BTS

Sebaran BTS di Indonesia

Perbandingan Kualitas Broadband (download speed) di Beberapa Negara

Kualitas akses adalah hal yang menjadi isu penting dalam penetrasi layanan broadband

ke masyarakat. Pemakaian semakin tinggi dikarenakan permintaan akses tumbuh cepat,

namun Indonesia dihadapkan dengan permasalahan rendahnya kecepatan dan latency

bila dibandingkan dengan kondisi yang dicapai oleh negara lain. Indikasi perbandingan

wilayah regional dan internasional menunjukkan terdapat perbedaan kecepatan akses.

Alokasi Spektrum Frekuensi

SPEKTRUM FREKUENSI RADIO SPEKTRUM FREKUENSI CAHAYA SONAR

Infra

Red

Ultra

Violet X ray Alpha Betha

Gam

ma SPEKTRUM FREKUENSI RADIO SONAR

Cahay

a tam

pak cos

mic

Spektrum gelombang elektromagnetik

SUDAH DIALOKASIKAN UNTUK 37 JENIS JASA (TERESTRIAL DAN

SATELIT)

VLF LF MF HF VHF UHF SHF EHF

275 GHz 9 KHz

TIDAK

DIALOKASI-

KAN

400 GHz 0

30 kHz 300 kHz 3MHz 30 MHz 300MHz 3 GHz 30 GHz 300 GHz

Gelombang radio: • Bagian dari gelombang elektromagnetik • Frekuensi lebih rendah dari 3000 GHz • Merambat dalam ruang angkasa tanpa sarana penghantar buatan (Radio Regulation ITU)

Penyelengaraan Telekomunikasi

HINGGA 2003 SEJAK 2004

SIRKIT TELKOM - I'SAT TERBUKA

PAKET

TELKOM - I'SAT TERBUKA

TELKOM - I'SAT TERBUKA

PERSAINGAN

PERIZINAN

TELSUS

SEGMEN

DLL

AMATIOR RADIO

ISP

NAP

INTERNET TELEPONI

TERBUKA

TERBUKA

TERBUKA

JASA

JARINGAN

LOKAL

WAP

PERSAINGAN

PERSAINGAN

STRUKTUR

SELEKSI

TELKOM - I'SAT TERBUKA

PENYELENGGARAAAN

PERSAINGAN

PERSAINGAN

(EKSKLUSIVITAS)

PERSAINGAN

(EKSKLUSIVITAS)

SELEKSI

EVALUASI

TERTUTUP

PERSAINGAN

EVALUASI

EVALUASI

TERBUKA

TERBUKA

-

TERBUKA

-

TERBUKA

EVALUASI

KPI

-

KEPERLUAN

SENDIRI

PENYIARAN

HANKAM

PEMERINTAH

DINAS KHUSUS

BADAN HUKUM

RADIO SIARAN

TERTUTUP

PERSAINGAN

PERALATAN

TELEVISI SIARAN

TNI

POLRI

CPE

NON-CPE

T

E

L

E

K

O

M

U

N

I

K

A

S

I

STORE & FORWARD

CALL CENTER

NILAI TAMBAH

TELEPONI

TELEVISI BERBAYAR

PANGGILAN PREMIUM

KARTU PANGGIL

TELEPON MAYA

RTUU

MULTIMEDIA

TELEPONI

DASAR

TELEPON

TELEX

TELEGRAPH

FAKSIMILI

TERESTRIAL

SELULER

SATELIT

BERGERAK

TETAP JARAK JAUH

INTERNASIONAL

TERTUTUP

Profil Industri Telekomunikasi

Profil Industri Telekomunikasi

• Dari jumlah penduduk sebanyak 251,3 juta orang baru terlayani

layanan telekomunikasi sebanyak 103,7 juta penduduk (terlayani 41%

dari jumlah penduduk)

• Dari jumlah subscriber layanan telekomunikasi sebanyak 315 juta

pelanggan hanya sebanyak 103,7 juta pelanggan unique, artinya

bahwa rata-rata 1 pelanggan memiliki 3,04 nomor pelanggan

• Secara umum luas coverage layanan telekomunikasi baru mencapai

920 ribu Km2 (2013) dari luas wilayah daratan Indonesia seluas 1.9

juta km2, artinya bahwa luas wilayah Indonesia yang terlayani hanya

sekitar 48% dari seluruh luas indonesia.

Profil Industri Telekomunikasi

Seiring dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan pelanggan tersebut juga

berdampak pada pergeseran kebutuhan layanan telekomunikasi yang tidak hanya

terbatas pada layanan voice teleponi saja tetapi juga sudah mengarah pada layanan data

broadband.

Profil Industri Telekomunikasi

Telkomsel, indosat dan XL dengan menguasai market share lebih dari 80%. Sedangkan

penyelenggara telekomunikasi lainnya berusaha untuk tetap bertahan atau melakukan

merger dengan penyelenggara lain.

Pertumbuhan pendapatan penyelenggara terus mengalami penurunan setiap tahunnya

Faktor Penyebab : Kompetisi, OTT dan industri yang saturasi

Profil Industri Telekomunikasi

Walaupun pengguna telekomunikasi terus meningkat, namun ARPU (Average Revenue

Per User) penyelenggara terus menurun, sehingga pertumbuhan pendapatan

penyelenggara telekomunikasi terus mengalami penurunan setiap tahunnya

Penurunan pertumbuhan Revenue yang dihadapi oleh banyak penyelenggara

telekomunikasi berpengaruh terhadap kemampuan investasi atau capital expenditure

(CAPEX) Operator.

