Pertemuan 2

15
ELEKTRONIKA DASAR DAN PENGUKURAN

Transcript of Pertemuan 2

ELEKTRONIKA DASAR DAN PENGUKURAN

Pengertian Elektronika

Elektronika adalah ilmu yang mempelajari alat listrik arus lemah yang dioperasikan dengan cara mengontrol aliran elektron atau partikel bermuatan listrik dalam suatu alat seperti komputer, peralatan elektronik, termokopel, semikonduktor, dan lain sebagainya. Ilmu yang mempelajari alat-alat seperti ini merupakan cabang dari ilmu fisika, sementara bentuk desain dan pembuatan sirkuit elektroniknya adalah bagian dari teknik elektro, teknik komputer dan ilmu/teknik elektronika dan instrumentasi. (http://id.wikipedia.org/wiki/Elektronika)

Alat-alat yang menggunakan dasar kerja elektronika ini disebut sebagai peralatan elektronik (electronic devices). Contoh peralatan (piranti) elektronik ini: Tabung Sinar Katode (Cathode Ray Tube, CRT), radio, TV, perekam kaset, perekam kaset video (VCR), perekamVCD, perekam DVD, kamera video, kamera digital.

Komponen elektronika banyak jenisnya tetapi berdasarkan butuh atau tidaknya sumber energi listrik di dalam suatu rangkaian, komponen elektronika dibagi dalam 2 kategori :

1. Komponen pasif

Yaitu komponen elektronika yang tidak membutuhkan sumber energi listrik di dalam suatu rangkaian untuk mengaktifkannya. Adapun komponen-komponen pasif antara lain:

a. Resistor (hambatan)

Adalah ialah suatu hambatan yang nilai resistansinya sudah ditetapkan oleh pabrik. Berdasarkan nilai hambatannya, resistor terdiri dari 2 jenis yaitu :

resistor tetap yaitu hambatan yang dinilainya tidak dapat diubah-ubah. Bentuk fisik dari resistor tetap ini antara lain seperti Gambar 5.

Bentuk fisik resistor simbol resistor tetap

Gambar 5. Bentuk fisik dan simbol resistor tetap

Untuk menghitung nilai hambatan yang terdapat pada resistor tetap dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan menghitung kode warna dan multimeter. Tabel 3. Nilai warna pada resistor tetap.

Tabel 3. Nilai warna resistor tetap

Warna Angka pertama Angka kedua Jumlah nol Toleransi

Hitam 0 0 100

Coklat 1 1 101 1 %

Merah 2 2 102 2 %

Jingga 3 3 103

Kuning 4 4 104

Hijau 5 5 105 0,5 %

Biru 6 6 106 0,25%

Ungu 7 7 107 0,1 %

Abu-abu 8 8 108

Putih 9 9 109

Emas 10-1 5 %

Perak 10-2 10 %

Tanpa warna 20 %

Bagaimana menghitung nilai hambatan pada sebuah resistor tetap jika diketahui warna yang terdapat pada resistor tetap tersebut seperti Gambar 6.

Gambar 6. Warna pada resistor tetap

Diketahui warna pertama coklat = 1

warna kedua hitam = 0

warna ketiga merah = 2

warna keempat emas = 5%

Jadi nilai hambatan pada resistor pada Gambar 6 adalah

sebagai berikut : 10 * 102 = 1000 Ω. Jadi hambatan total yang resistor pada Gambar 6 adalah 1000. Sedangkan toleransi yang dimiliki resistor tersebut sebesar = 1000 * 5% = 50Ω sehingga resistor tersebut mempunyai nilai hambatan yang berada pada kisaran 1000 ± 50 atau berada pada 950 – 1050.

Resistor variabel adalah hambatan yang nilainya dapat diubah-ubah. Ada banyak jenis resistor variabel yang ada di pasaran antara lain :

a. Potensiometer

Untuk mengubah nilai hambatan yang terdapat pada potensiometer dapat dilakaukan dengan cara memutar tuas yang terdapat pada potensiometer tersebut. Ada bentuknya seperti Gambar 7.

Gambar 7. Bentuk fisik potensiomer dan simbol

b. Trimpot

Trimpot merupakan jenis lain dari resistor variabel. Untuk mengubah nilai hambatan yang terdapat pada trimpot dilakukan dengan cara memutar lubang trimpot tersebut dengan menggunakan obeng negatif. Ada bentuknya seperti Gambar 8.

Gambar 8. Bentuk fisik trimpot dan simbol

c. LDR (Light Depent Resistor)

LDR merupakan jenis lain dari resistor variabel dimana perubahan nilai hambatan yang terdapat pada LDR terjadi berdasarkan jumlah intensitas cahaya yang mengenai permukaan daripada LDR. Ada bentuknya seperti Gambar 9.

Gambar 9. Bentuk fisik LDR dan simbol

d. Termistor

Termistor merupakan jenis lain dari resistor variabel dimana nilai hambatannya akan berubah berdasarkan perubahan temperatur pada termistor tersebut. Termistor terbagi menjadi 2 bagian yaitu:

PTC (positive temperature coeficient) merupakan hambatan variabel dimana nilai hambatan yang terdapat pada PTC akan naik jika temperatur PTC juga naik. Ada bentuknya seperti Gambar 10.

Gambar 10. Bentuk fisik PTC dan simbol

NTC (negatif temperature coeficient) merupakan bentuk lain hambatan variabel yang mempunyai sifat yaitu nilai hambatan yang terdapat pada NTC akan berkurang jika temperatur NTC juga naik. Ada bentuknya seperti Gambar 11

Gambar 11. Bentuk fisik NTC dan simbol