Profil Industri Telekomunikasi

Bila kita lihat dari pembangunan Jumlah BTS yang ada, menunjukan peningkatan yang

sangat signifikan terutama pada penyelenggara telekomunikasi besar.

Telkomsel

Indosat

XL

Smartfren

Scissor Effect

Penyelenggaraan telekomunikasi di Indonesia sedang mengalami masa saturasi dimana

beberapa penyelenggara kesulitan untuk menambah jumlah pelanggan, ditambah

dengan menurunnya penggunaan layanan Voice dan pertumbuhan komunikasi data

mengakibatkan peningkatan revenue tidak sebanding dengan investasi dan operational

yang dikeluarkan setap tahunnya.

OTT (Over The Top)

Over the top (OTT) merupakan layanan yang disampaikan melalui jaringan operator,

tetapi tidak secara langsung melibatkan operator.

Dari sisi pengguna mendapatkan manfaat dari banyaknya layanan yang tidak berbayar,

sehingga menyebabkan, pengeluaran pelanggan untuk layanan messaging lebih

berkurang dengan adanya OTT.

Operator sering melihat para pemain OTT sebagai ancaman karena mereka mendorong

lalu lintas data ke puncak baru sebagai peselancar dunia maya yang mengkonsumsi

lebih banyak konten.

• 470 million cellular users has been erased so far

• 33 billion USD in SMS revenue has been erased so far

• 2012 – 2018 : 386 billion USD in revenue will lost

• 700 million users at least using wa 1x a month

• 1 billion user before 2015

• 10 billion messages a day

Sektor Informasi

Profil Pengguna Internet

Profil Pengguna Internet

Profil Pengguna Internet

Profil Pengguna Internet

Proyeksi Kebutuhan Bandwidth Indonesia

Internet Connectivity Market

Ekosistem Aplikasi TIK Broadband Indonesia

E-government

• langkah pemerintah dalam memudahkan masyarakat dapat mendapatkan informasi dan menjalani proses birokrasi dengan pemerintah yang lebih terbuka dan dengan proses yang lebih cepat dan efisien.

E-licensing

• Setiap kementrian yang menerbitkan lisensi (ijin) penyelenggaraan industry mengembangkan aplikasi e-licensing dan mengawasi pelaksanaannya sehingga proses perijinan usaha di Indonesia

E-Learning

• menjadi satu layanan pengembangan pendidikan masyarakat yang dapat terlaksana dengan adanya infrastruktur telekomunikasi yang merata secara nasional

Ekosistem Aplikasi TIK Broadband Indonesia

E-Health

• layanan berupa informasi medis, kesehatan publik, dan kegiatan yang berkaitan dengan jasa pelayanan dan informasi kesehatan yang dikonvergensikan dan dikembangkan melalui infrastruktur broadband..

E-Logistic

• untuk mengoptimalkan koordinasi logistic barang antar daerah sehingga kebutuhan secara nasional dapat terpetakan dan terdistribusi dengan efisien dan efektif.

E-Commerce Dan Digitalisasi Layanan Publik

• perdagangan yang dilakukan dengan memanfaatkan infrastruktur broadband.

• Digitalisasi layanan publik dilakukan dengan menyediakan sistem yang terintegrasi sehingga tercipta layanan publik yang efektif dan efisien dari sisi waktu, biaya dan tempat.

Sektor Penyiaran

• Infrastruktur Telekomunikasi bergerak menjadi infrastruktur dan layanan yang menjadi basis penyediaan semua aplikasi termasuk aplikasi komputasi dan penyiaran.

• Penyiaran mulai bertransformasi ke arah reposisi industri penyiaran digital.

• Teknologi komputasi komputasi berjaringan dengan menggunakan jaringan telekomunikasi yang ditopang data center dan cloud.

Sektor Penyiaran

RADIO AM FM TELEVISI SWASTA

2363

736

JUMLAH MEDIA RADIO DAN TELEVISI

TELKOMSEL XL INDOSAT SMARTFREN TOTAL

100000

30000

50000

6500

186500

JUMLAH BTS

VS Jumlah BTS Seluruh Indonesia

Problematika di sektor Penyiaran

• Regulasi eksisting tidak mampu menyelesaikan permasalahan konvergensi

• Secara formal muncul akhir 1990-2000an

• Konvergensi fenomena tahun 2000 an

• Media penyaluran konten memiliki banyak alternatif :

• Terrestrial network

• Fixed Coax, HFC, OFC

• Satelit satelit asing di luar kendali Indonesia

• Bentuk teknologi digital baru (broadband)

• ADSL Broadband

• Wireless broadband

• Mobile telephony – 3G/4G

Problematika di sektor Penyiaran

• Dominasi internet protocol (IP)

• TV streaming

• Video streaming

• Telepon bergerak 3G/4G berkemampuan multimedia.

• Isu konten media massa saat ini berkembang melebihi konten penyiaran perlu diatur.

• Isu konten berkembang melewati domain digital dan terhadap seluruh sistem transmisi .

• Penyiaran akan tidak menjadi lagi “kasus khusus”, terdapat media baru yang juga memerlukan kebijakan (policy treatment) yang sama.

TERIMA KASIH